strategi pemasaran pt sayuran siap saji kabupaten …digilib.unila.ac.id/54744/3/skripsi tanpa bab...
Post on 17-Jan-2020
54 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PT SAYURAN SIAP SAJIKABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
(Skripsi)
Oleh
DHIA ANDARIFIKA KASYMIR
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
STRATEGI PEMASARAN PT SAYURAN SIAP SAJI DI KABUPATENBOGOR JAWA BARAT
Oleh
Dhia Andarifika Kasymir
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran PT Sayuran SiapSaji Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasuspada PT Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung,Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Responden penelitian adalah GA-HRD, manajerpemasaran distribusi perusahaan, dua karyawan divisi pemasaran, salah satukonsumen dengan pembelian terbesar, dan salah satu responden yang pernahmenjadi konsumen. Metode analisis data yang digunakan adalah analisisdeskriptif kualitatif menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa: untuk kombinasi strategi nilai IFE sebesar 2,96 dan nilaiEFE sebesar 2,29 yang ditunjukkan dalam matriks IE posisi perusahaan beradapada kuadran V yaitu pertumbuhan. Pada analisis QSPM diketahui bahwa strategipemasaran PT Sayuran Siap Saji adalah mempertahankan dan meningkatkankualitas produk untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan manajemenpemasaran perusahaan dan mengoptimalkan publikasi produk untukmeningkatkan minat konsumen, melakukan promosi yang lebih luas dan bermitradengan pemasok baru sehingga produk dapat bersaing di pasar.
Kata Kunci: PT Sayuran Siap Saji, QSPM, strategi pemasaran
MARKETING STRATEGY OF PT SAYURAN SIAP SAJIIN BOGOR REGENCY WEST JAVA
By
Dhia Andarifika Kasymir
ABSTRACT
This research aims to formulate the Marketing Strategy of PT Sayuran Siap SajiBogor Regency of West Java. This research used a case study method at PTSayuran Siap Saji in Sukamanah Village, Megamendung District, Bogor Regency,West Java. The samples are GA-HRD, distribution marketing manager of thecompany, two employees of the marketing division (distribution), one of customerwith the highest number of purchases, and the ex-customer. The method of dataanalyzes uses descriptive analysis SWOT analysis and QSPM. The results of thisresearch showed that: for strategies combination value IFE is 2,96 and value ofEFE is 2,29 in the IE matrix shows that the position the business in quadran V. Itmeans that the company is in the growth area. It is known on QSPM analysis thatthe marketing strategy of PT Sayuran Siap Saji is to maintain and improveproduct quality in order to excel in trading, improve the company's marketingmanagement and optimize product publication in order to increase consumerinterest, wider promotion and partner with new supplier, products to be morecompetitive in the market.
Keywords: marketing strategy, PT Sayuran Siap Saji, QSPM
STRATEGI PEMASARAN PT SAYURAN SIAP SAJI KABUPATENBOGOR JAWA BARAT
Oleh
DHIA ANDARIFIKA KASYMIR
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 21 April 1996,
dari pasangan bapak Eka Kasymir dan ibu Febrina Vidianti,
merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Studi tingkat
Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TK Tunas Mekar
Indonesia pada tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di
SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Tingkat
Pertama (SLTP) di SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SLTA) di SMA Negeri 1 Bandung tahun 2014. Penulis
diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada
tahun 2014 melalui jalur mandiri (UM).
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai
anggota Bidang Pengkaderan dan Pengabdian Masyarakat di Himpunan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta) tahun 2014-2018, Ketua
Komisi Akademik dan Fasilitas Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas
Pertanian periode 2017/2018. Penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah
Bahasa Inggris pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di
Desa Rawa Betik Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dan
Praktik Umum (PU) selama 40 hari kerja efektif di PT Sayuran Siap Saji pada
bulan Juli-September 2017.
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT,
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda
Muhammad Rasulullah SAW, yang telah memberikan teladan dan mengubah
zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang.
Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran PT Sayuran
Siap Saji Kabupaten Bogor Jawa Barat”, banyak pihak yang telah memberikan
sumbangsih, bantuan, nasehat, serta saran-saran yang membangun. Oleh karena
itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
nilainya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis, atas
arahan, bantuan, dan nasehat yang telah diberikan.
3. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku dosen pembimbing utama, yang telah
memberikan semangat, bimbingan, masukan, arahan, dan nasihat hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku dosen pembimbing anggota yang telah
memberikan semangat, bimbingan, masukan, arahan, dan nasihat hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., sebagai dosen penguji skripsi ini,
atas masukan, arahan, dan nasihat yang telah diberikan.
6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku dosen pembimbing akademik
atas arahan, nasehat dan motivasi yang telah diberikan.
7. Orangtuaku tercinta, Ayahanda Eka Kasymir dan Ibunda Febrina Vidianti,
dan adik-adikku tersayang Taqia Andriafika Kasymir, Ariqa Anindrafika
Kasymir, dan Faiz Alkaf Kasymir serta Opa, Oma, dan Eyang atas semua
cinta, limpahan kasih sayang, dukungan, doa, kebahagiaan dan bantuan yang
telah diberikan hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.
8. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.
9. Karyawan-karyawati di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Mba Iin, Mas
Bukhari, Mba Tunjung, Mba Ayi, Mas Boim, atas semua bantuan yang telah
diberikan.
10. Ibu Linda dan seluruh karyawan PT Sayuran Siap Saji atas arahan dan
informasi yang telah diberikan.
11. Sahabat-sahabat botol kecapku, Ayu Triana, Elok Dinar Anggitasari, Fadia
Rasyqa Fitri atas masukan, saran, semangat, humor receh dan kebahagiaan
yang telah diberikan.
12. Sobat Topchart Billboard, Baihaqi, Hafiz Aulia, Ican Aido, Guruh, Pascal,
atas masukan, semangat, dan kebahagiaan yang telah diberikan.
13. Team recetku, Ayu Nirmala, Nurul Fajri, dan Grace Virgine atas semangat,
fikiran, dukungan, dan doa yang telah diberikan selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Ferlia Devanda, Dwi Febrina,
Dian Widya, Alvita, Shofyan Nawawi, Oka Pujianto, Surya Fajar, Iko
Candiko, Reza Fahrezy, atas semangat, dukungan dan doa yang telah
diberikan selama ini.
15. Kanda yunda 2012, 2013, dan adik-adik 2015 atas semangat, dukungan dan
doa yang telah diberikan selama ini.
16. Teman terbaik Hafiz Maulana, yang telah menemani dan memberikan kasih
sayang, semangat, fikiran, motivasi, dukungan, dan doa.
17. Semua pihak yang telah membantu demi terselesainya skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT
penulis mohon ampun.
Bandar Lampung, Oktober 2018Penulis,
Dhia Andarifika Kasymir
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.......... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 81. Hortikultura ............................................................................... 82. Agribisnis .................................................................................. 93. Strategi Pemasaran .................................................................... 114. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ............................. 205. Analisis SWOT ......................................................................... 296. Matriks QSPM........................................................................... 32
B. Kajian Penelitian Terdahulu........................................................... 34
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 52
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 55
A. Metode Penelitian .......................................................................... 55
B. Definisi Operasional....................................................................... 55
C. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Responden..................................... 60
D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ............................................ 61
E. Metode Analisis Data ..................................................................... 611. Analisis Faktor Internal ............................................................. 622. Analisis Faktor Eksternal .......................................................... 633. Matriks Internal Eksternal (IE) ................................................. 644. Matriks SWOT .......................................................................... 665. Tahap Keputusan....................................................................... 67
ii
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 70
A. Profil Kabupaten Bogor ................................................................. 701. Letak Geografis Kabupaten Bogor............................................. 702. Kondisi Pertanian Kabupaten Bogor.......................................... 71
B. Profil Kecamatan Megamendung................................................... 711. Letak Geografis Kecamatan Megamendung.............................. 732. Letak Geografis Desa Sukamanah ............................................. 73
C. Profil PT Sayuran Siap Saji............................................................ 741. Sejarah PT Sayuran Siap Saji..................................................... 742. Keadaan Usaha PT Sayuran Siap Saji........................................ 753. Struktur Organisasi PT Sayuran Siap Saji ................................. 764. Komposisi Tenaga Kerja............................................................ 825. Tata Letak/Layout PT Sayuran Siap Saji ................................... 84
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 86
A. Karakteristik Responden Penelitian ............................................... 861. Karyawan PT. Sayuran Siap Saji .............................................. 862. Pelanggan PT. Sayuran Siap Saji .............................................. 88
B. PT Sayuran Siap Saji ...................................................................... 891. Lokasi Perusahaan..................................................................... 892. Bahan Baku ............................................................................... 903. Proses Pengolahan Sayuran Potong .......................................... 91
C. Penerapan Strategi Pemasaran........................................................ 981. Kondisi Internal Perusahaan...................................................... 992. Kondisi Eksternal Perusahaan ................................................... 104
D. Analisis SWOT .............................................................................. 1071. Analisis Faktor Internal ............................................................. 107
a. Faktor Kekuatan.................................................................... 107b. Faktor Kelemahan................................................................. 109c. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................ 111
2. Analisis Faktor Eksternal .......................................................... 113a. Faktor Peluang ...................................................................... 114b. Faktor Ancaman ................................................................... 116c. Matriks EFE (External Factor Evaluation) .......................... 119
3. Matriks IE (Internal-Eksternal) ................................................. 1204. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) ....... 1235. Tahap Keputusan....................................................................... 123
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 130
A. Kesimpulan .................................................................................... 130
B. Saran............................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 132
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perusahaan pertanian hortikultura berbadan hukum di Jawa Barattahun 2017 ....................................................................................... 2
2. Jumlah pelanggan dan penjualan tahun 2013 sampai 2016 ............ 5
3. Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) ........................ 34
4. Kajian penelitian terdahulu ............................................................. 35
5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ....................................... 63
6. Matriks EFE (External Factor Evaluation)..................................... 64
7. Matriks SWOT ................................................................................ 66
8. Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) ........................ 68
9. Komposisi tenaga kerja berdasarkan unit kerja pada PT SayuranSiap Saji ........................................................................................... 83
10. Komposisi tenaga kerja bedasarkan divisi pada PT.Sayuran SiapSaji ................................................................................................... 83
11. Jumlah dan persentase karyawan PT Sayuran Siap Sajiberdasarkan kelompok umur tahun 2018......................................... 86
12. Jumlah dan persentase respinden berdasarkan tingkat pendidikantahun 2018 ....................................................................................... 87
13. Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengalamanbekerja tahun 2018........................................................................... 88
14. Produk sayuran fresh cut pada PT. Sayuran Siap Saji..................... 101
15. Matriks IFE PT Sayuran Siap Saji................................................... 112
16. Matriks EFE PT Sayuran Siap Saji.................................................. 119
iv
17. Matriks SWOT PT Sayuran Siap Saji ............................................. 124
18. Total alternatif skor pada 11 strategi................................................ 125
19. Empat strategi utama PT Sayuran Siap Saji menurut QSPM .......... 126
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bauran pemasaran (marketing mix)................................................. 22
2. Kerangka pemikiran operasional strategi pemasaran PT SayuranSiap Saji Kabupaten Bogor Jawa Barat ........................................... 54
3. Matriks IE (Internal-Eksternal) ....................................................... 65
4. Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji........................................ 77
5. Tata letak PT Sayuran Siap Saji ...................................................... 84
6. Gambar website PT Sayuran Siap Saji ............................................ 118
7. Matriks IE PT Sayuran Siap Saji..................................................... 121
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor dominan ketiga terbesar dalam struktur
perekonomian Jawa Barat, setelah sektor industri dan perdagangan. Oleh
sebab itu pembangunan ekonomi pada sektor pertanian merupakan hal yang
sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani dan mensukseskan
pemerataan pembangunan pedesaan (BPS Jawa Barat, 2007).
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang sangat
berkembang di Jawa Barat. Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-
buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar
untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan usahatani
hortikultura secara agribisnis dapat meningkatkan pendapatan petani dengan
skala usaha yang kecil, karena nilai ekonomi komoditas hortikultura yang
tinggi.
Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi hortikultura yang
cukup besar, sehingga tidak heran jika Jawa Barat memiliki jumlah
perusahaan yang bergerak di bidang hortikultura yang cukup banyak yang
tersebar di seluruh kabupatennya. Total jumlah perusahaan pertanian
hortikultura yang berbadan hukum di daerah Jawa Barat yaitu sebesar 47
2
perusahaan. Rincian perusahaan hortikultura berbadan hukum di Jawa Barat
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perusahaan pertanian hortikultura berbadan hukum di Jawa Barattahun 2017
Nama Kabupaten/KotaJumlah Perusahaan
(unit)Persentase
(%)Bogor 15 31,92Sukabumi 3 6,38Cianjur 2 4,25Bandung 4 8,53Garut 3 6,38Ciamis 2 4,25Sumedang 1 2,13Purwakarta 1 2,13Karawang 2 4,25Bandung Barat 9 19,15Bekasi 2 4,25Depok 3 6,38Jumlah 47 100
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa Kabupaten Bogor merupakan kabupaten
di Jawa Barat yang memiliki jumlah perusahaan pertanian hortikultura
terbesar di antara kabupaten lainnya, yaitu sebesar 15 perusahaan. Kabupaten
Bogor memiliki lahan pertanian yang cukup luas, sehingga tidak heran
apabila kabupaten ini memiliki jumlah perusahaan pertanian hortikultura
yang cukup tinggi. Pertanian di Kabupaten Bogor didorong dengan letak
geografis Kabupaten Bogor yang berada di dataran tinggi, sehingga berbagai
macam tanaman dapat tumbuh dengan baik di daerah tersebut terutama
tanaman sayuran.
