analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

25
1 ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERAMALAN PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN STANDAR KESALAHAN PERAMALAN (SKP) PADA PT PERTAMINA (PERSERO) REGION IV JATENG DAN DIY Citra Paramita Dul Muid, S.E., M.Si., Akt ABSTRACT Good planning and controlling is needed as one of supporting the operational activities of the company. Companies planning in all areas, one of which is the fields of sales, for example by preparing sales budget. Sales budget is the budget plan in greater detail about the company’s sales during the coming period, which also contains a plan about the types and quality of products will be sold, the quantity of products will be sold, the prices of products will be sold, the selling time and marketing area. Therefore, sales forecasting is indispensable in the preparation of sales budgets. There are several methods used in sales forecasting, among others, Free Trend method, Half Average Trend method, Trend Moment, Least Square Trend method, and Quadratic Trend method. In this study, the issues to be discussed is whether the Free Trend method used was in accordance with the condition of the company, and to determine of most suitable sales budget arrangement method on fuel product sales of PT Pertamina (Persero) in order to exist in the face of competition from the similar companies. This research was using primary data in the form of fuel product sales realization data January to December 2010 in PT Pertamina (Persero) Region IV Central Java and DIY. Sampling was done by observation and interview by asking questions directly to authorities. The analytical method used is Standard Forecasting Error (SKP). From the analysis and calculations have been done, we can note the results and conclusions that fuel sales forecasting method is right for the Premium is using the Quadratic Trend method, while for Pertamax using Least Square Trend method. In the other hand, the result of SKP on total sales of fuel product, can be determined that the method of fuel sales forecasting using Least Square Trend method and Quadratic method is better and effective when compared with the Free Trend method which has been applied to companies. Keywords : sales budget, sales forecasting, free trend method, least square trend method, quadratic trend method, standard forecasting error

Upload: ngodiep

Post on 14-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

1

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERAMALAN

PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN STANDAR

KESALAHAN PERAMALAN (SKP) PADA PT PERTAMINA

(PERSERO) REGION IV JATENG DAN DIY

Citra Paramita

Dul Muid, S.E., M.Si., Akt

ABSTRACT

Good planning and controlling is needed as one of supporting the

operational activities of the company. Companies planning in all areas, one of

which is the fields of sales, for example by preparing sales budget. Sales budget is

the budget plan in greater detail about the company’s sales during the coming

period, which also contains a plan about the types and quality of products will be

sold, the quantity of products will be sold, the prices of products will be sold, the

selling time and marketing area. Therefore, sales forecasting is indispensable in the

preparation of sales budgets.

There are several methods used in sales forecasting, among others, Free

Trend method, Half Average Trend method, Trend Moment, Least Square Trend

method, and Quadratic Trend method. In this study, the issues to be discussed is

whether the Free Trend method used was in accordance with the condition of the

company, and to determine of most suitable sales budget arrangement method on

fuel product sales of PT Pertamina (Persero) in order to exist in the face of

competition from the similar companies. This research was using primary data in

the form of fuel product sales realization data January to December 2010 in PT

Pertamina (Persero) Region IV Central Java and DIY. Sampling was done by

observation and interview by asking questions directly to authorities. The analytical

method used is Standard Forecasting Error (SKP).

From the analysis and calculations have been done, we can note the results

and conclusions that fuel sales forecasting method is right for the Premium is using

the Quadratic Trend method, while for Pertamax using Least Square Trend method.

In the other hand, the result of SKP on total sales of fuel product, can be determined

that the method of fuel sales forecasting using Least Square Trend method and

Quadratic method is better and effective when compared with the Free Trend

method which has been applied to companies.

Keywords : sales budget, sales forecasting, free trend method, least square trend

method, quadratic trend method, standard forecasting error

Page 2: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

2

PENDAHULUAN

PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang minyak dan gas bumi (National Oil Company) dipercaya untuk mengemban

tugas dalam mencari sumber minyak dan gas bumi, mengolah dan menyediakan

bahan bakar minyak di Indonesia. Namun meskipun begitu, sesuai dengan ketentuan

dalam Undang-Undang MIGAS baru, sekarang ini PT Pertamina (Persero) tidak lagi

menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri minyak dan gas bumi

dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

Oleh karena itu PT Pertamina (Persero) harus mampu bersaing dengan para

pesaingnya.

Dalam rangka menghadapi para pesaing dan mempertahankan kelangsungan

perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam pelaksanaan seluruh

kegiatan perusahaan, salah satunya adalah di bidang perencanaan dan pengawasan.

