analisis bentuk-bentuk laporan keuangan dan …eprints.uns.ac.id/4574/1/187970911201111141.pdf ·...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN
DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan
di Kecamatan Juwana)
SKRIPSI
Oleh:
Samsul Rosadi
NIM X 7407073
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN
DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan
di Kecamatan Juwana)
Oleh:
Samsul Rosadi
NIM K 7407073
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Sri Witurachmi, MM
NIP. 19500617 198203 1 001
Pembimbing II
Sohidin, SE. M.Si. Akt
NIP. 19720128 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ……..
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ...........
Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ..........
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Akt. ...........
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:
Pada hari : Kamis
Tanggal : 23 Juni 2011
Tim Penguji skripsi
Nama terang
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ……...
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ...........
Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ..........
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Akt. ...........
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Samsul Rosadi. ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN
EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM ( Studi Kasus
Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan Di Kecamatan Juwana)
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bentuk-bentuk
penyajian laopran keuangan pada UMKM kelompok pengerajin kuningan di
kecamatan Juwana, (2) Untuk mengetahui efektivitas bentuk penyajian laporan
keuangan pada UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak
ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas
pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan
kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) UMKM
kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana sudah menyajikan laporan
keuangan, tapi dari 10 UMKM yang dijadikan sampel hanya 4 UMKM yang
menyajikan Laporan Keuangan sesuai dengan SAK sementara 6 UMKM yang
lain hanya membuat laporan bisnis yaitu laporan keuangan yang tidak sesuai
dengan SAK. (2) Efektivitas bentuk laporan keuangan diukur menurut dua pihak
yaitu pihak intern dan pihak eksten mempunyai dua sistem kerja dalam
menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut: (a) pihak intern adalah pemilik
UMKM, 9 pemilik UMKM menyatakan bahwa penyajian laporan keuangan yang
mereka buat sudah efektif hanya 1 UMKM yang menyatakan laporan keuangan
yang dibuat kurang efektif karena buku pengeluaran mereka lebih besar dari buku
pemasukan, hal ini disebabkan karena keterlambatan pembayaran piutang . (b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
pihak ekstern yaitu pihak luar UMKM seperti bank dan pemerintah, pihak ekstern
menilai laporan keuangan yang dibuat sudah efektif apabila sesuai dengan SAK.
Dari 10 sampel UMKM hanya 4 UMKM yang mempunyai bentuk laporan
keuangan sesuai dengan SAK jadi hanya 4 UMKM yang mempunyai laporan
keuangan yang efektif baik bagi pihak intern maupun pihak ekstern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Samsul Rosadi . ANALYSIS OF FINANCIAL REPORT FORMS
AND EFFECTIVENESS OF THE FINANCIAL REPORT ON SMEs (Case
Study In The SME craftsmen Brass In District Juwana) Thesis, Surakarta:
Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2011.
The purpose of this study were (1) To know the presentation forms of
financial report on SMEs in the sub-group of Juwana’s craftsmen brass, (2) To
know the effectiveness of the financial reports presentation on MSME brass
craftsmen groups in Juwana’s District.
This study used descriptive qualitative research methods. The technique
of sampling was used purposive sampling (sample aims), where samples are taken
not specified on the number of samples but with more emphasis on understanding
the quality of sample to the problems researched. Data collection techniques used
were interviews, observation, and documentation. Technique of validity used is
the triangulation of data and triangulation methods. Technique of data analysis
used is an interactive model of data analysis techniques.
According to the result of study can be concluded that, (1) SME group of
brass craftsmen in Juwana already presenting financial reports, but of the 10
SMEs only 4 SMEs that presents financial reports in accordance with GAAP
while the other SMEs only make a business report which are not in accordance
with GAAP. (2) The effectiveness of the financial reports are measured by the two
parties, the intern and the ekstern have two working systems in the operations is
as follows: (a) the internal parties are the owners of SMEs, nine owners of SMEs
stated that the presentation of financial reports they made have been effective only
1 of SMEs stating that financial reports made less effective because the
expenditure book larger than the book income, this was due to delay payment of
accounts receivable, (b) an external party is extern party of SMEs such as banks
and government, the outsider asses that external financial reporting is effective if
made in accordance with GAAP. 10 samples of SMEs only four smes which have
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
forms of financial statements in conformity with GAAP so only 4 of SMEs that
have an effective financial reporting for the internal and external parties.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
Dunia ini terlalu sempit jika hanya dipelajari dari buku pelajaran
dan dunia ini terlalu banyak jika hanya dipelajari dari ringkasan pelajaran.
Belajar bisa darimana saja, tentang apa saja, dengan siapa saja.
Yang penting, orang belajar selalu menghasilkan perbaikan sikap. Jika tidak,
berarti dia bukan belajar, hanya membaca untuk sebuah nilai akademis.
(Penulis)
Teruslah bicara hingga bicaranya kita tak menghasilkan perubahan apapun. Bukan
berarti kita harus berhenti bicara,tapi berarti kita perlu menambah bukti nyata atas
apa yang kita bicarakan.
_let's talk n prove it!
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua
doa, cinta dan pengorbanannya yang
tanpa ujung.
Kakak yang selalu memberi semangat.
Teman teman kos Wisma Nurul Barokah.
Gian, Rio, Ardi, Taufik, Wendy, Jordi
dan Pebri yang telah membersamai.
Teman-teman seperjuangan akuntansi
2007
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa
perkuliahan.
5. Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Sohidin, SE, M.Si, Akt. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan
administrasi.
8. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis
9. UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana yang telah
bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
10. Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan
memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.
11. Teman-teman angkatan 2007 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga
teman-teman seperjuangan: Irul, Rohmad, Eri, Edy boy
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ ii
FALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT .................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... xi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 17
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 20
B. Metode Penelitian ............................................................................... 21
C. Sumber Data ....................................................................................... 22
D. Teknik Sampling ................................................................................ 22
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
F. Validitas Data ..................................................................................... 24
G. Analisis Data ...................................................................................... 26
H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 30
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 37
C. Tenmuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori ............................ 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 65
B. Implikasi ............................................................................................. 67
C. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70
LAMPIRAN ....................................................................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 1. Tahapan Penyajian Laporan Keuangan........................... .............. 11
Gambar 2. Kerangka Pemikiran.................................................................... .. 19
Gambar 3. Analisis Model Interaksi ................................................................ 27
Gambar 4. Bagan Prosedur Penelitian ............................................................. 29
Gambar 5. Buku Kas Harian ............................................................................ 43
Gambar 6. Buku Pembelian Tunai ................................................................... 44
Gambar 7. Buku Pembelian Kredit .................................................................. 45
Gambar 8. Buku Penjualan Tunai .................................................................... 45
Gambar 9. Buku Penjualan Kredit ................................................................... 45
Gambar 10. Buku Piutang ................................................................................ 46
Gambar 11. Buku Utang .................................................................................. 46
Gambar 12. Bentuk Jurnal Umum ................................................................... 47
Gambar 13. Bentuk Buku Besar 1................................................................... 47
Gambar 14. Bentuk Buku Besar 2................................................................... 48
Gambar 15. Neraca Sampurna Kuningan......................................................... 49
Gambar 16. Neraca Garuda Brass dan Jolyc Brass .......................................... 50
Gambar 17. Laporan Laba Rugi Sampurna Kuningan .................................... 52
Gambar 18. Laporan Perubahan Ekuitas Sampurna Kuningan ........................ 53
Gambar 19. Laporan Bisnis Tarindo Kuningan ............................................... 55
Gambar 20. Buku Pemasukan Kanigoro Tukang Krom .................................. 56
Gambar 20. Buku Pengeluaran Kanigoro Tukang Krom ................................. 56
Gambar 20. Laporan Bisnis Wartindo Brass ................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1. Daftar UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan .......................... 4
Tabel 2. Jadwal Penelitian ........................................................................... 20
Tabel 1. Kenaikan Harga Bahan Baku Kuningan ........................................ 34
Tabel 2. Data Pembukuan UMKM 2011 .................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Daftar Informan ...................................................................... 72
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ............................................................. 73
Lampiran 3. Field Note ............................................................................... 74
Lampiran 4. Dokumen Laporan Keuangan ................................................. 115
Lampiran 5. Perijinan .................................................................................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah memaparkan pada
publik bahwa upaya pembangunan ekonomi yang hanya ditumpukan kepada
sektor usaha besar dan konglomerasi ternyata tidak melahirkan suatu pondasi
yang kokoh bagi perekonomian. Sebaliknya sektor Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang sebelumnya dipandang sebelah mata, ternyata telah
menunjukkan dirinya sebagai sektor usaha yang dapat bertahan bahkan dapat
memulihkan perekonomian nasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan kontribusi
yang diberikan oleh sektor UMKM diantaranya kemampuan dalam menyerap
tenaga kerja, sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto, dan jumlah usaha
yang tersebar luas.
Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari
kedudukannya pada saat ini dalam dunia usaha. Urata (2000) membagi kedudukan
UMKM sebagai berikut:
1. Kedudukan UMKM sebagai pemain utama dalam kegiatan
ekonomi di berbagai sektor.
2. Penyedia Lapangan kerja terbesar
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah
dan pemberdayaan masyarakat
4. Pencipta pasar baru dan inovasi
5. Untuk UMKM yang sudah go internasional UMKM memberikan
sumbangan dalam menjaga neraca pembayaran melalui
sumbangannya dalam menghasilkan ekspor.
Besarnya peran sektor UMKM sebagai elemen strategis dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil menuntut berbagai kalangan termasuk
pemerintah daerah untuk ikut berperan serta dalam memajukan UMKM. Terutama
dalam era otonomi daerah (orda), masing-masing daerah berusaha untuk
mengembangkan potensi daerahnya dan salah satunya adalah dengan membangun
sektor industri. Seiring meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka
kebutuhan masyarakat terhadap hasil industri juga semakin meningkat. Hal ini
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengindikasikan suatu peluang untuk mengembangkan sektor industri khususnya
UMKM.
Meski prospek usaha mikro, kecil menengah (UMKM) cukup baik,
namun pada kenyataannya masih banyak usaha kecil menengah yang harus
berhenti berproduksi karena belum memperhitungkan keuntungan dan biaya
secara jelas dari awal menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena belum adanya
pengelolaan pelaporan keuangan yang baik pada usaha kecil menengah sehingga
para pemilik UMKM belum bisa menyusun bentuk-bentuk pelaporan keuangan
sesuai dengan standart akuntansi.
Akuntansi adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir (Sofyan Syafri Harahap.
2005). Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi,
kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi,
kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka di-input ke proses pengolahan data
sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. (Abubakar dan
Wibowo, 2004: 3)
Akuntansi merupakan indikator kunci kinerja usaha, informasi akuntansi
berguna bagi pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan pengelolaan
perusahaan. Hal ini memungkinkan para pelaku UMKM dapat mengidentifikasi
dan memprediksi area-area permasalahan yang mungkin timbul, kemudian
mengambil tindakan koreksi tepat waktu. Paling tidak, bukan hanya dapat
menghitung untung ruginya, tetapi yang terpenting untuk dapat memahami makna
untung atau rugi bagi usahanya (Dharma Tintri, dkk, 2007). Berbagai penelitian
telah menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi dalam menjalankan
aktivitas operasional akan mempengaruhi kesuksesan dari perusahaan. (Suhairi,
2007).
Akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha mikro kecil menengah
(UMKM) dinilai masih kurang dipahami oleh para pengusaha. Para pengusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kecil dan menengah masih mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan
pendapatan dan pengeluaran. Ini menjadi kesulitan tersendiri bagi banyak
pengusaha kecil untuk menentukan strategi pengembangan bisnis.
Oleh karena itu, dalam mengembangkan suatu usaha baik dalam skala
besar maupun skala kecil diperlukan suatu analisis mengenai usaha yang
dijalankan agar dapat diketahui manfaat yang dapat diperoleh dari usaha tersebut
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu cara untuk dapat
mengetahui suatu usaha menguntungkan (layak) atau tidak menguntungkan (tidak
layak) dapat dilakukan dengan menggunakan analisis bentuk - bentuk laporan
keuangan dan efektivitas dari laporan keuangan, dimana analisis ini dapat
memberikan gambaran mengenai suatu usaha selama periode tertentu baik
terhadap usaha yang akan dijalankan maupun usaha yang sedang dijalankan.
Analisis ini meliputi analisis terhadap bentuk-bentuk laporan keuangan yang
terdiri dari analisis bentuk-bentuk laporan keuangan yaitu pembukuan, pencatatan,
laporan keuangan ; neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Setiap kabupaten/kota di suatu propinsi diharapkan memiliki komoditas/
produk/ jenis usaha (KPJu) unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan
cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan Negara
tetangga Thailand melalui program one tambon one product (OTOP) yaitu
program pengembangan komoditas unggulan di suatu daerah (Tambon) yang
sukses dalam membantu pengembangan UMKM dengan program yang lebih
fokus, pemerintah daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui
pengembangan komoditas unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai
upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan daerah. Pada
akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi local.
Kecamatan Juwana adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Pati Jawa Tengah. Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang
menjadi ciri khas kecamatan Juwana adalah usaha kerajinan logam kuningan yang
sebagian besar terdapat di desa Growong lor dan sekitarnya, serta usaha tambak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perikanan di desa Bajomulyo, Argomulyo dan desa-desa sekitarnya. Dua
perusahaan kuningan terbesar dari kota Juwana adalah Krisna dan Sampurna.
Selain dua perusahaan besar tersebut masih banyak terdapat usaha kuningan yang
dilakukan oleh masyarakat Juwana diantaranya adalah sebagai berikut
Tabel 1. UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamtan Juwana
No Nama UKM Pemilik Alamat
1 Sampurna 1 Kuningan Soenaryo Jl. Kuningan No.5 Juwana
2 Sampurna 2 Kuningan Supar Jl. KH Dewantoro No.55 Juwana
3 Jolyck Brass Sunarwi Jl. Juwana-Tayu Km 2 Bakaran kulon
4 Garuda Brass Y. Sutrisno Jl. Mangkudipuro No.12 Growong Kidul
5 Tarindo Kuningan Teguh Jl. Emas 489 Growong Lor
6 Wartindo Brass Wartoyo Jl. Matahari 689 Growong Kidul
7 Bawi Brass Subawi Jl. Perunggu 879 Growong Lor
8 Sinar Raya Logam Tri Silah Jl. Batas Desa Growong Lor – Kidul
9 Karya Logam Sutowo Jl. Harimau No12 Kebun Sawahan
10 Tukang Krom kanigoro Am. Nugraha Jl. Sunan Kudus II/10 b Juwana
Sumber data: Disperindag Kabupaten pati
Dari uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul “ Analisis Bentuk - Bentuk Laporan Keuangan dan Efektifitas Bentuk
Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada
UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati) “
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan pada Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagaimanakah efektivitas laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan darui
penelitian ini, yaitusebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan pada Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui efektivitas laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah pada kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan konseptual bagi
perkembangan kajian ilmu akuntansi pada UMKM.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang bentuk-bentuk laporan keuangan dan
efektivitasnya pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
b. Bagi UMKM
Membantu UMKM menyusun laporan keuangan yang baik dengan
menerapkan siklus akuntansi, sehingga dapat berguna bagi pihak yang
membutuhkan informasi keuangan usaha dalam hal pengambilan
keputusan.
c. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat luas, khususnya
pengetahuan umum mengenai bentuk–bentuk penyajian laporan
keuangan dan efektivitas bentuk laporan keuangan pada UMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-
angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angka-angka
tersebut (Brigham dan Houston, 2001:36). Laporan keuangan merupakan produk atau
hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan memberikan gambaran
akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan (Margaretha, 2005:12).
Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisa,
menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga
lainnya di mana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang
atau jasa. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang keuangan dan hasil
operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk
berkomunikasi antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan
perusahaan.
Pembuatan laporan keuangan tidak dapat diabaikan dalam siklus hidup
perusahaan. Hal ini mutlak dilakukan karena di dalam laporan keuangan terhimpun
informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan. Keputusan yang diambil oleh
para pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian
pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas operasinya.
Laporan keuangan dapat menjadi bahan sarana informasi bagi seseorang
untuk menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga akan dinilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Mengenal laporan keuangan dengan baik
berarti kita mempunyai arah, mengetahui apa yang akan dicapai, mengetahui
banyaknya rekening yang harus disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui
informasi apa yang harus disediakan, dan akhirnya akan dapat membayangkan
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
hubungan antara tempat mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan
informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah berupa data yang
menggambarkan perkembangan posisi keuangan dan aktivitas perusahaan secara
periodik, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses anggaran kas yang disusun secara sistematis sehingga menggambarkan
hasil operasional perusahaan pada periode akuntansi yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya maka dipaparkan pengertian mengenai laporan
keuangan, yaitu:
a. Menurut Harahap (2007:105)
”Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan”.
b. Menurut Sudjaja dan Barlian (2002:68)
”Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil
dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data
keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data-data atau aktivitas tersebut”. Laporan keuangan pada dasarnya
merupakan suatu bentuk laporan yang merefleksikan transaksi-transaksi yang
terjadi dalam suatu perusahaan. Berbagai transaksi tersebut dicatat dan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan
dengan data keuangan perusahaan atau yang menaruh perhatian pada kondisi
keuangan perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan sumber yang sangat penting untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika
diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang
dapat mendukung keputusan yang diambil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1 tujuan dan manfaat
laporan keuangan adalah:
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat
keputusan lain yg sejenis secara rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu
investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan
jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan
datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga
dan pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya
ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau
pemilik modal.
4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi
perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan
informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.
Menurut IAI (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah :
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan juga berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaa
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misal
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan
kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Pemilik UMKM pada umumnya menggunakan menyajikan bentuk
laporan keuangan yang berbeda satu dengan yang lain. Bentuk penyajian laporan
keuangan yang dibuat oleh UKM yaitu dimulai dari Pembukuan, Pencatatan, dan
Laporan Keuangan.
Pembukuan
Gambar. 1 : Tahapan penyajian laporan keuangan
Sumber : H.Z.A Moechtar (1988 :14)
a. Pembukuan
Pembukuan berkaitan dengan pelaksanaan segi-segi teknik akuntansi,
yaitu pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran transaksi-
transaksi keuangan.
b. Pencatatan
Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan
transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi
yang telah dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian
memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke buku besar
c. Laporan keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada periode tertentu. Adapun jenis laporan yang
biasa dikenal adalah : Neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas.
pengelompokan pencatatan pengikhtisaran
Pemerikasaan
Penyusunan
laporan
Perencanaan
sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Efektifitas berasal dari kata effectiveness artinya adalah tingkat dimana
kinerja yang sesungguhnya sebanding dengan kinerja yang ditargetkan. Artinya
sejauh mana bentuk laporan keuangan yang telah dibuat dapat kita gunakan untuk
mencapi hasil yang kita inginkan.
Efektifitas menurut :
R.D.H. Koesoemaaatmadja (1974 : 18)sebagai berikut :
“Efektivitas (hasil guna) mempunyai pengertian perbandingan antara hasil
yang terlaksana secara nyata dengan hasil yang direncanakan.”
Soewarno, 1984 diartikan sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan untuk mengetahui
efektivitas adalah dengan cara membandingkan tujuan yang sudah dijabarkan
dalam bentuk sasaran atau target yang lebih konkrit, dengan realisasi yang
dicapai organisasi/Instansi
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat diartikan bahwa
efektivitas bentuk laporan keuangan adalah sebagai alat pengukur tingkat
pencapaian atau tingkat keberhasilan dari suatu bentuk penyajian laporan
keuangan agar penyusunan laporan keuangan dapat dikerjakan dengan lebih
mudah/cepat, tenaga/SDM yang tepat, biaya yang lebih rendah, dan penyusunan
laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk
mengambil suatu kebijakan yang akan dilakukan oleh pemilik UMKM.
Dari uraian diatas, maka ukuran efektifvtas dinilai oleh pengguna laporan
keuangan. Para pengguna laporan keuangan menilai laporan keuangan yang
dibuat apakah bisa dibaca atau informasi keuangan yang ada pada laporan
keuangan yang telah dibuat sudah bisa didapatkan. Jika para pengguna laporan
keuangan sudah bisa mendapatkan informasi keuangan dari laporan keuangan
yang telah dibuat maka laporan keuangan itu sudah dianggap efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai negara termasuk
di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh.
Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari
industri keluarga/ rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari
kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UMKM terutama sejak krisis
moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses
pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
maupun penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu maka pemerintah membuat
Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
untuk mengatur dan melindungi para pelaku UMKM.
a. Pengertian Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
b. Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
c. Pengertian Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah.
d. Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1. kekeluargaan;
2. demokrasi ekonomi;
3. kebersamaan;
4. efisiensi berkeadilan;
5. berkelanjutan;
6. berwawasan lingkungan;
7. kemandirian;
8. keseimbangan kemajuan; dan
9. kesatuan ekonomi nasional.
Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
e. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Usaha kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi rakyat
yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan
berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara menyeluruh,
optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif,
pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan
usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran dan
potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan
peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan
kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan
berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran
serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.
Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f. Keunggulan dan Kelemahan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan
mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai
fakto penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu
menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mapu
berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil lapisan
bawah.
Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif
(Pandji Anoraga, 2002: 226), yaitu:
1. Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang
usaha.
2. usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada
tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang
tinggi untuk keluar masuk pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive) yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat
hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja)
Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:
1. Investasi awal dapat mengalami kerugian
2. Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,
peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.
3. Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur,
pemilik mungkin tidak memperoleh profit.
4. Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.
Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman
Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah:
1. Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu
jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami.
2. Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali
berlangsung kepada pemilik.
3. Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi.
Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
1. Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian
usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi
keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya
mengandalkan daya ingat.
2. Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi
dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang
dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.
3. Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk
mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus
dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.
4. Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak
jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan
yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik
perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha).
Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program
produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak
tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.Berdasarkan hasil
uraian tersebut diatas bahwa masalah-masalah yang dialami oleh para pengusaha
kecil dan menengah ini antara lain adalah kesulitan modal, pengadaan bahan baku,
pemasaran, produksi dan manajemen, juga persaingan di pasar.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu tentang UMKM dilakukan oleh Purnomo Setyawan
Tahun 2008 yang mengadakan penelitian dengan judul ”MENUMBUHKAN
KEBIASAAN MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA
KECIL DAN MENENGAH ”. Penelitian tersebut menggunakan metode
pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik
dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisa interaktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memberi
gambatran akuntansi secara sederhana pada UMKM .
Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Penelitian
yang dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi (2006) dalam Simposium Nasional
Akuntansi yang IX yang diselenggarakan di Padang mengatakan bahwa adanya
overload standar akuntansi (SAK) yang digunakan untuk UMKM. Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian awal yang dilakukan untuk mencari penyebab
rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan yang dilakukan untuk Usaha
Kecil dan Menengah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kewajiban UMKM
untuk menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban
yang demikian sangat memberatkan UMKM. Penilaian terhadap penggunaan
SAK yang memberatkan UMKM hanya dapat diberikan oleh orang yang memiliki
kemampuan akuntansi yang baik atau oleh pakar akuntansi, antara lain akuntan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
publik, akuntan yang bekerja di kantor pajak atau di bank. Secara keseluruhan
hasil penelitian ini menyokong penelitian terdahulu, baik menggunakan ukuran
relativeness ataupun cost-effectiveness; SAK yang dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan keuangan di Indonesia memberatkan bagi UMKM.
Manfaat penyusunan laporan keuangan yang dirasakan jauh lebih besar dirasakan
oleh usaha besar, dan dengan adanya laporan keuanganlah usaha besar mampu
menghasilkan keputusan yang besar. Dengan kata lain UMKM harus
mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh
dengan menyusun laporan keuangan.
Kesamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang penulis
lakukan adalah kesamaan pada objek penelitiannya yaitu usaha mikro kecil dan
menengah. Perbedaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
Suhairi adalah terletak pada masalah yang diteliti. Penelitian awal yang dilakukan
untuk mencari penyebab rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan yang
dilakukan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Sedangkan penelitian ini
membahas tentang penerapan analisis bentuk-bentuk laporan keuangan dan
efektivitas laporan keuangan pada UMKM. Perbedaan lainnya adalah penelitian
sebelumnya menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
C. Kerangka Berfikir
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha produktif
yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan milik orang
perorangan. UMKM terdiri dari berbagai sektor ekonomi diantaranya adalah
sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, hotel dan
restoran, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, serta jasa.
Pada umumnya permasalahan yang terjadi adalah bahwa pelaku bisnis
(pemilik) UMKM banyak beranggapan bahwa pembukuan (laporan keuangan)
dalam usahanya adalah suatu hal yang sulit. Dan pada umumnya pemilik kurang
membutuhkan informasi Akuntansi karena keterlibatannya secara pribadi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
langsung dalam kegiatan usaha. Maka pemilik UMKM akan membuat bentuk
lelaporan sesuai dengan keinginanya sendiri tanpa memperhatikan pedoman yang
sesusuai menurut SAK. Hal ini menyebabkan muncul berbagai macam bentuk
laporan pada UMKM. Sehingga layak untuk diteliti, apakah bentuk-bentuk
pelaporan keuangan pada UMKM sudah memberi manfaat yang sesuai dengan
apa dibutuhkan para pemilik UMKM.
Penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti bagaimana bentuk–
bentuk pelaporan keuangan pada UMKM serta keefektifan bentuk–bentuk
pelaporan keuangan yang telah bibuat oleh pemilik UMKM. Apakah bentuk
pelaporan keuangan yang dibuat sudah bisa memberi manfaat yang diharapkan
oleh pemilik UMKM.
Dari uraian diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut
:
Gambar. 2. Kerangka Pemikiran
a. neraca;
b. laporan laba rugi;
c. laporan perubahan ekuitas
d. laporan arus kas;
e. laporan bisnis
Efektivitas Bentuk
Laporan Keuangan
UMKM UMKM UMKM UMKM
Pembukuan
Laporan Keuangan
Pengambilan
Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan suatu sumber dimana penulis mendapatkan
data-data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian yang
penulis lakukan ini bertempat di Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kelompok
Pengerajin Kuningan yang berada di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.
Pemilihan tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut :
a. Daerah Juwana merupakan kawasan industri yang sebagian besar
masyarakatnya bekerja dalam dunia usaha kecil dan menengah kerajinan
kuningan sebagai lahan mata pencaharian mereka sehari-hari.
b. Objek penelitian UMKM kelompok pengerajin kuningan di Daerah Juwana
cukup banyak sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
informasi yang memenuhi berbagai kepentingan.
2. Waktu Penelitian
Tabel. 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Tahun 2010/2011
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun
1. Tahap Persiapan a. Pengajuan Judul
b. Pengajuan Proposal
c. Perijinan
2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Penyusunan Laporan
.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Menurut M. Iqbal Hasan (2002: 20), “Metode penelitian adalah cara atau
jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, yang
memiliki langkah-langkah yang sistematis”. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat dipahami bahwa untuk melakukan pemecahan masalah dalam suatu
penelitian diperlukan suatu metode penelitian.
Menurut Winarno Surakhmad (2004: 132):
Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang tertuju pada
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif
lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif.
Diantaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa dan
mengklasifikasikan penyelidikan dengan survey, teknik test, studi kasus,
studi komparatif, dan studi opersional.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan analisis kualitatif, mendeskripsikan data yang terkumpul ke dalam
kalimat-kalimat yang memiliki arti lebih mendalam, karena menggambarkan
secara tepat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, guna menentukan
frekuensi adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya.
Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6):
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan bahwa
penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang
muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan
permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti
tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek
dibiarkan seperti kondisi aslinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian merupakan suatu pendekatan yang dipilih untuk
mengamati atau mengumpulkan informasi serta menyajikan analisis hasil
penelitian. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengambil
beberapa objek penelitian UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan yang terdapat
di Kecamatan Juwana yang membuat laporan keuangan secara rutin.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan
Lofland dalam Lexy Moelong (2004: 157) adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Informan
Informan adalah orang yang diminta untuk memberikan informasi mengenai
suatu kondisi atau keadaan yang berhubungan dengan penelitian yang
sedang dilakukan. Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah
pemilik dan pengurus UMKM pengrajin rotan yang sedang diteliti.
2. Dokumen
Dokumen yang digunakan berupa arsip yang berhubungan dengan masalah
penelitian yang ada di UMKM di Kecamatan Juwana. Dalam hal ini,
dokumen yang digunakan adalah bentuk-bentuk laporan keuangan UMKM.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber, tujuannya adalah untuk merinci
kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Menurut Lexy J Moleong (2007: 224), “Maksud dari sampling ialah
menggali informasi yang akan menjadi dari rancangan dan teori yang muncul oleh
sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel
bertujuan (Purposive sampling)”. Sumber data yang digunakan tidak sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mewakili populasinya tetapi mewakili informasinya, dalam menentukan sampling
berdasarkan atas pertimbangan tertentu, yaitu informan yang mengetahui
informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J Moleong (2007: 224):
1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi
yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel
dipilih atas dasar fokus penelitian.
4 Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: pada sampel
bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas
informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka
penarikan sampel dapat diakhiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data
yang tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan
masalah secara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara
langsung, yaitu:
1. Wawancara
Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa
manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan
informasi dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian
kualitatif khususnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum
terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak
terstruktur, ini yang disebut wawancara mendalam.
Terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam wawancara
ini masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara
berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan
responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
definisi permasalahannya. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang
formal.
Karena peneliti merasa tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan
demikian pertanyaan dilakukan dengan open-ended dan mengarah pada Tidak
terstruktur kedalaman informasi serta dilakukan dengan tidak formal, guna
menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat
untuk menjadi dasar penggaliannya secara lebih jauh dan mendalam.
2. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung
terhadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui
penglihatan dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali
data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta
rekaman gambar. Menurut Hadari Nawawi (1995: 94), Observasi langsung adalah
“Cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan
gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada
tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi”.
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung tentang pembukuan
yang dibuat oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin
kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kegiatan ini tidak
hanya dilakukan sekali tetapi dilakukan beberapa kali agar diperoleh data yang
valid.
3. Dokumentasi
Menurut Suharsini Arikunto (2002: 135) “Dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagaianya. dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa catatan-
catan atau dokumen yang berhubungan dengan bentuk – bentuk laporan keuangan
yang dibuat oleh UMKM kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana
Pati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
F. Validitas Data
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan
data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk
menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. ketepatan data
tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik
pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.
Lexi J. Moleong (2004: 330) menegaskan bahwa, “Trianggulasi data
adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
dari luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu”. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan
menjadi empat macam yaitu:
1. Triangulasi dengan sumber
Teknik triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu
dapat dicapai dengan jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan data
hasil wawancara, (2) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi dengan metode
Teknik ini dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan melakukan pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi dengan penyidik
Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, sehingga dapat
membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara lain dari
teknik ini yaitu dengan membandingkan hasil penelitian seorang peneliti
dengan peneliti lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4. Triangulasi dengan teori
Triangulasi ini berdasarkan dari anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, maka peneliti harus
mencari tema atau penjelasan pembanding yang dapat dilakukan dengan
menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang
mungkin mengarahkan pada upaya penelitian lainnya.
Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode triangulasi dengan sumber. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
hasil dari pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Dengan demikian hasil
akhir dari analisis mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi.
G. Analisis Data
Menurut Lexy J. Moleong (2009: 280) analisi data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Menurut Sugiyono (2010: 244) analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Teknik data dalam penelitian ini mengikuti model analisis interaktif
(Interactive Model of Analysis). Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010:
246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisi data, yaitu reduksi data, penyajian data. Dan
penarikan kesimpulan atau verifikai.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, memusatkan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dari catatan-catatan tertulis dilapangan untuk diolah lebih lanjut sehingga
dapat disajikan sebagai laporan.
2. Penyajian Data
Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan kegiatan informasi, deskripsi
dalam bnetuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu
pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pernyataan penelitian.
Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk mensertakan
dan menjawab setiap permasalahan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pemahaman atas gambaran fenomena yang ada pada
obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 249) menyatakan
“yang paling penting sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.
3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya sudah
merupakan suatu kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula belum jelas dan
masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada tahap
kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan
yang kuat karena telah melalui proses analisa data.
Gambar 3: Komponen dalam analisis data (interactive model)
Sumber: Sugiyono (2010: 247)
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan/
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Komponen-komponen tersebut berjalan pada waktu kegiatan
pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Setelah data diperoleh, reduksi data
segera dilakukan dan segera diteruskan dengan penyajian data. Berdasarkan
penyajian data tersebut dapat digunakan untuk sebagai dasar penyusunan
penarikan kesimpulan sementara. Apabila diperoleh data yang baru, kemungkinan
kesimpulan yang salah dapat diperbaiki. Demikian seterusnya sampai seluruh data
selesai dikumpulkan dan disusun menjadi laporan penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian mulai dari
awal sampai akhir penulisan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur atau
langkah-langkah pembuatan laporan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian,
proposal penelitian, menyusun rancangan penelitian, memilih obyek
penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan menyiapkan
perlengkapan penelitian. Jadi, peneliti belum terjun langsung ke lokasi
penelitian.
2. Tahap Lapangan
Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan
tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di
lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk
memasuki tahap analisis data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data
untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau
hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan
data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data
secara jelas dan rinci dalam suatu laporan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur-
prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah
dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi.
