plagiat merupakan tindakan tidak terpujiwanita dewasa awal dan wanita dewasa madya skripsi diajukan...
Post on 10-Jan-2020
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA
WANITA DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
109114100
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA
DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
NIM : 109114100
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 .........................
Penguji 2 .........................
Penguji 3 .........................
Yogyakarta, ……………………
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Bagaikan kuncup mawar waktunya mekar
Percayalah…
Tuhan jadikan semua indah pada waktuNya
Anak muda yang hebat
Memberanikan diri saat takut
Merajinkan diri saat malas
-Mario Teguh-
As long as there is life
There is hope
-Tamora Pierce-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan
Yesus Kristus dan Bunda Maria
Mami, Papi, Nona, dan Oeni yang senantiasa
mendukung
Kekasih yang setia menemani
Dosen Pembimbing yang selalu memberi
masukan
Fakultasku, Psikologi USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA
DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada
wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
komparatif yang melibatkan 100 subjek. Subjek dalam penelitian ini merupakan perempuan
berusia 20-60 tahun, telah menikah dan tinggal di Yogyakarta. Untuk pengambilan data, peneliti
menggunakan Skala Kepuasan Perkawinan yang memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,963.
Data kemudian dianalisis dengan uji parametrik independent sample t-test. Hasil analisis statistik
menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan
wanita dewasa madya (Sig. = 0,461, p > 0.05).
Kata kunci : tingkat kepuasan perkawinan, wanita, dewasa awal, dewasa madya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DIFFERENT LEVELS OF MARITAL SATISFACTION ON EARLY
ADULT WOMEN AND MIDDLE ADULT WOMEN
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
ABSTRACT
This research aimed to know different levels of marital satisfaction on early adult women
and middle adult women. This research was a quantitative comparative research that involved 100
subjects. The subjects were married women whose ages are 20-60 years old and live in
Yogyakarta. The researcher used Marital Satisfaction Scale with reliability coefficient is 0.963.
Data were analyzed using parametric independent sample t-test. According to the result of statistic
analysis, there were no different levels of of marital satisfaction on early adult women and middle
adult women (Sig. = 0,461, p > 0.05).
Keywords : levels of marital satisfaction, women, early adults, middle adults
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perbedaan
Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa
Madya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pemilihan kepuasan perkawinan sebagai topik skripsi berawal dari keprihatinan
penulis akan maraknya kasus perceraian pada wanita berlatarkan kurangnya
keharmonisan dan kepuasan yang semakin meningkat belakangan ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi orang banyak, terutama bagi para
wanita. Selain itu, penulis juga berharap skripsi ini dapat memunculkan lebih
banyak penelitian mengenai kepuasan perkawinan sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan akibat tidak adanya kepuasan tersebut bisa diantisipasi.
Penulisan skripsi ini tentunya dapat selesai berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bpk. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan juga dosen pembimbing akademik.
2. Ibu Ratri Sunar Asusti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Ibu Dra. Lusia Paratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas kesabaran, perhatian, bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Segenap Bapak / Ibu staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
5. Ibu Sylvia Carolina MYM, M.Si., atas kesediaannya membimbing penulis.
6. Mami, Papi, Oeni, Nona, K Melky, Al. Terima kasih atas kasih sayang, doa,
semangat, dan dukungan yang tak pernah berhenti diberikan selama ini.
7. Mama Tien, Om No, Ka Nona, Ka El, Ewin dan semua kakak-kakak di
Jakarta yang telah memberikan doa, perhatian, dan semangat selama ini.
8. Calvin Alberto Fanggidae, pacar yang terkasih. Terima kasih untuk segenap
cinta, kesabaran, semangat, perhatiannya. Terima kasih juga untuk bantuan
dan waktunya selama ini.
9. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma : Bu Nanik, Mas
Gandung, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Donny, dan semua student staff
(Arum, Nety, Yoan, Cilla, Clara, Hervy) yang telah membantu kelancaran
proses penyelesaian skripsi ini.
10. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma, di Kampus Paingan dan
Kampus Mrican.
11. Untuk Om Moris, Tante Tutik, Mima, Alo, Tyas, dan Bu Susi yang telah
membantu proses pengambilan data.
12. Untuk Miss Agatha, Miss Tris, Ifa serta seluruh staf pengajar di TK Ceria.
Terima kasih sekali atas bantuan dan kerja samanya dalam pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Untuk semua responden yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas waktunya mengisi kuesioner penelitian.
14. Untuk para sahabatku, Marcella, Lorensia, Yohanna, Celly. Terimakasih
untuk waktu luar biasa yang telah kita habiskan bersama
15. Seluruh teman-teman angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma, terutama (Engger, Mb Anna, Hilda, Maya, Monic, Mega, Shella)
terima kasih untuk sharing, masukan, dan bantuannya.
16. Seluruh pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dalam bidang psikologi yang terkait dengan kepuasan perkawinan.
Yogyakarta, 23 Oktober 2015
Penulis
(Caecilia Adelina lestari Ndaumanu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR SKEMA ..........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 10
A. Kepuasan Perkawinan ............................................................. 10
1. Perkawinan .......................................................................... 10
2. Kepuasan Perkawinan ......................................................... 11
3. Aspek-Aspek Kepuasan Perkawinan ................................... 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan perkawinan . 18
B. Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ................. 21
1. Wanita Dewasa Awal .......................................................... 21
2. Wanita Dewasa Madya........................................................26
C. Dinamika Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada
Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ................ 29
D. Skema Penelitian ..................................................................... 36
E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 38
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 38
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 38
1. Variabel Tergantung ............................................................ 38
2. Variabel Bebas ..................................................................... 38
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 38
1. Tingkat Kepuasan Perkawinan ............................................ 38
2. Tahapan Usia Subjek ........................................................... 40
D. Subjek Penelitian ..................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Metode dan Instrumen Penelitian ............................................ 41
F. Kredibilitas Instrumen Penelitian ............................................ 42
1. Uji Validitas ......................................................................... 42
2. Analisis Aitem ..................................................................... 44
3. Uji Reliabilitas ..................................................................... 46
G. Metode Analisis Data .............................................................. 47
1. Uji Asumsi ........................................................................... 47
a. Uji Normalitas ................................................................. 47
b. Uji Homogenitas ............................................................. 48
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 49
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 49
B. Deskripsi Subjek Penelitian..................................................... 49
C. Hasil Penelitian........................................................................ 51
1. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 52
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 53
D. Analisis Tambahan .................................................................. 56
E. Pembahasan ............................................................................. 57
BAB V PENUTUP ................................................................................... 60
A. Kesimpulan ............................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................ 60
1. Bagi Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ..... 60
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
LAMPIRAN ........................................................................................................ 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kepusan Perkawinan .......................................... .42
Tabel 2.Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Try-out ..................... 43
Tabel 3. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Sesudah Try-out ..................... 45
Tabel 4. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Final ....................................... 46
Tabel 5. Data Statistik Reliabilitas Sebelum dan Sesudah Seleksi Aitem ........... 47
Tabel 5a. Data Statistik Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem .............. 47
Tabel 5b. Data Statistik Reliabilitas Sesudah Seleksi Aitem .............. 47
Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 50
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 51
Tabel 8. Ringkasan Uji Normalitas ...................................................................... 53
Tabel 8a. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Awal ................ 53
Tabel 8b. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Madya ............. 53
Tabel 9. Ringkasan Uji Homogenitas .................................................................. 54
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Independent Sample T-test ................................. 54
Tabel 11. Ringkasan Hasil Perbandingan antar Aspek Kepuasan Perkawinan ... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Dinamika Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Wanita
Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya..................................36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Try-out ............................ 67
Lampiran 2 Skala Kepuasan Perkawinan Sesudah Try-out ............................ 78
Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Skala Kepuasan
Perkawinan .................................................................................. 90
Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Skala Kepuasan
Perkawinan .................................................................................. 90
Lampiran 4 Hasil SPSS Uji Analisis dan Uji Hipotesis.................................. 95
Lampiran 5 Hasil SPSS Data Analisis Tambahan .......................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap individu yang menikah pasti ingin mendapatkan kepuasan
dalam perkawinanya. Kepuasan perkawinan merupakan kondisi dimana
seseorang mendapatkan manfaat dari pasangannya dalam kehidupan
perkawinan (Stone & Shackelford, 2007). Hawkins (dalam Pujiastuti &
Retnowati, 2004) mengemukakan bahwa, kepuasan perkawinan merupakan
perasaan subyektif yang dirasakan seseorang berkaitan dengan aspek dalam
perkawinan, seperti rasa bahagia dan puas, serta pengalaman yang
menyenangkan bersama pasangan. Kepuasan perkawinan menjadi salah satu
penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990).
Menurut Larson dan Holman (1994), kepuasan perkawinan yang tinggi akan
meningkatkan kualitas dan menjaga stabilitas perkawinan itu sendiri.
Semakin tinggi tingkat kepuasan dan komitmen pasangan dalam
perkawinannya semakin pasangan tersebut ingin mempertahankan
perkawinanya (Clements dkk dalam Hirschberger, 2009).
Kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya yaitu, gender (Cohen, Geron, & Farchi, 2009; Kurdek,
2005;), durasi perkawinan (Gottman & Levenson, 2000), tahapan usia
(Gorchoff dkk, 2008) dan latar belakang pendidikan (Papalia dkk, 2014).
Faktor lain yang berpengaruh antara lain, faktor pra perkawinan (Larson dan
Holman, 1994), dan kepribadian (Sari dkk, 2012). Selain itu komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Wismanto, 2004), komunikasi (Fincham, 2004), dan proses kognitif (Hojati
dkk, 2014) juga disebutkan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.
Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan kepuasan perkawinan
yaitu gender. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat perbedaan tingkat
kepuasan perkawinan pada wanita dan laki-laki. Perbedaan ini terletak pada
aspek emosional atau afeksi (Helgeson, 2012). Keterlibatan secara emosional
dalam sebuah hubungan dapa mempenharuhi kualitas dan stabilitas dari
hubungan itu (Waller dalam Helgeson, 2012). Penelitian Sprecher dkk (dalam
Helgeson, 2012) menunjukkan bahwa dalam suatu hubungan, wanita lebih
terlibat secara emosional dibandingkan laki-laki. Helgeson (2012)
menambahkan, keterlibatan emosional ini harus seimbang antara laki-laki dan
perempuan. Jika hanya salah satu pasangan yang lebih terlibat secara
emosional maka hal ini berpengaruh pada ketidakstabilan hubungan, hal ini
terutama lebih berpengaruh pada perempuan.
Peran gender juga menentukan perbedaan kepuasan perkawinan pada
wanita dan laki-laki. Wanita lebih fokus pada orang-orang disekitar dirinya,
hal ini yang menyebabkan emosi dan perilaku orang lain mempengaruhi
emosi dan perilaku seorang wanita. Sementara laki-laki lebih berfokus pada
diri sediri sehingga emosi dan perilaku laki-laki lebih ditentukan oleh hal-hal
yang berhubungan dengan diri sendiri (Helgeson, 2012). Bagi wanita
kemampuan suami dalam mengkomunikasikan emosi berpengaruh terhadap
kepuasan perkawinannya, sementara bagi laki-laki kemampuan sang istri
dalam mengkomunikasikan emosi tidak mempengaruhi kepuasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perkawinannya (Cordova dkk dalam Helgeson, 2012). Emosi dari suami juga
berpengaruh terhadap emosi istri sedangkan emosi istri tidak mempengaruhi
emosi suami (Larson dan Pleck dalam Helgeson, 2012). Wanita akan
merasakan kepuasan dalam perkawinannya apabila suaminya menunjukkan
perhatian dan ekspresi emosi yang positif (Wilcox dan Nock dalam Papalia
dkk, 2014).
Perbedaan kepuasan perkawinan pada wanita dan laki-laki juga
dipengaruhi oleh dimensi keadilan (Helgeson, 2012). Helgeson menjelaskan,
keadilan dalam perkawinan terjadi apabila pasangan merasa apa yang
diberikan dan apa yang didapatkannya dari perkawinan seimbang dengan apa
yang diberikan dan didapatkan oleh pasangannya. Penelitian DeMaris (dalam
Helgeson, 2012) menunjukkan dimensi keadilan lebih tampak berpengaruh
pada wanita dibandingkan laki-laki. Wanita yang merasa mendapatkan
manfaat yang lebih dibandingkan pasangannya cenderung memiliki kepuasan
perkawinan yang rendah, sedangkan wanita yang merasa mendapatkan
manfaat yang kurang dibandingkan pasangannya cenderung ingin bercerai.
Penelitian longitudinal yang dilakukan Wamboldt dan Reiss (dalam
Larson dan Holman, 1994) menunjukkan bahwa karakter kepribadian istri
lebih mempengaruhi kestabilan dari suatu perkawinan dibandingkan karakter
kepribadian dari suami. Oleh karena itu stabil atau tidaknya suatu perkawinan
lebih banyak dipengaruhi oleh penilaian dari seorang istri. Selain itu, data
perceraian di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan jumlah kasus
perceraian yang diajukan oleh wanita lebih besar dibandingkan laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(13,84% : 1,14%, BPS 2009-2013). Hal tersebut menjelaskan mengapa
wanita cenderung merasa tidak puas terhadap perkawinanya dibandingkan
laki-laki. Berdasarkan data dan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
tingkat kepuasan perkawinan pada wanita.