Perusahaan menyusun perencanaan di segala bidang, salah satunya adalah bidang

penjualan, misalnya dengan menyusun anggaran penjualan. Anggaran penjualan

mempunyai peran penting untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan

kebijakan manajemen terhadap penjualan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan

perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh M.

Munandar (2001:49) Anggaran Penjualan (Sales Budget) ialah budget yang

merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode

yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang

yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang

akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan. Oleh karena itu

peramalan penjualan (forecasting) sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran

penjualan.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam peramalan penjualan, antara

lain metode Trend Bebas, Trend Setengah Rata-rata, Trend Moment, Trend Least

Square dan Trend Kuadratik. Efektifitas peramalan penjualan dipengaruhi oleh

metode yang digunakan dan faktor-faktor lain yang ada di luar perusahaan, misal

keadaan ekonomi negara yang dipengaruhi daya beli masyarakat sebagai konsumen.

Page 3: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

3

Pemilihan metode harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan, antara lain luas

kerja dan banyaknya jenis produk yang dijual. Efektifitas peramalan penjualan dapat

diukur dengan suatu Standar Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari perhitungan

tersebut dapat diketahui berapa tingkat kesalahan dari metode yang telah digunakan.

Semakin kecil tingkat kesalahan peramalan maka metode yang digunakan berarti

efektif atau sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat diterapkan dalam

perusahaan tersebut.

PT Pertamina (Persero) sebagaimana perusahaan lainnya juga menyusun

anggaran penjualan yang salah satu faktor penunjang dalam penyusunannya adalah

dengan dilakukan peramalan penjualan (forecasting). PT Pertamina (Persero)

khususnya bagian BBM Retail membuat perencanaan dan pengendalian di bidang

penjualan, salah satunya adalah membuat peramalan penjualan (forecasting).

Peramalan penjualan ini disusun dengan menggunakan metode Trend Bebas. Metode

Trend Bebas untuk peramalan penjualan ini bersifat sangat subjektif karena

dipengaruhi oleh pendapat atau perasaan orang yang membuat peramalan tersebut.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka pokok

permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu :

1. Menguji apakah metode Trend Bebas yang selama ini digunakan sudah

sesuai dengan kondisi perusahaan.

2. Menentukan Metode penyusunan peramalan penjualan (forecasting) yang

paling tepat sehingga PT Pertamina (Persero) dapat melakukan

perencanaan di bidang penjualan yang baik sehingga mampu tetap eksis

dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis.

TELAAH PUSTAKA

Penjualan dan Anggaran Penjualan

Penjualan merupakan suatu usaha terpadu untuk mengembangkan rencana-

rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan

pembeli. Penjualan juga merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari

penjualan dapat diperoleh laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan yaitu

bisa berasal dari internal perusahaan maupun external perusahaan. Faktor external

Page 4: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

4

misalnya kondisi pasar, kelompok pembeli/segmen pasar, daya beli konsumen, serta

keinginan atau kebutuhan konsumen. Sedangkan faktor internal misalnya tingkat

permodalan, kegiatan produksi, kegiatan promosi/pemasaran, kegiatan penjualan

serta pembukuan administrasi penjualan itu sendiri.

Besarnya pengaruh masing-masing kegiatan di dalam perusahaan terhadap

pelaksanaan kegiatan lainnya menyebabkan manajemen perusahaan berupaya

sebaik-baiknya dalam melaksanakan seluruh kegiatan perusahaan. Untuk itu

diperlukan suatu kegiatan perencanaan yang baik di dalam perusahaan salah satunya

adalah dengan melakukan penyusunan anggaran.

Anggaran (budget) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis,

yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)

moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (M.

Munandar, 2001:1).

Anggaran penjualan (sales budget) merupakan budget yang merencanakan

secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan

datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan

dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,

waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya (M. Munandar, 2001:49).

Anggaran penjualan dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran

yang dibuat cukup akurat, sehingga penjualan yang dianggarkan tidak jauh berbeda

dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat,

banyak faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya data-data penjualan perusahaan

tahun-tahun sebelumnya (baik meliputi kualitas maupun kuantitas), kebijaksanaan

perusahaan yang berhubungan dengan bidang penjualan, informasi dan pengalaman,

serta keakuratan penyusunan peramalan penjualan (forecast). Dan peramalan

penjualan (forecast) inilah yang merupakan faktor paling berpengaruh dalam

penyusunan anggaran penjualan.

