penataan sarana dan prasarana lingkungan … · kegiatan pengelolaan pembuangan sampah dapat...
Post on 08-Mar-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENATAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
PERMUKIMAN BERDASARKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
DI TEPIAN SUNGAI KOTA PANGKALAN BUN
E N Y R U S M I T A (3210201002)
Pangkalan Bun adalah ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah yang mulai
berkembang sejak abad ke-19
Fungsi:
pusat pemerintahan
Terdapat sungai sebagai:
Jalur transportasi lokal
kawasan tepian sungai
sebagai area: permukiman
tepian sungaipusat pemerintahan
pusat perdagangan
seluruh kabupaten
Jalur transportasi lokal
Sumber mata pencarian
penduduk lokal
perdagangan dan jasa
Permukiman
Pasar
kawasan wisata tepi air
tepian sungai
masih terkesan
kumuh
RDTRK 2004-2014
PERLU adanya upaya agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman
kumuh.
Permukiman tepian sungai merupakan sejarah awal berkembangnya permukiman di Kota
Pangkalan Bun yang perlu dipertahankan dan fungsi sungai sebagai urat nadi kota
Permukiman tepian sungai masih
terkesan kumuh (RDTRK 2004-2014)
Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007
Kondisi lingkungan permukiman
diantaranya ditandai dengan :
Tidak adanya pengelolaan persampahan
PERLU adanya penataan
sarana dan prasarana
lingkungan permukiman
Bagaimana penataan
sarana dan prasarana
lingkungan permukiman
berdasarkan partisipasiTidak adanya pengelolaan persampahan
Fasilitas lingkungan yang kurang
memadai
lingkungan permukiman
berdasarkan partisipasi
masyarakat
Pentingnya partisipasi masyarakat karena:
Partisipasi dapat menciptakan suatu lingkaran
umpan balik arus informasi, tentang aspirasi
kebutuhan dan kondisi daerah (Suhaeb, 1995)
berdasarkan partisipasi
masyarakat di tepian
sungai Kota Pangkalan
Bun?
Keberhasilan KIP, dimana masyarakat dilibatkan secara
nyata dalam proses perbaikan
Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik fisik dan non-fisik permukiman diwilayah studi
Menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan permukiman di wilayahstudi
Mengidentifikasi dan menganalisis bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi
Merumuskan partisipasi masyarakat yang sesuai, guna menyusun konsep penataanMerumuskan partisipasi masyarakat yang sesuai, guna menyusun konsep penataansarana dan prasarana lingkungan permukiman di wilayah studi
Menyusun penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman berdasarkanpartisipasi masyarakat yang sesuai di wilayah studi
Kajian Pustaka kriteria Sumber
lingkungan permukiman terdiri dari beberapa elemen yaitu nature,
society, man, shell dan network dalam hal ini prasarana dan sarana
lingkungan yang terstruktur.
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
PermukimanPermukimanPermukimanPermukiman
(Doxiadis, 1968)
lingkungan permukiman yang baik harus memenuhi kriteria bagi aspek
fisik dan non fisik permukiman serta lingkungan tersebut mampu
mewadahi cara hidup penghuninya yang berkaitan erat dengan
variabel-variabel psikologis, sosio-kultural dan perilaku
(Rapoport, 1979)
dan (Silas, 1985)
permukiman kumuh adalah kemunduran lingkungan fisik yang Clinard, (1968); permukiman kumuh adalah kemunduran lingkungan fisik yang
ditandai dengan kondisi perumahan yang buruk seperti, tempat tinggal
yang kurang memadai, bangunan yang berdempet, penduduk yang
padat dan fasilitas lingkungan yang kurang memadai.
Clinard, (1968);
Tibaijuka, (2003);
Sinulingga, 2005;
dan Budihardjo,
(2006)
Kajian Pustaka kriteria Sumber
sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas fisik yang merupakan
faktor potensial untuk menentukan kesuksesan pembangunan suatu
wilayah. Oleh karena itu, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai agar suatu pembangunan dapat berjalan dengan baik.