3
Konsumsi sayuran meningkat seiring dengan perubahan ekonomi baik secara
lokal, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini menandakan bahwa
terdapat peluang bagi para produsen agribisnis khususnya sayuran untuk
mengembangkan usahanya dalam rangka memenuhi permintaan akan
sayuran.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian khususnya tanaman
hortikultura sayur-sayuran, seperti tomat, kacang panjang, brokoli, sawi hijau,
dan kol adalah PT Sayuran Siap Saji. Perusahaan ini terletak di Desa
Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung Bogor,
Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki kegiatan menghasilkan sayuran fresh
cut yang sudah siap olah untuk menjadi produk atau makanan jadi. Bidang
usaha PT Sayuran Siap Saji adalah menyediakan produk sayuran fresh cut,
yaitu sayuran dan sayuran buah dalam kemasan yang sudah dicuci bersih,
dikupas, dan dipotong-potong sesuai kebutuhan. Produk ini bukan hanya
meningkatkan efisiensi namun juga memberikan kemudahan dalam penyajian
makanan.
PT Sayuran Siap Saji memerlukan perencanaan strategi pemasaran yang
efektif agar produk sayuran fresh cut lebih dikenal lagi di masyarakat.
Strategi pemasaran pada dasarnya merupakan suatu rencana yang
menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat mencapai tujuan
pemasaran suatu perusahaan. Kemampuan penguasaan strategi pemasaran
akan sangat terkait dengan kemampuan para pengambil keputusan (decision
4
maker), mengenal lingkungan pemasarannya dan menggunakan informasi
yang dikumpulkan untuk mengambil keputusan atas strategi pilihan yang
akan dijalankan oleh perusahaan.
Menyusun strategi yang tepat haruslah melakukan analisis terhadap kondisi
lingkungan baik internal yang meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi
lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman yang akan dihadapi,
kemudian diambil alternatif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan.
Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses untuk menilai faktor-
faktor keunggulan strategis perusahaan untuk menentukan dimana letak
kekuatan dan kelemahannya, sehingga penyusunan strategi dapat
dimanfaatkan secara efektif. Kondisi lingkungan eksternal yang tidak pasti
mengharuskan perusahaan menyusun strategi yang tepat di dalam
memasarkan produk perusahaan karena lingkungan eksternal tersebut
sebagian besar tidak dapat dikendalikan. Hal ini yang melatarbelakangi
penelitian ilmiah ini dengan judul “Strategi Pemasaran PT Sayuran Siap Saji
Kabupaten Bogor Jawa Barat”.
B. Rumusan Masalah
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang
berada di Kabupaten Bogor tepatnya Kecamatan Megamendung, Desa
Sukamanah. PT Sayuran Siap Saji adalah perusahaan yang kegiatannya
memproduksi sayuran fresh cut untuk dipasarkan ke berbagai restoran.
Perusahaan ini berdiri di tahun 2010, yang merupakan anak perusahaan dari
5
PT Saung Mirwan. Saat ini PT Sayuran Siap Saji mensuplai sayur potong ke
beberapa konsumen restoran siap saji.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT Sayuran Siap Saji adalah menurunnya
jumlah pelanggan yang berdampak pada menurunnya volume penjualan
produk di perusahaan. Pelanggan dari PT Sayuran Siap Saji ini umumnya
adalah restoran yang membutuhkan sayuran dalam jumlah banyak tetapi
membutuhkan waktu yang singkat dalam mengolah sayuran tersebut. Hal ini
yang membuat restoran cenderung membeli sayuran fresh cut untuk diolah
menjadi makanan jadi, sehingga waktu yang digunakan lebih efisien. Pada
perkembangannya, pelanggan dari PT Sayuran Siap Saji mengalami fluktuasi.
Jumlah pelanggan dan penjualan dari PT Sayuran Siap Saji dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah pelanggan dan penjualan tahun 2013 sampai 2016
Tahun Pelanggan Penjualan (Rp)2013 14 7. 312. 800. 0002014 18 10. 256. 400. 0002015 20 13. 772. 400. 0002016 12 1. 222. 108. 122
Sumber: PT Sayuran Siap Saji (Tidak Dipublikasikan)
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah pelanggan PT Sayuran
Siap Saji dari tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2016, PT Sayuran Siap Saji mengalami penurunan jumlah pelanggan,
yaitu menjadi hanya 12 pelanggan. Hal ini terjadi dikarenakan pesaing lama
dari perusahaan ini yaitu PT Wiguna Makmur menggunakan strategi
pemasaran perusahaan yang baru dan munculnya pesaing baru seperti PT
6
Parumpam.
Dalam menjaga konsistensi pemasaran perusahaan maka perusahaan perlu
melakukan identifikasi lingkungan eksternal dan internalnya agar bisa
memformulasikan strategi pemasaran yang tepat. Uraian di atas memberikan
gambaran bahwa lingkungan internal dan eksternal pemasaran perusahaan
berdampak bagi pelaksanaan pemasaran. Oleh sebab itu dalam
memformulasikan strategi pemasaran sayuran fresh cut, PT Sayuran Siap Saji
perlu melakukan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternalnya.
Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan beberapa permasalahan terkait
dengan pemasaran PT Sayuran Siap Saji yang akan dianalisis dalam
penelitian ini, yaitu:
(1) Faktor internal apa saja yang mempengaruhi pemasaran sayuran fresh cut
PT Sayuran Siap Saji?
(2) Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran sayuran fresh
cut PT Sayuran Siap Saji?
(3) Apa prioritas strategi pemasaran pada sayuran fresh cut PT Sayuran Siap
Saji?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah:
1. Mengidentifikasi lingkungan internal pemasaran PT Sayuran Siap Saji.
2. Mengidentifikasi lingkungan eksternal pemasaran PT Sayuran Siap Saji.
3. Menentukan prioritas strategi pemasaran pada sayuran fresh cut PT
Sayuran Siap Saji.
7
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat bagi PT Sayuran Siap Saji
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan dalam
menerapkan strategi pemasaran produk pada PT Sayuran Siap Saji.
2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi serta
masukan bagi penelitian sejenis selanjutnya.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Hortikultura
Hortikultura adalah pertanian berbasis tanaman untuk tanaman selain
tanaman agronomi (pangan dan pakan) dan tanaman kehutanan.
Hortikultura merupakan cabang pertanian yang berurusan dengan
budidaya intensif tanaman yang diajukan untuk bahan pangan manusia
obat-obatan dan pemenuhan kepuasan (Zulkarnain, 2009).
Subsektor hortikultura merupakan komponen penting dalam pembangunan
pertanian yang terus bertumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.
Pasar produk komoditas tersebut bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
pasar di dalam negeri saja, melainkan juga sebagai komoditas ekspor yang
dapat menghasilkan devisa untuk negara. Di lain pihak, konsumen
semakin menyadari arti penting produk hortikultura yang bukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan pangan semata tetapi juga mempunyai
manfaat untuk kesehatan, estetika, dan menjaga lingkungan hidup
(Kementerian Pertanian, 2015).
9
Komoditas hortikultura saat ini menjadi komoditas yang menguntungkan
karena pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat saat ini turun
memicu peningkatan konsumsi hortikultura karena pendapatan masyarakat
yang juga meningkat. Peningkatan konsumsi hortikultura disebabkan
karena struktur konsumsi bahan pangan cenderung bergeser pada bahan
non pangan pada bahan elastisitas pendapatan relatif tinggi seperti pada
komoditas hortikultura (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015).
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan
pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan
berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral
yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi sayuran Indonesia meningkat
setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44 kg/kapita/tahun (Adiyoga, 1999).
Laju pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia berkisar antara 7,7 –
24,2%/tahun. Beberapa jenis sayuran, seperti bawang merah, petsai/sawi,
dan mentimun peningkatan produksinya merupakan dampak dari
penerapan teknologi budidaya (Suwandi, 2009).
2. Agribisnis
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran yang ada hubungannya dalam pertanian dalam arti luas, yang
dimaksud dengan pertanian dalam arti yang luas adalah kegiatan usaha
yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang
oleh kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Adjid (1998) dalam Rangkuti
10
(2009) juga mengemukakan bahwa agribisnis adalah kegiatan usaha di
bidang pertanian yang berwatak bisnis, pelakunya secara konsisten
berupaya untuk meraih nilai tambah komersial dan finansial yang
berkesinambungan untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar.
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian yang meliputi pengusahaan
input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga
pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis dengan perkataan
lain merupakan cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan.
Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh
keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku,
pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Manajemen
agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen dalam sistem
agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun di bidang
agribisnis harus memahami konsep-konsep manajemen dalam agribisnis
yang meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan
manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang manajemen
(Firdaus, 2008).
Menurut Suparta (2005) konsep sistem agribisnis yaitu keseluruhan
aktivitas bisnis di bidang pertanian yang saling terkait dan saling
tergantung satu sama lain, mulai dari : (1) subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi; (2) subsistem usahatani; (3) subsistem
11
pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri); (4) subsistem
pemasaran; dan (5) subsistem jasa penunjang.
3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan suatu manajemen yang disusun untuk
mempercepat pemecahan persolalan pemasaran dan membuat keputusan-
keputusan yang bersifat strategis. Setiap fungsi manajemen memberikan
kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda.
Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang
terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran
memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.
Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk
mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam
rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan
pokok, yaitu:
a. Bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa
yang dapat dimasuki di masa mendatang.
b. Bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan
sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk,
harga promosi dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar
sasaran (Tjiptono, 2008).
Menurut Rangkuti (2006), strategi pemasaran merupakan sekumpulan
tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam rangka memberikan nilai
12
kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bagi perusahaan. Strategi
pemasaran harus bersifat disdinctive (bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh
pesaing, dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh
perusahaan secara oprimal. Strategi pemasaran juga merupakan pola pikir
pemasaran yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Keefektifan strategi pemasaran dapat menggunkan STP
(Segmentasi, Targeting, dan Possitioning) bauran pemasaran (marketing
mix) dan analisis SWOT untuk merekomendasikan strategi pemasaran
yang tepat.
a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Kotler (2005) mengklasifikasikan empat unsur dari alat–alat bauran
pemasaran yang terdiri atas 4P dalam pemasaran barang, diantaranya
adalah: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi
(promotion). Adapun pengertian dari masing-masing variabel bauran
pemasaran tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
1) Strategi Produk
Produk adalah semua yang ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak
hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang
lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat,
organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut (Kotler dan
Armstrong, 2003). Perencanaan produk harus memikirkan produk
pada tiga tingkatan, yaitu :
13
a) Produk inti, terdiri dari jasa untuk menyelesaikan masalah atau
manfaat ini yang dicari konsumen ketika mereka membeli suatu
produk.
b) Produk aktual, bagian dari produk, tingkat mutu, sifat, rancangan,
nama, merek, pengemasan, dan sifat lain yang digabungkan untuk
memberikan manfaat produk inti.
c) Produk tambahan, tambahan jasa dan manfaat bagi konsumen
yang diberikan di sekitar produk inti dan aktual.
2) Strategi harga
Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah jumlah yang
ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Lebih luas lagi, harga adalah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci bagi
perusahaan karena harga mempengaruhi kinerja keuangan serta
persepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu
ukuran mengenai mutu produk bila pembeli mengalami kesulitan
dalam mengevaluasi produk-produk yang kompleks (Purnama,
2001). Menurut Dharmmesta (2002) pada umumnya penjual
mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya.
14
Tujuan tersebut terdiri dari:
a) Mendapatkan laba maksimum
Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual
dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar
pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga
yang lebih tinggi. Dengan demikian, penjual mempunyai harapan
untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi
yang ada.
b) Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau
pengembalian pada penjualan bersih. Harga yang dapat dicapai
dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi
secara berangsur-angsur. Dana yang dihasilkan untuk
mengembalikan investasi hanya bisa didapatkan dari laba
perusahaan.
c) Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan
melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bahwa para
penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh
karena itu, persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui
kebijakan harga, tetapi dengan servis lain. Persaingan seperti itu
disebut persaingan bukan harga (non-price competition).
d) Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bila
kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup
15
longgar, disamping itu juga kemampuan di bidang lain seperti
bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Dalam hal ini,
harga merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil
yang mempunyai kemampuan sangat terbatas, biasanya penentuan
harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share.
Perbaikan market share kurang diutamakan, lebih-lebih apabila
persaingan sangat ketat.
