peran kepemimpinan kepala desa di desa cikarageman
Post on 24-Oct-2021
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DI DESA
CIKARAGEMAN KECAMATAN SETU KABUPATEN BEKASI
M. Marsal Amar
Achmad Lutfi
Program Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Abstrak
Desa Cikarageman merupakan salah satu desakota yang berada dekat dengan Jakarta. Pembangunan perumahan skala besar telah mengkonversi lahan pertanian menjadi perumahan,
telah membawa banyak perubahan pada desa ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrip sikan peran kepemimpinan Kepala Desa Cikarageman dalam meningkatkan produktivitas pegawai
kantor desa dengan menggunakan teori dari Rivai mengenai peran kepemimpinan. Rivai mengungkapkan peran pokok kepemimpinan, yakni sebagai pengambil keputusan, pengenda li konflik dan pembangun tim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa Kepala Desa Cikarageman cukup berperan kantor desa, khususnya dalam pengambilan keputusan dan pengendali konflik, namun masih perlu
meningkatkan perannya sebagai pembangun tim. Kata kunci : peran kepemimpinan, produktivitas pegawai, desa.
Abstract
Cikarageman Village is one of rurban located close to Jakarta. Large-scale housing development has been converting its agricultural land into housing, brought many changes in the
village. This study aimed to describe the role of Cikarageman’s village chief leadership at the village office by using the theory of Rivai on a leadership role. Rivai reveals the essential role of
leadership, the decision-making, controlling conflict and team builder. This study uses a quantitative approach with a descriptive design. This study found that Cikarageman village head significant role village office, particularly in decision-making and control of conflict, but still
needs to enhance its role as a team builder.
Keywords: the role of leadership, officer productivity, village.
1. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia sebagai negara Kesatuan tersusun dalam pembagian wilayah
besar dan kecil atau wilayah Pusat dan Daerah dengan bentuk dan susunan pemerintahan masing-
masing yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Dalam pelaksanaan pemerintahan dan
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
2
penyelenggaraan kekuasaan, kewenangan dijalankan oleh aparatur Negara. Kelancaran
pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada
kepemimpinan dan kinerja aparatur Negara, khususnya pegawai negeri, pada semua tingkatan
tersebut.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang
taat hukum, adil, makmur, dan bermoral tinggi, maka aparatur negara yang bertugas sebagai abdi
masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada masyarakat
dengan dilandasi pengabdian dan kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945. Selain itu para
aparatur Negara dituntut untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Tentunya dalam hal itu dibutuhkan suatu
kepemimpinan yang dapat memberikan suatu arahan kepada para aparatur negara untuk
mewujudkan hal tersebut di atas.
Salah satu unsur aparatur negara adalah kepala desa yang memimpin lembaga
pemerintahan negara atau birokrasi di tingkat desa. Desa adalah bagian dari sebuah kecamatan.
Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat di
desa tersebut. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun. Kepala Desa dapat dipilih kembali
hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah itu, kepala desa tidak boleh lagi
mengikuti pemilihan calon kepala desa. Untuk membentuk sebuah desa, diperlukan beberapa
syarat, antara lain (www.gunadarma.ac.id, 2010):
1. Jumlah penduduk; Di Jawa dan Bali paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 kepala keluarga,
sedangkan di Sumatra dan Sulawesi paling sedikit 1.000 jiwa atau 200 KK. Adapun di
Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, dan Papua paling sedikit 750 jiwa.
2. Luas wilayah; harus ada batas yang jelas.
3. Bagian wilayah kerja; terdiri atas beberapa dusun.
4. Perangkat desa.
5. Sarana dan prasarana; seperti kantor, jalan desa, pasar desa, jembatan desa, dan irigasi
untuk kelancaran pembangunan
Seorang Kepala desa dilantik oleh bupati/ wali kota. Kepala desa mendapatkan gaji (upah)
bukan dari pemerintah, tetapi dari hasil pengolahan tanah yang diserahkan untuk diolah. Di
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
3
daerah Jawa dikenal dengan tanah “bengkok” atau tanah “carik”. Kepala desa mempunyai tugas
dan tanggung jawab, di antaranya:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;
2. Membina perekonomian desa;
3. Membina kehidupan masyarakat desa;
4. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa;
5. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat di desa;
6. Mewakili desanya baik di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukumnya.
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dijelaskan, dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Badan ini berfungsi
melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan peraturan desa bersama kepala desa. Selain itu,
BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD ialah wakil penduduk
desa bersangkutan. Mereka ditetapkan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Kepala desa memegang kendali sebagai pimpinan dalam struktur pemerintahan desa,
maka kepala desa dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas kepemimpinan agar dapat mencapai
keberhasilan dalam organisasi yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin yang baik, kepala desa
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan memberikan pelayanan semaksimal mungkin.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun
sebagai kelompok tertentu, sangat tergantung pada pemimpin yang terdapat dalam organisasi
yang bersangkutan.
