penanganan penyakit jantung kongenital di bidang bedah mulut

Post on 26-Oct-2015

98 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1

Drg. Yayun Siti Rochmah, SpBM

djiogPENATALAKSANAAN PENDERITA DENGAN PENYAKIT JANTUNG

KONGENITAL DI BIDANG BEDAH MULUT & MAKSILOFASIAL

17/04/2023 2

JANTUNG

LETAK RONGGA DADA TENGAH KIRI UKURAN 12-14 x 8-9 x 6 cm BERAT 250-350 gr BASIS : Superior-posterior :

C-II APEX : Inferior-anterior : ICS-

V

2 jari di bawah papila

mamae

ANATOMI JANTUNG Four Chambers:

Right atrium Left atrium Right ventricle Left ventricle

Four Valves: Two atrioventricular

(AV)1. tricuspid2. mitral

Two semilunar (SL)1. pulmonic2. aortic

Nodal Tissue & Serat penghantar khusus

a. Sino Atrial Node (SA node)b. Atrio Ventricular

Node (AV node)c. Bundle of Hisd. Sistem Purkinje

ANATOMI JANTUNG

Scanlon VC, Sanders T. Essentials of Anatomy and Physiology

ANATOMI JANTUNG

Hansen JT, Koeppen BM. Netter’s Atlas of Human Physiology

JANTUNG & SIRKULASI

PENYAKIT JANTUNG KONGENITALDefinisi:

Penyakit atau kelainan jantung yang diderita sejak lahir.

ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KONGENITALETIOLOGY MAJOR

CARDIAVASCULAR MANIFESTATION

MAJOR CARDIAC ABNORMALITIES

Harrison’s. Principles Of Internal Medicine

TANDA KLINIS PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

Mudah lelah : Disebabkan karena cardiac output yang menurun

Sianosis. Sianosis sentral : ditandai dengan penurunan saturasi

oksigen arteri, disebabkan oleh penyakit jantung dengan right to left shunt

Sianosis perifer : kebanyakan sekunder oleh karena vasokonstriksi kulit oleh karena cardiac output yang rendah

Orthopnea Penderita merasa sesak dan berkurang apabila dalam

posisi duduk. Hipoksemia Kronis. Clubbing finger. Ro thorax: Cardiomegali.

KLASIFIKASI PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

Harrison’s. Principles Of Internal Medicine

KLASIFIKASI PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

TIPE KELAINAN

1 ANOMALI KONGENITAL TIPE SHUNT

SHUNT DARI KIRI KE KANAN (PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL ASIANOTIK)

• DEFEK SEPTUM ATRIUM (ASD)• DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (VSD)• DUKTUS ARTERIOSUS PATEN (PDA)

SHUNT DARI KANAN KE KIRI (PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL SIANOTIK)

• TETRALOGI OF FALLOT• TRANSPOSISI ARTERI BESAR (TGA ; Transposition of the great arteries)• TRUNKUS ARTERIOSUS

2

ANOMALI KONGENITAL OBSTRUKTIF

• KOARKTASIO AORTA.• STENOSIS DAN ATRESIA ARTERI PULMONALIS.• STENOSIS DAN ATRESIA AORTA.

Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. Dasar Patologis Penyakit

ANOMALI KONGENITAL TIPE SHUNTShunt : hubungan abnormal antar ruangan jantung,

antar pembuluh darah atau antara ruangan jantung dan pembuluh darah.

Macam: Shunt dari kiri-kanan overload volume jantung kanan

yang kronik dengan hipertensi pulmoner sekunder dan hipertrofi ventrikel kanan tekanan jantung kanan akan melampaui tekanan jantung kiri shunt berubah menjadi shunt dari kanan ke kiri sianosis muncul belakangan..

Shunt dari kanan-kiri memintas paru-paru darah miskin oksigen mengalir langsung ke sirkulasi sistemik menyebabkan hipoksia dan sianosis jaringan serta emboli darah vena di sirkulasi sistemik (emboli paradoksal).

SHUNT DARI KIRI KE KANAN

ANOMALI JANTUNG KONGENITAL

DEFEK SEPTUM ATRIUM (ASD)

Adanya lubang abnormal pada septum atrium yang menyebabkan pemintasan aliran darah.

