makalah homeostatis usk
Post on 27-May-2017
276 Views
Preview:
TRANSCRIPT
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian tubuh secara
terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar
organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah ke seluruh
tubuh dapat berjalan karena adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem
pembuluh darah sebagai sebagai alat pengalir atau distribusi.1
Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis sel
utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel-
sel ini beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Darah dibawa oleh suatu
sistem pembuluh darah yang terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol, kapiler,
venula, dan vena. Sistem ini menyalurkan darah ke sel dan jaringan tubuh dan
mengembalikan darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas.2
Jadi, dengan adanya darah yang terus-menerus mengalir dalam tubuh.
Manusia tetap dapat hidup. Oleh sebab itu pada makalah ini kami mencoba
menguraikan sebuah pemicu mengenai sistem sirkulasi dan patologi klinik darah.
Dan diharapkan makalah ini dapat membantu kita dalam mempelajari ilmu
kedokteran dasar.
1.2. BATASAN TOPIK
I. Darah
Jenis-Jenis
Komponen Penyusun dan Fungsi
Struktur mikroskopis
Mekanisme Pembentukan
Proses Hemostasis dan Fibrinolisis
II. Pembuluh Darah
Jenis-jenis
Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi
20
III. Jantung
Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi
Mekanisme Kerja Jantung
Pembentukan Bunyi Jantung
IV. Tekanan Darah
Cara Pengukuran
Penggolongan Ukuran
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Cara Pengukuran Denyut Nadi
Hukum Hemodinamika
V. Transfusi Darah
Prinsip Transfusi Darah
Penggolongan Darah
Pemeriksaan Laboratorium Darah
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yang ingin kami capai, antara lain:
1. Mampu memahami defenisi dari darah, pembuluh darah,dan jantung
2. Mampu memahami pembagian serta struktur darah, jantung dan pembuluh
darah secara anatomi, histologi, dan fisiologi
3. Mengetahui perbedaan antara hemostasis dan fibrinolisis
4. Mengetahui mekanisme kerja jantung
5. Mampu memahami mekanisme pembentukan bunyi jantung
6. Mengetahui cara pengukuran denyut nadi dan tekanan darah
7. Mengetahui hukum hemodinamika
8. Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
9. Mengetahui prinsip transfusi darah dan penggolongan darah
10. Mengetahui pemeriksaan Lab darah
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
20
Pada sistematika akan dipaparkan tentang bagaimana proses penyusunan
makalah ini yang diantaranya adalah:
1. BAB I berisi tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II berisi tentang pembahasan yang mencakup tentang patologi klinik
darah dan sistem sirkulasi darah.
3. BAB III berisi penutup yang meliputi : kesimpulan, dan daftar pustaka.
20
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Darah1
Darah adalah suatu jaringan tubuh yyang terdapat di dalam permbuluh
darah. Darah berbentuk cairan, dan merupakan medium transpor tubuh. Warna
merah pada darah tergantung banyaknya kadar oksigen dan karbon dioksida yang
terdapat di dalamnya. Darah manusia jumlahnya sekitar 5 liter. Kadar jumlah
darah setiap orang tidak sama, tergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan
jantung atau pembuluh darah.
II.1.1. Jenis-jenis darah2
A. Eritrosit
Berbentuk bikonkaf, bulat dengan lekukan pada sentral dan
berdiameter 7,65 mikro meter.
Terbungkus dalam membran sel dan permeabilitas tinggi.Membran
ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit
menembus kapiler (pembuluh darah terkecil)
Mengandung 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen
pernapasan yang mengikat oksigen.Volume hemoglobin mencapai
sepertiga volume sel.
Jumlah eritrosit pada laki-laki sehat berukuran rata-rata 4,2-5,5
juta sel per mm3 dan pada perempuan 3,2-5,2 juta sel per mm3.
B. Leukosit
Bersifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah
putih untuk setiap 660 sel darah merah.
Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama
untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan
20
infeksi, termasuk menghasilkan antibodi yaitu neutrofil, limfosit,
monosit, eosinofil dan basofil.
Bersifat fagositosis.
Rentang kehidupan setelah diproduksi di sumsung tulang. Leukosit
bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke
jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan, tergantung jenis
leukositnya.
