analisis efisiensi perbankan syariah dengan metode...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN METODE
DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN NILAI ISLAM
Studi Kasus Pada Bank Syariah W, X, Y, Z
Periode 2010 – 2016
Tesis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Master Ekonomi
(M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Magister Perbankan Syariah
Diajukan Oleh:
FITRI SAGANTHA
NIM: 21140850100025
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRACT
The aimed of this research is to analyze the efficiency level of Islamic Banks in Indonesia
using Data Envelopment Analysis (DEA) and Islamic Values methods during 2010 – 2016
and to analyze influence input variables and output variables towards Islamic Banking’s
growth using Partial Least square (PLS). This research is a quantitative research and the
object of this study is Islamic Bank W, X, Y and Z. The data used in this research is
secondary data gathered from financial statement issued by each Islamic Bank or Otoritas
Jasa Keuangan, the sampling technique used in this research is purposive sampling method.
The input variables in this research are third parties share on return of temporary syirkah
funds and salaries and benefits expenses, while the output variables are income from fund
management by the Bank as mudharib and other operating income.
The result of this research indicates that the level of Islamic Bank’s efficiency during 2010 –
2016 is fluctuative, Islamic Bank Y is the most efficient for achieving efficient values 100
percent during 2010 – 2013 and 2016. Result for measuring level of Islamic Bank’s
Efficiency using Islamic values method shows that Islamic Value influence level of Islamic
Bank’s efficiency, with the most efficient Islamic Banks is Islamic Bank Y because Islamic
Bank Y efficient at all the variable. Result for influence variables input and variables output
towards Islmaic Bank’s growth indicate that variables third parties share on return of
temporary syirkah funds and income from fund management by the banks as mudharib are
significantly influnce negative, while variables salaries and benefits expenses and other
operating income are significantly influence positive.
Keywords : Efficiency, Data envelopment Analysis (DEA), Islamic Values, Islamic banks
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Nilai
Islam selama periode 2010 sampai dengan 2016 serta melihat pengaruh variabel
input dan variabel output terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah. Penelitian ini
bersifat kuantitatif. Studi kasus yang menjadi objek penelitian ini yaitu pada 4 Bank
Syariah yang terdiri dari Bank Syariah W, X, Y dan Z, dengan metode pemilihan
sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan
keuangan yang diterbitkan masing – masing Bank Syariah atau lembaga Otoritas Jasa
Keuangan. Pengukuran tingkat efisiensi dalam penelitian ini menggunakan metode
Data Envelopment Analysis dan Nilai Islam dengan variabel input yang terdiri dari
hak pihak ketiga atas bagi hasil, beban tenaga kerja, sedangkan variabel output terdiri
dari pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan operasional lainnya. Pada
penelitian melihat pengaruh variabel menggunakan Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi Bank – Bank
Syariah selama periode penelitian yaitu 2010 – 2016 dengan metode Data
Envelopment Analysis (DEA) mengalami fluktuatif. Bank Syariah yang memiliki
tingkat efisiensi paling baik adalah Bank Syariah Y karena mencapai tingkat efisiensi
100 persen hampir disetiap tahunnya. Pada hasil analisis tingkat efisiensi dengan
Nilai Islam didapatkan hasil bahwa Nilai Islam mempengaruhi tingkat efisiensi Bank
Syariah, dimana Bank Syariah yang memiliki tingkat efisiensi paling baik adalah
Bank Syariah Y. Pada hasil analisis pengaruh variabel input dan output, didapatkan
hasil bahwa variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil dan pendapatan pengelolaan
dana signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah,
sedangkan variabel beban tenaga kerja dan pendapatan operasional lainnya signifikan
berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Nilai Islam, Bank Syariah
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillahhirrabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini, sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Pascasarjana (S2) Jurusan Magister Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
sebagai pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat
manusia serta para sahabat, keluarga, dan orang-orang sholeh maupun sholehah
yang diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada banyak pihak. Yang paling utama penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada kedua orangtua penulis, Bapak Parobi dan Ibu Sismawati,
yang telah melahirkan, membimbing dengan penuh kasih sayang, mendoakan
yang tiada hentinya dan selalu mendukung moril dan materil kepada penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
2. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., BKP Selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., MH selaku Wakil Dekan
II Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, MA
selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Bapak Dr. Herni Ali, SE., MM selaku Ketua Jurusan Magister Perbankan
Syariah dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing, memberikan arahan serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
4. Bapak Ade Suherlan, SE, MM., MBA selaku Sekretaris Jurusan Magister
Perbankan Syariah.
5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. Slm selaku Dosen
Pembimbing II dan sebagai penemu H Theory serta rumus total Qur’an 1587
x 4 = 112 + 6236 yang dengan kerendahan hati bersedia meluangkan waktu,
dengan sabar membimbing serta memberikan ilmu yang bermanfaat dan
masukan yang sangat berarti selama penulis mengerjakan dan menyelesaikan
tesis ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Magister Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah.
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Utama yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi pustaka.
8. Keluarga Besar Ceknang Nurjaya dan Keluarga Besar Mansur Alie.
Khususnya keluarga Uwak Zulkifli Lubis yang telah memberikan dukungan
iii
moril dan materiil kepada penulis, sejak dulu masa – masa sekolah sampai
masa – masa penulis menempuh jenjang strata 2.
9. Sahabat – sahabat Magister Perbankan Syariah Angkatan II (2015), Ka Sri,
Ka Rini, Ka Ratih, Cece, Ka Frizan, Bang Erwin, Ka Syauzi, Brian, dan
Alfian yang menemani penulis selama perkuliahan, selalu memberi motivasi
dan semangat penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga
kebaikan dan bantuan kalian menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pembaca dan pihak yang
memerlukannya.
Jakarta, 17 April 2017
Fitri Sagantha
iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Filosofi Ekonomi Islam .............................................................................. 12
B. Perbankan Syariah………………………………………………………..15
v
C. Konsep Efisiensi......................................................................................... 17
D. Efisiensi Bank ............................................................................................ 20
E. Teori H dalam Ekonomi ............................................................................. 23
F. Beban Tenaga Kerja ................................................................................... 24
G. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil ............................................................. 26
H. Pendapatan Pengelolaan Dana ................................................................... 27
I. Pendapatan Operasional Lainnya ............................................................... 29
J. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 29
K. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 38
L. Hipotesis ..................................................................................................... 39
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 40
B. Teknik Penentuan Sampel .......................................................................... 40
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 41
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 42
1. Metode Pengukuran Efisiensi DEA .................................................... 42
2. Uji H .................................................................................................... 47
3. Partial Least Square ............................................................................. 49
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 55
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 57
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 61
1. Hasil perhitungan dan analisis tingkat efisiensi dengan DEA ............. 61
vi
a. Target Input dan Output Bank Syariah W...................................... 65
b. Target Input dan Output Bank Syariah X ...................................... 67
c. Target Input dan Output Bank Syariah Y ...................................... 69
d. Target Input dan Output Bank Syariah Z ....................................... 71
2. Hasil perhitungan dan analisis pengaruh variabel input dan output
terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah ....................................... 74
a. Uji Validitas ................................................................................... 75
b. Uji Reliabilitas ............................................................................... 78
c. Uji Hipotesis................................................................................... 79
3. Hasil perhitungan dan analisis tingkat efisiensi dengan Nilai Islam.... 83
a. Kriteria Uji H ................................................................................. 83
b. Hasil Perhitungan Uji H dan Analisis ............................................ 85
BAB V: SIMPULAN DAN IMPLIKASI .............................................................. 98
A. Simpulan .................................................................................................... 98
B. Implikasi ................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 102
LAMPIRAN ......................................................................................................... 105
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan
1.1 Perkembangan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Jumlah Pembiayaan
periode 2010 – November 2016 ................................................................. 2
1.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah periode 2010 – November
2016............................................................................................................ 2
1.3 Pertumbuhan Bank Syariah periode 2010 – November 2016 .................... 3
4.1 Variabel Input Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Bank Syariah W, X, Y,
Z Tahun 2010 – 2016 ............................................................................... 58
4.2 Variabel Input Beban Tenaga Kerja Bank Syariah W, X, Y, Z Tahun
2010 – 2016.............................................................................................. 58
4.3 Variabel Output Pendapatan Pengelolaan Dana Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 .................................................................................. 59
4.4 Variabel Output Pendapatan Operasional Lainnya Bank Syariah W, X, Y,
Z Tahun 2010 – 2016 ............................................................................... 60
4.5 Laba Bank Syariah W, X, Y, Z Tahun 2010 – 2016 ................................ 61
4.6 Tingkat Efisiensi Bank Syariah W, X, Y, Z ............................................ 62
4.7 Tingkat Efisiensi Bank Syariah W .......................................................... 65
4.8 Tingkat Efisiensi Bank Syariah X............................................................ 68
viii
4.9 Tingkat Efisiensi Bank Syariah Y............................................................ 70
4.10 Tingkat Efisiensi Bank Syariah Z ............................................................ 72
4.11 Nilai Outer Loadings................................................................................ 76
4.12 Hasil Cross Loading ................................................................................. 76
4.13 Hasil Average Variance Extracted ........................................................... 77
4.14 Hasil Composite Reliability ..................................................................... 78
4.15 Hasil Cronbach’s Alpha ........................................................................... 79
4.16 Hasil Uji T................................................................................................ 80
4.17 Hasil R Square ......................................................................................... 82
4.18 Bobot Nilai Islam ..................................................................................... 85
4.19 Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah W............................................. 86
4.20 Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah X ............................................. 86
4.21 Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah Y ............................................. 87
4.22 Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah Z .............................................. 87
4.23 Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah W............................................. 88
4.24 Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah X ............................................. 89
4.25 Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah Y ............................................. 89
ix
4.26 Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah Z .............................................. 90
4.27 Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah W .......................................... 91
4.28 Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah X ........................................... 92
4.29 Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah Y ........................................... 92
4.30 Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah Z ........................................... 93
4.31 Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah W .......................................... 94
4.32 Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah X ........................................... 94
4.33 Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah Y ........................................... 95
4.34 Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah Z ........................................... 95
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan
4.1 Tingkat Efisiensi Bank Syariah W, X, Y, Z ............................................ 64
4.2 Pola SmartPLS ......................................................................................... 75
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Data Variabel Input dan Output Bank Syariah .................................................... 105
Data Total Variabel .............................................................................................. 107
Hasil DEAWIN .................................................................................................... 108
Hasil SmartPLS .................................................................................................... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan industri keuangan Islam khususnya perbankan
syariah telah meningkat secara signifikan. Perbankan syariah diakui sebagai
lembaga yang paling cepat pertumbuhannya di dunia perbankan dan keuangan.
Industri perbankan syariah telah diterima secara mendunia dan telah berubah
dari industri ‘bayi’ sejak 1970 atau lebih dari 25 tahun yang lalu, hingga
sekarang menjadi salah satu industri yang paling layak dan menjadi model
alternatif untuk lembaga intermediasi (Tahir, 2013). Secara global,
pertumbuhan total aset Bank Syariah rata – rata pertahun dapat mencapai dua
digit (Imam dan Kpodar, 2010) atau sekitar 1,6 Trilliun Dolar pada 2012
(Grewal, 2013).
Industri perbankan syariah di Indonesia juga telah menunjukkan
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut dapat terlihat dari
beberapa indikator keuangan dan rasio keuangan pada Bank Syariah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, selama tahun 2010 sampai
November 2016 terjadi peningkatan pada besarnya Aset, Dana Pihak Ketiga
(DPK), dan Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah.
2
Tabel 1.1
Perkembangan Aset, DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Tahun 2010 – Nov 2016 (dalam Milyar Rupiah)
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Selain dari itu, pada data rasio keuangan seperti NPF dan FDR
mengindikasikan adanya peningkatan kinerja yang menggambarkan
perkembangan pada industri perbankan syariah di Indonesia dan menunjukkan
bahwa bank telah menggunakan sumber daya keuangannya dengan baik
sehinggan meningkatkan investasi dan juga pertumbuhan. Pertumbuhan total
aset pada November 2016 meningkat sebesar 339.343 Milyar Rupiah dimana
sebelumnya pada tahun 2015 berjumlah 296.262 Milyar Rupiah.
Tabel 1.2
Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010 – Nov 2016
(Dalam Persen)
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kemajuan industri perbankan syariah nasional juga terbukti dengan
diubahnya UU No 7 Tahun 1992 menjadi UU No 10 Tahun 1998 tentang
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Aset 97.519 145.466 195.018 242.276 272.343 296.262 339.343
DPK 76.037 115.415 147.512 183.534 217.858 231.176 270.480
Pembiayaan 68.181 102.655 147.505 184.122 199.330 212.996 240.381
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
NPF 3,02 2,52 2,22 2,62 2,55 3,03 3,26
FDR 89,66 88,94 100,00 100,32 109,2 104,88 96,60
3
Perbankan, dimana mengakui adanya Dual Banking System yaitu system
konvensional dengan system syariah atau bagi hasil. Selain itu, untuk semakin
memperkuat kedudukan Bank Syariah di Indonesia pemerintah mengatur
secara khusus dalam UU No 21 Tahun 2008. Serta pemerintah melakukan
kebijakan – kebijakan pengembangan dan pertumbuhan dengan salah satu cara
yaitu memberikan izin kepada Bank Konvensional untuk membuka kantor
cabang Unit Usaha Syariah (UUS) dan melakukan spin off atau dengan
konversi bank konvensional ke Bank Syariah.
Tabel 1.3
Pertumbuhan Bank Syariah Tahun 2010 – Nov 2016
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdasarkan data lain terkait pertumbuhan dari Otoritas Jasa Keuangan,
pada tahun 2015 industri perbankan syariah nasional dalam hal pertumbuhan
aset, pinjaman yang diberikan dan Dana Pihak Ketiga baik Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah masing –
masing mengalami pertumbuhan sebesar 9,00%, 7,06% dan 6,37%. Dalam hal
peningkatan dan perbaikan kinerja yang terlihat dari sisi Return On Asset
perbankan syariah juga mengalami peningkatan sebesar 0,79% pada tahun
2014 menjadi 0,83% pada tahun 2015. Berdasarkan data – data yang
dikemukakan diatas, terlihat bahwa industri perbankan syariah nasional
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
BUS 11 11 11 11 12 12 13
UUS 23 24 24 23 22 22 21
BPRS 150 155 158 163 163 163 164
4
bersaing secara ketat, khususnya selama tahun 2010 sampai dengan 2016,
dimana perkembangan perbankan syariah tidak hanya terkait masalah besaran
jumlah aset, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan jumlah pembiayaan, tetapi
juga terkait pertumbuhan jumlah Bank Syariah selama rentang waktu dan
kinerja bank tersebut.
Terkait perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan syariah,
bank dalam sebuah negara sangat penting karena memegang peranan dalam
pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi yang memobilisasi dana dari pihak yang kelebihan dana kepada
pihak yang kekurangan dana dalam bentuk pembiayaan, hal tersebut dapat
mendorong sektor – sektor lain sebagai akibat dari produktifnya dana yang
dikelola oleh bank. Bahkan hampir seluruh kegiatan ekonomi selalu
membutuhkan jasa perbankan seperti kebutuhan transaksi internasional dan
local, mengedarkan uang, dan tempat melakukan investasi. Dengan ini, fungsi
perbankan menjadi semakin luas dan semakin dibutuhkan bagi sebuah negara
maupun masyarakat, sehingga membuat industri perbankan menjadi ‘subur’ di
masyarakat.
Banyaknya jumlah Bank Syariah yang beroperasi khususnya dalam
bentuk Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS ( Unit Usaha Syariah) di
Indonesia dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang diberikan
memang di satu sisi dapat memberikan dampak yang positif, tapi disisi lain
dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat (Muharram dan Purvitasari,
2007). Dengan semakin dinamisnya kondisi ekonomi dan lingkungan bisnis
5
tentu akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan (Prasetyia dan Diendtrara,
2010) maka hal selanjutnya adalah muncul pertanyaan, apakah performa
perbankan syariah efisien ? atau perbankan syariah dalam keadaan inefisien
ketika menghadapi ketatnya persaingan sejenis maupun global ? Oleh sebab
itu, peneliti menilai bahwa penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting.
Efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus
menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam
meminimumkan tingkat risiko yang dihadapinya. Pengukuran Efisiensi dapat
dijadikan sebagai indikator penting dalam melihat kemamapuan Bank Syariah
untuk bertahan dan menghadapi ketatnya persaingan pada industri perbankan
syariah maupun industri perbankan nasional (Faza dan Hosen, 2013).
Sedangkan menurut Iswardono dan Darmawan menyatakan bahwa efisiensi
perbankan dirasakan penting saat ini maupun masa mendatang, karena (1)
kompetisi yang semakin ketat, (2) permasalahan yang timbul sebagai akibat
berkurangnya sumber daya,(3) meningkatnya standar kepuasan nasabah
(Saepullah, 2013). Dengan kata lain, efisiensi menjadi penting untuk sebuah
bank, selain untuk memperlihatkan bahwa bank tersebut sehat atau tidak,
memperlihatkan kinerja sebuah bank dalam menggunakan input – inputnya
untuk meghasilkan output yang maksimal, tetapi juga dapat menarik investor
khususnya masyarakat untuk menginvestasikan dananya serta menjadikan
bank tersebut lebih kompetitif di pasarnya.
