modu praktikum gcpj
Post on 09-Dec-2015
69 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
FOTOGRAMETRI
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk
memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu
proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah
satu bagian dari pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan
adanya praktikum tentang interpretasi foto udara dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini
diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi mampu melakukan interpretasi foto udara
dengan menggunakan prinsip-prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan pembuatan
peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri dari 7 (tujuh)
kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur, dan lokasi.
Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi dengan jelas
objek yang sebenarnya.
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.
Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini.
Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara
sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.
Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan
dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam
interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi
objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak
digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi
fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi
spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya
diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara
konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam
interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
1
Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar
citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan
pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang
diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara
kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat
abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi
suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar
interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran
objek – objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :
1. Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.
Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada
citrta foto.
2. Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan
apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.
3. Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan
merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk
pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.
4. Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan
pantulan sinar oleh objek.
5. Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu
profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan
memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam
interpretasi.
6. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan
2
kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto.
Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto
diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.
7. Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.
3
Interpretasi Foto Udara
A. Persepsi Kedalaman
Pengertian pandangan 3 dimensi
Penginderaan jauh sistem foto udara memanfaatkan teknik stereoskopis ini untuk mendapatkan
informasi turunan dari serangkaian data foto udara seperti ketinggian, jarak, volume dan lain-
lain. Untuk menghasilkan pandangan stereoskopis ini, digunakan alat pengamatan yang mampu
menghasilkan pandangan stereoskopis pada foto udara bertampalan yaitu stereoskop. Melalui
stereoskop ini, obyek-obyek yang terdapat pada area tampalan foto akan nampak seperti gambar
tiga dimensi yang dapat diukur ketinggian atau kedalaman obyek tersebut.
Pandangan tiga dimensi dari hasil pengamatan stereoskopis ini muncul dalam otak sebagai akibat
adanya perpaduan dua gambar dengan sudut pandang yang berbeda. Masing-masing mata
pengamat (observer) akan mendapatkan informasi dari gambar yang berada dibawahnya.
Informasi dari kedua gambar tersebut diterima oleh otak manusia dan diterjemahkan sebagai
gambar yang tiga dimensi. Serangkaian foto udara akan nampak menjadi tampilan tiga dimensi
dalam proses pengamatan stereoskopis jika :
• Foto udara tersebut memiliki tampalan
• Gambar dari foto udara tersebut memiliki sudut pengambilan yang berbeda dalam satu jalur terbang yang sama
• Foto yang diamati hendaklah memiliki skala yang sama
Selain dari syarat dari foto udara tersebut diatas, kemampuan dari setiap orang dalam
menghasilkan efek tiga dimensional juga sangat bervariasi. Tidak setiap pengamat memiliki
kemampuan yang sama dalam menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada
serangkaian foto udara yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat
kemampuan fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang menghasilkan gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang pengamat juga
memungkinkan perubahan kemampuan pengamat tersebut dalam menghasilkan pandangan tiga
4
dimensional. Dengan demikian seorang ahli fotogrametris yang bekerja dengan gambaran
stereoskopis juga memiliki kemungkinan mengalami kesulitan pembentukan gambaran tiga
dimensi pada masa tertentu.
Sudut Paralactic
Paralaks, atau lebih tepatnya paralaks gerak adalah perubahan kedudukan sudut dari dua titik
diam, relatif satu sama lain, sebagaimana yang diamati oleh seorang pengamat yang bergerak.
Secara sederhana, paralaks merupakan pergeseran yang tampak dari suatu obyek (titik 1)
terhadap latar belakang (titik 2) yang disebabkan oleh perubahan posisi pengamat.
Paralaks sering didefinisikan sebagai “pergerakan yang tampak” dari sebuah obyek terhadap
latar belakang yang jauh akibat pergeseran perspektif sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.