Jumlah leukosit 7000-9000 sel permm3.
C. Trombosit
Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi
bagian-bagian kecil, bagian kecil tersebut yang disebut platelet atau
trombosit.
Megakariosit berasal dari sel meiloblast yang juga merupakan
induk sel leukosit.
Berjumlah 250.000-400.000 per mm3.
Merupakan fragmen yang berasal dari megakariosit raksasa
multinukleus dalam sumsum tulang.
Ukurannya mencapai setengah ukuran sel eritrosit. Sitoplasmanya
terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis
granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.
II.1.2.Komponen penyusun darah dan fungsinya2
A. Konstituen Darah Plasma
Air berfungsi sebagai medium transpor; membawa panas.
Elektrolit berfungsi sebagai eksitabilitas membran; distribusi
osmotik cairan antara cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler;
menyangga perubahan pH.
Nutrien, zat sisa,gas,dan hormon diangkut dalam darah; gas CO2
darah berperan dalam keseimbangan asam-basa.
20
Rotein plasma secara umum berfungsi menghasilkan efek osmotik
yang penting dalam distribusi cairan ekstraseluler antara
kompartemen vaskular dan intersium; menyangga perubahan pH.
Albumin berfungsi mengangkut banyak bahan; berperan paling
besar dalam menentukan osmotik koloid.
Globulin (alfa dan beta) berfungsi mengangkut banyak bahan tak
terlarut dalam air; faktor pembekuan; molekul prekuser inaktif.
Dan gama berfungsi sebagai antibodi.
Fibrinogen berfungsi sebagai prekursor inaktif untuk jalinan fibrin
pada pembekuan darah.
B. Elemen Seluler
Eritrosit berfungsi mengangkut O2 dan CO2 (terutama CO2¿
Leukosit teridiri :
1. Neutrofil berfungsi sebagai fagosit yang menelan bakteri
dan debris.
2. Eosinofil berfungsi menyerang cacing parasitik; penting
dalam reaksi alergik.
3. Basofil berfungsi mengeluarkan histamin yang penting
dalam reaksi alergik dan heparin yang membantu
membersihkan lemak dan darah.
Limfosit terdiri dari :
1. Monosit berfungsi dalam transit menjadi makrofag
jaringan.
2. Limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi.
3. Linfosit T berfungsi sebagai respon imun selular.
Trombosit berfungsi sebagai hemostasis.
II.1.3. Struktur Mikroskopis Darah3
A. Eritrosit ( sel darah merah )
20
Ciri-cirinya :
Bentuk seperti cakram
Ukurannya 7,5 m
Tebal bagian tepi 2,6
Tebal bagia pusat 0,8
Tidak bias bergerak
Berwarnah kemerah-merahan
Konsentrasi eritrosit normal dalam darah kira –kira 3,9 juta sampai
5,5 juta permikroliter pada wanita dan 4,1 juta -6 juta permikro liter
pada pria
B. leokosit ( sel darah putih )
Ciri-cirinya :
bentuk dapat berubah –ubah
dapat bergerak dengan pelantara kaki semu ( pseudodia )
mempunyai bermacam – macam inti sel sehingga dapat dibedakan
menurut intinya
berwarna bening
Menurut granulanya di dalam sitoplama serta bentuk intinya, leukosit di bagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Granulosit
a. neutrofil
sitoplama tampak jernih di bawah mikroskop
inti mengandung beberapa lubus yang menghubungkan oleh
benang kromatin halus
memiliki rentang usia yang pendek di dalam darah atau jaringan
ikat, dari beberapa jam hingga hari
fagosit yang sangat aktif tertarik ke benda asing oleh faktor
kemotaktik
menghancurkan material yang di telan (difagosit) dengan enzim
20
lisosom
membentk sekitar 60 sampai 70% leukosit darah
b. eosinofil
sitoplama terisi granula besar merah muda
inti biasanya berlobus dua
memiliki rentang usia yang pendek, di dalam darah atau jarring
ikat
merupakan fagosit dengan afinitas terhadap kompleks antigen –
antibodi
mengeluarkan zat kimiawi yang mentralkan histamine dan
mediator lain reksi peradangan
membentuk sekitar 2 sampai 4% leukosit darah
c. basofil
sitoplama mengandung granukan biru atau coklat
memiliki rentang usia yang pendek
inti berwarna basofilik pucat, tetapi biasanya terhalang oleh adanya
granula sitoplama yang padat
membentuk kurang 1% leukosit
2. Agranulosit
a. limfosit
inti terpukas gelap di kelilingin oleh cicin sitoplama yang sempit
penting untuk pertahan imunologik terhadap organisme
membentuk sekitar 20% -30% leukosit darah
sel plama mengekuarkan antibodi untuk melawan atau
menghancurkan organisme yang masuk
b. monosit
leukosit agranulaterbesar terutama di tandai oleh inti bentuk tapal
kuda
hidup dalam jaringan ikat selama berbulan –bulan tempat sel ini
menjadi fagosit kuat
20
merupakan bagian system fagosit mononuclear
membentuk sekitar 3 sampai 8 % leukosit darah.
