pengembangan usaha rumahan kerupuk …
Post on 22-Nov-2021
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK RENGGINANG
SEBAGAI PELUANG DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN
KAUM WANITA DI KELURAHAN BIRINGERE,
KECAMATAN SINJAI UTARA, KAB. SINJAI
TIM PENYUSUN
Ketua : Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.,Pd (2117099301)
Anggota : 1. A. Takdir Hasyim, SE., MM (2123057301)
2. Sulistiawati (170311045)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang
sebagai Peluang dalam Peningkatan Pendapatan Kaum
Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
Nama Peneliti : Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.Pd
NIDN/NIDK : 2117099301
Jabatan Fungsional :
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Hukum Islam
Nomor HP : 085215505660
E-mail : hardiyantiridwan65@gmail.com
Anggota 1 :
Nama Legkap : A. Takdir Hasyim, SE., MM
Anggota 2 :
Nama Lengkap : Sulistiawati
Sumber Pendanaan : IAI Muhammadiyah Sinjai
Sinjai, 29 Februari 2020
Menyetujui
Ketua LP2M Dosen Peneliti
Sudirman P.,S.Pd.,M.Pd.I Hardiyanti Ridwan, S.Pd.,M.Pd NBM: 1191540 NIDN: 2117099301
Mengetahui
Dekan FEHI
Dr. Muh. Anis, M.Hum NBM: 976724
iii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penelitian dan penyususnan tesis dengan judul
“Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang Sebagai Peluang Dalam
Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita Di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kab. Sinjai” dapat diselesaikan dengan baik.
Proses penyelesaian tesis ini, merupakan suatu perjuangan yang panjang
bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyususnan tesis ini, tidak sedikit
kendala yang dihadapi. Namun demikian, berkat keseriusan pembimbing
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Firdaus, M.Ag selaku Rektor Institut IAI Muhammadiyah Sinjai
2. Dr. Amir Hamza, M.Ag selaku Wakil Rektor I Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai
3. Dr. Ismail Hasan, M.Pd selaku Wakil Rektor II Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai
4. Dr. Muh. Anis, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum
Islam Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai
5. Rekan-rekan dosen Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai
6. Staf Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai
7. Para ibu-ibu pengerajin kerupuk rangginang di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai
8. Berbagai pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan moral sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
iv
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut dapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ini bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya, Amin.
Sinjai, 29 Februari 2020
Hardiyanti Ridwan, S.Pd.,M.Pd
NIDN. 2117099301
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Batasan Masalah .............................................................................. 3
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha ................................................................................................ 5
B. Pendapatan ....................................................................................... 7
C. Produksi ............................................................................................ 8
D. Biaya ................................................................................................. 9
E. Pemasaran ........................................................................................ 11
F. Kerupuk Rengginang ....................................................................... 13
G. Peneliti Terdahulu ........................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................................... 16
B. Sumber Data ..................................................................................... 16
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 17
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 17
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.............................................. 18
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 20
B. Analisis Pendapatan.......................................................................... 21
C. Prospek Pengembangan Usaha ......................................................... 24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. ........................................................................................................ 20
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai ............................................................................. 20
Tabel 4.2 Pendapatan Rata-Rata yang Diperoleh Pemilik Usaha Kerupuk
Rengginang dalam Satu Minggu Di Kelurahan Biringere Kecamatan
Sinjai Utara ......................................................................................... 23
Tabel 4.3 Matriks SWOT ..................................................................................... 27
Tabel 4.4 Internal Faktor Analisis Strategi (IFAS) .............................................. 28
Tabel 4.5 Eksternal Faktor Strategi (IFAS) ......................................................... 29
iv
ABSTRAK
Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang Sebagai Peluang dalam
Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kab. Sinjai
Oleh:
Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.Pd
Andi Takdir Hasyim, SE., MM
Sulistiawati
Penelitian ini dilakukan dengan melihat usaha rumahan yang diproduksi
oleh masyarakat khususnya kaum wanita pada umumnya, dimana dengan adanya
pengembangan usaha tersebut mampu menjadi peluang dalam peningkatan
pendapatan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang sebagai peluang
dalam peningkatan pendapatan kaum wanita. Target khusus dalam penelitian ini diharapkan agar kiranya mampu
meningkatkan ide-ide kreatif dalam pengembangan produk usaha rumahan
sehingga mampu meningkatkan pendapatan terhadap suatu produk yang
dihasilkan.
Dalam penelitian kuantitatif yang digunakan oleh peneliti dengan melihat
dari data primer dan sekunder, dimana data primer yaitu dimana datang ke
industri rumahan rengginang, kemudian melakukan observasi dan wawancara
terhadap pelaku usaha tersebut, dan data sekunder dengan menelaah data literatur
yang relevan. Kemudian data yang telah dihimpun akan direduksi, disajikan lalu
disimpulkan menjadi hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata pemilik atau
pengelola usaha kerupuk rengginang, di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai dalam satu minggu menguntungkan, dimana jumlah
pendapatan rata-rata pemilik atau pengelola usaha berada diatas rata-rata.
Sedangkan berdasarkan analisis SWOT dalam usaha pengembangan kerupuk
rengginang di Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
cukup prospek atau layak untuk dikembangkan
Kata Kunci : Pengembangan Usaha, Peningkatan Pendapatan, Kerupuk
Rengginang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis makanan dan minuman ringan merupakan jenis bisnis usaha
yang perkembangannnya sangat pesat, terutama di Indonesia. Dalam jenis
usaha ini tidak hanya didominasi oleh para pebisnis yang memiliki reputasi
besar di industri makanan dan minuman Indonesia, tetapi juga makanan
ringan hasil produksi industri rumah tangga atau lebih dikenal dengan nama
produk unit kecil menengah (UKM), distribusinya sudah masuk hingga pasar
modern yang mana hal tersebut membuat ramai dan padat pada sektor bisnis.
Dalam hal ini salah satu jenis makanan ringan atau produk rumahan
yang ada dan dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah
rengginang. Rengginang adalah olahan tradisional yang terbuat dari beras
ketan, yang hingga saat ini masih sangat populer dikalangan masyarakat
karena mempunyai cita rasa gurih.
Berdasarkan dari aspek ekonomis, usaha rengginang merupakan bisnis
yang sangat menguntungkan, karena permintaan pasar yang tinggi untuk
rengginang mentah membuat usaha ini semakin menjanjikan. Selain mampu
meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, usaha ini juga mampu
meningkatkan penduduk sekitar yang akhirnya berpengaruh pada
perekonomian daerah.
Berdasarkan aspek sosial, usaha tersebut mempunyai dampak sosial
yang positif. Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja
dari lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya
penciptaan lapangan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran disuatu
wilayah.
Dilihat dari dua aspek adanya usaha kerupuk rengginang, untuk
mengurangi tingkat pengangguran dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat khususnya pada kaum wanita. Maka, perlu dilakukan serangkaian
pengembangan usaha dibidang makanan ringan tersebut. Mengembangkan
2
usaha kerupuk rengginang lebih memperhatikan pada masalah kreativitas
produk.