Kegunaan Peramalan

Kegunaan adanya peramalan adalah sebagai berikut:

1. Dalam perencanaan kita memerlukan peramalan.

Page 5: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

5

Bila kita merencanakan sesuatu, dan mempersiapkan sesuatu untuk masa

yang akan datang, maka kita perlu meramalkan apa yang akan terjadi pada

masa yang akan datang.

2. Peramalan yang akurat akan menghemat biaya dan dengan demikian

menambah daya saing perusahaan.

Peramalan yang tidak akurat menyebabkan biaya yang tinggi.

Sebagai contoh dalam produksi misalnya, peramalan yang terlalu tinggi

mengakibatkan stock yang disiapkan terlalu besar sehingga biaya

penyimpannya besar. Sebaliknya bila peramalan terlalu rendah, dapat

terjadi kekurangan stock sehingga hilang kesempatan untuk memperoleh

keuntungan/laba. Maka walaupun kita menyadari bahwa peramalan kita

mempunyai nilai kesalahan, tetapi seharusnya kita tetap berusaha agar

peramalan kita seakurat mungkin.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama peramalan

adalah menghasilkan prediksi yang akurat. Peramalan yang terlalu rendah

mengakibatkan kekurangan persediaan, back order, kehilangan penjualan,

dan kehilangan pelanggan. Peramalan yang terlalu tinggi menghasilkan

biaya persediaan yang tinggi pula.

Prinsip-prinsip Peramalan

1. Peramalan melibatkan kesalahan (error). Peramalan hanya mengurangi

ketidakpastian tetapi kita tidak dapat menghilangkannya. Pemakai hasil

ramalan harus waspada akan hal ini sehingga siap untuk menghadapi

adanya kesalahan peramalan.

2. Peramalan sebaiknya memakai tolok ukur kesalahan peramalan. Adanya

kesalahan dalam peramalan maka pemakai harus tahu, besar kesalahan

tersebut.

3. Peramalan secara tim akan lebih akurat daripada peramalan produk individu

(item). Jika satu tim diramalkan sebagai satu kesatuan, presentase kesalahan

cenderung lebih kecil dari pada presentase kesalahan peramalan produk-

produk individu.

Page 6: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

6

4. Peramalan jangka pendek lebih akurat daripada peramalan jangka panjang.

Dalam waktu jangka pendek, kondisi yang mempengaruhi permintaan

cenderung tetap/berubah lamban, sehingga peramalan jangka pendek

cenderung lebih akurat.

Jenis-jenis Metode Peramalan

Metode peramalan penjualan (forecasting) menurut sifatnya dapat dibedakan

menjadi dua yaitu :

1. Bersifat Kualitatif (Non Statistical Method atau Opinion Method)

Merupakan cara peramalan atau forecasting yang didasarkan pada

data masa lampau, data saat ini, target yang ingin dicapai, berdasarkan

intuisi dan pengalaman serta pendapat seseorang misalnya :

- Pendapat pimpinan bagian penjualan

- Pendapat para petugas/staf penjualan

- Pendapat lembaga-lembaga penyalur

- Pendapat para ahli

- Pendapat para konsumen

2. Bersifat Kuantitatif (Statistical Method)

Merupakan cara peramalan (forecasting) yang menitik-beratkan pada

perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode

statistika. Dengan menggunakan cara peramalan (forecasting) secara

kuantitatif semacam ini diharapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan

unsur-unsur subjektif atau pendapat pribadi, sehingga hasil taksirannya

lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat lebih berguna

sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan perusahaan.

Adapun beberapa cara peramalan (forecasting) yang bersifat

kuantitatif ini, antara lain :

a) Metode Trend Bebas

Trend ini menentukan bahwa garis patah-patah yang dibentuk oleh

data historis, diganti atau diubah menjadi garis lurus dengan cara

Page 7: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

7

bebas berdasarkan pada perasaan atau pendapat dari orang yang

bersangkutan. Garis lurus itu dibuat sedemikian rupa sehingga

dirasakan cukup mewakili titik-titik data historis yang tersebar secara

tidak teratur tersebut.

b) Metode Trend Setengah Rata-rata

Trend ini sudah menggunakan perhitungan-perhitungan, sehingga

unsur-unsur subyektifitas sudah dihilangkan. Rumus yang digunakan

dalam trend ini adalah :

Keterangan :

Y’ : Nilai trend

a : Rata-rata kelompok

n : Jumlah tahun dalam satuan waktu

X : Periode

c) Metode Trend Moment

Metode ini sama dengan metode setengah rata-rata, yang juga

menggunakan cara-cara perhitungan statistik dan matematik tertentu

untuk mengetahui fungsi garis lurus.