Bagan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Prosedur Penelitian
Proposal
Penelitian
Persiapan
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
dan Analisis
Penarikan
Kesimpulan
Triangulasi
dan Review
Analisis
Akhir Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Juwana
a. Letak
Kecamatan Juwana adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia. Kota Juwana terletak di jalur pantura yang
menghubungkan kota Pati dan kota Rembang. Kecamatan ini mempunyai banyak
lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas Kecamatan Juwana adalah usaha
kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di Desa Growong Lor dan
sekitarnya, serta usaha tambak perikanan di Desa Bajomulya, Agung Mulyo dan
desa-desa sekitarnya.
Kota Juwana dilalui oleh aliran sungai Silugonggo, salah satu Daerah
Aliran Sungai (DAS) Waduk Kedung Ombo. Pelabuhan Juwana menjadi salah
satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan ini
menjadi salah satu pintu masuk kapal-kapal pengangkut kayu dari Kalimantan.
Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara lain: bandeng,
udang, tongkol, kakap merah, kepiting, ikan pe, cumi, dan kerapu.
Batas-batas kota Juwana:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Batangan
3) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Jakenan dan kecamatan Pati
4) Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wedarijaksa
b. Keadaan Tanah
Kecamatan Juwana merupakan daerah pesisir dan dataran rendah dengan
tanah berjenis aluvial dan red yelloy mediteran. Kota ini juga dilalui oleh sungai
Juwana (disebut juga sungai Silugonggo) yang menjadi daerah aliran sungai
waduk Kedungombo. Sungai terbesar di Kabupaten Pati ini tiap tahun
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengakibatkan banjir termasuk di kota Juwana. Luas wilayah kecamatan Juwana
adalah 5.593 ha (55,93 km²)
2. Keadaan Demografi Kecamatan Juwana
a. Pemerintahan
Wilayah Kecamatan Kecamatan Juwana terdiri atas 29 desa yang terdiri atas
87 Rukun Warga (RW) dan 362 Rukun Tetangga (RT). Desa-desa tersebut
yaitu:
1. Agungmulyo
2. Bajomulyo
3. Bakarankulon
4. Bakaranwetan
5. Bendar
6. Bringin
7. Bumirejo
8. Doropayung
9. Dukutalit
10. Gadingrejo
11. Genengmulyo
12. Growongkidul
13. Growonglor
14. Jepuro
15. Karang
16. Karangrejo
17. Kauman
18. Kebonsawahan
19. Kedungpancing
20. Ketip
21. Kudukeras
22. Langenharjo
23. Margomulyo
24. Mintomulyo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
25. Pajeksan
26. Pekuwon
27. Sejomulyo
28. Tluwah
29. Trimulyo
b. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Juwana tahun 2010 sebanyak 92.340
jiwa terdiri dari 48.852 penduduk laki-laki atau 49,62% dan 46.488 penduduk
perempuan atau 50,31%. Adapun jumlah rumah tangga sebanyak 21.754. Dengan
luas wilayah 5.593 ha (55,93 km²) maka kepadatan penduduknya adalah 2.195
jiwa/ km² artinya setiap 1 km² terdapat 2.195jiwa.
Jumlah penduduk kecamatan Juwana yang pindah sebanyak 1.064orang
dan yang datang ada 953 orang. Sedangkan dilihat dari angka kelahiran kasarnya,
dari tiap 1.000 penduduk terjadi kelahiran sebanyak 14 orang, sementara angka
kematian kasarnya 7 orang per 1.000 penduduk. Hal tersebut mengakibatkan
pertumbuhan penduduk alami.
c. Sarana
Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Juwana yaitu Taman
Kanak-Kanak (TK) sebanyak 34 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 43 buah,
SLTP sebanyak 6 buah, SMA sebanyak 2 buah sedangkan Madrasah Ibtida´iyah
(MI) sebanyak 4 sekolah, Tsanawiyah sebanyak 3 sekolah, Aliyah 1 sekolah dan 4
Pondok Pesantren.
Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup
tinggi. Tahun 2008, jumlah Puskesmas di Kecamatan Juwana 2 buah, puskesmas
pambantu 3 buah, Rumah Bersalin 17 buah, praktek dokter 17 buah, jumlah
tenaga kesehatan antara lain dokter 29 orang, mantri kesehatan atau perawat 50
orang, dan bidan 40 orang.
Tempat ibadah yang terdapat di Kecamatan Juwana sebanyak 205 buah,
terdiri dari 142 masjid, 53 langgar atau surau dan 9 gereja dan 1 klenteng/wihara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Data Umum Mengenai Sejarah dan Perkembangan Kerajinan
Kuningan di Kecamatan Juwana
a. Sejarah Kerajinan Kuningan Juwana
Adapun sejarah kerajinan kuningan Juwana di Kabupaten Pati adalah
seorang yang bernama Mbah Rewok, yang telah meninggal dan dimakamkan di
desa Pajeksan Kecamatan Juwana yang pada zaman dahulu disebut Juwangi,
membawa kepintaran melebur (mengecor/casting) logam kuningan. Beliau salah
seorang pekerja pembuatan jalan Daendels, yaitu jalan sabuk di pantura Pulau
Jawa terbentang dari ujung barat hingga ujung timur.
Pusat kerajinan kuningan pada mulanya ada di desa Pajeksan kemudian
bergeser ke desa kudukeras dan menemukan puncaknya di desa Growong
(Growong Lor dan Growong Kidul) karena jumlah populasinya yang besar dan
lingkungannya mengizinkan karena masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan
polusi. Pergeseran ini karena pekerja yang ada telah mendirikan industri di
rumahnya masing-masing. Kelebihan produk kuningan Juwana dibanding produk
kuningan lain adalah cara pembuatannya dengan cara dicor, sedangkan kerajinan
kuningan di daerah lain cara pembuatannya dengan cara diketok.
Proses pembuatan barang kerajinan cor kuningan itu dimulai dengan
membuat mal atau pola. Mal ini kemudian diwujudkan dalam cetakan inti dan
cetakan kulit yang dicor dengan dapur krus, lalu dilakukan pembersihan inti cor
dan pembersihan gating system. Sesudah itu, dilakukan pabrikasi, permesinan dan
perakitan awal. Selanjutnya, dilakukan proses finishing dengan memoles benda-
benda berbagai bentuk berbahan kuningan itu, lalu dilalukan pelapisan atau
coating, untuk dilakukan perakitan akhir. Inilah yang menjadi keunggulan
kuningan Juwana dibandingkandengan kerajinan kuningan daerah lain.
Bentuk-bentuk produk kerajinan kuningan Juwana yang merupakan
budaya Indonesia dan bersifat tradisional diantaranya berupa patung sejarah
seperti bokor, arca Ganesya, Bethari Durga, Ken Dedes, patung Budha, Statue.
Selain itu, ada juga model kuningan Juwana yang kontemporer-modern yaitu
patung binatang, asesoris mebel, lampu meja, lampu sudut kombinasi fiberglass,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
lampu pendopo Kabupaten Pati, tarikan laci, hydrant, tempat lilin, lampu dinding,
kran air, plumbing dan lain-lain.
b. Perkembangan Kerajinan Kuningan Juwana
Karya cipta kerajinan kuningan Juwana yang dimiliki oleh masyarakat
Juwana, menjadi aset daerah yang sangat berharga bagi masyarakat dan
pemerintah daerah Kabupaten Pati pada umumnya, serta bagi para pengrajin
kuningan Juwana pada khususnya. Sebagai aset daerah maksudnya adalah bahwa
kerajinan kuningan Juwana merupakan produk andalan yang akan memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), selain itu dengan adanya
industri kerajinan kuningan Juwana ini akan menciptakan lapangan kerja sehingga
mengurangi pengangguran.
Sebagian produksi kerajinan kuningan Juwana dijual ke Jawa dan Bali,
sebagian diekspor. Namun dalam perkembangannya sekarang, banyak pengrajin
kuningan Juwana yang gulung tikar. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga
bahan baku dan mengalirnya produk Cina di Indonesia tanpa ada proteksi.
Kenaikan harga bahan baku kuningan pada akhirnya membuat para pelaku usaha
di sektor tersebut di Juwana terancam gulung tikar.
Tabel kenaikan harga bahan baku :
TAHUN HARGA BAHAN BAKU/KG
1998 Rp.3.000,- hingga Rp.4.000,-
2000 Rp.10.000,-
2004 Rp.15.000,-
2006 Rp.22.000,-
2007 Rp.42.000,-.hingga Rp.44.000,-
Dari sekitar 500 pengrajin kuningan di Juwana, kini tersisa beberapa
puluh saja. Yang dalam skala industri yang masih bertahan tinggal tiga dan sekitar
25 pengrajin yang semula bermodal kuat sekarang hanya bisa bertahan. Itu pun
dalam kondisi kurang stabil, diperlihatkan dengan jumlah karyawan yang terus
berkurang. Apalagi, sebagian besar pemasok pembuat perkakas rumah tangga dari
kuningan Juwana menghentikan produksinya, karena tidak memiliki modal cukup
untuk membeli bahan baku dalam jumlah tertentu. Sampai saat ini pun keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
industri kerajinan kuningan Juwana belum juga kembali pulih pada keadaan yang
semula, bahkan para pengrajin mulai beralih pada industri logam lain, seperti
alumunium aloi, seng aloi dan lain-lain.
Apabila keadaan pasar segera pulih lebih dari 200 pekerja yang semula
aktif di perusahaan kami bisa kembali bekerja. Tetapi sebaliknya kalau keadaan
sebagaimana sekarang berkepanjangan tentu mereka harus sabar menunggu.
Selain dampak tidak mengenakkan yang harus dialami para pekerja, keadaan lebih
pahit lagi dialami oleh pihak perusahaan karena mereka tak mampu lagi
mengimbangi harga bahan baku berupa kuningan rosok yang melonjak tak
terkendali. Kalau barang-barang yang di produksi berupa komponen furniture
dinaikkan harga jualnya maka tidak ada yang membeli.
Akibatnya, seluruh unit produksi harus dihentikan. Perusahaannya kini
tinggal mempekerjakan sepuluh orang khusus membuat barang-barang yang bisa
segera laku dijual. Padahal sebelumnya sehari-hari pihaknya mengerahkan 200
orang lebih pekerja. Unit peralatan kerja di perusahaan kuningan banyak yang
menganggur. Apalagi upaya mencari terobosan lewat produksi perkakas berupa
engsel pintu, gerendel, dan kunci akan terdepak dari pasaran karena dari segi
harga jual dan kualitas barang kalah bersaing dari barang buatan Taiwan. Para
pengusaha kuningan tidak bisa memprediksi sampai kapan kelesuan pasar dan
harga bahan baku yang mahal akan berakhir. Situasi demikian dialami oleh oleh
seluruh pengrajin kuningan di Juwana. Padahal industri rumahan perkakas dari
kuningan selama ini telah mewarnai perekonomian masyarakat Juwana.