Kreativitas produk sangatlah perlu diperhatikan dalam membuat
usaha, agar dapat memanfaatkan peluang pasar dengan menerapkan konsep
produksi dan kreativitas. Konsep tersebut harus dapat diterapkan sebagai
sarana untuk meningkatkan permintaan produk dan meningkatkan pendapatan
masyarakat, khususnya kaum wanita.
Kerupuk rengginang, kerupuk tradisional yang saat ini sudah
berorientasi di kabupaten Sinjai, masih sangat terbatas dengan adanya
pengembangan produk usaha tersebut. Pelaku usaha rumahan harus mampu
meningkatkan kreativitas produk sehingga dapat menarik minat masyarakat
untuk mengkonsumsi olahan kerupuk tradisional rengginang sehingga pula
mampu memuaskan konsumen dengan adanya produk yang dikembangankan
dengan variasi yang unik. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan
analisis terhadap pengembangan usaha rumahan. Dengan adanya hasil
analisis tersebut diharapakan mampu untuk menetapkan bagaimana prospek
pengembangan usaha rumahan terlebih pada usaha kerupuk rengginang
sehingga mampu mengembangankan usahanya melalui kreativitas produk
rumahan.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Usaha
Rumahan Kerupuk Rengginang sebagai Peluang dalam Peningkatan
Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kegiatan identifikasi untuk
mempermudah penelitian. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang di
kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai?
3
2. Bagaimana pengaruh ekonomi kreatif terhadap tingkat pendapatan usaha
rumahan kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui upaya pengembangan usaha rumahan kerupuk
rengginag pada pelaku bisnis di Kelurahan Biringere, Kecamatan
Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekonomi kreatif
terhadap pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang
terhadap tingkat pendapatan kaum wanita di Kelurahan Biringere,
Kec. Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pengusaha Makanan Ringan
Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan
keputusan yang dapat diambil oleh pengusaha makanan ringan di
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapak dapat digunakan sebagai bahan bacaan
atau referensi, serta bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Usaha
Usaha sekarang ini sudah banyak jenis yang dapat dikembangkan oleh
masyarakat, apalagi sekarang telah memasuki jaman perkembangan internet.
Namun, tidak semua jenis usaha bakal bertahan apalagi berkembang jika
salah dalam cara pengelolaannya. Maka, untuk mewujudkan usaha yang dapat
bertahan, seorang wirausahawan harus selalu melakukan inovasi atau
penemuan-penemuan baru sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga tercipta permintaan.
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran hidup. Dalam
suatu usaha faktor keberhasilan usaha seorang pelaku usaha bukan hanya
dilihat dari seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia melakukan dan
merencanakan strateginya serta mewujudkannya (Hendro. 2011:47).
Merencanakan strategi dan mewujudkan startegi tersebut dapat dilihat
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana faktor kebehasilan
usaha itu tidak lepas dari faktor peluang, faktor manusia (SDM), faktor
keuangan, faktor organisasi, faktor perencanaan, faktor pengelola usaha dan
faktor pemasaran dan penjualan. Untuk mewujudkan dari usaha tersebut,
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu
usaha yaitu dengan menciptakan peluang terhadap usaha, yang dimana
peluang tersebut tidak hanya bersifat momentum tetapi benar-benar peluang
bisnis. Faktor manusia (SDM) dalam peranannya sangat jelas bahwa dalam
suatu usaha yang dirintis perlu adanya sumber daya manusia yang memadai
dimana kepemimpinan dan pengembangan usaha didasarkan pada sumber
daya manusia. Faktor keuangan dalam suatu usaha sangat penting dalam
kelangsungan usaha, dimana meliputi arus kas yaitu budget, modal. Faktor
organisasi sangat bereperan juga dimana dalam suatu usaha yang dijalankan
5
organisasi usaha harus lebih terstruktur. dan beberapa faktor lainnya dimana
ia mampu merencanakan dan dan mengelola usahanya hingga mencapai pada
tingkat pemasaran yang memicu tingginya permintaan terhadap suatu produk
usaha.
Peluang usaha juga dikatakan ada ketika didalam suatu pasar terdapat
suatu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dengan menawarkan atau
menjual barang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan atu
preferensi masyarakat. Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus jeli
melihat kebutuhan-kebutuhan serta pergeseran kebutuhan terhadap kebutuhan
masyarakat sekarang. Timbulnya kebutuhan baru atau adanya perubahan
terhadap kebutuhan yang telah ada adalah merupakan sebuah kesempatan
usaha yang dapat diekploitasi secara baik dan menguntungkan (Gitosudarmo,
2015:6).
(Suryanto & daryanto, 2019:60), Ide-ide dari seorang wirausahawan
dalam menciptakan nilai potensial dipasar sekaligus menjadi peluang usaha
yang menjanjikan keuntungan, maka dilakukan identifikasi serta evaluasi
semua resiko yang mungkin timbul dari terciptaya peluang usaha, yaitu
dengan cara:
1. Perlu strategi yang proaktif guna mengurangi kemungkinan
timbulnya resiko,
2. Sedapat mungkin menyebabkan resiko ke berbagai aspek yang ada,
3. Kemampuan mengelola resiko sehingga justru dapat mendatangkan
manfaat atau nilai tambah.
Terciptanya ide-ide tersebut diatas dari seorang wirausahawan dalam
menciptakan peluang usaha, maka wirausahawan tersebut dapat dikatakan
sebagai seseorang yang memiliki kepribadian wirausaha yang memiliki
kemampuan kewirausahaan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.
Ketrampilan dalam hal ini adalah keterampilan konseptual dalam mengatur
strategi dan memperhitungkan resiko, keterampilan kreatif dalam
menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola,
6
keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dan keterampilan teknik bidang
usaha.
Menurut (Suryanto & daryanto, 2019:60), cara pengembangan dalam
suatu usaha adalah sebagai berikut:
1. Meluncurkan produk baru merupakan hal yang palin sering dan
paling mudah dilakukan oleh perusahaan dan merupakan bagian
dari strategi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan karena hampir semua produk memiliki
siklusnya.
2. Mendirikan unit usaha baru, dalam hal ini perusahaan mendirikan
unit usaha yang cenderung memilikipotensi untuk berkembang
dan juga memiliki hubugan lini dengan perusahaan yang ada
sekarang.
3. Mengakui produk yang telah ada dan dikembangkan menjadi
produl yang bagus.
4. Mengakui perusahaan yang telah ada dengan tujuan untuk
mengembangkan usahanya melalui merger atau akuisi.
Dalam penyusunan startegi pemasaran, maka semuanya harus
membutuhkan konsep marketing agar usaha tersebut dapat berkembang
khususnya usaha kecil. Pada usaha kecil karena adanya keterbatasan anggaran
pemasaran bukan berarti menjadikan usaha tersebut menjadi kalah dengan
usaha yang lebih besar. Untuk itu, harus kreatif dengan anggaran minim yang
dimiliki agar strategi pemasaran tepat.
Menurut (Suryanto & daryanto, 2019:60), strategi pemasaran yang
dapat dilakukan dengan anggran minim adalah sebagai berikut:
1. Melalukan promosi
2. Memiliki lokasi yang strategis
3. Kenali pelanggan
4. Menggunakan internet marketing
5. Memuaskan konsumen.
7
Pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan juga dapat
menciptakan peluang karena pelanggan yang puas dengan pelayanan akan
merasa senang untuk merekomendasikan usaha yang dimiliki kepada orag
lain, dan kemungkinan besar akan kembali menggunakan produk dan layanan
usaha yang dimiliki.
