pemberian terapi latihan pada pasien cerebral palsy spastic

Post on 03-Jul-2015

302 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PEMBERIAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN CEREBRAL PALSY SPASTIC

QUADRYPLEGY TIPE FLEKSI DENGAN KOMPLIKASI CACAT GANDA DI YAYASAN

SAYAP IBU CABANG YOGYAKARTA

Disusun oleh

INGGIH PITUTUR : J110070002ELSA WIDYAWATI : J110070005FRANSISKUS SALES JAYANTO : J110070022RATNA MARTA SARI : J110070034AKHMAD ALFAJRI AMIN : J110070058

DEFENISI

Cerebral Palsy adalah Gangguan distribusi postural Tonus Letak kerusakan di Otak dan Terjadi pada masa Tumbang Otak. (Yulianto, 2009)

ETIOLOGI

Etiologi dari Cerebral palsy terjadi dari 3 penyebab yakni :

1. Prenatal :anoksia (anemia, shock pada kehamilan, gangguan plasenta), infeksi pada ibu (misalnya cytomegalovirus, rubela, virus herpes dan syphilis), trauma, factor metabolic, malformasi congenital

2. Perinatal: anoksia (obstruksi pernafasan, separasi premature plasenta, overdosis sedasi dan kelahiran sungsang)

3. Postnatal: trauma kapitis, infeksi (meningitis atau enchepalitis), cerebrovascular accident, anoksia (shock, keracunan, tenggelam) dan tumor otak.(Yulianto, 2009)

KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY(YULIANTO. 2009)

Gangg. Distribusi Postural Tonus

KurangFluktuatif

Berlebihan

CP Flaccid CP SpastikTonic Spasm Ath.-Hypo ke hyper-Merata

Sp. Athetoid-Hypo ke normal-Prox > distal

Choreo athetoid-Hypo ke normal/hyper-merata

Athetoid murni- hypo ke normal- merata

Ataxia-Hypo ke normal-Flexi > ekst

Hyperkinetik- Normal ke hyper

ANATOMI OTAK Otak sbg SSP tumbuh sejak 5 hr konsepsi

neural tube komplit pd usia 27 hr Terdiri dari : (1) cortex cerebri, (2) ganglia

basalis, (3) thalamus, (4) hypothalamus, (5) mesencephalon, (6) batang otak dan (7) cerebellum

Cortex Cerebri:(1) lobus frontalis, area 4, area 8, (2) lobus parientalis, area 5 dan 7, (3) lobus temporalis, area 41 & 42, (4) lobus occipitalis, area 17.(Yulianto. 2009)

ANATOMI OTAK

TANDA DAN GEJALA CP QUADRYPLEGY SPASTIK (YULIANTO,2009)

BERAT SEDANG RINGAN

Stiff total ekst Hyper fleksi Pola primitif

Sedikit gerak Gerakan lambat Malas bergerak

Reflek primitif (+++) Reflek primitif (++) Reflek primitif (+)

Reaksi proteksi (-) Reaksi proteksi (-) Reaksi proteksi (+)

Problem feeding, breathing, obstipasi

Problem feeding Problem feeding

Keseimbangan (- -) Keseimbangan (-) Sering jatuh

flexi – add – endo flexi – add – endo Fleksor > ekstens

Cacat sekunder

Tumbang lambat

Ketrampilan turun

Tumbang lambat

Ketrampilan turun

Problem wicara

KECACATAN GANDA

Yang disebut anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki. (Anonim, 2008)

MACAM – MACAM TUNA GANDA

Macam – macam Tuna ganda yakni sebagai berikut : 1)Tunanetra-tunawicara, 2) Tunanetra-tunarungu, 3) Tunanetra-tunadaksa, 4) Tunanetra-tunagrahita, 5) Tunanetra-tunalaras, 6) Tunanetra-kesulitan belajar khusus.

TUGAS FISIOTERAPI

Tugas fisioterapi adalah memberikan pelayanan professional yang bertanggung jawab pada kesehatan individu, keluarga, masyarakat, untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan mekanis ), latihan fungsi, komunikasi (Menkes, R.I 2007).

STATUS KLINIS

I.KETERANGAN UMUM PENDERITANama :Agung RiyantoUmur :17thnNo Reg : -Jenis kelamin :Laki - lakiAgama :IslamPekerjaan : -Alamat : Panti 2, Yayasan Sayap Ibu

abang Yogyakarta

II.DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKITDiagnosa medis : Cerabral Palsy Spastic Quadriplegi Tuna Grahita Tuna WicaraMedika mentosa: Refinoin 2 x 8 mg T/N 2 x 100/50 mg Carbomazepin 2 x 50 mg

III.SEGI FISIOTERAPI

1. KELUHAN UTAMA : Spastisitas otot Tidak mampu mengontrol gerakan Tidak mampu duduk mandiri Tidak mampu bicara Mental retradasi

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Pasien meripakan anak berusia 17 tahun penderita cerebral palsy spastic quadriplegi dengan gangguan bicara, dan mental retradasi sejak lahir. Hingga sekarang pasien belum mampu mengontrol gerakan dan belum mampu duduk secara seimbang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : pernah mengalami kejang

   RIWAYAT KELUARGA :keluarga tidak

mengetahui apakah ada keluarga memiliki penyakit yang sama seperti pasien.

