m fajar mahbub-fitk
Post on 06-Jul-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
1/144
PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
M. Fajar Mahbub
NIM 109011000184
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
2/144
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
3/144
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
4/144
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
5/144
i
ABSTARAK
M. FAJAR MAHBUB (109011000184), Penerapan Penilaian Autentik Untuk
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok
Aren Tangerang Selatan).
Kata Kunci: Penilaian Autentik, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian
autentik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, seberapa besar kontribusi yang diberikan dan apakah
dengan adanya penerapan penilaian autentik yang mencakup ranah afektif,
kognitif dan psikomotorik ini hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan teknik
pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
Obyek penelitian disini ialah siswa kelas X IPA-1, kelas X IPA-2 dan kelas X IPSdi SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi data maka dapat disimpulkan bahwa
Penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan yakni menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebik baik
meskipun masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
6/144
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata.
Rabb semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya memberikan nikmat yang sungguh sangat
tak ternilai harganya, memberikan kelancaran dan kemudahan untuk
menghantarkan penulis pada tahap akhir untuk memperopleh gelar strarta 1 di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulats Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang
bermanfaat dan berkah kepada penulis.
Shalawat dan salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah
penuntun kita yang paling hak di bumi ini sebagai Uswatun Hasanah. Yang telah
menujukkan kita minaddzulumaatil jahli ilannuuril’ilmi yakni dengan agama
Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan
pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, dengan adanya bimbingan dan
arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Drs. H. Syamsul Hadi, M.Si dan Ibu
Hj. Kholiswatin yang telah merawat, mendidik, membesarkan,
mengarahkan, mendukung dan mendoakan penulis dengan seluruh kasih
sayangnya. Tertalu besar kasih sayang dan pengorbanan yang Bapak dan
Ibu berikan kepada Penulis, sehingga penulis merasa tidak cukup hanya
sekedar mengucapkan lewat tulisan ini.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin
Hidayat, MA. beserta para Wakil Rektor dan jajarannya.
3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i,
MA., Ph.D. beserta para wakil dekan dan jajarannya.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
7/144
iii
4.
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Abd. Majid Khon, M.A.,
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Marhamah, LC.,
M.A., serta Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak
Faza Amri, S.Th.I.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku
pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik.
6. Dosen Penasehat Akademi, Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. yang banyak
memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan
Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis,
dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah.
7.
Kepala sekolah SMA IZADA, Ibu Ulies, S.Pd., MM., beserta jajarannya,
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bapak
Abdul Hakim, S.Ag., yang telah banyak mengarahkan, membantu dan
memberikan informasi dalam melakukan penelitian.
8.
Para siswa dan siswi kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS yang bersedia
menjadi obyek dalam penelitian ini.
9.
Adikku tercinta dan tersayang, Yuyun Rizkiyatul Ilmiyah, yang telah
memberikan doa dan dukungan.
10. Teman-teman PAI E 2009 yang telah memberikan warna dan kebersamaan
selama studi empat tahun.
11. Keluarga besar Albarkah Institut, H. Muhammad Fathur Rohman, Kurnia
Aswaja, Moch. Abd. Rohim, Habibullah Siregar, Kurnia Majid, Imam Fitri
Rahmadi, Aris Nurrohman, Ajid, Uwes, Yusuf Hamdani, Ais, Kamal,
Samsul, Iman Firmansyah, Ihsan dan masih banyak lagi.
12. Sahabatku tercinta, Arifin dan Isnawati, Zainal Abidin, Hidayatullah,
Misbah, Ali Aziz, Dewandaru Kesuma Aji, Zagar Tua Ritonga, Ivans
Frihandi, M. Baharizqa, Idam Khalid, Purnawan Eka, Wahyudi dan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
curahan pikiran, bantuan, dan dukungan kepada penulis.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
8/144
iv
13.
Teman-teman dan senior HIQMA UIN Jakarta, IKAPPMAM Jakarta,
DPN Gemasaba, HMJ PAI, PBNU, CAKAR, Forum UKM, AMSI
Nusantara, Ciputat Music Space, FORMALA Jabodetabek yang semuanya
itu tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu, yang telah banyak
memberikan pelajaran dalam menempa organisasi sampai sekarang.
14. Wakil Rekor UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul
Hakim, M.A., Bapak Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah, Bapak Dr. Abd. Rozak A. Sastra, M.A. dan Ibu Dr. Sururin,
M.A., yang telah banyak memberikan kepercayaan, pengarahan dan
nasehat seputar kegiatan-kegiatan kemahasiswaan selama penulis
menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Ibunya Anak-anak, Noriska Silviana, S.Pd.I. yang senantiasa mendoakan,
membantu, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.
16. Semua orang yang telah penulis temui, baik sengaja maupun tidak, yang
memberi ilmu dan pelajaran yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
semoga semua amal baiknya diterima Allah SWT.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua orang
pada umumnya. Amiin Ya Rabb.
Jakarta, 21 Agustus 2014
Penulis,
M. FAJAR MAHBUB
NIM 109011000184
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
9/144
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D.
Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F.
Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7
A. Kajian Teori ............................................................................... 7
1.
Penilaian Autentik ................................................................ 7
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi .............. 7
b.
Pengertian Penilaian Autentik ......................................... 9
c. Ciri-ciri Penilaian Autentik .............................................. 10
d. Karakteristik Penilaian Autentik ...................................... 11
e. Hal-hal yang bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai
Peserta Didik dalam Penilaian Autentik ........................... 12
f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ........................ 13
g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian
Tradisional ....................................................................... 14
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
10/144
vi
h.
Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik ............. 14
2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16
a. Hakikat Belajar ................................................................. 16
b.
Hakikat Hasil Belajar ....................................................... 18
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... 20
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20
b.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti ...................................................................... 20
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti ...................................................... 21
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 21
B.
Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
B. Latar Penelitian ........................................................................... 27
1.
Sejarah Pendirian Sekolah ..................................................... 27
2. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 29
3.
Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik .................. 30
C. Metode Penelitian ....................................................................... 31
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................ 34
1.
Observasi ............................................................................... 34
2. Wawancara ............................................................................ 34
3.
Dokumentasi .......................................................................... 36
4. Pemerikasaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 36
5. Analisis Data ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38
A. Deskripsi Data ............................................................................ 38
1. Hasil Observasi ...................................................................... 38
a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA .......... 38
b.
Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA .......... 40
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
11/144
vii
c.
Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA .............................. 42
d. Kalender Pendidikan SMA IZADA ................................. 43
e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA ............... 47
f.
Hasil Belajar Siswa ........................................................... 56
2. Hasil Wawancara ................................................................... 59
3. Hasil Dokumentasi ................................................................ 62
B.
Temuan Penelitian ...................................................................... 70
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 72
1. Penentuan Jenis Penilaian ...................................................... 72
2.
Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan .......... 73
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................. 74
B.
Implikasi ..................................................................................... 75
C. Saran ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
12/144
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X ........................................................................... 21
Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 ......................................... 44
Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari 2014 ....................................... 44
Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 ........................................... 45
Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 ............................................ 45
Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 .............................................. 46
Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 .............................................. 46
Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA ............................................ 49
Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Wajib ......... 52
Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Peminatan .. 53
Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .............. 57
Tabel 4.11 Daftar Nilai Kogniif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 ............. 58
Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .... 58
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
13/144
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Situasi Sosial ................................................................................. 32
Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA ..................................................... 63
Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA .................................. 63
Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA ........................................... 64
Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA ...................................... 64
Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA ............................... 65
Gambar 4.6 LAB bahasa dan LAB komputer SMA IZADA ........................... 65
Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA ....................................... 66
Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap ............................................... 67
Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan ................................... 68
Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan .................... 69
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
14/144
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil SMA IZADA 2013-2014
2.
Sarana dan Prasarana SMA IZADA
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Nilai Raport Narasi Siswa Kelas X Semester 2
5.
Struktur Organisasi SMA IZADA
6. Jumlah Guru SMA IZADA
7. Jumlah Siswa dan Siswi SMA IZADA
8.
Pedoman Wawancara Sekolah
9. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
10. Hasil Wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti
11.
Hasil Wawancara Siswa Kelas X
12. Lembar Format Penilaian Guru
13. Sertifikat Akreditasi SMA IZADA
14. Surat Permohonan Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah
15.
Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
16. Uji Referensi
17. Biodata Penulis
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
15/144
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang urgen bagi manusia. Pendidikan
diakui sebagai salah satu jalan yang dapat menambah pengetahuan seseorang.
Karena pendidikan merupakan suatu bidang yang dapat menciptakan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas, terdidik dan mampu menjadi manusia yang
berpikir. Serta dengan dibantu pendidikan seseorang dapat lebih berkembang dan
berproduktif.
Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup
terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar,
guru dan siswa. Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam
kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media,
dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan.
“Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar
dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya,
tetapi juga harus kreatif. Upaya dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan
kualitas hasil pendidikan amat tergantung pada kemampuan guru untuk
mengembangkan kreativitasnya”.1
1
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h. 19
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
16/144
2
Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan
pendidikan yang bermutu. Semenjak ditetapkan sebagai profesi tanggal 2
Desember 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, profesi gurumengalami berbagai pembenahan-pembenahan baik secara regulasi maupun
administrasi termasuk peningkatan kesejaheraan. Kini guru setiap tahun dinilai
kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) dengan pendekatan 360
derajat. Disamping itu guru juga harus mampu melakukan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).2
Dengan memahami dan melaksanakan tugas pokok guru dengan baik, maka
secara otomatis guru tersebut telah melaksanakan kinerja dengan baik. “Tugas
pokok guru dalam pembelajaran meliputi : (1) menyusun program pembelajaran,
(2) melaksanakan program pembelajaran, (3) melaksanakan penilaian hasil
belajar, (4) melakukan analisis hasil belajar, (5) melakukan program tindak
lanjut”.3
Banyak kita jumpai di seolah-sekolah, bahwa guru tidak melaksanakan
fungsinya dengan baik. Metode-metode yang dialakukan oleh guru masih sangan
minim, yaitu guru masih sangat sering menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Ini membuat suasana belajar siswa di kelas menjadi sangat
menjenukan dan membosankan. Sehingga semangat belajar siswa menjadi hilang.
Tugas pokok guru yang lain dalam pembelajaran salah satunya adalah
melaksanakan penialain hasil belajar. Penialain hasil belajar secara esensial
bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi
yang telah ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar itu sesuatu yang
sangat penting, karena dengan penilaian guru bisa melakukan reflkeksi dan
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam hal ini kalau diibaratkan suatu pohon, penilaian yang dilakukan oleh
guru jangan hanya mengukur rindangnya daun dan rantingnya saja, tetapi juga
harus mengukur akar dan batang pohonnya juga. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar yang dilakukan guru harus mencerminkan kompetensi peserta didik
secara empiris (nyata).