B. Pendapatan
Dalam mengembangkan suatu usaha, pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara
langsung maupun tidak langsung (Suroto. 2000:26).
Pendapatan merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam
melakukan suatu usaha, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin
mengatahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan
usaha. Menurut Sumitro Joyohadikusumo (1957) pendapatan merupakan
jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana
dengan adanya pendapatan yang dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan
pendapatan perkapita menjadi tolak ukur kemajuan atau perkembangan
ekonomi.
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kealngsungan suatu usaha,
semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan
suatu usaha untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan
konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima
oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson
dan Nordhaus. 2013).
Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara
yaitu:
1. Cara pengeluaran, yaitu pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
pengeluaran / perbelanjaan keatas barang – barang dan jasa.
8
2. Cara produksi, yaitu pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Cara pendapatan, yaitu pendapatan diperoleh dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan yang diterima.
C. Produksi
Setiap perusahaan mempunyai bagian-bagian yang khusus mengatur
penyelenggaraan proses produksi agar perusahaan dapat mencapai hasil yang
bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Dimana produksi
adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam
menambah nilai guna suatu barang.
Menurut Jatmiko 2005: 128 dalam Kamrida dan Hardianti (2018:70),
Produksi adalah semua aktivitas yang menambah nilai guna suatu barang atau
produk. Dalam proses produksi adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah sebagai berikut:
1. Bahan Baku
Tahap awal dalam proses produksi adalah perencanaan penyediaan
bahan baku. Penyediaan bahan baku harus direncanakan agar dapat
menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah, tepat
mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Menurut Gitosudarmo
(2015: 270) pengaturan bahan baku memiliki dua aspek utama yaitu
penyediaan bahan dan penggunaan bahan.
Bahan mentah merupakan masukan yang nampak yang digunakan
dalam proses produksi, misalnya barang dari hasil pertanian atau mineral
yang telah diambil dari alam.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah berada dalam usia kerja.
Menurut Kamrida dan Hardianti (2018:71) tenaga kerja sering disebut
sebagai sumber daya manusia juga mencakup kontribusi orang-orang baik
secara fisik maupun mental sewaktu mereka terlibat dalam produksi
perekonomian.
9
3. Modal
Modal dibutuhkan untuk memulai suatu usaha atau menjaga agar
perusahaan tetap dapat beroperasi dan tumbuh berkembang.
Menurut Hardianti (2017:15) berdasarkan bentuknya modal dibagi
menjadi dua yaitu modal konkrit dan modal abstrak. Dimana modal
konkrit adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi, misalnya mesin, gedung, mobil dan peralatan. Sedangkan modal
abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai
nilai pada usaha yang sedang dijalankan.
Dalam proses produksi pun dibutuhkan suatu perencanaan dan
pengendalian produksi. Menurut Kusuma, 2009:1, “Tujuan perencanaan
dan pengendalia produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran
material kedalam, didalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan
optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.” Pengendalian
produksi dimaksudkan agar dapat memanfaatkan sumber daya produksi
terbatas yang dimiliki secara efektif terutama dalam pemenuhan kebutuhan
permintaan konsumen dan mencapai keuntungan yang maksimal bagi
perusahaan.
Berdasarkan dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi kerupuk rengginang adalah
bahan baku, tenaga kerja dan modal.
D. Biaya
Sebuah perusahaan yang melakukan produksi suatu barang,
membutuhkan pengendalian biaya. Pengendalian biaya tersebut harus
didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Biaya tersebut dapat berupa biaya produksi,
biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.
(Mulyadi, 2010:8), “dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Biaya juga dapat menjadi
10
dasar dari informasi akuntansi yang digunakan untuk kepentingan internal
dan eksternal perusahaan. Dengan adanya informasi biaya, maka manajemen
memiliki ukuran apakah kegiatan usaha yang dilakukan menghasilkan laba
atau sisa hasil usaha yang sangat diperlukan dalam mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi usahanya.
Struktur biaya setiap jenis perusahaan memiliki struktur yang berbeda-
beda. Menurut Rudianto, 2013:16-17 “struktur biaya pada perusahaan
manufaktur memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa dan perusahaan
dagang, dimana biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok menurut spesifikasi kegunaannya, sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
jadi.
2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses
produksi.produksi.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi tetap dibutuhkan
dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah
biaya bahan baku penolong, biaya tenaga kerja penolong, dan
biaya pabrikase lainnya.
4. Biaya pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan biaya
yang dikeluarkan perusahaan ketika mendistribusikan barang
dagangannya hingga sampai ke tangan pelanggan
5. Biaya administrasi dan umum digunakan untuk menampung
keseluruhan biaya operasi kantor.
Setiap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak memiliki
komposisi yang sama satu sama lain tergantung dari perubahan aktivitas atau
volume produksi pada periode tertentu. Menurut Mulyadi, 2010:15, dalam
hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaay dapat digolongkan
menjadi:
11
1. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan
2. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
3. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
Perusahaan sebagai suatu sistem yang melaksanakan proses produksi
juga tentu perlu mengeluarkan biaya sesuai dengan sesuatu yang dibiayai
yang dibebankan ke objek biaya. Menurut Horngren, Datar & Foster, 2006:31
biaya yang dibebankan ke biaya objek diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biaya langsung dari objek berkaitan dengan objek biaya tertentu
dan dapat ditelusuri keobjek biaya tersebut dengan cara yang layak
secara ekonomis.
2. Biaya tidak langsung dari objek berkaitan dengan objek biaya
tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke objek tersebut dengan
cara yang layak secara ekonomis.
E. Pemasaran
Usaha-usaha dalam kegiatan pemasaran seharusnya mengarah ke
konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Maka dari itu, agar konsep
pemasaran yang telah ditetapkan dapat menunjang keberhasilan perusahaan
harus didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menentukan
strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah pada sasaran pasar ang
dituju.
Menurut Assaudi, 2014: 4 “pemasaran dalam arti sempit sering
diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan untuk
menepatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan
pemakai industri.” Pengertian ini, tidak mencakup kegiatan mengubah bentuk
12
barang, akan tetapi lebih luas dari kegiatan tersebut. Sedangkan menurut
American Marketing Association dalam Assaudi 2014:4, “pemasaran diartikan
sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan
mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen.”
Perusahaan yang dapat bertahan dan berkembang, maka bagian
pemasaran perusahaan harus melalukan strategi tepat agar dapat menggunakan
kesempatan yang ada dalam pemasaran. Menurut Modding, 2012:48-50
“pemilihan strategi pemsaran yang tepat adalah sebagai berikut:
1. Strategi produk baru. Proses perencanaan produk baru yang
terkoordinasi dengan baik, sangat penting untuk memuaskan
keinginan konsumen dan untuk memproduksi produk bermutu
tiggi serta harga bersaing.