3) Strategi Promosi
Promosi adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Strategi
promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi, dan
pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan
audiens sasaran lainnya. Tujuan promosi adalah agar suatu produk
dapat diketahui oleh pihak luar, serta untuk meningkatkan penjualan,
mengenalkan perusahaan, dan menunjukkan kelebihan perusahaan
atau produk dibandingkan dengan pesaing (Mursid, 2006). Menurut
Assauri (1996) kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan
menggunakan bauran promosi yang terdiri dari:
a) Advertensi merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari
gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor
tertentu yang bersifat non-personal. Media yang sering
digunakan dalam advertensi ini adalah radio, televisi, majalah,
surat kabar, dan bilboard.
16
b) Personal selling merupakan penyajian secara lisan dalam suatu
pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan
tujuan agar dapat terealisirnya penjualan.
c) Promosi penjualan merupakan segala kegiatan pemasaran selain
personal selling, advertensi dan publisitas yang merangsang
pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran,
pertunjukan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak
dilakukan secara teratur atau kontinyu.
d) Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari
suatu produk secara non-personal baik yang berupa berita yang
bersifat komersial.
4) Strategi Tempat
Tempat adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran
(marketing mix). Pemilihan lokasi yang tepat akan membuat sebuah
gerai lebih sukses dibandingkan dengan gerai lainnya yang berlokasi
kurang strategis, meskipun menjual produk yang sama, jumlah
pramuniaga dan keterampilannya sama. Letak tempat yang strategis
akan menentukan volume penjualan. Tempat yang strategis adalah
tempat yang banyak dilalui atau dikunjungi banyak orang dan alat
transportasi. Lokasi penjualan merupakan saluran distribusi untuk
mendapatkan konsumen. Lokasi penjualan sangat menentukan
karena merupakan domisili pedagang untuk memasarkan produknya
(Mursid, 2006).
17
Tempat atau saluran distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang
membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi,
disebut juga saluran pemasaran, yaitu sekelompok organisasi yang
saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk dan
jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler dan
Armstrong, 2008).
b. Segmentasi
Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-
kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau
perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran
yang terpisah. Pasar terdiri dari para pembeli. Setiap pembeli berbeda
dalam satu atau banyak hal, dapat berupa keinginan, sumber daya,
lokasi, perilaku, maupun praktek-praktek membelinya. Variabel
tersebut dapat dipergunakan untuk memisahkan pasar atau segmentasi
pasar. Segmentasi pasar dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan yang
berbeda-beda. Menurut Kotler dan Armstrong (2003), tingkatan
segmentasi pasar adalah sebagai berikut :
1) Segmentasi geografis, segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara
membagi pasar ke dalam unit-unit geografis seperti negara, provinsi,
kabupaten, kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini
perusahaan akan beroperasi pada semua segmen, akan tetapi
perusahaan harus memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera
yang ada dimasing-masing daerah.
18
2) Segmentasi demografis, segmentasi pasar ini dapat dilakukan
dengan cara memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang
didasarkan pada variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis
kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan lain-lain. Segmentasi psikografis, segmentasi pasar
ini dilakukan dengan cara membagi-bagi konsumen ke dalam
kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya
hidup. Berbagai cirri kepribadian, motif pembelian, dan lain-lain.
c. Targeting
Kasali (2001), menyatakan targeting atau menetapkan target pasar
adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau
pasar. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu
satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-
kegiatan pemasaran. Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan pasar sasaran yang optimal, yaitu :
1) Responsif, pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan
program-program pemasaran yang dikembangkan. Apabila pasar
tidak merespon, tentunya perlu dicari tahu mengapa hak tersebut
terjadi.
2) Potensial penjualan, potensi penjaulan harus cukup luas. Semakin
besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya tidak hanya
ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan
pasar untuk memiliki produk tersebut.
19
3) Pertumbuhan memadai, pasar tidak dapat dengan segera bereaksi.
Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya berkembang pesat dan
mencapai titik pendewasaannya.
4) Jangkauan media, pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal jika
pemasar tepat memilih media untuk mempromosikan dan
memperkenalkan pasarnya.
d. Positioning
Menurut Kotler dan Armstrong (2003), positioning adalah tindakan
merancang tawaran dan citra perusahaan, sehingga menempati posisi
yang khas (dibandingkan para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Hasil akhir dari positioning adalah terciptanya proporsi
nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli.
Tjiptono (2002), menyatakan ada tujuh pendekatan yang dapat
digunakan untuk melakukan positioning, yaitu :
1) Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi
pelanggan, yaitu dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan
manfaat bagi pelanggan.
2) Positioning berdasarkan harga dan kualitas, yaitu positioning yang
berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi atau sebaliknya
menekankan harga murah sebagai indikator nilai.
3) Positioning yang dilandasi dengan aspek penggunaan atau aplikasi.
4) Positioning berdasarkan pemakai produk, yaitu mengaitkan produk
dengan kepribadian atau tipe pemakai.
5) Positioning berdasarkan kelas produk tertentu.
20
6) Positioning berkenaan dengan pesaing, yaitu dikaitkan dengan posisi
persaingan.
7) Positioning berdasarkan manfaat.
4. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisis lingkungan internal dan eksternal pada dasarnya adalah untuk
menilai lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan ini
merupakan faktor-faktor yang berada di luar atau di dalam perusahaan
yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut dalam mecapai tujuan yang
telah ditetapkannya untuk mencapai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan.
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan perangkat alat pemasaran
yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Swastha
(2002), mengemukakan bahwa marketing mix adalah kombinasi dari
empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Ada empat komponen bauran pemasaran barang yang meliputi
produk, harga, saluran distribusi, promosi di mana penggunaan kombinasi
dari keempat variabel tersebut bergantung pada pimpinan perusahaan
ataupun seorang manajer, bagaimana mereka dapat menggunakan bauran
pemasaran tersebut.
Mengubah perilaku konsumen tidaklah mudah tetapi adanya rangsangan
pemasaran (marketing stimuli) dari perusahaan melalui bauran pemasaran
21
yang mencakup produk, harga, saluran disrtribusi dan promosi masuk ke
dalam kesadaran konsumen, serta mempengaruhi proses keputusan
pembelian konsumen. Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi
produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan
pasar yang dituju (Craven, 2000). Perbedaan di dalam bauran pemasaran
tidak terjadi secara kebetulan karena manajer pemasaran merencanakan
strategi pemasaran untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan
para pesaingnya dan memberikan pelayanan yang baik. Dengan
mengubah unsur-unsur bauran pemasaran, manajer pemasaran dapat
menyesuaikan dengan saran yang diberikan oleh konsumen.
Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat Walker (2003) yang
menjelaskan bahwa peubah bauran pemasaran (marketing mix)
digabungkan untuk merancang strategi penentuan posisi suatu produk pada
setiap pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan
alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran, yang akan
terinci pada Gambar 1. Pendekatan pemasaran 4P yaitu product, price,
place, dan promotion sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai elemen
tambahan memerlukan perhatian dan sistem distribusi. Selain itu, produk
dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh
produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
22
Gambar 1. Bauran pemasaran (marketing mix)Sumber: Kotler dan Keller, 2012
Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Tingkatan produk dalam
merencanakan produk atau apa yang hendak ditawarkan ke pasar, para
pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk. Dalam
merencanakan penawaran pasar. Lima tingkatan produk tersebut terdiri
dari:
a. Manfaat inti (core benefit)
Manfaat inti merupakan jasa atau manfaat fundamental yang benarbenar
di beli oleh pelanggan.
b. Produk dasar (basic product)
Para pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk generik
(generic product), yaitu versi dasar dari produk tersebut. Dengan
23
demikian sebuah hotel akan terdiri dari gedung dengan kamar-kamar
yang disewakan.
c. Produk yang diharapkan (expected product)
Sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui
oleh pembeli ketika mereka membeli produk tersebut, misalnya tamu
hotel mengharapkan ranjang yang bersih, sabun dan handuk, lemari
pakaian, dan suasana yang tenang.
d. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Layanan dan manfaat tambahan yang membedakan penawaran
perusahaan dari penawaran pesaing. Produk yang potensial (potensial
product) mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya
akan dialami produk tersebut dimasa depan.
Marketing mix merupakan strategi pemasaran sebagai upaya perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan. Marketing mix terdiri dari produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
a. Produk (Product)
Menurut Kotler (2009), produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen
atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli
pasar. Produk diciptakan untuk dapatmemuaskan kebutuhan konsumen,
24
maka dari itu produk memiliki beberapa tingkatan agar dapat
memuaskan kebutuhan konsumen. Berikut ini klasifikasi produk
berdasarkan kebutuhan dasar hingga tipe produk:
1) Kelompok kebutuhan, yaitu kelompok produk yang terdiri dari
kebutuhan dasar dan kebutuhan inti.
2) Kelompok produk, yaitu sekumpulan produk berdasarkan kelas
produk yang dapat memuaskan kebutuhan dasar atau kebutuhan inti
dengan cukup efektif.
3) Kelas produk, yaitu sekumpulan produk di dalam kelompok produk
yang memiliki hubungan fungsional tertentu.
4) Lini produk, yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang
berhubungan erat karena memiliki fungsi yang sama, dijual pada
kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui jalur distribusi
yang sama, dan dijual dalam skala harga yang sama.
5) Tipe produk, yaitu produk yang berada dalam lini produk dan
memiliki bentuk tertentu.
6) Merek, yaitu nama yang dapat dihubungkan atau diasosiasikan
dengan satu atau lebih produk dalam lini produk dan digunakan
untuk mengidentifikasi sumber atau karakter dari tipe produk
tersebut.
7) Jenis produk, yaitu suatu unit yang khusus di dalam suatu merek
atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga,
penampilan atau atribut-atribut yang lain. Jenis produk juga disebut
unit persediaan atau variasi produk.
25
Produk merupakan elemen penting dalam perusahaan, maka dari itu
perusahaan harus menyesuaikan produk berdasarkan klasifikasinya.
Produk merupakan salahsatu media penting untuk menarik pengunjung
dan dapat meningkatkan jumlah pendapatan perusahaan. Masyarakat
konsumtif juga akan menjadikan faktor produk sebagai alasan untuk
mengunjungi perusahaan, karena masyarakat konsumtif akan membeli
suatu produk untuk dapat memperlihatkan status mereka di masyarakat,
maka kualitas dan harga produk sangat penting dalam menarik minat
konsumen untuk berbelanja.
b. Harga (Price)
Harga sering menjadi faktor penentu dalam pembelian. Harga juga
menjadi lebih penting bagi konsumen sebagai tanda dari apa yang
diharapkan. Pembeli akan menggunakan harga sebagai tolak ukur
terhadap citra dan kualitas suatu produk. Harga sering kali menjadi
bahan pertimbangan utama sebelum konsumen memutuskan untuk
membeli suatu produk atau jasa, oleh karena itu perusahaan harus
mampu menetapkan harga yang bersifat akomodatif (terjangkau)
sehingga mampu memenuhi kepentingan konsumen dan produsen.
Perusahaan harus memiliki strategi untuk dapat menetapkan posisi
produknya berdasarkan mutu dan harga. Perusahaan harus
mempertimbangkan banyak faktor dalam menyusun kebijakan saat akan
menetapkan harga. Berikut ini enam langkah prosedur untuk
menetapkan harga, yaitu:
26
1) Memilih sasaran harga
Langkah pertama yang harus diputuskan perusahaan adalah dengan
memutuskan suatu target yang ingin dicapai terhadap suatu produk
tertentu. Kemudian, setelah perusahaan memilih pasar sasaran dan
penentuan posisi pasarnya dengan cermat maka strategi bauran
pemasarannya, termasuk harga lebih mudah.
2) Menentukan permintaan
Setiap harga yang telah ditentukan oleh perusahaan akan membawa
produk tersebut kepada tingkat permintaan yang berbeda maka akan
memiliki pengaruh yang berbeda juga terhadap sasaran
pemasarannya.
3) Memperkirakan harga
Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang dapat
ditentukan perusahaan bagi produknya, dan perusahaan akan
menetapkan biaya yang terendah. Perusahaan akan menetapkan
harga agar dapat menutupi biaya produksi, biaya distribusi, menjual
produk, dan resiko yang mungkin akan dihadapi.
4) Menganalisis harga dan penawaran pesaing
Sementara permintaan pasar membentuk harga tertinggi dan biaya
merupakan harga terendah yang dapat di tetapkan, maka harga pada
produk pesaing dan kemungkinan reaksi masyarakat terhadap harga
tersebut akan membantu perusahaan dalam menentukan beberapa
kemungkinan harga. Perusahaan juga harus pandai membaca harga
dan mutu yang ditawarkan oleh para pesaing.
27
5) Memilih metode penetapan harga
Metode untuk melakukan penetapan harga dapat digunakan dengan
metode 3C, yaitu skedul permintaan konsumen (consumer demand
schedule), fungsi biaya (cost function), dan harga pesaing
(competitor’s prices). Harga pada satu posisi terendah untuk
menghasilkan keuntungan dan akan berada di posisi tertinggi untuk
menghasilkan permintaan.
