analisis perubahan fungsi kawasan hutan tahun …

91
ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) NELA YULIDIANTI 12030121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

NELA YULIDIANTI

12030121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

Page 2: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …
Page 3: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …
Page 4: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

i

ABSTRAK

Nela Yulidianti, (Npm: 12030121). Analisis Perubahan Fungsi Kawasan

Hutan Tahun 2011 dan 2015 di Kabupaten Agam. Program Studi

Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang 2017.

Kabupaten Agam ini memiliki 16 Kecamatan dimana memiliki fungsi

kawasan hutan pada masing – masing Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) Sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011

dan 2015 (2) Perubahan fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011

dan 2015.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah

Kabupaten Agam. Sampel penelitian diambil dengan total sampling yaitu seluruh

wilayah Kabupaten Agam. Teknik analisis data menggunakan teknik overlay peta.

Hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) Sebaran fungsi kawasan hutan Di

Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015: sebaran fungsi kawasan hutan lindung di

Kabupaten Agam pada tahun 2011 dan 2015 terdapat pada 15 Kecamatan dan

sebaran fungsi kawasan hutan Produksi di Kabupaten Agam pada tahun 2011 dan

2015 terdapat pada 7 kecamatan, kawasan hutan yang terluas di Kabupaten Agam

tahun 2011 dan 2015 adalah kawasan hutan Lindung sebesar + 44089,59 (Ha) dari

pada hutan Produksi sebesar + 20768,52 (Ha). Di tahun 2011 dan 2015 hutan

lindung dan hutan suaka alam dan wisata yang terluas di Kecamatan Palembayan,

Kecamatan Tanjung Raya, dan Kecamatan Palupuh, Pada hutan Produksi yang

terluas di Kecamatan Palembayan dan Palupuh dan 2) Perubahan Fungsi Kawasan

Hutan Di Kabupaten Agam Tahun 2015. Perubahan fungsi kawasan hutan lindung

pada tahun 2015 menurun dari tahun 2011 dapat dilihat bahwasanya pada tahun

2015 luas hutan lindung 44089,59 (Ha) dan pada tahun 2011 luas hutan lindung

47849,42 (Ha). Kemudian perubahan fungsi kawasan hutan Produksi pada tahun

2015 mengalami kenaikan dari tahun 2011 dapat dilihat bahwasanya pada tahun

2015 luas hutan produksi 20768,52 (Ha) dan pada tahun 2011 luas hutan produksi

19439,20 (Ha).

Page 5: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Tahun 2011 Dan 2015 Di

Kabupaten Agam” Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Geografi

STKIP PGRI Sumatera Barat. Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi

ini, penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

setulusnya kepada:

1. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat Padang.

2. Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si pembimbing I dan Bapak Afrital Rezki, S.Pd, M.Si

pembimbing II, yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penelitian

dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Bakaruddin. MS, Ibu Elvi Zuriyani, S.Si, M.Si dan Ibu Nila

Afryansih, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Slamet Rianto, M.Pd dan Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si selaku Pimpinan

Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan jadwal untuk

seminar hingga ujian skripsi ini dilaksanakan.

5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI

Sumatera Barat.

Page 6: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

iii

6. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta ayahanda Endirizal dan ibunda

Efridamayenti, saudaraku Adik Nofria ananda, Adik Andre Firmansyah, Adik

Yulia Rosa Lina, dan Kerabat yang selalu memberikan do’a, kasih sayang,

dukungan moril, material dan support kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan pendidikan S1 ini dengan baik.

7. Terspesial buat Yudhi Pratama Idrus, SE yang selalu memberikan dukungan,

support dan selalu membantu penulis dalam menjalankan penelitian ini

sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan S1 dengan baik sampai

penulis mendapatkan gelar yang selama ini diraih.

8. Terimakasih Para sahabat penulis G’nine Ayu lestari, Ana Baraski Halalia,

Dara Mistiandin, Wilya Jonita, Yunike, Rismadani Putri, Novliani Putri Ayu,

Rahmayani Ihsan yang selama ini mengisi hari – hari, dan Nurfara Ain yang

kasih semangat terus.

9. Terimaksih para adik-adik kos penulis adik Yuniria, adik Naya, adik Susi, adik

Horin, adik Sandra, adik Putri, adik Rani, adik Debi, adik Ranti, adik Yana,

adik Ovi,dan adik Novia yang telah membantu dan memberikan motivasi

selama penulis membuat skripsi ini.