Tipe: Tipe Primum :

Insidens : 5 %. Sering dijumpai pada sindrom Down Memiliki letak defek lebih rendah pada septum atrium.

Tipe Sekundum: Insidens : 90% Defek terjadi pada Foramen Ovale (lubang dapat tunggal /

multipel). Tipe Sinus Venosus:

Insidens ; 5% Memiliki letak defek lebih tinggi pada septum dekat pintu

masuk vena kava superior.

DEFEK SEPTUM ATRIUM (ASD)

http://www.healthofchildren.com/A/Atrial-Septal-defect.html

DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (VSD)

Adanya lubang abnormal pada septum ventrikel yang menyebabkan pemintasan aliran darah.

Sering disertai anomali lain khususnya Tetralogi of Fallot.

Macam nya: VSD membranosa : VSD mengenai septum

membranosa dekat katup aorta. VSD muskuler.

DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (VSD)

DUKTUS ARTERIOSUS PATEN (PDA)

Normal: Duktus arteriosus ( letak: distal arteri subklavia kiri) menutup pada waktu janin dilahirkan.

PDA : Tidak menutupnya duktus arteriosus pada waktu janin lahir darah dari aorta dan arteri pulmonalis bercampur.

Menyebabkan: hipertrofi ventrikel kiri dan dilatasi arteri pulmonalis.

Gejala : Bising jantung mirip bunyi mesin (machinery-like murmur)

PDA yg berlangsung lama hipertensi pulmoner diikuti hipertrofi ventrikel kanan perubahan shunt kanan ke kiri sianosis

DUKTUS ARTERIOSUS PATEN (PDA)

SHUNT DARI KANAN KE KIRI

ANOMALI JANTUNG KONGENITAL

TETRALOGI OF FALLOT

Ciri utama: Stenosis pulmoner,

dengan obstruksi aliran keluar ventrikel kanan.

VSD. Dekstroposisi aorta

yang bertumpang tindih dengan VSD

Hipertrofi ventrikel kanan.

TRANSPOSISI ARTERI BESAR (TGA)

Kelainan posisi aorta muncul dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dari ventrikel kiri.

Prenatal: perkembangan janin tetap normal karena darah vena dan sistemik bercampur lewat duktus arteriosus dan foramen ovale yang belum menutup.

Pascanatal: sangat tergantung pada mekanisme pencampuran darah yg terjadi (PDA, VSD, ASD)

Prognosis: sebagaian besar bayi dengan kelainan ini meninggal dunia dalam beberapa bulan.

TRANSPOSISI ARTERI BESAR (TGA)

TRUNKUS ARTERIOSUS

Definisi: kegagalan pemisahan aorta dengan arteri pulmonalis.

Mengakibatkan VSD infundibuler dengan satu pembuluh darah tunggal yang menerima darah dari ventrikel kanan maupun ventrikel kiri.

Prognosis: buruk

ANOMALI JANTUNG KONGENITAL OBSTRUKTIF

KOARKTASIO AORTA Definisi: kelainan jantung berupa konstriksi aorta. Macam:

Koarktasio preduktal: Manifestasi pada awal kehidupan bayi. Mengenai segmen radiks aorta sepanjang 1-5 cm. Disertai hipertrofi ventrikel kanan & gagal jantung kanan

pada janin Koarktasio pascaduktal:

Bersifat asimptomatik. Menimbulkan hipertensi pd ekstremitas atas, tetapi pada

ekstremitas bawah mengalami hipotensi

Kematian terjadi karena Gagal jantung kongestif. Diseksi aorta. Perdarahan intrakranial.

KOARKTASIO AORTA

STENOSIS & ATRESIA ARTERI PULMONALIS

Definisi: Obstruksi aliran darah yang keluar dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis

Obstruksi katub pulmonalis dapat terjadi pada daerah valvular, subvalvular & supravalvular

Stenosis arteri pulmonalis Ringan : asimptomatik. Progresif: sianosis. Total : ventrikel kanan hipoplasia,

terdapat VSD.

STENOSIS & ATRESIA ARTERI PULMONALIS

http://www.childrenshospital.org/az/Site512/Images/ei_2488.gif&imgrefurl

STENOSIS & ATRESIA AORTA

Definisi : obstruksi aliran darah yang keluar dari ventrikel kiri melalui katup aorta pada saat sistole.

