studio 2 (studio perencanaan)
Post on 13-Feb-2017
184 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penstrukturan Masalah & Potensi Wilayah PerencanaanTantanganTujuan PerencanaanKonsep PerencanaanSasaranStrategiIndikasi ProgramProyeksi Penduduk, SupplyDemand Infrastruktur, dan Kebutuhan LahanStruktur dan Pola Ruang
Penstrukturan Masalah & Potensi Wilayah PerencanaanTantanganTujuan PerencanaanKonsep PerencanaanSasaranStrategiIndikasi ProgramProyeksi Penduduk, SupplyDemand Infrastruktur, dan Kebutuhan LahanStruktur dan Pola Ruang
Penstrukturan Masalah & Potensi Wilayah PerencanaanTantanganTujuan PerencanaanKonsep PerencanaanSasaranStrategiIndikasi ProgramProyeksi Penduduk, SupplyDemand Infrastruktur, dan Kebutuhan LahanStruktur dan Pola Ruang
1. LP2B sebagai potensi ketahanan pangan2. Kota Kendal sebagai ibukota Kabupaten Kendal3. Pengembangan pusat permukiman baru disekitar
rencana pintu keluar TTJ di Margomulyo4. Adanya pasar induk sebagai pusat sarana
perekonomian wilayah5. Terdapat obyek wisata Pantai Muara Kencana6. Terdapat obyek wisata Pantai Kartika Jaya7. Bendungan Kedung Pengilon sebagai objek wisata dan
sumber air cadangan8. Terdapat berbagai UMKM di Bondokenceng seperti
industri makanan ringan, industri batik, industri bata, dan industri tambak
1. LP2B sebagai potensi ketahanan pangan2. Kota Kendal sebagai ibukota Kabupaten Kendal3. Pengembangan pusat permukiman baru disekitar
rencana pintu keluar TTJ di Margomulyo4. Adanya pasar induk sebagai pusat sarana
perekonomian wilayah5. Terdapat obyek wisata Pantai Muara Kencana6. Terdapat obyek wisata Pantai Kartika Jaya7. Bendungan Kedung Pengilon sebagai objek wisata dan
sumber air cadangan8. Terdapat berbagai UMKM di Bondokenceng seperti
industri makanan ringan, industri batik, industri bata, dan industri tambak
1. LP2B sebagai potensi ketahanan pangan2. Kota Kendal sebagai ibukota Kabupaten Kendal3. Pengembangan pusat permukiman baru disekitar
rencana pintu keluar TTJ di Margomulyo4. Adanya pasar induk sebagai pusat sarana
perekonomian wilayah5. Terdapat obyek wisata Pantai Muara Kencana6. Terdapat obyek wisata Pantai Kartika Jaya7. Bendungan Kedung Pengilon sebagai objek wisata dan
sumber air cadangan8. Terdapat berbagai UMKM di Bondokenceng seperti
industri makanan ringan, industri batik, industri bata, dan industri tambak
1. LP2B sebagai potensi ketahanan pangan2. Kota Kendal sebagai ibukota Kabupaten Kendal3. Pengembangan pusat permukiman baru disekitar
rencana pintu keluar TTJ di Margomulyo4. Adanya pasar induk sebagai pusat sarana
perekonomian wilayah5. Terdapat obyek wisata Pantai Muara Kencana6. Terdapat obyek wisata Pantai Kartika Jaya7. Bendungan Kedung Pengilon sebagai objek wisata dan
sumber air cadangan8. Terdapat berbagai UMKM di Bondokenceng seperti
industri makanan ringan, industri batik, industri bata, dan industri tambak
1. LP2B sebagai potensi ketahanan pangan2. Kota Kendal sebagai ibukota Kabupaten Kendal3. Pengembangan pusat permukiman baru disekitar
rencana pintu keluar TTJ di Margomulyo4. Adanya pasar induk sebagai pusat sarana
perekonomian wilayah5. Terdapat obyek wisata Pantai Muara Kencana6. Terdapat obyek wisata Pantai Kartika Jaya7. Bendungan Kedung Pengilon sebagai objek wisata dan
sumber air cadangan8. Terdapat berbagai UMKM di Bondokenceng seperti
industri makanan ringan, industri batik, industri bata, dan industri tambak
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
Generalisasi Masalah1. Kurangnya Ketersediaan Sarana-Prasarana
2. Resiko Terhambatnya Aksesibilitas3. Produktivitas Pertanian dan Perkebunan yang Rendah
dan Kurang Berdaya Saing4. Kinerja Pemerintah yang Belum Optimal
PenjabaranMasalah
“Mewujudkan Bondokenceng sebagai pusat pelayanan dan permukimanyang terintegrasi dan berdaya saing pada tahun 2035”
1. Terwujudnya penggunaan lahan yang sesuai dengan karakteristik fisik wilayah
2. Terciptanya pusat-pusat aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bondokenceng dan
sekitarnya
3. Terwujudnya sistem transportasi publik yang terintegrasi
4. Terwujudnya sistem regulasi yang terpadu
5. Terciptanya SDM yang kompeten
6. Terwujudnya pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing
Smart growth adalah teori perencanaankota dan transportasi yangmengembangkan kota ke arah walkable-city dan kompak untuk menghindarisprawl. Istilah smarth growth lebihdikenal di Amerika Utara. Di Eropadikenal dengan kota kompak.