Agar pelayanan terhadap kepentingan masyarakat berjalan dengan baik, kepala desa perlu
melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap kinerja organisasi yang dipimpinnya selain
kepala desa juga harus terus mengkaji bagaimana peran kepemimpinan yang telah dijalankan
selama ini. Sebagai pemimpin, kepala desa memiliki wewenang dan kemampuan diharapkan
dapat memberikan dorongan dan menggerakan para pegawai agar lebih meningkatkan mutu
dalam melaksanakan kegiatan di dalam organisasi atau instansi.
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
4
Sebagaimana desa-desa lainnya di Indonesia, terutama di wilayah yang kurang potensial
dan jauh dari kontrol wilayah pusat, tingkat mutu dan produktivitas kerja para aparatur negara
masih terbilang rendah. Hal itu biasanya dipengaruhi beberapa faktor di antaranya kurangnya
sarana dan prasarana kerja yang dimiliki oleh pegawai dan kurangnya kesadaran para pegawai
untuk menjalankan tugasnya, serta kurangnya perhatian kepala desa terhadap pegawainya. Pada
titik inilah peran kepemimpinan menjadi salah satu faktor dari berjalannya kehidupan
pemerintahan desa dengan baik sebagaimana akan kita gambarkan melalui penelitian di Desa
Cikarageman, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Untuk memudahkan dalam melihat perkembangan sosial budaya dan ekonomi di
Cikarageman, antara lain dapat dilihat dari bagaimana posisi Cikarageman sebagai sebuah
wilayah yang terkait dengan jaringan sosial budaya dan perekonomian kota. Mc Gee dkk. (1991)
membagi lima wilayah berdasarkan perbedaan ruang ekonomi yang terdiri dari :
1. Kota besar adalah daerah utama perkotaan yang biasanya pada konteks Asia terdiri dari
satu atau dua kota besar.
2. Peri-Urban adalah daerah yang mengitari kota besar dan tiap hari terdapat banyak
komuter yang menuju kota. Pada beberapa negara di Asia, wilayah ini terletak 30
kilometer dari kota besar.
3. Wilayah desakota adalah daerah dengan ciri adanya percampuran antara aktivitas
agrikultur dan non-agrikultur, terletak pada pintu masuk menuju kota besar (daerah
penyanggah). Biasanya berpenduduk padat dan didominasi oleh masyarakat yang bertani,
meski bukan pertanian beras.
4. Pedusunan padat penduduk adalah daerah yang biasanya di Asia adalah daerah pertanian
penghasil beras.
5. Wilayah perbatasan yang jarang penduduk adalah daerah yang biasanbya di Asia masih
memungkinkan untuk digunakan sebagai daerah kolonisasi lahan atau pengembangan
pertanian.
Berdasarkan lima jenis wilayah tersebut, Desa Cikarageman yang letaknya secara
geografis dihimpit antara wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, dapat dimasukkan dalam
wilayah desakota atau juga dikenal dengan wilayah sub-urban. Meskipun tidak berbatasan secara
langsung dengan kedua daerah itu, masalah yang dihadapi oleh desa adalah khas masalah wilayah
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
5
sub-urban yaitu masalah kependudukan. Sulit sekali bagi pemerintah desa untuk mengontrol
penduduk yang datang dan pergi di wilayah Setu, termasuk wilayah desa Cikarageman sebagai
pintu masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi dari arah wilayah Kabupaten Bogor.
Selain masalah kependudukan, masalah kriminalitas juga kerap muncul di wilayah
Cikarageman. Beberapa waktu lalu, beberapa tindak kejahatan yang dikaitkan dengan kejahatan
terorisme juga mulai terjadi di wilayah Setu. Mulanya kejahatan di wilayah ini hanya sebatas
perampokan pabrik-pabrik, tapi kini mulai berkembang menjadi kejahatan terorisme. Kawasan
desakota atau sub-urban yang cenderung lengang dan wilayah pemukiman yang terpisahkan oleh
lahan-lahan pertanian atau lahan kosong, cukup kondusif bagi berbagai tindakan kejahatan yang
terjadi.
Munculnya pemukiman-pemukiman baru secara otomatis juga menimbulkan
permasalahan baru diantara penduduk, khususnya sengketa tanah yang cukup dominan. Dalam
setahun terakhir ini, wilayah Cikarageman mulai bersentuhan dengan kegiatan pengembangan
Harvest City, suatu proyek perumahan dengan luas lahan 1.050 hektar. Tentunya jumlah itu telah
banyak mengkonversi lahan pertanian di wilayah Cikarageman menjadi bagian wilayah
perumahan. Konversi itu kemudian ikut mengubah pola mata pencaharian warga sekitar yang
semula menekuni pertanian beralih menjadi pedagang klontong di pasar atau berbagai usaha
sektor informal lainnya. Selain itu pola kekerabatan antar warga desa pun juga mulai terganggu
dengan hadirnya perumahan baru yang terkadang memisahkan batasan antara dua atau tiga desa
sekaligus.
