laporan praktikum uji kesehatan benih ii filelaporan praktikum uji kesehatan benih ii oleh: golongan...
Post on 26-Apr-2019
259 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KESEHATAN BENIH II
Oleh:
Golongan E/Kelompok 3B
1. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)
2. Ike Noviana (161510501252)
3. Siti A’yun Mazilatul Mazidah (161510501236)
LABORATORIUM ILMU HAMA TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan bahan tanam yang memiliki peran penting dalam
kegiatan teknik budidaya tanaman. Benih yang baik untuk produksi haruseiiki
kriteria salah satunya adalah bebas dari serangan hama dan penyakit. Benih yang
sudah memilik vigor dan viabilitas yang tinggi dapat menjadi benih dengan
kualitas yang buruk karena serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas benih yang berlanjut pada resiko benih tidak dapat tumbuh
saat ditanam di lapang.
Kerusakan yang diakibatkan oleh serangan hama pada benih terjadi saat
benih dalam penyimpanan atau hama tersebut sering disebut hama pascapanen.
Kuantitas benih yang disimpan dapat mengalami penurunan akibat serangan hama
pascapanen. Serangan hama selain menurunkan kuantitas benih, serangan hama
juga menurunkan kualitas dan jumlah benih yang dapat disebar sebagai bahan
tanam. Penurunan kualitas tersebut karena sebagian hama menyerang benih
dengan cara memakan bagian benih khususnya endosperm dan terkadang merusak
embrio benih. Kerusakan endosperm mengakibatkan cadangan makanan untuk
benih berkecambah menjadi tidak mencukupi dan kerusakan embrio menjadi
kerusakan yang mengakibat akan benih tidak dapat tumbuh karena embrio
merupakan organ yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru.
Hama pasaca panen yang menyerang benih pada umunya berasal dari kelas
Insecta atau serangga. Serangga yang paling banyak menyerang benih sebagai
hama pasaca panen berasal dari ordo Coleoptera. Komoditas yang sering diserang
oleh hama dari ordo Coleoptera adalah hasil pertanian berupa biji-bijian meliputi
kopi, kacang hijau, kopra, padi, jagung, kedelai, dan lain sebagainya. Ordo lain
dari kelas Insecta yang sering berperan sebagai hama adalah ordo Lepidoptera.
Ordo ini menyerang komoditas yang masih baru dipanen, misalnya Sitrotoga
cerealella (Oliv) yang menyerang gabah, jagung, dan sorghum.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pengujian terhadap
keshatan benih dari hama pasaca panen yang dapat dilakukan dengan mengamati
2
sampel benih yang belum disebar sebagai bahan tanam untuk menjaga kualitas
benih. Pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati tanda-tanda serangan
hama pada biji atau benih. Berdasarkan hak tersebut maka perlu diadakannya
praktikum tentang uji kesehatan benih khususnya hama pasaca panen, sehinga
mahasiswa dapat mengetahui jenis hama dan gejala serangan pada benih.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hama yang menyerang jagung, kacang hijau, dan kedelai.
2. Untuk menegtahui gejala serangan hama yang menyerang jagung, kacang hijau,
dan kedelai.
.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses budidaya suatu komoditas tanaman, benih memegang peran
penting dalam mencapai hasil produksi yang maksimal. Faktor yang
mempengaruhi viabilitas benih yakni faktor dari dalam (sifat genetik, daya
kecambah dan vigor) dan faktor dari luar (kemasan benih, suhu dan kelembaban
ruang penyimpanan). Pengemasan dan penyimpanan merupakan upaya untuk
mempertahankan viabilitas dan vigor benih dalam periode simpan waktu yang
lama. Proses penyimpanan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan
kualitas benih. Hal ini disebabkan adanya hama pasca panen (hama penyimpanan
atau hama gudang). Hama yang menyerang pada proses penyimpanan biasanya
serangga atau hama dari ordo coleoptera. Menurut Agustina dkk., (2013) faktor
penting dalam menentukan banyaknya jumlah populasi serangga atau hama pada
habitatnya yaitu dilihat dari ada tidaknya makananan atau inang yang cocok pada
serangga.
