analisis perbandingan kinerja keuangan …digilib.unila.ac.id/32204/18/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PADA PERIODE 2012-2016
BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, EARNING, CAPITAL
(Skripsi)
Oleh
Rahma Destriana
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PADA PERIODE
20122016 BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, EARNING,
CAPITAL
Oleh
Rahma Destriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara
perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada periode 20122016. Penilaian
kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator Risk Profile yang diproksikan
oleh variabel NPL dan LDR, indikator Earning yang diproksikan oleh variabel
ROA, ROE, NIM, dan BOPO, serta indikator Capital dengan variabel CAR. Uji
perbandingan dilakukan dengan menggunakan variabel dummy.
Uji komparatif dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara perbankan Indonesia dan Malaysia jika ditinjau dari variabel
NPL. Sedangkan antara perbankan Indonesia dan Singapura terdapat perbedaan
yang signifikan pada variabel NPL. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan
Singapura jika ditinjau dari variabel ROA, ROE, NIM, dan BOPO. Selain itu, hasil
penelitian pada variabel LDR dan CAR menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan Bank, Risk Profile, Earning, Capital
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF
INDONESIAN, MALAYSIA, AND SINGAPORE BANKING ON PERIOD
2012-2016 BASED ON THE RISK CAPITAL, EARNING, CAPITAL
METHOD
Oleh
Rahma Destriana
The research aims to determine the differences in financial performance between
Indonesian, Malaysia, and Singapore Banking on period 2012-2016. Performance
assesment is done by using Risk Profile indicator proxied by NPL and LDR
variable, Earning indikator proxied by ROA, ROE, NIM, and BOPO variable, alsa
Capital Indicator with CAR variable. Comparative tests were performed using
dummy variables.
The comparative test of this research shows that there is no significant difference
between Indonesian and Malaysia banking when viewed from NPL variables.
While between Indonesian and Singapore banking there is a difference in NPL
variable. The results of this research also indicate that there are significant
differences between Indonesia, Malaysia, and Singapore banking when viewed
from ROA, ROE, NIM, and BOPO variables. In addition, the results of the research
on LDR and CAR variables show that there are no significant difference between
Indonesian, Malaysia, and Singapore banking.
Keywords : Financial Performance of bank, Risk Profile, Earning, Capital
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PADA PERIODE 2012-2016
BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, EARNING, CAPITAL
Oleh
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gedong Tataan pada tanggal 31 Desember 1995 sebagai anak
kedua dari Bapak Sukanto, S.E dan Ibu Yuka Riandy Salawangi. Penulis
merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Islam Terpadu
Bustanul Ulum, Lampung Tengah pada tahun 2002 dan pendidikan Sekolah Dasar
(SD) yang diselesaikan di SD Negeri 2 Gedong Tataan pada tahun 2008. Penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Gedong Tataan yang diselesaikan
pada tahun 2011 dan penulis telah menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di
SMA Negeri 1 Gedong Tataan pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN
tertulis. Penulis menjalani pendidikannya di FEB sebagai mahasiswa program
Sarjana (S1) dan mengambil konsentrasi jurusan bidang keuangan.
MOTTO
“Tak ada yang bisa membuatmu merasa rendah diri tanpa persetujuanmu”
(Eleanor Roosevelt)
“Hari ini tidak akan pernah mampu menyuguhkan situasi dan kondisi yang sama
dengan hari kemarin”
(Unknown)
“Tidak ada yang namanya terbaik, tapi selalu ada yang namanya lebih baik”.
(Rahma Destriana)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT,
penulis mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua, yaitu Bapak
Sukanto, S.E dan Ibu Yuka Riandy Salawangi yang telah memberikan dukungan
secara moril maupun materil, serta Do’a dan motivasi yang tidak pernah putus
untuk diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga
mempersembahkan skripsi ini untuk almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan anugerah dan
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia,
Malaysia, dan Singapura pada Periode 20122016 Berdasarkan Metode Risk
Profile, Earning, Capital”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE) pada Program Studi S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB, Universitas Lampung.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku sekertaris Jurusan Manajemen.
4. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan dukungan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.E., selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah bersedia memberikan waktu, bimbingan, nasihat,
dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji Utama, atas
masukan, arahan, dan nasihat yang telah diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Bapak H. Habibullah Jimad, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, dan
nasihat, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pembelajaran.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Manajemen atas semua
bimbingan, pengajaran, pelayanan, serta bantuan yang telah diberikan.
9. Kedua orang tua, Bapak Sukanto, S.E dan Ibu Yuka Riandy Salawangi,
serta kakak dan adikku. Terima kasih atas doa, dukungan, dan motivasi
yang diberikan selama ini.
10. Seluruh kawan-kawan angkatan 2014 dijurusan Manajemen, terutama
untuk sahabat-sahabatku, Nasta Ihdina Marvilia, Tri Wahyuning Tyas, dan
Wirda Sari. Semoga bisa tetap terjalin hubungan persahabatan kita selama
ini dan semoga kita semua dapat mencapai titik kesuksesan yang dicita-
citakan.
11. Seluruh kawan-kawan KKN desa Bandar Sakti, Lampung Tengah, yaitu
Nasrullah Fathkurrahman, Rico Aulia Rahmat, Ayu Ika Dhani, Claudia
Clarashinta, dan Ria Iswandari. Semoga dapat tetap terjalin silaturahmi
diantara kita semua.
12. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini, meskipun penulis tidak dapat menyebutkannya
satu per satu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayang dan perlindungan-Nya
kepada kita semua. Akhir kata, penulis memohon maaf jika masih terdapat
kekurangan maupun kesalahan dalam skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, Juli 2018
Penulis,
Rahma Destriana
1411011104
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
A. Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
B. Rerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
C. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
III. METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
A. Desain Penelitian dan Sumber Data Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
C. Pengukuran Variabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
F. Teknik Analisis Data Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
A. Perbandingan Rasio Net Performing Loan (NPL) . . . . . . . . . . . . . . . 40
B. Perbandingan Rasio Loan Deposit Ratio (LDR) . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
C. Perbandingan Rasio Return on Asset (ROA) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
ii
D. Perbandingan Rasio Return on Equity (ROE) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
E. Perbandingan Rasio Net Interest Income (NIM) . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
F. Perbandingan Rasio Cost of Income (BOPO) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
G. Perbandingan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) . . . . . . . . . . . . . 61
H. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
V. SIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pendapatan Nasional Periode 20122015 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2. Daftar Bank Terbesar Dilihat dari Total Aset . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3. Ringkasan Penelitian Terdahulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
4. Pengukuran Variabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
5. Daftar Bank Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
6. Daftar Bank Malaysia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
7. Daftar Bank Singapura . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
8. Daftar Sampel Bank . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
9. Perbandingan Rata-Rata Rasio NPL Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . . 40
10. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio NPL
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
11. Perbandingan Rata-Rata Rasio LDR Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . 44
12. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio LDR
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
13. Perbandingan Rata-Rata Rasio ROA Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . 48
14. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio ROA
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
15. Perbandingan Rata-Rata Rasio ROE Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . 51
16. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio ROE
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
17. Perbandingan Rata-Rata Rasio NIM Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . 54
18. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio NIM
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
19. Perbandingan Rata-Rata Rasio BOPO Pada Periode 20122016 . . . . . . . . 58
20. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio BOPO
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
21. Perbandingan Rata-Rata Rasio CAR Pada Periode 20122016 . . . . . . . . . 61
22. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda Variabel Dummy Rasio CAR
Periode 20122016 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rata-rata Rasio NPL Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . . L1
2. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio NPL Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L2
3. Rata-rata Rasio LDR Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . L3
4. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio LDR Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L4
5. Rata-rata Rasio ROA Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . L5
6. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio ROA Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L6
7. Rata-rata Rasio ROE Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . L7
8. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio ROE Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L8
9. Rata-rata Rasio NIM Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . L9
10. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio NIM Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L10
11. Rata-rata Rasio BOPO Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . L11
12. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio BOPO Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L12
13. Rata-rata Rasio CAR Periode 20122016 (dalam Persen) . . . . . . . . . . . L13
14. Hasil Uji Beda Variabel Dummy Rasio CAR Antara Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura Tahun 20122016 . . . . . . . . . . . . . L14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor perbankan merupakan sektor industri yang memegang peranan penting bagi
masyarakat individu maupun masyarakat bisnis. Peranan penting bank juga berlaku
bagi suatu negara karena dapat memberikan pengaruh dalam pertumbuhan
perekonomian negara tersebut (Ismail, 2010). Adanya peranan penting tersebut
karena bank adalah lembaga yang aktivitasnya berkaitan erat dengan keuangan.