  STATUS SOSIAL : saat

mengalami sakit ini pasien tidak bisa melakukan aktifitas di sekitar lingkungan tempat tinggalya

B.PEMERIKSAAN OBYEKTIF

PEMERIKSAAN TANDA VITAL :a) Tekanan darah : 120 /80

mmhgb) Denyut nadi : 76 kali per

menitc)Pernapasan : 14 kali per menitd)Temperatur : 37 derajat celciuse)Tinggi badan : 145 cmf)Berat badan :30kg

INSPEKSI :

1. KU: sadar

2. Pandangan kosong Statis :

1. Tidak terlihat tropic change

2. Tidak ada atropi Dinamis :

1. Pasien cenderung fleksi baik AGA maupun AGB

2. Gerakan pasien lambat

3. Pada saat pasien memiringkan kepala kekanan atau kekiri timbul pola reflek primitive Asymetris Tonic Neck Reflek (ATNR)

PALPASI :

1. Tidak ada oedem

2. Tidak ada nyeri tekan

3. Suhu badan normal

4. Spasme otot

PERKUSI : Reflek fisiologis1. Tendon patella ( + )2. Tendon arciles ( + )3. Tendon biseb ( + )4. Tendon tricep ( - )

AUSKULTASI: dilakukan untuk pemeriksaan pernapasan, dan tidak ada masalah dengan kardiopulmonal.

PEMERIKSAAN GERAK DASAR :

A.Gerak Pasif :

Pasien mampu melakukan gerakan dibantu oleh terapis full ROM dengan nilai 3, dengan endfeel normal.

B.Gerak Aktif :

Tidak dilakukan karena pasien pasien tidak dapat mengontrol gerakannya dan dikarenakan pasien adalah seoran tuna grahita.

  C.Gerak Isometrik Melawan Tahanan :

Tidak dilakukan karena pasien pasien tidak dapat mengontrol gerakannya dan dikarenakan pasien adalah seoran tuna grahita.

MUSCLE TEST : Mengunakan criteria penillaian oleh Chldren’s

Memorial Hospital Chicago USADan hasil dari pemeriksaan kekuatan otot baik

AGA maupun AGB adalah Reflek ( R ) : Gerakan yang terjadi merupakan reaksi reflek.

ANTROPOMETRI TEST : Tidak dilakukan karena tidak ada masalah

dimensi tubuh

ROM TEST :Tabel 3:1. Table ROM test

LGS normal dan digerakansecara pasif

Joint Dextra Sinistra

Wrist

Elbow

Shoulder

Hip

Knee

Ankle

45070S 45070S

25025F 25025F

15000S 15000S

400100R 400100R

160065S 160065S

800160F 800160F

800105)90(FR 800105)90(FR

700120T 700120T

130030S 130030S

60065F 60065F

40050)90(SR 40050)90(SR

14000S 14000S

40030S 40030S

55035R 55035R

10.PEMERIKSAAN NYERI : Tidak dilakukan karena anak tidak bisa bicara (

tuna wicara ) dan tuna grahita 11.PERIKSAAN KOGNITIF,INTRAPESONAL,DAN

INTER PERSONAL :1. Kognitif : pasien bisa merespon

panggilan tetapi hanya mampu menatap dengan pandangan kosong dan tidak mampu bicara

2.  Intrapersonal : pasien susah diterapi dan selalu menolak pada waktu latihan duduk

3. Inter Personal : pasien tidak bisa berkomunikasi degan baik, baik dengan teman maupun dengan terapis

PEMERIKSAAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL :

Tabel 3:2. Indeks Barthel

NO AKTIFITAS NILAI

1)2)

3)4)5)6)7)8)9)10)

Makan Berpindah dari tempat tidur ke kursi atau termasuk duduk di tempa t tidurKebersihan diri Aktivitas di toilet Mandi Berjalan di jalan yang datar Naik turun tangga Berpakaian Mengontrol BAB Mengontrol BAK

55 00000500

JUMLAH 15Penilaian:0 – 20 : ketergantungan penuh21 – 61 : ketergantungan berat62 – 90 : ketergantungan moderat90 – 99 : ketergantungan ringan100 : mandiri

13. PEMERIKSAAN SPESIFIK :SKALA ASWORT

Keterangan:

0. Tidak ada peningkatan tonus

1. Peningkatan tonus otot ditandai dengan adanya rasa tahanan minimal pada akhir ROM waktu digerakan fleksi – ekstensi

2. Peningkatan tunus otot ditandai dengan pemberhentian gerakan dan diikuti dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara umum sendi – sendi tetap mudah digerakan.