Rumus yang digunakan:

Keterangan :

Y’ : Nilai trend

Y : Data historis

X : Parameter pengganti waktu

Page 8: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

8

a : Nilai trend periode dasar

b : Pertambahan trend

n : Jangka waktu dari periode dasar

d) Metode Trend Least Square

Metode ini merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,

sehingga akan mempermudah dalam perhitungannya.

Persamaan yang digunakan yaitu:

Keterangan:

Y : Data historis

X : Parameter pengganti waktu

a : Nilai trend periode dasar

b : Pertambahan trend

n : Jumlah data

e) Metode Kuadratik

Rumus yang digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :

Dalam metode ini digunakan persamaan:

Page 9: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

9

Keterangan:

Y’ : Nilai trend

Y : Data historis

X : Parameter pengganti waktu

a : Nilai trend periode dasar

b,c : Pertambahan nilai trend

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data data primer berupa data penjualan bahan

bakar minyak (produk premium dan pertamax) selama tahun 2010 yaitu Januari

2010 sampai dengan Desember 2010 serta data penjualan Januari 2011 sampai

dengan Juli 2011. Data primer ini merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari pihak perusahaan yaitu PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY

khususnya bagian BBM Retail

Populasi dan Sampel

Laporan yang akan dianalisa berupa Laporan penjualan BBM Region IV

Jateng & DIY selama satu tahun, dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2010

dan Laporan Penjualan BBM dari Januari 2011 sampai dengan Juli 2011. Sedangkan

analisa yang akan dilakukan mengambil sample dua jenis BBM yaitu Premium dan

Pertamax. Hal ini dikarenakan kedua jenis BBM ini diharapkan sudah mampu

mewakili unit bisnis BBM secara keseluruhan karena sudah mewakili BBM Subsidi

dan BBM Non Subsidi.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

dengan menggunakan metode observasi, yaitu melihat secara langsung keadaan dan

situasi yang sebenarnya terjadi pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan

DIY khususnya bagian BBM Retail.

Page 10: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

10

Selain menggunakan metode observasi, dilakukan juga metode wawancara

dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada autoritas atau pekerja yang

berkompeten dalam bidang yang terkait dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tiga macam metode peramalan penjualan

(forecasting) yang bersifat kuantitatif. Peramalan penjualan ini menitikberatkan pada

perhitungan-perhitungan angka statistik dengan menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Metode Trend Bebas

Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) untuk produk bahan bakar

minyak PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY dengan

menggunakan metode trend bebas, berdasarkan ketentuan dari perusahaan

sendiri yaitu bagian BBM Retail. Pedoman perhitungan peramalan

penjualan berdasarkan penjualan bulan sebelumnya dikalikan dengan

prosentase price change (perubahan harga) sebesar 10% dan sales factor

(program-program yang mempengaruhi penjualan) sebesar 8% dengan

alokasi sebagai berikut:

a) Promosi 3%

b) Perubahan margin SPBU (Insentive Penjualan) 2,5%

c) Kondisi masyarakat dan lingkungan 2%

d) Kenaikan harga minyak mentah 0,5%

Dari ketentuan tersebut maka dapat dilakukan perhitungan peramalan

penjualan (forecasting), dengan persamaan sebagai berikut :

*) Peramalan Penjualan (forecasting) dalam Kilo Liter

Januari Tahun 2011 = Penjualan Desember 2010 + {Penjualan

Desember 2010 x (price change 10% +

sales factor 8%)}

= Penjualan Desember 2010 x 118%

Page 11: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

11

2. Metode Trend Least Square

Metode ini merupakan penyederhanaan dari metode trend moment,

sehingga akan mempermudah dalam perhitungannya.