Perputaran uang sehari-hari bisa menjadi barometer seberapa tingkat pendapatan
warga setempat. Melihat kondisi sekarang hampir semua pengrajin baik skala
kecil maupun besar pesimistis bisa bangkit lagi dalam waktu singkat. Mampu
bertahan berproduksi meskipun hanya ala kadarnya dinilai sudah merupakan hal
yang luar biasa. Pengusaha kuningan yang beskala besar pun hingga sekarang
belum bisa menemukan jalan bagaimana menciptakan terobosan untuk mengatasi
harga bahan baku yang mahal.
Faktor bahan baku memang menjadi kendala utama yang membuat para
pengrajin tak berkutik jika sudah dihadapkan pada masalah harga. Bahan baku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berupa kuningan rosok tersebut harus didatangkan dari kota besar.
Ketergantungan cukup tinggi pada penyediaan bahan baku itulah yang
menyulitkan para pengrajin. Bahan baku tidak bisa peroleh dari daerah setempat
kecuali membeli dari para pengepul. Di sisi lain, harga jual barang produksi sulit
dinaikkan karena banyak pesaing. Jika sudah demikian maka para pengrajin
anggota asosiasi harus menggalang sikap kebersamaan, yakni hanya berproduksi
apabila mendapat pesanan. Itu memang mudah diucapkan, tetapi pelaksanaannya
benar-benar sulit, karena tidak ada yang bisa melarang atau membatasi ruang
gerak para pengrajin, karena mereka butuh hidup dan menghidupi para
pekerjanya. Dari sinilah biasa muncul persaingan tidak sehat, misalnya banting
harga atau memproduksi barang berkualitas seadanya dengan prinsip asal laku.
Berdasarkan hal tersebut, pada saat ini masyarakat Juwana, khususnya
para pengrajin atau pengusaha kuningan mulai bangkit untuk membangkitkan
usaha kerajinan kuningan Juwana kembali, tentu saja diharapkan memperoleh
dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Kabupaten Pati, Pemerintah Propinsi, dan
Pemerintah Pusat, khususnya mengenai bantuan permodalan bagi pengrajin atau
pengusaha kerajinan kuningan Juwana supaya dapat memproduksi kerajinan
kuningan Juwana kembali. Pemerintah juga harus berupaya untuk memberikan
perlindungan hukum bagi keberadaan kerajinan kuningan Juwana, mengingat
kerajinan kuningan Juwana adalah milik kolektif masyarakat Juwana, jangan
sampai terjadi penjiplakan atau peniruan model atau bentuk kerajinan kuningan
asli Juwana yang dilakukan oleh pengusaha dari daerah lain, bahkan Warga
Negara Asing.
Wujud perlindungan hukumnya adalah memperoleh pengakuan dari
Negara dalam hal ini melalui Ditjen HKI untuk memperoleh Hak Cipta Kerajinan
kuningan Juwana sebagai karya seni tradisional, sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang yang berlaku, yaitu Undang- Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002.
Sebaiknya perlindungan hukum hak cipta kerajinan kuningan Juwana diberikan
secara kolektif sebagai milik bersama masyarakat Juwana. Pemberian hak cipta
bagi kerajinan kuningan Juwana harus tetap mengutamakan kepentingan komunal
(masyarakat Juwana pada khususnya) karena keberadaan kerajinan kuningan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Juwana sudah turun- temurun sebagai bagian dari pengetahuan tradisional milik
bersama masyarakat dan akan lebih baik hak ciptanya dipegang negara, sehingga
wujud perlindungannya lebih keskala internasional sebagai wujud tindakan
preventif untuk melindungi kerajinan kuningan Juwana dari klaim oleh Pihak
Asing.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang peneliti kaji yaitu tentang bentuk-
bentuk penyajian laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan pada usaha,
mikro kecil dan menengah pada kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan
Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Maka untuk memberikan gambaran
mengenai data yang berkaitan dengan bentuk-bentuk laporan keuangan yang
dibuat oleh usaha mikro kecil dan menengah peneliti mengambil 10 sampel untuk
penelitian yang dilakukan.
Mengenai hasil penelitian pembukuan 10 UMKM kelompok pengerajin
kuningan di kecamatan Juwana data tersebut diungkapkan dalam tabel berikut
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3 : Pembukuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kelompok Pengerajin Kuningan
No. Nama UKM Jenis Laporan Keuangan
Dokumen Kebijakan
Akuntansi N R/L P M/E A K L B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sampurna Kuningan
Sampurna Dua Kuningan
Garuda Brass
Jolyc Brass
Wartindo Brass
Tarindo Kuningan
Sinar Raya Logam
Karya Logam
Bawi Brass
Tukang Krom Kanigoro
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
-
-
-
-
-
-
-
√
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
Nota, daftar piutang, buku besar,
Nota, buku kas masuk/keluar
Nota, buku besar,buku kas harian
Nota, jurnal,bk besar, daftar piutang
Nota,daftar piutang,buku kas masuk
Nota, daftar piutang,daftar utang
Nota,buku kas masuk/keluar
Nota,daftar piutang,buku kas masuk
Nota,buku kas masuk/keluar
Nota,buku kas masuk/keluar
FIFO
FIFO, pajak
FIFO,pajak
FIFO,pajak
FIFO
Pajak
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Analisis Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen
perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penyajian laporan keuangan
terdiri dari beberapa tahapan yaitu Pembukuan, Pencatatan, Laporan Keuangan,
Laporan Bisnis yang menyatakan tentang kegiatan usaha yang dijalankan. Bentuk-
bentuk tersebut akan menyatakan tentang kondisi dari perusahaan tersebut.
Bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan yang terdiri dari pembukuan yaitu
membuat buku khusus untuk memasukkan transaksi tertentu misalkan buku
persediaan, buku piutang dan lain-lain. Pencatatan yaitu menganlisis transaksi
yang terjadi lalu dijurnal dan diposting ke buku besar. Laporan Keuangan terdiri
dari laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal atau laba
ditahan. Bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan memiliki fungsi yang
berbeda-beda namun memiliki keterkaitan satu sama lain.
a. Pembukuan
Pembukuan digunakan oleh UMKM dalam mencatat setiap transaksi
keuangan yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat laporan
keuangan. Format ini terdiri atas: buku kas harian, buku pembelian tunai dan
kredit, buku penjualan tunai dan kredit, buku piutang dan buku utang. Kesemua
buku tersebut memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Pembukuan yang
dibuat oleh UMKM menggunakan format – format berikut ini.
Format Buku Kas Harian
Tanggal Keterangan D K Saldo
Jumlah
Gambar. 5 Buku kas harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Yang dicatat pada buku ini adalah transaksi yang mengakibatkan kas
bertambah atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas
yang kita miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari pencatatan
transaksi terakhir. Selain itu, kita juga bisa mengawasi pemakaian kas agar dapat
digunakan secara efektif dengan melihat selisih penerimaan dan pengeluaran.
Format Buku Pembelian Tunai
Tanggal Nama Toko
dan Barang
Jumlah
Barang
Harga Beli
Satuan Jumlah
Jumlah
Gambar 6. Buku Pembelian Tunai
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
pembelian secara tunai. Dengan melakukan pencatatan menggunakan format ini
pada setiap pembelian, dapat mencatat setiap pembelian secara lengkap. UMKM
juga dapat melihat perubahan harga satuan barang sehingga baik untuk
perencanaan pembelian selanjutnya. Selanjutnya jumlah total pembelian tunai
pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pengeluaran.
Format Buku Pembelian Kredit
Tanggal No.
Faktur
Nama
Toko dan
Barang
Jumlah
Barang
Harga Beli
Satuan Jumlah
Jumlah
Gambar. 7 Buku Pembelian Kredit
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
pembelian secara kredit. Hampir sama dengan format diatas, transaksi pembelian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
juga dapat dicatat secara lengkap. Bedanya jumlah total pembelian kredit pada
hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku utang kolom kredit.
Format Buku Penjualan Tunai
Tanggal Nama Toko Jumlah
Barang
Harga Jual
Satuan Jumlah
Jumlah
Gambar. 8 Buku Penjualan Tunai
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi penjualan
secara tunai. Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk
kita. Jumlah total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat
pada buku kas kolom pendapatan.
Format Buku Penjualan Kredit
Tanggal Nama Toko Jumlah
Barang
Harga Jual
Satuan Jumlah
Gambar. 9 Buku Penjualan Kredit
Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
penjualan secara kredit atau yang menimbulkan piutang. Jumlah total penjualan
kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom
debet.
Format Buku Piutang
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jumlah
Gambar 10. Buku Piutang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi meminjamkan
uang kepada pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan pembayaran
piutang oleh pihak lain (penjualan kredit dan pengembalian pinjaman). Pada
kolom keterangan kita mencatat dari siapa yang menerima pembayar piutang.
Piutang bertambah dicatat pada kolom debet dan piutang berkurang dicatat di
kolom kredit.
Format Buku Utang
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Jumlah
Gambar 11. Buku Utang
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi meminjaman
uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan pembayaran utang
oleh perusahaan (pembelian kredit dan pengembalian pinjaman). Pada kolom
keterangan kita mencatat kepada siapa yang membayar utang. Utang bertambah
dicatat pada kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.
Karena dalam proses pencatatan akuntansi setiap transaksi akan
mempengaruhi pencatatan pada buku yang lainnya, maka jika kita cermati kita
akan melihat sebuah keterkaitan antara buku yang satu dengan buku yang lain jika
terjadi sebuah transaksi usaha. Dengan berbekal pada catatan yang tertera pada
tiap – tiap buku di atas UMKM sudah dapat membuat sebuah laporan keuangan
secara sederhana.
b. Pencatatan
Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan
transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah
dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
umum ke buku besar. Pencatatan yang dibuat oleh UMKM adalah jurnal umum
dapat dilihat sebagai berikut
Jurnal Umum
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Gambar 12. Bentuk jurnal umum
Buku Besar
Dari jurnal umum kemudian akun yang telah di jurnal di pindahkan ke
buku besar. Bentuk buku besar ada 4 yaitu bentuk T, bentuk dua kolom, bentuk 4
kolom dan bentuk bersaldo 3 kolom, Bentuk buku besar yang dibuat oleh UMKM
ada 2 bentuk yaitu sebagai berikut :
Bentuk pertama
Nama Akun No
Tanggal Uraian Debit Kredit Saldo
Gambar. 13. Bentuk buku besar 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Bentuk kedua
Nama Akun
Per bulan ......
Kode akun Akun Nominal
Gambar 14. Bentuk buku besar 2
c. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada periode tertentu.Adapun jenis laporan yang biasa dikenal
adalah : Neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas.
1. Laporan Keuangan Neraca
Neraca (Inggris: Balance Sheet atau Statement of Financial Position)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal
yang dihubungkan dengan persamaan berikut:
aktiva = kewajiban + modal
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber
kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan
perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, kwartal, atau
tahunan).
Dari tabel diatas menerangkan bahwa dari 10 UMKM hanya 4 UMKM
yang membuat laporan keuangan neraca yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna
Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Bentuk laporan keuangan neraca
yang dibuat oleh Sampurna Kuningan dan Sampurna Dua Kuningan yaitu bentuk
skontro yaitu harta (aktiva) pada sisi kiri, utang dan modal pada sisi kanan neraca.
Sedangkan Jolyc Brass dan Garuda Brass membuat neraca dengan bentuk staffel
yaitu neraca disusun secara vertikal, aktiva maupun ekuitas disajikan secara urut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas.
Untuk lebih jelasnya bentuk neraca dapat dilihat seperti berikut
SAMPURNA DUA KUNINGAN
NERACA
PER......
