masalah gizi bayi di indonesia

Post on 21-Aug-2015

56 Views

Category:

Health & Medicine

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

MASALAH GIZI PADA BAYI DI INDONESIA

Ulya Uti Fasrini

Outline Pendahuluan Masalah gizi pada bayi baru lahir Masalah gizi pada bayi

Defisiensi Fe Defisiensi Vitamin A GAKY Malnutrisi

Undernutrition : marasmus, kwasiorkor, MK Overnutrition : obesitas

PENDAHULUAN

Neonatus• Baru lahir

– 28 hari

Bayi • Baru lahir

– <1 tahun

Klasifikasi

• BBL > 4000 gBBLB• BBL >= 2500 g (ideal WHO 2006 =

3000 g)BBLN• BBL < 2500 gBBLR• BBL < 1500 gBBLSR• BBL < 100 gBBLSSR

Preterm• < 37

minggu kehamilan

Post term• > 40

minggu kehamilan

MASALAH GIZI BAYI DAN ANAK UP-TO-DATE Masalah utama gizi di masyarakat saat ini

adalah STUNTING / pendek Dimulai sejak dalam kandungan Periode kritis 1000 hari pertama kehidupan Disebabkan oleh

Rendahnya asupan gizi Masalah kesehatan Ketersediaan makanan Pola asuh Ketersediaan air minum Sanitasi Yankes

Penilaian Pertumbuhan dan Gizi BB

Merefleksikan jaringan tanpa lemak, lemak, kompartemen cairan intra dan ekstra sel

PB Merefleksikan jaringan tanpa lemak dengan lebih

baik Lingkar kepala

Berkorelasi dengan pertumbuhan secara umum dan pencapaian perkembangan

Penilaian Pertumbuhan dan Gizi BB/PB PB/U BB/U BMI/U Skinfold LLA LK

Masalah Gizi BBL BBLR (BB < 2500 g) berkurang dari

11,1 % (2010) 10,2 % (2013). Terendah di Sumatera Utara (7,2%) Tertinggi di Sulawesi Tengah (16,9%).

PB bayi lahir angka nasionalbayi lahir pendek <48 cm (20,2%), Tertinggi di Nusa Tenggara

Timur (28,7%) Terendah di Bali (9,6%)

Masalah Gizi BBL BBLR dan PB pendek 4,3%

Tertinggi di Papua (7,6%), Terendah di Maluku (0,8%)

ASI eksklusif dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan dan minuman selain ASI pada umur 6 bulan 30,2%

IMD < 1 jam setelah lahir 34,5 %, Tertinggi di NTB 52,9% Terendah di Papua Barat 21,7%

Masalah Gizi BBL Adaptasi fisiologis

Organ pencernaan Enzim pencernaan

Baru ada pada gestasi 36-38 mg u/ cerna makronutrien simpleks

Reflek makan Termasuk kemampuan bayi dalam IMD

GIT kolon belum efisien menyerap air Memperberat keadaan saat diare

Defekasi

Masalah Gizi BBL - Prematur Gunakan koreksi umur Fungsi koreksi umur:

Pertumbuhan WHO 2006 : term – 24 bln Kebutuhan nutrisi Pemberian makan (padat/susu) Rekam perkembangan anak

Masalah Gizi BBL - Prematur Total besi tubuh rendah dibanding BBCB Formula transisional Berikan :

Vitamin dan mikromineral : Ca, P Protein whey, rendah laktosa, minyak LRS 20% Kalori tambahan

Masalah Gizi BBL - Prematur TIDAK DIREKOMENDASIKAN pemberian

formula kedelai u/ < 1800 g Kadar albumin serum rendah Fitat tinggi Rendah penanda pembentukan tulang Risiko toksisitas alumunium Berkaitan dg ggn tiroid, penekanan testosteron,

efek mirip-fitoestrogen

Masalah Gizi BBL - Prematur TIDAK DIREKOMENDASIKAN pemberian

formula mengandung pati beras bayi prematur < 38 mg

Risiko pembentukan laktobezoar (gumpalan susu tak tercerna)

Masalah Gizi BBL - Prematur“The potent benefits of human milk are such that all preterm

infants should receive human milk.”

“Human milk should be fortified, with protein, minerals, and vitamins to ensure optimal nutrient intake for infants weighing <1500 g at birth.” Policy Statement: Breastfeeding and the Use of Human Milk, Pediatrics 2012; 129:e827

In general, the smaller infant, the higher the nutritional needs & the longer they may need fortification.