Semoga bantuan bimbingan dan dorongan serta sumbangan yang telah

Bapak, Ibu, Saudara dan Rekan-rekan berikan mendapat imbalan yang setimpal

dari Allah SWT. Amin ya rabball allamin.

Page 7: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

iv

Akhir kata penulis mengharapka semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan

pendidikan khususnya Pendidikan Geografi.

Padang, Februari 2017

Nela Yulidianti

Page 8: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 6

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 13

C. Kerangka konseptual penelitian .......................................................15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 16

B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 16

C. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 17

D. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ................................... 18

Page 9: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

vi

E. Alat Dan Bahan ............................................................................... 19

F. Jenis Dan Alat Pengumpulan Data .................................................. 19

G. Tahapan Penelitian ........................................................................... 20

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 21

I. Diagram Alir Penelitian ................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 24

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 26

C. Pembahasan ..................................................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 50

B. Saran ................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61

LAMPIRAN ................................................................................................ 63

Page 10: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Statusnya di Kabupaten Agam

2015 ................................................................................................................ 2

2. Luas hutan masing - masing Kecamatan di Kabupaten Agam ...................... 16

3. Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011 ............................................. 26

4. Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan ...................................................................................................... 29

5. Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan ...................................................................................................... 34

6. Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015 ............................................. 38

7. Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan ...................................................................................................... 40

8. Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan ...................................................................................................... 45

9. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun 2011 dan

2015 ................................................................................................................ 49

10. Cek Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam ....................... 54

Page 11: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Konseptual ............................................................................................ 15

2. Diagram Alir Penelitian ........................................................................................ 23

3. Kawasan Hutan Kabupaten Agam tahun 2011 ..................................................... 28

4. Hutan lindung di Kabupaten Agam tahun 2011 berdasarkan Kecamatan ............ 32

5. Hutan produksi di Kabupaten Agam tahun 2011 berdasarkan Kecamatan .......... 36

6. Kawasan hutan Kabupaten Agam tahun 2015 ...................................................... 39

7. Hutan lindung di Kabupaten Agam tahun 2015 berdasarkan Kecamatan ............ 43

8. Hutan produksi di Kabupaten Agam tahun 2015 berdasarkan Kecamatan .......... 47

Page 12: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ............................................. 63

2. Lampiran 2 Peta Administrasi ....................................................... 72

3. Lampiran 3 Peta Fungsi Kawasan Hutan Tahun 2011 di Kabupaten

Agam ............................................................................................. 73

4. Lampiran 4 Peta Fungsi Kawasan Hutan Tahun 2015 di Kabupaten

Agam ............................................................................................. 74

5. Lampiran 5 Peta Ground Cek ........................................................ 75

6. Lampiran 6 Peta Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Agam

Tahun 2011 dan 2015 .................................................................... 76

7. Lampiran 7 Surat Penelitian .......................................................... 76

Page 13: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah sumber daya alam yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha

Esa dan mempunyai fungsi sangat penting untuk mengatur tata air, pencegahan

bahaya banjir dan erosi, pemeliharaan kesuburan tanah, dan pelestarian lingkungan

hidup. Untuk dapat memanfaatkan secara lestari, hutan harus dilindungi dari

kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran,

hama dan penyakit. Selain itu hutan adalah kekayaan alam yang tidak ternilai,

sehingga hak-hak bangsa dan negara atas hutan dan hasilnya perlu dijaga dan

dipertahankan agar hutan tersebut dapat memenuhi fungsinya (Kajian Iventarisasi

Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan: 2009)

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

terletak di pantai barat Pulau Sumatera, dan merupakan pintu gerbang masuk di

wilayah barat pulau ini. Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 61 tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra

Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Secara administrasi, wilayah Provinsi

Sumatera Barat terdiri dari 12 (dua belas) wilayah kabupaten dan 7 (tujuh) wilayah

kota dengan jumlah kecamatan sebanyak 166 kecamatan (RTRW Provinsi Sumatera

Barat. 2009 – 2029).