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Kewajiban
Kas XXXXX Hutang Dagang XXXXX
Tahapan BCA XXXXX Hutang Usaha XXXXX
BNI XXXXX Hutang Lain-lain XXXXX
ARTA SURYA XXXXX Uang Muka Penjualan XXXXX
Piutang Usaha XXXXX
Piutang Karyawan XXXXX
Piutang SP 1 XXXXX
Piutang Lain-lain XXXXX
Uang Muka Kerja XXXXX
Proyek Bengkel XXXXX
Proyek Gempol XXXXX
Persediaan Bahan Baku XXXXX
Persediaan Barang dalam Proses XXXXX
Persediaan Barang Jadi di Gudang XXXXX
Jumlah Aktiva Lancar XXXXX Jumlah Kewajiban XXXXX
Aktiva Tetap
Tanah XXXXX Hutang BCA I XXXXX
Bangunan XXXXX Hutang BCA II XXXXX
Mesin Produksi XXXXX Hutang Pertamina XXXXX
Peralatan Produksi XXXXX
Kendaraan XXXXX
Investasi Kantor&Pabrik XXXXX
Jumlah Aktiva Tetap XXXXX
Jumlah Utang Jangka
Panjang XXXXX
Akumulasi Penyusutan Aktiva
Tetap
Akumulasi Penyusutan Bangunan XXXXX Modal
Akumulasi Penyusutan XXXXX Modal Pemilik XXXXX
Akumulasi Penyusutan XXXXX
Akumulasi Penyusutan XXXXX
Jumlah Akumulasi Penyusutan XXXXX
JUMLAH AKTIVA XXXXX JUMLAH PASIVA XXXXX
Gambar 15. Neraca Sampurna Kuningan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Garuda Brass
Laporan Keuangan Neraca
Per...
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas xxxxx
Kas di bank xxxxx
Piutang dagang xxxxx
Piutang Karyawan xxxxx
Persekot Pembelian xxxxx
Persrdiaan xxxxx
Total Aktiva Lancar Xxxxx
Aktiva Tetap
Tanah xxxxx
Bangunan Gudang xxxxx
Bangunan Kantor xxxxx
Mesin Produksi xxxxx
Perakatan Produksi xxxxx
Inventaris Kantor xxxxx
Kendaraan xxxxx
Akumulasi Penyusutan xxxxx
Total Aktiva Tetap Xxxxx
TOTAL AKTIVA Xxxxx
PASIVA
Hutang Dagang xxxxx
Hutang Gaji xxxxx
Hutang Lain-lain xxxxx
Persekot Penjualan xxxxx
Total Hutang Xxxxx
Hutang Bank
Hutang Bank Jangka Panjang xxxxx
Hutang Bank Jangka Pendek xxxxx
Total Hutang Bank Xxxxx
Ekuitas
Modal xxxxx
Prive (xxxxx)
Laba Tahun Berjalan xxxxx
Laba bulan ini xxxxx
Total Ekuitas Xxxxx
TOTAL PASIVA Xxxxx
Gambar 16. Neraca Garuda Brass dan Jolyc Brass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Laporan Rugi/Laba
Laporan Rugi Laba merupakan laporan operasi perusahaan selama
periode akuntansi yang menyajikan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan
hasil, laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan
keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam beroperasi,
memprediksikan operasi perusahaan dimasa yang akan datang.
Laporan Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :
1. Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan
/aktivitas dikelompokkan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok
penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelompokkan ke dalam satu
kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih (laba) merupakan
selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2. Multiple Step
Penyusunan laporan disusun secara bertahap mulai dari kelompok
pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha.
Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Akun
yang ada dalam laporan laba rugi adalah akun yang berasal dari buku besar
yang telah dibuat.
Dari tabel dapat diketahuai bahwa hanya ada 4 UMKM yang membuat
laporan laba rugi yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Garuda
Brass, dan Jolyc Brass. Semua UMKM yang membuat laporan keuangan laba rugi
menggunakan bentuk multi step yaitu penyusunan laporan disusun secara bertahap
mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan
beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-
lain. Untuk lebih jelasnya bentuk laporan laba rugi dapat dilihat seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Bentuk Multi Step
Laporan Laba Rugi
Per.......
I PENDAPATAN
Penjualan
Kuningan xxxxx
retur penjualan (xxxxx)
xxxxx
discount penjualan (xxxxx)
penjualan bersih xxxxx
harga pokok penjualan xxxxx
Laba kotor xxxxx
II BIAYA USAHA
BIAYA ADMINISTRASI
Biaya gaji
karyawan xxxxx
Biaya administrasi bank xxxxx
Jumlah Biaya Administrasi xxxxx
BIAYA UMUM
Biaya Fax, Paket, surat xxxxx
biaya air,tlpon & listrik xxxxx
biaya bahan bakar kendaraan xxxxx
biaya perawatan kendaraan xxxxx
biaya perbaikan bangunan xxxxx
biaya perjalanan luar kota xxxxx
biaya pengobatan xxxxx
biaya perbaikan mesin & perlin xxxxx
biaya parkir xxxxx
biaya konsumsi xxxxx
sumbangan umum xxxxx
biaya lain-lain xxxxx
Jumlah Biaya Umum xxxxx
BIAYA
PENJUALAN
biaya pengiriman barang xxxxx
biaya sales/pengantar tamu xxxxx
Jumlah biaya penjualan xxxxx
Jumlah BIAYA-BIAYA (xxxxx)
pendapatan lain-lain/bunga bank xxxxx
Biaya bunga bank (xxxxx)
PPh (xxxxx)
Laba Bersih xxxxx
Gambar. 17 Laporan Laba Rugi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan laporan yang menunjukan
sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah
tertentu pada akhir periode. Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang
perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui
bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau
pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari
investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian atau
pengambilan pribadi.
Dari 10 UMKM yang menjadi sampel penelitian hanya 1 UMKM yang
membuat laporan perubahan modal yaitu Sampurna Dua Kuningan. Laporan
perubahan modal dibuat untuk mengetahui berapa modal yang tersisa pada akhir
periode pembuatan laporan keuangan. Laporan perubahan modal Sampurna
Keuangan Dua dapat dilihat seperti berikut.
SAMPURNA DUA KUNINGAN
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
PER....
Modal Awal Xxxxx
Laba per.. xxxxx
Prive (xxxxx)
(xxxxx)
Modal Akhir Per... Xxxxx
Gambar 18. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi yang relevan mengenai
penerimaan kas dan penggunaan kas suatu perusahaan selama periode akuntansi.
Ikthisar laporan ini terdiri dari laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus
kas dari aktivitas investasi, dan laporan arus kas dari aktivitas pendanaan
(keuangan). Dari hasil penelitian tidak ada UMKM yang membuat laporan arus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kas, hal ini disebabkan karena neraca dan laporan laba rugi saja sudah cukup
membantu mengetahui posisi keuangan usaha mereka seperti dikatakan oleh
informan 3 yaitu :
“ kami tidak membuat laporan arus kas karena laporan keuangan neraca
dan raba rugi sudah cukup membantu kami untuk mengetahui posisi
keuangan usaha kami”
Laporan arus kas dinilai tidak dibutuhkan karana neraca dan laporan laba rugi
sudah cukup bagi UMKM untuk melihat keadaan keuangannya.
d. Laporan Bisnis
Laporan bisnis adalah laporan keuangan yang bersifat tidak baku yaitu
laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM tapi bentuknya tidak sesuai dengan
standar akuntansi. Bentuk laporan bisnis tidak seperti bentuk laporan keuangan
yang sesuai SAK tetapi mereka menganggap bahwa itu adalah sebuah laporan
keuangan. Ada 6 UMKM yang membuat laporan bisnis yaitu Tarindo Kuningan,
Karya Logam, Wartindo Brass, Sinar Raya Logam, dan Bawi Brass.
UMKM yang membuat laporan bisnis karena laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK terlalu rumit bagi mereka dan kurang cocok untuk usaha mereka.
Seperti yang dikatakan oleh informan 6 yang menyatakan.
“Laporan keuangan yang kami buat secara sederhana sudah cukup
membantu usaha kami, laporan keuangan yang sesuai dengan SAK itu
terlalu rumit bagi kami.”
a. Tarindo Kuningan dan Karya Logam membuat laporan keuangan yang
bentuknya hampir sama seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Laporan Keuangan
Per bulan Januari
Tarindo/Karya Logam
Piutang Tarindo/Karya Logam
Nota per bulan November xxxx
Nota per bulan Desember xxxx
Nota per bulan Januari xxxx
Total Piutang xxxx
Utang Tarindo/karya logam
A xxxx
B xxxx
C xxxx
Total utang (xxxx)
Sisa piutang/utang xxxx
Stok barang jadi xxxx
Cash flow xxxx
Gambar 19. Laporan Bisnis Tarindo Brass
Dari laporan yang dibuat dapat dilihat hanya menggambarkan nilai kas
dari usaha yang telah dijalankan. Laporan ini lebih mirip dengan laporan arus kas,
tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK. Laporan itu menunjukkan berapa cash
flow yang didapatkan dari aktivitas UMKM.
b. Tukang Krom Kanigoro, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, dan Wartindo Brass
Membuat laporan keuangan seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Buku Penerimaan/Pemasukan
Tanggal Ket Januari Februari Maret April Mei Juni
1
2
3
Total
Gambar 20. Buku pemasukan Kanigoro Tukang Krom
Buku Pengeluaran
Tanggal Ket Januari Februari Maret April Mei Juni
1
2
3
Total
Gambar 21. Buku pengeluaran Kanigoro Tukang Krom
Analisis Laporan Kuangan
Total Pemasukan – Total Pengeluaran = Laba / rugi
Dari bentuk laporan keuangan diatas hanya ada laporan pemasukan dan
pengeluaran, dengan analisis sederhana maka pemilik UMKM bisa menentukan
laba atau ruginya usaha yang mereka jalankan. Dengan cara mengurangi jumlah
pemasukan dengan jumlah pengeluaran maka akan dapat diketahui apakah mereka
mengalami keuntungan atau kerugian.
Setelah mereka dapat mengetahui keuntungan atau kerugian yang didapat
tiap bulan. Mereka akan merekap total keuntungan atau keugian yang mereka
peroleh dalam jangka waktu satu tahun. Mereka manganggap hasil bentuk rekapan
mereka selama satu tahun sebagai sebuah bentuk laporan laporan keuangan.
Bentuk laporan keuangan yang berupa rekapan selama satu tahun dapat dilihat
seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Pemasukan
Tanggal Ket Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Total
Pengeluaran
Tanggal Ket Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Total
ikhtisar R/L
keterangan
Gambar 20. Laporan Bisnis Kanigoro Krom.
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Kendala Penyusunan Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Dalam proses penyusunan bentuk laporan keuangan pada UMKM terdapat
kendala – kendala yang dialami. Bentuk-bentuk kendala yang dialami UMKM
dalam pemyusunan bentuk laporan keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuaan pemilik UMKM mengenai standar
akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan
2. Para pelaku UMKM menganggap bahwa membuat laporan
keuangan sesuai standar akuntansi terlalu rumit.
3. Banyaknya transaksi yang terjadi membuat banyaknya jurnal yang
harus dibuat.