Persamaan yang digunakan yaitu:

Keterangan:

Y : Data historis

X : Parameter pengganti waktu

a : Nilai trend periode dasar

b : Pertambahan trend

n : Jumlah data

3. Metode Kuadratik

Rumus yang digunakan dalam metode kuadratik ini adalah :

Dalam metode ini digunakan persamaan:

( ) ∑ ∑

( ) ∑ ∑

( ) ∑ ∑ ∑

Keterangan:

Y’ : Nilai trend

Y : Data historis

X : Parameter pengganti waktu

a : Nilai trend periode dasar

b,c : Pertambahan nilai trend

Page 12: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

12

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga akan menggunakan Standar

Kesalahan Peramalan (SKP) sebagai analisa data untuk membandingkan hasil

peramalan penjualan (forecasting) pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng

dan DIY. Dari Standar Kesalahan Peramalan (SKP) ini maka dapat ditentukan

metode peramalan penjualan yang lebih efektif dan tepat. Besarnya Standar

Kesalahan Peramalan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

√*( ) +

Keterangan:

SKP : Standar Kesalahan Peramalan

X : Realisasi penjualan

Y : Peramalan penjualan

N : Banyaknya data

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai peramalan penjualan (forecasting) bagi

perusahaan telah dilakukan. Diantara penelitian tersebut yang juga digunakan

sebagai bahan referensi dalam penelitian ini yaitu :

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dianna Anggraini (2004) dengan

judul “Analisis Perbandingan Metode Anggaran Penjualan Spare Parts

Dengan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT New Ratna Motor

Semarang”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas anggaran

penjualan spare parts yang disusun perusahaan terhadap realisasi penjualan

yang telah dicapai pada periode yang dianggarkan, serta menentukan

metode peramalan penjualan dan penyusunan anggaran yang lebih efektif.

Data yang digunakan adalah data primer berupa laporan penjualan satu

jenis spare parts yaitu oil filter untuk mobil Kijang Bensin Type 7K dan

Kijang Diesel selama lima tahun dari tahun 1998 sampai dengan 2003. Data

diolah dan dianalisis menggunakan metode trend least square dan metode

Page 13: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

13

trend kuadratik. Bila dibandingkan antara peramalan dan realisasi penjualan

spare parts maka perhitungan anggaran penjualan dengan SKP bagi

penerapan metode trend least square menunjukkan selisih yang kecil bila

dibandingkan dengan metode trend kuadratik. Oleh karena itu metode yang

lebih efektif untuk diterapkan bagi PT New Ratna Motor adalah metode

Trend Least Square.

Kaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini yaitu

dalam hal referensi tinjauan pustaka serta metode yang

digunakan untuk analisis data.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Evi Mundiastuti (2011) dengan

judul “Evaluasi Perbandingan Peramalan Penjualan Pelumas Dengan

Menggunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT Pertamina

(Persero) Sales Region IV Pelumas Jateng & DIY”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas anggaran

penjualan pelumas yang disusun perusahaan terhadap realisasi penjualan

yang telah dicapai pada periode yang dianggarkan. Data yang digunakan

adalah data primer berupa laporan penjualan tiga jenis pelumas yaitu

Enduro 4T ukuran 1 Liter, Prima XP ukuran 1 Liter, dan Mesran Super

ukuran 1 Liter. Data tersebut merupakan data penjualan selama lima tahun

dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Data diolah dan dianalisis

menggunakan metode trend least square dan metode trend kuadratik. Bila

dibandingkan antara peramalan dan realisasi penjualan pelumas maka

perhitungan anggaran penjualan yang lebih baik untuk Prima XP dan

Enduro 4T adalah menggunakan metode trend kuadratik, sedangkan untuk

Mesran Super adalah menggunakan metode trend least square. Hal ini

dikarenakan tingkat kesalahan lebih kecil dan mendekati realisasi penjualan

pelumas.

Kaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang ini yaitu

dalam hal metode yang digunakan untuk analisis data.

Page 14: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyusunan Peramalan Penjualan (Forecasting) BBM Pada PT Pertamina

(Persero) Pemasaran BBM Retail Region IV

Peramalan penjualan (forecasting) untuk produk bahan bakar minyak

(BBM) disusun oleh unit bisnis BBM Retail di bawah struktur organisasi bagian Ast.

Statistik & Comp Intellegence. Penyusunan forecasting ini dibuat setiap bulan untuk

merencanakan penyediaan BBM dan merencanakan target jual di bulan berikutnya.

Peramalan penjualan (forecasting) yang dibuat oleh Unit Pemasaran BBM Retail

hanya meliputi kuantiti saja.