6) Memilih harga akhir
Metode-metode penetapan harga akan mempersempit cakupan harga
dalam menetapkan harga akhir.
c. Tempat (Place)
Lokasi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang
memegang peranan penting dalam hal menempatkan barang dan
melancarkan arus barang dari produsen ke konsumen. Distribusi barang
dari produsen sampai ke konsumen akhir tidaklah mudah untuk
dilakukan tanpa adanya lokasi yang memadai. Tempat merupakan
salah satu bagian dari marketing mix. Tempat berguna sebagai saluran
pemasaran atau saluran distribusi. (Kotler, 2001). Tempat merupakan
media penunjang terciptanya sebuah pergerakan barang dari produsen
ke konsumen akhir atau pengguna bisnis. Tempat juga menjadi salah
satu alasan konsumen untuk membeli barang yang dibutuhkan.
Konsumen akan memiliki keputusan untuk membeli suatu barang
dengan melihat tempat dijualnya produk tersebut karena hal itu akan
berkaitan dengan nilai barang itu sendiri di masyarakat.
28
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna
memberikan informasi dan untuk memperkenalkan suatu produk atau
brand tertentu kepada konsumen melalui beberapa media. Perusahan
mempromosikan suatu produk agar konsumen dapat mengenali produk
dan untuk tujuan agar konsumen dapat melakukan keputusan pembelian
yang terbaik. Strategi promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1) Iklan
Media promosi yang mendapat imbalan dari presentasi tidak langsung
dan media promosi ini berisi ide-ide, barang atau jasa oleh sponsor
tertentu.
2) Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian maupun
penjualan suatu produk atau jasa.
3) Hubungan masyarakat (public relation)
Variasi program yang dirancang untuk memperbaiki,
mempertahankan, maupun melindungi suatu citra perusahaan maupun
produk.
4) Penjualan personal (personal selling)
Presentasi lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon
pembeli untuk tujuan melakukan penjualan.
29
5. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006), analisis SWOT adalah salah satu cara untuk
mengindentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats).
Analisis SWOT merupakan analisis yang penting bagi seluruh
perusahaaan, sebab mampu mempertimbangkan posisi perusahaan
berdasarkan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Perusahaan dapat
mengamati lingkungan eksternal dan internal organisasi dan dapat
mengidentifikasi berbagai faktor strategis yang mungkin mensyaratkan
dilakukannya perubahan. Keadaan-keadaan internal maupun eksternal
dapat mengindikasikan adanya kebutuhan dari misi dan tujuan sehingga
dapat diformulasikan strategi yang cocok bagi perusahaan.
a. Lingkungan internal dan lingkungan eksternal
1) Analisis lingkungan internal
a) Analisis kekuatan (Strength)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat
didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya
finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran dan
30
basis pelanggan yang dimiliki. Strength adalah keahlian atau
kelebihan yang dimilki oleh perusahaan pesaing.
b) Analisis kelemahan (Weakness)
Analisis kelemahan merupakan keadaan perusahaan dalam
menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan
serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian.
Keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumber, keterampilan
dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi kinerja
organisasi yang memuaskan. Keterbatasan dan kekurangan
kemampuan bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang
dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang
rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para
pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan
keuntungan yang kurang memadai.
2) Analisis eksternal
a) Analisis peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan
dirinya dengan perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau
keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang
membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan.
Di lain pihak, perusahaan-perusahaan baru bermunculan.
Peluang pemasaran adalah suatu tempat dimana perusahaan
dapat beroperasi secara menguntungkan.
31
b) Analisis ancaman (Threat)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau suatu
perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
yang menyebabkan kemunduran kedudukan perusahaan.
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu bisnis. Ancaman akan menjadi suatu
ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa
sekarang maupun masa depan, oleh karena itu perusahaan
melakukan analisis SWOT. Pada analisis SWOT, masalah
kekuatan dan kelemahan adalah masalah internal, sementara
masalah kesempatan dan ancaman adalah masalah eksternal
(Soekartawi, 2000).
Rangkuti (2004) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Matriks
SWOT merupakan alatyang penting untuk membantu mengembangkan
empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:
a. Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar
perusahaan.
32
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk
memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahan dengan
memanfaatkan peluang-peluang perusahaan.
c. Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha
untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman
eksternal.
d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk
bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman.
6. Matriks QSPM
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang
direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal
dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan QSPM adalah
untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang
menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan, seperti alat analisis lainnya
(Umar 2008).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalahstrategi-strategi
alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS= total
nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah
penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai
berikut:
33
1) Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari
Matriks EFE dan Matriks IFE. Minimal sepuluh external critical
success factors dan sepuluh internal critical success factors
dimasukkan ke dalam QSPM.
2) Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan
internal. Bobot ini sama dengan yang ada di Matriks EFE dan Matriks
IFE.
3) Meneliti matriks-matriks pada langkah dua dan identifikasikan strategi
alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan.
Mencatat strategistrategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu,
mengelompokkan strategistrategi tersebut ke dalam kesatuan yang
mutually exclusive jika memungkinkan.
4) Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS
ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal
dan internal. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses
pemilihan strategi yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut
adalah besar maka strategistrateginya harus dibandingkan relatif pada
faktor utama itu. Secara terinci, nilai AS harus ada pada masing-
masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu
strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5) Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot
(langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah
34
AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif
strategi.
6) Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya
tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM.
Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi
yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Faktor-FaktorKunci
BobotAlternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor kunciinternalFaktor kuncieksternalJumlah
Sumber: David, 2002
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dicantumkan yaitu penelitian terdahulu yang
menggunakan alat analisis sejenis dengan penelitian yang akan dilaksanakan
dan sebagai dasar penentuan kerangka penelitian “Strategi Pemasaran PT
Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor Jawa Barat”. Ringkasan hasil penelitian
terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4.
36
Tabel 4. Kajian penelitian terdahulu
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Strategi PemasaranSayuran Hidroponik MerekPapamama Farm (Noviani danWahyuni, 2016)
1. Mengetahui kekuatan dankelemahan yang ada dalampemasaran usahaPapamama Farm.
2. Mengetahui peluang danancaman yang ada dalampemasaran usahaPapamama Farm.
3. Mengetahui strategipemasaran sayuranhidroponik PapamamaFarm yang seharusnyaditempuh.
Analisis SWOT 1. Identifikasi internal perusahaanmenghasilkan kekuatan perusahaanmeliputi sistem budidaya yanglebih murah, lokasi di tiga tempatyang memiliki potensi perluasanusaha, sudah lama berpengalaman,jenis sayuran lebih beragam,kemasan menarik, sayuran bebaspestisida, merek sudah lama dipasar, serta brosur yang menarik.Sedangkan kelemahannya adalahproduksi tidak stabil, skalaproduksi belum ekonomis,kualitass sayur tidak konsisten,sistem penentuan haga, sistempengiriman, pemilihan pasarsasaran tidak fokus, serta strategipromosi tidak konsisten.
2. Faktor-faktor eksternal yangmenjadi peluang bagi PapamamaFarm adalah kharakteristikkonsumen, permintaan masihtinggi, sistem budidaya pesainglebih mahal, tingkat kesulitan
35
37
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
memasuki pasar bagi pesaing baru,peningkatan pendapatan dantingkat pendidikan masyarakat,kelas sosial masyarakat yangsemakin beragam, dan peningkatanteknologi. Ancaman yangdihadapi saat ini adalah tingkatkesetiaan konsumen, pelayananpengecer, tekanan produk subtitusi,strategi harga dan strategidistribusi pesaing, dan resiko alam.Ancaman masa mendatang selainyang ada saat ini juga meliputitingkat kemampuan mengikutikemajuan teknologi,
2. Strategi Pemasaran Benih CabaiBesar (Capsiccum annum L) diCV. Tani Mandiri DesaCiherang Pondok KecamatanCaringin Kabupaten Bogor(Fajar,dkk, 2015)
1. Mengetahui faktor strategisinternal dan eksternal dalampemasaran benih cabai diCV. Tani Mandiri.
2. Mengetahui alternatifstaretegi pemasaran yangdapat diterapkan dalamusaha pemasaran benihcabai di perusahaan CV.
Analisis SWOT 1. Faktor strategis internal daneksternal dalam pemasaran benihcabai di CV. Tani Mandiri adalah:a. Kekuatan dalam pemasaran
benih cabai di perusahaan CV.Tani Mandiri adalah kualitasbenih cabai terjaga (0,372),memiliki beberapa pelanggantetap (0,353), pengalaman
36
38
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
Tani mandiri.3. Mengetahui priotitas
stretegi pemasaran yangdapat diterapkan dalampemasaran benih cabai diperusahaan CV. TaniMandiri.
produksi (0,329), lokasiperusahaan yang strategis(0,263), sebagian besar modalmilik sendiri (0,207).
b. Kelemahan dalam pemasaranbenih cabai di perusahaan CV.Tani Mandiri adalah jangkauanpemasaran belum optimal(0,367), kurangnya tenagapemasaran (0,339), aktivitaspromosi masih sederhana(0,302), daya tahan produk yangrendah (0,262).
c. Peluang dalam pemasaran benihcabai di perusahaan CV. TaniMandiri adalah meningkatnyakonsumsi cabai setiap tahun(0,369), jumlah petani cabai didaerah sekitar perusahaan(0,291), kondisi ekonomi yangrelatif stabil (0,278), adanyapameran yang diadakan olehpemerintah (0,210), terdapatnyapenyuluhan (0,209).
37
39
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
d. Ancaman dalam pemasaranbenih cabai di perusahan CV.Tani Mandiri adalah semakinbanyak jenis benih cabai dipasaran (0,308), jumlahpersaingan dalam satu daerah(0,297), gencarnya promosi daripesaing (0,257), harga benihcabai yang fluktuatif (0,236),masuknya benih cabai impor(0,216).
2. Alternatif strategi pemasaran yangdapat diterapkan dalam usahapemasaran benih cabai diperusahaan CV. Tani mandiriadalah:a. Menjalin kemitraan dengan
petani sekitar perusahaan.b. Pengenalan produk ke
masyarakat.c. Meningkatkan daya tahan
produk dengan lebih aktifmengikuti penyuluhan.
d. Mempertahankan kualitas benihcabai.
38
40
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
e. Melakukan kegiatan promosimodern dengan menggunakanmedia internet untukmenghadapi persaingan danmemperluas pasar.
3. Strategi Pemasaran Buah LokalJawa Timur (Sudiyarto, 2011)
Mengetahui strategi yang dapatditempuh untuk pengembanganpemasaran denganmenganalisis lingkunganpemasaran buah di Jawa Timur
Analisis SWOT Pemasaran buah lokal di Jawa Timurfaktor peluang dan kekuatanmempunyai nilai yang lebih tinggidaripada faktor ancaman dankelemahan, yang artinya untukmeningkatkan daya saing buah lokalJawa Timur maka dapat dilakukanstrategi agresif atau strategipertumbuhan (Growth OrientedStrategy).
4. Analisis Strategi PemasaranKacang Mete Matang (StudiKasus di UD. Maraja Mandiri,Sunter, Jakarta) (Sianturi, dkk,2007)
1. Mengidentifikasi faktorinternal dan eksternal yangmempengaruhi pemasaranproduk kacang mete matangpada UD. Maraja Mandiri.
2. Merumuskan alternatifstrategi untuk pemasaranproduk kacang mete matang
Analisis SWOT 1. Berdasarkan matriks EFE diketahuibahwa peluang yang dimiliki olehUD. Maraja Mandiri, antara lain(1) Produk sudah memilikipenyalur tetap, (2) Jalur distribusimasih terbuka luas, (3)Ketersediaan bahan baku cukup,(4) Pengeluaran Konsumsi Rumah
39
41
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
pada UD. Maraja Mandiri. Tangga cenderung meningkat2,01% per tahun, (5) Jumlahpenduduk Indonesia yang semakinbertambah tiap tahun. Sedangkanancamannya adalah (1) Memilikikemampuan terbatas dalammengadopsi teknologi, (2) Pesaingaktif melakukan inovasi teknologi,(3) Kondisi ekonomi belum stabil,(4) Adanya produk substitusi, dan(5) Adanya kenaikan biayaproduksi akibat naiknya tarif listrikdan BBM. Sedangkan dari matriksIFE diketahui kekuatan yangdimiliki oleh UD. Maraja Mandiriadalah (1) Keuletan manajer dalammengelola usaha, (2) Pemilihansegmen pasar yang tepat, (3)Hubungan baik dengan penyalur,(4) Hubungan baik denganpemasok bahan baku, (5) Letakperusahaan cukup strategik.Sedangkan kelemahannya adalah(1) Biaya produksi tidak minimal,(2) Pencatatan keuangan masih
40
42
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
sederhana, (3) Kurangnya kegiatanpromosi, (4) Kapasitas produksiterbatas, dan (5) Kurangnya jalurdistribusi pada pasar potensial.
2. Berdasarkan Matriks IE diperolehhasil bahwa UD. Maraja Mandiriberada pada kotak kuadran V, yangdigambarkan sebagai daerahpertahankan dan pelihara denganstrategi penetrasi pasar danpengembangan produk. Sedangkandari analisis SWOT dihasilkan 4jenis alternatif strategi (S-O, W-O,S-T, dan W-T) yang dapatdilaksanakan oleh UD. MarajaMandiri, yaitu disesuaikan denganposisi perusahaan saat ini (posisidisesuaikan dengan posisiperusahaan saat ini (posisieksternal sedang).