Permasalahan yang serupa, juga dialami oleh dua tetangga desa Cikarageman, yaitu desa
Muktijaya dan desa Kertarahayu. Keduanya juga bersentuhan dengan masalah pembangunan
kawasan perumahan yang dilakukan oleh pengembang, namun gejolak yang terjadi di kedua desa
itu, tidak sesering yang terjadi di Cikarageman. Tampaknya perbedaan struktur demografi ketiga
desa itu cukup berpengaruh kepada perbedaan kondisi desa dalam menghadapi suatu
permasalahan. Menurut data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Setu, penduduk
Cikarageman lebih padat daripada penduduk kedua desa lainnya sehingga jumlah individu
(kepala keluarga) pemilik lahan yang terkonversi menjadi perumahan juga lebih banyak daripada
kedua desa lainnya. Berikut perbandingan demografi ketiga daerah tersebut:
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
6
Tabel 1
Perbandingan Data Demografi Desa Cikarageman, Muktijaya, dan Kertarahayu
Desa
Luas Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah Kepala
Keluarga Darat Sawah Laki-Laki Perempuan
Cikarageman 448 hektar 162 hektar 4020 4096 2272
Muktijaya 256 hektar 371 hektar 2042 2078 1150
Kertarahayu 210 hektar 401 hektar 2016 1998 1015
Sumber: Kantor Kecamatan Setu, 2012.
Kesimpulan itu dapat juga diperkuat dengan data yang dimiliki oleh Kepolisian Sektor
(Polsek) Setu yang mengungkapkan bahwa kegiatan protes warga terhadap pengembang
perumahan Harvest City di wilayah desa Cikarageman --terutama pada 2011-- lebih sering terjadi
bila dibandingkan dengan kedua desa lainnya. Berikut data yang diolah dari keterangan Polsek
Setu :
Tabel 2
Data Demonstrasi Warga 2011 – 2012
Periode
Lokasi
Kwartal III
2011
Kwartal IV
2011
Kwartal I
2012
Kwartal II
2012
Kwartal III
2012
Cikarageman 4 2 2 2 2
Muktijaya 1 1 - 1 1
Kertarahayu 1 1 - - 1
Sumber: diolah dari data Humas Polsek Setu, 2011-2012.
Selain itu analisa lainnya yang menunjukkan kenapa di Cikarageman protes terhadap
pengembang perumahan Harvest City lebih sering terjadi adalah masalah akses jalan.
Dibandingkan dengan dua desa tetangganya, Cikarageman lebih dirugikan karena berdirinya
perumahan baru itu menyebabkan desa itu tidak bisa diakses langsung dari arah jalan utama
propinsi. Sejak berdirinya perumahan baru itu, warga desa Cikarageman harus berputar melalui
desa lain untuk mencapai desanya sendiri, hal yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Pada
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
7
titik ini dapat dimaklumi bahwa dengan berdirinya perumahan baru Harvest City, desa
Cikarageman mengalami dua kerugian sekaligus, yaitu tertutupnya akses jalan ke luar wilayah
desa dan terputusnya jalan ke desa tetangga.
Tentunya kondisi dan berbagai perubahan itu tidak dilalui dengan mudah oleh masyarakat
Cikarageman dan tentu menimbulkan berbagai hal baru, baik berupa peluang maupun tantangan.
Peluang dan tantangan itu harus dihadapi dengan baik oleh masyarakat desa, karena jika tidak
dihadapi keduanya akan menjadi permasalahan yang cukup serius bagi masyarakat desa
Cikarageman. Untuk mempertahankan eksistensi desa di tengah arus perubahan yang sedang
terjadi, diperlukan sistem aparatur desa yang baik dan memadai.
2. Kerangka Teori
Poerwadarminta mengartikan peranan sebagai “tindakan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu peristiwa” (Poerwadarminta, 1995:751). Sedangkan Robbins
berpendapat bahwa pengertian peranan adalah “seperangkat pola perilaku yang diharapkan yang
dikaitkan pada seseorang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu satuan sosial”
(Robbins, 1998:99). Melengkapi dua pengertian itu, Soekanto (2002:243) mengatakan bahwa
peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.
Menurut Dubbin, kepemimpinan kadang kala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan
pembuat keputusan (Thoha, 2003: 225). Dalam pembicaraan sehari-hari konsep kepemimpinan
sering kali disamakan pengertiannya dengan manajemen. Padahal antara keduanya terdapat
perbedaan yang sangat penting. Thoha menjelaskan pada hakekatnya, kepemimpinan mempunyai
pengertian yang agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis
pemikiran yang khusus dari kepemimpinan dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci
perbedaan antara kedua konsep pemikiran ini terletak pada istilah organisasi (Thoha, 2003: 255).