Tujuan Smart Growth secara umum:Untuk mengantisipasi dan mengatasiurban sprawl
Tujuan khusus:1. Untuk menciptakan keunikan
suatu tempat (spesialisasi wilayah)2. Memperluas jaringan transportasi3. Pemerataan pembangunan4. Preservasi lingkungan
Penerapan Konsep:1. Mewujudkan mixed land use yang
compact,2. Membentuk perencanaan
komprehenif dengan membentukspesialisasi wilayah
3. Menerapkan prinsip konservasialam
4. Penyediaan sarana transportasiyang terintegrasi
5. Pembangunan yang efektif danefisien
6. Penerapan walkable city (padafokus srea)
7. Mengggandeng stakeholder
Terwujudnya
penggunaan lahan yang
sesuai dengan
karakteristik fisik wilayah
Identifikasi penggunaan lahan
Analisis Kelayakan Lahan
Analisis Kesesuaian Lahan
Identifikasi karakteristik fisik lahan
Analisis Distribusi Kepadatan
Arahan Penggunaan
Lahan
1
Terciptanya Pusat-pusat
Aktivitas yang Mampu
Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat
Bondokenceng dan
Sekitarnya
Analisis jangkauan pelayanan fasum dan fasos
Identifikasi pelayanan jaringan persampahan
Identifikasi jaringan jalan
Identifikasi jaringan drainase
Identifikasi pelayanan jaringan air bersih
Analisis dampak rencana pembangunan KIP
(Kendal Industrial Park)
Analisis dampak rencana pembangunan TTJ
(Tol Trans Java)
Identifikasi persepsi masyarakat masyarakat
mengenai rencana pembangunan KIP
Identifikasi persepsi masyarakat mengenai
rencana pembangunan TTJ
Identifikasi persepsi masyarakat mengenai
rencana pembangunan Pelabuhan di Kaliwungu
Analisis pembentukan kawasan pusat aktivitas
yang baru
Identifikasi persepsi masyarakat terhadap
pembentukan pusat aktivitas baru
Terciptanya Struktur
Ruang
Dan Pola Ruang Yang
Sesuai
2
Terwujudnya Sistem
Transportasi Publik yang
Terintegrasi
Identifikasi kawasan pusat
aktivitas
Analisis pembentukan kawasan
pusat aktivitas baru
Identifikasi jaringan jalan
Identifikasi sarana transportasi
publik
Identifikasi pelayanan transportasi
publik
Indentifikasi persepsi masyarakat
mengenai pelayanan transportasi
publik
Jaringan Transportasi
Intermodal
3
Terwujudnya Sistem
Regulasi yang Terpadu
Identifikasi Arahan Kebijakan dan
Strategi Antar Daerah
Identifikasi kemitraan antara
pemerintah dengan swasta
Identifikasi persepsi masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah
Tata Kelola Kolaborasi Pengelolaan
Bondokenceng
4
Terciptanya SDM yang
Kompeten
Identifikasi kualitas SDM eksisting
Identifikasi program pelatihan
yang telah dilakukan
Identifikasi efektivitas program
pelatihan
Identifikasi efektifitas sekolah
kejuruan
Sdm Yang Siap Bersaing Sesuai Dengan
Keahliannya
5
Terwujudnya
Pengembangan
Ekonomi Lokal yang
Berdaya Saing
Analisis Klaassen
Indentifikasi potensi lokal
Branding Produk Unggulan
6
Strategi Pengembangan Komoditas Rencana Sentra UMKM
222,713
r = 0,411
233,436
245,007253,024
294,651
r = 3,093
343,126
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Jumlah Penduduk
Menggunakan data dasar tahun 2035,didapati proyeksi penduduk sampaidengan tahun 2025 sebesar 253.024jiwa, dengan rata-rata pertumbuhanpenduduk sebesar 0,411.
