pengaruh gangguan endokrin
Post on 23-Oct-2015
34 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH GANGGUAN ENDOKRIN
PADA MANAJEMEN ANESTESI
Pembimbing:
Dr. Indra K. Ibrahim, Sp.An
Presentan:
Maria Patricia Abadi (2010-061-078)
Jonathan Kevin Djuanda (2010-061-080)
Andre Tjie Wijaya (2010-061-082)
SUKABUMI 2012
Diabetes Mellitus (DM)
Definisi : kelainan metabolik yang menyebabkan hiperglikemia
ADA dan WHODM tipe 1
○ Destruksi sel beta pankreas DM tipe 2
○ Resistensi perifer dan kegagalan sel beta pankreas dalam produksi insulin
Komplikasi akut :hipoglikemia, DKA, koma hiperosmolar
nonketotik (HHS). Komplikasi jangka panjang :
hipertensi, penyakit pembuluh koroner, infark miokard, gagal jantung kongestif, penyakit serebrovaskular, neuropati perifer dan autonom, dan gagal ginjal.
Kontrol gula darah buruk deposit kolagen pada jaringan penghubung
dan sendi cervical, atlanto-occipital ADA
HbA1c <7% pada pasien dengan DM tipe 2
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Riwayat Coronary artery disease (CAD) Rasa tidak nyaman di dada, sesak nafas, dengan pencetus
aktivitas fisik. Tidak adanya nyeri dada tidak menjamin bahwa pasien
dengan DM tidak memiliki CAD. Gejala – gejala neuropati otonom
spasme kandung kemih, hipotensi ortostatik Mudah kenyang, heartburn, muntah setelah makan,
neuropati perifer, TIA atau stroke Insufisiensi ginjal dan peripheral arterial disease Riwayat imobilitas sendi dan leher juga harus diketahui. Pasien dengan DM tipe I
Riwayat DKA dan HHS
Jenis Test Penjelasan
EKG Dapat diperoleh informasi mengenai CAD pada pasien DM, serta
kemungkinan terjadinya komplikasi hemodinamik pada pasien.
Pemeriksaan
Elektrolit
Dapat diperoleh informasi mengenai volum, osmolaritas, dan status asam
basa dari pasien.
Glukosa
Darah
Mengetahui kontrol gula darah dan sebagai marker untuk menegakkan
diagnosis DM
HbA1c Informasi mengenai kontrol gula darah dalam jangka panjang dan risiko
komplikasi dari DM
Tes Spesifik Informasi mengenai adanya CAD yang sifatnya silent (Cardiac testing)
Implikasi Diabetes Mellitus pada Manajemen Anestesi
Rekomendasikan pada pasien DM yang hendak dilakukan operasi elektif :Dijadwalkan paling pertama pada hari ituKadar glukosa darah pada pre, intra, dan
postoperative harus diperhatikanPemberian insulin harus diberikan hingga DOSPasien dengan DM tipe I diberikan insulin long
acting hanya ½ atau 1/3 dosis biasanyaPasien dengan DM tipe II tidak diberikan insulin
sama sekali atau hanya setengah dari dosis insulin long acting yang biasa dia dapat pada DOS
Pasien dengan insulin pump, dapat terus diberikan namun hanya dengan kecepatan sekresi insulin basalnya.
Hentikan pemberian semua jenis insulin tipe short acting dan yang intermediate acting, kecuali yang menggunakan syringe pump
Sulfonilurea jangka panjang harus dihentikan beberapa hari sebelum operasi, terutama jika pasien diduga harus dipuasakan untuk jangka panjang.
Obat hipoglikemik oral jangka pendek harus dihentikan pada DOS
Metformin harus dihentikan pada DOS dan dipertimbangkan untuk tidak diberikan lagi bila pasien memiliki risiko kegagalan fungsi hepar atau ginjal
Pemberian secara
bolus
Pemberian kontinu
secara infus
Preoperatif D5W (1,5ml/kg/jam)
Insulin intermediate
half dose
D5W (1 ml/kg/jam)
Regular insulin :
Unit/jam = glukosa
plasma/150
Intraoperatif Insulin per sliding scale Seperti preoperatif
Postoperatif Seperti intraoperatif Seperti preoperatif
Target gula darah intraoperatif 120-150 mg/dL
Pemberian tambahan 20 mEq KCl untuk setiap liter cairan
Kunci dalam penanganan adalah monitor kadar gula darah yang berkala. DM tipe 1 setiap jamDM tipe 2 setiap 2-3 jam sekali.
Gangguan hormonal tiroid Hormon tiroid
Dihasilkan oleh kelenjar tiroid Berperan dalam mengatur metabolismeMeningkatkan metabolisme tubuh secara
umum○ Bekerja secara sinergis dengan katekolamin
dalam meningkatkan aktivitas dari sistem kardiovaskular
Iodine diserap oleh saluran cerna diubah menjadi ion iodide di dalam kelenjar tiroid iodide menjadi iodine diikat dengan asam amino tirosin 2 buah produk akhir, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4).
T3 memiliki efek yang lebih poten dari T4.
Sekresi hormon tiroid dipengaruhi hormon TSH (Thyroid stimulating hormone).