II.1.4. Pembentukan darah3
Hemapoises merupakam proses pembentukan komponen sel darah, dimana
20
terjadi poloferasi , muturasi dan diferensia yang terjadi secara serentak
poliferasi sel : menyebabkan peningkatan atau pelipatan ganda
jumlah sel darah
maturasi : meningkatakan proses pematangan sel darah
deferensiasi : menyebabakan beberapa sel darah terbentuk memiliki
sifat khusu yang berbeda-beda
Hemapoises pada manusia terdiri atas beberapa periode
mesoblastik : dari embrio berumur 2 samapai 10 minggu yang
dihasilkan HbG1 , HbG2 dan Hb –portland
hepatik : dari embrio 6 minggu, terjadi di hati, sedangkan di limpa
terjadi pada umur 12 minggu, dengan produksi lebih sedikit dari
pada hati. Di sini menghasil kan Hb
mieloit : di mulai pada usia kehamilan 20 minggu, terjadsi di
sumsum tulang, kelenjar limfoinodi dan timus, meghasilkan: HbA,
granulosit, trombosit , sel-sel limposit dan limfosit T
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah :
asama amino
vitamin
mineral
hormon
ketersediaan O2
tranfusi darah
faktor perangsang
hematopoitit.
20
II.1.5. Proses Hemostasis dan Fibrinolisis3
A. Hemostasis
Hemostasis adalah proses pembekuan darah pada dinding
pembuluh darah yang rusak, untuk mencegah kehilangan darah, sementara
tetap mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam sistem
pembuluh darah.
Prinsip dari Hemostasis adalah:
Mengurangi aliran darah yang menuju daerah luka
1. Vasokonstriksi
Apabila pembuluh darah robek atau terpotong, maka
pembuluh darah ini secara refleks akan mengalami
Vasokonstriksi pada daerah robekan. Trombosit yang keluar
dari pembuluh darah karena adanya permukaan kasar dari
daerah luka, maka trombosit akan pecah dan mengeluarkan
enzim serotonin. Dengan demikian, pembuluh darah yang
robek tadi akan semakin mengecil atau menyempit,
sehingga alirah darah pada daerah tersebut menjadi kecil
sampai tertutup.
2. Penekanan oleh edema
Jaringan atau pembuluh darah yang robek tadi megalami
edema. Dimana edema tersebut akan menekan pembuluh
darah. Dengan demikian, bisa menambah sempitnya aliran
darah yang menuju daerah luka
Mengadakan sumbatan / menutup lubah perdarahan yang berperan
disini adalah trombus. Trombus adalah bekuan darah yang
terbentuk dari trombosit yang pecah dan mengalami penggumpalan
pada pembuluh darah. Trombus akan menyumbat luka pada
pembuluh darah. Dengan demikian, darah yang mengalir pada
pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai berhenti.
LUKA
Trombosit Pecah Trombokinase dan Vit K
Protrombin
Fibrinogen
Trombin
Fibrin
Luka tertutup
Ca2+
Ca2+
20
B. Fibrinolisis
1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut
keluar juga bersama darah kemudian menyentuh permukaan.
Permukaan kasar akan menyebabkan trombosit pecah dan trombosit
akan mengeluarkan enzim Trombokinase
2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah
protombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan
tersebut dipengaruhi oleh ion Ca2+ di dalam plasma darah. Protrombin
adalah senyawa protein yang larut dalam darah dan mengandung
globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh
hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
3. Trombin mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin dan menyebabkan
luka tertutup. Fibrinogen adalah jenis protein yang larut dalam darah.