2 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 13 Ibid, h. 2
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
17/144
3
Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam
pengertian dan teknik penilaian yang tersebar di beberapa surat, diantaranya pada
surat al-baqarah ayat 31-33, Allah berfirman:
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang
yang benar”. (31) Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32) Allah berfirman:
“Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda ini. Allah berfirman:
“Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahuirahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan?” (33) (QS. Al-Baqarah ayat 31-34)4
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa penilaian pertama ditujukan kepada
Malaikat dengan firman Allah : anbiuni bi asmai ha ulai in kuntum shadiqin,
untuk menguji argumentasi yang dikemukakan oleh malaikat yang meragukan
eksistensi Adam sebagai khalifah dengan membanggakan keutamaan yang
dimilikinya yaitu senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah.
Apakah Tuhan hendak menjadikan seseorang yang sifatnya sedemikian itu
sebagai khalifah?. Sedangkan kami (para malaikat) adalah makhluk-Mu yang
ma’shum (terpelihara dari kesalahan). Namun ternyata pengetahuan tasbih, tahmid
dan taqdis yang dimiliki Malaikat tidak dapat dikembangkan sebagaimana
kemampuan Adam, karena mereka tidak dapat menjabarkan pada keadaan
sekitarnya. Sedang pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010), h.25
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
18/144
4
kemampuan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh
jangkauannya di banding Malaikat. Ini merupakan penilaian dalam bentuk dialog
atau tes lisan yang membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki
manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian Allah
mengarahkan penilaian kepada Adam untuk menguji kemampuannya terhadap
ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan ternyata Adam dapat menjawab dan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam
dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam penilaian tersebut, maka Allah
memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan kepada Malaikat
supaya bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Tes ini sama dengan
placement test, atau test untuk menentukan penempatan peserta didik apakah di
kelas A atau di kelas B dan seterusnya.
Berkaitan dengan hal ini, maka pendekatan penilaian yang tepat digunakan
oleh guru adalah penilaian autentik (authentic assesment ). Karena dengan
penilaian autentiklah hasil belajar dari peserta didik dapat terukur dan ternilai
secara keseluruhan, baik dari aspek, afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Hal ini sejalan dengan isu yang sedang hangat dalam dunia pendidikan yakni
mengenai kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya
pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes
(mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian
autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil). Yaitu melalui penilaian autentik. Autentik berarti keadaan yang
nyata/sebenarnya.
Beradasarkan teori diatas, apabila kita melihat pengaplikasiannya dalam
dunia pendidikan, hal ini berbanding terbalik. Karena kita tahu dalam
kenyataannya, nilai sekolah masih terjadi kesenjangan antara nilai rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari. Contoh rapor sekor 80, tapi kenyataannya perilaku siswa
sehari-hari tidak menyatakan skor tersebut. Siswa masih suka bohong, ulanganya
nyontek, tidak melakukan sholat wajib dan seterusnya. Hal ini disebabkan guru
hanya menilai aspek kognitif saja, afektif dan psikomotiknya tidak dilakukan. Dan
dalam proses pembelajaran, masih banyak bahkan mayoritas guru yang hanya
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
19/144
5
menggunakan metode ceramah saja, serta guru menggunakan pola penilaian hasil
belajar tradisional yang hanya berpaku pada aspek kognitif dan hasilnya saja.
Guru masih jarang bahkan mungkin belum menerapkan secara keseluruhan dari
penilaian autentik ini, padahal kita tahu dengan menggunakan penilaian autentik
inilah, hasil belajar siswa dapat terukur secara keseluruhan dan sesuai dengan
keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “PENERAPAN PENILAIAN
AUTENTIK UNTUK HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
berikut ini :
1. Hasil belajar siswa yang rendah.
2.
Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum menyentuh
secara keseluruhan, dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
3.
Dalam kegiatan pembelajaan guru masih lebih banyak menggunkan metode
ceramah.
4. Masih terdapat kesenjangan antara nilai yang tercantum dalam rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari.
5. Siswa yang memiliki kecenderungan pada aspek afektif dan psikomotorik
kurang termotivasi untuk belajar karena perhatian guru hanya terfokus pada
kognitif siswa.
6. Kurang adanya kesadaran dari guru tentang pentingnya penilaian secara nyata
dan menyeluruh (autentiik).
7. Metode yang digunakan guru masih berupa metode yang konvensional,
sehingga tidak memungkinkan adanya penilaian secara autentik.
8. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dan
mengembangkan keterampilan serta kompetensinya.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
20/144
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti
membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan penerapan
penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan
diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas X melalui penerapan penilaian autentik.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut:
a. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan penilaian
autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA
kelas X Semester genap dan dapat mengembangkan dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
b.
Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga guru dapat menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang
diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang
nampak pada hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
21/144
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Penilaian Autentik
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-
jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat ini kita sudah
menemui tiga buah istilah yaitu : evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara
orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu
pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata
mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sebagian orang yang
lain, membedakan ketiga istilah tersebut.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih
dahulu. Jika ada penggaris, maka sebelum menentukan mana pensil yang lebih
panjang, kita ukur dahulu kedua pensil tersebut. Dan setelah mengetahui berapa
panjang masing-masing pensil itu, kita mengadakan penilaian dengan melihat
bandingan panjang antar kedua pensil tersebut. Dapatlah kita mengatakan “ini
pensil panjang, dan ini pensil pendek”. Mana pensil yang lebih panjang, itulah
yang kita ambil. Secara ringkasnya dapat kita simpulkan:
- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran
bersifat kuantitatif.
- Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
22/144
8
-
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan
menilai.1
“Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu”.2 Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukansecara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.3
Dari berbagai definisi penilaian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis, akurat dan berkesinambungan dengan menggunakanalat pengukuran tertentu, seperti soal dan lembar pengamatan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
pencapaian kompetensi peserta didik.
Sejalan dengan pengertian diatas maka menurut Nana Sujana penilaian
berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka peilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi
mengajar guru, dll.
1 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),
h. 32 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012), h. 33
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.66
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
23/144
9
3)
Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasiyang dicapainya.4
Adapun tujuan hasil belajar peserta didik menurut Kunandar yaitu “ pertama,
melacak kemajuan peserta didik. Kedua, mengecek ketercapaian kompetensi
peserta didik. Ketiga, mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta
didik. Keempat , menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik ”.5
Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar menurut Kunanadar adalah:
1)
Mengetahui tingkat pencapaian kompetisi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik.
4) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatn
dan sumber belajar yang digunakan.
5)
Memberikan pilihan alternatif penilaain kepada guru.
6) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan sekolah.6
b. Pengertian Penilaian Autentik
Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan
menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu
menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu,
penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.
Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan
penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut
demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung
didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian
alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan
situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang
mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang
4 Nana Sudjana, Op.cit, h. 4
5
Kunandar, Op. Cit, h. 706 Ibid, h. 71
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
24/144
10
menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau
keterampilan esensial.7
Secara ringkas penelitian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia
nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan.
“Hakikat penilaain pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa”.8 Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment )
bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar
seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari,
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode
pembelajaran.
Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional. “Dalam Penilaian
tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia, sedangkan
dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu tugas
atau proyek”.9 Pada penilaian tradisional kemampuan berfikir yang dinilai
cenderung pada level memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian
autentik kemampuan brfikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta
fokusnya pada peserta didik. Dalam penialaian autentik memperhatikan
keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan
jenjangnya.
c.
Ciri-ciri Penilaian Autentik
Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik antara lain:
1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus
mengukur aspek kinerja ( performance) dan produk atau hasil yang
dikerjakan oleh peserta didik.
7 Ismet Basuki & Hariyanto, Asesmen Penelitian, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,
2012), h. 1688
Ibid, h. 1699 Kunandar, Op. Cit, h. 37
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
25/144
11
2)
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut
untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses(kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran)
dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan
pembelajaran.
3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik
penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan
sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta
didik.
4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam
melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu
harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata.5)
Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan
bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus
dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap
hari.
6)
Penialain harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitasnya). Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur
kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.10
d.
Karakteristik Penilaian Autentik
Menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang
terkait dengan aktivitas autentik meliputi:
1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata.
2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak jelas (ill-defined )
menuntut peserta didik mendefinisikan sendiri tugas-tugas dan sub-tugasnya
untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya.
3) Kegiaatn autentik mencakup tugas-tugas kompleks yang harus diselidiki
dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang
berkesinambungan.
4) Kegiatan autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati
tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta menggunakan berbagai
sumber.
5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.
6) Aktifitas autentik memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam satu
tim.
7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam berbagai bidang
studi yang berlainan.
10 Ibid, h. 39
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
26/144
12
8)
Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambungan dan terpadu dengan
assesmen.
9)
Aktifitas autentik menciptakan hasil karya yang bernilai dan bermutu.10) Aktivitas autentik memungkinkan cara pemecahan masalah yang kompetitif
dan menghasilkan berbagai jenis luaran.11
Sejumlah karakteristik penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan
Hariyanto adalah sebagai berikut :
1) Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).
2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3) Mencakup penilaian pribadi ( self assesment ) dan refleksi.
4)
Yang diukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta5)
Berkesinambungan.
6) Terintegrasi.
7)
Dapat digunakan sebagai umpan balik.
8) Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.
9)
Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
10) Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran.12
e.
Hal-hal yang Bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didikdalam Penilaian Autentik
Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik ini, hal-hal yang bisa digunakan
sebagai dasar oleh guru dalam menilai peserta didik antara lain:
1) Proyek atau penugasan dan laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai
implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran.
2) Hasil tes tulis. Penialaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan
hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian
peserta didik terhadap kompetensi tertentu.
3) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu
tahun.
4) Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai
pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran
merupakan salah satu penilaian autentik.
11
Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h.17012 Ibid, h. 171
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
27/144
13
5)
Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau
kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.6) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik secara individual maupun
kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan,
proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaain autentik.
7) Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan
peserta didik dikelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan
oleh guru dapat menajdi bahan dalam melakukan penilaian autentik.
8) Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau
mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan
materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik.
9) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan
dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat
dijadikan bahan penilaian autentik.
10)
Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan
perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran
dapat menjadi bahan penilaian autentik.
11) Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi.
12) Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang
dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.