Masalah Gizi BBL - Prematur

Suplementasi vitamin/mineral

Jika infant: Suplemen yang direkomendasikan

Kapan berhenti suplemen

ASI (dengan atau tanpa fortifikasi)

1 ml MVI dengan besiAtau1 ml MVI tanpa besi + suplemen besi terpisah

Dilanjutkan hingga 12 bulan usia terkoreksi

Formula Fe-fortifikasi

0,5 ml MVI tanpa besi Hentikan ketika intake = 32 oz/hari

BBLR

BBLR

Status ibu

selama gravid

Status ibu

sebelum

gravid

Masalah Gizi pada Bayi Pemberian ASI Eksklusif Perpindahan/transisi makanan Defisiensi Fe Defisiensi Vitamin A GAKY Malnutrisi

Pemberian ASI Eksklusif ASI eksklusif 60% pada awal kelahiran Menurun jadi sekitar 30 % di bulan ke 6

Transisi Makanan Masalah dengan adaptasi saluran cerna Adaptasi sal.cerna diatur oleh:

Faktor endokrin Faktor intraluminal Hormon dari ASI dan faktor pertumbuhan Bakteri : endogen/eksogen

risiko diare >>

ANGKA KECUKUPAN GIZIKelompok umur

Fe (mg)

Protein (g)

Vit C (mg)

Zn Mg I

Bayi

0-6 bln 0 12 40 0 30 90

7-11 bln

7 18 50 3 55 120

Bumil

TM 1 26 76-79 85 12 350-360 220

TM 2 35 76-79 85 14 350-360 220

TM 3 39 76-79 85 20 350-360 220

Busui

6 bln I 32 76-79 100 15 310-320 250

6 bln II 34 76-79 100 15 310-320 250

Permenkes RI no 75 th 2013 ttg AKG bagi bangsa Indonesia

Defisiensi Fe Fungsi Fe

Komponen Hb transpor O2

Transpor elektron dan oksidasi fosforilasi Mioglobin Feritin : simpanan Fe

Defisiensi Fe

Prev (6 – 60 bulan) : 24% BBCB dg BBLN cadangan Fe hingga 4-6

bulan pertama

Penyebab defesiensi:• Kekurangan intake• Gangguan penyerapan• Kehilangan meningkat

Defesiensi Fe Pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang def. Fe

BBLN cadangan besi rendah risiko anemia ↑ Prematur cadangan Fe rendah ASI kandungan Fe rendah Indikator : kadar Fe dalam sum-sum tulang Terlihat setelah 3 – 6 bulan defisiensi

Metabolisme Fe

Yang meningkatkan uptake Yang menghambat uptake

Zat makanan Vit C*, fruktosa*, as.

Sitrat*

Protein makanan AA*: Lisin, histidin,

sistein, metioninEndogen ↑ eritropoesis Idiopatik genetik

(hemokromatosis)

Zat makanan Oksalat Tanin, fitat, karbonat, fosfat Serat (non selulose) Kelebihan ion: Co, Cu, Zn,

Cd, Mn, Pb Kurang protein makanan

Tinggi cadangan Fe Infeksi/inflamasi (-) HCl lambung : achylia,

achlorohidria

* Chelating agent

Metabolisme Fe

Penyerapan Fe Berkompetisi dengan bbrp ion Fe2+ diserap lebih baik dari Fe3+ chelating

agent grup heme terlarut Daging & jaringan mengandung darah Fe nabati oksalat kompleks Fe-oksalat sulit

diserap

“Bayam sumber Fe terbaik”

?

Defisiensi Fe - Efek

Efek jangka pendek Efek jangka panjang

Defiensi Fe di hipokampus dan sistim dopamin, dan SSP lain

Perubahan fungsi neurotransmiter

Merusak fungsi glial Lambatnya

perkembangan cognitive, motor dan afektif gangguan sosialisasi

Penurunan kognitif (nilai IQ); retardasi mental

Gangguan kemampuan psikoedukasi

Gangguan fungsi sosial/emosional

Gangguan integrasi motorik visual, motorik halus

Gangguan bahasa

Terapi Suplementasi Fe

Defisiensi Vitamin A

Vitamin larut lemak Cakupan pemberian vitamin A meningkat

dari 71,5 persen (2007) menjadi 75,5 persen (2013)

KVA pada infant berkaitan dengan KVA pada bumil dan busui

Fungsi Vitamin A :• Penglihatan • Diferensiasi sel

epitel• Pertumbuhan• Reproduksi

• Rodopsin/opsin• Dalam glikosilasi protein

glikoprotein• Modulasi pertumbuhan

tulang epifise• Spermatogenesis

Defisiensi Vitamin A

Prev (6 – 60 bulan) : 24% BBCB dg BBLN cadangan Fe hingga 4-6

bulan pertama

Penyebab defesiensi:• Kekurangan intake• Gangguan penyerapan;

protein, energi, Zn RBP – Zn KEP?