20
II.2. Pembuluh Darah
II.2.1. Jenis-jenis Pembuluh Darah1
a. Arteri
b. Vena
c. Kapiler
d. Sinusoid
II.2.2. Struktur Anatomi, Histologi, dan Fisiologi1
a. Arteri
Berfungsi Membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh
Memiliki dinding yang tebal
Letaknya lebih Profunda
b. Vena
Berfungsi Membawa darah dari seluruh tubuh menuju
jantung
Diameternya lebih besar
Memiliki dinding yang tipis
Letaknya lebih superficial
c. Kapiler
Tempat terjadinya pertukaran CO2 dan O2
Terdiri dari selapis lapisan endothelium dan membrane
basement
Berfungsi sebagai jembatan di antara arteri dan vena
d. Sinusoid
Berfungsi sebagai pengganti kapiler di sumsum tulang
merah, korteks suprarenal dan kelenjar paratiroid
Memiliki lumen yang luas dan irregular
Memiliki dinding yang sebagian besar terdiri dari sel-sel
fagositik
II.3. Jantung4
20
Jantung adalah organ yang paling penting dalam tubuh kita. Karena
jantung merupakan alat yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh
tubuh. Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia
untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem
peredaran darah.
Fungsi jantung dalam tubuh kita sangat banyak, selain untuk memompa
jantung keseluruh tubuh. jantung terletak dibelakang tulang sternum, tepatnya
diruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan
dengan diafragma.
Ukuran jantung pada tubuh kita berbeda-beda yakni, sebesar kepalan
tangan kita atau dengan ukuran panjang kira-kira 5’’ (12cm) dan lebar sekitar 3,5”
(9cm). Jantung terdiri atas bagian-bagian :
1. Lapisan pembungkus jantung
2. Lapisan otot jantung
3. Katup jantung
4. Ruang jantung
5. Dan pembuluh darah jantung
II.3.1. Anatomi, Histologi dan Fisiologi Jantung4
1. Struktur
Organ berongga
Berotot lurik
Berbentuk kerucut
Terletak diantara dua paru dibelakang sternum
Ukuran : panjang 12 cm , lebar 9 cm , tebal 6 cm
Berat 250 – 300 gr
2. Bagian – bagian jantung
20
Atrium
Merupakan ruang jantung bagian atas , ukuran atrium lebih
kecil, berfungsi sebagai ruang penerima dan merupakan tempat
tujuan aliran darah dari vena.
Ventrikel
Merupaka ruang jantung bagian bawah , digunakan sebagai ruang
pemompa (discharging) dan tempat derah di dorong ke arteri.
Septum
Terletak ditengah jantung , memisahkan jantung kiri dan kanan dan
berjenis otot.
Lapisan – lapisan jantung
1. Endokardium : Lapisan jantung ysng paling dalam, terdiri
dari selaput lendir, melapisi permukaan
rongga jantung dan berkesinambungan
dengan katub jantung dan lapisan endotel
pembuluh darah.
2. Miokardium : Lapisan inti jantung, terdiri dari otot-otot
jantung, berperan penting dalam sirkulasi
darah.
3. Perikardium : Lapisan terluar jantung, terdapat cairan yang
dihasilkan membran serosa yang berfungsi
sebagai pelicin.
Katup jantung
Memiliki 4 katup :
1. Katup trikuspidalis : Terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan.
2. Katup Mitral : Terletak antara ventrikel kiri dan atrium kiri.
3. Katup Aorta : Terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
4. Katup Pulmoner : Terletak anta ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis.
20
3. Fisiologi
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Atrium kanan
berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan darah ke ventrikel kanan
melalui katup trikuspidalis, atrium kiri menerima darah dari empat
vena pulmonalis yang berisi darah yang kaya akan oksigen, ventrikel
kiri menerima darah dari atrium kanan kemudian memompa ke arteria
pulmonalis melalaui katup pulmonal, ventrikel kanan memerim darah
dari atrium kiri (kaya O2) kemudian memompa ke aorta melalui katup
aorta keseluruh tubuh.