4. Tidak ada pemisahan keuangan antara uang pribadi dan uang
usaha.
Menurut informan 6 berkata bahwa sulit untuk membuat laporan keuangan
karena tidak ada pemisahan antara uang pribadi dan uang usaha, sehingga
karyawan bagian keuangan tidak bisa membuat neraca. Semua uang yang
didapatkan langsung masuk ke dalam rekening pemilik UMKM. Ada juga
pernyataan informan 5 yang menyatakan
“ bentuk laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi itu sulit buat
kami, karena kami menganggap bentuk laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi terlalu rumit, sehingga kami menyusun bentuk
laporan keuangan sederhana sesuai dengan kebutuhan kami ”
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa UMKM menganggap bentuk
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi terlalu rumit dan susah
untuk dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut maka UMKM membuat bentuk
laporan keuangan sesuai dengan pengetahuan dan kebutuhan mereka tanpa
mengacu pada SAK.
3. Efektivitas Laporan Keuangan
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata
dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Adapun pengertian
efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
adalah sebagai berikut; “ Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya” (Handayaningrat,
1995:16). Menurut Handayaningrat efektivitas merupakan sebuah pengukuran
dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Maka dapat disimpulkan bentuk laporan keuangan yang efektif adalah
laporan keuangan yang telah dibuat sebagai alat pengukur tingkat pencapaian atau
tingkat keberhasilan dari suatu bentuk laporan keuangan agar penyusunan laporan
keuangan dapat dikerjakan dengan lebih mudah/cepat, tenaga/SDM yang tepat,
biaya yang lebih rendah, dan penyusunan laporan keuangan dapat dipahami,
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan
yang akan dilakukan oleh pemilik UMKM.
Ukuran efektivitas laporan keuangan sendiri menurut penggunanya dibagi
menjadi 2 yaitu pihak intern/pemilik UMKM dan pihak ekstern.
Pihak intern atau pemilik UMKM
Menurut para pemilik UMKM laporan keuangan yang mereka buat sudah
efektif karena mereka sudah bisa membaca isi laporan yang mereka buat
dan hasil yang didapatkan dari laporan keuangan yang dibuat sesusai
dengan tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 10
“ Kami hanya membuat laporan keuangan berupa buku
pemasukan dan buku pengeluaran saja, itu saja sudah cukup untuk
mengetahui apakah usaha saya mengalami keuntungan atau
kerugian”
Dari 10 UMKM yang diteliti hanya ada satu UMKM yang menyatakan
laporan keuangan yang mereka buat tidak efektif yaitu Karya Logam,
mereka menganggap laporan keuangan yang dibuat tidak efektif karena
jumlah pengeluaran kadang lebih besar dari jumlah pemasukan. Hal ini
dinyatakan oleh informan 7 sebagai berikut:
“ Laporan keuangan yang kami buat belum efektif, karena jumlah
pengeluaran lebih besar dari jumlah pemasukan hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
disebabkan karena kami terlalu banyak melakukan penjualan
secara kredit ”
Pihak ekstern
Pihak ekstern adalah pihak luar yang membutuhkan laporan keuangan
UMKM yaitu :
a. Investor.
b. Karyawan
c. Pemberi pinjaman
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
e. Pelanggan
f. Pemerintah
g. Masyarakat
Pihak-pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan UMKM
belum tentu menilai laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM itu efektif
walaupun pihak UMKM sudah sangat efektif. Ukuran efektif bagi pihak eksrern
adalah ketika mereka mampu membaca atau menangkap apa yang mereka
inginkan dari laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM. Selain itu pihak ekstern
menilai laporan keuangan itu efektif jika laporan yang dibuat sudah sesuai dengan
standar akuntansi. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang sudah membuat laporan
keuangan sesuai standar akuntansi yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua
Kuningan, Garuda Brass, dan Jolyc Brass sehingga bentuk laporan yang mereka
bua sudah efektif baik bagi pihak intern (UMKM) dan pihak ekstern.
4. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah kebijakan atau keputusan yang dijalankan
oleh pemilik UMKM berdasarkan dari laporan keuangan yang sudah dibuat.
Berdasarkan hasil penelitian para pemilik UMKM sudah membuat kebijakan
berdasarkan laporan keuangan yang sudah mereka buat. Kebijakan yang ambil
berdasarkan informan 2 yaitu dari laporan yang kami buat kami akan menentukan
berapa produksi dan jumlah bahan baku untuk bulan depan, selain itu laporan laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
rugi yang telah kami buat dijadikan dasar untuk menentukan besarnya pajak yang
harus dibayar.
Kebijakan yang diambil diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
baik untuk perkembangan UMKM khususnya mengenai solusi atas persoalan-
persoalan yang terjadi dalam UMKM. Kebijakan akuntansi yang tepat diharapkan
mampu mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga diharapkan tidak
menghambat kegiatan usaha pada UMKM. Kebijakan akuntansi tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4. Kebijakan Akuntansi UMKM
No. Kebijkan Akuntansi Uraian Kebijakan UMKM
SP SP2 JLB GB WB TB SRL KL BB TKK
1 Kas kecil Jolyc Brass memisah kas kecil dengan
kas, Jolyc Brass menggunakan software
akuntansi.
- - √ - - - - - - -
2. Utang/ Piutang UMKM telah mengelompokkan antara
ujang kjangka pendek dan jangka
panjang, tapi hanya satu UKM yang
menerapkan cadangan kerugian piutang.
√ √ √ √ - - - - - -
3 Persediaan Semua UMKM menggunakan metode
FIFO, harga terakhir adalah harga yang
digunakan untuk menilai persediaan,hal
ini disebabkan karena bahan baku
kuningan mahal dan sulit didapatkan.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Penyusutan Metode yang digunakan adalah garis
lurus dan saldo menurun. √ √ √ √
5 Pajak Kebijakan pembyaran pajak berdasarkan
keuntungan yang diperoleh oleh UMKM
dibuat berdasarkan laporan L/R, tapi ada
1 UMKM yang membyaray pajak dengan
menggunakan norma yaitu Tukang
Kanigoro Krom.
√ √ √ √ √
6 Bank UMKM menggunakan bank yang
berbeda untuk kaa dan pengeluaran. √ √ √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang analisis bentuk-bentuk
laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan pada UMKM, penulis
memperoleh temuan bahwa semua UMKM mempunyai bentuk laporan keuangan
yang berbeda-beda. Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian, hanya 4
UMKM yang membuat Neraca, Laporan Rugi/Laba dan Perubahan Modal
sementara 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar UMKM tidak menyusun laporan keuangan
sesuai dengan standart akuntansi. Para pemilik UMKM tidak menyusun laporan
keuangan sesuai dengan standart akuntansi disebabkan karena mereka
menganggap laporan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi itu sulit
atau terlalu rumit untuk dilakukan sehingga banyak bentuk laporan keuangan yang
dibuat UMKM sesuai dengan kemauan mereka tanpa mengacu pada SAK. Oleh
sebab itu maka layak untuk diteliti bentuk-bentuk laporan keuangan dan
efektivitas laporan keuangan yang mereka buat. Data yang diperoleh di lapangan
berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut akan dikaitkan dengan kajian teori dan
lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan
bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan perusahaan terdiri dari beberapa jenis yang menyatakan tentang
kegiatan perusahaan. Jenis-jenis tersebut akan menyatakan tentang kondisi dari
perusahaan tersebut.
a. Pembukuan
Pembukuan Akuntansi adalah proses pancatatan setiap transaksi keuangan,
yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Bisa dilakukan dengan
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
cara sederhana, yaitu dengan buku-buku Bank dan buku Kas, tetapi bisa
dengan cara modern yaitu dengan program komputer, bisa dengan program
worksheet atau dengan program khusus Akuntansi. Dari hasil penelitian semua
UMKM melakukan pembukuan. Pembukukan ada yang dilakukan secara
manual dan dengan menggunakan program komputer. Yang melakukan
pembukuan dengan program akuntansi haya 1 UMKM yaitu Jolyc Brass.
Sedangkan 9 UMKM lain masih melakukan pembukuan secara manual di buku
yang berbeda-beda.
b. Pencatatan
Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-
transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis
kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum
ke buku besar. Dari hasil penelitian 4 UMKM melakukan pencatatan dengan
membuat jurnal dan kemudian memindahbukukannya kedalam buku besar.
c. Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2009:2), Laporan
Keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha mandiri
yang dikembangkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
Dalam menjalankan usahanya UMKM pasti akan membuat pencatatan atau
pembukuan untuk mengetahui keadaan keuangan usaha yang mereka jalankan.
Biasanya mereka ingin mengetahui apakah usaha yang mereka jalankan
mengalami keuntungan atau kerugian. Oleh sebab itu, maka UMKM mau atau
tidak harus membuat laporan keuangan.
Keterbatasan pengetahuan pemilik UMKM mengenai akuntansi
menyebabkan mereka membuat laporan keuangan sesuai dengan keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mereka tanpa mengindahkan standart akuntansi yang berkaku. Hal itu
menyebabkan munculnya berbagai bentuk laporan keuangan pada UMKM. Dari
hasil penelitian dari 10 UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan
Juwana yang diteliti, hanya 4 UMKM yang membuat bentuk laporan keuangan
sesuai dengan standart akuntansi. Sementara 6 UMKM yang lain hanya membuat
laporan bisnis saja, yaitu laporan keuangan yang bentuknya tidak sesuai dengan
standart akuntansi tapi mereka menganggap bentuk laporan yang mereka buat
adalah laporan keuangan.
Kesimpulan dari teori diatas bahwa UMKM kolompok pengerajin
kuningan di kecamatan Juwana telah membuat laporan keuangan dengan bebagai
macam bentuk penyajian laporan keuangan. Ada 4 UMKM yang sudah membuat
bentuk laporan keuangan sesuai standart akuntansi walaupun laporan itu
jumlahnya tidak sesuai dengan SAK. Bentuk laporan keuangan yang telah dibuat
4 UMKM yaitu : Neraca, Laporan Rugi/Laba dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Sedangkan 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis yaitu bentuk
laporan yang tidak sesuai standart akuntansi tapi mereka mengganggap bahwa itu
adalah laporan keuangan.
2. Efektivitas Laporan Keuangan
Bentuk laporan keuangan dinilai efektif bila laporan yang dibuat hasilnya
sudah sesuai dengan tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut. Dari
penelitian yang dilakukan, 9 UMKM menyatakan bahwa bentuk laporan keuangan
yang mereka buat sudah efektif karena hasil yang mereka inginkan yaitu informasi
yang mereka dapatkan sudah sesuai tujuan awal mereka saat membuat bentuk
laporan keuangan. Hanya 1 UMKM yang menganggap laporan keuangan yang
mereka buat kurang efektif, hal ini disebabkan karena tidak berimbangnya jumlah
pemasukan dan pengeluaran. Angka pengeluaran selau lebih besar dibandingkan
dengan pemasukan hal ini disebabkan karena jumlah piutang yang terlalu banyak.
Kurang adanya pengaturan jadwal pembayaran piutang menyebabkan uang yang
masuk lebih sedikit dari pada uang yang keluar.