2. Pengembangan program pemasaran. Manajemen harus menentukan
peranan setiap komponen bauran, yang meliputi
pengidentifikasian keunikan tiap fungsi terhadap setiap komponen
bauran, demikian juga dengan pengambilan keputusan peran yang
harus dilakukan pada fungsi yang sama.
3. Strategi produk/jasa. Untuk memilih strategi produk, perusahaan
memerlukan informasi terbaru dan mengantisipasi kinerja produk
atau jasa dalam unit penilaian konsumen terhadap produk
perusahaan dan informasi yang objektif terhadap kinerja produk
nyata dan terantisipasi berdasarkan kriteria yang relevan.
4. Staretgi distribusi, harga, dan promosi.
a. Strategi distribusi hubungannya dengan pembeli dipasar
sasaran akan terjadi dalam bentuk hubungan langsung yang
dilakukan wiraniaga, daripada melalui distribusi dan jaringan
kerja para perantara pemasaran.
b. Strategi penetapan harga hubungannya dalam membantu
penentuan posisi produk atau jasa.
c. Strategi promosi hubungannya dengan strategi iklan, promosi
penjualan, penjualan personal dan hubungan masyarakat
13
semuanya digunakan untuk membantu organisasi
berkomunikasi dengan konsumen, menjalin kerjsama antar
organisasi, masyarakat, dan sasaran lainnya.
Konsep pemasaran pada saat ini telah mengalami perkembangan, yang
tidak lagi terfokus pada konsep menjual saja tetapi berkembang menjadi
konsep membuat kepuasan konsumen. Dalam konsep penjualan diperoelh
dengan terjadinya transaksi penjualan. Sedangkan yang berdasarkan pada
konsumen, maka akan dimulai dari pasar dan akan berakhir kemabli kepasar
atau konsumen atau pemakai atau pembeli yaitu adanya transaksi pembelian
atau pemilikan barang tersebut.
F. Kerupuk Rengginang
Kerupuk rengginang saat ini telah banyak diproduksi dan
dikembangkan oleh masyarakat di Indonesia. Menurut Fiertaricco, Harris &
Jaya, 2019:1, “Kerupuk Rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat
dari nasi ketang yang dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari
lalu digoreng dengan minyak panas dalam jumlah yang banyak.” Dulu kerupuk
rengginang terbuat dari sisa nasi ketan dan juga kerak nasi sisa menanak yang
melekat pada dandang yang kemudian dikeringkan dan digoreng. Namun
mengikuti perkembangan zaman, sekarang ini kerupuk rengginang terbuat dari
beras ketan yang dimasak pakai dandang seperti nasi lalu dibentuk, dijemur
sampai kering dibawah sinar matahari dan digoreng.
Kerupuk rengginang berbeda dengan kerupuk pada umumnya.
Kerupuk rengginang sering kali dalam proses pembuatan ditambahkan dengan
bumbu penyedap dan pemanis. Kerupuk rengginang dengan rasa asin biasanya
diberi bumbu terasi dan ada juga yang diberi kencur, sedangkan yang manis
diberi bumbu gula kawung atau gula merah.
(Liputan 6, 2018) “Proses pembuatan kerupuk rengginang yang
renyah dan gurih adalah sebagi berikut:
1. Rendam beras ketan kira-kira selama 30 menit. Jika sudah, angkat
lalu tiriskan
14
2. Siapkan panci untuk mengukus ketan yang sudah ditiriskan. Kukus
beras ketan kira-kira selama 15 menit. Jika sudah, angkat beras
ketan dan sisihkan sebentar
3. Dipanci berbeda rebus air dan tambahkan garam, bawang putih
serta terasi. Rebus semua bahan ini hingga larut malam dan
mendidih
4. Ketika air sudah mendidih, masukkan beras ketan ke dalam panci
dan rebus sebentar sambil diaduk hingga air asat (cukup kering)
5. Selanjutnya kukus lagi beras ketan yang telah direbus hingga
matang dan ketak empuk. Jika sudah, angkat dan cetak ke dalam
loyang
6. Anda bisa mencetak rengginang dengan bentuk bulat, kotak atau
segitiga da sesuai selera.
7. Jemur rengginang di bawah sinar matahari langsung hingga kering.
Biasanya, bila matahari terik rengginang ini bisa kering hanya
dalam satu hari.
8. Jika rengginang sudah kering dan suhunya dingin, anda dapat
menggorengnnya. Goreng rengginang hingga warnanya kuning
kecoklatan dan sajikan untuk keluarga.
G. Penelitian Terdahulu
Tinjauan pustaka yang disajikan dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk memperkuat bahwa suatu tindakan ini dibenarkan secara teoretis
sebagai literatur yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil bacaan
penulis ditemukan beberapa karya ilmiah berupa hasil penelitian, jurnal dan
buku yang relevan dengan tema yang akan penulis teliti yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian M. Taufiq Akbar, Lely Indah Mindarti, Minto Hadi, Upaya
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Industri Kerupuk
Rengginang, Jurnal Administrasi dan Publik (JAP), Vol 2, No. 11. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa keberadaan UKM yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto mampu
15
memicu peningkatan pendapatan masyarakat dan karyawan kerupuk
rengginang, hal ini dapat dilihat dari pemasaran hasil usaha kerupuk
rengginang tersebut.
Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian tersebut, peneliti
menemukan relevansi antara penelitian yang akan peneliti lakukan.
Mencermati hal tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian yang
dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian terkait pengembangan
usaha rumahan keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan
pendapatan kaum wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mendapatkan data sesuai dengan yang peneliti harapkan maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian yang diuraikan
sebagai berikut:
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif
yaitu ”penelitian yang dimaksudkan jenis penelitian dimana data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik” (Sugiyono, 2017:
11). Jadi, penelitian ini bersifat deskriptif kuatitatif yakni penulis
menganalisis dan menggambarkan secara objektif dan akurat sehingga dapat
disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak tentang
Pengembangan Usaha Rumahan Keripik Rengginang sebagai Peluang
dalam Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
B. Sumber Data
Sumber data penelitian ini Penulis dalam penelitian ini menggunakan
dua sumber data yakni data primer dan data sekunder dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Sumber data primer dalam hal ini dapat diperoleh langsung dengan
melakukan observasi, wawancara di lapangan yakni di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
2. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur seperti buku
karya ilmiah dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini.
17
Informan yang menjadi sumber data primer dari penelitian ini adalah
pelaku usaha keripik rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai. Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
informasi yang akurat tentang data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian yang terdiri atas:
1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian
(Widoyoko, 2014: 46). Dalam konteks ini, peneliti melihat dan mengamati
secara langsung keadaan di lapangan (pelaku usaha keripik rengginang)
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
2. Wawancara, yaitu suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara
pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterview
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
secara jelas dan akurat tentang penelitian dengan objek wawancara yakni
pelaku usaha keripik rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai.