13)
Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik
bekaitan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi
tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.13
f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik
Teknik dan instrumen dalam penilaian autentik adalah mencakup:
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan adalahdaftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa cacatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes penugasan. isntrumen tes
tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman
penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen
penugasan pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
13 Kunandar, Op. Cit, h. 41
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
28/144
14
3)
Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu denganmenggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.14
g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional
John Mueller dalam Assesment Toolbox membandingkan perbedaan antara
penilaian tradisional dan penilaian autentik, yakni sebagai berikut:
1) Pada asesmen tradisional, peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam
bentuk soal pilihan ganda atau benar-salah, serta diminta untuk memilih jawaban yang benar. Sebaliknya dalam penilaian autentik, siswa diminta
mendemonstrasikan pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yang
lebih kompleks.
2) Tes tradisonal buatan guru tidak mencerminkan dunia nyata, terbatas pada
pengujian terhadap apa yang dipelajari didalam kelas, berbeda dengan
penilaian autentik yang mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia
nyata.
3) Penilaian tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan
apakah siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan
penilaian autentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat
sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta dimintamenciptakan makna baru dari apa yang telah dipelajarinya.
4) Dalam penilian tradisional apa yang dapat dan akan ditunjukkan oleh siswa
secara cermat telah dibuat strukturnya oleh guru. Sebaliknya dalam
penilaian autentik peserta didik diizinkan untuk memilih dan
mengonstruksikan bukti-bukti kemahirannya. Misalnya memilih dokumen
portofolio sendiri, memilih judul dan tema makalahnya sendiri, dan
sebagainya.
5) Dalam penilaian tradisional, misalnya dalam uji pilihan ganda, bagaimana
cara kita menyakini bahwa pilihan jawaban siswa yang benar betul-betul
karena pemahamannya dan bukan sekedar untung karena memilih jawaban
yang benar. Jadi ini bukan merupakan bukti langsung kecerdasan atau
kompetisi siswa. Penilaian autentik sebaliknya sering memberi bukti nyata
dan langsung.15
h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik
Keunggulan penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, yaitu:
1) Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan.
14
Ibid, h. 5215 Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h. 174
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
29/144
15
2)
Meningkatkan kretivitas.
3) Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.
4)
Mendorong kerja kolaboratif.5) Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis.
6) Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran dan
tujuan pembelajaran.
7) Menekankan kepada keterampilan keterpaduan pembelajaran disepanjang
waktu.16
Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik antara lain:
1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan
melakukan koordinasi.
2)
Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telahditetapkan secara legal.
3)
Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.
4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.
5)
Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.
6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.
7) Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan
berbagai kisaran tujuan pembelajaran.17
Dari berbagai penjelasan diatas tentang penilaian autentik dapat disimpulkan
bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikanoleh guru, yakni:
a) Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan
penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak
hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan
kompetensi yang ada dikurikulum.
b) Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian
autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif
yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan.c) Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan
penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik,
proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar),
dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar).18
16 Ibid, h. 176
17
Ibid, h. 17718 Kunandar, Op. Cit, h. 42
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
30/144
16
2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Hakikat Belajar
“Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik ”.19
Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis dahar mengatakan, “menurut
Gagne, belajar dapat didefinisikan sebaagi suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.20 “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam proses penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.21 “Belajar
merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan
pemahaman. Keterampilan dan nilai sikap.”22
Berdasarkan beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses perubahan sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungan sekitar yang menghasilkan sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto adalah sebagai
berikut:
1) Faktor-faktor intern
Faktor-faktor intern yang mempenagruhi belajar antara lain:
a) Faktor jasmaniah
Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah: Faktor kesehatan dan Cacat
tubuh. b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut diantaranya:
Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.
c) Faktor kelelahan
19 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2013), h.120
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h.1121
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2010), h.8722 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), h.59
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
31/144
17
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani (bersifat psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh,
sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan da kebosanan, sehingga minat
dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan
cara-cara, yaitu: tidur, istirahat, mengusahan variasi dalam belajar, juga
dalam bekerja, menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan
peredaran darah, misalnya obat gosok, rekreasi dan ibadah yang teratur,
olahraga secara teratur, dan mengimbangi makan dengan makanan yangmemenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat
lima sempurna. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi
seseorang ahli, misalnya dokter, psikister, konselor dan lain-lain.23
2)
Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan
menjadi 3 faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: caraorangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan dan keadaan ekonomi
keluarga.
b)
Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi ssiwa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
c)
Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalammasyarakat. Faktor masyarakat itu antara lain: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.24
23
Slameto, Op. Cit, h. 55-6024 Ibid, h. 71
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
32/144
18
b. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. “Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan keterampilan,
(c) sikap dan cita-cita”. 25
Menurut Sardiman, “hasil belajar merupakan bentuk dan hasil pencarian
tujuan belajar. Sardiman menambahkan bahwa hasil belajar itu meliputi tiga hal
antara lain : a) hal ihwal pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal
personal, kepribadian dan sikap (afektif), c) hal ikhwal tentang kelakuan,
keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.26
Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang
telah terjadi pada diri peserta ddiik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh
dalam dua bentuk, yakni : 1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap
kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, 2) mereka
mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau
dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang
sekarng-sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan tersebut
merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan pendidikan yang
berkesinambungan.27
Gagne membagi lima macam hasil belajar, yaitu:
1) Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup
belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
penyajian materi disekolah.
2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mngatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, belajar mengingat, dan berfikir.
3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubugan dengan otot.
