pemnbahasan ornitologi
Post on 08-Aug-2015
42 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengamatan burung kelompok 1 di hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 1 pada pagi hari berjumlah 15 jenis dengan jumlah individu sebesar 27.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik 1 pada pengamatan pagi hari.
Tabel 1. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 1 di hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari
No
.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Gereja Erasia 40.14814
8
-
1.90954-0.2829
2 Walet Linci 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
3 Cekakak Sungai 20.07407
4
-
2.60269-0.19279
4 Gajahan Besar 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
5 Bondol Jawa 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
6 Kapinis Rumah 30.11111
1
-
2.19722-0.24414
7 Cici Padi 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
8 Dara Laut Benggala 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
9Raja Udang Kalung
Biru5
0.18518
5-1.6864 -0.3123
10 Perenjak Jawa 1 0.03703 - -0.12207
7 3.29584
11 Belekok sawah 20.07407
4
-
2.60269-0.19279
12 Cabai Merah 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
13 Cabai Polos 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
14 Merebah Cerucuk 20.07407
4
-
2.60269-0.19279
15 Kerakbasi Ramai 10.03703
7
-
3.29584-0.12207
Jumlah Individu 27
H'2.51631
5
E0.92919
8
Pada tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak adalah raja
udang kalung biru (Alcedo euryzona), dengan jumlahnya 5 dan nilai kelimpahannya
sebesar 0.185185. Jenis burung yang paling sedikit adalah wallet linci, gajahan besar,
bondol jawa, cici padi, dara laut benggala, perenjak jawa, cabai merah, cabai polos,
kerakbasi ramai, dengan jumlahnya masing-masing sebesar 1 dan nilai
kelimpahannya sebesar 0.037037. Jumlah burung raja udang kalung biru yang sangat
tinggi di kawasan hutan pantai di titik pengamatan ini disebabkan burung jenis ini
habitat utamanya di hutan pesisir dataran rendah selain itu pakan utama dari burung
jenis ini ialah ikan-ikan kecil yang banyak tersedia di daerah pantai ujung genteng.
Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga sangat menentukan
keberadaan burung raja udang kalung biru karena burung lebih mudah untuk
mendapatkan ikan-ikan yang merupakan utama bagi burung jenis ini.
Burung raja udang kalung biru (Alcedo euryzona) berukuran sedang (18 cm),
berwarna biru tua dan putih. Mahkota, sisi kepala, dan sayap hitam kebiruan gelap;
garis dada, punggung, dan ekor biru muda. Punya paruh yang cukup panjang.
Morfologi burung jenis ini sangat mempengaruhi jenis makanannya yaitu ikan-ikan
kecil dan cara mereka mengambil makanannya. Rose dan Scoot (1994) menyatakan,
lokasi mencari makan pada burung biasanya dipilih berdasarkan perbedaan bentuk
dan ukuran tubuh setiap jenis serta makanan yang disukai.
Nilai H’ pada pengamatan pagi hari di hutan pantai di titik pengamatan 1
sebesar 2.516315, ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi
hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1,5 dan kurang dari 3,5. Nilai E pada
pengamatan pagi hari di hutan pantai sebesar 0.929198, nilai ini menunjukkan nilai
indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H’ yang
sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung
Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik.
Pengamatan burung kelompok 2 di hutan lindung Ujung Genteng pada pagi
hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 8. Dibawah ini adalah daftar
jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di hutan pantai
Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.
Tabel 2. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 2 di hutan pada pengamatan pagi hari
No
.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Cekakak Jawa 1 0.125 -2.07944 -0.25993
2 Merebah Cerucuk 1 0.125 -2.07944 -0.25993
3 Cinenen Pisang 2 0.25 -1.38629 -0.34657
4 Madu Sriganti 1 0.125 -2.07944 -0.25993
5 Kacamata Laut 1 0.125 -2.07944 -0.25993
6 Perenjak Jawa 1 0.125 -2.07944 -0.25993
7 Dara Laut Benggala 1 0.125 -2.07944 -0.25993
Jumlah Individu
8H'
1.90615
5
E 0.97957
Berdasarkan tabel di atas, jenis burung yang paling banyak jumlahnya adalah
cinenen pisang dengan jumlah 2 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.25, sedangkan
burung jenis lain berjumlah masing-masing 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.125.