Semakin kompleksnya permasalahan ekonomi dan kehidupan,
ditambah dengan urgensi pengukuran efisiensi membuat semakian
6
berkembang pula pengukuran efisiensi dengan berbagai alat analisis. Namun,
alat analisis yang selama ini berkembang masih dirasakan perlu menanamkan
makna ibadah dalam proses alat analisis, agar menjadikan tujuan analisis
ekonomi memberikan manfaat ganda yaitu dunia dan akhirat (Aziz, 2016).
Penelitian selama ini berbasiskan pola berpikir linier dengan pendekatan
sekuler, memisahkan keilmuan dengan keagamaan, sehingga otomatis makna
ibadah tercerabut dengan sendirinya. Makna ibadah merupakan proses yang
alami dalam setiap aktivitas kehidupan manusia termasuk ekonomi. Petunjuk
mengenai ibadah yang diberikan oleh Allah SWT berasal dari ayat kauliyah
yaitu Al – Qur’an dan As Sunnah serta ayat kauniyah yaitu alam semesta. Hal
tersebut sesuai dengan Adz Dzariyat : 56 yang artinya :
“ Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah “
Fenomena alam dan ekonomi sudah ada sejak sebelum wahyu kauliyah
diturunkan. Makna beribadah pasti sudah bisa diejawantahkan oleh pendahulu
umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW, dengan mempelajari ayat
kauniyah yang terjadi dari fenomena alam dan ekonomi tersebut. Kemudian
pada era risalah Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT fenomena alam dan
ekonomi tersebut dikodifikasi serta diintegrasikan dalam ayat kauliyah. Ayat
kauliyah memberikan inti kodifikasi dari keberekonomian yang ada, sedangkan
detil penjabaran para peneliti muslim wajib merujuk pada sumber utamanya.
Allah menegaskan bahwa penciptaan pasti mengandung makna ibadah,
maka ini bisa menjadi dasar bahwa kewajiban peneliti muslim untuk
menjadikan alat analisis juga terdapat nilai ibadah. Selama ini keilmuan
7
ekonomi mengopipastekan alat analisis dari barat seperti program linear,
regresi berganda dan lain sebagainya. Probabilitas besar terhadap alat analisis
tersebut kurang memiliki nilai ibadah adalah Karena kalangan barat
membangun alat analisis tersebut selalu meniadakan faktor agama dalam sains.
Untuk itu, peneliti muslim perlu didorong secara berjamaah, merubah konsep
alat analisis sesuai dengan model berpikir Islami, sehingga mampu
memberikan tolak ukur yang sesuai dengan nilai Islam.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengangkat judul
“Analisis Efisiensi Perbankan Syariah dengan Metode Data Envelopment
Anlysis (DEA) dan Nilai Islam“
B. Identifikasi Masalah
Dalam dua dekade terakhir industri perbankan syariah telah menjadi
pangsa pasar yang menyaingi sektor konvensional dibanyak negara,
menjadikan perkembangan studi yang berkaitan dengan sektor Bank Syariah
maupun keuangan Islam telah sama berkembang dan mengarah ke pemahaman
yang lebih luas. Bank Syariah memiliki fungsi yang sama dengan bank
konvensional yaitu sebagai lembaga intermediary. Sebagai lembaga
intermediari, Bank Syariah tentu dihadapkan permasalahan yang sama dengan
bank konvensional yang berkaitan dengan masalah kinerja, kesehatan bank
serta efisiensi.
Permasalahan efisiensi tidak bisa diabaikan begitu saja, semakin
berkembang dan tumbuhnya baik dari segi aset, pembiayaan, nasabah, kondisi
ekonomi dan persaingan antar sektor maupun beda sektor, akan semakin
8
menuntut bank agar tetap dalam kondisi yang efisien dalam menggunakan
inputnya untuk menghasilkan output yang optimal. Dalam pembahasan
mengenai efisiensi, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah – masalah yang
muncul yang akan diteliti sesuai dengan batasan kemampuan peneliti. Masalah
yang diidentifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pertumbuhan dan perkembangan perbankan di
Indonesia ?
2. Bagaimana tingkat pertumbuhan dan perkembangan perbankan
syariah di Indonesia ?
3. Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi
Bank Syariah ?
4. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan
metode Data Envelopment Analysis ?
5. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan
Nilai Islam ?
6. Bagaimana pengaruh variabel input dan variabel output terhadap
tingkat pertumbuhan perbankan syariah ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang diuraikan diatas,
maka peneliti merasa butuh untuk membatasi fokus masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini yaitu tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia serta
melihat pengaruh variabel input yang terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi
hasil, beban tenaga kerja dan variabel output yang terdiri dari pendapatan
9
pengelolaan dana, pendapatan operasional lainnya terhadap tingkat
pertumbuhan perbankan syariah. Untuk mengukur tingkat efisiensi digunakan
uji non parametrik dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan
dengan Nilai Islam, sedangkan melihat pengaruh variabel input dan output
dengan menggunakan Partial Least Square.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis ?
2. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan syariah dengan Nilai Islam ?
3. Bagaimana pengaruh variabel input dan variabel output terhadap tingkat
pertumbuhan perbankan syariah ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis
2. Mengetahui tingkat efisiensi perbankan syariah dengan Nilai Islam.
3. Mengetahui pengaruh variabel input dan output terhadap tingkat
pertumbuhan perbankan syariah.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya:
10
1. Bagi Akademis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai tingkat
efisiensi pada Bank Syariah di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.
b. Manfaat Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pembanding dan
referensi bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang.
2. Manfaat Bagi Praktisi atau Operasional
a. Manfaat bagi otoritas perbankan ( Pemerintah, Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan) sangat menaruh perhatian terhadap
terpeliharanya suatu sistim perbankan yang sehat, kuat dan efisien
dalam rangka pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh otoritas
perbankan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan kesehatan
lembaga perbankan sekaligus melakukan langkah – langkah
pembinaan.
b. Manfaat bagi perusahaan atau industri perbankan syariah, hasil
penelitian ini diharapkan dijadikan bahan referensi bagi manajemen
bank dalam rangka meningkatkan kinerja bank yang dipimpin,
11
mengambil langkah – langkah strategis dan mengeluarkan kebijakan
perusahaan.
3. Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini nasabah, penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat pengguna jasa
terhadap tingkat efisiensi lembaga perbankan dan dapat dimanfaatkan
sebagai acuan pemilihan penempatan dana. Dengan demikian, mereka
dapat memilih bank yang tepat untuk memenuhi kebutuhan transaksinya
serta berkinerja baik.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Filosofi Ekonomi Islam
Ontologi dari konsep Kaffah adalah Islam. Bahwa sistem kehidupan
yang ada pada diri sendiri, lingkungan sekitar dan alam semesta berawal dari
konsep Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah Islam. Kata
Islam memiliki akar dari 3 huruf, yaitu “s” atau “sin”, huruf “l” atau “lam” dan
“m” atau “mim” (Aziz, 2015). Ada ayat yang mendukung makna ontologi dari
Islam pada Q.S Ali Imran (3) : 19 yang artinya : “Sesungguhnya agama yang
diridhai disisi Allah hanyalah Islam. (Q.S Ali Imran :19).
Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin ilmu
secara bersamaan yaitu, ilmu ekonomi murni dan ilmu fiqih muamalat. Sumber
fiqh muamalat adalah wahyu yang didasarkan pada petunjuk Al Qur’an, Hadist
Nabi dan sumber ilmu ekonomi Islam adalah pikiran manusia (akal). Wahyu
dalam Islam merupakan sumber ilmu pengetahuan dan sekaligus penuntun
(guide) dalam kehidupan manusia, karena ia merupakan emanasi kebenaran
yang bersumber dari kebenaran yang sejati. Sedangkan akal merupakan
instrument untuk mencapai pengetahuan, alat untuk mempersepsi, memahami,
mengamati, menerima, membedakan, dan menimbang mashlahat serta
mafsadat (Aziz, 2008). Dalam ontologi dari semua ciptaan atau makhluk atau
alam semesta adalah sistem dan sistem dasar yang bernama Islam. Pada dasar
13
dari sistem ini ( Islam) maka unsur sub sistem yang ada telah diciptakan oleh
Tuhan dan bukan oleh manusia atau makhluk lainnya (Aziz, 2015).
Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif atau
menyeluruh. Dan kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi
epistemologi dari konsep institusi keuangan yang dikembangkan, yaitu kaffah.
Institusi keuangan yang kaffah merupakan epistemologi yang muncul karena
beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah Islam dan Islam dianggap
suatu sistem (Aziz, 2015). Epistemologi ini didukung oleh Q.S Al Baqarah [2]
: 208, yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S Al Baqarah : 208).
Secara epistemologi dalam istilah ekonomi, ekonomi berasal dari
bahasa Yunani yaitu kata oikonomia, kata oikonomia berasal dari dua kata
oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Jadi ilmu
ekonomi adalah ilmu mengatur rumah tangga, yang dalam bahasa inggris
disebut economics (Samuelson, 2004 : 3). Kata economics tidak ditemukan
dalam Al Qur’an. Menurut Hans Wehr (1961) yang diedit oleh J. Milton
Cowan, dijumpai kata dasar “qa sha da”, yang dilahirkan “qasd” yang berarti
(endeavor, aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution, object,
goal, aim, end, frugality, thrift, dan economy), “qasdan” (intentional,
intendend), “qasid” (aspired, desired, zimed at, intended), “maqshid” atau
“maqashid” (destination), dan “iqtishad” (saving, economization,
retrenchment, thriftiness, thrift, providence, economy). Dari sini lahirlah istilah
14
‘ilm al iqtishadi’ (ilmu ekonomi) dan “al-iqtishadiyah” (the economy). Secara
terminologi, Samuelson mendefiniskan ilmu ekonomi sebagai kajian tentang
perilaku manusia dalam hubungan dengan pemanfaatan sumber – sumber
prospektif yang langka untuk memproduksi barang – barang dan jasa – jasa
serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi (Samuelson, 2004:3).
Berdasarkan ruang lingkup ekonomi tersebut, maka Islam sebagai
sebuah agama yang mengatur segala aspek kehidupan, tentu saja mempunyai
cara untuk berekonomi. Dalam kaitan ini Yusuf Halim al Alim (1975)
mendefiniskan ilmu ekonomi Islam sebagai “ ilmu – ilmu tentang hukum –
hukum syariat aplikatif yang diambil dari dalil – dalil yang terperinci terkait
dengan mencari, membelanjakan, dan cara – cara membelanjakan harta.”
Definisi ini menunjukkan bahwa fokus kajian ekonomi Islam adalah
mempelajari perilaku mu’amalah masyarakat Islam yang sesuai dengan Al
qur’an, Sunnah, Qiyas dan Ijma’ dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk
mencari ridha Allah.
Diawali dari ontoligis berupa Islam sebagai alasan kehidupan termasuk
ekonomi, kemudian epistomologi yang digunakan adalah kaffah sebagai suatu
sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah aksiologi yang lebih
sederhana berupa penerapan dalam pengembangan institusi, yaitu adanya
keseimbangan dari dua hal. Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut sellau ada
dua hal yang merupakan hubungan antara fungsi horizontal dan struktur
vertikal. Munculnya Islam, membentuk konsep kaffah, yang memiliki dua sisi
berdampingan secara fitrah. Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda
15
seperti laki – laki dan perempuan, terang dan gelap (Aziz, 2015). Sesuai Q.S
Yasin [36] : 36 yang artinya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan
dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (Q.S Yasin : 36).
Ditinjau dari aspek aksiologi, tujuan ekonomi Islam adalah bahwa
setiap kegiatan manusia didasarkan kepada pengabdian kepada Allah dan
dalam rangka melaksanakan tugas dari Allah untuk memakmurkan bumi, maka
dalam berekonomi Islam harus mengutamakan keharmonisan dan pelestarian
alam. Kebahagiaan yang dikejar dalam Islam bukan semata – mata didunia
saja, tetapi kebahagiaan diakhirat (Karim, 2002:22). Dengan demikian, ilmu
ekonomi Islam harus mempunyai sistem ekonomi yang dapat memakmurkan
bumi, mampu membahagiakan manusia baik selama hidup di dunia maupun di
akhirat kelak.
B. Perbankan Syariah
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran
dua gerakan renaissance Islam modern (Antonio, 2001 : 18). Perbankan
Syariah menurut Undang – Undang No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatannya. Sedangkan Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Istilah bank syariah sendiri merupakan khas Indonesia, tidak dijumpai
dinegara – negara lain. Di tempat lain, istilah tersebut dikenal dengan Bank
16
Islam (Karim, 2011). Al Jarhi dan Iqbal mendefinisikan bank Islam sebagai
lembaga perbankan yang melakukan semua kegiatan perbankan termasuk
pinjaman dan pembiayaan tanpa bunga (Hassine dan Limani, 2014). Perbankan
Islam berpedoman pada sistem perbankan yang secara konsisten memegang
prinsip-prinsip Syariah (hukum atau ketentuan yang berlaku dalam Islam).
Prinsip – prinsip syariah salah satunya adalah pelarangan adanya unsur riba,
seperti dijelaskan pada beberapa ayat Al – Qur’an sebagai berikut :
1) Surat An – Nisa ayat 161
Artinya : “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta
benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”
2) Surat Ar Rum ayat 39 Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
Salah satu fitur yang paling membedakan bank Islam adalah produk
keuangan yang didasarkan pada larangan bunga, dengan demikian desain
produk yang dimiliki bank Islam adalah dengan kemitraan dan berbagi risiko
(risk sharing). Selain dari itu, sifat dari kontrak suatu modal dalam bentuk
mudharabah, dimana salah satu pihak menyediakan modal dan pihak lain
17
memberikan enterpreunership, dengan demikian risiko informasi yang
asimetris dapat diminimalisir, karena sifat kontrak yang membagi imbalan dan
risiko secara sama (Onour dan Abdalla, 2011).
Tujuan bank-bank Islam menurut Ummar Chapra adalah mencapai
tujuan-tujuan sosial ekonomi sesuai dengan ajaran Islam, yakni tidak adanya
pengangguran, suatu tingkat pertumbuhan yang tinggi dari perekonomian,
meratanya distribusi pendapatan dan kesejahteran, keadilan ekonomi sosial,
lancarnya mobilisasi investasi dan tabungan masyarakat, dan memastikan hasil
yang wajar untuk semua pihak, dan pada akhirnya penekanan pada stabilitas
nilai uang (Hassan dan Mervyn, 2007). Bank-bank Islam juga bertujuan
menyediakan jasa-jasa perbankan, yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan
Syariah Islam didalam sistem keuangan Islam secara menyeluruh, yang
bertujuan untuk membawa sebagian besar manfaat kepada masyarakat dalam
kepemilikan dan kesejahteraan, sehingga tidak semata-mata menciptakan
keuntungan maksimum dari penggunaan modalnya (Zaher dan Hassan, 2001).
C. Konsep Efisiensi
Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensi,
yakni efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) dan
efisiensi yang ditinjau dari konsep produksi (production concept). Efisiensi
yang ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luas yang
ditinjau dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandang produksi
melihat dari sudut pandang mikro (Suryadi, 2011). Efisiensi dalam konsep
makro, melihat secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya di dalam
18
suatu perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat.
(Sukirno, 2008)
Konsep efisiensi yang berasal dari teori ekonomi mikro yakni teori
produsen dan teori konsumen. Teori produsen menyatakan bahwa produsen
berusaha memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Sedangkan
teori konsumen menyatakan bahwa konsumen berusaha memaksimalkan
tingkat kegunaan atau tingkat kepuasannya. Dalam teori produsen diketahui
adanya garis frontier produksi. Garis ini menggambarkan hubungan antara
input dan output dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini mewakili
tingkat output maksimum dari setiap penggunaan sumber daya input yang
mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan atau industri (Huda dan
Nasution, 2009:10).
Penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila : (1)
Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan; (2) Corak
penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi
corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuran bagi
masyarakat/individu (Sukirno, 2008). Efisiensi di dalam konsep produksi
cenderung menilai secara teknis dan operasional, sehingga efisiensi di dalam
konsep produksi umumnya dilihat dari sudut pandang teknis dan biaya.
Efisiensi dalam konsep produksi terbatas pada melihat hubungan teknis dan
operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi output.
(Sutawijaya, Adrian dkk, 2009:53).
19
Menurut Abidin dan Endri, efisiensi merupakan salah satu parameter
kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan
mengacu pada prinsip kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan
input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
Permasalahan pemanfaatan secara lebih baik dari setiap sumber daya yang
telah diberikan, merupakan konsep dasar mengenai efisiensi (Shahid,
2010:25). Efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian
suatu hasil dengan penggunaan sumber daya secara optimal. Adiwarman A.
Karim (2006) mendefinisikan ”Efficient is doing the things right”, yang berarti
bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Pengukuran suatu efisiensi dapat dengan beberapa pendekatan,
yaitu :
a. Pendekatan Teknis
Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan
antara keluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang
dihasilkan dari sejumlah input yang digunakan (Suseno, Priyonggo,
2008). Efisiensi merupakan perbandingan antara output dan input yang
berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah
input tertentu, yang berarti jika rasio output-input semakin besar, maka
efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Komaryatin : 2006)
b. Pendekatan Biaya
Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana
biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk
20
mendapatkan hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat
dibuat perbandingan diantara kedua variabel tersebut. Dalam Sumarjono,
Djoko (2004), efisiensi akan tercapai ketika pendapatan marjinal sama
dengan biaya marjinal. Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa
perusahaan akan mengalami kondisi yang tidak efisien ketika biaya
marjinal untuk menambah hasil produksi sudah lebih besar dari
pendapatan marjinalnya (MC>MR). Sehingga ketika memproduksi
dengan tambahan biaya yang semakin besar akan memperkecil
keuntungan (laba perusahaan).