Kawasan hutan di Provinsi Sumatera Barat dibedakan menjadi hutan lindung,

dan hutan suaka alam dan wisata (HSAW), hutan produksi, hutan produksi terbatas,

1

Page 14: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

2

dan hutan produksi yang dapat dikonversi. Total luas kawasan hutan di provinsi

Sumatera Barat tahun 2007 mencapai 2.560.424 Ha (60,53%). Luas hutan lindung

dan HSAW mencapai sekitar 40,59% dari luas provinsi Sumatera Barat, dan hutan

produksi mencapai 19,94%.

Permasalahan yang dihadapi sektor kehutanan selain menurunnya produktivitas

hasil hutan karena semakin berkurangnya potensi hutan produksi, juga masalah

perluasan kawasan budidaya ke dalam kawasan hutan, kondisi ini telah banyak

menimbulkan bencana alam terutama banjir dan tanah longsor, bahkan berpengaruh

terhadap perubahan iklim mikro (RTRW Provinsi Sumatera Barat. 2009 – 2029).

Berdasarka Masalah pada waktu melakukan observasi di lapangan ditemukan

masalah tidak sesuainya peruntukan penggunaan lahan dengan arahan fungsi kawasan

hutan hal ini juga terjadi di Kabupaten Agam. Kurangnya kesadaran dan perhatian

pemerintah berimbas kepada beralih fungsinya kawasan hutan yang seharusnya

lindung dijadikan sebagai produksi.

Tabel I.1 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Statusnya di Kabupaten

Agam 2015

No Fungsi Luas (Ha) Persentase

(%)

1 Hutan Lindung 22.669 53,29%

2 Hutan Produksi Konservasi 9.040 21,26%

3 Hutan Produksi Terbatas 7.696 18,09%

4 Hutan Produksi 3.133 7,37%

Total 42.538

Sumber: Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Agam

Page 15: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

3

Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa luas kawasan hutan menurut

fungsi/statusnya di Kabupaten Agam pada tahun 2015. Dari fungsi kawasan hutan

lindung dapat diketahui luas wilayah sebesar 22.669 (Ha), fungsi kawasan hutan

produksi konservasi dengan luas wilayah sebesar 9.040 (Ha), pada fungsi kawasan

hutan produksi terbatas dengan luar wilayah dengan luas wilayah sebesar 7.696 (Ha),

dan fungsi kawasan hutan produksi dengan luas wilayah sebesar 3.133 (Ha). Dari

data tersebut dapat dilihat di Kabupaten Agam fungsi kawasan hutan lindung lebih

tinggi pusat konservasi lahannya karena luas kawasannya mencapai 22.669 (Ha), dari

pada fungsi kawasan hutan produksi dengan luas 3.133 (Ha).

Fungsi kawasan hutan terbagi atas dua kawasan hutan yaitu kawasan hutan

lindung dan kawasan hutan produksi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas

Kehutanan Kabupaten Agam bahwasanya Luas wilayah kawasan hutan lindung di

Kabupaten Agam seluas 22.669 (Ha) dan Luas fungsi Kawasan Hutan Produksi

seluas 19.869 (Ha).

Sebaran fungsi kawasan hutan lindung berdasarkan data yang diperoleh dari

Dinas Kehutanan Kabupaten Agam bahwasanya sebaran fungsi kawasan hutan

lindung terdapat di 12 Kecamatan antara lain Kecamatan Tanjung Mutiara,

Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Raya,

Kecamatan Matur, Kecamatan IV Koto, Kecamatan Malalak, Kecamatan Baso,

Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Palembayan,

dan Kecamatan Palupuh.

Page 16: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

4

Sebaran fungsi kawasan hutan produksi berdasarkan data yang diperoleh dari

Dinas Kehutanan Kabupaten Agam bahwasanya sebaran fungsi kawasan hutan

produksi terbagi atas 3 kriteria yaitu hutan produksi terbatas, hutan produksi, dan

hutan produksi konservasi antara lain: Hutan Produksi terbatas terdapat di 3

Kecamatan antara lain kecamatan matur, Kecamatan Palembayan dan Kecamatan

Palupuh. Hutan Produksi terdapat di 3 Kecamatan antara lain kecamatan Lubuk

Basung, Kecamatan Ampek Nagari dan Kecamatan Baso. Hutan Produksi Konservasi

terdapat di 4 Kecamatan antara lain Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk

Basung, Kecamatan Ampek Nagari dan Kecamatan Palembayan.