Tingginya jumlah burung jenis cinenen pisang (Orthotomus sutorius) pada
pengamatan pagi hari dengan lokasi pengamatan hutan lindung Ujung Genteng
dikarenakan burung jenis ini merupakan jenis burung endemic pulau jawa sehingga
hanya ditemukan di hutan-hutan pulau jawa, salah satunya hutan lindung Ujung
Genteng. Waktu pengamatan pada pagi hari juga sangat mempengaruhi hasil
pengamatan yang tinggi. Menurut Mulyani (1985) Orthotomus sutorius aktif
bergerak (lompat-lompat) sambil bersuara kemudian terbang. Kadang terlihat
bersuara sambil diam dan kadang saling bersahutan dengan individu lain yang
berbeda pohon lebih sering dijumpai di pagi hari sekitar pukul tujuh hingga pukul
sepuluh.
Menurut Mackinnon (2010) morfologi Orthotomus sutorius ialah berukuran
sekitar 10 cm, memiliki ekor yang cukup panjang dan biasanya ditegakkan (berdiri)
dan bulu ekor tengahnya lebih panjang daripada bulu ekor yang lain mahkota merah
karat, perut putih, ekor panjang, alis kekuningtuaan, lekang dan sisi kepala keputih-
putihan,tengkuk keabu-abuan, punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun. Tubuh bagian
bawah putih dengan sisi tubuh abu-abu, iris (mata) kuning tua pucat, paruh atas
hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu. Morfologi burung ini
memudahkan burung ini dalam mencari makan dan menjalani aktivitas sehari-
harinya untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Nilai H’ pada pengamatan pagi hari di hutan lindung Ujung Genteng sebesar
1.906155. nilai ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi
hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1 dan kurang dari 3. Nilai E pada
pengamatan pagi hari di kawasan hutan sebesar 0.97957, nilai ini menunjukkan nilai
indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H’ yang
sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung
Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik.
Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 2 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 23.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 3 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan pada pengamatan pagi
hari.
Tabel 3. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan pagi hari
N
oJenis
∑
individuPi Ln Pi
Pi X Ln
Pi
1 Kutilang 40.17391
3-1.7492 -0.30421
2 Kipasan Belang 20.08695
7-2.44235 -0.21238
3 Remetuk Laut 30.13043
5-2.03688 -0.26568
4 Kepudang Hitam 50.21739
1-1.52606 -0.33175
5 Layang-Layang Api 2 0.08695 -2.44235 -0.21238
7
6 Dara laut Benggala 20.08695
7-2.44235 -0.21238
7 Walet Linci 10.04347
8-3.13549 -0.13633
8 Trinil Kaki Merah 10.04347
8-3.13549 -0.13633
9Camar Kepala
Coklat1
0.04347
8-3.13549 -0.13633
10 cabai Jawa 10.04347
8-3.13549 -0.13633
11 Perenjak Jawa 10.04347
8-3.13549 -0.13633
Jumlah 23
H'2.22040
3
E 0.92598
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering
muncul adalah kepudang hitam (Oriolus hosii) dengan jumlah individu 5 dengan nilai
kelimpahan sebesar 0,217391. Jenis burung yang jumlahnya paling rendah ialah
wallet linci, trinil kaki merah, camar kepala coklat, cabai jawa dengan jumlah
individu masing-masing sebesar 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.217391.
Tingginya jumlah burung kepodang hitam pada pagi hari di kawasan hutan pantai
ujung genteng di titik pengamatan 2 ini disebabkan pada lokasi tersebut masih banyak
keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan penghasilkan buah yang merupakan
makanan bagi burung kepodang hitam (Oriolus hosii).
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) pada pengamatan pagi di
hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 2 sebesar 2.220403. Nilai indeks
keanekaragaman jenis ini masuk ke dalam kriteria sedang karena nilainya di antara
1,5 dan 3,5. Nilai indeks kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0.92598. Nilai ini
masuk dalam kriteria kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6. Nilai indeks
kemerataan (H’) yang sedang ini menunjukaan bahwa kondisi hutan pantai ujung
genteng pada titik pengamatan 3 masih dalam kondisi yang masih terjaga dengan
baik. Nilai indeks kemerataan yang tinggi pada hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 2 pada titik pengamatan 3 ini disebabkan persebaran individu per
spesies pada lokasi tersebut yang merata, sehingga tidak ada spesies burung yang
jumlahnya mendominasi pada lokasi tersebut.