D. Efisiensi Bank
Efisiensi bank, merupakan salah satu indikator penting untuk
menganalisa performance suatu bank, disamping itu juga sebagai sarana untuk
dapat meningkatkan efektifitas kebijakan moneter. Efisiensi dapat dilihat dari
2 sisi yaitu sisi biaya (Cost Efficiency) dan sisi keuntungan (Profit Efficiency).
Kemudian Profit Efficiency dibedakan menjadi 2 yakni: Standard Profit
Efficiency dan Alternatif Profit Efficiency (Gumilar dan Komariah, 2011: 101).
a. Cost Efficiency, adalah dengan mengukur tingkat biaya operasional
suatu bank, dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya
operasional terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan
output yang sama dengan teknologi yang sama.
b. Standard Profit Efficiency, adalah mengukur tingkat efisiensi suatu
bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit
maksimal pada tingkat harga output tertentu, dibandingkan dengan
21
tingkat keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank)
dalam sampel. Model ini sering dikaitkan dengan suatu kondisi pasar
persaingan sempurna, dimana harga input dan output ditentukan oleh
pasar.
c. Alternative Profit Efficiency, seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi
pasar persaingan tidak sempurna, dimana bank diasumsikan memiliki
market power dalam menentukan harga output, namun tidak pada harga
input.
Menurut Hadad, Muliaman D. (2003), pada saat pengukuran efisiensi
dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat
output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat
input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Aspek penting lainnya
dalam pencapaian efisiensi perbankan adalah melalui penurunan biaya
(reducing cost) dalam proses produksi. Menurut Teguh P Mulyono efisiensi
dalam dunia perbankan mencakup penilaian efisiensi usaha dan efisiensi biaya.
Efisiensi usaha menilai bagaimana aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah
bank mampu menghasilkan target yang ingin dicapai, sedangkan efisiensi
biaya menilai seberapa besar pengeluaran biaya yang digunakan oleh sebuah
bank untuk melaksanakan aktivitas usahanya. (Sulistyoningsih, 2006; 21)
Berger dan Mester memandang efisiensi perbankan dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari sisi biaya (cost efficiency) dan dari sisi keuntungan (profit
efficiency) (Suseno, 2008). Dilihat dari sisi biaya (cost efficiency), sebuah bank
dinilai dengan dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya beroperasi
22
terbaik (best practice bank’s cost) yang menghasilkan output yang sama dan
teknologi yang sama. Sementara dari sisi keuntungan (profit efficiency),
mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan sebuah bank dalam menghasilkan
laba/keuntungan pada setiap unit input yang digunakan.
Menurut Muharram dan Pusvitasari (2007) pengukuran efisiensi
dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni:
a. Pendekatan Rasio
Pengukuran tingkat efisensi dilakukan dengan cara mengitung
perbandingan output dengan input yang digunakan. Hasil perhitungan,
akan mencerminkan efisiensi yang tinggi, apabila output maksimal
dengan input yang minimal.
b. Pendekatan Regresi
Dalam cara pendekatan ini, pengukuran efisiensi menggunakan
sebuah model dari tingkat output tertentu, sebagai fungsi dari berbagai
tingkat input tertentu. Persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3, X4………………Xn)
Dimana :
Y = output
X = input
Cara pendekatan ini juga hanya bisa memasukkan satu indikator
output dalam sebuah persamaan regresi.
c. Pendekatan frontier
23
Dalam cara pendekatan ini pengukuran efisiensi dibedakan menjadi
dua jenis, yakni pendekatan frontier non parametric, yang dapat diukur
dengan test non parametric, menggunakan Data Envelopment Analysis
(DEA) dan pendekatan frontier parametric, yang dapat diukur dengan
test Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Distribution Free Analysis
(DFA).
E. Teori H dalam Ekonomi
Konsep dalam alat analisis ekonomi memperoleh apresiasi dari
berbagai sudut pandang. Ada yang memulai dari filosofi tauhid, ada yang
berangkat dari perspektif maslahah dan ada pula yang melihat dari makna
ibadah. Dalam teori H yang merupakan singkatan dari HAHSLM
menggunakan sudut pandang makna ibadah. Definisi teori H dari kata
HAHSLM menurut Aziz (2015) adalah :
1. Secara sempit, teori H diartikan sebagai teori dasar tiga dominan dengan
konteks tertentu dalam lima dimensi susunan invariant.
2. Secara luas, penggunaan paling umum teori H dapat diartikan sebagai teori
konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan tertentu. H berasal dari
rumus H=A.H(S,L,M). Al -Qur’an surat Hijr, juga singkatan dari Huda atau
Hidup.
Sedangkan makna teori H antara lain : (Aziz, 2015)
1. Sebuah himpunan utuh atau sistem menyeluruh atau bagian terintegrasi
akan terdiri dari 3 (tiga) unsur utama yaitu primer (pencipta/intermediari),
24
sekunder (ciptaan/penerima) dan tertier (ibadah/pemancar) yang bisa
bermuatan positif atau negatif.
2. Tiga unsur tersebut akan memenuhi pernyataan bahwa sekunder dibawah
primer akan melakukan tertier (manusia diciptakan Tuhan untuk
beribadah).
Untuk mengetahui filosofi dari teori H ini diperlukan pendalaman
mengenai ontologinya yang selalu dikaitkan dengan Islam baik secara harfiah
maupun secara maknawi. Selanjutnya perkembangan epistemology dalam
institusi Islam yang kaffah seperti perbankan syariah menghadirkan
terminology baru menjadi suatu pendekatan lebih komprehensif. Secara umum
filosofi teori H dapat dilogikakan secara berurut bahwa latar belakang teori ini
adalah nilai Islam dengan konsep yang menyeluruh melalui cara yang
seimbang dengan mengejawantahkan makna ibadah dalam kehidupan.
Hal ini sesuai dengan isi Al – Qur’an yang berbunyi ‘silmi kaffah’,
dengan penjelasan bahwa kata ‘silmi’ merupakan derivasi dari huruf sin lam
mim. Kata dasar ‘sinlammim’ ini secara umum merupakan salah satu solusi
untuk menembus pengembangan konsep dalam rangka memecahkan
permasalahan mendasar. Hal ini perlunya suatu metode yang lebih baik untuk
menjadikan perimbangan dalam mengatasi keterbatasan metodologi dalam
studi Islam.
F. Beban Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi klasik yang selalu
dibutuhkan dalam semua jens bidang usaha termasuk perbankan, tenaga kerja
25
bahkan dianggap sebagai faktor produksi yang paling penting diantara faktor –
faktor produksi lainnya (Ramli, 2005). Beban tenaga kerja merupakan usaha
fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya
tenaga kerja atau beban personalia adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan biaya tenaga kerja manusia (Saepullah, 2013).
Dalam Islam terkait dengan tenaga kerja melihat hubungan majikan
dan pekerja dalam kedudukan yang setara, dan saling membutuhkan.
Hubungan keduanya adalah kemitraan dalam bekerja, majikan adalah orang
yang memiliki dana dan membutuhkan kerja manusia, sementara pekerja
adalah pemilik tenaga yang memerlukan dana, karenanya harus diatur agar
masing-masing dari keduanya menjalankan tugasnya dengan baik dan
mendapatkan bagiannya secara benar. Hal ini sesuai dalam Al Qur’an surat Al
– Zuhruf, yang artinya :
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (QS. Al-Zuhruf (43): 32).
Karena itu, konsep Islam tentang hubungan kerja majikan pekerja
adalah konsep penyewaan (ijarah). Penyewa adalah pihak yang menyerahkan
upah dan mendapatkan manfaat, sedangkan mujir adalah pihak yang
memberikan manfaat dan mendapatkan upah. Antara mustajir dan mujir terikat
26
perjanjian selama waktu tertentu sesuai kesepakatan. Selama waktu itu pula,
kedua belah pihak menjalankan kewajiban dan menerima hak masing-masing.
Dalam akad ijrah ini, mustajir tidak dapat menguasai mujir, karena status mujir
adalah mandiri, dan hanya diambil manfaatnya saja.
G. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
Dana Syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana pihak bank
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian hasil investasi sesuai kesepakatan. Contoh dari dana syirkah
temporer adalah penerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah,
mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yang sejenis. Dana
syirkah temporer yang terdiri dari dana mudharabah dalam hal ini pihak Bank
sebagai pengelola dana (mudharib) dan dalam musyarakah pihak Bank sebagai
mitra aktif.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian
bagi hasil milik pihak ketiga atas hasil pengelolaan dana syirkah temporer oleh
bank. Hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan
kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan
entitas syariah. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah
diterima.
Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung
dari pendapatan Bank yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin).
Bagi hasil dana mudharabah atau musyarakah yang sudah diperhitungkan dan
27
telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada nasabah disajikan dalam pos
kewajiban segera. Bagi hasil dana mudharabah atau musyarakah yang sudah
diperhitungkan pada akhir periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam
pos bagi hasil yang belum dibagikan. Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil
atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset produktif lainnya akan dibagikan
kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional sesuai
dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang
diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan. Selanjutnya, jumlah
pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut
kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul
maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang
telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari
pembiayaan dan aset produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya
menjadi milik Bank.
H. Pendapatan Pengelolaan Dana
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri atas
pendapatan pembiayaan dengan akad murabahah, istishna, ijarah (sewa), dan
pendapatan dari bagi hasil yaitu mudharabah, musyarakah dan pendapatan
usaha utama lainnya. Pengakuan keuntungan transaksi murabahah dengan
pembayaran tangguh atau secara angsuran dilakukan selama periode akad
sesuai dengan metode efektif (anuitas). Sejak 1 Januari 2014, berdasarkan
PSAK 102 (revisi 2013) secara prospektif, pendapatan murabahah yang
termasuk margin ditangguhkan dan pendapatan administrasi, diakui dengan
28
menggunakan metode setara tingkat imbal hasil efektif, yaitu tingkat imbal
hasil setara yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan
tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai tercatat
bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan
dengan memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual dari
instrumen keuangan dan biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk
instrumen tersebut dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari efektif margin.
Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian atau metode akad selesai. Pendapatan ijarah diakui selama masa
akad secara proporsional. Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak
mitra pasif diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang
disepakati. Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya
hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan
mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
Setoran dari debitur dengan kualitas non-performing diperlakukan
sebagai pengembalian harga perolehan atau pokok piutang/pembiayaan.
Kelebihan pembayaran di atas harga perolehan atau pokok piutang/pembiayaan
diakui sebagai pendapatan pada saat diterimanya. Khusus untuk transaksi
ijarah, setoran dari debitur dengan kualitas non-performing diperlakukan
sebagai pelunasan piutang sewa.
29
I. Pendapatan Operasional Lainnya
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan non-
operasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utama bisnis
bank atau pendapatan. Pendapatan operasional lainnya juga mereflesikan
kemampuan bank dalam memanfaatkan faktor – faktor inputnya dalam
menghasilkan pendapatan (Ramli, 2005). Contoh dari pendapatan operasional
lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan
saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan lainnya.Pengakuan
pendapatan dari deviden erat kaitannya dengan metode pencatatan dari
penyertaan, apakah secara cost atau equity method. Hal ini telah dibahas pada
bab penyertaan pada bagian akuntasi penanaman dana.
J. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian - penelitian terdahulu terkait efisiensi pada
bank – Bank Syariah, diantaranya :
1. Mohammad M. Mustofa, “Modelling Islamic Banks Efficiency : A
non Parametric Frontier Approach “. International Journal of
Islamic and Middle Eastern Finance and Manegement, Volume 4
No 1, 2011. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment
Analysis (DEA) pendekatan VRS (Variable Return to Scale) dalam
mengukur efisiensi Top 100 Bank Syariah selama tahun 2009,
populasi pada penelitian ini 100 Bank Syariah namun 13 bank tidak
masuk kedalam sampel karena keterbatasan penelitian. Variabel
Output yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan
30
Operasional Lainnya, ROA, dan ROE. Sedangkan Variabel Input
yang digunakan Aset dan Modal. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat efisien pada beberapa Bank Syariah
masih rendah atau kurang optimal, sehingga diperlukan
peningkatan atau perbaikan yang siginifikan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah variabel input dan variabel output yang digunakan, pada
penelitian ini, variabel input yang digunakan adalah hak pihak
ketiga atas bagi hasil dan beban tenaga kerja, sedangkan untuk
variabel outputnya adalah pendapatan pengelolaan dana, sedangkan
untuk variabel pendapatan operasional lainnya sama. Selain itu,
penelitian ini juga mengukur tingkat efisiensi dengan metode Nilai
Islam, dimana penelitian ini menggunakan dua metode, dilakukan
pada 4 Bank Syariah yang berada di Indonesia, dan peneliti juga
meneliti pengaruh variabel input dan output terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah.
2. Heri Pratikto dan Iis Sugianto, “ Kinerja Efisiensi Bank Syariah
Sebelum dan Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data
Envelopment Analysis “. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH16, No 2,
2011. Penelitian tersebut membandingkan efisiensi 9 Bank Syariah
terdiri dari 5 BUS dan 4 UUS, pada masa sebelum dan sesudah
krisis global atau pada tahun 2006 – 2010. Penelitian ini dalam
meneliti tingkat efisiensi menggunakan metode Data Envelopment
31
Analysis dengan pendekatan teknis yaitu Constant Return to Scale
dan Variable Return to Scale, serta pendekatan skala efisiensi.
Sedangkan untuk mengetahui adakah perbedaan antara sebelum
dengan sesudah krisis, dilakukan Uji T. Variabel input yang
digunakan adalah Simpanan, Aktiva dan Biaya Tenaga Kerja,
sedangkan variabel outputnya adalah Pembiayaan dan Pendapatan
Pengelolaan Dana. Hasil dari penelitian tersebut adalah kinerja
perbankan syariah baik sebelum maupun sesudah krisis global
secara umum masuk kedalam kondisi efisien. Tidak terdapat
perbedaan kinerja efisien dengan menggunakan CRS dan VRS pada
sebelum dan sesudah krisis global, tetapi terdapat perbedaan kinerja
efisien dengan menggunakan skala efisiensi pada masa sebelum dan
sesudah krisis global.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian sebelumnya adalah menggunakan variabel input Hak
Pihak Ketiga atas bagi Hasil dan outputnya menggunakan
pendapatan operasional lainnya, sedangkan peneliti sama – sama
menggunakan variabel beban tenaga kerja pada input dan variabel
pendapatan pengelolaan dana pada output. Penelitian ini sama –
sama menggunakan metode DEA, tetapi hanya pendekatan
Constant Return to Scale saja, dan penelitian ini juga mengukur
efisiensi dengan Nilai Islam yang dilakukan pada 4 Bank Umum
32
Syariah, periode 2010 – 2016 serta melihat pengaruh variabel input
dan variabel output terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
3. Ibrahim Onour dan Abdelgadir Abdalla, “Scale and Techinical
Efficiency of Islamic Banks in Sudan : Data Envelopment
Analysis”. MPRA Paper No 29885, Maret 2011. Penelitian tersebut
menggunakan metode Data Envelopment Analysis menggunakan
tiga pendekatan, yaitu CCR, BCC dan Additive model pada sampel
2 bank di Sudan periode 2007 – 2008. Dimana Beban Tenaga Kerja
dan Total Simpanan merupakan variabel input, sedangkan
pembiayaan dan pendapatan operasional lainnya sebagai variabel
output. Hasil dari penelitian tersebut bahwa bank terbesar di Sudan
efisiensi pada pengukuran efisiensi teknik, sedangkan bank terkecil
di Sudan efisien pada efisiensi teknik sedangkan pada pengukuran
skala efisiensi mengalami inefisien. Hasil selanjutnya menyebutkan
bahwa ukuran sebuh bank menjadi faktor terpenting pada skala
efisiensi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut bahwa
penelitian ini, tidak menggunakan variabel total simpanan dan total
pembiayaan, tetapi menggunakan variabel hak pihak ketiga atas
bagi hasil dan pendapatan pengelolaan dana. Sampel yang
digunakan pada empat Bank Syariah di Indonesia periode 2010 -
2016. Penelitian ini hanya mengukur efisiensi teknis. Penelitian ini
sama – sama menggunakan variabel beban tenaga kerja, dan
33
pendapatan operasional lainnya, sama – sama pada Bank Syariah
dengan metode Data Envelopment Analysis, tetapi penelitian ini
juga mengukur tingkat efisiensi dengan metode Nilai Islam, serta
melihat pengaruh variabel input dan output terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah.