Selain gender, tahapan usia juga berperan dalam mempengaruhi
tingkat kepuasan perkawinan. Banyak penelitian mengenai tingkat kepuasan
perkawinan serta hubungannya dengan tahapan usia yang sudah dilakukan
namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten
atau bertentangan. Sebagai contoh penelitian Gilford dan Bengston (1979)
menemukan perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada pasangan yang
berada dalam tahapan usia dewasa awal dan tahapan usia dewasa madya
dimana pasangan dewasa awal menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan pada tahapan usia dewasa
madya. Tahapan usia dewasa awal dimulai pada usia 20-an sampai kira-kira
usia 40-an, pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis serta
berkembangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1990). Pada masa ini
individu akan melewati tahap pertama dari siklus kehidupan berkeluarga yaitu
meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri. Setelah
melewati tahap pertama, individu akan memasuki tahap kedua yaitu
membentuk keluarga melalui perkawinan sebagai pasangan suami istri yang
baru (Santrock, 2002). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan individu
dewasa awal yaitu memilih pasangan dan hidup berkeluarga (Havighurst,
dalam Mappiare, 1983; Erikson dalam Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Beberapa penelitian menunjukkan kepuasan perkawinan mencapai
puncaknya pada awal kehidupan perkawinan dimana individu berada pada
tahapan usia dewasa awal (Gilford & Bengston, 1979; Gottman & Notarius,
2000; Karney & Bradbury, 1995; DeGenova, 2008). Serupa dengan hasil
penelitian diatas, penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Orbuch dkk
(dalam Hirschberger (2009) menemukan bahwa, kepuasan perkawinan dari
masa dewasa awal hingga masa dewasa akhir membentuk kurva U, yang
berarti kepuasan perkawinan mencapai puncak pada tahapan usia dewasa
awal, menurun secara perlahan pada masa dewasa madya dan kemudian
meningkat lagi pada masa dewasa akhir (White & Booth, 1991). Hal ini
dikarenakan pasangan yang berada pada tahap awal perkawinan menjaga
keromantisannya dengan cara sering bercinta, berbicara secara terbuka, dan
menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama (Benokraitis, 1996).
Bertolak belakang dengan hal diatas, penelitian Gorchoff dkk (2008)
menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya
mengalami peningkatan dibandingkan tahapan usia dewasa awal. Tahapan
usia dewasa madya berada pada rentang usia 40-an hingga 60-an (Hurlock,
1990). Masa dewasa madya biasanya ditandai dengan perubahan fisik seperti
tanda menopaus (Santrock, 2002). Pada masa ini individu memiliki tugas
perkembangan diantaranya membantu serta mengarahkan generasi berikutnya
menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai serta mempertahankan prestasi
yang memuaskan, termasuk didalamnya mempertahankan perkawinannya
(Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Beberapa hal yang menjelaskan mengapa tingkat kepuasan
perkawinan pada tahapan usia dewasa madya lebih tinggi dibandingkan
tahapan usia dewasa awal, diantaranya pasangan pada tahapan usia dewasa
awal dianggap masih perlu melakukan penyesuaian dalam kehidupan
perkawinan (Hurlock, 1990). Wanita pada tahapan usia dewasa awal juga
mengalami perubahan status dari belum menikah menjadi menikah, hal ini
mengubah pola peran serta kehidupan mereka (Fisher dalam Trokan, 1998).
Perubahan dalam perkawinan ini lebih signifikan tampak pada wanita dimana
terjadi pergeseran peran dari wanita single menjadi seorang ibu. Masalah-
masalah yang berkaitan dengan pembagian peran yang tidak merata serta
tidak adanya dukungan dari suami pada masa ini bisa memicu konflik dan
menyebabkan wanita merasakan kepuasan perkawinan yang rendah (Dew &
Wilkox, 2011).
Dari segi emosi, wanita pada tahapan usia dewasa awal (27 tahun
sampai 35 tahun) lebih sering mengalami ketidakstabilan emosi dibandingkan
wanita pada tahapan usia dewasa madya karena pada masa tersebut individu
banyak menghadapi masalah terkait usaha untuk menjaga kelanggengan
pernikahan (Mappiare, 1983). Sedangkan wanita pada tahapan usia dewasa
madya mengalami pematangan dari segi emosi, lebih toleran terhadap
pasangan, dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan perkawinannya
(Salkind, 2009). Rasa aman, kesetiaan dan daya tarik emosional merupakan
elemen yang penting pada perkawinan di masa dewasa madya (Santrock,
2002). Pasangan saling berbagi pengetahuan, dan menerima tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
demi kepuasan bersama, Bersheid (dalam Santrock, 2002). Selain itu salah
satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kepuasan perkawinan pada
tahapan usia dewasa madya berkaitan dengan sindrom sarang kosong. Pada
tahapan usia ini wanita memiliki lebih sedikit tanggung jawab di rumah
karena anak-anak sudah beranjak dewasa (Desmita, 2006). Keadaan ini bisa
memberi kesempatan hidup yang baru bagi pasangan pada masa dewasa
madya yang tidak memiliki waktu bersama pasangan pada saat usia dewasa
awal karena harus mengurusi anak. Pada perkawinan yang baik, masa ini
dapat digunakan oleh pasangan untuk lebih banyak menghabiskan waktu
yang berkualitas bersama pasangannya (Papalia, Olds & Feldman, 2014).
Berdasarkan uraian dan data diatas, terlihat bahwa hasil penelitian
mengenai tingkat kepuasan perkawinan yang sudah banyak dilakukan
menunjukkan hasil yang bertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan
tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal lebih tinggi
dibandingkan tahapan usia dewasa madya (Gilford & Bengston, 1979;
Gottman & Notarius, 2000; Karney & Bradbury, 1995; DeGenova, 2008),
sementara itu penelitian lainnya menunjukan tingkat kepuasan perkawinan
pada tahapan usia dewasa madya lebih tinggi dibandingkan tingkat kepuasan
perkawinan pada tahapan usia dewasa awal (Gorchoff dkk, 2008; Salkind,
2009; Desmita, 2006). Untuk itu, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan
tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal dan tahapan usia
dewasa madya khususnya pada wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa
awal dan wanita dewasa madya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita
dewasa madya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Psikologi
khususnya Psikologi Perkawinan dan Keluarga mengenai gambaran
tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan dewasa
madya serta perbedaan keduanya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Wanita Dewasa Awal
Apabila terdapat perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada
wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya, maka wanita pada
tahapan usia dewasa awal diharapkan bisa memenuhi aspek-aspek
kepuasan pada rentang usia terutama dewasa awal sehingga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menghindari ketegangan emosi yang berujung pada rendahnya
tingkat kepuasan perkawinan.
b. Bagi Wanita Dewasa Madya
Apabila terdapat perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada
wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya, maka wanita pada
tahapan usia dewasa madya diharapkan mampu mempertahankan
pemenuhan aspek-aspek kepuasan dalam perkawinan sehingga dapat
menjaga kualitas serta stabilitas perkawinannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Perkawinan
1. Perkawinan
Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
menyatakan bahwa, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Landis & Landis (1963) menyebutkan
pengertian perkawinan sebagai suatu komitmen antara sepasang manusia
yang dimaksud adalah laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama.
Yuwana dan Maramis (1991) menjelaskan perkawinan sebagai suatu
kesatuan yang menjanjikan keakraban dan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan interpersonal. Tujuan dari perkawinan adalah penyatuan dan
dalam proses penyatuan itu suami dan istri diharapkan dapat mencapai
kebahagiaan perkawinan. Perkawinan adalah relasi personal antara
seorang pria dan wanita yang mempu membangun persahabatan personal
yang intensif dan ada hubungan timbal balik (Raharso, 2008).
Secara garis besar perkawinan dapat didefinisikan sebagai suatu
ikatan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang berkomitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing serta memiliki tujuan untuk
mencapai kebahagiaan dan kepuasan perkawinan.
2. Kepuasan Perkawinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan berarti merasa
senang, merasa lega dan gembira karena sudah terpenuhinya hasrat hati.
Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai sikap positif individu
terhadap sesuatu, yang timbul berdasarkan penilaiannya terhadap hal
tersebut. Secara umum kepuasan berarti perasaan senang karena
terpenuhinya keinginan atau kebutuhan seseorang terhadap suatu objek.
Kepuasan merupakan hasil dari penyesuaian antara harapan dan kenyataan
(Klemer dalam Andhianita & Andayani, 2005). Apabila sesuatu terjadi
sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan menimbulkan kepuasan.
Secara garis besar kepuasan dapat didefinisikan sebagai reaksi positif dari
seseorang karena harapannya terhadap sesuatu terpenuhi.
Beberapa ahli menyebutkan kepuasan perkawinan sebagai
kebahagiaan perkawinan (Hurlock, 1990; Santrock, 2002; Papalia, 2014).
Hawkins (dalam Olson dan Hamilton, 1983) menjelaskan bahwa kepuasan
perkawinan yaitu perasaan bahagia, puas, dan senang yang bersifat
subyektif yang dirasakan oleh pasangan suami istri sehubungan dengan
aspek-aspek yang terdapat dalam perkawinan. Wood dan Rhodes (1989)
berpendapat, kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif dari
individu terhadap pengalaman yang didapatkan dari hubungan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Menurut Snyder (1979), kepuasan perkawinan adalah sejauh mana suami
dan istri menilai aspek-aspek dalam hubungan perkawinannya. Sadarjoen
(2005) menambahkan, kepuasan perkawinan dapat tercapai apabila kedua
pasangan mampu memenuhi kebutuhan pasangan masing-masing.
Atchley (Kulik, 2002) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan
adalah persepsi individu terhadap kualitas perkawinannya. Kepuasan
perkawinan merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan manfaat
dari pasangannya dalam kehidupan perkawinan (Stone & Shackelford,
2007). Semakin besar manfaat yang diperoleh dari suatu perkawinan maka
kepuasan perkawinan akan semakin tinggi.
Menurut Lasswell dan Lasswell (1987), kepuasan perkawinan
merupakan salah satu cara mengukur baik buruknya suatu perkawinan.
Pendapat Lasswell tersebut didukung oleh Chappel dan Leigh dalam
Pujiastuti dan Retnowati (2004), yang menyatakan bahwa kepuasan
perkawinan merupakan evaluasi subjektif terhadap kualitas perkawinan.
Apabila pasangan puas terhadap perkawinan maka berarti keinginan dan
tujuan dalam perkawinan sudah terpenuhi dan kehidupan terasa lebih
lengkap.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa
kepuasan perkawinan merupakan reaksi atau perasaan senang yang
diperoleh oleh suami maupun istri karena terpenuhinya kebutuhan dan
harapan keduanya dalam kehidupan perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Aspek-aspek Kepuasan Perkawinan
Rosen-Grandon dkk (2004) menjabarkan tiga aspek yang
menentukan kepuasan perkawinan yaitu cinta, kesetiaan, dan nilai
kebersamaan. Ketiga aspek ini masing-masing memiliki indikator
diantaranya sebagai berikut.
a. Cinta
Komponen cinta terdiri atas komunikasi dan afeksi, yaitu rasa nyaman
yang dirasakan pasangan saat saling membagi dan menerima
informasi. Komunikasi meliputi keterbukaan, kejujuran, saling percaya
dan menjadi pendengar yang baik. Afeksi meliputi saling
menghormati, kemampuan memaafkan, menunjukkan perasaan,
memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan pasangan.
b. Kesetiaan
Komponen kesetiaan terdiri atas sikap berkomitmen terhadap
perkawinan, dan mampu membangun keintiman bersama pasangan.
c. Nilai-nilai bersama
Nilai-nilai bersama meliputi aturan yang telah disepakati oleh suami
maupun istri dalam hal kepercayaan kepada Tuhan, kesepakatan dalam
menyelesaikan konflik, pengambilan keputusan bersama dalam
manajemen konflik dan dalam hal berbagi peran mendidik anak.
Sementara itu, Wismanto (2004), menjabarkan karakteristik
kepuasan perkawinan sebagai berikut:
a. Kesediaan berkorban untuk menerima perilaku pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Penyesuaian diadik, yaitu suami dan istri saling melakukan
penyesuaian dalam perkawinannya.
c. Kesetaraan pertukaran, yaitu keuntungan dari hasil hubungan suami-
istri sesuai kontribusi yang telah diberikan masing-masing pasangan.
Artinya pasangan merasakan kepuasan dari hubungan perkawinan
tersebut.
d. Persepsi terhadap perilaku pasangan, yaitu bagaimana cara pasangan
memandang perilaku pasangan dengan lebih positif.
Menurut Collins & Coltrane (1991), beberapa karakteristik
perkawinan yang memuaskan diantaranya yaitu, saling percaya, saling
memahami, kehidupan seks yang menyenangkan, adanya anak, kesamaan
minat, berbagi pekerjaan rumah tangga, kehidupan ekonomi yang cukup.
Lewis & Spanier dalam Rosen-Grandon dkk (2004) menambahkan,
terdapat tiga proses interaksi yang terjadi dalam perkawinan yang
memuaskan diantaranya pengambilan keputusan bersama, perasaan saling
memiliki antar pasangan dan saling mengekspresikan afeksi terhadap
pasangannya.
Sementara itu, Myers dalam Desmita (2006) mengatakan, suatu
hubungan akan langgeng apabila didasarkan pada persamaan minat dan
nilai, saling berbagi perasaan dan dukungan materi, serta secara intim
membuka diri terhadap pasangan. Kebahagiaan perkawinan juga dapat
tercapai apabila terjadi peningkatan sumber daya ekonomi, pengambilan
keputusan yang setara, sikap gender non tradisional, dan pembagian tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
rumah tangga yang merata (Papalia dan Feldman, 2014). Robinson &
Blanton (1993) juga mengungkapkan karakteristik dari kehidupan
perkawinan yang bahagia yaitu adanya keintiman, komitmen, komunikasi,
kesetaraan gender, dan kesamaan orientasi agama.
