sepatu cibaduyut
Post on 28-Oct-2015
680 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROFIL USAHA
Nama Usaha : sentra sepatu cibaduyut
Alamat : Jalan Cibaduyut Raya Kota
Jenis Usaha : Retail dan pedagang besar
Latar Belakang :Berdiri sejak tahun 1920, oleh warga setempat yang memiliki
keterampilan membuat sepatu dan diturunkan secara turun temurun
Sejarah Sepatu di Cibaduyut
Mulai berkembangnya industri dan perdagangan alas kaki Cibaduyut telah cukup lama.
Awalnya dimulai sekitar tahun 1920, beberapa orang warga setempat yang kesehariannya
bekerja pada sebuah pabrik sepatu di kota Bandung, setelah memiliki keterampilan dalam
membuat sepatu, mereka berhenti sebagai pekerja. Mereka memulai membuka usaha
membuat dan menjual produk alas kaki secara kecil-kecilan di lingkungan rumah tangganya
dengan melibatkan tenaga kerja anggota keluarganya. Dengan semakin berkembangnya
pesanan, maka mulai merekrut pekerja yang berasal dari warga sekitarnya, sehingga
keterampilan dalam membuat alas kaki ini menyebar dan ditularkan dalam lingkungan keluarga
dan warga masyarakat sekitarnya.
1
Menurut informasi dari para tokoh pengusaha alas kaki Cibaduyut bahwa sebelum
penjajahan Jepang tahun 1940 telah berkembang sejumlah pengrajin sepatu di Cibaduyut
sebanyak 89 orang. Hal ini tidak terlepas dengan semakin meningkatnya pesanan, karena
dinilai produk sepatu Cibaduyut memiliki kualitas yang sangat baik memenuhi selera konsumen
pada masa itu. Bahkan, setelah negara Indonesia merdeka pada tahun 1950-an jumlah unit
usaha alas kaki berkembang menjadi 250 unit usaha. Dengan jumlah unit usaha yang besar
inilah daerah Cibaduyut mulai dikenal sebagai sentra produksi alas kaki.
Pada sekitar tahun 1978 pemerintah pusat melalui departemen Perindustrian bekerja
sama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES)
melakukan pengkajian dalam rangka bimbingan dan Pengembangan sentra sepatu Cibaduyut.
Hasil kajian tersebut merekomendasikan dibangunnya pusat pelayanan fasilitasi pembinaan
atau dengan sebutan Center Service Facility (CSF) dan lebih dikenal masyarakat pengusaha
sepatu dengan sepatu Unit Pelayanan Teknis (UPT) barang kulit.
Pada sekitar tahun 1980-an dengan digulirkan proyek BIPIK dari departemen
perindustrian berbagai fasilitas bantuan sarana dan prasarana kepada UPT persepatuan di
Cibaduyut berupa pembangunan fasilitas gedung, mesin dan peralatan serta program pelatihan
untuk mengembangkan pengrajin sepatu Cibaduyut.
Manfaat dan kegunaan bisnis ini
1. Bagi Pemilik
- Dapat membawa citra penjualan persepatuan tradisonal khas bandung dan
membawa brand indonesia ke dunia internasional
- Dapat menjadi suatu proses perencanaan tahap lanjut mengenai strategi dan
pengembangan produk di masa yang akan datang.
2
2. Bagi Konsumen
Dapat memenuhi keinginan dan selera yang sesuai dengan pasar tanpa menghilangkan
sejarah dan ciri ke-tradisionalan indonesia
3. Bagi Pemerintah
- Menjadi salah satu pembangun roda perekonomian dan mengurangi tingkat
pengangguran.
- Meningkatkan industri UKM yang dapat membangun dan membantu pembangunan
negeri
Perkembangan produk dilihat dari Produk Life Cycle (PLC)
2002 466
2003 473
2004 501
2005 282
2006 341
2007 290
2008 378
2009 413
2010 281
dalam ju
taan
0
100
200
300
400
500
600
Dari gambar diatas terlihat dengan jelas pada tahun 2010 produk sepatu Cibaduyut
mengalami penurunan. Dimana penjualan pada tahun 2009 Rp 413.736.608 dan menurun pada
tahun 2010 Rp 281.494.643 penurunannya sekitar 30%.