Menurut Pracaya., (2007), dari seluruh populasi serangga, Coleoptera
menempati populasi sekitar 40 % yang terdiri dari 250 ribu spesies. Oleh karena
itu, ordo coleoptera termasuk ordo yang paling besar dalam spesiesnya.
Coleoptera dapat hidup pada berbagai habitat terutama pada proses penyimpanan.
Coleoptera memiliki tipe alat mulut yang sama dengan ordo Orthoptera yakni
penggigit dan pengunyah. Coleoptera memiliki metamorfosis sempurna yakni
Holometabola. Holometabola memiliki tahapan larva yang berbeda dan
mengalami metamorfosis yang kompleks pada kingdom animalnya (Sreeramoju et
al., 2016). Coleoptera menyerang mulai dari fase larva hingga imago.
Coleoptera memiliki populasi yang sangat beragam jenisnya. Hal ini juga
menyebabkan gejala kerusakan yang ditimbulkan juga berbeda-beda. Jenis ordo
coleoptera berdasarkan famili misalnya Antribidae, Brucidae, Cucujidae,
Curculionidae, Nitidulidae, Scolytidae, Silvanidae, dan Gelechidae. Salah satu
jenis ordo Coleptera dari famili Curculionidae yaitu Sithopillus zeamais.
Sithopllus zeamais merupakan salah satu serangga yang paling banyak di Afrika
(Mwololo et al., 2013). Hama ini tersebar diseluruh dunia karena populasinya
4
yang sangat banyak dan mampu berkembang biak dengan baik pada
lingkungannnya. Selain Sithopllus zeamais ordo coleoptera dari curculionidae
yang banyak menimbulkan kerusakan yakni Sithopllus oryzae. Hama ini dapat
hidup dengan menyerang golongan tanaman serelia seperti beras, gandum dan
jagung, namun berkembang dengan baik pada beras (Antika dkk., 2014). Menurut
Wulandari dkk., (2014) akibat dari serangan Sithopllus oryzae mengakibatkan
perubahan struktur, warna, kandungan gizi, bobot, mutu dan rasa. Pengaruh ini
dapat menimbulkan kurangnya minat pembeli dan turunnya harga jual sehingga
dapat menurunkan secara ekonomi.
Ordo coleoptera memang banyak populasinya sebagai hama, bukan hanya
saja dari famili Curculionidae, namun banyak dari famili lain misalnya saja
Callosobruchus maculatus (kumbang kacang tunggak). Teknik pengendalian yang
dilakukan untuk mencegah gejala kerusakannya berbeda- beda. Menurut Tiroesele
et al., (2015) teknik pengendalian yang dilakukan untuk mengtasi hama kumbang
kacang tunggak yakni dengan penggunaan bawang putih, peppermint dan cabai.
Ketiga bahan tersebut mampu melindungi kacang tunggak dari kerusakan yang
disebabkan oleh hama Callosobruchus maculatus saat disimpan tanpa pelindung.
Ketiga bahan tersebut juga dapat digunakan sebagai pengendalian OPT untuk
kumbang kacang betina pada biji-bijian yang disimpan sebagai produk pertanian
di daerah tropis dan sub tropis.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan acara praktikum mata kuliah Teknologi dan Produksi Benih
yang berjudul “Uji Kesehatan Benih II” dilaksanakan pada hari Jum’at, 20
Oktober 2017 pada pukul 06.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Hama dan
Penyakit Tanaman , Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Cawan petri
2. Compound mikroskop
3.2.2 Bahan
1. Biji/benih padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau
2. Kloroform
3. Tissue
4. Kertas label
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Mengamati pada benih berupa gabah, jagung, kacang hijau, kedeai, dan kacang
tanah.
2. Mematikan hama yang ditemukan menggunakan kloroform.
3. Menaruh hama yang sudah dimatikan di petridish kemudian dengan posisi yang
baik dan memfoto dengan mikroskop perbesaran 25 kali.