Menurut Mackinnon morfologi burung kepodang hitam (Oriolus hosii)
adalah Berukuran 21 cm dengan tungging berwarna coklat berangan khas. Dibedakan
dari kepudang dada merah oleh dada yang hitam, dan dari burung gagak oleh
ukurannya yang kecil, iris abu-abu, paruh merah jambu muram, kaki abu-abu dan
punya paruh yang agak memendek. Bentuk morfologi ini memudahkan burung
kepodang hitam dalam mencari makan dan beraktivitas sehari-hari.
Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 3 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 49.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.
Tabel 4. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 4 di hutan pantai di titik pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari
N
ONama Σ Pi ln Pi
Pi.ln
Pi
1 Camar Kepala Coklat 25 0.510 -0.673 -0.343
2 Cikalang Besar 3 0.061 -2.793 -0.171
3 Dara Laut Benggala 1 0.020 -3.892 -0.079
4 Kacamata Laut 2 0.041 -3.199 -0.131
5 Kapinis Rumah 2 0.041 -3.199 -0.131
6 Kepodang hitam 1 0.020 -3.892 -0.079
7 Kuntul Karang 1 0.020 -3.892 -0.079
8 Merebah Cerucuk 1 0.020 -3.892 -0.079
9 Pecuk Padi Hitam 8 0.163 -1.812 -0.296
10 Tekukur 2 0.041 -3.199 -0.131
11 wallet Rici 3 0.061 -2.793 -0.171
Jumlah Individu 49 Jumlah -1.691
H' 1,691
E 0,7052
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering
muncul adalah camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah individu
sebesar 25 dan nilai kelimpahan sebesar 0.510. Jenis burung yang paling sedikit
jumlahnya adalah dara laut, kepodang hitam, kuntul karang, merebak cerucuk dengan
jumlah masing-masing individunya sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,020.
Tingginya jumlah burung camar pada pengamatan pagi hari di lokasi hutan pantai
dengan titik pengamatan 3 dikarenakan habitat burung ini sebagian besar di laut dan
makanan utamanya adalah ikan yang jumlahnya cukup melimpah baik di kawasan
pantai. Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga mempengaruhi
keberadaan burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dikarenakan burung
ini lebih mudah untuk mencari makanannya. Tingginya jumlah burung camar kepala
coklat (Larus brunicephalus) juga dikarenakan sifat burung air dalam melakukan
aktivitas sehari-harinya cenderung berkelompok, umumnya dalam kelompok yang
sangat besar . Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat
mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik
mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995).
Nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) pada lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari sebesar 1,691. Nilai ini masuk dalam
kriteria keanekaragaman jenis yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5.
Nilai indeks (H’) ini menunjukkan bahwa lokasi hutan pantai di titik pengamatan 3
pada pengamatan pagi hari masih sangat terjaga dengan baik, sehingga faktor-faktor
pendukung bagi keberadaan burung jumlahnya masih sangat melimpah. Nilai indeks
kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0,7052. Nilai ini masuk dalam kriteria
kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6, namun jika dibandingkan dengan
nilai indeks kemerataan pada tiga tabel pengamatan sebelumnya nilai ini termasuk
yang paling rendah. Hal ini dikarenakan penyebaran inividu per spesies pada lokasi
pengamatan hutan pantai di titik pengamatan 3 kurang merata, pada spesies burung
camar kepala coklat (Larus brunicephalus) jumlah individunya sangat tinggi sekali
yaitu sebesar 25, sedangkan jumlah individu pada spesies yang lain punya rentang
nilai yang jauh sekali dengan jumlah individu spesies burung camar kepala coklat
(Larus brunicephalus).
Menurut Mackinnon burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus)
mempunyai morfologi yang memudahakan burung ini beraktivitas untuk dapat
tumbuh dan berkembang, yaitu Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu,
ada bercak putih lebar pada pangkal bulu primer dan bintik putih khas pada ujung
sayap yang hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah,
paruh merah jambu, kaki merah oranye. Paruhnya panjang dan kuat, kakinya
berselaput.
Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 4
Ujung Genteng pada pagi hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari.