5. Strategi Pengembangan PTSayuran Siap Saji di DesaSukamanah KecamatanMegamendung Kabupaten
Menganalisis kondisilingkungan internal daneksternal, menganalisis sikappelanggan, dan menyusun
Analisis SWOT 1. Kekuatan utama PT Sayuran SiapSaji adalah kualitas produk baikyang dilihat dari kesegaran dankebersihan sayuran, serta tingginya
41
43
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
Bogor (Sari,dkk, 2017) pengembangan bagi PTSayuran Siap Saji.
kepuasan pelanggan, sedangkankelemahan utama adalah tidakadanya promosi yang dilakukan.Peluang utama PT Sayuran SiapSaji adalah semakin meningkatnyajumlah restoran yangmembutuhkan produk sepertisayuran fresh cut, sedangkanancaman utama adalah pelangganberalih ke perusahaan lain karenaharga yang ditawarkan lebihmurah. Nilai sikap pelangganterbesar dari atribut PT SayuranSiap Saji adalah pada atributketepatan waktu pengiriman yangmasuk dalam kategori sangatpositif.
2. Strategi prioritas pengembanganPT Sayuran Siap Saji adalahmengelola fungsi manajemendengan lebih baik agarberpengaruh terhadap kinerjaperusahaan, mengikutiperkembangan teknologi, dan
42
44
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
meningkatkan loyalitas pelanggan.Selain itu, menjaga kualitas produkagar tetap bersertifikat HACCPdengan menggunakan bahan bakuyang baik, teknologi yang sesuaidan adanya spesialisasi tenagakerja, serta melakukan kegiatanpromosi.
6. Strategi Pemasaran Ekspor IkanTuna Beku (Studi Kasus di PTDanaumatano Persada RayaJakarta) (Diatin, 1996)
1. Mempelajari strategipemasaran ekspor ikan tunayang diterapkan PT. DPRsaat ini.
2. Mengetahui kekuatan dankelemahan perusahaan,serta mengetahui peluangdan ancaman dari luarperusahaan.
3. Merumuskan alternatif-alternatif strategi pemasaranPT. DPR di masa yang akandatang.
Analisis SWOT 1. Kekuatan perusahaan adalah saranaproduksi lengkap dan mutu bahanbaku terjamin. Kelemahannyaadalah masih terbatasnya pasarekspor. Peluang dalam pasarterutama adanya permintaan ikantuna di pasar. dunia yang tetaptinggi, ditunjang dengan peraturanpemerintah yang mendukungekspor. Ancamannya adalahadanya pesaing atau pendatangbaru.
2. Berdasarkan tingkat kepentinganPT. DPR aIternatif strategi yangdisarankan untuk menanganirnasalah pernasaran ekspor adalah
43
45
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
mengernbangkan pasar baru,menefisienkan penggunaansurnberdaya, perekrutan ahlipemasaran dan penerobosan pasar.
7. Strategi Pemasaran Tauco CapBiruang Kabupaten di Cianjur(Saidah,dkk, 2012)
1. Mengetahui kendala-kendala internal daneksternal perusahaan dalammemasarkan tauco CapBiruang.
2. Merekomendasikan strategipemasaran yang lebih baikbagi perusahaan untukmeningkatkan danmengembangkan pemasarantauco Cap Biruang.
Analisis SWOT 1. Berdasarkan hasil analisis faktorinternal dan eskternal yang telahdilakukan pada perusahaan taucocap Biruang, maka dapat diketahuibahwa secara umum perusahaantauco cap Biruang masih belummemanfaatkan secara maksimalkekuatan dan peluang yang adauntuk meminimalisir kelemahandan anacaman. Hal ini dapatdibuktikan berdasarkan hasilperhitungan Internal FactorEvaluation (IFE) dan ExternalFactor Evaluation (EFE) yanghanya mencapai skor 2,52 dan 2,40yang apabila dilihat pada matriksInternal-External (IE) berada padakolom V. Hal ini berarti pihakperusahaan tauco cap Biruangmasih pada tahap sedang (rata-rata)
44
46
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
yang baru mampu mencapai tahapstrategi pemeliharaan, pertahankan(hold and maintain) melaluipenetrasi pasar dan pengembanganproduk. Strategi yang dapatditerapkan pada posisi ini adalahstrategi penetrasi pasar danpegembangan produk, dengan caramemperluas segmen pasar.
2. Berdasarkan dari hasil analisaSWOT maka di dapatkan beberapaalternatif strategi diantaranya:meningkatkan kapasitas produksiagar dapat memenuhi permintaanpasar terutama pada saat-saattertentu, memperluas areapemasaran, perlunya menjalinkemitraan dengan lembaga maupunpihak lainnya guna mengatasiancaman dan meraih peluang yangada. Selain itu juga perludilakukan perbaikan pencatatankeuangan mengingat selama inipencatatan yang dilakukan olehperusahaan tauco cap Biruang
45
47
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
hanya sebatas pencatatan sederhanatanpa ada perhitungan laba/rugi.
8. Strategi Pemasaran Sapi Potongdi CV Septia Anugerah Jakarta(Kusuma, 2013)
1. Menganalisis kegiatanusaha sapi potong CVSeptia Anugerah.
2. mengetahui strategipemasaran sapi potong CVSeptia Anugerah denganmemanfaatkan matriksStrengths, Weaknesses,Opportunities dan Threats(SWOT).
3. menyusun prioritas strategipemasaran sapi potong CVSeptia Anugerah.
Analisis SWOT 1. Skor total pada matriks IFE danEFE didapatkan nilai masing-masing 2,696 dan 2,793. Skor totalyang terdapat pada matriks EFEmenggambarkan danmengindikasikan posisi perusahaanstabil dalam merespons situasieksternal yang dihadapi. Skor totalIFE mengindikasikan posisiperusahaan berada pada tingkatrataan untuk mampu meresponsiklim internal yang dimiliki. Hasilanalisis SWOT didapatkanalternatif strategi yang dapatditerap- kan, yaitu kombinasi dari(a) Strategi Kekuatan- Peluang;memperluas jaringan pemasaranSapi potong dengan melakukanpenetrasi pasar, (b) StrategiKekuatan-Ancaman; meningkatkanloya- litas pelanggan/konsumen,(c) Strategi Kelemahan-Peluang;
46
48
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
memanfaatkan para investor untukmeningkatkan modal, (d) StrategiKelemahan- Ancaman;meningkatkan kerjasama denganpara stakeholder.
2. Strategi jangka pendek berupakegiatan yang relatif tidak terlalumenuntut banyak biayaoperasional. Untuk strategi jangkapanjang yaitu pembukaan tempatpemotongan sapi, pening-katanpersentase karkas daging sapi danpenjual- an daging sapi baru.Strategi ini memerlukan biaya,perijinan dan koordinasi khususdalam penerapannya.
9. Strategi Pemasaran Cabai MerahPada Sub Terminal AgribisnisManik Mekar Nadi (Dewi,dkk,2017)
1. Mengetahui faktor internal(kekuatan dan kelemahan)STA Manik Mekar Nadi,faktor eksternal (peluangdan ancaman) STA ManikMekar Nadi.
2. Mengetahui strategi yangtepat yang harus dilakukan
Analisis SWOT 1. Faktor internal STA Manik MekarNadi, meliputi: kekuatan(strengths) dari STA. Manik MekarNadi yaitu lokasi STA yangstrategis, fasilitas yang dimilikilengkap, memiliki pelanggan tetap,dan kualitas cabai merah terjaminsedangkan kelemahan
47
49
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
yang harus dilakukan olehSTA Manik Mekar Nadidalam memasarkan cabaimerah.
(weaknesses) STA. Manik MekarNadi yaitu permodalan kurangmendukung, produk tidak tahanlama, belum mampu memenuhipermintaan, dan belummenggunakan jasa/iklan dimediamassa.
2. Faktor eksternal STA Manik MekarNadi, meliputi: peluang(opportunities) STA. ManikMekar Nadi dalam memasarkancabai merah yaitu permintaan pasardalam negeri meningkat,meningkatnya daya beli konsumen,dukungan dari pemerintah, danperkembangan teknologi yangmendukung perubahan harga,fluktuasi cabai merah dipetanilokal, dan daya tawar konsumensemakin kuat.
3. Strategi yang tepat diterapkan olehSTA. Manik Mekar Nadi dalammemasarkan cabai merah yaituStrategi SO menjaga kualitas cabaimerah, memperluas jaringan
48
50
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
pemasaran dan distribusi produk,dan meningkatkan produksi cabaimerah. Strategi WO melakukanpinjaman modal, melakukanpromosi dengan teknologi yangada, dan standarisasi produk.Strategi ST standarisasi harga danmemperluas jaringan usaha.Strategi WT meningkatkan fasilitasoperasional, menjaga stabilitasharga ditingkat konsumen, danmeningkatkan stok cabai merah.
10. Analisis Strategi PemasaranJamur Rimba Jaya Mushroom(Arminsyurita, 2014)
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal(kekuatan-kelemahan) danfaktor- faktor lingkunganeksternal (peluang-ancaman) yangmemengaruhi pemasaranperusahaan.
2. Menganalisis strategipemasaran Rimba JayaMushroom berdasarkanMatrik SWOT dan Matrik
Analisis SWOT 1. Hasil identifikasi faktor lingkunganinternal perusahaan, yaitu mampumemproduksi dan bibit jamur,lahan masih luas, fasilitas produksibaik, tenaga kerja kompeten,kualitas produk baik, lokasistrategis dan harga jamur mampubersaing. kapasitas produksi belummampu memenuhi permintaan,keterbatasan modal, sistemadministrasi keuangan masihsederhana, kurangnya promosi.
49
51
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
IE. jamur. Hasil faktor lingkungan Eksternalyaitu keberadaan lembaga asosiasi,kenaikan harga, peningkatanpermintaan jamur, meningkatnyapengetahuan masyarahat, industrijamur diarahkan untuk ke tahananpangan & pengembangan teknologikesehatan dan obat-obatan, pasardomestik masih terbuka, pasokanjamur tiram yang masih terbatasdan peningkatan harga BBM danimpor jamur, ancaman pendatangbaru, serta peningkatan persaingan.
2. Berdasarkan hasil analisis matriksdiagram SWOT dan diagram IEmaka dapat rekomendasikanstrategi pemasaran perusahaanRimba Jaya Mushroom antara laindengan merebut pangsa pasaruntuk penetrasi pasar dengan hargayang kompetitif, konsentrasimelalui integrasi ke belakangdengan menjalin hubungan denganpemasok, konsentrasi melaluiintegrasi ke depan dengan cara
50
52
Tabel 4. Lanjutan
No. Judul/Peneliti/Tahun Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
mengambil alih fungsi distribusisecara keseluruhan, konsentrasimelalui integrasi horizontaldengan upaya kerja samamenggarap pasar terus membinahubungan dengan beberapaperusahaan sejenis atau mungkinmengadakan joint venture.
51
52
C. Kerangka Pemikiran
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang
memproduksi sayuran fresh cut, sehingga menghasilkan nilai tambah pada
produk pertanian tersebut. PT Sayuran Siap Saji dihadapkan dengan
permasalahan berupa penurunan jumlah pelanggan serta penurunan volume
penjualan produk. Oleh karena itu PT Sayuran Siap Saji perlu memiliki
strategi pemasaran yang dapat memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan
peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman.
Penyusunan strategi pemasaran PT Sayuran Siap Saji yaitu dilakukan analisis
terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
Fungsional pemasaran sayuran fresh cut akan diidentifikasi peluang dan
ancamannya yang berasal dari lingkungan eksternal pemasaran dan
lingkungan internal pemasaran. Lingkungan eksternal terdiri dari pesaing,
konsumen, teknologi, dan pemasok. Selain itu pada tahap ini diidentifikasi
pula kekuatan dan kelemahan pada lingkungan internal pemasaran.
Lingkungan internal pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan
tempat.
Variabel lingkungan eksternal dan internal pemasaran tersebut didapat
berdasarkan teori lingkungan pemasaran Kotler dan Armstrong (2003) yang
dipilih sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini. Berdasarkan lingkungan
internal tersebut akan diketahui kelemahan dan kekuatan, sedangkan pada
lingkungan eksternal akan diketahui peluang dan ancaman. Variabel internal
dan eksternal tersebut akan dijelaskan dalam matriks Internal Strategic
53
Factor Analysis Summary (IFAS) matriks ini digunakan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan matriks Eksternal Strategic Factor
Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk mengidentifikasi faktor
eksternal, kemudian dari hasil kedua matriks tersebut akan dimasukkan ke
dalam diagram SWOT untuk menyusun alternatif strategi berdasarkan
peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Pengambilan prioritas alternatif strategi pemasaran bagi
perusahaandilakukan dengan menggunakan matriks QSPM. Adapun
kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.
54
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran PT Sayuran SiapSaji Kabupaten Bogor Jawa Barat
Pelangganberkurang
Penjualanmenurun
Formulasi Strategi Pemasaran
Lingkungan Eksternal1. Pesaing2. Konsumen3. Teknologi4. Pemasok
Lingkungan Internal1. Produk2. Harga3. Promosi4. Tempat
Identifikasi Peluang danAncaman (Matriks EFE)
Identifikasi Kekuatan danKelemahan (Matriks IFE)
AlternatifStrategi
Pemasaran(Matriks SWOT)
PrioritasStrategi QSPM
55
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus pada PT Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah, Kecamatan
Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Studi kasus merupakan
metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa
digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara
komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi
atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk
mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan
penelitian.