Persaingan global menjadi suatu tantangan tersendiri bagi suatu negara, terutama
bagi sektor-sektor industri dalam negara tersebut. Kekuatan untuk dapat bersaing
menghadapi tantangan tersebut dapat dimiliki dengan adanya kondisi perekonomian
yang sehat. Kondisi persaingan tersebut mengharuskan tiap negara mampu
membenahi kondisi perekonomian negaranya untuk memiliki kekuatan bersaing.
Kekuatan suatu negara membutuhkan kestabilan perekonomian agar semua sektor
dalam negara tersebut siap untuk bersaing secara global.
Salah satu sektor industri yang memiliki pengaruh yang cukup kuat pada persaingan
global tersebut adalah industri perbankan. Mengingat bahwa peranan bank sebagai
financial intermediary dapat memberikan pengaruh pada perekonomian suatu
negara. Bank perlu melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas kinerja
keuangannya secara terus menerus untuk dapat mempertahankan peran pentingnya
sebagai perantara keuangan (Azzahroh, dkk, 2016).
Keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun keseluruhan sebagai
suatu sistem merupakan prasyarat bagi perekonomian yang sehat. Jumlah bank
2
dalam kondisi bermasalah yang terhitung banyak akan memberikan dampak buruk
bagi perekonomian negaranya. Menciptakan bank yang sehat dapat dilakukan
dengan adanya pengaturan dan pengawasan bank yang efektif.
Kondisi perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui data pendapatan nasional.
Berikut ini adalah data pendapatan nasional dari Indonesia, Malaysia, dan
Singapura, yaitu :
TABEL 1.1 PENDAPATAN NASIONAL PERIODE 20122015
No. Negara 2012
(%)
2013
(%)
2014
(%)
2015
(%)
Mean
(%)
1 Indonesia 4,600 3,607 4,297 3,485 3,997
2 Malaysia 0,866 3,304 4,098 5,105 3,343
3 Singapura -1,373 0,985 -0,077 1,901 0,359
Sumber : data.worldbank.org (data diolah)
Data tersebut tidak digunakan untuk memberikan informasi mengenai tingkat
kemakmuran masyarakat di suatu negara. Informasi tersebut tidak dapat diperoleh
karena adanya perbedaan yang cukup tinggi mengenai jumlah pertumbuhan
penduduk disetiap negara. Melalui data diatas, maka diperoleh gambaran mengenai
kondisi perekonomian disetiap negara. Rata-rata pendapatan nasional menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki nilai tertinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa
perekonomian Indonesia lebih baik daripada Malaysia dan Singapura.
Perhitungan pendapatan nasional dari suatu negara dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pengeluaran dengan rumus sebagai berikut :
𝐘 = 𝐂 + 𝐈 + 𝐆 + (𝐗 −𝐌)
Keterangan : Y = Pendapatan Nasional
3
C = Konsumsi Rumah Tangga
I = Investasi Perusahaan
G = Belanja Pemerintah
X = Nilai Ekspor
M = Nilai Impor
Rumus tersebut menunjukkan bahwa besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh
adanya pengeluaran untuk konsumsi dan investasi, baik yang dilakukan oleh rumah
tangga maupun pemerintah. Biasanya peningkatan pada pendapatan nasional akan
diikuti dengan peningkatan pendapatan pribadi atau individu. Peningkatan pada
pendapatan individu tersebut akan menambahkan peluang untuk melakukan
konsumsi. Begitu juga dengan kenaikan jumlah tabungan tiap individu.
Pada era modern saat ini, kemajuan teknologi telah memberikan berbagai
kemudahan bagi setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitas. Pemanfaatan
teknologi yang sering ditemukan adalah kegiatan perdagangan dengan basis
internet. Kegiatan tersebut juga melibatkan bank untuk melancarkan berbagai
transaksi yang terjadi. Pentingnya peranan bank sebagai perantara keuangan ini juga
yang membantu memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi. Berbagai
kemudahan seperti itu juga yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk
melakukan konsumsi.
Selain meningkatkan konsumsi, kenaikan pendapatan pribadi (individu) juga dapat
menaikkan peluang seseorang untuk menabung. Mengingat kembali bahwa aktivitas
utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,
deposito, dan giro. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank
akan memungkinkan bank untuk memperoleh tambahan aset yang akan digunakan
4
untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Salah satu hal yang menjadi
pertimbangan masyarakat untuk memberikan kepercayaan pada bank adalah
penilaian masyarakat itu sendiri mengenai kinerja bank.
Jumlah aset bank yang didalamnya dapat berupa tabungan, deposito, dan giro
menggambarkan keberhasilan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Penghimpunan dana tersebut dapat dilakukan atas dasar kepercayaan masyarakat itu
sendiri. Tingginya kepercayaan masyarakat juga menunjukkan bahwa kinerja bank
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya sudah dinilai baik, sehingga
masyarakat tidak segan untuk menginvestasikan atau menyimpan dananya dalam
bank. Jumlah aset yang dimiliki bank juga membuat kondisi keuangan bank menjadi
likuid ketika akan memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Kondisi likuid
tersebut yang membuat masyarakat menjadi merasa mudah untuk meminjam.
Berikut ini merupakan Tabel yang menunjukkan daftar bank terbesar di Asia
Tenggara jika dilihat dari segi total aset. Tabel berikut menampilkan bank yang
berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yaitu :
TABEL 1.2 DAFTAR BANK TERBESAR DILIHAT DARI TOTAL ASET
Ranking Bank Negara Total Aset
(US$ miliar)
(1) (2) (3) (4)
1 DBS Bank Singapura 322,8
2 OCBC Bank Singapura 275,1
3 United Overseas Bank Singapura 222,8
4 Maybank Malaysia 165,0
5 CIMB Malaysia 107,7
6 Public Berhad Bank Malaysia 95,4
7 Bank Mandiri Indonesia 66,0
5
LANJUTAN TABEL 1.2
(1) (2) (3) (4)
8 Bank Rakyat Indonesia Indonesia 63,7
9 RHB Bank Malaysia 53,7
10 Bank Negara Indonesia Indonesia 38,4
Sumber : Wikipedia (data diolah)
Tabel diatas menunjukkan bahwa jika dilihat dari total aset, perbankan Singapura
menduduki posisi teratas dibandingkan dengan perbankan Indonesia dan Malaysia.
Informasi tersebut menunjukkan bahwa dalam hal penghimpunan dana dari
masyarakat, Singapura lebih baik dari negara lainnya, sehingga perbankan
Singapura memiliki total aset yang lebih banyak. Hal ini juga menunjukkan seberapa
besar tingkat kepercayaan masyarakat Singapura terhadap perbankan di negaranya.
Mengingat bahwa peran perbankan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya
memiliki pengaruh terhadap perekonomian di suatu negara. Semakin baik kondisi
perekonomian di suatu negara, maka akan semakin besar pula pengaruh nya
terhadap MEA. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu kerjasama
yang terjadi antar negara di kawasan Asia Tenggara. Tujuan utama dari MEA itu
sendiri adalah pemerataan perekonomian bagi seluruh masyarakat Asia Tenggara.
Penelitian ini bertujuan membandingkan tiga dari sepuluh negara anggota ASEAN,
yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Penulis bermaksud untuk
membandingkan kinerja perbankan Indonesia dengan negara tetangga atau negara
yang dekat dengan Indonesia. Berdasarkan penelitian terdahulu, sudah banyak
ditemukan peneliti yang menjadikan Filipina dan Thailand sebagai obyek penelitian.
Jadi, penulis memilih negara yang lain sebagai obyek penelitian.
6
Menurut Wahyuni dan Sukirno (2016), perbankan Indonesia masih dinilai kurang
mampu untuk bersaing secara global dengan baik. Melalui analisis terhadap kinerja
keuangan bank ini, maka akan diperoleh gambaran mengenai kekuatan dan
kelemahan bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Penilaian kinerja
bank yang juga menunjukkan tingkat kesehatan bank bertujuan untuk mengetahui
seberapa baik bank dalam melayani nasabahnya.
Kesehatan bank harus selalu dipelihara untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
Salah satu cara pemeliharaan kesehatan bank dapat dilakukan dengan tetap menjaga
likuiditas bank. Tujuannya agar bank dapat memenuhi kewajiban dan menjaga
kinerjanya untuk dapat memperoleh kepercayaan masyarakat (Lasta, dkk, 2014).
Metode penilaian kinerja bank sebelumnya dikenal dengan metode CAMEL yaitu
Capital, Asset Quality, Management, Earning, dan Liquidity. Metode penilaian
tersebut sudah mencakup rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas.