Kepemimpinan berperan sangat besar dalam organisasi. Terdapat tiga peran utama
kepemimpinan dalam organisasi, yaitu mengambil keputusan, mengenda likan konflik dan
membangun tim Rivai (2007: 148). Secara rinci tiga peran tersebut akan dijelaskan sebagaimana
berikut:
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
8
2.1. Mengambil Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap
hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu
membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin. Pengambilan keputusan
dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekwensi yang
ditimbulkannya (Rivai, 2007: 151). Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat
dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan dilakukan beberapa langkah berikut:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
Sedangkan terkait denfan gaya pengambilan keputusan terdapat beberapa jenis sebagai berikut:
a. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil
keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
b. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan
yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
c. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang,
seringkali menekan solusi kreatif atas masalah
d. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik
dan mengupayakan penerimaan.
2.2. Mengendalikan Konflik
Berkaitan dengan dunia organisasi, konflik kerap kali terjadi misalnya saja konflik antara
pemimpin dengan yang dipimpinnya atau antara kelompok kerja yang satu dengan yang lain.
Konflik terjadi disebabkan oleh berbedanya kepribadian, kepentingan, latar belakang sosial,
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
9
budaya, agama dan sebagainya antara masing-masimg indivdu dalam organisasi tersebut. Konflik
tidak bisa dicegah melainkan hanya bisa dikendalikan, dikelola, bahkan disinergikan menjadi
sesuatu yang sangat dinamis dan harmonis. Dan ini adalah tugas dari seorang pemimpin dalam
kepemimpinannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seorang pemimpin
adalah dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik begitu juga
sebaliknya.
Beberapa cara dalam mengendalikan konflik yang dapat dilakukan oleh seorang
pemimpin menurut Rivai (2007: 167) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan
pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan
b. Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan
argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut
c. Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam pengambilan
keputusan atau memecahkan masalah secara efektif.
2.3. Membangun Tim
Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan
bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini
adalah membangun unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun
kerja sama yang kuat. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan
pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok
anggotanya. Anggota kelompok itu yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan
kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama (Rivai, 2007: 176). Peranan
pemimpin dalam suatu tim dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
10
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.
3. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif (positivis).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan kepemimpinan seorang kepala
desa dapat berjalan baik dalam kehidupan masyarakat Desa Cikarageman yang terletak di
wilayah sub-urban Jakarta. Jenis penelitian ini berdasarkan tujuan dari penelitian adalah
penelitian deskriptif. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini termasuk dalam
kategori penelitian lapangan (field research) yang kemudian menggunakan metode kualitatif
dalam menganalisa hasil penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan pada September -
Desember 2012 dengan cara melakukan pengamatan atas desa dan wawancara mendalam dengan
beberapa narasumber. Penelitian lapangan itu juga diperkuat dengan studi kepustakaan.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sebagaimana dituliskan oleh Rivai (2007: 148) bahwa suatu kepemimpinan berperan
sangat besar dalam organisasi. Menurutnya setidaknya ada tiga peran utama kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu mengambil keputusan, mengendalikan konflik dan membangun tim. Dari
tiga hal tersebut akan dapat terlihat sejauh mana seorang pemimpin seperti kepala desa misalnya
dapat membawa organisasi yang ia pimpin dapat berjalan mencapai tujuannya. Dalam konteks
Desa Cikarageman kepemimpinan yang mempunyai tiga peran itu sangatlah dibutuhkan,
mengingat bahwa Desa Cikarageman adalah desa yang cukup potensial meski mempunyai
berbagai permasalahan khas wilayah sub-urban. Membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas seorang pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
11
Setidaknya demikianlah pendapat yang disampaikan oleh seorang Kepala Dusun terkait dengan
eksistensi kepala desa bagi mereka:
”Kita memilih seorang kepala desa ya untuk menentukan apa yang mau diadakan di desa
ini buat kesejahteraan warga. kepala desa ya harus begitu, bisa memutuskan apa yang mau
dikerjakan buat desa.” (wawancara dengan Ojos Juhana, tanggal 3 Desember 2012).
Menurut Rivai (2007: 151) proses pengambilan keputusan dilakukan melalui beberapa
tahapan seperti: identifikasi masalah, mendefinisikan masalah, memformulasikan dan
mengembangkan alternative, implementasi keputusan, dan evaluasi keputusan. Dalam
pengambilan keputusan kepala desa Cikarageman tampaknya cukup berhati-hati dan tidak
gegabah dalam melakukannya. Terdapat usaha untuk mencerna masalah yang dihadapi dan
kemudian mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah organisasi. Usaha
untuk mencerna masalah yang dihadapi dan kemudian mengambil inisiatif dalam hubungannya
dengan tujuan dan arah organisasi bisa disimpulkan dari pernyataan kepala desa sebagai berikut:
“ Dalam mengambil keputusan saya tidak langsung melakukan dengan buru-buru.