Berdasarkan informasi yangdikumpulkan megaproyek KIK akanmulai beroperasi mulai tahun 2020.
Sebagai kecamatan yang langsungberbatasan dengan Kaliwungu,diperkirakan dampak pertambahanpenduduk akibat KIK akan sampai diBondokenceng pada tahun 2025 (5tahun setelah KIK beroperasi).
Melihat practice pertumbuhanpenduduk di kecamatan terdampakJababeka Bekasi, didapatkanpertumbuhan penduduk sebesar3,093 selang 5 tahun industriberoperasi. Menggunakan datatersebut, maka akan diketahui jumlahpenduduk tahun 2035 sebesar343.126 jiwa.
Identifikasi pusat permukiman dapat diketahui
melalui analisis Skalogramberdasarkan beberapa
indikator ketersediaan sarana penunjang permukiman perkotaan yaitu sarana pendidikan, kesehatan,
perekonomian dan transportasi. Berikut adalah rencana pusat permukiman
Bondokenceng sampai dengan 2035.
Peta Pusat Permukiman Bondokenceng2015
Peta Rencana Pusat Permukiman Bondokenceng2035
Sarana Penambahan Sarana
Pendidikan
SD 64
SMP 40
SMA 40
Kesehatan
Puskesmas 3
Peribadatan
Masjid 12
Gereja 7
Penunjang lain
TPS 10
Penambahan Sarana
Analisis Kebutuhan Lahan Kawasan Budidaya dan Lindung
Rencana TPS Rencana Puskesmas
Rencana SMA Rencana SMP
Peta Struktur Ruang Bondokenceng2015
Peta Rencana Struktur Ruang Bondokenceng2035
Peta Struktur Ruang Bondokenceng 2015 Peta Rencana Pola Ruang Bondokenceng 2035
Lingkup Wilayah FK:Kelurahan KebondalemKelurahan PegulonKelurahan PatukanganKelurahan PakaumanKelurahan SijerukKelurahan Kalibuntu Wetan
Justifikasi Pemilihan: Dilewati jalur pantura Terdapat kawasan pusat
pemerintahan Kecamatan Kota Kendal adalah
kecamatan yang terdekat dengan KIK dan pelabuhan
Masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lahan terbangun
• Terdapat Taman Garuda• Terdapat Alun-alun Kota Kedal• Terdapat sarana perekonomian skala kabupaten yaitu
pasar induk Kota Kendal• Terdapat Taman Wisata Kawasan Kali Reyeng di
Kelurahan Kebondalem• Terdapat Stadion Kota Kendal di Kelurahan Kebondalem
Unggul dan Berdaya Saing Terciptanya SDM yang kompeten dalam bidang teknologi dan komunikasi
AtraktifTerciptanya daya tarik dalam bidang pariwisata
TerintegrasiTerwujudnya sistem transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien
“Mewujudkan Kota Kendal yang Unggul dan Berdaya Saing sebagai Pusat PelayananRegional yang Atraktif dan Terintegrasi Pada Tahun 2035”
SUPERBLOKKonsep penataan ruang yangmemaksimalkan fungsi lahanpada lahan yang terbatas
Strategi PerancanganSuperblok• Identity Branding• Mix of Uses• Massing Framework• Efficient Vehicular
Circulation
Penerapan perancangan Memaksimalkan penggunaan
lahan di perkotaan yang terbatas Menciptakan kemudahan dalam
aksesibilitas terhadap fasilitas-fasilitas perkotaan
Pengembangan sistem transportasipublik yang efisien
Lokasi yang investable denganmembuat kota yang memilikiattractive value
Membangun pusat aktivitas danpermukiman secara vertical
pengembangan industri - industrikecil dalam suatu wadah
Kota Summarecon Bekasi
Kota Summarecon Bekasi adalah salah satu penerapan dari konsep superblok di pusat Kota Bekasi.