Macam nya: Atresia aorta total kongenital: jarang, neonatus

meninggal. Katup aorta bikuspid kongenital: sering, px mengalami

degenerasi kalsifikasi pd usia pertengahan. Katup aorta dengan daun tunggal: kematian

mendadak. Komplikasi:

Hipertrofi ventrikel kiri. Dilatasi pasca-stenotik pada radiks aorta Kematian mendadak.

STENOSIS & ATRESIA AORTA

http://www.metrohealth.org/images/Patient%2520Services/Heart%2520and

%2520Vascular

KOMPLIKASI PADA PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

Retardasi perkembangan mental Hambatan perkembangan tubuh Peningkatan resiko Infeksi

Endokarditis

INFEKSI ENDOKARDITIS

Definisi: Bakterial endokarditis adalah infeksi pada katub

jantung atau permukaan endotel jantung atau protesa jantung yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme rongga mulut.

Profilaksis endokarditis dilakukan untuk tindakan yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gingiva atau mukosa rongga mulut pada pasien gangguan jantung.

Bakteri penyebab: Bakteri stafilokokus: stafilokokus aureus,

stafilokous epidermidis. Bakteri streptokokus: streptokokus viridans(Sonis, Fazio, Principle and practice of oral medicine,

1995

INFEKSI ENDOKARDITIS

Macam Infeksi Endokarditis: Acute Bacterial Endocarditis (ABE) Subacute Bacterial Endocarditis (SBE).Gejala : Demam. Perdarahan retina (Roth spots) Papula merah pd telapak tangan dan kaki (Janeway

lesions). hematuria (salmon-colored urine). Bercak perdarahan sublingual Nafsu makan berkurang. Berat badan turun.Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus LN. Dental

Management of the Medically Compromised Patient.

INFEKSI ENDOKARDITIS

Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus LN. Dental Management of the Medically

Compromised Patient.

KONDISI JANTUNG DENGAN RESIKO ENDOKARDITIS DAN PERLUNYA PROFILAKSIS PADA PERAWATAN DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI MENURUT AHA-2007

MEMERLUKAN PROFILAKSIS TIDAK MEMERLUKAN PROFILAKSIS

RESIKO TINGGI RESIKO SEDANG

•Pemakaian katub buatan.•Riwayat pernah mengalami infeksi endokarditis.•Congenital Heart Disease (CHD) Unrepaired Cyanotic

Congenital Heart Disease.

Completely Repaired CHD with prosthetic materials.

Repaired CHD with residual defect.

Cardiac Transplantation.

•Malformasi jantung kongenital •Acquired valvar dsyfunction•Hyperthropic cardiomyopathy•Mitral valve prolapse

•Secundum atrial septal defect•Operasi perbaikan atrial septal defect, ventricular septal defect ataupun ductus arteriosus•Sudah dilakukan bypass surgery•Mitral valve prolapse tanpa regurgitasi katup•Fisiologis murmur•Penyakit kawasaki sebelumnya tanpa disfungsi katup jantung•Demam rheuma tanpa disfungsi katup jantung•Cardiac pacemaker

PROTOKOL PROFILAKSIS

American Heart Association The Cardiac Society of Australia and New

Zealand British Cardiac Society-Royal College of

Physicians European Society of Cardiology

PROTOKOL PROFILAKSIS PREVENTIF BAKTERI ENDOKARDITIS MENURUT MENURUT AMERICAN HEART ASSOCIATION, 2007

PROTOKOL PROFILAKSIS PREVENTIF BAKTERI ENDOKARDITIS MENURUT THE CARDIAC SOCIETY OF

AUSTRALIA AND NEW ZEALAND, 2008

PROTOKOL PROFILAKSIS PREVENTIF BAKTERI ENDOKARDITIS MENURUT BRITISH CARDIAC

SOCIETY-ROYAL COLLEGE OF PHYSICIANS, 2004

PROTOKOL PROFILAKSIS PREVENTIF BAKTERI ENDOKARDITIS MENURUT EUROPEAN CARDIOLOG

SOCIETY, 2004

PROFILAKSIS DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI PADA PENDERITA DENGAN RIWAYAT

PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL MENURUT AHA-2007

TIDAK MEMERLUKAN PROFILAKSIS

MEMERLUKAN PROFILAKSIS

•Perawatan restorasi•Injeksi anestesi lokal (tidak intraligamen)•Perawatan endodontic intracanal•Pengambilan jahitan post operasi•Pemasangan rubber dam•Pemakaian protesa prosthodontics•Perawatan fluor