SaranaSaranaSaranaSarana dandandandan PrasaranaPrasaranaPrasaranaPrasarana
Grigg, (1988) dan
Jayadinata (1992)
keberadaan sarana dan prasarana sangat penting artinya sebagai
penunjang bagi penghuni permukiman serta sebagai faktor yang
harus diperhatikan dalam pembangunan permukiman
Sumaatmadja, (1988) dan
Budiharjo, (1996)
tujuan pembangunan sarana dan prasarana adalah untuk
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penghuni
permukiman serta mewujudkan kawasan kota yang ditata secara
lebih baik sesuai dengan fungsinya
Rukmana, (1993) dan
Komarudin (1997
keberadaan infrastruktur sosial sangat penting untuk mendukung kodoatie, (2005) dan SaranaSaranaSaranaSarana dandandandan PrasaranaPrasaranaPrasaranaPrasarana
LingkunganLingkunganLingkunganLingkungan PermukimanPermukimanPermukimanPermukiman
keberadaan infrastruktur sosial sangat penting untuk mendukung
fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan
masyarakat
kodoatie, (2005) dan
Grigg, (1988)
jarak dan jumlah penduduk merupakan faktor utama dalam
penentuan lokasi fasilitas umum
Salim, (2005); Tarigan,
(2005); Rushton,(1979);
Supriharjo, (2007) dan
Tarigan, (2005)
kriteria dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur pendidikan
adalah aksesibilitas, jumlah penduduk dan kemudahan untuk
mencapai tempat pendidikan
Chiara, dkk. (1975);
Sa’ud, (2006); Sinulingga,
(2005) dan Branch,
(1975)
kegiatan pengelolaan pembuangan sampah dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan, baik teknis maupun non teknis
Sinulingga (2005); Azwar,
(1979) dan
Tschobanoglous, (1993)
Kajian Pustaka kriteria Sumber
Perencanaan adalah suatu proses dasar yang kita gunakan untuk
menguraikan bagaimana cara pencapaiannya melalui
pengalokasian berbagai sumber daya yang tersediaBentukBentukBentukBentuk PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan
PembangunanPembangunanPembangunanPembangunan
Kusmiadi, (1995) dan
Soekartawi, (2000)
Dalam perencanaan partisipatif, terdapat peran serta masyarakat
didalamnya sehingga informasi akan mudah didapat dan
perumusan alternatif penyelesaian masalah lebih mudah untuk
diterima
World Bank, (1994); Mitchel,
dkk, (2003); Conyers, (1991)
dan Alisjabana, (2001)
Partisipasi telah melibatkan masyarakat untuk menentukan,
merumuskan, melaksanakan dan mengawasi suatu proses
pengambilan keputusan. Masyarakat juga dilibatkan dalam
pengalokasian berbagai sumberdaya untuk penyusunan rencana
Cornwall dan Gaventa, (2001);
Sudirman (2006); Wibisana,
(1989)
pengalokasian berbagai sumberdaya untuk penyusunan rencana
pembangunan yang berpengaruh terhadap mereka
PartisipasiPartisipasiPartisipasiPartisipasi MasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakat
Partisipasi dapat menciptakan suatu arus informasi tentang
aspirasi kebutuhan, dengan demikian pembangunan akan
dilaksanakan sesuai dengan prioritas dan aspirasi mereka.
Skinner, (1983); Sastropoetro,
(1988) dan Suhaeb, (1995)
Dalam dimensi partisipasi, mulai dari pengambilan keputusan,
pelaksanaan dan evaluasi sudah melibatkan partisipasi masyarakat
didalamnya
Uphoff, (1979) dan
Alisjahbana, (200)
Tiga tingkatan terakhir yaitu kemitraan, pelimpahan kekuasaan
dan kontrol masyarakat adalah apa yang sebenarnya ada dalam
peran serta masyarakat
Arnstein, (1969)
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan, meliputi
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
pembangunan dan pemanfaatan hasil pembangunan
Cohen and Uphoff, (1977) dan
Tjokroamidjojo, (1996)
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan paradigma naturalistik dan jenis penelitian deskriptif
kualitatif
Pengumpulan
Data Primer
Wawancara
Observasi langsung
Kuisioner
wawancara dan kuisioner ditujukan kepada beberapa
responden yang diperoleh melalui teknik sampel
keterangan:Sampel keterangan:
n =jumlah sampel.
N =jumlah total populasi.
e =Margin error atau tingkat kesalahan.