Masterplan Kota Summarecon Bekasi terdiri dari beberapa zona, diantaranya adalah zona commercial
dan zona residential. Zona residential terdiri dari cluster hunian yang modern dan tematik yang
dilengkapi oleh fasilitas club house dengan kolam renang dan sarana untuk berkumpul.
Kota Summarecon Bekasi disebut sebagai kota berwawasan lingkungan, karena dirancang
menyeimbangkan kehidupan modern dengan sarana, infrastruktur, dan daya dukung lingkungan yang
harmonis.
“Mewujudkan Kota Kendal yang Unggul dan Berdaya Saing sebagai Pusat Pelayanan Regional yang Atraktif dan Terintegrasi Pada Tahun 2035”
Terwujudnya sistem transportasi yang terpadu,
efektif, dan efisien
SDM yang kompeten dalam bidang teknologi
dan komunikasi
Terciptanya Pusat Pelayanan Publik yang
Optimal
Terciptanya sistemperekonomian yang mendukung pusat
pemerintahan yang optimal
Terciptanya daya tarik yang mampu
meningkatkan investasi lokal
1. Meingkatkanpelayanan transportasi untuk memperlancar mobilitas masyarakat
2. Melakukan Rekayasa Transportasi yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan sistem transportasi regional (Integratedtransportation)
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan transportasi kota
1. Meningkatkatkanminat masyarakat dalam berwirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1. Aglomerasi kantor-kantor pemerintahan dalam suatu lokasi
2. Mengoptimalkan sistem drainase dan persampahan berwawasan lingkungan
3. Peninkatan saran dan prasarana publik
1. Kerjasama dalammengembangkansentra-sentra idustrikecil dan permodalanusaha sehinggatercipta iklim usahakecil yang kondusif
1. Mengoptimalkanpotensi lokal melaluipemberdayaanmasyarakat untukmeningkatkan dayatarik investor
1641217293
1822019197
20227
0
5000
10000
15000
20000
25000
2015 2020 2025 2030 2035
Proyeksi Penduduk (jiwa/tahun) Fokus Area Kota Kendal
KelurahanLuas Lahan yang dapat
dibangun (m2)Standar (m2/ jiwa) Sumber Carrying Capacity
Pakauman 202.224 80
Wei, Yigang (2015)
dalam "Using Urban
Carrying Capacity as a
Benchmark for
Sustainable Urban
Development: An
Empirical Study of
Beijing"
2.528
Patukangan 488.827 80 6110
Pegulon 752.001 80 9.400
Kebondalem 379.287 80 4.741
Kalibuntu Wetan 361.841 80 4.523
Sijeruk 402.733 80 5.034
Total 32.336
Menentukan Koefisien Pengambilan Air Tanah
Iinf = S x A
= 0,001 x 630 x 104
= 6030 L/menit
= 100,5 L/detik
Menentukan Debit Infiltrasi Air Tanah
Qinf = C x I x A
= 1,2 x 7,678 x 10-8 x 603 x 104
= 5555,8 x 10-4 L/menit
= 555,6 L/detik
Menentukan Debit Infiltrasi untuk Tanah Seluas 1 Hektar
Q1ha = (1 ha x Qinf) / A
= (1 ha x 555,6) / 603 ha
= 0,92 L/detik/Ha
Menentukan Open Space
OS = Iinf / Q1ha
= 100,5 / 0,92
= 109,24 ha
KDB Kawasan Permukiman
KDB = ((A – OS) / A) x 100%)
= ((603 – 109,24) / 603) x 100%
= 0,82 x 100%
= 82%
≈ 80%
Total luas lahan = 630 x 104 m2
= 630 Ha
Luas lantai dasar = KDB x total luas
lahan
= 80% x 630 Ha
= 504 Ha
Ketinggian bangunan berdasarkan FAR (Floor
Area Ratio)
FAR =(𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐡𝐚𝐧)/(𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐃𝐚𝐬𝐚𝐫)= (𝟔𝟑𝟎 𝐇𝐚)/(𝟓𝟎𝟒 𝐇𝐚)
= 1,25
Ratio FAR = 1,25 maka berdasarkan grafik
LUI ketinggian maksimal bangunan pada
Fokus Area Kota Kendal adalah 6 lantai (24
meter).
