tantangan mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra...

Post on 10-Jun-2019

257 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TANTANGAN MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA YANG EFEKTIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh:

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ilmupengetahuan

REVOLUSI INDUSTRI 4.0“Revolusi Industri

merupakan Era Disruptif. Era tersebut diperkirakan

akan mendisrupsiberbagai macam aktivitas

manusia”Ciri Era 4.0“Data komputasi dan

data yang tidakterbatas akibat

internet sehinggamenyebabkan segala

hal menjadi tanpabatas”(Borderless)

Teknologi

Seni

Pendidikan

Bagaimana denganpembelajaranBahasa dan SastraIndonesia?Pola pembelajaran

campuran(Blended Learning)

Salah satu alternatif yang dapatdigunakan dengan memanfaatkanperkembangan teknologi daninformasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran Bahasa danSastra Indonesia di era 4.0

Pengetahuan Teknologi(Technological Knowledge)

Pengetahuan Isi (Content Knowledge )

Pengetahuan Pedagogis(Pedagogical Knowledge)

Tuntutan guru pada era 4.0

Kemampuan teknis

Kreativitas

Pemecahan masalahyang inovatif

Tuntutan murid pada era 4.0

Ciri SiswaAbad 21Pengguna digital

Multi-mediaMulti-tasking

Kebutuhan Guru padaSiswa Abad 21Terbuka

Akomodatif

Adaptif

Bagaimanamewujudkan

pembelajaran Bahasadan Sastra Indonesia

yang efektif di era revolusi industri 4.0?

Tantangan guru

PESERTA DIDIK ABAD KE-21 DAN POLA PIKIR GURU

Digital Native(Persky, 2001)

Dampakpsikologis

PerkembanganKognitif

Perkembangankebutuhan

Perubahankebiasaan

Adat istiadat

Budayadan Nilai

Laman Perpustakaan Nasional

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Jurnal Ilmiah

PengembanganKurikulum 2013

Keterampilanabad ke-21

Pendekatansaintifik

Penilaianautentik

Berpikir

18 Kemampuan yang Dibutuhkan di Era 4.0 (Yamnoon, 2018)

Persepsi Sensorik

Mengambil informasi

Mengenali kategori

Membangkitkan kategori

Memecahkan masalah

Mencipta

Mengartikulasikan

Berkoordinasi

Menggunakan bahasa untukmengungkapkan gagasan

Menggunakan bahasa untukmemahami gagasan

Mengindera sosial danemosional

Membuat pertimbangan sosialdan emosional

Memaksimalkan danmerencanakan

Menghasilkan luaran emosionaldan sosial

Motorik halus/ketangkasan

Motorik kasar

Navigasi

Mobilitas

TANTANGAN GURU PADA ERA DIGITAL

Sekolah pada Abad 21 menurutArend (2008)

“sekolah akan terus berbasis-masyarakat, dan guru akan terus melaksanakan tugas

pembelajaran kepada kelompok-kelompok anak di ruang-ruang kelas”

Arend menjelaskan beberapa tantanganmengajar

bagi guru abad 21:1. Mengajar masyarakat multikultural2. Mengajar untuk mengonstrusi

makna3. Mengajar untuk pembelajaran aktif4. Mengajar dan akuntabilitas5. Mengajar dan pilihan6. Mengajar dengan pandangan baru

tentang kemampuan7. Mengajar dan teknologi

Perspektif Konstruktivismedalam Pendidikan

“Pengetahuan agak bersifatpersonal dan maknanyadikonstruksikan pelajar melaluipengalaman sehingga belajarmerupakan kegiatan aktifmembangun makna.”

Perspektif Konstruktivismedalam Pendidikan

Konsekuensinya, guru perlumemberikan dorongan kepadasiswa untuk membangungagasannya sendiri.

“Tanggung jawabbelajar berada dalamdiri siswa tetapi guru bertanggung jawabuntuk menciptakansituasi yang mendrong prakarsa, motivasi, dantanggung jawabsiswaa untuk belajarsepanjang hayat.”

