lapkas i konjunctivitis
Post on 30-Oct-2014
110 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
KONJUNGTIVITIS
Disusun :
Mochammad Iqbal Saputra
2007730081
Pembimbing :
Dr. Hasri Darni, Sp. M
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OFTALMOLOGI
RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat
pada waktunya.
Laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan
klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
tersusunnya laporan kasus ini terutama dr. Hasri darni M, Sp.M selaku
pembimbing di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan laporan kasus ini
masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat
laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang
maupun masa yang akan datang.
Jakarta, November 2012
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN MATA No RM:
Nama Pasien : Ny. L
Umur Pasien : 36 Tahun
Nama Dokter Muda : M. Iqbal Saputra
I. IDENTITAS
Nama Lengkap : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kelapa Gading
Tgl datang : 8 November 2012
No. RM : 482929
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kiri merah sejak 2 hari
Keluhan Tambahan : Mata berair, gatal
RPS : Pasien datang ke poliklinik Mata RSIJ Cempaka
Putih dengan keluhan Mata kiri merah sejak 2 hari
yang lalu. Pasien mengatakan keluhan disertai
dengan mata berair, pasien juga mengatakan
terdapat kotoran mata pada mata kiri terutama saat
bangun pagi, gatal, bengkak pada kelopak mata kiri
dan terasa nyeri. 1 hari yang lalu pasien mengeluh
mata seperti ada yang mengganjal. Perasaan silau
bila melihat cahaya disangkal, pandangan kabur
disangkal.
Riwayat Kebiasaan : Jarang mencuci tangan setelah beraktivitas.
RPD : tidak pernah sakit mata sebelumnya,
Riwayat trauma pada mata (-)
RPK : pada keluarga pasien tidak ada yang
menderita seperti ini.
Riwayat Pengobatan : pasien sudah berobat menggunakan Insto
tapi tetap tidak sembuh
III.PEMERIKSAAN FISIK MATA ( Status Oftalmologikus )
OD OS
6/ 6 Visus 6/ 6
Orthoforia Kedudukan Bola
Mata
Orthoforia
Baik kesegala arah Pergerakan Bola
Mata
Baik ke segala arah
Pseudoptosis(-),edema
(-),nyeri (-),Ptosis (-),
hordeolum(-),
kalazion(-)
Palpebra Pseudoptosis(+),edema(+
), nyeri (+),Ptosis (-),
hordeolum(-), kalazion(-)
Hiperemis (-), coble
stone (-), kotoran mata
Konjungtiva Tarsalis
Superior
Hiperemis (+), coble
stone (-), kotoran mata (-)
(-)
Injeksi siliar (-),injeksi
konjungtiva (-), udem
(- ), perdarahan (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-),injeksi
konjungtiva (+),udem (- ),
perdarahan (-)
Hiperemis (+),
papil(-),folikel (-),
kotoran mata (-)
Konjungtiva Tarsalis
Inferior
Hiperemis (+),
Papil(-),folikel(-), kotoran
mata (+) warna
kekuningan, kental.
Jernih, infiltrat (-),
edema (-), sikatriks (-)
Kornea Jernih, infiltrat (-), edema
(-), sikatriks (-)
Sedang, hipopion (-),
hifema (-)
COA Sedang, hipopion (-),
hifema (-)
Warna coklat, kripte
jelas ,sinekia (-)
Iris Warna coklat, kripte
jelas, sinekia (-)
Bulat isokor, reflex
cahaya (+)
Pupil Bulat isokor, reflex
cahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Tidak dilakukan Vitreous Humor Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
IV. RESUME PEMERIKSAAN FISIK
Seorang pasien perempuan berusia 36 tahun datang ke RSI cempaka putih
dengan keluhan mata kiri merah sejak dua hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan mata kirinya berair, gatal, terdapat kotoran mata. Fotofobia (-),
pandangan kabur (-).
Pada pemeriksaan fisik mata di dapatkan kelainan pada mata :
Palpebra sinistra : udem, pseudoptosis, nyeri
Konjungtiva bulbi sinistra : injeksi konjungtiva
Konjungtiva tarsalis sinistra : hiperemis , kotoran mata (+)
V. DIAGNOSA KERJA
Konjungtivitis Kataralis Okuli Sinistra
Diagnosa banding
Episkleritis
keratitis
skleritis
VI. PENATALAKSANAAN
a. Rencana Pemeriksaan
- Pewarnaan swab konjungiva
b. Pengobatan
- Antibiotik
- Analgetik
- Antiradang
c. Edukasi
Meminta pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari ,
debu yang berlebihan dengan menggunakan kacamata hitam agar tidak
terjadi inflamasi yang lebih berat. Menjaga kebersihan untuk mencegah
penularan. Istirahat yang cukup.