Produk adalah nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan produksi
yaitu berbagai produk olahan sayuran fresh cut yang nantinya ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Indikator produk
dapat diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden seperti,
56
produk perusahaan yang ditawarkan, kemasan yang digunakan pada tiap
kemasan produk, ukuran tiap kemasan dan harga kemasan produk, kriteria
produk sayuran fresh cut yang berkualitas, kriteria kualitas dari setiap produk
yang berbeda-beda, kelebihan produk dibandingkan dengan produk pesaing,
dan inovasi produk.
Harga adalah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.
Indikator harga dapat diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada
responden seperti, harga yang ditawarkan pada tiap varian produk, cara
penentuan harga, harga produk, dan fluktuasi harga sayuran sebagai bahan
baku.
Tempat adalah area di mana perusahaan menyalurkan produk atau jasa yang
tersedia bagi konsumen. Indikator tempat dapat diukur berdasarkan
pertanyaan yang diajukan kepada responden seperti, kriteria tempat
memasarkan produk, tempat pemasaran produk sesuai dengan kriteria atau
belum, alasan memilih lokasi dalam memasarkan produk, dan lokasi
perusahaan dekat dengan lokasi bahan baku atau tidak.
Promosi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Indikator promosi dapat diukur
berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden seperti, usaha
promosi produk ke konsumen, strategi promosi, kendala pada strategi
57
promosi, bantuan pemerintah terhadap pemasaran produk, jenis promosi yang
dilakukan, dan biaya yang dikeluarkan untuk promosi.
Pemasaran adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan
untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan
tujuan memperoleh keuntungan di satu pihak dan kepuasan di pihak lain.
Strategi pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat
dikendalikan berupa strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan
strategi tempat.
Analisis lingkungan internal adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis dari usaha sayuran fresh cut yang
mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut baik faktor yang menghasilkan
keuntungan (kekuatan atau strength) maupun faktor yang menyebabkan
kerugian (kelemahan atau weakness) dalam suatu usaha.
Analisis lingkungan eksternal adalah kegiatan menganalisis faktor-faktor
strategis dalam usaha sayuran fresh cut dari luar maupun dari dalam
keseluruhan dari mata rantai produksi pengolahan hasil dan pemasaran
produk yang berhubungan dengan pertanian dalam arti luas.
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan
lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya
keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor
lain-lain.
58
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapasitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan.
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan,
perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi, serta
membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan
peluang bagi perusahaan.
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan
pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,
perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan.
Teknologi adalah keseluruhan sarana yang digunakan dan berguna untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan pemasaran berbagai produk sayuran
fresh cut. Indikator teknologi dapat diukur berdasarkan pertanyaan yang
diajukan kepada responden seperti, pemakaian teknologi pemasaran yang
dibutuhkan untuk menjalankan usaha, jenis teknologi pemasaran yang
digunakan dalam pemasaran produk.
Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
memperoleh berbagai produk olahan sayuran fresh cut untuk dikonsumsi
59
secara pribadi. Indikator konsumen dapat diukur berdasarkan pertanyaan
yang diajukan kepada responden seperti, cara agar konsumen tertarik untuk
membeli produk, minat konsumen terhadap produk, permintaan konsumen
setiap hari terhadap produk, pendapat konsumen mengenai harga yang
ditetapkan, dan jenis tingkatan sosial konsumen.
Pesaing adalah usaha-usaha dari dua atau lebih perusahaan yang masing-
masing bergiat untuk memperoleh konsumen untuk membeli berbagai macam
produk sayuran fresh cut dengan menawarkan harga yang paling
menguntungkan. Indikator pesaing dapat diukur berdasarkan pertanyaan
yang diajukan kepada responden seperti, jumlah usaha sejenis di lingkungan
sekitar perusahaan, dampak dari persaingan terhadap perusahaan, cara
menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis, dan hambatan perusahaan
untuk meningkatkan daya saing.
Pemasok merupakan orang yang menyalurkan bahan baku kepada
perusahaan-perusahaan guna memproses produksinya untuk menghasilkan
produk akhir. Indikator pemasok dapat diukur berdasarkan pertanyaan yang
diajukan kepada responden seperti, hubungan kerja sama dengan pemasok,
pengiriman sayuran dari pemasok, dan keberadaan pemasok.
Matriks IFAS (Internal strategic factors analysis summary) adalah matriks
yang terdiri dari faktor-faktor strategis internal usahan pengolahan sayuran
fresh cut yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha. Indikator IFAS dapat
diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden seperti,
60
faktor internal yang mendukung perusahaan dan faktor internal yang menjadi
kelemahan terbesar bagi keberlanjutan serta keberhasilan perusahaan
Matriks EFAS (Eksternal strategic factors analysis summary) merupakan
matriks yang terdiri dari fakor-faktor strategis eksternal usaha pengolahan
sayuran fresh cut yang berupa peluang dan ancaman usaha. Indikator EFAS
dapat diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden seperti,
faktor eksternal yang menjadi peluang atau mempengaruhi keberlanjutan
perusahaan dan faktor eksternal yang menjadi ancaman untuk keberlanjutan
perusahaan.
C. Lokasi, Waktu Penelitian dan Responden
Penelitian dilaksanakan di PT Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah
Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
kegiatan usaha sayuran fresh cut tersebut merupakan usaha sayuran fresh cut
yang berpotensi di Bogor, Jawa Barat. Responden perusahaaan dalam
penelitian ini adalah GA-HRD, manajer pemasaran distribusi perusahaan, dan
dua karyawan divisi pemasaran (distribusi). Untuk reponden konsumen yaitu
salah satu konsumen tetap dengan jumlah pembelian terbanyak, dan salah
satu responden yang pernah menjadi konsumen perusahaan. Pengumpulan
data penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2018.
61
D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan melakukan
wawancara kepada pelaku usaha dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner). Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Badan
Pusat Statistik, Dinas Pertanian, dan literatur-literatur yang terkait dengan
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
wawancara menggunakan kuesioner. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilaksanakan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau
sember data (Sugiono, 2012).
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang.
Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk penetapan strategi
pemasaran dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal
perusahaan.
62
1. Analisis Faktor Internal
Analisis Faktor Internal untuk menyusun strategi pemasaran perusahaan
menggunakan unsur bauran pemasaran 4P (product, price, place,
promotion). Setelah ditetapkan unsur-unsur dari faktor internal tersebut,
diberikan bobot masing-masing faktor tersebut berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. Menurut
Kinnear dan Taylor (2002), untuk menentukan nilai bobot pada faktor-
faktor internal digunakan metode Paired Comparison. Penilaian bobot
dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor internal kepada
responden. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 0, 1,
dan 2. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
0 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada
indikator vertikal
1 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal
Rumus penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan
nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel, kemudian
dijumlahkan skor pembobotan tersebut. Setelah didapatkan hasilnya dari
masing masing responden, maka di rekapitulasi hasilnya. Skor
pembobotan dimasukkan kedalam Matriks IFE yang dapat dilihat pada
Tabel 5.
63
Tabel 5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor StrategiBobot Rating Skor
InternalA. Kekuatan1. ..........2. ..........3. ..........B. Kelemahan1. ..........2. ..........3. ..........
Total (A + B) 1,00Sumber: Rangkuti, 2006
2. Analisis Faktor Eksternal
Analisis eksternal digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Penilaian bobot
dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor eksternal kepada
responden dengan menentukan bobot setiap variabel. Menurut Kinnear
dan Taylor (2002), untuk menentukan nilai bobot pada faktor-faktor
eksternal digunakan metode Paired Comparison. Penilaian bobot
dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor eksternal kepada
responden. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala
0, 1, dan 2. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
0 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada
indikator vertikal
1 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal
64
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif, peluang yang
semakin besar diberi rating +4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating
+1, begitupun sebaliknya. Bobot pada kolom 2 kemudian dikalikan
dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam
kolom 4. Hasil perkalian yaitu berupa skor pembobotan yang akan
dijumlahkan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan.
Nilai total menunjukkan bagaimana perusahaan ini akan bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis eksternalnya. Setelah didapatkan hasilnya dari
masing masing responden, maka di rekapitulasi hasilnya. Matriks EFE
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Faktor-faktor StrategiBobot Rating Skor
EksternalA. Peluang1. ..........2. ..........B. Ancaman1. ..........2. ..........
Total (A + B) 1Sumber: Rangkuti, 2006
3. Matriks Internal Eksternal (IE)
Matriks IE merupakan pemetaan skor total IFE dan EFE yang dihasilkan
pada tahap input. Matriks Internal Eksternal (IE) dapat dilihat pada
Gambar 3.
65
Gambar 3. Matriks IE (Internal-Eksternal)Sumber: Rangkuti, 2006
Sumbu vertikal pada matriks IE menunjukkan total skor IFE dan sumbu
horizontal menunjukkan total skor pembobotan EFE. Skor antara 1,00
sampai 1,99 pada sumbu horizontal menunjukkan posisi internal
perusahaan yang lemah, posisi 2,00 sampai 2,99 menunjukkan skor rata-
rata dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan kuatnya posisi internal
perusahaan. Pada sumbu vertikal skor 1,00 sampai 1,99 menunjukkan
respon perusahaan masih rendah terhadap peluang dan ancaman yang ada,
posisi 2,00 sampai dengan 2,99 menunjukkan skor rata-rata dan skor 3,00
sampai dengan 4,00 menunjukkan respon yang tinggi terhadap lingkungan
eksternalnya.
66
4. Matriks SWOT
Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi yaitu
faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang kemudian dimasukkan
ke dalam maktriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada pemasaran perusahaan.
Matriks SWOT dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif
strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang
(W-O), strategi kelemahan-ancaman (W-T), dan strategi kekuatan-
ancaman (S-T). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strengths (S)Daftar Kekuatan(tentukan 5-10 faktorpeluang internal)
Weakness (W)Daftar Kelemahan(tentukan 5-10faktor peluanginternal)
Opportunities (O)Daftar Peluang(tentukan 5-10 faktorpeluang eksternal)
Strategi S-OCiptakan strategiyang menggunakankekuatan untukmemanfaatkanpeluang
Strategi W-OCiptakan strategiyangmeminimalkankelemahan untukmemanfaatkanpeluang
Threats (T)Daftar Ancaman(tentukan 5-10 faktorpeluang eksternal)
Staregi S-TCiptakan startegiyang menggunakankekuatan untukmengatasi ancaman
Strategi W-TCiptakan strategiyangmeminimalkankelemahan untukmenghindariancaman
Sumber: David, 2006
67
5. Tahap Keputusan
Tahap selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan
keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam
QSPM adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS =
nilai dayatarik, TAS= total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya
tarik. Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari
Matriks EFE dan Matriks IFE. Minimal sepuluh external critical
success factors dan sepuluh internal critical success factors
dimasukkan ke dalam QSPM.
2) Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan
internal. Bobot ini sama dengan yang ada di Matriks EFE dan Matriks
IFE.
3) Meneliti matriks-matriks pada langkah dua dan identifikasikan strategi
alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan.
Mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu,
mengelompokkan strategistrategi tersebut ke dalam kesatuan yang
mutually exclusive jika memungkinkan.
4) Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS
ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal
dan internal. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses
pemilihan strategi yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut
68
adalah besar maka strategistrateginya harus dibandingkan relatif pada
faktor utama itu. Secara terinci, nilai AS harus ada pada masing-
masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu
strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5) Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot
(langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah
AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif
strategi. Nilai AS didapatkan dengan melakukan FGD responden.
6) Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya
tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM.
Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi
yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Faktor-faktorkunci
BobotAlternatif strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor kunciinternalFaktor kuncieksternalJumlah
Sumber: David, 2002
69
Penentuan AS dibantu dengan menggunakan metode FGD. Penentuan
dilakukan dengan melihat dan menyesuaikan kebutuhan dan kondisi
pada PT Sayuran Siap Saji. Peserta diskusi FGD adalah GA-HRD PT
Sayuran Siap Saji, manajer distribusi dan pemasaran perusahaan, dan
dua orang karyawan di divisi distribusi dan pemasaran perusahaan.
70
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kabupaten Bogor
1. Letak Geografis Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor secara geografis terletak diantara 6°18”0” – 6°47”10”
Lintang Selatan dan 106°23”45” – 107°13”30” Bujur Timur yang berdekatan
dengan ibukota negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan
dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi. Kabupaten Bogor juga
merupakan daerah perlintasan antara ibukota negara dan ibukota Provinsi
Jawa Barat. Kabupaten Bogor secara administratif terdiri dari 40 kecamatan
dan 413 desa, dengan batasan wilayah sebagai berikut:
(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok.
(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kerawang, Kabupaten
Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta.
(3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
(4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
(5) Bagian Tengah berbatasan dengan Kota Bogor.
