ppt hiperbilirubinemia
Post on 21-Dec-2015
229 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
oleh :Dita Prima Desta, S.Ked
08700163Franky Santoso, S.Ked
08700165Angga Prawira, S.Ked
08700169Pembimbing :Dr. Endah Tjiptaningsih , Sp.A
Kelompok JSMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD dr. M. Saleh ProbolinggoTahun 2014
Hiperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin total pada minggu pertama kehamilan. Di mana kadar normal maksimal adalah 12-13 mg% (205-220 µmmol/L)
Terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 90.
1.Produksi2.Transport
asi3.Konjugasi4.Ekskresi
Umumnya terjadi hari 2 dan 3 setelah kelahiran.
Kadar bilirubin indirect pada minggu pertama > 2 mg/dl
Peningkatan sampai 10-12 mg/dl, masih dalam kisaran fisiologis, bahkan hingga 15 mg/dl. Tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin.
Dasar Penyabab
Peningkatan bilirubin yang tersedia•Peningkatan produksi bilirubin
•Peningkatan resirkulasi melaluio enterohepatik shunt
Penurunan bilirubin clearance•Penurunan clearance dari plasma•Penurunan metabolisme hepatik
Peningkatan sel darah merahPenurunan umur sel darah merahPeningkatan early bilirubin
Peningkatan aktifitas β-glukoronidase Tidak adanya flora bakteriPengeluaran mekonium yang terhambat
Defisiensi protein karierPenurunan aktifitas UDPGT
1. Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam 2. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi3. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5mg% atau lebih
setiap 24 jam4. Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5
mg/dl/jam5. Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari
pada setiap bayi ( muntah, letargi, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu yang tidak stabil)
6. Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.
Sebelum pulang, kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak pada daerah resiko tinggi
Ikterus yang muncul dalam 24 jam pertama kehidupan
Inkompatibiltas golongan darah dengan tes antiglobulin direk yang positif atau penyakit hemolitik lainnya (defisiensi G6PD, peningkatan ETCO)
Umur kehamilan 35-36 minggu Riwayat anak sebelumnya yang mendapat foterapi Sefalhematom atau memar yang bermakna Asi eksklusif dengan cara perawatan tidak baik dan
kehilangan berat badan yang berlebihan. Ras asia timur
Sebelum pulang, kadar bilirubin serum total atau nilirubin transkutaneus terletak pada daerah resiko sedang
Umur kehamilan 37-38 minggu Sebelum pulang, bayi tampak kuning Riwayat anak sebelumnya kuning Bayo makrosomial dan ibu DM Umur ibu > 25 tahun Laki-laki
Kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak pada daerah resiko rendah
Umur kehamilan > 41 minggu Bayi mendapat susu formula penuh Kulit hitam Bayi dipulangkan setelah 72 jam
usia neonatus berat badan lahir neonatus sejak kapan neonatus berwarna kuning apakah neonatus sudah dapat buang air
besar warna feses neonatus warna urine riwayat keluarga dengan riwayat sakit yang
mirip dengan neonatus sebelumnya
riwayat kehamilan dan persalinan, apakah kehamilan normal atau dengan komplikasi seperti hipertensi dan diabetes mellitus, gawat janin, malnutrisi intrauterin, infeksi intranatal, dan lain-lain, persalinan berlangsung dengan tindakan atau komplikasi
riwayat inkompatibilitas darah, riwayat transfusi tukar atau terapi sinar pada neonatus sebelumnya.
J Jaundiced at <24hrs A A sibling who needed PTx as a baby,
Antibodies (to minor antigens) U Unrecognised haemolysis N Non-optimal feeding / sucking (daya isap/
menyusu yang tidak optimal) D Deficiency of G6PD I Infection, In-utero transfusion C Cephalhaematoma or bruising E Ethnicity (e.g. East Asian, Mediterranean,
African), Early delivery (preterm)
Dehidrasi Penurunan berat badan masif setelah lahir Adanya ekstravasasi darah
chepalhematoma, kontusio Neonatus dengan riwayat ibu diabetes
mellitus Asidosis Asfiksia Obstruksi saluran cerna yang meningkat
pada sirkulasi enterohepatikum
dilakukan secara menyeluruh mulai dari kepala hingga ujung kaki.
Pemeriksaan paling baik dilakukan di bawah sinar matahari atau dengan pencahayaan ruangan cukup terang.