Ketika dilihat dari titik pandang A, obyek tampak berada di depan kotak biru. Ketika titik
pandang diubah ke titik pandang B, obyek tampak bergerak ke depan kotak merah. Fenomena ini
biasa dimanfaatkan dalam astronomi untuk menentukan jarak benda-benda langit.
Metode penentuan jarak obyek-obyek langit pada dasarnya adalah kasus khusus dari triangulasi,
dimana kita dapat menentukan panjang dua sisi sebuah segitiga, jika salah satu sisi dan sudutnya
diketahui. Untuk kasus penentuan jarak dengan metode paralaks, segitiga yang dibentuk oleh dua
titik posisi pengamat dan obyek langit adalah segitiga yang sangat lancip. Posisi dua titik
pengamatan merupakan alas segitiga tersebut dan biasanya ditentukan dengan menggunakan
ukuran-ukuran bumi seperti diameter Bumi dan jari-jari orbit Bumi mengelilingi Matahari. Sudut
segitiga dapat ditentukan dengan mengukur sudut “pergeseran yang tampak” pada bola langit
dari dua titik pengamatan tadi.
Stereoskop Cermin dan Saku
Stereoskop Cermin
Stereoskop yang digunakan untuk melihat foto yang bertampalan yang berukuran lebih besar
daripada stereoskop saku. Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi lensa cembung, sepasang
prisma/cermin, cermin perak, tiang penyangga, lensa binokuler. Kelebihan dari stereoskop ini
5
adalah dapat melakukan perbesaran dengan penambahan lensa binokuler, daerah yang diamati
lebih luas daripada stereoskop saku, dan dapat menampakkan satu lembar foto udara secara
penuh. Kekurangan stereoskop ini adalah ukurannya yang besar sehingga tidak praktis, harga
relatif mahal, jika ditambahkan dengan binokuler maka akan memperkecil daerah yang diamati.
Stereoskop cermin
a. Lebih besar dari stereoskop saku
b. Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan menggunakan stereoskop lensa
c. Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan
Gambar Stereoskop Cermin
6
Gambar Stereoskop Cermin
Stereoskop Saku
Stereoskop yang berukuran kecil , stereoskop ini terdiri dari lensa convex yang sederhana, dan
mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar. Bagian – bagian dari stereoskop ini meliputi
lensa cembung dan tiang penyangga. Kelebihan stereoskop ini adalah harganya yang murah,
praktis dapat dibawa kemana – mana, faktor perbesarannya cukup besar. Kekurangan dari
stereoskop ini adalah daerah yang bisa diamati sangat terbatas.
Stereoskop saku atau stereoskop lensa
- Lebih murah daripada stereoskp cermin
Cukup kecil hingga dapat dimasukkan kedalam saku
- Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana
7
- Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar
- Mudah dibawa ke lapangan
- Daerah yang dpat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas
Gambar Stereoskop Saku
B. Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.
Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini.
Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara
sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.
Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan
dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam
interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi
objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak
8
digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi
fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi
spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya
diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara
konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam
interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
C. Kunci Interpretasi Citra
Di dalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar
citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan
pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang
diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara
kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat
abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual.
Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar
interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu
serta membedakan penafsiran objek – objek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh
karakteristik dasar citra foto yaitu :
Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.
Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada
citrta foto.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan
apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.
Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan
9
merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk
pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan
pantulan sinar oleh objek.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu
profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan
memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam
interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan
kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto.
Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto
diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.
Kunci interpretasi citra pada umunya dapat berupa potongan citra yang telah diinterpretasi,
diyakinkan kebenarannya, dan diberi keterangan sebelumnya. Keterangan pada kunci interpretasi
ini dapat berupa :
• Jenis obyek yang digambarkan
• Unsur interpretasi yang digunakan
• Keterangan tentang citra meliputi jenis, skala, waktu pemotretan dan lokasi daerahnya
Kunci interpetasi citra dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan interpretasi citra.