71
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari dataran tinggi dengan
ketinggian topografi mulai dari 300 – 1000 m dpl dan dibentuk oleh produk
batuan tua dari batuan sedimen yang berumur tersier. Bagian Selatan wilayah
Kabupaten Bogor ditutupi oleh batuan gunung api muda yang berumur
kuarter yang secara fisiografi berada pada daerah perbatasan antara zona
Bogor dan zona Bandung.
2. Kondisi Pertanian Kabupaten Bogor
Pertanian di Kabupaten Bogor terdiri dari pertanian tanaman pangan, sayuran,
dan hortikultura serta perkebunan. Tanaman pangan padi menyebar hampir
di semua kecamatan, dengan variasi luasan yang berbeda. Umumnya padi
sawah menyebar di wilayah tengah dan utara, di mana sudah tersedia irigasi,
seperti di Kecamatan Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Pamijahan, Cibungbulang,
Ciampea, Caringin, Jonggol, Sukamakmur, dan Cariu. Tanaman padi gogo
menyebar hanya di beberapa kecamatan dalam luasan terbatas. Komoditas
tanaman pangan lainnya, seperti tanaman jagung menyebar di Kecamatan
Darmaga, Cisarua, Megamendung, Cileungsi, Klapanunggal, Rancabungur,
Cibinong, Ciseeng, Gunung Sindur, dan Rumpin, sedangkan tanaman kedelai
menyebar hanya di Kecamatan Tamansari, Kemang, Rancabungur, dan
Megamendung.
Daerah pertanian hortikultura menyebar pada hampir semua wilayah tetapi
konsentrasi komoditas tertentu hanya menyebar pada wilayah tertentu.
Daerah sayuran mendominasi terbatas pada beberapa kecamatan seperti
Cisarua, Darmaga, Leuwisadeng, Cigombong, sedangkan buah berasal dari
72
Kecamatan Tanjungsari, Mekarsari, Jasinga, Tajurhalang dan lain-lain.
Pertanian hortikultur lainnya yang terus dikembangkan adalah tanaman hias.
Wilayah penghasil tanaman hias menyebar di beberapa kecamatan yaitu:
Tamansari, Cijeruk, Ciawi, Megamendung, Tajurhalang, Gunung Sindur,
Bojonggede, dan lain-lain. Beragamnya jenis tanaman hias di wilayah ini
maka Kabupaten Bogor dapat dijadikan sebagai pusat produksi dan
pemasaran tanaman hias terbesar.
Tanaman perkebunan relatif terbatas di Kabupaten Bogor, berdasarkan
pengelolaan usahanya dibagi menjadi dua, yaitu perkebunan besar dan
perkebunan rakyat. Perkebunan besar dikelola oleh perusahaan swasta dan
perusahaan negara, sedangkan perkebunan rakyat dikelola oleh masyarakat
tani. Jumlah perkebunan negara sebanyak empat kebun dengan komoditas
teh dan sawit yang dikelola oleh satu perusahaan BUMN yaitu PTPN VIII.
Jumlah perkebunan swasta sebanyak 17 kebun dengan komoditas karet, teh,
pala, dan kopi. Lokasinya tersebar di Kecamatan Jasinga, Cigudeg,
Nanggung, Leuwiliang, Rancabungur, Ciawi, Cisarua, Megamendung,
Cigombong, Rumpin, Tamansari, Citeureup, Sukajaya, dan Tenjo. Jumlah
Perkebunan Rakyat tersebar di 40 kecamatan dengan komoditas karet, kopi,
pala, cengkeh, kelapa, vanili, aren, dan tanaman obat.
73
B. Profil Kecamatan Megamendung
1. Letak Geografis Kecamatan Megamendung
Kecamatan Megamendung merupakan salah satu kecamatan dalam
lingkungan Kabupaten Bogor yang berada pada ketinggian 650 – 1.100 m.
Kecamatan Megamendung secara geografis terletak pada 60,38’, 46,54”
Lintang Selatan, dan 1060,56’, 42,02” Bujur Timur di atas permukaan air laut
dengan suhu udara 17,85 – 23,91°C. Kecamatan Megamendung memiliki
luas wilayah sebesar 6230,57 ha. Kecamatan Megamendung memiliki jumlah
penduduk sebanyak 4.267 jiwa.
Kecamatan Megamendung secara administratif berbatasan dengan Kecamatan
Ciawi di sebelah barat, Kecamatan Cisarua di sebelah timur, Kecamatan
Sukaraja, Babakan Madang, Sukamakmur di sebelah utara, dan berbatasan
dengan Kecamatan Ciawi di sebelah selatan. Kecamatan Megamendung
terbagi menjadi 12 desa, yaitu Desa Pasir Angin, Desa Cipayung Girang,
Desa Gadog, Desa Sukamaju, Desa Sukakarya, Desa Sukagalih, Desa
Megamendung, Desa Cipayung, Desa Sukamahi, Desa Sukamanah, Desa
Kuta, dan Desa Sukaresmi.
2. Letak Geografis Desa Sukamanah
Desa Sukamanah merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah sebesar
181.479 ha. Jumlah penduduk Desa Sukamanah sesuai dengan sensus tahun
2014 yaitu 6.669 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 3.421 jiwa dan
74
perempuan sebanyak 3.248 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.724 KK
(PT Sayuran Siap Saji, 2017). Secara geografis, Desa Sukamanah berbatasan
dengan wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamaju
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sukaresmi, dan Desa Bojong
Murni Kecamatan Ciawi
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukakarya
C. Profil PT Sayuran Siap Saji
1. Sejarah PT Sayuran Siap Saji
PT Sayuran Siap Saji merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang agribisnis.Perusahaan ini berdiri pada 29 Oktober 2010 dengan
pemilik bernama Tatang Hadinata. Pada awalnya, perusahaan ini merupakan
anak perusahaan dari PT Saung Mirwan yang saat ini sudah tidak beroperasi
lagi. Berdirinya PT Sayuran Siap Saji bermula dari kedekatan Bapak Tatang
dengan tenaga ahli pertanian di Belanda yang membuat pihak Belanda
memberikan bantuan kepada PT Saung Mirwan berupa mesin-mesin
pemotong sayur dan bantuan tenaga ahli dari Belanda. Pemerintah Belanda
memberikan bantuan kepada PT Saung Mirwan dengan menunjuk salah satu
perusahaan produsen sayur segar di Belanda yang bernama Hessing, sebagai
perusahaan yang melakukan supervisi kepada PT Saung Mirwan dalam
mengalokasikan dana bantuan dari Pemerintah Belanda tersebut. Seiring
berjalannya waktu pihak Hessing merasa tertarik dengan PT Saung Mirwan
75
untuk melakukan kerja sama dan membentuk suatu perusahaan yang bernama
PT Sayuran Siap Saji di tahun 2010 dengan kepemilikan saham 70 persen
oleh Tatang Hadinata dan 30 persen dimiliki oleh Hessing, namun
kepemilikan tersebut saat ini telah 100 persen dimiliki oleh Tatang Hadinata.
2. Keadaan Usaha PT Sayuran Siap Saji
Perusahaan Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
agribisnis dimana perusahaan ini mempunyai kegiatan memproduksi sayuran
fresh cut yang siap untuk diolah selanjutnya. Sayuran yang digunakan oleh
perusahaan ini terdiri dari berbagai macam sayuran dan setiap satu komoditas
sayuran tidak hanya menghasilkan satu produk akan tetapi dapat
menghasilkan beberapa produk, dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan
dan bentuk pengemasan, baik yang dikemas secara potongan, rajangan,
maupun utuh. Proses produksi sayuran fresh cut pun melalui beberapa
tahapan, seperti penyortiran, pemotongan atau perajangan, pencucian,
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Proses penyortiran dan
pemotongan secara manual dilakukan di ruang processing atas di mana
ruangan tersebut hanya bersuhu standar, sedangkan proses pemotongan atau
perajangan dengan mesin, pencucian, pengeringan dan pengemasan dilakukan
di ruangan processing bawah yang memiliki suhu berkisar 100°C.
Bahan baku yang digunakan oleh PT Sayuran Siap Saji untuk memproduksi
sayuran fresh cut diperoleh dari sejumlah petani. Petani yang menyuplai
bahan baku tersebut merupakan petani mitra yang telah bekerja sama dengan
PT Sayuran Siap Saji. Kemitraan antara petani dengan PT Sayuran Siap Saji
76
adalah berupa suplai bahan baku sayuran dengan kualitas sayuran yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Pola kemitraan petani dengan PT Sayuran Siap
Saji merupakan pola kemitraan subkontrak, di mana perusahaan dan petani
mitra melakukan perjanjian berdasarkan waktu, volume dan kualitas yang
telah disepakati oleh kedua pihak.
Petani mitra yang bekerja sama dengan perusahaan ini tidak hanya berasal
dari petani di daerah Bogor, namun terdapat pula petani mitra yang berada di
daerah Lembang, Garut dan Cipanas. Bahan baku yang diperoleh dari
Lembang salah satunya adalah caysim, bahan baku yang diperoleh dari Garut
salah satunya kacang panjang, dan bahan baku yang diperoleh dari Cipanas
seperti tomat. Bahan baku sayuran juga tidak hanya diperoleh dari petani
mitra saja, akan tetapi PT Sayuran Siap Saji juga menjalin hubungan dengan
para pengumpul sayuran atau yang disebut sebagai mitra beli, selain itu juga
dengan pedagang di pasar bahkan supermarket guna memperoleh bahan baku.
Hal ini dilakukan perusahaan apabila suplai bahan baku sayuran dari petani
mitra tidak mencukupi kebutuhkan produksi, sehingga diperlukan bahan baku
dari pihak lain yaitu mitra beli, pedagang di pasar atau supermarket.
3. Struktur Organisasi PT. Sayuran Siap Saji
Perusahaan Sayuran Siap Saji sebagai suatu organisasi perusahaan tentunya
memiliki struktur organisasi dalam mengoperasikan perusahaan. Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi dari PT Sayuran Siap Saji
dapat dilihat pada Gambar 4.
77
Berdasarkan struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Sayuran Siap Saji,
diketahui bahwa setiap bagian memiliki peranan atau tugas. Berikut uraian
mengenai peranan atau tugas dari setiap bagian:
1. Director (Direktur)
a. Pembuat kebijaksanaan dan pengambilan keputusan strategis.
b. Menyutujui anggaran tahunan.
c. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas-tugas dari karyawan dan
kepala bagian (manajer).
Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Sayuran Siap Saji
78
2. Secretariat dan Administration
a. Bertanggung jawab menerima telepon dan menerima tamu.
b. Memberikan informasi mengenai perusahaan kepada direktur dan
membuat arsip perusahaan.
c. Bertanggung jawab untuk kebutuhan RTK dan ATK kantor.
3. Finance & Control Manager
a. Membuat, memeriksa dan menyimpan faktur, nota supplier, laporan AP
(account payable) atau AR (account receivable) untuk memastikan
status utang piutang.
b. Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan
tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.
c. Menerima memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapan-nya
untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.
d. Bertanggung jawab mengatur cash flow perusahaan.
e. Bertanggung jawab mengawasi dan memonitor uang yang masuk dari
customer dan uang yang dikeluarkan untuk pembayaran ke vendor
maupun untuk keperluan perusahaan.
e. Bertanggung jawab atas proses penggajian dan pembayaran tunjangan
lainnya seperti uang makan, insentif, dan tunjangan kesehatan.
4. Finance Accounting
a. Menginput semua transaksi keuangan.
b. Menerima, dan memeriksa semua nota-nota dari bagian keuangan.
c. Menerbitkan laporan keuangan secara periodik.
d. Menerbitkan laporan pajak perusahaan.
79
e. Mengevaluasi laporan keuangan perusahaan dan memberikan masukan
kepada pimpinan.
5. ICT
a. Bertanggung jawab memelihara sistem jaringan.
b. Mengoptimalisasi perangkat IT atau server.
c. Membuat analisa report yang diperlukan oleh masing-masing divisi.
6. Personnel (HR)
a. Memperbaiki dan memperhatikan mutu karyawan.
b. Menyediakan tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
c. Membina karyawan melalui training baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
7. Quality Control
a. Melakukan pemantauan pengawasan mutu hasil produksi.
b. Melakukan pemantauan pelaksanaan proses produksi.
c. Menilai efektifitas kinerja pada divisi quality.
d. Melakukan penilaian terhadap keluhan yang terjadi pada teknis
pelaksanaan ataupun hasil produksi.
e. Membuat perencanaan corrective & preventive action.
f. Membuat laporan hasil pengawasan terhadap mutu produk.
8. Operation Manager
a. Mengawasi kegiatan operasi.
b. Mengawasi keberadaan serta kondisi mesin dan peralatan.
c. Membuat produk yang dipesan.
80
d. Bertanggung jawab atas proses produksi (production), pengemasan
(packaging) dan perawatan mesin (maintenance).
e. Membuat laporan mengenai proses produksi.
f. Bertanggung jawab untuk proses audit bersama-sama dengan Quality
Control.
g. Membuat perencanaan untuk proses produksi baik di production dan
packaging.
h. Mengawasi dan memonitoring proses produksi.
i. Mempersiapkan baik dokumen atau implementasi audit dari customer
bersama-sama dengan Quality Control.
