analisis kesalahan dan perilaku pemecahan masalah … · 2017-12-18 · i analisis kesalahan dan...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KESALAHAN DAN PERILAKU PEMECAHAN MASALAH
SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII D SMP NEGERI 4
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
STEPANI ELSA
NIM: 121414038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DALAM ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBIN G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Pandanglah hari ini, kemarin sudah menjadi mimpi. Dan esok
hanyalah sebuah visi. Tetapi hari ini yang sungguh nyata,
menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap
hari esok adalah visi harapan”
-Alexander Pope-
“Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”
-1 Tesalonika 5:18-
Dengan terselesaikannya skripsi saya ini, saya mengucap syukur
pada Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan memberkati saya
Dan saya persembahkan skripsi ini bagi Bapak Robertus Ahian
dan Ibu Asiat atas kasih dan kepercayaannya
Juga bagi adik tercinta, Fernanda Winda
Dapot Soritua Manurung yang selalu mendukung dan menyemangati
Serta sahabat-sahabat terkasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Penulis,
Stepani Elsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stepani Elsa
NIM : 121414038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KESALAHAN DAN PERILAKU PEMECAHAN MASALAH
SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP NEGERI 4
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Yang menyatakan,
Stepani Elsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Stepani Elsa. 2016. Analisis Kesalahan dan Perilaku Pemecahan Masalah
Siswa dalam Mengerjakan Soal Cerita Matematika Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program
Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi
datar, 2) mendeskripkan penyebab terjadinya siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar, 3)
mendeskripsikan perilaku pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal
cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan
dilakukan pada bulan Februari-Juli 2016. Data diperoleh dari hasil tes tertulis materi
bangun ruang sisi datar dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 3 jenis kesalahan yang
ditemukan dalam tes tertulis, yaitu kesalahan data, kesalahan definisi atau teorema
dan kesalahan teknis. Kesalahan data yang terjadi sebesar 5,26%, kesalahan definisi
sebesar 53,26% sedangkan kesalahan teknis 34,21%. Penyebab terjadinya
kesalahan-kesalahan tersebut adalah ketidaktelitian siswa membaca soal, siswa
kurang memahami soal, siswa kurang memahami konsep materi, dan ketidaktelitian
pada perhitungan. Sedangkan perilaku pemecahan masalah yang ditemukan pada
penelitian ini ada 4, yaitu MBA-full context, DTA-limited context, DTA-proficient
dan DTA-not proficient. Perilaku pemecahan masalah MBA-full context yang
ditunjukan sebesar 6,45%, DTA-limited context sebesar 19,35%, DTA-proficient
sebesar 41,94% dan DTA-not proficient sebesar 32,26%.
Kata kunci: Analisis Kesalahan, Perilaku Pemecahan Masalah, Bangun Ruang Sisi
Datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Stepani Elsa. 2016. Error Analysis and Students Problem Solving Behavior
of in Doing Polyhedron Word Problems in Grade VIII D Junior High School
number 4 Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Thesis.
Mathematics Education Study Program. Department of Mathematics and
Science Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University Yogyakarta.
This research aimed to 1) describe students errors in solving polyhedron word
problems, 2) describe students errors causes factors in solving polyhedron word
problems, 3) describe students problem solving behavior in doing polyhedron word
problems.
This research used the qualitative descriptive method. The subject of this
research was students of Junior High School Number 4 Yogyakarta grade VIII D in
the academic year of 2015/2016 and conducted on February-July 2016. The data
was gained from written test and interview.
The result of this research showed that there are three types of error that were
found in written test, which are misused data, distorted definition or theorem and
technical error. Percentages of each error are 5,26% misused data, 53,26% distorted
definition and 34,21% technical error. The cause errors are inaccuracy of problems
reading, lack of problems understanding, lack of mathematics material concept
understanding and inaccuracy in calculation. Whereas, the problem solving
behavior that was showed in this research are MBA-full context, DTA-limited
context, DTA-proficient and DTA-not proficient. Problem-solving behavior MBA-
full context indicated rate of 6.45 % , DTA-limited context at 19.35% , DTA-
proficient at 41.94 % and DTA-not proficient at 32.26 %.
Keywords: Error Analysis, Problem Solving Behavior, Polyhedron
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, pendampingan,
rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, kerjasama,
dukungan/motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini praktikan mengucapkan limpah terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph, D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Bapak Drs. Th. Sugiarto, M. T. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, membimbing, memberi kritik dan saran serta memberi
semangat yang bermanfaan bagi penulis.
4. Ibu Yuniari, S. Pd. Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah.
5. Ibu Mediarita Dwikartini, S. Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas
VIII yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di kelas VIII, memberi bimbingan dan mendukung penulis selama
penelitian.
6. Keluarga tercinta yaitu Bapak Robertus Ahian, Ibu Asiat dan Fernanda Winda
yang selalu mencurahkan doa, cinta, perhatian, dan motivasi sehingga
pendidikan dan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
7. Dapot Soritua Manurung yang tiada hentinya memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
8. Sahabat penulis yaitu, David, Selviani Rumapea, Syf. Apriyanti N H, Nurul
Maulidia, Veronika Rita, Krsesnsia Aprilla, Fransisca Putri Wulandari, Agnes
Dwi Purnama Sary, Yoanna Nungki Rianda, Benedikta Norma Enda K. H,
Riandika Ratnasari, Cindy, Andita Prastiti, Malvin Choco, Nanda Ayu
Pujiningtyas dan Maria Angelika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Teman-teman pendidikan matematika 2012 yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal perkuliahan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, doa serta motivasi kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penuls mengharapkan saran dan kritik yang membangun, Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Penulis,
Stepani Elsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
SKRIPSI ............................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4
E. Batasan Istilah ....................................................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 7
A. Analisis Kesalahan ................................................................................................ 7
B. Tahapan Kesalahan Menurut Newman .............................................................. 7
C. Kategori Kesalahan .............................................................................................. 9
D. Faktor Penyebab Siswa Melakukan Kesalahan ............................................... 11
E. Perilaku Pemecahan Masalah ............................................................................ 13
F. Bangun Ruang Sisi Datar ................................................................................... 20
G. Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar ............................................................... 27
H. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................. 30
D. Bentuk Data ......................................................................................................... 31
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 31
F. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 32
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian ........................................................... 34
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 38
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................................. 39
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 39
B. Tabulasi Data ...................................................................................................... 40
C. Analisis Data ........................................................................................................ 50
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 66
E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 70
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-proficient ……………..………. 15
Tabel 2.2. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-not proficient ……………..…... 15
Tabel 2.3. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-limited context…….………….... 16
Tabel 2.4. Perilaku Pemecahan Masalah MBA-full context ………………........ 17
Tabel 2.5. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-justification.………………….... 18
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Diagnostik ……………………..……………………... 32
Tabel 3.2. Indikator Wawancara untuk Kesalahan dan Penyebab
Kesalahan…………………………………….................…..…………………... 33
Tabel 3.3. Indikator Wawancara untuk Perilaku Pemecahan Masalah ……….... 33
Tabel 3.4. Kriteria Interpretasi Tingkat Validitas …………………………….... 35
Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas ………………………….... 35
Tabel 3.6. Hasil Tes Uji Coba ……………………..…………………………... 36
Tabel 3.7. Validitas Item Soal…………………...……………………………... 37
Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian…………………………..... 39
Tabel 4.2. Hasil Tes Diagnostik………………………………………………... 41
Tabel 4.3. Data Kesalahan-kesalahan Siswa………………………………….... 42
Tabel 4.4. Perilaku Pemecahan Masalah yang Dilakukan Siswa………………. 45
Tabel 4.5.Data Wawancara dengan Siswa…………………………………….... 46
Tabel 4.6. Data Wawancara terhadap Perilaku Pemecahan Masalah Siswa….... 49
Tabel 4.7. Penggolongan Jenis Kesalahan dan Tahapan Kesalahan………….... 50
Tabel 4.8. Rangkuman Kualitas Jawaban Siswa……………………………….. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 4.9. Rekapitulasi dan Persentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa…….. 56
Tabel 4.10. Rekapitulasi Kesalahan yang dilakukan Per Soal………………….. 56
Tabel 4.11. Perilaku Pemecahan Masalah yang Dilakukan Siswa……………... 57
Tabel 4.12. Rekapitulasi dan Persentase Perilaku Pemecahan Masalah……….. 62
Tabel 4.13. Hasil Analisis Wawancara Terhadap Kesalahan Siswa………….... 62
Tabel 4.14. Hasil Analisis Wawancara Terhadap Perilaku Pemecahan Masalah
Siswa……………………………………………………………………………. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Alur Proses Identifikasi Perilaku Pemecahan Masalah… 19
Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH……………………………………………... 20
Gambar 2.3. Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH……………………………….. 22
Gambar 2.4. (a) Kubus Satuan, (b) Kubus Satuang dengan Rusuk 2 Satuan…... 23
Gambar 2.5. Balok ABCD.EFGH……………………………………………… 23
Gambar 2.6. Jaring-jaring Balok ABC.EFGH………………………………….. 26
Gambar 2.7. (a) Balok Satuan, (b) Balok Satuan dengan Ukuran 6 x 2 x 1 cm... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1. Soal Uji Coba Penelitian……………………………………….. 75
Lampiran A.2. Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Soal Uji Coba…………... 77
Lampiran A.3. Rekap Hasil Tes Uji Coba……………………………………… 79
Lampiran A.4. Validitas dan Realiabilitas Tes Uji Coba………………………. 81
Lampiran B.1. Soal Tes Diagnostik……………………………………………. 84
Lampiran B.2. Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian Soal Tes Diagnostik……. 86
Lampiran B.3. Rekap Hasil Tes Diagnostik Siswa…………………………….. 88
Lampiran B.4. Transkrip Wawancara………………………………………….. 89
Lampiran B.5. Hasil Pekerjaan Siswa…………………………………………. 102
Lampiran C.1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma………… 107
Lampiran C.2. Surat Izin Penelitian oleh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta…..108
Lampiran C.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………………... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Konsep dasar hingga konsep yang kompleks dipelajari di setiap jenjang pendidikan
tersebut, karena materinya saling berhubungan dari setiap jenjang yang lebih rendah
ke jenjang yang lebih tinggi. Konsep-konsep dasar yang telah dipelajari akan selalu
diperlukan untuk memahami konsep yang lebih kompleks. Akan tetapi, jika konsep
dasar yang telah dipelajari tidak dapat dipahami dengan baik, maka akan sulit untuk
memahami konsep yang lebih kompleks, karena itu banyak orang yang memandang
matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian semua orang
harus mempelajarinya karena sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-
hari (Mulyadi, 2008: 174).
Faktor di atas menjadi salah satu penyebab guru sering menemukan siswa yang
mengalami kesulitan pada saat mengikuti pelajaran matematika. Hal ini akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa yang menjadi rendah
Hasil survey Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun
2012 Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara yang di survey dengan nilai
matematika 375 dari nilai 500 yang menjadi standar nilai internasional. Sedangkan
hasil survei dari World Bank yang melibatkan paling sedikit 12 negara di Asia,
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat 12 dan
paling rendah di Asia. Dari hasil kedua survey ini tentu dapat dilihat bahwa jika
dibandingkan dengan Negara lain, prestasi Indonesia sangat rendah terlebih pada
pelajaran matematika. (Febrialdi Rusli Umar Ali, 2016)
Oleh karena prestasi belajar siswa yang rendah dan kesulitan belajar ini, salah
satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah diagnosis dan remediasi. Dalam
dunia pendidikan kata diagnosis diartikan sebagai usaha-usaha untuk mendeteksi,
meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat dari kesulitan belajar siswa (Mulyadi,
2008). Diagnosis yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis hasil pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
siswa sehingga dapat ditemukan kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita.
Setelah guru melakukan diagnosis kemudian akan ditentukan perilaku-perilaku
pemecahan masalah yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan. Perilaku
pemecahan masalah dapat memberikan gambaran perilaku siswa pada proses
penyelesaian masalah dalam bentuk soal.
Permasalahan atau soal yang dapat diberikan guru dalam menganalisis hasil
pekerjaan siswa dapat berbentuk soal cerita. Pada saat siswa mengerjakan soal
cerita, siswa dapat memberikan gambaran penguasaan siswa terhadap konsep suatu
materi, yaitu melalui daya nalar dan penyelesaian soal cerita tersebut. Soal cerita
biasanya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa harus melewati
proses penafsiran soal, proses penyelesaian hingga menemukan penyelesaian soal
cerita tersebut.
Salah satu materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah bangun ruang
sisi datar. Penerapan konsep-konsep materi bangun ruang sisi datar sering
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari. Melalui
proses penyelesaian yang dilakukan siswa guru dapat menganalisis kesalahan dan
perilaku pemecahan masalah yang dilakukan siswa. Kemudian guru melakukan
remediasi sesuai dengan analisis kesalahan dan perilaku pemecahan masalah pada
hasil pekerjaan siswa dan di kemudian hari siswa tidak mengulangi kesalahan yang
sama.
Pengalaman peneliti melakukan remedial di SMP Negeri 4 Yogyakarta pada
perkuliahan Diagnosis, Remedial dan Pengayaan dalam Pembelajaran Matematika
di kelas VII pada materi segitiga dan segiempat menunjukan banyak siswa yang
masih mengalami kesulitan. Padahal materi segitiga dan segiempat merupakan
materi dasar yang akan digunakan pada materi bangun ruang sisi datar. Hasil
remedial ini mengindikasikan siswa juga mengalami kesulitan pada materi bangun
ruang sisi datar.
Berdasarkan permasalahan di atas memungkinkan terjadinya kesalahan-
kesalahan yang beragam saat siswa mengerjakan soal-soal cerita mengenai bangun
ruang sisi datar, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berjudul “Analisis Kesalahan dan Perilaku Pemecahan Masalah Siswa dalam
Mengerjakan Soal Cerita Matematika Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII D SMP
Negeri 4 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut.
1. Apa sajakah jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII D
SMP Negeri 4 Yogyakarta?
2. Apa sajakah penyebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII D
SMP Negeri 4 Yogyakarta?
3. Bagaimana perilaku pemecahan masalaha siswa dalam menyelesaikan soal
cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII D SMP
Negeri 4 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai beriku.
1. Mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII D
SMP Negeri 4 Yogyakarta.
2. Mendeskripsikan penyebab terjadinya siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar
kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan perilaku pemecahan masalaha siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar
kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Pada penelitian ini diharapkan siswa dapat mengetahui apa saja kesalahan-
kesalahan yang dilakukannya saat mengerjakan soal cerita bangun ruang sisi
data serta penyebabnya dan perilaku-perilaku pemecahan masalah yang
mereka lakukan, sehingga siswa menjadi lebih teliti pada saat
menyelesaikan soal cerita karena telah mengetahui letak kesalahannya
2. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika
Pada penelitian ini diharapkan dapat membantu guru mata pelajaran
matematika mengetahui apa saja kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa saat mengerjakan soal cerita dan penyebabnya serta perilaku
pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika
pada materi bangun ruang sisi datar, sehingga dapat mengatasinya dengan
memilih metode yang tepat pada saat mengajar atau menyusun program
remediasi materi bangun ruang sisi datar.
3. Bagi Peneliti
Melalui hasil penelitian ini, penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan
baru dalam dunia pendidikan yang nantinya akan sangat bermanfaat sebagai
sebagai calon guru. Hasil peneltian ini membantu penulis untuk lebih
memahami kesalahan siswa dan perilaku pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar.
E. Batasan Istilah
Pada penelitian ini penulis membatasi istilah-istilah sebagai berikut.
1. Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap kesalahan dan
penyeledikan perilaku pemecahan masalah siswa dalam mengerjakan soal
cerita matematika materi bangun ruang sisi datar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Perilaku Pemecahan Masalah
Perilaku pemecahan masalah merupakan perilaku pada aspek intelektual
atau pada aspek kognitif siswa saat menyelesaikan pemecahan suatu
masalah.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang
membatasi bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar khususnya pada
pokok bahasan kubus dan balok.
4. Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar
Soal cerita bangun ruang sisi datar adalah soal matematika yang
permasalahannya terdapat di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi bangun ruang sisi datar khususnya pada pokok bahasan kubus dan
balok.
Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika bangun
ruang sisi datar kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016
merupakan sebuah penelitian yang berupaya untuk mengetahui kesalahan-
kesalahan dan penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa mengerjakan
soal cerita matematika bangun ruang sisi datar.
F. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika
penulisan.
Bab II merupakan landasan teori yang memaparkan terori-teori yang menjadi
landasan dalam penelitian. Teori-teori yang digunakan yaitu analisis kesalahan,
kesalahan menurut Newman, kategori kesalahan, faktor penyebab siswa melakukan
kesalahan, perilaku pemecahan masalah, bangun ruang sisi datar dan soal cerita
bangun ruang sisi datar.
Bab III merupakan metodologi penelitian yang memaparkan jenis penelitian,
subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrument
penelitian, uji validitas dan realibilitas penelitian dan teknik analisi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan yang memaparkan
pelaksanaan penelitian, tabulasi data, hasil analisis data dan pembahasan.
Bab V merupakan penutup yang memaparkan kesimpulan yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian dan saran-saran peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), sedangkan
kesalahan adalah kekeliruan, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan
sebagainya). Pada penelitian ini analisis kesalahan yang dimaksud adalah
penyelidikan terhadap kesalahan dan penyeledikan perilaku pemecahan masalah
siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika materi bangun ruang sisi datar.
B. Tahapan Kesalahan Menurut Newman
Tahapan kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh
Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Dalam tahapan
ini, Newman menyarankan lima kegiatan spesifik sebagai suatu yang krusial untuk
membantu menemukan letak kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswa ketika
siswa menyelesaikan suatu masalah berbentuk soal cerita.
Menurut Newman (1977, dalam Parmjit Singh, 2010), kesalahan dalam
mengerjakan soal matematika dibedakan menjadi lima tipe kesalahan, yaitu reading
error (kesalahan membaca), comprehension error (kesalahan memahami),
transformation error (kesalahan dalam transformasi), process skills error
(kesalahan dalam keterampilan memproses), dan encoding error (kesalahan
penulisan).
1. Reading error (kesalahan membaca)
Kesalahan membaca adalah kesalahan yang terjadi pada siswa saat
membaca soal. Soal matematika menuntut kemampuan membaca untuk
memecahkannya. Terlebih jika soal tersebut berbentuk soal cerita, siswa harus
membaca dengan benar seluruh soal agar mendapat informasi dan memahami
soal untuk diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Comprehension error (kesalahan memahami)
Kesalahan memahami adalah kesalahan yang terjadi ketika siswa dapat
membaca soal dengan baik dan benar tetapi siswa tidak dapat mengerti apa yang
ia butuhkan. Sehingga siswa gagal dalam menyelesaikan permasalahan pada
soal tersebut.
3. Transformation error (kesalahan dalam transformasi)
Kesalahan transformasi adalah kesalahan yang terjadi ketika siswa sudah
dapat memahami permasalahan dari soal yang diberikan tetapi siswa tidak dapat
memilih pendekatan atau metode, misalnya operasi atau konsep yang sesuai
dalam menyelesaikan soal.
4. Proses skills error (kesalahan dalam keterampilan memproses)
Kesalahan dalam keterampilan proses adalah kesalahan yang terjadi pada
saat siswa melakukan proses perhitungan. Siswa dapat memahami dan
mententukan pendekatan atau metode yang sesuai untuk pemecahan masalah
akan tetapi siswa gagal pada proses perhitungan. Kesalahan ini merupakan
akibat dari kurangnya pemahaman siswa tentang simbol, nilai tempat,
perhitungan dan lain sebagainya.
5. Encoding error (kesalahan penulisan)
Kesalahan penulisan adalah kesalahan yang terjadi karena ketidaktelitian
dalam menulis. Walaupun siswa dapat mengerjakan soal dengan benar, tetapi
tidak menutup kemungkinan siswa salah menuliskan jawaban akhirnya yang
dapat berupa notasi atau satuan.
Tahapan kesalahan menurut Newman ini membantu peneliti untuk menemukan
kesalahan siswa sesuai dengan tahap penyelesaian pada soal, sehingga dapat
diketahui pada tahap mana siswa mengalami kesalahan. Tahapan kesalahan ini juga
nantinya membantu peneliti untuk mengidentifikasi perilaku pemecahan masalah
yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Kategori Kesalahan
Menurut Hadar (1987) terdapat 6 kategori kesalahan yang terjadi pada saat
siswa menyelesaikan soal matematika, yaitu Misused data (kesalahan data),
Misinterpreted language (kesalahan menginterpretasi data), logically invalid
inference (kesalahan menyimpulkan secara logis), distorted theorem or definition
(penyimpangan teorema atau definisi), unverified solution (kesimpulan yang tidak
di verifikasi) dan technical error (kesalahan teknis). Keenam kategori kesalahan
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Misused data (kesalahan data)
Kesalahan data merupakan kesalahan dimana terdapat
ketidaksesuaian antara data yang diberikan pada soal dan pada
perhitungan serta penggunaan data yang diperoleh. Karakteristik utama
dari kategori ini adalah sebagai berikut.
a. Menambahkan data asing yang tidak berhubungan dengan soal
b. Mengabaikan data yang diperlukan untuk penyelesaian dan
mengganti informasi yang kurang dengan data yang tidak sesuai
c. Menambahkan syarat-syarat yang tidak diperlukan pada soal,
misalnya menambahkan syarat “harus dibuktikan”, “harus dihitung”
dan lain sebagainya.
d. Ketidaksesuaian informasi dengan teks atau soal, misalnya
menggunakan tinggi segitiga sebagai solusi pada masalah yang
berhubungan dengan garis berat segitiga.
e. Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan teks atau soal,
misalnya memaksakan sifat garis bagi sudut pada sembarang garis
melalui titik sudut.
f. Menggunakan nilai dari suatu variabel untuk variabel lain
g. Kesalahan menyalin data yang diketahui dalam lembar kerja
2. Misinterpreted language (kesalahan menginterpretasi data)
Pada kesalahan menginterpretasi data, siswa melakukan kesalahan
pada saat mengartikan suatu pernyataan pada soal ke bentuk simbolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
matematika. Berikut merupakan karakteristik dari kesalahan
menginterpretasikan data.
a. Menterjemahkan pernyataan dalam Bahasa sehari-hari ke dalam
Bahasa atau persamaan matematika dengan arti yang berbeda
b. Mengganti simbol matematika dengan simbol lain yang artinya
berbada
c. Salah mengartikan grafik
3. Logically invalid inference (kesalahan menyimpulkan secara logis)
Pada kategori kesalahan menyimpulkan secara logis, kesalahan yang
terjadi pada menyimpulkan informasi yang diberikan atau informasi
sebelumnya. Karakteristik kategori ini adalah sebagai berikut.
a. Salah menyimpulkan pernyataan matematika, misalnya pada
pembilang logika. Siswa salah menggunakan kata “semua” atau
“beberapa”.
b. Membuat pembuktian yang salah secara logika
4. Distorted theorem or definition (penyimpangan teorema atau definisi)
Penyimpangan teorema atau definisi merupakan penyimpangan
prinsip, aturan, teorema atau definisi, dengan karakterisik sebagai
berikut.
a. Menggunakan sebuah teorema yang tidak sesuai dengan masalah
pada soal
b. Menggunakan sifat distributif pada fungsi atau operasi yang tidak
dapat di distributifkan
c. Tidak tepat atau teliti dalam mengutip definisi, teorema atau rumus.