Penurunan tersebut terjadi sejak dibuka keran kerja sama ekonomi ASEAN-China Free Trade
Agreement bulan Juli tahun 2010. Ekspor impor produk jadi sepatu antara Indonesia dengan China lebih
3
menguntungkan pihak China. Hal ini berdasarkan data pertumbuhan industri tekstil, barang kulit dan
alas kaki yang hanya sebesar 0,04 persen pada kuartal ke-3 tahun 2010. Pada saat bersamaan
pertumbuhan total impor China naik mencapai angka 52 persen. Ekspor Indonesia untuk produk jadi
sepatu berada di kisaran angka USD 9 juta. Pertumbuhan ekspor Indonesia untuk produk jadi sepatu
hanya mencapai angka 8 persen. Ketimpangan angka ekspor impor Kegiatan ekspor-impor timbul
disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap negara
dalam menghasilkan suatu barang yang dibutuhkan.
Tahun 2011 daya beli masyarakat Indonesia mengarah pada perbaikan. Rasa optimis para
produsen sepatu bermunculan kembali untuk menggairahkan industri sepatu Saat ini persaingan
perdagangan ekspor impor yang dihadapi oleh pelaku ekonomi sangat ketat. Industri kecil harus
menghadapi persaingan pasar bebas. Industri kecil yang memproduksi kerajinan lokal tidak dapat
mengikuti jejak industri besar dalam strategi pemasaran. Alokasi biaya pemasaran yang dimiliki oleh
industri kecil terbatas. Oleh karena itu, penggunaan biaya harus efektif dan efesien. Agar produk industri
kecil dapat menjangkau pasar ekspor impor mereka melirik media internet. Pemasaran menggunakan
media internet terkenal dengan sebutan internet marketing.
Para Perajin sepatu di sentra Cibaduyut optimistis serapan pasar produk sepatu lokal tahun
selanjutnya membesar, seiring juga dengan dukungan pemerintah yang mencanangkan Hari Sepatu
Lokal setiap Jumat. Kebijakan pemerintah tersebut diyakini akan ikut mendongkrak produksi sepatu
perajin yang selama setahun terakhir ini stagnan, bahkan cenderung turun karena kurang terserap
pasar. Pengrajin mengatakan bahwa ketika tahun lalu produksi perusahaan rumahannya itu hanya
memroduksi sekitar 700—1.000 pasang per bulan, tahun ini bisa meningkat hingga di atas 1.500 pasang
per bulan.
Pada tahun selanjutnya penjualan terus mengalami pasang surut. pemerintah mengatakan
untuk bagaimana agar industri sepatu terus naik dan memperbaiki faktor-faktor internal seperti
kebijakan UMK dan kebijakan impor yang harus dibatasi agar produksi lokal naik serta menghindari
adanya impor illegal. Namun, kini industri yang sudah lama turun temurun ini hanya mengandalkan
musim seperti musim sekolah dan lebaran. Penjualan tersebut akan melonjak naik pada saat itu dan
tetap konstan dan menurun pada musim yang lainnya.
4
Analisa manajemen:
a. Pemasaran
Eddy Soeryanto Soegoto (2009:104) menjelaskan “Pemasaran adalah proses
perencanaan konsepsi, penerapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan
perusahaan” .
Philip Kotler (2004:262) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Philip Kotler (2004:262) menjelaskan “ Strategi pemasaran adalah pengambilan
keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam
hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan”.
Strategi pemasaran di kawasan Cibaduyut memiliki tiga jalur untuk memasarkan
produknya yaitu:
1. Pemasaran produk sepatu Cibaduyut melalui jalur business to business. Target sasarannya
adalah distributor, ritel, desainer, dan lain-lain, yang dimana para konsumen dapat memesan
untuk membuat sepatu dengan sekala besar yang dimana produk ini akan dijual kepada
konsumen akhir.
2. melalui jalur wisata belanja. Target dari wisata belanja ini yaitu wisatawan, yang dimana
wisatawan bisa mencocokan fashion sesuai dengan keinginannya baik dari pakaian sampai
dengan sepatu.