BAB II
PEMBAHASAN
KONJUNGTIVITIS
A. DEFINISI
Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva, biasanya
terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran sekret.
B. KLASIFIKASI
Berdasarka Penyebab :
1. Konjuntivitis Bakteri : gonokokus, pneumokokus, stafilokokus, difteri.
2. Konjuntivitis Virus : Adenovirus tipe 3,7,8,19, Herpes Simpleks, En-
terovirus tipe 70.
3. Konjuntivitis Klamidia : K. trachomaktis, K. oculogenitalis.
4. Konjuntivitis Alergi
Konjungtivitis berdasarkan gambaran klinik dibagi atas :
1. Konjungtivitis kataral : akut & kronik
2. Konjungtivitis purulen, mukopurulen
3. Konjungtivitis membran
4. Konjungtivitis folikular
5. Konjungtivitis vernal
6. Konjuntivitis flikten
Perbedaan Jenis – Jenis Konjungtivits
Virus Bakteri Alergi
Gatal Minimal minimal berat
Hiperemi Menyeluruuh menyeluruh menyeluruh
Lakrimasi ++ + +
Sekret ( eksudat ) minimal
( serous,mucous)
banyak
( mukopurulen/
purulen )
Minimal
Adenopati + jarang -
sel- sel Monosit PMN Eosinofil
C. Konjungtivitis Kataral
Etiologi :
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus,
Pneumokok, Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks. Bisa juga
disebabkan oleh virus, misalnya Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia
basa (keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang lain dapat pula
menyebabkan tanda-tanda konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik
dapat pula disertai konjungtivitis.
Gambaran Klinis
Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa
cobble-stone, tanpa flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen
(tergantung penyebabnya). Dapat disertai blefaritis atau obstruksi duktus
lakrimal.
Pengobatan
Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya.
Apabila penyebabnya karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik,
seperti : tetrasiklin, kloromisetin, dan lain-lain. Pada infeksi virus dianjurkan
pemakaia sulfasetamid atau obat anti-virus seperti IDU untuk infeksi Herpes
Simplek.
D. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen
Etiologi
Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama
yang berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu
dipikirkan dua kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria
(gonokok atau meningokok) dan golongan klamidia (klamidia okulogenital)
Gambaran Klinis
Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral.
Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang
disertai adanya pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal
Pengobatan
Pengobatan
Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif.
Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata harus selalu dibersihkan dari
sekret sebelum pengobatan.
Antibiotik lokal dan sistemik
AB sistemik pd dewasa :
Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta
IU/IV/hr selama 5 hr + irigasi
AB sistemik pd neonatus :
Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G
100.000 IU/kgBB/hr dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline
E. Konjungtivitis membran
Etiologi
Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok
hemolitik dan infeksi difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh
infeksi yang hiperakut, serta infeksi pneumokok.
Gambaran Klinis
Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih
pada konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi.
Massa ini ada dua jenis, yaitu membran dan pseudomembran.
Pengobatan
Tergantung pada penyebabnya.
Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik
yang sensitif.
Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi
penisillin sesuai umur, pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis
50.000 unit/KgBB, pada orang dewasa diberi injeksi penisillin 2 hari masing-
masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah gangguan jantung oleh toksin difteria,
perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari berturut-turut.
F. Konjungtivitis Folikular
Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral,
konjungtivitis klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis
follikular yang tidak diketahui penyebabnya.
Jenis Konjungtivitis Follikular
1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi
Etiologi: Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari
Gambaran Klinis
Dapat mengenai anak-anak dan dewasa
Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih
dahulu. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan,
kelopak mata membengkak, konjungtiva tarsal hiperemi,
konjungtiva bulbi kemosis. Terdapat pendarahan subkonjungtiva.
Pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit, baru timbul gejala
di kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat kecil, superfisial,
subepitel.
Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada
pasir. Gejala radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi
kelainan kornea dapat menetap berminggu-minggu, berbulan-
berbulan bahkan bertahun-tahun setelah sembuhnya penyakit.