Peran Guru

“Guru memiliki tugas pentingmembimbing danmemfasilitasi siswa dalambelajar” (Brown, 2000)

membimbingmemfasilitasi

“Guru harus memilikikompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dansosial”

Peran Guru“Guru dituntut untuk menjadiluar biasa, bukan hanya melekteknologi, berpengetahuan luasdan terampil, kemampuanmengajar yang baik, tapi jugaharus mampu menginspirasipara murid”

Lima potensi siswa (Harmindan Toth, 2012)

Martabat(dignity)

Energi (Energy) Manajemen diri (Self-Management)Komunitas (Community)

Kepedulian (Awareness)

TANTANGAN PEMILIHANDAN PENGEMBANGAN

BAHAN AJAR

Peran Guru“Guru memiliki peran yang sangatstrategis karena menentukankeberhasilan pembelajaran”

“Guru harus mampumenerjemahkan dan menjabarkannilai-nilai yang terdapat dalamkurikulum dan mentransformasikannilai-nilai kepada peserta didik”

Seberapa pentingpengembanganbahan ajar oleh guru? Harus dilihat apakah sudah sesuai dengan

kebutuhan siswa karena kebutuhan siswa di setiap sekolah di seluruh Indonesia beragam

Pengembangan bahan ajar dilihatdari:1. Segi keluasan2. Kedalaman3. Tingkat kesulitan4. Karakteristik siswa

Apakah bahan ajar itu?

“Bahan ajar bahasa banyakdiasosiasikan dengan buku ajar karena pengalamanmenggunakan bahan”

Bahan ajar merujuk padasesuatu yang digunakanpeserta didik dan guru untukmemudahkan pembelajaranbahasa (Tomlinson, 2011)

Apakah bahan ajar itu?

Tomlinson, 2011“Bahan ajar dapatberupa surat kabar,paket makanan, foto,pembicaraan langsungdengan penutur asli,intruksi dari guru, tugasmaupun diskusi”

“Bahan ajar adalahsesuatu yang

sengaja digunakanuntuk

meningkatkanpengetahuan

dan/ataupengalaman

berbahasa danbersastra peserta

didik.”

Cunningsworth, 1995“Buku pelajaranmerupakan sebuahsumber dalam mencapaitujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”

Fungsi Buku Pelajaran

Sumber bahanpresentasi lisan

dan tulisan

Sumber aktivitasbagi praktik dan

interaksikomunikasi

siswa

Sumberreferensi

mengenai aspekkebahasaan

Sumberrangsangan dan

ide

Silabus

Prinsip memilih bukusebagai bahan ajar

RelevansiKonsistensiKecukupanBahan ajar hendaknya

berkaitan denganpencapaian

standarkompetensi dan

kompetensi dasar

Bahan ajar haruskonsisten dengan

cakupan yang diajarkan kepada

siswa

Bahan ajar hendaknya

memadai untukmembantu siswa

menguasaikompet

Tujuan dan pendekatan

Bentuk danpengorganisasian

Bahasa yang digunakan

Keterampilan yang diharapkan

Topik

Metodologi

Buku pegangan guru

Faktor kepraktisan

(Cunningsworth, 1993)

Kemampuan mengembangkan bahan ajar bagiguru

(Tomlinson, 2011)Pengembangan bahan ajarsebagai bidang kajianmempelajari prinsip danprosedur perancangan,implementasi, dan evaluasibahan ajar bahasa.

Penyediaan informasi dan ataupengelaman bahasa dirancangagar bersifat interaktif sehinggakajian teoritis dapatterinformasikan dengan baik.