Observasi dan wawancara dalam pengumpulan data pada penelitian
ini mutlak dilakukan karena penelitian ini murni kuantitatif. Wawancara
menjadi media utama dalam pengumpulan data untuk menghindari salah
penafsiran. Apapun keterangan yang didapat dari hasil wawancara harus
diyakini bahwa keterangan itu yang benar. Sebagai alat penguat pemaknaan
terhadap fenomena digunakan hasil observasi, sekaligus menjadi tambahan
materi dalam uraian-uraian dalam pembahasan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan penelitian ini maka
penelitian ini menggunakan instrumen penelitian. Adapun instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:
18
1. Pedoman observasi yaitu berupa catatan-catatan yang menjadi pokok
permasalahan yang akan peneliti observasi.
2. Pedoman wawancara yaitu berupa catatan pertanyaan-pertanyaan yang akan
digunakan untuk menggali informasi dari informan dalam pengumpulan
data penelitian. Instrumen wawancara yang dimaksud berkaitan dengan
pertanyaan-penyataan tentang bagaimana pengembangan usaha rumahan
keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan pendapatan kaum
wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode yang
digunakan dalam menganalis data-data penelitian yang telah dikumpulkan
selama penelitian baik yang bersumber dari data primer (observasi dan
wawancara) maupun data sekunder terkait pengembangan usaha rumahan
keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan pendapatan kaum
wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah menghitung
pendapatan, cost ratio, analisis SWOT.
1. Menghitung Pendapatan
Analisis data dengan menghitung pendapatan dimana untuk
mengetahui besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan denga tiga
pendekatan Sukirno, 2004 (dalam Astari, 2015:34) yaitu: Produksi
Approach, Income Approach, Expenditure Approach. Adapun rumus untuk
menghitung pendapatan adalah sebagai berikut (soekartawi, 2006):
Pd = TR-TC
Keterangan:
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
2. Revenue/ Cost Ratio
Revenue/Cost Ratio adalah perbandingan antara total pendapatan dengan
total biaya dengan rumusan sebagai berikut (Soekartawi, 2006)
19
R/C =
Dengan melakukan analisis Revenue/Cost Ratio, maka bisa dilihat
apakah usaha yang dilakukan layak dan dengan hasil Ratio < 1 dengan
mendapatkan keuntunggan dari total biaya yang dikeluarkan.
3. Analisis SWOT
Untuk melakukan strategis terhadap suatu usaha maka digunakanlah
analisis SWOT (Rudianto, 2013:6). Dengan melihat Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman dari adanya produk tersebut sehingga
bisa dikatehui pula bagaimana dalam menentukan prospek pengembangan
terhadap usaha rumahan.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Biringere merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan
Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dengan luas 475,11 Ha. Adapun jumlah
penduduknya 10.534 jiwa yang terdiri dari.
Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai
No Keterangan Jumlah (Jiwa)
1 Laki-laki 2.912
2 Perempuan 3.051
3 Usia 0-15 tahun 1.205
4 Usia 15-65 tahun 3.023
5 Usia 65 ke-atas 343
Sumber: Kantor Kelurahan Biringere, 2019
Wilayah administrasi Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai memiliki batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Balangnipa dan Bongki, Sinjai Utara
Sebelah Selatan : Desa Saukang, Sinjai Timur
Sebelah Timur : Kelurahan Samataring, Sinjai Timur
Sebelah Barat : Kelurahan Alehanuae, Sinjai Utara dan Bongki
Lengkese, Sinjai Timur.
Peta Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Utara sebagai berikut:
Gambar 4.1. Peta Kelurahan Biringere
21
B. ANALISIS PENDAPATAN
1. Analisis Biaya
Analisis biaya pada usaha pembuatan kerupuk rengginang meliputi biaya
tetap dan biaya tidak tetap yang digunakan dalam menghasilkan kerupuk
rengginang. Biaya tidak tetap (Variable cost) merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh pemilik selama berlangsungnya proses produksi dan akan
mempengaruhi besarnya volume produksi yang dihasilkan. Sedangkan
biaya tetap (Fixed cost) merupakan biaya yang sifatnya tetap dikeluarkan
oleh pemilik meskipun proses produksi tidak berlangsung dan biaya ini
tidak berpengaruh terhadap volume produksi yang akan dihasilkan.
a. Biaya tetap
Biaya tetap dalam pembuatan kerupuk rengginang adalah sebagai
berikut :
1) Panci
Dalam proses pembuatan kerupuk rengginang digunakan panci
untuk mengukus beras ketan. Panci biasanya memiliki umur
ekonomis 1 tahun. Harga panci Rp. 80.000 per unit.
2) Tampah
Tampah adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan kerupuk
rengginang. Harga tampah Rp. 20.000 per unit dan memiliki umur
ekonomis 6 bulan.
b. Biaya Tidak Tetap
Biaya tetap adalah besarnya pengorbanan yang dikeluarkan yang
selalu berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya
tidak tetap dalam produksi kerupuk rengginang adalah sebagai
berikut:
1) Beras Ketan (Bahan Baku)
Beras ketan adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat
kerupuk rengginang. Dalam satu kali produksi (selama satu
minggu) membutuhkan beras ketan sebanyak 20 L. Adapun 1 liter
22
beras ketan menghasilkan 5 bungkus kerupuk rengginang, dengan
harga beras ketan adalah Rp. 10.000 per liter.
2) Gas Elpiji
Dalam satu kali proses pembuatan kerupuk rengginang (selama
satu minggu) membutuhkan 2 buah gas elpiji dengan harga per
buah Rp. 20.000.
3) Bahan Penyedap Rasa
Dalam seminggu pemilik usaha kerupuk rengginang membutuhkan
Bahan penyedap rasa masing-masing dengan harga 5.000.
4) Kantong kresek
Dalam seminggu pemilik usaha kerupuk rengginang membutuhkan
sekitar 2 bungkus kantong. Dimana satu bungkus kresek berisi 100
kantong kresek, dan harga 1 (satu) bungkus kantong kresek Rp.
15.000,-.
2. Penerimaan
Penerimaan pemilik usaha kerupuk rengginang adalah hasil perkalian
antara jumlah hasil produksi dengan harga kerupuk rengginang per
bungkus. Penerimaan pemilik usaha kerupuk rengginang dalam seminggu
di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai adalah
sebesar Rp. 7.300.000,-.
3. Analisis Pendapatan
Pendapatan pemilik usaha kerupuk rengginang meliputi penerimaan total
setelah dikurangi dengan semua biaya yang digunakan dalam proses
produksi. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh pemilik
usaha kerupuk rengginang, maka dilakukan analisis pendapatan. Analisis
pendapatan dihitung berdasarkan jumlah yang diterima oleh pemilik usaha
kerupuk rengginang dari hasil penjualan dengan biaya yang digunakan.
Maka dari itu diperoleh besarnya pendapatan rata-rata pemilik usaha
kerupuk rengginang dalam semingg di Kelurahan Biringere, Kecamatan
Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel berikut.