Tabel 5. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari
No. Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Cabai Jawa 20.14285
7
-
1.94591-0.27799
2 Perenjak Jawa 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
3 Pungai Gagak 20.14285
7
-
1.94591-0.27799
4 Dara Laut Benggala 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
5 Cipoh Kacat 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
6 Burung Gereja Erasia 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
7 Kapinis Rumah 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
8 Cekakak Sungai 30.21428
6
-
1.54045-0.3301
9Raja Udang Kalung
Biru1
0.07142
9
-
2.63906-0.1885
10 Camar Kepala Coklat 10.07142
9
-
2.63906-0.1885
Jumlah Individu 14 H' 2.20559
8
E0.95787
9
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak ialah
cekakak sungai (Todirhampus chloris) dengan jumlah individu sebesar 3 dan nilai
kelimpahan sebesar 0.214286. Tingginya jumlah burung cekakak sungai
(Todirhampus chloris) di lokasi ini disebabkan habitat burung ini adalah di tepi hutan
selain itu makanan burung ini ialah kadal, serangga besar, katak, ulat, cacing yang
jumlahnya sangat melimpah di lokasi pengamatan dikarenakan lokasi yang masih
sangat terjaga dengan baik kelesatariannya. jenis burung yang jumlahnya paling
sedikit ialah perenjak jawa, dara laut benggala, cipoh cacat, gereja erasia, kapinis
rumah, raja udang kalung biru, camar kepala coklat dengan masing-masing berjumlah
1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.071429. Jumlah individu yang sedikit bagi
burung camar kepala coklat pada lokasi pengamatan hutan pantai di titik pengamatan
4 ini dengan jumlah individu sebesar 1 dikarenakan banyak kemungkinan, salah
satunya ialah burung ini punya masalah dengan kesehatannya, sehingga tidak
memungkinkan untuk dapat terbang untuk menjalani aktivitas sehari-harinya. Burung
camar merupakan salah satu jenis burung air yang biasanya hidup mengelompok. Hal
ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan.
Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang
bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995).
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari sebesar 2,205598. Nilai keanekaragaman
jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena
nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang
ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan
4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)
lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari
sebesar 0,957897. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang
tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini
menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan
4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya
mendominasi.
Menurut Mackinnon morfologi burung cekakak sungai (Todirhampus
chloris) ialah Tubuh berukuran 24 cm. Warna biru dan putih. Mahkota, sayap,
punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang. Setrip hitam melewati mata.
Kekang putih. Kerah dan Tubuh bagian bawah putih bersih. Iris coklat, paruh atas
abu tua, paruh bawah pucat, kaki abu-abu. Paruhnya panjang dan berukuran cukup
besar. Morfologi burung ini sangat mempengaruhi burung cekakak sungai
(Todirhampus chloris) dalam menjalani aktivitas sehari-harinya seperti makan,
bertengger, terbang, dll
Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 1 Ujung
Genteng pada pagi hari berjumlah 8 jenis dengan jumlah individu sebesar 17.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengmatan 1 pada pengamatan sore
hari.
Tabel 6. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 1 di hutan pantai pada pengamatan sore hari
No
.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Wallet Rinci 70.41176
5-0.8873 -0.36536
2 Kapinis Rumah 1 0.05882 - -0.16666
4 2.83321
3 Cabai Jawa 30.17647
1-1.7346 -0.30611
4 Layang Layang Api 20.11764
7
-
2.14007-0.25177
5 Cabak Kota 10.05882
4
-
2.83321-0.16666
6 Trinil Kaki Merah 10.05882
4
-
2.83321-0.16666
7 Bondol Jawa 10.05882
4
-
2.83321-0.16666
8 Cinenen Pisang 10.05882
4
-
2.83321-0.16666
Jumlah Individu 17
H'1.75653
7
E0.84471
6
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa spesies burung yang mendominasi
adalah Wallet Rinci (Collocilia linchi) dengan jumlah individu sebesar 7 dan nilai
kelimpahan sebesar 0,411765. Burung Walet merupakan burung pemakan serangga
yang bersifat aerial dan suka meluncur. Keadaan hutan pantai Ujung Genteng yang
masih sangat terjaga dengan sangat baik, menyebabkan keanekaragaman dan jumlah
individu serangga yang tinggi yang merupakan makanan bagi burung wallet rinci
(Collocilia linchi) . Burung jenis ini punya kebiasaan tidak pernah hinggap di pohon
sehingga sangat mudah terlihat bertebangan di udara, berdiam di gua-gua atau
rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan
langitlangit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang
biak. Kebiasaan seperti ini lah yang menyebabkan burung ini mudah ditemukan
berterbangan di udara. Spesies burung yang jumlahnya paling sedikit adalah kapinis
rumah, cabak kota, trinil kaki merah, bondol jawa, cinenen pisang dengan jumlah
individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,058824.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.756537. Nilai keanekaragaman
jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena
nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang
ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan
4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)
lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari
sebesar 0.844716. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang
tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini
menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan
4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya
mendominasi.