4. M. Faza Firdaus dan Nadratuzzaman Hosen, “Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Two Stage Data Envelopment
Analysis”. Paper. 2013. Penelitian tersebut meneliti, pertama,
mengukur tingkat efisiensi 10 bank umum syariah di Indonesia pada
Kuartal II tahun 2010 – kuartal IV tahun 2012. Variabel inputnya
adalah DPK, Total Aset dan Biaya Tenaga Kerja, sedangkan
variabel outputnya adalah Pembiayaan dan Pendapatan
Operasional. Kedua, menganalisis pengaruh aset, jumlah cabang
bank, ROA, ROE, CAR dan NPF terhadap Efisiensi. Pada first stage
dalam mengukur tingkat efisiensi menggunakan metode Data
Envelopment Analysis, dibandingkan dengan pendekatan CAELS
dengan uji beda Wilcoxon signed Ranks Test, dan second stage
menggunakan Model Tobit dalam melihat pengaruh aset, jumlah
cabang, ROA, ROE, CAR dan NPF. Hasil dari penelitian ini adalah
dalam rentan 2010 – 2012 tingkat efisiensi rata – rata seluruh bank
memiliki trend fluktuatif dan skor efisensi terendah pada tahun
2011 yaitu 78,46. Dengan demikian dikatakan bahwa Bank Syariah
masih inefisen atau belum efisien. Untuk variabel jumlah cabang
34
bank, CAR dan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
efisiensi, sedangkan variabel Aset, ROA dan ROE mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah, sama – sama menganalisis tingkat efisiensi bank umum
syariah dan melihat pengaruh dari variabel yang digunakan,
variabel input yang sama yaitu beban tenaga kerja. Perbedaannya
terletak pada variabel yang dilihat pengaruhnya, penelitian ini tidak
melihat pengaruh variabel terhadap tingkat efisiensi tetapi melihat
pengaruh variabel terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
Penelitian ini menggunakan dua metode dalam mengukur tingkat
efisiensi Bank Syariah.
5. Nabilah Rozzani dan Rashidah Abdul Rahman. “Determinant of
Bank Efficiency : Conventional Versus Islamic”. International
Journal of Business and Management; Vol. 8, No. 14; 2013 ISSN
1833-3850 E-ISSN 1833-8119. Penelitian ini meneliti Penelitian ini
menggunakan SFA. Untuk mengidentifkasi faktor – faktor yang
mepengaruhi efisiensi bank konvensional dan Bank Syariah. Data
diambil dari laporan keuangan 19 bank konvensional dan 16 Bank
Syariah yang beroperasi di Malaysia, data diambil dari tahun 2008
sampai 2011. Variabel Independennya adalah Ukuran Bank (Logn
total aset) , beban operasional dan pembiayaan, sedangkan sebagai
variabel dependen adalah efisiensi dan kontrol variabel adalah
35
ownership. Hasi dari Efisiensi pada kedua bank baik konvensional
maupun syariah memiliki kesamaan. Terdapat pengaruh signifikan
positif antara ukuran bank untuk Bank Syariah. Untuk kedua jenis
bank terdapat pengaruh signifikan negatif antara biaya operasional
dengan efisiensi. Sedangkan bagi variabel kredit atau pembiayan
tidak berpengaruh pada efisiensi Bank Syariah, sedangkan pada
bank konvensional ditemukan pengaruh signifikan negatif antara
pembiayaan dengan efisiensi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sama – sama melihat pengaruh variabel – variabel, tetapi
penelitian ini melihat pengaruh variabel input dan output terhadap
tingkat pertumbuhan Bank Syariah. Perbedaanya selanjutnya
adalah Bank Syariah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Bank
Syariah di Indonesia, periode 2010 – 2016, menggunakan DEA dan
Nilai Islam. Variabel dependen serta independen yang digunakan
juga berbeda dengan penelitian tersebut.
6. Shafitranata dan M. Nadratuzzaman Hosen, “ Efficiency of Islamic
Bank Using Data Envelopment Analysis (DEA) in Indonesia, 2007
– 2010”. International Journal of Academic Research in Economics
and Management Science, Vol 3. 2014. Penitian tersebut mengukur
efisiensi teknis pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri dan Bank Mega Syariah selama periode 2007 – 2010.
Variabel input biaya operasional, biaya tenaga kerja dan jasa bank,
36
sedangkan variabel outputnya adalah total simpanan dan deposito.
Hasilnya adalah bank dengan rata – rata tingkat efisiensi yang
paling baik adalah Bank Muamalat Indonesia, selanjutnya Bank
Syariah Mandiri dan terakhir adalah Bank Mega Syariah.
Penelitian ini sama – sama menggunakan Data Envelopment
Analysis sebagai alat ukur tingkat efisiensi, dengan periode yang
digunakan adalah 2010 – 2016. Sampel yang digunakan pada empat
Bank Syariah. Variabel yang digunakan beban tenaga kerja dan hak
pihak ketiga atas bagi hasil sedangkan output variabelnya adalah
pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan operasional lainnya.
Penelitian ini juga mengukur tingkat efisiensi dengan Nilai Islam
dan melihat masing – masing pengaruh variabel input dan output
terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
7. Mustapha Ben Hassim dan Ratiba Limani, “The Impact of Bank
Efficiency : Evidence from MENA Islamic Bank”. Journal of
Applied Finance & Banking, vol. 4, no. 3, 2014, 237-253. 2014.
Penelitian ini menggunakan Data Envelopment Analysis dengan
pendekatan CE, AE, PTE dan SE. Hasil dari penelitian ini adalah
efisiensi alokatif mendominasi efisiensi teknis selama periode
estimasi. Ini berarti bahwa sumber utama inefisiensi bank-bank ini
adalah murni teknis. Selain itu, efisiensi skala lebih tinggi dari
efisiensi teknis murni. Analisis regresi mengungkapkan Bank
Syariah kecil lebih efisien daripada Bank Syariah besar.
37
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mustapha dan ratiba adalah sama – sama mengukur tingkat
efisiensi Bank Syariah. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa
dalam penelitian Mustapha dan ratiba mengukur tingkat efisiensi
dengan seluruh pendekatan, dari efisiensi teknis, efisiensi skala dan
lain – lain, sedangkan penelitian ini hanya melihat berdasarkan
efisiensi teknis, dan berbeda tempat penelitian serta tahun peneliti.
Penelitian ini juga mengukur efisiensi dengan Nilai Islam dan
melihat pengaruh variabel terhadap tingkat pertumbuhan Bank
Syariah.
38
K. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya, kerangka tesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan Bank – Bank Syariah
Tahun 2010 – 2016
Bank Syariah
Variabel Input : Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil
Beban Tenaga Kerja
Variabel Output : Pendapatan Pengelolaan Dana
Pendapatan Operasional Lainnya
Tingkat Efisiensi (persentase
DEA)
Rata – Rata Tingkat Efisiensi Bank
Syariah
Tingkat Pertumbuhan Bank Syariah
Tingkat efisiensi (bobot nilai
Islam)
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Implikasi
39
L. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah digambarkan sebelumnya,
maka hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel input dan variabel output terhadap
tingkat pertumbuhan Bank Syariah
H1 = Terdapat pengaruh variabel input dan variabel output terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meliputi analisis tingkat efisiensi bank umum syariah hanya
di Indonesia, dalam periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun
2016, dan dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) pendekatan
Constant Return to Scale (CRS) dan Nilai Islam. Data yang digunakan adalah
laporan keuangan Bank Syariah, dengan mengambil sampel yaitu 4 ( Empat )
Bank Umum Syariah. Penelitian ini juga melihat bagaimana pengaruh variabel
input yang terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi hasil dan beban tenaga kerja,
serta variabel output yang terdiri dari pendapatan pengelolaan dana dan
pendapatan operasional lainnya terhadap tingkat pertumbuhan Bank Umum
Syariah.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank – Bank Syariah di Indonesia,
yang terdaftar di Bank Indonesia. Dalam periode tahun 2010 – 2016.
Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive sampling
yaitu metode pemilihan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan
(judgement sampling), dimana informasi diperoleh dengan pertimbangan
tertentu, dan tidak secara acak. Kriteria sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
41
1. Bank – Bank Syariah yang beroperasi di Indonesia, berskala nasional,
selama periode pengamatan tahun 2010 – 2016, tidak termasuk Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dan Bank Pembangunan Daerah
(BPD).
2. Sampel bank – Bank Syariah adalah 4 (Empat) bank – bank terbesar yang
ada di Indonesia dengan jumlah aset terbesar dan jumlah kantor terbanyak
selama periode penelitian.
3. Menyajikan data laporan keuangan lengkap dan sudah dipublikasikan
selama periode penelitian tahun 2010 – 2016.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam peneltiian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu menghimpun data melalui studi pustaka, eksplorasi
literature dan laporan keuangan yang dipublikasi. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah oleh sumber
data. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan tahunan Bank Umum
Syariah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 yang diperoleh melalui
situs resmi Bank Umum Syariah terkait, situs web Otoritas Jasa Keuangan, atau
situs resmi lainnya. Data Sekunder yang dibutuhkan dalam peneltian ini adalah
sebagai berikut :
a. Hak pihak ketiga atas bagi hasil yang diperoleh dari laporan laba/rugi
dalam laporan keuangan tahunan Bank Syariah yang bersangkutan selama
penelitian.
42
b. Beban tenaga kerja yang diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan
keuangan tahunan Bank Syariah yang bersangkutan selama periode
penelitian.
c. Pendapatan pengelolaan dana yang diperoleh dari laporan laba/rugi dalam
laporan keuangan tahunan Bank Syariah yang bersangkutan selama
periode penelitian.
d. Pendapatan operasional lainnya yang diperoleh dari laporan laba/rugi
dalam laporan keuangan tahunan Bank Syariah yang bersangkutan selama
periode peneltian.
D. Metode Analisis Data
1. Metode Pengukuran Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis
(DEA)
Penelitian ini bertujuan mengukur dan menganalisis efisiensi Bank –
Bank Syariah di Indonesia selama tahun 2010 – 2016, dengan metode Non
Parametrik yakni metode Data Envelopment Analysis (DEA). DEA
pertama kali dikembangkan oleh Farreel (1957) yang mengukur efisiensi
teknis satu input dan satu output menjadi multi input. Alat analisis ini
dipopulerkan oleh beberapa penelitian lainnya.
a. Model Data Envelopment Analysis (DEA)
1) Charnes Cooper Rhodes (1978)
Para peneliti pertama kali menentukan model DEA CCR
pada tahun 1978. Menurut Muharam dan Purvitasari (2007)
model ini mengasumsikan adanya Constant Return to Scale
43
(CRS). CRS adalah perubahan proporsi yang sama pada tingkat
input akan menghasilkan proporsi yang sama pada tingkat
output.
2) Bankers Charnes dan Cooper (1984)
Para peneliti mengembangkan model DEA BCC pada tahun
1984. Menurut Muharam dan Purvitasari (2007) model ini
mengasumsikan adanya Variabel Return to Scale (VRS) adalah
semua unit yang diukur akan menghasilkan perubahan pada
berbagai tingkat output, dan skala produksi akan mempengaruhi
efisiensi. Perbedaan inilah yang membedakan CRS dengan
VRS, pada CRS menyatakan bahwa skala produksi tidak
mempengaruhi efisiensi. Perhitungan DEA dibantu dengan
software – software seperti Banxia Frontier Analysis (BFA),
Max DEA, dan Warwick for Data Envelopment Analysis
(WDEA). Software – software tersebut pada intinya
memperoleh hasil yang sama. Penelitian ini akan menggunakan
bantuan software WDEA.
b. Efisiensi menurut Data Envelopment Analysis (DEA)
Analisis DEA awalnya digunakan untuk mengatasi
kekurangan analisis rasio dan regresi berganda, dimana DEA dapat
mengukur efisiensi dengan menggunakan input dan output lebih dari
satu. Efisiensi suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibandingkan
dengan UKE yang lain yang menggunakan jenis input dan output
44
yang sama. (Sutawijaya dan Lestari, 2009). Efiesiensi dalam DEA
adalah rasio dari total output tertimbang dibagi dengan total input
tertimbang atau timbangan untuk setiap input dan output UKE
(Muharram dan Purvitasari, 2007). Setiap UKE bebas menentukan
bobot input dan output asalkan memnuhi dua kondisi yang
disyaratkan : (Huri dan Sulistiowati, 2004) :
a. Bobot tidak boleh negatif
b. Bobot harus bersifat universal. Bahwa UKE harus
menggunakan bobot yang sama dalam mengevaluasi
rasionya, hasilnya tidak boleh lebih dari 1. Jadi hasilnya <
atau = 1. (Muharram dan Purvitasari, 2007). Artinya suatu
UKE dikatakan efisien jika hasil rasionya sama dengan 1
atau sama dengan nilai efisiensi 100 persen, sebaliknya jika
hasilnya masih kurang dari 1 maka UKE tersebut tidak
efisien atau inefisien.
c. Model Pengukuran Efisiensi
DEA akan menghitung bank yang menggunakan input untuk
menghasilkan output yang berbeda (Miller dan Noulas dalam
Sutawijaya dan Lestari).
hs = ∑ 𝜇𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑦𝑖𝑠 ∑ 𝑣𝑗
𝑛
𝑗=𝑖
𝑥𝑗𝑠_______________________________(3.1)
Dimana:
45
hs = efisiensi bank s
m = output bank
n = input bank s yang diamati
yis = jumlah output I yang di produksi oleh bank s
xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s
ui = bobot output i yang dihasilkanoleh bank s
vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan I dihitung dari 1 ke m
serta j hitung dari 1 ke n
Penggunaan satu variabel input dan satu output ditujukkan dalam
Persamaan 3.1 rasio efisiensi (hs), kemudian dimaksimumkan
dengankendala sebagai berikut (sutawijaya dan lestari, 2009:27):
∑ 𝜇𝑖
𝑚
𝑖=1
𝑦𝑖𝑠 ∑ 𝑣𝑗
𝑛
𝑗=𝑖
𝑥𝑗𝑠 ≤ 1untuk r = 1, … , N________(3.2)
Dimana 𝜇𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑗 ≥ 0 … … … … … … … … … … ( 3.3 )
Persamaan di atas menyebutkan bahwa N mewakili jumlah bank
dalam Sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam
penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaaskan bahwa adanya resiko
untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara pertidaksamaan kedua
berbobot non-negatif (positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0
46
sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien, apabila memiliki angka rasio
mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya apabila mendekati 0
menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap
bank dapat menentukan bobot nya masing-masing dan menjamin
bahwa pembobotannya yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja
yang terbaik (Sutawijaya dan lestari, 2009:57).
Data Envelopment Analysis juga memiliki keunggulan serta
kelemahannya, diantaranya :
a. Keunggulan DEA
1) Bisa menangani banyak input dan output
2) Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input
dan output.
3) Unit kegiatan ekonomi dibandingkan secara langsung dengan
sesamanya.
4) Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas
variabel input-output dari setiap sampelnya.
5) Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang
berbeda.
b. Keterbatasan DEA
1) Bersifat simple specific
2) Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa
berakibat fatal.
47
3) Hanya mengukur produktivitas relative dari unit kegiatan
ekonomi bukan produktivitas absolut.
2. Uji H
Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penentuan variabel yang akan
diuji. Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi interpretasi dari
hasil olah data yang dilakukan. Secara prosedural proses rekayasa
metodologi H ini dilakukan dari pengumpulan data dari obyek yang
dijadikan sampel dalam implemetasi teori ini. (Aziz, 2015)
1. Pertama melakukan pendataan untuk memperoleh besaran dari obyek
yang akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, persentase atau nominal
yaitu dalam bentuk harga asli.
2. Kedua meninjau laju besaran dari obyek yang akan dihitung dalam
dihitung dalam skala persentase berupa selisih dari harga awal dengan
harga berikutnya atau perbedaan dari besaran pertama dengan besaran
kedua dan selanjutnya.
3. Ketiga membuat pola rata – rata dari obyek yang akan ditinjau dengan
perspektif teori ini dibandingkan dengan obyek – obyek lain yang
sejenis atau meninjau posisi obyek yang dikomparasi dengan rata – rata
obyek yang sejenis.
4. Setelah memperoleh nominal, laju, dan rata – rata laju, selanjutnya
dibutuhkan data lain dari obyek yang sama berupa data yang berasal
intangible atau berkaitan dengan nilai religiusitas untuk didapatkan
48
besaran bobotnya dibandingkan dengan obyek lain. Cara melakukan
nilai bobot ini yaitu :
a. Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari obyek yang sama
kemudian dibandingkan dengan bobot dari obyek lain dengan data
yang untuk diperoleh ranking atau urutan bobo tantara obyek utama
dengan obyek pembanding.
b. Selain menggunakan sumber data dari obyek yang diteliti,
dikombinasikan dengan expert adjustment/ wawancara terstruktur
dengan pakar sains yang memiliki otoritas untuk menilai bobot
suatu obyek.
c. Kemudian melakukan perankingan obyek berdasarkan bobot yang
diperoleh dari berbagai sumber data tersebut, sehingga urutan
tersebut juga mempresentasikan besaran bobot dari obyek yang
diteliti tersebut.
