plagiat merupakan tindakan tidak terpuji uji … · mas wagiran selaku laboran laboratorium...
Post on 08-Mar-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI INFUSA DAUN SIRIH
MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav. ) DENGAN KLORHEKSIDIN
GLUKONAT 0,2% TERHADAP BAKTERI Porphyromonas gingivalis
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Casanti Wiji Rahayu
NIM : 138114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI INFUSA DAUN SIRIH
MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav. ) DENGAN KLORHEKSIDIN
GLUKONAT 0,2% TERHADAP BAKTERI Porphyromonas gingivalis
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Casanti Wiji Rahayu
NIM : 138114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KUPERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK TUHAN YESUS
KRISTUS YANG SELALU MEMBERIKAN BERKAT DAN
KASIHNYA. KEDUA ORANG TUA YANG SUDAH
MEMBESARKAN DAN MEMBIMBINGKU SAMPAI
SEKARANG DENGAN KASIH SAYANG. ADIKKU YANG
TERSAYANG. SAHABAT-SAHABAT YANG SELALU
MENDUKUNGKU, DAN UNTUK ALMAMATERKU
UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Uji Aktivitas
Antibakteri Kombinasi Infusa Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav. )
Dengan Klorheksidin Glukonat 0,2% Terhadap Bakteri Porphyromonas
gingivalis”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi di Universitar Sanata
Dharma.
Penulisan ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimaksih pada :
1. Ibu Aris Widayanti, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan masukan serta saran dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan masukan serta sarannya.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan masukan serta sarannya.
5. Ibu Dita Maria Virginia, S,Farm., M.Sc.,Apt. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu membimbing selama ini.
6. Segenap dosen dan karyawan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, terimakasih atas waktu dan bantuannya selama ini.
7. Mas Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi Fitokimia yang
telah banyak membantu di Laboratorium dalam penelitian skripsi ini.
8. Orangtua dan adikku tersayang, atas segala doa dan dukungannya hingga
saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLKASI ...................................................... vi
PRAKATA...............................................................................................vii-viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1-2
METODE PENELITIAN.............................................................................. 3-7
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 8-14
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16-17
LAMPIRAN.............................................................................................. 18-21
BIOGRAFIS PENULIS ..................................................................................22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cara pengukuran diameter zona hambat ...........................................6Gambar 2. Kontrol Media dan Kontrol Pertumbuhan.........................................9Gambar 3. Hasil pengujian aktivitas antibakteri kombinasi .............................10Gambar 4. Hasil pengujian aktivitas antibakteri infusa tunggal .......................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman .........................................18Lampiran 2. Sertifikat hasil uji isolasi dan identifikasi bakteri ........................19Lampiran 3. Hasil uji pearson chi-square ........................................................20Lampiran 4. Hasil Uji Levene ..........................................................................20Lampiran 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis ..............................................................21Lampiran 6. Hasil Uji Posthoc .........................................................................21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Kejadian resistensi bakteri Porpyromonas gingivalis yang diakibatkan olehpenggunaan klorheksidin secara terus menerus mendorong dilakukannya penemuanantimikroba yang berasal dari tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri sepertidaun sirih merah.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakterikombinasi infusa daun sirih merah dengan klorheksidin 0,2% dengan infusa tunggaldan klorheksidin 0,1% tunggal terhadap bakteri P.gingivalis. Penelitian inimenggunakan daun sirih merah yang diperoleh dari daerah Sleman Yogyakarta,serta kultur murni bakteri P.gingivalis yang didapatkan dari Balai LaboratoriumKesehatan Yogyakarta. Daun sirih merah diolah menjadi simplisia untuk dibuatinfusa dengan 2 konsentrasi. Kombinasi infusa daun sirih merah dan klorheksidin0,2% dibuat dengan rasio 1:1.
Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini adalah difusisumuran. Aquadest sebagai kontol negatif, klorheksidin 0,1% sebagai kontrolpositif, dan menggunakan media Nutrien Agar (NA) darah. Sedangkan untukkonsentrasi bakteri P.gingivalis digunakan standar McFarland 0,5.
Hasil dari uji aktivitas terhadap P. gingivalis menunjukkan perbedaan(P<0,05) aktivitas antibakteri antara kombinasi infusa daun sirih merah denganklorheksidin terhadap infusa daun sirih merah maupun klorheksidin tunggal.
Kata kunci: Antibakteri, Piper crocatum Ruiz & Pav., Porphyromomasgingivalis, infusa, klorheksidin X%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Resistance cases of Porpyromonas gingivalis caused by continual use ofchlorhexidine has encouraged the discovery of antimicrobial derived from plantswith antibacterial potential such as as red betel leaf.