Nilai tingkat kesalahan/ margin error dalam penelitian ini yaitu
sebesar 10%, hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan sebesar
90%.
Sampel
penghuni yang terdapat di
wilayah studi.
Penentuan jumlah sampel
dengan rumus (Slovin, 1990)
kuisioner disebar di 5 kelurahan pada permukiman yang
berada di tepian sungai
No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Mendawai Seberang 2.464
2 Mendawai 16.503
3 Raja 7.515
4 Raja seberang 1.902
5 Kelurahan Baru 17.511
Total 45.895
Sumber: BPS Kotawaringin Barat, 2009
Pengumpulan
Data Sekunder
Teknik ini dilakukan melalui
pengumpulan data dari
organisasi/instansi terkait yang
berhubungan dengan objek penelitian
No. Instansi Data
1 BAPPEDA RDTRK, RTRW, Peta
2 BPS Penduduk dalam angka
3 Kantor KelurahanProfil Kelurahan, Monografi
Kelurahan
Analisis Karakteristik Fisik dan Non Analisis Karakteristik Fisik dan Non
Fisik Permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif
Analisis Sarana dan Prasarana
Metode analisis dengan teknik analisis
faktor
Analisis Partisipasi Masyarakat
Metode analisis deskriptif kualitatif
Merumuskan partisipasi masyarakat
untuk menyusun konsep penataan sarana
dan prasarana lingkungan permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif
Menyusun penataan sarana dan
prasarana lingkungan permukiman
berdasarkan partisipasi masyarakat
Metode community mapping
PENGUMPULAN DATAPENGUMPULAN DATA
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman tepian sungai berdasarkan partisipasi masyarakat
di wilayah studi ?
�ketersediaan sarana transportasi
�ketersediaan sarana pendidikan
�ketersediaan sarana peribadatan
�ketersediaan sarana perdagangan dan jasa
�ketersediaan sarana kesehatan
�ketersediaan sarana pemerintahan
�ketersediaan fasilitas umum dan ruang terbuka
�ketersediaan jaringan jalan
ketersediaan jaringan telepon
�ketersediaan jaringan listrik
�ketersediaan air bersih
�ketersediaan jaringan drainase
�ketersediaan sanitasi
�ketersediaan prasarana persampahan
�partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial
�pengelolaan kelompok usaha kecil
�partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan
Survey primer
Melalui kuisioner, observasi lapangan dan wawancara
untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana
serta bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi.
Survey Sekunder
Perolehan data dari organisasi dan instansi terkait,
berupa RTRW, RDTRK Kota Pangkalan Bun, peta dan
Profil serta Monografi Kelurahan.
�ketersediaan jaringan telepon lingkungan
Analisis Karakteristik Fisik dan
Non Fisik Permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif
Analisis Sarana dan Prasarana
Metode analisis dengan teknik
analisis faktor
Menyusun penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman tepian sungai
melalui partisipasi masyarakat di wilayah studi
Metode community mapping dan analisa triangulasi
Kesimpulan dan Saran
Analisis Partisipasi Masyarakat
Metode analisis deskriptif kualitatif
Merumuskan partisipasi masyarakat untuk menyusun konsep penataan sarana dan prasarana
lingkungan permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif dan analisa triangulasi
VARIABEL
ANALISIS
LOKASI PENELITIAN
Kawasan permukiman tepian sungai Kota Pangkalan Bun merupakan daerah yang relatif datar dan
tergenang secara periodik pada musim penghujan dengan tingkat kemiringan 0 sampai 15%.