3. Peningkatan tonus sangat nyata tapi gerak positif bisa digerakan.

4. Peningkatan tonus sangat nyata tapi gerak positif sulit digerakan.

5. Sendi kaku pada gerakan fleksi – eksensi.

Dextra Sinestra

Wrist 3 0

Elbow 3 3

Shoulder 3 0

Ankle 3 3

Knee 3 3

Hip 3 3

Reflek Fisiologis1. Tendon patella ( + )2. Tendon arciles ( + )3. Tendon biceb ( + )4. Tendon triseb ( - ) Reflek Patologis1. Cadok ( - )2. Babinski ( - ) Reflek Primitif1. Asymetris Tonic Neck Reflek ( ATNR ) ( +

)

Idiopatic

Distribusi Tonus-Hemiplegi

-Diplegi-Quadriplegi

Tope Tonus-Spastic

-Flasid-Athetoid-Ataxia

Postural Patern-Tipe Fleksi

-Tipe EKstensi-Tipe Gabungan

Problem fisioterapiSpastis otot – otot fleksorGangguan keseimbanganGangguan dudukGangguan Aktifitas Fungsional

Gangguan perkembangan otak

Cerebral Palsy Spastik Quadriplegi Tipe Fleksi

Reflek primitive ( + )Malas bergerakProblem MakanFlexor lebih spastic dari extensorBergulingProblem bicaraMental retradasi

Tindakan Fisioterapi

-Exercise = pasif movement, sreatching otot agonis, tapping otot antagonis

-Mobilitas Trunk

-Latihan dudu seimbang

-Latihan di segitiga terapi-Meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional

-Mengurangi spastisitas

-Meningkatkan keseimbangan

C.DIAGNOSIS FISIOTERAPI

IMPAIRMENT :

1. spastisitas pada otot penggerak AGA dan AGB

2. gangguan keseimbangan

FUNCTIONAL LIMITATION :

1. tidak mampu duduk mandiri

2. ADL terganggu

  PARTICIPATION RESTRICTION :

1. Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu bermain dengan temannya karena anak tersebut mengalami tuna wicara dan mental retadarsi berat.

D.PROGRAM FISIOTERAPI

TUJUAN FISIOTERAPI Jangka pendek• Mengaurangi spastisitas• Meningkatkan keseimbangan Jangka panjang• Duduk secara mandiri• Mencegah kecacatan yang berlanjut• Mencegah kontraktur

TEKNOLOGI INTERVENSI Pasif movement Stretching Tapping Latihan duduk seimbang Mobilisasi trunk Latihan tidur tengkurap di segitiga terapi

LANJUTAN

EDUKASI -selalu memberikan latihan seperti yang

dilakukan terapis di klinik - memberikan motivasi kepada pasien agar

mau berusaha atau agar mau terapi

E.RENCANA EVALUASI penurunan spastisitas dengan skala asword -belajar duduk seimbang dengan sitting

balance test - kemampuan ADL dengan indeks barthel - Reflek

F.PROGNOSIS: Quo ad Vitam : dubia (ragu-ragu) Quo ad Sanam : dubia (ragu-ragu) Quo ad fungsionam : dubia(ragu-ragu) Quo ad Cosmeticam : dubia (ragu-ragu)

G.PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI :

Terapi I (20 juli 2010)

Pasif movement : Pasien tidur bterlentang Terapis berada dibelakang pasien Terapis menggerakkan bagian tubuh pasien dari distal ke proximal

baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah secara pasif.

Stretching otot-otot flexor Pasien tidur terlentang Terapis di samping pasien Gerakkan secara pasif grup otot-otot flexor kearah extensor

Tapping otot-otot antagnis Pasien tidur trlentang Terapis disamping pasien Terapis mengetuk dengan ujun jari secara halus guna merangsang

kontraksi otot-otot antagonis yaitu grup otot extensor sehingga otot-otot extensor sedikit lebih kuat.

Mobilisasi trunk Pasien duduk di depan terapis Pasien diberikan fiksasi pada trunk bewah dan tangan yang satu di

dada pasien usahakan posisi pasien dapat tegak Gerakan rotasi : peluk pasien dari belakang dan satu tangan

memegang pelvis pasien putar pasien kekiri dan kekenan. Gerakan alongasi : pasien menekuk tangannya memegang tengkuk,

tangan terapis memeluk dari belakang di bagian dada beri tarikan kea rah cranial.

Latihan duduk seimbang Pasien di depan terapis Pasien di dudukkan dengan di ganjal guling pada punggung bawah

agar tidak jatuh. Koreksi postur dari pasien Pasien diharapkan dengan tegak Pasien dimiringkan ke kiri dank e kanan dengan tangan menepak

Latihan di segitiga terapi Pasien di tidurkan pada posisi tenkurap pada sebuah segi tiga Terapis memfiksasi pada bagian pelvis pasien Pasien di tidurkan pada segitiga tersebut selama 10-15 menit.

Terapi II (21 juli 2010) Terapi dilakukan seperti terapi yang pertama

THANK’S FOR OUR ATTENTION..

top related