23
Tabel 4.2. Pendapatan Rata-rata yang diperoleh pemilik usaha kerupuk
rengginang dalam satu minggu, di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
No Uraian Keterangan
1 Penerimaan
Produksi Kerupuk Rengginang 121 bks
Harga Kerupuk Rengginang Rp. 5.000,-
x
Total Penerimaan Rp. 605.000,-
2 Biaya Tidak Tetap
Beras Ketan
Gas Elpiji
Plastik
Upah TK
Total Biaya Tetap
Rp. 243.333,-
Rp. 25.000,-
Rp. 16.250,-
Rp. 35.000,- +
Rp. 372.583,-
3. Biaya Tetap
Panci
Tampah
Total Biaya Tidak
Tetap
Rp. 93.333,-
Rp. 86.666,- +
Rp. 179.999,- +
Jadi Total Biaya
(TC = FC+VC)
Rp. 552.582,-
4 Pendapatan Total
Pd = TR-TC
= Rp. 605.000,- - Rp. 552.582,-
= Rp. 52.418,-
5 Analisis Cost Ratio
= R/C
= Rp. 604.000,- / Rp. 552.582,-
= 1,10
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penerimaan rata-rata
pemilik usaha kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan
Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai sebesar Rp. 604.000,- sedangkan total biaya
sebesar Rp. 552.582,-.
24
Dengan demikian tingkat pendapatan rata-rata pemilik usaha
kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai sebesar Rp. 52.418,- per minggu dan berdasarkan analisis
cost ratio yang diperoleh dari usaha pembuatan kerupuk rengginang adalah
1.10 yang artinya setiap 1,00 rupiah yang dikeluarkan oleh pemilik usaha
kerupuk rengginang dapat menghasilkan pendapatan sebesar 1.10 yang
berarti usaha pembuatan kerupuk rengginang menguntungkan.
C. PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa
kelangsungan usaha pembuatan kerupuk rengginang, di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, sangat dipengaruhi oleh adanya
berbagai faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam
kelangsungan usaha ini dasarnya tidak akan terlepas dari berbagai macam
permasalahan yang dihadapi, namun dengan begitu keuntungan yang
didapatkan oleh seorang pembuat kerupuk rengginang yang mana adalah
seorang ibu rumah tangga dapat meraup keuntungunan yang cukup besar dari
usaha tersebut.
Adapun untuk mengetahui berbagai faktor yang mana menjadi
faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kelangsungan usaha kerupuk
rengginang dapat dianalisis dari faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal yang berpengaruh terhadap
kekuatan dan kelemahan dalam usaha kerupuk melinjo adalah sebagai
berikut:
a. Struktur organisasi yang bersifat sederhana
Kerupuk rengginang merupakan makanan ringan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Usaha tersebut dikelola
hampir kalangan ibu rumah tangga. Usaha ini kadang pemilik usaha
tersebut menyewa tenaga kerja, adapula yang menjadi pengelola
sekaligus tenaga kerja. Pemilik atau pengelola usaha kerupuk
25
rengginang ini dalam kegiatan produksi mulai dari menyediakan bahan
baku, menyimpan, proses pembuatan hingga pada pemasaran produk.
b. Pengalaman Pengelola
Pengelola sudah cukup lama menekuni usaha pembuatan kerupuk
rengginang sehingga pengelola memiliki pengalaman yang cukup
dalam kegiatan usaha mengelola usaha kerupuk rengginag.
c. Produksi/Operasional
Dalam usaha kerupuk rengginang, proses produksinya mudah. Usaha
kerupuk rengginang ini merupakan usaha yang dikelola oleh para ibu
rumah tangga, sehingga selain proses produksinya mudah, resiko yang
kemungkinan dialaminya realtif kecil. Hanya yang menjadi kendala
adalah pada saat proses pengeringan, yang mana hal ini dipengaruhi
oleh faktor cuaca, sehingga untuk mendapatkan hasil kerupuk
rengginang yang maksimal maka cuaca (sinar matahari) bagus.
d. Produk Tahan Lama
Produk kerupuk rengginang ini dapat bertahan sekitar 3 bulan, karena
hal ini dipengaruhi oleh proses pengeringan kerupuk.
e. Peralatan yang digunakan sederhana
Alat yang digunakan dalam proses produksi kerupuk rengginang
merupakan alat-alat yang mudah didapatkan, sebab alat tersebut
merupak alat rumah tangga.
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pemilik atau pengelola
yang melakukan usaha pengolahan pembuatan kerupuk rengginang.
Pengelolaan usaha pada dasarnya terdiri dari pemilihan berbagai
alternative penggunaan sumber daya yang terbatas seperti modal,
tenaga kerja, waktu dan pengelolaan.
g. Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Pemilik
atau pengelola yang hanya mengandalkan pada pesanan seseorang,
maka hal ini berada pada posisi yang lemah dalam penawaran dan
26
persaingan terutama menyangkut penjualan hasil. Hal ini berpengaruh
terhadap kepercayaan pembeli terhadap produk itu sendiri.
h. Modal
Modal adalah komponen yang cukup pokok dalam usaha pengolahan
kerupuk rengginang. karena sebagian besar pengelola memiliki modal
yang terbatas dalam hal keuangan, sebab dalam mengembangkan usaha
tersebut menggunakan modal sendiri.
2. Faktor eksternal
a. Potensi Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, seperti ketersediaan bahan
baku dan jenis tanahnya sangat mendukung dalam baiknya
pertumbuhan tanaman padi.
b. Budaya masyarakat
Budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif dan membawakan
makanan khas daerah untuk kerabat dan teman merupakan peluang
yang dapat dimanfaatkan pengelola kerupuk rengginang untuk
c. Pasar yang masih luas
Pasar yang masih luas juga terlihat dari tingginya tingkat permintaan
produk kerupuk rengginang.
d. Memiliki hubungan yang dekat dengan pedagang dan konsumen
Pemilik dan konsumen memiliki hubungan yang erat dan etika usaha
yang baik. Ketika musim liburan telah usai, dan ingin kembali ke
tempat tinggalnya maka para konsumen bisa langsung memesan produk
kerupuk rengginang dengan jumlah yang diinginkan.
e. Banyaknya pesaing
Adanya masalah yang kemungkinan muncul dalam memproduksi
kerupuk rengginang adalah banyaknya pesaing dalam usaha pembuatan
kerupuk rengginang dengan harga yang lebih murah.
27
f. Musim tidak menentu
Musim yang tidak menentu menyebabkan kualitas produk tidak
maksimal, ketersedaiaan bahan baku, harga bahan baku dan produk
yang dihasilkan juga tidak menentu.
g. Tingkat teknologi
Perubahan dan penemuan teknologi yang baru mempunyai dampak
yang baik bagi kelangsungan suatu organisasi atau usaha. Kekuatan
teknologi menggambarkan peluang dan ancaman uatam yang harus
dipertimbangan.
Berdasarkan, identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal
maka dapat disusun faktor-faktor strategi pengembangan usaha pembuatan
kerupuk rengginang dengan menggunakan matriks SWOT. Dimana matriks
ini menggambarkan secara jekas bagaimana peluang ancaman yang dihadapi
oleh usaha pembuatan kerupuk rengginang dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya. Matriks ini dapat menghasilkan
empat set alternatif strategi.