Terlebih dahulu saya pelajari apa yang terjadi di lapangan, lalu mencoba memahaminya,
mencoba membandingkan dengan pengalaman masa lalu. Kebetulan saya bukan orang
baru di desa ini, saya sudah bisa dibilang orang sini, sudah terlibat dalam
penyelenggaraan desa sejak lama. Nah, berdasarkan itu saya coba timbang-timbang dulu
suatu keputusan sebelum saya lakukan atau saya perintahkan staf desa untuk
melaksanakan. Lalu kalau ada hal yang baru, ide atau gagasan baru juga bisa kita
pertimbangkan, sambil kita lihat cocok nggak tuh kalau gagasan itu dilakukan di desa ini.
Pokoknya saya berusaha sesuai dengan visi desa lah, jadi lebih baik dari sebelumnya
dalam melayani warga.” (wawancara dengan Markun Hidayat, Kepala Desa
Cikarageman, tanggal 13 Desember 2012).
Dari penjelasan kepala desa dapat disimpulkan adanya beberapa pertimbangan yang
digunakan oleh kepala desa untuk mengambil suatu keputusan, yaitu pengalaman yang terjadi di
lapangan, gagasan atau pemikiran baru yang diterima, dan kesesuain suatu keputusan dengan
kondisi desa. Berdasarkan tiga hal inilah, tampaknya kepala desa telah melakukan suatu proses
pencernaan masalah yang kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan berbagai alternatif
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
12
pemikiran dalam pengambilan keputusan, sehingga sesuatu yang tekstual (pengalaman dan
pemikiran) dapat selaras dengan sesuatu yang kontekstual (kondisi desa).
Bagi para staf desa, kepemimpinan kepala desa yang baru berjalan setahun ini terasa lebih
baik daripada kepemimpinan sebelumnya. Selain lebih terpelajar kepala desa juga dikenal
sebagai sosok yang mampu mengidentifikasi berbagai macam alternatif yang relevan sebanyak
mungkin, dan yang lebih penting lagi ia dianggap mampu menentukan prioritas pilihan diantara
alternatif yang ada. Banyak pemimpin yang mempunyai berbagai macam gagasan, ide, dan
inisiatif yang baru, tapi kemudian terlihat kesulitan atau tidak mampu dalam menentukan pilihan
mana yang seharusnya bisa dilakukan. Dalam wawancara dengan salah satu staf desa
ditemukan pendapat sebagai berikut:
“Pak Kades yang sekarang ini orangnya punya banyak ide atau gagasan, mungkin karena
latar belakang beliau yang anak sekolahan, jadi berpendidikan bukan orang partai atau
usaha apa gitu. Tapi mungkin juga karena sudah banyak pengalaman di desa ini, dulu kan
beliau juga pernah jadi staf desa banyak terlibat dalam pelaksanaan program desa. Dari
pengalaman itu banyak gagasan baru yang muncul lalu ditentukan mana yang cocok dan
mungkin dilakukan di Cikarageman. Nggak asal ikutan yang lagi laku aja gitu….”
(wawancara dengan Mardi Suryadi, Sekretaris Desa, tanggal 5 Desember 2012).
Di tengah-tengah delapan ribu lebih jumlah warga Cikarageman, hanya 30 orang yang
menempuh pendidikan di perguruan tinggi, 115 yang bersekolah di level SMA, dan 207 yang
bersekolah SMP. Kepala Desa Cikarageman adalah salah seorang diantara 30 orang yang
berpendidikan hingga perguruan tinggi itu. Maka label “anak sekolahan” tersemat untuknya, bila
dibandingkan dengan beberapa kepala desa sebelumnya yang tidak mengenyam pendidikan
tinggi, dan hanya mengandalkan pengalaman atau kekuatan sumber daya lainnya dalam
memimpin desa. Selain pendidikannya, kapasitasnya sebagai kepala desa juga dite ntukan oleh
pengalaman keterlibatannya dengan berbagai program desa yang pernah berjalan sebelumnya.
Langkah selanjutnya dari pengambilan keputusan itu adalah pelaksanaan dari apa yang telah
diputuskan oleh kepala desa dan kemudian harus dilaksanakan oleh jajaran staf desa dan semua
perangkat yang ada di bawahnya. Selanjutnya kepala desa juga melakukan evaluasi yang sangat
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana suatu program yang telah diputuskan dapat berjalan
dengan baik. Ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu program dapat diketahui oleh para
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
13
pelaksana kebijakan melalui evaluasi. Terkait evaluasi ini Kepala Desa Cikarageman mengatakan
sebagai berikut:
“Setelah kita putuskan, suatu kebijakan kemudian harus kita pastikan dapat terlaksana
dengan baik dan benar-benar dilaksanakan oleh perangkat desa. Biasanya saya mengecek
ke mereka secara langsung, saya cek di lapangan, apakah keputusan yang kita ambil itu
benar-benar dilakukan atau tidak? Atau tanya juga ke warga masyarakat, apa benar-benar
sudah melihat atau merasakan kebijakan yang telah kita laksanakan. Kalau belum, ya kita
evaluasi, kita pelajari lagi kenapa belum terlaksana, kendalanya apa, halangan yang bikin
kebijakan nggak dilaksanakan apa, itu yang saya lihat….”(wawancara dengan Markun
Hidayat, Kepala Desa Cikarageman, tanggal 13 Desember 2012).