Perubahan fungsi kawasan hutan di Kabupaten Agam ini adalah memadukan

analisis arahan fungsi kawasan hutan dan sebaran hutan secara spasial. Sehingga

dapat menjadi salah satu sarana untuk mencegah berubahnya suatu kawasan. Alat

analisis yang bisa digunakan adalah penginderaan jauh dan sistem informasi

geografis.

Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan sangat merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi kawasan hutan dengan

cepat sehingga dapat menghasilkan informasi berupa sebaran (distribusi), perubahan

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan arahannya di Kabupaten Agam. Dari

uraian diatas peneliti ini nantinya akan penulis tuangkan dalam sebuah judul

penelitian “Analisis Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Tahun 2011 dan 2015 Di

Kabupaten Agam”.

Page 17: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011

dan 2015?

2. Bagaimana perubahan fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun

2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan masalah penelitian yang telah dirumuskan maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang :

1. Sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015.

2. Perubahan fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, maka

penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata

satu Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Penambahan wawasan bagi pembaca tentang perubahan fungsi kawasan di

Kabupaten Agam, dan bahan masukan bagi penulis untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

3. Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi seluruh pihak

terkait ataupun masyarakat untuk pengelolaan hutan lindung di Kabupaten

Agam agar dapat dijaga kelestariannya.

Page 18: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Fungsi Kawasan

a) Kawasan Hutan Lindung

Menurut P. Julius F. Nagel (2011) menyebutkan bahwa Kawasan

hutan lindung adalah hutan yang perlu dibina dan dipertahankan sebagai

hutan dengan penutupan vegetasi secara tetap untuk kepentingan

hidroorologi, yaitu mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi,

memelihara keawetan dan kesuburan tanah baik dalam kawasan hutan

bersangkutan maupun kawasan yang dipengaruhi disekitarnya.

Menurut Jones Hendra M. Sirait (2009) menyebutkan bahwa

kawasan hutan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber

daya alam dan sumber daya buatan.

b) Kawasan Hutan Produksi

Menurut P. Julius F. Nagel (2011) menyebutkan bahwa kawasan

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan sebagai

kebutuhan perluasan, pengembangan wilayah misalnya transmigrasi

pertanian dan perkebunan, industri dan permukiman dan lain – lain.

Kawasan hutan untuk menghasilkan kayu hutan yang hanya dapat

dieksploitasi secara terbatas dengan cara tebang pilih serta hutan yang di

6

Page 19: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

7

pertahankan untuk keberadaan keanekaragaman jenis plasma nutfah dan

tempat hidup dan kehidupan satwa tertentu.

2. SIG (Sistem Informasi Geografi)

Menurut Airlangga, Dkk (2004) Sistem Informasi Geografis merupakan

satuan sistem informasi dalam bentuk aplikasi pemetaan berkomputer yang

menyediakan fasilitas untuk manajemen, analisis, dan display data geografis

maupun demografis daerah dalam bentuk peta, atribut geografis, tabel – tabel

database yang terkait dan hasil query-nya.

Istilah SIG menurut Eddy Prahasta (2002) SIG adalah kobinasi perangkat

keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola

(manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya

(data deskriptif) dengan akurasi kartografi.

Istilah SIG menurut Eddy Prahasta (2002) SIG adalah sistem komputer

yang digunakan untuk memasukkan (Capturing), menyimpan, memeriksa,

mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data – data

yang berhubungan dengan posisi – posisi di permukaan bumi.

Eddy Prahasta (2002) menyatakan bahwa sistem ini diimplementasikan

dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk:

a) akuisi dan verivikasi data, b) komplikasi data, c) penyimpanan data, d)

perubahan dan updating data, e) manajemen dan pertukaran data, f)

memanipulasi data, g) pemanggilan dan presentasi data, dan h) analisa data.

Page 20: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

8

Menurut Eddy Prahasta (2002) Jika definisi – definisi diatas diperhatikan

maka, SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut:

a. Data Input

Subsitem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan

data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang

bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format

– format data – data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh

SIG.

b. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh

atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun seperti:

tabel, grafik, peta, dan lain – lain.

c. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut

ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,

di update, dan di edit.

d. Data Manipulation dan Analysis

Subsistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG. selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi

dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang di harapkan.