Menurut Mackinnon morfologi burung Walet Linci (Collocilia linchi) adalaha
tubuh berukuran 10 cm. Tubuh bagian atas hitam kehijauan buram, tubuh bagian
bawah abu-abu jelaga, perut keputih-putihan ekor sedikit bertakik, iris coklat tua
paruh dan kaki hitam. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran
tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing,
kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya. Morfologi burung ini sangat
mempengaruhi dalam aktivitas bagi burung dalam cara terbangnya yang khas,
membuat sarang di gua-gua, dll.
Pengamatan burung kelompok 2 di pantai Ujung Genteng pada sore
hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 75. Dibawah ini adalah daftar
jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di pantai Ujung
Genteng pada pengamatan sore hari.
Tabel 7. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 2 di pantai pada pengamatan sore hari
No
.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Elang Laut 10.01333
3-4.31749 -0.05757
2 Trinil Kaki Merah 15 0.2 -1.60944 -0.32189
3 Trulek Jawa 350.46666
7-0.76214 -0.35567
4 Dara Laut Benggala 12 0.16 -1.83258 -0.29321
5 Ibis Rokoroko 70.09333
3-2.37158 -0.22135
6 Cikalang Besar 20.02666
7-3.62434 -0.09665
7 Kuntul Karang 3 0.04 -3.21888 -0.12876
Jumlah Individu 75
H'1.47508
4
E0.75804
3
Berdasarkakn tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak
ialah trulek jawa dengan jumlah individu sebesar 35 dengan nilai kelimpahannya
sebesar 0,466667. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) di
lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini dikarenakan Burung
Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu hidup berpasangan
dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Jumlah individu yang ganjil, yaitu 35
mungkin disebabkan masih ada burung yang masih juvenile sehingga ada individu
yang belum punya pasangan. Selain itu tingginya jumlah burung Trulek Jawa
(Vanellus macropterus) dikarenakan habitat utama mereka ialah di padang rumput
terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat. Jenis burung yang paling sedikit jumlah
individunya adalah elang laut dengan jumlah individu sebesar 1 dan nilai kelimpahan
sebesar 0.013333. jumlah individu burung elang laut (Haliacctus leucogaster) ini
menurut Mackinnon dikarenakan oleh Jumlah burung ini sudah sangat sedikit dan
frekuensinya sangat jarang dikarenakan oleh aktivitas perburuan liar.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi pantai di pada
pengamatan sore hari sebesar 1.475084. Nilai keanekaragaman jenis burung ini
masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang rendah karena nilainya di bawah 1,5.
Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang rendah ini mungkin dikarenakan
jenis burung pantai kurang aktif pada sore, ini dikarenakan kondisi pasang air laut
menyebabkan ikan-ikan dan serangga di pinggir pantai yang merupakan makanan
utama berbagai jenis burung pantai susah untuk ditemukan. . Nilai indeks
kemerataan jenis burung (E) lokasi pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada
pengamatan pagi hari sebesar 0.758043. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria
kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai
kemerataan ini tidak terlalu berbeda dengan nilai acuan, yaitu sebesar 0,6. Hal ini
dikarenakan ada spesies burung yang jumlah individunya sangat besar dan
rentangnya sangat jauh dengan jumlah individu pada spesies yang lain.
Menurut Mackinnon morfologi burung trulek jawa (Vanellus macropterus)
ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu dan hitam.
Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih. Sayap,
punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu yang masih
anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar umur 3 tahun.
sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor menyerupai baji.
Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu. Morfologi burung ini sangat
mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis makanannya, dan menjalani
aktivitas sehari-harinya
Pengamatan burung kelompok 3 di hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 2 pada sore hari berjumlah 9 jenis dengan jumlah individu sebesar 59.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok3 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari.