Defisiensi Vitamin A

Sumber Vitamin A Status Vitamin A

Makanan nabati Dalam bentuk

provitamin A; beta karoten

Simpanan di hati cukup untuk menghasilkan 1,0 – 1,4 μmol/L retinol serum

Metabolisme Vit A

Mekanisme Defisiensi Vit A

Preventif dan Terapi Suplementasi Vit A sejak usia 6 bulan

GAKY Yodium penting untuk perkembangan otak

yang normal Jangka panjang terjadi penurunan kognitif

dan kinerja motorik usia 10-12 tahun pada mereka yang dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium

Metabolisme tiroid maternal, plasenta, fetal

GAKY – PREVENTIF & TERAPI Fortifikasi yodium dalam makanan/garam

Malnutrisi Undernutrition

KEP : kekurangan asupan kalori dari protein, dari ikan dan daging, vitamin dan mineral (Zn, Fe, vit A)

Defisiensi mikronutrien Overnutrition

Malnutrisi - KG

Malnutrisi Penyebab Gizi Kurang

Bumil kurang gizi (Gizi 1000 HPK) Kurang asupan gangguan memori, rendah IQ

dan capaian sekolah, ggn prilaku di masa anak dan remaja

Kurang nutrien lain : PUFA (omega3) ADHD, ggn bipolar, schizofrenia.

Kegagalan/efek merugikan vaksin

Malnutrisi Akibat Kurang Gizi

Gangguan sistim imun mudah infeksi Ggn saluran cerna diare Ggn saluran pernafasan pneumonia delayed recovery dari infeksi

Stunting ok 1000 HPK jelek, disertai gangguan kognitif irreversibel

Wasting tinggi risiko KEP berat kematian

Malnutrisi KG Manajemen

HAMBATAN PERBAIKAN GIZI ANAK

• Masalah anak kurus bukan pendek• Defisiensi mikronutrien belum mendapat

perhatian

Anak pendek tidak dilihat

sebagai masalah

• Dua pertiga anak pendek dari keluarga menengah ke atas

• Pelalaian (negletced)

Gizi kurang bukan semata

masalah penyediaan

pangan• Ibu tidak perhatian dg gizi diri• Praktek ASI eksklusif msh krg• Praktek MP-ASI masih salah kaprah• Penyedia yankes tidak waspada dg gizi

baik

Kurangnya pengetahuan dan praktek keliru ttg gizi untuk bayi

PROGRAM NASIONAL Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Pengembangan, pemantauan dan penegakan

pernas MP ASI Revisi std minimal yankes konseling gizi dll Penguatan SI Kesehatan Fortifikasi pangan nasional Ahli gizi yg memenuhi syarat

PAKET INTERVEN

SI GIZI EFEKTIF

Konseling ibu hamil dan ibu anak2 muda Praktek pemberian

makan bayi dan anak• IMD• ASI eksklusif• Pengenalan MP-

ASI

Mikronutrien bumil dan anak• Fe dan folat• Garam iodium• Suplementasi Vit A• Suplementasi Zn

u/diare

Prilaku bersih• Berantas

kecacingan• T/ wasting dg

makanan T/ik• MT bumil

Suplemen Ca bumil

Jaring insektisida

bumil

Penguatan emosional

Kesimpulan Masalah gizi bayi di masyarakat Indonesia

masih berkaitan dengan defisiensi gizi, akibat kurangnya intake, gangguan penyerapan dan kehilangan berlebihan.

Keadaan pada bayi berkaitan dengan status gizi ibu sebelum hamil, dalam kehamilan dan saat menyusui.

Defisiensi Fe dapat dibantu dengan suplementasi Fe dibawah pengawasan petugas kesehatan

Defisiensi vitamin A dapat diperbaiki dengan suplementasi vitamin A sejak usia 6 bulan

Kesimpulan Defisiensi Iodium diatasi melalui garam

beryodium. Malnutrisi, terutama undernutrition (KEP) tidak

cukup hanya dengan intervensi pangan.

Referensi UNICEF Indonesia, 2012. Ringkasan Kajian : Gizi

Ibu dan Anak. Linder, MC, 2013. Biokimia Nutrisi Rodriguez, L,Cervantes, E, Ortiz,R, 2011.

Malnutrition and gastrointestinal and respiratory infection in children: A public health problem. Int. J. Environ. Res. Public Health, 8, 1174-1205; doi:10.3390/ijerph8041174

Jaganath, D, Mupere, E, 2012. Childhood tuberculosis and malnutrition

West, KP, 2006. Iodine deficiency disorder.

Referensi Rouault, TA, 2013. Nature Reviews Neuroscience

14, 551–564 (2013) doi:10.1038/nrn3453 Lozoff, B, Beard, J, Connor, J et.al, 2006. Long-

Lasting Neural and Behavioral Effects of Iron Deficiency in Infancy. Nutr Rev. 2006 May; 64(5 Pt 2): S34–S91. doi: 10.1301/nr.2006.may.S34-S43

Sommer, A, n.d. Defisiensi Vitamin A dan akibatnya. WHO. EGC.

Park, Se-Eun et.al, 2012. Community management of acute malnutrition in developing world, PGHN, 15(4):210-219

top related