Fowers & Olson (1993) menjabarkan 10 aspek perkawinan yang
memuaskan diantaranya:
a. Komunikasi
Laswell (1991) membagi komunikasi perkawinan menjadi lima
elemen dasar, yaitu: keterbukaan diantara pasangan, kejujuran
terhadap pasangan, kemampuan untuk mempercayai satu sama lain,
sikap empati terhadap pasangan, dan kemampuan menjadi pendengar
yang baik (listening skill).
b. Waktu luang
Aspek ini meliputi harapan-harapan dalam mengisi waktu luang
bersama pasangan dan apakah suatu kegiatan dilakukan sebagai
pilihan individu atau pilihan bersama.
c. Orientasi keagamaan
Meliputi sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan pada suatu
agama termasuk cara mendidik anak sesuai aturan keagamaan.
d. Strategi menangani konflik
Meliputi sikap saling mendukung dan percaya pada pasangan serta
berdiskusi dalam mencapai penyelesaian masalah.
e. Manajemen keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berkaitan dengan cara pasangan mengatur keuangan, bentuk-bentuk
pengeluaran dan pembuatan keputusan tentang keuangan.
f. Orientasi seksual
Meliputi kemampuan mengungkapkan hasrat dan cinta, dan mengenali
tanda-tanda yang diberikan pasangan sehingga dapat tercipta kepuasan
seksual, memahami kebutuhan seksual pasangan.
g. Keluarga dan Teman
Hal ini meliputi harapan dan perasaan senang menghabiskan waktu
bersama keluarga besar dan teman- teman, kesepakatan dalam
membagi waktu antara pasangan dan keluarga atau teman, serta
kebebasan dalam menjalin hubungan dengan teman dan keluarga.
h. Pengasuhan anak
Dalam hal ini pasangan membuat kesepakatan dalam hal jumlah anak,
peran suami istri dalam mengasuh dan mendidik anak, serta bagaimana
pola pengasuhan yang diterapkan.
i. Personality Issue
Bagaimana cara pasangan menanggapi perilaku dan kebiasaan
pasangannya, menerima dan memahami perilaku pasangan yang
berubah saat menikah.
j. Egalitarian Role
Aspek ini meliputi sikap pengertian dari suami maupun istri dalam
menanggapi perannya masing-masing. Dalam hal ini suami maupun
istri saling mengerti dan mendukung pasangannya, misalnya suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang tidak melarang istri bekerja dan tidak keberatan dengan
pendapatan istri yang lebih besar darinya.
Berdasarkan uraian diatas, aspek-aspek dalam kepuasan
perkawinan antara lain:
a. Komunikasi, yang memiliki beberapa indikator diantaranya:
1) Keterbukaan dalam komunikasi
2) Kejujuran dalam menyampaikan informasi
3) Menjadi pendengar yang baik
b. Afeksi, yang memiliki indikator:
1) Memberikan perhatian pada pasangan
c. Kesetiaan, beberapa indikatornya antara lain:
1) Berkomitmen untuk hidup bersama pasangan selamanya
d. Kepuasan ekonomi
1) Puas dengan pendapatan pasangan
2) Sepakat dalam mengelola keuangan
e. Kepuasan seksual, memiliki beberapa indikator seperti:
1) Mampu mengungkapkan hasrat seksual
2) Mengenali kebutuhan seksual pasangan
f. Pembagian peran
1) Kesepakatan dalam berbagi pekerjaan rumahtangga
2) Kesepakatan dalam mendidik anak
g. Manajemen konflik
1) Kemampuan menyelesaikan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Pengambilan keputusan bersama
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan
Miller (dalam Hurlock, 1990) mengatakan bahwa kepuasan
perkawinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Status sosial, pasangan suami istri yang memiliki status sosial
menengah keatas cenderung lebih positif dalam menilai
perkawinannya.
b. Usia perkawinan, usia 15 tahun awal perkawinan cenderung
menghadapi banyak perubahan dalam kehidupan perkawinan sehingga
menimbulkan banyak masalah yang menyebabkan ketidakpuasan pada
perkawinan. Kepuasan perkawinan juga menurun saat pasangan
memasuki awal kehidupan dewasa madya (Papalia & Feldman, 2014).
Helen Fischer dalam Trokan (1998) menemukan bahwa usia
perkawinan 2-5 tahun cenderung mengalami tingkat kepuasan
perkawinan yang rendah, sedangkan durasi 0 hingga 2 tahun
perkawinan dianggap kurang memprediksi kepuasan perkawinan
karena masa tersebut masuk dalam fase bulan madu.
c. Jumlah anak, kehadiran anak serta jumlah anak yang terlalu banyak
dapat menimbulkan ketidakpusan dalam perkawinan karena istri lebih
banyak menghabiskan waktu mengurus anak dan waktu bersama suami
menjadi berkurang.
d. Jarak kelahiran anak, jarak kelahiran anak yang berdekatan bisa
menimbulkan konflik dikemudian hari terutama saat anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
beranjak sekolah dan memerlukan biaya pendidikan yang tidak sedikit
sementara kehidupan ekonomi keluarga tidak cukup.
e. Komunikasi. Saling terbuka dan percaya dalam berkomunikasi antar
pasangan dapat meningkatkan kepuasan perkawinan.
f. Agama
Pasangan yang memiliki kesamaan agama serta keyakinan spiritual
akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dalam perkawinannya
(Benson, 1955). Agama juga dapat membuat pasangan lebih setia
dalam perkawinannya serta meningkatkan kualitas perkawinan
(Dollahite dan Lambert, 2007).
Stone dan Shackelford (2007) mengemukakan beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan diantaranya :
a. Gender
Cohen dkk (2009) menemukan bahwa kepuasan perkawinan pada
suami dipengaruhi oleh karakteristik perkawinan itu sendiri dan tidak
mempengaruhi emosi mereka namun pada istri baik karakteristik
maupun emosi memiliki pengaruh dalam menentukan kepuasan
perkawinannya.
b. Tahapan Usia
Tingkat kepuasan perkawinan berbeda pada tiap tahapan usia. Gilford
dan Bengston (1979) menyebutkan kepuasan perkawinan mencapai
puncak pada tahapan usia dewasa awal sedangkan Gorchoff dkk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(2008) menemukan kepuasan perkawinan meningkat pada tahapan
usia dewasa madya.
c. Pola interaksi
Pola interaksi antar pasangan suami istri dapat mempengaruhi
seberapa puasnya mereka dalam perkawinan. Pola Interaksi yang
dapat memberikan kepuasan pada pasangan adalah saling melakukan
penyesuaian diri dengan baik.
d. Dukungan sosial
Individu yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya akan
memiliki penilaian yang baik terhadap pasangan dan perkawinannya.
e. Karakteristik kepribadian suami-istri
kepribadian salah satu pasangan mempengaruhi kepuasan perkawinan
pasangan lainnya. Seseorang cenderung mencari pasangan hidup yang
memiliki karakteristik kepribadian yang mirip dengan dirinya (Burpee
& Langer, 2005). Menurut Caspi dan Herbener (dalam Burpee &
Langer, 2005), hal ini dikarenakan pasangan yang memiliki kesamaan
karakteristik kepribadian tidak terlalu sering berargumen dan jarang
memiliki kesalahpahaman.
f. Anak
Ada atau tidak adanya anak berpengaruh terhadap perasaan puas
terhadap perkawinan. Anak dapat menjadi penentu kebahagiaan dalam
sebuah perkawinan karena dengan mengandung, melahirkan serta
membesarkan anak wanita merasakan kepuasan dalam perkawinannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terkait perannya sebagai seorang ibu (Dew dan Wilcox, 2011).
Dibandingkan keluarga yang tidak memiliki anak, pasangan dengan
anak lebih menunjukkan kepuasan dalam perkawinannya.
g. Latar belakang keluarga
Kepuasan perkawinan dari orangtua pasangan dapat mempengaruhi
kepuasan perkawinan pasangan itu. Latar belakang keluarga meliputi
perceraian orangtua dan dukungan dari orangtua serta mertua (Larson
& Holman, 1994).
Sementara itu Larson dalam Holman dkk (1994) juga menjabarkan
beberapa faktor pra-perkawinan yang juga mempengaruhi kepuasan
perkawinan, antara lain: alasan menikah, kepercayaan atau harapan,
perilaku sebelum menikah, asal-usul keluarga, karakteristik kepribadian
individu, relasi sosial, proses interaksi pasangan, hubungan orangtua dan
anak, kepuasan perkawinan orangtua.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan perkawinan diantaranya, gender, agama, tahapan
usia, penyesuaian diri, latar belakang keluarga, kepribadian pasangan, ada
atau tidak adanya anak, lama perkawinan, dan pola interaksi yang terjadi
antar pasangan.
B. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya
1. Wanita Dewasa Awal
Masa dewasa awal dimulai pada usia 22 tahun hingga 39 tahun
(Santrock, 2002). Menurut Havighurst dalam Mappiare (1983), wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dewasa awal memiliki tugas perkembangan yaitu memilih pasangan dan
hidup berkeluarga. Penelitian Whitehead & Poponoe menemukan bahwa
90% dewasa awal akan memilih untuk menikah (Papalia dan Feldman,
2014). Menurut Erikson, wanita dewasa awal berada dalam tahap
perkembangan intimasi vs isolasi. Intimasi berarti individu dewasa awal
memiliki tugas perkembangan untuk membangun keintiman (Erikson
dalam Monks dkk, 2006). Keintiman berarti komitmen individu terhadap
orang lain yang membuahkan hubungan yang hangat dan bermakna
melalui interaksi yang intim (Salkind, 2009). Salah satu cara membangun
keintiman yaitu dengan membina hubungan dengan lawan jenis melalui
pacaran pada masa remaja. Keintiman yang terjalin pada masa remaja ini
akan mencapai puncaknya pada masa dewasa awal yaitu mulai
berkomitmen melalui perkawinan. Bagi perempuan, perkawinan
merupakan hal yang penting karena ia dapat hidup bersama dengan laki-
laki yang dicintainya (Kartono, dalam Eriany, 1997). Jika individu mampu
membangun keintiman maka ia akan mulai membangun keluarga baru,
namun apabila individu tidak berhasil pada tahap ini maka ia akan terjebak
dalam tahap isolasi dimana individu akan cenderung menutup diri dari
dunia luar.
Santrock (2002) juga menambahkan, wanita pada usia dewasa awal
memiliki beberapa tugas perkembangan diantaranya memilih jodoh,
belajar hidup dengan suami, membentuk keluarga, dan menemukan
kelompok sosial. Pada masa ini pula indvidu mulai memilih pasangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menikah dengan tujuan membangun intimasi, berkomitmen, mendapatkan
dan memberikan afeksi, menjalin persahabatan, memenuhi kebutuhan
seksual, mendapatkan pendampingan, sumber identitas baru, dan harga diri
(Myers dalam Papalia dan Feldman (2014).
Davidoff dalam Desmita (2006) menjabarkan problem perkawinan
dewasa awal diantaranya:
a. Pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaiakan kebutuhan dan
harapan satu sama lain
b. Salah satu pasangan kesulitan menerima perbedaan dalam kebiasan
kebutuhan, pendapat, kerugian dan nilai, masalah keuangan dan anak-
anak
c. Perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang berlebihan, pasangan
kurang mendapat kebebasan
d. Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil
e. Kegagalan dalam berkomunikasi, dikarenakan pasangan muda masih
memiliki ego yang kuat sehingga cenderung tidak mau mengalah.
Selain itu pasangan awal tidak terbuka dalam mengungkapkan
perasaan.
f. Masing-masinng pasangan tumbuh dan berkembang ke arah yang
berbeda, tidak sejalan mencari minat dan tujuan.
g. Pasangan muda atau dewasa awal kesulitan menyesuaikan diri dengan
peran dan tanggungjawab baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Wanita dewasa awal yang menikah tentu harus melakukan
penyesuaian terhadap perkawinannya. Hurlock (1990) menyebutkan
beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan pasangan yang baru menikah
diantaranya, penyesuaian terhadap pasangan, penyesuaian seksual,
penyesuaian keuangan, dan penyesuaian dengan keluarga pasangan.
Wanita dewasa awal juga mengalami beberapa penyesuaian terkait
perbedaan pandangan dan harapan yang ia miliki dengan pandangan dan
harapan yang dimiliki pasangannya (Kail & Cavanaugh, 2010).
Perkawinan bagi wanita dewasa awal merupakan hal yang penting
karena ia dapat hidup bersama dengan laki-laki yang dicintainya melalui
sebuah perkawinan (Kartono, dalam Eriany, 1997). Namun perkawinan
pada masa dewasa awal juga dapat menjadi suatu hal yang tidak
menyenangkan apabila suami atau istri sulit menyesuaikan diri dengan
peran dan peraturan baru dalam rumah tangga mereka. Selain itu, wanita
dewasa awal cenderung memiliki konsep pasangan yang ideal. Apabila
konsep pasangan ini tidak sesuai dengan kenyataan saat menikah maka
wanita dewasa awal cenderung tidak puas dan memiliki penilaian yang
rendah terhadap perkawinannya.
Hurlock (1990) menjabarkan beberapa penyesuaian yang perlu
dilakukan pasangan pada usia dewasa awal dalam menghadapi perkawinan
diantaranya:
a. Penyesuaian dengan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam menyesuaiakan diri dengan pasangan, wanita dewasa awal
diharapkan mampu menerima perbedaan yang ada pada dirinya dan
pasangannya, menjalin komunikasi secara terbuka dan menjaga
hubungan yang hangat dan mesra.
b. Penyesuaian seksual
Wanita dewasa awal diharapkan mampu membuat kesepakatan
bersama suaminya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
harapan dalam melakukan hubungan seksual.
c. Penyesuaian Ekonomi
Pasangan suami istri tentu harus mulai memikirkan cara mengolah
keuangan keluarga, dan membuat kesepakatan mengenai siapa yang
akan bekerja serta bagaimana mengelola kehidupan ekonomi mereka.
d. Penyesuaian Peran
Hal ini paling sering dirasakan oleh wanita yang mengalami
perubahan peran dari wanita single menjadi seorang istri maupun ibu.