10
11
POLA ALIRAN DAN STADIA GEOMORFOLOGI
Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainyamenyerupai struktur
pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol olehlitologi batuan yang homogen.
Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatansungai yang dikontrol oleh jenis
batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten
terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang
resisten (seperti granit) akanmembentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan
sebagai panjangsungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa
resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur
sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-
alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten
akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkansebaliknya pada
batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
2. Pola Aliran Radial
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu
titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukit intrusi. Pola aliran radial juga
dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah(domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini
pola aliran sungainya kemungkinan akanmerupakan kombinasi dari pola radial dan annular
3. Pola Aliran Rectangular
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadaperosinya mendekati
seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arahdengan sudut saling tegak lurus.
Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosisehingga memungkinkan air mengalir dan
berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya
lurus-lurus mengikutisistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya
terpatahkan.Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di
12
tempattempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut
tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran
rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur
kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang
mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan
4. Pola Aliran Trellis
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum
dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan olehsungai yang mengalir lurus di
sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasaldari lereng yang curam dari kedua sisinya.
Sungai utama dengan cabang-cabangnyamembentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai
bentuk pagar. Pola aliran trellisadalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh
saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak
lurusdengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan
5. Pola Aliran Sentripetal
Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan polaradial, di mana aliran
sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan(depresi). Pola aliran sentripetal
merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat
sungai-sungai yang ada mengalir ke suatucekungan, di mana pada musim basah cekungan
menjadi danau dan mengering ketikamusin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau
mongering.
5. Pola Aliran Sentripetal
Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan polaradial, di mana aliran
sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan(depresi). Pola aliran sentripetal
merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat
sungai-sungai yang ada mengalir ke suatucekungan, di mana pada musim basah cekungan
menjadi danau dan mengering ketikamusin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau
mengering.
13
6. Pola Aliran Annular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari
suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular
biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusiloccolith.
7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lerengyang curam/terjal.
Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliransungainya akan berbentuk
lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabangsungainya yang sangat sedikit. Pola
aliran paralel terbentuk pada morfologi lerengdengan kemiringan lereng yang seragam. Pola
aliran paralel kadangkalamengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah
yang batuandasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat
terjadiantara pola aliran trellis, dendritik, dan parallel.
A. Stadia Sungai
Stadia sungai adalah tahapan perkembangan suatu sungai berdasarkan tingkat erosinya. Macam-
macam stadia sungai :
1.Stadia muda, ciri-cirinya :
a.Biasa di daerah hulu.
b.Aliran relatif lurus.
c.Erosi vertikal > erosi horizontal
d.Penampang sungai berbentuk “V”.
e.Banyak jeram.
f.Belum ada dataran banjir.
2.Stadia dewasa, ciri-cirinya :
a.Berada di daerah bagian tengah.
b.Aliran mulai berkelok-kelok.
c.Erosi vertikal ≈ erosi horizontal.
d.Lembah lebih lebar berbentuk “U”
e.Mulai ada dataran banjir
14
3. Stadia tua, ciri-cirinya :
a.Biasanya berada di daerah hilir, dekat dengan muara (terkadang di bagian tengah).
b.Aliran sungai bermeander.
c.Sudah ada Oxbow-lake.
d.Dataran banjir cukup luas.
e.Erosi lateral > erosi vertikal
15
Gambar 1. Stadia muda, dewasa dan tua.
16
B. Stadia Geomorfologi
Ketika sungai terbentuk dan mulai mengalir menuju base level, sungai akanmemotong lembah,
mengairi channel sungai, dan membentuk morfologi yang dilewatinya (Tarbuck & Lutgens,
1984, hal 225 – 226 ). Pembentukan stadia daerah juga dipengaruhi olehiklim daerah tersebut.
Stadia daerah pada daerah yang beriklim humid / basah berbeda denganstadia pada daerah arid /
kering.
