analisis minuman

28
ANALISIS TANIN, NATRIUM BENZOAT, DAN SIKLAMAT DALAM MINUMAN KEMASAN “MOUNTEA” I. TUJUAN Mahasiswa dapat melakukan analisis kuantitatif kandungan natrium benzoate, tanin, dan siklamat dalam minuman kemasan II. DASAR TEORI Produk minuman kemasan yang saat ini beredar di Indonesia sangat banyak jenisnyanya. Salah satunya adalah produk minuman teh kemasan. Di dalam produk minuman tersebut terkandung banyak tambahan makanan. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk ke dalam bahan makanan tambahan adalah: pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi, antigumpal, pemucat, dan pengental. Natrium Benzoat Zat pengawet terdiri atas senyawa organik dan senyawa anorganik dalam bentuk asam atau garamnya. 1. Pengawet Organik Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada zat pengawet anorganik karena pengawet organik lebih mudah dibuat dan dapat terdegradasi sehingga mudah diekskresikan. Bahan pengawet organik yang sering digunakan adalah: asam sorbat, asam propionat, dan asam benzoat. 2. Pengawet Anorganik Pengawet anorganik yang masih sering dipakai dalam bahan makanan adalah: nitrit, nitrat, dan sulfit.

Upload: budi-aji-sulistio

Post on 16-Apr-2015

912 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

analisis makanan

TRANSCRIPT

Page 1: analisis minuman

ANALISIS TANIN, NATRIUM BENZOAT, DAN SIKLAMAT DALAM

MINUMAN KEMASAN “MOUNTEA”

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat melakukan analisis kuantitatif kandungan natrium benzoate, tanin,

dan siklamat dalam minuman kemasan

II. DASAR TEORI

Produk minuman kemasan yang saat ini beredar di Indonesia sangat banyak

jenisnyanya. Salah satunya adalah produk minuman teh kemasan. Di dalam produk

minuman tersebut terkandung banyak tambahan makanan. Bahan tambahan makanan

adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk

meningkatkan mutu. Termasuk ke dalam bahan makanan tambahan adalah: pengawet,

pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi, antigumpal,

pemucat, dan pengental.

Natrium Benzoat

Zat pengawet terdiri atas senyawa organik dan senyawa anorganik dalam bentuk

asam atau garamnya.

1. Pengawet Organik

Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada zat pengawet

anorganik karena pengawet organik lebih mudah dibuat dan dapat terdegradasi

sehingga mudah diekskresikan. Bahan pengawet organik yang sering digunakan

adalah: asam sorbat, asam propionat, dan asam benzoat.

2. Pengawet Anorganik

Pengawet anorganik yang masih sering dipakai dalam bahan makanan

adalah: nitrit, nitrat, dan sulfit.

Asam benzoat merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering

digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah

pertumbuhan khamir dan bakteri. Karena kelarutan garamnya lebih besar, maka biasa

digunakan dalam bentuk garamnya (natrium benzoat). Sementara itu dalam bahan makanan

(yang bersifat asam), garam benzoat akan menjadi bentuk efektifnya yakni asam benzoat.

Gambar 1. Struktur kimia asam benzoat

Page 2: analisis minuman

Asam benzoat sering digunakan sebagai natrium benzoat dengan konsentrasi kurang

dari 1%. Karena biasanya kadar benzoat dalam produk makanan dan minuman sangat kecil

atau sangat rendah maka perlu dilakukan ekstraksi sebelum penetapan kadarnya. Dan

sebelum dilakukan ekstraksi, untuk mempermudah perolehan zat aktifnya dilakukan salting

out (penjenuhan dengan garam NaCl) untuk menarik airnya. Asam benzoat dapat

ditetapkan kadarnya dengan beberapa metode yaitu :

Alkalimetri

Titrasi Bebas Air

Spektrofotometri

Kolorimetri

Kromatografi (KLT Scanner, GC, KCKT)

Asam benzoat merupakan pengawet kimia. Pengawet kimia yang lain antara lain :

formaldehid untuk susu, asam salisilat untuk buah juice, natrium benzoat untuk saus, sulfit

untuk daging dan gelatin, fluorida untuk beer.

Secara tradisional pengawetan dapat dilakukan dengan pengasaman, penggaraman,

dan pengasapan.