Dalam hal ini wanita dewasa awal yang menikah perlu mendapatkan
dukungan dari suaminya agar dia bisa menyesuaikan diri dengan
peran barunya.
e. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan
Seringkali dijumpai wanita dewasa awal yang menikah memiliki
hubungan yang kurang menyenangkan dengan mertua. Pasangan baru
harus bisa menyesuaiakan diri dengan keluarga pasangannya, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menganggap keluarga pasangan sebagai bagian dari keluarganya yang
baru.
2. Wanita Dewasa Madya
Pada umumnya usia dewasa madya atau usia setengah baya berada
pada rentang usia 40 hingga 60 tahun (Hurlock, 1990). Masa tersebut pada
akhirnya akan ditandai oleh perubahan fisik (menopaus). Masa dewasa
madya bagi wanita merupakan masa transisi menjadi seorang ibu dengan
anak remaja, masa mempertahankan prestasi yang didapatkan, serta masa
dimana harus melakukan penyesuaian baru dalam kehidupannya.
Santrock (2002) menjabarkan tugas-tugas perkembangan yang harus
dituntaskan pada usia dewasa madya diantaranya:
a. Memantapkan pengamalan ajaran agama
b. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara
c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab sesuai tahap generativity dari Erikson
yaitu untuk membimbing generasinya menjadi lebih dewasa dengan
member contoh, mengajar dan mengontrol
d. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik
e. Mencapai dan mempertahankan standar hidup ekonomis serta
mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier serta aktif dalam organisasi sosial (desmita, 2006)
f. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa dan mencapai
tanggungjawab sosial secara penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Levinson (Monks, 2006) menyebutkan masa dewasa madya sebagai
fase menjadi diri sendiri, mencapai kestabilan, serta menguasasi dan
mengatasi kelemahan. Pada usia ini wanita memiliki lebih sedikit
tanggung jawab dirumah karena anak-anak sudah beranjak dewasa
(Desmita, 2006). Wanita dewasa madya akan puas jika mampu mengajar
anak-anak, menolong anak menjadi dewasa, menyediakan bantuan bagi
orang lain, melihat bahwa sumbangan yang diberikan memberikan
manfaat.
Meskipun demikian, menurut Hurlock (1990) wanita dewasa madya
juga mengalami beberapa stress dalam kehidupannya yaitu:
a. Stress somatik, yang disebabkan oleh keadaan fisik yang melemah dan
berubah pada usia tua.
b. Stress ekonomi, meliputi beban keuangan untuk pendidikan anak dan
kesejahteraan keluarga.
c. Stress psiklogis, yang bisa berasal dari kematian pasangan, kepergian
anak dari rumah, atau kebosanan terhadap perkawinan.
Selain itu, wanita dewasa madya juga mengalami beberapa kendala
dalam perkawinannya diantaranya:
a. Perubahan peran
Wanita dewasa madya yang sudah menjalani kehidupan sebagai
seorang ibu selama bertahun-tahun harus menyesuaikan diri dengan
peran baru saat anak-anaknya telah beranjak dewasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
meninggalkan rumah. Banyak wanita dewasa madya yang merasa
kesepian karena ditinggal anak-anaknya.
b. Kebosanan
Wanita dewasa madya yang menjalani kehidupan berumah tangga
selama bertahun-tahun terkadang dilanda kebosanan. Apalagi bagi
wanita dewasa madya yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk
keluarga sementara merasa tidak puas karena tidak ada kesempatan
untuk mengembangkan diri.
c. Tidak puas dengan penyesuaian seksual
Hal ini disebabkan karena keinginan untuk melakukan hubungan
seksual bagi pria dan wanita berbeda pada usia dewasa madya
sehingga menimbulkan beberapa perselisihan.
d. Perasaan curiga
Perasaan curiga bahwa suami berselingkuh dengan wanita lain sering
dialami wanita dewasa madya yang suaminya lebih sibuk dengan
pekerjaannya dan dia hanya melakukan pekerjaan rumah tangga.
Wanita dewasa madya juga sering merasa pekerjaannya dirumah tidak
dihargai suami atau suami lebih mementingkan karir daripada istrinya.
Namun demikian, kebanyakan wanita dewasa madya juga mampu
menyesuaiakan diri terhadap perkawinannya dengan lebih baik. Hal ini
dikarenakan wanita dewasa madya sudah memiliki pengalaman dalam
berumahtangga yang cukup lama sehingga lebih positif dalam menilai
perkawinannya (Santrock, 2002). Dalam perkawinan, wanita pada masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dewasa madya memandang pasangannya sebagai pribadi yang seutuhnya
(Salkind, 2009), menerima kelebihan maupun kekurangan pernikahannya,
mengenali pola konflik dengan baik, serta memiliki harapan yang lebih
realistis terhadap satu sama lain karena telah melewati kehidupan rumah
tangga yang cukup lama (Santrock, 2002). Pernikahan yang telah
berlangsung lama ini memiliki kecenderungan lebih kecil untuk bercerai
karena kemapanan finansial dan emosional yang telah dibangun (Papalia,
Old & Feldman, 2011). Pernikahan yang bertahan hingga masa dewasa
madya dianggap telah mencapai stabilitas (Campbell, dalam Santrock,
2002).
Pada masa ini pula, wanita mengalami suatu fase dalam
kehidupannya yang disebut sindrom sarang kosong. Sebutan ini digunakan
untuk menyebutkan keadaan dimana seorang ibu merasakan kesepian
karena anak-anak mulai beranjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk
menjalani kehidupannya sendiri. Dalam perkawinan yang baik, keadaan
ini mungkin digunakan sebagai masa bulan madu kedua karena pasangan
lebih banyak menghabiskan waktu bersama (Papalia & Feldman, 2014).
C. Dinamika Perbedaan Kepuasan Perkawinan pada Wanita Berdasarkan
Tahapan Usia Dewasa Awal dan Dewasa Madya
Kepuasan perkawinan menjadi salah satu penentu kesejahteraan dalam
kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kepuasan perkawinan yaitu gender (Helgeson, 2012). Helgeson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menyebutkan, karena wanita secara sosial berfokus pada lingkungan
sekitarnya maka emosi dan perilaku pasangan lebih mempengaruhi
penilaiannya terhadap perkawinannya. Wanita juga dikatakan lebih terlibat
secara emosional dalam sebuah hubungan dibandingkan laki-laki sehingga
apapun yang mempengaruhi keadaan emosionalnya akan mempengaruhi
penilaiannya terhadap kepuasan perkawinan. Selain itu karakter kepribadian
dari wanita juga lebih berpengaruh pada kestabilan perkawinan, hal ini yang
kemuadian dinilai sebagai pemicu tingginya angka perceraian yang diajukan
oleh wanita (Helgeson, 2012).
Selain gender, tahapan usia juga mempengaruhi kepuasan perkawinan
(Gorchoff, John &Helson, 2008). Dalam penelitiannya, Gorchoff dkk
menemukan bahwa dewasa madya lebih puas dalam perkawinannya
dibandingkan dewasa awal. Perbedaan ini terkait dengan tugas perkembangan
serta karakteristik wanita pada tahapan usia dewasa awal dan dewasa madya.
Seperti yang diketahui, wanita pada tahapan usia dewasa awal mengalami
banyak perubahan dalam kehidupannya baik itu perubahan fisik, kognitif
maupun emosi (Papalia, Old, Feldman 2010).
Dari segi fisik, wanita pada tahapan usia dewasa awal berada pada
puncak kesehatan, kekuatan, daya tahan dan fungsi motorik mereka (Papalia,
Old, Feldman, 2010). Pada masa ini individu berada pada kondisi yang paling
sehat, jarang mengalami penyakit kronis serta mengetahui bagaimana cara
meningkatkan kesehatan (Santrock, 2002). Masa dewasa awal juga
merupakan usia reproduktif, artinya pada masa dewasa awal seorang wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
akan mengalami perubahan peran ketika menikah dan memiliki anak atau
bereproduksi (Hurlock, 1990). Pada masa ini wanita mengalami perubahan
menjadi ibu atau orangtua dan melakukan banyak penyesuaian terkait peran
baru terutama dalam perkawinan.
Secara kognitif wanita pada usia dewasa awal memiliki pemikiran
yang lebih logis dan sistematis dibandingkan saat remaja (Santrock, 2002).
Horn (dalam Santrock, 2002) mengatakan, pada masa dewasa awla individu
memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak atau yang disebut Fluid
Intelligence. Sementara itu menurut Schaie (dalam Santrock, 2002) secara
umum individu pada masa dewasa awal melewati dua fase kognitif yaitu fase
mencapai prestasi dan fase tanggung jawab. Fase mencapai prestasi ini terjadi
pada saat individu mulai menerapkan pengetahuannya pada suatu situasi
tertentu yang memerlukan tujuan jangka panjang seperti pernikahan dan karir.
Sementara fase tanggungjawab merupakan perluasan kemampuan kognitif
dimana indivdu mulai memberikan perhatian dan meningkatkan tanggung
jawab pada suatu hal baru misalnya bertanggungjawab pada keluarga baru
(Schaie dalam Santrock, 2002).
Dari segi emosional, masa dewasa awal dipandang sebagai masa
ketegangan emosional (Hurlock, 1990). Ketegangan emosional lebih sering
tampak pada wanita, hal ini dikarenakan dalam sebuah hubungan, wanita
lebih menunjukkan ketergantungan emosional dibandingkan laki-laki
(Helgeson, 2012). Hal ini terjadi apabila wanita tidak mampu mengatasi
masalah-masalah dalam kehidupannya terkait dengan peran barunya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
seorang istri atau ibu (Hurlock, 1990). Selain itu, wanita pada tahapan usia
dewasa awal juga memiliki tugas perkembangan untuk membangun
keintiman dengan orang lain yang biasanya terwujud dalam sebuah
perkawinan (Salkind, 2009).
Perkawinan pada masa dewasa awal tidak luput dari masalah
(Gunarsa, 1990). Pasangan suami istri pada masa dewasa awal masih harus
mencoba dan melakukan penyesuaian dalam kehidupan perkawinan (Hurlock,
1990). Perubahan dalam perkawinan ini lebih signifikan pada perempuan
dimana terjadi pergeseran peran dari wanita single menjadi seorang ibu (Dew
& Wilkox, 2011). Hal ini mengubah pola peran serta kehidupan mereka
(Trokan, 1998). Penyesuaian dan perubahan yang dilakukan dalam kehidupan
seorang wanita dewasa awal yang menikah terkadang tidak berjalan mulus.
Wanita dewasa awal seringkali menjumpai kesulitan dalam perkawinannya
diantaranya kesulitan menyesuaikan diri dengan suami yang tidak sesuai
harapannya, kehidupan ekonomi yang masih harus ditingkatkan, perubahan
peran menjadi istri yang terikat dengan suami serta menjadi ibu, serta
penyesuaian dengan mertua dan teman-teman (Hurlock, 1990).
Dalam menghadapi perkawinan, wanita dewasa awal lebih banyak
mengandalkan kemampuan berpikir secara abstrak (fluid intelligence) dari
pengetahuan yang didapatkan selama masa remaja (Murray dalam Huston
dkk, 2001. Wanita pada tahapan usia dewasa awal banyak melakukan
penyesuaian baru dan lebih sering mencoba karena belum memiliki informasi
yang cukup mengenai perkawinan. Dari segi emosional, emosi wanita dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
awal masih bergantung pada pasangannya sehingga bisa dikatakan wanita
dewasa awal memiliki emosi yang belum stabil dibandingkan wanita pada
masa dewasa madya (Santrock, 2002). Hal ini mengakibatkan wanita dewasa
awal memiliki penilaian yang cenderung rendah terhadap perkawinan. Hal ini
pula yang mengakibatkan banyak wanita mengajukan gugatan cerai pada usia
dewasa awal.
Sementara itu wanita pada tahapan dewasa madya juga melalui
beberapa perubahan dalam kehidupannya. Dari segi fisik, wanita pada
tahapan usia dewasa madya mengalami perubahan terkait penurunan fungsi
seksual dan reproduksinya (Papalia, Old, Feldman, 2010) atau yang lebih
dikenal dengan istilah menopause. Pada masa menopause ini, wanita
mengalami beberapa sindrom seperti berhentinya menstruasi, berhentinya
sistem reproduksi, tegang dan panas pada bagian tubuh tertentu (Hurlock,
1990).
Dari segi kognitif, individu yang berada pada tahapan usia dewasa
madya mengalami penurunan dalam daya ingat (Santrock, 2002). Namun
menurut Horn kecerdasan kognitif yang membutuhkan kemampuan verbal
(Crystallized Intelligence) meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu
dari segi kognitif individu pada masa dewasa madya memasuki fase eksekutif
dimana seseorang mulai bertanggungjawab pada sistem kemasyarakatan dan
organisasi sosial (Schaie dalam Santrock, 2002).
Secara emosional, wanita dewasa madya lebih bisa mengontrol
emosinya, mementingkan rasa aman dan saling berbagi pengetahuan bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pasangannya (Santrock, 2002). Wanita pada masa ini juga mengalami
penurunan emosi negatif dan mulai belajar menerima apa yang terjadi dalam
dirinya (Papalia, Old, feldman, 2010). Dukungan sosial dari teman dan
pasangan serta faktor agama berperan penting dalam memberikan
kebahagiaan bagi wanita dewasa madya (Myers dalam Papalia dkk, 2010).
Hal ini yang menyebabkan wanita pada tahapan dewasa madya mudah
beradaptasi dengan perubahan dalam perkawinannya.
Meskipun mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya, wanita
pada tahapan usia dewasa madya sudah bisa mengenali pola-pola konflik,
cara mengatasinya dan lebih realistik terhadap perkawinannya dibandingkan
pada masa dewasa awal (Santrock, 2002). Selain itu pada masa dewasa
madya wanita memiliki banyak waktu luang yang bisa dihabiskan bersama
pasangan setelah melepas anak-anak yang beranjak dewasa (Santrock, 2002).