Terdapat dua evaluasi yang dilakukan oleh kepala desa, yaitu evaluasi yang dilakukan
dalam proses pelaksanaan dan evaluasi pada akhir pekerjaan. Dengan cara itu, kendala dan
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan suatu program dapat teratasi dan program
dapat berjalan dengan baik.
Selain tahapan pengambilan keputusan yang sedemikian rupa, secara umum dapat
disimpulkan pula bahwa pola pengambilan keputusan pada jajaran pemerintahan Desa
Cikarageman bersifat Direktif karena terkesan efisien, yaitu mengambil keputusan secara cepat
dan berorientasi jangka pendek; dan juga bersifat Behavioral karena mencoba menghindari
konflik dan mengupayakan penerimaan. Hal itu terjadi karena kepala desa berpikira n bahwa apa
yang ia laksanakan melalui program desa harus bersifat langsung terasa manfaatnya bagi warga
desa. Selain itu mempertahankan situasi harmoni antar komponen desa juga menjadi salah satu
pertimbangan penting bagi kepala desa dalam menentukan pilihan kebijakan yang akan ia
laksanakan.
Konflik dalam bentuk pertentangan atau perselisihan pendapat adalah hal lumrah yang
kerap terjadi dalam suatu organisasi, termasuk organisasi setingkat desa. Konflik organisasi
didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-
kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau kenyataan bahwa
mereka mempunyai perbedaan status, nilai, atau persepsi. Meski mengedepankan prinsip harmoni
dalam pengambilan keputusan, di desa Cikarageman konflik atau pertentangan juga kerap terjadi
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
14
dalam skala kecil. Konflik tersebut adalah pertentangan kepentingan atau nilai yang dianut oleh
individu yang ada di dalamnya. Konflik tersebut biasanya bersumber pada hal-hal yang bersifat
struktural dan terkait dengan interaksi antar pribadi. Di desa Cikarageman tidak ada konflik yang
bernuansa ideologis atau bersumber pada hal-hal yang bersifat sensitif seperti aliran politik,
agama, dan ras.
Dalam konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat peranan kepala
desa sangat dibutuhkan dalam menyelesaikannya dan mengatasi dampak yang muncul darinya.
Terkait dengan peranan ini, kepala desa di Desa Cikarageman telah melaksanaka n cara-cara
mengendalikan konflik sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan pada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya
biasanya kepala desa menggunakan rapat harian atau mingguan yang biasa dilakukan di
kantor Desa Cikarageman sebagai forumnya.
2. Melakukan proses memanusiakan (Jawa: ngewongke) para pegawai desa dengan cara
meminta pendapat mereka satu persatu. Boleh jadi sebenarnya kepala desa sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan, tapi usaha untuk mau mendengarkan suara staf yang
dipimpin adalah salah satu isyarat kearifan seorang pemimpin desa. Selain itu kebiasaan
untuk merembug atau memusyawarahkan segala sesuatu adalah salah satu budaya
masyarakat desa yang memang harus terus dipertahankan.
3. Meminta kepada masing-masing orang agar menempatkan diri pada posisi orang lain dan
memberikan argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut juga dilakukan pada forum
yang sama. Usaha ini biasanya dilakukan secara halus oleh kepala desa dengan memberikan
contoh apa yang terjadi di masyarakat sambil mengingatkan para stafnya bahwa mereka juga
bagian dari warga masyarakat itu sendiri.
4. Menggunakan kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam
memecahkan suatu masalah secara efektif.
Terkait dengan poin yang terakhir itu, suatu contoh kasus dapat ditemui ketika terjadi
perselisihan antara warga desa yang tinggal di wilayah yang berbatasan dengan wilayah
perumahan baru (Harvest City) terkait dengan pengadaan jalan desa penghubung dengan desa
lain dan akses ke jalan raya propinsi, peranan kepala desa Cikaragemen cukup diakui oleh warga.