Berdasarkan teori, pengguna laporan keuangan bukan saja dari pihak
intern (pemilik UMKM), tapi ada pihak ekstern yang juga membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
informasi laporan keuangan. Pihak tersebut adalah para investor, pemberi
pinjaman (bank) dan pemerintah. Laporan keuangan itu dinilai efektif oleh pihak
ekstern jika laporan tersebuat sesuai dengan SAK. Karena pihak ekstern baru bisa
membaca laporan keuangan jika laporan keuangan tersebut sudah sesuai SAK,
karena pihak ekstern akan memberikan kebijakan pada UMKM yang
bersangkutan dengan menilai laporan keuangan yang telah dibuat oleh UMKM.
Seperti pihak pemberi pinjaman (bank), mereka menilai apakah UMKM itu layak
atau tidak mendapatkan pinjaman modal dari bank dari neraca yang telah mereka
buat. Bukan hanya bank, tapi pemerintah juga membutuhkan laporan laba rugi
UMKM untuk menentukan besarnya pajak yang dikenakan pada UMKM.
Bentuk laporan keuangan yang efektif bukan hanya bisa dibaca oleh
pihak intern (pemilik UMKM) tapi juga harus bisa dibaca oleh pihak ekstern. Jika
UMKM menilai bentuk laporan bisnis yang mereka buat sudah efektif tapi tidak
bagi pihak ekstern tidak bisa menilai laporan yang mereka buat efektif karena
tidak sesuai dengan SAK sehingga pihak ektern tidak bisa membaca informasi
yang ada pada laporan keuangan yang dibuat. Oleh sebab itu, maka para pemilik
UMKM diharapkan membuat laopran keuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi supaya bentuk laporan keuangan yang mereka buat bisa dibaca oleh
pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang mereka buat supaya
bentuk laporan keuangan yang mereka buat tidak hanya efekttif untuk pihak intern
(UMKM) tapi juga efektif untuk pihak ekstern.
3. Kebijakan Akuntansi
Setiap laporan keuangan yang dibuat pasti memiliki tujuan yaitu untuk
pengambilan kebijakan akuntansi. Menurut IAI kebijakan akuntansi meliputi
pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang
digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama.
Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas
ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang
paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1.Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan
cadangan rahasia atau disembunyikan.
2. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai
dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu
bentuk hukum transaksi atau kejadian.
3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material
yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada
kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan
lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi
dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat
dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu
pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau
salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.
UMKM sendiri telah mengambil kebijakan akuntansi dari laporan
keuangan yang telah mereka buat diantaranya adalah untuk pengambilan
keputusan tentang produksi dan bahan baku untuk masa yang akan datang. Tidak
hanya itu laporan yang mereka buat juga sudah digunakan untuk pengambilan
utang usaha dari pihak pemberi pinjaman (bank) dan penentuan besar pajak yang
harus dibayarkan kepada pemerintah. Dari kebijakan akuntansi yang telah mereka
buat diharapkan akan kebijakan memberikan kontribusi untuk perbaikan dan
perkembangan dari usaha yang dijalankan. Pengambilan kebijakan yang tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
akan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta dapat
memperbaiki kinerja usaha yang mereka jalankan khususnya di bidang akuntansi.
4. Kendala Penyusunan Bentuk Laporan Keuangan
Kendala bagi UMKM dalam penyusunan bentuk laporan keuangan
adalah terbatasnya pengetahuan pemilik UMKM mengenai bentuk laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK serta anggapan bahwa bentuk laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK terlau rumit dan merepotkan bagi mereka.
Sehingga UMKM banyak membuat bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki. Banyaknya jumlah transaksi dan jenis barang
yang bermacam-macam semakin menyulitkan UMKM untuk menyusun bentuk
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK.
Kendala lain adalah tidak adanya pemisahan keuangan antara uang
pribadi dengan uang usaha. Hal ini menyebabkan bercampurnya uang usaha dan
uang pribadi sehingga pemilik UMKM tidak bisa memisahkan pengeluaran
pribadi dan pengeluaran usaha. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi (2006) yang menyatakan “kesulitan
penyusunan laporan keuangan disebabkan faktor adalah kewajiban UMKM untuk
menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban yang
demikian sangat memberatkan UMKM”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan unit usaha yang
dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UMKM mempunyai peran
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain memberi
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga
kerja dalam jumlah yang besar. Perkembangan usaha kecil dan menengah
seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala
internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan
lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk
modal kerja.
Sebuah usaha mikro kecil dan menengah membutuhkan strategi
pengolahan keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UMKM
tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas
usahanya. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus
dimiliki oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Laporan
keuangan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan usaha dan juga
dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajuan permintaan pinjaman
bantuan modal kepada para kreditur misalnya pihak perbankan. Di sinilah salah
satu permasalahan utama, mayoritas UMKM masih belum menyadari pentingnya
membuat bentuk laporan keuangan yang efektif yang sesuai dengan SAK.
Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan para
pelaku UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana tentang
SAK dikarenakan sebagian besar hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA/STM.
Hal ini menyebabkan para pemilik UMKM kurang begitu mengetahui mengenai
SAK dalam membuat bentuk laporan keuangan sehingga para pemilik UMKM
membuat laporan keuangan sesuai dengan kemampuan mereka tanpa mengacu
pada SAK. Maka muncul berbagai macam bentuk laporan keuangan tetapi sudah
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
efektifkah laporan keuangan yang dibuat oleh para pemilik UMKM. Dari
penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Semua UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana telah
membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK.
a. Pembukuan
Dari hasil penelitian semua UMKM melakukan pembukuan, pembukuan
yang dilakukan yaitu buku kas harian, buku penjualan, buku pembelian,
buku utang, buku piutang, buku persediaan bahan baku dan buku gaji
karyawan
b. Pencatatan
Pencatatan yaitu menganalisis bukti-bukti transaksi yang dilakukan untuk
kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang
selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis kedalam
jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke
buku besar. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang melakukan pencatatan
yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan
Garuda Brass.
c. Laporan Keuangan
Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian ada 4 UMKM yang
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK. UMKM yang telah
membuat laporan keuangan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua
Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Empat UMKM tersebut telah
membuat laporan keuangan walaupun hanya membuat Neraca, Laporan
Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas.
d. Laporan Bisnis
Laporan bisnis adalah bentuk laporan keuangan yang tidak sesuai dengan
SAK tetapi UMKM menganggapnya sebagai laporan keuangan. Dari 10
UMKM yang diteliti, 6 UMKM membuat laporan bisnis yaitu Tarindo
Kuningan, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, Karya Logam, Wartindo Brass
dan Kanigoro Tukang Krom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuanagan
Semua UMKM menyatakan bahwa laporan keuangan yang mereka buat sudah
efektif artinya tujuan mereka membuat laporan keuangan telah tercapai yaitu
informasi yang ingin didapatkan dari laporan keuangan yang telah dibuat telah
dicapai. Hanya 1 UMKM yang meuyatakan laporan keuangan yang mereka
buat tidak efektif yaitu Karya Logam, mereka menganggap laporan keuangan
yang mereka buat karena jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan jumlah
pemasukan. Hal ini disebabkan karena UMKM terlalu banyak menjual barang
secara kredit dan tidak adanya penjadwalan pembayaran piutang oleh UMKM.
Ukuran efektif sendiri diukur melaui 2 pihak yaitu pihak ektern dan intern,
pihak intern adalah pemilik UMKM sedangkan pihak ekstern adalah pihak
luar UMKM yaitu pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang
dibuat oleh UMKM. Pihak ekstern bisa membaca laporan keuangan UMKM
jika laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan SAK. Jadi laporan yang
efektif menurut pihak ekstern adalah laporan keuangan yang sesuai dengan
SAK. Dari 10 UMKM yang membuat laporan sesuai dengan SAK hanya 4
UMKM saja, maka laporan keuangan yang efektif adalah laporan yang dibuat
oleh Sampurna Kuningan, Sampurna Dua kuningan, Jolyc Brass dan Garuda
Brass. Sementara 6 UMKM lain membuat laporan keuangan tapi bentuknya
tidak sesuai dengan SAK atau hanya membuat laporan bisnis saja, walaupun
menurut UMKM laporan yang telah mereka buat sudah efektif tapi laporan
tersebut tidak efektif bagi pihak ekstern.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi
teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa bentuk laporan keuangan
yang efektif adalah bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK. Bentuk
laporan yang efektif harus bisa dibaca oleh pihak intern (UMKM) dan pihak
ekstern. Bentuk laporan keuangan yang efektif bagi pihak ekstern dapat digunakan
untuk mengambil sebuah keputusan terhadap UMKM, misal pihak pemberi kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dapat menentukan berapa pinjaman yang bisa mereka terima dari laporan
keuangan yang sudah dibuat atau pemerintah yang menentukan tarif pajak yang
harus dibayar UMKM melalui laporan keuangan yang mereka buat. Untuk pihak
intern (UMKM) laporan yang mereka buat digunakan untuk mengambil keputusan
mengenai jumlah produksi yang bulan depan atau persediaan bahan baku yang
dibutuhkan. Bentuk laporan yang efektif diharapkan mampu membantu UMKM
untuk menjalankan usaha supaya berjalan dengan lancar.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bentuk-bentuk
laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan yang dibuat oleh usaha kecil
dan menengah. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat akan digunakan
untuk membuat suatu kebijakan yang digunakan mendukung kelanjutan usaha
yang dijalankan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain:
a. Kebijakan untuk menyusun bentuk laporan keuangan yang efektif.
b. Kebijakan dalam menentukan jumlah produksi diwaktu yang akan datang.
c. Kebijakan untuk membeli persediaan bahan baku yang akan digunakan
untuk produksi di waktu yang akan datang.
d. Kebijakan dalam memberikan bonus pada karyawan yang telah bekerja
dengan baik.
e. Kebijakan menekan biaya produksi dan biaya-biaya lain untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal.
f. Kebijakan untuk pengambilan hutang pada bank atau pemberi pinjaman
g. Kebijakan menentukan jadwal pembayaran utang atau piutang UMKM
h. Kebijakan UMKM untuk membayar pajak kepada pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis
mengajukan saran sebagai berikut:
a. Bagi UMKM
1. Bentuk-bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM kelompok
pengerajin kuningan dikecamatan Juwana sudah efektif tapi hanya
untuk pihak intern (UMKM), untuk membuat bentuk laporan keuangan
yang sudah efektif baik bagi pihak intern dan pihak ekstern maka
UMKM perlu membuat bentuk laporan keuangan sesuai dengan SAK.
2. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat, UMKM harus bisa
menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat agar kegiatan usaha yang
dilakukan oleh UMKM bisa berjalan dengan lancar dan berkembang
dengan baik.
3. Untuk UMKM Karya Logam diharapkan bisa menghitung berapa
jumlah penjualan kreditnya dan menjadwalkan pembayaran piutang.
Agar jumlah pemasukan bisa lebih besar atau minimal imbang dengan
jumlah pengeluaranya.
b. Bagi Pemerintah
Pemerintah bisa membantu UMKM untuk memberi pelatihan penyusunan
Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAK/SAK-ETAP agar pemilik
UMKM lebih paham mengenai SAK/SAK-ETAP
c. Bagi Universitas
Universitas bisa bekerjasama dengan UMKM untuk program
KKL/magang, agar mahasiswa bisa membantu UMKM menyusun bentuk
penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK/SAK-ETAP