5. Unverified solution (kesimpulan yang tidak di verifikasi)
Pada kesalahan ini, langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan
benar akan tetapi pada hasil akhir tidak sesuai degan masalah yang ada
pada soal dan merupakan bukan penyelesaian soal tersebut.
6. Technical error (kesalahan teknis)
Kesalahan teknis meliputi kesalahan perhitungan, memindahkan
data dari tabel, dan manipulasi aljabar dasar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal disebabkan oleh
kemampuan yang dimiliki, seperti pemahaman siswa tentang definisi, teorema,
sifat, rumus dan proses pengajaran. Selain itu juga bisa disebabkan oleh kurangnya
tingkat penguasaan materi, kecerobohan dan juga kondisi kesiapan siswa dalam
belajar. Kesalahan-kesalahan ini harus segera diselesaikan agar siswa tidak
mengulangi kesalahan lagi dan jika kekeliruan siswa dibiarkan tanpa penjelasan
yang benar dari guru, ada kemungkinan siswa akan menganggap benar kesalahan
tersebut.
Dengan demikian, analisa tehadap kesalahan ini harus dilakukan agar setelah
diketahui bagian-bagian kesalahan tersebut dan diklasifikasikan dapat dibuat suatu
upaya untuk mengatasi kesalahan-kesalahan ini. Upaya tersebut bisa merupakan
program remidiasi atau pembelajaran yang diarahkan pada perbaikan kesalahan-
kesalahan tersebut.
D. Faktor Penyebab Siswa Melakukan Kesalahan
Faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan pada saat menyelesaikan
permasalahan matematika dapat berupa faktor kognitif dan faktor non kognitif.
Kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Faktor kognitif
Menurut Suwarsono (1982) faktor kognitif adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dalam memproses atau
mencerna materi matematika ke dalam pikiran. Faktor kognitif siswa
melakukan kesalahan merupakan faktor penyebab kesalahan siswa
menyelesaikan permasalahan matematika yang berasal dari kurangnya
kemampuan intelektual siswa dalam memproses pengetahuan matematika
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan matematika misalnya
kurangnya pengetahuan siswa mengenai teori atau konsep matematika yang
digunakan, kesulitan memahami soal, kurang terampil menggunakan atau
menerapkan materi yang sebelumnya telah dipelajari, kurang terampil
menggabungkan konsep-konsep matematika untuk menyelesaikan soal dan
lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Faktor non kognitif
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan
suatu permasalahan matematika pada umumnya disebabkan karena siswa
mengalami kesulitan belajar. Menurut Burton (1952, dalam M. Entang
1984: 13-14), terdapat beberapa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa.
a. Faktor yang berasal dari diri siswa, antara lain: (1) kelemahan
secara fisik seperti suatu pusat susunan syaraf yang tidak
berkembang atau penyakit menahun, (2) kelemahan secara
mental yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan
juga pendidikan seperti kelemahan mental dan yang nampaknya
kelemahan mental (kurang minat, kebimbangan, kurang usaha,
aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat, kelelahan dan
sebagainya), (3) kelemahan-kelemahan emosional seperti
terdapatnya rasa tidak nyaman, penyesuaian yang salah terhadap
orang-orang situasi dan tuntutan orang tua dan lingkungan serta
rasa pobia, (4) kelemahan yang disebabkan oleh karena
kebiasaan dan sikap-sikap yang salah seperti banyak melakukan
aktivitasyang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan
sekolah, malas belajar, kurang berani dan gagal untuk berusaha
memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari
tanggung jawab, sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran dan
gugup, (5) tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan
pengetahuan dasar yang diperlukan seperti tidak mampu
membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar
untuk sesuatu bidang yang sedang diikutinya secara sekuensial,
memiliki kebiasaan dan cara bekerja yang salah.
b. Faktor yang terletak diluar diri siswa (situasi sekolah dan
masyarakat) seperti kurikulum yang seragam, bahan dan buku
yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan
perbedaan-perbedaan individu, ketidaksesuaian standard
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
administratif (sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan
kegiatan dan pengalaman belajar mengajar), terlalu berat beban
belajar (siswa) dan atau mengajar (guru), terlalu besar populasi
siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan
sebagainya, terlalu sering pindah sekoalh atau program, tinggal
kelas dan sebagainya, kelemahan dari sistem belajar mengajar
pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar asal) sebelumnya,
kelemahan kondisi rumah tangga (pendidikan, status sosial
ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan sosial
psikologis dan sebagainya, terlalu banyak kegiatan diluar jam
pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan
ekstrakulikuler dan kekurangan makan (gizi).
Faktor penyebab kesalahan siswa menyelesaikan permasalahan
matematika yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kognitif,
yaitu penyebab kesalahan dari proses berpikir dan kemampuan intelektual
siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
E. Perilaku Pemecahan Masalah
Pada pemecahan suatu masalah, yang terpenting selain hasil atau
penyelesaian masalah adalah proses. Dalam proses pemecahan masalah
siswa harus mempunyai cara berpikir, kebiasaan dan keingntahuan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Pape (2004) mengamati dan
menggambarkan perilaku siswa ketika menyelesaikan soal cerita
matematika mulai dari membaca ulang, menyimpulkan, menanyakan dan
mentransformasikan struktur-struktur kalimat untuk meningkatkan
pemahaman mereka. Jadi perilaku yang diamati pada penelitian ini adalah
perilaku siswa saat mengerjakan soal cerita matematika secara sistematis.
Menurut Pape (2004) perilaku pemecahan masalah matematika
dikategorikan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan
mengartikan langsung (Direct Translation Approach/DTA) dan pendekatan
bermakna (Meaning-Base Approach/MBA). Kemudian DTA (Direct
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Translation Approach/DTA) dikelompokkan menjadi tiga pendekatan, yaitu
Direct Translation Approach-proficient (DTA-proficient), Direct
Translation Approach-not proficient (DTA-not proficient) dan Direct
Translation Approach-limited context (DTA-limited context), sedangkan
MBA (Meaning-Base Approach) dikelompokkan menjadi dua pendekatan,
yaitu Meaning-Base Approach-full context (MBA-full context) dan
Meaning-Base Approach-justification (MBA-justification).
1. Pendekatan dengan mengartikan langsung (Direct Translation
Approach/DTA)
Pendekatan dengan mengartikan langsung (Direct Translation
Approach/DTA) siswa dikarakteristikan dengan kurangnya bukti dalam
mentrasformasikan informasi masalah (misalnya menuliskan hal-hal
yang diketahui dari soal), menggunakan konteks dalam penyelesaian
masalah dan menghubungkan unsur-unsur dari masalah yang diketahui.
Proses pemecahan masalah dilakukan langsung tanpa menggunakan
konteks permasalahan. Kemudian agar lebih jelas pengelompokan
perilaku penyelesaian ini dikelompokan menjadi tiga, yaitu.
a. Direct Translation Approach-proficient (DTA-proficient)
Pada DTA-proficient secara otomatis dan efisien
mentransformasikan masalah ke perhitungan matematis tanpa
membaca kembali permasalahan yang diberikan. Siswa tidak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan akan tetapi tidak memberikan urutan atau sistematika dari
informasi yang diberikan, pengunaan konteks selama perhitungan,
walaupun jawaban akhir dapat dinyatakan dalam konteks masalah.
Contoh soal diambil dari Pape (2004):
(1) Parhmark menjual 120 botol air minum per hari.
(2) Penjualan tersebut sama dengan dua kali penjualan yang
dilakukan Waldbaums setiap harinya.
(3) Berapa banyak botol air minum yang dijual Waldbaus selama
lima hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel 2.1. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-proficient
Sumber: Pape (2004)
b. Direct Translation Approach-not proficient (DTA-not
proficient)
Pada DTA-not proficient siswa kurang terampil atau kesulitan
membaca masalah, memahami masalah, memilih pendekatan atau
metode penyelesaian masalah dan melakukan perhitungan. Siswa
dengan perilaku DTA-not proficient ragu-ragu atau tidak dapat
melakukan perhitunggan menuju solusi masalah. Perhitungan yang
dilakukan kurang bermakna atau hanya berfungsi untuk
menyelesaikan tugas.
Dengan contoh soal yang sama dengan DTA-proficient, tabel
berikut merupakan kegiatan siswa dan detail karakteristik perilaku
pemecahan masalah pada DTA-not proficient yang dilakukan siswa.
Tabel 2.2. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-not proficient
Sumber: Pape (2004)
Kegiatan Siswa Detail karakteristik perilaku
- Membaca seluruh kalimat soal
- Secara langsung melakukan
perhitungan tanpa membaca kembali
soal atau mengacu pada masalah
- Siswa: “Pertama, 120 dibagi 2 sama
dengan 60. Kemudian 60 dikali 5; 5
dikali 0; 5 dikali 6”
- Tidak menyatakan jawabannya
1. Menyelesaikan permasalahan secara
langsung
2. Tidak menyatakan konteks masalah
pada penyelesaian atau perhitungan
3. Tidak membaca ulang
4. Tidak membaca kembali sebelum
perhitungan
5. Tidak ada penjelasan pada perhitungan
Kegiatan Siswa Detail karakteristik perilaku
- membaca seluruh kalimat soal
- menyatakan akan membaca
kembali
- membaca kembali seluruh kalimat
soal tetapi tidak mencatat
informasi
- membaca kembali seluruh kalimat
soal
- menghitung 120 dikali 2
- Siswa : “Oke. 120 dikali 2 sama
dengan 240”
- Mengacu pada masalah sebentar
dan menghitung 240 dikali 5
- Tidak menyatakan jawaban
1. Ragu-ragu dan kesulitan melakukan
perhitungan
2. Membaca kembali tanpa
mentranformasikan pada operasi
matematika
3. Konteks masalah tidak digunakan pada
proses atau perhitungan
4. Membaca kembali tetapi tidak diikuti
dengan perhitungan dan tidak
mempertimbangkan penggunaan konteks
5. Tidak membaca kembali sebelum
perhitungan
6. Tidak ada penjelasan pada perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Direct Translation Approach-limited context (DTA-limited
context)
Pada DTA-limited context siswa langsung menterjemahkan
unsur-unsur yang diketahui dari permasalahan untuk perhitungan
tetapi penggunaan konteks masalah dan hasil terbatas.
Dengan contoh soal yang sama dengan DTA-proficient, tabel
berikut merupakan kegiatan siswa dan detail karakteristik perilaku
pemecahan masalah pada DTA-limited context yang dilakukan
siswa.
Tabel 2.3. Perilaku Pemecahan Masalah DTA-limited context
Sumber: Pape (2004)
2. Pendekatan bermakna (Meaning-Base Approach/MBA)
Pada pendekatan bermakna (Meaning-Base Approach/MBA)
ditandai dengan 3 perilaku utama yaitu perilaku siswa yang menemukan
informasi masalah, penggunaan konteks, penjelasan dan atau
pembenaran operasi matematika. Siswa menuliskan informasi yang
diberikan dengan konteks masalah dan menyatakan jawaban yang
menunjukan pemahaman atau relevannya permasalahan terhadap
masalah yang diberikan. Kemudian MBA dikelompokan menjadi dua,
yaitu.
a. Meaning-Base Approach-full context (MBA-full context)
Pada MBA-full context siswa membaca, mencatat masalah dan
menuliskan urutan sesuai dengan konteks masalah yang digunakan
Kegiatan Siswa Detail karakteristik perilaku
- membaca seluruh kalimat soal
- secara langsung ke perhitungan
dengan menyebutkan “dua kali”
- menyatakan jawaban awal “botol per
hari”
- menghitung 60 x 5, merujuk pada
masalah dengan menyebutkan “hari”
- menjawab dengan konteks “dalam 5
hari”
1. Memberikan konteks masalah yang
mendukung perhitungan tetapi terbatas
pada satu kata
2. Pembacaan ulang diikuti dengan
perhitungan secara langsung yang
mungkin berupa penggunaan konteks
masalah
3. Konteks masalah mungkin dinyatakan
pada jawaban
4. Mungkin terdapat penjelasan yang
terbatas pada jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dalam proses perhitungan. Pada jawaban akhir tidak disertai dengan
justifikasi pada langkah-langkah penyelsaianya.
Dengan contoh soal yang sama dengan DTA-proficient, tabel
berikut merupakan kegiatan siswa dan detail karakteristik perilaku
pemecahan masalah pada MBA-full context yang dilakukan siswa.
Tabel 2.4. Perilaku Pemecahan Masalah MBA-full context
Sumber: Pape (2004)
b. Meaning-Base Approach-justification (MBA-justification)
Pada MBA-justification siswa berperilaku sama dengan MBA-
full context, yang membedakan pada saat perhitungan siswa
memberikan justifikasi di setiap langkah. Menurut KBBI, justifikasi
adalah putusan (alasan, pertimbangan). Pada penelitian ini justifikasi
diartikan sebagai alasan atau fakta yang mendasari langkah
penyelesaian soal yang dilakukan siswa.
Kegiatan Siswa Detail karakteristik perilaku
- membaca seluruh kalimat soal
- membaca kembali kalimat pertama dan
mencatat informasi (memisalkan
Pathmark sebagai pm)
- membaca kembali kalimat kedua hingga
“Waldbaums”. Menghitung 120 x 2
tetapi tidak yakin dengan jawabannya
- membaca kembali kalimat kedua dan
fokus pada “sama dengan dua kali”
- kemudian menghitung pembagian 120/2
dan hasilnya dinyatakan dalam konteks
masalah
- Siswa: “Untuk mengetahui banyaknya
botol air minum yang dijual Waldbaums
per hari, kita harus membagi 120 dengan
2, yaitu 60 per hari”
- membaca kembali kalimat ketiga
- Siswa: “kemudian kita mengalikan 60
dengan 5 untuk mengetahui banyaknya
botol air minum yang dijual Waldbaums
dalam 5 hari”
- menghitung 60 x 5
- Siswa: “60 x 5 = 300, Waldbaums
menjual 300 botol air minum dalam 5
hari”
- Menyatakan jawaban dengan konteks
1. Memberikan konteks masalah yang
mendukung perhitungan
2. Pembacaan ulang diikuti dengan
perhitungan secara langsung dengan
penggunaan konteks masalah
3. Konteks masalah mungkin
dinyatakan pada jawaban
4. Pembacaan ulang diikuti dengan
perhitungan dan mendukung
perhitungan
5. Terdapat penjelasan jawaban tetapi
tidak ada pembenaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dengan contoh soal yang sama dengan DTA-proficient, tabel
berikut merupakan kegiatan siswa dan detail karakteristik perilaku
pemecahan masalah pada MBA-justification yang dilakukan siswa.
Tabel 2.5. Perilaku Pemecahan Masalah MBA-justification
Sumber: Pape (2004)
Pembenaran yang dilakukan siswa dapat terlihat pada
perhitungan siswa. Pada tabel 2.5, pertama-tama siswa menghitung
120 dibagi 2 dengan pembenaran “120 tersebut 2 kali banyaknya
yang di jual Walbaums”. Kemudian siswa melanjutkan dengan
mengalikan 60 dengan 5 dengan pembenaran, “karena yang
ditanyakan adalah penjualan dalam 5 hari”. Para proses perhitungan
siswa tersebut memberikan pembenaran pada setiap langkah
penyelesaian.
Bila dibuat sebuat diagram alur, proses identifikasi perilaku pemecahan
masalah dapat dilihat pada diagram alur berikut.
Kegiatan Siswa Detail karakteristik perilaku
- membaca seluruh kalimat soal
- membaca kembali kalimat petama dan
mencatat informasi dengan kalimat utuh
- Siswa: “Pathmark menjual 120, 1 hari”
- membaca kembali kalimat kedua,
mencatat informasi dan menghitung 120/2
- Siswa: “Jadi 120 botol yang di jual
Pathmark dibagi 2, maka 120 botol
tersebut 2 kali banyaknya yang dijual
Waldbaums”
- menyatakan langkah-langkah perhitungan
secara verbal
- Siswa: “Waldbaums menjual 60 botol
dalam sehari, dikalikan 5 karena yang
ditanyakan adalah penjualan dalam 5 hari”
- kemudian menuliskan
Waldbaums menjual 60 botol = 1 hari
60 botol x 5 hari = 300 botol
- menyatakan jawaban dengan konteks
1. Memberikan konteks masalah
mendukung perhitungan
2. Pembacaan ulang diikuti dengan
perhitungan secara langsung
dengan penggunaan konteks
masalah
3. Konteks masalah mungkin
dinyatakan pada jawaban
4. Pembacaan ulang diikuti dengan
perhitungan dan mendukung
perhitungan
5. Terdapat penjelasan dan
pembenaran pada jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Diagram 2.1. Diagram Alur Proses Identifikasi Perilaku Pemecahan Masalah
`
Proses identifikasi perilaku pemecahan masalah akan dimulai dari hasil
pekerjaan siswa, kemudian di identifikasi kesulitan, penggunaan konteks masalah
dan penjelasan pada hasil dan proses penyelesaian masalah sehingga dapat
teridentifikasi perilaku pemecahan masalah siswa. Perilaku pemecahan masalah
siswa mengerjakan soal cerita matematika menunjukan perilaku pada aspek
intelektual siswa. Setelah diketahui bagian-bagian dari aspek kognitif kesalahan
siswa, maka nantinya akan membantu guru dalam menentukan model dan program
remediasi bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Hasil Pekerjaan Siswa
Koreksi sesuai rubrik
penilaian
Pemecahan masalah
sesuai konteks
masalah dan
pembenarannya
MBA-justification
Pemcahan
masalah sesuai
konteks MBA-full context
Siswa
mengalami
kesulitan
DTA-limited context
Perilaku pemecahan
masalah
YA
YA
TIDAK
TIDAK
Konteks
masalah
terbatas
YA
YA DTA-not proficient
DTA-proficient
TIDAK
TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
F. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi ruang
dibatasi oleh bidang datar (Husein Tampomas :2007). Bangun ruang sisi datar
terdiri dari kubus, balok, prisma dan limas.
1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang tertutup yang dibatasi oleh enam
daerah persegi (Husein Tampomas :2007 dengan revisi). Kubus dinamai
berdasarkan titik-titik sudutnya.
Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH
Bangun di atas merupakan kubus ABCD.DEFG.
a. Kubus ABCD.DEFG memiliki bagian-bagian sebagai berikut
(Husein Tampomas :2007).
1) Sisi
Daerah-daerah persegi pada kubus dinamakan bidang batas atau
bidang sisi atau sisi kubus. Sisi-sisi pada kubus sepasang-sepasang
berhadapan. Salah satu sisi dinamakan bidang alas atau dasar, yaitu
sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan alas dinamakan bidang
atas atau sisi atas atau tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi-sisi lainnya
dinamakan sisi tegak atau dinding, yaitu sisi ABFE, BCGF, CDHG,
dan ADHE.
2) Rusuk
Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk. Kubus
memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk bidang alas dinamakan rusuk-rusuk
alas yaitu 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐷̅̅ ̅̅ dan 𝐴𝐷̅̅ ̅̅ , rusuk-rusuk bidang atas dinamakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
rusuk-rusuk atas yaitu 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐹𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐻̅̅ ̅̅ dan 𝐻𝐸̅̅ ̅̅ . Sedangkan yang lain
dinamakan rusuk-rusuk tegak yaitu 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐺̅̅ ̅̅ dan 𝐷𝐻̅̅ ̅̅ .
3) Titik sudut kubus
Pertemuan 3 rusuk dinamakan titik sudut kubus. Titik sudut
kubus juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Kubus memiliki
8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
4) Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis pada bidang yang
menghubungkan dua buah titik sudut yang tidak terletak pada sisi
yang sama. Kubus memiliki 12 diagonal sisi yaitu 𝐴𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐹̅̅̅̅ ,
𝐶𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐷𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐷𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐸𝐺̅̅ ̅̅ , dan 𝐹𝐻̅̅ ̅̅ . Jika sebuah kubus dengan
panjang rusuk 𝑟 satuan panjang maka diagonal sisi kubus tersebut
adalah 𝑟√2 satuan panjang.
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang tidak terletak pada bidang yang sama. Kubus
memiliki 4 diagonal ruang yaitu 𝐸𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐹𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐴̅̅ ̅̅ , dan 𝐻𝐵̅̅ ̅̅ . Jika sebuah
kubus dengan panjang rusuk a satuan panjang maka diagonal ruang
kubus tersebut adalah 𝑎√3 satuan panjang.
6) Bidang diagonal
Bidang diagonal suatu kubus adalah bidang yang dibatasi oleh
dua rusuk dan dua diagonal bidang suatu kubus. Kubus memiliki 6
bidang diagonal yaitu ACGE, BDHF, ABGH, DCFE, ADGF, dan
BCHE.
b. Jaring-jaring kubus
Jika sebuah kubus dipotong sepanjang beberapa rusuk tertentu,
kemudian dibuka sehingga keenam sisinya membentuk rangkaian enam
buah persegi kongruen yang terletak sebidang maka bangun yang terjadi
itu disebut jarring-jaring dari kubus tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Jika kubus ABCD.EFGH diiris sepanjang rusuk 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐹𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ ,
𝐶𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐻̅̅ ̅̅ , dan 𝐷𝐻̅̅ ̅̅ , kemudian dibuka dan dibentangkan, maka
membentuk bangun datar seperti pada gambar dibawah ini. (J. Dris,
2011).
Gambar 2.3. Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH
Bangun yang di atas disebut jaring-jaring kubus. Jaring-jaring kubus
adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-ruas garis
pada dua persegi yang berdekatan akan membentuk bangun kubus.