4. Permukaan Jantung
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang
laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan
endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang
dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun
tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel
padadiafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung,
sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari
gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa
konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang
meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping.
Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung
menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan
kananserambi (atrium) & bilik (ventrikel).
5. Struktur Internal Jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi
dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini
sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang
20
dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung
terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena
bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas,
khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki
pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di
masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di
antaraserambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup
berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik
kiri disebutkatup bikuspidalis atau katup berdaun dua.
II.3.2. Mekanisme Kerja Jantung4
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah
(disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah
keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan.
20
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena
berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan
terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang
selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang
selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke
dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan
untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
II.3.3. Pembentukan Bunyi Jantung5
Bunyi jantung terdengar melalui stetoskop selama siklus jantung. Katup
aorta akan menutup dan tekanan vascular menurun kembali ke nilai diastolic.
Dengan adanya kontraksi atau relaksasi atrium dan ventrikel, serta adanya
perubahan tekanan dalam rongga jantung selama kerja jantung menyebabkan
terjadinta pembukaan dan penutupan katup-katup jantung. Pada tempat tertentu
akan terdengar bunyi lup-dub sebagai bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2. Bunyi
jantung terjadi karena getaran udara dengan intensitas dan frekuensi tertentu.
Bunyi jantung 1 frekuensinya lebih rendah dari bunyi jantung kedua. Ini
disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Faktor Otot : bila otot berkontraksi akan terjadi bunyi.
2. Faktor Katup : pada saat ventrikel berkontraksi terjadi penutupan
katup atrioventrikular, penutupan daun-daun katup menimbulkan
bunyi.
3. Faktor pembuluh darah : darah dipompakan ke ventrikel kiri ke aorta
20
dan ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arus darah menggetarkan
dinding pembuluh darah sehingga menimbulkan bunyi.
Tahapan Bunyi Jantung :
1. Bunyi I : bunyi “lub” rendah, penutupan katup mitral dan
trikuspidalis lamanya 0,15 detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
2. Bunyi II : bunyi “dub” lebih pendek dan nyaring, disebabkan
menutupnya katup aorta dan pulmonal segera setelah sistolik
ventrikel berakhir.
3. Bunyi III : bunyi ini lemah dan rendah, disebabkan oleh getaran
yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.
4. Bunyi IV : terkadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama
bila tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku.
Energi untuk Kontraksi Jantung5
Penggunaan energy kimia untuk menyelenggarakan kontraksi terutama
berasal dari metabolisme asam lemak dalam jumlah yang kecil dari metabolism
zat gizi, terutama asam laktat dan glukosa menghasilkan energy tinggi untuk
efisiensi kontraksi jantung selama kontraksi otot. Sebagian besar energy kimia
diubah menjadi panas dan sebagian kecil menjadi kerja. Konsumsi oksigen
jantung : proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen
jantung 7-10 ml/ 100 gram miokardium/menit. Volume yang berlebihan akan
meningkatkan ketegangan intramiokard.
II.4. Tekanan Darah
II.4.1. Cara Pengukuran Tekanan darah6
Prosedur Pengukuran Tekanan Darah
A. Alat dan Bahan:
1. Tensimeter Digital atau Tensimeter manual (Air Raksa)
2. Mancet besar
20
B. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital:
1. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.
2. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya
menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,
minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-
15 menit sebelum pengukuran.
3. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya
dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.
4. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua
telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas
meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
5. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya
untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.
Apabila responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan
baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak
menghambat aliran darah di lengan.
20
6. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke
atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
7. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dihalaman berikut.
8. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara
otomatis.
9. Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
C. Prosedur penggunaan manset
1. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
2. Perhatikan arah masuknya perekat manset.
3. Pakai manset, perhatikan arah selang.
20
4. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.
5. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
6. Menghasilkan pengukuran yang akurat.
7. Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
8. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2
menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
9. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi
20
pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet
pada lengan.
10. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan
posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
D. Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter manual:7
1. Duduk dengan tenang dan rileks sekitar 5 (lima) menit
2. Jelaskan manfaat rileks tersebut, yaitu agar nilai tekanan darah yang terukur
adalah nilai yang stabil
3. Pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi
manset paling bawah 2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik
4. Posisikan tangan di atas meja dengan posisi sama tinggi dengan letak jantung.
5. Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun.