5. Selanjutnya setelah diperoleh data nominal, laju, dan bobot maka
dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data obyek tersebut
berupa : nominal x laju x bobot
6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang diteliti
maka dilakukan matriks untuk memperoleh kategori hasil sesuai format
dalam hal ini obyek akan dikategorikan dalam formasi straight, loads
dan impact :
a. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)
b. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load
49
c. Jika hasil lebih besar dari rata – rata nilai berarti impact
3. Partial Least Square (PLS)
Pengujian hipotesis yang kedua dalam melihat pengaruh variabel input
dan variabel output terhadap efisiensi Bank Syariah dilakukan dengan
Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan Partial Least
Square (PLS) sebagai teknik analisis data dengan menggunakan software
SmartPLS versi 3.0. PLS awalnya dikembangkan sebagai metode untuk
mengestimasi path mode yang menggunakan variabel laten dengan
multiple indicator. PLS awalnya bernama NIPALS ( Nonlinear Iterative
Partial Least Square). Pendekatan PLS adalah distribution free, dimana
dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio. Dalam
perkembangannya, model PLS diselesaikan oleh Herman Wold pada 1979
yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lohmoller pada tahun
1984.
Sirohi (1998:232) berpendapat bahwa PLS merupakan teknik yang kuat
dalam menganalisis variabel laten yang memiliki beberapa indicator pada
SEM. Chin (1998) menambahkan bahwa PLS menggunakan prosedur
estimasi berbasis minimum squares, dimana tidak memiliki tekanan pada
skala pengukuran, distribusi data ataupun sampel. PLS adalah sebuah
pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis
covariance menjadi berbasis variance (Ghozali,2011 : 19). Desain PLS
dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan metode SEM lainnya ketika
data mengalami masalah seperti pengukuran data dengan skala tertentu,
50
jumlah sampel kecil, adanya missing value, data tidak normal dan adanya
multikolinearitas.
Dalam melakukan estimasi parameter PLS terdapat tiga kategori, yaitu
Weight Estimate, Path Estimate dan Means dan lokasi parameter. Weight
estimate digunakan dalam menciptakan skor dari variabel laten. Path
Estimate digunakan untuk menghubungkan antar variabel laten dan juga
menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Sedangkan Means
dan lokasi parameter sebagai nilai konstanta regresi dari indicator dan
variabel lain.
a. Spesifikasi model
Terdapat dua model analisis jalur dalam PLS, yaitu Inner Model
yang menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observed variabel
merepresentasikan variabel laten untuk diukur, outer model yang
menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten dan konstruk
1) Inner Model
Model yang menggambarkan hubungan diantara varibel
laten berdasarkan substantive theory. Model persamaan inner
model adalah sebagai berikut :
Ƞ = β₀ + βɳ + Гξ + ζ
Keterangan :
Ƞ = Vektor variabel laten endogen (dependen)
ξ = Vektor variabel laten eksogen (independen)
ζ = Vektor residual (unexplained variance)
51
2) Outer Model
Model yang menggambarkan hubungan setiap blok indikator
berhubungan dengan variabel latennya. Outer model juga biasa
disebut measurement model. Pada outer model terdapat model
indikator reflektif dan model indikator formatif. Pada indikator
reflektif sering disebut sebagai principal factor model yang berarti
variabel manifest dipengaruhi oleh variabel laten. Persamaan model
indikator reflektif ini adalah sebagai berikut :
𝑥 = 𝜆𝑥𝜉 + ɛ𝑥
𝑦 = 𝜆𝑦Ƞ + 휀𝑦
Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten
eksogen (𝜉) dan variabel laten endogen (Ƞ). Sedangkan 𝜆𝑥 dan 𝜆𝑦
merupakan matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien
regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan
indikator. Sedangkan ɛ𝑥 dan 휀𝑦 merupakan residual kesalahan
pengukuran (measurement error).
Model formatif mengasumsikan bahwa variabel manifest
mempengaruhi variabel laten. Arah hubungan kausalitas mengalir
dari variabel manifes ke variabel laten. Persamaan model indikator
formatif adalah :
𝜉 = 𝛱𝜉𝑋𝑖 + 𝛿𝜉
Ƞ = 𝛱𝜂𝑌𝑖 + ɛ𝜂
52
Dimana 𝜉, 𝜂, X dan Y sama dengan persamaan sebelumnya.
Dengan 𝛱x dan 𝛱y adalah seperti koefisien regresi berganda dari
variabel laten terhadap indikator, sedangkan 𝛿𝜉 dan ɛ𝜂 adalah
residual dari regresi.
Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan formatif
model atau refleksif model yaitu : (Ghozali, 2011:13)
a) Apabila terjadi perubahan pada variabel laten, maka variabel
manifest pada model formatif tidak kan mengalami perubahan,
sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya
perubahan pada variabel manifes.
b) Apabila terjadi perubahan pada variabel manifest, maka
variabel laten pada model formatif mengalami perubahan,
sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya
perubahan pada variabel laten.
c) Arah kausalitas pada model formatif dari variabel manifest ke
variabel laten sedangkan arah kausalitas pada variabel refleksif
dari variabel laten ke variabel manifes.
d) Kemiripan konten pada variabel manifest dimodal formatif
tidak harus sama, sedangkan variabel manifest pada model
refleksif harus memiliki konten yang sama.
e) Pada model formatif tidak memiliki kovarian antar variabel
manifest, sedangkan pada model refleksif diharapkan ada
kovarian antar variabel manifest.
53
b. Kriteria Penilaian
PLS mempunyai beberapa evaluasi terhadap model strukrural dan
model pengukuran yang ada. Dalam evaluasi model pengukuran,
dilakukan uji convergent validity, discriminnat validity, composite
validity, dan average variance extracted. Sedangkan dalam evaluasi
model struktural dilakukan uji R-Squared (R2) dan uji estimasi
koefisien jalur.
1) Convergent Validity digunakan untuk mengukur besarnya korelasi
antara variabel laten dengan variabel manifest pada model
pengukuran refleksif. Dalam evaluasi convergent validity dinilai
berdasarkan component score dengan construct score. Suatu
korelasi dapat dikatakan memenuhi convergent validity apablia
memiliki nilai loading sebesar > 0,5 dan idealnya > 0,7.
2) Discriminant Validity
Discriminant validity dapat dihitung berdasarkan nilai cross
loading dari variabel manifest terhadap masing – masing variabel
laten. Jika korelasi antara variabel laten dengan setiap indikatornya
lebih besar dari pada korelasi dengan variabel laten lainnya, maka
variabel laten tersebut dapat dikatakan memperediksi indikatornya
lebih baik daripada variabel laten lainnya.
Discriminnat validity juga dapat dihitung dengan
membandingkan nilai square root of average variance extracted
(AVE). apabila √AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi diantara
54
variabel laten, maka discriminant validity dapat dianggap tercapai,
dengan nilai AVE > 0,5.
3) Composite Variabel
Variabel laten dikatakan dapat memiliki realibilitas yang
baik apabila nilai composite reliability > 0,6
4) R-Squared
Nilai R-squared digunakan untuk menilai seberapa besar
pengaruh variabel laten independen terhadap variabel dependen.
Menurut Chin , hasil R-Squared sebesar 0,67 mengindikasikan
bahwa model tersebut baik. Hasil R2 yang sebesar 0,33
mengindikasikan bahwa model tersebut dikategorikan moderat,
sedangkan jika hasil R2 kurang dari 0,33 mengindikasikan bahwa
kategori tersebut lemah.
c. Kriterian penerimaan dan penolakan hipotesis
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian
ini dengan menggunakan nilai T – statistic dan R-Square. Nilai t-
statistic diperbandingkan dengan nilai t-tabel, nilai t-tabel dalam
penelitian ini adalah sebesar 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,05 (two
tail)
55
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Input
Variabel Input dalam penelitian ini adalah :
a. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah
bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil
investasi bersama, dalam suatu periode laporan keuangan.
b. Beban Tenaga Kerja
Beban tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang
dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja atau
beban personalia adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
biaya tenaga kerja manusia.
2. Variabel Output
a. Pendapatan Pengelolaan Dana
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri
atas pendapatan pembiayaan dengan akad murabahah, istishna, ijarah
(sewa), dan pendapatan dari bagi hasil yaitu mudharabah, musyarakah
dan pendapatan usaha utama lainnya.
b. Pendapatan Operasional Lainnya
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan non-
operasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utarna
bisnis bank.
56
3. Variabel Dependen (Y)
Dalam penelitian analisis pengaruh menggunakan variabel dependen yaitu
tingkat pertumbuhan Bank Syariah (Y) diukur dengan jumlah laba Bank
Syariah periode 2010 – 2016 yang terdapat dalam laporan laba rugi masing
– masing Bank Syariah.
4. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian analisis pengaruh menggunakan variabel independen
yaitu terdiri dari variabel – variabel yang juga digunakan dalam analisis
tingkat efisiensi. Variabel independen yaitu hak pihak ketiga atas bagi hasil
(X1), beban tenaga kerja (X2), pendapatan pengelolaan dana (X3) dan
pendapatan operasional lainnya (X4).
57
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Empat Bank Umum Syariah di Indonesia merupakan objek
dari penelitian ini, dimana sampel tersebut yaitu Bank Syariah “W”, Bank
Syariah “X”, Bank Syariah “Y” dan Bank Syariah “Z”, sampel tersebut diambil
karena telah menyediakan data laporan keuangan selama tahun 2010 – 2016.
Perhitungan efisiensi ke empat Bank Syariah tersebut dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Nilai Islam, menggunakan dua
variabel input dan dua variabel output yaitu : hak pihak ketiga atas bagi hasil,
beban tenaga kerja, pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan operasional
lainnya. Sedangkan penelitian analisis pengaruh menggunakan Partial Least
Square dengan variabel independen yaitu variabel input dan variabel output yang
juga digunakan dalam analisis efisiensi, dan variabel dependennya adalah
tingkat pertumbuhan Bank Syariah yang diukur dengan melihat data masing –
masing laba Bank Syariah.
58
Tabel 4.1
Variabel Input Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah
“W”
Bank
Syariah
“X”
Bank
Syariah
“Y”
Bank
Syariah
“Z”
2010 764601 277606 140106 1161680
2011 1156734 461905 252413 1780550
2012 1457940 527595 291056 1913566
2013 2163144 764590 418332 2080942
2014 3352239 994824 691444 2451302
2015 2853895 1027442 846069 2438224
2016 5792567 6851949 226429 5933518
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah variabel input hak pihak ketiga atas
bagi hasil pada Bank Syariah “W”, Bank Syariah “X” dan Bank Syariah “Z”
terus mengalami kenaikan sepanjang tahun 2010 – 2016. Sedangkan pada
jumlah variabel input hak pihak ketiga atas bagi hasil Bank Syariah “Y” pada
tahun 2010 – 2015 terus mengalami kenaikan, pada tahun 2016 mengalami
penurunan menjadi sebesar 226429.
Tabel 4.2
Variabel Input Beban Tenaga Kerja Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 253305 189999 77280 622679
2011 410355 302475 183764 964882
2012 546875 323383 317073 973160
2013 754059 400267 461512 1192403
2014 860392 447030 644458 1359776
2015 924522 509098 669585 1370215
2016 238980 399564 183407 4686787
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
59
Pada tabel 4.2 menunjukkan jumlah variabel input beban tenaga kerja. Bank
Syariah “W”, Bank Syariah “X”, dan Bank Syariah “Y” pada tahun 2010 sampai
dengan 2015 jumlah beban tenaga kerja mengalami kenaikan sedangkan pada
tahun 2016 mengalami penurunan, sedangkan Bank Syariah “Z” pada setiap
tahunnya terus mengalami kenaikan jumlah beban tenaga kerja.
Tabel 4.3
Variabel Output Pendapatan Pengelolaan Dana Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 1608141 674895 417661 2768072
2011 2319733 1046062 784144 3771272
2012 2980144 1338401 936306 4684793
2013 4334153 1737511 1333245 5437851
2014 5214863 2056602 2026108 5546561
2015 4949360 2424752 2429243 5960016
2016 9717770 2892297 6861488 1573078
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Tabel 4.3 menunjukkan jumlah variabel output pendapatan pengelolaan
dana. Berdasarkan data laporan keuangan tersebut, terlihat pada Bank Syariah
“X” dan Bank Syariah “Y” pada setiap tahunnya mengalami kenaikan,
sedangkan pada Bank Syariah “W” pada tahun 2010 – 2014 terus menunjukkan
kenaikan jumlah pendapatan pengelolaan dana tetapi pada tahun 2015
mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2016. Jumlah pendapatan
pengelolaan dana pada tahun 2010 – 2016 terus mengalami kenaikan, namun
pada tahun 2016 mengalami penurunan jumlah.
60
Tabel 4.4
Variabel Output Pendapatan Operasional Lainnya Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 279698 59405 24420 566542
2011 354797 95708 61818 1081748
2012 402692 169071 84109 1138748
2013 382453 138109 146964 1193419
2014 313515 83454 100387 1002553
2015 311894 130460 118814 938859
2016 161542 918531 390270 1761951
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Pada tabel 4.4 menunjukkan variabel output pendapatan operasional
lainnya. Pada Bank Syariah “W” pada tahun 2010 – 2012 mengalami kenaikan,
namun pada tahun 2014 – 2016 terus mengalami penurunan. Pada Bank Syariah
“X” mengalami kenaikan pada tahun 2010 – 2012, sedangkan pada tahun 2013
dan 2014 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2015 – 2016,
sedangkan pada Bank Syariah “Z” juga memiliki trend yang fluktuatif, terlihat
pada tahun 2010 – 2013 variabel pendapatan operasional lainnya mengalami
kenaikan, dan pada tahun 2014 – 2015 mengalami penurunan, dan kembali naik
pada tahun 2016.
61
Tabel 4.5
Laba Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 670640 10954 36512 418519
2011 443684 11654 66354 551070
2012 389414 101888 101892 807425
2013 475847 129564 117462 650530
2014 672169 3142 163251 48778
2015 150376 125322 228525 681774
2016 275596 119166 706962 771503
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Tabel 4.5 menunjukkan variabel laba bank syariah, hanya pada Bank
Syariah “Y” yang terus mengalami kenaikan laba, sedangkan pada Bank Syariah
lain berfluktuasi. Bank Syariah “W” pada tahun 2010 – 2012 mengalami trend
menurun, dan kembali naik pada tahun 2013 – 2014, sedangkan pada tahun 2015
kembali mengalami penurunan dan 2016 kembali naik. Bank Syariah “X”
mengalami kenaikan pada tahun 2010 – 2013, sedangkan pada tahun 2014
mengalami penurunan yang drastis, dan kembali naik pada tahun 2015, pada
tahun 2016 mengalami penurunan. Pada Bank Syariah “Z” tahun 2010 – 2012
trend mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami
penurunan, dan kembali naik pada tahun 2015 dan 2016.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Bank menggunakan
Data Envelopment Analysis (DEA)
Perhitungan efisiensi pada Bank Syariah “W”, Bank Syariah “X”, Bank
Syariah “Y” dan Bank Syariah “Z” dengan metode Data Envelopment
62
Analysis ini menggunakan empat variabel yaitu hak pihak ketiga atas bagi
hasil dan beban tenaga kerja sebagai variabel input, sedangkan pendapatan
pengelolaan dan pendapatan operasional lainnya sebagai variabel output.
Perhitungan DEA dilakukan dengan software DEAWIN.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan perhitungan
efisiensi menggunakan Data Envelopment Analysisi pada penelitian ini
yaitu apabila suatu periode Perbankan Syariah dinyatakan sudah efisien jika
bernilai 100%, sedangkan dinyatakan inefisiensi bernilai antara 0% sampai
100%. Di samping itu juga terdapat angka aktual dan angka target, angka
aktual adalah adalah angka angka input dan output yang dimiliki sedangkan
angka target adalah angka yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya
input dan output tersebut menjadi efisien. Sedangkan To Gain dan To
Achieve adalah persentase dalam penambahan target agar mencapai target
yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.
Tabel 4.6
Tingkat Efisiensi Bank Syariah W, X, Y, Z
(dalam persen)
Bank
Syariah
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
W 100 95.35 97.19 95.26 95.47 84.32 100
X 95.83 89.27 100 95.25 94.99 99.60 100
Y 100 100 100 100 92.46 91.85 100
Z 94.61 100 100 100 88.17 94.56 100
Sumber : Data diolah menggunakan DEAWIN
63
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, dapat dilihat tingkat efisiensi empat
Bank Syariah, untuk Bank Syariah “W” pada tahun 2010 telah efisien 100%,
sedangkan pada tahun – tahun berikutnya mengalami inefisien, pada tahun
2011, inefisien sebesar 4,65%, tahun 2012 inefisien sebesar 2,81%, tahun
2013 kembali inefisien sebesar 4,74%, sedangkan 2014 inefisien sebesar
4,53% dan 2015 merupakan tahun dengan inefisien terbesar yaitu 15,68%,
sedangkan tahun 2016, Bank Syariah “W” dapat mengembalikan tingkat
efisiensinya menjadi 100%. Sedangkan Bank Syariah “X” terdapat dua
tahun yang telah mengalami efisiensi 100% yaitu pada tahun 2012 dan 2016,
sedangkan pada tahun 2010 mengalami inefisien sebesar 4,65%, tahun 2011
mengalami inefisiensi 10,57%, tahun 2013 inefesien sebesar 4,75%, tahun
2014 tingkat efisiensi menurun dibandingkan tahun 2013, dimana tahun
2014 mengalami inefisiensi sebesar 5,01% atau 0,26% lebih turun
dibanding 2014. Sedangkan pada tahun 2015 Bank Syariah “X” dapat
mengurangi tingkat inefisiensinya menjadi 0,4%
Tingkat efisiensi untuk Bank Syariah “Y” merupakan tingkat efisiensi
yang dianggap lebih baik dibandingkan Bank Syariah lainnya, karena
hampir setiap tahunnya mengalami tingkat efisiensi 100%, hal tersebut
dipengaruhi jika kita melihat pada data masing – maisng variabel, maka
Bank Syariah “Y” memiliki rata – rata tingkat pertumbuhan tahun ke tahun
( year of the year) yang besaranya tidak terlalu berfluktuasi tajam dan baik,
meskipun berdasarkan volume (besaran) angka Bank Syariah “Y” tidak
lebih besar dibandingkan Bank Syariah “Z”, hal ini menunjukkan bahwa
64
tidak berarti Bank Syariah yang memiliki angka yang besar atau pendapatan
yang besar memiliki tingkat efisiensi yang baik. Pada tahun 2014 Bank
Syariah “Y” mengalami inefisien sebesar 7,54% dan tahun 2015 inefisien
sebesar 8,15%.