Sebuah kubus memiliki lebih dari satu jaring-jaring yang berbeda.
c. Luas permukaan kubus
Luas permukaan kubus adalah luasan seluruh bidang sisi pada
permukaan kubus. Jaring-jaring kubus terdiri atas 6 persegi yang
merupakan sisi kubus. Jika, panjang rusuk kubus adalah r cm, maka
Luas Permukaan Kubus = 6 x Luas Persegi
= 6 x (𝑟 x 𝑟)
= 6 x 𝑟2
= 6𝑟2
d. Volume kubus
Menentukan volume sebuah kubus ABCD.EFGH yang panjang
rusuknya r, berarti akan dicari bilangan yang menunjukan banyaknya
satuan volume yang tepat mengisi bagian ruang yang ditempati kubus
ABCD.EFGH tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.4. (a) Kubus Satuan, (b) Kubus Satuan dengan Rusuk 2
Satuan
Pada gambar (a), tampak kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki
panjang rusuk 1 satuan panjang. Volume kubus satuan = (1 x 1 x 1)
satuan volume = 1 satuan volume.
Pada gambar (b) tampak kubus yang memiliki panjang rusuk 2
satuan panjang. Kubus tersebut akan diisi kubus satuan, sehingga
banyak kubus satuan yang diperlukan adalah 8 kubus satuan. Dengan
ukuran (2 x 2 x 2) sehingga diperoleh volume kubus tersebut adalah 8
satuan volume.
Dengan demikian, volume kubus (V) yang memiliki panjang rusuk
𝑟 dirumuskan sebagai berikut
V = r x r x r = r3
r = panjang rusuk kubus
2. Balok
Balok adalah suatu bangun ruang tertutup yang dibatasi oleh enam
daerah persegi panjang (Husein Tampomas :2007 dengan revisi). Balok
dinamai berdasarkan titik-titik sudutnya.
Gambar 2.5. Balok ABCD.EFGH
a. Balok ABCD.DEFG memiliki bagian-bagian sebagai berikut
(Husein Tampomas :2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Sisi
Daerah-daerah persegi panjang pada balok dinamakan bidang
batas atau bidang sisi atau sisi balok. Sisi-sisi pada balok sepasang-
sepasang berhadapan. Salah satu sisi dinamakan bidang alas atau
dasar, yaitu sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan alas
dinamakan bidang atas atau sisi atas atau tutup, yaitu sisi EFGH.
Sisi-sisi lainnya dinamakan sisi tegak atau dinding, yaitu sisi ABFE,
BCGF, CDHG, dan ADHE.
2) Rusuk
Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk. Balok
memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk bidang alas dinamakan rusuk-rusuk
alas yaitu 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐷̅̅ ̅̅ dan 𝐴𝐷̅̅ ̅̅ , rusuk-rusuk bidang atas dinamakan
rusuk-rusuk atas yaitu 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐹𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐻̅̅ ̅̅ dan 𝐻𝐸̅̅ ̅̅ . Sedangkan yang lain
dinamakan rusuk-rusuk tegak yaitu 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐺̅̅ ̅̅ dan 𝐷𝐻̅̅ ̅̅ .
3) Titik sudut balok
Pertemuan 3 rusuk dinamakan titik sudut balok. Titik sudut
kubus juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Balok memiliki
8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
4) Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis pada bidang yang
menghubungkan dua buah titik sudut yang tidak terletak pada sisi
yang sama. Balok memiliki 12 diagonal sisi yaitu 𝐴𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐶𝐹̅̅̅̅ ,
𝐶𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐷𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐷𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐴𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐵𝐷̅̅ ̅̅ , 𝐸𝐺̅̅ ̅̅ , dan 𝐹𝐻̅̅ ̅̅ . Panjang diagonal sisi balok
tidak semuanya sama. Kita misalkan panjang balok (𝐴𝐵̅̅ ̅̅ ) = p, lebar
balok (𝐵𝐶̅̅ ̅̅ ) = l, dan tinggi balok (𝐵𝐹̅̅ ̅̅ ) = t. maka:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang tidak terletak pada bidang yang sama. Balok
memiliki 4 diagonal ruang yaitu 𝐸𝐶̅̅ ̅̅ , 𝐷𝐹̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐴̅̅ ̅̅ , dan 𝐻𝐵̅̅ ̅̅ . Garis 𝐷𝐹̅̅ ̅̅
merupakan salah satu diagonal ruang balok yang terletak pada
bidang BDHF, maka:
𝐷𝐹̅̅ ̅̅ 2 = 𝐷𝐵̅̅ ̅̅ 2 + 𝐵𝐹̅̅ ̅̅ 2
𝐷𝐵̅̅ ̅̅ merupakan diagonal sisi balok dengan panjang (√𝑝2 + 𝑙2),
maka 𝐷𝐹2̅̅ ̅̅ ̅̅ = (√𝑝2 + 𝑙2) + 𝑡2
= 𝑝2 + 𝑙2 + 𝑡2
𝐷𝐹̅̅ ̅̅ = √𝑝2 + 𝑙2 + 𝑡2
6) Bidang diagonal
Bidang diagonal suatu balok adalah bidang yang dibatasi oleh
dua rusuk dan dua diagonal bidang suatu balok. Balok memiliki 6
bidang diagonal yaitu ACGE, BDHF, ABGH, DCFE, ADGF, dan
BCHE.
b. Jaring-jaring balok
Jika sebuah balok dipotong sepanjang beberapa rusuk tertentu,
kemudian dibuka sehingga keenam sisinya membentuk rangkaian
enam daerah persegi panjang yang terletak pada sebuah bidang maka
bangun datar yang terjadi itu disebut jaring-jaring dari balok tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Jika balok ABCD.EFGH diiris sepanjang rusuk 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ , 𝐸𝐻̅̅ ̅̅ , 𝐹𝐵̅̅ ̅̅ , 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ ,
𝐶𝐺̅̅ ̅̅ , 𝐺𝐻̅̅ ̅̅ dan 𝐷𝐻̅̅ ̅̅ , kemudian dibuka dan dibentangkan, maka membentuk
bangun datar seperti pada gambar dibawah ini (J. Dris, 2011)
Gambar 2.6. Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH
Bangun yang diatas disebut jaring-jaring balok. Jaring-jaring kubus
adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat menurut ruas-ruas garis
pada dua persegi panjang yang berdekatan akan membentuk bangun
balok. Sebuah balok memiliki lebih dari satu jaring-jaring yang
berbeda.
c. Luas permukaan balok
Untuk menentukan luas permukaan balok, balok mempunyai tiga
pasang sisi yang tiap pasangnya sama dan sebangun, yaitu
1) Sisi ABCD sama dan sebangun dengan sisi EFGH;
2) Sisi ADHE sama dan sebangun dengan sisi BCGF;
3) Sisi ABFE sama dan sebangun dengan sisi DCGH.
Akibatnya diperoleh
luas permukaan ABCD = luas permukaan EFGH = 𝑝 × 𝑙
luas permukaan ADHE = luas permukaan BCGF = 𝑙 × 𝑡
luas permukaan ABFE = luas permukaan DCGH = 𝑝 × 𝑡
Dengan demikian, luas permukaan balok sama dengan jumlah ketiga
pasang sisi yang saling kongruen pada balok tersebut. Luas permukaan
balok dirumuskan sebagai berikut.
Luas Permukaan Balok = 2(𝑝 × 𝑙) + 2(𝑙 × 𝑡) + 2(𝑝 × 𝑡)
= 2{( 𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡)}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Volume balok
Menentukan volume balok ABCD.EFGH yang panjang rusuk-rusuk
𝐴𝐵̅̅ ̅̅ = p, 𝐴𝐷̅̅ ̅̅ = l, dan 𝐴𝐸̅̅ ̅̅ = t, berarti dicari batasan yang menunjukan
banyaknya kubus satuan volume yang dapat mengisi bagian ruang yang
ditempati oleh balok ABCD.EFGH tersebut.
(J. Dris, 2011)
Gambar 2.7. (a) Balok Satuan, (b) balok Satuan dengan Ukuran
6 x 2 x 1 cm
Perhatikan gambar (a) yang merupakan balok yang tersusun dari 6
kubus satuan, sehingga volume valok tersebut 6 cm3. Balok (b) tersusun
atas 12 kubus satuan sehinggan volume balok tersebut 12 cm3. Untuk
menemukan rumus volume balok, kita perhatikan ukuran balok tersebut.
Panjang balok terdiri atas 6 kubus satuan, panjang balok 6 cm
Lebar balok terdiri atas 2 kubus satuan, lebar balok 2 cm
Tinggi balok terdiri atas 1 kubus satuan, tinggi balok 1 cm.
Karena telah diketahui volume balok (b) = 12 cm3.
Maka diperoleh hubungan volume balok dan ukuran balok, yaitu 12
= 6 x 2 x 1
Jadi, diperoleh rumus volume balok (𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘) dengan ukuran
(𝑝 x 𝑙 x 𝑡) adalah sebagai berikut.
(𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘) = panjang x lebar x tinggi = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
G. Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar
Menurut Zamal Abidin (1989: 10) soal cerita adalah soal yang disajikan
dalam bentuk cerita pendek. Soal cerita pada umumnya berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Penyajian soal dengan soal cerita merupakan upaya
untuk menerapkan suatu konsep matematika pada kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Siswa diharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalam soal cerita, kemudian
melakukan perhitungan sesuai dengan konteks masalah. Soal cerita melatih para
siswa berpikir secara analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda operasi
hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), serta prinsip-
prinsip atau rumus-rumus dalam geometri yang telah dipelajari. Selain itu
keterampilan siswa dalam memecahkan masalah juga dituntut agar
penyelesaian yang ditemukan benar dan sesuai konteks masalah.
Dengan demikian, soal cerita bangun ruang sisi datar adalah soal
matematika yang permasalahannya terdapat di kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar khususnya pada pokok bahasan
kubus dan balok.
H. Kerangka Berpikir
Analisis kesalahan dilakukan untuk menyelediki kesalahan-kesalahan siswa
dalam mengerjakan soal cerita matematika serta penyebab terjadinya kesalahan
dan perilaku pemecahan masalah siswa. Analisis kesalahan ini dilakukan
terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta pada materi bangun ruang
sisi datar. Bangun ruang sisi datar merupakan materi matematika kelas VIII
yang dipelajari pada semester 2. Soal tes matematika yang diberikan berbentuk
soal cerita yang berkait dengan pokok bahasan bangun ruang sisi datar.
Pada penelitian ini langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari
tahu kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita
matematika materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan tes diagnostik
yang berupa soal cerita dan penyebab terjadinya kesalahan melalui wawancara.
Perilaku pemecahan masalah siswa akan dianalisis dari pekerjaan siswa
dengan memperhatikan tahapan Newman dan dikelompokkan menurut perilaku
pemecahan masalah Pape, yaitu DTA-proficient, DTA-not proficient, DTA-
limited context, MBA-full context dan MBA-justification. Jika pada penelitian
yang dilakukan oleh Puji Savvy Dian Faizati, dkk (2014) pada soal cerita
perbandingan, menemukan bahwa perilaku pemecahan masalah pada siswa
berkemampuan rendah cenderung pada kategori DTA dengan subkategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
perilaku yang bervariasi maka pada penelitian ini akan teliti perilaku
pemecahan masalah yang dilakukan siswa pada soal cerita matematika bangun
ruang sisi datar. Sehingga dapat diketahui perilaku siswa pada ranah kognitif
atau perilaku yang ditinjau dari aspek-aspek intelektual siswa pada saat
mengerjakan soal cerita matematika pada materi bangun ruang sisi datar.
Perilaku pemecahan masalah yang dianalisis merupakan tindak lanjut dari
analisis kesalahan yang telah dilakukan peneliti. Kesalahan yang dominan yang
teridentifikasi dengan kesalahan menurut Hadar akan di analisis perilakunya
sehingga dapat diketahui proses kognitif dan pemahaman siswa membaca
masalah pada soal cerita bangun ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif mempunyai tujuan umum untuk menemukan pengetahuan
tentang bidang ilmu tertentu. Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan
sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu (Margono, 2010:
8).
Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu
sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data-data berupa kata-kata (lisan
maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneiti tidak berusaha
menghitung atau mengkualifikasikan data kualitatif yang telah yang telah diperoleh
dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka (Afrizal, 2015: 13).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menganalisis
kesalahan, penyebab kesalahan dan perilaku pemecahan masalah siswa dalam
mengerjakan soal cerita matematika dengan mengumpulkan data atau informasi
(lisan dan tulisan) yang kemudian disusun secara sistematis, dijelaskan dan
dianalisis.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Yogyakarta di Jalan Hayam Wuruk
Nomor 10 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
2. Waktu penelitian berlangung pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016
pada bulan Februari-Juli 2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 4 Yogyakarta
sebanyak 31 siswa, sedangkan objek penelitian ini adalah jenis-jenis kesalahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penyebab terjadinya kesalahan serta perilaku siswa mengerjakan soal cerita
matematika pada materi bangun ruang sisi datar.
D. Bentuk Data
Pada penelitian ini terdapat dua macam data yang akan dikumpulkan dan diolah
oleh peneliti, yaitu kesalahan dan perilaku pemecahan masalah yang di dapatkan
dari hasil pekerjaan siswa mengerjakan tes diagnostik dan penyebab siswa
melakukan kesalahan yang di dapatkan dari wawancara beberapa siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah metode tes dan wawancara.
1. Metode tes diagnostik
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes
lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan) (Nana Sudjana, 2012: 35). Tes yang diujikan dalam bentuk soal
cerita matematika materi bangun ruang sisi datar. Tes ini bertujuan sebagai
tes diagnostik untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dan perilaku
pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Data dari hasil
tes didapatkan setelah pekerjaan siswa dikoreksi dan dilakukan skoring
berupa kesalahan-kesalahan dan perilaku siswa dalam memecahkan soal
cerita bangun ruang sisi datar
2. Metode wawancara
Pada penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode wawancara. Wawancara adalah suatu
proses interaksi komunikasi yang dilakukan setidaknya oleh dua orang, atas
dasar kesediaan dan dalam setting alamiah, di mana arah pembicaraan
mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust
sebagai landasan utama dalam proses memahami (Haris Herdiansyah,
2013: 31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Metode ini digunakan untuk mengetahui kesalahan, penyebab terjadinya
kesalahan dan mengkonfirmasi perilaku pemecahan masalah yang
merupakan tindak lanjut dari analisis kesalahan yang telah dilakukan
Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa yang mengalami kesalahan
lebih banyak dari siswa lain karena kesalahan yang dilakukan bervariasi.
Wawancara dilakukan peneliti menggunakan media perekam suara dan
pedoman wawancara.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data (Afrizal, 2015 : 134). Pada penelitian ini, instrumen
yang digunakan ada dua, yaitu lembar tes diagnostik dan lembar wawancara.
1. Lembar tes diagnostik
Lembar soal tes diagnostik dalam bentuk soal cerita matematika materi
bangun ruang sisi datar. Kisi-kisi soal tes diagnostik dapat dilihat pada tabel
dan disusun sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar. Lembar soal tes diagnostik
dapat dilihat pada lampiran B.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Diagnostik
Kompetensi
Dasar:
Menghitung luas
permukaan dan
volume kubus,
balok, prisma dan
limas
Indikator Nomor
Soal
1. Menggunakan rumus untuk menhitung
luas permukaan kubus dan balok 2a,3a,5a,
8a
2. Menggunakan rumus untuk
menghitung volume kubus dan balok 1a,4a,6a,
7a
3. Menyelesaikan permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus dan balok
2b,3b,5b
,8b
4. Menyelesaikan permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan volume
kubus dan balok
1b,4b,6b
,7b
2. Lembar pedoman wawancara
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini merupakan wawancara
semi terstruktur di mana peneliti diberi kebebasan sebebas-bebasnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bertanya dalam memilih alur dan setting wawancara. Pada wawancara semi
terstruktur tidak ada pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, peneliti
hanya mengandalkan guideline wawancara sebagai pedoman penggalian
data.
Pada wawancara semi terstruktur tidak ada pertanyaan yang telah
disusun sebelumnya, peneliti hanya mengandalkan guideline wawancara
sebagai pedoman penggalian data (Haris Herdiansyah, 2013:66).
Wawancara jenis ini memungkinkan mencakup ruang lingkup lebih besar
guna keperluan merangkum pendapat dan jawaban responden.
Tabel 3.2. Indikator Wawancara untuk Kesalahan dan Penyebab
Kesalahan
Indikator pertanyaan Pertanyaan wawancara
1) Menggunakan rumus untuk
menghitung luas permukaan kubus
dan balok
2) Menggunakan rumus untuk
menghitung volume kubus dan
balok
3) Menyelesaikan permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan
luas permukaan kubus dan balok
4) Menyelesaikan permasalahan
sehari-hari yang berkaitan dengan
volume kubus dan balok
1. Menanyakan bagian yang dirasa
sulit bagi siswa.
2. Menanyakan alasan mengapa
soal dianggap sulit dan letak
kesulitannya.
3. Menanyakan proses atau
langkah-langkah pengerjaan
soal.
4. Menanyakan alasan jawaban
siswa yang demikian.
Tabel 3.3. Indikator Wawancara untuk Perilaku Pemecahan Masalah
Indikator pertanyaan Pertanyaan wawancara
Perilaku pemecahan masalah yang
ditinjau dari DTA-proficient, DTA-not
proficient, DTA-limited context, MBA-
full context dan MBA-justification
1. Meminta siswa menjelaskan
permasalahan pada soal cerita
2. Meminta siswa menjelaskan
penyelesaian soal cerita secara
keseluruhan (langkah-langkah
penyelesaian)
3. Menanyakan siswa apakah
membaca ulang soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, maka
akan dikembangkan pertanyaan situasional yang berkaitan dengan indikator
wawancara pada tabel 3.2 dan tabel 3.3.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Suatu alat penelitian harus memiliki kualitas yang baik dengan memenuhi dua
hal, yaitu ketepatannya atau validitasnya dan ketepatan atan keajengan atau
reliabilitas.
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilai terhadap konsep yang
dinilai sehingga menilai apa yang seharusnya dinilai (Nana Sudjana, 2012:
12). Terdapat tiga macam validitas ,yakni validitas isi, validitas konstruk
dan validitas kriteria. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilai dalam
mengukur isi yang seharusnya (Nana Sudjana, 2012: 13) yang dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pengujian validitas kedua variabel
dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl
Pearson dengan taraf signifikansi 5% , dengan rumus sebagai berikut.
𝑟𝑋𝑌 =𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2}
Keterangan:
𝑛 : Jumlah subyek
(∑𝑋) : Jumlah skor Mean
(∑𝑌) : Jumlah skor Total
(∑𝑋𝑌) : Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara X dan Y
Setelah diperoleh koefisien korelasi antara X dan Y, maka dilakukan
penafsiran. Penafsiran korelasi dilakukan dengan menunjukan nilai korelasi
tersebut berdasarkan tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.4. Kriteria Interpretasi Tingkat Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 1989)
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai, artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Nana Sudjana, 2012:
16). Reliabilitas sering diartikan juga sebagai taraf. Untuk mengetahui
reliabilitas pada soal tes digunakan rumus Alpha.
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
]
Keterangan.
𝑟11 : Reliabilitas
𝑘 : banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 : jumlah varian skor tiap-tiap soal
𝜎𝑡2 : varians soal
Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas
Reliabilitas Interpretasi
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 1989)
3. Hasil pengujian tes diagnostik
Soal yang telah dirancang oleh peneliti berjumlah 8 soal, sesuai dengan
kisi-kisi soal yang dibuat. Persiapan penelitian dilakukan dengan
mempersiapkan tes diagnostik untuk dilakukan uji coba. Uji coba soal tes
diagnostik dilakukan pada kelas VIII C dengan jumlah siswa 33 siswa.
Setelah dilakukan uji coba didapatkan data sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.6. Hasil Tes Uji Coba
No Nama Siswa
Nomor Soal Jumlah
Skor*
Nilai
Ujian 1 2 3 4 5 6 7 8
Skor Yang Dicapai Siswa
1 S1 10 0 0 8 0 8 10 0 36 42.86
2 S2 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
3 S3 10 10 10 12 12 8 2 12 76 90.48
4 S4 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
5 S5 10 0 0 8 0 8 10 12 48 57.14
6 S6 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
7 S7 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
8 S8 10 10 10 10 12 8 0 12 72 85.71
9 S9 10 10 10 6 12 8 10 12 78 92.86
10 S10 0 10 10 12 2 0 10 0 44 52.38
11 S11 2 10 10 12 12 6 10 12 74 88.10
12 S12 10 10 10 12 2 8 10 12 74 88.10
13 S13 10 10 6 12 0 0 10 0 48 57.14
14 S14 10 10 10 0 12 8 0 0 50 59.52
15 S15 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
16 S16 10 0 0 10 0 8 4 0 32 38.10
17 S17 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
18 S18 10 10 10 10 12 8 4 12 76 90.48
19 S19 0 10 10 12 0 0 10 0 42 50.00
20 S20 10 10 10 12 12 6 10 12 82 97.62
21 S21 10 0 0 10 0 8 10 0 38 45.24
22 S22 10 10 10 12 6 6 6 12 72 85.71
23 S23 10 10 10 8 12 8 10 12 80 95.24
24 S24 10 10 10 12 12 8 6 12 80 95.24
25 S25 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
26 S26 10 10 10 8 12 8 10 12 80 95.24
27 S27 10 10 10 12 0 8 10 12 72 85.71
28 S28 10 10 10 2 12 8 10 12 74 88.10
29 S29 10 10 6 12 12 0 8 2 60 71.43
30 S30 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
31 S31 10 10 10 12 12 8 2 12 76 90.48
32 S32 10 10 2 10 12 8 10 12 74 88.10
33 S33 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
JUMLAH PESERTA
TES 33 ORANG
* Skor total 84
Uji coba soal tes dilakukan pada soal-soal yang telah disusun oleh
penulis. Soal yang diberikan berupa soal cerita sebanyak 8 soal dengan
setiap soalnya terdiri dari soal (a) dan soal (b) serta dikerjakan dalam waktu
80 menit. Siswa yang mengikuti uji coba soal tes berjumlah 33 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Analisis yang digunakan untuk mengetahui validitas tiap butir soal
adalah menggunakan rumus korelasi product moment. Proses perhitungan
dilampirkan pada lampiran A.3 dan A.4.
Tabel 3.7. Validitas Item Soal
No.