Pada akhirnya warga menyerahkan dan memercayakan penyelesaian persoalan konflik mereka
terhadap pihak luar kepada kepala desa. seorang pemimpin akan dapat menggunakan
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
15
kewenangannya secara efektif jika sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang
dipimpinnya. Dalam salah satu wawancara dengan kepala dusun tergambarkan hal sebagai
berikut:
“Mulanya warga demo, hampir konflik keras juga itu, karena pihak pengembang nggak
mau terima juga apa yang kita inginkan, harusnya kan jalan langsung dibuat begitu
perumahan berdiri, ini malah terus janji dan janji. Warga kesal dan hampir saja mulai
berbuat nggak-nggak, tapi ya untungnya kita percaya sama pak kades. Kita percaya kalau
pak kades nggak macam-macam dengan pihak pengembang, tapi justru membela warga.
Makanya ya apa kata pak kades aja berembug dengan pihak pengembang. Kita cuman
tunggu apakah jalan itu benar-benar diadakan oleh pengembang. Hasilnya ya
alhamdulillah, ada tuh jalan, jadi kita nggak kesulitan lagi melintas ke desa sebelah….…”
(wawancara dengan Alek Rustam, kepala dusun, tanggal 7 Desember 2012).
Sementara itu dalam pembentukan suatu tim kerja, tampaknya di Cikarageman hanya
dilakukan sebatas dengan mengadakan pertemuan pembentukan tim, kemudian dalam pertemuan-
pertemuan itu ditentukan tim seperti apa yang akan mereka bentuk dengan kesadaran akan
adanya kepentingan bersama dalam pembentukan tim tersebut. Umumnya karena para anggota
staf desa tersebut adalah warga Cikarageman sendiri dan sudah bekerja di kantor desa untuk
waktu yang cukup lama, empat atau lima tahun, maka hubungan kerjasama yang baik dapat
dengan mudah tercipta.
Dalam pembentukan tim kerja seperti ini peranan seorang pemimpin, dalam hal ini adalah
kepala desa sangatlah dibutuhkan. Bagaimana tahapan yang harus ditempuh dan gaya atau tipikal
kepemimpinan tertentu akan dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembentukan tim.
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia untuk bekerja dan
memberikan yang terbaik. Anggota tim yang baik seharusnya memiliki beberapa kriteria antara
lain sebagai berikut:
a. Mengerti tujuan yang baik.
b. Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki.
c. Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim.
d. Dapat bekerja secara terbuka.
e. Dapat mengekspresikan gagasan, opini, dan ketidaksepakatan.
f. Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain.
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
16
g. Mengembangkan keterampilan dan menerapkanya pada pekerjaan.
h. Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal.
i. Berpartisipasi dalam keputusan tim.
Seorang pemimpin yang baik, dalam membentuk suatu tim harusnya mampu mendorong
agar setiap anggota tim dapat memiliki kriteria tersebut di atas dengan menggunakan beberapa
langkah sebagai berikut: pertama, memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang
berhubungan dengan tugas bawahan; kedua, mengkombinasikan kontribusi setiap anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi; dan ketiga, memberi penghargaan kepada anggota
organisasi yang memiliki prestasi sehingga mendorong anggota lain untuk berprestasi juga.
Dalam konteks pemerintahan desa di Cikarageman, agaknya upaya kepala desa untuk
melakukan tiga langkah itu rupanya juga cukup terlihat, meski dalam skala yang masih minim
sekali. Setelah memberikan penugasan kepada staf-staf desa, mengontrolnya, kemudian
memberikan evaluasi atas hasi kerja, kepala desa di Cikarageman biasanya memberikan apresiasi
kepada staf yang dinilai berhasil dalam melakukan tugasnya. Namun demikian, apresiasi atas
suatu prestasi kerja di Cikarageman masih berbentuk sederhana, yaitu ucapan terima kasih dan
sedikit pujian, tidak ada imbalan materi yang didapatkan staf yang berhasil menghasilkan suatu
prestasi.
Dalam suatu wawancara, salah seorang staf desa mengatakan sebagai berikut:
“Ya biasanya setelah pekerjaan selesai, kita dapat ucapan terima kasih dari pak kades. itu
mah biasa, kita adakan rapat evaluasi atas hasil kerja, lalu biasanya jika dinilai berhasil
atau pak kades merasa puas dengan hasil kerja kita, beliau mengucapkan terima kasih.
Penghargaannya baru semacam itu, Itu sudah baik kalau menurut saya, karena kita diakui
bekerja. ” (wawancara dengan Oman, Kaur Kesejahteraan Rakyat, tanggal 5 Desember
2012).
