praktikum bedah mulut

18
PRAKTIKUM BEDAH MULUT Oleh : Kurnia Indah Puspitasari J520110027

Upload: kurnia-indah-puspitasari

Post on 06-Nov-2015

72 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bedah mulut

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM BEDAH MULUT

PRAKTIKUM BEDAH MULUTOleh :Kurnia Indah PuspitasariJ520110027

KASUSSeorang pasien perempuan berusia 23 tahun mendatangi drg.Kurnia dengan keluhan rasa sakit dan nyeri pada gigi bawah kanannya. Pasien juga mengeluh kesulitan membuka dan menutup mulutnya. Kondisi yang seperti ini sangat mengganggu kenyamanannya dalam bekerja.Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil , pada gigi 48 bagian distal dan sebagian oklusalnya terlihat tertutup mukosa perikorona, berwarna merah, palpasi nyeri serta membengkak. Dalam pemeriksaan vital sign ditemukan TD : 120/80 mmHg , DN : 70 kali , R:14 kali , suhu: 38,1 C. Pasien dulu sudah pernah ke dokter gigi sebelumnya tapi hanya untuk scalling gigi. Pasien juga mengaku tidak mempunyai keluhan kesehatan lainnya.Bagaimana langkah pemeriksaan subyektif, obyektif, diagnosis, dan rencana perawatan pada pasien tersebut?

PEMERIKSAAN SUBYEKTIFHasil pemeriksaan Subyektif dari kasus di skenario:CC : keluhan rasa sakit dan nyeri pada gigi bawah kanannya. Pasien juga mengeluh kesulitan membuka dan menutup mulutnya. PI : rasa sakit dan nyeri pada gigi bawah kanan, kesulitan membuka dan menutup mulutnya. PMH : Tidak ada.PDH : pernah scalling gigiFH : tidak adaSH : mengganggu kenyamanannya dalam bekerja PEMERIKSAAN OBYEKTIFHasil pemeriksaan Obyektif dari kasus di skenario :Intraoral =gigi 48 bagian distal dan sebagian oklusalnya terlihat tertutup mukosa perikorona, berwarna merah, palpasi nyeri serta membengkak. vital sign (pemeriksaan penunjang) =TD : 120/80 mmHg , DN : 70 kali , R:14 kali , suhu: 38,1 C.DIAGNOSAPERIKORONITISDEFINISIPericoronitis adalah pembengkakan jaringan lunak berwarna merah (gingiva) yang mengelilingi mahkota gigi yang mengalami erupsi sebagian. Pembengkakan berkisar dari halus sampai kaku. Pembengkakan akan terasa nyeri sekali ketika mengunyah atau membuka dan menutup mulut. Hal ini terjadi paling sering di sekitar gigi molar ketiga (gigi bungsu), tetapi dapat terjadi juga di sekitar dasar dari setiap gigi yang belum tumbuh sepenuhnya. Hal ini paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, dan dapat menyebabkan nyeri yang parah, bengkak dan drainase spontan dari infeksi. ETIOLOGIPericoronitis bisa disebabkan karena:gigi yang impaksi atau gigi yang tidak tumbuh sempurnainfeksi bakteri (bakteri streptococcus dan staphylococcus)akumulasi plak dan sisa makananoral hygiene yang buruk

GEJALAGejala peicoronitis meliputi:Rasa nyeriBerwarna kemerahanada infeksipembengkakan pada jaringan gingivarasa tidak enak di mulut (disebabkan oleh pus yang keluar dari gingiva)lesi purulen yang halus, dengan rasa nyeri yang menjalar ke tenggorokan, telinga, dan dasar mulutpembengkakan lymphnodes di lehersusah membuka dan menutup mulut

MEKANISMEPericoronitis dapat berkembang ketika gigi molar ketiga hanya erupsi sebagian. Hal ini memungkinkan bakteri untuk masuk di sekitar gigi dan menyebabkan infeksi. Dalam kasus pericoronitis, makanan atau plak (film bakteri yang tersisa pada gigi setelah makan) mungkin terjebak di bawah flap dari gingiva di sekitar gigi. Ruang antara mahkota gigi dan overlying gingival flap adalah daerah ideal untuk akumulasi sisa-sisa makanan dan pertumbuhan bakteri. Jika berlanjut, dapat mengiritasi gingiva dan menyebabkan perikoronitis. Jika perikoronitis sangat parah, pembengkakan dan infeksi dapat menjalar dari rahang menuju pipi dan leher.