Natrium benzoat adalah salah satu senyawa kimia yang dipergunakan sebagai

pengawet dalam produk olahan makanan dan minuman. Apabila jumlah pemakaiannya

tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia sangat praktis karena dapat menghambat

berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri dan ragi. Natrium

benzoat memiliki efektifitas menghambat yeast dan kapang namun sedikit sukar larut dan

merusak rasa minuman jika penggunaannya dalam jumlah besar. Natrium benzoat adalah

pengawet yang paling banyak digunakan dalam berbagai produk karena mekanisme

kerjanya meliputi bakterisida dan bakteriostatik serta tidak toksis bagi manusia..

Natrium benzoat (BM 144,11) mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih

dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian berupa granul atau

serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis berbau; stabil di udara. Mudah larut dalam

air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.

Tanin

Tanin/zat samak adalah senyawa yang terasa kelat dilidah. Ada dua macam jenis

tanin yaitu tanin yang dapat terhidrolisis dan tanin tidak dapat dihidrolisis. Tanin

merupakan metabolit yang tersusun dari: a. asam galat dan b. katekin. Tanin yang tersusun

dari asam galat dikategorikan sebagai tanin yang dapat terhidrolisis sedangkan tanin yang

tersusun dari katekin dikategorikan sebagai tanin yang tidak dapat dihidrolisis.

Tanin dapat ditetapkan melalui 3 metode, yaitu metode “Titrimetri Total Adstrigency

Lowenthal-Proctor”, metode Titrimetri dari farmakope Rusia IX dan metode gravimetri.

Tanin atau asam tanat/gallotanic acid adalah semyawa kompleks, biasanya merupakan

campuran dari polifenol-polifenol. Pada umumnya merupakan derivat kimia dari 2 molekul

Page 3: analisis minuman

asam gallat yang kehilangan sebuah molekul air. Banyak variasi dalam strukturnya yang

belum diketahui. Beberapa diantaranya merupakan campuran dari asam gallat dengan gula

dari phlorizin.sehingga dengan demikian tidak dapat diketahui dengan pasti berapa berat

molekulnya ataupun struktur molekulnya. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa

disini dula yang terpenting adalah glukosa sehingga dapat digambarkan struktur dari

molekul tanin yaitu penta digalloilglukosa (C76H52O46) BM = 1701,25

Sifat-sifat tanin:

1. Larut dalam air, alcohol

2. Mengendapkan larutan gelatin dan protein

3. Dengan larutan besi (III) memberikan warna tua/biru kehitaman.

Gambar 2. Struktur Tanin

Penetapan kadar tanin secara metode “Titrimetri Total Adstrigency Lowenthal-

Proctor” yaitu pada prinsipnya dicek terlebih dahulu berapa kadar adstrigen total. Jadi

setelah tanin terekstraksi dengan air kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N

memekai indicator larutan indigo carmine sampai warna kuning emas.

Sedangkan kadar adstringen non tanin diperoleh dengan cara sebagai berikut: tanin

yang ada dalam filtrate dipisahkan dengan jalan mengendapkan atau diabsorbsi dengan

penambahan larutan gelatin dan kaolin. Setelah bebas tanin, dites dengan larutan gelatin

dan tidak menjadi keruh, maka larutan dititrasi dengan KMnO4 0,1 N. jadi kadar tanin

adalah selisih dari kadar adstringent total dengan kadar adstringent non-tanin.

Siklamat

Salah satu bahan tambahan yang akan dianalisis dalam praktikum ini adalah bahan

tambahan berupa pemanis. Pemanis ini bisa pemanis alami (sukrosa, glukosa, laktosa) atau

pemanis buatan (sakarin).

Pemanis merupakan salah satu komponen yang sering ditambahkan dalam bahan

makanan. Pemanis sintetik merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat

membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sementara kalori yang

dihasilkan jauh lebih rendah daripada gula. Pada umumnya pemanis sintetik memiliki

struktur kimia yang berbeda dengan polihidrat gula alam.

Meskipun telah banyak ditemukan zat manis sintetik, tetapi hanya beberapa saja yang

boleh dipakai dalam bahan makanan, salah satunya yaitu siklamat. Di Indonesia menurut

Page 4: analisis minuman

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam

siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita

diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi

harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian

sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang

pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang

bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus

yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum

sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.

Gambar 3. Struktur Natrium siklamat

Analisis terhadap bahan tambahan pemanis ini dapat dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisi terhadap pemanis alami mengikuti analisis kualitatif dan kuantitatif

senyawa golongan karbohidrat, meliputi :

1. Analisis kualitatif : uji molisch, uji seliwanoff, uji anthrone, uji benedict, uji barfoed, uji

fehling, uji pembentukan osazon, dan uji iodium.