Tabel 8. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan sore hari
N
oJenis
∑
individuPi Ln Pi
Pi X Ln
PiKR (%)
1Camar Kepala
Coklat30
0.50847
5-0.67634 -0.3439
50.8474
6
2 Elang laut 30.05084
7-2.97893 -0.15147
5.08474
6
3 Layang-layang api 10.01694
9-4.07754 -0.06911
1.69491
5
4 Walet Linci 70.11864
4-2.13163 -0.2529
11.8644
1
5 Trulek Jawa 100.16949
2-1.77495 -0.30084
16.9491
5
6 Dara laut Benggala 50.08474
6-2.4681 -0.20916
8.47457
6
7 Remetuk Laut 10.01694
9-4.07754 -0.06911
1.69491
5
8 Perenjak Jawa 10.01694
9-4.07754 -0.06911
1.69491
5
9 Bondol Jawa 10.01694
9-4.07754 -0.06911
1.69491
5
Jumlah 59 -1.53472
H'1.53472
1
E0.69848
2
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang individunya paling
banyak adalah burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah
individu sebesar 30 dan nilai kelimpahan sebesar 0,508475. Burung camar kepala
coklat (Larus brunicephalus) . Tingginya jumlah individu Larus brunicephalus ini
disebabkan aktivitas burung air yang suka mengelompok. Cara ini merupakan salah
satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada
saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur
(Sibuea dkk., 1995).
Jenis burung yang jumlah individunya paling sedikit adalah laying-layang api,
remetuk laut, perenjak jawa, bondol jawa dengan jumlah individu masing-masing
sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0.016949.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.534721. Nilai keanekaragaman
jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena
nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang
ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan
2 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)
lokasi hutan pantai titik pengamatan 2 di ujung genteng di titik pengamatan 1 pada
pengamatan pagi hari sebesar 0.698482. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria
kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai
kemerataan ini nilainya tidak berbeda jauh dengan nilai acuan yaitu 0,6. Ini
dikarenakan penyebaran individu per spesies pada lokasi hutan panta di titik
pengamatan 2 ada yang kurang merata, yaitu jenis burung camar kepala coklat yang
punya jumlah individu sebesar 30 dan jenis burung yang lain jumlah individunya
punya rentang yang cukup jauh dengan jumlah individu burung camar kepala coklat.
Sehingga di lokasi hutan pantai di titik pengamatan 2 ada spesies yang mendominasi.
Menurut Mackinnon morfologi burung camar kepala coklat (Larus
brunicephalus)Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu, ada bercak
putih lebar pada pangkalbulu primer dan bintik putih khas pada ujung sayap yang
hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah, paruh merah
jambu, kaki merah oranye. Morfologi barang ini sangat sangat mempengaruhi burung
beraktivitas sehari-hari.
Pengamatan burung kelompok 4 di pantai Ujung Genteng pada sore hari
berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 59. Dibawah ini adalah daftar jenis
burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks H’ dan E di pantai Ujung
Genteng pada pengamatan sore hari.
Tabel 9. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 4 di pantai pada pengamatan sore hari
NO Nama Σ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1
Camar kepala
Coklat 6 0.102 -2.286 -0.232
2
Cikalang
christmas 20 0.339 -1.082 -0.367
3 Dara laut 1 0.017 -4.078 -0.069
4
Elang laut perut
putih (Haliaetus
leucogaster) 4 0.068 -2.691 -0.182
5 Kapinis Rumah 4 0.068 -2.691 -0.182
6 Trulek Jawa 20 0.339 -1.082 -0.367
7 Wallet Linci 4 0.068 -2.691 -0.182
Jumlah Individu 59 Jumlah -1.582
H' 1,582
E 0,81299
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burug yang paling mendominasi
adalah cikalang Christmas ( Fregata andrewsi) dan trulek jawa (Vanellus
macropterus) dengan jumlah individu masing-masing sebesar 20 dan nilai
kelimpahan masing-masing sebesar 0.339. Tingginya jumlah individu jenis cikalang
Christmas di lokasi pengamatan hutan pantai dikarenakan burung ini habitat
utamanya adalah di laut dan pantai, selain itu kehadiran burung ini sangat erat
kaitannya dengan adanya rombongan ikan yang berada di permukaan laut yang
merupakan sumber makanannya. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus
macropterus) di lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini
dikarenakan Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu
hidup berpasangan dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Ini terbukti dengan
ditemukannya jumlah individu burung trulek jawa sebesar 20.Jumlah. Selain itu
tingginya jumlah burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) dikarenakan habitat
utama mereka ialah di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat.