This is study aimed to compare the antibacterial activity of a combinationof red betel leaf infusion with 0.2% chlorhexidine and a single infusion with single0.1% chlorhexidine against the bacteria P.gingivalis. This study utilized red betelleaf obtained from Sleman district in Yogyakarta, and pure culture of P.gingivalisbacteria from Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. The red betel leaf wasprocessed into simplicia to be infused with 2 concentration. The combination ofred betel leaf infusion and 0.2% chlorhexidine was made with a ratio of 1: 1.
The method used in this antibacterial activity test is the Well diffusion.Aquadest as negative control, 0.1% chlorhexidine as a positive control, and usingNutrient Agar (NA) of blood as the media. As for the concentration of P.gingivalisbacteria used McFarland standard of 0.5.
The result of the testing showed that the activity on P. gingivalisantibacterial activity showed differences (P<0,05) between the combination of redbetel leaves infused with chlorhexidine to the one infused with a single red betelleaves and 0.1% chlorhexidine.
Keywords: Antibacterial, Piper crocatum Ruiz & Pav., Porphyromomasgingivalis, Infusion, chlorhexidine X%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kondisi gigi dan mulut di era saat ini sudah menjadi salah satu perhatian
penting masyarakat, karena keduanya merupakan salah satu penunjang kesehatan
tubuh. Penyakit pada gigi yang sering menyerang adalah periodontal. Penyakit ini
merupakan penyakit infeksi yang serius dan apabila tidak ditangani dengan baik
bisa mengakibatkan kehilangan gigi. Porphyromonas gingivalis (P.gingivalis)
merupakan bakteri anaerob Gram negatif yang menyebabkan hampir 82% dari
kasus periodontitis (Sendy, 2014). P. gingivalis terlibat dalam permulaan
peradagangan dan kerusakan jaringan (Hussain et al, 2015).
Klorheksidin glukonat 0,2% adalah salah satu antibiotik sintetik yang
digunakan untuk pengobatan penyakit periodontitis, namun ditemukan
permasalahan resistensi bila digunakan terus menerus (Kulik, 2014). Permasalahan
resistensi tersebut, mendorong pencarian sumber alternatif antibiotik alami dari
tumbuhan dengan berbagai aktivitas yang berbeda. Antibiotik alami sudah
digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad dan beberapa
diantaranya dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan selain antibiotik sintetis
(Abdallah, 2011).
Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi resistensi
mikroorganisme terhadap antimikroba adalah penggunaan kombinasi obat. Salah
satu jenis kombinasi obat adalah antara obat alam dengan obat sintetis. Beberapa
ekstrak tumbuhan telah menunjukkan aktivitas antibakteri yang sinergis dengan
obat sintetis (antibiotik). Aktivitas antibakteri kombinasi produk alam dan obat
sintetis berbeda dengan obat/bahan tunggalnya (Hemaiswarya et al, 2008).
Kombinasi tersebut dapat meningkatkan efek antibiotik dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme (Carmonia and Pereira, 2013).
Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan, sirih merah mengandung
senyawa glikosida, triterpenoid/steroid, flavonoid, tanin, dan anthrakuinon
(Reveny, 2011). Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai antioksidan,
antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan antiinflamasi. Kandungan karvakrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bermanfaat sebagai desinfektan dan antijamur sehingga dapat dimanfaatkan untuk
obat kumur dan keputihan (Nurmalina, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amalia et al (2009), infusa daun sirih
memiliki potensi antiseptik. Dilihat dari adanya penurunan rata-rata koloni bakteri
setelah pemaparan infusa daun sirih 20%. Infusa daun sirih menunjukkan
penurunan signifikan 27-100% dibandingkan dengan sebelum perlakuan.
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa infusa daun sirih merah
dengan konsentrasi 30% efektif untuk membersihkan dinding saluran akar dari
smear layer pada gigi. Infusa daun sirih merah mengandung sponin yang
dikarakteristikkan sebagai surfaktan yang dapat melarutkan smear layer, tapi
sampai sekarang belum ada penelitian tentang hal tersebut (Pangabdian dkk, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Farida et al (2016), ekstrak etanol daun sirih
merah memiliki sifat antibakteri terhadap Gram positif dan Gram negatif. Bakteri
Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri Gram negatif, sehingga diharapkan
infusa daun sirih merah juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas antibakteri
kombinasi infusa daun sirih merah dan klorheksidin glukonat 0,2% dengan infusa
tunggal dan klorheksidin glukonat 0.1% tunggal terhadap bakteri Porphyromonas
gingivalis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul ” Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Infusa Daun
Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav. ) dengan Klorheksidin Glukonat 0,2%
Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis” termasuk penelitian eksperimental
murni dengan rancangan post only control group design.