2. Analisis kuantitatif : luff schoorl, fehling, benedict, barfoed, munson, kolorimetri,

permanganometri,, iodometri, kompleksometri, kromatografi gas, reaksi enzimatik.

Sedangkan analisis pemanis buatan yang sering sering dipakai (siklamat) adalah

sebagai berikut :

1. Analisis kualitatif : uji dengan pengendapan menggunakan BaCl2 dan NaNO2, serta uji

dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

2. Analisis kuantitatif : metode nitrimetri, serta metode gravimetri

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

Beker gelas

Gelas ukur

Labu takar

Pipet volume

Pipet tetes

Neraca analitik

Spektrofotometer

Kuvet

Page 5: analisis minuman

Pro pipet

Cawan porselen

Kertas saring

Corong

Kompor

Bahan

Sampel “Mountea Rasa Apel”

Bahan benzoat

Natrium Benzoat

Aquadest

HCl

NaCl

CH4OH

Eter

Bahan Tanin

Asam

fosfomolibdat

Na2WO4.2H2O

H3PO4

Aquadest

Na2CO3 anhidrida

Asam tanat

Bahan Siklamat

HCl

BaCl2

NaNO3

Aquadest

Page 6: analisis minuman

IV. CARA KERJA

Analisis Tanin

Pembuatan reagen Folin-Denis

Masukkan 25 g Na2WO4.2H2O , 5 g asam fosfomolibdat, 50 mL H3PO4 ke dalam 187,5

mL H2O

Refluks selama 2 jam

dinginkan

Ad aquadest hingga 250 ml

Pembuatan Larutan Jenuh Sodium Karbonat

Masukkan 35 g Na2CO3 anhidrida ke dalam 100 mL H2O

Larutkan pada suhu 70-80 oC dan dinginkan semalaman

Tambahkan kristal sodium karbonat

Saring dengan kertas saring

Pembuatan Larutan Baku Asam galat (0,1 mg/mL)

Larutkan 25 mg asam galat dalam 250 ml H2O (larutan harus fresh)

Preparasi Kurva Baku

Pipet 4, 6, 8, dan 10 mL aliquot larutan baku asam tanat ke dalam labu takar 100 mL

