analisis hukum islam terhadap kewarisan asuransi jiwa

Upload: ruwijah

Post on 10-Jul-2015

444 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAPKEWARISAN ASURANSI JIWA (STUDI DI PT. ASURANSI TAKAFUL INDONESIA JALANJAKSA AGUNG SUPRAPTO NO.70 MALANG ) Proposal SkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Dosen pembimbing: ZAENUL MAHMUDI. MA Oleh: Rofiatul Hasanah (05210008) JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2008 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Demi Allah, Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan, penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAPKEWARISAN ASURANSI JIWA (STUDI DI PT. ASURANSI TAKAFUL INDONESIA CABANG MALANG JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO.70 MALANG ) benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau memindah data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini ada kesamaan, baik dari segi isi, logika, maupun datanya, secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya secara otomatis batal demi hukum. Malang, 20 April 2009 Penulis, Rofiatul Hasanah NIM. 05210008 PERSETUJUAN PEMBIMBING Pembimbing penulisan skripsi saudara Rofiatul Hasanah, NIM 05210008, mahasiswi FakultasSyariahUniversitasIslamnageri(UIN)MaulanaMalikIbrahimMalang, setelahmembaca,mengamatikembaliberbagaidatayangadadidalamnya,dan mengoreksi, maka skripsi yang bersangkutan dengan judul: ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEWARISAN ASURANSI JIWA (STUDI DI PT. ASURANSI TAKAFUL INDONESIA CABANG MALANG JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 70 MALANG) telah dianggap memenuhi syarat-syarat ilmiah untuk disetujui dan diajukan pada majelis dewan penguji. Malang, 20 April 2009 Pembimbing, ZAENUL MAHMUDI, MA. NIP. 150 295 155 PENGESAHAN SKRIPSI DewanpengujiskripsisaudaraRofiatulHasanah,NIM05210008,mahasiswiFakultas Syariah angkatan tahun 2005, dengan judul ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEWARISAN ASURANSI JIWA (STUDI DI PT. ASURANSI TAKAFUL INDONESIA CABANG MALANG JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO. 70 MALANG) Telah dinyatakan LULUS dengan Nilai A (Sangat Memuaskan). Dewan Penguji: Drs. H. DAHLAN TAMRIN, M.Ag( ) NIP. 150 216 425 PENGUJI UTAMA H. FAKHRUDIN, M.Hi() NIP.150 302 236 KETUA ZAENUL MAHMUDI, MA.( ) NIP. 150 295 155 SEKERTARIS Malang, 20 April 2009 Dekan, Drs. H. Dahlan Tamrin, M. Ag NIP. 150 216 425 PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN KARYA INI AKU PERSEMBAHKAN KEPADA MAS FUAD YANG SELALU MEMBERI AKU SEMANGAT DAN SELALU PERCAYA KALO AKU PASTI BISA. ABI DAN IBU YANG SANGAT AKU SAYANGI DAN MENGERTI AKU BAPAK DAN IBU MERTUAKU YANG AKU SAYANGI DAN SELALU MEMBERIKU KEBAHAGIAAN. KEPADA BAPAK ZAINUL MAHMUDI DAN WARGA TAKAFUL YANG DENGAN SABAR MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADAKUSERTA KAKAK-KAKAKKU, ADEKKU DAN LIMA KEPONAKANKU TERSAYANG. SAHABATKU YANG SELALU MENDUKUNG KEPUTUSANKU (MBAK AIN SI REPORTER HANDAL, SI CANTIQ JANGGEM,SI KUTILANG MEMEY, SI KREMPENG ZIZI) TEMAN-TEMAN SYARIAH YANG SELALU BAIK PADAKU DAN SELALU MEMBERI BANTUAN KEPADAKU SERTA PERHATIAN KEPADAKU. SEMUA PIHAK YANG MEMBANTU TERSELESAIKANNYA PENULISAN SKRIPSI INI. MOTTO - ` - ' =` , , ' ''' - -' - - ' ' - ' - - ' . - , = , ' , - - ' , ', ' - - ' _ -' - , ' _ - - ' - = _ ' = ' - ' _ -' , , - -' ' - ' , ' -' -' ., - -' - -' ' -' - ' , -' -' - ' = - + - , , - ' ' ' _ -' ` -' ' ' ' - - ' = - ' , - - , - ' = - ' ' - ' , = , - ) --' : 177 .( Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim. Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, yang selalu memberikan kekuatandan rizkiyang begitu melimpah kepada kita semua terutama penulis, sehingga terselesaikan penyusunan skripsi ini. ShalallahuAlaMuhammad,marilahselalukitalantunkanuntukBaginda MuhammadyangtelahmemberikanjalanterangbenderangkepadaseluruhumatIslam dengan membawa amanah dari Allah SWT. SyukronKatsir,penulissampaikankepadaseluruhpihakyangselalumembantu terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada: 1.BapakProf.Dr.ImamSuprayogo,selakuRektorUniversitasIslamNegeriMaulana MalikIbrahimMalangbesertaStafnya,paraDosendanKaryawandilingkungan UniversitasIslamNegeriMaulanaMalikIbrahimMalangyangtelahmemberikan layanan terbaik kepada penulis selama menuntut ilmu. 2.BapakDrs.H.DahlanTamrin,M.AgselakuDekanFakultasSyariahUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3.BapakZaenulMahmudi,M.AselakuKetuaJurusanSyariahdanpembimbingyang sangat baik serta penuh kesabaran dalam membimbing penulis hingga selesai. 4.Keduaorangtuayangsabardanikhlasmembesarkandanmendukungpenulisuntuk selalu menuntut ilmu. Serta kedua adikku yang menjadi penyemangat hidup penulis. 5.RidwanFuad,Amd.yangselaluberusahamemberikanyangterbaikdanselalu memberikan semangat disetiap waktu kepada penulis. 6.Warga Takaful cabang Malangyang selalu membantu kesulitan dalampencarian data untuk skripsi ini, terutama kepada Bapak Zainul, Bapak Nastain, Bapak Khamim, dan Bu Kris. 7.Sahabat-sahabatdekatkuyangpalingbaik(Janggem,Zizi,Memey,Zila,Anas,Olif, Chrys,BangJo,BudeIlul,TanteIstiq,YuEr,MbakAin,MbakIrma,NengAziz, MbakFifin)dansemuapenduduksyariah,terutamaangkatan2005yangselalu memberikan semangat kepada penulis. Hanyaucapanterimakasihyangdapatpenulissampaikan,dansemogaAllah memberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Skripsiiniadalahtulisanyangjauhdarikatasempurna,olehkarenaitumohon kritikan dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Akhirkata,semogapenulisaninidapatmemberikansedikitmanfaatkepadapara pembaca, terutama untuk penulis sendiri. Malang, 20 April 2009 Penulis (Rofiatul Hasanah) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi HALAMAN MOTTO........................................................................................... vii KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii DAFTAR ISI......................................................................................................... x HALAMAN LAMPIRAN.................................................................................... xii ABSTRAK............................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B.Rumusan Masalah..................................................................................... 6 C.Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D.Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 E.Penelitian terdahulu .................................................................................. 7 F.Sistematika pembahasan ........................................................................... 9 BAB II PANDANGAN TENTANG TIRKAH DAN ASURANSI JIWA A.Tirkah1.Pengertian Waris dan Dasar Hukumnya ............................................... 13 2.Pengertian Tirkah.................................................................................. 15 3.Hak-hak yang Berkaitan dengan Tirkah ............................................... 18 4.Sebab-sebab Mawaris ........................................................................... 20 5.Syarat dan Halangan Mawaris .............................................................. 21 B.Asuransi Jiwa 1.Pengertian Asuransi (Syariah) ............................................................. 26 2.Akad dalam Asuransi ............................................................................ 30 3.Status Hukum Fiqih Sistem Asuransi Jiwa........................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian....................................................................................... 47 B.Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................... 47 C.Metode Pengumpulan Data....................................................................... 49 D.Sumber Data.............................................................................................. 51 E.Metode Pengolahan Data .......................................................................... 52 BAB IV PENYAJIAN DATA DARI PT. ASURANSI TAKAFUL INDONESIA CABANG MALANG DAN ANALISIS DATA A.Penyajian data 1.PT. Asuransi Takaful Indonesia Cabang Malang ..................................... 56 2.Persyaratan/tahapyangperludilakukanolehnasabahmulaidari pendaftaranawalhinggapermintaanklaimyangingindicairkandalam Asuransi jiwa sehingga menjadi harta yang dapat diwarisi. ................. 66 B.Analisis1.Pandangan HukumIslam terhadap Tirkah dalam Bentuk Klaimyang diperoleh dari perjanjian Asuransi jiwa .................................................... 70 2.Posisi ahli waris yang tidak tercantum pada kontrak Asuransi Jiwa yang telahditunjukolehpewarisuntukmendapatkandanaklaimdaripihak Takaful Indonesia.................................................................................. 78 BAB V:PENUTUP A.Kesimpulan ............................................................................................... 83 B.Saran........................................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 86 Lampiran-lampiran HALAMAN LAMPIRAN 1.Susunan Dewan 2.Profil Dewan Komisaris dan Direksi 3.Data Perusahaan 4.Penghargaan dan Pengakuan 5.Peristiwa Penting 6.Produk-produk 7.Formulir Permohonan Peserta Individu 8.Formulir Pengajuan Klaim Individu 9.Surat Pengantar Penelitian 10. Surat Bukti Penelitian 11. Surat Bukti Konsultasi ABSTRACT RofiatulHasanah.05210008.2009.AnalysisofIslamicLawTowardInheritanceof LifeInsurance(CaseStudyinPT.AsuransiTakafulIndonesiaCabangMalang), Thesis.IslamicLawFaculty.FamilyLawDepartement.StateIslamicUniversity(UIN) of Malang. Advisor: Zaenul Mahmudi, M.A. Key Words: Insurance, Islamic Law, Inheritance. Compensationfundthatisgivenbyinsurancecompanytotheparticipantis moneythatiscasheddownbyheirtroughclaim.Thisclaimisclaimforrighttothe insurance company (insurer) ironically, this claim does not have basis of Islamic law. The resultofthisclaimispositionedasal-tirkahthatwillbeusedtotheneedsofhuman corpseandasinheritance.Inaddition,oneofheirsisappointedincontractoflife insurance finally, this appointing emerge problem from the other heirs. Based on the problem above, the problems research are (a) how does Islamic law view al-tirkah is a claim that is obtained from life insurance and (b) howto position the otherheirsthatarenotputdowninlifeinsurancecontracttoobtainfundclaimfrom insurancecompany(TakafulIndonesia).Therefore,thepurposeofthisstudyisto describethedeterminationofinsuranceinIslamiclawespeciallyconcerningal-tirkah (inheritance), and to describethe position the heir who is not put dawninlife insurance contract to take fund claim from party of PT. Takaful Indonesia. KindofthisresearchisfieldresearchthatwillbeharmonizedwithIslamiclaw. The research approach is qualitative approach. The result of this research can be concluded that compensation fund of death that is obtained from claim can be al-tirkah, because in al-tirkah is found determination. The determination is permitting of inheritance existence of contract fund. This view is based on the base that basically, that fund (money) is right of heirs which is legalized by Islamic lawbecausethiscontractisdonebywillingnessconceptwithoutdeception.Inother hand,majorityofMuslimscholarpermitguarantees(assurance)ofpropertyifthe accidenthappened.Therefore,thatclaimishumancorpsepropertythatcanbe categorizedinal-tirkah.Whereastocashdownclaimfund,theheirscanpositionitas propertyofinheritanceanditcanbedividedtorightman(heir)becauseallofproperty thatisleavedbycorpseboththemoneyandrightcanbebequeathedandit iscalledal-tirkah. To position of other heir that is not appointed in insurance policy is same position. Itmeansthatotherheirshavesamerightininheritancenamelycompensationfundof deaththatischaseddowntroughclaim,becausetheheirthatisappointedininsurance policy is only as share holder of mandate from Takaful party to divide compensation fund to the heirs after the needs ofcorps. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiapmanusiaakanmengalamiyangnamanyamusibah,baikmusibahsecara finansial atau fisik. Segala musibah yang menimpa manusia adalah kehendak Allah, yang tidak bisa kita cegah maupun kita hindari. Namun, musibahyang menimpa manusia bisa diperkecilresikonyadenganbanyakmenanamamalbaikkepadasesama.Ataudengan membagi resikonya kepada pihak ketiga, dalam hal ini adalah Asuransi. Membagi resiko kepadapihakketigamerupakansalahsatuusahauntukmemperkecilbebanterhadap keluarga atas resiko keuangan yang dialami. Usahauntukmemperkecilbebanresikokeuanganlahyangdijadikansebagaialasan masyarakat untuk mengumpulkan harta, baik ditabung atau didaftarkan ke lembaga yang menawarkanasuransi.Usahatersebutadalahbentukantisipasi,agarkelaksaatajal menjemputatausakitmenimpadirinyaanak-anakyangtidakbisamerekajagalagi, minimaldiberipeninggalanuntukmengurusiberbagaikeperluanpemakaman,untuk pemberianterakhirdariorangtuanya,atauuntukbiayaperawatanmerekasendirisaat sakit.Hartayangditinggalkanorangtuakarenameninggalduniauntukanak-anak(ahli waris)dalamIslamdikenaldengansebutanhartawaris,yangartinyaadalahharta peninggalan orang yang telah meninggal yang diwarisi oleh para warisnya.1