4. Mengamati gejala kerusakn benih oleh hama.
5. Membuat laporan sesuai format.
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi:
1. Penentuan jenis hama pada biji jagung
6
2. Penentuan jenis hama pada biji kedelai
3. Penentuan jenis hama pada biji kacang hijau
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya akan dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Kelompok Jenis
Benih
Gambar Hama Keterangan
1 1 Jagung
(Zea
mays)
Sitophilus zeamays
- Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Famili : curculionidae
Genus : sitophilus
Spesies: sitophilus
zeamays.
- Morfologi
Sayap depan keras
Sayap belakang
berupa selaput
Memiliki kepala yang
bebas
Berwarna coklat
hitam.
2 Jagung
(Zea
mays)
Sitophilus zeamays
- Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Subfamili:
dryophthprinae
Famili : curculionidae
Genus : sitophilus
Spesies: sitophilus
zeamays
- Morfologi
Pada ke empat sayap
terdapat bintik merah
Moncong panjang
berwarna coklat
hitam
Sayap depan keras
Sayap belakang
berupa selaput
3 Jagung Sitophilus zeamays - Klasifikasi
8
(Zea
mays)
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Sub ordo
Subfamili:
dryophthprinae
Famili : curculionidae
Genus : sitophilus
Spesies : sitophilus
zeamays
- Morfologi
Pada ke empat sayap
terdapat bintik merah
Moncong panjang
berwarna coklat
hitam
Sayap depan keras
Sayap belakang
berupa selaput.
2 4 Kacang
Hijau
(Vigna
radiata)
Callosobruchus chinensis
- Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Famili : bruchidae
Genus :
callosobruchus
Spesies
callosobruchus
chinensis
- Morfologi
Warna tubuh
berwarna coklat
hitam
Sayap berwarna
kuning
Bagian kepala agak
meruncing
Pronotum halus
Elytra berwarna
coklat agak kuning
Panjang tubuh 5-6
mm.
5 Kacang Callosobruchus chinensis - Klasifikasi
Kingdom : Animalia
9
Hijau
(Vigna
radiata)
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Famili : bruchidae
Genus :
callosobruchus
Spesies
callosobruchus
chinensis
- Morfologi
Warna tubuh
berwarna coklat
hitam
Sayap berwarna
kuning
Bagian kepala agak
meruncing
Pronotum halus
Elytra berwarna
coklat
3 6 Kedelai
(Glycine
max)
Callosobruchus chinensis
- Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Famili : bruchidae
Genus :
callosobruchus
Spesies
callosobruchus
chinensis
- Morfologi
Mempunyai moncong
pendek
Femur tungkai
belakang besar
Bentuk tubuh bulat
telur
Bentuk tubuh
berwarna gelap dan
menyerupai huruf U
7 Kedelai
(Glycine
max)
Callosobruchus chinensis - Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
10
Famili : bruchidae
Genus :
callosobruchus
Spesies
callosobruchus
chinensis
- Morfologi
Mempunyai moncong
pendek
Femur tungkai
belakang besar
Bentuk tubuh bulat
telur
Bentuk tubuh
berwarna gelap dan
menyerupai huruf U
8 Kedelai
(Glycine
max)
Cryptolestes pusillus
- Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : coleoptera
Super famili
Famili :
laemophloeidae
Genus : cryptolestes
Spesies : cryptolestes
pusillus
- Morfologi
Imago berwarna
coklat tua dan abu-
abu
Ukuran tubuh 3-5
mm
Tipe larva:
scarabeiform
Siklus hidup 35-45
Tipe pupa eksarata
Tipe sungut kapitat
Berdasarkan praktikum yang telah diakukan diperoleh hasil pada tabel di
atas. Benih yang digunakan sebagai sampel dalam kegiatan praktikum uji
kesehatan benih adalah jagung, kacang hijau, dan kedelai. Hamaya yang
ditemukan pada sampel benih jagung adalah Sitophilus zeamays. Hama
Sitophilus zeamays dapat ditemukan dalam biji jagung berongga karena tempat
11
keluarnya imago hama dan bubuk pada benih. Pengamatan pada benih kacang
hijau ditemukan hama berupa Callosobruchus chinensis. Hama tersebut
mengakibatkan banyak benih kacang hijau menjadi berlubang dan kopong. Hama
yang ditemukan pada kedeai adalah Callosobruchus chinensis dan Cryptolestes
pusillus yang mengakibatkan banyak benih yang berlubang dan kerusakan biji
karena dimakan oleh hama. Hama yang ditemukan pada sampel benih yang
digunakan dalam stadia imago atau serangga dewasa.