yang telah berisi 75 mL H2O

Page 7: analisis minuman

Tambahkan 5 mL reagen Folin-Denis dan 10 mL larutan Na2CO3

Add aquadest hingga tanda, campur dan diamkan selama 30 menit

Scanning λ dan ukur absorbansinya

Plotkan kadar vs absorbansi

Determinasi sampel

Pipet 6 mL sampel ke dalam labu takar 100 mL yang telah berisi 75 mL H2O

Tambahkan 5 mL reagenFolin-Denis dan 10 mL larutan Na2CO3

Add aquadest hingga tanda, campur dan diamkan selama 30 menit

Ukur absorbansi setelah 30 menit pada λ 760 nm

Analisis Benzoat

Pembuatan kurva baku benzoat

Buat seri kadar yang mengandung 20; 40; 60; 80; 100 dan 120 mg/L benzoat

Scanning pada panjang gelombang 265 – 280 nm

Determinasi sampel

Masukkan 5 mL sampek ke dalam labu takar 50 mL

Tambahkan 0,4 mL HCl, add aquadest

Ekstraksi dengan eter 3x, lalu cuci dengan HCl

Page 8: analisis minuman

Uapkan

Tambahkan 20 mL 0,1% CH4OH

Baca absorbansi dengan panjang gelombang 265 – 280 nm

Analisis Siklamat

Penimbangan bobot konstan botol timbang dan kertas saring

Timbang cawan perselen

Dipanaskan dengan oven

Ditimbang dengan selisih waktu 30 menit hingga bobot konstan

Analisis siklamat

100 mL sampel yang mengandung 100 mg Na atau Ca sikloheksil siklamat

ditambahkan 10 mL HCL dan 10 mL BaCl2 10%

Ditambah 50 ml air, ditambah 10 ml HCl 10%, ditambah 10 ml BaCl2 10%

Diamkan 30 menit

Hasil disaring dan endapan dibuang

Sisa larutan ditambahkan 10 mL NaNO3 10%

Waterbath selama 2 jam

Endapan yang terbentuk disaring

Endapan dikeringkan dalam oven

Ditimbang bobotnya

Page 9: analisis minuman

V. PERHITUNGAN

Informasi Tertera pada Kemasan

Produk : Mountea Minuman Teh Berperisa Apel

Produksi : PT. Segar Sumber Makmur

BPOM RI : MD 250113001687

No Batch : IAO 093

Exp. Date : 3 Juni 2013

Isi bersih : 180 mL

% AKG : Lemak total 0 g 0%

Protein 0 g 0%

Karbohidrat total 12 g 4%

Gula 12 g -%

Natrium 60 mg 3%

Natrium siklamat : 124 mg/cup

Komposisi : air, gula, pengatur keasaman, asam sitrat, ekstrak teh,

pemanis buatan Na-siklamat 124 mg/cup

(ADI 11mg/kgBB), perisa apel, pengawet,

Na-benzoat

Organoleptis : bau khas apel, rasa manis, sedikit rasa khelat teh,

warna coklat jernih

TANIN

Penimbangan asam galat:

Menimbang 0,5 g asam galat yang dilarutkan dalam akuades ad 500 ml.

Penimbangan

Wadah + zat = 0,3140 g

Wadah = 0,2621 g _

Zat = 0,0510 g

Data absorbansi dan penetapan kurva baku standar asam galat

Kadar (µg/ml) Absorbansi

4

6

8

10*

0,128

0,163

0,233

0,092*

*) data di-reject

Page 10: analisis minuman

Analisis regresi linear A = 0,0172

B = 0,0262

r = 0,9820

persamaan kurva baku ≡ y = 0,0262x+0,0172

3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.50

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

f(x) = 0.02625 x + 0.0171666666666666R² = 0.964285714285714

Kurva Baku Standar Tannin

Kadar µg/mL

Abso

rban

si

Data absorbansi dan perhitungan kadar sampel

x= y−0,01720,0262

x pengenceran

Absorbansi (y) Pengenceran Kadar (µg/ml)

0,168

0,191

0,189

3x

4x

4x

17,2672

26,5344

26,2290

x=17,2672+26,5344+26,22903

=23,3435 µgml

0,000233 g dalam 100 ml sampel

0,2334 mg dalam 100 ml sampel

Kemasan 180 mL/cup

kandungan tanin=180100

×0,2334 mg=0,4202 mg /kemasan

SD = 5,2645

CV = 5.264523,3435

× 100 %=22,55 %

SIKLAMAT

Page 11: analisis minuman

Data penimbangan:

Bobot konstan wadah setelah dipanaskan pada:

CawanWaktu (menit)

0 30 60*

1 32,4765 g 32,4758 g 32,4753 g

2 45,3009 g 45,3002 g 45,2999 g

3 18,2976 g 18,2955 g 18,2950

*) bobot wadah sudah konstan

Bobot konstan residu contoh cawan 1

Bobot konstan = (bobot konstan wadah+residu) – (bobot konstan cawan)

= 33,1200g – 32,4753 g

= 0,2181 g

Cawan Kertas

(g)

Sampel+kertas+cawan

(g)

Cawan (g) Sampel (g)

1 0,4266 33,1200 32,4753 0,2181

2 0,4284 45,9174 45,2999 0,1891

3 0,4244 18,9745 18,2950 0,2551

Bobot sampel rata-rata= 0,2208 g

Perhitungan Na Siklamat*

Na Siklamat=bobot konstan residu× 0,8621

%recovery= kadar terukurkadar sebenarnya

× 100 %

*tidak dilakukan hingga langkah kerja akhir karena keterbatasan alat praktikum

BENZOAT

Penimbangan standar benzoat:

Bobot kertas+sampel : 0,4476 g

Bobot kertas : 0,2460 g _ _

Bobot sampel : 0,2010 g dalam 100 ml aquades

Panjang gelombang maksimal = 274 nm

Larutan stock = 2,001 mg/mL

Kurva baku

Page 12: analisis minuman

Konsentrasi

(mg/mL)

Absorbansi

0,08 0,337

0,12 0,515

0,16 0,674

0,20 0,735

Persamaan kurva baku :

Y = Bx + A

A = 0,0917

B = 3,3825

r = 0,98020

Y = 3,3825 x + 0,0917

0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.220

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8f(x) = 3.38250000000001 x + 0.091699999999999R² = 0.960800820870259

Kurva Baku Standar Benzoat

Kadar (mg/mL)