Jaringan jalan eksisting Jaringan jalan baru
Rencana trayek angkutan kota Rencana trayek brt
Jaringan drainase Jaringan listrik Jaringan persampahan
Struktur Kota Sektoral
Struktur Kota ‘sektoral’ mengikuti
jalur transportasi.
Terdapat Pembagian Zona
Zona 1 : Centran Business
District (CBD)
Zona 2 : Daerah Grosir dan
Manufaktur
Zona 3 : Permukiman Kelas
Rendah
Zona 4 : Permukiman Kelas
Menengah
Zona 5 : Permukiman Kelas
Atas
Pola ruang eksisting Pola ruang rencana
Lingkup Wilayah FPN:Kelurahan SumbersariKelurahan Dawungsari
Kelurahan TegorejoKelurahan Margomulyo
Kelurahan Pegandon
Justifikasi Pemilihan: Terdapat rencana pintu keluar jalan tol di Kecamatan
Pegandon Terdapat stasiun di Kelurahan Pegandon Masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lahan
terbangun
• Masih tersedia 581,9 Ha atau 57,3 % dari lahan totaluntuk dikembangkan sebagai pusat permukiman
• Kali Bodri sebagai lansekap lokal yang berpotensidikembangkan menjadi area rekreasi
• Adanya Pasar Pegandon sebagai pusat aktivitasekonomi di Pegandon - Ngampel dan sekitarnya
• Keberadaan Stasiun Kali Bodri yang dapat ditingkatkanmenjadi stasiun penumpang
• Jalan Pegandon Raya sebagai koridor ekonomi danpenghubung antar Kecamatan Patebon - Pegandon -Ngampel
• Terdapat 5 UMKM makanan ringan sebagai UMKMUnggulan
Pusat Permukiman :Terwujudnya fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman yang optimal
Terintegrasi :Terwujudnya sistem transportasi yang efektif dan efisien
Berdaya Saing :Terciptanya SDM yang kompeten dalam bidang teknologi dan komunikasi
Lansekap Lokal :Terciptanya pengembangan ekonomi berbasis lansekap lokal
Mewujudkan Pegandon-Ngampel yang terintegrasi dan berdaya saing sebagai pusat permukiman yang menghidupkan lansekap lokal pada tahun 2035
Prinsip-prinsip New Urbanism:
Walkability Connectivity Mixed use and diversity Mixed housing Quality architecture and
urban design Traditional Neighbourhood
Structures Increased density Smart Transportation Sustainability Quality of life
Portland merupakan salah satu kota di AmerikaSerikat dengan pusat perkotaan yang tertata baik danterdapat pusat permukiman yang ramah lingkungan,serta terdapat sistem transit untuk jaringantransportasi, sehingga menimbulkan rasa kenyamananpada kawasan perkotaan. Salah satu kawasan yangmenerapkan konsep tersebut adalah kawasan OrencoStation dengan hunian untuk masyarakat yang dapatmenjangkau semua fasilitas yang tersedia. Parapengembang Orenco Station telah menciptakanmasyarakat secara komersil, sehat sosial, sertadinamika lingkungan yang sesuai batasannya.Sebagian besar warga telah menggunakantransportasi massal secara berkala sejak berpindahmenjadi kawasan ramah lingkungan karena desainfisik new urbanism dan peningkatan layanantransportasi massal yang mendorong aktivitas pejalankaki sehingga mengurangi ketergantungan padapenggunaan kendaraan pribadi.