Pemeriksaan dilakukan termasuk dengan memeriksa sklera, gusi dan warna kulit neonatus dengan menggunakan jari. Warna kuning pada neonatus bermula pertama kalipada wajah dan secara progresif menyebar secara caudal menuju ke batang tubuh dan ekstremitas.
dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya.
pemeriksaan rutin dan non rutin.
serum bilirubin (direk dan indirek) Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin. Kadar serum bilirubin total tidak lebih dari 25 mikromol/L. Kadar serum albumin juga harus diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar atau transfusi tukar. 1,2
golongan darah ‘Coombs test’, darah lengkap dan hapusan darah, hitung retikulosit, skrining G6PD dan bilirubin direk. skrining TORCH dan profil cairan
serebrospinal. 3,4
Ikterus yang terjadi pada saat lahir atau dalam waktu 24 jam pertama kehidupan ◦ eritroblastosis foetalis, ◦ sepsis, ◦ penyakit inklusi sitomegalik, ◦ rubela atau toksoplasmosis kongenital
Ikterus yang baru timbul pada hari ke 2 atau hari ke 3, biasanya bersifat “fisiologis”, dapat patologis◦ Ikterus nonhemolitik familial (sindroma Criggler-
Najjar)
◦ septikemia ,keadaan ini dapat disebabkan oleh infeksi-infeksi lain terutama sifilis, toksoplasmosis dan penyakit inklusi sitomegalik.
◦ Ikterus yang timbul sekunder akibat ekimosis atau hematoma ekstensif
◦ Polisitemia
◦ septikemia, ◦ atresia kongenital saluran empedu, ◦ hepatitis serum homolog, ◦ rubela, ◦ hepatitis herpetika, ◦ pelebaran idiopatik duktus koledoskus, ◦ galaktosemia, ◦ anemia hemolitik kongenital (sferositosis) atau mungkin
krisis anemia hemolitik lain, seperti defisiensi enzim piruvat kinase dan enzim glikolitik lain, talasemia, penyakit sel sabit, anemia non-sperosit herediter), atau anemia hemolitik yang disebabkan oleh obat-obatan (seperti pada defisiensi kongenital enzim-enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase, glutation sintetase, glutation reduktase atau glutation peroksidase) atau akibat terpapar oleh bahan-bahan lain.
“inspissated bile syndrome” (ikterus yang terjadi menyertai penyakit hemolitik pada bayi neonatus),
hepatitis, penyakit inklusi sitomegalik, sifilis, toksoplasmosis, ikterus nonhemolitik familial, atresia kongenital saluran empedu, pelebaran
idiopatik duktus koledoskus atau galaktosemia. Ikterus ini dapat dihubungkan dengan nutrisi
perenteral total. Kadang-kadang ikterus fisiologik dapat berlangsung berkepanjangan sampai beberapa minggu, seperti pada bayi yang menderita penyakit hipotiroidisme atau stenosis pilorus.
Tujuan utama : untuk mengendalikan agar kadar
bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat menimbulkan kernicterus.
Pengendalian kadar bilirubin dengan pemberian obat-obatan (luminal).
Pemberian terapi sinar atau transfusi tukar
Faktor Resiko :
- Ikterus timbul pada usia < 24 jam- inkompatibilitas golongan darah (dengan Coombs’ test positif)- usia kehamilan < 38 minggu- penyakit-penyakit hemolitik - ikterus / terapi sinar / transfusi tukar pada bayi sebelumnya- hematoma sefal
- bruising
- ASI eksklusif (bila berat
badan turun > 12 % BB lahir)
- ras Asia Timur
- jenis kelamin laki-laki
- usia ibu < 25 tahun
- ikterus sebelum bayi
dipulangkan
- DM gestasional
- polisitemia
Ada beberapa cara penatalaksanaan
pengendalian kenaikan bilirubin :
1.Terapi Sinar
2.Transfusi Tukar
3.Terapi obat
Pada penderita yang
direncanakan transfusi
tukar, terapi sinar
dilakukan pula
sebelum dan sesudah
transfusi dikerjakan.
beberapa buah lampu neon yang diletakkan secara
paralel dan dipasang dalam kotak yang berventilasi
Gantilah lampu setelah penggunaan 3 bulan walau lampu
masih menyala
Gunakan kain pada box bayi atau inkubator dan pasang
tirai mengelilingi area sekeliling alat tersebut berada untuk
memantulkan kembali sinar sebanyak mungkin ke arah
bayi.