Tabel 4.3. Matriks SWOT
Internal
Eksternal
STRENGTSH (S)
1. Struktur organisasi yang
sederhana
2. Pengalaman pengelola
3. Produksi mudah dan resiko
kecil
4. Produk yang tahan lama
5. Peralatan yang digunakan
sederhana
WEAKNESSE
(W)
1. Modal
terbatas
2. Pengetahuan
sumber daya
manusia yang
rendah
OPPOTURNIES (O)
1. Potensi sumber
daya alam yang
mendukung
2. Budaya masyarakat
3. Pasar yang masih
Luas
4. Memiliki hubungan
STRATEGI SO
1. Jaringan pemasaran
hendaknya diperluas
dengan memanfaatkan
budaya masyarakat, yang
mana menjadi nilai tambah
adalah produk yang
dihasilkan mampu bertahan
STRATEGI WO
1. Meningkatkan
potensi
sumber daya
alam melalui
modal
terbatas.
2. Meningkatkan
28
yang dekat dengan
konsumen
5. Persaingan antar
pengelola
lama.
2. Meningkatkan produksi
dengan memanfaatkan
potensi sumber daya alam
yang mendukung.
pengetahuan
sumber daya
manusia
dengan
memanfaatkan
budaya
masyarakat
THREATHS (T)
1. Musim yang tidak
menentu
2. Teknologi yang
baru
STRATEGI ST
1. Memproduksi kerupuk
rengginang lebih dari
produksi normal sebagai
cadangan.
2. Mengembangkan produksi
usaha kerupuk rengginang
dengan memanfaatkan
teknologi yang baru.
STRATEGI WT
1. Memanajemen
modal yang
digunakan
untk membeli
beras ketan
sehingga dapat
mengantisipasi
meusim yang
tidak menentu.
2. Meningkatkan
pengetahuan
sumber daya
manusia
dengan
memanfaatkan
pula teknologi
baru.
Berdasarkan matriks SWOT diatas, selanjutnya untuk memperoleh
gambaran mengenai stategi usaha yang tepat dilakukan untuk dapat
mengembangkan usaha pembuatan emping melinjo yang disajiakan pada
gambar berikut.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah dirumuskan, maka
peneliti kemudian memasukkannya kedalam tabel internal dan eksternal.
Tabel 4.4. Internal Faktor Analisis Strategi (IFAS)
No Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Bobot Rating Bobot X
Rating
1.
2.
3.
Struktur organisasi yang
sederhana
Pengalaman pengelola
Produksi mudah dan
resiko kecil
0,14
0,14
0,10
3
5
5
0.42
0.7
0.5
29
4.
5.
Produk yang tahan lama
Peralatan yang digunakan
sederhana
0,20
0,5
6
3
1.2
1.5
No Kelemahan
1.
2.
Modal terbatas
Pengetahuan sumber
daya manusia yang
rendah
0,19
0,5
2
2
0,38
1
Jumlah 1,77 5.7
Tabel 4.5. Eksternal Faktor Strategi (EFAS)
No Faktor Strategi Internal
Peluang
Bobot Rating Bobot X
Rating
1
2
3
4
5
Potensi sumber daya alam
yang mendukung
Budaya masyarakat
Pasar yang masih Luas
Memiliki hubungan yang
dekat dengan konsumen
Persaingan antar
pengelola atau pemilik
0,10
0,5
0,2
0,10
0,1
3
6
5
4
3
0.3
3
1
0.4
0.3
No Ancaman
1
2
Musim yang tidak
menentu
Teknologi yang baru
0,13
0,1
5
1
0.65
0.1
Jumlah 1.23 5.75
Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui berapa besar
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha pembuatan kerupuk
rengginang. Nilai skor untuk faktor kekuatan adalah sebesar 4.32, dan nilai
skor untuk faktor kelemahan adalah sebesar 1.38. Nilai skor untuk kekuatan
30
lebih besar daripada nilai skor kelemahan. Ini menunjukkan bahwa situasi yang
baik bagi usaha pembuatan kerupuk rengginang karena dengan kekuatan yang
dimiliki maka akan menutupi kelemahan yang ada.
Penjelasan yang telah diuraikan diatas maka dapat diketahui
strategi yang dapat dilakukan untuk dapat lebih mengembangkan usaha
pembuatan kerupuk rengginang. Selisih dari nilai skor factor kekuatan dan
factor kelemahan adalah sebesar 2.94.
Sedangkan nilai skor factor peluang adalah sebesar 5 sedangkan
factor ancaman adalah sebesar 0.75. Dan selisih dari nilai factor peluang dan
ancaman adalah 4.25. Nilai selisih tersebut dengan membentuk titik koordinat
yaitu (2.94 dan 4.25). Berdasarkan titik koordinat tersebut terlihat jelas bahwa
bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha kerupuk
rengginang di Kelurahan Biringer, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai,
sebagaimana disajikan pada gambar berikut.
Peluang
5 (1,66,1,11)
Kuadran II 1 Kuadran I
2 1 1 3
Kelemahan Kekuatan
Kuadran III Kuadran IV
Ancaman
Gambar 4.2. Diagram analisis SWOT pada usaha pembuatan kerupuk
rengginang , di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa usaha pembuata
kerupuk rengginang berada pada kuadran 1 dimana pada kuadran ini
merupakan kondisi yang menguntungkan karena memiliki peluang dan
kekutan sehingga dapat memanfaatkan kemampuan yang ada. Hal ini dapat
31
disimpulkan bahwa strategi yang tepat diterapkan pada usaha pembuatan
emping melinjo di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten
Sinjai adalah strategi pengembangan produk.
Adapun strategi yang diajukan untuk mendukung usaha pembuatan
emping melinjo adalah :
1. Mengembangan versi produk,
2. Meningkatkan promosi,
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
4. Melakukan perluasan pemasaran dan produksi,
5. Menciptakan sinergi dengan produk atau pasar yang sudah ada.
Berdasarkan strategi usaha pembuatan emping melinjo diatas, maka
usaha pembuatan kerupuk rengginang untuk dikembangkan khususnya di
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai berprospek.
32
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Adapun pendapatan rata-rata pemilik atau pengelola usaha kerupuk
rengginang, di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten
Sinjai dalam satu minggu adalah Rp. 52.418,- dan adapun analisis cost
ratio adalah 1.10, dengan demikian berdasarkan analisis cost ratio maka
usaha ini dapat dikatakan layak.
2. Berdasarkan pada hasil analisis SWOT, maka usaha rumahan kerupuk
rengginang yang berlokasi di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai, dapat dikatakan bahwa usaha tersebut
berprospek karena berdasarkan pada diagram analisis SWOT terletak
pada kuadran I yang mana untuk bagaimana mengembangkan usaha
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga untuk keberlangsungan
usaha kerupuk rengginang ini mampu mencapai kondisi yang
menguntungkan.
B. SARAN
1. Untuk pengelola atau pemilik usaha kerupuk rengginang agar kiranya
membuat atau mendesain produknya dengan hal yang baru dengan
memerhatikan peningkatan kualitas produk, sehingga hal ini mampu
memicu untuk kelangsungan usaha, serta permintaan pasar terhadap
produk meningkat.
2. Untuk keterbatasan modal dan pemanfaatan sumber daya, maka kiranya
untuk keberlangsungan usaha tersebut, sekiranya pemerintah mampu
melirik atau memerhatikan usaha-usaha yang dikembangkan oleh ibu
rumah tangga selaku pengelola atau pemilik sehingga bisa menjadi
produk lokal dan khas untuk suatu daerah.