BAHAN AJAR BAHASAINDONESIA BERWAWASAN

PENDIDIKANMULTIKULTURAL

Wawasan PendidikanMultikultural

“Pendidikan berperan penting untukmenghasilkan generasimultikultural, yaitu generasi yang

menghargai perbedaan, menegakkan nilai-nilaidemokrasi, keadilan, dankemanusiaan” (Suwandi, 2013)

Pendidikan untuk semua dicirikantujuh sifat dasar:1. Pendidikan anti rasis2. Pendidikan dasar3. Pendidikan untuk semua siswa4. Pendidikan yang merembes5. Pendidikan untuk keadilan

sosial6. Pendidikan sebagai sebuah

proses7. Pedagogi kritis(Nieto, 2002)

Tiga elemen dasar pendidikanmultikultural1. Kesadaran kultural2. Pengetahuan kultural spesifik3. Keterampilan(Abrams dan Gibson, 2007)

Dimensi pendidikanmultikultural

Lima dimensi pendidikanmultikultural menurut Banks (1993) dan Banks (2010): 1. Pengintegrasian materi2. Proses pengonstruksian

pengetahuan3. Penyesuaian metode4. Pereduksian prasangka5. Penguatan budaya sekolah dan

struktur sosial

Mengapa pengembangan bukuajar

multikultural penting?

Hasil penelitian Suwandi, Rohmadi, dan Jubagyo (2013) menemukanbahwa buku-buku yang tersediabelum mengakomodasi secaramemadai nilai-nilai pendidikanmultikultural.

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERMUATAN KECERDASAN

EKOLOGIS

Tantangan eksternal pengembanganKurikulum 2013Isu Lingkungan Hidup

KemajuanTeknologi daninformasi

Perkembanganpendidikan

Industrikreatif

(Permendikbud No 68 Tahun 2013).

Permasalahan SeriusEkologiPermasalahan lingkungan

serius yang dihadapi antaralain pemanasan global, penipisan ozon, dankepunahan spesies (Kilinç, 2010),

Akibat dari permasalahantersebut:Musibah banjir, erosi hutan, krisi energi, polusi, pertambahan penduduk, masalah kesehatan air maupun udara

Integrasi sikap dan perilakumerawat lingkungan

Buku menjadi wahana pentingpembelajaran yang memberikanpengetahuan, keterampilan, dansikap positif.

Kecerdasan ekologis anak dapatdibimbing melalui buku pelajaranyang berbasis pada nilai-nilaicinta terhadap alam danlingkungan. Hal tersebut agar anak mampu menempatkan dirisebagai kontrol terhadaplingkungannya. (Suwandi, Yunus, Rahmawati, 2016)

Bahan Ajar BerbasisKecerdasan Ekologis

Penelitian oleh Suwandi, Yunus, dan Rahmawati (2016, 2017a) menyimpulkan bahwa bukupelajaran bahasa Indonesia SMPbelum menekankan padainternalisasi nilai kecerdasanekologis.

Atas dasar kondisi tersebut, penulis mengembangkan bukuajar bahasa Indonesia berbasiskecerdasan ekologis, dengandisajikan dalam wacana, latihandan tugas, soal, maupun di bagian lain.

Hasil EksperimenPenggunaan buku teks bahasa Indonesia berbasis kecerdasan ekologis

berpengaruh secara signifikan terhadap peduli lingkungan siswa

(Suwandi, Yunus, dan Rahmawati 2018)Respons terhadap kepedulianlingkungan

Respons terhadap teguran guru ataskekurangpedulian pada liingkungan

Tindakan mengatasi sampah di kelas

Tindakan mengatasi sampah di halaman sekolah

Tindakan mengatasi kelas yang kotor

Tindakan mengatasi keran air mengaliryang tidak diperlukan

Tindakan mengatasi lampu menyalayang tidak diperlukan

Tindakan membuang bungkus sisamakanan

Tindaka mencoret-core meja kursi

Tindakan mencoret-coret tembok

Tindakan memetik bunga yang tidakdiperlukan

Tindakan memelihara tanamansekolah

Fokus Penelitian

1. Era 4.0 menyebabkan segala hal menjadi tanpabatas.

2. Era 4.0 diyakini merupakan era disruptif.3. Guru dituntut mampu terampil sesuai dengan era

4.0.4. Pembelajaran era 4.0 merujuk pada empat karakter

belajar abad 21.5. Guru harus terbuka serta bersikap adaptif dan

akomodatif kepada siswa. 6. Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar

yang mengakomodasi segala kebutuhan sepertikecerdasan ekologis.

TERIMA KASIH

top related