KARAKTERISTIK SARANA DAN KARAKTERISTIK SARANA DAN
PRASARANAPRASARANA
76%
24%
0%
Tingkat pelayanan sarana Pendidikan Dasar
(TK, SD) di Wilayah Studi
Sarana pendidikan dasar tersedia
dengan kondisi baik dan dalam
jangkauan pelayanan
Sarana pendidikan dasar
kondisinya kurang baik dan atau
jauh dari jangkauan
Tidak tersedia sarana pendidikan
yang memadai
Tingkat Pelayanan Sarana Peribadatan di
97%
3% 0%
Tingkat Pelayanan Sarana Perdagangan
dan JasaSarana perekonomian tersedia
dengan kondisi baik dan dalam
jangkauan
Sarana perekonomian
kondisinya kurang baik dan
atau jauh dari jangkauan
Tidak tersedia sarana
perekonomian yang memadai
9%
0%
Tingkat Pelayanan Sarana Kesehatan di
Wilayah StudiSarana kesehatan tersedia
dengan kondisi baik dan dalam
jangkauan pelayanan
97%
3% 0%
Tingkat Pelayanan Sarana Peribadatan di
Wilayah StudiSarana ibadah tersedia dengan kondisi
baik dan dalam jangkauan pelayanan
Sarana ibadah kondisinya kurang baik
dan atau jauh dari jangkauan
Tidak tersedia sarana ibadah yang
memadai
91%
9%
Sarana kesehatan kondisinya
kurang baik dan atau jauh dari
jangkauan
Tidak tersedia sarana
kesehatan yang memadai
SekolahSekolah MasjidMasjid WarungWarung PosyanduPosyandu
Pengelolaan limbah rumah tangga di
Wilayah Studi Hunian yang memiliki KM/WC
pribadi dengan septic tank
Pengelolaan Persampahan di
Wilayah StudiDikelola sendiri dengan
dibuang ke tempat sampah
42%
58%
0%
Kondisi Jalan Lingkungan Jalan kayu dan jalan
diperkeras
(paving/cor/aspal) dalam
kondisi terawat baikjalan kayu dan jalan
diperkeras dengan kondisi
tidak terawat/rusak
Tidak diperkeras, masih
berupa jalan tanah
48%52%
0%
Penggunaan Sumber Air Bersih
yang dikonsumsi di Wilayah Studi
Memiliki akses PDAM
Sumur bor atau pompa
sungai
31%
26%
43%Hunian yang memiliki KM/WC
pribadi dengan saluran
langsung ke sungai
Hunian yang tidak memiliki
KM/WC pribadi dan
melakukan kegiatan MCK di
sungai
26%
74%
dibuang ke tempat sampah
yang ada di jalan utama
Langsung dibuang ke
sungai/lahan kosong di
sekitar rumah
JalanJalan lingkunganlingkungan JaringanJaringan PDAMPDAM sampahsampah KM/WC KM/WC UmumUmum
KARAKTERISTIK NON FISIK PERMUKIMANKARAKTERISTIK NON FISIK PERMUKIMAN
51%41%
8%
Keterlibatan Masyarakat dalam
Kegiatan Keagamaan
Terlibat dalam setiap
kegiatan
Kadang-kadang aktif
Tidak terlibat
56%38%
6%
Keterlibatan Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan Ada dan rutin
dilakukan setiap
minggu/hari
Ada dilakukan, tetapi
tidak rutin
Tidak terlibatTidak terlibat
BentukBentuk PartisipasiPartisipasi dalamdalam kegiatankegiatan keagamankeagaman
Analisis Faktor
Berdasarkan hasil analisis, nilai
KMO yang diperoleh yaitu 0,737
jadi analisis faktor layak untuk
Pada analisis faktor ini, akan diperoleh beberapa variabel yang berpengaruh terkait ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan masyarakat dan bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi.
jadi analisis faktor layak untuk
dilakukan (KMO ≥ 0,50 )
variabel yang berpengaruh
terkait ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
masyarakat dan bentuk
partisipasi masyarakat
Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana Permukiman
HASIL ANALISIS FAKTORSARANA DAN PRASARANAYANG MASIH DIBUTUHKAN
•sarana pendidikan
•prasarana persampahan
•jaringan jalan
•Sanitasi
•ruang terbuka /tempat bermain
•air bersih
Analisis Partisipasi Masyarakat
Tingkatan partisipasimasyarakat
Kriteria
1kontrol masyarakat
(citizen control)Peran serta masyarakat yangsesungguhnya, yaitu telah
Berdasarkan tingkatan partisipasi masyarakat menurut Arstein
(1969), maka kriteria tingkatan partisipasi masyarakat di wilayah
studi berada di tingkatan nomor 4 (empat) yaitu penenteraman
(placation)
Bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi bisa ditingkatkan
ke nomor 3 (tiga) yaitu kemitraan (partnership).
1(citizen control) sesungguhnya, yaitu telah
terjadi hak, tanggung jawabdan wewenang antaramasyarakat dan pemerintahdalam pengambilan sebuahkeputusan.