Sekresi TSH sendiri dipengaruhi oleh 2 hal:Negative feedback melalui T3 dan T4
○ Menghambat sekresi TSH melalui supresi pada pelepasan TRH (Thyroid releasing hormone)
Kadar TSH dalam darah mempengaruhi sekresi TSH
Gangguan tiroid ada 2 macam, yaitu hipertiroidisme dan hipotiroidisme.
Pasien dengan gangguan tiroid berat memiliki risiko untuk mengalami 2 hal yang disebabkan oleh stress dari proses bedah :Thyroid Storm
○ Dekompensasi kardiovaskular dan sistem saraf yang disebabkan oleh hipertiroidisme yang berat
○ Gejalanya : demam, tachyarrhytmia yang resisten terhadap terapi, kegagalan sistem kardiovaskular dengan hipotensi, dehidrasi akibat demam, perspirasi dan diare, serta perubahan status mental.
Myxedema Coma○ Berkaitan dengan hipotiroidisme yang
berkorelasi dengan insufisiensi adrenal. ○ Penurunan kesadaran dan letargi yang
menetap○ Seringkali diikuti dengan hipotermia
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik dalam Evaluasi Preoperatif pada Gangguan Tiroid
AnamnesisPenyebab (inflamasi, post-tindakan bedah,
insufisiensi hipofisis)Pengobatan selama iniKeberhasilan terapiGejala yang dialami
Pemeriksaan FisikGejala yang dialami pasien :
○ Tachycardia○ Tremor dan palpitasi○ Kelelahan (fatigue) dan letargi○ Penambahan atau penurunan berat badan○ Cold atau heat intolerance
Pemeriksaan fisik pasien :○ Pemeriksaan jalan nafas dan trakea○ Pemeriksaan pada kelenjar tiroid pasien.○ Ada – tidaknya intra-oral thyroid tissue yang dapat
mempersulit intubasi.○ Kelainan pada mata
Pengaruh Hipertiroidisme pada Anestesi
PreoperativePasien dengan hipertiroid boleh dioperasi eutiroid
secara klinis maupun laboratoris.Pada tindakan preoperatif dapat dipersiapkan beberapa
hal :○ Pemeriksaan tes fungsi tiroid harus normal○ Resting heart rate kurang dari 85 x/menit○ Untuk sedasi preoperatif dapat digunakan benzodiazepines○ Obat – obatan anti-tiroid dan beta blocker dapat terus
digunakan hingga pagi hari sebelum dioperasi karena waktu paruhnya yang singkat.
○ Pada operasi darurat, maka kondisi sirkulasi yang hiperdinamik dapat dikontrol dengan beta blocker yang diberikan secara intravena dan kontinyu (cth. Esmolol)
IntraoperativeMonitoring status suhu tubuh, denyut nadi, tekanan
darah stress dari tindakan bedah dapat menyebabkan terjadinya thyroid storm.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada anestesi pasien dengan hipertiroid :○ Hindari penggunaan obat – obatan yang dapat merangsang
atau menstimulasi sistem saraf simpatis (cth. Pancuronium dan Ketamine)
○ Agen induksi (sedatif) dapat digunakan Thiopental○ Awasi status hidrasi pasien kecenderungan dalam kondisi
hipovolemia○ Pastikan pasien sudah dalam kondisi teranestesi dalam
saat hendak dilakukan intubai endotrakeal
PostoperativeKondisi yang paling berisiko pada post-operatif adalah
Thyroid storm○ Thyroid storm terutama terjadi pada 6 – 24 jam post operasi,
namun dapat juga terjadi intraoperasi○ Dapat terlihat menyerupai malignant hyperthermia.
Pada pasien yang mengalami thyroid storm ○ Perbaiki status hidrasinya○ Pemberian esmolol scara titrasi atau pemberian propanolol
intravena (0.5 mg hingga denyut jantung kurang dari 100 x/menit)
○ Propylthiouracil (PTU) sebanyak 250 – 500 mg tiap 6 jam per oral atau melalui nasogastric tube
○ Sodium iodida (1 gram dalam 12 jam) dan koreksi dari penyebab
Pengaruh Hipotiroidisme pada Anestesi
Preoperatif Hipotiroid berat (T4 <1mg/dl) atau koma
myxedema tidak menjalani operasi elektif, dan harus diterapi hormone tiroid sebelum operasi emergensi.
Tidak membutuhkan banyak sedasi preoperatif, dan memiliki kecenderungan gagal untuk merespon terhadap hipoksia.
Premedikasi yang harus diberikan antara lain H2antagonis dan metoclopramide .
IntraoperatifPasien lebih mudah mengalami hipotensi akibat agen
anestesi ketamin direkomendasikan sebagai induksi anestesi.
Masalah yang mungkin terjadi meliputi hipoglikemia, anemia, hiponatremia, kesulitan intubasi karena lidah yang besar dan hipotermi.
PostoperatifPemulihan anestesi mengalami kelambatan karena
hipotermi, depresi pernapasan, atau transformasi obat-obatan yang lambat.
Tetap diintubasi sampai bangun dan normotermik. Analgetik yang direkomendasikan untuk postoperative
nonopioid seperti ketorolac.
Kesimpulan
Diabetes Mellitus dan gangguan tiroid merupakan gangguan endokrin yang paling sering ditemui.
Dengan mengetahui risiko – risiko yang ditimbulkan akibat gangguan endokrin manajemen anestesi yang tepat dan adekuat untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada pasien.
TERIMA KASIH
top related