Fase ini disebut juga fase sarang kosong atau “empty nest’ dimana wanita
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang sesuai
keinginan mereka sendiri secara bebas seperti hobi, olahraga ataupun
membaca (Santrock, 2002). Selain itu, pada masa ini wanita juga kembali
mendekatkan diri dengan pasangan sehingga dapat kembali merasakan
kebahagiaan serta kepuasan dalam perkawinannya, bahkan cenderung lebih
puas dibandingkan selama 4 tahun pertama (Papalia dkk, 2010). Vaillant
(dalam Santrock, 2002) menyebutkan, individu pada masa dewasa madya
memiliki perasaan yang lebih rileks dalam menyikapi suatu masalah. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
membuat wanita lebih dapat mengontrol emosinya dan memandang pasangan
serta perkawinannya secara lebih positif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa
madya juga mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya namun
karena kondisi emosi yang cenderung stabil serta adanya waktu luang yang
dapat dihabiskan bersama pasangan, wanita pada tahapan usia dewasa madya
memandang perkawinannya dengan lebih positif dibandingkan wanita pada
tahapan usia dewasa awal. Selain itu karena kemampuan kognitif wanita
dewasa awal yang terbatas pada penalaran abstraksi membuat wanita dewasa
awal kurang memiliki pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman sendiri
mengenai perkawinan sehingga kurang mudah menyesuaikan diri dengan
perkawinanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Skema Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat dirumuskan kerangka berpikir
penelitian ini sebagai berikut.
Kepuasan Perkawinan
a. Komunikasi
b. Afeksi
c. Kesetiaan
d. Kepuasan Ekonomi
e. Kepuasan Seksual
f. Pembagian Peran
g. Manajemen Konflik
Tingkat Kepuasan Perkawinan
Tinggi
Tingkat Kepuasan
Perkawinan Rendah
Wanita Dewasa Madya
a. Kemampuan mengintegrasikan
pengetahuan dan pengalaman
b. Memiliki banyak waktu luang
bersama suami karena kepergian
anak-anak dari rumah
c. Kemandirian emosional dan
kemampuan mengontrol emosi
Wanita Dewasa Awal
a. Kemampuan berpikir abstrak
b. Mengurusi anak, memiliki
sedikit waktu luang bersama
suami
c. Ketergantungan emosi pada
pasangan dan emosi tidak
stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita
dewasa awal dan wanita dewasa madya.
2. Wanita dewasa madya memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi
dibandingkan wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif. Penelitian
komparatif adalah penelitian yang bertujuan untuk membandingkan
keberadaan satu variable pada dua sampel yang berbeda, atau pada waktu yang
berbeda (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, peneliti ingin membandingkan
variabel tingkat kepuasan perkawinan pada perempuan dewasa awal dan
perempuan dewasa madya.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012). Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain:
1. Variabel Tergantung : Tingkat kepuasan perkawinan.
2. Variabel Bebas : Tahapan Usia subjek.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Tingkat KepuasanPerkawinan
Tingkat kepuasan perkawinan adalah tingkat reaksi atau perasaan
senang yang diperoleh wanita karena terpenuhinya kebutuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
harapannya dalam kehidupan perkawinan. Tingkat kepuasan perkawinan
diukur dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh
peneliti. Semakin tinggi subjek mendapat skor dalam penelitian ini, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan perkawinan subjek. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah subjek mendapat skor dalam penelitian, maka semakin
rendah tingkat kepuasan perkawinan subjek. Adapun skala kepuasan
perkawinan memiliki aspek dan indikator sebagai berikut:
a. Komunikasi, yang memiliki beberapa indikator diantaranya:
1) Keterbukaan dalam komunikasi
2) Kejujuran dalam menyampaikan informasi
3) Menjadi pendengar yang baik
b. Afeksi, yang memiliki indikator:
1) Memberikan perhatian pada pasangan
c. Kesetiaan, beberapa indikatornya antara lain:
1) Berkomitmen untuk hidup bersama pasangan selamanya
d. Kepuasan ekonomi
1) Puas dengan pendapatan pasangan
2) Sepakat dalam mengelola keuangan
e. Kepuasan seksual, memiliki beberapa indikator seperti:
1) Mampu mengungkapkan hasrat seksual
2) Mengenali kebutuhan seksual pasangan
f. Pembagian peran
1) Kesepakatan dalam berbagi pekerjaan rumahtangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Kesepakatan dalam mendidik anak
g. Manajemen konflik
1) Kemampuan menyelesaikan masalah
2) Pengambilan keputusan bersama
2. Tahapan Usia Subjek
Terdapat dua kelompok tahapan usia subyek dalam penelitian ini
yaitu, tahapan usia subyek dewasa awal dan tahapan usia subyek dewasa
madya. Rentang usia subjek dewasa awal yaitu 20 tahun hingga 39 tahun,
sementara rentang usia subjek dewasa madya yaitu 40 tahun hingga 60
tahun. Untuk membedakan subyek dewasa awal dan dewasa madya,
peneliti mengelompokkan skala berdasarkan data usia yang diisi oleh
subjek.
D. Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling dalam
mengambil sampel penelitian, yaitu teknik pengambilan sampel di mana setiap
anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai
sampel (Noor, 2012). Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan sampel didasarkan pada
pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
ditentukan peneliti (Sumanto, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berdomisili di Provinsi
D.I Yogyakarta yang memiliki beberapa ciri, diantaranya:
1. Wanita dengan rentang usia 20-60 tahun yang sudah menikah
2. Minimal usia perkawinan adalah 2 tahun, karena durasi perkawinan
dibawah dua tahun dianggap sebagai masa bulan madu dan kurang dapat
memprediksi kepuasan perkawinan (Fischer dalam Trokan, 1998).
3. Tinggal serumah dengan suami, hal ini dikarenakan terdapat beberapa
aspek dalam kepuasan perkawinan yang membutuhkan kerjasama suami
istri secara langsung seperti komunikasi, afeksi, kepuasan seksual dan
pembagian peran.
4. Memiliki anak, karena pasangan yang memiliki anak cenderung lebih puas
dan merasa perannya sebagai orangtua terpenuhi dibandingkan pasangan
tanpa anak (Dew dan Wilcox, 2011; Santrock, 2002).
E. Metode dan Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala kepuasan perkawinan. Skala kepuasan perkawinan tersebut
disusun berdasarkan indikator yang telah disebutkan diatas. Skala ini
merupakan skala Likert, di mana subjek diminta menyatakan kesetujuan-
ketidaksetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan mengenai kepuasan
perkawinan yang peneliti susun. Respon jawaban terhadap pernyataan-
pernyataan dalam skala terdiri atas empat respon yaitu, Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Setiap aitem yang mewakili indikator dibagi dalam dua jenis
pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat favorable dan pernyataan yang
bersifat unfavorable. Pernyataan yang bersifat favorable adalah pernyataan
yang jika disetujui akan mendukung atribut yang diukur. Sebaliknya
pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang jika disetujui akan
menunjukkan sikap negatif atau tidak mendukung atribut yang diukur
(Supratiknya, 2014).
Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk aitem favorable adalah 4
untuk pilihan respon “Sangat Setuju” (SS), skor 3 untuk respon “Setuju” (S),
skor 2 untuk respon “Tidak Setuju” (TS), dan skor 1 untuk respon “Sangat
Tidak Setuju” (STS). Sedangkan untuk aitem unfavorable, skornya adalah 1
untuk pilihan respon “Sangat Setuju” (SS), skor 2 untuk respon “Setuju” (S),
skor 3 untuk respon “Tidak Setuju” (TS), dan skor 4 untuk respon “Sangat
Tidak Setuju” (STS).
Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kepuasan Perkawinan.
Respon Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 2. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan sebelum try-out.
No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1.
Komunikasi 1, 9, 21, 26, 33,
56,
17, 31, 36, 40,
48, 54
12 18,2%
2.
Afeksi 3, 18, 27, 30, 35 10, 11, 49, 57,
65
10 15,2%
3. Kesetiaan 23, 37, 61 8, 19, 45 6 9%
4.
Kepuasan
Ekonomi
2, 12, 14, 28, 47 20, 32, 43, 50,
62
10 15,2%
5.
Kepuasan
Seksual
4, 25, 44, 51, 59 5, 13, 41, 55, 63 10 15,2%
6.
Pembagian
Peran
6, 15, 38, 42, 46 24, 29, 52, 58,
60
10 15,2%
7.
Manajemen
Konflik
7, 22, 34, 66 16, 39, 53, 64 8 12%
TOTAL 66 100%
F. Kredibilitas Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes
sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
validitas isi yaitu tingkat di mana suatu tes mengukur lingkup isi yang
dimaksud (Sumanto, 2014). Salah satu cara yang dapat mendukung validitas
isi adalah dengan menyajikan blue print (Azwar, 2013). Dalam
mengembangkan isi dari sebuah skala, pada uji validitas dilakukan juga
analisis rasional melalui professional judgement (Azwar, 2003). Dalam hal
ini peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan bantuan professional
judgement yaitu Dosen Pembimbing Skripsi.
2. Analisis Aitem
Analisis aitem dilakukan untuk menguji kualitas sebuah skala
psikologi yang dilihat dari setiap aitem dan untuk mendukung validitas
sebuah skala (Azwar,2013). Tujuan dari analisis aitem adalah memilih
aitem-aitem yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen
atau memiliki daya diskriminasi yang baik (Supratiknya, 2014)
Batasan koefisien korelasi rix ≥ 0,30 digunakan sebagai kriteria
pemilihan aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal
0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan dan dapat digunakan,
sedangkan aitem yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30
dianggap sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah atau
dianggap kurang baik dan tidak digunakan (Azwar, 2013).
Pengambilan data uji coba dilakukan pada bulan mei 2015 dengan
jumlah subjek sebanyak 50 orang. Analisis aitem dalam penelitian ini
menggunakan SPSS For Windows 16.0 dengan melihat Corrected Item-
Total Correlation pada Reliability Statistics. Berdasarkan data yang ada dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
66 aitem yang disajikan, terdapat 4 aitem yang tidak memenuhi syarat.
Keempat aitem ini dinyatakan gugur karena memiliki nilai koefisien
korelasi kurang dari 0.30. Dari 66 aitem, terdapat 62 aitem yang dinyatakan
memenuhi syarat.
Tabel 3. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan sesudah try-out.
No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1.
Komunikasi 1, 9, 21, 26, 33,
56,
17, 31, 36, 40,
48, 54
12 19,3%
2.
Afeksi 3, 18, 27, 30, 35 10, 11, 49, 57,
65
10 16%
3. Kesetiaan 23, 37, 61 8, 19, 45 6 9,7%
4.
Kepuasan
Ekonomi
2, 12, 14, 28, 47 20, 32, 43, 50,
62
10 16%
5.
Kepuasan
Seksual
4, 25, 44, 51, 59 5, 13, 41, 55, 63 9 15%
6.
Pembagian
Peran
6, 15, 38, 42, 46 24, 29, 52, 58,
60
8 13%
7.
Manajemen
Konflik
7, 22, 34, 66 16, 39, 53, 64 7 11%
TOTAL 62 100%
Keterangan : Aitem yang gugur ditandai dengan angka yang dicetak tebal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan final.
No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1.
Komunikasi 7, 9, 24, 27, 48,
59
28, 30, 8, 39, 26,
42
12 19,3%
2.
Afeksi 6, 29, 41, 21, 17 40, 25, 50, 22,
11
10 16%
3. Kesetiaan 56, 4, 60 49, 18, 38 6 9,7%
4.
Kepuasan
Ekonomi
16, 23, 10, 19, 45 61, 20, 5, 43, 51 10 16%
5.
Kepuasan
Seksual
32, 47, 14, 54, 37 58, 3, 62, 57 9 15%
6.
Pembagian
Peran
31, 15, 1, 33 44, 55, 13, 36 8 13%
7.
Manajemen
Konflik
53, 35, 12, 46 34, 2, 52 7 11%
TOTAL 62 100%
3. Uji Reliabilitas
Realibitas mengacu pada sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten (Azwar, 2014). Koefisien reliabilitas (rxx’) berada
dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel,
semakin mendekati angka 0 berarti pengukuran tidak reliabel. Uji reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan Alfa Cronbach dengan program SPSS
For Windows 16.0.
Berdasarkan data Reliability Statistics, koefisien skala sebelum
seleksi aitem sebesar 0,961 dan koefisien skala setelah seleksi aitem sebesar
0,963. Skala penelitian ini dinyatakan reliabel karena memiliki koefisien
skala mendekati 1,00.
Tabel 5.