6. Pengukuran dilakukan dengan tangan di atas meja dan telapak tangan terbuka
ke atas.
7. Rabalah nadi pada lipatan lengan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba
lalu dipompa lagi hingga tekanaan meningkat sampai 30 mmHg di atas nilai
tekanan nadi ketika denyutan nadi tidak teraba
8. Tempelkan steteskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-
lahan dan dengarkan suara bunyi denyut nadi.
9. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang
pertama terdengar dan tekanan darah diatolik ketika bunyi keteraturan denyut nadi
tidak tersengar
10. Sebaiknya pengukuran dilakukan 2 kali. Pengukuran ke-2 setelah selang
waktu 2 (dua) menit.
11. Jika perbedaan hasil pengukuran ke-1 dan ke-2 adalah 10 mmHg atau lebih
harus dilakukan pengukuran ke-3.
12. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan
posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
a. Manset tensimeter dipasang (diikatkan) pada lengan atas. Manset
sedikitnya harus dapat melingkari 2/3 lengan atas dan bagian bawahnya
20
sekitar 2 jari di atas daerah lipatan lengan atas untuk mencegah kontak
dengan stetoskop. Stetoskop ditempatkan pada lipatan lengan atas (pada
arteri brakhialis pada permukaan ventral/depan siku agak ke bawah manset
tensimeter).
b. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter dinaikkan
dengan memompa sampai tidak terdengar lagi. Kemudian tekanan di
dalam tensimeter diturunkan pelan-pelan.
c. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang
tercantum dalam tensimeter, tekanan ini adalah tekanan atas (sistolik).
d. Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar
sekeras itu sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama
sekali. Pada saat suara denyutan yang keras itu melemah, baca lagi tekanan
dalam tensimeter, tekanan itu adalah tekanan bawah (diastolik).
e. Tekanan darah orang yang diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang
dilakukan sebanyak 2 kali.
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan
darah, yaitu bahwa hasil pengukuran tekanan darah bisa “tidak benar” akibat
minum kopi atau minuman beralkohol akan meningkatkan tekanan darah dari nilai
sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas (tegang), terkejut, dan stress.
Ingin kencing, karena kandung kemih penuh, juga dapat meningkatkan tekanan
darah.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, sebaiknya:
a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih).
b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok.
c. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai
selama lebih kurang lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di
lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung. Injakan kaki dan
sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan memberikan hasil
pengukuran tekanan darah yang lebih akurat. Agar pengukuran tekanan
20
darah yang dilakukan hasilnya valid, maka harus diperhatikan validitas alat
pengukuran tekanan darah, terutama alat pengukur tekanan darah di Rumah
(ATDR).
II.4.2. Penggolongan Ukuran Tekanan Darah8
20
II.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah8
Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
tekanan darah, diantaranya adalah:
1. Umur Bayi Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73
mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai
usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan
kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan
tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding
pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan
tekanan darah.
2. Jenis Kelamin Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil
menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita
menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal
ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung
menjadi lebihtinggi (Miller, 2010).
3. Olahraga Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.
4. Obat-obatan Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau
menurunkan tekanan darah.
5. Ras Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang
sama.
6. Obesitas Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa
merupakan faktor predisposisi hipertensi.
II.4.4. Cara Pengukuran Denyut Nadi9
A. Persiapan alat dan bahan :
20
Jam atau stopwatch
Alat tulis
Buku catatan nadi
B. Cara pelaksanaan :
Cuci tangan.
Jelaskan/ beritahu prosedur yang akan dilakukan.
Atur posisi tidur telentang pada pasien.
Lakukan pengukuran denyut nadi (frekuensi) di daerah apical pada
anak usia di bawah 3 tahun atau radialis pada anak berusia lebih dari
dua atau 3 tahun dengan menggunakan jari elunjuk, jari tengah, dan
jari manis. Pengukuran dilakukan selama 1 menit, bila tidak teratur
atau selama 15-30 detik, dikalikan 4 atau 2.
Catat hasil.
Cuci tangan.