3. Melalui jalur distribusi. Yang dimana masyarakat tak perlu jauh - jauh membeli produk sepatu
Cibaduyut di kawasan Cibaduyut, karena produk sepatu Cibaduyut bisa kita dapatkan di mana
saja salah satu contohnya pasar baru, mall dan lain-lain, dikarenakan distributor memiliki
5
daerah penjualannya sendiri.
Kawasan cibaduyut
Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Eddy Soeryanto Soegoto (2009:112) menjelaskan “Marketing Mix adalah strategi
gabungan empat elmen kunci pemasaran yaituproduk, harga, distribusi, dan promosi yang
digunakan untuk memasarkan produk”.
1. Produk
Rangkuti (2009:20) menjelaskan “Produk/ jasa adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan”.
Eddy Soeryanto Soegoto (2009:113) menjelaskan “ produk adalah barang / jasa, atau
gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen”.
6
UKM alas kaki
Produk sepatu cibaduyut
Wisata belanja cibaduyut
Distributor(pedagang besar)
Agen(penyuplai)/grosir
Peritel(pengecer)
Desainer(perancang)
Masyarakat umum
Produk yang ditawarkan oleh kawasan Cibaduyut yaitu produk sepatu.produk sepatu
Cibaduyut memiliki keunggulannya sebagai berikut:
Upper kulit sapi asli ketebalan 1.8 mm empuk.
Bagian belakang dilapis busa karet asli dan empuk dan tidak mudah menipis.
Total handmade dengan pengerjaan dan Quality Control sangat teliti.
Jaminan kerapian jahitan
Sangat kuat dengan teknik Manual Press dibanding mesin press, daya rekat lem lebih
terkontrol melalui tangan-tangan terampil pengrajin Cibaduyut.
2. Harga
Eddy Soeryanto Soegoto (2009:114) menjelaskan “Harga adalah suatu nilai tukar dari produk
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter”. Secara umum harga ditetapkan
oleh koperasi mengenai harga sepatu produk Cibaduyut, yaitu:
Kualitas tinggi Rp.40.000 - 60.000/ pasang.
Kualitas menengah Rp.25.000 - 40.000/ pasang.
Kualitas rendah Rp.25.000 ke bawah/ pasang.
Rp.175.000 /pasang (pemesanan satuan) tergantung kesulitan pembuatnya. (Dikutip
dari Profil Sentra IKM Sepatu/Alas Kaki Cibaduyut )
3. Distribusi
Philip Kotler (2004:276) menjelaskan “Distribusi artinya proses yang menunjukkan
penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen”.
Produk sepatu Cibaduyut di distribusikan di Indonesia baik di kota besar seperti di Bandung,
Jakarta dan kota-kota lainnya
4. Promosi
Dra. Niken Tri Hapsari (2010:2) menjelaskan “Promosi adalahsuatu usaha dari
penjualan/ produsen dalam menginformasikan barang / jasa kepada pembeli/ konsumen, agar
7
pembeli konsumen itu tertarik untuk pertukaran transaksi pembelian atau pertukaran atas
produk barang/ jasa yang dijual atau ditawarkan”.
Fandy Tjiptono (2008:122) menjelaskan “promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran”.
Eddy Soeryanto Soegoto (2009:115) menjelaskan “ promosi adalah teknik-teknik
mengkomunikasikan produk yang digunakan oleh perusahaan untuk berinteraksi dengan target
pasar”
Sarana komunikasi utama dalam bauran promosi meliputi:
1. Iklan (Advertising), merupakan bentuk komunikasi nonpersonal yang biasnya terdapat di
koran-koran, radio, tv, majalah atau internet.
2. Promosi penjualan (Sales Promotion), biasanya berupa bujukan langsung kepada
konsumen, seperti hadiah langsung atau kupon.
3. Pemasaran langsung (Direct Marketing), adalah promosi penjualan yang langsung
kepada pembeli, seperti penjualan rumah, mobil, motor, asuransi, dan pakaian.
4. Hubungan masyarakat (Public Relation),adalah semua bentuk komunikasi yang
bertujuan membentuk citra yang baik terhadap organisasi dan produknya
5. Media sosial (Social Media), termasuk setiap sarana (angkut) komunikasi di mana
pelanggan dan anggota bisa dapat memainkan satu peran yang aktif, termasuk blog,
pemakai situs web seperti you tube, facebook, dan yang lainnya.