4.2 Pembahasan
Pengujian benih ditentukan adanya patogen yang menyerang pada saat
benih dalam masa penyimpanan (pasca panen). Benih yang memiliki karakteristik
baik dapat dicirikan dari bentuk fisik yang tidak cacat, warna benih, dan kesamaan
jenis benih (ukuran). Pada praktikum kali ini, menguji benih terhadap adanya
serangan hama gudang atau pasca panen yang menyerang benih. Benih yang diuji
yaitu benih jagung, kedelai, dan kacang hijau. Hama gudang tentunya memiliki
selera makanan yang berbeda-beda pada tiap jenis benih.
Benih jagung (Zea mays) termasuk kedalam golongan jenis tanaman
monokotil. Benih ini memiliki daya perkecambahan yang cepat pada lingkungan
tertentu. Namun, pada masa penyimpanan, benih jagung diserang oleh hama
gudang yaitu Sitophilus zeamais. Hama ini memiliki karakteristik yaitu memiliki
warna tubuh kehitaman, sayap belakang berupa selaput dan sayap depan keras,
dan suka hidup di dalam benih jagung. Tujuan dari hama Sitophilus zeamais
merusak permukaan benih hingga menuju kedalam yaitu untuk meletakkan telur
di dalam benih. Cara hama meletakkan telur pada benih jagung yaitu hama
menggerek benih jagung dan kemudian meletakkan telur di dalam benih. Setelah
telur ini menjadi larva, maka larva tersebut memakan cadangan makanan yang
berada di dalam benih jagung (Hasnah dkk., 2014).
Menurut Respyan dkk. (2015), pengendalian pada serangan hama
Sithophilus zeamais pada benih jagung dapat diatasi dengan pemberian abu
vulkanik. Adanya hama ini dapat menurunkan kuantitas benih yang baik pada saat
masa penyimpanan. Oleh sebab itu, pemberian abu vulkanik pada permukaan kulit
12
benih jagung dapat membuat hama tidak suka terhadap benih. Semakin banyak
pemberian partikel abu vulkanik pada permukaan biji kulit jagung, maka semakin
tinggi mortalitas atau jumlah kematian pada imago hama Sitophilus zeamais.
Selain itu, pemberian abu vulkanik ini tidak akan mengganggu daya
perkecambahan pada benih.
Benih yang diuji selanjutnya yaitu benih kedelai (Glycine max L.) yang
tergolong jenis tanaman dikotil. Pada saat masa pemanenan, benih yang siap
dipanen untuk dijadikan sebagai bahan tanam akan disimpan terlebih dahulu
sebelum langsung ditanam. Benih yang disimpan ini memiliki beberapa kendala
yaitu adanya pengaruh tingkat kelembapan pada ruang dan serangan hama
gudang. Hama gudang yang menyerang pada benih kedelai yaitu Callosobruchus
chinensis. Namun, beberapa literatur mengatakan bahwa benih kedelai pada masa
penyimpanan dominan diserang oleh hama Callosobruchus analis. Hama ini
menyerang biji kedelai dengan cara menggerek permukaan biji dan menaruh telur
di dalam benih. Namun, ada pengendalian yaitu dengan memberikan serbuk biji
sirsak yang berfungsi untuk meningkatkan mortalitas dan menurunkan populasi
hama Callosobruchus analis. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka telur
yang nantinya akan menetas menjadi imago mulai menurun tingkat populasinya
(Harinta dkk., 2016).