Soal
Koefisien Korelasi Product
Moment Keterangan
1 0,32 Soal Valid
2 0,69 Soal Valid
3 0,70 Soal Valid
4 0,23 Soal Tidak Valid
5 0,78 Soal Valid
6 0,46 Soal Valid
7 0,12 Soal Tidak Valid
8 0,89 Soal Valid
Pada tabel validitas item soal di atas, dapat dilihat bahwa dari 8 soal yang
diuji cobakan ternyata terdapat 6 soal valid dan 2 soal tidak valid. Data di dapat
setelah dilakukan skoring terhadap hasil pekerjaan siswa sebanyak dua kali,
tujuannya agar pengoreksi konsisten dalam pemberian skor di setiap soal.
Reliabilitas soal ditentukan dengan rumus Alpha dan setelah dilakukan
perhitungan didapatkan reliabilitas soal (𝑟11) sebesar 0,69. Dari besarnya
reliabilitas ini dapat disimpulkan bahwa reliabilitas soal tes tinggi. Penulis juga
dengan analisis soal uji coba dari segi tingkat kesukaran Semua soal uji coba
dikategorikan soal yang mudah.
Setelah dilakukan analisis pada soal uji coba, maka penulis menggunakan
semua soal yang valid (soal nomor 4 dan 7 tidak digunakan). Pada kisi-kisi yang
memuat indikator soal nomor 4 dan 7 telah diwakilkan oleh nomor soal yang
lain. Tingkat kesulitan soal secara keseluruhan rendah atau soal mudah, hal ini
juga menjadi pertimbangan penulis karena soal tes diagnostik digunakan untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa pada materi yang diujikan.
Peneliti menggunakan 6 soal yang valid sebagai instrument penelitian.
Keenam soal yang digunakan peneliti tidak mengubah kisi-kisi soal pada tabel
3.1. Indikator soal juga tidak berubah karena keenam soal yang digunakan
sesuai dengan indikator yang telah dibuat pada tabel 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
H. Teknik Analisis Data
Data yang akan di analisis pada penelitian ini adalah lembar hasil pekerjaan tes
diagnostik dan transkrip hasil wawancara. Soal tes diagnostik sebelumnya akan
diuji coba terhadap siswa yang merupakan bukan subjek penelitian, agar dapat
ditentukan soal yang sesuai dengan fungsiya dan baik untuk dipakai sebagai soal
tes untuk kelas yang menjadi subjek penelitian.
Setelah mendapat lembar hasil pekerjaan siswa, peneliti akan mengoreksi hasil
pekerjaan siswa sesuai dengan rubrik penilaian yang telah disiapkan. Kemudian
data yang berupa skor siswa diurutkan agar dapat dipilih siswa yang memiliki skor
rendah untuk dianalisis dan dikategorikan kesalahannya. Siswa yang memiliki
kesalahan yang bervariasi akan diwawancarai.
Wawancara dilakukan mencari penyebab siswa melakukan kesalahan pada saat
mengerjakan soal cerita berdasarkan pedoman wawancara yang dikembangkan
peneliti pada saat penelitian berlangsung. Hasil rekaman wawancara dengan siswa
akan dibuat transkrip wawancaranya. Kemudian poin-poin transkrip wawancara
yang merupakan poin penting yang mengungkapkan penyebab siswa melakukan
kesalahan digunakan sebagai data yang akan diverifikasi untuk disimpulkan
penyebab siswa melakukan kesalahan.
Wawancara juga diarahkan untuk mengkonfirmasi perilaku pemecahan
masalah terutama pada kesalahan-kesalahan yang dominan terjadi. Sehingga dari
poin-poin transkrip wawancara dapat ditelusuri perilaku dan proses berpikir siswa
dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang sisi datar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tahapan persiapan dan tahapan
pengambilan data. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta pada
materi bangun ruang sisi datar pokok bahasan kubus dan balok. Setelah instrumen
penelitian siap, maka dilakukan pengambilan data yaitu pengambilan data tes
diagnostik di kelas VIII D dengan jumlah siswa 31 siswa dan wawancara dengan
siswa VIII D. Berikut adalah tabel urutan pelaksanaan penelitian.
Tabel 4.1. Urutan Kegiatan Pelakasanaan Penelitian
No. Kegiatan Waktu
1 Pertemuan dengan Guru Matematika dan Wakil
Kepala Sekolah bidang kurikulum
Maret 2016
2 Uji Coba test 13 April 2016
3 Pelaksanaan test 16 April 2016
4 Wawancara siswa 27, 28, 30 April 2016
Kegiatan-kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pertemuan dengan guru matematika dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum
Pada bulan Maret 2016 peneliti beberapa kali ke SMP Negeri 4 Yogyakarta
dengan tujuan untuk menanyakan kesediaaan guru dan sekolah untuk
menjadi tempat penelitian. Pada pertemuaan dengan guru matematika di
sekolah peneliti juga menanyakan materi yang berkaitan dengan penelitian
seperti perkiraan waktu penelitian, subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Uji Coba
Soal yang digunakan untuk pengambilan data, harus dipastikan soal sesuai
dengan fungsi soal. Soal diuji cobakan untuk mengetahui kelayakan soal
sebagai alat pengukur pemahaman siswa. Setelah diuji cobakan soal akan
dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal tersebut. Terdapat
6 soal yang valid dari 8 soal yang diuji cobakan oleh peneliti dan
keseluruhan soal memiliki reliabilitas yang tinggi. Kelas uji coba dipilih
kelas VIII C karena memiliki tingkat kemampuan yang hampir sama dengan
kelas yang di jadikan subjek penelitian yaitu kelas VIII D.
3. Pelaksanaan Tes
Pelaksanaan tes dilakukan pada tanggal 16 April 2016 pada kelas VIII D
SMP Negeri 4 Yogyakarta. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui jenis-
jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan perilaku pemecahan masalah
siswa pada materi bangun ruuang sisi datar pokok bahasan kubus dan balok.
Hasil tes menunjukan terdapat 19 siswa yang memenuhi batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 78 dan
terdapat 12 siswa yang belum mencapai KKM. Siswa-siswa yang belum
mencapai nilai KKM akan diwawancarai 9 siswa. Pemilihan siswa ini
dilakukan berdasarkan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan pada tanggal April 2016 dan dilakukan pada siang
hari setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Wawancara dilakukan untuk
mengkonfirmasi kesalahan yang dilakukan siswa sehingga peneliti dapat
mengetahui penyebab terjadinya kesalahan dan perilaku pemecahan
masalah siswa. Peneliti juga meminta siswa untuk mengerjakan kembali
beberapa soal tes yang pernah mereka kerjakan kemudian meminta siswa
menjelaskan proses pengerjaannya.
B. Tabulasi Data
1. Data hasil tes
Berikut adalah hasil tes diagnostik siswa kelas VIII D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.2. Hasil Tes Diagnostik
No
Nomor Soal Jumlah
Skor* Nilai Identitas
Siswa 1 2 3 4 5 6
1 S1 10 6 6 12 8 12 54 87.10
2 S2 10 0 0 12 8 6 36 58.06
3 S3 10 10 10 12 8 12 62 100.00
4 S4 10 10 10 12 6 0 48 77.42
5 S5 10 0 0 12 8 0 30 48.39
6 S6 10 10 10 12 8 12 62 100.00
7 S7 10 10 10 12 8 12 62 100.00
8 S8 10 10 10 12 8 12 62 100.00
9 S9 10 10 10 6 8 12 56 90.32
10 S10 10 10 10 12 0 0 42 67.74
11 S11 10 10 10 8 8 12 58 93.55
12 S12 10 10 10 12 8 12 62 100.00
13 S13 0 2 10 12 0 8 32 51.61
14 S14 10 10 10 12 6 0 48 77.42
15 S15 10 10 10 12 8 12 62 100.00
16 S16 0 0 0 2 6 0 8 12.90
17 S17 9 0 0 0 0 0 9 14.52
18 S18 10 10 10 12 8 12 62 100.00
19 S19 10 10 6 4 6 6 42 67.74
20 S20 10 10 10 12 8 12 62 100.00
21 S21 10 10 10 12 8 12 62 100.00
22 S22 10 10 10 12 8 12 62 100.00
23 S23 10 10 6 0 8 0 34 54.84
24 S24 10 10 10 12 6 12 60 96.77
25 S25 10 10 10 12 8 12 62 100.00
26 S26 10 10 10 12 8 12 62 100.00
27 S27 10 10 10 12 8 12 62 100.00
38 S28 10 10 10 12 8 12 62 100.00
39 S29 10 10 10 12 8 8 58 93.55
30 S30 10 0 0 12 0 0 22 35.48
31 S31 10 0 0 12 8 12 42 67.74
Jumlah Peserta 31.00
*Skor maksimal soal 62
2. Data Kesalahan-kesalahan Siswa
Data kesalahan-kesalahan siswa ditabulasikan dari hasil pekerjaan siswa
terhadap tiap soal yang salah dan berikut merupakan data yang diperoleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.3. Data Kesalahan-kesalahan Siswa
No.
Soal Contoh Kesalahan Identitas Siswa
Jumlah
Siswa
1
S13
2
S16
2
S1
8
S2
S5, S16, S31
S13
S30
3
S1
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No.
Soal Contoh Kesalahan Identitas Siswa
Jumlah
Siswa
S2
S5, S16, S31
S19, S23
.
S30
4
S9
7
S11
S16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No.
Soal Contoh Kesalahan Identitas Siswa
Jumlah
Siswa
S19
S23
5 Tidak ada jawaban S10
4
S13
S19
S30
6 Tidak ada jawaban S10
11
S2
S4, S5, S14,
S16, S17, S30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No.
Soal Contoh Kesalahan Identitas Siswa
Jumlah
Siswa
S13
S19
S23
3. Data Perilaku Pemecahan Masalah Siswa
Selain data kesalahan siswa, peneliti juga mentabulasikan perilaku
pemecahan masalah yang dilakukan siswa melalui hasil pekerjaan siswa dan
berikut data perilaku pemecahan masalah siswa.
Tabel 4.4. Perilaku Pemecahan Masalah yang Dilakukan Siswa
Kegiatan siswa Identitas Siswa Jumlah
Siswa
Siswa langsung melakukan perhitungan tanpa
mengalami kesulitan pada saat memahami
masalah, memilih metode penyelesaian atau
melakukan perhitungan.
S1, S3, S7, S9, S10, S11, S12,
S20, S21, S24, S25, S26, S28
13
Siswa langsung melakukan perhitungan akan
tetapi masih mengalami kesulitan pada
pemahaman masalah, pemilihan metode
penyelesaian masalah, atau pada perhitungan.
S2, S5, S13, S14, S16, S17,
S19, S23, S30, S31
10
Siswa langsung melakukan perhitungan
dengan konteks masalah terbatas pada
menuliskan informasi yang diketahui pada
S4, S6, S18, S22, S27, S29 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
soal atau menyatakan perhitungan dengan
konteks masalah
Siswa menuliskan informasi yang diketahui
dan ditanyakan sesuai dengan konteks soal.
Kemudian pada jawaban akhir dinyatakan
pada konteks soal.
S8, S15 2
4. Data Wawancara dengan Siswa
Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa, wawancara dilakukan
untuk menemukan penyebab kesalahan yang siswa lakukan dan memverifikasi
perilaku pemecahan masalah siswa. Berikut data wawancara dengan siswa yang
dilakukan peneliti.
Tabel 4.5. Data Wawancara dengan Siswa
No.
soal
Identitas
siswa Cuplikan wawancara
Dugaan
Kesalahan Siswa
1 S16 pada
transaksi
6
(7) P : jadi soalnya membahas tentang luas
permukaan atau volume?
(8) S16 : volume mbak.
(9) P : terus yang ditanya itu lebar, gimana tuh?
(siswa diam)
(10) P : kalau gitu rumus volumenya apa?
(siswa diam)
(11) P : kenapa diam? Ingat?
(12) S16 : bingung mbak
(13) P : bingung apanya? Bingung yang mana
rumusnya?
(14) S16 : iya mbak
Siswa lupa rumus
volume balok
2 S2 pada
transaksi
5
(10) S2 : luas kertas kartonnya mbak
(11) P : oke yang dicari luas kertas karton. Terus
kenapa bisa kamu menggunakan rumus 6
kali s?
(12) S2 : luas kubus itu 6 s kuadrat
(13) P : 6 s kuadrat. Lha ini kenapa jadi 6 s?
(14) S2 : gak konsen mbak
P : gak konsen? Berarti lupa rumus nih?
(15) S2 : iya mbak
Siswa salah
mengutip rumus
permukaan kubus
S5 pada
transaksi
4
(4) S5 : ya berarti pake s kali s mbak
(5) P : kenapa pake s kali s
(6) S5 : yak an, yang ditanya luas kubus
(7) P : s kali s itu luas apa?
(8) S5 : luas kubus
(9) P : luas kubus atau luas persegi?
(10) S5 : aaa luas persegi
(11) P : kalau luas kubusnya?
(12) S5 : 12 kali s
(13) P : hah? 12 kali s? satu buah kubus dibatasi
berapa bidang persegi?
(14) S5 : enam
Siswa belum
mengerti konsep
luas permukaan
kubus sehingga
tertukar dengan
luas persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
No.
soal
Identitas
siswa Cuplikan wawancara
Dugaan
Kesalahan Siswa
(15) P : maka harusnya?
(16) S5 : 6 kali s kuadrat
3 S16 pada
transaksi
6
(58) P : sekarang ini pake apa nyelesaikannya?
(59) S16 : balok, eh..
(60) P : bentuknya apa dari soal?
(61) S16 : kubus mbak
(62) P : jadi menyelesaikannya pake rumus apa?
(siswa diam)
(63) P : nah kan yang ditanya luas triplek yang
diperlukan, berarti kamu mencari apa?
(64) S16 : luas permukaan
(65) P : iya benar, jadi kenapa pake luas
permukaan?
(66) S16 : ya karena yang ditanya luasnya mbak
(67) P : luas permukaan kubus apa?
(siswa diam)
Siswa lupa luas
permukaan kubus
3 S23 pada
transaksi
2
(13) S23 : ini rumusnya benar kan mbak?
(14) P : iya benar, terus? Bagian mana?
(15) S23 : gak tau
(16) P : coba 6 dikali 625?
(siswa menghitung)
(17) S23 : salah hitung mbak
Siswa kurang
teliti pada
perhitungan
4 S19 pada
transaksi
3
(14) P : 940 itu maksudnya apa?
(15)S19 : luas permukaannya
(16) P : sekarang kita cocokan dengan jawabanmu
di no 4, lihat salahnya dimana?
(17) S19 : ini mbak (menunjuk pada perhitungan 20
kali 10 sama dengan 300)
(18) P : yang benar yang mana?
(19) S19 : yang ini (menunjuk pada pekerjaan yan
baru diselesaikan)
(20) P : kenapa bisa salah?
(21) S19 : gak teliti, takut waktunya habis
Siswa kurang
teliti pada
perhitungan
4 S16 pada
transaksi
6
(100) P : apa perintah soalnya?
(101) S16 : menentukan luas permukaan
(102) P : apa yang harus kamu lakukan setelah itu?
(siswa diam)
(103) P : paham gak maksud dari luas permukaan
yang dimaksud di soal?
(siswa diam)
Siswa belum
paham konsep
luas permukaan
dan rumusnya
4 S23 pada
transaksi
2
(siswa menlanjutkan mengerjakan dan menuliskan
L = 4 (p.l + p.t + l.t))
(21) S23 : aku bingung mbak
(22) P : dibaca lagi soalnya, gak usah buru-buru
(23) S23 : gak tau mbak
(24) P : oke bingung kita mulai dari apa yang
diketahui, yang ditanya
Siswa belum
paham konsep
luas permukaan
balok sehingga
hanya menghapal
rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
No.
soal
Identitas
siswa Cuplikan wawancara
Dugaan
Kesalahan Siswa
(25) S23 : yang ditanyakan luasnya, maka kita cari
tinginya dulu. Eh ini aku gak baca soal, ini
tinginya setengah panjang jadi 10.
(melanjutkan menghitung). Bener gak sih?
Eh ini ada empatnya lupa. Bener gak
mbak?
(26) P : sekarang jelaskan ke aku kenapa caranya
seperti itu dan perhitunganya bagaimana?
Kenapa kamu menyelesaikan dengan
rumus itu? Hasilnya maksudnya
bagaimana?
(27) S23 : karena rumusnya memang ini.
5 S16 pada
tansaksi
6
(162) P : nah ini kan soalnya kubus, ini tentang
volume atau luas permukaan?
(163) S16 : volume
(164) P : karena?
(165) S16 : ini ada “dapat terisi penuh”
(166) P : sekarang ini rumusnya gimana? Kan yang
ditanya bukan volumenya
(siswa diam)
Siswa belum
paham konsep
volume kubus
6 S30 pada
transaksi
1
(31) P : iya dek. Jadi kenapa jawaban tes kemarin
kamu menggunakan volume balok?
(32) S30 : kurang teliti baca soal
Siswa tidak
membaca soal
dengan teliti
sehingga salah
memilih metode
penyelesaian
6 S2 pada
tansaksi
5
(39) P : coba lihat punyamu, rumusnya udah
bener?
(40) S2 : iya udah mbak, rumusnya udah bener kan
mbak?
(41) P : iya udah bener. Berarti udah paham ya
maksud soalnya apa?
(42) S2 : iya mbak.
(43) P : coba bandingkan kenapa bisa salah
(44) S2 : bagian ini mba, 20 kali 10 kan 200 disitu
300
(45) P : berarti gimana nih? Kurang teliti?
(46) S2 : iya mbak, gak konsen
Siswa kurang
teliti pada
perhitungan
6 S16 pada
transaksi
6
(156) S16 : pake luas permukaan balok mbak
(157) P : ini jawabanmu kemarin. Ini kenapa bisa
langsung dikalikan semua?
(158) S16 : asal jawab mbak, buru-buru mbak
Siswa terburu-
buru sehingga
tidak memahami
soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berikut data wawancara peneliti terhadap perilaku pemecahan masalah
yang dilakukan siswa.
Tabel 4.6. Data Wawancara terhadap Perilaku Pemecahan Masalah Siswa
Identitas
siswa Cuplikan wawancara
Dugaan Perilaku Pemecahan
Masalah
S21 pada
transaksi
7
(siswa mengerjakan soal luas permukaan
balok)
(siswa membaca soal, kemudian langsung
menuliskan rumus dan melakukan
perhitungan)
(7) P : coba jelaskan kenapa seperti itu
jawabanya
(8) S21 : ya memang pake luas permukaan
mbak
(9) P : kenapa pake luas permukaan gak
volume aja?
(10) S21 : soalnya ini tentukan luas kertas
kado minimal mbak dengan udah
diketahui panjang lebar tingginya.
Jadi gak mungkin volume
(11) P : emang apa yang membedakan
volume sama luas permukaan?
(12) S21 : kalo volume itu isi semuanya
balok. Kalau luas permukaan itu
permukaannya aja
(13) P : maksudnya luas bidang yang
membatasinya ya?
(14) S21 : iya mbak
(15) P : hasilnya 1120 cm persegi, kalo
dikembalikan ke konteks soal itu
apa maksudnya?
(16) S21 : luas permukaannya mbak, eh apa
sih mbak maksudnya
(17) P : kalau dari soalnya ini lho, coba
lihat
(18) S21 : oh ini luas kertas kado minimal
Ketika menerima soal siswa
langsung membaca soal dan
mengerjakan soal dengan luas
permukaan balok dan
menemukan jawaban akhir yang
benar tanpa menuliskan konteks
soal
S26 pada
transaksi
8
(3) P : sekarang coba jelaskan kenapa
mengerjakannya dengan luas
permukaan dan jelaskan
perhitungannya!
(4) S26 : intan kan mau membungkus kado,
ini ukurannya. Kenapa pake luas
permukaan? Kan kalo volume itu
mencakup isinya, kalau luas
permukaan itu permukaannya aja
(5) P : maksudnya 1120 itu apa?
(6) S26 : luas permukaannya
(7) P : kalau dikembalikan ke soal itu
apa?
(8) S26 : itu ukuran kertas kado intan
Ketika menerima soal siswa
langsung membaca soal dan
mengerjakan soal dengan luas
permukaan balok dan
menemukan jawaban akhir yang
benar tanpa menuliskan konteks
soal
S6 pada
transaksi
9
(3) S6 : ini kan mau membungkus kado,
makanya pake luas permukaan
(4) P : kenapa gak volume aja?
Ketika menerima soal siswa
langsung membaca soal dan
mengerjakan soal dengan luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(5) S6 : ya luas permukaan, karna kalo
bungkus kado kan luarnya aja
(6) P : emang kalo volume gimana?
(7) S6 : volume itu isinya
(8) P : berarti ini 1120 hasilnya?
Maksudnya apa?
(9) S6 : luas permukaan, luas kertanya
yang buat bungkus kadonya.
(menuliskan jawaban beserta konteks
masalah pada soal)
permukaan balok dan
menemukan jawaban akhir yang
benar. Kemudian menuliskan
konteks soal setelah ditanya oleh
peneliti
C. Analisis Data
1. Analisis hasil tes
Analisis hasil tes dilakukan pada soal diagnostik yang telah diuji coba
sebelumnya, tes dilakukan untuk mengetahui kesalahan yang sering terjadi pada
saat siswa mengerjakan soal cerita bangun ruang sisi datar pada pokok bahasan
kubus dan balok. Berikut ini adalah tabel kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa pada soal serta tabel rekapitulasi untuk mengetahui banyaknya siswa yang
mengalami kesalahan pada tiap jenis kesalahanya dan tahapan yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan.
Berikut merupakan tabel penggolongan jenis kesalahan dan tahapan siswa
melakukan kesalahan yang dianalisis dari tabel 4.3.
Tabel 4.7. Penggolongan Jenis Kesalahan dan Tahapan Kesalahan
No.
Soal Contoh Kesalahan
Identitas
Siswa
Jenis
Kesalahan
Tahapan
Kesalahan
1
S13
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
S16 Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
(kurang tepat
mengutip
rumus)
kesalahan
dalam
transformasi
2
S1
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No.
Soal Contoh Kesalahan
Identitas
Siswa
Jenis
Kesalahan
Tahapan
Kesalahan
S2
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi (salah
mengutip
rumus)
kesalahan
dalam
transformasi
S5, S16,
S31
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
S13
Kesalahan
teknis (salah
memindahkan
data)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S30
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
3
S1
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S2
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi (salah
mengutip
rumus)
kesalahan
dalam
transformasi
S5, S16,
S31 Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
S19,
S23
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No.