Daerah bertingkat erosi muda ditandai oleh
1.Relief bertambah dengan cepat,
2.Sungai-sungai belum berkembang luas
3. Sungai-sungai dipisahkan oleh divides yang luas.
Daerah bertingkat erosi dewasa ditandai oleh
1.Relief mencapai maksimum
2. Sungai-sungai mulai berkembang
3.Divides makin sempit.
Daerah bertingkat erosi tua ditandai oleh
1.Merendahnya puncak-puncak divides
2.Relief daerah menjadi bergelombang lemah (undulating). Permukaan bumi yangdemikian
disebut peneplain (hampirata).
Apabila kemudian terjadi epirogenesis atau orogenesis, maka daerah yang terangkatini akan
tersayat atau tertoreh lagi oleh sungai-sungai yang mengalir di daerah tersebutsehingga akan
terjadi tingkat erosi daerah muda lagi. Proses ini disebut peremajaan atau"rejuvenation" Untuk
dapat mempelajari sungai secara keseluruhan, kita harus mengetahuiklasifikasi sungai secara
genetika. Menurut Lobeck (1939, hal. 171) klasifikasi sungaitersebut terdiri atas :
17
Sungai konsekuen
Sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lereng yang dilewatinya. Umumnyasungai
konsekuen ini terdapat pada daerah yang mengalami peristiwa tektonik, misalnyauplifted dome,
block mountain, dan daerah pesisir pantai.
Sungai subsekuen
sungai yang mengalir mengikuti arah strike batuan atau arah jurus perlapisan batuan pada daerah
dengan batuan yang kurang resisten, atau sungai yang mengalir mengikuti kekar – kekar dan
sesar pada daerah dengan batuan yang kristalin.
Sungai obsekuen
Merupakan sungai yang arah alirannya berlawanan arah dengan arah kemiringan perlapisan
batuan, dan juga berlawanan arah dengan arah sungai konsekuen. Sungai obsekuenumumnya
hanya pendek dengan gradien sungai yang curam, umumnya berupa anak sungaiyang mengalir
melewati tebing gunung yang curam atau escarpments.
Sungai resekuen
sungai yang mengalir mengikuti arah jurus kemiringan batuan dan kemiringan lereng. Tetapi
sungai resekuen terbentuk belakangan dan pada ketinggian yang lebih rendahdengan besar
kemiringan batuan lebih kecil daripada sungai konsekuen. Sungai resekuenumumnya terdapat
sebagai anak sungai dari sungai subsekuen.
Sungai insekuen
Merupakan sungai yang arah alirannya tidak dikendalikan oleh struktur batuan, tidak mengalir
mengikuti arah kemiringan perlapisan batuan. Sungai insekuen mengalir ke semuaarah yang
mungkin untuk dilewati, dan hasilnya membentuk pola penyaluran dendritik.
Sungai anteseden
sungai yang telah ada sebelum perbukitan atau pegunungan terbentuk, sungaiini tetap
mempertahankan kedudukan selama proses uplifting berlangsung, akibatnya sungaimembentuk
water gap karena mengalir melewati punggungan atau perbukitan.
18
Sungai superimposed ( superposed )
Merupakan sungai yang mengalir sepanjang daerah yang tertutupi oleh dataranalluvial atau
sedimen yang dapat membentuk peneplain. Apabila telah mengalami rejuvinasi,sungai
superposed akan memotong lapisan penutupnya. Rejuvinasi dapat terjadi apabila peneplain
mengalami uplifting.
Sungai reversed/membalik
sungai yang tidak dapat mempertahankan kedudukannya ketika upliftingterjadi, hanya mengubah
arah alirannya mengikuti kelerengan daerahnya.Sungai compoundMerupakan sungai yang
mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan umur geomorfologiyang berbeda.
Sungai composite
sungai yang mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan struktur geologiyang berbeda.