Abso

rban

si

Sampel

Y = 3,3825 x + 0,0917

x= y−0,09173,3825

Replikasi Absorbansi Kadar (mg/mL)

1 0.377 0,0843

2 0.259 0,0495

3 0.252 0,0474

Kadar rata-rata = 0,0604 mg/mL

SD = 0,0207

CV = SDX

x 100%

= 34,27%

VI. PEMBAHASAN

Page 13: analisis minuman

Tujuan percobaan kali ini adalah untuk menganalisis kandungan tannin yang

merupakan komponen teh, natrium benzoat sebagai pengawet, serta sakarin sebagai

pemanis buatan terhadap sampel minuman berupa teh. Dalam analisisnya, analisis

kuantitatif tannin dan benzoat menggunakan metode spektrofotometri sedangkan untuk

siklamat menggunakan metode gravimetri. Bahan uji yang digunakan adalah minuman

ringan Mountea berperisa apel produksi dari PT. Segar Sumber Makmur. Takaran sajian

per-cup adalah sebanyak 180 ml. Tanggal kadaluarsa tertera yaitu 3 Juni 2013. Dari label,

diperoleh informasi bahwa produk tidak mengandung lemak dan protein, mengandung 12 g

karbohidrat total, 12 g gula, dan 60 mg Natrium. Bau khas apel, rasa manis, sedikit rasa

khelat teh, apel, warna coklat jernih. Komposisinya adalah air, gula, pengatur keasaman,

asam sitrat, ekstrak teh, pemanis buatan Na-siklamat 124 mg/cup (ADI 11mg/kgBB),

perisa apel, dan pengawet Na-benzoat.

1. Analisis tannin

Tannin merupakan komponen yang terdapat di dalam teh. Tanin merupakan metabolit

yang tersusun dari asam galat dan katekin. Tanin yang tersusun dari asam galat

dikategorikan sebagai tanin yang dapat terhidrolisis sedangkan tanin yang tersusun dari

katekin dikategorikan sebagai tanin yang tidak dapat dihidrolisis. Metode yang digunakan

untuk analisis kuantitatif senyawa tannin pada percobaan ini adalah metode Folin-Denis.

Gambar 4. Struktur Tannin

Reagen Folin-Denis merupakan campuran asam fosfotungtat dan asam fosfomolibdat.

Mekanismenya adalah dengan mengukur aktivitas senyawa uji dalam menginhibisi

oksidasi (antioksidan) reagen. Sehingga, reagen ini akan mengukur total kandungan

senyawa fenol (yang merupakan agen pereduksi) dalam sampel, yang dalam percobaan

diasumsikan sebagai tannin. Metode kolorimetri ini sederhana dan relatif mudah untuk

dilakukan. Prosedur yang dilakukan merujuk pada metode penetapan tannin menurut Inez,

et al., 2008. . Reaksi ini melibatkan oksidasi antara gugus fenolik (R-OH) dengan

campuran asam fosfotungstat (H3PW12O40) asam molibdat ((H3PMo12O40). Pereaksi folin

(asam fosfomolibdat-asam fosfotungstat) direduksi oleh gugus fenol dari senyawa tannin.

Reduksi tersebut menyebabkan terbentuknya molybdenum blue yang berwarna biru

sehingga dapat diukur intensitasnya dengan spektrofotometri visible. Warna biru tersebut

Page 14: analisis minuman

akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk, makin besar

konsentrasi senyawa fenolik, maka makin banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam

heteropoli (Asam fosfomolibdat-asam fosfotungstat) sehingga warna biru akan semakin

pekat (Singleton dan Rossi, 1965).

Pertama-tama dilakukan pembuatan reagen Folin-Denis. Ke dalam 187,5 mL aquadest

ditambahkan 25 gram Na2WO4.2H2O; 5 gram asam fosfomolibdat; dan 12,5 mL H3PO4.

Selanjutnya dilakukan refluks selama dua jam. Refluks ini bertujuan untuk mempercepat

reaksi. Setelah refluks, campuran dipindahkan ke dalam labu takar 250 mL dan

ditambahkan aquadest hingga batas. Selanjutnya dilakukan pembuatan larutan natrium

karbonat saturated dengan cara melarutkan 35 gram Na2CO3 anhidrat ke dalam 100 mL

aquadest panas untuk membantu proses pelarutan natrium karbonat ke dalam aquadest.