Adapun dasar hukum waris telah disuratkan di dalam ayat suci Al-Quran, antara lain dalam surat An-Nisaa ayat 33 yang berbunyi: - ' - - ' , - ' - ' =. ' - ' , ' ' '' + -, - - , -' -' - , - - = , - ' , - ` -. _ ' = -, + -) '--' : 33 .( Danbagimasing-masingorangkamiadakanpewaris(ahliwaris,pen)atasmilik yangditinggalkanorangtuadankerabat.(Demikianpula)merekadengansiapakamu mengikat perjanjian berikanlah kepadanya bagiannya. Sungguh Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.2 DalamhalhartawarisyangdalambahasaArabjugadisebutTirkahyangtelah disepakatiolehjumhurulamabahwayangdimaksuddengantirkahatauharta peninggalanpadadasarnyaadalahapayangditinggalkanolehseseorangsesudah meninggalnya,baikmerupakanharta,maupunmerupakanhakyangbersifatharta,atau hak yang padanya lebih kuat unsur kehartaan atas hak per-orangan, tanpa melihat kepada siapa yang berhak menerimanya.3

1Hasbi Ash Shiddieqy, Fiqhul Mawaris-Hukum-hukum Warisan Dalam Syariat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, ), 17 2Suwardi K. Lubis dan Komis Simanjutak, Hukum Waris Islam (Lengkap dan Praktis) (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), 22 3Opcit, 21-22 Sepertihalnyatirkahyangberupaharta,yangdiperolehdarisebuahperjanjian pertanggunganyangdapatdijadikansebagaihartapeninggalansimayit,dalamhalini pertanggunganasuransijiwa.Sebelummeninggal,seorangpewarisadakalanyatelah membuatsebuahperjanjianyangberkaitandengankematiannya.Yaknisuatu pertanggunganyangmeninggalkanhakdankewajibanantarkeduabelahpihak, pertanggungantersebutdisebutdenganasuransijiwa.Dalampertanggunganini, diwajibkanbagipihaktertanggunguntukmembayarsejumlahuangsesuaidengan ketentuandaripihakpenanggung,bilapihaktertanggungmeninggal,makauangyang telahdijanjikanakandiberikankepadaahliwarisyangtelahditunjukdidalampolis sebagai penerima uang dari pihak asuransi. Dalam pembagian harta waris dikenal juga istilah faktor wala atau yang bisa disebut dengannasabhukmiyangmenyebabkanterjadinyakewarisansebagaimanayangtelah dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW: -=' `,' ---' -=' ) --' '=' '-= - - (

Wala itu satu pertalian daging seperti pertalian daging nasab (keturunan). (HR. Ibnu Hibban, Hakim dan Ad-Darimiy)4 Dalamhalwalabisakarenahubunganpersaudaraanyangditetapkansyariatatau karenaadanyaperjanjiandenganoranglain.Selainitujugaadafaktorlainyaitu hubunganperkawinandanhubungannasab.Sedangkanseoarangpewarisdalamsebab hubunganperkawinandanhubungannasab,diberikanhakatashartapeniggalan(harta waris).Dankarenadinegarakitacukupberagam,baikdarisegibudaya,agamamaupun sistemhukumnya,makadalamhalwaris-mewarisidikenaldengantigamacamsebab, yakni :

4Muh. Sjarief Sukandy, Tarjamah Bulughul Maram (Bandung: PT. Al-MaArif, 1985), 709 1.Hartayangdiperolehselamaperkawinanatasusahabersamaatauusahadarisalah seorangdarikeduanyadandikenaljugadenganHartaGonoGini.Sepertiyangtelah diatur dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 Pasal 35 ayat (1) mengenai harta yang diperoleh selama perkawinan dan merupakan harta bersama.2.Hartayangdiperolehsebelumperkawinansebagaihasilusahamasing-masing. Menurut pasal 35 ayat (2) Undang-undang No.1 tahun 1974 harta ini ditetapkan dalam pengawasan masing-masing pihak. 3.Hartabersamayangyangdimilikiolehsuamiatauistridapatdimanfaatkanatau digunakanolehsalahsatudarisuamiatauistrisesuaidenganperjanjiankeduabelah pihak,sepertiyangdiaturdalamPasal36ayat(1)Undang-undangNo.1Tahun1974 yang menyatakan harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas perjanjian kedua belah pihak. Dorongan manusia untuk menyimpan harta sebagai dana untuk mengurusi kematian, hartawarisandanlain-laintelahmemberikanstimuluskepadalembagakhususuntuk berdiri,terutamayangmenawarkanasuransi.BerbagaijenisasuransidiberbagaiNegara ditawarkanuntukmasyarakat,seperti:asuransijiwa,asuransikecelakaandanasuransi niaga.5Setiaplembagaasuransiyangadaselalumenawarkansistemyangberbeda-beda tergantungresikoyangdicovernya.Bilaakanbergabungdenganlembagainiharus menyetujui kontraknya, yang meliputi premi (pembayaran/harga jaminan), uang jaminan yangakandiberikan,danwaktupemberianuangasuransiatauklaimyangakan disepakati. AgamaIslamjugamengenalasuransiyaituasuransisyariah,yangdidalamnya terdapatunsur-unsuryangmenganuthukumIslam.Mengenaiasuransisyariah,yang