Alat dan bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven (Mummert), tampah,
toples, timbangan analitik, blender, bejana infusa (panci enamel), termometer, hot
plate (Hot Plate Magnetic Stirrer), pengaduk, kain flanel, gelas beker, gelas ukur,
sendok, tabung reaksi, cawan petri, lidi kapas steril, inkubator, bunsen, korek api,
vortex, pipet volum, glasfirn, mikropipet, pelubang sumuran diameter 0,6 cm,
mistar, densicek (VITEK) dan Moisture Balance (KERN).
Bahan penelitian yang digunakan adalah daun sirih merah yang diperoleh
dari dusun Kadisoka di Sleman, Yogyakarta, serta bakteri uji Porphyromonas
gingivalis yang didapatkan dari Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (Lampiran 1),
akuades, alkohol 70%, Nutrient Agar (NA) merk oxoid yang di tambahkan 10%
darah steril kambing, klorheksidin glukonat 0,2% dan 0,1%
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman sirih merah yang dilakukan oleh ahli tanaman di
Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada
Yogyakarta dengan menggunakan ciri-ciri yang terdapat dalam tanaman sirih
merah dengan pedoman “Flora of Java”.
Pembuatan Simplisia
Dilakukan pengumpulan bahan uji, selanjutnya dilakukan sortasi basah
daun sirih merah yang telah dikumpulkan. Sortasi basah dilakukan untuk
memisahkan daun sirih merah dari pengotor dan benda-benda asing seperti tanah
atau debu. Setelah itu, daun sirih merah dicuci dengan air mengalir. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang tidak dapat hilang saat
proses sortasi basah. Selanjutnya, daun sirih merah di tata ditampah untuk dikering
anginkan diudara terbuka, sehingga tidak didapati air sisa pencucian pada daun sirih
merah. Lalu dilakukan proses pengeringan menggunakan oven dengan suhu 40-
50oC. Daun sirih merah dikeringkan selama 4 hari hingga didapatkan daun sirih
merah yang telah kering, dengan tanda mudah patahnya daun ketika diremas.
Kemudian dilakukan sortasi kering dengan cara memisahkan simplisia yang sudah
kering tersebut dengan bahan-bahan asing. Setelah itu daun sirih merah yang sudah
kering di blender sampai menjadi serbuk kasar. Serbuk kasar yang dihasilkan
tersebut tidak diayak melainkan langsung digunakan.
Penentuan Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan dengan menggunakan alat Moisture Balace.
Digunakan alat tersebut karena lebih sederhana. Namun kelemahannya dapat
mudah menguapkan minyak atsiri karena alat ini menggunakan suhu yang tinggi,
yaitu mencapai 120oC. Simplisia yang digunakan sebesar 4 gram.
Pembuatan Infusa Daun Sirih Merah
Pembuatan infusa yang mengacu pada literatur BPOM (2011). Simplisia
daun sirih merah ditimbang sebanyak 20 gram untuk konsentrasi 100%, kemudian
dimasukan kedalam panci enamel dan ditambahkan akuades 20 mL dan untuk
penjenuhan ditambahkan akuades sebanyak 40mL (2 kali bobot) (Prasetyo, 2016).
Untuk konsentrasi 50% ditimbang 10 gram, kemudian dimasukan ke dalam panci
enamel dan ditambahkan akuades 20 mL dan untuk penjenuhan ditambah akuades
sebanyak 40 mL. Selanjutnya dipanaskan diatas penangas air selama 15 menit
terhitung dari suhu sudah mencapai 90oC sambil sesekali diaduk. Disekai selagi
panas melalui kain flannel, ditambahkan akuades secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh infusa yang dikehendaki yaitu 20 mL (BPOM, 2011).
Pembuatan Kombinasi
Setelah diperoleh infusa daun sirih merah dengan konsentrasi 100% dan
50% masing-masing sebanyak 20 mL, dibuat kombinasi infusa daun sirih merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dan klorheksidin 0,2% dicampur dengan rasio 1:1. Rasio tersebut didapatkan
dengan mengambil masing-masing 5 mL infusa daun sirih merah dan klorheksidin
0,2% kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10, kemudian digojog hingga
homogen. Kemudian hasil yang didapatkan adalah 10 mL kombinasi infusa daun
sirih merah dan klorheksidin 0,2% dengan perbandingan 1:1 (v/v).
Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis
diawali dengan dilakukannya subkultur bakteri dengan cara menginokulasikan 1
ose biakan murni bakteri P.gingivalis ke dalam NaCl fisiologis 0,9% di vortex dan
dicek kekeruhannya menggunakan densicek hingga diperoleh angka 0,5, yang
sesuai dengan standar Mc Farland 0,5.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah NA darah. Pembuatan
media dengan menimbang 7 gram bubuk NA sesuai kebutuhan kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahakan akuades 250 mL. Setelah itu
dididihkan dan diaduk dengan menggunakan stirer. Setelah mendidih, media
disterilisasi dengan menggunkan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit.
Setelah steril media tersebut ditambahkan darah kambing steril sebesar 10%, dan
kemudian di bagi kedalam cawan petri dan didiamkan hingga memadat.
Penambahan darah steril pada media NA untuk menambah/memperkaya nutrisi
yang terdapat pada NA.
Pengujian daya hambat pertumbuhan bakteri dilakukan dengan
menggunakan metode difusi sumuran. Pada penelitian ini digunakan 8 cawan petri.
Cawan petri pertama digunakan sebagai kontrol media. Cawan petri kedua
digunakan sebagai kontrol pertumbuhan. Petri yang lain digunakan untuk
perlakuan. Dari 6 petri yang tersisa yang sudah berisi media NA darah, kemudian
di tumbuhkan bakteri yang sudah dikulturkan dengan menginokulasikan bakteri
menggunakan metode Swab pada permukaan media yang sudah padat. Metode
Swab dilakukan dengan menggoreskan 3 arah dari suspensi bahan yang
mengandung mikroba pada permukaan medium agar pada cawan petri yang
dilakukan secara aseptis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Keenam cawan petri yang telah diberi kultur bakteri P.gingivalis, lalu
diberikan perlakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran. Keenam cawan
tersebut di beri lubang sampai kesadar cawan petri dengan menggunakan pelubang
sumuran yang berdiameter 0,6 cm dengan jarak tertentu yang tidak saling
berdekatan. Masing-masing lubang di beri 50 µL klorheksidin 0,1% (sebagai konrol
positif), 50 µL infusa daun sirih merah, 50 µL kombinasi infusa dan akuades
sebagai kontrol negatif. Setelah selesai diberikan perlakukan, keenam cawan petri
tersebut diinkubasikan selama 2x24 jam di dalam inkubator khusus anaerob dengan
kondisi pertumbuhan CO2 5% dan suhu 37oC.
Setiap cawan petri yang sudah diberi lubang berisi kontrol positif
(klorheksidin glukonat 0,1%), kontrol negatif (akuades), perlakuan (infusa tunggal
daun sirih merah 100% dan 50%, kombinasi infusa 1:1 100% dan 50%). Kontrol
media hanya berisi media NA darah yang telah disterilisasi kemudian dibiarkan
memadat dan tidak diberikan perlakuan, sedangkan kontrol pertumbuhan berisi
media NA darah yang telah memadat yang ditumbuhkan bakteri P.gingivalis
dengan Swab 3 arah.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur zona hambat yang
terbentuk disekitar lubang. Pengukuran dilakukan setelah setelah inkubasi 2x24 jam
dengan menggunakan mistar pada satuan cm. Penentuan ukuran zona hambat
dihitung dengan menggunakan acuan pada literatur dengan rumus : (a+b)/2 (Sendy
dkk, 2014) yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Cara Pengukuran Diameter Zona Hambat (Sendy dkk, 2014)
Keterangan gambar : a = diameter yang panjang, b = diameter yang pendek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Analisis Statistik
Pengambilan data dilakukan dengan mencatat diameter zona hambat yang
terbentuk. Selanjutnya data dihitung dengan uji statistik. Untuk mengetahui data
terdistribusi normal dilakukan uji Pearson chi-square. Untuk mengetahui data
terdistribusi secara homogen dilakukan uji Levene. Kemudian dilanjutkan dengan
uji one-way ANOVA apabila data terdistrinusi normal dan terdistribusi secara
homogen. Bila tidak, dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui apakah ada
perbedaan dari hasil data yang didapat. Detelah didapat hasil uji one-way ANOVA
atau Kruskal-Wallis, dilakukan uji Post Hoc untuk mengetahui data mana yang
diketahui berbeda bermakna maupun yang tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Hasil determinasi tanaman yang di lakukan, menunjukkan bahwa tanaman
yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis tanaman sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav.) (Lampiran 2).