Berdasarkan pengalaman krisis global yang pernah dialami Indonesia, maka metode
penilaian terhadap kinerja bank perlu disempurnakan. Penyempurnaan tersebut
adalah dengan diberlakukannya penerapan manajemen risiko dan Good Corporate
Governance (GCG). Tujuannya adalah agar bank mampu mengidentifikasi
permasalahan secara lebih dini , serta melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai
dan lebih cepat.
Metode hasil penyempurnaan tersebut dikenal sebagai metode RGEC, yaitu Risk
profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital. Pada dasarnya metode
RGEC ini memiliki penilaian yang sama dengan metode CAMEL, yaitu penilaian
pada rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas. Perbedaan yang
cukup jelas terlihat dari kedua metode tersebut adalah dengan adanya indikator ‘G’
7
yang menilai kualitas manajemen bank terhadap pelaksanaan prinsip GCG.
Selain itu, pada penilaian rasio permodalan (capital) harus disertai perhitungan
risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Tidak hanya di Indonesia,
perbankan Malaysia dan Singapura pun diharuskan menghitung rasio permodalan
dengan memperhatikan ketiga risiko tersebut. Artinya, kecukupan modal bank
dikaitkan dengan risk profile.
Hasil penelitian dari Purnamawati (2014) mengatakan bahwa terdapat perbedaan
signifikan yang ditemukan pada rasio ROE, ROA, dan LDR antara perbankan
Indonesia dan Malaysia. Perbedaan rasio ROA tersebut menunjukkan bahwa
perbankan Indonesia yang lebih baik. Berbeda dengan hasil penelitian tersebut,
Lestary (2010) mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio
CAR dan LDR antara perbankan Indonesia dan Malaysia.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengajukan
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada Periode 20122016 Berdasarkan
Metode Risk Profile, Earning, Capital”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil perumusan
masalah sebagai berikut :
Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perbankan Indonesia,
Malaysia, dan Singapura ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
8
untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara perbankan Indonesia,
Malaysia, dan Singapura.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu :
1. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian berikutnya dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi Masyarakat (Investor)
Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi masyarakat sebagai investor untuk memilih bank sebagai
tempat untuk berinvestasi atau sebagai tempat untuk melakukan pinjaman.
3. Bagi Perbankan
Informasi dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai indikator untuk bisa
mempertahankan atau memperbaiki kinerja yang dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Financial Intermediation
Bank sebagai financial intermediary melakukan aktivitas yang mempertemukan
kebutuhan dua nasabah yang berbeda. Bank mempertemukan pihak yang kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Pendanaan
dari bank yang relatif lebih murah dan cepat menjadi keunggulan bagi jenis bank
komersil. Menurut Arifin (2007), keunggulan yang dimiliki bank disebabkan oleh
adanya staff profesional yang benar-benar memahami tentang analisis kredit.
Semakin tinggi nilai intermediasi perbankan menunjukkan bahwa semakin baik pula
kondisi perbankan tersebut.
Peranan bank sebagai lembaga perantara keuangan menjadi sangat penting bagi
pihak yang kekurangan dana, baik secara individu maupun perusahaan. Keputusan
bank dalam memberikan pinjaman mengartikan bahwa bank sudah menjamin jika
kebutuhan yang didanai tersebut memiliki prospek yang baik dan jelas. Keputusan
tersebut ada dengan disertai kepercayaan dari kedua pihak. Kesalahan bank dalam
mengalokasikan dana akan berakibat pada penurunan kepercayaan masyarakat.
2. Bank
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah suatu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Ismail, 2010). Definisi tersebut
10
menunjukkan bahwa menghimpun dana (funding) merupakan aktivitas utama bank.
Jenis simpanan yang tersedia untuk nasabah yaitu tabungan, deposito, dan giro.
Bank memberikan penawaran balas jasa yang dapat berupa bunga, bagi hasil, atau
hadiah. Tujuannya untuk dapat meningkatkan minat dan kepercayaan nasabah
terhadap bank. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat, maka akan semakin
banyak pula dana yang ditanamkan dalam bank. Dana tersebut yang nantinya akan
diputarkan kembali pada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Aktivitas penyaluran
dana ini lebih dikenal dengan istilah lending (Kasmir, 2014).
Umumnya, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana
pada masyarakat. Berikut ini adalah fungsi bank secara lebih spesifik, yaitu :
a. Agent of trust
Bank sebagai lembaga perantara keuangan melakukan aktivitas operasionalnya
dengan berdasarkan kepercayaan (trust) dari masyarakat. Kepercayaan tersebut
menjadikan masyarakat tidak segan untuk menyimpan atau melakukan
pendanaan melalui bank.
b. Agent of development
Bank berfungsi sebagai lembaga yang mengelola dana untuk pembangunan
ekonomi. Segala jenis kegiatan yang dilakukan bank memungkinkan
masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumsi dan investasi barang atau jasa.
Tentu saja kegiatan tersebut tidak terlepas dari penggunaan uang. Diketahui
bahwa kegiatan konsumsi dan investasi tersebut masih termasuk dalam kegiatan
pembangunan perekonomian.
c. Agent of service
Selain melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank juga
11
memberikan beberapa penawaran jasa lainnya pada masyarakat. Jasa tersebut
dapat berupa pengiriman uang (transfer), penyelesaian tagihan, atau lainnya.
Menurut Ismail (2010), terdapat beberapa jenis bank yang dapat dilihat dari berbagai
segi. Jenis bank yang ditinjau dari segi fungsinya terbagi menjadi bank sentral, bank
umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pertama, bank sentral adalah bank yang
diberikan tanggung jawab untuk menjaga kestabilan nilai rupiah serta mengatur
sekaligus mengawasi kegiatan semua lembaga keuangan. Hanya ada satu bank
dalam suatu negara yang memegang tanggung jawab tersebut. Bank sentral di
Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), di Malaysia nama bank sentralnya adalah
Bank Negara Malaysia, dan bank sentral untuk Singapura adalah Monetary
Authority of Singapore (MAS).
Tugas bank sentral untuk bisa mencapai tujuannya dalam menjaga kestabilan nilai
rupiah antara lain dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Selain
itu, bank sentral tidak hanya mengatur dan mengawasi kegiatan operasional bank
lainnya, tapi juga mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Kedua, bank umum merupakan semua bank yang melakukan kegiatan utamanya
dalam menghimpun dana, menyalurkan dana, serta melakukan jasa pelayanan dalam
lalu lintas pembayaran. Bank yang tidak memberikan jasa pelayanan dalam lalu
lintas pembayaran disebut sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank seperti ini
merupakan jenis bank ketiga jika dilihat dari segi fungsinya. Fungsi BPR hanya
sebatas menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut pada masyarakat.
Jenis bank juga dapat dilihat dari segi kepemilikan bank, artinya jenis bank yang
dilihat dari sumber modal bank tersebut. Terdapat empat bank yang dapat
12
dibedakan, yaitu bank milik negara, bank milik pemerintah daerah, bank milik
swasta, dan bank koperasi. Selain itu, bank dapat dibedakan dari segi statusnya atau
area transaksi yang dapat dijangkau oleh bank. Pertama, bank devisa yang dapat
melakukan kegiatan transaksi dalam negeri maupun luar negeri. Bank devisa
melakukan berbagai jenis transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan.
Kedua, bank non-devisa yaitu bank yang belum mendapatkan izin untuk melakukan
transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing. Transaksi yang dapat
dilakukan hanya sebatas dalam negeri saja. Bank non-devisa dapat berubah menjadi
bank devisa jika berhasil memperoleh keuntungan selama dua tahun terakhir secara
berturut-turut.
Penggolongan jenis bank yang terakhir adalah jenis bank yang ditinjau dari segi
penetapan harga, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Konvensional dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengikuti hal-hal yang sudah menjadi
kesepakatan atau disepakati secara umum. Definisi yang lebih singkat dari
konvensional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan
konvensi (kesepakatan) umum”, misalnya seperti adat atau kebiasaan. Kaitannya
dengan perbankan adalah bank yang melakukan kegiatan transaksinya dengan
berdasarkan prinsip konvensional atau sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
Kegiatan operasional bank yang menggunakan prinsip konvensional adalah dengan
diterapkannya sistem bunga yang dianggap sebagai harga. Begitu juga dengan jasa
lainnya yang diberikan oleh bank. Pihak bank akan menetapkan biaya administrasi
dengan nominal tertentu. Sistem penetapan biaya seperti ini dikenal dengan istilah
fee based.
13
Bagi bank konvensional, yang menjadi sumber utama keuntungan dari bisnisnya
adalah berasal dari selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman (kredit) yang
diberlakukan untuk nasabah. Keuntungan tersebut dikenal dengan istilah spread
based. Kerugian yang dialami bank diakibatkan oleh jumlah bunga simpanan yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah bunga kredit (negative spread).
Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah merupakan jenis bank yang
menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah, yaitu ketentuan
yang sesuai dengan syariah Islam. Pondasi dari pelaksanaan kegiatan operasional
bank syariah merupakan hubungan transaksi yang efisien, keadilan, dan
kebersamaan.
3. Kinerja Keuangan Perbankan
Kinerja keuangan merupakan gambaran hasil ekonomi yang diraih perusahaan
dalam periode tertentu melalui aktivitas yang dilakukan untuk memeproleh laba
secara efektif dan efisien. Gambaran tersebut dapat diukur perkembangannya
dengan melakukan analisis pada data keuangan dalam laporan keuangan.
Melalui definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan
gambaran mengenai pencapaian prestasi perusahaan dalam suatu periode. Kinerja
keuangan juga mencerminkan kondisi kesehatan dari perusahaan tersebut. Semakin
tinggi tingkat kesehatan bank, maka akan semakin baik pula kinerja dari bank
tersebut (Azzahroh, dkk, 2016).
4. RGEC
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011, penilaian
kesehatan bank umum dilakukan dengan pendekatan yang didasarkan pada risiko
14
(Risk-Based Bank Rating). Penilaian tersebut akan berkaitan dengan manajemen
risiko dari bank tersebut. Pihak manajemen perlu melakukan penilaian dengan
memperhatikan prinsip-prinsip umum dalam pelaksanaannya, yaitu :
a. Berorientasi pada risiko
Penilaian kesehatan bank dilakukan berdasarkan berbagai kemungkinan risiko
yang akan dihadapi bank. Begitu juga dengan dampak yang akan ditimbulkan
akibat risiko tersebut. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga dapat menimbulkan risiko atau
memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan. Langkah ini diharapkan dapat
membantu perusahaan mengetahui permasalahan bank dengan lebih cepat.
b. Proporsionalitas
Penggunaan tiap indikator dalam penilaian kesehatan bank harus dilakukan
dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha yang dilakukan
oleh bank.
c. Materialitas dan Signifikansi
Pihak bank harus memperhatikan materialitas dan signifikansi untuk tiap
indikator penilaian kesehatan bank. Tujuannya agar dapat menyimpulkan hasil
penilaian dan menetapkan peringkat. Hasil tersebut didasarkan pada analisis
yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai risiko dan
kinerja keuangan bank.
d. Komprehensif dan Terstruktur
Proses penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan sistematis, serta fokus
pada permasalahan utama bank. Selain itu, analisis kesehatan bank juga
15
dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar
indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
Metode RGEC terdiri dari empat indikator penilaian, yaitu :
a. Risk Profile (Profil Risiko)
Terdapat delapan jenis risiko yang perlu dinilai, yaitu :
Risiko Kredit (Credit Risk)
Risiko ini diakibatkan oleh kegagalan debitur dalam memenuhi kewajiban
terhadap bank. Risiko ini merupakan risiko yang memberikan pengaruh
terbesar bagi bank. Pengaruh tersebut dapat menjadi penyebab utama
kegagalan bank. Risiko kredit memiliki peranan yang penting untuk
kestabilan keuangan bank. Artinya, risiko mengenai penyediaan dana dan
penyaluran dana sepenuhnya adalah kewajiban dari bank (Yessi, dkk, 2015).
Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi akibat perubahan kondisi
pasar, misalnya perubahan harga saham. Risiko pasar terdiri dari risiko suku
bunga, risiko nilai tukar, dan risiko komoditas.
Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas terjadi akibat ketidakmampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Artinya, bank tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat terjadi penagihan.
Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasional adalah risiko yang terjadi akibat adanya kesalahan dari
pihak internal. Selain itu, kejadian yang berasal dari pihak eksternal juga
dapat memberikan pengaruh bagi kegiatan operasional bank.
16
Risiko Hukum (Legal Risk)
Risiko hukum adalah risiko yang bisa muncul akibat tidak adanya peraturan
undang-undang yang dijadikan sebagai dasar. Akibatnya terjadi kelemahan
perikatan, misalnya seperti tidak dipenuhinya syarat sah kontrak atau agunan
yang tidak memadai (kualitas agunan yang kurang baik).
Risiko Stratejik (Strategic Risk)
Risiko stratejik adalah risiko yang berasal dari pengambilan keputusan serta
pelaksanaan keputusan stratejik yang tidak tepat. Kegagalan bank dalam
mengelola risiko stratejik ini juga dapat memberikan dampak yang
signifikan terhadap perubahan profil risiko lainnya. Sebagai contoh, bank
yang menerapkan strategi pertumbuhan dana pihak ketiga dengan cara
pemberian suku bunga yang tinggi akan berdampak pada perubahan risiko
likuiditas ataupun risiko suku bunga.
Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)
Risiko kepatuhan adalah jenis risiko yang diakibatkan oleh ketidakpatuhan
bank terhadap peraturan yang masih berlaku. Ketidakpatuhan tersebut dapat
terjadi akibat kurangnya kesadaran hukum terhadap ketentuan yang masih
berlaku secara umum.
Risiko Reputasi (Reputation Risk)
Risiko reputasi adalah risiko yang diakibatkan oleh terjadinya penurunan
tingkat kepercayaan pihak stakeholder terhadap bank. Penurunan tersebut
dapat terjadi akibat timbulnya persepsi negatif stakeholder terhadap bank.
Poin penilaian risiko yang kedua adalah penilaian terhadap kualitas penerapan
manajemen risiko. Penilaian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas
penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip yang berlaku.
17
Penilaian kualitas manajemen risiko dilakukan pada empat aspek, yaitu :
Tata kelola risiko
Kerangka manajemen risiko
Proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia (SDM), dan
kecukupan sistem informasi manajemen (SIM)
Kecukupan sistem pengendalian
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian indikator GCG merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas
pelaksanaan prinsip GCG yang telah ditetapkan. Prinsip tersebut antara lain :
Transparasi (transparancy), yaitu keterbukaan bank dalam memberikan
informasi yang relevan dan dalam proses pengambilan keputusan.
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan mengenai fungsi dan
pelaksanaan tanggung jawab organisasi bank.
Pertanggungjawaban (reponsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank
dengan peraturan yang berlaku, disertai dengan pelaksanaan prinsip
pengelolaan bank yang sehat.
Independensi (independency), yaitu pengelolaan bank yang dilakukan tanpa
adanya pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.
Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak
stakeholders yang timbul atas perjanjian dan peraturan yang berlaku.
c. Earning (Rentabilitas)
Menurut Kasmir (2010), earning (rentabilitas) merupakan indikator penilaian
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Indikator ini juga memberikan informasi mengenai ukuran tingkat efektivitas
18
manajemen perusahaan. Informasi tersebut ditunjukkan oleh laba yang telah
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah bahwa
penggunaan indikator penilaian earning menunjukkan efisiensi perusahaan.
Penilaian pada indikator earning dapat ditinjau pada empat rasio berikut :
Return on Asset (ROA)
Menurut Fahmi (2014), rasio ROA melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan
yang diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan jumlah aset
perusahaan yang ditanamkan.
Return on Equity (ROE)
Rasio ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki untuk bisa memberikan laba ekuitas. Rasio ini
menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ROE, maka posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2010).
Net Interest Margin (NIM)
Rasio NIM atau margin bunga bersih adalah rasio perbandingan antara
pendapatan bunga bersih (net interest income) dengan nilai aset produktif.
Aset produktif adalah aset yang dikelola untuk dapat menghasilkan bunga.
Peningkatan yang terjadi pada rasio ini menandakan perusahaan telah
produktif dalam mengelola aset produktifnya untuk dapat menghasilkan
keuntungan. Peningkatan itu juga menunjukkan bahwa kemungkinan bagi
perusahaan tersebut dalam kondisi bermasalah menjadi kecil (Savitri, 2011).
Cost of Income (BOPO)
Rasio BOPO adalah rasio perbandingan antara beban operasional dengan
19
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasionalnya.
d. Capital (Modal)
Menurut Harmono (2009), penilaian terhadap indikator capital ditujukan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindari. Indikator ini merupakan alat pengukur besar kecilnya kekayaan
bank, sehingga memungkinkan manajemen untuk bekerja dengan efisien sesuai
dengan yang dikehendaki pemilik modal.
5. Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat
jika melalui informasi tersebut dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa
mendatang. Menurut Fahmi (2014), semakin baik kualitas laporan keuangan yang
disajikan, maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal yang berkepentingan.