5KA Fallasufa (STP Sabda), Asuransi Dalam Perspektif Syariah (Jakarta: AMZAH, 2006), 5-6 mulaimunculdenganmembawaprinsip-prinsipyangselaludiusahakanuntuktetap beradadalamjalurIslam,telahmemberikanwadahbagiumatIslammempercayakan hartanyauntukdikelolaolehpihakasuransiyangberadadibawahpengawasanDewan Syariah. Berangkatdariberbagaipemahamandiatas,penelitiinginmengkajilebihdalam tentangasuransijiwaditinjaudariperspektifIslam,terlebihlagibiladanasantunan asuransijiwa(kematiantersebut)dijadikansebagaihartawarisanyangtelahmenjadi tirkah.Danakanmenjadisuatupermasalahantersendiri,biladalamkontrakasuransi hanya menyebutkan salah satu ahli waris dalam menerima harta yang akan diberikan oleh pihakasuransi.Sehingga,perludianalisislebihjauhterutamasegikewarisanmenurut hukum Islamnya. Dalammendeteksiprosespendaftaranhinggapencairandana/klaimpadaasuransi sehinggamenjadi hartayang nantinyaakan dijadikan sebagaitirkah, peneliti mengambil salah satulembaga Asuransi Syariah sebagaialat untukmengungkap suatu prosesyang terjadidalamlembagaasuransitersebut.Penelitimengambillembagayangtelah menggunakanaturansesuaiSyariahkarenadalamAsuransiSyariahtidakterdapat perselisihanpendapattentangkehalalannyadikalanganparaUlamadiIndonesiaatau MUI(MajelisUlamaIndonesia)yangtegabungdalamDewanPengawasSyariahyang merupakanpengawassetiapkegiatanyangdilakukanolehpihakasuransisehinggatetap dalamkoridorIslam.LembagaAsuransiSyariahtersebutadalahPT.AsuransiTakaful IndonesiacabangMalang.Untukitupenelitimenggunakanjudul:AnalisisHukum Islam Terhadap Kewarisan Asuransi Jiwa (Studi di PT. Asuransi Takaful Indonesia Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 70 Malang). B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumya, perlu adanya rumusan masalah yang terkait dengan penelitian, yang akan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan titik fokussertapenyelesaianpermasalahansecaratuntas.Adapunrumusanmasalahdalam penelitian ini adalah: 1.BagaimanaPandanganHukumIslamterhadapTirkahdalamBentukKlaimyang diperoleh dari perjanjian Asuransi jiwa? 2.BagaimanakahposisiahliwarisyangtidaktercantumpadakontrakAsuransiJiwa yangtelahditunjukolehpewarisuntukmendapatkandanaKlaimdaripihakTakaful Indonesia? C. TUJUAN PENELITIAN Darirumusanmasalahyangmerupakanpermasalahanyangakandicari penyelesaiannyaolehpeneliti,memilikitujuanpenelitian.Dantujuanpenelitianini selarasdenganpermasalahanyangtertuangdidalamrumusanmasalahdiatas.Adapun tujuan penelitian tersebut adalah: 1.Mendeskripsikankanketentuan-ketentuanyangadadalamhukumIslam,mengenai tirkahatauhartapeninggalan.Sekaligusmengenaistatushukumwarisanyang diperoleh dari dana santunan asuransi jiwa dalam bentuk klaim ditinjau dari perspektif Hukum Islam beserta pembagian harta warisnya. 2.Mengungkap posisi ahli warisyang tidak tercantum pada kontrak Asuransi Jiwa yang telahditunjukolehpewarisuntukmendapatkandanaklaimdaripihakTakaful Indonesia. D. BATASAN MASALAH Daribeberaparumusanmasalahyangada,perluadanyabatasanmasalahyangakan membatasiruanggerakpenelitianagarfokuspenelitiantetapmenjadititikacuandan tidakmelebarpembahasannya.Selainitubatasanmasalahinidiperlukanuntuk membatasi pembahasan yang akan diteliti, mengingat tentang banyaknya ketentuan yang ada dalam hukum Islam yang mengatur segala peraturan serta banyaknya sistem asuransi di Indonesia. Oleh karena itu, penulis membatasi penelitian ini agar tidak terdapat kesalah fahamandenganhanyamenelitihukum-hukumsertaketentuan-ketentuandalam kewarisanIslamdanasuransijiwaSyariahyangtidakdiperdebatkanlagihukumnya, terutama dikalangan MUIkarena telahmenggunakansistem syariah secara keseluruhan dan dalam pengawasan Dewan Pengawas Syariah. E. MANFAAT PENELITIAN Selainterdapattujuanpenelitiansepertiyangtelahdipaparkandiatas,penelitianini juga mempunyai manfaat penelitian yaitu secara teoritis dan praktis. Yang mana manfaat penelitianiniditujukanuntukparapembacaatauparapenelitiselanjutnya,yang berkeinginanuntukmenelitiasuransijiwadarisisiyanglain.Adapunmanfaatyang diharapkan oleh peneliti adalah: 1.Teoritis a).Dapat melengkapi khazanah keilmuan para penuntut ilmu; b).Untukmemahamibentuk-bentukhukumpertanggunganyangmerupakansalahsatu bentuk kontrak prestasi dengan hukum warisnya;c). Untuk memahami pula proses pencairan klaim yang akan diberikan kepada nasabah; d).SebagaipengayaanwacanadanpengetahuantentangpandanganIslammengenai asuransi Islam. 2.Praktis a).Dapatdimanfaatkanlebihdalamolehpenelitilainyangberminatuntukmenelaah secaramendalamdarisisilatarbelakang,misalnyatentangmotivasi,peranan,dan nilai; b).Dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam kajian penelitian selanjutnya. F. PENELITIAN TERDAHULU Studiyangmembahastentang asuransi jiwasangatlah banyak, namununtukkali ini peneliti hanya menyajikan tiga penelitian terdahulu yang dianggap peneliti sesuai dengan penelitianyangdilakukanpeneliti.Dandapatmenunjukkansisiyangberbedadengan penelitiankaliini,agartidakterjadianggapanbahwaadanyaplagiatataspenelitianini. Dalampenelitianterdahuluini,penelitiakansedikitmenyebutkanperbedaannyadengan penelitian para sarjana yang telah meneliti tentang asuransi. PenelitianterdahuluituantaralainskripsiyangtelahditulisolehAndripadatahun 2007yangmerupakanmahasiswaUINMalang,denganjudulTinjauanHukumIslam Terhadap Dana Santunan Kematian Bagi Warga Nahdlatul Ulama (NU) melalui Asuransi (StudidiPengurusWilayahNahdlatulUlama(PWNU)Jatim).Padaskripsiinimenitik beratkanpadapendapatparatokohNUdalammenanggapidanasantunanuntukaggota NU yang telah meninggal dunia melalui asuransi, berbeda dengan penelitian kali ini yang menitikberatkanpadaprosespencairanklaimsehinggadapatdijadikansebagaitirkah dandiperbolehkanmenurutajaranIslam,sertaposisiahliwarislainyangberhakatas harta waris si mayit namun tidak disebutkan didalam kontrak perjanjian asuransi. Skripsi kedua yaitu Muhammad Tasan mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2000, dengan judul Asuransi Jiwa dalam Pemikiran Murtadha Muthahhari dan HukumPositifIndonesia.Skripsiinimenggunakanstudikomparatif,yaitumenggali pemikiranMurtadhaMuthahharitentanghukumasuransidanmengkomparasikanatau membandingkannyadenganaturandalamHukumPositifIndonesia,danpenelitianini adalahjenispenelitiankepustakaanyangberbedadenganpenilitianyangdilakukan penelitipadakesempatanini,yanglebihmengarahpadapenelitianlapanganyaitu penelitian di PT. Asuransi Takaful Indonesia. SedangkanskripsiyangketigayaituStudiAnalisaPemikiranSayyidSabiqtentang StatusHukumAsuransiJiwa,yangditulisolehImroatulAliyahyangmerupakan mahasiswiIAINSunanAmpelSurabayadanditulispadatahun2004.Dalamskripsi tersebutsejenisdenganpenelitianyangdilakukanolehMuhammadTasanyang dipaparkansebelumnyayaitupenelitiankepustakaan,namunpenelitianyangdilakukan oleh Imroatul Aliyah ini difokuskan pada pemikiran Sayyid Sabiq tentang asuransi jiwa serta status hukumnya dalamIslamyangbersifatglobaldan tidakhanyamengarah pada satu bahasan. G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Dalam sistematika pembahasan ini, peneliti akan sedikit memberikan gambaran atas hal-halyangtermuatdisetiapbabpadaskripsiini.Penulisanskripsiinisecara keseluruhanmencakuplimabab,yangmasing-masingdisusunsecarasistematis.Skripsi terdiri dari lima bab yang masing-masing mengandung beberapa sub bab, antara lain: Bab I:Pendahuluan.Pendahuluanterdiridarideskripsilatarbelakangmasalah,yang akanmenjelaskanalasanpenelitimemilihjudultersebut.Rumusanmasalah,yang merupakankompasatauintidalammelakukanpenelitianyangakanditeliti.Tujuan penelitiandanmanfaatpenelitian,yangmerupakanefekdarimelakukanpenelitianbaik secarateoritismaupunpraktis.Penelitianterdahulu,untukpembandingdansistematika pembahasanyangmenjelaskangambarandariisiskripsi.Babiniakanmenjelaskan permasalahansertasignifikansipenelitianyangakanditeliti.Babiniadalahbabutama, yang menjadi acuan pembahasan bab-bab selanjutnya. Bab II:KajianPustaka.KajianPustakameliputikajianontologisdanepistimologis permasalahandanobjekkajianyangterdiridariduasubbahasan.Objekkajianyang dibahaspadasubpertamaadalahIlmuwaris,yangterdiridaripengertian,danberbagai halyangterkaitdenganhartawarisandalamIslam.Danobjekkajianpadasubkedua adalahtentangAsuransijiwayangdalamnyamencakupberbagaihaltentangasuransi yang dapat mendukung penelitian kali ini. Bab III : Metode Penelitian yang dijadikan sebagai instrument dalam penelitian, sehingga penelitianyangakandilakukanbisalebihterarah.Adapunpembagiandarimetode penelitianiniadalahlokasipenelitianyangtelahdipiliholehpenelitisebagaitempat untukmendapatkanpemahamantentangprosesdalampengeluaranklaim.Selainitu terdapatpulajenispenelitian,pendekatanpenelitian,metodepengumpulandata,sumber data,metodepengolahandatayangdidalamnyaterdapatpulaanalisisdatayang digunakanuntukarahanbagipenelitidalammenganalisis(prosedur/tahapyangakan dilakukanpenelitidalammenganalisisdatasehinggadapatditemukanjawabanatas rumusan masalah). Bab IV :DalambabinidibagiatasduapoinyaituyangpertamaPenyajianData. Penyajiandatainimembahastentangpersyaratan/tahapyangperludilakukanoleh nasabahmulaidaripendaftaranawalhinggapermintaanklaimyangingindicairkan dalamAsuransijiwa.SelainitujugamenyajikanberbagaihaltentangPT.Asuransi Takaful Indonesia. Dan yang kedua adalah Analisis Data. Analisis data ini mendiskusikan lebih lanjut datayangyangtelahdisampaikan sebelumnya tentang pemaparan datayang telahdiperolehsertamengintepretasikannya.Analisis,diskusi,sertaintepretasiini disesuaikandenganpermasalahandanhasilkajianteoritisyangtelahdisebutkanpada BabII.Artinya,kajianontologisdanepistemologispadaBabIIdijadikanbahandiskusi terhadapdatayangtelahdiperoleh(padapanyajiandata)untukmendapatkantitiktemu antara data lapangan dengan teori yang telah ada, terutama berbagai teori yang mengarah padahartawarisan,sehinggadapatditemukanpenyelesaianataujawabanyangingin dicapaiolehpeneliti.Analisisdilakukandenganmengembangkanhasilpengumpulan datayangsejalandenganpermasalahanyangsedangdikaji,yaituanalisisterhadap kewarisan asuransi jiwa melalui kacamata Islam. Bab V:Penutup.Penutupberisikankesimpulandansaran.Kesimpulanyangdimaksud bukanlah pengulangan bahasanpadabab-bab sebelumnya,melainkanmemaparkanmain poin pembahasan atau natijah singkat dari masing-masing bab. Kesimpulan harus sejalan dandapatmenjawabpertanyaanataupermasalahanyangdisebutkanpadarumusan masalahdiBabI.Sedangkansaranadalahberbagaihalyangbelumdilakukandalam penelitian, namun bisa dihimbaukan serta dikembangkan dalam penelitian berikutnya.Selanjutnyaadalahlampiran-lampiran.Lampiran-lampiraninidisertakansebagai tambahan informasi dan bukti kemurnian data. Serta sebagai bukti, bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian tersebut. BAB II PANDANGAN UMUM TENTANG TIRKAH DAN ASURANSI JIWA A. TIRKAH 1.Pengertian Waris dan Dasar Hukumnya MawarisadalahjamadarikataAl-Mrts.Untukmrtsitusendiridimaknakan denganmauruts,yangartinyaadalahhartapeninggalanorangyangtelahmeninggal yang diwarisi oleh para warisnya.6 Orang yang meninggalkan harta yang dipusakai oleh warisdisebutmuwarits.Sedangkanyangberhakmenerimapusakadinamakanwarits. Denganmempelajarimawarisini,akandapatmenyampaikanataumeneruskancara membagikan harta si mayit yang telah meninggal kepada para ahli waris. Adapun dasar hukum waris adalah surat An-Nisa, yang berbunyi: - -' - ' - ' ` ' ` + ' , -- ` , ' - - ' , , `- `= = . ` - -' ' ` '' , -, , - ' - - - -' ' - + - - - = . ' , , - ` - - -' ' + ' - = ` - ' ' , ' ' - ' ' '

6Hasbi Ash Shiddieqi, Fiqhul Mawaris: Hukum-hukum waris dalam Syariat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), 17 ` ' - - ' -' , ' + - -, , , - - - - - -' - ` , = ' ' ' - ' `' - ` - , - - - ' + , - - ' -, = ' -, ' = ' '' '' - -, ' ) '--' : 11 ( Allahmensyari'atkanbagimutentang(pembagianpusakauntuk)anak-anakmu.Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan7; dan jika anak itusemuanyaperempuanlebihdaridua8,makabagimerekaduapertigadarihartayang ditinggalkan;jikaanakperempuanituseorangsaja,makaiamemperolehseparoharta.Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggaltidak mempunyai anak dan ia diwarisiolehibu-bapanya(saja),makaibunyamendapatsepertiga;jikayangmeninggalitu mempunyaibeberapasaudara,makaibunyamendapatseperenam.(Pembagian-pembagian tersebutdiatas)sesudahdipenuhiwasiatyangiabuatatau(dan)sesudahdibayarhutangnya. (Tentang)orang tuamu dananak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebihdekat(banyak)manfaatnyabagimu.IniadalahketetapandariAllah.SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.9 - - - - ' - - _ - ' ' - ' + ' ' ' - ' + ' , ' = - ' - - - - ' - ' ' , ' - - ' - - _ - ' + ' , ' + - , -, , , - ' - - - `' + ' - ' ' ' '. ' - = ' - ' ` , , . = ' , ' +- , -, - , - - - - - - - ` , -' ' - -' ' - + - - - = , ' + - _ -, , , - - - - - ' `' ' - + = ' , ' = , ' = '' '' - , - '- - , = ) '--' : 12 ( Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika merekatidakmempunyaianak.Jikaisteri-isterimuitumempunyaianak,makakamumendapat seperempatdarihartayangditinggalkannyasesudahdipenuhiwasiatyangmerekabuatatau (dan)seduahdibayarhutangnya.Paraisterimemperolehseperempathartayangkamu tinggalkanjikakamutidakmempunyaianak.Jikakamumempunyaianak,makaparaisteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buatatau(dan)sesudahdibayarhutang-hutangmu.Jikaseseorangmati,baiklaki-lakimaupun perempuanyangtidakmeninggalkanayahdantidakmeninggalkananak,tetapimempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberii mudharat (kepada

7Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberii nafkah. 8Lebih dari dua maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi. 9Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), 504 ahliwaris)10.(Allahmenetapkanyangdemikianitusebagai)syari'atyangbenar-benardari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.11 '' + -, - - , -' -' - , - - = , - ' , - ` - ' , ' - ' - - ' , - ' - ' =. ' _ ' = ' -, + - -. ) '--' : 33 .( Danbagimasing-masingorangkamiadakanpewaris(ahliwaris,pen)atasmilik yangditinggalkanorangtuadankerabat.(Demikianpula)merekadengansiapakamu mengikat perjanjian berikanlah kepadanya bagiannya. Sungguh Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.12

Dan untuk kali ini, peneliti akan lebih memfokuskan pada pembahasan tirkah, karena penelitian kali ini berkaitan dengan harta yang diwariskan. 2.Pengertian Tirkah Tirkahdalampengertianbahasasemaknadenganmrtsatauhartayang ditinggalkan.Karenanya, hartayang ditinggalkanoleh seseorang pemilik hartamawarits sesudahmeninggalnyauntukwarisnyadinamakantarikahsimayit(tarikatulmaiyiti).13 DalambukuMuhammadAliAsh-ShabuniymendefinisikantirkahdenganApasaja yang ditinggalkan seseorang sesudah matinya, baik berupa harta, hak-hak maliyah atau ghairumaliyah(mayatpunyahutangatautidak,baikberupahutanganiayaatau syahsyiyyah14).15 MenurutulamapenganutmadzhabHanafi,tirkahberartihartakekayaanyang ditinggalkan si mayityang lepas dari hakkepemilikan orang lain.16 Para fuqaha berbeda

10Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan. 11Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah (Surabaya: Al-Hidayah, 1971), 116 12Suwardi K. Lubis dan Komis Simanjutak, Hukum Waris Islam (Lengkap dan Praktis) (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), 22 13Hasbi Ash Shiddieqi, Fiqhul Mawaris, 21 14Pengertian hutang aniaya ialah hutang-hutang yang berkaitan dengan harta benda, seperti: gadai yang berkaitan dengan benda yang digadaikan. Sedangkan pengertian hutang syakhsiyyah adalah hutang yang berkaitan dengan pertanggungan orang yang berhutang seperti pinjaman, mas kawin dan yang lainnya. 15Muhammad Ali Ash-Shabuniy, Hukum Waris Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), 49 16Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, 504 pendapatdalammemaknakantarikahsecaraistilah.Jumhurfuqahaberpendapatbahwa, tarikahadalahapayangditinggalkanolehseseorangsesudahmeninggalnya,baik merupakanharta,maupunmerupakanhakyangbersifathakperorangan,tanpamelihat kepada siapa yang berhak menerimanya.17

Jadisegalasesuatuyangditinggalkanseseorangpadasaatkematiannyadisebut dengantarikah,danyangmasukdalampembagianiniberbagaihalyangberhubungan dengansimayitbaikituberhubungansebelummeninggalataupuntidak,baikhutang-hutangnyaberpautandenganbendasepertihutangkarenamenggadaikansesuatu,atau hutang-piutang dengantanggung jawabnya sendiri, seperti hutangmas kawinatauyang lainnya.Ulama-ulamaMalikiyah,SyafiiyahdanHanabilahmenyatakanbahwasegala sesuatu yang ditinggalkan, baik barupa hak-hak yang bersifat kebendaan maupun tidak. SebagiangolonganUlamaHanafiyahmembagihak-hakyangdapatdipusakai menjadi dua, yaitu: a). Hak-hak yang bersangkutan dengan tempat.18 Maksud dari pernyataan tersebut adalah hak-hakyangmasihtetapberwujudselamatempatuntukmenyangkutkanhak tersebutmasihberwujud,walaupunorangyangmempunyaihakyangsebenarnya telah meninggal dunia. b).Hak-hakyangbersangkutandenganperbuatan.19Maksudnyaadalahhak-hakyang masih tetap berwujud selama orang yang mempunyai hak masih dalam keadaan cakap bertindak. Segalasesuatuyangditinggalkanolehsimayit,memilikijalurmasing-masingbila dipilah-pilahjadiharusdiartikansedemikianluassehinggadapatmencakupkepadahal-