Pembuatan Simplisia
Pembuatan simplisia diawali dengan pemanenan daun sirih merah. Daun
yang dipanen adalah daun yang muda sampai yang tua, kemudian di homogenkan
supaya daun yang digunakan tidak hanya yang muda dan yang tua melainkan semua
digunakan. Dilakukan sortasi basah untuk memisahkan dari pengotor dan benda-
benda asing seperti debu dan tanah. Pencucian dilakukan untuk membersihkan
kotoran yang tidak dapat dihilangkan saat proses sortasi basah. Di oven untuk
mengeringkan daun sampai mudah hancur ketika diremas. Bobot simplisia kering
yang dihancurkan dengan cara diremas adalah 31,21 gram. Dilakukan sortasi kering
untuk memisahkan simplisia dari simplisia yang kurang baik. Simplisia daun kering
diblender hingga menjadi serbuk kasar. Penimbangan menunjukkan bobot serbuk
simplisia daun sirih merah sebesar 42,03 gram. Tidak dilakukannya pengayakan
karena simplisia yang diinginkan adalah serbuk yang masih kasar.
Penetapan Kadar Air
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar air pada simplisia serbuk
daun sirih merah. Menurut Farmakope Indonesia (1995), kadar air yang dapat
diterima untuk simplisia kualitas baik ialah <10%. Metode yang dipilih dalam
penentuan kadar ini adalah dengan menggunakan alat Moisture Balance. Prinsip
kerja dari alat ini adalah Gravimetri (Salamah dan Widyasari, 2015). Hasil yang
didapat adalah kadar air simplisia daun sirih merah sebesar 8,616%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa simplisia daun sirih merah yang digunakan dalam penelitian
ini telah memenuhi syarat kadar air yang ditetapkan yaitu tidak labih dari 10%. Alat
Moisture Balance walaupun penggunaannya sederhana, namum memiliki
kelemahan, yaitu dapat mudah menguapkan minya atsiri yang ada di dalam
simplisia karena alat ini menggunakan suhu yang tinggi, yaitu mencapai 120oC.
Penetapan kadar air yang paling baik menggunakan destilasi toluen. Simplisia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
telah mengalami proses pengeringan perlu dilakukan penetapan kadar air untuk
mengetahui kandungan air yang terdapat di dalam serbuh simplisia. Kandungan air
yang tinggi dalam simplisia dapat menjadi media pertumbuhan kapang dan jamur
(Salamah dan Widyasari, 2015).
Pengujian Aktivitas Antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis dengan
metode difusi sumuran
Kontrol media dibuat untuk mengetahui dan memastikan bahwa pembuatan
media NA darah benar dan sudah aseptis. Sedangkan kontrol pertumbuhan dibuat
untuk mengetahui dan memastikan bahwa bakteri P. gingivalis dapat tumbuh
dengan baik pada media NA darah. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2 yaitu kontrol
media yang tidak terdapat adanya kontaminasi dan kontrol pertumbuhan
menunjukkan bakteri dapat tumbuh dengan baik pada media NA darah.
A B
Gambar 2. Kontrol Media dan Kontrol Pertumbuhan
Keterangan : A = Kontrol media NA darah , B = Kontrol pertumbuhan bakteri P.
gingivalis
Uji aktivitas antibakteri kombinasi infusa daun sirih merah dengan
klorheksidin glukonat 0,2% dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas
antibakteri terhadap bakteri P. gingivalis dengan menggunakan metode difusi
sumuran. Di dalam penelitian ini, dapat dikatakan memiliki aktivitas antibakteri
jika warna yang ditimbulkan disekitar lubang sumuran memiliki warna yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
muda atau warna yang berbeda dari sekitarnya. Hasil uji aktivitas antibakteri
ditunjukkan pada Tabel 1 serta Gambar 3 dan Gambar 4.
Tabel 1. Hasil Pengukuran diameter zona hambat
No Bahan Uji Rerata ± SD
1 Kontrol Positif 2,31 ± 0,07 cm
2 Kontrol Negatif 0 ± 0 cm
3 Infusa daun sirih merah 100% 0,6 ± 0 cm
4 Infusa daunsirih merah 50% 0,6 ± 0 cm
5 Kombinasi Infusa 100% + Klorheksidin 0,2% 2 ± 0 cm
6 Kombinasi Infusa 50% + Klorheksidin 0,2% 1,93 ± 0,02 cm
Keterangan : Diameter yang diukur termasuk lubang sumuran yaitu 0,6 cm
Gambar 3. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Kombinasi
Keterangan gambar : 1 = klorheksidin 0,2% + Infusa 100%, 2 = klorheksidin 0,2%
+ Infusa 50%, 3 = Kontrol positif (klorheksidin 0.1%), 4 = Kontrol Negatif
(Akuades)
12
3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 4. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Tunggal
Keterangan gambar : A = Infusa daun sirih merah 100%, B = Infusa daun sirih
merah 50%.