SIG merupakan sitem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan

lingkungan sistem – sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan

Page 21: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

9

jaringan. Sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut (Gistut yang

dikutip oleh Eddy Praharja, 2001)

1) Perangkat Keras

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat

keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host

yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam

jaringan komputer yang luas berkemampuan tinggi, memiliki ruang

penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas

memori (RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering

digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer,

printer, plotter dan scanner.

2) Perangkat Lunak

Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem

perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basis data

memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan

dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri beberapa modul,

hingga jangan heran jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan

modul program (*.exe) yang masing – masing dapat dieksekusikan

sendiri.

3) Data dan Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi

yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara

Page 22: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

10

mengimportnya dari perangkat – perangkat lunak SIG yang lainnya

maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya

dari peta dan memasukkan data atributnya dari Tabel – Tabel dan

laporan dengan menggunakan keyboard.

4) Manajemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan

dikerjakan oleh orang – orang memiliki keahlian yang tepat pada

semua tingkatan.

3. Penginderaan Jauh

Menurut Campbell dalam Febri Maspiyanti, M. Ivan Fanany, Aniati

Murni Arymurthy (2013) menyebutkan bahwa Penginderaan jauh merupakan

suatu metode pengamatan yang dilakukan tanpa menyentuh obyeknya secara

langsung. Penginderaan jauh adalah pengkajian atas informasi mengenai

daratan dan permukaan air bumi dengan menggunakan citra yang diperoleh

dari sudut pandang atas (overhead perspective), menggunakan radiasi

elektromagnetik dalam satu beberapa bagian dari spektrum elektromagnetik

yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Menurut Lindgren dalam Lili Somantri (2008) menyebutkan bahwa

penginderaan jauh adalah teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan

analisis informasi tentang bumi, informasi tersebut terbentuk radiasi

elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.

Penginderaan jauh terdiri atas pengukuran dan perekaman terhadap energi

Page 23: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

11

elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi

dan atmosfer dari suatu tempat tertentu di permukaan bumi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data

tentang permukaan bumi yang menggunakan media satelit ataupun pesawat

terbang.

4. Lahan

Menurut A. Abas Idjudin (2011) Lahan adalah salah satu sistem bumi,

yang bersama dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alam dan atmosfer,

menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem. Tanah

berkedudukan khas dalam masalah lingkungan hidup, merupakan kimah

(aset) lingkungan dan membentuk landasan hakiki bagi kemanusiaan.

Fungsi-fungsi vital yang dikerjakan tanah dalam ekosistem mencakup:

a) memberlanjutkan kegiatan, keaneka-ragaman, dan produktivitas hayati, b)

mengatur dan membagi-bagi aliran air dan larutan, c) menyaring, menyangga,

mendegradasi, imobilisasi, dan detoksifikasi bahan-bahan organik dan

anorganik, termasuk hasil samping industri dan kota serta endapan atmosfir,

d) menyimpan dan mendaurkan hara dan unsur-unsur lain di dalam biosfir

bumi, dan e) memberikan topangan bagi bangunan sosio-ekonomi dan

perlindungan bagi pemukiman manusia.

Untuk keberlanjutan peri kehidupan dan menjamin kesejahteraannya,

manusia tidak mungkin mengabaikan upaya mencegah degradasi berbagai

Page 24: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

12

fungsi tanah. Tanah di manapun keberadaannya merupakan komponen

lingkungan hidup yang secara mutlak harus dilindungi atau dihindarkan dari

dampak yang merugikan, maka konservasi tanah menjadi suatu keharusan

bagi membuat lingkungan hidup terhunikan.

5. Hutan

Menurut P. Julius F. Nagel (2011) Hutan adalah sebuah kawasan yang

ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan –

kawasan semacam ini terdapat di wilayah – wilayah yang luas di dunia dan

berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan, modulator arus

hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer

Bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehudupan yang terbesar di

seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun

daerah beriklim dingin, di daratan rendah maupun di pegunungan, di pulau

kecil maupun di benua besar.