Soal Contoh Kesalahan
Identitas
Siswa
Jenis
Kesalahan
Tahapan
Kesalahan
S30 Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
4
S9
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S11
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S16
Kesalahan
data
(mengabaikan
beberapa data)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S19
Kesalahan
data
(mengabaikan
beberapa data,
menambahkan
data asing)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S23
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
5 Tidak ada jawaban S10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No.
Soal Contoh Kesalahan
Identitas
Siswa
Jenis
Kesalahan
Tahapan
Kesalahan
S13
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
S30
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
6 Tidak ada jawaban S10
S2
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S4, S5,
S14,
S16,
S30
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
S13
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
S19
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
kesalahan
dalam
keterampilan
memproses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No.
Soal Contoh Kesalahan
Identitas
Siswa
Jenis
Kesalahan
Tahapan
Kesalahan
S23
Kesalahan
menggunakan
teorema atau
definisi
kesalahan
dalam
transformasi
Setelah mengelompokan jenis kesalahan dan tahapan kesalahan siswa,
peneliti merangkum keseluruhan kesalahan yang dilakukan siswa pada tiap
nomor soal yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8. Rangkuman Kualitas Jawaban Siswa
Identitas
Siswa
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6
S1 Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Benar Benar Benar
S2 Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
(salah
mengutip
rumus)
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
(salah
mengutip
rumus)
Benar Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
S3 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S4 Benar Benar Benar Benar Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S5 Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Benar Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S6 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S7 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S8 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S9 Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Benar Benar
S10 Benar Benar Benar Benar Tidak ada
jawaban
Tidak ada
jawaban
S11 Benar Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Benar Benar
S12 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Identitas
Siswa
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6
S13 Kesalahan
mengguna
kan
teorema
atau
definisi
Kesalahan
teknis (salah
memindahk
an data)
Benar Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
teknis (salah
hitung)
S14 Benar Benar Benar Benar Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S15 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S16 Kesalahan
mengguna
kan
teorema
atau
definisi
(kurang
tepat
mengutip
rumus)
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
data
(mengabaika
n beberapa
data)
Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S18 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S19 Benar Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Kesalahan
data
(mengabaika
n beberapa
data,
menambahk
an data
asing)
Benar p Kesalahan
teknis (salah
hitung)
S20 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S21 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S22 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S23 Benar Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
Kesalahan
menggunaka
n teorema
atau definisi
Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S24 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S25 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S26 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S27 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S28 Benar Benar Benar Benar Benar Benar
S29 Benar Benar Benar Benar Benar Kesalahan
teknis (salah
hitung)
S30 Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
S31 Benar Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Kesalahan
menggunak
an teorema
atau definisi
Benar Benar Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berikut merupakan tabel rekapitulasi dan persentase kesalahan yang
dilakukan siswa.
Tabel 4.9. Rekapitulasi dan Persentase Kesalahan yang dilakukan Siswa
No.
Soal
Kesalahan Data Kesalahan
Teorema atau
Definisi
Kesalahan Teknis Tidak Menjawab
Jumlah
Siswa
(%)
Siswa
Jumlah
Siswa
(%)
Siswa
Jumlah
Siswa
(%)
Siswa
Jumlah
Siswa
(%)
Siswa
1. - - 2 6.45 - - - -
2. - - 5 16.13 3 9.68 - -
3. - - 5 16.13 4 12.90 - -
4. 2 6.45 1 3.23 2 6.45 - -
5. - - 2 6.45 - - 1 3.23
6. - - 6 19.35 4 12.90 1 3.23
TOTAL 2 5.26 21 55.26 13 34.21 2 5.26
Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi kesalahan siswa pada tiap soal tes
diagnostik.
Tabel 4.10. Rekapitulasi Kesalahan yang Dilakukan Per Kesalahan
No. Jenis Kesalahan Identitas Siswa No. Soal
1. Kesalahan Data S16, S19 4
2. Kesalahan Teorema atau Defiisi S13, S16
S2, S5, S16, S30, S31
S2, S5, S16, S30, S31
S23
S13, S30
S44, S5, S14, S16,
S23, S30
1
2
3
4
5
6
3. Kesalahan Teknis S1, S9, S13
S1, S11, S19, S23
S9, S11
S2, S13, S19, S29
2
3
4
6
Selain menganalisis kesalahan yang siswa lakukan, dari hasil tes juga akan
dianalisis perilaku pemecahan masalah. Berikut ini adalah tabel yang perilaku
pemecahan masalah yang dilakukan siswa pada soal serta tabel rekapitulasi
untuk megetahui banyaknya siswa pada tiap kategori perilaku pemecahan
masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.11. Perilaku Pemecahan Masalah yang Dilakukan Siswa
Siswa
(S)
No.
Soal Ditanya Diketahui
Konteks
masalah
Jawaban
Akhir Penjelasan Alasan
Kategori perilaku
pemecahan
masalah
1 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
2 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
3 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
4 1 - - √ √ - -
DTA-limited
context
2 - - √ √ - -
3 - - √ √ - -
4 - - √ √ - -
5 - - √ √ - -
6 - - √ √ - -
5 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
6 1 √ √ √ √ - -
DTA-limited
context
2 √ √ √ √ - -
3 √ √ √ √ - -
4 √ √ √ √ - -
5 √ √ √ √ - -
6 √ √ √ √ - -
7 1 - - - √ - - DTA-proficient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Siswa
(S)
No.
Soal Ditanya Diketahui
Konteks
masalah
Jawaban
Akhir Penjelasan Alasan
Kategori perilaku
pemecahan
masalah
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
8 1 √ √ √ √ √ -
MBA-full context
2 √ √ √ √ √ -
3 √ √ √ √ √ -
4 √ √ √ √ √ -
5 √ √ √ √ √ -
6 √ √ √ √ √ -
9 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
10 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - - - -
6 - - - - - -
11 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
12 1 √ √ - √ - -
DTA-proficient
2 √ √ - √ - -
3 √ √ - √ - -
4 √ √ - √ - -
5 √ √ - √ - -
6 √ √ - √ - -
13 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Siswa
(S)
No.
Soal Ditanya Diketahui
Konteks
masalah
Jawaban
Akhir Penjelasan Alasan
Kategori perilaku
pemecahan
masalah
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
14 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
15 1 - - √ √ √ -
MBA-full context
2 - - √ √ √ -
3 - - √ √ √ -
4 - - √ √ √ -
5 - - √ √ √ -
6 - - √ √ √ -
16 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
17 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
18 1 - - - √ - -
DTA-limited
context
2 - - √ √ - -
3 - - √ √ - -
4 - - √ √ - -
5 - - - √ - -
6 - - √ √ - -
19 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - - - -
6 - - - √ - -
20 1 - - - √ - - DTA-proficient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Siswa
(S)
No.
Soal Ditanya Diketahui
Konteks
masalah
Jawaban
Akhir Penjelasan Alasan
Kategori perilaku
pemecahan
masalah
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
21 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
22 1 √ √ √ √ - -
DTA-limited
context
2 √ √ √ √ - -
3 √ √ √ √ - -
4 √ √ √ √ - -
5 √ √ √ √ - -
6 √ √ √ √ - -
23 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
24 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
25 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
26 1 - - - √ - -
DTA-proficient 2 - - √ √ √ -
3 - - √ √ √ -
4 - - - √ - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Siswa
(S)
No.
Soal Ditanya Diketahui
Konteks
masalah
Jawaban
Akhir Penjelasan Alasan
Kategori perilaku
pemecahan
masalah
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
27 1 √ √ √ √ - -
DTA-limited
context
2 √ √ √ √ - -
3 √ √ √ √ - -
4 √ √ √ √ - -
5 √ √ √ √ - -
6 √ √ √ √ - -
28 1 - - - √ - -
DTA-proficient
2 - - √ √ - -
3 - - √ √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
29 1 √ √ √ √ - -
DTA-limited
context
2 √ √ √ √ - -
3 √ √ √ √ - -
4 √ √ √ √ - -
5 √ √ √ √ - -
6 √ √ √ √ - -
30 1 √ √ - √ - -
DTA-not
proficient
2 √ √ - √ - -
3 √ √ √ √ - -
4 √ √ - √ - -
5 √ √ - √ - -
6 √ √ - √ - -
31 1 - - - √ - -
DTA-not
proficient
2 - - - √ - -
3 - - - √ - -
4 - - - √ - -
5 - - - √ - -
6 - - - √ - -
Setelah mengetahui perilaku pemecahan masalah yang dilakukan tiap siswa
maka dapat dilakukan rekapitulasi dan perhitungan persentasi pada tiap kategori
perilaku pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.12. Rekapitulasi dan Persentase Perilaku Pemecahan Masalah yang
dilakukan Siswa
Kategori Pape Jumlah Siswa Persentase (%)
DTA-proficient 13 41.94
DTA-not proficient 10 32.26
DTA-limited context 6 19.35
MBA-full context 2 6.45
MBA-justification - -
2. Analisis hasil wawancara
Siswa yang diwawancarai adalah siswa orang yang tidak memenuhi kriteria
ketuntasan miniman (KKM) dan memiliki kesalahan yang bervariasi.
Wawancara untuk mengungkap penyebab kesalahan siswa ini dilakukan pada 6
orang siswa yang berdasarkan kesalahannya dapat mewakili siswa lain yang
belum mencapai KKM.
Selain 6 orang siswa yang belum memenuhi KKM ini, peneliti juga memilih
3 orang dengan hasil pekerjaan bervariasi untuk mengkonfirmasi perilaku
pemecahan masalah yang dilakukannya pada proses menyelesaikan soal cerita.
Berikut ini adalah analisis hasi wawancara terhadap 6 orang siswa yang
nilainya dibawah KKM.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Wawancara Terhadap Kesalahan Siswa
No.
soal
Identitas
siswa Hasil Tes Analisis Hasil Wawancara
1 S16
Dari perkerjaan siswa diatas dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan pada saat
mengubah rumus volume balok untuk
menghitung lebar balok.
Dari hasil wawancara
diketahui siswa
melakukan kesalahan pada
pemilihan rumus, siswa
bingung dengan rumus
yang ada dan tidak
mengingat seluruh rumus
dengan baik.
2 S2
Dari hasil wawancara
siswa mengaku tidak
berkonsentrasi saat
mengerjakan soal. Saat di
minta mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No.
soal
Identitas
siswa Hasil Tes Analisis Hasil Wawancara
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa salah dalam mengutip rumus luas
permukaan kubus.
jenis yang sama (mengenai
luas permukaan kubus)
siswa tidak mengalami
kesulitan dalam memahami
hingga menemukan
hasilnya.
S5
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa salah memilih metode penyelesaian,
seharusnya siswa menyelesaikan dengan
luas permukaan kubus, tetapi siswa
menyelesaikannya dengan luas persegi.
Dari hasil wawancara,
siswa melakukan
kesalahan pada pemilihan
metode penyelesaian
karena belum mengerti
konsep luas permukaan
kubus sehingga tertukar
dengan luas persegi
3 S16
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa salah memilih metode
penyelesaian, seharusnya siswa
menyelesaikan dengan luas permukaan
kubus, tetapi siswa menyelesaikannya
dengan luas persegi.
Dari hasil wawancara
diketahui siswa melakukan
kesalahan karena siswa
ragu-ragu dengan metode
penyelesaian yang akan
digunakannya dan siswa
juga belum paham
mengenai konsep luas
permukaan sehingga saat
disoal ditanyakan luas
tripleks, siswa langsung
menhitung luas persegi.
3 S23
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan hitung pada
operasi perkalian.
Dari hasil wawancara
diketahui siswa melakukan
kesalahan hitung pada
operasi perkalian karena
siswa kurang teliti pada
perhitungan
4 S19
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan hitung pada
operasi perkalian.
Setelah diwawancarai
diketahui bahwa siswa
melakukan kesalahan
hitung karena siswa kurang
teliti pada perhitungan dan
terburu-buru pada saat
menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No.
soal
Identitas
siswa Hasil Tes Analisis Hasil Wawancara
4 S16
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan saat
memasukan data yang digunakan untuk
perhitungan. Data yang di gunakan siswa
tidak lengkap.
Setelah diwawancarai,
diketahui bahwa siswa
sudah paham jika soal
diselesaikan dengan luas
permukaan balok, tetapi
siswa belum paham konsep
luas permukaan dan
rumusnya. Sehingga siswa
kurang lengkap
memasukan data pada
perhitungan.
4 S23
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan pada
menuliskan rumus luas permukaan balok.
Setelah diwawancarai
diketahui siswa melakukan
kesalahan pada menuliskan
rumus permukaan balok
karena siswa belum paham
konsep luas permukaan
balok sehingga hanya
menghapal rumus.
5 S16
Pada jawaban siswa ini, memang siswa
dapat menjawab soal dengan benar, akan
tetapi peneliti menanyakan kejelasan
jawaban siswa
Dari hasil wawancara,
ternyata siswa tidak tahu
rumus volume yang
dilakukan, siswa juga tidak
mengerti perhitungan soal
hingga didapatkan rusuk
kubus. Diduga siswa
mencontek jawaban
temannya.
6 S30
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan memilih
metode penyelesaian.
Setelah diwawancarai
diketahui siswa melakukan
kesalahan memilih metode
penyelesaian karena siswa
tidak membaca soal
dengan teliti sehingga
salah memilih metode
penyelesaian
6 S2
Setelah diwawancarai
diketahui siswa melakukan
kesalahan pada operasi
perkalian karena tidak teliti
melakukan perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No.
soal
Identitas
siswa Hasil Tes Analisis Hasil Wawancara
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat
siswa melakukan kesalahan hitung.
Siswa salah pada operasi perkalian
6 S16
Dari jawaban siswa diatas dapat dilihat
dapat disimpulkan dua hal yaitu siswa
langsung mengalikan nilai dari yang
diketahui atau siswa salah memahami
soal yang seharusnya dihitung luas
permukaannya
Setelah siswa
diwawancarai ternyata
memang siswa terburu-
buru mengerjakan soal
tersebut sehingga tidak
memahami maksud soal
dengan baik.
Selain 6 orang diatas, peneliti juga mewawancarai 3 orang untuk
mengkonfirmasi perilaku pemecahan masalah yang dilakukannya.
Tabel 4.14. Hasil Analisis Wawancara terhadap Perilaku Pemecahan Masalah
Siswa
Identitas
siswa
Hasil pekerjaan siswa
(hasil pekerjaan diambil salah satu soal)
Hasil analisis perilaku
pemecahan masalah dari
wawancara
S21
Dari jawaban siswa diatas, dapat dilihat
siswa langsung melakukan perhitungan
tanpa mengalami kesulitan dan jawaban
akhirnya benar
Setelah diwawancarai dan
mengerjakan soal yang hampir
sama dengan pekerjaan
sebelumnya, ternyata siswa
memang tidak mengalami
kesulitan dalam proses
pengerjaannya, seperti
memahami masalah, memilih
metode penyelesaian hingga pada
perhitungan. Pada jawaban akhir
siswa mampu menjelaskan
maknanya atau jawaban akhir
dapat siswa nyatakan dalam
konteks soal tetapi tidak ditulis
pada hasil pekerjaan.
S26
Dari jawaban siswa diatas, dapat dilihat
siswa langsung melakukan perhitungan
kemudian jawaban akhir dinyatakan sesuai
konteks masalah pada soal.
Setelah dilakukan wawancara
dan mengerjakan soal, siswa
tetap langsung melakukan
perhitungan dan pada jawaban
akhir tidak dinyatakan sesuai
dengan konteks masalah. Siswa
juga tidak mengalami kesulitan
dalam memahami masalah,
memilih metode penyelesaian
dan pada perhitungan. Hanya saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Identitas
siswa
Hasil pekerjaan siswa
(hasil pekerjaan diambil salah satu soal)
Hasil analisis perilaku
pemecahan masalah dari
wawancara
Sedangkan pada nomor berbeda hasil
pekerjaan siswa sebagai berikut.
Dapat dilihat pada pekerjaan siswa ini,
jawaban akhir tidak dinyatakan sesuai
dengan konteks soal.
siswa tidak menyatakan jawaban
akhir pada konteks masalah.
S6
dapat dilihat pada jawaban siswa diatas,
siswa menuliskan informasi yang diketahui
dari soal dan yang ditanyakan pada soal
Setalah dilakukan wawancara
dan mengerjakan soal, siswa
langsung melakukan perhitungan
dan pada jawaban akhir tidak
dinyatakan sesuai dengan
konteks masalah. Akan tetapi
setelah peneliti menanyakan
maksud dari jawaban akhir yan
didapat siswa, siswa menuliskan
jawabannya kembali beserta
konteks masalah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan terhadap kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan
siswa
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kesalahan yang paling banyak
terjadi pada saat siswa menyelesaikan soal cerita matematika adalah kesalahan
menggunakan teorema atau definisi yang kemudian diikuti oleh kesalahan
teknis. Dari 6 soal yang diujikan pada siswa terdapat 21 kesalahan
menggunakan metode atau definisi, 13 kesalahan teknis, 2 kesalahan data dan
2 soal tidak dijawab. Kemudian dari wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap 6 orang siswa, diketahui penyebab siswa melakukan kesalahan pada
saat menyelesaikan soal cerita matematika materi bangun ruang sisi datar pada
pokok bahasan kubus dan balok, sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
a. Siswa belum memahami materi bangun ruang sisi datar khususnya pada
pokok bahasan kubus dan balok. Sehingga siswa bingung memilih
metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan soal.
b. Kurangnya pemahaman terhadap materi juga menyebabkan siswa
cenderung menghapal rumus yang ada, sehingga saat siswa lupa dengan
rumus, siswa bingung dan melakukan kesalahan.
c. Tidak teliti membaca soal, sehingga ada informasi pada soal yang
terlewat atau ditambahkan oleh siswa
d. Kurangnya pemahaman terhadap soal, sehingga melakukan kesalahan
pada memilih metode untuk menyelesaikan soal
e. Tidak teliti melakukan perhitungan. Pada pengerjaan soal sebagian besar
kesalahan perhitungan pada operasi perkalian.
2. Pembahasan terhadap perilaku pemecahan masalah yang dilakukan siswa
Hasil analisis kesalahan menurut Hadar menunjukan kesalahan terbanyak
pada soal cerita adalah kesalahan teorema atau definisi. Pada hasil wawancara
juga menunjukan hal yang sama (pada tabel 4.13), sebagian besar kesalahan
siswa disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep materi.
Perilaku pemecahan masalah yang ditunjukan siswa dalam penelitian ini adalah
DTA-proficient, DTA-not proficient, DTA-limited context dan MBA-full
context. Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat siswa yang menunjukan perilaku
DTA-proficient sebanyak 13 siswa, DTA-not proficient sebanyak 10, DTA-
limited context sebanyak 6 siswa dan MBA-full context sebanyak 2 siswa.
Siswa dengan perilaku DTA-proficient langsung melakukan perhitungan
tanpa mengalami kesulitan pada saat memahami masalah, memilih
penyelesaian masalah atau pada perhitungan. Jawaban akhir yang didapat dari
proses perhitungan benar, akan tetapi tidak dinyatakan kembali pada konteks
soal padahal jawaban akhir dapat dinyatakan sesuai dengan konteks soal.
Padahal dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa dapat menyatakan konteks
soal secara verbal. Pada proses perhitungan pun tidak ada penjelasan yang
mendukung atau konteks masalah yang sesuai dengan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Siswa dengan perilaku DTA-limited context berperilaku hampir sama
dengan siswa dengan perilaku DTA-proficient. Akan tetapi siswa menuliskan
beberapa konteks soal. Konteks soal tersebut dituliskan dalam bentuk
keterangan soal yang sesuai konteks soal atau jawaban yang dinyatakan sesuai
konteks. Konteks yang dituliskan atau dinyatakan oleh siswa terbatas atau tidak
begitu jelas. Sedangkan siswa dengan perilaku MBA-full context memaknai
setiap informasi yang diperolehnya dari soal. Siswa menuliskan informasi yang
diketahui hingga yang ditanyakan sesuai dengan konteks soal. Pada proses
perhitungan pun siswa tidak mengalami kesulitan. Siswa dapat menemukan
jawaban akhir yang benar dan menyatakan jawabanya dalam konteks soal
dengan jelas.
Pada siswa dengan perilaku DTA-not proficient, siswa menunjukan
beberapa kesalahan yang disebabkan karena kesulitan siswa memahami
masalah, memilih metode penyelesaian atau pada perhitungan
Dari kategori perilaku pemecahan masalah yang ditemukan peneliti, peneliti
menyimpulkan bahwa kesalahan sebagian besar dilakukan siswa dengan
perilaku DTA-not proficient. Analisis yang telah dilakukan peneliti terhadap
perilaku pemecahan masalah mengungkapkan proses kognitif dan pemahaman
siswa pada saat menyelesaikan soal cerita matematika. Pada perilaku DTA-not
proficient siswa kurang mampu atau ragu-ragu memahami masalah pada soal
sehingga bingung memilih metode penyelesaiannya. Hal ini menunjukan
bahwa konsep materi yang diketahui oleh siswa belum benar-benar
dipahaminya.
Dengan demikian, guru dapat mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru dapat menentukan apakan metode pembelajaran yang
dilakukan guru sudah efektif atau belum bagi seluruh siswa. Selain itu jika
diperlukan suatu upaya remedial, guru juga dapat menyusun pembelajaran
remedial yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
E. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menemukan keterbatasan pada penelitian yaitu
sebagai berikut.
1. Peneliti tidak melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan guru, sehingga mengalami kendala menduga penyebab siswa
melakukan kesalahan. Padahal kesalahan siswa dapat disebabkan oleh
proses pembelajaran di kelas.
2. Pada saat uji coba tes dan tes pengambilan data, waktu yang diberikan
peneliti terlalu banyak sehingga siswa yang menyelesaikan soal lebih cepat
berpotensi membantu temannya yang belum selesai atau mengalami
kesulitan. Upaya yang dilakukan agar untuk mengatasi hal ini adalah
peneliti bersama dengan guru mengawasi siswa pada saat mengerjakan soal
terutama pada saat tes pengambilan data.
3. Soal tes tertulis yang diberikan kurang kontekstual sehingga soal tidak
terlalu mengekplorasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
dalam bentuk soal cerita.
4. Peneliti tidak membagikan hasil penelitian di dalam kelas sehingga hanya
siswa yang diwawancara yang mendapat manfaat.
5. Pada teori perilaku pemecahan masalah terdapat subkategori yang
perbedaannya tidak begitu jelas. Hal ini menyebabkan peneliti sedikit
mengalami kesulitan dalam menganalisis data perilaku pemecahan masalah
untuk dikatagorikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan kesalahan-
kesalahan siswa mengerjakan soal cerita matematika materi bangun ruang sisi datar
pada pokok bahasan kubus dan balok adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan data
Kesalahan data yang terjadi sebesar 5,26 % dari seluruh kesalahan yang
dilakukan siswa. Kesalahan data yang terjadi yaitu siswa mengabaikan data
yang diketahui dan menambahkan data asing yang tidak diketahui pada soal.