Tingkat efisiensi Bank Syariah “Z” mengalami efisien 100% pada
tahun 2011, 2012, 2013 dan 2016, sedangkan tahun 2010 tingkat inefisiensi
nya sebesar 5,39%, tahun 2014 inefisien sebesar 11,83%, dan tahun 2015
mengalami inefisien sebesar 5,44%. Berdasarkan hasil penghitungan
efisiensi diatas, jika dilihat dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
Tingkat Efisiensi 4 Bank Syariah
2010 – 2016 (dalam persen)
Dari gambar 4.1 dapat terlihat bahwa rata - rata tingkat efisiensi masing
– masing Bank Syariah yaitu Bank Syariah “W”, Bank Syariah “X”, Bank
Syariah “Y” dan Bank Syariah “Z” mengalami fluktuasi selama periode
pengamatan. Berdasarkan gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa tingkat
efisiensi terendah yaitu pada tingkat efisiensi sebesar 84,32% yang terjadi
75
80
85
90
95
100
105
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Efisiensi Bank Syariah 2010 - 2016
Bank "W" Bank "X" Bank "Y" Bank "Z"
65
pada tahun 2015 pada Bank Syariah “W”. Sedangkan rata – rata tingkat
efisiensi 4 Bank Syariah pada tahun 2010 sebesar 97,61%, tahun 2011
sebesar 96.15%, tahun 2012 sebesar 99,29%, tahun 2013 sebesar 97,62%,
tahun 2014 sebesar 92,77%, tahun 2015 sebesar 92,58% dan tahun 2016
sebesar 100%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata – rata tingkat
efisiensi Bank Syariah mengalami kondisi yang fluktuatif disetiap periode
penelitian. Terdapat hanya pada satu periode penelitian dimana seluruh
Bank Syariah yang memiliki tingkat efisiensi yang tetap yaitu pada tahun
2016 yaitu efisien pada tingkat 100%, sedangkan pada periode – periode
2010 – 2015 Bank Syariah memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.
a. Target Input dan Output Bank Syariah “W”
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat efisiensi metode Data
Envelopment Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to
Scale) dengan menggunakan software DEAWIN, dapat digambarkan
pencapaian nilai efisiensinya pada tiap - tiap tahun pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Tingkat Efisiensi Bank Syariah “W”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel
Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2010
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100%
764601 764601 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 253303 253303 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 1608141 1608141 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 279698 279698 0.00% 100.00%
66
2011
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
95.35%
1156734 1102932 4.70% 95.30%
Beban Tenaga
Kerja 410355 365388 11.00% 89.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2319733 2319733 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 354797 403463 13.70% 87.90%
2012
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
97.19%
1457940 1416929 2.80% 97.20%
Beban Tenaga
Kerja 546875 469411 14.20% 95.50%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2980144 2980144 0.00% 100%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 402692 518325 189.30% 34.60%
2013
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
95.26%
2163144 2060701 4.70% 95.30%
Beban Tenaga
Kerja 754059 682685 9.50% 90.50%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 4334153 4334153 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 382453 753823 97.10% 50.70%
2014
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
95.47%
3352239 2179440 26.00% 71.00%
Beban Tenaga
Kerja 860392 821408 4.50% 95.50%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 5214863 5214863 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 313515 907002 189.30% 34.60%
2015
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
84.32%
2853895 2353205 17.50% 82.50%
67
Beban Tenaga
Kerja 924522 779588 15.70% 84.30%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 4949360 4949360 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 318333 860823 176.00% 36.20%
2016
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100%
5792567 5792567 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 238980 238980 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 9717770 9717770 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 161542 161542 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada tabel 4.7 memperlihatkan bahwa Bank Syariah “W” mengalami
tingkat efisiensi 100% pada tahun 2010 dan 2016, sedangkan tingkat
efisiensi terendah yaitu pada tahun 2015 Bank Syariah “W” tingkat
efisiensinya hanya sebesar 84,32%, dimana pada saat itu Bank Syariah “W”
dapat meningkatkan efisiensinya dengan cara menetapkan target hak pihak
ketiga atas bagi hasil menjadi 2353205 juta rupiah atau mengurangi 17,5%
dari 2853895 juta rupiah. Variabel beban tenaga kerja ditetapkan target
779588 juta rupiah atau mengurangi 15,7% dari 924522 juta rupiah,
sedangkan untuk variabel pendapatan operasional lainnya ditetapkan target
sebesar 860823 juta rupiah atau meningkatkan sebesar 176% dari angka
aktualnya yaitu sebesar 318333 juta rupiah.
b. Target Input dan Output Bank Syariah “X”
Berdasarkan penghitungan tingkat efisiensi pada Bank Syariah “X” maka
didapatkan hasil :
68
Tabel 4.8
Tingkat Efisiensi Bank Syariah “X”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel
Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2010
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
95.83%
277606 266042 4.20% 95.80%
Beban Tenaga
Kerja 189999 163067 14.20% 85.80%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 674895 674895 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 59405 85254 43.50% 69.70%
2011
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
89.27%
461905 412356 10.70% 89.30%
Beban Tenaga
Kerja 302475 252748 16.40% 83.60%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 1046062 1046062 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 95708 132142 38.10% 72.40%
2012
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100.00%
527595 527595 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 323383 323383 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 1338401 1338401 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 169071 169071 0.00% 100.00%
2013
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
99.66%
764590 762026 0.30% 99.70%
Beban Tenaga
Kerja 400267 398925 0.30% 99.70%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 1737511 1737511 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 138109 145639 5.50% 94.80%
69
2014
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
95.47%
3352239 2179440 26.00% 71.00%
Beban Tenaga
Kerja 860392 821408 4.50% 95.50%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 5214863 5214863 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 313515 907002 189.30% 34.60%
2015
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
99.60%
1027442 1023347 0.40% 99.60%
Beban Tenaga
Kerja 509098 507069 0.40% 99.60%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2424752 2424752 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 130460 139960 7.30% 93.20%
2016
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100%
6851949 6851949 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 399564 399564 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2892297 2892297 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 918531 918531 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi 100% yang
dicapai Bank Syariah “X” yaitu pada tahun 2012 dan 2016, sedangkan
tingkat efisiensi terendah yaitu pada tahun 2011 yaitu 89,27%. Dimana pada
tahun tersebut, Bank Syariah “X” dapat mencapai tingkat efisiensi 100%
apabila dengan cara, mengurangi variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil
sebesar 10,70%, mengurangi variabel beban tenaga kerja sebesar 16,40%
70
dan meningkatkan variabel pendapatan operasional lainnya sebesar 38,10%
dari angka aktual.
c. Target Input dan Output Bank Syariah “Y”
Tabel 4.9
Tingkat Efisiensi Bank Syariah “Y”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel
Tingkat
Efisiensi Actual Target
To
Gain Achieved
2010
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100.00%
140106 140106 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 77280 77280 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 417661 417661 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 24420 24420 0.00% 100.00%
2011
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100.00%
252413 252413 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 183764 183764 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 784144 784144 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 61818 61818 0.00% 100.00%
2012
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100.00%
291056 291056 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 317073 317073 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 936406 936406 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 84109 84109 0.00% 100.00%
2013
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil 100.00% 418332 418332 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 461512 461512 0.00% 100.00%
71
Pendapatan
Pengelolaan Dana 1333245 1333245 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 146964 146964 0.00% 100.00%
2014
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
92.46%
691444 639336 7.50% 92.50%
Beban Tenaga
Kerja 644458 595891 7.50% 92.50%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2026108 2026108 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 100387 172486 71.80% 58.20%
2015
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
91.85%
846069 777108 8.20% 91.80%
Beban Tenaga
Kerja 669585 615009 8.20% 91.80%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 2429243 2429242 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 118814 196326 65.20% 60.50%
2016
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil
100%
226429 226429 0.00% 100.00%
Beban Tenaga
Kerja 183407 183407 0.00% 100.00%
Pendapatan
Pengelolaan Dana 6861488 6861488 0.00% 100.00%
Pendapatan
Operasional
Lainnya 390270 390270 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa Bank Syariah “Y” pada tahun 2014
dan 2015 mengalami tingkat efisiensi sebesar 92,46% dan 91,85%,
sedangkan pada tahun 2010 sampai 2013 dan 2016 Bank Syariah “Y” telah
efisien 100%.
d. Target Input dan Output Bank Syariah “Z”
72
Berdasarkan penghitungan tingkat efisiensi pada Bank Syariah “X” maka
didapatkan nilai – nilai efisiensi input outputnya adalah :
Tabel 4.10
Tingkat Efisiensi Bank Syariah “Z”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel
Tingkat
Efisiensi Actual Target
To
Gain Achieved
2010
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
94.61%
1161680 1099105 5.40% 94.60%
Beban Tenaga Kerja 622679 589137 5.40% 94.60%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 2768072 2768072 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 566542 643958 13.70% 88.00%
2011
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
100.00%
1780550 1780550 0.00% 100.00%
Beban Tenaga Kerja 964882 964882 0.00% 100.00%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 3771272 3771272 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 1081748 1081748 0.00% 100.00%
2012
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
100.00%
1913566 1913566 0.00% 100.00%
Beban Tenaga Kerja 973160 973160 0.00% 100.00%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 4684793 4684793 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 1138748 1138748 0.00% 100.00%
2013
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
100.00%
2080942 2080942 0.00% 100.00%
Beban Tenaga Kerja 1192403 1192403 0.00% 100.00%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 5437851 5437851 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 1193419 1193419 0.00% 100.00%
2014
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
88.17%
2451302 2161272 11.80% 88.20%
73
Beban Tenaga Kerja 1359776 1198891 11.80% 88.20%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 5546561 5546561 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 1002553 1252735 25.00% 80.00%
2015
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
94.56%
2438224 2305691 5.40% 94.60%
Beban Tenaga Kerja 1370215 1295735 5.40% 94.60%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 5960016 5960016 0.00%
100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 938859 1330839 41.8% 70.50%
2016
Hak Pihak Ketiga Atas
Bagi Hasil
100%
5933518 5933518 0.00% 100.00%
Beban Tenaga Kerja 4686787 4686787 0.00% 100.00%
Pendapatan Pengelolaan
Dana 1573078 1573078 0.00% 100.00%
Pendapatan Operasional
Lainnya 1761951 1761951 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Berdasarkan tabel 4.10 memperlihatkan bahwa tingkat efisien 100%
Bank Syariah “Z” pada tahun 2011, 2012, 2013 dan 2016, sedangkan tingkat
efisiensi terendah yaitu pada tahun 2014 yaitu 88,17% atau inefisien sebesar
11,83%. Pada tahun 2014, nilai – nilai efisiensi per input maupun output dapat
dicapai apabila Bank Syariah “Z” menurunkan nilai variabel hak pihak ketiga
atas bagi hasil dan beban tenaga kerja sebesar 11,80% dan meningkatkan
pendapatan operasional lainnya sebanyak 25% dari angka aktual pervariabel.
Dari hasil penelitian ke empat Bank Syariah tersebut, maka Bank
Syariah “Y” yang hampir selalu mengalami efisiensi 100% dari tahun 2010
sampai 2013 dan 2016. Di sisi lain, ada beberapa Bank Syariah dalam beberapa
periode mengalami inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut disebabkan kurang
maksimalnya penggunaan input yang dikonversi menjadi output, hal itu juga
74
berarti bahwa peningkatan efisiensi hanya perlu menggunakan kebijakan
bersifat internal dengan cara pengendalian dan alokasi sumber daya secara
optimal.
2. Hasil Perhitungan dan Analisis Pengaruh Variabel Input dan Variabel
Output Bank Syariah terhadap Tingkat Pertumbuhan menggunakan
Partial Least Square (PLS).
Pada perhitungan ini ditujukan untuk melihat bagaimana hubungan
variabel input yang terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi hasil (X1) serta
beban tenaga kerja (X2), dan variabel output yang terdiri dari pendapatan
pengelolaan dana (X3) serta pendapatan operasional lainnya (X4) terhadap
tingkat pertumbuhan Bank Syariah (Y) dilihat dari laba Bank Syariah periode
2010 – 2016. Dalam penelitian ini menggunakan model Structural Equation
Modelling (SEM) berbasis varian (Partial Least Square) dimana Partial Least
Square merupakan alat prediksi kausalitas yang digunakan untuk
pengembangan teori. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah
SmartPLS 3.0
75
Gambar 4.2
Pola SmartPLS
Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa masing – masing konstruk
memiliki satu indikator. Indikator tersebut terdiri dari hak pihak ketiga atas
bagi hasil, beban tenaga kerja, pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan
operasional lainnya. Arah panah antara indikator dengan konstruk laten
adalah menuju konstruk yang menunjukkan bahwa penelitian menggunakan
indikator formatif.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk indikator formatif menggunakan korelasi
antar skor item dengan skor konstruknya. Pengukuran indikator formatif
menunjukkan adanya perubahan pada suatu indikator dalam konstruk
jika indikator lain pada konstruk yang sama berubah atau dikeluarkan
dari model.
X1
X2
X3
X4
Y
Tingkat Pertumbuhan (Y)
Hak Pihak Ketiga
Atas Bagi Hasil (X1)
Beban Tenaga Kerja
(X2)
Pendapatan
Pengelolaan Dana
(X3)
Pendapatan
Operasional Lainnya
(X4)
76
Tabel 4.11
Nilai Outer Loadings
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Tabel diatas menunjukkan bahwa loading factor memberikan
nilaiyang disarankan yaitu sebesar 0,5. Nilai yang terdapat untuk semua
indikator adalah sebesar 1.000, maka indikator dalam penelitian ini
dinyatakan valid atau memenuhi uji convergent validity. Lebih lanjut
dilakukan uji discriminant validity dengan hasil cross loadings sebagai
berikut :
Tabel 4.12
Hasil Cross Loading
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Suatu indikator dinyatakan valid apabila mempunyai loading factor
tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor
kepada konstruk lain. Table diatas menunjukkan bahwa loading factor
untuk indikator Hak pihak ketiga atas bagi hasil (X1) mempunyai loading
factor kepada konstruk Hak pihak ketiga atas bagi hasil (X1) lebih tinggi
daripada konstruk lain. Nilai loading factor indikator Hak pihak ketiga
X1 X2 X3 X4 Y
X1 1.000
X2 1.000
X3 1.000
X4 1.000
Y 1.000
X1 X2 X3 X4 Y
X1 1.000 0.955 0.890 0.830 0.747
X2 0.955 1.000 0.984 0.806 0.641
X3 0.890 0.984 1.000 0.783 0.555
X4 0.830 0.806 0.783 1.000 0.833
Y 0.747 0.641 0.555 0.833 1.000
77
atas bagi hasil terhadap konstruk hak pihak pihak ketiga atas bagi hasil
adalah sebesar 1.000 lebih tinggi dari konstruk Beban tenaga kerja
sebesar 0.955, konstruk pendapatan pengeloalaan dana sebesar 0.890,
konstruk pendapatan operasional lainnya sebesar 0.830 dan konstruk
tingkat pertumbuhan sebesar 0.747.
Pada indikator beban tenaga kerja (X2) nilai tertinggi berada blok
konstruknya yaitu sebesar 1.000, indikator pendapatan pengelolaan dana
(X3) pada konstruk pendapatan pengelolaan dana mendapatkan nilai
loading factor yang tinggi sebesar 1.000 dan nilai loading factor pada
pendapatan pengelolaan dana terhadap konstruknya bernilai 1.000.
dengan demikian, setiap indikator memprediksi pada blok konstruk
mereka sendiri dibandingkan indikator memprediksi pada blok konstruk
lain.
Metode lain dalam melihat discriminant validity adalah dengan
melihat nilai square root of average extracted (AVE). nilai yang
disarankan adalah diatas 0,5. Dari perhitungan diperoleh bahwa nilai
AVE untuk keseluruhan konstruk dan indikator dalam model penelitian
ini sebesar 1.000 > 0,5, yang artinya menyatakan memenuhi syarat uji
discriminant validity.
Table 4.13
Hasil Average Variance Extracted
AVE
X1 1.000
X2 1.000
X3 1.000
X4 1.000
78
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite reliability
dari blok indikator. Hasil composite reliability akan menunjukkan nilai
yang memuaskan jika hasil > 0,7. Berikut adalah hasil dari uji composite
reliability.