Standar kualitatif laporan keuangan menurut Harmono (2009) adalah dapat
dipahami, relevan, keandalan, netral, lengkap, dapat dibandingkan, tepat waktu, dan
dapat diuji kebenarannya.
Berdasarkan peraturan bank sentral, setiap bank wajib menyampaikan laporan
keuangannya kepada bank sentral. Laporan yang perlu disampaikan tersebut terdiri
dari dua macam laporan, yaitu :
a. Laporan inti yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.
b. Laporan pelengkap yang terdiri dari :
Laporan komitmen dan kontijensi
20
Laporan kewajiban penyediaan modal minimum
Laporan transaksi valuta asing dan derivatif
Laporan kualitas aktiva produktif dan derivatif
Perhitungan rasio keuangan
Pengurus bank dan pemilik bank
Untuk mengenali kegiatan dari sebuah bank, langkah awal yang dapat dilakukan
adalah dengan mempelajari neraca dari bank yang bersangkutan. Menurut Darmawi
(2011), neraca menggambarkan ikhtisar dari posisi keuangan bank pada tanggal
pembuatan neraca tersebut. Penyajiannya dibagi kedalam berbagai pos. Urutan pos
dalam neraca juga sudah ditentukan oleh bank sentral.
6. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dijadikan penulis sebagai acuan dalam melakukan penelitian
ini. Informasi yang terdapat dalam penelitian-penelitian terdahulu dapat
memperkaya teori bagi penulis, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam
mengkaji penelitian. Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan penulis disajikan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut :
TABEL 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
Azzahroh,
Mujahidah,
Raden Rustam
Hidayat, dan
Sri
Sulasmiyati
(2016)
Analisis Komparatif
Kinerja Keuangan
Bank Umum di
Indonesia dan
Malaysia (Studi pada
3 Bank Umum
Terbesar di Indonesia
dan Malaysia Tahun
20102014
ROA, ROE,
NIM, dan
DR
Terdapat perbedaan
yang signifikan pada
indikator profitabilitas
(ROA, ROE, dan NIM)
dan solvabilitas (DR).
21
LANJUTAN TABEL 2.1
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Lestary, Debie
Rosilawaty
(2010)
Analisis Kinerja
Keuangan Bank
Umum di Indonesia
dan Malaysia (Studi
Komparatif Tahun
2007-2009)
CAR, NPL,
LDR, dan
NIM
Terdapat perbedaan
yang signifikan ditinjau
dari rasio NPL dan
NIM.
Tidak terdapat
perbedaan signifikan
ditinjau dari rasio CAR
dan LDR.
3. Levia, Ayukha
Asna dan Sri
Sulasmiyati
(2017)
Analisis Komparasi
Kinerja Perbankan
Terbesar di Indonesia
dan Malaysia Tahun
2011-2015
LDR, ROA,
ROE, NIM,
DR, dan
LOA
Terdapat perbedaan
yang signifikan pada
rasio LDR, ROA, ROE,
NIM, dan DR dari
perbankan Indonesia dan
Malaysia.
Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan pada rasio
LOA dari perbankan
Indonesia dan Malaysia.
4. Purnamawati,
I Gusti Ayu
(2014)
Analsisi Komparatif
Kinerja Keuangan
Perbankan ASEAN
Setelah Krisis Global
CAR, LDR,
ROA, dan
ROE
Terdapat perbedaan
yang signifikan dari
indikator ROA, ROE,
dan LDR. Pada rasio
CAR tidak ada
perbedaan signifikan.
5. Putri, Yunita
Ikasari Ratna
dan Yuniorita
Indah
Handayani
(2016)
Perbandingan
Kinerja Perbankan
Indonesia dan
Thailand. Apakah
Ada Perbedaan ?
NPL, IRR,
ROA, ROE,
NIM,
BOPO,
CAR, GCG,
dan LDR
Indikator GCG dan LDR
menunjukkan kinerja
perbankan Thailand
lebih baik daripada
Indonesia. Sedangkan
indikator lainnya
menunjukkan bahwa
Indonesia lebih baik.
6. Wahyuni,
Anggun dan
Sukirno
(2016)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perbankan ASEAN
(Studi pada Bank
Umum Indonesia
Thailand dan
Filipina) (2016)
NPL, LDR,
ROA, NIM,
dan CAR
Seluruh indikator rasio
keuangan perbankan
Indonesia adalah
signifikan berbeda
dengan kedua negara
lainnya, kecuali rasio
CAR.
Sumber : Jurnal Ilmiah
22
B. Rerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja perbankan yang ditinjau dari segi
risiko bank, segi kemampuan memperoleh laba, dan segi kecukupan modal (CAR).
Kinerja perbankan dari segi risiko diketahui melalui rasio NPL sebagai variabel dari
risiko kredit dan rasio LDR sebagai variabel dari risiko likuiditas. Kinerja perbankan
dari segi kemampuan laba dilihat dari aspek pengelolaan aset (ROA), penggunaan
modal (ROE), pendapatan bunga (NIM), dan efisiensi biaya (BOPO).
Jenis perbankan yang akan dinilai kinerjanya adalah perbankan konvensional
Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kinerja dari ketiga perbankan tersebut dapat
diketahui setelah melakukan penilaian pada variabel NPL, LDR, ROA, ROE, NIM,
BOPO, dan CAR.
Informasi kinerja perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura tersebut
selanjutnya akan dibandingkan satu sama lain dengan melakukan uji banding
dengan variabel dummy. Pengujian tersebut ditujukan untuk mengetahui perbedaan
kinerja perbankan antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura jika
ditinjau dari masing-masing variabel. Rerangka konseptual yang memberikan
gambaran mengenai konsep penelitian terdapat dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :
GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN
Perbankan
Malaysia
Kinerja Keuangan Bank
Konvensional
Perbankan
Singapura Perbankan
Indonesia
Uji Perbandingan dengan variabel dummy
Baik atau Buruk
23
C. Hipotesis
Penelitian ini menggunakan RGEC sebagai alat analisis untuk menilai kinerja
keuangan sektor perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Obyek penelitian
merupakan bank umum konvensional yang termasuk dalam jenis bank milik
pemerintah (BUMN). Setiap bank dari tiap negara memiliki karakteristik yang
berbeda. Perbedaan tersebut bisa terjadi akibat iklim usaha yang dipengaruhi oleh
negara tempat masing-masing bank beroperasi.
Indikator penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator risk
profile, earning, dan capital. Hal tersebut dikarenakan penulis tidak memperoleh
kecukupan data mengenai indikator Good Corporate Governance (GCG) pada
perbankan Malaysia dan Singapura. Jadi, keterbatasan data tersebut yang menjadi
alasan bagi penulis melakukan penilaian hanya pada ketiga indikator tersebut.
Penilaian pada indikator risk profile dilakukan pada dua jenis risiko yang dapat
diukur secara kuantitatif, yaitu risiko kredit yang diproksikan dengan rasio NPL dan
risiko likuiditas yang diproksikan dengan rasio LDR. Menurut Angel dan Pusung
(2014), kondisi NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, baik berupa biaya
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terjadinya
kerugian bagi bank. Perbedaan pengelolaan risiko yang dilakukan bank dapat
memberi pengaruh pada risiko kredit maupun risiko likuiditas dari bank tersebut.
Rasio NPL dijadikan sebagai salah satu kunci untuk mengetahui indikasi masalah
yang berpengaruh negatif terhadap bank. Rasio NPL yang tinggi menunjukkan
bahwa kinerja bank dalam melakukan analisis kredit masih kurang baik. Semakin
tinggi rasio NPL, maka semakin buruk kualitas kredit dari bank tersebut. Menurut
Wahyuni dan Sukirno (2016), terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio NPL
24
dari perbankan Indonesia, Thailand, dan Filipina. Perbedaan tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia memiliki rata-rata NPL terendah.
Rasio LDR digunakan untuk mengukur aspek likuiditas. Nilai LDR bank
dipengaruhi oleh pemberian pinjaman dan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh
bank. Kedua hal tersebut bergantung pada kebijakan manajemen dalam mengatur
strategi penyaluran pinjaman dan penghimpunan dana pihak ketiga, sehingga
masyarakat tertarik untuk menempatkan dananya pada bank. Perbedaan kebijakan
tersebut yang bisa membuat kondisi likuiditas tiap bank memiliki perbedaan.
Nilai LDR yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa bank tidak memiliki likuiditas
yang cukup memadai untuk memenuhi kewajibannya. Sebaliknya jika nilai LDR
terlalu rendah berarti bank masih kurang dalam hal penyaluran kredit. Menurut
Purnamawati (2014), terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio LDR antara
perbankan Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Hasil penelitian tersebut berbeda
dengan Lestary (2010) yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
pada rasio LDR antara perbankan Indonesia dan Malaysia.