Menurut Sari (2006) Hutan merupakan sebuah ekosistem yang terdapat

banyak pohon – pohon dan sumber daya alam yang melimpah, namun seiring

peradaban manusia yang banyak memberikan perubahan sesuai dengan

fungsinya yang mengandung banyak manfaat. Akibat perputaran waktu yang

selalu membawa perubahan, kondisi hutan semakin berkurang manfaatnya

bagi kehidupan, sehingga banyak masalah hutan yang bermunculan. Untuk

dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam pemanfaatan hutan,

Page 25: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

13

pemerintah melakukan pengelolaan dibidang kehutanan dengan cara

peralihan fungsi kawasan hutan menjadi lahan pertanian.

B. Penelitian Yang Relevan

Subarudi (2012) Tentang “ Permasalahan Penataan Ruang Kawasan Hutan

Dalam Rangka Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi ” menyatakan

bahwa sebenarnya sudah tersedia perangkat peraturan dan kebijakan penataan

ruang wilayah dan kawasan hutan, namun masih perlu pengkajian lebih lanjut

terkait dengan harmonisasi dan sinkronisasi dari aspek substansinya.

Permasalahan yang muncul dalam revisi RTRWP adalah: (i) revisi dipaksakan

karena desakan politik (maraknya pemekaran wilayah), (ii) revisi untuk

menyelamatkan keterlanjutan keberadaan usaha non kehutanan, (iii) revisi APL

tidak dilengkapi kajian teknis dan spasial terkait rencana dan realisasi

pemanfaatannya, (iv) tumpang tindih perijinan usaha kehutanan dan non

kehutanan, (v) usaha perkebunan dan lainnya di hutan tanpa ijin resmi dari

Menteri Kehutanan, (vi) revisi memiliki resiko besar terhadap lingkungan hidup,

dan (vii) penyelesaian revisi memerlukan waktu relatif lama. Adapaun strategi

penyelesaian masalah tata ruang dalam revisi RTRWP meliputi: (i) perubahan

peruntukan dan fungsi kawasan hutan, (ii) percepatan kerja tim terpadu perubahan

peruntukan dan fungsi kawasan hutan, (iii) pelaksanaan audit pemanfaatan ruang

kawasan hutan, dan menerapkan prinsip dan arahan dalam audit kawasan hutan.

Soekmadi Rinekso (2004) Tentang “Evaluasi Kawasan Lindung Dengan

Menggunakan Citra Landsat TM Tahun 2001 Dan Sistem Informasi Geografis

Page 26: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

14

(Studi Kasus Di Wilayah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) ”

menyatakan bahwa pada kawasan lindung aktual kelas penutupan lahan berupa

hutan alam hanya seluas 19674,09 ha (49,24% dari total luas kawasan lindung

aktual), sisanya telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya yang didominasi

penutupan lahan berupa perkebunan seluas 3307,59 ha (8,28%). Kawasan lindung

legal formal yang didapat dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam

keppres No. 32/1990 dan SK Mentan No. 837/1980 seluas 100767,78 ha

(24,13%). Penutupan lahannya berupa hutan alam seluas 37550,52 ha (31,49%),

sisanya telah menjadi kawasan budidaya yang didominasi penutupan lahan berupa

ladang seluas 19727,19 ha (16,54%). Kawasan seluas 57055 ha diantaranya

berada pada tipe ekosistem low land. NUMP kawasan lindung ini sebanyak

18309,00 buah dengan MPS seluas 6,52 ha. Berdasarkan analisis hasil evaluasi,

kawasan lindung legal formal lebih baik kondisinya dibandingkan dengan

kawasan lindung aktual di Kabupaten Sukabumi.

Zulkarnain (2013) Tentang “Analisis Penetapan Kriteria Kawasan Hutan”

menyatakan bahwa penetapan kawasan hutan dengan kriteria lereng, jenis tanah,

dan curah hujan tidak dapat dijadikan dasar sebagai kriteria dalam menetapkan

kawasan hutan lindung, kawasan hutan konservasi dan kawasan hutan produksi.

Kriteria utama yang dapat di pergunakan dalam menetapkan kawasan hutan

adalah adanya perhitungan komunitas pepohonan sebagai pembentuk hutan.

Page 27: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

15

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Untuk

melihat dan mendeskripsikan permasalahan dalam penelitian yaitu tentang

evaluasi fungsi kawasan hutan dengan menggunakan SIG di Kabupaten Agam,

kita lihat langkah kerja konseptual di bawah ini.