Table frekuensi nadi
Umur Frekuensi nadi rata-rata
Lahir 140
1 bulan 130
1-6 bulan 130
6-12 bulan 115
1-2 tahun 110
2-4 tahun 105
Table pola nadi
Pola nadi Deskripsi
Badikardia Frekuensi nadi lambat.
Takikardia Frekuensi nadi meningkat, dalam
keadaan tidak ada ketakutan, menangis,
aktifitas meningkat, atau demam yang
menunjukan penyakit jantung.
20
Sinus aritmia Frekuensi nadi meningkat selama
inspirasi, menurun selama ekspirasi.
Pulsus alternans Denyut nadi yang silih berganti kuat-
lemah dan kemungkinan menunjukan
gagal jantung.
Pulsus bigeminus Denyut berpasangan yang berhubungan
dengan denyut premature.
Pulsus parodoksus Kekuatan nadi menurun dengan
inspirasi.
Thready pulse Denyut nadi cepat dan lemah
menunjukan adanya tanda shock, nadi
sukar dipalpasi tampak muncul dan
menghilang.
Pulsus corrigan Denyut nadi kuat dan berdetak-detak
disebabkan oleh variasi ang luas pada
tekanan nadi.
II.4.5.Hukum Hemodinamika9
1. Laju aliran
2. Yaitu laju aliran darah melalui suatu pembuluh ( yaitu volume darah yang
lewat per satuan waktu ) berbanding lurus dengan gradient tekana dan
berbanding terbalik dengan resistensi vascular.
3. Gradient tekanan
Perbedaan tekanan antara awal dan akhir suatu pembuluh darah
mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke tekanan lebih rendah
mengikuti penurunan gradient tekanan. Semakin besar gradient tekanan
yang mendorong darah melalui suatu pembuluh, semakin besar laju
aliran melalui pembuluh tersebut.
4. Resistensi
5. Ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu
20
pembuluh akibat gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan dinding
vascular yang diam. Jika resistensi meningkat maka gradient tekanan harus
meningkat secara proporsional agar laju aliran tetap. Resistensi tergantung
pada 3 faktor yaitu kekentalan (viskositas), panjang pembuluh, dan jari-
jari pembuluh.
II.5. Transfusi Darah9
Tranfusi darah adalah tindakan pemasukan darah lengkap atas komponen-
komponen darah secara langsung ke dalam aliran darah atau sirkulasi.
II.5.1. Prinsip Transfusi Darah:
a. Tranfusi hanyalah salah satu tindakan manajemen dalam menangani
kendali kondisi pasien.
b. Kehilangan darah akut harus ditanggulangi terlebih dahulu oleh
pergantian cairan intravena.
c. Klinisi harus cermat menilai resiko tranmisi penyakit perantaraan
tranfusi .
d. Tranfusi dilakukan jika keuntungan lebih besar daripada kerugian.
e. Klinis harus mencatat alasan tranfusi dan memonitor pasien.
A. Krinteria calon donor
1. Berbadan sehat
2. Umur 17-60 tahun
3. Berat badan minimal 45 kg
4. Kadar hb minimal 12.5
5. Tekanan darah sistolik 100-180 mmHg
6. Tekanan darah diastolik 50-100 mmHg
7. Denyut nadi berkisar 50-100 x/menit
8. Tidak sedang : hamil, haid, dan menyusui.
20
B. Mekanisme tranfusi darah :
1. Saat transfusi darah diberikan , plasma donor diencerkan oleh
plasma resipien, sehingga aglutnin donortida menyebabkan
aglutinin.
2. Walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting untuk
transfusi jika golongan darah berebda dengan pasien maka
aglutinin dalam plasma resipien akan mengaglutinasi sel darah
merah asing donor.
3. Reaksi tranfusi disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor
4. Pencocokan silang pada golongan darah respien dan donor
dilakukan sebelum pemberian tranfusi darah untukmmemastikan
kecocokan sel darah.
II.5.2. Penggolongan Darah10
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan
membran sel darah merah.
A. Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-
negatif
20
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-
positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,
orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
B. Sistem Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan
memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari
monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun
1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh
di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-.
Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
20
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah
O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu
golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80%
populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan
golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-)
dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan
yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat
memengaruhi janin pada saat kehamilan.