Berdasarkan gambar 3, dapat diamati bahwa kombinasi infusa daun sirih
merah dan klorheksidin 0,2% memiliki diameter zona hambat yang lebih kecil dari
kontrol positif. Kontol negatif yang berisi akuades tidak menunjukkan
terbentukknya zona hambat yang berarti akuades tidak memiliki aktivitas
antibakteri sebagai pelarut bahan uji. Diameter zona hambar yang terbentuk pada
kombinasi mempunyai kemampuan menghambat bakteri yang sedang karena
diameter yang terbentuk 10-20 mm atau 1-2 cm. Diameter zona hambat pada
kontrol positif dapat dikatakan sangat kuat karena diameter yang terbentuk ≥ 20
mm atau ≥ 2 cm (Nopiyanti, 2016). Sedangkan berdasarkan gambar 4, dapat diamati
bahwa infusa daun sirih merah tunggal tidak menghasilkan zona hambat. Dalam
penelitian yang di lakukan oleh Farida et al (2014) ekstrak etanol daun sirih merah
mengandung flavonoid, alkaloid, polifenolat, tannin dan minyak atsiri yang aktif
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Pangabdian et al (2012) infusa daun sirih merah mengandung
saponin. Dapat dikatakan bahwa infusa daun sirih merah tidak aktif terhadap bakteri
Gram negatif karena mengandung saponin, dimana saponin tidak terkandung dalam
ektrak etanol daun sirih merah yang aktif terhadap bakteri Gram negatif dan Gram
positif.
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Perhitungan Statistika Hasil Pengujian Aktivitas Antiakteri terhadap
Porphyomonas gingivalis
Data yang didapat diuji distribusi normalnya dengan melakukan uji Pearson
chi-square. Hasil yang didapat menunjukan nilai P > 0,05, yaitu 0,08326, 0,08326,
0,08326, dan 0,05551, sehingga data dinyatakan terdistribusi normal (Lampiran
3). Selanjutnya, data diuji dengan uji Levene yang menunjukkan hasil P < 0,05,
yaitu 0,0009645, sehingga data dinyatakan tidak terdistribusi secara homogen
(Lampiran 4). Karena data dinyatakan terdistribusi normal dan tidak terdistribusi
secara homogen lalu dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai P <
0,05 yaitu 0,01944 (Lampiran 5) yang berarti berbeda bermakna. Kemudian
dilanjutkan dengan uji Posthoc (Lampiran 6) untuk mengetahui hasil signifikansi.
Dari perhitungan hasil data statistika, didapatkan data terdistribusi normal
dan variaan homogen. Oleh karena itu dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan
hasil yang didapat nilai P < 0,05 yaitu 0,01944. Sehingga, ,menunjukkan adanya
perbedaan bermakna pada uji Kruskal-Wallis. Hal tersebut berarti kombinasi infusa
daun sirih merah dan klorheksidin 0,2% memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda
dengan infusa tunggal maupun klorheksidin 0,1% tunggal. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari hasil uji Post Hoc, nilai yang didapat pada kombinasi dengan tunggal P
< 0,05 yaitu 0,006. Selain itu, karena hasil diameter zona hambat kombinasi lebih
rendah dibandingkan klorheksidin 0,1% tunggal, diduga kombinasi senyawa pada
daun sirih merah dengan klorheksidin menyebabkan adanya interaksi antagonis.
Dapat dilihat dari hasil Rerata ± SD zona hambat kombinasi yaitu 2 ± 0 cm dan
1,93 ± 0,02 cm , sedangkan hasil Rerata ± SD zona hambat klorheksidin 0,1%
tunggal yaitu 2,31 ± 0,07 cm.
Kombinasi campuran senyawa dapat diklasifikasikan berdasarkan efek
kombinasi, menjadi sinergisme, antagonis, dan aditif. Antagonis adalah ketika
kombinasi campuran senyawa menghasilkan efek yang lebih rendah dari senyawa
individu atau tunggalnya (Bulusu, 2016). Namun, belum dapat dipastikan senyawa
apakah yang menyebabkan terjadinya interaksi antagonis pada kombinasi infusa
daun sirih merah dan klorheksidin 0,2% yang menyebabkan penurunan aktivitas
pada klorheksidin 0,2%. Khasiat antimikroba pada tanaman bergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
struktur kimia komponen aktif dan konsentrasinya. Ada berbagai komponen kimia
pada tanaman sebagai antimikroba antara lain senyawa fenolik seperti terpen,
alkohol alifatik, aldehid, keton, dan isoflavonoid. Sedangkan yang ditemukan di
daun adalah senyawa saponin dan flavonoid (Hayek et al, 2013). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Pangabdian dkk (2012) menyebutkan bahwa infusa daun sirih
merah (Piper crocatum) mengandung senyawa aktif, berupa saponin, suatu tipe dari
glikosida yang ditemukan di beberapa tanaman yang bersifat sebagai surfaktan.