Tabel 4.14
Hasil Composite Reliability
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai
composite reliability untuk semua konstruk adalah diatas 0,7 yang
menunjukkan bahwa semua konstruk pada model memenuhi kriteria
discriminant validity. Nilai composite reliability untuk semua variabel
adalah sebesar 1.000 pada konstruk. Selanjutnya uji reliabilitas juga
dapat diperkuat dengan cronbach’s alpha dimana output smartPLS
memberikan hasil diatas yang disyaratkan. Nilai yang disarankan adalah
> 0,6.
Y 1.000
Composite Reliabilty
X1 1.000
X2 1.000
X3 1.000
X4 1.000
Y 1.000
79
Tabel 4.15
Hasil Cronbach’s Alpha
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai dari
Cronbach’s Alpha untuk semua konstruk adalah 1.000, hal ini
menujukkan bahwa nilai yang dihasilkan > 0,6, yang akan semakin
memperkuat bahwa penelitian ini dinyatakan memenuhi uji reliabilitas.
c. Uji Hipotesis
Didalam melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini dilakukan
Uji T dan Nilai R2. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yang
digunakan dalam penelitian menggunakan Uji T dan melihat besaran nilai
R2.
1. Uji T
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan Uji T,
ditetapkan jika besaran nilai Uji T (T- Statistik) > 1,96 maka
dinyatakan indikator memiliki pengaruh terhadap konstruk laten.
Cronbach’s Alpha
X1 1.000
X2 1.000
X3 1.000
X4 1.000
Y 1.000
80
Tabel 4.16
Hasil Uji T
Original
Sample
T –
Statistic
P values
Hak pihak ketiga atas bagi hasil
Tingkat pertumbuhan Bank Syariah
-3.911 3.777 0.000
Beban tenaga kerja Tingkat
pertumbuhan Bank Syariah
11.189 5.616 0.000
Pendapatan Pengelolaan Dana
Tingakt pertumbuhan Bank Syariah
-8.030 5.855 0.000
Pendapatan Operasional Lainnya
Tingkat pertumbuhan Bank Syariah
1.380 9.941 0.000
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan hasil perhitungan Uji T
untuk variabel input yang terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi hasil
dan beban tenaga kerja. Hasil tersebut menunjukkan nilai T statistik
untuk variabel input hak pihak ketiga atas bagi hasil adalah sebesar
3.777 > 1,96, dengan demikian hasil tersebut menyatakan bahwa
hubungan variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil berpengaruh
signifikan negatif terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah. Hal
tersebut dikarenakan, Bank Syariah masih belum mampu
menghimpun dana – dana murah dari masyarakat dibandingkan
dengan Bank Konvensional, mayoritas penghimpunan dana berasal
dari deposito atau dana mahal, sehingga membuat beban hak pihak
ketiga atas bagi hasil menjadi lebih besar pada Bank Syariah sehingga
berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan.
Sedangkan variabel input Beban tenaga kerja, hasil dari T –
statistiknya sebesar 5.616 > 1,96, dengan demikian hasil tersebut
menyatakan bahwa hubungan variabel input beban tenaga kerja
81
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pertumbuhan Bank
Syariah. Beban tenaga kerja dapat diasumsikan semakin banyak
tenaga kerja maka akan membuat Bank Syariah akan dapat melakukan
banyak melakukan ekspansi sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan Bank Syariah itu sendiri, namun ekspansi yang
dilakukan harus efektif dan efisien, sehingga dapat menyerap nasabah
– nasabah sekaligus sosialisasi oleh Bank Syariah. Berdasarkan kedua
hasil tersebut, dinyatakan bahwa untuk kedua variabel input
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan hasi perhitungan Uji T
untuk variabel output yang terdiri dari pendapatan pengelolaan dana
dan pendapatan operasional lainnya. Hasil tersebut menunjukkan
untuk variabel output pendapatan pengelolaan dana memiliki T –
statistik sebesar 5.855 > 1,96, dengan demikian hubungan antara
variabel output pendapatan pengelolaan dana berpengaruh signifikan
negatif terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
Variabel output Pendapatan Operasional Lainnya memiliki nilai T
– Statistik sebesar 9.941 > 1,96, dengan demikian hubungan antara
variabel pendapatan operasional lainnya berpengaruh signifikan
positif terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah. Pendapatan
operasional lainnya bersifat langsung diterima oleh Bank Syariah
sendiri, pendapatan operasional lainnya didapatkan oleh bank salah
satunya berasal dari jasa – jasa yang dilakukan oleh Bank Syariah,
82
berbeda dengan sifat pada pendapatan pengelolaan dana, semakin
Bank Syariah dapat melakukan ekspansi kepada masyarakat, maka
semakin dikenal oleh masyarakat dan semakin tinggi tingkat transaksi
yang dilakukan oleh Bank yang menyebabkan bertambahnya
pendapatan operasional.Kedua hasil Uji T untuk variabel ouput Bank
Syariah menunjukkan bahwa pendapatan pengelolaan dana dan
Pendapatan operasional lainnya berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah.
2. Uji R- Square Adjusted (R2)
Uji hipotesis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah melihat besaran nilai R2 Adjusted. Menurut Ghozali (2011)
menyatakan bahwa hasil perhitungan R2 bernilai 0,33 maka penelitian
tersebut dinyatakan moderat, sedangkan jika nilai R2 kurang dari 0,33
maka hasil penelitian tersebut dikatakan lemah.
4.17
Hasil R Square
R Square R Square
Adjusted
Tingkat pertumbuhan
Bank Syariah (Y)
0,924 0,911
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Tabel diatas menujukkan nilai R square Adjusted pada penelitian
ini adalah sebesar 0,911 > 0,33, hal ini menunjukkan bahwa seluruh
indikator dapat menggambarakan variabel tingkat pertumbuhan Bank
Syariah sebesar 91,1 %, sedangkan 8,9 % digambarkan oleh variabel
lain tidak terdapat dalam penelitian ini.
83
3. Hasil perhitungan dan analisis tingkat efisiensi Bank Syariah dengan
Nilai Islam
Perhitungan tingkat efisiensi menggunakan metode Nilai Islam dilakukan
pada empat Bank Syariah yaitu Bank Syariah “W”, Bank Syariah “X”, Bank
Syariah “Y” dan Bank Syariah “Z” dengan dilakukan Uji H. kriteria
penerimaan dan penolakan hipotesis didapatkan dari hasil perhitungan tingkat
efisiensi dengan nilai Islam dengan menggunakan kriteria : (Aziz, 2015)
a. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)
b. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load
c. Jika hasil lebih besar dari rata – rata nilai berarti impact
A. Kriteria Uji H
Uji H dilakukan guna mendapatkan hasil perhitungan efisiensi dengan
metode Nilai Islam. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam
melakukan Uji H : (Aziz, 2015)
1. Melakukan pendataan guna memperoleh besaran dari obyek yang
diteliti berupa nilai, indeks, persentase atau nominal dalam bentuk
harga asli.
2. Meninjau laju besaran dari obyek yang diteliti dengan menghitung
selisih dari besaran pertama dengan besaran kedua dan selanjutnya.
3. Membuat pola rata – rata dari besaran obyek dikomparasikan dengan
rata – rata obyek sejenis lainnya.
84
4. Setelah mendapatkan nominal, laju dan rata – rata laju, selanjutnya
dibutuhkan data lain yang berasal dari nilai religiusitas dalam bentuk
besaran bobot dibandingkan dengan obyek lain.
5. Dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data obyek berupa :
Dimana :
Bobot = Nilai Religiusitas / Nilai Ibadah
Rata – rata laju = k1 + k2 + k3 +………+ k6
6
Nominal = X6 (X pada periode terakhir)
6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang diteliti
maka dilakukan matriks guna mendapatkan hasil dari Nilai Islam
dan selanjutnya dilakukan kriteria penerimaan atau penolakan
hipotesis.
Dalam penelitian ini, menggunakan data variabel input dan variabel
output yang juga digunakan dalam analisis efisiensi metode Data
Envelopment Analysis terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi hasil, beban
tenaga kerja, pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan operasional
lainnya. Bobot nilai Islam yang didapatkan adalah :
H = Bobot X Rata – Rata Laju X Nominal Last Year
85
4.18
Bobot Nilai Islam
Bank Syariah Bobot Nilai Islam
Bank Syariah “W” 0.80
Bank Syariah “X” 0.40
Bank Syariah “Y” 0.99
Bank Syariah “Z” 0.50
Tabel tersebut memperlihatkan bobot nilai Islam atau nilai religiusitas
yang didapatkan, nilai religiusitas tersebut didapatkan melalui
perbandingan dan konfirmasi Nilai Ibadah yang dilakukan oleh masing –
masing Bank Syariah. Nilai Ibadah yang tertinggi terdapat pada Bank
Syariah “Y”, hal ini disebabkan bahwa Bank Syariah tersebut telah
membuat peraturan bahwa sejak bulan Oktober tahun 2016 menghentikan
aktifitas selama 15 menit pada waktu shalat zuhur dan ashar, artinya Bank
Syariah “Y” mengutamakan shalat tepat waktu sehingga mendapatkan
nilai ibadah atau nilai Islam yang tinggi dibandingkan dengan Bank
Syariah lainnya. Sedangkan bobot nilai Bank Syariah “W” adalah sebesar
0,80, Bank Syariah “X” adalah sebesar 0,40 dan Bank Syariah “Z”
memiliki nilai ibadah sebesar 0,50.
B. Hasil perhitungan Uji H dan Analisis
Uji H dilakukan pada masing – masing variabel yang digunakan pada
penelitian ini. Berdasarkan perhitungan Uji H yang dilakukan peneliti, maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
86
1) Uji H pada Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil
Uji H yang dilakukan pada variabel input hak pihak ketiga atas bagi
hasil didapatkan hasilnya :
Tabel 4.19
Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah “W”
Bank Syariah “W” I1
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,16
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Dimana nilai uji H1 adalah hasil straight dengan nilai positif, karena
hasil berada dibawah rata – rata matriks, H2 adalah hasil loads dengan
nilai 0,16 karena memiliki selisih rata – rata matriks sebesar 0,16, dan
H3 adalah hasil impact dengan konklusi ada dampak karena
memberikan kontribusi dibawah rata – rata.
Tabel 4.20
Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah “X”
BANK SYARIAH “X” I1
(H1) HASIL STRAIGHT (-)
(H2) HASIL LOADS -0,46
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Dimana hasil uji H1 adalah hasil straight dengan nilai negatif karena
berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil loads
dengan nilai -0,46 adalah memiliki selisih dengan rata – rata matriks
sebesar -0,46 dan H3 adalah impact dengan konklusi tidak ada dampak
karena tidak memberikan kontribusi diatas rata – rata.
87
Tabel 4.21
Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah “Y”
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Dimana hasil uji H1 adalah hasil straight dengan nilai positif
Karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil
loads dengan nilai 0,23 adalah karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,23 dan H3 adalah impact dengan konklusi ada dampak
karena memberikan kontribusi dibawah rata – rata.
Tabel 4.22
Efficiency H pada Input 1 Bank Syariah “Z”
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Dimana H1 adalah hasil straight dengan nilai positif karena hasil
dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil loads dengan
nilai 0,06 adalah karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks
sebesar 0,06, dan H3 adalah hasil impact dengan konklusi ada dampak
karena memberikan kontribusi dibawah rata – rata.
Dari seluruh hasil Uji H pada variabel input hak pihak ketiga atas
bagi hasil pada masing – masing bank dapat diketahui bahwa Bank
BANK SYARIAH “Y” I1
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,23
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
BANK SYARIAH “Z” I1
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,06
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
88
Syariah “W”, Bank Syariah “Y” dan Bank Syariah “Z” memiliki
dampak dalam kontribusi pengembangan hak pihak ketiga atas bagi
hasil berdasarkan nilai Islam artinya bahwa Bank Syariah W, Y, dan Z
efisien berdasarkan nilai Islam, tingkat efisiensi terbaik dimilki oleh
Bank Syariah Y, hal ini dikarenakan memiliki selisih paling besar
dengan rata – rata matriks sebesar 0,23, Bank Syariah Y telah dapat
mengoptimalkan penggunaaan variabel input hak pihak ketiga atas bagi
hasil sehingga hasil yang didapatkan positif, artinya Bank Syariah Y
tidak memberikan beban yang melebihi rata – rata pada variabel input
bagi hasil kepada deposan, sedangkan Bank Syariah X tidak memiliki
dampak dalam kontribusi pengembangan hak pihak ketiga atas bagi
hasil berdasarkan nilai Islam, terlihat pada hasil perhitungan efisiensi
dengan Nilai Islam yaitu -0,46 artinya bahwa Bank Syariah kurang
dapat mengoptimalkan penggunaan variabel input hak pihak ketiga atas
bagi hasil, dimana Bank Syariah X memberikan beban yang besar
terhadap perusahaan melalui bagi hasil kepada deposan.
2) Uji H pada Beban Tenaga Kerja
Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel input kedua yaitu beban
tenaga kerja, berdasarkan Uji H yang dilakukan pada masing – masing
Bank Syariah, maka didapatkan hasil :
89
Tabel 4.23
Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah W
Bank Syariah “W” I2
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,08
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif, karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,08 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,08, dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi dibawah rata –
rata.
Tabel 4.24
Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah X
Bank Syariah “X” I2
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,01
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada dibawah rata – rata, sedangkan H2 adalah hasil
loads bernilai 0,01 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks
sebesar 0,01 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan konklusi
ada dampak karena memberikan kontribusi dibawah rata – rata.
90
Tabel 4.25
Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah Y
Bank Syariah ”Y” I2
(H1) HASIL STRAIGHT ( + )
(H2) HASIL LOADS 0,07
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,07 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,07 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena hasilnya dibawah rata – rata matriks.
Tabel 4.26
Efficiency H pada Input 2 Bank Syariah Z
Bank Syariah ”Z” I2
(H1) HASIL STRAIGHT (-)
(H2) HASIL LOADS -0,16
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
negatif karena berada diatas rata – rata, sedangkan H2 adalah hasil loads
bernilai -0,16 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks sebesar
-0,16 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan konklusi tidak
ada dampak karena hasilnya diatas rata – rata matriks.
Dari seluruh hasil Uji H pada masing – masing Bank Syariah yang
dilakukan pada variabel input beban tenaga kerja, memberikan hasil
bahwa terdapat tiga Bank Syariah yang memiliki dampak terhadap
pengembangan variabel beban tenaga kerja yaitu Bank Syariah “W”
91
dan Bank Syariah “X” dan Bank Syariah “Y”. Bank Syariah “Z” tidak
memiliki dampak terhadap perkembangan variabel beban tenaga kerja.
Hal ini menunjukkan bahwa Bank Syariah W, X dan Y telah efisien
dalam variabel beban tenaga kerja, artinya bank – bank syariah tersebut
telah mengoptimalkan beban tenaga kerja sehingga tidak memberikan
beban melebihi rata – rata yang akan berpengaruh terhadap efisiensi.
Sedangkan Bank Syariah Z belum efisien atau inefisiensi berdasarkan
Nilai Islam, artinya Bank Syariah Z memberikan beban tenaga kerja
melebihi rata – rata sehingga berpengaruh terhadap efisiensi, hal ini
sesuai dikarenakan kondisi Bank Syariah Z pada saat sekarang sedang
melakukan ekspansi perusahaan, dan dapat dilihat juga pada data Beban
Tenaga Kerja Bank Syariah Z yang terus mengalami peningkatan yang
signifikan, sehingga memberikan dampak terhadap penggunaan
variabel input beban tenaga kerja.
3) Uji H pada Pendapatan Pengelolaan Dana
Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel output satu yaitu
pendapatan pengelolaan dana, berdasarkan Uji H yang dilakukan pada
masing – masing Bank Syariah, maka didapatkan hasil :
Tabel 4.27
Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah W
Bank Syariah ”W” O1
(H1) HASIL STRAIGHT (+)
(H2) HASIL LOADS 0,03
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
92
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,03 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,03 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi diatas rata – rata.
Tabel 4.28
Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah X
Bank Syariah ”X” O1
(H1) HASIL STRAIGHT ( - )
(H2) HASIL LOADS -0,16
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai -0,16 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar -0,16 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi tidak ada dampak karena tidak memberikan kontribusi diatas
rata – rata.
Tabel 4.29
Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah Y
Bank Syariah ”Y” O1
(H1) HASIL STRAIGHT ( + )
(H2) HASIL LOADS 0,39
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Daa diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,39 karena memiliki selisih dengan rata – rata
93
matriks sebesar 0,39 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi diatas rata – rata.
Tabel 4.30
Efficiency H pada Output 1 Bank Syariah Z
Bank Syariah ”Z” O1
(H1) HASIL STRAIGHT ( - )
(H2) HASIL LOADS -0,26
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai -0,26 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar -0,26 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi tidak ada dampak karena tidak memberikan kontribusi diatas
rata – rata.
Dari seluruh hasil Uji H pada variabel output pendapatan
pengelolaan dana pada masing – masing bank dapat diketahui bahwa
Bank Syariah “W” dan Bank Syariah “Y” memiliki dampak dalam
kontribusi pengembangan hak pihak ketiga atas bagi hasil berdasarkan
nilai Islam yang artinya bahwa kedua bank tersebut efisien berdasarkan
Nilai Islam pada variabel pendapatan pengelolaan dana karena berada
diatas rata – rata matriks, sedangkan Bank Syariah “X”, Bank Syariah
“Z” tidak memiliki dampak dalam kontribusi pengembangan variabel
pendapatan pengelolaan dana berdasarkan nilai Islam atau belum
efisien atau inefisien pada variabel pendapatan pengelolaan dana.