17Hasbi Ash Shiddieqi, Fiqhul Mawaris, 21 18Fatchur Rahman, Ilmu Waris (Bandung: PT. Al-Maarif, 1994), 38 19Ibid. hal berikut ini yang tidak mengarah pada satu madzhab tertentu, akan tetapi lebih bersifat global: a.Kebendaan dan sifat-sifat yang mempunyai nilai kebendaan Maksuddaripoininiadalahbenda-bendabergerakataubenda-bendatetapyang menjadihaksimayituntukmendapatkannyaatautelahbebasdaritanggungansimayit, seperti denda wajib yang dibayarkan kepadanya oleh si pembunuh karena telah dilakukan pembunuhan tidak disengaja atau hutang-piutang yang telah ditanggung oleh orang lain.b.Hak-hak kebendaan Hak-hak yang dimaksud disini adalah hak-hak yang dimiliki oleh si mayit saat masih hidupatassesuatu,sepertihakuntukmendayagunakandanmenarikhasildarisuatu sumber air minum, irrigasi pertanian, perkebunan dan lain sebagainya. c.Hak-hak yang bukan kebendaan Hak-hakyangini,adalahhak-hakyangsifatnyahanyauntukmemanfaatkansaja, tidakuntukmendapatkanhasil.Misalnyahak-hakmemanfaatkanyangdimilikiatas barang wasiat dan lain sebagainya. d.Benda-benda yang bersangkutan dengan hak orang lain Benda-benda yang dimaksud disini adalah benda-benda yang sebenarnya merupakan milikataumenjadihakmiliksimayit,namunmasihbelumdiberikankepadasimayit karenaalasantertentuatau masih dalammasa perjanjian untuk dimanfaatkanoranglain. Contohnyasepertibenda-bendayangberadadalampegadaian,benda-bendayangtelah dibeli oleh si mayitakan tetapi masih dibuatkanbarangnya jadi belum diberikankepada si mayit, atau lain sebagainya. 3.Hak-hak yang Berkaitan dengan Tirkah Terdapatbeberapahalyangberkaitandenganhak-hakyangharusditunaikandalam kaitannya dengan tirkah, dan hak-hak tersebut harus dipenuhi secara berurutan. Sehingga apabila hak yang pertama atau yang kedua menghabiskan seluruh tarikah, maka tidak ada lagi hak untuk yang lainnya. Adapun hak-hak tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut: a.Mempersiapkansegalakeperluanmayitdanmengkafaninyadenganukuranongkos padaumumnya,tidakberlebihdantidakkurang.Keperluanmayit(Tajhiz)ini merupakanungkapandarisuatukegiatanapasajayangdiperlukanmayat.Sejak wafatnyasampaiiadikuburkan.Danhallainyangdiperlukanmayatadalah:ongkos memandikannya,hargakafannya,ongkospenguburannyadanapasajayang diperlukan mayat sampai ia diletakkan di kuburnyayang terakhir. Untuk hal ini tentu berbedabesarnyamenurutperbedaankeadaansimayat,kayaataumiskinnya.Di samping itu disebabkan oleh perbedaan jenisnya, laki-laki atau perempuan.20 b.Dibayarkanhutang-hutangnya,yaituhutang-hutangyangdituntutolehseseorangdan hutang-hutangyangmenjaditanggungjawabsimayatyangmeninggalkanwarisan. Makatirkahtidakbolehdibagikankepadaahliwarisnya,sebelumsemuahutang-hutangsimayattelahtuntasdibayarkan.Ketidakbolehandalammembagikantirkah sebelumhutangnyadibayarkandengantuntas,didasarkanpadaSabdaNabiSAW. berikut ini:

20Opcid, 25 -= --, -= -,-- -'- -,-' -- ) --= - ( Jiwa(roh)orangberimanitubergantungpadahutangnya,sehinggahutangnya dibayarkan.21 c.Memenuhi wasiatyang jumlahnya sepertiga,yang diberikan kepada selain ahli waris, tanpamenungguizinseseorang.Halinidilakukansesudahmembayarapayang diperlukansesudahmembayarsegalakebutuhanmayatdansetelahsemuahutangnya dibayarkan.Jikawasiatlebihdarisepertigaharta,makatidakdapatdilaksanakan kecuali ada kerelaan dari ahli waris. Mengingat Sabda Rasulullah berikut kepada Saad bin Abi Waqqas: '-' ,---, ''= -- - ,= ',-= =-` -- =- ,` -'`' -'`'. ..Sepertiga.Sebabsepertigaitubanyakdanbesar,karenajikakamu meninggalkanahliwarisdalamkeadaanyangcukupadalahlebihbaikdaripadakamu meninggalkanmerekadalamkeadaanmiskinyangmeminta-mintakepadaorang banyak. (Rw. Bukhari-Muslim)22 d.Sisadaritirkahyangtelahdiambilkeperluantajhiz,membayarhutangsimayatdan washiyatnya,dibagidiantaraahliwarismenurutketentuansyara.23Danpembagian tersebutdimulaipemberiannyakepadaashabulfurudl,kemudianashabatdan seterusnya. 4.Sebab-sebab Mewarisi Terdapat tiga hal yang menyebabkan adanya hak untuk mewarisi suatu harta, yaitu:

21Ahmad Al Basyuni, Tarjamah Qabasaat min as Sunnah an Nabawiyyah (Bandung: Trigenda Karya, 1994), 187 22Muhammad Nashiruddin Al Albani, Terjamah Mukhtashar Shahih Muslim (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 689-690 23Hasbi Ash Shiddieqi, Fiqhul Mawaris, 33 a.Kekerabatansesungguhnya,yaknihubungannasab.Yaitu:Ibu,bapak,anak-anak, saudara-saudara,parapamandanlain-lain.Ringkasnyaadalahorangtua,anakdan orang-orang yang berhubungan nasab dengannya. Dan untuk kekerabatan ini memiliki tingkatanmasing-masing,bilaposisinyasebagaikerabatyangdapatdihilangkanoleh kerabatlainuntukmendapatkanhartawarisan,jadimeskipunsebagaikerabatdarisi mayit maka tidak akan mendapatkan harta warisan dari si mayit. b.Pernikahan.Yaituakadnikahyangsah,yangterjadidiantarasuamiistri,sekalipun sesudahpernikahanitubelumbersetubuhataubelumberduaandalamtempatsunyi (khalwat). Untuk pernikahan yang fasid atau nikah batal, tidak bisa menyebabkan hak mewaris, karena dianggap tidak pernah terjadi pernikahan. c.Pebudakan,yaitukekerabatanberdasarkanhukum,yangdisebutWalaulItqiatau WalaunNimati.Disebutdemikiankarenatuanyangmemerdekakantelah memberikannikmat(kemerdekaan)kepadabudaknya.Olehkarenaitu,seorangtuan yang telah memerdekakan budaknya maka akan menimbulkan hubungan yang disebut WalaulItqi.Dengansebabitu,iaberhakmewarisikarenaiatelahmemberiikan kesenangankepadabudak,yangmenyebabkanbudakitumemperolehkemerdekaan dansifatkemanusiaanyakembalisesudahiadianggapsebagaibinatang.MakaAllah sebagaipembuathukum,menentukanhakuntukmewarisihartabudakyangtelah dimerdekakanapabilabudaktersebutmeninggalduniadantidakmemilikiahliwaris atau kerabat lain yang berhak mewarisi hartanya. Adapun rukun-rukun waris, adalah sebagi berikut: a.Muwarrits(orangyangmemberikanwaris),yaknimayatdimanaoranglainberhak mewaris daripadanya akan apa saja yang ditinggalkan sesudah matinya. b.Waris (menerima waris),yakni orangyang berhakmewarisi dengan sebabyang telah dijelaskan, seperti: kekerabatan, pernasaban, perkawinan dan sebagainya. c.Mauruts(bendayangdiwariskan),yaknisesuatuyangditinggalkanmayat,seperti: harta,kebundansebagainya.Maurutsinidisebut:Irtssun,Turatsun,Miratsun.Yang semuanyaitumerupakansebutanbagisesuatuyangditinggalkanmayatuntukahli waris.24 5.Syarat dan Halangan Mewaris Terdapat tiga syarat yang harus ada dalam hal mewaris, yaitu: a.Wafatnya pemberi waris secara hakekat atau menurut hukum Dalampembagiantirkahtidakdapatdilaksanakansebelumadakepastianbahwa muwaris(pemberiwaris)nyatameninggaldunia,atauhakimtelahmenetapkan kematiannya.Hakimmenetapkankematianseseorangkarenaadasebab-sebabtertentu, seperti adanya bukti bahwa kendaraan yang ditumpanginya tenggelam dilautan dan tidak menyisaseorangpunpenumpangyangselamat,ataubuktibahwaorangtersebut meninggalduniakarenatelahhilangbeberapatahunyanglalusertatidakdiketahuilagi keberadaannya.Dariberbagaibuktiyangmenguatkanhakimuntukmengambil keputusan,sehinggakeluarlahkeputusanbahwaorangtersebutmeninggalduniamaka hartatersebutbolehdibagikankepadaahliwarisnya.Untukorangyangdinyatakanmati melaluikeputusanhakim,makahartapeninggalannyadapatdiwarisiolehorang-orang yang hadir saat keputusan tersebut ditetapkan dan memenuhi syarat pewarisan.25

24Opcid, 56 25Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, 506 Syaratwafatnyawarissecarahakekatatausecarahukum,diperlukansebagaibukti untukberpindahnyasuatuharta.Karenasetiaphartatidakbisadikelolaatauberpindah kelain orang apabila tidak ada penyerahan dari pemilik itu sendiri, dan apabila pengelola masihmampuuntukmengelolanyamakatidakadahakuntukoranglainmengambil posisipemilikuntukmengelolahartatersebutataubahkanmewarisinya.Jadisyarat pertama ini mutlak harus ada. b.Ahli waris nyata-nyata hidup ketika muwaris meninggal Syaratahliwarismasihdalamkeadaanhidupharusada,karenabilaternyataahli waristelahmeninggalpula,makahartayangseharusnyamenjadibagiannyaakan berpindah kepada anak-anak ahli waris yang meninggal tersebut atau kepada yang berhak mendapatkanhartawarisantersebut.Ahliwarissaatpembagianwarisharusterbukti masihhidup,diperlukandalampembuktiansaatpembagianhartawaris,karenaseorang mayittidaklagiahliuntukmemilikihartawarisandenganalasantidakperlulagiuntuk mayit suatu harta duniawi (telah putus hubungannya dengan urusan dunia termasuk harta-benda). c.Diketahui jihat kekerabatan dan sebab mewaris Jihatkekerabatanharusdiketahuiatashaknyasebagaiorangyangberhak mendapatkanhartawarisan.Adapunmacam-macamjihattersebutadalah:perkawinan, kekerabatan dankeberadaandalam derajatkekekrabatan, sehingga bagiorangyangtahu akan menjadi mudah di dalam membagi harta warisan. Hal itu disebabkan karena terdapat perbedaandalamhukum-hukummewaris,yaituperbedaandalammendapatkanbagian antara jihat mewaris dengan derajatkekerabatan. Dengan kata lain, status dari hubungan dengansimayitperludiketahuiuntukmempermudahpembagiansesuaidenganaturan. Misal: seorang saudara laki-laki sekandung si mayit tidak akan mendapatkan bagian yang sama dengan saudara laki-laki seibu atau sebapak. Sedangkan untuk halangan mewaris, terdapat tiga golongan yaitu: a.Budak Seorangbudakyangdikuasaiseseorangtidakdapatmewarisihartakerabatnya, karenaapabilaiamewarisisesuatumakaakandiambilolehtuannya.Paraahlihukum telahmenyatakanbahwa,budakdanapasajayangdimilikinyaadalahmenjadimilik tuannyakarenaseorangbudakadalahhartamiliktuannya.Olehkarenaalasanitupula paraahlihukummenyatakanbahwaseorangbudaktidakbolehmewaris.Halitu diperlukanagarhartayangseharusnyamenjadihaknyauntukmenikmatiatau memanfaatkannya tidak berpindah kepada tuan yang memilikinya. Adabeberapamacambudakyangtidakberhakmendapatkanhartawarisan,adapun keadaan budak yang tidak berhak untuk mendapatkan waris tersebut adalah, budak qinna (budakmurni),budakmudabbar(yaitubudakyangmerdekadenganadanyasyarat kematiantuannya,misal:kamubebasmerdekasetelahkematianku),budakmukatab (yaitu:budakyangdiwajibkanolehtuannyauntukmemenuhisejumlahhartabilaingin merdeka),danbudakyangdikaitkandengansuatusifatuntukkemerdekaannya(misal: jika istriku melahirkan anak laki-laki, maka kamu bebas merdeka). b.Pembunuhan Apabilapenerimawarismembunuhpemberiwaris,makatidakbolehpembunuh tersebutmendapatkanbagianatashartamuwarisyangtelahdibunuhnya.Mengingat sabda Rasulullah berikut ini: ,---' - - .-'-'' ,' _- ) -=-' '-` '--' - ( Orangyangmembunuhtidakberhakatashartapeninggalanorangyangdibunuh sedikitpun.26 Disampingitu,karenapembunuhtelahberbuatuntukmempercepatdalam mendapatkanwarisandengancaramembunuh,makaseorangpembunuhdilarang mendapatkanhartawarisan.Sepertidilarangnyapembunuhpamannyauntuk mendapatkanwarisanpadakisahyangdipaparkandalamsuratAl-Baqarahayat72 berikut ini: = - '' ' +, - ' ' - - - -' - , - - - -- ' - ) --' : 72 .( Daningatlahketikakamumembunuhseorangmanusialalukamusalingmenuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkap apa yang selama ini kamu sembunyikan.27 Hikmahadanyalaranganuntukpembunuhmewarisihartaorangyangdibunuh adalah,agartidakbanyakorangyangmelakukanpembunuhandemimendapatkanharta warisan seseorang. MenurutgolonganMalikiyah,pembunuhandengansengajalahyangdapat menghalangi dari mendapat warisan, lainnya tidak. Menurut golongan Hanabilah, semua pembunuhanyangmenyebabkanqisasataudiyat,ataukafaratdapatmenghalangidari mendapatwarisan,lainnyatidak.SedangkanmenurutgolonganSyafiiyyah,pembunuh dengansegalamacamnyamenghalangidarimendapatkanwarisan,sekalipun pembunuhandilakukankarenapersaksiannyaataumenambahkesaksian.Sepertiapabila seseorang menyaksikan kerabatnya yang memberi warisan berzina, lalu ia dihukum rajam yangdidasarkanataskesaksiannyaatautambahandarikesaksiannya.Makasemuaitu dapat menghalangi warisan.