Peramalan Penjualan (forecasting) dibuat oleh tiap-tiap Unit Pemasaran

BBM Retail, kemudian dikonsolidasikan di tingkat Pusat untuk merencanakan

kebutuhan BBM secara Nasional selama bulan tersebut. Dari peramalan penjualan

(forecasting) yang disusun tiap Unit Pemasaran tersebut, maka akan dapat

diperkirakan pemenuhan kebutuhan BBM tersebut, misalnya untuk memperkirakan

berapa jumlah minyak yang dapat dihasilkan oleh Unit Pengolahan, berapa yang

harus di Import, dan berapa jumlah minyak yang dapat di Export, dll. Selain itu,

hasil peramalan penjualan (forecasting) juga akan digunakan sebagai salah satu

dasar penyusunan Anggaran Penjualan (Sales Budget) di tingkat Pusat. Anggaran

Penjualan adalah anggaran yang menggambarkan jumlah revenue yang akan

diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan pada periode yang akan datang,

yang didalamnya meliputi data jenis produk yang akan dijual, volume produk yang

akan dijual, harga pokok persatuan dan wilayah pemasaran, dimana Anggaran

Penjualan ini disajikan dalam satuan moneter selama periode waktu tertentu.

Data Penjualan Untuk Penyusunan Peramalan Penjualan (Forecasting)

Berikut ini adalah data realisasi penjualan BBM di PT Pertamina (Persero)

Region IV Jateng dan DIY selama tahun 2010 :

Page 15: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

15

Tabel 1

Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)

Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010

Gambar 1

Grafik Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)

Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010 (dalam Kiloliter)

Page 16: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

16

Gambar 2

Grafik Total Penjualan BBM pada PT Pertamina (Persero)

Pemasaran BBM Retail Region IV Tahun 2010

(dalam ribuan Rupiah)

Pada grafik di atas terlihat bahwa selama bulan Januari sampai dengan

Desember 2010, penjualan bahan bakar minyak (BBM) di PT Pertamina (Persero)

Pemasaran BBM Retail Region IV dari bulan ke bulan mengalami kenaikan dan

penurunan (berfluktuasi tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi).

Sesuai dengan sampel jenis produk BBM yang diambil dalam penelitian ini

yaitu Premium dan Pertamax, berikut ini akan disajikan realisasi total penjualan

BBM Premium dan Pertamax untuk bulan Januari sampai dengan Desember tahun

2010 :

Page 17: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

17

Tabel 2

Total Penjualan Premium dan Pertamax pada

PT Pertamina (Persero) Pms BBM Retail Region IV Tahun 2010

Sedangkan data realisasi penjualan BBM jenis Premium dan Pertamax selama bulan

Januari sampai dengan Juli 2011 :

Tabel 3

Total Penjualan Premium dan Pertamax pada

PT Pertamina (Persero) Pms BBM Retail Region IV

Januari – Juli 2011

Page 18: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

18

Perhitungan Peramalan Penjualan (Forecasting)

Dari perhitungan dengan menggunakan metode trend bebas, trend least

square, dan trend kuadratik, maka dapat disusun tabel ringkasan peramalan

penjualan (forecasting) BBM pada bulan Januari 2011 untuk jenis Premium dan

Pertamax, sebagai berikut:

Tabel 4

Ringkasan Peramalan Penjualan (Forecasting)

BBM Jenis Premium dan Pertamax Januari 2011

Sedangkan hasil dari perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis

Premium dan Pertamax per bulan selama tahun 2011, secara keseluruhan dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5

Peramalan Penjualan BBM jenis Premium dan Pertamax

Januari – Desember 2011 (Dalam Kiloliter)

Page 19: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

19

Perhitungan Standar Kesalahan Peramalan Penjualan (Forecasting)

Standar Kesalahan Peramalan (SKP) merupakan salah satu cara untuk

membandingkan hasil peramalan penjualan (forecasting) BBM pada PT Pertamina

(Persero) Pemasaran BBM Retail Region IV Jateng dan DIY. Dengan Standar

Kesalahan Peramalan (SKP) ini maka dapat ditentukan metode peramalan penjualan

yang lebih efektif dan tepat.

Ringkasan perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) untuk penjualan

BBM jenis Premium dan Pertamax dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 6

Ringkasan Perhitungan SKP Penjualan BBM

Premium dan Pertamax Th. 2010

Tabel 7

Ringkasan Perhitungan SKP Penjualan BBM

Premium dan Pertamax Th. 2011

Selain hasil perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) di atas, berikut

ini juga akan disajikan grafik perbandingan Peramalan Penjualan (forecasting) BBM

jenis Premium dan Pertamax selama bulan Januari sampai dengan Juli 2011

dibandingkan dengan Realisasi Penjualannya.