Gambar1. Ilustrasi pericoronitisSKEMAMolar ketiga menembus oral mucosaerupsi yang tidak sempurna (impaksi)terbentuk small pocket di sekitar mahkota bakteri dan sisa makanan masuk dalam pocket + OH jelekterjadi akumulasi plak dan tartarinflamasi dan bengkak pada gingivapericoronitisKOMPLIKASIKomplikasi dapat terlokalisasi dalam bentuk pericoronal abses. Hal ini dapat menyebar ke bagian posterior sampai daerah orofaringeal dan medial ke dasar lidah, sehingga menyebabkan penderita sulit untuk menelan. Tergantung pada tingkat keparahan dan luasnya infeksi, dapat meluas ke submaxillary, posterior cervical deep cervical, dan retropharyngeal lymphnodes. Pembentukan peritonsillar abses, selulitis, Ludwigs angina jarang terjadi tapi dapat bepotensi menjadi perikoronitis akut

Gambar 2.PericoronitisDiagnosis banding perikoronitis ditentukan berdasarkan deskripsi dan komplikasi perikoronitis. Satu pertimbangan penting adalah tingginya prevalensi impaksi gigi geraham bungsu dan kecenderungan keberadaan gigi geraham bungsu pada banyak kelainan-kelainan yang tidak berhubungan. Sumber dari suatu keadaan nyeri yang merupakan ciri utama tahap awal perkembangan perikoronitis harus diteliti dengan seksama. Pulpitis (radang syaraf gigi) dan periodontitis (radang jaringan pendukung gigi) merupakan salah satu penyebab kerancuan sumber nyeri namun umum dijumpai kasus-kasus karies dan periodontitis tahap lanjut pada gigi yang terletak di sisi yang sama dengan gigi yang mengalami impaksi. Kadangkala para praktisi enggan mengakui adanya kemungkinan bahwa tambalan gigi yang kompleks atau gigi tiruan cekat yang mereka pasang minggu kemarin dengan susah payah dan biaya yang mahal merupakan salah satu sumber rasa nyeri yang timbul. Resorpsi gigi molar kedua bawah dapat menyebabkan pulpitis tapi hal ini jarang terjadi.RENCANA PERAWATANPengobatan pericoronitis tergantung pada tingkat keparahan dari peradangan, komplikasi sistemik, dan kelayakan mempertahankan gigi yang terlibat. Pengobatan perikoronitis terdiri dari (1) bilas daerah pericoronitis dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran dan eksudat (2) swab dengan antiseptik setelah flap diangkat dari gigi dengan scaler. Membersihkan sisa- sisa debris , dan daerah yang memerah dengan air hangat. Antibiotik dapat diresepkan pada kasus yang berat dan pada pasien yang mungkin memiliki bukti klinis infiltrasi difus jaringan mikroba. Jika flap gingiva mengalami pembengkakan dan berfluktuasi, dokter dapat menggunakan pisau #15 untuk membuat sayatan anteroposterior untuk melakukan drainase. Setelah gejala telah mereda, penentuan dibuat tentang apakah untuk mempertahankan gigi atau dilakukan ekstraksI.PENANGANAN KASUSRontgen FotoIrigrasi dengan natrium hipochloritKumur antiseptikAnalgetikAntimikrobaPencabutan gigi kalau posisi gigi miring dan kekurangan tempatBisa operculektomi : mengambil jaringan lunak di sekitar gigi impaksi untuk memberikan kesempatan gigi M3 tumbuh.

Gambar3.Treatment of acute pericoronitis.A,Inflamedpericoronal flap(arrow)in relation to the mandibular thirdmolar.B,Anterior view of third molar and flap.C,Lateralview with scaler in position to gently remove debris underflap.D,Anterior view of scaler in position.E,Incorrectremoval of the tip of the flap, permitting the deep pocketto remain distal to the molar.F,Removal of section of thegingiva distal to the third molar, after the acute symptomssubsided. The line of incision is indicated by the broken line.G,Appearance of the healed area.

SEKIAN MATUR NUWUN