Pada saat penyinaran diusahakan agar bagian tubuh yang
terpapar dapat seluas-luasnya, yaitu dengan membuka
pakaian bayi.
Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 6-8 jam agar
bagian tubuh yang terkena cahaya dapat menyeluruh.
Kedua mata ditutup namun gonad tidak perlu ditutup lagi
selama penyinaran kadar bilirubin dan hemoglobin bayi di
pantau secara berkala dan terapi dihentikan apabila
kadar bilirubin <10 mg/dL.
Lamanya penyinaran biasanya tidak melebihi 100 jam.
Pada saat mendapat terapi sinar perlu diperhatikan
terapi suportif lain seperti termoregulasi dan terapi
cairan.
Terapi sinar meningkatkan insensible water loss
sehingga pada bayi dengan berat badan < 1500 gram
perlu dinaikkan kebutuhannya sebanyak 0,5
ml/kg/jam, sedangkan untuk bayi dengan berat badan
> 1500 gram dinaikkan sebanyak 1 ml/kg/jam.
efek samping terapi sinar :
enteritis
hipertermia
dehidrasi
kelainan kulit
gangguan minum
letargi dan iritabilitas
menurunkan dengan cepat bilirubin indirek dalam
tubuh
bermanfaat dalam mengganti eritrosit yang telah
terhemolisis dan membuang pula antibodi yang
menimbulkan hemolisis.
kriteria melakukan transfusi tukar selain melihat
kadar bilirubin, juga dapat memakai rasio bilirubin
terhadap albumin.
tindakan dilakukan bila ada indikasi terkait dengan
efek samping dan komplikasi.
1. Nilai APGAR < 3 pada
menit ke 5
2. PaO2 < 40 torr selama 1
jam
3. pH < 7,15 selama 1 jam
4. Suhu rektal ≤ 35 O C
5. Serum Albumin < 2,5
g/dL
1. Nilai APGAR < 3 pada
menit ke 5
2. PaO2 < 40 torr selama 1
jam
3. pH < 7,15 selama 1 jam
4. Suhu rektal ≤ 35 O C
5. Serum Albumin < 2,5
g/dL
6. Gejala neurologis
yang memburuk
7. Terbukti sepsis atau
meningitis
8. Anemia hemolitik
9. Berat bayi ≤1000 g
6. Gejala neurologis
yang memburuk
7. Terbukti sepsis atau
meningitis
8. Anemia hemolitik
9. Berat bayi ≤1000 g
Macam Transfusi Tukar:
1. ‘Double Volume’ artinya dibutuhkan dua kali volume
darah, diharapkan dapat mengganti kurang lebih 90 %
dari sirkulasi darah bayi dan 88 % mengganti Hb bayi.
2. ‘Iso Volume’ artinya hanya dibutuhkan sebanyak
volume darah bayi, dapat mengganti 65 % Hb bayi.
3. ‘Partial Exchange’ artinya memberikan cairan koloid
atau kristaloid pada kasus polisitemia atau darah pada
anemia.
Keterangan: * Volume darah bayi cukup bulan 85 cc / kg BB * Volume darah bayi kurang bulan 100 cc /kg BB
Yang perlu diperhatikan dalam transfusi tukar :
tempat dan peralatan dipersiapkan dengan teliti.
sebaiknya dilakukan di ruangan yang aseptik dilengkapi
peralatan tanda vital bayi dan alat pengatur suhu
komplikasi : asidosis, bradikardia, aritmia, henti
jantung.
hiperbilirubinemia berat → rujuk ke pusat rujukan
neonatal setelah kondisi bayi stabil (‘transportable’)
dengan memperhatikan syarat-syarat rujukan bayi baru
lahir risiko tinggi.
Phenobarbital meningkatkan konjugasi dan ekskresi
bilirubin.
Pemberian obat ini akan mengurangi timbulnya ikterus
fisiologik pada bayi neonatus, dosis 90 mg/24 jam
beberapa hari sebelum kelahiran atau bayi pada saat lahir
dgn dosis 5 mg/kgBb/24 jam.
Phenobarbital tidak dianjurkan untuk pengobatan
ikterus pada neonatus.
Kernikterus
Gangguan pendengaran dan penglihatan
Kerusakan neurologis
Pada umumnya prognosis baik, kecuali pada
kernicterus yang dapat menyebabkan
kematian.
top related