Tabel 5a. Data Statistik Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.961 66
Tabel 5b. Data Statistik Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.963 62
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah
data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso,
2010). Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dapat dilakukan apabila memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso,
2010). Untuk melakukan uji normalitas, peneliti menggunakan teknik
analisis Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian uji normalitas adalah
apabila nilai signifikansi p lebih besar daripada 0,05 berarti sebaran
datanya normal (Santoso, 2010).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi
data apakah antara dua kelompok memiliki varian yang sama atau
berbeda (Priyatno, 2014). Uji ini merupakan prasyarat dalam uji hipotesis
independent sample t-test (Priyatno, 2014). Kriteria pengujian uji
homogenitas adalah apabila nilai siginfikansi p lebih besar daripada 0,05
berarti data penelitian homogeny atau tidak memiliki perbedaan varian
(Priyatno, 2014)
2. Uji Hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
Oleh karena itu peneliti menggunakan uji independent sample t-test untuk
menguji hipotesis penelitian. Independent sample t-test digunakan untuk
menguji dua rata-rata dari kelompok data yang independen (Priyatno, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015
hinggga tanggal 20 Juli 2015. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan
menggunakan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh peneliti. Peneliti
melakukan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
subjek secara langsung maupun dengan bantuan orang lain. Pengambilan data
secara langsung dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada subjek
yang berdomisili di Kabupaten Sleman dan Yogyakarta. Sementara untuk
pengambilan data lainnya dilakukan dengan cara menitipkan kuesioner pada
beberapa kerabat peneliti yang bekerja sebagai guru, pegawai negri sipil dan
karyawan swasta yang tersebar di Kecamatan Depok Sleman dan Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini melibatkan 100 subjek dengan rentang usia 20 tahun
hingga 60 tahun yang berada di Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah
wanita yang sudah menikah, memiliki anak dan masih tinggal bersama dengan
suami. Peneliti mendeskripsikan subjek penelitian berdasarkan latar belakang
pendidikan, pekerjaan, usia dan penghasilan suami istri per bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian
Pendidikan Terakhir Dewasa Awal Dewasa Madya Total
SMP 7 15 22
SMA 26 19 45
S1 16 14 30
S2 1 2 3
Usia (Tahun)
20 40 0 6
21 41 1 2
22 42 1 5
23 43 2 4
24 44 1 3
25 45 2 3
26 46 1 2
27 47 2 3
28 48 2 3
29 49 3 1
30 50 3 2
31 51 1 2
32 52 9 5
33 53 2 1
34 54 5 1
35 55 4 3
36 56 1 1
37 57 1 1
38 58 7 1
39 59 2 1
Pekerjaan
Wiraswasta 23 9 32
Ibu Rumah Tangga 17 24 41
PNS 10 17 27
Penghasilan/bulan
Rp < 1.000.000 5 3 8
Rp 1.000.000-2.000.000 29 18 47
Rp 3.000.000-4.000.000 5 19 24
Rp >5.000.000 11 8 19
Rp >10.000.000 0 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Setelah peneliti mengumpulkan data, peneliti mengelompokkan subjek
berdasarkan tahapan usia dewasa awal (usia 20-39 tahun) dan tahapan usia dewasa
madya (40-59 tahun). Setiap usia diwakili oleh setidaknya satu subjek. Jumlah
subjek terbanyak pada tahapan usia dewasa awal berada pada usia 32 tahun
dengan jumlah subjek 9 orang. Jumlah subjek terbanyak pada tahapan usia dewasa
madya berada pada usia 40 tahun yaitu sebanyak 6 orang.
Subjek termuda pada tahapan usia dewasa awal berusia 21 tahun
sedangkan subjek tertua berusia 39 tahun. Subjek termuda pada tahapan usia
dewasa madya berusia 40 tahun sedangkan subjek tertua berusia 59 tahun. Rata-
rata usia subjek pada tahapan usia dewasa awal adalah 31,76 tahun. Rata-rata
subjek pada tahapan usia dewasa madya adalah 47,22 tahun.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian berisi informasi mengenai jumlah subjek
dalam tiap kelompok sampel, nilai minimum dan maksimum yang diperoleh
subjek, nilai rerata dan nilai standar deviasi. Deskripsi data dalam penelitian
ini telah dikelompokkan sesuai dengan usia. Untuk lebih jelasnya, deskripsi
data penelitian diuraikan dalam tabel berikut.
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi Kelompok Usia
Dewasa Awal Dewasa Madya Total
N 50 50
Minimum 106.00 117.00 106.00
Maksimum 243.00 240.00 243.00
Rerata 193.8400 197.6000 195.7200
Standar Deviasi 24.06315 26.63817 25.32539
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tingkat kepuasan perkawinan dalam penelitian ini dilihat dari nilai
rerata pada kelompok usia subjek yang ada. Nilai rerata pada setiap kelompok
usia tersebut merupakan nilai rerata empirik yang kemudian akan
dibandingkan dengan nilai rerata teoritis. Apabila nilai rerata empirik lebih
besar daripada nilai rerata teoritis maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepuasan perkawinan kelompok subjek tersebut termasuk dalam kategori
tinggi.
Berdasarkan perhitungan manual dengan menggunakan rumus,
diperoleh nilai rerata teoritik sebesar 155.
� = � ��� + � � ∑�2 Ket.
µ = Mean Teoritik
Imaks = Skor tertinggi aitem
Imin = Skor terendah aitem
∑ k= Jumlah Aitem
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rerata empirik (M = 195,72)
lebih tinggi daripada nilai rerata teoritik (M = 155). Maka dapat disimpulkan
bahwa, tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan dewasa
madya tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Hipotesis
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi untuk
melihat normalitas dan homogenitas data penelitian. Hal ini penting
dilakukan agar peneliti dapat menentukan analisis yang tepat untuk uji
hipotesis serta tidak meleset dalam pengambilan kesimpulan (Santoso,
2010).
Untuk menguji normalitas data penelitian, peneliti menggunakan
analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software statistik SPSS 22.
Data penelitian dikatakan normal apabila nilai p lebih besar dari 0,05
(Santoso, 2010).
Tabel 8.
Tabel 8a. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Awal
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
total .120 50 .068
Tabel 8b. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Madya
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
total .108 50 .200*
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa data penelitian wanita
dewasa awal (Sig. = 0,068, p > 0,05) dan wanita dewasa madya (Sig. =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
0,200, p > 0,05) tergolong normal. Hal tersebut dikarenakan nilai
signifikansi kedua kelompok subjek lebih besar daripada 0,05.
Selanjutnya, untuk menguji homogenitas data penelitian, peneliti
menggunakan analisis Levene's Test for Equality of Variances. Apabila nilai
p lebih besar dari 0,05, maka data penelitian dapat dikatakan homogen
(Priyatno, 2014).
Tabel 9. Ringkasan Uji Homogenitas
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
total Equal variances assumed .804 .372
Equal variances not assumed
Hasil analisis Levene menunjukkan bahwa data penelitian tergolong
homogen (Sig. = 0,372, p > 0,05). Berdasarkan hasil uji asumsi tersebut,
peneliti dapat menggunakan analisis parametik independent sample t-test.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Independent Sample T-test
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
total Equal
variances
assumed
.741 98 .461 3.76000 5.07667 -
6.31448 13.83448
Equal
variances
not
assumed
.741 97.004 .461 3.76000 5.07667 -
6.31577 13.83577
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menurut Priyatno (2014), pengambilan keputusan terhadap uji
hipotesis dapat dilihat pada nilai signifikansi (Sig. 2-tailed). Apabila nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perbedaan pada
variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test
yang diuraikan dalam tabel di atas, data penelitian memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,461 (Sig. = 0,461, p > 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan
perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Analisis Tambahan
Analisis tambahan ini dilakukan untuk melihat perbedaan tiap aspek
kepuasan perkawinan pada kedua kelompok usia. Berikut adalah tabel
perbedaan mean tiap aspek pada kelompok usia dewasa awal dan dewasa
madya.
Tabel 11. Ringkasan Hasil Perbandingan Antar Aspek Kepuasan
Perkawinan
Group Statistics
Aspek Kelompok Usia N Mean
Komunikasi Dewasa awal 12 154.0000
Dewasa madya 12 156.6667
Afeksi Dewasa awal 10 147.2000
Dewasa madya 10 155.8000
Kesetiaan Dewasa awal 6 179.3333
Dewasa madya 6 178.5000
Kepuasan Ekonomi Dewasa awal 10 149.0000
Dewasa madya 10 148.5000
Kepuasan Seksual Dewasa awal 9 153.2222
Dewasa madya 9 155.1111
Pembagian Peran Dewasa awal 8 160.6250
Dewasa madya 8 166.7500
Manajemen Konflik Dewasa awal 7 163.1429
Dewasa madya 7 165.1429
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kesetiaan
memiliki mean yang paling tinggi baik pada tahapan usia dewasa awal
(M=179.33) dan tahapan usia dewasa madya (M=178.50). Hal tersebut berarti
aspek kesetiaan merupakan aspek yang paling mempengaruhi kepuasan
perkawinan pada tahapan usia dewasa awal dan dewasa madya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
E. Pembahasan
Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
kepuasan perkawinan (Sig. = 0,461, p > 0.05) pada wanita dewasa awal dan
wanita dewasa madya. Hal ini disebabkan oleh nilai signifikansi hasil uji
perbedaan yang lebih tinggi daripada 0,05.
Sementara itu, nilai rerata empirik kedua kelompok subjek (M = 195,72)
lebih tinggi dibandingkan nilai rerata teoritik (M = 155). Jika nilai rerata
empirik lebih tinggi daripada nilai rerata teoritik maka tingkat kepuasan
perkawinan tinggi. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita
dewasa awal dan dewasa madya sama-sama memiliki tingkat kepuasan
perkawinan yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok
usia tidak mempengaruhi tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Wanita
dewasa awal maupun wanita dewasa madya sama-sama memiliki tingkat
kepuasan perkawinan yang tinggi.
Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor
yang menyebabkan tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi adalah status
sosial ekonomi menengah keatas. Menurut Miller (dalam Hurlock, 10990)
keluarga dengan status sosial ekonomi menengah keatas cenderung lebih
positif dalam menilai perkawinannya. Status sosial ekonomi dapat dilihat dari
besarnya penghasilan suami-istri. Berdasarkan data yang ada, hampir setengah
jumlah subjek penelitian memiliki penghasilan menengah keatas ( 45 orang >
Rp 3.000.000 / bulan). Kriteria penentuan jumlah penghasilan dilihat dari upah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
minimum regional (UMR) Daerah Istimewa Yogyakarta. Rata-rata UMR DIY
adalah Rp 1.200.000/bulan (BPS DIY, 2014), sehingga jumlah penghasilan
diatas Rp 3.000.000 termasuk dalam ekonomi menengah keatas.
Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi bagaimana seseorang
menilai kepuasan perkawinannya (Papalia, 2014). Sebagian besar subjek dalam
penelitian (78 subjek) ini memiliki latar belakang pendidikan SMA keatas. Hal
ini dapat mempengaruhi cara berpikir subjek yang lebih rasional dan penilaian
yang lebih positif terhadap perkawinannya.
Berdasarkan data analisis tambahan, terlihat bahwa aspek kesetiaan
memiliki nilai rerata yang paling tinggi dibandingkan keenam aspek lainnya
yaitu sebesar (M=179,33) pada tahapan usia dewasa awal dan (M=178,5) pada
tahapan usia dewasa madya. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa aspek yang lebih mempengaruhi kepuasan perkawinan pada tahapan
usia dewasa awal dan dewasa madya yaitu aspek kesetiaan.
Kesetiaan merupakan sikap pasangan dalam membangun komitmen
perkawinannya (Rosen-Granson, 2004). Kesetiaan juga merupakan elemen
penting dalam kehidupan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya
(Santrock, 2002). Hal ini dikarenakan pada tahapan usia dewasa madya,
seorang wanita memiliki tugas perkembangan untuk mempertahankan
perkawinannya serta menjaga komitmen perkawinannya dengan tetap setia
pada pasangannya (Santrock, 2002).
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aspek kesetiaan merupakan
aspek yang paling mempengaruhi kepuasan perkawinan ini serupa dengan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penelitian Dollahite dan Lambert (2007) yang memaparkan pentingnya
kesetiaan dalam meningkatkan kualitas perkawinan. Lebih lanjut Dollahite dan
Lambert mengatakan, kesetiaan dalam perkawinan memiliki hubungan yang
erat dengan agama atau kepercayaan dari pasangan. Pasangan yang
memandang perkawinannya sebagai suatu perintah dari Tuhannya akan
mengikuti ajaran-ajaran dalam agamanya, salah satunya dengan setia terhadap
pasangannya. Hal ini terutama tampak pada perkawinan agama katolik dimana
kesetiaan merupakan salah satu dari tiga nilai yang penting dan mendasar
dalam sebuh perkawinan katolik (Catur, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
2. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya memiliki tingkat kepuasan
perkawinan yang tinggi.
3. Aspek kesetiaan merupakan aspek yang paling mempengaruhi kepuasan
perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
B. Saran
1. Bagi Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal maupun dewasa madya
secara signifikan. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya memiliki
tingkat kepuasna perkawinan yang tinggi. Untuk itu wanita atau istri baik
yang berada pada tahapan usia dewasa awal maupun dewasa madya
diharapkan mampu mempertahankan kepuasan dalam perkawinannya.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya kurangnya
data tentang agama, jumlah subjek pada tiap usia tidak merata, tidak ada
jeda usia yang cukup signifikan antara subjek tahapan usia dewasa awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dan tahapan usia dewasa madya sehingga hasil penelitian tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Untuk itu bagi peneliti yang ingin
meneliti kepuasan perkawinan selanjutnya disarankan menambahkan faktor
pendukung lain yang cukup menentukan tingkat kepuasan perkawinan
selain usia, seperti agama, jumlah subjek yang merata pada tiap usia, serta
jeda usia antara subjek dewasa awal dan dewasa madya yang cukup
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Andhianita, I., & Andayani, B. (2005). Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari
Berpacaran dan Tidak Berpacaran. Jurnal Psikologi 32 (2), 101-111.
Badan Pusat Statistik. (2009-2013). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah
Tempat Tinggal, Kelompok Umur,Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga,
dan Status Perkawinan, 2009-2013. Diperoleh tanggal 24 September 2014
dari http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1605.
Benokraitis, N. V. (1996). Marriage and Family. New Jersey: Pretince Hall, Inc.
Benson, Purnell. (1955). Familism and Marital Success. Social Forces 33 (3),
277-280.
Burpee, Leslie C. & Langer, Ellen J. (2005). Mindfulness and Marital
Satisfaction. Journal of Adult development 2 (1), 43-51.
Cohen, O., Geron, Y., & Farchi, A. (2009). Marital Quality and Global Well-
being among Older Adult Israeli Couples in Enduring Marriages. The
American Journal of Family Therapy, 37, 299–317.
Collins, R. & Coltrane, S. (1991). Sociology of Marriage and The Family:
Gender, Love and Property. Chichago: Nelson-Hall.