2pelimpahan kekuasaan
(delegated power)
3Kemitraan
(partnership)
4penenteraman
(placation)Masyarakat sudah mulai diajakuntuk berdiskusi tentangkeinginan dan gagasannyatetapi keputusan apa yang akandiambil sepenuhnya berada ditangan pemerintah.
5konsultasi
(consultation)
6informasi
(information)
7therapi
(therapy)masyarakat hanya dijadikansebagai obyek suatu kegiatandan bukan merupakan suatubentuk peran serta masyarakat.
8manipulasi
(manipulation)
No.Sarana dan
Prasarana yang dibutuhkan
Permasalahan Perumusan Partisipasi MasyarakatKonsep Penataan Sarana
dan Prasarana
1PrasaranaPersampahan
� Belum ada pengelolaansampah secara terpadu
� Sebagian besar masyarakatmasih membuangsampahnya ke sungai
� Masing-masing RT dapatmelakukan rapat, terkaitpermasalahan yang ada diwilayah studi
� Perwakilan pemerintah terkaitdapat diikutsertakan dalam rapat
� Pengelolaan persampahandibahas dalam rapat RT danmasyarakat dapatmengemukakan pendapatnyauntuk pemecahan masalahpersampahan
Pada tiap kelurahan di wilayahstudi, terdapat kelembagaanberupa RT yang dapatmenjadi wadah bagimasyarakat untukmengemukakan aspirasinyadalam setiap perencanaan
Menerapkan sistem pengelolaan sampah secara terpadu mulai dari tingkat RT
� Masalah kondisi jalanlingkungan dibahas dalam rapatRT
� Perwakilan pemerintah terkaitPerbaikan pada jalan yang kondisinya tidak
Perumusan Partisipasi Masyarakat
dalam setiap perencanaanyang akan diprogramkan olehpemerintah terkait wilayahmereka. Selain itu, kelembagaan ini dapatmenjadi media antaramasyarakat dan pemerintahuntuk saling bekerjasamadalam pemecahan masalah. Dengan demikian, posisimasyarakat dalam tingkatankemitraan bisa berjalan.
2Ketersediaan jaringan jalan
Masih terdapat jalan lingkungan dengan kondisi tidak terawat serta tidak dilengkapi lampu penerangan
� Perwakilan pemerintah terkaitdapat diikutsertakan dalam rapat
� Masyarakat dapat melakukanpemetaan, lokasi jalan yang perlu mendapat perbaikan diwilayahnya
� Masyarakat dapat mengusulkanpendapatnya untuk pemecahanmasalah terkait jalan lingkungan
kondisinya tidak terawat/rusak, terutama jalan yang terletak di tepian sungai sebagai penghubung ke pusat perdagangan (pasar) di wilayah studi
3Ketersediaan air bersih
� Masyarakat mengeluh dengan kualitas air PDAM yang kurang baik yaitu sering terdapat endapan/kotoran pada air minum
� Jadwal penyaluran air PDAM hanya pada jam-jam tertentu/tidak setiap waktu (pukul 05.00-10.00 WIB dan pukul 15.00-23.00 WIB)
� Masalah pelayanan PDAM dibahas dalam rapat RT
� Perwakilan dari PDAM danpemerintah terkait dapatdiikutsertakan dalam rapat
� Masyarakat dapatmengemukakan keluhannyaterkait permasalahan kualitasdan penyaluran air PDAM
� Masyarakat dapat mengusulkanpendapatnya untuk pemecahanmasalah terkait ketersediaan air bersih
Meningkatkan kualitas air PDAM dan meningkatkanpendistribusian air PDAM
Lanjutan…
No.Sarana dan Prasarana
yang dibutuhkanPermasalahan Perumusan Partisipasi Masyarakat
Konsep Penataan Sarana dan Prasarana
4 Ketersediaan sanitasi
� Masyarakat menginginkanperbaikan kondisi KM/WC umum (jamban) yang kondisinya tidak layak pakai
� Sebagian besar masyarakatmasih membuang limbahsanitasi langsung ke sungai
� Masalah sanitasi dibahas dalamrapat RT
� Perwakilan dari pemerintah terkaitdapat diikutsertakan dalam rapat
� Masyarakat dapat melakukanpemetaan terkait lokasi KM/WC umum yang perlu mendapatperbaikan
� Masyarakat dapat mengemukakangagasan/keinginan mereka untukpemecahan masalah terkaitsanitasi Pada tiap kelurahan di wilayah
studi, terdapat kelembagaan berupa RT yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengemukakan aspirasinya dalam setiap perencanaan yang akan diprogramkan oleh
Tetap mempertahankan keberadaan KM/WC komunal (jamban) yang ada dan melakukan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Sistem pembuangan limbah dapat dikembangkan dengan pembuatan septic tankterapung.