Salah satu upaya yang dijalankan oleh UKM persepatuan Cibaduyut untuk memperluas
jaringan pemasaran yaitu dengan menjalin kerjasama dengan para distributor. Strategi lain
yang dijalankan oleh para pengrajin alas kaki di Sentra Industri Sepatu Cibaduyut adalah
membuat dan menyebarkan brosur secara langsung sebagai media promosi untuk menarik
minat calon konsumen. Strategi penyebaran brosur ini biasanya dilakukan dalam rangka
memperluas pemasaran dengan mengikuti acara pameran (Dikutip dari Profil Sentra IKM
Sepatu/Alas Kaki Cibaduyut ).
8
Jalur pemasaran
b. Keuangan
Potensi industri sepatu cibaduyut mampu menghasilkan omzet sebesar Rp.23 miliar dalam
setahun. Terdapat kurang lebih 697 unit usaha sepatu di Cibaduyut yang memproduksi sebanyak 3,5
juta pasang sepatu dalam setahun. Semuanya home industri. Tidak ada pabrik besar yang membuat. jika
musim libur sekolah atau menjelang tahun ajaran baru, terjadi kenaikan permintaan 10 persen.
Sedangkan menjelang lebaran, biasanya pesanan sepatu meningkat mencapai 20 persen.
Bahan : ± Rp 70.000 – Rp 100.000/ pasang
Harga produksi : ± Rp 100.000 – 300.000/ pasang
Produksi sehari : 40 pasang sepatu/ karyawan
Gaji : ± Rp 4.000/pasang sepatu
± Rp 40.000/hari
± Rp 1.2 juta/bulan
9
Jam kerja : ± 08.00 – 16.00
Produksi per perusahaan rumahan : 700 – 1.000/bulan
Total keuntungan : Rp 200.000/kodi
C. Produksi
menurut Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen produksi dan Operasi”
mengatakan bahwa “Produksi adalah sutu kegiatan atau proses yang mentransfer masukan
(input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.”(1998:11)
sedangkan menurut miller “Produksi adalah sebagai pengguna atau pemanfaatan sumber daya
yang mngubah suatu komoditi lainnya yang sama”. (miller, 2000:295)
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya produksi
menurut Miller dalam bukunya “ Teori Mikroekonomi intermediate” adalah “Biaya produksi adalah
biaya yang dikeluarkan saat perusahaan untuk memproduksi suatu komoditi”(2000:295)
Sedangkan menurut Sugianto dan kawan-kawan dalam bukunya “Ekonomi mikro” mengatakan
bahwa “Biaya produksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu
secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat”.(2000:314)
Dilihat Dari Aspek Produksi sentra usaha sepatu cibaduyut dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Sebagian besar para pengusaha yang ada berorientasi pada produksi sehingga mereka kurang
mampu memahami perubahan dan perkembangan pasar.
2. Masih banyak pelaku usaha yang kurang mampu memperhatikan mutu
Cara membuat:
10
Pertama memilih bahan baku kulit untuk pembuatan sepatu dengan cara mengatur
kualitas dari kulit yang akan di pakai (QC=Quality Control). Bahan di sesuaikan dengan desain
sepatu, setelah itu mulailah pembuatan pola.
Setelah pola sepatu selesai, pola tersebut di potong sesuai pola. Setelah pemotongan selesai,
kulit yang sudah di potong masuk ke dalam proses seset (untuk mengurangi ketebalan kulit)
setelah itu masuk kedalam tahapan penyetelan sepatu dan memeriksa kembali kualitas
potongan kulit tersebut. Lalu masuk dalam proses pembuatan upper (potongan kulit atasan).
Setelah proses pembuatan atasan sepatu (upper) masuk dalam proses persiapan
perakitan sepatu. Setelah itu mulai melakukan lopen manual (pengeleman) menggunakan lem
kentang. Setelah itu mulai tahap penjahitan rosel. Setelah selesai masuk kedalam tahap
penjahitan mulailah ke tahap persiapan out sol,setelah itu dipres dan digrinding, setelah itu
mulail pengecekan produksi sol. Setelah pengecekan maka pengerjaan selesai. Setelah sepatu
jadi masuk ke proses penyemprotan (spraying) yaitu untuk membuat sepatu itu indah
dipandang dan jadilah sepatu produk Cibaduyut.