DeGenova, M. K. (2008). Intimate Relationships, Marriage and Family
Development. New York: Harper and Row.
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Dew, Jeffrey & Wilcox, W. B. (2011). If Momma Ain’t Happy: Explaining
Declines in Marital Satisfaction Among New Mothers. Journal of Marriage
and Family 73, 1-12.
Dollahite, David C & Lambert, Nathaniel M. (2007). Forsaking All Others: How
Religious Involvement Promotes Marital Fidelity in Christian, Jewish , and
Muslim Couples. Review of Religious Research 48 (3), 290-307
Eriany, P. (1997). Menikah atau Hidup Melajang: Pilihan Hidup Wanita Masa
Kini. Jurnal Pranata 8 (3), 1-6.
Faulkner, R. A., Davey, M., & Davey, A. (2005). Gender-related Predictors of
Change in Marital Satisfaction and Marital Conflict. American Journal of
Family Therapy, 33, 61–83.
Fincham, F. (2004). Communication in marriage. Handbook of family
communication, 83-104.
Fowers, Blaine J. & Olson, David H. (1993). ENRICH Marital Satisfaction Scale:
A Brief Research and Clinical Tool. Journal of Family Psychology 7 (2),
176-185.
Gilford, R. & Bengston, V. (1979). Measuring Marital Satisfaction in Three
Generations: Positive and Negative Dimensions. Journal of Marriage and
Family 41 (2), 387-398 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gorchoff, Sara M., John, Oliver P., Helson, Ravena. Contextualizing Change in
Marital Satisfaction during Middle Age: An 18-Year Longitudinal Study.
Journal of Psychological Science 19 (11), 1194-1200.
Gottman, J. M., & Levenson, R. W. (2002). A two-factor model for predicting
when a couple will divorce: Exploratory analyses using 14-year longitudinal
data. Family Process 41, 71-83.
Gottman, J. M., & Notarius, C. I. (2000). Decade review: Observing Marital
Interaction. Journal of Marriage and the Family 62, 927–947.
Gunarsa, Yulia Singgih. (1990). Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Helgeson, Vicki S. (2012). Psychology Gender. New Jersey: Pearson.
Hirschberger, G., Srivastava, S., Marsh, P., Cowan, C., Cowan, P. (2009).
Attachment, Marital Satisfaction, and Divorce During the First Fifteen
Years of Parenthood. Pers Relaths 16 (3), 401-420.
Hojati, N., Yousefi, Z., & Eilnaz, S. (2014). Predicting Marital Satisfaction: Meta
Cognition, Thought Control and Resiliency. Journal of Education and
General Studies 2 (6), 138-143.
Hurlock, E.B., (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Huston, T. L., Caughlin, J. P., Houts, R. M., Smith, S. E., & George, L. J (2001).
The Connubial Crucible: Newlywed Years as Predictors of Marital Delight,
Distress and Divorce. Journal of Personality and Social Psychology 80,
237-252.
Indonesia. Undang-undang Tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat. (2008). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kail, R.V., Cavanaugh, J.C. (2010). Human Development A Life-Span View Fifth
Edition. California: Wadsworth, Cengage Learning.
Karney, B. & Bradbury, T. (1995). The longitudinal course of marital quality and
stability: A review of theory, method, and research. Psychological Bulletin,
118, 3-34.
Kirkpatrick, L. A., & Hazan, C. (1994). Attachment styles and close
relationships: A four-year prospective study. Journal of Personal
Relationships 1, 123-142.
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kulik, L. (2002). Equality in Marriage, Marital Satisfaction, and Life Satisfaction
: A Comparative Analysis of Preretired and Retired Men and Women in
Israel. Families in Society : The Journal of Contemporary Human Services,
83 (2), 197-207.
Kurdek, Lawrence A. (2005). Gender and Marital Satisfaction Early in Marriage :
A Growth Curve Approach. Journal of Marriage and Family 67 (1), 68-84
Landis, J. T. & Landis, M. (1963). Personal Adjustment, Marriage and Family
Living. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc.
Larson, J. H., dan Holman, T. B. (1994). Premarital Predictors of Marital Quality
and Stability. Journal of Family Relation 43 (2), 228-237.
Laswell, M.E. (1991). Marriage and The Family. USA: Wadsworth. Inc.
Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. Needham Heights: Ally and
Bacon .
Long, S. J. (1984). Adult Life: Development Processes, 2ed. California: Mayfields
Publishing Company.
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Monks, F. J., Knoers, A. M. D., Haditono, Siti Rahayu. (2006). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Noor, Juliansyah. (2012). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Olson, D.H. & Hamilton, L. M. (1983). Families: What Make Them Work.
Beverly Hills: Sage Publication.
Papalia, D.E., Old, S.W., & Felman, R.D. (2014). Human Development Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Kencana.
Papalia, D.E., Old, S.W., & Felman, R.D. (2010). Human Development Psikologi
Perkembangan (Edisi 9). Jakarta : Kencana.
Pusat Bahasa (Indonesia). (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Penerbit
Andi Media.
Proulx, C. M., Helms, H. M. & Buehler, C. (2007). Marital Quality and Personal
Well-being: A meta-analysis. Journal of Marriage and Family, 69, 576–593
Pujiastuti, Erni dan Retnowati, Sofia. (2004). Kepuasan Perkawinan dengan
Depresi pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak
Bekerja. Humanitas : Indonesian Psychology Journal, 1 (2 ), 1-9.
Raharso, Alf. Catur. (2008). Kesepakatan nikah dalam hokum perkawinan katolik.
Malang : Penerbit Dioma.
Robinson, L. C. & Blanton, P. W. (1993). Marital Strenghts in Enduring
Marriage. Family Relation 42, 38-45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Rosen-Grandon, Jane R.; Myers, Jane E.; Hattie, John A. (2004). The
Relationship between Marital Characteristics, Marital Interaction Processes,
and Marital Satisfaction. Journal of Counseling and Development 82 (1),
58-64.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid 2
ed. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sadarjoen, S. (2005). Konflik Marital: pemahaman konseptual, aktual dan
alternatif solusinya. Bandung : Refika Aditama.
Salkind, Neil. J. (2009). Teori-teori Perkembagan Manusia : Sejarah kemunculan,
konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Bandung : Penerbit Nusa
Media.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma .
Sari, E. I., indriana, Y., & Ariati, J. (2012). Hubungan antara Kepribadian
Ekstraversi dengan Kepuasan Perkawinan pada Karyawan Wanita di PT
Indotama Omicron Kahar Purwerejo. Jurnal Psikologi 1 (1), 168-178.
Simpson, J.A., & Rholes, W.S. (2002). Attachment Theory and Close
Relationship. New York: Guildford Press.
Snyder D.K. (1979). Multidimensional assessment of marital satisfaction. Journal
of Marriage and Family, 41 (4), 813-823 .
Steinberg L. & Silverberg, SB. (1987). Influences on marital satisfaction during
the middle stage of the family life cycle. Journal of Marriage and the
Family.; 49, 751–760.
Stone, E. A., & Shackelford, T. K. (2007). Marital Satisfaction. Encyclopedia of
social psychology , 541-54 .
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta .
Trokan, John. (1998). Stage of the Marital and Family Life Cycle: Marital
Miracles. Pastoral Psychology 46 (4), 281-295.
White, L. K. & Booth, A. (1991). Divorce Over the Life Course. Journal of
Family Issues 12, 5-21.
Wismanto, Y. B. (2004). Kepuasan Perkawinan: Ditinjau dari Komitmen
Perkawinan, Kesediaan Berkurban, Penyesuaian Diadik, Kesetaraan
Pertukaran dan Persepsi terhadap Perilaku Pasangan. Disertasi. Tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Wood, W., Rhodes, N., & Whelan, M. (1989). Sex differences in positive well-
being: A consideration of emotional style and marital status. Psychological
Bulletin, 106 (2), 249-264.
Yuwana, T. A., & Maramis, W. F. (1991). Dinamika Perkawinan Masa Kini.
Malang: Dioma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN 1
SKALA KEPUASAN PERKAWINAN
SEBELUM TRY-OUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
SKALA PENELITIAN
disusun oleh :
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
(109114100)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Salam sejahtera,
Saya, Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu, adalah mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Saya memohon
kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi
beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda
diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami,
rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena
tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan
dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli
Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan
memberikan tanda tangan atau paraf Anda di akhir pernyataan ini. Terima kasih
atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian
tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya,
saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguh-
sungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Mei 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala kepuasan perkawinan, isilah data yang ada pada
bagian Identitas Diri
2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang
paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda
silang (X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh :
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya senang pasangan memperhatikan
penampilan saya X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Identitas Diri
Inisial : Usia : tahun
Lama Pernikahan : tahun Pendidikan Terakhir :
Jumlah anak : Pekerjaan :
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Pasangan saya memberikan perhatian saat saya
bercerita
2. Saya merasa pendapatan pasangan cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga kami
3. Saya merasa nyaman ketika menghabiskan waktu
bersama pasangan
4. Saya merasa pasangan saya mampu memenuhi
kebutuhan seksual saya
5. Saya lebih memilih diam daripada mengatakan
keinginan seksual saya pada pasangan
6. Pasangan saya ikut membantu saya mengurus
pekerjaan rumah tangga
7. Saya dan pasangan bekerjasama mencari jalan
keluar atas masalah kami
8. Saya merasa ingin hidup sendiri tanpa pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
9. Saya menyampaikan segala kekurangan saya pada
pasangan saya
10. Saya jarang memuji penampilan pasangan saya
11. Saya merasa pasangan kurang memperhatikan
saya karena sibuk dengan pekerjaannya
12. Saya merasa pasangan mampu mencari uang
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
13. Saya hanya peduli dengan kebutuhan seksual saya
sendiri
14. Saya dan pasangan selalu berdiskusi sebelum
membeli perabotan rumah tangga
15. Pasangan saya ikut terlibat dalam mendidik anak
16. Pasangan saya sering mengambil keputusannya
sendiri tanpa berdiskusi dengan saya
17. Saya jarang mengungkapkan perasaan saya yang
sebenarnya kepada pasangan
18. Saya dan pasangan sering mengucapkan kata-kata
sayang
19. Saya pernah berpikir untuk berpisah dengan
pasangan
20. Pasangan saya sering membeli barang-barang
yang menurut saya tidak penting tanpa
memberitahukan saya terlebih dahulu
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
21. Saya selalu mendengarkan pasangan saya saat dia
berbicara
22. Pasangan saya menanyakan pendapat saya
sebelum mengambil keputusan
23. Saya ingin hidup bersama dengan pasangan saya
hingga maut menjemput
24. Saya merasa pasangan saya terlalu memanjakan
anak kami
25. Saya berani mengatakan terlebih dahulu keinginan
saya untuk berhubungan seksual pada pasangan
26. Pasangan saya jujur menceritakan semua masa
lalunya pada saya
27. Pasangan saya menanyakan kabar saya saat kami
tidak bersama
28. Saya merasa kehidupan ekonomi keluarga kami
sudah cukup layak
29. Pasangan saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya
sehingga jarang memperhatikan anak
30. Saya dan pasangan selalu menyempatkan diri
untuk bersama disela-sela kesibukan kami
31. Saya menyembunyikan beberapa hal dari
pasangan
32. Saya merasa pasangan saya terlalu boros
menggunakan uangnya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
33. Saya selalu berkata jujur kepada pasangan saya
34. Saya dan pasangan mampu mencari jalan keluar
atas masalah kami
35. Pasangan saya sering memuji penampilan saya
36. Saya merasa pasangan saya sering berbohong
37. Saya dan pasangan selalu menjaga keharmonisan
keluarga kami
38. Saya dan pasangan berbagi pekerjaan rumah
tangga
39. Saya selalu mengambil keputusan sendiri dalam
hal mendidik anak
40. Saya lebih memilih menonton televisi daripada
mendengarkan pasangan saya bercerita
41. Saya sering merasa terpaksa melayani pasangan
untuk memenuhi kebutuhan seksualnya
42. Saya dan pasangan bekerjasama dalam mendidik
anak
43. Saya merasa pendapatan pasangan saya tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan kami
44. Pasangan saya memahami keinginan saya ketika
berhubungan seksual
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
45. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan
pasangan saya
46. Saya dan pasangan sepakat untuk selalu memberi
perhatian pada anak
47. Saya dan pasangan tidak pernah merasa kesulitan
membeli kebutuhan rumah tangga
48. Saya merasa pasangan saya menyembunyikan
beberapa hal dari saya
49. Pasangan saya jarang mengucapkan kata-kata
sayang pada saya
50. Saya merasa perlu mencari penghasilan tambahan
tanpa sepengetahuan pasangan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
51. Saya tahu bagaimana caranya membuat pasangan
saya senang saat berhubungan seksual
52. Pasangan saya jarang membantu saya
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
53. Saya dan pasangan kesulitan menyelesaikan
masalah keluarga kami
54. Pasangan saya sibuk dengan handphonenya ketika
saya bercerita
55. saya merasa malu mengatakan terlebih dahulu
keinginan untuk berhubungan intim dengan
pasangan
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
56. Pasangan saya selalu jujur menceritakan
pekerjaannya pada saya
57. Saya dan pasangan jarang memiliki waktu luang
bersama karena kesibukan kami berdua
58. Saya sering merasa kelelahan karena pekerjaan
rumah tangga saya lebih banyak dibandingkan
pasangan saya
59. Saya mengatakan keinginan saya saat mau
berhubungan seksual dengan pasangan
60. Saya merasa pasangan kurang memperhatikan
anak kami
61. Saya ingin mempertahankan keutuhan keluarga
kami hingga tua nanti
62. Saya dan pasangan sering bertengkar karena
masalah keuangan
63. Saya merasa bosan dengan kehidupan seksual
saya dan pasangan
64. Saya merasa pasangan saya selalu menghindar
dari masalah keluarga kami
65. Saya merasa pasangan kurang peduli keberadaan
saya dan apa yang saya lakukan
66. Saya dan pasangan selalu berdiskusi untuk
mencari jalan keluar atas masalah kami
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 2
SKALA KEPUASAN PERKAWINAN
SESUDAH TRY-OUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA PENELITIAN
disusun oleh :
Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu
(109114100)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Salam sejahtera,
Saya, Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu, adalah mahasiswi tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Saya memohon
kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi
beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda
diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami,
rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena
tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan
dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli
Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan
memberikan tanda tangan atau paraf Anda di akhir bagian Lembar Pernyataan
Kesediaan dibawah ini. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Inisial : _____
Usia : ____ tahun
Tinggal bersama suami : YA / TIDAK* (Coret yang tidak sesuai)
Jumlah Anak : ____
Lama Pernikahan : ____ tahun
Pendidikan Terakhir : SMP / SMA / S1 / Lainnya* : ______
Pekerjaan : __________
Penghasilan Keluarga : Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000/bulan (penghasilan suami dan istri)
Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000/bulan
> Rp 5.000.000/bulan
Rp _______
* : Coret yang tidak sesuai
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian
tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya,
saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguh-
sungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Juni 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PETUNJUK PENGISIAN
4. Sebelum mengisi skala kepuasan perkawinan, isilah data yang ada pada
bagian Lembar Pernyataan Kesediaan
5. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada
6. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang
paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda
silang (X) pada kolom jawaban.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh :
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya senang pasangan memperhatikan
penampilan saya X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Silakan mengerjakan mulai dari sini.
8. Saya jarang mengungkapkan perasaan saya yang
sebenarnya kepada pasangan
9. Pasangan saya selalu jujur menceritakan
pekerjaannya pada saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya dan pasangan bekerjasama dalam mendidik
anak
2. Pasangan saya sering mengambil keputusannya
sendiri tanpa berdiskusi dengan saya
3. Saya sering merasa terpaksa melayani pasangan
untuk memenuhi kebutuhan seksualnya
4. Saya ingin mempertahankan keutuhan keluarga
kami hingga tua nanti
5. Saya dan pasangan sering bertengkar karena
masalah keuangan
6. Pasangan saya menanyakan kabar saya saat kami
tidak bersama
7. Saya menyampaikan segala kekurangan saya pada
pasangan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
10. Saya dan pasangan tidak pernah merasa kesulitan
membeli kebutuhan rumah tangga
11. Saya dan pasangan jarang memiliki waktu luang
bersama karena kesibukan kami berdua
12. Pasangan saya menanyakan pendapat saya
sebelum mengambil keputusan
13. Pasangan saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya
sehingga jarang memperhatikan anak
14. Saya merasa pasangan saya dapat memenuhi
kebutuhan seksual saya
15. Saya dan pasangan sepakat untuk selalu
memberikan perhatian pada anak
16. Saya merasa pendapatan pasangan cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga kami
17. Saya merasa nyaman ketika menghabiskan waktu
bersama pasangan
18. Saya pernah berpikir untuk berpisah dengan
pasangan
19. Saya merasa kehidupan ekonomi keluarga kami
sudah cukup layak
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
20. Saya merasa pasangan saya terlalu boros
menggunakan uangnya
21. Saya dan pasangan selalu menyempatkan diri
untuk bersama disela-sela kesibukan kami
22. Saya merasa pasangan kurang memperhatikan saya
karena sibuk dengan pekerjaannya
23. Saya merasa pasangan mampu mencari uang untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
24. Pasangan saya memberikan perhatian saat saya
bercerita
25. Saya jarang memuji penampilan pasangan saya
26. Saya lebih memilih menonton televisi daripada
mendengarkan pasangan saya bercerita
27. Saya selalu berkata jujur kepada pasangan saya
28. Saya menyembunyikan beberapa hal dari pasangan
29. Pasangan saya sering memuji penampilan saya
30. Saya merasa pasangan saya menyembunyikan
beberapa hal dari saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
31. Pasangan saya ikut membantu saya mengurus
pekerjaan rumah tangga
32. Saya mengatakan keinginan saya saat mau
berhubungan seksual dengan pasangan
33. Pasangan saya ikut terlibat dalam mendidik anak
34. Saya selalu mengambil keputusan sendiri dalam
hal mendidik anak
35. Saya dan pasangan mampu mencari jalan keluar
atas masalah kami
36. Saya merasa pasangan kurang memperhatikan
anak kami
37. Saya tahu bagaimana caranya membuat pasangan
saya senang saat berhubungan seksual
38. Saya merasa ingin hidup sendiri tanpa pasangan
39. Saya merasa pasangan saya sering berbohong
40. Saya merasa pasangan saya kurang peduli
keberadaan saya dan apa yang saya lakukan
41. Saya dan pasangan sering mengucapkan kata-kata
sayang
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
42. Pasangan saya sibuk dengan handphonenya ketika
saya bercerita
43. Saya merasa perlu mencari penghasilan tambahan
tanpa sepengetahuan pasangan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
44. Saya sering merasa kelelahan karena pekerjaan
rumah tangga saya lebih banyak dibandingkan
pasangan saya
45. Saya dan pasangan selalu berdiskusi sebelum
membeli kebutuhan rumah tangga
46. Saya dan pasangan bekerjasama mencari jalan
keluar atas masalah kami
47. Saya tidak malu mengatakan keinginan saya untuk
berhubungan seksual terlebih dahulu pada
pasangan
48. Saya selalu mendengarkan pasangan saya saat dia
berbicara
49. Saya merasa bosan menjalani hidup dengan
pasangan saya
50. Pasangan saya jarang mengucapkan kata-kata
sayang pada saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
51. Pasangan saya sering membeli barang-barang
yang menurut saya tidak penting tanpa
memberitahukan saya terlebih dahulu
52. Saya merasa pasangan saya selalu menghindar
dari masalah keluarga kami
53. Saya dan pasangan selalu berdiskusi untuk
mencari jalan keluar atas masalah kami
54. Pasangan saya memahami keinginan saya dalam
berhubungan seksual
55. Pasangan saya jarang membantu saya
mengerjakan pekerjaan rumah tangga
56. Saya dan pasangan selalu menjaga keharmonisan
keluarga kami
57. Saya hanya peduli dengan kebutuhan seksual saya
sendiri
58. Saya merasa malu mengatakan terlebih dahulu
keinginan untuk berhubungan intim dengan
pasangan
59. Pasangan saya jujur menceritakan masa lalunya
pada saya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
60. Saya ingin hidup bersama dengan pasangan saya
hingga maut menjemput
61. Saya merasa pendapatan pasangan saya tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan kami
62. Saya merasa bosan dengan kehidupan seksual saya
dan pasangan
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 3
HASIL UJI RELIABILITAS DAN
KUALITAS AITEM SKALA
KEPUASAN PERKAWINAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
A. Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Sebelum Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 66
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 207.3600 488.072 .534 .960
2 207.5600 486.619 .489 .961
3 207.1600 492.260 .451 .961
4 207.2600 491.951 .444 .961
5 208.2800 491.185 .294 .961
6 207.4400 488.333 .412 .961
7 207.1400 488.000 .609 .960
8 207.1600 491.158 .402 .961
9 207.4600 491.192 .423 .961
10 207.8200 483.865 .711 .960
11 207.8200 475.130 .772 .960
12 207.4000 488.163 .476 .961
13 207.4200 489.432 .487 .961
14 207.5000 490.010 .482 .961
15 207.0800 489.749 .561 .960
16 207.8400 486.464 .627 .960
17 207.9400 478.425 .637 .960
18 207.7400 488.319 .432 .961
19 207.4400 482.211 .583 .960
20 207.7600 491.778 .383 .961
21 207.4000 489.878 .438 .961
22 207.5400 483.070 .629 .960
23 207.1000 492.663 .457 .961
24 208.2400 501.778 -.005 .962
25 207.9800 486.591 .500 .961
26 207.7400 487.870 .468 .961
27 207.3800 482.281 .723 .960
28 207.6000 484.776 .563 .960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
29 207.7400 482.115 .566 .960
30 207.4000 487.429 .564 .960
31 207.7800 481.440 .630 .960
32 207.8200 480.396 .691 .960
33 207.6200 485.628 .602 .960
34 207.4600 488.335 .580 .960
35 207.7800 487.236 .542 .960
36 207.7000 482.378 .665 .960
37 207.2400 487.411 .605 .960
38 207.6200 495.996 .199 .961
39 207.7600 490.431 .388 .961
40 207.6200 484.853 .568 .960
41 207.6600 484.882 .533 .960
42 207.2200 490.257 .487 .961
43 207.7800 483.481 .589 .960
44 207.6800 488.467 .467 .961
45 207.3600 486.194 .573 .960
46 207.2000 489.306 .532 .960
47 207.9000 489.561 .457 .961
48 207.8400 491.362 .397 .961
49 208.0400 482.570 .638 .960
50 208.0800 489.463 .349 .961
51 207.5800 491.228 .461 .961
52 207.8800 489.455 .402 .961
53 207.8600 494.409 .231 .961
54 207.8400 484.545 .625 .960
55 208.0800 485.789 .541 .960
56 207.5200 492.826 .346 .961
57 208.0400 489.182 .459 .961
58 208.1800 492.559 .325 .961
59 207.8200 486.844 .526 .960
60 207.5200 482.377 .716 .960
61 207.0800 492.647 .363 .961
62 207.8200 483.375 .651 .960
63 207.5600 479.313 .702 .960
64 207.6400 478.521 .703 .960
65 207.6000 481.918 .661 .960
66 207.4200 483.881 .668 .960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Sesudah Seleksi Aitem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.963 62
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 196.0800 464.116 .529 .963
2 196.2800 462.083 .505 .963
3 195.8800 467.781 .465 .963
4 195.9800 467.408 .460 .963
6 196.1600 464.668 .398 .963
7 195.8600 464.041 .604 .963
8 195.8800 466.924 .405 .963
9 196.1800 467.171 .417 .963
10 196.5400 459.723 .718 .962
11 196.5400 451.396 .771 .962
12 196.1200 463.577 .494 .963
13 196.1400 465.225 .490 .963
14 196.2200 465.522 .497 .963
15 195.8000 465.837 .550 .963
16 196.5600 461.966 .647 .963
17 196.6600 454.841 .629 .963
18 196.4600 463.886 .443 .963
19 196.1600 458.056 .590 .963
20 196.4800 467.153 .401 .963
21 196.1200 465.455 .450 .963
22 196.2600 459.013 .632 .963
23 195.8200 468.355 .463 .963
25 196.7000 462.459 .503 .963
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
26 196.4600 464.294 .450 .963
27 196.1000 458.133 .731 .962
28 196.3200 460.589 .569 .963
29 196.4600 458.784 .547 .963
30 196.1200 463.047 .577 .963
31 196.5000 457.480 .631 .963
32 196.5400 456.294 .698 .962
33 196.3400 461.535 .604 .963
34 196.1800 464.110 .586 .963
35 196.5000 462.908 .552 .963
36 196.4200 458.249 .672 .962
37 195.9600 463.182 .612 .963
39 196.4800 466.867 .367 .963
40 196.3400 460.678 .574 .963
41 196.3800 460.689 .539 .963
42 195.9400 466.180 .484 .963
43 196.5000 459.276 .597 .963
44 196.4000 464.327 .469 .963
45 196.0800 462.034 .578 .963
46 195.9200 465.014 .540 .963
47 196.6200 465.261 .464 .963
48 196.5600 467.109 .400 .963
49 196.7600 458.594 .639 .962
50 196.8000 466.082 .326 .964
51 196.3000 466.990 .464 .963
52 196.6000 466.245 .371 .963
54 196.5600 460.700 .620 .963
55 196.8000 462.286 .522 .963
56 196.2400 468.268 .360 .963
57 196.7600 465.533 .441 .963
58 196.9000 468.704 .312 .964
59 196.5400 462.621 .532 .963
60 196.2400 458.472 .714 .962
61 195.8000 468.653 .355 .963
62 196.5400 459.315 .654 .962
63 196.2800 455.226 .710 .962
64 196.3600 454.684 .703 .962
65 196.3200 458.549 .641 .962
66 196.1400 459.756 .674 .962
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 4
HASIL SPSS UJI ANALISIS DAN UJI
HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
A. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Tests of Normality Dewasa Awal
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
total .120 50 .068
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality Dewasa Madya
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
total .108 50 .200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Homogenitas
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
total Equal variances assumed .804 .372
Equal variances not
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Uji Hipotesis
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
total Equal
variances
assumed
.741 98 .461 3.76000 5.07667 -
6.31448 13.83448
Equal
variances
not
assumed
.741 97.004 .461 3.76000 5.07667 -
6.31577 13.83577
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 5
HASIL SPSS DATA ANALISIS
TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
A. Hasil Perbandingan Mean Antar Aspek Kepuasan Perkawinan
Group Statistics
Aspek Kelompok
Usia N Mean
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Komunikasi Dewasa awal 12 154.0000
Dewasa
madya 12 156.6667 -.900 .378 -2.66667
Afeksi Dewasa awal 10 147.2000
Dewasa
madya 10 155.8000 -1.807 .088 -8.60000
Kesetiaan Dewasa awal 6 179.3333
Dewasa
madya 6 178.5000 .202 .844 .83333
Kepuasan
Ekonomi
Dewasa awal 10 149.0000
Dewasa
madya 10 148.5000 .121 .905 .50000
Kepuasan
Seksual
Dewasa awal 9 153.2222
Dewasa
madya 9 155.1111 -.306 .764 -1.88889
Pembagian Peran Dewasa awal 8 160.6250
Dewasa
madya 8 166.7500 -.615 .548 -6.12500
Manajemen
Konflik
Dewasa awal 7 163.1429
Dewasa
madya 7 165.1429 -.951 .360 -2.00000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related