Page 20: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

20

Gambar 3

Grafik Peramalan Penjualan & Realisasi Penjualan

BBM Jenis Premium Bulan Januari - Juli 2011

Gambar 4

Grafik Peramalan Penjualan & Realisasi Penjualan

BBM Jenis Premium Bulan Januari - Juli 2011

Berdasarkan Tabel 6, Tabel 7, Gambar 3, dan Gambar 4 di atas, maka dapat

diketahui bahwa metode peramalan yang efektif digunakan untuk perhitungan

Page 21: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

21

peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis Premium adalah metode trend

kuadratik, sedangkan untuk BBM jenis Pertamax adalah metode trend least square.

Selain dari hasil perhitungan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) tersebut,

penetapan metode trend kuadratik untuk peramalan penjualan (forecasting) BBM

jenis Premium juga berhubungan dengan pola konsumsi masyarakat (customer)

terhadap Premium itu sendiri. Selama ini pola konsumsi masyarakat mengalami

kenaikan dan penurunan yang lebih signifikan tergantung dari kebutuhan masyarakat

serta kondisi masyarakat dan lingkungan itu sendiri, serta realisasi penjualannya

cenderung mengarah kepada garis non linear sehingga metode trend kuadratik

memang lebih sesuai dan efektif untuk digunakan. Begitu juga dengan penetapan

metode trend least square untuk peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis

Pertamax juga berhubungan dengan pola konsumsi masyarakat (customer) terhadap

Pertamax itu sendiri. Selama ini pola konsumsi customer terhadap Pertamax

cenderung lebih stabil atau mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu

signifikan, sehingga metode trend least square yang lebih sesuai dan efektif untuk

digunakan dalam peramalan penjualan (forecasting) BBM jenis Pertamax.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY, peramalan penjualan

(forecasting) untuk produk bahan bakar minyak (BBM) disusun oleh unit

bisnis BBM Retail di bawah struktur organisasi bagian Ast. Statistik & Comp

Intellegence. Penyusunan forecasting ini disusun dalam satuan kuantiti

(Kiloliter) dan dibuat setiap bulan untuk merencanakan penyediaan BBM dan

merencanakan target jual di bulan berikutnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan peramalan penjualan

(forecasting) oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: faktor

internal (penjualan periode yang lalu dan kebijakan perusahaan) dan faktor

eksternal (kenaikan harga minyak mentah, persaingan pasar, serta kondisi

masyarakat dan lingkungan. Saat ini perhitungan peramalan penjualan

(forecasting) BBM pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY

Page 22: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

22

menggunakan metode trend bebas berdasarkan besarnya price change

(perubahan harga) yang ditetapkan perusahaan sebesar 10% dari penjualan

periode yang lalu dan sales factor (program-program yang mempengaruhi

penjualan) sebesar 8%.

3. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan

metode trend bebas bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar

291,913.12 Kiloliter dan Pertamax sebesar 6,343.68 Kiloliter. Sedangkan hasil

perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan

metode trend bebas untuk Premium sebesar 50,173 dan Pertamax sebesar

1,434. Dari nilai SKP dengan metode trend bebas tersebut maka dapat dilihat

bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan

(forecasting) terdapat selisih yang sangat besar.

4. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan

metode trend least square bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar

264,023.28 Kiloliter dan Pertamax sebesar 5,618.62 Kiloliter. Sedangkan hasil

perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan

metode trend least square untuk Premium sebesar 14,247 dan Pertamax

sebesar 883. Dari nilai SKP dengan metode trend least square maka dapat

dilihat bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan

(forecasting) terdapat selisih yang lebih kecil dibanding dengan penggunaan

metode trend bebas.

5. Perhitungan peramalan penjualan (forecasting) BBM dengan menggunakan

metode trend kuadratik bulan Januari 2011 untuk Premium adalah sebesar

255,254.30 Kiloliter dan Pertamax sebesar 7,230.45 Kiloliter. Sedangkan hasil

perhitungan SKP (Standar Kesalahan Peramalan) pada data tahun 2010 dengan

metode trend kuadratik untuk Premium sebesar 13,108 dan Pertamax sebesar

2,329. Dari nilai SKP dengan metode trend kuadratik maka dapat dilihat

bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan

(forecasting) untuk jenis BBM Premium terdapat selisih yang paling kecil jika

dibanding dengan metode trend bebas dan trend least square, sedangkan untuk

jenis BBM Pertamax terdapat selisih yang lebih kecil pula jika dibanding

Page 23: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

23

dengan penggunaan metode trend bebas tetapi selisih tersebut masih lebih

besar jika dibanding dengan metode trend least square.