4) Uji H pada Pendapatan Operasional Lainnya
94
Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel output dua yaitu
pendapatan operasional lainnya, berdasarkan Uji H yang dilakukanpada
masing – masing Bank Syariah, maka didapatkan hasil :
Tabel 4.31
Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah W
Bank Syariah ”W” O2
(H1) HASIL STRAIGHT ( - )
(H2) HASIL LOADS -0,38
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai -0,38 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar -0,38 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi tidak ada dampak karena tidak memberikan kontribusi diatas
rata – rata.
4.32
Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah X
Bank Syariah ”X” O2
(H1) HASIL STRAIGHT ( + )
(H2) HASIL LOADS 0,14
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,14 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,14 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi diatas rata – rata.
95
Tabel 4.33
Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah Y
Bank Syariah ”Y” O2
(H1) HASIL STRAIGHT ( + )
(H2) HASIL LOADS 0,44
(H3) HASIL IMPACT IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai 0,44 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar 0,44 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi diatas rata – rata.
Tabel 4.34
Efficiency H pada Output 2 Bank Syariah Z
Bank Syariah ”Z” O2
(H1) HASIL STRAIGHT ( - )
(H2) HASIL LOADS -0,20
(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT
Sumber : Data diolah dengan HEFDYN
Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai
negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah
hasil loads bernilai -0,20 karena memiliki selisih dengan rata – rata
matriks sebesar -0,20 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan
konklusi tidak ada dampak karena tidak memberikan kontribusi diatas
rata – rata. Berdasarkan hasil Uji H pada variabel output kedua yaitu
pendapatan operasional lainnya pada masing – masing Bank Syariah,
didapatkan hasil bahwa Bank Syariah X dan Bank Syariah Y efisien
berdasarkan Nilai Islam dan memberikan dampak terhadap
96
pengembangan variabel pendapatan operasional lainnya karena
memiliki hasil diatas rata – rata, sedangkan Bank Syariah W dan Z
belum efisien atau inefisiensi berdasarkan Nilai Islam dan tidak
memberikan dampat terhadap pengembangan variabel pendapatan
operasional lainnya karena memiliki hasil dibawah rata – rata matriks.
Dari seluruh hasil Uji H pada variabel input maupun output pada
masing – masing bank dapat diketahui bahwa Bank Syariah “Y”
memiliki tingkat efisiensi yang baik dibandingkan dengan Bank
Syariah lainnya, hal ini sejalan dengan hasil pengukuran tingkat
efisiensi dengan Data Envelopment Analysis, sedangkan Bank Syariah
“W” belum efisien pada variabel pendapatan operasional lainnya. Bank
Syariah “X” belum efisien pada variabel hak pihak ketiga atas bagi
hasil, pendapatan pengelolaan dana, dan Bank Syariah “Z” belum
efisien pada variabel beban tenaga kerja dan pendapatan operasional
lainnya dan pendapatan pengelolaan dana.
Berdasarkan hasil dari seluruh Uji H yang dilakukan pada masing –
masing variabel yang diteliti pada setiap Bank Syariah, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai Islam (bobot nilai ibadah) akan mempengaruhi
tingkat efisiensi Bank Syariah, sehingga apabila sebuah Bank Syariah
ingin meningkatkan tingkat efisiensi Banknya maka dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan bobot nilai Islam yang berasal dari nilai
ibadah. Semakin baik nilai ibadah yang didapatkan, maka bobot yang
97
didapatkan semakin besar dan akan mempengaruhi hasil perhitungan
tingkat efisiensi Bank Syariah.
98
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Tingkat efisiensi pada Bank Syariah dengan menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA) pada Bank Syariah “W” selama
periode penelitian yaitu tahun 2010 – 2016, efisien 100% pada tahun
2010 dan 2016 sedangkan pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan
2015 mengalami inefisien. Pada Bank Syariah “X” mengalami
inefisien pada tahun 2010 – 2011, 2013 – 2015, sedangkan pada
tahun 2012 dan 2016 efisien. Pada Bank Syariah “Y” hampir pada
seluruh periode penelitian telah efisien 100, hanya pada tahun 2014
dan 2015 yang mengalami inefisiensi. Dan pada Bank Syariah “Z”
telah efisien pada 4 tahun periode penelitian, yaitu pada tahun 2010,
2011, 2012, 2013 dan 2016. Berdasarkan perhitungan, rata rata
tingkat efisiensi seluruh Bank Syariah pada tahun 2010 sebesar
97,61%, tahun 2011 sebesar 96,15%, tahun 2012 sebesar 99,29%,
tahun 2013 sebesar 97,62%, tahun 2014 sebesar 92,77%, tahun 2015
sebesar 92,58% dan tahun 2016 efisien 100%, dengan demikian
selama periode penelitian, rata – rata tingkat efisiensi Bank Syariah
mengalami fluktuasi selama periode penelitian.
99
2. Hasil analisis pengaruh dengan metode Partial Least Square,
menunjukkan bahwa untuk variabel input yang terdiri dari hak pihak
ketiga atas bagi hasil dengan nilai koefisien sebesar – 3.911
signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan Bank
Syariah, dan variabel beban tenang kerja, dengan nilai koefisien
sebesar 11.189 signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah. Hasil pada variabel output yang terdiri
dari pendapatan pengelolaan dana dengan nilai koefisien sebesar -
8.030 signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan
Bank Syariah, dan variabel output pendapatan operasional lainnya
signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan Bank
Syariah dengan nilai koefisien sebesar 1.380. Dengan demikian,
baik variabel input maupun variabel output terdapat pengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah.
3. Tingkat efisiensi Bank Syariah berdasarkan nilai Islam, berdasarkan
hasil Uji H menunjukkan bahwa dari keempat Bank Syariah yang
menjadi objek penelitian, hanya Bank Syariah “Y” memiliki efisien
dan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan seluruh
variabel baik input dan output, sedangkan Bank Syariah W, X, dan
Z pada beberapa variabel berdasarkan Nilai Islam belum efisien,
dengan demikian Nilai Islam dapat mememgaruhi tingkat efisiensi
Bank Syariah, meningkatkan efisiensi Bank Syariah dengan
meningkatkan bobot Nilai Ibadah atau Nilai Islam, semakin besar
100
bobot Nilai Ibadah atau Nilai Islam yang didapatkan maka akan
semakin memberikan pengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank
Syariah tersebut pada masing – masing variabel.
B. Implikasi
1. Bagi manajemen perbankan dapat meningkatkan kinerja keuangannya
dengan baik dengan menggunakan variabel – variabel yang sesuai
dengan penelitian ini, agar dapat meningkatkan tingkat efisiensinya.
Peningkatan tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan atau mengurangi besaran input dan output masing –
masing Bank Syariah sesuai dengan target input atau target output
berdasarkan hasil perhitungan dalam penelitian ini disetiap tahunnya,
dan mempertahankan target input maupun output yang telah 100%
tercapai dengan baik.
2. Penelitian ini memberikan perspektif terkini, bahwa tingkat efisiensi
Bank Syariah tidak hanya dapat dilihat dengan metode Data
Envelopment Analysis tetapi juga dapat dilihat dari perspektif ibadah,
efisiensi dengan Nilai Islam akan semakin baik jika nilai – nilai Islam
tidak hanya tertanam pada segi operasional Bank bekerja, tetapi nilai –
nilai Islam juga dapat tertanam pada Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bekerja pada Bank Syariah, sehingga Bank Syariah tidak hanya
efisien dengan pengukuran pendekatan konvensional tetapi juga
pengukuran pendekatan syariah atau Nilai Islam. Nilai Islam didapatkan
berasal dari bobot Nilai Islam, bobot Nilai Islam yang didapatkan
101
berasal dari ketepatan shalat zuhur berjamaah para pegawai, bobot ini
akan meningkatkan tingkat efisien dan efektifitas Bank Syariah,
semakin besar bobot yang didapatkan, maka akan semakin efisien Bank
Syariah berdasarkan metode Nilai Islam,
3. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sampel yang terpilih, dan pada
beberapa variabel input dan output saja, disarankan pada penelitian
selanjutnya dapat menggunakan sampel lebih banyak lagi, dan
menambahkan variabel input dan variabel output yang belum terdapat
dalam penelitian ini.
102
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Herni & Ahmad Rodhoni. (2014). Manajemen Keuangan Modern. Jakarta :
Mitra Wacana Media
Aziz, Mochamad Roikhan. (2015). Islamic Economics Methodology. Journal of
Research Islamic Economics Culture (RIEC) Vol 1, No 1.
Aziz, Mochamad Roikhan. (2016). Islam dan Pengetahuan. Jakarta : Esa Alam
Aziz, Mochamad Roikhan. (2015). Hahslm Islamic Economics Methodology.
Proceeding ICOSEC : Developing Countries Readiness Toward Global.
Universitas Negeri Solo.
Aziz, Mochamad Roikhan. (2012). New Paradigm on Islamic Kafah in Islamic
Economics. Jurnal Signifikan, Vol 1 No 2.
Aziz, Mochamad Roikhan. (2010). New Paradigm on Sinlammim Kaffah in Islamic
Economics. Jurnal Signifikan, Vol 9 No 2.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Teori H dalam Islam sebagai Wahyu dan Turats”.
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah. 2015
Aziz, Mochamad Roikhan. (2008). The Root of Mathematics and Science is Level
Compared With Religious Thinking. Proceeding, UIN Syarif Hidyatullah.
Jakarta.
Berger, A.N. & D.B Humprey. (1997). Efficiency of Financial Institution :
Internasional Survey and Direction for Future Research. Europan Journal of
Operational Research.
Charnes, A. Cooper, W.W Rhodes. (1978). Measuring the efficiency of decision-
making units. European Journal of Operational Research, 2.
Firdaus, Muhammad Faza & M. Nadratuzzaman Hosen. (2013). Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two Stage Data Envelopment
Analysis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Grewal, Baljeet Kaur. (2013). Overview Of The Islamic Financial Landscape :
Globally And In Europe. Kuwait Finance House.
Hadad, Muliaman D., W. Santoso., Eugenia Mardnugraha & Dhaniel Illyas. (2003).
Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Jurnal
Penelitian. Bank Indonesia.
Hassan, M. Kabir & Mervyn K. Lewis. (2007). Handbook of Islamic Banking.
United Kingdom : Edward Elgar Publishing Limited.
Hassine, Mustapha Ben dan Ratiba Limani. “The Impact of Bank Characteristics
on the Efficiency : Evidence from MENA Islamic Banks”. Journal of Applied
Finance and Banking, vol 4 no 3. 2014
103
Huda, Nurul dan Edwin, Nasution Mustafa. “Current Issues Lembaga Keungan
Syariah”. Jakarta. 2009.
Imam, Patrick and Kangni Kpodar. “Is Islamic Banking Good For Growth ?”.
Paper. IMF Working Paper. 2015
Karim, Adiwarman A. “Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan”. Rajawali Pers
: Jakarta. 2011
Komaryatin, Nurul. “Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karisidenan Pati dengan
Data Envelopment Analysis “. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol 4.
2007
Onour, Ibrahim dan Abdelgadir Abdalla. “Scale and Technical Efficiency of
Islamic Banks in Sudan : Data Envelopment Analysis”. MPRA Paper No
29885. 2011
Mulyono, Teguh P. “Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan” .Edisi Revisi,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
Mostafa, Muhamed M. “Modelling Islamic Banks’ Efficiency : A Non Parametric
Approach”. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Management, Vol 4 No 1. 2011
Prasetyia, Ferry dan Kanda Diendtara. “Pengukuran Efisiensi Perbankan Syariah
Berbasis Manajemen Risiko”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 15. 2011
Pratikto, Heri dan Iis Sugianto. “Kinerja Efisiensi Bank Syariah Sebelum dan
Sesudah Krisis Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis”. Jurnal
Ekonomi Bisnis No 2.2011
Putri dkk. “Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi:
Studi Terhadap perbankan Go-Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia.Volume 12 No.1. UII. Juni 2008
Ramli, Mahyuddin. “Studi Tentang Tingkat Efisiensi Bank Komersil di Indonesia
dan Beberapa Faktor Penentu”. Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, 2005
Rozzani, Nabilah dan Rashidah Abdul Rahman. “Determinants of Bank Efficiency
: Conventional versus Islamic”. International of Business and Management,
vol 8 no 14. 2013
Shafitranata, dan M. Nadratuzzaman Hossen. “Efficiency of Islamic Banks Using
Data Envelopment Analysis (DEA) in Indonesia, 2007 – 2010”. International
Journal of Academic Research in Economics and Management Sciences, Vol
3 No 1. 2014
Shahid, Haseeb., Ramiz ur Rehman, Ghulam Shabbir Khan Niazi, and Awais
Raoof. “Efficiencies Comparison of Islamic and Conventional Banks of
Pakistan”. International Research Journal of Finance and Economics, Issue
49. © EuroJournals Publishing, Inc. 2010
Sukirno, Sadono, (2008). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi ketiga. Divisi
Buku Perguruan Tinggi, PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
104
Suseno, Priyonggo. (2010). “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri
Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal of Islamic and Economics, Volume
2 No 1. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 2008
Sutawijaya, Adrian dan Etty Puji Lestari. (2009). “Efisiensi Teknis Perbankan
Indonesia Pascakrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model
DEA”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10 No 1, Fakultas Ekonomi,
Universitas Terbuka, Jakarta. 2009
Sufian F, Noor MANM (2009). “The determinants of Islamic banks efficiency
evidence Empirical evidence from MENA and ASIAN banking sectors”.
International journal of Islamic and Middle East. Finan. Manage.
Sulistyoningsih, Maisaroh. “Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Menggunakan Xefisiensi”. Skripsi Manajemen Universitas Negeri
Semarang. 2006.
Tahir, Izah Mohd dkk. “Analysing Islamic Bank Efficiency in Malaysia Using the
Standard and Alternative Approaches to Data Envelopment Analysis”.
Journal of Economics and Behavioral Studies Vol. 5 No. 11.2013.
Zaher, Tarik S. dan M. Kabir Hasan. “A Comparative Literature Survey of Islamic
Finance and Banking”. Financial Markets Institutions and Finance Vol 10.
2001
www.syariahmandiri.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.bankmuamalat.co.id
www.ojk.go.id
105
Lampiran 1 : Data Variabel
Variabel Input Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah
“W”
Bank
Syariah
“X”
Bank
Syariah
“Y”
Bank
Syariah
“Z”
2010 764601 277606 140106 1161680
2011 1156734 461905 252413 1780550
2012 1457940 527595 291056 1913566
2013 2163144 764590 418332 2080942
2014 3352239 994824 691444 2451302
2015 2853895 1027442 846069 2438224
2016 5792567 6851949 226429 5933518
Variabel Input Beban Tenaga Kerja Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 253305 189999 77280 622679
2011 410355 302475 183764 964882
2012 546875 323383 317073 973160
2013 754059 400267 461512 1192403
2014 860392 447030 644458 1359776
2015 924522 509098 669585 1370215
2016 238980 399564 183407 4686787
Variabel Output Pendapatan Pengelolaan Dana Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 1608141 674895 417661 2768072
2011 2319733 1046062 784144 3771272
2012 2980144 1338401 936306 4684793
2013 4334153 1737511 1333245 5437851
2014 5214863 2056602 2026108 5546561
2015 4949360 2424752 2429243 5960016
2016 9717770 2892297 6861488 1573078
106
Variabel Output Pendapatan Operasional Lainnya Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 279698 59405 24420 566542
2011 354797 95708 61818 1081748
2012 402692 169071 84109 1138748
2013 382453 138109 146964 1193419
2014 313515 83454 100387 1002553
2015 311894 130460 118814 938859
2016 161542 918531 390270 1761951
Laba Bank Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2010 – 2016 (jutaan rupiah)
Tahun Bank Syariah
Bank
Syariah “W”
Bank
Syariah “X”
Bank
Syariah “Y”
Bank
Syariah “Z”
2010 670640 10954 36512 418519
2011 443684 11654 66354 551070
2012 389414 101888 101892 807425
2013 475847 129564 117462 650530
2014 672169 3142 163251 48778
2015 150376 125322 228525 681774
2016 275596 119166 706962 771503
107
Lampiran 2 : Data total seluruh variabel
Data Total Bank Syariah
Tahun 2010 – 2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Hak Pihak
Ketiga atas
Basil
2343993 3651602 4190157 5427008 7489809 7165630 18804463
Beban
Tenaga Kerja
1143261 1861476 2160491 2808241 3311656 3473420 5508738
Pendapatan
Pengelolaan
Dana
5468769 7921211 9939644 12842760 14844134 15763371 21044633
Pendapatan
Operasional
Lainnya
930065 1594071 1794620 1860945 1499909 1500027 3232294
Tingkat
Pertumbuhan
(laba)
1136625 1072762 1400619 1373403 887340 1185997 1873227
108
Lampiran 3 : Hasil DEAWIN
Hasil DEAWIN Bank Syariah W :
109
Hasil DEAWIN Bank Syariah X :
110
111
Hasil DEAWIN Bank Syariah Y :
112
Hasil DEAWIN Bank Syariah Z :
113
114
Lampiran 4 : Hasil SmartPLS
115
116