II.5.3. Pemeriksaan Laboratorium Darah10
A. Pada hematologi rutin : leukosit saja
Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel
darah putih
Nilai normal
Dewasa : 4.8 – 10.8 (103μl¿
Anak : 6.0 – 17.5(103/μl¿
B. Pada pemeriksaan hitung jenis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
membantu diagnosis dan memantau penyakit infeksi dan keganasan.
a. Neutrofil
Peran : Melindungi tubuh dan melakukan infeksi
Nilai normal : 50-70 %
b. Limfosit
Peran : Produksi antibodi dan melawan infeksi
Nilai normal : 25-40%
c. Monosit
Peran : Sistem imun
Nilai Normal : 2-8 %
20
d. Eusinofil
Peran : reaksi alergi, reaksi obat, dan infeksi parasit
Nilai normal :2-4%
e. Basofil
Peran : proses alergi dan inflamasi
Nilai normal : 0-1.0%
f.Hemoglobin (Hb)
Peran : Bawa O2 ke dalam tubuh
Nilai normal
Laki-laki : 14-18(g/dl)
Perempuan : 12-16(g/dl)
Anak-anak : 11.3-14.1(g/dl)
g. Eritrosit
Peran :Bawa O2 ke seluruh tubuh
Nilai normal
Laki-laki : 4.4-5.9(106/μl¿
h. Hematokrit
Peran : sebagai perbandingan antara eritrosit, leukosit, dan
trombosit
Nilai normal
Laki-laki :42-52 %
Perempuan : 37-47 %
i.Trombosit
Peran : Proses pembekuan darah
Nilai normal : 150-450(103/μl¿
20
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
o Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)
tertahan dan dibawa dalam matrik cairan ( plasma ).
o Fungsi darah adalah sebagai alat pengangkut, sebagai pertahanan tubuh
terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh, dan menyebarkan
panas keseluruh tubuh.
o Komponen darah terdiri dari plasma darah, eritosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit.
o Plasma darah terdiri dari protein plasma (albumin, globulin, dan
fibrinogen).
o Leukosit terbagi dua yaitu granulosit (neutrofil, eusinofil, dan basofil) dan
agranulosit (limfosit dan monosit).
o Mekanisme pembentukan darah terdiri dari tahapan proeritoblas, eritoblas
basofil, eritoblas polikromatofil, normoblas, dan retikulosit.
o Tahapan hemostasis terdiri dari vasokonstriksi, plug trombosit,
pembentukan bekuan darah, dan penguraian bekuan darah (fibrinolisis).
o Pemeriksaan laboratorium pada kasus pendarahan dapat dilakukan dengan
metode sahli dan metode Hb Sianmenth
o Penggolongan darah ada dua metode yaitu klasifikasi golongan darah
ABO dan Sistem Rh.
o Pembuluh darah secara garis besar terdiri dari kapiler, arteri, dan vena.
o Aktivitas pembuluh darah dipengaruhi dan dikendalikan oleh pusat
vasomotorik, hormon, ion kalsium, dan magnesium.
o Tekanan darah dapat secara tidak langsung diukur dengan menggunakan
sfigmomanometer.
o Ukuran normal tekanan darah adal 120/80 mmHg.
20
o Jantung adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa
darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.
o Ruang jantung terdiri dari atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri.
o Katu jantung terdiri dari katup tricuspid, katup bicuspid, katup semilunar
aorta dan pulmonar.
o Dinding jantung terdiri dari lapisan epikardium, miokardium, dan
endokardium.
20
DAFTAR PUSTAKA
1Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta:EGC2Lauralee,Sherwood.2013.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC3Handayani,Wiwik.Haribowo,Andi Sulistyo.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi.Jakarta:Salemba Medika4John.G.Fisiologi dan anatomi untuk perawat. Jakarta.EGC5Syaifuddin.2011. fisiologi tubuh manusia.Jakarta:EGC6Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 20137PedomanPengukuran.pdf8http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35211/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses: 20.37 01/03/20149Musrifatul,uliyah,dkk.2008.Praktikum Keterampilan Dasar Praktik
Klinik.Jakarta:Salemba Medika10James veldman.2004.Anatomi dan fisiologi jantung untuk pemula.jakarta:EGC
hal 277-278
top related