Kesalahan ini terjadi dikarenakan ketidaktelitian siswa dalam membaca soal.
2. Kesalahan teorema atau definisi
Kesalahan teorema atau definisi yang terjadi sebesar 53,26 % dari seluruh
kesalahan yang terjadi. Kesalahan teorema atau definisi meliputi ketidaktepatan
siswa mengutip suatu definisi atau teorema (rumus) dan ketidaksesuaian
teorema (rumus) yang digunakan dengan masalah pada soal. Kesalahan ini
disebabkan karena siswa kurang memahami soal dan atau siswa kurang
memahami konsep materi, pada penelitian ini, siswa kurang memahami konsep
luas permukaan dan volume suatu bangun ruang.
3. Kesalahan teknis
Kesalahan teknis yang terjadi sebesar 34,21 % dari seluruh kesalahan yang
terjadi. Kesalahan teknis yang terjadi yaitu kesalahan siswa dalam melakukan
operasi dasar perhitungan seperti perkalian dan penjumlahan. Hal ini
disebabkan oleh ketidaktelitian siswa pada saat melakukan perhitungan.
Selain menyimpulkan kesalahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan,
peneliti juga menyimpulkan perilaku pemecahan masalah yang dilakukan siswa.
Perilaku pemecahan masalah yang ditunjukan siswa dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. MBA-full context
Perilaku pemecahan masalah MBA-full context yang ditunjukan siswa
sebesar 6,45 %. Siswa dengan perilaku MBA-full context memaknai proses
pemecahan masalah sesuai dengan konteks masalah pada soal dan tidak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.
2. DTA-limited context
Perilaku pemecahan masalah DTA-limited context yang ditunjukan siswa
sebesar 19,35 %. Siswa dengan perilaku DTA-limited context memaknai proses
pemecahan masalah dengan konteks masalah yang terbatas atau tidak begitu
jelas.
3. DTA-proficient
Perilaku pemecahan masalah DTA-proficient yang ditunjukan siswa sebesar
41,94 %. Siswa dengan perilaku DTA-proficient tidak mengalami kesulitan
dalam proses pemecahan masalah, akan tetapi perhitungan dan hasil yang di
dapatkan tidak bermakna karena tidak dinyatakan sesuai dengan konteks
masalah pada soal.
4. DTA-not proficient
Perilaku pemecahan masalah DTA-not proficient yang ditunjukan siswa
sebesar 32,26 %. Siswa dengan perilaku DTA-not proficient menunjukan
kesalahan-kesalahan karena mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti diatas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut.
1. Untuk guru mata pelajaran matematika
a. Guru diharapkan melakukan penanaman konsep materi dengan baik dan
secara runtut. Agar ketika siswa menemukan masalah siswa dapat
memahami masalah dan menyelesaikan masalah.
b. Guru diharapkan memberi lebih banyak latihan soal yang bervariasi
agar keterampilan siswa dalam memahami dan menyelesaikan masalah
meningkat dan melatih ketelitian siswa melakukan operasi hitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Guru diharapkan membiasakan siswa mengerjakan soal cerita secara
urut dari mencatat informasi yang diketahui hingga memaknai proses
pemecahan dan hasil jawaban siswa.
2. Untuk penelitian selanjutnya
a. Dari hasil penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya merancang
dan melakukan program remediasi untuk mengatasi kesalahan-
kesalahan yang dilakukan siswa.
b. Penelitian selanjutnya juga dapat merancang suatu pembelajaran yang
mengarahkan pola perilaku siswa agar lebih memaknai permasalahan
dan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
c. Soal tertulis dibuat lebih kontekstual agar pada proses analisis perilaku
pemecahan masalah, peneliti lebih mudah untuk mengkategorikan
perilaku pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal M. A. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Dewi Nurharini & Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Febrialdi Rusli Umar Ali. Siswa Indonesia peringkat 65 dari 65 negara.
http://www.kompasiana.com/www.febrialdiali.blogspot.com/siswa-indonesia-
peringkat-64-dari-65-negara-tapi-paling-bahagia-di-
dunia_552b89306ea83485098b4595. diakses pada 10 ferbruari 2016
Hadar, Movshovitz, N., Zaslavsky, O., & Shlomo Inbar. 1987. An Empirical Classification
Model For Errors In High School Mathematics. Journal For Research In
Mathematics Education, 18 : 3-14.
Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara, Observasi dan Focus Groups: sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif. Rajawali Pers: Jakarta
J. Dris & Tasari. 2011. Matematika 2. Pusat Kurikulum Perbukuan: Jakarta
Husein Tampomas. 2007. Matematika Plus SMP Kelas VIII Semester Kedua 2B. Jakarta:
Yudistira
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar-mengajar. 2012. Remaja Rosdakarya:
Bandung
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta
Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar. 2008. Nuha Litera: Yogyakarta
Pape, Stephen J. 2004. Middle School Children’s Problem-Solving Behavior: A Cognitive
Analysis from a Reading Comprehension Perspective. Journal For Research In
Mathematics Education, 35: 187-219
Parmjit Singh., Arba Rahman., & Sian Teoh. 2010. The Newman Procedure for Analyzing
Primary Four Pupils Errors on Written Mathematical Tasks: A Malaysian
Perspective. Procedia Social and Behavioral Science, 8: 264-271
Puji Savvy. D. F., Toto Nusantara., & Abdul Qohar,. 2014. Analisis Kesalahan dan
Perilaku Pemecahan Masalah yang Dilakukan Siswa Kelas VII-C MTS Darul
Huda Pasuruan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Perbandingan Mata Pelajaran
Matematika. Prosiding Seminar Nasional TEQIP. Malang: Universitas Negeri
Malang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. 1989. Bina Aksara: Jakarta
Suwarsono, S. 1982. Penggunaan Metode Analisa Faktor Sebagai Suatu Pendekatan untuk
Memahami Sebab-sebab Kognitif Kesulitan Belajar Anak dalam Matematika.
Yogyakarta: IKIP USD.
Zamal Abidin. 1989. Studi Tentang Prestasi Siswa Kelas VI SD Negeri di Kodya Banda
Aceh dalam Menyelesaikan Soal Hitungan dan Soal Cerita. Tesis. Malang : PPs
IKIP Malang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran A.1. Soal uji coba penelitian
TES TERTULIS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : KUBUS DAN BALOK
KELAS : VIII
WAKTU : 60 MENIT
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:
a. Tulislah nama, nomor absen, dan kelas anda pada kolom yang tersedia pada
lembar jawab
b. Jawablah setiap soal dengan langkah-langkah atau uraian penyelesaian
selengkap dan sejelas mungkin bukan hasil akhirnya saja.
c. Kerjakan semua soal, diperbolehkan menyelesaikan soal tidak urut tetapi
tuntas pada tiap nomornya.
d. Periksa kembali jawaban anda
SOAL:
1. Sebuah mainan berbentuk balok volumenya 140 cm3. Diketahui panjang
mainan 7 cm dan tinggi mainan 5 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan lebar mainan tersebut?
b. Tentukanlah lebar mainan tersebut!
2. Bu Reza membuat kue berbentuk kubus dengan panjang rusuk 20 cm. Bu Reza
akan memasukkan kue tersebut ke dalam kardus. Bu Reza akan membuat kardus
sendiri menggunakan kertas karton.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas kertas karton yang
diperlukan Bu Reza?
b. Berapa luas kertas karton yang diperlukan Bu Reza?
3. Amir akan membuat kotak tisu berbentuk kubus menggunakan tripleks.
Diketahui panjang rusuk kotak tersebut 25 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas tripleks yang
diperlukan Amir?
b. Berapa luas tripleks yang diperlukan Amir?
4. Rudi mempunyai akuarium berukuran 200 cm, lebar 8 dm dan tinggi 0,75 m.
Rudi akan mengisi setengah akuarium dengan air.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan banyak air ya diisi oleh
Rudi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Berapa banyak air yang diisi oleh Rudi?
5. Sebuah kotak kayu berbentuk balok. Panjang kotak kayu 20 cm, lebar kotak
kayu 9 cm dan tinggi kotak kayu setengah panjang kotak kayu.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menghitung luas permukaan kotak
kayu tersebut?
b. Tentukan luas permukaan kotak kayu tersebut!
6. Diketahui sebuah kotak makanan berbentuk kubus dan dapat terisi hingga
penuh dengan 512 𝑐𝑚3 nasi.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan panjang rusuk kotak
makanan tersebut?
b. Tentukanlah panjang rusuk kotak makanan tersebut!
7. Sebuah akuarium berbentuk kubus dengan panjang rusuk 12 cm. Akuarium
tersebut berisi air yang tingginya lima per enam dari tinggi akuarium itu.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan volume air di dalam
akuarium tersebut?
b. Tentukanlah volume aor di dalam akuarium tersebut!
8. Intan akan membungkus kadonya dengan kertas kado. Kado intan berbentuk
balok berukuran 20 cm ×10 cm ×12 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas kertas kado minimal
yang diperlukan untuk membungkus kado tersebut?
b. Tentukan luas kertas kado minimal yang diperlukan untuk membungkus
kado tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran A.2. Kunci jawaban dan rubrik penilaian soal uji coba
No Kunci Jawaban Skor Soal
Bobot Skor Maks
1 a. Menggunakan rumus volume balok, yaitu
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 2
10
b. 𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
140 = 7 × 𝑙 × 5
2
140 = 35 𝑙 2
𝑙 =140
35= 4
2
Jadi, lebar mainan tersebut adalah 4 cm 2
2 a. Menggunakan rumus luas permukaan
kubus, yaitu 𝐿𝑝 = 6𝑟2 2
10
b. 𝐿𝑝 = 6𝑟2
𝐿𝑝 = 6 × 202
2
𝐿𝑝 = 6 × 400 2
𝐿𝑝 = 2400 2
Jadi, luas kertas karton yang diperlukan Bu Reza
adalah 2400 𝑐𝑚2 2
3 a. Menggunakan rumus luas permukaan
kubus, yaitu 𝐿𝑝 = 6𝑟2 2
10
b. 𝐿𝑝 = 6𝑟2
𝐿𝑝 = 6 × 252
2
𝐿𝑝 = 6 × 625 2
𝐿𝑝 = 3750 2
Jadi, luas tripleks yang di perlukan Amir adalah
3750 𝑐𝑚2 2
4 a. Menggunakan rumus volume balok, yaitu
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 2
12
b. Ukuran balok diubah menjadi satuan yang
sama terlebih dahulu:
Panjang = 200 cm = 20 dm
Lebar = 8 dm
Tinggi = 0,75 m = 7,5 dm
2
𝑉 = 20 × 8 × 7,5 2
𝑉 = 1200 𝑑𝑚3 2
Karena Rudi akan mengisi air akuarium setengah,
maka 𝑉 = 1
2× 1200 = 600 𝑑𝑚3
2
Jadi, isi akuarium Rudi adalah 600 𝑑𝑚3 2
5 a. Menggunakan rumus luas permukaan
balok, yaitu 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡) 2
12 b. 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)
𝐿𝑝 = 2 (20.9 + 20.10 + 9.10)
2
𝐿𝑝 = 2 (180 + 200 + 90) 2
𝐿𝑝 = 2 (470) 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
𝐿𝑝 = 940 2
Jadi,luas permukaan kotak kayu tersebut adalah 940
𝑐𝑚2 2
6 a. Menggunakan rumus volume kubus, yaitu
𝑉 = 𝑟3 2
8
b. 𝑉 = 𝑟3
512 = 𝑟3 2
𝑟 = √5123
= 8 2
Jadi, panjang rusuk kotak makanan tersebut adalah
8 cm 2
7 a. Menggunakan rumus volume kubus, yaitu
𝑉 = 𝑟3 2
10
b. 𝑉 = 𝑟3
𝑉 = 123 2
𝑉 = 1728 2
Karena akuarium tersebut berisi air yang tingginya
lima perenam tinggi akuarium tersebut,
maka
𝑉 = 5
6× 1728 = 1440
2
Jadi, volume air di dalam akuarium tersebut adalah
1440 𝑐𝑚3 2
8 a. Menggunakan rumus luas permukaan
balok, yaitu 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡) 2
12
b. 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡)
𝐿𝑝 = 2 (20.10 + 20.12 + 10.12) 2
𝐿𝑝 = 2 (200 + 240 + 120) 2
𝐿𝑝 = 2 (560) 2
𝐿𝑝 = 1120 2
Jadi, luas kertas kado minimal yang diperlukan
untuk membungku kado tersebut adalah 1120 𝑐𝑚2 2
JUMLAH SKOR 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran A.3. Rekap hasil tes uji coba
DA
TA
UM
UM
NAMA SEKOLAH : SMP Negeri 4 Yogyakarta
MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS /SEMESTER/TAHUN PELAJARAN : VIII C / 1 / 2015-2016
NAMA TES : Tes Uji Coba
MATERI POKOK : Kubus dan Balok
TANGGAL TES : Rabu, 13 April 2016
KKM : 78
PEDOMAN PENYEKORAN
SKOR Nomor Soal Jumlah Skala
1 2 3 4 5 6 7 8 Skor Nilai
Skor maksimum 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100
No Nama Siswa
Nomor Soal
Jumlah Skor Nilai Ujian 1 2 3 4 5 6 7 8
Skor Yang Dicapai Siswa
1 Adelyta 10 0 0 8 0 8 10 0 36 42.86
2 Alifah 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
3 Andreas 10 10 10 12 12 8 2 12 76 90.48
4 Asha 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
5 Audhyta 10 0 0 8 0 8 10 12 48 57.14
6 Aura 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
7 Bethari 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
8 Daniel Biting 10 10 10 10 12 8 0 12 72 85.71
9 Daniel Christian 10 10 10 6 12 8 10 12 78 92.86
10 Dicky 0 10 10 12 2 0 10 0 44 52.38
11 Diega 2 10 10 12 12 6 10 12 74 88.10
12 Nico 10 10 10 12 2 8 10 12 74 88.10
13 Fatihat 10 10 6 12 0 0 10 0 48 57.14
14 Faza 10 10 10 0 12 8 0 0 50 59.52
15 Fidei 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
16 Gregorius 10 0 0 10 0 8 4 0 32 38.10
17 Heni 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
18 Intan 10 10 10 10 12 8 4 12 76 90.48
19 Isnaini 0 10 10 12 0 0 10 0 42 50.00
20 Kevin 10 10 10 12 12 6 10 12 82 97.62
21 Kurnia 10 0 0 10 0 8 10 0 38 45.24
22 Leonardus 10 10 10 12 6 6 6 12 72 85.71
23 Maydivani 10 10 10 8 12 8 10 12 80 95.24
24 Maylina 10 10 10 12 12 8 6 12 80 95.24
25 Putri 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
26 Rosa 10 10 10 8 12 8 10 12 80 95.24
27 Saraswati 10 10 10 12 0 8 10 12 72 85.71
28 Sasa 10 10 10 2 12 8 10 12 74 88.10
29 Satrya 10 10 6 12 12 0 8 2 60 71.43
30 Stevanus 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
31 Yoseph 10 10 10 12 12 8 2 12 76 90.48
32 Zajida 10 10 2 10 12 8 10 12 74 88.10
33 Rio 10 10 10 12 12 8 10 12 84 100.00
JUMLAH PESERTA TES 33 ORANG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran A.4. Validitas dan reliabilitas tes uji coba
Identitas
siswa
PILIHAN GANDA
SOAL NO 1 SOAL NO 2 SOAL NO 3 SOAL NO 4 SOAL NO 5 SOAL NO 6 SOAL NO 7 SOAL NO 8
X
XY X
XY X
XY X
XY X
XY X
XY X
XY X
XY Y
U1 10 100 340 0 0 0 0 0 0 8 64 272 0 0 0 8 64 272 10 100 340 0 0 0 34 1156
U2 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U3 10 100 740 10 100 740 10 100 740 12 144 888 12 144 888 8 64 592 2 4 148 12 144 888 74 5476
U4 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U5 10 100 460 0 0 0 0 0 0 8 64 368 0 0 0 8 64 368 10 100 460 12 144 552 46 2116
U6 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U7 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U8 10 100 720 10 100 720 10 100 720 10 100 720 12 144 864 8 64 576 0 0 0 12 144 864 72 5184
U9 10 100 780 10 100 780 10 100 780 6 36 468 12 144 936 8 64 624 10 100 780 12 144 936 78 6084
U10 0 0 0 10 100 440 10 100 440 12 144 528 2 4 88 0 0 0 10 100 440 0 0 0 44 1936
U11 2 4 148 10 100 740 10 100 740 12 144 888 12 144 888 6 36 444 10 100 740 12 144 888 74 5476
U12 10 100 740 10 100 740 10 100 740 12 144 888 2 4 148 8 64 592 10 100 740 12 144 888 74 5476
U13 10 100 480 10 100 480 6 36 288 12 144 576 0 0 0 0 0 0 10 100 480 0 0 0 48 2304
U14 10 100 500 10 100 500 10 100 500 0 0 0 12 144 600 8 64 400 0 0 0 0 0 0 50 2500
U15 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U16 10 100 340 0 0 0 0 0 0 10 100 340 0 0 0 8 64 272 4 16 136 0 0 0 34 1156
U17 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U18 10 100 740 10 100 740 10 100 740 10 100 740 12 144 888 8 64 592 4 16 296 12 144 888 74 5476
U19 0 0 0 10 100 420 10 100 420 12 144 504 0 0 0 0 0 0 10 100 420 0 0 0 42 1764
U20 10 100 820 10 100 820 10 100 820 12 144 984 12 144 984 6 36 492 10 100 820 12 144 984 82 6724
U21 10 100 380 0 0 0 0 0 0 10 100 380 0 0 0 8 64 304 10 100 380 0 0 0 38 1444
U22 10 100 700 10 100 700 10 100 700 12 144 840 6 36 420 6 36 420 6 36 420 12 144 840 70 4900
U23 10 100 780 10 100 780 10 100 780 8 64 624 12 144 936 8 64 624 10 100 780 12 144 936 78 6084
U24 10 100 800 10 100 800 10 100 800 12 144 960 12 144 960 8 64 640 6 36 480 12 144 960 80 6400
U25 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
U26 10 100 800 10 100 800 10 100 800 8 64 640 12 144 960 8 64 640 10 100 800 12 144 960 80 6400
U27 10 100 720 10 100 720 10 100 720 12 144 864 0 0 0 8 64 576 10 100 720 12 144 864 72 5184
U28 10 100 740 10 100 740 10 100 740 2 4 148 12 144 888 8 64 592 10 100 740 12 144 888 74 5476
U29 10 100 540 10 100 540 6 36 324 12 144 648 12 144 648 0 0 0 8 64 432 2 4 108 54 2916
U30 10 100 740 10 100 740 10 100 740 12 144 888 12 144 888 8 64 592 10 100 740 12 144 888 74 5476
U31 10 100 760 10 100 760 10 100 760 12 144 912 12 144 912 8 64 608 2 4 152 12 144 912 76 5776
U32 10 100 740 10 100 740 2 4 148 10 100 740 12 144 888 8 64 592 10 100 740 12 144 888 74 5476
U33 10 100 840 10 100 840 10 100 840 12 144 1008 12 144 1008 8 64 672 10 100 840 12 144 1008 84 7056
total 302 3004 21228 290 2900 21160 274 2676 20160 342 3820 23872 286 3356 21848 226 1772 16188 272 2576 18904 302 3604 23196 2268 164808
𝑋2 𝑌2 𝑋2 𝑋2 𝑋2 𝑋2 𝑋2 𝑋2 𝑋2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
NO SOAL N(∑xy) (∑x)(∑y) {N(∑xy)}-{(∑x)(∑y)} N(∑x²) (∑x)² N(∑x²)-(∑x)² N(∑y²) (∑y)² N(∑y²)-(∑y)² {N(∑x²)-(∑x)²}*{N(∑y²)-(∑y)²} √{N(∑x²)-(∑x)²}*{N(∑y²)-(∑y)²}
1 700524 684936 15588 99132 91204 7928 5438664 5143824 294840 2337491520 48347.61
2 698280 657720 40560 95700 84100 11600 5438664 5143824 294840 3420144000 58482.00
3 665280 621432 43848 88308 75076 13232 5438664 5143824 294840 3901322880 62460.57
4 787776 775656 12120 126060 116964 9096 5438664 5143824 294840 2681864640 51786.72
5 720984 648648 72336 110748 81796 28952 5438664 5143824 294840 8536207680 92391.60
6 534204 512568 21636 58476 51076 7400 5438664 5143824 294840 2181816000 46709.91
7 623832 616896 6936 85008 73984 11024 5438664 5143824 294840 3250316160 57011.54
8 765468 684936 80532 118932 91204 27728 5438664 5143824 294840 8175323520 90417.49565
𝑟𝑋𝑌 =𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2}
No. Soal Koefisien Korelasi Product
Moment Keterangan
1 0,32 Soal Valid
2 0,69 Soal Valid
3 0,70 Soal Valid
4 0,23 Soal Tidak Valid
5 0,78 Soal Valid
6 0,46 Soal Valid
7 0,12 Soal Tidak Valid
8 0,89 Soal Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Reliabilitas Tes = 0.69 Memiliki reliabilitas yang tinggi
Nomor Tingkat Kesukaran Daya Beda Status Soal
Soal Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran
1 0.92 Soal Mudah 0.18 Daya Beda Jelek Soal Diperbaiki
2 0.88 Soal Mudah 0.25 Daya Beda Kurang Baik Soal Diterima tapi
Diperbaiki
3 0.83 Soal Mudah 0.35 Daya Beda Cukup Baik Soal Diterima Baik
4 0.86 Soal Mudah 0.12 Daya Beda Jelek Soal Diperbaiki
5 0.72 Soal Mudah 0.57 Daya Beda Cukup Baik Soal Diterima Baik
6 0.86 Soal Mudah 0.27 Daya Beda Kurang Baik Soal Diterima tapi
Diperbaiki
7 0.82 Soal Mudah 0.05 Daya Beda Jelek Soal Diperbaiki
8 0.76 Soal Mudah 0.49 Daya Beda Cukup Baik Soal Diterima Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran B.1. Soal tes diagnostik
TES TERTULIS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : KUBUS DAN BALOK
KELAS : VIII
WAKTU : 60 MENIT
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:
a. Tulislah nama, nomor absen, dan kelas anda pada kolom yang tersedia pada
lembar jawab
b. Jawablah setiap soal dengan langkah-langkah atau uraian penyelesaian
selengkap dan sejelas mungkin bukan hasil akhirnya saja.
c. Kerjakan semua soal, diperbolehkan menyelesaikan soal tidak urut tetapi
tuntas pada tiap nomornya.
d. Periksa kembali jawaban anda
SOAL:
1. Sebuah mainan berbentuk balok volumenya 140 cm3. Diketahui panjang
mainan 7 cm dan tinggi mainan 5 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan lebar mainan tersebut?
b. Tentukanlah lebar mainan tersebut!