5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang didasari emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.28
25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009), h.2226
Ahmad Nurcholis, Jusuf Bahtiar, Strategi Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar
Siswa, (Ta‟allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012), h.30 27
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.20828 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.47
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
33/144
19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau
kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah
mereka menempuh pengalaman belajar, hasil belajar diperoleh dari kegiatan
penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan tingkah laku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:29
1)
Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam
proses dan hasil belajar.
b) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang
berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis diantara meliputi intelegensi,
perhatian, minat, dan bakat, motif. Motivasi, kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula
berupa lingkungan sosial.
b)
Faktor InstrumentalFaktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Yaitu seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.
Menurut Muhibbin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar dipengaruhi
oleh tiga faktor, “faktor yang pertama yaitu faktor dalam (intern), yakni keadaan
atau kondisi jasmani; yang kedua faktor dari luar diri individu (ekstern), yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa; dan yang ketiga pendekatan belajar yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran”.30
29 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Gaung
Persada Press, 2008), h. 3230
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta,PT Rajawali Pers, 2010), h. 3
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
34/144
20
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Pengertian Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata
pelajaran yang dipelajari di sekolah tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas dan
sederajat). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, ketrampilan dan
sifat kebangsaan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menetapkan aqidah yang berisi
tentang ke-Maha-Esaan Tuhan sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi
manusia dan alam semesta. Sumber utama lainnya adalah akhlak yang merupakan
manifestasi dari aqidah. Selain itu akhlak juga merupakan landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa indonesia”.31
Dengan demikian, karakter bangsa indonesia didasarkan kepada nilai-nilai ke-
Tuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan inti dari sila-sila lain yang ada dalam
Pancasila. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mewujudkan nilai-nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan dan
permusyawaratan yang, serta keadilan sosial bagi bagi seluruh Indonesia. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan
menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan yang diwujudkan dalam hubungan
manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia
dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Sehingga
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting untuk di
ajarkan di sekolah.
b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diajarkan di SMA bertujuan
untuk:
31
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 15
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
35/144
21
1.
menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusiamuslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat;
2. mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia,
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun,
disiplin, toleransi dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas
sekolah.
3. Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman
dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang yang Islami dalam
hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara
harmonis.4.
Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai
Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.32
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meliputi aspek-
aspek
“Al-Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh dan Kebudayaan
Islam”.33
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (KI dan KD) SMA kelas X dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada
Malaikat-malaikat Allah SWT
1.2
Berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits
32
Ibid, h. 1733 Ibid, h. 18
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
36/144
22
dan Ijtihad sebagai pedoman hidup
1.3
Meyakini kebenaran hukum Islam1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat
Islam dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan perilaku
(jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungansosial dan alam serta
dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, dan Q.S.
At-Taubah (9): 119 dan hadits terkait
2.2
Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
kepada orangtua dan guru sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra
(17): 23 dan hadits terkait
2.3
Menunjukkan perilaku kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan
10 serta hadits yang terkait
2.4
Menunjukkan perilaku menghindarkan diri
dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2,
serta hadits yang terkait
2.5
Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu
dan menyampaikannya kepada sesama
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait
2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan
perilaku adil sebagai implementasi dari
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
37/144
23
pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, al-
Mu’min, al -Wakiil, al-Matiin, al- Jaami’, al -‘Adl , dan al-Akhiir
2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat
menegakkan kebenaran sebagai implementasi
dari pemahaman strategi dakwah Nabi di
Mekah
2.8
Menunjukkan sikap semangat ukhuwah
sebagai implementasi dari pemahaman
strategi dakwah Nabi di Madinah
3. Memahami, menerapkan
dan menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.
Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49)
: 10; serta hadits tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
3.2
Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri(mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah),
dan menerapkannya dalam kehidupan
3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan
pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.5
Memahami makna Asmaul Husna: al-Kariim,
al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-
„Adl, dan al-Akhiir;
3.6
Memahami makna beriman kepada malaikat-
malaikat Allah SWT
3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9): 122 dan
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
38/144
24
hadits terkait tentang semangat menuntut
ilmu, menerapkan dan menyampaikannyakepada sesama;
3.8 Memahami kedudukan Alquran, Hadits, dan
Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
3.9
Memahami pengelolaan wakaf
3.10.1. Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasullullah saw. di Mekah
3.10.2. Memahami substansi dan strategi dakwah
Rasulullah saw. di Madinah
4 Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolahsecara mandiri, dan
mampu menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan.
4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49)
: 10, sesuai dengan kaidah tajwid dan
makhrajul huruf.
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal
(8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dengan lancar.
4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S.
An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhrajul huruf.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra‟
(17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan
lancar.
4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran
budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku adil sebagai
implementasi dari pemahaman makna
Asmaul Husna al-Kariim, al- Mu’min, al -
Wakiil, al-Matiin, al- Jaami’, al -‘Adl, dan
al-Akhiir
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
39/144
25
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada malaikat-malaikat AllahSWT
4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam
semangat mencari ilmu
4.6
Menyajikan macam-macam sumber hukum
Islam
4.7.1
Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf
4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf
4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW di Mekah
4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasulullah SAW di Madinah
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Belum ada penelitian studi kasus yang secara khusus membahas tentang
penerapan penialaian autentik untuk hasil belajar siswa pada pembelajaran
pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMA. Belum banyak memang yang
mengkaji tentang penerapan penialaian autentik yang di aplikasikan dalam
pembelajaran SMA. Mungkin karena penialain autentik ini terhitung baru yang
belakangan ini baru diterapkan di sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum
2013.