Benih kacang hijau pada saat masa penyimpanan terserang oleh hama
gudang Callosobruchus chinensis. Hama ini menyerang benih kacang hijau dan
merusak bagian kulit kacang hijau secara fisik. Dampak yang diperbuat oleh hama
yaitu biji berlubang dan tidak bisa digunakan sebagai bahan tanam. Hama ini bisa
dikendalikan oleh serbuk atau tepung biji sirsak. Fungsi dari pemberian serbuk
biji sirsak ini yaitu agar dapat meningkatkan mortalitas dan menurunkan populasi
hama. Selain itu, dengan penanggulangan serbuk biji sirsak dan mengkudu dapat
mengurangi nafsu makan hama sehingga hama akan menurun dan mulai mati
(Sari dkk., 2013).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, berbagai jenis benih memiliki
hama yang berbeda. Hama ini disesuaikan dengan adaptasi untuk pertumbuhan
hama dan kebutuhan makanannya. Hama gudang akan meningkat seiring dengan
13
kondisi lingkungan dan tingkat kelembaban yang sesuai untuk tumbuhnya hama.
Oleh sebab itu, pengujian hama gudang ini harus dilakukan dan diklasifikasikan
berdasarkan jenis hama dan makananya.
14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hama yang menyerang benih jagung adalah Sitophilus zeamays, hama benih
kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis, serta hama benih kedelai adalah
Callosobruchus chinensis dan Cryptolestes pusillus.
2. Gejala serang pada benih yang ditimbulkan oleh hama berupa biji berlubang,
biji tidak utuh atau keropos, bubuk pada biji.
5.2 Saran
Harapan untuk praktikum selanjutnya, apabila menggunakan larutan yang
korosis seperti kloroform sebaiknya menggunakan petridish yang terbuat dari
kaca sehingga preparat yang diamati tidak menempel pada cawan petri yang
terbuat dari plastik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E., N. Mahdi, dan Herdanawati. 2013. Perkembangan Metamorphosis
Lalat Buah (Drosophilla melanogaster) pada Media Biakan Alami Sebagai
Referensi Pembelajaran pada Matakuliah Perkembangan Hewan. Biotik,
1(1): 1-66.
Antika, S.R.V., L.P. Astuti dan R. Rachmawati. 2014. Perkembangan Sithopilus
oryzae Linnaeus (Coleoptera: Circulionidae) Pada Berbagai Jenis Pakan.
HPT, 2 (4): 77-84.
Harinta, Y. W., R. Nugraheni, dan A. Setyorini. 2016. Pengendalian Hama Bubuk
Kedelai (Callosobruchus analis F.) dengan biji sirsak (Annona muricata).
Agrin, 20 (1): 81-91.
Hasnah, M. Rahim, dan L. Suryanti. 2014. Efikasi Serbuk Lada Hitam dalam
Mengendalikan Hama Sitiphilus zeamais pada Biji Jagung selama
Penyimpanan. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains, 16 (2): 23-32.
Mwololo, J.K., Mugo., Tefera and Munyiri. 2013. Evaluation of Traits of
Resistance to Postharvest Insect Pests in Tropical Maize. Agriculture and
Crop Sciences, 6 (13): 926-933.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Respyan, G., B. T. Rahardjo, dan L. P. Astuti. 2015. Pengaruh Inert Dust terhadap
Mortalitas Sitophilus zeamais Mostchulsky pada Biji Jagung dalam
Simpanan. Hama dan Penyakit Tumbuhan, 3 (2): 31-38.
Sari, P. M., Y. Paugestiningsih, dan S. Oemry. 2013. Pengaruh Insektisida Botani
Berbentuk Serbuk Biji terhadap Hama Kumbang Callosobruchus chinensis
L. (Coleoptera: Bruchidae) pada Benih Kacang Hijau. Agroekoteknologi, 1
(4): 1453-1461.
Sreeramoju, P., Prasad M.S.K and Laksmipathi.V. 2016. Complete Study of Life
Cycle of Tribolium Castaneum and its Weight Variations in the
Developing Stages. International Journal of Plant, Animal and
Environmental Sciences, 6(2): 95-100.
Tiroesele, B., K. Thomas and S. Seketeme. 2015. Control of Cowpea Weevil,
Callosobruchus maculatus (F.) (Coleoptera: Bruchidae), Using Natural
Plant Products. Insects, 6: 77-84.