� Masalah ketersediaan ruangterbuka/tempat bermain dibahasdalam rapat RT
� Perwakilan dari pemerintah terkaitdapat diikutsertakan dalam rapat
� Masyarakat dapat melakukanMemaksimalkan fungsi fasilitas umum yang tersedia seperti pos
akan diprogramkan oleh pemerintah terkait wilayah mereka. Selain itu, kelembagaan ini dapat menjadi media antara masyarakat dan pemerintah untuk saling bekerjasama dalam pemecahan masalah. Dengan demikian, posisi masyarakat dalam tingkatan kemitraan bisa berjalan
5Ketersediaan ruang terbuka/tempat bermain
Kurangnya ruang terbuka untuk tempat bermain anak-anak
� Masyarakat dapat melakukanpemetaan terkait lokasi ruangterbuka yang dapatdimaksimalkan sebagai tempatbermain
� Masyarakat dapat mengemukakangagasan/keinginan mereka untukpemecahan masalah terkaitketersediaan ruangterbuka/tempat bermain
umum yang tersedia seperti pos tempat bersantai di setiap RT, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat bermain bagi anak-anak
6Ketersediaan sarana pendidikan
Tidak tersedia sarana pendidikan TK
� Masalah ketersediaan saranapendidikan TK dibahas dalamrapat RT
� Perwakilan dari pemerintah terkaitdan pihak swasta (yayasanpendidikan) dapat diikutsertakandalam rapat
� Masyarakat dapat mengemukakangagasan/keinginan mereka untukpemecahan masalah terkaitketersediaan sarana pendidikanTK
Menyediakan sarana pendidikanTK dengan memaksimalkanfungsi SD terdekat
Perlunya penataan sarana dan prasarana permukiman di wilayah studi, karena untuk mempertahankan
keberadaan permukiman tepian sungai sebagai sejarah awal berkembangnya permukiman, serta untuk
menjaga agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman kumuh.
Sarana dan prasarana yang perlu mendapat penataan yaitu:
� Ketersediaan Air Bersih
� Ketersediaan Sanitasi
� Prasarana Persampahan� Prasarana Persampahan
� Jalan Lingkungan
� Sarana Pendidikan TK
� Ruang Terbuka/Tempat Bermain
pada wilayah studi bentuk partisipasi masyarakat berada pada tingkatan penentraman (placation). Pada
perumusan partisipasi, tingkatan partisipasi masyarakat ditingkatkan pada kemitraan (partnership)
Penataan Sarana dan Prasarana berdasarkan partisipasi masyarakat di tingkat kemitraan (partnership).
Tujuannya, agar tumbuh rasa tanggung jawab dalam masyarakat dan rasa ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan
Perlunya perhatian dari pemerintah Kota Pangkalan Bun, khususnya untuk menangani masalah
persampahan. Karena selama ini, wilayah permukiman tepian sungai tidak pernah terjangkau oleh
pelayanan petugas sampah. Sehingga, masyarakat cendrung untuk membuang sampah ke sungai. Hal ini
juga perlu untuk menjaga keberlangsungan sungai sebagai urat nadi kota.
Perlunya memberi pemahaman kepada masyarakat tentang partisipasi yang sesungguhnya. Hal ini
karena pada wilayah studi, masyarakat masih belum terlibat secara nyata dalam proses partisipasi yang
sesungguhnya. Namun, besarnya keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan dapat menjadi faktor
yang menunjang keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat.yang menunjang keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat.
Pada wilayah studi, kterelibatan masyarakat dalam kegiatan sosial diantaranya dengan menyumbangkan
tenaga dan dana untuk jalannya kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat bisa
diterapkan baik partisipasi secara langsung maupun tidak langsung, tergantung dari kemampuan mereka.
top related