Berikut ialah kerangka berfikir dari penelitian :

Fungsi Kawasan Hutan

Hutan Lindung Hutan Produksi

Analisis SIG / PJ

Peta Sebaran hutan lindung

dan hutan produksi

Peta Perubahan hutan lindung

dan hutan produksi

Page 28: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan peneliti yang dilakukan

tergolong pada penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis

penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang,

atau masalah/kejadian yang aktual dan berarti, serta bertujuan untuk

mendeskripsikan situasi atau kejadian secara tepat dan akurat (Yusuf, 2007).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sebaran kawasan

hutan Kabupaten Agam.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 16 kecamatan di Kabupaten Agam seperti tabel

berikut:

Tabel III.1 Luas hutan masing - masing Kecamatan di Kabupaten Agam

No Kecamatan

Penggunaan lahan

Hutan

Lindung

Hutan

Produksi

konservasi

Hutan

Produksi

terbatas

Hutan

Produksi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kecamatan Tanjung Mutiara 964 464 0 0

2 Kecamatan Lubuk Basung 256 487 0 175

3 Kecamatan Ampek Nagari 1.061 1.929 0 1.770

4 Kecamatan Tanjung Raya 2.466 0 0 0

16

Page 29: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

17

5 Kecamatan Matur 1.072 0 371 0

6 Kecamatan IV Koto 1.402 0 0 0

7 Kecamatan Malalak 1.174 0 0 0

8 Kecamatan Banuhampu 0 0 0 0

9 Kecamatan Sungai Pua 0 0 0 0

10 Kecamatan IV Angkek 0 0 0 0

11 Kecamatan Canduang 0 0 0 0

12 Kecamatan Baso 1.014 0 0 1.188

13 Kecamatan Tilatang Kamang 367 0 0 0

14 Kecamatan Kamang Magek 4.046 0 0 0

15 Kecamatan Palembayan 4.883 6.160 1931 0

16 Kecamatan Palupuh 3.964 0 5.394 0

Sumber: Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Agam

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka Populasi wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Agam.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka

Page 30: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

18

sampel wilayah penelitian ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Agam (total

Sampling).

D. Definisi Operasional Variabel dan Indikator

1. Fungsi Kawasan Hutan Lindung

Menurut P. Julius F. Nagel (2011) menyebutkan bahwa Kawasan hutan

lindung adalah hutan yang perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan

dengan penutupan vegetasi secara tetap untuk kepentingan hidroorologi, yaitu

mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi, memelihara keawetan dan

kesuburan tanah baik dalam kawasan hutan bersangkutan maupun kawasan

yang dipengaruhi disekitarnya.

Berdasarkan dengan indikator dari variabel ini adalah :

a. Luas lahan hutan (2011 dan 2015)

b. Sebaran (2011 dan 2015)

2. Fungsi Kawasan Hutan produksi

Menurut P. Julius F. Nagel (2011) menyebutkan bahwa kawasan Hutan

produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan sebagai kebutuhan

perluasan, pengembangan wilayah misalnya transmigrasi pertanian dan

perkebunan, industri dan permukiman dan lain – lain. Kawasan hutan untuk

menghasilkan kayu hutan yang hanya dapat dieksploitasi secara terbatas dengan

cara tebang pilih serta hutan yang di pertahankan untuk keberadaan

keanekaragaman jenis plasma nutfah dan tempat hidup dan kehidupan satwa

tertentu.

Page 31: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

19

Berdasarkan indikator dari variabel ini adalah :

a. Luas lahan (2011 dan 2015),

b. Sebaran (2011 dan 2015).

E. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Software Arc gis untuk menggambarkan peta hasil observasi lapangan,

b. GPS untuk memperoleh titik koordinat,

c. Kamera digital untuk dokumentasi,

d. Pencatatan untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan.