Pada saat melakukan pencarian referensi, penulis bersusah payah mencari
beberapa rujukan yang berkaitan dengan penilaian autentik, guna melakukan
komparasi dengan temuan-temuan penelitian yang sebelumnya tentang hal-hal
penting yang menjadi kelebihan dan kelemahan peneliti sebelumnya.
Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut
penilaian autentik dalam pembelajaran. Penelitian-penelitian tersebut digunakan
sebagai acuan dan referensi untuk memahami pengaruh dalam penelitian. Adapun
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
40/144
26
1.
Linda Puspitaningrum dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penilaian
Autentik melalui Pendekatan Kontekstual pada Materi Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
metode studi kasus, bahwa penilaian autentik bisa dikembangkan dengan
berdasarkan SK dan KD yang kemudian dikembangkan melalui indikator
dan dibuat rubrik penilaian autentik. Itu menunjukkan bahwa penilaian
autentik dapat diterapkan pada materi tersebut.
2. Tuti alawiyah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Penilaian
Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas
menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar matematika.
3.
Hartati Mukhtar dalam karyanya yang berjudul “Penerapan Penilaian
Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” yang dimuat pada
Jurnal Pendidikan Penabur. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa
penilaian autentik sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan, akan
tetapi bukan hanya merupakan konsep dan bahkan slogan. Dibutuhkan
guru yang profesional yang menguasai metode penilaian tersebut, dan
mempunyai kedarana, serta kemauan dan kemampuan dalam rangka untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Burhan Nurgiyantoro dalam karyanya yang berjudul “Penilaian Otentik”
yang dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan. Dalam penelitiannya
dikemukakan bahwa dengan berkembangnya teori baru haruslah disikapi
dengan kritis, terutama yang berhubungan dengan keefektifan
pembelajaran. Maka dengan menggunakan penilaian otentik akan
memberikan hasil yang lebih baik daripada penilaian tradisional.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
41/144
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Agustus 2014.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mulai tanggal 08 April 2014 hingga 14
Agustus 2014. adapun sekolah tempat penelitian adalah SMA IZADA yang
berlokasi di jalan Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec.
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Yang akan diteliti disini
adalah aktivitas belajar siswa, bagaimana proses penerapan penilaian autentik
terhadap hasil belajar siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala
Sekolah SMA IZADA, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, dan siswa. Adapun profil SMA IZADA dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Sejarah Pendirian Sekolah
SMA IZADA didirikan atas desakan dari beberapa pihak yang menginginkan
adanya perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang semakin jauh dari harapan.
Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam
dekade terakhir ini telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
42/144
28
tingkah lakunya. Kehidupan masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari
norma dan aqidah agama. Penyimpangan tersebut merupakan kelemahan yang
perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan.
Mengingat keadaan tersebut sudah dalam kondisi yang cukup
memprihatinkan bahkan dapat membahayakan masa depan bangsa, maka
diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat menata akhlaq bangsa ini
menjadi cerdas dan bernurani.
Untuk mengantisipasi dan mencegah kesinambungan kondisi yang
memprihatinkan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa
terpanggil untuk turut membantu Pemerintah menyiapkan generasi muda agar
dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon Pemimpin Bangsa
yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil „alamin.
Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII
mendirikan Sekolah An- Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An- Nisaa’
hingga level SMP dan level Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bernama SMA
IZADA didirikan sejak tahun 2008.
Teknologi yang berkembang sangat pesat telah mengubah kehidupan dalam
kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pola hubungan
dunia yang semakin global dengan meretas batas-batas negara semakin membuat
persaingan hari ini dan terutama esok hari menjadi bertambah ketat. Jika kita
hadapkan putra-putri kita pada persaingan global dimasa mendatang tanpa
persiapan yang matang, maka mereka akan sulit berkompetisi dan akan menjadi
orang-orang yang "terpinggirkan".
Jika selama ini dianggap modal utama kesuksesan dan menuju persaingan
global adalah IQ semata, Kecerdasan Fisik (Physical Quotien), Kecerdasan Emosi
(Emotional Quotien), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien). Modal
tersebut disamping diperoleh siswa melalui pendidikan di rumah, pendidikan di
sekolah dan lingkungan siswa berada.
Unit-unit sekolah di bawah lembaga Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII)
adalah sekolah yang berupaya menggabungkan berbagai aspek kecerdasan dalam
penyelenggaraan pendidikan siswa. Menyelenggarakan pengajaran komputer yang
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
43/144
29
memiliki target pencapaian yang jelas dan berjenjang. Hal ini akan memberikan
bekal kemampuan teknologi bagi siswa untuk dipergunakan baik untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolah maupun untuk kebutuhan pribadinya.1
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi SMA IZADA adalah dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa ayat : 9
"Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak
(generasi) yang lemah di belakang mereka, … " . Maka Yayasan Pendidikan Islam
Ibuku dalam unit satuan pendidikan SMA IZADA sebagai “S ekolah yang menjadi
oase bagi banyak perubahan positif seluruh warga sekolah/The Oasis for
Changes”. Berupaya mencapai visi: "terwujudnya generasi penerus yang
berintekletualitas tinggi, berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia"
Adapun Misi SMA IZADA adalah “ Menciptakan suasana dan lingkungan
sekolah yang nyaman, aman dan kondusif, menyelenggarakan pendidikan
berkualitas, dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi,
kreativitas, dan kematangan seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi
positif bagi bangsa”.