26Muhammad. Sjarief Sukandy. Tarjamah Bulughul , 351 27Muhammad Ali Ash-Shabuniy, Hukum Waris., 60 c.Perbedaan Agama PerbedaanagamasepertiIslamdankafir,tidakbolehsalingmewarisi.Mengingat sabda Rasulullah berikut ini: '--' ''` '' '--' , ` ) '-- '=- - ( OrangIslamtidakbolehmewarisi(harta)orangkafir,danorangkafirtidak mewaris (harta) orang Islam. (HR. Bukhari Muslim)28 EmpatMadzhabberpegangpadahaditsdiatas,jaditidakmemperbolehkanwaris-mewaris antara orang Islam dengan orang kafir. B. Asuransi Jiwa 1.Pengertian Asuransi (Syariah) DidalambahasaArab,AsuransidisebutdengankataAt-tamn,untukpihak penanggungdisebutdenganmuamn,sedangkanpihaktertanggungdisebutdengan muamman lah atau mustamin. Pengertian dari At-tamn, diambil dari kata amana yang artinyaadalahmemberiperlindungan,ketenangan,rasaamandanbebasdarirasatakut, sebagaimanayangtelahtercantumdidalamAl-QuranyangbermaknaDialahAllah yang mengamankan mereka dari ketakutan. (Quraisy:4)29 DalamEnsiklopediHukumIslamdisebutkanbahwaasuransi(At-tamn)adalah transaksi perjanjian antara dua pihak; pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihakyanglainberkewajibanmemberikanjaminansepenuhnyakepadapembayariuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.30 DariberbagaipengertiandariAt-tamn,yangdirasapalingtepatuntukdijadikan pengertianolehasuransiitusendiriadalahmemberirasaaman.Karena,dalam

28Muhammad Nashiruddin Al Albani, Terjamah, 697 29Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Jakarta: Gema Insani, 2004), 28 30Abdul Aziz dahlan, dkk., Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996), 138 mengasuransikansesuatuberartimenyerahkanataumembayarkanuangcicilanuntuk diberikan kepada ahli warisnya saat pihak tertanggung meninggal dunia, pemberian uang kepadaahliwarisnyaitusesuaidenganperjanjianataukontrakyangtelahdisepakati. Pemberiankepadaahliwarisdalamasuransi,merupakangantirugiatashartanyayang hilang,baikituyangdimaksudhilanghidupnyaatauhartanyauntukmemberikan keringanan pada beban ahli waris, namun dalam hal ini yang dimaksud adalah hilangnya hidup tertanggung. DalamIslam,kecukupandankeamanandikenaldengankebutuhanyangsangat mendasar, seperti ayat diatas yang mengartikan bahwa Dialah Allah yang mengamankan merekadariketakutan,darifirmantersebutmasyarakatadayangmenilaibahwabebas dari rasa lapar adalah bentuk dari keamanan. Dari penilaian tersebut, Islam mengarahkan kepadaumatnyauntukmencarirasaamandalamkehidupannyasendiridankehidupan keluarganya.Pengarahanuntukmencarirasaaman,telahdicontohkanolehNabiSAW. kepadaSaadbinAbiWaqqashyangberisiagarSaadmenyedekahkansepertiga hartanyasaja.Selebihnyaditinggalkanuntukkeluarganyaagarmerekatidakmenjadi beban masyarakat. Al-Fajarimengartikantadhamun,takaful,at-tamnatauasuransisyariahdengan pengertiansalingmenanggungatautanggungjawabsosial.Pendapatlainjugadiberikan olehMushtafaAhmadZarqa,yangmenyebutkanbahwamaknaasuransisecaraistilah adalahkejadian.31Maksudnyaadalahasuransimerupakancaraataumetodeuntuk memeliharamanusiadalammeghindariresiko(ancaman)bahayayangberagamyang akanterjadidalamhidupnya,dalamperjalanankegiatanhidupnyaataudalamaktivitas ekonominya.

31Opcid, 28-29 AbbasSalimmemahamiasuransisebagaisuatukemauanuntukmenetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit)yang sudah pasti sebagai (substitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.32 Dapat dikatakan bahwa maksud dari pernyataa Abbas Salim, adalah perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak sebagai alat masyarakat dalam mengantisipasibahayamasadepanyangbelumdiketahui.Semuanyatelahsiap mengantisipasi suatu peristiwa. Jika sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanyasalingmenolongdalammenghadapiperistiwatersebutdengansedikit memberiikan hartayangdiberikan oleh masing-masing peserta sebagai tanda kepedulian kepadasesama.Denganpemberian(derma)tersebut,merekayangtertimpamusibah dapat menutupi berbagai kerugianyang dialami. Daria artitersebut menunjukkan bahwa asuransi adalah taawun yang terpuji, kerena di dalamnya terdapat kegiatan saling tolong menolongdalamberbuatbaikdantaqwa.Dengantaawunmerekadapatsaling membantuantarasesama,danmerekatakutdenganbahaya(malapetaka)yang mengancam mereka. Dalam bukuyang berjudul Aqdu At-tamnwa Mauqifu asy-Syariah al-Islamiyyah Minhu, Az-Zarqa juga mengatakan bahwa sistem asuransi yang dipahami oleh para ulama hukum(syariah)adalahsebuahsistemtaawundantadhamunyangbertujuanuntuk menutupikerugianperistiwa-peristiwaataumusibah-musibah.Tugasinidibagikan kepada sekelompok tertanggung, dengan cara memberiikan pengganti kepada orang yang tertimpamusibah.Penggantitersebutdiambildarikumpulanpremi-premimereka.Para ulamaahlisyariahjugamengatakanbahwadalampenetapanhukumyangberkaitan dengankehidupansosialdanekonomi,Islambertujuanagarsuatumasyarakathidup

32Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta: Prenada Media, 2004), 59 berdasarkanatasasassalingmenolongdanmenjamindalampelaksanaanhakdan kewajiban. MenurutDewanSyariahNasionalMajelisUlamaIndonesia(DSN-MUI),asuransi syariah (Tamn,Takaful, Tadhamun)adalah usaha salingmelindungi dan saling tolong-menolongdiantarasejumlahorangataupihakmelaluiinvestasidalambentukasetdan atautabarruyangmemberiikanpadapengembalianuntukmenghadapiresikotertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.33 Definisitersebutmenunjukkanbahwaasuransisyariahbersifatsalingmelindungi dantolongmenolongyangdisebutdengantaawun.Yaitu,prinsip-prinsipsaling melindungidansalingmenolongatasdasarukhuwahislamiahantarasesamaanggota pesertaasuransisyariahdalammenghadapimalapetaka(resiko).Olehsebabitu,premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana yang terdiri dari dana tabungan dan tabarru. Maksuddaridatatabunganadalahtitipandaripesertaasuransisyariahyangnantinya akanmendapatkanbagihasilataumudharabahyangberasaldariinvestasibersihsetiap satu tahun. Dana tabungan dan mudharabah akan diberikan kepada peserta saat pengajuan klaim,baikklaimituberupanilaitunaiataupunmanfaatasuransi.Sedangkan,tabarru adalahdermaataudanakebajikanyangdiberikandandiikhlaskanolehpesertaasuransi lainjikasewaktu-waktudipergunakanuntukmembayarklaimataumanfaatasuransi kepada peserta lainnya. Dariberbagaipendapattentangasuransi,dapatdiambilkesimpulanbahwaasuransi dalamsegiteoridansistemdiperbolehkan,karenatelahrelevandengantujuanumum syariah.Namun,biladilihatdarisegisaranaataucara-carakerjadalammerealisasikan sistemdanmempraktikkanteorinyaperludikajilebihlanjut,terutamadalamakad asuransi.

33Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah., 30 Konsep asuransi syariah telah ada sejak jaman Rasulullah. Menurut Thomas Patrick dalam bukunyaDictionaryofIslam, sudahmerupakankebisaaan sukuarab sejak zaman dahulubahwajikaadasalahsatuanggotasukuterbunuholehanggotadarisukulain, pewariskorbanakandibayardengansejumlahuangdarah(diyat)sebagaikompensasi darisaudaraterdekatpembunuh.SaudaraterdekatpembunuhtersebutdisebutAqilah. MenurutDr.MuhammadMuhsinKhan,idepokokdariAqilahadalahsukuarabzaman dahuluharussiapuntukmelakukankonstribusifinansialatasnamapembunuhuntuk membayar pewaris dari korban.34 Kebisaaan untuk mempersiapkan diri dalam membayar kontribusi keuangan kepada pihak ahli waris korban sama dengan premi praktik asuransi. Sementara itu, kompensasi yang dibayar berdasarkan Aqilah mungkin sama dengan nilai pertanggungandalampraktikasuransisekarang,karenasama-samamemberikan keringanan dalam hal finansial kepada pewaris korban. 2.Akad dalam Asuransi Lafalakadberasaldariakadarabal-aqdyangberartiperikatan,perjanjian,dan permufakatan(al-ittifaq).35Sedangkanbiladiartikansecaraistilahfiqih,makayang dimaksuddenganakadadalahpertalianijab(pernyataanmelakukanikatan)danqobul (pernyataanpenerimaanikatan)sesuaidengankehendaksyariatyangberpengaruh kepadaobyekperikatan.Yangdimaksuddengankehendaksyariatadalahseluruh rangkaian perikatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih tidak dianggap sah apabila tidak sejalan dengan kehendak syara, atau dengan kata lain segala sesuatu yang tercover didalamsebuahperikatantidakbolehkeluardarikoridorIslam,misalnyakesepakatan

34Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah.,31 35Abdul Aziz dahlan, dkk., Ensiklopedi., 63 untukmelakukantransaksiriba,menipuoranglainataumerampokoranglainituyang dilarang.Sedangkanpencantumankalimatberpengaruhpadaobyekperikatan maksudnyaadalahterjadinyaperpindahankepemilikandaripihakyangmelakukanijab kepada pihak yang menyatakan qobul. Az-Zarqa menyatakan bahwa dalam pandangan syara, suatu akad merupakan ikatan secarahukumyangdilakukanolehduaataubeberapapihakyangsama-sama berkeinginanuntukmengikatkandiri.36Keinginanseseorangyangtersimpandihati hendaknyadinyatakandalamsuatupernyataanolehmasing-masingpihak.Dari pernyataan yang telah diungkapkan tersebut disebut dengan ijab dan qobul. Atas dasar itu pulaAz-Zarqamenyatakanbahwapernyataanpertamayangdilakukanolehsalahsatu pihakyanginginmengikatkandiridalamsuatuakaddisebutmujib(pelakuijab)dan setiappernyataankeduayangdiungkappihaklainsetelahijabdisebutdenganqobil (pelaku qobul). Apabilaijabdanqobultelahmemenuhisyarat-syaratnyasesuaidenganketentuan syara,makaterjadilahperikatanantarapihak-pihakyangmelakukanijabqobuldan muncullah segala akibat hukum dari akad yang disepakati itu. Syeikhul Islam ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalam kitabnya Majmu Fatawa(28/384)mengatakan,akaddalamIslamdibangunatasdasarmewujudkan keadilan dan menjauhkan penganiayaan. Sebab, pada asalnya harta seseorang muslim lain itutidakhalal,kecualijikadipindahkanhaknyadengankesukaanhatinya(kerelaan). Akan tetapi hatinya tidak akan suka,kecuali apabila ia memberikan miliknya itu dengan kerelaan bukan paksaan, dengan ketulusan bukan karena tertipu atau terkecoh".37 Untuk itu, setiap akad dalam muamalah sangat luas cakupannya dan tujuan utamanya dalam hal pencapaian segalanyayang dapat merealisasi kemaslahatan. Sebab, muamalah padadasarnyaadalahbolehdantidakterlarangdankaidah-kaidahnyamemberi

36Opcid, 39 37Ibid, 40 kemungkinanmengadakanmacam-macamakadbaruyangdapatmerealisasipola-pola muamalahbarupula.HalinilahyangmenunjukkanbahwaajaranIslamadalahajaran agama yang memberikan kemudahan, keluasan, keuniversalan. Kejelasanakaddalampraktikmumalahpentingdanmenjadiprinsipkarenaakan menentukan sah tidaknyamuamalah tersebut secara syari.Demikian pula dalam halnya asuransi,akadantaraperusahaandengannasabahharusjelas.Apakahakadnyajualbeli (aqdtabaduli)atauakadtolong-menolong(aqdtakafuli)atauakadlainnya.Dalam asuransi bisaa ataukonvensional tidakadakejelasan dalam masalah akad. Padaasuransi konvensional, akad yang melandasinya semacam akad jual beli, dan karena akadnya jual belimakasyaratdalamakadtersebutharusterpenuhidantidakmelanggarketentuan syariah.Adapunsyarattransaksijualbeliadalahadanyapenjual,pembeli,barangyang dijualbelikan,harga,danakadnya.Padaasuransikonvensional,terdapatpenjual, pembeli,barangyangdiperjualbelikanatauyangakandiperolehsertaakadnyatelah jelas.Namun,yangmenjadimasalahadalahharganya(berapabesarpremiyangakan dibayar)kepadaperusahaanasuransi.PadahalhanyaAllahyangtahutahunberapakita akanmeninggal.Jadipertanggunganyangakandiperolehsesuaidenganperjanjianini jelas, tapi jumlahyang akan dibayarkan menjadi tidak jelas, tergantung usia kita. Seperti firman Allah berikut ini: , ' = -. - '' - ' - + , ''' - -, , - '' ' - ` -, -- - ' - ' - ) -'-' : 11 ( TidakadasesuatumusibahpunyangmenimpaseseorangkecualidenganizinAllah. (at-Taghabun: 11) Dalam penentuan suatu akad, para ulama fiqh berbeda pendapat. Jumhur ulama fiqh menyatakan bahwa rukun dari akad dibagi atas tiga hal, yaitu: a.Pernyataan untuk mengikatkan diri (shighat al-aqd) b.Pihak-pihak yang berakad (al-mutaaqidain) c.Obyek akad (al-maqud alaih)38 UlamaHanafiyahberpendirianbahwarukunakadituhanyasatu,yaitushighatal-aqd(ijabdanqabul).Sedangkan,pihak-pihakyangberakaddanobjekakad,menurut mereka tidak termasukrukunakad.Tetapi,termasuk syarat-syaratakad,karenamenurut mereka yang dikatakan rukun itu adalah suatu esensi yang berada dalam akad itu sendiri. Sedangkan, pihak-pihak yang berakad dan objek akad berada di luar esensi akad. Ijab dan qabul ini bisa berbentuk perkataan, tulisan, perbuatan, dan isyarat. DalambukuPanduanSyarikatTakafulMalaysia,dijelaskanbahwarukun-rukun akad adalah: a.Aqid, yaitu pihak-pihak yang mengadakan akad (misalnya Takaful dan peserta) b.Makudalaihi,yaitusesuatuyangdiakadkanatasnya(barangdanbayaran),dalam asuransikonvensionalrukunkeduainimasihdianggapgharar(ketidakpastianatau penipuan),karenaakadyangmelandasinyaadalahaqdunmuawadotunmaliyatun (kontrak pertukaran harta benda) atau aqd tabaduli (akad jual-beli). c.Sighah ijab kabul Ketigarukuntersebuttelahditerapkandidalamasuransisyariah.Dalanasuransi syariahdidasarkanpadaakadtolong-menolong(aqdtakafuli)danmenciptakan instrument baru untuk menyalurkan dana kebajikan melalui akad tabarru (hibah). MajelisUlamaIndonesia,melaluiDewanSyariahNasionalmengeluarkanfatwa khusus tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, sebagai berikut:

38Abdul Aziz dahlan, dkk., Ensiklopedi.., 64 1)Ketentuan Umum a.AsuransiSyariah(Tamn,Takaful,Tadhamun)merupakanusahayangbertujuan untuk salingmelindungidan salingmenolong di antara sejumlahorang/pihakmelalui investasiataupenanamanmodaldalambentukasetdantabarruyangnantinyaakan memberikanpolapengembalianuntukparapesertayangmenghadapirisikotertentu melaluiakad(perikatan)yangdisesuaikandengansyariahIslamsehinggatidak terdapat hal-hal yang bersifat haram didalamnya. b.Akadyangdisesuaikandengansyariahyangdimaksudpadapoin(1)adalahsebuah perjanjianawalyangjelasdanataskesepakatansehinggatidakmengandunggharar (penipuanatautindakanyangbertujuanuntukmerugikanpihaklain39),maysir (perjudian),riba(bunga),zulmu(penganiayaan),riswah(suap),barangharamdan maksiat lainnya. c.Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.40 d.Akad tabarru adalah semua bentukakadyang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolongterhadapsesamapesertayangmengalamimusibahsehinggasesuai dengan ajaran Islam, bukan semata untuk tujuan komersial. e.Premiadalahsebuahkewajibanpesertauntukmemberikansejumlahdanakepada perusahaansesuaidengankesepakatandanakad,ataudapatdisebutdenganuang cicilanuntukmenabungkepadaperusahaanagardiinvestasikanolehperusahaan sehinggaakanmendapatkankeuntungandariinvestasiataupengelolaanperusahaan asuransi tersebut. Dalam kamus asuransi, premi diartikan dengan pembayaran berkala

39Abdul Aziz dahlan, dkk., Ensiklopedi., 399 40Opcid, 67 yang dikehendaki untuk menjaga polis asuransikhusus berlaku atau total standar unit untuk suatu polis yang diambil.41 f.Klaimadalahtuntutanyangmerupakanhakpesertauntukmendapatkannyaatau mengajukannyadanpihakperusahaanasuransiwajibdiberikandanadarituntutan tersebut sesuai dengan kesepakatan dalam akad yang telah disepakati. 2)Akad dalam Asuransi a.Akadyangdilakukanantarapesertadenganperusahaanterdiriatasakadtijarahdan atau akad tabarru yang sesuai dengan aturan Islam. b.Akadtijarahyangdimaksuddalamayat(1)adalahmudharabahataubagihasilatas pengelolaandanayangdiinvestasikan,sedangkanakadtabarruadalahhibahuntuk peserta lain yang mengalami musibah. c.Dalam akad minimal disebutkan beberapa hal di bawah ini, yaitu: 1)Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan yang harus ditaati dan dipenuhi 2) Cara dan waktu pembayaran premi, agar terdapat kejelasan dan tidak ada yang merasa ditipu 3) Jenisakadtijarahdanakadtabarruyangditawarkan,sertasyarat-syaratyangharus dipenuhiapabilaterdapatkesepakatansesuaidenganjenisasuransiyangakan diakadkan. 3)Kedudukan Setiap Pihak dalam Akad Tijarah dan Tabarru a.Dalam akad tijarah (mudharabah atau bagi hasil), perusahaan hanya bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis). b.Dalamakadtabarru(hibah),pesertamemberikanhibahsebagaidanasantunanyang akandigunakanuntukmenolongpesertalainyangterkenamusibah.Sedangkan

41A. Hasymi Ali. dkk, Kamus Asuransi (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 248 perusahaan, sebagai pengelola dana hibah yang dikumpulkan jadi satu dalam tabungan tabarru. 4)Ketentuan dalam Akad Tijarah dan Tabarru a.Jenisakadtijarahdapatdiubahmenjadijenisakadtabarru,bilapihakyangtertahan haknyadenganrelamelepaskanhaknya,sehinggamenggugurkankewajibanpihak yang belum menunaikan kewajibannya. b.Jenis akad tabarru tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah. Karena akad tabarru adalah akad untuk hibah, jadi tidak dapat dirubah. 5)Jenis Asuransi dan Akadnya a.Dipandangdarisegijenis,asuransiituterdiriatasasuransikerugianyangakan mengcovergantirugipihaktertanggungdanasuransijiwayangakanmemberikan santunankepadaahliwarisbilaterjadimusibahatasjiwapemegangPolis.Dan macam-macamasuransidarikeduajenisasuransigantirugidanasuransijiwasecara umum yang telah mengacu pada sistem syariah adalah: a)TakafulDanaInvestasi;merupakanbentukperlindunganatasperoranganyang menginginkandanmerencanakanpengumpulanuangsebagaidanainvestasiyang diperuntukkanbagiahliwarisnyabilapesertaditakdirkanmeninggallebihawalatau dapat pula digunakan untuk tabungan hari tua. b) TakafulDanaSiswa;merupakanbentukperlindunganyangbertujuanuntuk menyediakan dana pendidikan bagi anak-anak mereka hingga jenjang perkuliahan. c)TakafulDanaHaji;merupakanbentukperlindunganataspesertayangmenginginkan mengumpulkan dana sebagai biaya menjalankan haji. d) Takaful Dana Jabatan; merupakan bentuk perlindunganatas direksi ataupejabat teras suatuperusahaanyangmenginginkandanasantunanbagiahliwarisnyabila ditakdirkanuntukmeninggallebihawalatausebagaidanasantunanpadasaattidak aktif lagi di tempat kerja. e)TakafulHasanah;merupakanbentukperlindunganuntukpesertaataspengumpulan danayangakandigunakansebagaimodalusahaataudiperuntukkansebagai peninggalan bagi ahli waris jika terjadi meninggal lebih awal. f)TakafulKesehatanIndividu;merupakanbentukperlindunganataspesertayang bermaksudmenyediakandanasantunanrawatinapdanoprasibilapesertasakitdan kecelakaan dalam masa perjanjian. g) TakafulKecelakaanDiriIndividu;merupakanbentukperlindunganatasdiripribadi pesertayangbermaksudmenyediakansantunanbagiahliwarisbilaterjadikematian karena kecelakaan dalam masa perjanjian. h) Takaful Al-Khairat Individu; merupakan bentuk perlindungan atas diri seseorang yang bermaksudmenyediakansantunanbagiahliwarisbilaterjadikematiandalammasa perjanjian baik karena sakit atau kecelakaan. i)TakafulKebakaran;merupakanbentukperlindunganataskerugianataukerusakan barang yang diakibatkan oleh kebakaran. Termasuk yang discover di dalamnya adalah kerusakan karena gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai dan pemogokan umum. j)TakafulKendaraanBermotor;merupakanbentukperlindunganataskendaraan bermotor yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan, atau hilang karena pencurian. k) TakafulSuretyBond;merupakanbentunperlindunganyangmenjaminataskerugian kontraktor kepada pemilik proyek. l)TakafulRangkaKapal;merupakanbentukperlindunganataskerusakanrangkakapal dan mesin kapal akibat kecelakan dan berbagai bahaya yang dialami. m) TakafulEnergi;merupakanperlindunganataskerugiankarenakecelakaanatau berbagaibahayadalampekerjaanpengeboranminyakdangasdidaratmaupunlepas pantai. b.Sedangkan akad yang dimaksud oleh kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah atau bagi hasil dan hibah yang ditujukan untuk tolong menolong. 6)Premi a.Pembayaranpremididasarkanatasjenisakadtijarahdanjenisakadtabarruyang dipilih oleh pemegang Polis. b.Untukmenentukanbesarnyapremi,perusahaanasuransidapatmenggunakanrujukan tablemortalita(jumlahkejadianmeninggalrelativediantarasekelompokorang tertentu)untukasuransijiwadantablemorbidita(jumlahkejadianrelatifsakitatau penyakitdisekelompokorangtertentu)untukasuransikesehatan,dengansyarattidak memasukkan unsur riba dalam perhitungannya.42 FatwatersebutmerupakanacuanbagiperusahaanasuransisyariahdiIndonesia, terutama menyangkut bagaimana akad-akad dalam bisnis asuransi syariah dan ketentuan-ketentuan lain yang terkait dengannya. Denganmelandaskandiripadaprinsiptakafuli,asuransisyariah(terutamauntuk asuransijiwa)menerapkanduabentukakaddiawalpenerimaanpremi,yakniakad tabunganinvestasidanakadkonstribusi.Padaakadtabunganinvestasiprinsipnya didasarkankepadaprinsipmudharabah,sementarapadaakadkonstribusiberdasarkan