2. Bu Reza membuat kue berbentuk kubus dengan panjang rusuk 20 cm. Bu Reza
akan memasukkan kue tersebut ke dalam kardus. Bu Reza akan membuat kardus
sendiri menggunakan kertas karton.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas kertas karton yang
diperlukan Bu Reza?
b. Berapa luas kertas karton yang diperlukan Bu Reza?
3. Amir akan membuat kotak tisu berbentuk kubus menggunakan tripleks.
Diketahui panjang rusuk kotak tersebut 25 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas tripleks yang
diperlukan Amir?
b. Berapa luas tripleks yang diperlukan Amir?
4. Sebuah kotak kayu berbentuk balok. Panjang kotak kayu 20 cm, lebar kotak
kayu 9 cm dan tinggi kotak kayu setengah panjang kotak kayu.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menghitung luas permukaan kotak
kayu tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
b. Tentukan luas permukaan kotak kayu tersebut!
5. Diketahui sebuah kotak makanan berbentuk kubus dan dapat terisi hingga
penuh dengan 512 𝑐𝑚3 nasi.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan panjang rusuk kotak
makanan tersebut?
b. Tentukanlah panjang rusuk kotak makanan tersebut!
6. Intan akan membungkus kadonya dengan kertas kado. Kado intan berbentuk
balok berukuran 20 cm ×10 cm ×12 cm.
a. Rumus apa yang anda gunakan untuk menentukan luas kertas kado minimal
yang diperlukan untuk membungkus kado tersebut?
b. Tentukan luas kertas kado minimal yang diperlukan untuk membungkus
kado tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran B.2. Kunci jawaban dan rubrik penilaian soal uji tes diagnostik
No Kunci Jawaban Skor Soal
Bobot Skor Maks
1 c. Menggunakan rumus volume balok, yaitu
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 2
10
d. 𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
140 = 7 × 𝑙 × 5
2
140 = 35 𝑙 2
𝑙 =140
35= 4
2
Jadi, lebar mainan tersebut adalah 4 cm 2
2 c. Menggunakan rumus luas permukaan
kubus, yaitu 𝐿𝑝 = 6𝑟2 2
10
d. 𝐿𝑝 = 6𝑟2
𝐿𝑝 = 6 × 202
2
𝐿𝑝 = 6 × 400 2
𝐿𝑝 = 2400 2
Jadi, luas kertas karton yang diperlukan Bu Reza
adalah 2400 𝑐𝑚2 2
3 c. Menggunakan rumus luas permukaan
kubus, yaitu 𝐿𝑝 = 6𝑟2 2
10
d. 𝐿𝑝 = 6𝑟2
𝐿𝑝 = 6 × 252
2
𝐿𝑝 = 6 × 625 2
𝐿𝑝 = 3750 2
Jadi, luas tripleks yang di perlukan Amir adalah
3750 𝑐𝑚2 2
4 c. Menggunakan rumus luas permukaan
balok, yaitu 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡) 2
12
d. 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)
𝐿𝑝 = 2 (20.9 + 20.10 + 9.10)
2
𝐿𝑝 = 2 (180 + 200 + 90) 2
𝐿𝑝 = 2 (470) 2
𝐿𝑝 = 940 2
Jadi,luas permukaan kotak kayu tersebut adalah 940
𝑐𝑚2 2
5 c. Menggunakan rumus volume kubus, yaitu
𝑉 = 𝑟3 2
8
d. 𝑉 = 𝑟3
512 = 𝑟3 2
𝑟 = √5123
= 8 2
Jadi, panjang rusuk kotak makanan tersebut adalah
8 cm 2
6 c. Menggunakan rumus luas permukaan
balok, yaitu 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡) 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
d. 𝐿𝑝 = 2 (𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑙𝑡)
𝐿𝑝 = 2 (20.10 + 20.12 + 10.12) 2
12
𝐿𝑝 = 2 (200 + 240 + 120) 2
𝐿𝑝 = 2 (560) 2
𝐿𝑝 = 1120 2
Jadi, luas kertas kado minimal yang diperlukan
untuk membungku kado tersebut adalah 1120 𝑐𝑚2 2
JUMLAH SKOR 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran B.3. Rekap hasil tes diagnostik siswa
No
Nomor Soal Jumlah
Skor* Nilai Identitas
Siswa 1 2 3 4 5 6
1 S1 10 6 6 12 8 12 54 87.10
2 S2 10 0 0 12 8 6 36 58.06
3 S3 10 10 10 12 8 12 62 100.00
4 S4 10 10 10 12 6 0 48 77.42
5 S5 10 0 0 12 8 0 30 48.39
6 S6 10 10 10 12 8 12 62 100.00
7 S7 10 10 10 12 8 12 62 100.00
8 S8 10 10 10 12 8 12 62 100.00
9 S9 10 10 10 6 8 12 56 90.32
10 S10 10 10 10 12 0 0 42 67.74
11 S11 10 10 10 8 8 12 58 93.55
12 S12 10 10 10 12 8 12 62 100.00
13 S13 0 2 10 12 0 8 32 51.61
14 S14 10 10 10 12 6 0 48 77.42
15 S15 10 10 10 12 8 12 62 100.00
16 S16 0 0 0 2 6 0 8 12.90
17 S17 9 0 0 0 0 0 9 14.52
18 S18 10 10 10 12 8 12 62 100.00
19 S19 10 10 6 4 6 6 42 67.74
20 S20 10 10 10 12 8 12 62 100.00
21 S21 10 10 10 12 8 12 62 100.00
22 S22 10 10 10 12 8 12 62 100.00
23 S23 10 10 6 0 8 0 34 54.84
24 S24 10 10 10 12 6 12 60 96.77
25 S25 10 10 10 12 8 12 62 100.00
26 S26 10 10 10 12 8 12 62 100.00
27 S27 10 10 10 12 8 12 62 100.00
38 S28 10 10 10 12 8 12 62 100.00
39 S29 10 10 10 12 8 8 58 93.55
30 S30 10 0 0 12 0 0 22 35.48
31 S31 10 0 0 12 8 12 42 67.74
Jumlah Peserta 31.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran B.4. Transkrip wawancara
Nomor
Transakasi Isi Transkrip
1 (1) P : ini adalah hasil pekerjaan kamu kemarin, skor kamu 22 dari 62 skor
maksimal. Kesalahanmu ada pada soal nomor 2,3,5 dan 6. Sekarang
coba kamu kerjakan soal ini.
(2) S30 : (Siswa mengerjakan soal yang diberikan). Ini berarti pake luas
permukaan balok kan mbak?
(3) P : coba dikerjakan dulu.
(4) S30 : mbak aku coret-coret dulu gak papa ya
(5) P : iya gak papa. coba jelaskan pada aku kenapa kamu menghitungnya
menggunakan luas permukaan ini?
(6) S30 : karena intan akan membungkus kado dengan kertas kado yang
berbentuk balok yang berukuran 20, 10 dan 12. Tentukan luas kertas
kado minimal untuk membungkus kado. Nah saya menggunakan rumus
luas permukaan karena ada ukurannya 20, 10 dan 12.
(7) P : oke. Sekarang gini, kamu paham gak kenapa menghitungnya
menggunakan luas permukaan balok?
(8) S30 : karena ditanyakan luas kertas kado.
(9) P : jadi luas pembungkusnya gitu?
(10) S30 : iya mbak
(11) P : sekarang lihat, dengan soal yang sama kemarin kamu menghitung
volumenya. Kenapa di sini bisa volume? Jadi yang benar yang mana?
(12) S30 : sepertinya luas permukaan karena kan yang ditanyakan luas bukan
volume
(13) P : Sekarang ayo kita cek perhitungannya. Bagian ini apa? (peneliti
menunjuk pada rumus yang digunakan siswa)
(14) S30 : rumusnya 2 dikali dalam kurung panjang kali lebar ditambah lebar
kali tinggi ditambah panjang kali tinggi (tulisan siswa: 2(p.l) + (l.t) +
(p.t)).
(15) P : Apa ini benar caranya?
(16) S30 : Benar
(17) P : Sekarang gini kalau kamu punya 2(p.l) + (l.t) + (p.t), pada langkah
kedua kamu masukan nilainya. Nah pada langkah ketiga ini gimana?
(18) S30 : Dijumlahkan dulu baru dikali 2
(19) P : nah sekarang gini, kalau ini kamu tulis 2(p.l) + (l.t) + (p.t) kan ya?
Bukannya seharusnya 2 hanya dikalikan dengan p.l ? karena setelahnya
ada operasi penjumlahan?
(20) S30 : (siswa diam)
(21) P : jika kamu mau seperti ini, jumlahan 200 +120 + 240 dikali 2 maka
harus ada tanda kurung lagi jadi seperti ini (peneliti menulis: 2(p.l) +
(l.t) + (p.t))). Agar 2 mengalikan pada jumlahannya sedangkan pada
pekerjaanmu 2 ini mengali pada (p.l) aja.
(22) S30 : berarti entar 20.10 = 200 baru dikali 2?
(23) P : iya, nah kalau seperti ini nanti pada (l.t) gak kamu kali 2 lagi. Nah
berarti rumus kamu ini udah benar belum?
(24) S30 : salah
(25) P : salah apanya?
(26) S30 : salah menempatkan kurungnya dan perhitungannya
(27) P : cara perhitungannya benar, salahnya kamu menuliskan rumusnya
(28) S30 : soalnya dibuku juga seperti ini caranya mbak
(29) P : caranya benar dek, hanya penulisan rumusnya kamu salah. Coba
setelah ini kamu cek di buku
(30) S30 : jadi kalau misalnya 2(p.l) + (l.t) + (p.t), duanya hanya mengali dengan
(p.l) ya mbak? Setelahnya tidak dikali 2?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(31) P : iya dek. Jadi kenapa jawaban tes kemarin kamu menggunakan volume
balok?
(32) S30 : kurang teliti baca soal
(33) P : kamu kalau mengerjakan soal berapa kali biasanya baca soalnya?
(34) S30 : Cuma sekali atau dua kali gitu
(35) P : oke, terima kasih ya dek
2 (1) P : halo dek, kemarin soalnya susah gak?
(2) S23 : gak tau mbak, ya gitu
(3) P : maksudnya?
(4) S23 : susah susah gampang mbak
(5) P : yang susahnya gimana?
(6) S23 : (siswa diam)
(7) P : sekarang lihat skormu adalah 34 dari skor maksimal 62. Jadi kita lihat
salahnya dimana.
(8) S23 : iya mbak
(9) P : no 1, 2 benar. Nomor 3 skornya gak maksimal. Coba dilihat soal dan
pekerjaannya, salahnya dimana
(siswa membaca soal dan mencocokan penyelesaiannya)
(10) P : apa yang membuat kamu salah?
(11) S23 : gak tau
(12) P : coba baca lagi soalnya
(siswa membaca soal lagi)
(13) S23 : ini rumusnya benar kan mbak?
(14) P : iya benar, terus? Bagian mana?
(15) S23 : gak tau
(16) P : coba 6 dikali 625?
(siswa menghitung)
(17) S23 : salah hitung mbak
(18) P : nah ketahuan kan salahnya. Kemudian no 4 dan no 6. Ini jenis soal
yang sama. Coba kerjakan soal ini!
(siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti yaitu soal no 4)
(19) S23 : rumusnya sama kayak tadi kan mbak? (menunjuk pada hasil tes)
(20) P : lanjutkan dulu aja
(siswa menlanjutkan mengerjakan dan menuliskan L = 4 (p.l + p.t + l.t))
(21) S23 : aku bingung mbak
(22) P : dibaca lagi soalnya, gak usah buru-buru
(23) S23 : gak tau mbak
(24) P : oke bingung kita mulai dari apa yang diketahui, yang ditanya
(25) S23 : yang ditanyakan luasnya, maka kita cari tinginya dulu. Eh ini aku gak
baca soal, ini tinginya setengah panjang jadi 10. (melanjutkan
menghitung). Bener gak sih? Eh ini ada empatnya lupa. Bener gak
mbak?
(26) P : sekarang jelaskan ke aku kenapa caranya seperti itu dan
perhitunganya bagaimana? Kenapa kamu menyelesaikan dengan rumus
itu? Hasilnya maksudnya bagaimana?
(27) S23 : karena rumusnya memang ini.
(28) P : kenapa yang ini? Kan pasti ada hubungannya dengan soalnya.
(29) S23 : kan yang ditanya luas permukaan, nah rumus luas permukaan kayak
gini mbak
(30) P : sekarang lihat rumusnya apakah benar? Dan jelaskan perhitunganmu
itu gimana caranya?
(31) S23 : 4 dikali (p.l + p.t + l.t). panjangnya kan 20, lebarnya 9 dan tingginya
setengah panjangnya itu 10. Jadi 180 + 200 + 90, dijumlahkan lalu
dikali 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
(32) P : ini kan perhitungannya sudah dijumlahkan lalu dikali 4 dan dapat
hasilnya. Kemudian balik lagi ke rumusnya. Apakah benar (p.l + p.t +
l.t) dikali 4?
(33) S23 : iya mbak.
(34) P : coba sekarang kan ini balok (peneliti menggambar balok), ada
panjang, lebar dan tinggi. Sebenarnya luas permukaan itu maksudnya
apa? Luasan bidang yang membatasi balok kan?
(35) S23 : iya mbak
(36) P : berartikan ada persegi panjang sebanyak 6 bidang. Bagian alas sama
dengan tutupnya, maka luasanya 2(p.l). bagian depan sama dengan
belakang luasanya apa? Panjang dikali?
(37) S23 : panjang dikali tinggi
(38) P : ada berapa bidang yang sama dengan ini?
(39) S23 : dua
(40) P : berarti?
(41) S23 : 2(p.t)
(42) P : Bagian kiri?
(43) S23 : lebar kali tinggi, ada 2
(44) P : jadinya?
(45) S23 : 2(l.t)
(46) P : jadi asal rumusnya dari jumlah luasan ini, jadi seharusnya gimana?
(47) S23 : berarti 2 mbak. Salah
(48) P : jadi salahnya tau ya? Kenapa bisa menuliskan 4?
(49) S23 : seingetku 4. Cuma ngira-ngira lupa.
(50) P : jadi hasilnya 940 ini apa?
(51) S23 : hasil luas permukaan
(52) P : artinya luasan dari apa?
(53) S23 : permukaannya atau sisinya
(54) P : sebelumnya sudah tau atau baru tau makna dari luas permukaannya?
(55)S23 : lupa mbak
(56) P : kita lihat perhitungannya ya
(57) P : nah ini matematis cara perhitungannya udah bener, tapi rumus
awalnya salah
(58) S23 : oh iya mbak
(59) P : terima kasih ya dek’
3 (1) P : halo dek, gimana? Kemarin soalnya susah gak?
(2) S19 : lumayan mbak
(3) P : kamu itu dapet skor 42 dari 62 skor maksimal. Nah no 1, 2 udah benar
pada nomor 3 belum bisa maksimal skornya. Coba kamu baca lagi ini
soalnya, apa yang buat kamu salah
(4) S19 : pake luas permukaan kubus, 6 kali sisi kuadrat
(5) P : berarti udah benar ya, coba dari perhitungannya?
(siswa menghitung ulang)
(6) S19 : benar 25 kuadrat itu 625. Wah salah
(7) P : gimana salahnya?
(8) S19 : mengalikan 6 dengan 625. Kurang teliti mbak hehe
(9) P : kemudian di no 4, 5, 6 juga ada kesalahan. Secara kesuluruhan gak
salah.
(10) S19 : iya mbak, mesti ngitungnya yang kurang teliti.
(11) P : coba kamu kerjakan soal ini
(siswa mengerjakan ulang soal no. 4)
(12) P : coba sekarang kamu jelaskan kenapa kamu menggunakan rumus luas
permukaan, perhitungannya dan hasilnya ini maksudnya apa?
(13) S19 : sebuah kotak kayu berbentuk balok, panjang kotak kayu 20 cm,
lebarnya 9 dan tinggi kotak kayu setengah panjangnya. Tentukan luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
permukaan kotak kayu! Karena yang ditanya luas permukaan. Luas
permukaan balok 2 dikali (p.l)+(l.t)+(p.t). panjang 20, lebar 9, tinggi
10, trs dijumlahin hasil perkaliannya 20 kali 9 itu 180 ditambah 90
ditambah 200 dikali 2 jadi 940
(14) P : 940 itu maksudnya apa?
(15) S19 : luas permukaannya
(16) P : sekarang kita cocokan dengan jawabanmu di no 4, lihat salahnya
dimana?
(17) S19 : ini mbak (menunjuk pada perhitungan 20 kali 10 sama dengan 300)
(18) P : yang benar yang mana?
(19) S19 : yang ini (menunjuk pada pekerjaan yan baru diselesaikan)
(20) P : kenapa bisa salah?
(21) S19 : gak teliti, takut waktunya habis
(22)P : padahal kan waktunya banyak kemarin. Nah berarti jawabanya yang
baru kamu kerjakan ini apa?
(23) S19 : 940 itu luas permukaan baloknya mbak.
(24) P : kamu kesulitan gak memahami soal-soal yang kemarin? Maksud dari
soalnya?
(25) S19 : sudah tau mbak
(26) P : jadi gak sulit menentukan penyelesaian soalnya ya. Pernah bingung
gak dari soal itu yang dicari apa? Misalnya antara luas permukaan atau
volume?
(27) S19 :lumayan bisa mbak kana da luasnya gitu.
(28) P : oke dek, terima kasih ya
4 (1) P : halo dek, ini pekerjaan kamu kemarin. Skornya 30 dari skor maksimal
62. Soalnya susah gak sih?
(2) S5 : enggak sih mbak sebenarnya, Cuma gak mau mikir hehe
(3) P : salahnya di no 2, 3 dan no 6. Coba dibaca soal no 2.
(siswa membaca soal kembali)
(4) S5 : ya berarti pake s kali s mbak
(5) P : kenapa pake s kali s
(6) S5 : yak an, yang ditanya luas kubus
(7) P : s kali s itu luas apa?
(8) S5 : luas kubus
(9) P : luas kubus atau luas persegi?
(10) S5 : aaa luas persegi
(11) P : kalau luas kubusnya?
(12) S5 : 12 kali s
(13) P : hah? 12 kali s? satu buah kubus dibatasi berapa bidang persegi?
(14) S5 : enam
(15) P : maka harusnya?
(16) S5 : 6 kali s kuadrat
(17) P : jadi sudah tau kan salahnya dimana?
(18) S5 : aku kira gini mbak, kalo luas permukaan 6 kali s kuadrat. Aku kira s
itu luas kertasnya gitu
(19) P : kan maksud soalnya itu luas kertasnya supaya bisa dibuat kubus,
sama aja dengan luas permukaan kubus. Sudah tau kan salahnya
dimana
(20) S5 : iya mbak
(21) P : coba sekarang no 3.
(membaca soal)
(22) S5 : sama mbak salahnya
(23) P : nah sekarang no 6
(membaca soal no 6)
(24) S5 : sama juga mbak pake luas permukaan balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(25) P : kenapa di pekerjaan kemarin mencari volume?
(26) S5 : kemarin males ngerjainnya mbak
(27) P : yaudah deh, coba kerjakan soal ini.
(mengerjakan ulang soal no 4)
(28) P : coba jelaskan kenapa pake luas permukaan balok, perhitungannya
seperti apa?
(29) S5 : karena disoalnya yang ditanya luas kertas kado, makanya pake luas
permukaan.
(30) P : kamu bisa gak menbedakan maksud dari luas permukaan dan volume
itu seperti apa?
(31) S5 : bisa. Kalo volume itu keseluruhan kotaknya kalau luas permukaan
Cuma permukaannya doing
(32) P : berarti maksudnya bidang-bidang yang membatasi gitu?
(33) S5 : iya mbak
(34) P : sebenarnya sudah ngerti ya?
(35) S5 : iya mbak, waktu itu males aja
(36) P : ini perhitungannya gimana nih?
(37) S5 : ini tapi belum tau benar atau salah mbak.
(38) P : iya coba jelaskan dulu
(39) S5 : kan kalau luas permukaan itu 2 kali (p.t)+(p.l)+(l.t). ya bisa dibalik-
baliklah kata bu Rita. Terus masukan nilainya panjang 20, tinggi 12
dan lebar 10. Aku lupa maksud 2 itu apa. Jadi 20 kali 12 itu 240,
tambah 20 kali 10 itu 200, tambah 10 kali 12 itu 120 karena lebar sama
tinggi. Terus 240 tambah 200 tambag 120, kemudian 2 dikali 560 sama
dengan 1120 cm kuadrat.
(40) P : jadi 1120 ini adalah luas?
(41) S5 : luas permukaan kertas kado
(42) P : ada yang bingung dari perhitungannya?
(43) S5 : enggak ada mbak
(44) P : kalo soal cerita berapa kali kamu membaca soalnya?
(45) S5 : sekali, kalau gak dong dua kali, pokoknya sampe dong. Kalau untuk
ulangan gitu biasanya yang penting aku garis bawahi gitu, biar teliti
(46) P : oke deh, makasih ya dek
5 (1) P : halo dek, ini hasil pekerjaanmu kemarin. Skornya 36 dari skor
maksimal 62. Kemarin soalnya susah gak?
(2) S2 : lupa soalnya mbak
(siswa melihat kembali soal)
(3) P : ada 6 soal tentang luas permukaan dan volume kubusdan balok
(4) S2 : lumayan mbak
(5) P : terus kesulitannya dibagian mana?
(6) S2 : ngapalin rumus-rumusnya mbak
(7) P : berarti dari rumusnya susah dihapalin ya? Kalu membedakan tiap soal
diselesaikan dengan luas permukaan atau volumesulit gak?
(8) S2 : iya mbak, masih bingung kadang.
(9) P : oke kalau gitu kita cek ya hasil pekerjaanmu kemarin. Yang salah di
nomer 2, 3 sama nomor 6 yang gak dapat poin maksimal. Sekarang
nomor 2 dan 3 kamu mengerjakan dengan cara yang sama, ayo cob
abaca kembali soalnya yang nomor 2
(membaca soal nomor 2)
(10) S2 : luas kertas kartonnya mbak
(11)P : oke yang dicari luas kertas karton. Terus kenapa bisa kamu
menggunakan rumus 6 kali s?