11
D. SDM
Dilihat dari aspek Sumber Daya Manusia Sentra UKM Sepatu Cibaduyut adalah sebagai
berikut :
1. Keterampilan yang dimiliki diperoleh secara otodidak, merupakan keterampilan yang
diajarkan secara turun temurun.
2. Pada umumnya pengusaha mengelola usahanya masih sangat tradisional dimana aspek
manajemen masih kurang berfungsi secara baik.
3. Kurang memiliki visi yang jelas tentang tujuan membuka usaha.
4. Perlu ditumbuhkan budaya kerja dan pemahaman program industrialisasi berkesinambungan
yang berwawasan lingkungan.
Jumlah produsen dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Penurunan drastis
terjadi dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23%atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar
dibanding tahun sebelumnya dilanjutkan pada tahun 2010 penurunan terjadi sebesar 25,21%
ata 89 pengrajin dari tahun sebelumnya. Penurunan produsen ini terjadi karena kemampuan
para wirausaha untuk menggerakan kemajuan usahanya. Sejumlah penelitian menemukan
bahwa kompetensi wirausaha sangat mempengaruhi perusahaan untuk berorientasi pasar, dan
pada akhirnya implementasi orientasi pasar dapat memperbaiki kinerja bisnis Sentra UKM
Sepatu Cibaduyut.
Hambatan dan permasalahan yang dihadapi
Masalah dasar yang dihadapi UKM Cibaduyut adalah pertama produkproduk yang
dihasilkan oleh Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih biasa-biasa saja, masih standar, masih
12
hanya mengandalkan satu macam hasil produk yang mereka anggap bagus dan unggul sehingga
terkesan monoton tidak ada pilihan produk lain. Kedua, pasar yang mereka miliki masih sangat
sempit, hanya toko yang berada disekitar Cibaduyut saja para pengusaha memasarkan
produknya, tidak ada upaya untuk memperluas pasar kedaerah lain maupun pasar luar yang
lebih luas, sehingga sulit untuk memperoleh pangsa pasar dan memperluas pasar Sentra UKM
Sepatu Cibaduyut itu sendiri. Ketiga, para pengusaha masih mengalami masalah dalam
mengelola keuangan, dimana masih campur aduknya antara keuangan pribadi dan keuangan
hasil usaha mereka, tidak jelasnya keluar masuknya keuangan menjadi sulit membedakan mana
uang pribadi dan uang perusahaan, para pengusaha masih sedikit yang memiliki pembukuan
perusahaan yang baik, sehingga ketika akan melakukan pengajuan permodalan dari lembaga
keuangan dan lembaga individu, sangat kesulitan karena keterbatasan pencatatan keuangan.
Keempat, para pengusaha sulit bekerjasama dengan pengusaha lainnya baik yang berada
disekitar UKM Cibaduyut maupun yang berada diluar Cibaduyut, ini dikarenakan para
pengusaha sangat tertutup pada pihak lain, tidak ada pertukaran informasi karena para
pengusaha merasa takut tersaingi dan takut kalah jika terjadi persaingan, sehingga sulit
melakukan hubungan dengan pihak.
Dengan kata lain dapat disimpulakn sebagai berikut:
1. Pertama, masalah yang dihadapi yaitu kelemahan dalam hal pengetahuan tehnik dan
desain produksi (tehnical competence).
2. masalah yang dihadapi yaitu dalam hal bagaimana memperoleh pasar dan memperluas
pangsa pasar yang mereka miliki (marketing competence).
3. masalah yang dihadapi yaitu dalam mengelola keuangan, struktur permodalan, dan
keterbatasan untuk memperoleh jalur-jalur permodalan (financial competence).
4. Masalah yang dihadapi yaitu keterbatasan jaringan usaha, kesulitan menjalin kerjasama
baik antara sesama pengusaha yang berada disekitar Cibaduyut maupun pengusaha
lainnya (human relation competence).