Pengobatan
Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal
sulfasetamid atau antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
2. Demam Faringo-Konjungtiva
Etiologi : Penyebab paling sering adalah adenovirus tipe 3
Gambaran Klinis
Lebih sering pada anak daripada orang dewasa.
Terdapat demam, disamping tanda-tanda konjungtivitis follikular akut
dan faringitis akut. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar. Lebih
sering mengenai dua mata, kelopak mata membengkak.
Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan
kornea, yaitu terdapat infiltrat bulat kecil superfisial. Faringitis timbul
beberapa hari setelah timbulnya konjungtivitis follikular akut.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik
3. Konjungtivitis Hemorraghik Akut
Etiologi : Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hari
Gambaran Klinis
Timbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair
dan diikuti rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk
beberapa jam atau satu dua hari kemudian diikuti peradangan akut
mata yang lain.
Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.
Pengobatan
Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata
sulfasetamid atau antibiotik.
4. Konjungtivitis New Castle
Etiologi : Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hari
Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan
dengan unggas, penyakit ini jarang dijumpai.
Gambaran Klinis
kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan hiperplasi,
tampak folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada kon-
jungtiva tarsal inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan
perdarahan dan pada konjungtiviis ini biasanya disertai pembe-
saran kelenjar pre-aurikular, nyeri tekan. Sering unilateral
Gejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau
dan rasa sakit.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik
untuk mencegah infeksi sekunder.
5. Inclusion Konjungtivitis
Etiologi : Klamidia okulo-genital, masa inkubasi 4-12 hari
Gambaran Klinis
Gambaran kliniknya adalah konjungtivitis follikular akut dan
gambaran ini terdapat pada orang dewasa dan didapatkan sekret
mukopurulen, sedang pada bayi gambaran kliniknya adalah suatu
konjungtivitis purulen yang juga disebut Inclusion blenorrhoe.
Pengobatan
Diberikan tetrasiklin sistemik, dapat pula diberikan sulfonamid atau
eritromisin
6. Trachoma
Etiologi : Klamidia trakoma
Gambaran Klinis
Gambaran klinik terdapat empat stadium :
1. Stadium Insipiens atau permulaan
Folikel imatur kecil-kecil pada konjungtiva tarsal superior, pada
kornea di daerah limbus superior terdapat keratitis pungtata epitel dan
subepitel. Kelainan kornea akan lebih jelas apabila diperiksa dengan
menggunakan tes flurosein, dimana akan terlihat titik-titik hijau pada
defek kornea.
2. Stadium akut (trakoma nyata)
Terdapat folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior, beberapa folikel
matur berwarna abu-abu
3. Stadium sikatriks
Sikatriks konjungtiva pada folikel konjungtiva tarsal superior yang
terlihat seperti garis putih halus. Pannus pada kornea lebih nyata.
4. Stadium penyembuhan
trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan
Pengobatan
Pemberian salep derivat tetrasiklin 3-4 kali sehari selama dua bulan.
Apabila perlu dapat diberikan juga sulfonamid oral
G. Konjungtivitis Vernal
Etiologi
Kemungkinan suatu konjungtivitis atopik
Gambaran Klinis
Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada
mata, terutama bila berada dilapangan terbuka yang panas terik.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas adanya
cobble-stone di konjungtiva tarsalis superior, yang biasanya terdapat pada
kedua mata, tetapi bisa juga pada satu mata. Sekret mata pada dasarnya
mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat infeksi sekunder.
Pengobatan
Kortikosteroid tetes atau salep mata.
H. Konjungtivitis Flikten
Etiologi :
• Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu
(hipersensitivitas tipe IV).
• Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisi
• Lebih sering ditemukan pd anak-anak
Gejala klinis
Adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus,
flikten dapat juga dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan
kornea. Penyakit ini dapat mengenai dua mata dan dapat pula mengenai
satu mata. Dan sifatnya sering kambuh
Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat
gangguan penglihatan. Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi
lakrimasi yang terus menerus sampai berakibat eksema kulit. Keluhan lain
adalah rasa seperti berpasir dan silau.
Pengobatan
Usahakan mencari penyebab primernya
Diberikan Kortikosteroid tetes mata/salep
Kombinasi antibiotik + kortikosteroid dianjurkan mengingat kemunginan
terdapat infeksi bakteri sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2006.
Ilyas S, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.
Kamus kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran, Jakarta : Sagung Seto, 2002
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentres &arti
top related