33
DAFTAR PUSTAKA
Assaudi, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers: Jakarta
Fiertarico, H.B, Harris Helmi & Jaya, Fitra Mulia. 2019. Karakteriktik rengginang
dengan Penambahan Surimi Ikan patin (Pangasius Hypopthalmus) pada
Komposisi yang Berbeda. Jurnal-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Volume 14, Nomor 1, Juni 2019.
Gitosudarmo, Indroyo. 2015. Pengantar Bisnis Edisi 2. BPFE: Yogyakarta.
Hardianti. 2017. Pengaruh Modal dan Luas Lahan terhadap Pendapatan
Pembudidaya Rumput Laut Glacilaria SP di Kelurahan Samataring,
Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar.
Horngren, Charles T, Datar, Srikant M, & Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya
“dengan Pendekatan Manajerial” Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Kusuma, Hendara. 2009. Manajemen Produksi “Perencanaandan Pengendalian
Produksi. Andi.Yogyakarta
Kamrida & Hardianti. 2018. Prospek Pengembangan Usaha Makanan Khas
Emping Melinjo di Desa Bonea Timur, Kecamatan Bontomanai,
Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Adz Dzahab, Volume II No.1,
2018. Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
Kantor Kelurahan Biringere. 2019. Data Kelurahan Biringere 2019.
Liputan 6.com, 2018. Resep Rengginang Terasi yang Gurih dan Super Renyah.
https://www.liputan6.com/ramadan/read/3556774/resep-rengginang-terasi-
yang-gurih-dan-super-renyah. Di Akses Tanggal 27 Februari 2020, Pukul
15.00 WITA.
Modding, Basri. 2012. Pemasaran Strategi. Umitoha Ukhuwah Grafika: Makassar
Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya. UPP YKPN: Yogyakarta.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen “ Informasi Untuk Pengambilan
Keputusan Strategis”. Erlangga: Jakarta.
Samuelson dan Nordhaus. 2013. Perekonomian Indonesia, edisi 2. Erlangga:
Jakarta.
34
Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. UI Press: Jakarta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Alfabeta: Bandung.
Sumitro. 1957. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan.
LP3ES.
Suroto. 2000. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Gajah
Mada Universcity: Yogyakarta.
Sukirno, Sandono. 2011. Mikro Ekonomi Pengantar Teori Pengantar.
Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Suryanto, Bambang & Daryanto. 2019. Pengantar Manajemen Bisnis. Gava
Media:Yogyakarta.
Toko Mesin Maksindo. 2017. Peluang Usaha Kue Rengginang dan Analisa
Usahanya. http://www.tokomesin.com/peluang-usaha-kue -kering-
rengginang-dan-analisa-usahanya.html. Tanggal 13 November 2019. Pukul
14.42 WITA
35
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
1. Indentitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan : a. SD
b. SLTP
c. SMK/SMA
d. Sarjana
2. Berapa jumlah tanggungan keluarga?
a. 1 c. 3 e….
b. 2 d. 4
3. Berapa jumlah tenaga kerja yang anda gunakan?
a. 2 c. 4 e. ….
b. 3 d. 5
4. Dimana anda memasarkan kerupuk rengginang tersebut?
a. Pelanggan c. orang tertentu
5. Sudah berapa lama anda menjalankan usaha ini?
Jawab :
6. Alat apa yang anda gunakan dalam proses pembuatan kerupuk rengginang?
Jawab:
7. Jenis varian rasa keripik rengginang apa saja yang umum anda produksi ?
Jawab:
8. Berapa total produksi kerupuk rengginang dalam satu minggu?
9. Berapa harga kerupuk rengginang per unit/bungkus?
Jawab :
10. Bagaimana cara memasarkan kerupuk rengginang?
a. Langsung c. ….
b. Tidak langsung
11. Berapa total kerupuk rengginang yang diproduksi dalam satu minggu?
12. Berapa lama masa pengeringan dalam pembuatan kerupuk rengginang?
13. Apakah ada yang memproduksi kerupuk rengginang selain dari pada ibu
rumah tangga?
14. Berapa biaya yang anda keluarkan dalam satu kali produksi ?
a. Biaya tetap
Biaya Penyusutan Peralatan
36
a) Panci
b) Tampah
Biaya Perizinan
b. Biaya Tidak Tetap
Biaya Gas Elpiji
Biaya Beras Ketan
Biaya Bahan Penyedap Rasa
Upah Tenaga Kerja
15. Kelemahan-kelemahan yang anda hadapi dalam mengembangkan usaha
kerupuk rengginang?
Jawab :
16. Apa kekuatan yang dimilki dalam mengembangkan usaha kerupuk
rengginang?
Jawab :
17. Apa yang menjadi ancaman dalam mengembangkan usaha kerupuk
rengginang?
Jawab:
18. Apa peluang dalam mengembangkan usaha kerupuk rengginang tersebut?
Jawab:
37
Lampiran 2.
Nama Responden Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang, di Kelurahan Biringere,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
No Nama Responden
1 Nur Jihad
2 Hani
3 Murni
4 Kartini
5 Intan
6 Fatimah
7 Herlina
8 Rahmatia
9 Hasni
10 Farida
11 Wati
12 Timang
38
Lampiran 3.
Penerimaan Rata-Rata Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang Per Minggu di
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
No Nama Responden Kerupuk
Rengginang
(Bks)
Harga/Bks Jumlah (Rp)
1 Nur Jihad 210 5.000 1.050.000
2 Hani 105 5.000 525.000
3 Murni 200 5.000 1.000.000
4 Kartini 175 5.000 875.000
5 Intan 140 5.000 700.000
6 Fatimah 70 5.000 350.000
7 Herlina 70 5.000 350.000
8 Rahmatia 105 5.000 525.000
9 Hasni 105 5.000 525.000
10 Farida 70 5.000 350.000
11 Wati 105 5.000 525.000
12 Timang 105 5.000 525.000
Jumlah 1.450 60.000 7.300.000
Rata-Rata 120.8 5.000 604.000
39
Lampiran 4.
Biaya Tidak Tetap Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang Per Minggu di Kelurahan
Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
No Responden Beras Gas
Elpiji
Penyeda
p Rasa
TK Plastik Jumlah
1 Nurjihad 420.000 60.000 60.000 420.000 30.000 990.000
2 Hani 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000
3 Murni 400.000 40.000 53.000 - 15.000 508.000
4 Kartini 350.000 40.000 53.000 - 15.000 458.000
5 Intan 280.000 20.000 53.000 - 15.000 368.000
6 Fatimah 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000
7 Herlina 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000
8 Rahmatia 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000
9 Hasni 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000
10 Farida 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000
11 Wati 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000
12 Timang 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000
Jumlah 2.920.000 300.000 636.000 420.000 195.000 4.483.00
Rata-Rata 243.333 25.000 53.000 35.000 16.250 372.583
40
Lampiran 5. Dokumentasi
Gambar 1. Penjemuran Kerupuk Rengginang
ga
Gambar 2. Rengginang rasa Asin Siap di Kemas
41
Gambar 3. Rengginang Rasa Manis
Gambar 4. Wawancara dengan Salah Satu Pengelola Kerupuk Rengginang
top related