Setelah semuanya larut, larutan lalu didinginkan selama 24 jam dalam suhu ruang. Larutan

kemudian ditambahkan dengan kristal Natrium karbonat. Setelah jenuh, larutan disaring

dan siap untuk dipergunakan. Natrium karbonat berfungsi untuk menetralkan reaksi yang

telah terjadi antara gugus fenol dari tannin dengan pereaksi folin (Hodzic,dkk, 2009).

Sebelum menetapakan kadar tanin dalam sampel minuman kemasan dilakukan

pembuatan kurva baku menggunakan baku asam galat dengan konsentrasi 0,1 mg/ml.

Larutan stock awal dibuat dengan melarutkan 25 mg asam galat dalam 250 mL aquadest.

Kemudian larutan stock ini digunakan untuk membuat berbagai variasi kadar tanin untuk

kurva baku. Variasi kadar yang digunakan adalah 4; 6; 8; dan 10 µg/ml. Digunakan asam

galat sebagai senyawa pembuat larutan baku karena asam galat memiliki struktur dasar

yang hampir sama dengan tanin.

Gambar 5. Perbandingan struktur asam galat dan tannin

Setelah pemipetan sejumlah larutan stock dengan volume tertentu dimasukkan ke

dalam labu takar 100 ml, selanjutnya ditambah dengan 75 ml aquadest, 5 mL reagen folin

denis dan 10 mL larutan natrium karbonat. Selanjutnya ditambahkan aquadest hingga

batas. Campuran kemudian diinkubasi selama 30 menit. Inkubasi berfungsi untuk

membiarkan terjadinya reaksi antara hidroksil fenol dari tannin dengan pereaksi folin.

Setelah 30 menit, serapan dibaca pada panjang gelombang maksimal hasil scanning, yakni

754 nm. Blangko yang digunakan aquadest. Terjadi pergeseran panjang gelombang tanin

hasil scanning dengan panjang gelombang teoritis (760 nm). Hal ini bisa disebakan karena

Page 15: analisis minuman

waktu inkubasi yang mungkin terlalu lama sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai

dengan teoritis. Dari absorbansi yang didapat, dibuat persamaan garis lurus kadar vs

absorbansi. Persamaan garis lurus yang diperoleh adalah y = 0,0262x+0,0172.

Setelah dilakukan pembuatan kurva baku maka dilakukan penetapan kadar tanin dalam

sampel teh kemasan. Perlakuan terhadap sampel sama seperti perlakuan terhadap baku.

Sebanyak 6,0 ml sampel dimasukkan dalam labu takar 100 ml, selanjutnya ditambah

dengan 75 ml aquadest, 5 mL reagen folin denis dan 10 mL larutan natrium karbonat.

Selanjutnya ditambahkan aquadest hingga batas. Campuran kemudian diinkubasi selama

30 menit. Dilakukan replikasi 3 kali hingga didapatkan 3 data. Absorbansi yang diperoleh

dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus untuk memperoleh kadar tannin pada sampel

minuman. Dari perhitungan diperoleh kadar rata-rata tanin dalam sampel minuman

kemasan “Mountea Apel” adalah sebesar 0,4202mg/kemasan. Dari perhitungan statistik

didapatkan nilai SD sebesar 5,2645 dan CV sebesar 22,55 % . CV (koefisien variasi)

menunjukkan ukuran keterulangan metode analisis (presisi). Nilai koefisien variasi yang

berada di atas 5 % menunjukkan metode yang digunakan memiliki presisi yang rendah.

Hal ini tidak sesuai dengan teoritis, dikarenakan metode ini merupakan final act dari

AOAC. Hasil kurang memuaskan yang didapatkan dari percobaan ini mungkin disebabkan

karena beberapa hal seperti kesalahan praktikan atau kesalah instrumen. Sementara untuk

nilai recovery tidak dapat ditentukan karena didalam kemasan sampel tidak dicantumkan

jumlah tanin yang terkandung.

2. Asam benzoat

Natrium benzoat adalah salah satu senyawa kimia yang dipergunakan sebagai

pengawet dalam produk olahan makanan dan minuman. Natrium benzoat memiliki

efektifitas menghambat jamur dan kapang namun sedikit sukar larut dan merusak rasa

minuman jika penggunaannya dalam jumlah besar. Natrium benzoat adalah pengawet yang

paling banyak digunakan dalam berbagai produk karena mekanisme kerjanya meliputi

bakterisida dan bakteriostatik serta tidak toksis bagi manusia.