Jenis burung yang paling sedikit jumlahnya adalah dara laut dengan jumlah individu
sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0,017. Seharusnya jumlah burung ini terdapat
dalam jumlah individu yang banyak karena habitat mereka ialah di hutan berpasir dan
mereka hidup mengelompok. Mungkin kawanan burung dara laut yang lain sedang
mencari ikan di laut, sedangkan individu yang teramati mungkin sedang ada
masalah dengan kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk dapat terbang untuk
mencar makan.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.582. Nilai keanekaragaman jenis
burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di
antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini
menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4
masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)
lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari
sebesar 0.81299. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang
tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini
menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan
4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya
mendominasi.
morfologi burung cikalang Christmas adalah Tubuh berukuran besar (95 cm).
Jantan: Hitam-hijau berkilap. Kantung paruh merah. Perut putih.
Betina: Dada, perut putih, "taji" putih meluas sampai sayap bawah. Kerah putih.
Lingkar mata merah jambu. Remaja: Lebih coklat. Kepala coklat karat pucat. Garis
gelap lebar melintang dada.
Iris coklat gelap, paruh hitam (jantan) atau merah jambu (betina), kaki abu-abu
keunguan, telapak kaki kemerahjambuan. morfologi burung trulek jawa (Vanellus
macropterus) ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu
dan hitam. Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih.
Sayap, punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu
yang masih anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar
umur 3 tahun. sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor
menyerupai baji. Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu( Mackinnon,…).
Morfologi burung ini sangat mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis
makanannya, dan menjalani aktivitas sehari-harinya.
Pengamatan burung kelompok 5 di hutan pantai Ujung Genteng di titik
pengamatan 4 pada sore hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14.
Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 5 beserta nilai kelimpahan, indeks
H’ dan E di pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari.
Tabel 10. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung
kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan pada pengamatan sore hari
No
.Jenis ∑ Pi ln Pi Pi.ln Pi
1 Elang Laut 10.05555
6-2.89037 -0.16058
2 Trinil Kaki Merah 30.16666
7-1.79176 -0.29863
3 Ibis Rokoroko 20.11111
1-2.19722 -0.24414
4 Walet Linci 10.05555
6-2.89037 -0.16058
5 Cikalang Besar 10.05555
6-2.89037 -0.16058
6 Cabe Jawa 1 0.05555 -2.89037 -0.16058
6
7 Cipoh Kacat 30.16666
7-1.79176 -0.29863
8 Dara Laut 30.16666
7-1.79176 -0.29863
9 Pungai Gagak 10.05555
6-2.89037 -0.16058
10 Kapinis Rumah 10.05555
6-2.89037 -0.16058
11 Pecuk Padi Hitam 10.05555
6-2.89037 -0.16058
Jumlah Individu
18 H'2.26404
9
E0.94418
2
Berdasarkan tabel hasil pengamatan di lokasi hutan pantai di titik 4 di atas
terlihat bahwa jenis burung yang jumlah individunya terbanyak pada adalah trinil
kaki merah, cipoh kacat dan dara laut dengan jumlah individu masing-masing
sebesar 3 dan nilai kelimpahannya sebesarr 0,166667. Tingginya jumlah individu
burung cipoh kacat (Aegithina tiphia) dikarenakan salah satu makanan burung ini
ialah biji-bijian. Kondisi hutan pantai ujung genteng yang sangat terjaga dengan
sangat baik, sehingga menyediakan berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan penghasil biji
yang merupakan bagi burung cipoh kacat. Tingginya jumlah individu burung trinil
kaki merah (Tringa tetanus) di lokasi hutan pantai dikarenakan burung ini Hidup
dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain dan makanan utama mereka
adalah cacing, moluska, krustasea (Mackinnon,…). Kondisi hutan pantai Ujung
Genteng yang masih sangat terjaga dengan sangat baik, sehingga menyediakan
berbagai invertebrate yang merupakan makanan utama bagi burung trinil kaki merah.
Tingginya jumlah individu burung dara laut dikarenakan sifat hewan air yang
biasanya hidup mengelompok. Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri
pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk
mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995). Jenis
burung yang jumlah paling sedikit adalah pungai gagak, kapinis rumah, pecuk padi
hitam dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya
sebesar 0.944182. Jumlah burung yang jumlahnya paling sedikit ini sebagian besar
merupakan burung yang biasa hidup berkoloni, sehingga kemungkinan dia ada di
lokasi pengamatan karena dia punya masalah dengan kesehatannya sehingga
mempunyai keterbatasan dalam kemampuan terbang.
Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H’) lokasi hutan pantai di titik
pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 2.264049. Nilai keanekaragaman
jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena
nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang
ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan
4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan
perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E)
lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari
sebesar 0.944182. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang
tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini
menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan
4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya
mendominasi.
Menurut Mackinnon, morfologi burung yang jumlahnya tinggi di hutan pantai titik
pengamatan 4 ialah, Trinil kaki merah Tubuh berukuran sedang (28 cm).
Kaki jingga kemerahan, pangkal coklat. Bagian atas abu-abu kecoklatan. Bagian
bawah putih, dada bercoret coklat. Tunggir putih, bulu sekunder putih terlihat jelas
saat terbang. Ekor seluruhnya bergaris-garis halus hitam putih. Iris coklat, pangkal
paruh merah, ujung paruh hitam, kaki jingga merah.
Hidup dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain. Cipoh kacat Tubuh
berukuran kecil (14 cm).
Berwarna hijau dan kuning dengan dua garis putih mencolok pada sayap. Tubuh
bagian atas hijau zaitun. Sayap kehitaman. Sisi bulu sayap putih. Lingkar mata
kuning. Tubuh bagian bawah kuning. Ras masing-masing pulau bervariasi warna
hijaunya.
Iris putih keabu-abuan, paruh hitam kebiruan, kaki hitam kebiruan. Dara laut
benggala Tubuh berukuran 35cm. Tengkuk hitam. Ekor menggarpu dalam. Bulu tak
berbiak: Sayap atas dan punggung abu-abu. Penutup ekor atas, tungging dan ekor
putih. Dahi putih, mahkota berbintik hitam putih, tengkuk hitam, tubuh bagian bawah
putih. Struktur morfologi yang spesifik pada masing-masing jenis burung,
memudahkan burung tersebut dapat melakukan aktivitas sehari-harinya, yaitu untuk
makan, bertengger, dll.
Berdasarkan pengamatan di waktu pagi dan sore hari, terdapat satu jenis
burung yang tidak ditemukan pada dua waktu pengamatan, yaitu burung elang laut
(Haliacctus leucogasteyr). Elang laut merupakan burung yang sangat khas, dia punya
morfologi sayap menjari yang dapat memanfaatkan panas matahari untuk memulai
terbang dan mendarat dengan kepakan sayap yang pelan. Pada saat siang hari dia
memanfaatkan tekanan udara di bawah tubuhnya yang lebih tinggi daripada di bagian
atas tubuhnya, sehingga akan menimbulkan gaya dorong ke atas dari bagian bawah
tubuh elang laut dan burung ini dapat terbang. Pada saat sore hari, dia memanfaatkan
tekanan udara di atas tubuhnya yang lebih tinggi untuk dapat mendarat. Perilaku khas
dari burung elang ini menyebabkan burung ini ditemukan pada waktu pengamatan
pagi yang di mulai dari pukul 06.00-7.30 karena pada waktu tersebut intensitas
cahaya matahari masih belum maksimal.
Jumlah individu burung total pada pengamatan pagi hari sebesar 121 dan
jumlah individu burung total pada pengamatan sore hari sebesar 228 ini menunjukkan
bahwa jumlah individu burung total pada waktu pengamatan sore hari lebih banyak
dibanding dengan pengamatan pagi hari. Hal ini mungkin disebabkansebagian besar
burung di hutan lindung Ujung Genteng merupakan burung yang menjalani aktivitas
pagi harinya di luar hutan seperti di laut, perkotaan. Dan pada saat sore hari mereka
baru kembali ke kawasan hutan lindung untuk beristirahat karena hutan merupakan
habitat bagi sebagian besar burung yang diamati.
BAB V
KESIMPULAN
1. Kondisi seluruh kawasan Hutan Lindung Ujung Genteng belum tercemar.
2. Jumlah individu burung pada pengamatan sore hari lebih banyak daripada
pengamatan pagi hari.
3. Rata-rata nilai Indeks keanekaragaman jenis (H’) burung pada seluruh lokasi
Hutan Lindung Ujung Genteng termasuk dalam kriteria sedang
4. Rata-rata Indeks kemerataan jenis (E) burung pada seluruh lokasi Hutan Lindung
Ujung Genteng.
5. Jenis burung yang paling banyak adalah camar kepala coklat, trulek jawa, wallet
linci.
6. Morfologi burung mempengaruhi perilaku cara makan dan jenis makanan bagi
burung
top related