•Tindakan invasiv : Ekstraksi gigi•Prosedur periodonsia•Pemasangan dental implant•Operasi apeks gigi•Pemasangan orthodontics bands•Injeksi intra ligamen•Bleaching gigi

PROSEDUR PREMEDIKASI PROFILAKSIS DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Interval tindakan berikutnya yang akan dilakukan setelah tindakan pertama adalah 7 hari --> mencegah bakteri resisten (streptococcus viridans).

Penggunaan obat kumur yang mengandung chlorheksidin selama 30 detik sebelum tindakan perawatan gigi dilakukan.

Gigi-gigi yang rusak dan sebagai sumber infeksi harus diambil 10-14 hari sebelum tindakan operasi besar dilakukan.

Ganda K. Dentist’s Guide To Medical Conditions and Complications

PROSEDUR PREMEDIKASI PROFILAKSIS DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Gunakan lebih dari 1 macam antibiotika ( amoxicillin/ azithromycin/ clindamycin) bila interval waktu kunjungan berikutnya < 7 hari. Hari 1-2: amoxicillin, hari ke 3-

5 :azthromycin, hari ke 5-8: clindamycin, hari ke 9 diulang kembali amoxicillin.

Disarankan untuk meminum minuman probiotic / yogurt ketika menggunakan antibiotik profilaksis untuk mempertahankan flora normal usus.

Ganda K. Dentist’s Guide To Medical Conditions and Complications

PROSEDUR PREMEDIKASI PROFILAKSIS DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Premedikasi penggunaan antiobiotik dapat dipakai dengan 2 cara yaitu:A. Penggunaan antibiotika yang sama.

Amoxicillin 2.0 gr PO 1 jam sebelum tindakan. Amoxicillin 250/500 mg PO, 3x1 selama 5 hari dimulai 6

jam setelah pemberian amoxicillin 2.0 g Interval waktu kunjungan berikutnya: 2-3 mgg

mencegah bakteri resisten dan mengembalikan flora normal usus.

B. Penggunaan antibiotika yang berbeda. Amoxicillin 2.0 gr PO 1 jam sebelum tindakan. Clindamycin 300 mg PO, 3x1 selama 5 hari, dimulai 6

jam setelah pemberian amoxicillin 2.0 gr PO.Ganda K. Dentist’s Guide To Medical Conditions and Complications

PROSEDUR PREMEDIKASI PROFILAKSIS DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Sebelum melakukan tindakan, selalu tanyakan kepada penderita: apakah telah meminum obat premedikasi antibiotika. Bila penderita lupa maka pemberian antibiotika profilaksis diberikan terlebih dahulu.

Bila tindakan sudah dilakukan dan premedikasi belum diberikan maka pemberian premedikasi antibiotika harus diberikan selambatnya 2 jam setelah tindakan dilakukan.

Ganda K. Dentist’s Guide To Medical Conditions and Complications

TERIMA KASIH

TINJAUAN PUSTAKA

Ganda K. Dentist’s Guide To Medical Conditions and Complications.Blackwell. USA. 2008. Pp. 181-7.

Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus LN. Dental Management of the Medically Compromised Patient. 7th ed. Mosby Elseiver. St Louis. 2008. Pp.1-24

Despopoulus A, Silbernagl S. Color Atlas Of Physiology. 5th ed. Thieme. Stuttgart-Newyork. 2003. Pp.186-221.

Scanlon VC, Sanders T. Essentials of Anatomy and Physiology. Davis Company. Philadelphia. 5th ed. Pp.273-89

Hansen JT, Koeppen BM. Netter’s Atlas of Human Physiology. Pp.66-87.

Harrison’s. Principles Of Internal Medicine. 16th ed. McGraw-Hill Company.USA. Pp.1381-90.

Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Edisi ke-7. EGC. Jakarta.2008. h.326-34

Stephen T Sonis, Robert C. Fazio, Leslie Fang. 1995. Principles and Practice of Oral Medicine. 2nd ed. W.B. Saunders Co.

top related