42Ibid, 67 padaprinsiphibah.Hibahtersebutdilakukansecaraberjamaahdandidalamnya mengandung adanya efek saling menanggung antar sesama nasabah atau pemegang polis. 3.Status Hukum Fiqih Sistem Asuransi Jiwa Padapoinini,akandijelaskanmengenaiAsuransiJiwa.Yangmanaasuransijiwa adalahbahasanpokokdalampenulisankaryailmiahini.Adapunpenjelasannyaakan dibagi dalam beberapa bagian, agar lebih mudah untuk difahami serta lebih terstruktur. a.Konsep Asuransi Jiwa Dalamsistemasuransijiwa,konsepyangditerapkandidasarkanpadakonsep kesepakatanseorangnasabahdenganperusahaanjasaasuransi,untukmembayarpremi secaraberkaladengankonpensasiperusahaanharusmemberikansejumlahuangyang telahdisepakatisebelumnyakepadapihaknasabah,ataukepadaahliwarisnya,atau kepadaorangtertentuyangditunjuknya,ketikapihaknasabahsebagaipemegangpolis mencapaiusiatertentuataumeninggaldunia.Mengenaipembayarannilaitunaisaat klaimataumanfaattakaful,dapatdilakukansesuaidengankesepakatanpihaknasabah dengan perusahaan takaful.43 b.Tujuan Sistem Asuransi Jiwa Adapun tujuan dari sistem asuransi jiwa adalah sebagai berikut: 1) Menjaminsumberkeuanganataupemasukanberkalabagiseseorangketikausia pensiun untuk membantunya dalam menanggung beban kehidupan. 2) Menjamin sumber keuangan atau pemasukan bagi ahli warisnya atau yang lain setelah kematiannya.

43Husain Syahatah,Asuransi Dalam Perspektif Syariah (Jakarta: Amzah, 2006), 22 3) Tabungan untuk persiapan usia tertentu atau setelah meninggal dunia.44 c.Jenis-jenis Asuransi Jiwa Untuk jenis dari asuransi jiwa yang saat ini dikenal dalam masyarakat adalah: 1) Asuransikematian;nominalasuransi(santunan)dibayarkankepadaahliwarisatau orang yang ditunjuk dalam polis setelah pihak nasabah meninggal dunia. 2) Asuransihidup;nasabahmemperolehuangasuransidalambentukkontanataudalam bentuk pemasukan bulanan (sesuai kesepakatan). 3) Asuransikematiandanjaminanharituasekaligus;nasabahakanmemperoleh pemasukan bulanan dari nilai asuransinya jika pihak nasabah telah pensiun, sementara sisanya diberikan kepada ahli waris jika ia nasabah tersebut meninggal dunia.45 d.Status Hukum Fiqih Asuransi Jiwa Dengan didasarkankepada asumsi awal tentangajaranIslam tentang sempurma dan mempunyainilaiyanguniversalsertamencakupseluruhaspekhidupdankehidupan manusia,makasegalasesuatuyangberkaitandengankehidupanmanusiatelahdijamin adanyanormayangmengaturaktivitaskehidupantersebut.SelarasdenganfirmanAllah SWT. dalam QS. Al-Maidah ayat 3 berikut ini: . ......... ) : 3 .( Pada hari ini telahKu sempurnakan untukkamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu..46

44Ibid, 23 45Ibid. 46Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif , 97 ImamSyafii,sebagaiseorangyangpakardalamhukumIslam,menyatakanbahwa kaidah-kaidahituuntukmenjagasemangathukumIslamyangfungsiutamanyaadalah mengontrolmasyarakatdanbukanuntukdikontrololehmasyarakat.Menurutnya, Wahyu Allah, seperti dikemukakan dalam Al-Quran dan sunnah Nabi SAW. diturunkan untukmenghadapisetiapkejadianyangmungkinterjadi".SecaraimplisitImamSyafii berpendapat bahwa segala sesuatu masalah itu sudah disiapkan pemecahannya dalam Al-Quran dan sunnah Nabi SAW. Begitupuladenganmasalahasuransi,paraulamayangmengacuataumendasarkan pendapatnyapadakitabfiqihjugamemberiikanhukumpadaasuransi.Adapunpara ulama tersebut adalah: a)Syaikh Abdur Rahman Isa SyaikhAbdurRahmanIsamenyatakandengantegasbahwaasuransimerupakan praktik muamalah gaya baru yang belum dijumpai imam-imam terdahulu, demikian pula denganparasahabatNabiyangbelumpernahmempraktikkannya.Asuransimerupakan sebuahperusahaanyangmenghasilkankemaslahatanyangbanyak.Ulamamenetapkan bahwakepentinganumumyangselarasdenganhukumsyarapatutdiamalkan.Dan karenaasuransimenyangkutkepentinganumum,makahukumasuransihalalmenurut syara. SyaikhAbdurRahmanIsajugamengatakan,bahwaperusahaanasuransidengan nasabahnyasalingmenjalinhubungandalamperbuatanyangdidasarkanataskeridhoan. Perusahaanasuransi,merupakanperusahaanjasayangyangbergerakdibidangpelayan masyarakat dalam hal kepentingan umum, yaitu dengan memelihara harta milik nasabah, danmenolakresikoatashartabenda.Danuntukmemeliharahartamiliknasabahatau menolakresikoatashartabendanasabah,pihakasuransimendapatkanlabayang disepakatiantarakeduabelahpihak.Dariberbagaialasanitulah,SyaikhAbdurRahman Isa memperbolehkan Asuransi. b)Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Universitas Kairo) MenurutYusufMusa,asuransisamahalnyadengankoprasiyangmemilikitujuan menguntungkanmasyarakat.Asuransijiwa,menguntungkannasabahdan menguntungkan pihak pengelola asuransi.Menurut beliau, sepanjang sebuah perusahaan asuransijauhdanbersihdaririba,makaasuransitersebutdiperbolehkan.Dengan pengertian,apabilanasabahmasihhidupmenurutjangkawaktuyangditentukandalam polis,danmemintapembayarankembaliatasuangpremiyangdibayarkan,makapihak asuransiakanmembayarsebesaruangpremiyangtelahdibayarkantanpaadanya tambahan.Tetapiapabilanasabahnyatelahmeninggalsebelumbatasakhirperjanjian, maka ahli warisnya berhak menerima nilai asuransi yang telah tercantum di dalam polis. Hal seperti itulah yang dibenarkan atau halal menurut syara. c)Syekh Abdul Wahab Kholaf, Guru Besar Hukum Islam Universitas Kairo SyekhAbdulWahabKholafmenyatakanbahwaasuransiitudiperbolehkandengan dalihbahwaasuransimerupakanakadmudharabah.AkadmudharabahdalamIslam adalahsebuahperjanjianpersekutuandalamkeuntungan,denganmodalyangdiberikan oleh satu pihak dan dengan tenaga dari pihak lain. Demikian halnya pada asuransi,yang didalamnyaterdapatkerjasamaantaranasabahdenganpihakasuransidengan memberikan atau mempercayakan harta milik nasabah dikelola oleh pihak asuransi demi mendapatkan sebuah keuntunganyang akan didapatkan untuk kesejahteraan kedua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang tel;ah disepakati oleh keduanya. DalammajalahyangberjudulHiwaulIslamNo.11tahunVIItepatnyapada kesimpulan, Syekh Abdul Wahab menyatakan bahwa perikatan asuransi jiwa adalah sah, bergunabagiparaanggota(nasabah),bagiperusahaanasuransi,bagimasyarakatdan tidakmerusakseseorang.Jugatidakmemakanhartaseseorangdengantidakbenar, melainkanmerupakantabungan,koprasi,danmemberiikankecukupanpadanasabah yang memiliki usia lanjut, serta memberiikan bantuan kepada ahli waris ketika si nasabah tiba-tiba meninggal dunia. MenurutFathurrahmanDjamil,pendapatKholafyangmemperbolehkanasuransi salah satunya dengan alasan bahwa akadnya berdasarkan kerelaan kedua belah pihak, dan menguntungkan kedua belah pihak.47 d)Prof. Dr. Muhammad Al-Bahi, Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Mesir MuhammadAl-Bahimenyatakan,bahwaperusahaanasuransihukumnyahalal karenadidalamasuransiterdapatsistemtolong-menolong,pengembanghartabenda nasabah dengan akad mudharabah, bersih dari riba, tidak adanya tipu daya karena selalu terbukauntuknasabah,memperluaslapangankerjabaru,sertamemberikanjaminan kepada nasabah yang terkena musibah dengan berbagi dalam hal finansial. e)Ustadz Bahjah Ahmad Hilmi, Penasihat Pengadilan Tinggi Mesir Beliauberpendapatbahwatujuandariasuransiadalahmeringankandan memperlunaktekanankerugiandanmemeliharahartabendamiliknasabah,sehingga bebanyangberatatassuatumusibahdapatdipikulbersamapihakasuransi.Dankarena terpeliharanyasuatuhartabendamerupakansalahsatutujuandariagama,makapraktik dari asuransi diperbolehkan menurut syara.

47Ibid, 144 f)Syaikh Muhammad Dasuki Beliauberpendapatbahwahukumdariasuransiadalahhalal,karenaasuransisama dengan syirkah mudharabah, akad pada asuransi sama dengan akad kafalah atau syirkatul ainan,danpelaksanaandariasuransidapatdidasarkanpadafirmanAllahSWT.dalam surat Al-Anam ayat 82 sebagai berikut: - - + - - ` + ' = - ' '= - + -' -, , - - ' , ' , - -' , - ' ) '-` : 82 .( Orang-orangyangberimandantidakmencampuradukkanimanmerekadengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. g)Syaikh Muhammad Ahmad, MA. LLB. Sarjana dan Pakar Ekonomi Pakistan Syaikh Muhammad Ahmad menyatakan bahwa asuransi jiwa hukumnya adalah halal, denganalasanbahwadalampersetujuanasuransitidakmenghilangkanartitawakal kepadaAllahSWT.,didalamasuransitidakadapihakyangmerasadiuntungkanatau dirugikan karena berangkat dari kesepakatan awal yang saling merelakan, dan tujuan dari asuransi adalah saling tolong-menolong serta menjalin sebuah kerja sama. h)Syaikh Muhammad Al-Madni, seorang Ulama yang cukup dikenal di Al-Azhar kairo Beliau menyatakan bahwa asuransi menurut hukum syara adalah boleh, karena pada premiatauiuranyangdibayarkanolehnasabahakandiinvestasikandaniurantersebut memiliki manfaat untuk tolong-menolong kepada sesama. i)Prof.MustafaAhmadAz-Zarqa,GuruBesarpadaUniversitasSyiria,dancukup produktif dalam menulis seputar ekonomi Islam Az-Zarqamenyatakanbahwa,kebolehansebuahasuransidikarenakantidakadanya gharardidalamnya.Menurutbeliauperikatanasuransiinidiperlukan,terutamauntuk pegawainegeriyangtelahpensiun(merupakanketentuanbarudanbelumadazaman dahulu) untuk memberikan kesejahteraan atas jasa mereka, dan pihak asuransi membantu meringankan pemerintah untuk memberikan uang pensiunan.48

48Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah.., 75 BAB III METODE PENELITIAN

Penelitianadalahpenyelidikanyanghati-hatidankritisdalammencarifaktadan prinsip-prinsip; suatu penyelidikanyangamatcerdik untukmenetapkan sesuatu, definisi tersebut dijelaskan dalam kamus Websters New International.49 Sedangkan maksud dari Metodepenelitianitusendiriadalahsuatucarayangdigunakanpenelitidalam mengumpulkandatapenelitiannyadandibandingkandenganstandartukuranyangtelah ditentukan.50Danmetodepenelitianinidigunakanpenelitiuntukmengaturlangkah penelitianagarlebihteraturdanberjalansesuaiproseduryangbenar,sertadalam