Pada penetapan kadar asam benzoat, sampel yang digunakan adalah minuman dalam

kemasan “Mountea Apel”. Kandungan natrium benzoate yang ada di dalam makanan atau

minuman, memiliki batas yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 1000µg/ml. Kandungan

tersebut ditetapkan untuk mencegah efek samping yang merugikan bagi pasien. Metode

yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sprektrofotometri UV. Asam benzoat

dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri UV karena memiliki gugus kromofor

dan auksokrom.

Page 16: analisis minuman

C

ONa

O

+ H2SO4

C

OH

O

+ Na2SO4

C

ONa

O

+ H2SO4

C

OH

O

+ Na2SO4

Gambar 6. Struktur asam benzoat

Mula-mula dibuat seri kadar baku asam benzoat. Seri kadar yang dibuat yaitu 0,08;

0,12; 0,16; dan 0,16 mg/ml. Setelah itu ditambahkan HCl 0,4 ml. Asam benzoate tidak

dapat larut dalam air, maka yang digunakan sebagai adalah bentuk garamnya, yang

dilarutkan dalam air. Penambahan HCl, akan mengakibatkan asam benzoate menjadi dalam

bentuk molekulnya yang tidak larut dalam air. Asam benzoat yang lebih larut dalam

pelarut nonpolar dibanding air ini kemudian diekstraksi dengan pelarut eter. Lapisan eter

dipisahkan dari campuran dan eter diuapkan sehingga tinggal asam benzoat. Proses

penyarian ini dilakukan sebanyak 3 kali. Ektraksi yang berulang kali dilakukan ini

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas ekstraksi sehingga diharapkan, hampir semua zat

yang ingin diambil dapat terekstraksi. Pemisahan saat preparasi diharapkan dapat

mengurangi gangguan atau interferensi senyawa lain yang ada sehingga hasil yang

diperoleh lebih baik daripada tanpa pemisahan. Asam benzoat yang diperoleh ini lalu

digaramkan lagi dengan penambahan NaOH. Dalam keadaan basa, asam benzoat akan

berubah kembali menjadi bentuk garamnya yaitu natrium benzoat. Berikut ini adalah

reaksinya :

Asam benzoat Natrium benzoat

Gambar 7. Reaksi asam benzoat menjadi natrium benzoat

Panjang gelombang yang didapatkan dari hasil scanning adalah 274 nm. Dari absorbansi

yang didapat, dibuat persamaan garis lurus kadar vs absorbansi. Persamaan garis lurus

yang diperoleh adalah y = 3,3825 x + 0,0917.

Setelah dilakukan pembuatan kurva baku maka dilakukan penetapan kadar asam

benzoat dalam sampel teh kemasan. Perlakuan terhadap sampel sama seperti perlakuan

terhadap baku. Dari absorbansi yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam persamaan

garis lurus untuk memperoleh kadar asam benzoat pada sampel minuman. Dari

perhitungan diperoleh kadar rata-rata asam benzoat dalam sampel minuman kemasan

“Mountea Apel” adalah sebesar 0,0604 mg/ml dengan CV sebesar 34,27%. Nilai koefisien

+ NaOH + H2O

Page 17: analisis minuman

variasi yang berada di atas 5 % menunjukkan metode yang digunakan memiliki presisi

yang rendah. Sementara untuk nilai recovery tidak dapat ditentukan karena didalam

kemasan sampel tidak dicantumkan jumlah asam benzoat yang terkandung.

3. Siklamat

Sampel yang digunakan adalah Mountea rasa apel. Dalam produk minuman yang

dianalisis tertera bahwa pemanis buatan yang digunakan adalah Natrium Siklamat. Natrium

siklamat merupakan salah satu pemanis buatan yang dibolehkan untuk ditambahkan pada

suatu makanan maupun minuman. Siklamat dapat dianalisis baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan metode pengendapan maupun

dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Sedangkan analisis kuantitatif siklamat dapat

dilakukan dengan metode nitrimetri maupun gravimetri. Pada praktikum kali ini analisis

kuantitatif siklamat dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Metode ini

merupakan prosedur analisis yang didasarkan pada bobot konstan senyawa uji. Prinsip dari

metode ini yaitu berdasarkan adanya sifat bahwa siklamat oleh asam klorida akan terurai

menjadi asam sulfat dan jumlahnya setara dengan siklamat yang ada. Dengan

mengendapkan asam sulfat sebagai barium sulfat dan menimbangnya, maka kadar siklamat

dapat diketahui. Reaksi yang terjadi :

Gambar 8. Reaksi yang terjadi pada penetapan kadar siklamat dengan metode

gravimetri

Pada metode ini sebelum dilakukan analisis, perlu dilakukan preparasi dahulu, yaitu

dengan mengukur bobot konstan pada wadah yang akan digunakan untuk mengeringkan

sampel. Wadah yang digunakan yaitu cawan porselen yang didalamnya telah diisi kertas

timbang. Wadah tersebut dipanaskan dalam oven hingga bobot wadah tersebut konstan.