19
20
C. Bentang Alam
1.Bentang Alam Denudasional
Bentangalam denudasional adalah bentuk bentangalam yang terbentuk akibat adanya proses
denudasi. Proses denudasi atau sering disebut juga proses penelanjangan merupakan proses yang
cenderung mengubah bentuk permukaan bumi menjadi bentukan lahan yanglebih rendah, dan
proses tersebut akan berhenti apabila permukaan bumi telah mencapailevel dasar yang sama
dengan permukaan di sekitarnya.Ciri-cirinya atau karakteristik yang terlihat di foto udara :
a.Umumnya topografi agak kasar sampai kasar tergantung tingkat denudasinya.
b.Relief agak miring sampai miring.
c.Pola tidak teratur.
d.Banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng atau back erosion.
2.Bentang Alam Struktural
Bentangalam struktural adalah bentangalam yang pembentukannya dikontrol olehstruktur
geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang dimaksud disini adalahstruktur
sekunder, seperti kekar, lipatan dan sesar.Ciri-ciri bentangalam struktural :
a.Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
b.Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi atau elevasiyang hampir
sama.
c.Adanya kenampakan dataran atau depresi yang sempit memanjang
d.Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang lurus dan rapat).
e.Adanya batas yang curam antara perbukitan atau pegunungan dengan dataran yangrendah.
f.Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba danmenyimpang dari
arah umum.
g.Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik atau terangkat.
h.Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta modifikasi
ketiganya
i.Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
21
3. Bentang Alam Fluvial
Bentangalam fluvial adalah bentangalam yang terbentuk sebagai akibat dari prosesfluviatil atau
aktivitas sungai.Ciri-cirinya :
a.Adanya endapan material lepas.
b.Berkaitan erat dengan aktivitas air sungai.
c.Daerah memiliki relief relatif datar
BENTANG ALAM GLASIAL
PengertianBentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses
glasial,dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser. Menurut
flint(1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju
dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan
memberikankenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan. Beberapa hal yang penting
dalam gletser diantaranya adalah:
a.Keadaan daerah
b.Proses
c. Endapan yang terbentuk di tepi perbatasan
gletser (moraine)
Faktor faktor Pembentukan Glasial
Proses Pembentukan Gletser Snowfall terbentuk dari bubuk salju yang warnanya terang, dengan
udara yang terjebak diantara keenam sisinya (snowflakes). Snowflake akan mengendap pada
suatu tempatdan mengalami kompaksi karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi
snowflakes yang jumlahnya enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk
granular (granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es g eltser (glacier ice). Transisi
dari bentuk salju menjadi gletser dinamakan firn.
Ada dua tipe bentang alam glasial, diantaranya yaitu:
a. Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah pegunungan.
b.Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
3. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal GlasianTipe- tipe gletser diantaranya:
22
1.Valley Glasier Merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang
tinggi ketempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat ankak-anak sungai. Valley
Glacier terdapat pada alpine glaciation.
2.Ice Sheet
Merupakan massa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup dataran yangluas
biasanya > 50.000 kilometer persegi. Ice sheet terdapat pada continental glaciation
yaitu pada Greenland dan Antartika.
3. Ice cap Merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti
valley glacier contohnya di Laut Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet dan ice cap
mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (titik tertinggi)
4.Ice berg
Ice shet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang atauterbuang
dalam jumlah besar, bila mengenai tubuh air maka balok-balok es tersebut akan pecah dan
mengapung bebas di permukaan air, hal ini disebut ice berg.
2.2.Bentuklahan (Morfologi )
Bentukan Asal Proses Glasial
a. Bentang Alam Karena Proses ErosiBentang alam karena prose erosi yang berasosiasi dengan
alpine glaciations yaitu yangterbentuk pada daerah pegunungan.
Glacier valley → berbentuk U karena proses glacial
→ berbentuk V karena erosi sungai.