Sedangkan Tujuan didirikannya SMA IZADA adalah:
1.
SMA IZADA memenuhi dan berada di atas standar nasional pendidikan yang
ditetapkan BSNP.
2. Kelulusan 100 % pada Ujian Nasional dengan nilai rata-rata UN >8.
3.
Memperoleh rata-rata nilai Ujian Sekolah > 8.
4. Memiliki tim olimpiade MIPA yang dapat meraih juara tingkat nasional.
5.
Memiliki tim basket dan tim futsal yang mampu memperoleh juara.
6. Menanamkan nilai-nilai kejujuran, rasa percaya diri, kemandirian dan
nasionalisme norma-norma keislaman.
7. Menanamkan sikap kepedulian, kewirausahaan dan orientasi masa depan.
8. Memiliki silabus dan rencana program pengajaran yang lengkap dan
berkesinambungan yang di kembangkan oleh tenaga pendidik.
1
Sejarah SMA IZADA berdasarkan Buku Kurikulum SMA IZADA tahun pelajaran 2013-2014
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
44/144
30
9.
Memiliki program muatan lokal yang ajeg.
10. Memiliki program pengembangan kecakapan hidup, wawasan lingkungan,
living value dan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
11. Diterapkannya strategi pembelajaran active learning dengan pendekatan
Contekstual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar.
12.
Melaksanakan program remedial dan pengayaan yang terprogram.
13. Guru berpendidikan minimal S1 dan memiliki keahlian sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan dan memiliki kompetensi pendagogik, kepribadian,
sosial dan professional.
14. Guru mampu berprestasi di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.
15. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang proses
belajar mengajar, termasuk meningkatkan jumlah koleksi buku perpustakaan
dan kelengkapan alat laboratorium.
16. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang komprehensif.
17. Mampu mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien dan akuntabel
sesuai prinsip MBS
18. Memiliki data base siswa terkomputerisasi yang lengkap dan terkini.
19.
Memiliki tim Litbang untuk pengembangan sekolah yang lebih terarah dan
komprehensif.
20. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga instansi usaha yang mendukung
pengembangan keterampilan siswa.
3.
Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA
Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian
proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang
ingin dimunculkan.
Pada dasarnya, di SMA IZADA sudah menerapkan penilaian autentik di kelas
yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yaitu kelas X. Dengan mengaplikasikan
sistem belajar aktif, dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah,
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
45/144
31
Kurikulum 2013 sangat membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail
dalam implementasi metode belajar Scientific approach.
Dengan sudah diterapkannya Kurikulum 2013 pada sekolah SMA IZADA,
merupakan bukti bahwa sudah diterapkannya Penialaian autentik. Meskipun
belum semua guru mata pelajaran pada kelas X menerapkan dengan baik, karena
penialain autentik ini merukapakan model penilain baru, yang baru ada dan
relevan dengan kurikulum 2013.
Khususnya Pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada kelas X, guru sudah menerapkan penilaian auentik, meskipun belum secara
utuh. Ini dikarenakan minimnya pemahaman guru tentang penilaian itu sendiri dan
banyaknya kendala yang di hadapai dalam proses pembelajaran, sehingga belum
bisa maksimal untuk melaksanakannya.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah pendekatan penelitian
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. “Studi kasus adalah suatu
penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut”.2
Pada metode studi kasus ini peneliti benar-benar memahami kasus yang ada
dengan cara mengumpulkan data, melihat langsung keadaan di lokasi dan
mengambil info dari berbagai sumber yang ada di sekitar dan mempelajari
k eadaan di sekitar. “Suatu kasus Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik
pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi dokumenter, tetapi
semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan”.3 Studi
kasus merupakan metode penelitian yang unik. “Kekuatan yang unik dari studi
kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai
jenis bukti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi. Lebih dari itu, dalam
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya: 2011), hal: 643 Ibid., h. 64.
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
46/144
32
beberapa situasi seperti observasi partisipan, manipulasi informal juga dapat
terjadi”.4
Dalam pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrument utama dalam
penelitian. Peneliti menentukan apa yang dicari dan dibutuhkan dalam penelitian.
Mulai dari awal memasuki lapangan sampai membuat kesimpulan dari data yang
ditemukan di lapangan. Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti sangat
memahami situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan karena terlibat langsung ke
lapangan. Pendekatan metode penelitian disini mengarahkan peneliti untuk
“berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-
fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan
kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu.”5
Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti mengamati secara lebih
mendalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang ada.
“penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti
penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami
secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”.6 Dalam
pendekatan metode kualitatif ini dapat diketahui dengan cara mendalami situasi
sosial yang ada di lapangan seperti yang terdapat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Situasi Sosial (Social Situation)7
Place/tempat
Actor/orang activity/aktivitas
4 Robert K.Yin, Studi Kasus Desain & Metode, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004),
h.125 H.M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), h. 66 Opcit., h. 99
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012),cet: 15, h. 216.
Social
situation
-
8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk
47/144
33
Salah satu ciri penelitian yang sempurna adalah penelitian tersebut didukung
oleh data yang baik, optimal, dan relevan. Untuk mendapatkan data yang
berkualitas baik dan optimal sangat bergantung pada sampel yang tepat dan sesuai
dengan yang diharapkan dalam penelitian. “Dalam penelitian kualitatif tidak ada
sampel karena memang tidak ada populasi. Dalam penelitian kualitatif yang
dikenal adalah s
top related