49Moh. Nazir, metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 12 50Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 126-127 pengambilandatabisalebihtepat.Dalampenelitianini,penelitimenggunakanbeberapa metode penelitian yang dianggap tepat dan bisa peneliti terapkan keseluruhannya, adapun metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut:1.Lokasi Penelitian LokasiyangdipiliholehpenulisdalampenyempurnaanskripsiiniadalahPT. Asuransi Takaful Syariah yang memiliki cabang di Kota Malang, tepatnya di Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 70 Malang. Lembaga asuransi tersebut, merupakan lembaga jasa asuransisyariahyangpertamadiIndonesia,dankeberadaannyatelahdilegalkanatau dinyatakan tidak bertentangan dengan aturan Islam oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) yangtergabungdalamDewanPengawasSyariahyangmerupakanpengawassegala lembagayangbergerakdibidangjasaataulainnyayangmenggunakanataumenerapkan sistem keislaman, seperti Takaful, Bank Muamalah dan lain sebagainya. 2.Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatandanjenispenelitian,merupakanmetodepenelitianyangpertamaharus dicaridandisesuaikandenganpenelitianyangakandilakukan.Pendekatandanjenis penelitianharusdilakukan,karenapendekatandanjenispenelitiantersebutmerupakan kunciutamauntukmenentukanberbagaimetodepenelitianselanjutnyayangdiperlukan dansesuaidenganjenispenelitiannya.Biladilihatdaripendekatannya,makapenelitian initermasukpenelitiankualitatifyangmemuatpenjabaranyangbersifatnilai,bukan perhitunganangkaataupengukurantingkatantertentu.Penelitiankualitatifmenurut BogdandanTaylor(1975)sebagaimanadikutibolehLexyJ.Moleong,yaitusebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilakuyang dapat diamati. Selain definisi yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor, Denzin dan Lincoln (1987) juga mendefinisikan penelitian kualitatif denganpenelitianyangmenggunakanlataralamiah,denganmaksudmenafsirkan fenomenayangterjadidandilakukandenganjalanmelibatkanberbagaimetodeyang ada.51Pendekatanpenelitianinidigolongkandalampendekatankualitatif,karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati52. Adapunjenisdaripenelitianiniadalahpenelitianlapangan(fieldresearch)yaitu penelitianyangdilakukandengancaraterjunlangsungkelokasipenelitianuntuk memperolehataumengambildata-datayangdiperlukan,dalamhaliniPT.Asuransi TakafulSyariah,yangnantinyaakandiselaraskanataudiperkuatdenganberbagai referensiyangberkaitandenganpenelitianyangdibahas.Idepentingdalampenelitian lapanganiniadalahbahwapenelitiberangkatkelapanganuntukmengadakan pengamatantentangsesuatufenomenadalamsuatukeadaanalamiahatauinsitu.53 Dalampenelitianlapangan,bisaanyamenghasilkanberbagaicatatan-catatandariapa yang telah dilihat atau diamati. Selainpendekatandanjenispenelitian,adapulatipepenelitianyangdijadikan pelengkapolehpeneliti,dantipepenelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalah deskriptif, karena penelitian ini dilakukan dengan cara mencari faktayang ada mengenai proses pencairan dana klaimyang selalu dilakukan oleh PT. Asuransi tersebut kemudian dibandingkan dengan Hukum Islam dan selanjutnya menjabarkannya 54.

51Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2006), 4-5 52Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Perss, 2000), 3 53Opcid, 26 54Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 54-55 Dapatdipahamibahwadalampenelitianini,penelitimencobamencarijawaban secara mendasar dari PT. Asuransi Takaful Syariah terkait dengan berbagai kontrak yang ditawarkan,sehinggamenyebutkansalahsatudariahliwarisyangakandiberidana santunan oleh PT. Asuransi Takaful Syariah. Selain itu, peneliti mencoba untuk mencari tahu posisi ahli waris lain yang tidak ditunjukkan dalam polis, terkait dengan dana klaim yangakanditerimaolehnasabahatauahliwarisyangtelahditunjukolehpemberi warisan,dankemudiandikomaparasikandenganaturanHukumdalamIslamyang menjadi pedoman umat Islam. 3.Metode Pengumpulan Data Metodepengumpulandata,adalahcarayangakandigunakanpenelitidalam memperoleh datayang diperlukan dalam pencarian dan penyelesaian jawaban penelitian. Adapunmetodepengumpulandatadalampenelitianini,dapatdilakukanmelalui beberapa jalan berikut ini: a.Observasi Observasi adalah teknikpengumpulan data,yangmenuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung atau tidak langsung terhadap obyek penelitian yang sedang diteliti.Obsevasiyangdilakukanharusbersifatobjektif,karenasebagaipenelitiyang dalam kondisi mencari tahu hal baru, secara otomatis tidak boleh langsung menghukumi setiappermasalahanyangada,halitudiperlukanagarberbagaidatadapatterkumpul dengan sempurna dantidak ada sistem penambahan dari peneliti itu sendiri, karena data yangdiperolehdariobservasiharusbersifatmurniatautidakmembenarkandan menyalahkanberbagaidatayangdiperoleh.Dalampenelitianini,penelitimenggunakan pengamatan secara langsung dengan cara yang tidak formal yaitu melihat dan mengamati berbagaihalyangterkaitdenganpenelitianini,sepertimelihatlembagayangdipilih, responden yang akan diteliti dan lain sebagainya. b.Interview Interview(Wawancara)merupakanprosesinteraksiantaraPewawancaradengan informan.55Wawancaradilakukanuntukmendapatkankejelasandankepastiansuatu data,danwawancaraditujukanuntukrespondenyangdianggapmengertitentangobjek penelitianyangdilakuakan.MenurutSuharsimi,respondenatauinformanadalahorang yang diminta untuk memberikan tanggapan, keterangan dan informasi tentang suatu fakta atau pendapat, baik lisan atau tulisan.56 Dalamhalinipenelitimelakukanwawancaradenganbeberapapihakyangmenjadi obyekpenelitian,yaituparapegawaiyangbekerjadiPT.AsuransiTakafulSyariah, terutamapegawaiyangmenanganiasuransijiwadanpegawaiyangmenanganiproses pencairandanaklaimuntuknasabah.Denganmengajukanbeberapapertanyaanyang terkait dengan masalah kontrak Asuransi Syariah yang telah diterapkan di PT. Asuransi tersebut,sertamenanyakanbagaimanacarapetugastersebutmencairkandanaklaim sehinggamenjadisuatuhartayangdapatdijadikansebagaihartawarisolehpemegang polis yang telah ditunjuk. Selain dari para pegawai PT. Asuransi TakafulIndonesia, peneliti juga mengadakan wawancaradengansalahsatunasabahyangterdaftarsebagaipemegangpolisAsuransi Jiwa.Nasabahataupemegangpolisasuransikeluargatersebut,akanpenelitijadikan informanyangterkaitdenganpenyebutandarisalahsatuahliwarisdalamkontrak asuransiyangtelahdisepakatiolehpihakTakaful,sehinggapenelitiakanmendapatkan

55Ibid, 194 56Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.........., 122 datayang akan digunakan untuk mendeteksi posisi ahli waris lainyang tidak disebutkan dalam polis dalam perspektif hukum Islam. 4.Sumber Data Sumberdatadalamsuatupenelitianseringdidefinisikansebagaisubjekdarimana data-datapenelitianitudiperoleh.57Dansumberdataini,yangakanmenunjukkan berbagaialatyangdigunakanolehpenelititerkaitdenganperolehandata.Mengenai sumber data penelitian ini, dibagi menjadi dua jenis yaitu: a.Sumber Data Primer Menurut Husein Umar data primer ialah data yang didapat dari sumber pertama baik dariindividuatauperseorangansepertihasilwawancaraatauhasilpengisiankoesoner yang bisaa dilakukan oleh peneliti.58 Adapun dataprimerdalam penelitian ini dapat diperoleh dari pegawai PT. Asuransi TakafulSyariahdansalahsatunasabahyangmenggunakanjasaasuransijiwapadaPT Asuransi Takaful Indonesia tersebut, dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan penelitian kepada mereka yang telah dipilih sebagai nara sumber. b.Sumber Data Sekunder Datasekunderadalahdatapendukungataudatatambahandaridatapokokatau primer. Data sekunder menurut sebagian pakar adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut kemudian disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.59 Dan untuk kali ini, data sekunder didapatkan dari data primer pihak lain atau pakar yang telahmenyajikanberbagaidatapendukungpenelitianyangtersajidalamsebuahtulisan,

57Ibid, 107. 58Husein Umar, Metode Penelitian Untuk skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 42. 59Ibid., 43. bukuataupihaklainyangtidakdijadikansebagairespondenutamauntukmengkroscek kebenarandaripernyataanrespondenutama.Adapundatasekunderdalampenelitianini dapat diperoleh dari beberapa orang yang tidak terkait dengan penelitian ini atau literatur-literaturfiqihyangmembahastentangmasalahAsuransiSyariahdansistemkewarisan Islam. 5.Metode Pengolahan Data Sebagaimanaumumnyasebuahpenelitian,apabiladatayangdiperlukantelah terkumpul,makatahapberikutnyayangharusdilakukanolehseorangpenelitiadalah mengolahdata.Pengolahandatainidibutuhkanuntukmenyempurnakanpenyajian jawabanyangtelahdiperoleh,sertauntukmemudahkandalammemahamimaksuddan jawabandaripenelitianyangdisajikankarenatelahtersusundengansistematis. Pengolahan data dilakuakan dengan berbagai tahap, dan tahapan-tahapan pengolahan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: a.Edit (Editing) Padabagianinipenelitimerasaperluuntukmenelitinyakembaliterutamadari kelengkapan,kejelasanmakna,kesesuaiansertarelevansinyadengandata-datayang lain.60 Teknik pertama ini bertujuan untukmengetahui sejauh mana data-datayang telah diperoleh,baikyangbersumberdarihasilobservasiatauwawancara,sudahcukupbaik serta dapat segera dipersiapkan untuk keperluan proses selanjutnya. Dan dalam teknik ini, datayangdiperolehdipilah-pilahsesuaidengantempatdankebutuhan,apabilaterdapat data yang tidak ada kaitannya atau tidak sesuai maka akan direduksi dan untuk data yang sesuaidandibutuhkanakandiolahataudiaturbaikdarisegitatabahasa,atauyang lainnya.

60Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. RajaGrafindo persada, 2003), 125. b.Klasifikasi (Classifying) Langkahselanjutnyasetelahtahapeditingselesaiadalahmenyusundan mensistematikkandata-datayangtelahdiperolehkedalampolatertentuuntuk memepermudah bahasan yang erat kaitannya dengan kajian dalam penelitian ini. Menurut NanaSudjanadalamtahapinipenelitimenyeleksidatayangdiperolehuntukkemudian diklasifikasikan sesuai dengan permasalahanyang ada.61 Dalam teknik ini, peneliti lebih mengarahkepadamenempatkandata-datayangtelahdiperolehdantelahdieditsesuai dengantingkatannya,sehinggadata-datatersebutbenar-benarsesuaidenganbahasan penelitiandanmudahdifahami.Tingkatanyangdimaksudadalahbilasuatuprosesatau langkahawalakandidahulukan,daripadatuntutanatauklaimyangmerupakanproses akhir,dandalamhaliniproseshinggaakhirdalamsebuahperjanjianasuransiyang dilakukandiPT.AsuransiTakafulIndonesia.Selainitu,meruntutkandatajuga digunakanolehpenelitidalamhalmengklasifikasikanhasilwawancarayangtelah diperolehdaripararesponden,baikdaripihakpegawaiTakafulataunasabahpemegang polis. c.Verifikasi (Verifying) Setelahduatahapdiatas,tahapselanjutnyayangharusdilakukanadalahmemeriksa kembalidatayangdiperolehagarvaliditasnyabisaterjamin,selainitujugauntuk mempermudahpenelitidalammenganalisisdata.62Dalamtahapanini,peneliti mengkroscekulangdatayangadakepadapararespondendandata-datayangdiperoleh. Selain itu, peneliti menggunakan responden lain sebagai pembanding dalam memperoleh kebenaranataukevalitandata,baikitukebenarandarihasilwawancaraataukebenaran

61Ibid., 126 62Nana Sudjana dan Ahwal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 2000), 84-85. datadarisebuahdokumen.Dantahapaniniperludilakukanuntukmenunjukkanatau membuktikan kebenaran dan kevalitan suatu data yang disajikan dalam penelitian ini. d.Analisis (An