Sebanyak 100 mL sampel diambil dan dimasukkan dalam gelas beker. Kemudian

ditambahkan 10 mL HCl 10 % dan 10 mL BaCl2 10 %. Campuran tersebut diaduk dan

didiamkan selama 30 menit agar reaksi berjalan. Setelah 30 menit, larutan lalu disaring

untuk menyaring endapan yang dapat mengganggu analisis. Selanjutnya filtrat

ditambahkan 10 ml NaNO2 10% dan di waterbath selama 2 jam. Larutan lalu didiamkan

selama 1 malam di tempat yang hangat. Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas

saring yang sebelumnya sudah diketahui bobot konstannya. Endapan beserta kertas saring

Page 18: analisis minuman

kemudian dikeringkan selama 1 jam dalam oven dan ditentukan bobot. Pengukuran bobot

konstan seharusnya dilakukan menggunakan pembakaran bersuhu tinggi. Namun karena

keterbatasan peralatan yang tersedia di laboratorium, maka proses berhenti sampai disini.

Bobot yang didapat diasumsikan sebagai bobot konstan. Karena proses yang belum

sempurna maka hasil yang didapat pun menjadi sangat besar. Diperoleh bobot siklamat

sebesar 0,2208 g. Padahl pada kemasan tercantup bahwa tiap cup teh mengandung siklamat

sebesar 124 mg.

VII. KESIMPULAN

1. Penetapan kadar tannin dalam sampel minuman ringan dengan metode Folin-Denis

dengan detektor spektrofotometri visibel.

2. Kadar tannin dalam kemasan teh adalah sebesar 0,4202mg/kemasan dan CV sebesar

22,55 %

3. Natrium benzoat dapat dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode

spektrofotometri UV.

4. kadar rata-rata asam benzoat dalam sampel minuman kemasan “Mountea Apel” adalah

sebesar 0,0604 mg/ml dengan CV sebesar 34,27%.

5. Penetapan kadar siklamat dalam sediaan teh dilakukan dengan metode Gravimetri.

6. Kadar siklamat dalam teh tidak bisa diketahui secara pasti dikarenakan keterbatasan alat.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Buckle, K.A., dkk, 1987, Ilmu Pangan, UI Press, Jakarta.

Folin, Octo, Ciocalteau, Vintila, 1944, On Tyrosine and Trytophane Determinatins in

Proteins, Jour. Bio. Chem., 73: 627-650, 1927, in. Todd Stanford, 10, 412.

Hodzi , Z., Pasali , H., Memisevic , A., Srabovi , M., Saletovic, M., Poljakovic , M., 2009,

The Influence of Total Phenols Content on Antioxidant Capacity in the Whole

Grain Extracts, European Journal of Scientific Research, 28, 471-477.

Sudarmadji, S., Haryono, B.,Surdadi, 1996, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,

Liberty, Yogyakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B.,Surdadi, 1996, Prosedur Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Sudjadi, Abdul R., 2004, Analisi Obat dan Makanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sumantri, Abdul R., 2007, Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Winarno, F.G., 1986, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama , Jakarta.

Page 19: analisis minuman

Yogyakarta, 20 Desember 2012

Praktikan,

Lutfiana Dwi A FA/08260

Rizka Ariani FA/08271

Afina Laras S FA/08278

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANALISIS MAKANAN

Page 20: analisis minuman

ANALISIS TANIN, NATRIUM BENZOAT, DAN SIKLAMAT DALAM

MINUMAN KEMASAN “MOUNTEA”

Disusun oleh:

Lutfiana Dwi A. FA/08260

Rizka Ariani FA/08271

Afina Laras S. FA/08278

Gol./ Kel. : I/2

Dosen : Dr. Abdul Rochman, M.Sc., Apt

Asisten Jaga : Mas Akbar

Tanggal Praktikum : 6 Desember 2012

LABORATORIUM ANALISIS MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012