Surfaktan tersebut dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga mampu untuk
melarutkan bahan senyawa organik, anorganik, dan mikroorganisme di saluran akar
pada gigi.
Sudah banyak penelitian mengenai kombinasi bahan alam dengan obat
sintetis yang memberikan efek sinergis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Prabhakar (2013) untuk terapi penyakit diabetes melitus dilakukan terapi kombinasi
obat komersial dengan fitokimia untuk mengurangi efek samping yang diakibatkan
penggunaan obat antidiabetes. Penelitian yang dilakukan oleh Ofokansi et al
(2012), menyebutkan bahwa kombinasi ektrak atau fraksi metanol dengan obat
standar ciprofloxacin, menghasilkan efek sinergis dalam banyak rasio kombinasi
terhadap organisme uji dan memiliki banyak implikasi terapetik dalam pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Terdapat juga penelitian mengenai kombinasi yang menghasilkan efek
antagonis. Penelitian yang dilakukan oleh Semeniuc et al (2016) menyebutkan
bahwa kombinasi Esensial Oil Thyme dengan Esensial oil peterseli, lovage, dan
kemangi menunjukkan pengurangan aktivitas antibakteri dari Esensial oil Thyme.
Oleh karena itu, disarankan untuk digunakan secara tunggal sebagai antibakteri.
Esensial oil Thyme menghasilkan persentase potensi antbakteri tertinggi dari
semua bahan yang diuji.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan ini, kombinasi infusa daun sirih
merah dengan klorheksidin glukonat 0,2% memiliki aktivitas antibakteri yang
berbeda bermakna dengan infusa tunggal dan klorheksidin 0,1% yang dapat dilihat
dari uji Kruskal Wallis dimana nilai P<0,05. Hasil diameter zona hambat yang
terbentuk antara kombinasi infusa daun sirih merah 100% dan klorheksidin 0,2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
jika dibandingkan dengan kombinasi infusa daun sirih merah 50% dan klorheksidin
0,2% terdapat perbedaan yang tidak bermakna berdasarkan hasil uji Post Hoc,
dimana P>0,05. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa konsentrasi tinggi atau rendah
dari infusa daun sirih merah tidak menimbulkan efek antibakteri yang berbeda jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini didapatkan Rerata ± SD dari diameter zona hambat
kombinasi infusa 100% dan 50% dengan klorhexidin 0,2% yaitu secara berturut-
turut 2 ± 0 cm dan 1,93 ± 0,02 cm. Aktivitas antibakteri kombinasi infusa daun sirih
merah dan klorhexidin 0,2% berbeda dengan infusa tunggal dan klorhexidin 0,1%
tunggal terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis dilihat dari uji Kruskal-Wallis
nilai P < 0,05 yaitu 0,01944. Kombinasi infusa dan klorhexidin 0,2% memiliki sifat
antagonis, yaitu efek yang dihasilkan lebih rendah dibanding dengan klorhexidine
0,1% tunggal.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa apakah
yang kemungkinan menyebabkan interaksi antagonis, yang menyebabkan
penurunan aktivitas antibakteri pada Chlorhexidine 0,2%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdallah, E.M., 2011, Plants: An alternative source for antimicrobials. Journal ofApplied Pharmaceutical Science, 01(06), 16-20.
Amalia, H., Sitompul, R., Huntauruk, J., Andrianjah, and Mun’im, A., 2009,Effevtivenes of Piper betle infusion as a palpebral skin antiseptic, UniversaMedica, Vol 28 no 2.
BPOM, 2011, Acuan Sediaan Herbal, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI,Jakarta, 3.
Bulusu, K.C., Guha, R., Mason, D.J., Lewis, R.P.I., Muratov, E., Motamedi, Y.K.,Cokol, M., and Bender, A., 2016, An Overview of State of The Art inPredictive Modelling of Compound Combination Activity and The Valueand Significance of Systems Informatics in Identifying Combinations forTherapeutic Purposes, vol. 21 (2), Elsevier Ltd., USA, 226.
Carmona, F., and Pereira, A.M.S., 2013, Herbal medicines: old and new concepts,truths and misunderstandings, Brazilizn Journal of Pharmacognosy, 23(2),379-385.
Garcia-Palencia, P., Garza-Ramos, M.A., Galindo-Rodriguez, S.A., Oranday-Cardenas, A., Leos-Rivas, C., Verde-Star, M.J., and Rivas-Morales, C.,2016. Antimocrobial Effect of the Methanolic Extract Psacalliumdecompositum on Periodontopathogenic Bacteria, International jaournal ofPharmacology, 12(7), 737-742.
