laporan kasus icu
Post on 08-Apr-2016
89 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS ICU HIPOGLIKEMIA PADA DIABETES MELITUS TIPE II
OLEH :Sartika Sabhinaya
1120221174
PEMBIMBING :Letkol CKM dr.Suparno,SpAn
IDENTITAS
• Nama : Tn.S • Umur : 65 tahun• Berat badan : 45 kg• Jenis Kelamin : laki-laki • Kebangsaan : Indonesia• Suku : Jawa• Agama : Islam• Tanggal Masuk : 14 Februari 2014
Anamnesis
• KU : kesadaran menurun• KT :
Keringat dingin, badan gemetar, batuk berdahak
RPSMenurut keterangan yang didapat dari keluarga pasien, pasien kesadarannya menurun sejak pukul 21.30 tanggal 15/2/2014, pada awalnya badannya bergemetar terutama pada tangannya, dan keluar keringat dingin terutama pada telapak tangan dan kaki, setelah itu pasien tampak seperti orang gelisah. Hal tersebut terjadi secara mendadak, sebelumnya tidak seperti ini. Pasien mengkonsumsi obat glibenclamide tiap harinya pada pagi dan malam hari, namun beberapa hari ini pasien sering telat makan. Sudah kurang lebih 2 bulan batuk berdahak, warna dahak kehijauan, batuk berkurang apabila pasien meminum air putih, pasien tidak pernah berkeringat di malam hari.
Awalnya nafsu makan pasien sangat meningkat beberapa bulan ini, serta pasien sering sekali merasa haus setiap harinya. Pasien sering terbangun di malam hari hanya untuk buang air kecil, padahal sebelum tidur pasien tidak terlalu banyak minum. Berat badan pasien saat ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu, hal tersebut dirasakannya terutama saat memakai pakaian menjadi sedikit longgar. BAB dan BAK pasien lancar. Mual (-), muntah (-)
Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi (-), riwayat DM (+) gula darah terakhir periksa diatas 200, riwayat asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-)
Riwayat Pemakaian Obat-ObatanPasien mengkonsumsi obat glibenclamide 5 mg yang diminum sehari 2 kali
Riwayat AlergiMenyangkal adanya riwayat alergi
Pemeriksaan Fisik
Sitem Pernapasan
• Airway (T1-T8 dalam batas normal), Gigi: utuh, normal, Lidah: normal,Tonsil: kemerahan, normal, T1-T1, Trakea : deviasi trakea (-), Mallampati 1, : mulut dibuka maksimal 3 jari, TMD : 6 cm
• Breathing • RR : 22
kali/menit
Sistem sirkulasiTekanan darah:
125/86 mmHgNadi: 94x/menit
Conjungtiva Anemik:: -/-
Sklera Ikterik: -/-
Sistem Saraf Pusat• GCS E3M2V5.• Pupil isokor, refleks
pupil +/+
BB: 45kg TB : 155 cmIMT : 18..75
Pemeriksaan Fisik
Sistem Genito-UrinariaBuang air kecil: lancar,
Sistem PencernaanBising usus (+), H/L
tidak teraba, timpani.
GDS 58
Sistem Muskuloskeletal
Edema : tidak ada.Deformitas : tidak ada
Px PenunjangParameter Hasil Nilai rujukan
WBC (103/mm3) 10.2 4.0 – 10.0
RBC (106/mm3) 4.59 3.80 – 5.80
HGB (gr/dl) 11,6 11 – 15.0
HCT (%) 37.8 35.0 – 50.0
PLT (103/mm3) 346 150 - 390
PCT (%) 0.43 .100 - .500
MCV (µm3) 80.7 80 – 97
MCH (pg) 25.2 26.5 – 33.5
MCHC (gr/dl) 31.3 31.5 – 35
PDW (%) 11.1 10.0 – 18.0
% Lym 18.5 17.0 – 48.0
% Mon 3.7 4.0 – 10.0
% Gran 85.8 43.0 – 76.0
# Lym 1.1 1.2 – 3.2
# Mon 0.4 0.1 – 1.0
# Gran 8.7 1.2 – 6.8
Yang Diperiksa Nilai Normal Hasil
Urea 0-50 mg/dL 30
Kreatinin 0-1.3 mg/dL 0,6
Yang Diperiksa Nilai Normal Hasil
Glukosa 70-115 md/Dl 466
SGOT 3-35 U/L 309
SGPT 8-41 U/L 231
Kesimpulan
Pasien laki-laki usia 65 tahun dengan DM Tipe II. Penilaian ABC :– Airway : tidak ada gangguan– Breathing : tidak ada gangguan– Circulation : kekurangan glukosa dalam darah
Assessment
• DD/ HipoglikemiaKetoasidosis
Pada pasien DM tipe II
Daftar Masalah
• Sistem Pernapasan : batuk berdahak (+), potensial infeksi pada pulmo
• Sistem Sirkulasi : potensial gagal jantung• Sistem Saraf : potensial neuropati• Sistem urinaria : potensial gagal ginjal• Sistem pencernaan : glukosa darah menurun• Sistem muskuloskeletal : potensial ulkus
diabetikum
Resume
• Pasien Tn S berusia 65 tahun dengan hipoglikemia pada diabetes melitus tipe II maka perlu diperhatikan saturasi oksigen, kondisi hemodinamik, dan respirasi. Pengelolaan pasien pasien saat di ICU meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital yakni Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
Penatalaksanaan • Sistem Pernapasan
Pasang O2 2L/mnt via kanul nasal GG 3x1OBH 3x1 cth
• Sistem Sirkulasi : Tekanan darah dan nadi pasien dipantau setiap satu jam sekali. Selain itu dilakukan pemeriksaan darah Infus D10 16 tpmCiprofloxacin 2x0.2
• Sistem Saraf Pusat : Clobazam 1x1
• Sistem Urinaria :Pasang Kateter No 16
• Sistem Pencernaan : D40 ekstra 2 flRanitidin 2x1Curcuma 3x1
• Sistem MuskuloskeletalMiring kanan kiri secara aktif
Follow Up
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam• Ad fungsionam : dubia ad bonam• Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Diabetes Melitus
Definisi
• Menurut WHO, diabetes merupakan penyakit kronis dimana terdapat defisiensi terhadap produksi insulin yang disebabkan oleh faktor turunan atau yang didapat. Defisiensi tersebut mengakibatkan konsentrasi dari glukosa dalam darah untuk meningkat yang bisa merusak sistem organ dalam tubuh kita, terutama pembuluh darah dan saraf
Epidemiologi
• Prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% dari orang dewasa. Negara-negara berkembang yang laju pertumbuhan ekonominya sangat menonjol, seperti di Singapura, kekerapan DM sangat meningkat dibanding dengan 10 tahun yang lalu.
DiagnosisPerkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) membagi alur diagnosis DM menjadi 2 bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas dari DM terdir dari :• Polidipsia • Poliuria • Polifagia • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas Gejala tidak khas DM diantaranya :• Lemas • Kesemutan Luka yang sulit sembuh• Gatal• Mata kabur • Disfungsi ereksi(pria) • Pruritus vulva(wanita)Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal 1 kali aja cukup untuk menegakkan diagnosis. Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan 2 kali pemeriksaan glukosa darah abnormal.
Kriteria Diagnosis DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl atau
2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl (puasa sedikitnya 8
jam) atau
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl (mengunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gram glukosa yang dilarutkan didalam air.
Glukosa plasma
puasa(mg/dl)
Glukosa plasma 2
jam TTGO(mg/dl)
Normal <100 <140
Glukosa darah
puasa
terganggu(GDPT)
100-125
Toleransi glukosa
terganggu(TGT)
140-199
Diabetes ≥126 ≥200
Tujuan Terapi
• Menghilangkan gejala yang berhubungan dengan hiperglikemia
• Mengurangi atau menghilangkan komplikasi mikrovaskuler dan makrovascular diabetes mellitus jangka panjang
• Memungkinkan pasien untuk mencapai gaya hidup sewajar mungkin.
Komplikasi Akut • Ketoasidosis diabetik • Hiperosmolar non ketotik • Hipoglikemia
Kronik Makroangiopati : • Pembuluh koroner • Vaskular perifer • Vaskular otak
Mikroangiopati : • Kapiler retina • Kapiler renal • Neuropati
Gabungan : • Kardiopati :
PJK,Kardiomiopati • Rentan infeksi • Kaki diabetic, disfungsi ereksi
Hipoglikemia
• Menurut Standards of Medical Care in Diabetes hipoglikemia adalah suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa dalam darah < 50/60 mg/dl.
Jenis Tanda & Gejala
Ringan Dapat diatasi sendiri dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf simpatis sekresi
adrenalin ke p.d: perspirasi, tremor, takikardia, palpitasi, gelisah
Penurunan glukosa (stresor) merangsang saraf parasimpatis
lapar, mual, tekanan darah turun
Sedang Dapat diatasi sendiri, mengganggu aktivitas sehari-hari
Otak mulai kurang mendapat glukosa sebagai sumber energi
timbul gangguan pada SSP: headache, vertigo, gg. konsentrasi,
penurunan daya ingat, perubahan emosi, perilaku irasional,
penurunan fungsi rasa, gg. koordinasi gerak, double vision
Berat Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa Fs. SSP mengalami gg. berat: disorientasi, kejang, penurunan kesadaran
KADAR GLUKOSA (mg/dl) TERAPI HIPOGLIKEMI
< 30 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 3 flakon
30-60 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 2 flakon
60-100 mg/dl Injeksi IV Dex.40% (25 cc) bolus 1 flakon
FOLLOW UP:
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV
2. Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit dapat
diberikan 1 flakon lagi sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar >
120 mg/dl
• Diagnosa pasien ini, dilihat dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang mengarah kepada penurunan kesadaran dikarenakan terjadinya hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe II.
• Diabetes melitus sendiri menurut WHO, merupakan penyakit kronis dimana terdapat defisiensi terhadap produksi insulin yang disebabkan oleh faktor turunan atau yang didapat.
• Diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh, salah satu komplikasi akutnya adalah hipoglikemia.
Terapi cairan
Maintenance• Berat badan pasien 45 kg• Cairan yang diberikan =
(4 x 10) + (2 x 10) + 25 = 85cc/jam
Pada hari pertama di ICU balance cairan pasien (+) 479 ml/hari , pada hari kedua (+) 604 ml/hari. Menandakan bahwa input lebih besar daripada output.
Kesimpulan
• Pada pasien ini terjadi komplikasi akut dari DM yang dideritanya yaitu hipoglikemia yang ditandai dengan keadaan pasien yang tampak kesadarannya menurun, mengeluarkan keringat dingin, gemetar. Pada pasien telah dilakukan monitoring kadar glukosa darah dan telah dilakukan penatalaksanaan untuk mengatasi keadaan hipoglikemianya.
Saran
• Penatalaksanaan sudah cukup baik, sebaiknya keadaan hipoglikemi dapat dicegah dengan pemantauan kadar glukosa berkala. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan USG abdomen untuk mengetahui keadaan hepar pasien, karena didapatkan SGOT dan SGPT yang meningkat. Selain itu pada pasien dapat dilakukan pemeriksaan kadar HbA1c.
TERIMAKASIH
top related