Indikator earning adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio pertama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio ROA. Rasio tersebut menunjukkan kemampuan bank
dalam memperoleh laba ditinjau dari segi pengelolaan aset. Semakin tinggi nilai
rasio ROA menunjukkan bahwa semakin baik pula kemampuan bank dalam hal
pengelolaan aset untuk memperoleh laba.
Menurut Wahyuni dan Sukirno (2016), terdapat perbedaan yang signifikan pada
rasio ROA antara perbankan Indonesia, Thailand, dan Filipina. Hasil penelitian
25
tersebut didukung oleh Putri dan Yuniorita (2016) yang mengatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pada rasio ROA antara perbankan Indonesia dan
Thailand. Azzahroh, dkk (2016) juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara perbankan Indonesia dan Malaysia dilihat dari rasio ROA.
Rasio profitabilitas (earning) kedua dalam penelitian ini adalah rasio ROE. Rasio
ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba ditinjau dari segi
efisiensi penggunaan modal. Semakin tinggi rasio ROE, maka posisi pemilik
perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2010). Artinya, semakin tinggi nilai ROE, maka
kinerja bank dalam hal pengelolaan modalnya semakin baik.
Menurut Purnamawati (2014), terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio ROE
antara perbankan Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh Azzahroh, dkk (2016) yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada rasio ROE antara perbankan Indonesia dan Malaysia.
Rasio profitabilitas yang ketiga dalam penelitan ini adalah rasio NIM. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan bunga bersih dari
pengelolaan aset produktifnya. Semakin tinggi rasio NIM, maka semakin baik juga
kualitas pengelolaan aset produktif yang dilakukan. NIM yang tinggi menunjukkan
adanya selisih yang cukup besar antara bunga kredit yang dibebankan pada nasabah
dengan bunga simpanan yang diterima nasabah. Menurut Lestary (2010) terdapat
perbedaan yang signifikan pada rasio NIM antara perbankan Indonesia dan
Malaysia. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Azzahroh, dkk (2016).
Rasio profitabilitas yang terakhir dari penelitian ini adalah rasio BOPO. Rasio ini
menunjukkan seberapa efisien biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalani
26
kegiatan operasionalnya. Semakin kecil nilai rasio BOPO menunjukkan bahwa bank
sudah efisien dalam penggunaan biaya untuk kegiatan operasionalnya. Menurut
Putri dan Yuniorita (2016), terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio BOPO
antara perbankan Indonesia dan Thailand.
Rasio yang digunakan dalam penilaian indikator capital adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR), yaitu rasio kecukupan modal yang digunakan untuk mengantisipasi
kemungkinan risiko yang akan dihadapi bank. Tingginya rasio CAR yang baik
adalah CAR yang disebabkan oleh kekuatan modal itu sendiri, bukan karena
rendahnya tingkatnya pemberian kredit pada nasabah. Semakin besar nilai rasio
CAR menggambarkan kemampuan bank yang semakin baik dalam hal menghadapi
kemungkinan risiko kerugian.
Menurut Lestary (2010), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan
Indonesia dan Malaysia pada rasio CAR. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
Purnamawati (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio CAR antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian mengenai tujuh variabel kinerja keuangan
tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha :
Diduga terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan antara
perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yang bersifat membandingkan
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penulis bermaksud membandingkan
kinerja keuangan perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada periode
20122016. Artinya, jenis data dari penelitian ini adalah data panel, yaitu jenis data
gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section (antar ruang).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data
yang diperoleh secara tidak langsung, melainkan dengan melalui pihak perantara.
Data sekunder tersebut berupa data keuangan milik perbankan Indonesia yang
berasal dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Data keuangan milik perbankan
Malaysia dan Singapura diperoleh dari masing-masing situs perbankan. Data yang
digunakan adalah berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perbankan
konvensional periode 20122016.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian komparatif ini hanya melibatkan tujuh variabel bebas (independent
variable), yaitu variabel NPL dan LDR sebagai proksi dari indikator risk profile,
variabel ROA, ROE, NIM, dan BOPO sebagai proksi dari indikator earning, serta
variabel CAR sebagai proksi dari indikator capital. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai masing-masing variabel operasional tersebut, yaitu :
1. Non Performing Loan (NPL)
Rasio Non Performing Loan (NPL) merupakan variabel dari risiko kredit yang
28
digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bank dalam mengelola
kredit bermasalah. Rasio NPL yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja bank
dalam melakukan analisis kredit masih kurang baik. Semakin tinggi rasio NPL,
maka semakin buruk kualitas kredit dari bank tersebut. Menurut Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, rasio NPL dapat dihitung melalui
rumus berikut ini, yaitu :
NPL = Total Kredit Bermasalah
Total Kredit × 100%
2. Loan Deposit Ratio (LDR)
Rasio LDR merupakan variabel dari risiko likuiditas yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk memenuhi segala kewajiban
bank ketika sudah jatuh tempo. Nilai LDR terlalu rendah menunjukkan bahwa
bank masih kurang baik dalam hal penyaluran kredit. Menurut Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, perhitungan rasio LDR dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini, yaitu :
LDR = Total Kredit
Dana Pihak Ketiga × 100%
3. Return on Asset (ROA)
Rasio ROA memberikan gambaran mengenai kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dan mengukur tingkat efisiensi bank dalam hal pengelolaan
asetnya. Kinerja bank yang baik adalah ketika terjadi peningkatan pada rasio
ROA. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, rasio
ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut, yaitu :
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata-Rata Total Aset × 100%
(1)
(2)
(3)
29
4. Return on Equity (ROE)
Kemampuan bank untuk memperoleh laba yang berasal dari penggunaan
modal dapat diketahui melalui rasio ROE. Rasio ini juga mengukur tingkat
efisiensi bank dalam penggunaan modal. Semakin tinggi nilai rasio ROE,
berarti semakin efisien pula penggunaan modal yang dilakukan bank. Menurut
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, perhitungan rasio
ROE dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini, yaitu :
ROE = Laba Setelah Pajak
Rata-Rata Total Ekuitas × 100%
5. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengendalikan biaya. Rasio ini juga digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset produktifnya
untuk dapat menghasilkan pendapatan bunga bersih (Mandasari, 2015).