6. Peramalan penjualan untuk bulan Januari sampai dengan Juli 2011 apabila

dibandingkan dengan realisasi penjualannya, maka hasil perhitungan SKP

(Standar Kesalahan Peramalan) adalah sama dengan hasil dari perhitungan

SKP pada data tahun 2010 yaitu :

- hasil perhitungan SKP dengan metode trend bebas untuk produk Premium

adalah sebesar 43,533 sedangkan Pertamax sebesar 1,477. Hal ini berarti

antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan (forecasting)

terdapat selisih yang sangat besar.

- hasil perhitungan SKP dengan metode trend least square untuk produk

Premium adalah sebesar 24,941 sedangkan Pertamax sebesar 947. Dari

nilai SKP dengan metode trend least square tersebut maka dapat dilihat

bahwa antara realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan

(forecasting) terdapat selisih yang lebih kecil dibanding dengan

penggunaan metode trend bebas.

- hasil perhitungan SKP dengan metode trend kuadratik untuk produk

Premium adalah sebesar 19,254 sedangkan Pertamax sebesar 1,717. Dari

nilai SKP dengan metode trend kuadratik maka dapat dilihat bahwa antara

realisasi penjualan BBM dengan peramalan penjualan (forecasting) untuk

jenis BBM Premium terdapat selisih yang paling kecil jika dibanding

dengan metode trend bebas dan trend least square, sedangkan untuk jenis

BBM Pertamax terdapat selisih yang lebih kecil pula jika dibanding

dengan penggunaan metode trend bebas tetapi selisih tersebut masih lebih

besar jika dibanding dengan metode trend least square.

7. Dari hasil perhitungan SKP total penjualan BBM pada data tahun 2010

maupun 2011, maka dapat ditentukan bahwa metode peramalan penjualan

(forecasting) BBM menggunakan metode trend least square dan trend

kuadratik adalah lebih baik dan efektif jika dibanding dengan metode trend

bebas yang diterapkan perusahaan selama ini.

Page 24: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

24

KETERBATASAN DAN SARAN

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :

- Penelitian menggunakan Data Primer yang hanya meliputi dua jenis BBM

diantara begitu banyak jenis BBM subsidi dan non subsidi di PT

Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu :

- PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY hendaknya

mempertimbangkan penggunaan Metode Peramalan Penjualan yang lebih

efektif dari Metode Trend Bebas yang telah diterapkan perusahaan selama

ini (misal Metode Trend Least Square untuk peramalan penjualan produk

BBM Pertamax dan Metode Trend Kuadratik untuk peramalan penjualan

produk BBM Premium). Hal ini dikarenakan tingkat kesalahan lebih kecil

dan mendekati realisasi penjualan BBM tersebut.

- Hendaknya dilakukan penelitian kembali dengan konsep penelitian yang

sama untuk meneliti konsistensi dari penelitian ini.

- Dalam penelitian ini masih menggunakan data dan sample produk yang

terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat

menggunakan data yang lebih lengkap dan sample produk yang lebih

beragam sehingga dapat mewakili efektifitas metode peramalan penjualan

yang akan diterapkan untuk keseluruhan jenis produk BBM di PT

Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan DIY pada umumnya.

Page 25: analisis perbandingan metode peramalan penjualan bahan bakar

25

DAFTAR PUSTAKA

Munandar. M, 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,

Pengawasan Kerja, BPFE, Yogyakarta

Nafarin. M, 2001. Penganggaran Perusahaan, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat, Rekayasa, Edisi

Ketiga, Salemba Empat, Jakarta

Dajan, Anto, 1991. Pengantar Metode Statistik Jilid I, Pustaka LP3ES Indonesia,

Anggota IKAPI, Jakarta

Indrianto, Nur & Supomo, Bambang, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi I, BPFE, Yogyakarta

Keraf, Gorys, 1984. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Nusa

Indah, Ende Flores

Kartono, Kartini Dr, 1996. Pengantar Metodologi Riset, Mandar Maju, Bandung

PT Pertamina (Persero), 2011. Company Profile, Jakarta

Anggraini, Diana, 2004. Analisis Perbandingan Metode Anggaran Penjualan

Spare Parts Dengan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT New

Ratna Motor Semarang, Semarang

Mundiastuti, Evi, 2011. Evaluasi Perbandingan Peramalan Penjualan Pelumas

Dengan Menggunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP) Pada PT

Pertamina (Persero) Sales Region IV Pelumas Jateng & DIY, Semarang