Hayek, S.A., et al., 2013, Antimicrobial Natural Products, Formatex FoodMicrobiology and Biotechnology Laboratory.
Hemaiswarya, S., 2008, Synergism Between Natural Products and AntibioticsAgainst Infection Disease, ScienceDirect, 639 – 652.
Hussain, M et al, 2015, P.gingivalis in Periodontal Disease and Atherosclerosis-Scenes of Action for Antimicrobial Peptides and Complement, Frontiers inImmunology.
Kulik, E.M., et al., 2014, Development of resistance of mutans streptococci andPorphyromonas gingivalis to chlorhexidine digluconate and aminefluoride/stannous fluoride-containing mouthrinses, in vitro, Clin OralInvest.
Mysak, J., et al., 2014, Porphyromonas gingivalis: Major PeriodontophaticPathogen Overview, Journal of Immunology Research.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ofokansi, K.C., Attama, A.A., Uzor, P.F., and Ovri, M.O., 2012, AntibacterialActivities of Combined Leaf Extract of Phyllanthus muellerianusand andCiprofloxain against Urogenitall Isolates of Staphylococcus aureus, ClinicalPharmacology & Biopharmacutics, vol 1 (4)
Pangabdian, F., Soetanto, S., and Suardita, K., 2012, The Effective Concentrationof Red Betel Leaf (Piper crocatum) Infusion as Toot Canai IrrigantSolution, Dental Journal, Vol 45 no 1.
Prabhakar, P.K., et al., 2014, Combination therapy : A New Strategy to ManageDiabetes and its Complications, Pytomedicine, vol 21, 123-130.
Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., and Ilmiawan M.I., 2016,Perbandingan Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithoniadiversifolia (Hamsley) A. Gray) dan Metformin pada Tikus yang DiinduksiAloksan, vol. 43 (2), Continuing Professional Development,92.
Nopiyanti, T.H., Agustriani, F., dan Melki, 2016, Skrining Nypa fruticans SebagaiAntibakteri Bacillus subtillis, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,Naspari Journal, 8(2):83-90.
Nurmalina, R., 2012, 24 Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda, PT Elex MediaKomputindo, Jakarta, 291-292.
Ramadhan, N.S., Rasyid, R., dan Sy, E., 2015, Daya Hambat Ekstrak Daun Pegagan(Cetella asiatica) yang Diambil di Bayusangkar terhadap PertumbuhanKuman Vibrio cholerae secara In Vitro, Jurnal Kesehatan Andalas,4(1).
Reveny, J., 2011, Daya Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Daun Siriih Merah ( Piperbetle Linn.), Jurnal Ilmu Dasar, Vol.12 No. 1, 6-12.
Salamah, N., dan Widyasari, E., 2015, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol DaunKelengkeng (Euphoria longan (L) Steud.) dengan Metode PenangkapanRadikal 2,2’-Difenil-1-Pikrilhidrazil, Pharmaciana, Vol 5 no 1, 25-34.
Semeniuc, C.A., Pop, C.R., and Rotar, A.M., 2016, Antibacterial activty andinteractions of plant essential oil combinations againts Gram-positive andGram-negative bacteria, Journal of Food and Drug Analysis, 403-408.
Sendy, V.A.A., Pujiastuti, P., dan Ermawati, T., 2014, Daya Antibakteri EkstrakDaun Sirih Merah (Pipper Crocatum) Terhadap Porphyromonas Gingivalis,Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran
Lampiran 1. Sertifikat Hasil Uji Isolasi dan Identifikasi Bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 2. Surat Keterangan Determinasi Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 3. Hasil Uji Pearson chi-square
Lampiran 4. Hasil Uji Levene
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis
Lampiran 6. Hasil Uji Post Hoc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Biografi Penulis
Kombinasi Infusa Daun Sirih Merah (Piper crocatumRuiz & Pav. ) Dengan Chlorhexidine Gluconate 0,2%Terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis ” memilikinama lengkap Casanti Wiji Rahayu, lahir di Pati padatanggal 7 Februari 1995, merupakan anak pertama daridua bersaudara pasangan Andreas Subiyono dan RatnaDewi Yuliani. Pendidikan formal yang ditempuh penulisyaitu TK Kemala Bhayangkari 43 Pati (2000-2001),pendidikan tingkat sekolah dasar di SD BOPKRIGondolayu Yogyakarta (2001-2007), pendidikanSekolah Menengah Pertama di SMP BOPKRI 3Yogyakarta (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikansarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun2013. Semasa perkuliahan, penulis mengikuti UKF yaitu paduan suara fakultasVeronica. Pernah terlibat dalam kepanitiaan sebagai koordinator divisi Dana danUsaha (2014 dan 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related