Semakin tinggi rasio NIM, maka semakin baik juga kualitas pengelolaan aset
produktif yang dilakukan.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, perhitungan
rasio NIM dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini, yaitu :
NIM = Pendapatan Bunga Bersih
Rata-Rata Aset Produktif × 100%
6. Cost of Income (BOPO)
Rasio BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien
biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank untuk melakukan kegiatan
operasionalnya. Semakin kecil nilai rasio BOPO, maka hal itu berarti bahwa
(4)
(5)
30
semakin kecil pula kemungkinan atau peluang bagi bank untuk masuk dalam
kondisi yang bermasalah. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/30/DPNP/2011, perhitungan rasio BOPO dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut ini, yaitu :
BOPO = Total Biaya Operasional
Total Pendapatan Operasional × 100%
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio kecukupan modal ini ditujukan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank guna menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam hal
pemberian kredit. Semakin besar nilai rasio CAR menggambarkan kemampuan
bank yang semakin baik dalam hal menghadapi kemungkinan berbagai risiko.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP/2011, perhitungan
rasio CAR dapat menggunakan rumus berikut ini, yaitu :
CAR = Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko × 100%
C. Pengukuran Variabel
TABEL 3.1 PENGUKURAN VARIABEL
Indikator
(1)
Variabel
(2)
Rumus
(3)
Skala
(4)
Risk Profile NPL = Total Kredit Bermasalah
Total Kredit × 100% Rasio
LDR = Total Kredit
Dana Pihak Ketiga × 100% Rasio
Earnings ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata-Rata Total Aset × 100% Rasio
ROE = Laba Setelah Pajak
Rata-Rata Total Ekuitas × 100% Rasio
(6)
(7)
31
LANJUTAN TABEL 3.1
(1) (2) (3) (4)
Earnings NIM = Pendapatan Bunga Bersih
Rata-Rata Aset Produktif × 100% Rasio
BOPO = Total Biaya Operasional
Total Pendapatan Operasional × 100% Rasio
Capital CAR = Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko × 100% Rasio
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Menurut
Idriantoro dan Supomo (2014) populasi merupakan sekelompok orang, kejadian,
atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bank konvensional milik pemerintah Indonesia dan
bank lokal yang termasuk dalam jenis bank konvensional di Malaysia dan
Singapura. Berikut merupakan daftar populasi dalam penelitian ini, yaitu :
TABEL 3.2 DAFTAR BANK INDONESIA
No. Nama Bank
1 Bank Mandiri
2 Bank Negara Indonesia (BNI)
3 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
4 Bank Tabungan Negara (BTN)
Sumber : Wikipedia
32
TABEL 3.3 DAFTAR BANK MALAYSIA
No. Nama Bank
1 Affin Bank Berhad
2 Alliance Bank Malaysia Berhad
3 AmBank (M) Berhad
4 CIMB Bank Berhad
5 Hong Leong Bank Berhad
6 Malayan Banking Berhad
7 Public Bank Berhad
8 RHB Bank Berhad
Sumber : Wikipedia
TABEL 3.4 DAFTAR BANK SINGAPURA
No. Nama Bank
1 Development Bank Of Singapore
(DBS Bank)
2 Oversear Chinese Banking Corporation
(OCBC Bank)
3 United Overseas Banking (UOB Bank)
4 Bank of Singapore (part of OCBC
Bank)
5 POSB Bank (part of DBS Bank)
6 Far Eastern Bank (part of UOB Bank)
Sumber : Wikipedia
Perolehan hasil penelitian akan lebih baik jika jumlah sampel yang dipilih dari tiap
negara adalah sama. Melalui daftar bank tersebut, diketahui jumlah sampel bank
dari Singapura adalah 3 bank. Hal ini dikarenakan 3 bank di Singapura sudah
melakukan merger dengan 3 bank lainnya. Jadi, sampel bank yang akan dipilih dari
Indonesia dan Malaysia adalah sebanyak 3 bank.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling yang
33
dianggap sudah mewakili seluruh bank yang termasuk dalam populasi. Jumlah
sampel yang akan dipilih adalah sebanyak 3 bank dan pemilihan sampel dilakukan
melalui proses pengundian. Pengundian tersebut dilakukan dengan menggunakan
formula “=RAND()” yang terdapat pada program Microsoft Excel. Berikut ini
adalah daftar sampel bank yang sudah terpilih, yaitu :
TABEL 3.5 DAFTAR SAMPEL BANK
No. Negara Nama Bank
1 Indonesia Bank Negara Indonesia (BNI)
2 Indonesia Bank Tabungan Negara (BTN)
3 Indonesia Bank Mandiri
4 Malaysia Alliance Malaysia Bank
5 Malaysia CIMB Bank
6 Malaysia Malayan Banking
7 Singapura DBS Bank
8 Singapura OCBC Bank
9 Singapura UOB Bank
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berasal dari studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan media
cetak atau berbagai sumber lainnya yang bersifat tertulis. Studi pustaka dapat
berasal dari jurnal, buku, artikel, ataupun skripsi yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi itu sendiri adalah pengumpulan data yang didokumentasikan oleh
perusahaan, misalnya laporan keuangan (annual report) dari perusahaan tersebut.
Data tersebut selanjutnya akan disebut sebagai data sekunder yang dapat diperoleh
dengan cara mengunduh dari situs resmi perusahaan yang bersangkutan ataupun
34
situs lainnya yang menyediakan informasi mengenai data dokumentasi tersebut.
F. Teknik Analisis Data Penelitian Alat bantu dalam melakukan pengujian data dari penelitian ini adalah menggunakan
bantuan program Microsoft Office Excel dan SPSS. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam analisis data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan variabel NPL dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
2. Meregresikan variabel NPL yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
3. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel NPL
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika NPL perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika NPL perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = NPL
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara NPL perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara NPL perbankan Indonesia dan Singapura
4. Perhitungan variabel LDR dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
35
5. Meregresikan variabel LDR yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
6. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel LDR
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika LDR perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika LDR perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = LDR
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara LDR perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara LDR perbankan Indonesia dan Singapura
7. Perhitungan variabel ROA dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
8. Meregresikan variabel ROA yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
9. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel ROA
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika ROA perbankan Malaysia
36
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika ROA perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = ROA
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara ROA perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara ROA perbankan Indonesia dan Singapura
10. Perhitungan variabel ROE dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
11. Meregresikan variabel ROE yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
12. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel ROE
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika ROE perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika ROE perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = ROE
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
37
b1X1 = Nilai perbedaan antara ROE perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara ROE perbankan Indonesia dan Singapura
13. Perhitungan variabel NIM dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
14. Meregresikan variabel NIM yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
15. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel NIM
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika NIM perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika NIM perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = NIM
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara NIM perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara NIM perbankan Indonesia dan Singapura
16. Perhitungan variabel BOPO dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
17. Meregresikan variabel BOPO yang telah dihitung dengan cara matematika
rata-rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
38
18. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel BOPO
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika BOPO perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika BOPO perbankan Singapura
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = BOPO
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total negara1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara BOPO perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara BOPO perbankan Indonesia dan Singapura
19. Perhitungan variabel CAR dilakukan dengan menggunakan persamaan yang
tercantum dalam Tabel 3.1.
20. Meregresikan variabel CAR yang telah dihitung dengan cara matematika rata-
rata sederhana dengan menggunakan uji beda dummy (Ghozali, 2013).
21. Hasil uji beda dummy akan digunakan untuk membandingkan variabel CAR
bank pada periode 20122016 dari tiga negara secara statistik dengan
tambahan persamaan sebagai berikut :
X1 = 1 jika CAR perbankan Malaysia
X1 = 0 jika lainnya
X2 = 1 jika CAR perbankan Singapura
39
X2 = 0 jika lainnya
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = CAR
a = Konstanta (Indonesia)
n = 2 (dari total variabel1)
b1X1 = Nilai perbedaan antara CAR perbankan Indonesia dan Malaysia
b2X2 = Nilai perbedaan antara CAR perbankan Indonesia dan Singapura
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil pengujian dengan menggunakan variabel dummy yang ditujukan untuk
mengetahui perbedaan kinerja antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan
Singapura ini memberikan kesimpulan sebagai berikut, yaitu :
1. Hasil uji perbandingan pada rasio NPL menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia dan Malaysia (Ha
ditolak). Perbedaan yang signifikan ada diantara perbankan Indonesia dan
Singapura (Ha diterima). Jika ditinjau dari rasio LDR, dapat diketahui bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia,
Malaysia, dan Singapura (Ha ditolak).
Pengujian pada indikator earning menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura jika
ditinjau dari rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO (Ha diterima). Sedangkan
pengujian perbandingan pada rasio CAR menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia, Malaysia, dan
Singapura (Ha ditolak).
2. Selama periode 20122016, perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura
sudah menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik tersebut dapat
memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan dari suatu bank.
73
Berikut ini adalah rincian mengenai perbandingan kinerja antara perbankan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yaitu :
Kinerja perbankan dalam hal kredit bermasalah yang baik dapat diketahui
dengan nilai rasio NPL yang rendah. Rasio NPL dari perbankan Indonesia,
Malaysia, dan Singapura memiliki nilai yang rendah. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa perbankan Singapura sudah lebih baik daripada
perbankan Indonesia dan Malaysia dengan nilai rata-rata rasio sebesar
1,10%. Artinya, kemampuan perbankan Singapura dalam melakukan
analisis kredit sudah tepat, sehingga mengurangi risiko terjadinya kredit
bermasalah.
Kondisi likuiditas dari perbankan Indonesia, Malaysia, dan Singapura sudah
menunjukkan kondisi yang baik. Rasio likuiditas yang dimiliki oleh
perbankan Singapura, yaitu sebesar 85,12% mengartikan bahwa likuiditas
dari perbankan Singapura sudah lebih baik daripada perbankan Indonesia
dan Malaysia. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kondisi likuiditas
perbankan Singapura masih bisa dikatakan jauh dari kondisi yang tidak
likuid. Risiko kondisi tidak likuid lebih mengarah pada perbankan Indonesia
yang memiliki rasio LDR yang tinggi, terutama pada Bank BTN.
Kemampuan bank dalam memperoleh laba yang ditinjau dari rasio ROA
menunjukkan bahwa perbankan Indonesia sudah lebih baik daripada
perbankan Malaysia dan Singapura. Perbankan Indonesia memiliki rasio
ROA tertinggi yaitu sebesar 2,61%. Hal tersebut ditunjukkan dari rasio
ROA pada Bank Mandiri dan BNI yang cenderung mengalami peningkatan
pada periode 20122016. Tidak seperti perbankan Malaysia dan Singapura
yang justru menunjukkan penurunan ROA selama periode pengamatan.
74
Hasil uji perbandingan pada rasio ROE menunjukkan bahwa perbankan
Indonesia memiliki nilai rata-rata rasio tertinggi, yaitu sebesar 19,56%.