9. Farmers Support Manager
a. Membuat program tanam bagi petani binaan.
b. Mengawasi dan memonitoring aplikasi program tanam petani binaan
yang dilakukan oleh agronomist dan extension.
c. Melakukan percobaan budidaya menanam untuk tanaman-tanaman baru
yang belum pernah ditanam sebelumnya (R & D.)
d. Menetapkan harga kontrak untuk petani binaan setiap periode tanam.
10. Agronomist
a. Melakukan kegiatan pelatihan/penyuluhan budidaya hama penyakit
tanaman perkebunan (mulai dari persiapan alat dan bahan sampai
akhir kegiatan).
b. Mengawasi dan memonitor distribusi hasil pertanian dari petani
binaan.
81
11. Extension
a. Melakukan kegiatan pelatihan / penyuluhan budidaya tanaman (mulai
dari persiapan alat dan bahan sampai akhir kegiatan).
b. Membina petani binaan dalam program kemitraan.
c. Mengawasi dan memonitor hasil pertanian dari petani binaan.
12. Marketing & Sales Manager
a. Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
b. Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan promosi.
c. Sebagai kordinator manajer produk dan manager penjualan.
d. Membuat laporan pemasaran kepada direksi.
e. Berkoordinasi dengan manajer pada divisi terkait untuk kelancaran
penjualan.
13. Account Officers
a. Bertanggung jawab terhadap PO (Purchase Order) bagian penjualan.
b. Bertanggung jawab menerima keluhan/complain dari customer.
c. Berkoordinasi dengan staf terkait dari divisi terkait untuk kelancaran
suplai penjualan.
d. Membuat laporan pemasaran kepada Marketing&Sales Manager.
14. Distribution
a. Bertanggung jawab terhadap bagian pengiriman barang ke customer
dan pengambilan barang ke supplier baik di dalam maupun luar kota.
b. Bertanggung jawab terhadap pembagian rute pendistribusian
(mapping schedule).
c. Sebagai kordinator supir dan kenek yang mengirimkan barang.
82
15. Sourching Manager
a. Bertanggung jawab terhadap bagian pengiriman barang ke customer
dan pengambilan barang ke supplier baik di dalam maupun luar kota.
b. Bertanggung jawab terhadap pembagian rute pendistribusian.
c. Sebagai kordinator supir dan kenek yang mengirimkan barang.
d. Menganalisa biaya pengiriman barang.
Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 4, dapat diketahui bahwa
bentuk struktur organisasi yang diterapkan oleh PT Sayuran Siap Saji
merupakan oganisasi fungsional. Organisasi fungsional adalah organisasi
yang disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi ini
dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan
jelas. Organisasi ini juga suatu bentuk organisasi yang di mana kekuasaan
pimpinan dilimpahkan kepada seseorang yang memimpin satuan di bawahnya
dalam satuan bidang pekerjaaan tertentu.
4. Komposisi Tenaga Kerja
PT Sayuran Siap Saji memiliki tenaga kerja berjumlah 104 orang, yang
terbagi menjadi beberapa divisi, yaitu divisi processing dan pengemasan,
divisi produksi dan kemitraan, divisi sales dan marketing, serta divisi
administrasi. Berdasarkan divisi – divisi tersebut tenaga kerja bekerja untuk
menyelesaikan tugasnya masing-masing. Komposisi tenaga kerja menurut
unit kerja dan divisi dapat dilihat pada Tabel 9 dan 10.
83
Tabel 9. Komposisi tenaga kerja berdasarkan unit kerja pada PT. SayuranSiap Saji
No. Unit Kerja Jumlah (orang)1. Direktur Utama 12. Manajer 53. Kepala Bagian 44. Kelapa Seksi 55. Kepala Sub Seksi 116. Bulanan 257. PK WT/MNJ T 18. Harian Tetap 89. Harian Lepas 1710. Borongan 2511. Penjualan 2
Jumlah 104
Tabel 10. Komposisi tenaga kerja bedasarkan divisi pada PT. Sayuran SiapSaji
No. Divisi Jumlah (orang)1. Penjualan 22. Kemitraan 43. Pengadaan 44. Pengemasan 615. Distribusi 56. Acc/Keuangan 47. Umum 188. IT 29. Mekanik 1
Jumlah 101
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa divisi yang memiliki jumlah
tenaga kerja terbesar adalah divisi pengemasan. Divisi ini memiliki tenaga
kerja dengan jumlah yang cukup besar dikarenakan divisi ini merupakan
kegiatan utama dari PT Sayuran Siap Saji. Divisi pengemasan adalah divisi
yang melakukan kegiatan produksi atau pengemasan sayuran biasa menjadi
sayuran fresh cut. Pada divisi ini juga terbagi menjadi beberapa kategori
tenaga kerja, seperti harian tetap, harian lepas, dan borongan.
84
Kategori tenaga kerja pada divisi pengemasan ini diterapkan dengan
membeda-bedakan komoditas yang ditangani oleh tenaga kerja. Tenaga kerja
harian tetap biasanya untuk menangani komoditas sayuran yang mempunyai
perbedaan perlakuan seperti, brokoli, dan kembang kol. Tenaga kerja harian
lepas biasanya untuk menangani pengemasan berbagai komoditas sayuran
fresh cut yang melewati proses pencucian, sedangkan tenaga kerja borongan
untuk menangani proses pemotongan atau perajangan komoditas sayuran
yang diproduksi dalam jumlah banyak, seperti sawi hijau dan tomat.
5. Tata Letak/Layout PT Sayuran Siap Saji
Bangunan yang digunakan sebagai tempat beroperasinya kegiatan PT
Sayuran Siap Saji merupakan bangunan milik pribadi Pak STatang Hadinata.
Letak bangunan PT Sayuran Siap Saji ini berada di samping rumah Pak
Tatang Hadinata. Tata letak layout bangunan PT Sayuran Siap Saji dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Tata Letak PT Sayuran Siap Saji
85
Keterangan gambar:
A : Bangunan rumah Pak Tatang HadinataB : Green House milik Pak Tatang HadinataC : Halaman belakang rumah Pak Tatang HadinataD : Bangunan kantor PT Sayuran Siap SajiE : Kantin PT Sayuran Siap SajiF : Processing room bagian atasG : Raw material storageH : Loading zoneI : Processing room bagian bawahJ : End product storageK : Ruang pengangkutanL : Bengkel
130
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kekuatan utama PT Sayuran Siap Saji adalah bahan baku dan produk
berkualitas. Kelemahan utama pada PT Sayuran Siap Saji adalah belum
adanya label khusus untuk produk sehingga produk sulit dikenal.
2. Peluang utama pada PT Sayuran Siap Saji adalah kebutuhan dan minat
konsumen terhadap produk tinggi. Ancaman utama pada PT Sayuran Siap
Saji adalah bahan baku yang dipasok masih belum mencukupi apabila
terjadi additional order.
3. Strategi pemasaran PT Sayuran Siap Saji yaitu: (a) menjaga dan
meningkatkan kualitas produk agar dapat unggul dalam persiangan, (b)
meningkatkan manajemen pemasaran perusahaan dan mengoptimalkan
publikasi produk agar meningkatkan ketertarikan konsumen, (c)
melakukan promosi yang lebih luas dan bermitra dengan pemasok baru,
dan (d) melakukan pemberian label (branding) produk agar dapat dikenal
dan lebih bersaing di pasaran.
131B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh saran sebagai berikut:
1. PT Sayuran Siap Saji diharapkan terus meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan. PT Sayuran Siap Saji juga perlu melakukan promosi untuk
memperkenalkan produk kepada masyarakat yang belum mengetahui
produk sayuran fresh cut perusahaan, sehingga dapat meningkatkan
permintaan terhadapsayuran fresh cut. Promosi tersebut dapat dilakukan
melalui media internet dengan cara mengelola kembali website perusahaan
yang sudah terbengkalai (suspended).
2. PT Sayuran Siap Saji kesulitas untuk menerima additional order karena
pemasok tidak dapat mencukupi permintaan bahan baku tersebut. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai rantai pasok
persediaan bahan baku pada PT Sayuran Siap Saji.
132
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W. 1999. Pola Pertumbuhan Produksi Beberapa Jenis Sayuran diIndonesia. Jurnal Hortikultura. Volume 9 Nomor 3. Balai PenelitianTanaman Sayuran. Bandung.
Arminsyurita. 2014. Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom.Jurnal Ilmu Ilmiah Administrasi. Volume 6 Nomor 2. Sekolah TinggiIlmu Administrasi Mandala Indonesia. Jakarta.
Assauri, S. 1996. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Badan Pusat Statistika. 2007. Jawa Barat dalam Angka. Badan Pusat Statistik.Jawa Barat.
__________________. 2016. Penjualan Sayuran per Bulan Kabupaten Bogor.Badan Pusat Statistik. Jawa Barat.
__________________. 2017. Direktori Perusahaan Hortikultura BerbadanHukum. Badan Pusat Statistik. Jawa Barat.
David, F. R. 2002. Manajemen Strategi. Salemba Empat. Jakarta.
Dewi, N. N. T. , I. N. G. Ustriyana, A. A. A. Djelantik. 2017. StrategiPemasaran Cabai Merah Pada Sub Terminal Agribisnis Manik MekarNadi. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Volume 6 Nomor 2.Universitas Udayana. Denpasar.
Dharmmesta, B. S. 2002. Azas-Azas Marketing Edisi Ketiga. Liberty.Yogyakarta.
Diatin, I. 1996. Strategi Pemasaran Ekspor Ikan Tuna Beku (Studi Kasus di PTDanaumatano Persada Raya Jakarta). Jurnal Buletin Ekonomi Perikanan.Volume 2 Nomor 3. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Potensi, Permasalahan, dan TantanganPembangunan Hortikultura. Direktorat Jenderal Hortikultura.Indonesia.
133
El-Gohary, H. 2010. E-Marketing- A literature Review from a Small BusinessesPerspective. Vol. 1, No. 1. International Journal of Business and SocialScience. United States of America.
Fajar, A. , A. Yusdiarti, A. Arsyad. 2015. Strategi Pemasaran Benih CabaiBesar (Capsiccum annum L) Di CV. Tani Mandiri Desa CiherangPondok Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Jurnal AgribiSains.Volume 1 Nomor 1. Universitas Djuanda Bogor. Bogor.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Freddy, Rangkuti. 2006. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan KepuasanPelanggan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kasali, R. 2001. Membidik Pasar Indonesia Segmenting, Trgeting, danPositioning. Gramedia. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Inovasi Hortikultura. Jakarta.
Kinnear, TC dan Taylor, JR. 2002. Riset Pemasaran: Pendekatan Terpadu Jilid 1,Terjemahan oleh Yohanes Lamarto. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P. 2005. Manajamen Pemasaran. PT. Indeks Kelompok Gramedia.Jakarta.
Kotler, P dan G. Armstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi 9 Jilid 1.PT Indeks Gramedia. Jakarta.
_______________________. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga.Jakarta.
Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta.
Kismono, G. 2001. Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Kusuma, T. , S. Raharja, A. Saleh. 2013. Strategi Pemasaran Sapi Potong di CVSeptia Anugerah Jakarta. Jurnal Manajemen IKM. Volume 8 Nomor 1.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mursid, M. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi Keempat. PT Bumi Aksara.Jakarta.
Noviani, N. dan S. Wahyuni. 2016. Analisis Strategi Pemasaran SayuranHidroponik Merek Papamama Farm. Jurnal Elektronik UMN AlWashliyah. Volume 1 Nomor 1. Universitas Muslim NusantaraWashliyah. Medan.
Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PTGramedia. Jakarta
134
_________. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rangkuti, P. A. 2009. Strategi Komunikasi Membangun Kemandirian Pangan.Dalam Adjid, D. A. 1998. Membangun Pertanian Modern.Pengembangan Sinar Tani, Jakarta.
____________. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Saidah, Z. , K. Kusno, E. Wulandari. 2012. Strategi Pemasaran Tauco CapBiruang di Kabupaten Cianjur. Jurnal Sosiohumaniora. Volume 14Nomor 1. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Sari, T. K. , W. D. Sayekti, A. Soelaiman. 2017. Strategi Pengembangan PTSayuran Siap Saji di Desa Sukamanah Kecamatan MegamendungKabupaten Bogor. JIIA. Volume 5 Nomor 2. Universitas Lampung.Lampung.
Sianturi, H. T. P. , R. Syarief, M. Sarma. 2007. Analisis Strategi PemasaranKacang Mete Matang (Studi Kasus di UD. Maraja Mandiri, Sunter,Jakarta). Jurnal MPI. Volume 2 Nomor 1. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Sjarkowi, F. dan M. Sufri. 2004. Manajemen Agribisnis. CV. Baldal GrafitiPress. Palembang.
Soekartawi. 1993, Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Garfindo Persada.Jakarta.
_________. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Solihin, I. 2012. Manajemen Strategik. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sudiyarto. 2011. Strategi Pemasaran Buah Lokal Jawa Timur. Jurnal J-SEP.Volume 5 Nomor 1. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kantitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.
Sunyoto, D. 2012. Dasar-dasar manajemen pemasaran. CAPS. Yogyakarta.
Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. CV Bali MediaAdhikarsa. Denpasar.
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Umar, H. 2008. Strategic Management In Action. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
top related