(12) S2 : luas kubus itu 6 s kuadrat
(13) P : 6 s kuadrat. Lha ini kenapa jadi 6 s?
(14) S2 : gak konsen mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(15) P : gak konsen? Berarti lupa rumus nih?
(16) S2 : iya mbak
(17) P : seharusnya berapa nih? Seharusnya gimana penyelesaiannya
(peneliti memberi kertas untuk menghitung ulang)
(18) S2 : iya kan ini 6 s kuadrat, 6 kali 20 kuadra, berarti 6 kali 400 sama
dengan 2400
(19) P : jauh ya jawabannya?
(20) S2 : iya mbak
(21) P : jadi ini sebenarnya kamu kok bisa gitu?
(22) S2 : gak konsen mbak.
(23) P : lupa juga?
(24) S2 : iya mbak
(25) P : terus ini kamu paham gak kenapa ini rumusnya 6 s kuadrat? Kenapa
kamu pake rumus ini? Kan ini rumus luas permukaan kubus sedangkan
disoal yang ditanyakan luas kertas karton. Kenapa bukan volume?
(26) S2 : ya kan kalau volume itu isinya.
(27) P : nah berarti gak begitu kesulitan memahami soalnya kan?
(28) S2 : iya mbak
(29) P : luas permukaan kan berarti luasan bidang batas-batas bangun nya
kan?
(30) S2 : iya mbak
(31) P : coba sekarang yang nomor 3
(siswa membaca kembali soal nomor 3 dan mengerjakan ulang)
(32) S2 : luas tripleks, sama mbak
(33) P : sama? Apanya yang sama?
(34) S2 : caranya.
(35) P : berarti kesalahannya sama ya?
(36) S2 : iya mbak
(37) P : yang terakhir nih, soal nomor 6
(siswa membaca dan mengerjakan soal nomor 6)
(38) S2 : ini pake rumus luas permukaan mbak
(39) P : coba lihat punyamu, rumusnya udah bener?
(40) S2 : iya udah mbak, rumusnya udah bener kan mbak?
(41) P : iya udah bener. Berarti udah paham ya maksud soalnya apa?
(42) S2 : iya mbak.
(43) P : coba bandingkan kenapa bisa salah
(44) S2 : bagian ini mba, 20 kali 10 kan 200 disitu 300
(45) P : berarti gimana nih? Kurang teliti?
(46) S2 : iya mbak, gak konsen
(47) P : coba kamu kerjakan soal ini lagi
(siswa mengerjakan soal luas permukaan kubus)
(48) S2 : jawabannya 1120 mbak
(49) P : 1120 apa?
(50) S2 : 1120 cm kuadrat
(51) P : coba jelaskan kenpa menyelesaikannya dengan luas permukaan
kemudian perhitungannya seperti apa? Terus hasilnya itu maksudnya
seperti apa?
(52) S2 : kan luas pembungkus kado gitu, makanya luas permukaan.
(53) P : apa bukan volume dek?
(54) S2 : enggak mbak, kan gak sama isinya
(55) P : oh jadi maksudmu luasan bidang yang membatasinya ya? Oke coba
jelaskan itu perhitungannya gimana?
(56) S2 : ini 2 kali dalam kurung (p.l + p.t + l.t), terus masukan nilainya.
(57) P : oh iya, terus yang dioperasikan bagian mana dulu?
(58) S2 : yang dalam kurung mbak, dijumlahkan terus dikali 2 mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
(59) P : maksud dari 1120 ini apanya?
(60) S2 : berarti kertas kartonnya mbak
(61) P : oh luas kertas karton ya maksudnya?
(62) S2 : iya mbak
(63) P : sulit gak secara keseluruhan?
(64) S2 : gampang gampang susah mbak
(65) P : maksudnya?
(66) S2 : ya ngapalin rumusnya susah mbak, suka kebalik-balik
(67) P : berarti secara keseluruhan gak terlalu mengalami kesulitan ya, Cuma
rumusnya yang kebalik-balik sama kurang teliti
(68) S2 : iya mbak
(69) P : oke makasih ya dek
6 (1) P : halo dek, gimana kemarin soalnya susah gak?
(2) S16 : lumayan mbak
(3) P : nah ini skornya hanya 8 dari 62 lho. Hampis seluruh soal salah, jadi
akan aku konfirmasi jawabannya. Sebenarnya kamu kesulitan gak di
materi ini?
(4) S16 : kurang hapal rumus aja mbak
(5) P : kalau membedakan mana soal yang menyelesaikannya dengan luas
permukaan atau volume gitu susah gak?
(siswa diam)
(6) P : bingung ya? Oke kalau gitu kita lihat jawaban kamu kemarin. Mulai
dari nomor 1
(siswa membaca soal nomor 1)
(7) P : jadi soalnya membahas tentang luas permukaan atau volume?
(8) S16 : volume mbak.
(9) P : terus yang ditanya itu lebar, gimana tuh?
(siswa diam)
(10) P : kalau gitu rumus volumenya apa?
(siswa diam)
(11) P : kenapa diam? Ingat?
(12) S16 : bingung mbak
(13) P : bingung apanya? Bingung yang mana rumusnya?
(14) S16 : iya mbak
(15) P : jadi volume balok itu panjang kali lebar kali tinggi. Ingat gak
rumusnya?
(16) S16 : iya ingat mbak.
(17) P : kemudian yang ditanya lebar balok. Gimana caranya supaya kita
dapatkan lebar baloknya dari sini?
(siswa diam)
(18) P : coba sekarang kita masukan nilai yang sudah diketahui pada soal.
Berarti?
(19) S16 : volumenya 140.
(20) P : panjangnya diketahui?
(21) S16 : iya mbak, 7
(22) P : lebarnya?
(23) S16 : 5
(24) P : kok 5, kan di soal ini kita mencari lebar balok.
(25) S16 : itu tinggi mbak
(26) P : lebarnya kita tulis tetap l yaa. Setelah dimasukan nilai yang sudah
diketahui gimana nih?
(27) S16 : dibagi 2
(28) P : apa yang dibagi 2? Kan gak ada angka 2 di sini
(29) S16 : oh iya
(30) P : yang mana dlu kita kerjakan, dari ruas kiri atau kanan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
(31) S16 : kiri mbak
(32) P : oke yang kiri ada 140, terus diapain?
(33) S16 : dibagi 7 mbak
(34) P : oke 140 dibagi 7 sama dengan… yang ruas kanan tujuhnya masih
gak?
(35) S16 : enggak
(36) P : kalau 5?
(37) S16 : masih.
(38) P : berarti 140 dibagi 7?
(39) S16 : 20
(40) P : 20 sama dengan 5 kali lebar. Setelah itu?
(41) S16 : 20 bagi 5?
(42) P : iya benar, jadi berapa?
(43) S16 : 4 sama dengan 5 kali lebar
(44) P : 5 dari mana?
(45) S16 : oh ya, lebar sama dengan 4 mbak
(46) P : operasi kayak gini bingung bagian mana?
(47) S16 : bingung kalo yang ditanya lebar atau tinggi atau panjang gitu
(48) P : tapi kamu bisa bedakan gak panjang itu yang mana, tinggi yang
mana?
(48) S16 : bisa mbak
(49) P : sekarang kita lihat jawabanmu, disini bisa lebar sama dengan volume
dibagi tinggi dikali panjang (𝑙 =𝑣
𝑡. 𝑝). kok bisa seperti ini? Kan ini dari
rumus volume kamu jadikan lebar samadengan gitu. Coba kita lihat
benar gak. Kan dari volume sama dengan p kali lkali t. nah l sama
dengan
(50) S16 : v dibagi (p kali l).
(51) P : nah ini punya kamu tanda kalinya, harusnya panjangnya dikali dengan
lebar di penyebut ini kan?
(52) S16 : iya mbak
(53) P : bearti salah transformasi rumusnya kan? Sekarang paham salahnya
dimana?
(54) S16 : iya mbak
(55) P : jadi kamu kenapa bisa salah?
(56) S16 : bingung rumusnya gitu mbak
(57) P : sekarang kita lihat nomor 2 dan 3, itu soalnya tipenya sama. Kamu
coba soal nomor 3
(siswa membaca soal)
(58) P : sekarang ini pake apa nyelesaikannya?
(59) S16 : balok, eh..
(60) P : bentuknya apa dari soal?
(61) S16 : kubus mbak
(62) P : jadi menyelesaikannya pake rumus apa?
(siswa diam)
(63) P : nah kan yang ditanya luas triplek yang diperlukan, berarti kamu
mencari apa?
(64)S16 : luas permukaan
(65) P : iya benar, jadi kenapa pake luas permukaan?
(66) S16 : ya karena yang ditanya luasnya mbak
(67) P : luas permukaan kubus apa?
(siswa diam)
(68) P : nah sekarang gini, bedanya luas permukaan dan volume itu apa?
Bagian mana yang dihitung?
(siswa diam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
(69) P : misalnya kita punya sebuah kubus, nah kubus itu dibatasi oleh
bidang-bidang kan ya? Bidang apa?
(70) S16 : persegi
(71) P : ada berapa bidang yang membatasi?
(72) S16 : 8… eh 6 mbak
(73) P : berarti kubus itu kan bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bidang yang
berbentuk persegi. Nah luas permukaan ini maksudnya adalah luasan
bidang-bidang yang membatasi kubusnya. Jadi luasan seluruhnya ini
apa?
(74) S16 : 6 kali 25.
(75) P : kenapa 6 kali 25?
(siswa diam)
(76) P : kan kalau luasan seluruhnya itu ada 6 persegi, jadi 6 kali luas persegi.
Luas persegi apa rumusnya?
(77) S16 : sisi kali sisi atau sisi kuadrat
(78) P : karena dikubus tadi ada 6 persegi yang membatasi, maka luas
permukaannya apa?
(79) S16 : 6 kali s kuadrat
(80) P : sekarang kita lihat jawabanmu. Ini menggunakan rumus sisi kali sisi.
Berarti kalau sis kali sisi baru ngitung apa?
(81) S16 : luas persegi
(82) P : sedangkan pada kubus ada 6 kan perseginya. Jadi harusnya?
(83) S16 : 6 kali s kuadrat
(84) P : waktu itu kenapa pake rumus luas persegi?
(85) S16 : karna kan yang ditanya luas mbak
(86) P : oh jadi gak ngerti kalo itu luas kubus gimana ya. Coba dihitung
hasilnya berapa
(87) S16 : berarti ini 6 kali 25 kali 25 ya mbak?
(88) P : iya. Sisi itu kan kalau di bangun ruang nanti disebut rusuk. Coba
untuk nomor 3.
(siswa membaca dan menghitung soal nomor 3 dengan benar)
(89) S16 : 3750 centimeter kubik ya mbak, eh centimeter persegi
(90) P : kalau ngitung suka ragu ya? Coba jelaskan itu hasilnya gimana?
(91) S16 : 3750 centimeter persegi ini adalah luas keseluruhan dari kubusnya
(92) P : kenapa awalnya menuliskan satuan centimeter kubik?
(93) S16 : ragu-ragu mbak
(94) P : kalau yang pangkat 2 (persegi) itu luasan, nah kalau yang pangkat 3
(kubik) itu?
(siswa diam)
(95) P : volume ya. Jadi kenapa bisa salah di tipe soal ini?
(96) S16 : dirumusnya
(97) P : kenapa rumusnya?
(98) S16 : hanya menghitung luas perseginya
(99) P : coba sekarang nomor 4?
(siswa membaca soal nomor 4)
(100) P : apa perintah soalnya?
(101) S16 : menentukan luas permukaan
(102) P : apa yang harus kamu lakukan setelah itu?
(siswa diam)
(103) P : paham gak maksud dari luas permukaan yang dimaksud di soal?
(siswa diam)
(104) P : luas permukaan disoal ini sebenarnya sama aja kayak yang di soal
sebelumnya itu, berarti kita menentukan seluruh luasan triprek yang
akan dibuat menjadi kota berbentuk balok. Coba diingat rumusnya?
(siswa diam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
(105) P : tadi kan kalo kubus kita dapatka 6 kali s kuadrat karena ada 6 bidang
berbentuk persegi. Nah gimana kalau balok?
(siswa diam)
(106) P : berartikan luas bidang depan, belakang, alas, atas, kiri dan kanan.
Coba yang alas ini luasnya apa?
(siswa diam)
(107) P : ini bentuk alasnya apa?
(108) S16 : persegi panjang
(109) P : luasnya?
(110) S16 : p kali l
(111) P : nah terus bagian kanan ini bentuknya apa?
(112) S16 : persegi
(113) P : persegi atatu persegi panjang?
(114) S16 :eh persegi panjang mbak
(115) P : nah berarti yang p.l tadi kita tambahkan dengan apa ini luasnya?
(116) S16 : l.t
(117) P : terus yang bagian kiri ini?
(118) S16 : l. t juga
(119) P : kalau bagian depan? Luasnya?
(120) S16 : p kali t
(121) P : yang mana lagi yang belum? Kan ini bidangnya ada 6, yang sudah
kita cari ada 4. Yang mana lagi yang belum? Alas, kanan, kiri, depan
sudah
(122) S16 : belakang mbak
(123) P : apa luasnya?
(124) S16 : p kali t
(125) P : satu lagi bagian mana yang belum?
(siswa diam)
(126) P : atasnya udah belum?
(127) S16 : oh iya
(128) P : apa luasnya?
(129) S16 : p kali l
(130) P : sekarang kita lihat, p kali I ada 2, p kali t ada 2 dan l kali t ada 2. Jadi?
(131) S16 : 2 p.l + 2 l.t + 2 p.t
(132) P : kalau aku tulis seperti ini bisa? 2 (p.l + p.t + l.t)
(133) S16 : bisa mbak
(134) P : nah ini berarti rumus luas permukaannya. Coba itu perhitungannya
gimana?
(siswa mengerjakan soal nomor 4)
(135) S16 : mbak, ini dikali kan? (menunjuk pada rumus)
(136) P : ini kan tadi luasan, maksudnya panjang kali lebar.
(137) P : jadi gimana hasilnya?
(138) S16 : 940 cm persegi
(139) P : coba jelaskan cara perhitungannya. Pertama apa dulu yang kamu
hitung, setelah itu yang mana.
(140) S16 : ini kan panjang kali lebar ditambah 9 kali 10 ditambah 20 kali 10.
Semuanya ditambahkan terus dikali 2.
(141) P : jadi 940 ini apa?
(142) S16 : luas permukaan kotak kayu.
(143) P : kamu masih belum terlalu paham ya?
(144) S16 : iya mbak, belum paham rumusnya gitu
(145) P : memahami soalnya juga?
(146) S16 : di rumusnya mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(147) P : berarti gak masalah ya sama pemahaman soalnya. Oke sekarang baca
soal nomor 6. Ini gimana cara menyelesakannya? Luas permukaan atau
volume?
(membaca soal)
(148) S16 : luas permukaan, karena yang ditanya luas kertas kado
(149) P : oh ya coba kita cek perkerjaanmu yang nomor 4 tadi. Nah ini
rumusnya udah bener.
(150) S16 : ada yang kurang, harusnya itu p.l ini masih dikali sama 12
(151) P : kenapa kemarin gak dikali? Kamu gak ngerti maksud rumusnya?
(152) S16 : gak konsen mbak
(153) P : waktu itu ngerti gak maksud dari p.t ini adalah panjang kali tinggi?
(154) S16 : udah tau dari dulu mbak
(155) P : oke kita ke nomor 6.
(Membaca soal no 6)
(156) S16 : pake luas permukaan balok mbak
(157) P : ini jawabanmu kemarin. Ini kenapa bisa langsung dikalikan semua?
(158) S16 : asal jawab mbak, buru-buru mbak
(159) P : kalau yang ditanya volume itu gimana sih maksudnya? Karna kan dari
tadi soalnya berhubungan dengan luas kertas atau luas triplek
(siswa diam)
(160) P : kalau luas permukaan kan luas bidang yang membatasi bangun itu,
kalau volume itu isinya dek. Jadi intinya kalo volume itu, dalam satu
balok yang kita ketahui ukurannya kita mau cari tau banyak isinya.
(161) P : oke ini terakhir, nomor 5. Coba baca soalnya
(siswa membaca soal nomor 5)
(162) P : nah ini kan soalnya kubus, ini tentang volume atau luas permukaan?
(163) S16 : volume
(164) P : karena?
(165) S16 : ini ada “dapat terisi penuh”
(166) P : sekarang ini rumusnya gimana? Kan yang ditanya bukan volumenya
(siswa diam)
(167) P : kita mulai mengerjakannya kayak nomor 1 ya. Rumus volumenya
apa?
(168) S16 : sisi kali sisi, eh..
(169) P : nah kan tadi kalo volume balok p kali l kali t. pada kubus kan panjang
nya itu s, lebarnya s dan tingginya s. maka volumenya?
(170) S16 : s kali s kali s atau s pangkat 3.
(171) P : volume samadengan s pangkat 3. 512 samadengan s pangkat 3. Nah
yang ditanya s kan? Gimana caranya?
(172) S16 : 512 dibagi 3
(173) P : apa bedanya kalau ada 512 = 3 s, kan berarti s samadengan 512 bagi
3. Sedangkan disoal itu pangkat
(174) P : kalau r kuadrat sama dengan 4, r samadengan?
(175) S16 : 8, ehh 2. Berarti itu akar pangkat 3 dari 512
(176) P : berarti r sama dengan?
(siswa menghitung mencoba beberapa bilangan dipangkatkan 3)
(177) S16 : rusuknya 8 cm mbak
(178) P : bingung dimana?
(179) S16 : rumusnya mbak
(180) P : perhitungannya gimana?
(181) S16 : itu juga mbak kalau keburu
(182) P : makasih ya dek
7 (1) P : halo dek, kemarin inget gak ngerjain soal apa?
(2) S21 : soal balok, kubus mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
(3) P : sebenarnya dari hasil kemarin kamu gak ada masalah, hasilnya bagus.
Tapi penelitian aku ini bukan hanya fokus pada hasilnya tapi prosesnya
juga, mau siswanya bisa atau belum bisa. Jadi aku mau tau proses
kamu mengerjakan soal cerita
(4) P : ini kerjakan dengan langkah yang runtun, penjelasan juga. Beri
penjelasan jika diperlukan
(5) S21 : aduh mbak aku lupa
(6) P : ayo dicoba dulu aja
(siswa mengerjakan soal luas permukaan balok)
(siswa membaca soal, kemudian langsung menuliskan rumus dan melakukan
perhitungan)
(7) P : coba jelaskan kenapa seperti itu jawabanya
(8) S21 : ya memang pake luas permukaan mbak
(9) P : kenapa pake luas permukaan gak volume aja?
(10) S21: soalnya ini tentukan luas kertas kado minimal mbak dengan udah
diketahui panjang lebar tingginya. Jadi gak mungkin volume
(11) P : emang apa yang membedakan volume sama luas permukaan?
(12) S21: kalo volume itu isi semuanya balok. Kalau luas permukaan itu
permukaannya aja
(13) P : maksudnya luas bidang yang membatasinya ya?
(14) S21: iya mbak
(15) P : hasilnya 1120 cm persegi, kalo dikembalikan ke konteks soal itu apa
maksudnya?
(16) S21: luas permukaannya mbak, eh apa sih mbak maksudnya
(17) P : kalau dari soalnya ini lho, coba lihat
(18) S21: oh ini luas kertas kado minimal
(19) P : ada kesulitan gak?
(20) S21: gak mbak, soalnya gampang kok
(21) P : oke dek, makasih yaaa
8 (1) P : halo dek. Oke dari hasil pekerjaanmu kemarin gak ada masalah
mengerjakannya dan nilainya juga udah bagus. Tapi di penelitian aku
ini bukan hanya mau meneliti hasil pekerjaanmu, tapi prosesnya juga.
Nah sekarang tolong kerjakan soal ini dengan langkah-langkah yang
urut, jika pada prosesnya ada yang perlu kamu jelaskan tolong tuliskan
penjelasannya ya
(siswa mengerjakan soal)
(2) S26 : sudah mbak
(3) P : sekarang coba jelaskan kenapa mengerjakannya dengan luas
permukaan dan jelaskan perhitungannya!
(4) S26 : intan kan mau membungkus kado, ini ukurannya. Kenapa pake luas
permukaan? Kan kalo volume itu mencakup isinya, kalau luas
permukaan itu permukaannya aja
(5) P : maksudnya 1120 itu apa?
(6) S26 : luas permukaannya
(7) P : kalau dikembalikan ke soal itu apa?
(8) S26 : itu ukuran kertas kado intan
(9) P : oke, makasih ya dek
9 (1) P : halo dek, Oke dari hasil pekerjaanmu kemarin gak ada masalah
mengerjakannya dan nilainya juga udah bagus. Tapi di penelitian aku
ini bukan hanya mau meneliti hasil pekerjaanmu, tapi prosesnya juga.
Nah sekarang tolong kerjakan soal ini dengan langkah-langkah yang
urut, jika pada prosesnya ada yang perlu kamu jelaskan tolong tuliskan
penjelasannya ya
(siswa mengerjakan soal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
(2) P : nah coba sekarang kamu jelaskan kenapa menyelesaikannya denga
luas permukaan dan maksud dari hasilnya 1120 itu apa!
(3) S6 : ini kan mau membungkus kado, makanya pake luas permukaan
(4) P : kenapa gak volume aja?
(5) S6 : ya luas permukaan, karna kalo bungkus kado kan luarnya aja
(6) P : emang kalo volume gimana?
(7) S6 : volume itu isinya
(8) P : berarti ini 1120 hasilnya? Maksudnya apa?
(9) S6 : luas permukaan, luas kertanya yang buat bungkus kadonya.
(menuliskan jawaban beserta konteks masalah pada soal)
(10) P : oke dek, makasih yaa
P : Peneliti
S30 : Siswa nomor 30
S23 : Siswa nomor 23
S19 : Siswa nomor 19
S5 : Siswa nomor 5
S2 : Siswa nomor 2
S16 : Siswa nomor 16
S21 : Siswa nomor 21
S26 : Siswa nomor 26
S6 : Siswa nomor 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran B. 5. Hasil Pekerjaan Siswa
S8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
S27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
S7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
S17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran C.1. Surat izin penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran C.2. Surat izin penelitian oleh dinas perizinan kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran C.3. Surat keterangan telah melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI