linda referat dr ooki
Post on 07-Aug-2018
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Payudara merupakan organ seks sekunder yang merupakan simbol femininitas
perempuan. Adanya kelainan pada payudara akan mengganggu pikiran, emosi, serta menurunkan
kepercayaan diri seorang perempuan. Sampai saat ini belum ada yang tahu penyebab pasti dari
tumor payudara, namun banyak penelitian yang menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkn
terjadinya tumor payudara, antara lain usia diatas 25 tahun, wanita yang tidak menikah, wanita
yang memiliki anak pertama diatas usia 35 tahun, wanita yang mengalami mens pertama
dibawah usia 2 tahun, menopause terlambat !lebih dari usia 55 tahun", dan juga gaya hidup
wanita itu sendiri.
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
2/16
ANATOMI
#elenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. $atas payudara yang normal terletak
antara iga 2 di superior dan iga % di inferior !pada usia tua atau mammae yang besar bisa
mencapai iga &", serta antara taut sternokostal di medial dan linea aksilaris anterior di lateral.
Pada bagian lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila' disebut
penonjolan Spence( atau ekor payudara. )ua pertiga bagian atas mammae terletak di atas otot
pektoralis mayor, sedangkan sepertiga bagian bawahnya terletak di atas otot seratus anterior, otot
oblikus eksternus abdominis, dan otot rektus abdominis
Setiap payudara terdiri atas 2 sampai 2 lobulus kelenjar, masing*masing mempunyai
saluran bernama duktus laktiferus yang akan bermuara ke papilla mammae !nipple areola
complex, +A". )i antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga antara kulit dan kelenjar
tersebut, terdapat jaringan lemak. )i antara lobulus, terdapat jaringan ikat yang disebut
ligamentum ooper- yang memberi kerangka untuk payudara.
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
3/16
Gbr 1. Anatomi payudara
(Dikutip dari: Juan Rosai. Ackerman’s Surical !at"oloy. #olume $. %
&" edition. 'osby.
Payudara sisi superior dipersarafi oleh nerus supraklaikula yang berasal dari cabang
ke*3 dan ke*/ pleksus serikal. Payudara sisi medial dipersarafi oleh cabang kutaneus anterior
dari nerus interkostalis 2*&. Papila mammae terutama dipersarafi oleh cabang kutaneus lateral
dari nerus interkostalis. 0aringan kelenjar payudara sendiri dipersarafi oleh saraf simpatik.
1erdapat enam kelompok kelenjar limfatik yang dikenali oleh ahli bedah yaitu kelompok
limfatik ena aksilaris, mamaria eksterna, skapular,sentral, subklaikular, dan interpektoral
!otter-s group". Sekitar &5 aliran limfatik payudara menyalir ke kelompok limfatik aksila,
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
4/16
sebagian lagi ke kelenjar parasternal !mamaria interna", terutama dari bagian sentral dan medial,
dan ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila, terdapat rata*rata 54 !berkisar 4 sampai 4" buah
kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan ena brakialis. Saluran limfe dari
seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, dan kelenjar
aksila bagian dalam, yang melalui sepanjang ena aksilaris dan berlanjut langsung ke kelenjarserikal bagian kaudal dalam di fossa supraklaikuler.
6ntuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi7
.#uadran atas bagian medial !inner upper 8uadrant"
2.#uadran atas bagian lateral !outer upper 8uadrant"
3.#uadran bawah bagian medial !inner lower 8uadrant"
/.#uadran bawah bagian lateral !outer lower 8uadrant"
FISIOLOGI
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, lalu masa fertilitas, sampai klimakterium,
hingga menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi oarium
dan juga hormon hipofisis menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya asinus
Perubahan selanjutnya terjadi sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke*9 haid, payudara
membesar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. #adang,
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
5/16
timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara
menegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi sulit dilakukan. Pada saat itu,
mamografi menjadi rancu karena kontras kelenjar terlalu besar. $egitu haid mulai, semua hal di
atas berkurang.
Perubahan terakhir terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara membesar
karena epitel duktus lobul dan duktus aleolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel*sel
aleolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu yang dipicu oleh
oksitosin.
PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis penderita kelainan payudara harus meliputi riwayat reproduksi dan ginekologi
Pada inspeksi, pasien dapat diminta untuk duduk tegak dan berbaring. #emudian, inspeksi
dilakukan terhadap bentuk kedua payudara, warna kulit, lekukan, retraksi papila, adanya kulit
berbintik seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. ekungan kulit !dimpling" akan terlihat lebih
jelas bila pasien diminta untuk mengangkat lengannya lurus keatas.
Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yng berbaring dengan bantal tipis di punggung sehingga
payudara terbentang rata. Palpasi dilakukan dengan ruas pertama jari telunjuk, tengah dan manisyang digerakkan perlahan*lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran dengan alur melingkar atau
:ig*:ag. Perabaan aksila lebih muda dilakukan pada posisi duduk.
)engan memijat pelan puting susu, dapat diketahui adanya pengeluaran cairan, berupa darah
atau bukan. Pengeluaran darah dari puting payudara di luar masa laktasi dapat disebabkan oleh
berbagai kelainan, seperti karsinoma, papiloma di salah satu duktus, dan kelainan yang disertai
ektasia duktus
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
6/16
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
7/16
A. Kista
#ista payudara biasanya ditemukan pada usia dekade kelima, dan menurun setelah wanita
melewati menopause. ;tiologi pastinya belum jelas, kemungkinan akibat perubahan
hormonal. #ista payudara ini tampaknya berasal dari destruksi dan dilatasi lobulus dan
duktus terminalis payudara. #ista dapat tunggal atau multipel, unilateral atau bilateral, dan
biasanya terasa nyeri bila dipalpasi. #ista teraba sebagai massa yang berbatas jelas, mobile,
dan berisi cairan. >assa kista dapat dipastikan dengan aspirasi dan ultrasonografi. #ista
biasanya berisi cairan keruh dan debris. airan kista yang tampak hemoragik atau kista yang
rekuren hatus diperiksa sitologinya. Perkembangan keganasan dari kista payudara sangat
jarang yaitu hanya sekitar 4,. Pembedahan membuang kista dilakukan jika aspirat kista
mencurigakan atau kista rekuren !berulang" walaupun telah diaspirasi.
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
8/16
B. Fibroadeo!a
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
9/16
Sekitar 94 dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal
2. iant
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
10/16
3. 0uenile fibroadenoma
$iasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 4,5*2 dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar
4*25 pasien dengan juenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral
Dia%osa
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
11/16
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
12/16
D. T'!or Fi"oides
1umor filoides !dahulu bernama sistosarkoma filoides" merupakan suatu neoplasma jinak yang
berasal dari jaringan penyokong nonepitel, bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas
!4*5". Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran besar. 1umor ini terdapat
pada semua usia, tetapi kebanyakan pada usia 34 tahun. @nsidensnya hanya sekitar 4,3*4, dari
seluruh tumor payudara, sedangkan frekuensi lesi maligna berariasi sekitar 5*34. 1umor phyllodes
dikemukakan pertama kali oleh 0ohannes >uller dengan nama cystosarcoma phyllodes pada
tahun939, untuk menunjukkan tumor yang makroskopik menyerupai daging dengan gambaran
leaflike pada potongan melintang' juga disebut giant fibroadenoma, cellular intracanalicular
fibroadenoma dan beberapa nama lain. Penyebutan sarcoma dianggap kurang tepat, karena phyllodes
tidak selalu bersifat ganas. Saat ini penamaan yang dipakai adalah menurut =?E !92" yaitu
tumor phyllodes. ;tiologi tumor phyllodes masih belum jelas apakah dari fibroadenoma yang sudah
ada sebelumnya.*3
Sebagian besar tumor phyllodes berupa massa berbentuk bulat sampai oal, multinodular, tanpa
kapsul yang jelas. 6kuran berariasi dari */4 cm. Sebagian besar tumor berwarna abu*abu*putih dan
menonjol dari jaringan payudara sekitar. Pada tumor berukuran besar dapat terjadi nekrosis dengan
perdarahan. Sebagian besar tumor tipe benign dapat menyerupai fibroadenoma./
$anyak peneliti menemukan tumor berukuran kurang dari 5 cm, oleh karena itu diagnosis tidak dapat
ditegakkan hanya berdasarkan ukuran. elah*celah yang memanjang !leaf*like appearance" pada
penampang merupakan tanda khas tumor phyllodes, kadang*kadang tampak daerah nekrotik,
perdarahan, dan degenerasi kistik.5
ambaran >ikroskopik
1umor phyllodes memiliki gambaran histopatologi yang luas, dari gambaran menyerupai
fibroadenoma hingga bentuk sarcoma. Seperti fi broadenoma, gambaran phyllodes berupa campuran
stroma dan epitel./ +orris dan 1aylor mengemukakan bahwa kriteria histopatologi yang berguna
untuk memprediksi risiko menjadi ganas meliputi pertumbuhan stroma berlebihan, nuclear
pleiomorphism, kecepatan mitosis tinggi, dan mengalami infi ltrasi. Penelitian lain juga
menunjukkan tingkat nekrosis yang tinggi dan peningkatan askularisasi pada tumor. 1umor
dipastikan maligna jika komponen stroma didominasi sarkoma. Sekitar 4*/4 tumor jenis ini
memiliki risiko rekurensi lokal dan menyebar secara sistemik.,/
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
13/16
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
14/16
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
15/16
)uktus ektasia merupakan kelainan jinak akibat kerusakan elastin dinding duktus payudara,
diikuti infiltrasi sel radang dan hasil akhirnya adalah dilatasi dan pemendekan duktus. )uktus
ekstasia diangggap sebagai ariasi normal proses payudara wanita usia lanjut. 1ampilan klinis
duktus ekstasia adalah keluarnya cairan keruh dari puting dan adanya teraba massa berupa
duktus yang membesar. etraksi puting kadang juga dapat terjadi. >amografi dan ultrasonografitidak menunjukkan adanya kelainan yang jelas. ?al ini membedakan duktus ektasia dengan
keganasan.
H. Adeosis S$"erosis
Secara klinis, adenosis sklerosis teraba seperti kelainan fibrokistik dan digolongkan dalam
keadaan displasia. Secara histopatologik, adenosis sklerosis tampak sebagai proliferasi jinak
sehingga ahli patologi sering terkecoh, mengira suatu karsinoma
I. Mastitis se" )"as!a
>astitis sel plasma juga disebut mastitis komedo. Fesi ini merupakan radang subakut yang
didapat pada sistem duktus yang mulai di bawah areola. ambaran klinisnya sukar dibedakan
dengan karsinoma, yaitu berkonsistensi keras, melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting
susu akibat fibrosis periduktal, dan dijumpai pembesaran kelenjar getah bening aksila.
J. Ne$rosis Le!a$
0aringan parut fibrotik pada payudara, biasanya disebabkan oleh cedera !54". Pada
pemeriksaan, teraba massa keras yang sering agak nyeri, tetapi tidak membesar. #adang, terdapat
retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak rata. Secara klinis kelainan ini sukar dibedakan dengan
karsinoma. Secara histologik, terdapat infiltrasi dan fibrosis sel*sel periduktal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
6ntuk mendukung pemeriksaan klinis, mamografi dan ultrasonografi dapat membantu deteksi
kanker payudara. Pemeriksaan radiodiagnostik untuk staging yaitu dengan rontgen toraks, 6S
abdomen, dan bone scanning. Sedangkan pemeriksaan radiodiagnostik yang bersifat opsional
yaitu, >@, 1 scan, P;1 scan, dan bone surey
-
8/20/2019 Linda Referat Dr Ooki
16/16
top related