Tampaknya pengakuan adalah unsur utama yang dianggap cukup sebagai apresiasi oleh
para staf desa atas hasil kerja yang telah dilakukan. Menurut keterangan kepala desa
Cikarageman, selama ini mereka tidak mempunyai cukup anggaran untuk memberikan hadiah
atau semacamnya untuk mengapresiasi prestasi para pegawai desa. Selain memberikan apresiasi
terhadap prestasi pegawai desa yang baik, juga memberikan perhatian kepada staf yang dianggap
kurang berpresatsi (tidak baik). Meski, tidak berupa sanksi yang tegas, tapi teguran atau
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
17
peringatan dan pertimbangan untuk memberhentikan juga ada dalam usaha kepala desa dalam
menghadapi prestasi kerja yang dihasilkan oleh para pegawai desa yang ia pimpin.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
secara umum peran kepemimpinan Kepala Desa Cikarageman berpengaruh cukup efektif dalam
jalannya pemerintahan dan kehidupan Desa Cikarageman. Bila dilihat dari tiga dimensi yang
menjadi fokus penelitian ini, yaitu peranan dalam mengambil keputusan, menghadapi konflik,
dan membentuk tim, telah dilakukan dengan cukup baik oleh kepala desa.
Dalam hal pengambilan keputusan, kepala desa melakukan beberapa langkah sebagai
berikut: Mencerna masalah yang dihadapi dan mengambil inisiatif dalam hubungannya de ngan
tujuan dan arah organisasi; Mengidentifikasi alternatif yang relevan sebanyak mungkin;
Menentukan prioritas pilihan diantara alternatif yang ada; dan Mengimplementasikan keputusan
yang telah dipilih dan melakukan evaluasi terhadapnya. Dengan tahapan langkah yang
dilakukan itu peranan kepala desa dalam pengambilan keputusan dapat berjalan secara efektif.
Dalam hal menghadapi konflik, kepala desa melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
Memberi kesempatan pada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai kondisi-kondisi penting yang diinginkan; Meminta satu pihak menempatkan diri pada
posisi orang lain dan memberikan argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut; dan
Menggunakan kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam memecahkan
masalah secara efektif. Dengan tahapan langkah yang dilakukan itu peranan kepala desa dalam
menghadapi konflik dapat berjalan cukup efektif.
Sementara itu, dalam hal membentuk tim kepala desa melakukan beberapa langkah
sebagai berikut: Memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan
dengan tugas bawahan; Mengkombinasikan kontribusi setiap anggota organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi; dan Memberi penghargaan kepada anggota organisasi yang
memiliki prestasi sehingga mendorong anggota lain untuk berprestasi juga. Terkait dengan
pembentukan tim ini, langkah pertama dan kedua sudah berjalan cukup efektif, tapi tidak
demikian dengan langkah ketiga yang tidak berjalan dengan efektif.
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
18
6. Saran
Adapun saran-saran berdasarkan rekomendasi hasil penelitian yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Hendaknya kepala desa lebih berperan aktif dalam meningkatkan motivasi pegawainya
dalam meningkatkan produktivitasnya. Banyak cara yang dapat dilakukan diantaranya
dengan melakukan pendekatan secara pribadi serta memberikan berbagai pelatihan bagi
para pegawai agar dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dengan lebih
baik.
2. Kualitas mental kerja pegawai perlu terus lebih ditingkatkan khususnya yang berkaitan
dengan kegiatan pelayanan masyarakat, sehingga produktivitas kerja pegawai senantiasa
dapat terus meningkat. Selain memberikan sarana yang memadai bagi pegawai untuk bisa
bekerja dengan baik, pemberian penghargaan bagi staf atau pegawai yang berprestasi juga
sangat perlu dilakukan untuk memacu semangant dan loyalitas pegawai dalam bekerja.
3. Perlu lebih sering diadakan evaluasi kerja yang melibatkan masukan-masukan dari
masyarakat yang dilayaninya dan bawahan atau pegawai yang langsung terlibat dalam
pekerjaannya sehari-hari. Maksudnya bila terjadi permasalahan, maka akan dapat
ditemukan peyelesaian yang baik dan dapat memuaskan seluruh pihak. Selama ini sudah
ada forum-forum rapat yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi tersebut.
Budaya harmoni harus dibarengi dengan budaya keterbukaan dalam masyarakat desa.
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
19
Kepustakaan
Mc Gee, T.G, (ed.). The Extended Metropolis: Settlement Transition in Asia. University of Hawaii Press, 1991.
Purwodarnita, W.J.S. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Robbins, Stephen P. Prilaku Organisasi: Konsep kontraversi Aplikasi. Jakarta: Prenhalilindo, 1998.
Soekanto, Soerjono. 2002, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Thoha, Miftah. 2003. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumber internet:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/perbadaan- lurah-dan-kepala-desa/. 22 Februari 2010.
Perbedaan Lurah dan Kepala Desa. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2012.
Sumber perundangan:
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Sumber lainnya:
Desa Cikarageman. Data Kependudukan tahun 2012
Humas Polsek Setu. Data Demonstrasi Warga tahun 2011-2012
Wawancara bersama:
Alek Rustam
Mardi Suryadi
Markun Hidayat,
Ojos Juana,
Oman
Peran kepemimpinan..., M Marsal Amar, FISIP-UI, 2013
top related