Wulandari, S., S. Oeramy dan Y. Pangestiningsih. 2014. Pengaruh Tekstur
Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Imago Hama
16
Sithopilus oryzae L. (Coleoptera: Circulionidae) di Laboratorium. Online
Agrorkoteknologi, 2(3): 1189-1195.
LAMPIRAN
I. DATA MENTAH
Gambar 1.1 Tabel Pengamatan Uji Kesehatan Benih II
Gambar 1.2 Flowchart
II. DOKUMENTASI
Gambar 2.1 Hama Sitophilus zeamays pada Benih Jagung 1
Gambar 2.2 Hama Sitophilus zeamays pada Benih Jagung 2
Gambar 2.3 Hama Sitophilus zeamays pada Benih Jagung 3
Gambar 2.4 Hama Callosobruchus chinensis pada Benih Kacang Hijau 1
Gambar 2.5 Hama Callosobruchus chinensis pada Benih Kacang Hijau 2
Gambar 2.6 Hama Callosobruchus chinensis pada Benih Kacang Hijau 3
Gambar 2.7 Hama Callosobruchus chinensis pada Benih Kedelai 1 2
Gambar 2.8 Hama Cryptolestes pusillus pada Benih Kedelai 2
III. LITERATUR
Agustina, E., N. Mahdi, dan Herdanawati. 2013. Perkembangan Metamorphosis
Lalat Buah (Drosophilla melanogaster) pada Media Biakan Alami Sebagai
Referensi Pembelajaran pada Matakuliah Perkembangan Hewan. Biotik,
1(1): 1-66.
Antika, S.R.V., L.P. Astuti dan R. Rachmawati. 2014. Perkembangan Sithopilus
oryzae Linnaeus (Coleoptera: Circulionidae) Pada Berbagai Jenis Pakan.
HPT, 2 (4): 77-84.
Mwololo, J.K., Mugo., Tefera and Munyiri. 2013. Evaluation of Traits of
Resistance to Postharvest Insect Pests in Tropical Maize. Agriculture and
Crop Sciences, 6 (13): 926-933.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sreeramoju, P., Prasad M.S.K and Laksmipathi.V. 2016. Complete Study of Life
Cycle of Tribolium Castaneum and its Weight Variations in the
Developing Stages. International Journal of Plant, Animal and
Environmental Sciences, 6(2): 95-100.
Tiroesele, B., K. Thomas and S. Seketeme. 2015. Control of Cowpea Weevil,
Callosobruchus maculatus (F.) (Coleoptera: Bruchidae), Using Natural
Plant Products. Insects, 6: 77-84.
Wulandari, S., S. Oeramy dan Y. Pangestiningsih. 2014. Pengaruh Tekstur
Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Imago Hama
Sithopilus oryzae L. (Coleoptera: Circulionidae) di Laboratorium. Online
Agrorkoteknologi, 2(3): 1189-1195.
Hasnah, M. Rahim, dan L. Suryanti. 2014. Efikasi Serbuk Lada Hitam dalam
Mengendalikan Hama Sitiphilus zeamais pada Biji Jagung selama
Penyimpanan. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains, 16 (2): 23-32.
Harinta, Y. W., R. Nugraheni, dan A. Setyorini. 2016. Pengendalian Hama Bubuk
Kedelai (Callosobruchus analis F.) dengan biji sirsak (Annona muricata).
Agrin, 20 (1): 81-91.
Respyan, G., B. T. Rahardjo, dan L. P. Astuti. 2015. Pengaruh Inert Dust terhadap
Mortalitas Sitophilus zeamais Mostchulsky pada Biji Jagung dalam
Simpanan. Hama dan Penyakit Tumbuhan, 3 (2): 31-38.
Sari, P. M., Y. Paugestiningsih, dan S. Oemry. 2013. Pengaruh Insektisida Botani
Berbentuk Serbuk Biji terhadap Hama Kumbang Callosobruchus
chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) pada Benih Kacang Hijau.
Agroekoteknologi, 1 (4): 1453-1461.
top related