Tingginya rasio tersebut menandakan bahwa perbankan Indonesia sudah
lebih baik daripada perbankan Malaysia dan Singapura.
Penyaluran kredit yang tepat membuat perbankan Indonesia memperoleh
pendapatan bunga bersih (NIM) yang besar. Kinerja perbankan Indonesia
dalam hal ini sudah lebih baik daripada perbankan Malaysia dan Singapura.
Rasio NIM yang dimiliki oleh perbankan Indonesia sebesar 5,72%
merupakan rasio yang tertinggi.
Efisiensi biaya yang ditunjukkan melalui rasio BOPO menunjukkan bahwa
perbankan Singapura memiliki efisiensi biaya yang lebih baik, yaitu dengan
rasio BOPO sebesar 43,39%. Artinya, meskipun laba yang diperoleh tidak
lebih tinggi dari perbankan Indonesia dan Malaysia, tapi perbankan
Singapura berhasil mengeluarkan biaya dengan lebih efisien.
Hasil uji perbandingan mengenai kecukupan modal yang dimiliki bank
menunjukkan bahwa perbankan Indonesa memiliki rata-rata CAR yang
lebih tinggi, yaitu sebesar 17,27%. Artinya, perbankan Indonesia memiliki
kecukupan modal yang lebih baik daripada perbankan Malaysia dan
Singapura. Tingginya rasio CAR tersebut merupakan suatu hal yang baik
karena bukan disebabkan oleh rendahnya pemberian kredit.
Rincian mengenai perbandingan tersebut menunjukkan bahwa secara garis
besar perbankan Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dari perbankan
Malaysia maupun Singapura. Hal tersebut dapat dilihat pada rincian diatas
yang menyatakan bahwa perbankan Indonesia lebih baik jika ditinjau dari 4
variabel, yaitu ROA, ROE, NIM, dan CAR.
75
Perbankan Indonesia memang sudah lebih baik daripada perbankan Malaysia
dan Singapura, tapi masih dapat dikatakan bahwa kinerja perbankan Indonesia
belum bisa dinilai sangat baik. Hal tersebut dikarenakan dibalik kemampuan
perbankan dalam memperoleh laba dan menjaga kecukupan modalnya,
perbankan Indonesia masih perlu memperbaiki kemampuannya dalam hal
kredit bermasalah, efisiensi biaya, dan menjaga likuiditasnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa peran perbankan Indonesia sebagai lembaga intermediasi
masih belum sepenuhnya baik.
B. Saran
1. Bagi masyarakat, terutama masyarakat yang bertindak sebagai investor,
informasi mengenai kinerja keuangan ini dapat membantu masyarakat
(investor) untuk kembali meyakinkan keputusannya berinvestasi pada bank.
Melalui informasi tersebut, disarankan bagi masyarakat (investor) untuk terus
mencari informasi mengenai perkembangan kinerja bank, sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko kerugian bagi masyarakat.
2. Bagi perbankan, terutama perbankan Indonesia diharapkan untuk melakukan
analisis kredit dengan lebih baik lagi agar dapat mengurangi potensi terjadinya
kredit bermasalah. Analisis kredit yang tepat akan membantu pihak bank untuk
mengambil keputusan memberikan pinjaman pada nasabah yang tepat.
Keputusan yang tepat tersebut tentu saja akan memberikan peluang yang lebih
besar bagi bank untuk memperoleh laba. Selain itu, dengan analisis kredit yang
baik juga, bank akan mampu menjaga kondisi likuiditas bank itu sendiri. Jadi,
dengan melakukan perbaikan pada satu sisi, diharapkan dapat memberikan
perubahan yang positif pada sisi lainnya.
76
Penulis juga menyarankan bagi bank untuk dapat memperbaiki kemampuannya
dalam hal pengeluaran biaya secara efisien dan menjaga likuiditasnya.
Perbaikan kemampuan bank dalam kedua hal tersebut diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap profitabilitas bank.
3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat menambah indikator penilaian lain
agar dapat memperoleh gambaran kinerja bank yang lebih baik lagi.
Diharapkan juga bagi peneliti berikutnya untuk bisa melakukan peninjauan
yang lebih jauh mengenai penyebab adanya perbedaan kinerja antar bank.
DAFTAR PUSTAKA
Angel, Christania Graciella dan Rudy Pusung. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja
pada Bank Nasional dan Bank Asing dengan Menggunakan Analisis Rasio
Keuangan. Jurnal Accountability. Vol.3, No.1.
Adisaputra, Iksan. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Non
Performing Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Skripsi.
Universitas Hasanudin Makasar.
Arifin, Zaenal. 2007. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Kesatu. Yogyakarta.
Ekonisia Kampus FE UII.
Azzahroh, Mujahidah, Raden Rustam Hidayat, dan Sri Sulasmiyati. 2016. “Analisis
Komparatif Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia dan Malaysia
(Studi pada 3 Bank Umum Terbesar di Indonesia dan Malaysia Tahun
2010-2014”. Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya Malang.
Vol.35, No.2.pp.2-3.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum (Diakses pada 11 November 2017).
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Cetakan Kedua.
Jakarta. Ghalia Indonesia.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Cetakan pertama. Jakarta. Bumi
Aksara.
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi
Pertama. Jakarta. Mitra Wacana Media.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta. Bumi Aksara.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi 1, Cetakan
1. Jakarta. Kencana.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan 1. Jakarta.
Kencana.
2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan 14.
Jakarta. Rajawali Pers.
Lasta, Heidy Arvida, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. “Analisis
Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi pada PT
Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2011-2013)”. Jurnal Administrasi
Bisnis. Universitas Brawijaya. Vol.13, No.2.
Lestary, Debi Rosilawaty. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum di
Indonesia dan Malaysia (Studi Komparatif Tahun 2007-2009). Skripsi.
Jurusan Ekonomi Pembangunan. Universitas Negeri Malang.
Levia, Ayukha Asna dan Sri Sulasmiyati. 2017. “Analisis Komparasi Kinerja
Perbankan Terbesar di Indonesia dan Malaysia (Studi pada Bank Umum di
Indonesia dan Malaysia Tahun 2011-2015”. Jurnal Administrasi Bisnis.
Universitas Brawijaya. Vol.51, No.2.
Mandasari, Jayanti. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Metode
RGEC pada Bank BUMN Periode 2012-2013”. E-Journal Ilmu
Administrasi Bisnis. Universitas Mulawarman. Vol.3, No.2.
Paramartha, I Made dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2017. “Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank dengan Metode RGEC pada PT. Bank Mandiri (Persero),
Tbk”. E-Journal Manajemen Unud. Universitas Udayana. Vol.6, No.2.
Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014. “Analisis Komparatif Kinerja Keuangan
Perbankan ASEAN Setelah Krisis Global”. Jurnal Keuangan dan
Perbankan. Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.18, No.2.
Putri, Yunita Ikasari Ratna dan Yuniorita Indah Handayani. 2016. “Perbandingan
Kinerja Perbankan Indonesia dan Thailand. Apakah Ada Perbedaan?”.
Dalam Prosiding Seminar Nasional. Gedung Pascasarjana FEB UNEJ.
pp.7-10.
Savitri, Dhian Andanarini Minar. 2011. “Pengaruh Non Performing Loan (NPL),
Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap
Perubahan Laba pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa di Indonesia
Tahun 2006-2010”. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan. STIE
Totalwin Semarang. Vol.2, No.2.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Wahyuni, Anggun dan Sukirno. 2016. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan ASEAN (Studi pada Bank Umum Indonesia, Thailand, dan
Filipina)”. Jurnal Nominal. Jurusan Akuntansi. Universitas Negeri
Yogyakarta.Vol.5, No.2.
Yessi, Ni Putu Noviantini Permata, Sri Mangesti Rahayu, dan Maria Goretti Wi
Endang NP. 2015. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital) Studi pada PT Bank Sinar Harapan Bali
Periode 2010-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya
Malang. Vol.1, No.1.
www.bi.go.id (Diakses pada 17 Oktober 2017)
www.idx.co.id (Diakses pada 19 Oktober 2017)
id.wikipedia.org (Diakses pada 19 Oktober 2017)
data.worldbank.org (Diakses pada 25 November 2017)
www.maybank.com (Diakses pada 19 Oktober 2017)
www.alliancebank.com.my (Diakses pada 19 Oktober 2017)
www.cimbbank.com.my (Diakses pada 19 Oktober 2017)
www.dbs.com.sg (Diakses pada 19 Oktober 2017)
www.ocbc.com (Diakses pada 19 Oktober 2017)
www.uob.com.sg (Diakses pada 19 Oktober 2017)