Analisa swot
13
1. Strengths
- Tenaga kerja yang berpengalaman
- Teliti dalam pengerjaan
- Dibuat secara handmade
- Bahan kulit asli
- Jahitan yang rapi
- Harga produk yang terjangkau
- Kualitas sebanding dengan produk luar negeri
- Bisa memesan satuan sesuai dengan keinginan konsumen baik dari desain dan
model
2. Weaknesses
- Branding kurang menjual
- Desain yang kurang bervariatif
- Produksi sesuai pemesanan, sehingga tidak ada persediaan
- Sulit mendapatkan tenaga kerja ahli
- Target penjualan yang belum sesuai dengan harapan
- Tidak ada merek dagang dan promosi
- Pemasaran menurun
- Keterbatasan modal
3. Opportunities
- Kemajuan teknologi
- Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat
- Sepatu sebagai salah kebutuhan manusia
- Menjalin kerja sama dengan industri dan perusahaan yang lebih besar
- Loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan
- Mendapat dana dari pemerintah
- Meningkatkan potensi internasional
14
4. Threats
- Kelangkaan bahan baku
- Kurangnya minat masyarakat
- Penurunan daya beli masyarakat
- Daya saing produk dalam negeri yang rendah dibanding dengan produk luar
negeri
- Kebijakan pemerintah yang belum mendukung
- perkembangan industry manufaktur,tekstil dan sepatu
Rekomendasi pengembangan produk
a. Membuat promosi penjualan sepatu Cibaduyut agar penjualan semakin meningkat yaitu
dengan cara membuat informasi promosi tentang kualitas dan keunggulan dari sepatu
produk Cibaduyut.
b. Membuat suatu kampanye cinta produk Indonesia “Sepatu Produk Cibaduyut” .
c. Memberi pelatihan terhadap pengrajin sepatu Cibaduyut supaya produktifitas pembuatan
sepatu meningkat.
d. Membuat Company Profile untuk menjalin kerjasama dengan industri yang lebih besar dan
Distributor lainnya.
Perubahan yang akan di lakukan oleh mentri perdagangan industri sepatu Cibaduyut agar miliki
potensi internasional yaitu dengan :
1. Menambah tenaga kerja ahli.
2. Mengadakan pelatihan.
3. Bantuan mesin.
4. Meningkatkan kinerja baik dari bahan baku , desain , mode, pendanaan dan pemasarannya.
5. Wisata Belanja
15
Perubahan yang akan di lakukan oleh menteri perdagangan dari wisata di Cibaduyut yaitu
menjadikan Cibaduyut menjadi wisata belanja “fashion” dengan membangun pusat
perbelanjaan/ mall supaya para wisatawan berbelanja dengan nyaman.
Kesimpulan
Sentra IKM sepatu cibaduyut merupakan industri yang sudah lama eksis sebagai image
persepatuan indonesia. Usaha ini tentu sangat berpotensi bila dikembangakan dengan baik.
Sebagai industri yang berpositioning “hand made” ini para pemerintah sudah seharusnya
untuk mengelola dan memberi kemudahan bagi para pengusaha agar usaha ini tetap berjalan
di dalam negeri dan dapat bersaing di dunia internasional.
Untuk membuat produk dalam negeri ini sukses bukanlah hanya mengandalkan
pengusaha dan pemerintah saja melainnya dari dalam diri sendiri untuk menciptakan jiwa
cinta produk indonesia. Para konsumen khususnya, harus lebih memikirkan aspek-aspek
sosial dan memandang produk dalam negeri yang tidak kalah dengan produk luar meskipun
konsumen bebas dalam menentukan pilihan.
Selain itu, untuk dapat memperluas industry usaha kecil menengah ini juga perlu banyak
pengembangan produk yang dimulai dengan kemampuan berwirausaha dan menciptakan
peluang baagi pekerja. pelatihan kerja adalah salah satu usaha untuk menciptakan kualitas
produk, dengan berbekal ilmu para wirausahaan maka semakin maju untuk berkembang dan
berinovasi.
16
Daftar pustaka
www.google.com
www.sepatucibaduyut.com
Philip Kotler 2004 “Manajemen pemasaran”
Eddy Soeryanto Soegoto 2009 “Marketing research”
Dra. Niken Tri Hapsari 2010 ”Seluk Beluk Promosi Dan Bisnis. Cerdas Beriklan Untuk Usaha
Kecil dan Menengah”
Strategi pemasaran, Fandy Tjiptono 2008
Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen produksi dan Operasi”
Miller “ Teori Mikroekonomi intermediate”
Sugianto dan kawan-kawan “Ekonomi mikro”
17
top related