Terwujudnya sistem transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien
Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Terampil
Terwujudnya pusat permukiman yang berbasis lingkungan
Terciptanya pengembangan ekonomi berbasis lansekap lokal
Mewujudkan Pegandon-Ngampel yang terintegrasi dan berdaya saing sebagai pusat permukiman yang menghidupkan lansekap lokal pada tahun 2035
• Mengembangkan sistem transportasi umum lokal yang terintegrasi dengan regional
• Melakukan penataan trayek angkutan umum lokal
• Meningkatkan kualitas pelayanan kereta dan memperluas cakupan pelayanan
• Membangun sekolah-sekolah kejuruan dalam bidang pertanian dan industri
• Meningkatkan ketrampilanmasyarakat melalui pelatihan informal
• Membangun permukiman yang sustainable
• Mengembangkan skala dan cakupan pelayanan jaringan infrastruktur
• Melakukan konservasi dan pengembalian fungsi sempadan sungai
• Mengembangkan Kali Bodrimenjadi Kawasan rekreasionalberbasis lingkungan dengan memberdayakan masyarakat
• Meningkatkan ekonomi dan investasi ke daerah dengan mengembangkan koridor ekonomi Pegandon-Ngampel
• Menciptakan fungsi kawasan permukiman dan pertanian yang berwawasan lingkungan
18772
18249
1866318833
17778
19161
19558
19963
20377
20799
16000
16500
17000
17500
18000
18500
19000
19500
20000
20500
21000
21500
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2020 2025 2030 2035
Proyeksi Penduduk Fokus Area Pegandon- Ngampel
KelurahanLuas Lahan yang dapat
dibangun (m2)Standar(m/jiwa)
Sumber Carrying Capacity
Dawungsari 669.667 80
Wei, Yigang (2015) dalam"Using Urban CarryingCapacity as a Benchmark forSustainable Development : AnEmpirical Study of Beijing"
8.371
Margomulyo 1.675.649 80 20.946
Pegandon 989.644 80 12.371
Sumbersari 1.173.847 80 14.673
Tegorejo 1.310.289 80 16.379
TOTAL 72.739
• Koefisien Pengambilan Air Tanah (Iinf)
• Iinf = S x A
= 0,001 X 581,91 Ha
= 0,001 X 5.819.132 m2
= 581,132 l/menit
= 96,98 l/detik
• Debit infiltrasi air tanah (Qinf)
• Nilai Koefisien Infiltrasi (C) Infiltrasi Sedang 1,2
• Nilai C dipengaruhi ruang terbuka sebesar 50%
• Qinf = C X I X A
= 1,2 x 7,678 . 10-8 X 5.819.132 m2
= 536,15 L/detik
• Debit Infiltrasi Tanah per 1 Ha• Q 1Ha = (1Ha x Qinf) / A
= 1 x 536,15/ 581,91= 0,921 L/detik/Ha
• Open Space• OS = Inf / Q 1Ha
= 96,98 / 0,921= 105,26 HA
• KDB• KDB = (A – OS) X 100 / A
= (581,91 - 105,26) x 100%/ 581,91= 81,9 % setara 80%
Menentukan FAR (Floor Area Ratio)
FAR =𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐡𝐚𝐧
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐋𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐃𝐚𝐬𝐚𝐫
Luas Lantai Dasar = KDB x total luas= 0,80 x 581,91= 465,528 Ha
Ketinggian Bangunan (FAR)FAR = A / Luas lantai dasar
= 581,91 / 465,528= 1,25
FAR 1,25 pada tabel LUI = 6 lantai
Jaringan Jalan Trayek BRT Trayek Angkutan Umum
Penampang Rencana Jalan Kolektor (Jl. Pegandon Raya)
Fokus Area Pegandon-Ngampel
Jaringan Drainase Jaringan Air Bersih Jaringan Listrik Jaringan Persampahan
• Bentuk Kota rencana : sektoral
• Pusat kegiatan (CBD) di Utara(warna merah)
• Kawasan perdagangan dan jasa Linear
• Permukiman : disekitar daerahperdagangan dan jasa untukmempermudah akses kepelayanan
• Di sekitar permukiman
daerah hijau untuk kegiatanpertanian.
PO
LA R
UA
NG
EK
SIST
ING
PO
LA R
UA
NG
REN
CA
NA
top related