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massaes
yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation
antara lain :
1. Hanging valley Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging
valleyyang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi
23
lurusdan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya
terpotongmenjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi
glasial.
2.Truncated Spurs merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena
erosi glasial.Makin tebal gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin
besar erosimaka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit
3.Cirques Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari
glacier valley
yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dindinglembah.
4.Rock basin lake
Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan
batuankehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika meleleh kembali terbentuk
rock basinlake.
5.Bergschrund
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke
crevasse.
6. Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian
tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging
7.Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong atau ada bagian yang hilangkarena
erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.
8.Crevasses
Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closedcrevasses)
24
b.Bentang Alam Karena Proses Pengendapan Gletser
1. Moraines
Merupakan till yang terbawa jauh glacier glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh
dari lereng yang terjal sepanjang valley glacier terakumulasi pada sepanjang sisi es.
Lateral Moraines → Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser.
Medial Moraines → Gabungan anak -anak sungai yang dekat Lateral Moraines membawa gletser
turun sepanjang sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway (lintasan-lintasan pada
daerah tinggi).
End Moraines → Tepi till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang
tersisayang tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier membentuk end
moraines yang berbentuk seperti bulan sabit.
Bentuk-bentuk End Moraines:
A).Terminal Moraines →End Moraines yang terbentuk karena terminus bergerak maju jauh dari
es.
B). Recessional Moraines → End Moraines yang terbentuk karena terminus tidak gletser lalu
mengendap.
2.Till Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi
valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya
lancip)karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-
boulder,unsorted.
3. Drumlin Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah
till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh
ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melaluilereng
yang dangkal.
25
4.Erratic Merupakan es yang berukuran boulder yang kemudian tertransport oleh es yang berasal
darilapisan batuan yang jauh letaknya.
2.3 . Pertumbuhan bentuklahan (Morfologi) Glasial.
Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,kemudian
salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadidalam, beberapa
lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu,kemudian lembah terisi
oleh alluvium.Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebihrendah dari muka air laut,
sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah. Untuk lebih jelasnya deijelaskan lewat
gambar sebagai berikut
4. Bentangalam vulkanik
Bentangalam vulkanik adalah bentangalam yang merupakan produk dari aktivitasgunungapi.
Gunung api terbentuk sebagai salah satu pekerjaan tenaga endogen.Ciri-cirinya :
a.Terdapat pada lingkup wilayah gunung api.
b.Hasil vulkanisme aktivitas gunung api
5.Bentang Alam Marine
Bentangalam marine adalah bentangalam yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas air laut yang
berada di wilayah pantai.Ciri-ciri :
a.Terdapat di wilayah pesisir.
b.Gelombang dan arus merupakan faktor pembentuk utamanya.
c.Terdapat terumbu karang.
d.Sejajar dengan garis pantai
6.Bentang Alam Karst
Bentangalam karst adalah bentuk bentangalam hasil dari sisa-sisa organisme laut yangtelah mati.
Jenis topografi karst terbentuk di daerah dengan litologi batugamping, gipsum,dan batu-batu kain
dengan adanya dissolution. Ciri-ciri :
a.Pada umumnya bentuk topografinya tidak teratur.
26
b.Umumnya terdapat adanya aliran sungai bawah tanah.
c.Terdapat lubang-lubang hasil pelarutan air.
7. Bentang Alam Eeolian
Bentangalam aeolian adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil aktivitas angin. Kataaeolian
sendiri berasal dari aeolus, yang artinya dewa angin dalam mitologi Yunani.Ciri-ciri :
a.Pada umumnya wilayahnya mempunyai curah hujan atau presipitasi
tahunannya kecil.
b.Jarang terdapat tumbuh-tumbuhan.
c.Terkena sinar matahari langsung
27
28
Bentang Alam Denudasional Bentang Alam Struktural
Bentang Alam Eoalian
Bentang Alam Karst
29
Bentang Alam Vulkanik Bentang Alam Pantai
top related