2. Bahan

1. Data Badan Pusat Statistik (BPS),

2. Peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)

3. Peta persebaran kawasan hutan di Kabupaten Agam,

4. Citra satelit landsat ETM 7 dan 8 tahun 2011 dan 2015.

F. Jenis dan alat pegumpulan data

1. Jenis data

a. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi diluar peneliti sendiri, walaupun yang

Page 32: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

20

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli yang diperoleh dari

instansi – instansi seperti instansi dinas pendidikan dan perhubungan

(pabundu,2005). Pada sekunder penelitian ini terdiri dari data Status

Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Agam Tahun 2015 dari Dinas

Kehutanan, peta Kabupaten Agam dari RTRW ( Rencana Tata Ruang

Wilayah) Kabupaten Agam.

b. Data Primer

Data primer yaitu terdiri dari data – data yang terdapat dari hasil

survey di lapangan yang bersumber dari wilayah kecamatan kabupaten

agam. Data primer di penelitian ini adalah peta citra landsat ETM 7 dan 8.

2. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis data maka diperoleh data dari BPS Kabupaten Agam,

Dinas Kehutanan Kabupaten Agam dan cek lapangan.

G. Tahapan Penelitian

1. Pra penelitian

a. Kajian pustaka dilakukan terhadap buku – buku yang terkait dengan

penelitian,

b. Pengumpulan alat dan bahan penelitian.

2. Penelitian dan analisa

a. Pengukuran kawasan hutan dengan menggunakan GPS,

b. Pengelolaan data hasil pengamatan kawasan hutan di Kabupaten Agam,

Page 33: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

21

c. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan aplikasi SIG

yaitu dengan menggunakan software ArcView,

d. Hasil penelitian dalam bentuk peta, table dan laporan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik overlay peta

yang penjelasannya ada pada bahasan berikut:

1. Teknik overlay peta

Menurut Dewi Handayani U.N, R.Soelistijadi dan Sunardi (2005)

Overlay Peta adalah Merupakan proses dua peta tematik dengan area yang

sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer

peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber

menggunakan peta merupakan kunci dari fungsi - fungsi analisis Sistem

Informasi Geografi.

Teknik overlay peta ini sangat membantu dalam melakukan analisis

spasial. Berdasarkan data yang ada dan informasi yang didapat melalui survey

dengan teknik overlay akan mengetahui kesesuaian lahan dan lokasi – lokasi

potensial pada fungsi kawasan hutan di Kabupaten Agam.

2. Konsep Overlay Peta

a. Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling

melengkapi antara fitur-fitur spasial.

Page 34: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

22

b. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua

theme masukan.

Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygonyaitu :

1) Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-

titik ,

2) Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis,

3) Poligon – dengan -poligon menghasilkan keluaran dalam bentuk

polygon .

Page 35: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

23

I. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir analisis citra dengan penginderaan jauh :

Citra Landsat th. 2011, 2015

Koreksi Geometrik

dan Radiometrik Peta Administrasi

Masking Citra

Citra Landsat Th.

2011, 2015

terkoreksi

Interprestasi Digital

Peta fungsi kawasan hutan Th. 2011,

2015 Cek Lapangan

Analisis Spasial

(Overlay)

Reinterpretasi

Peta fungsi kawasan

hutan Th. 2011, 2015

Peta Perubahan fungsi kawasan

hutan

Page 36: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Secara geografis, Kabupaten Agam berada pada 000 01’ 34” – 00

0 28’

43” LS dan 990 46’ 39” – 100

0 32’ 50” BT. Kabupaten Agam terletak pada

kawasan yang sangat strategis, dimana dilalui jalur Lintas Tengah Sumatera

dan Jalur Lintas Barat Sumatera dan dilalui oleh Fider Road yang

menghubungkan Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur Sumatera.

Kabupaten Agam berbatasan dengan:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Sumadera Indonesia,

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten 50 Kota,

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman,

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan

Kabupaten Tanah Datar.

2. Topografi

Kabupaten Agam mempunyai kondisi topografi yang cukup bervariasi,

mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah, dengan

ketinggian berkisar antara 0 – 2.891 meter dari permukaan laut. Menurut

kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi wilayah Kabupaten Agam,

24

Page 37: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

25

bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter dpl. Adapun pengelompokkan

yang didasarkan atas ketinggian adalah sebagai berikut:

a. Wilayah dengan ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar

berada di wilayah barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan

Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan

Tanjung Raya,

b. Wilayah dengan ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49% berada pada

wilayah Kecamatan Baso 725-1525 m dpl, Kecamatan Ampek Angkek

Canduang, Kecamatan Malalak 425 -2075 m dpl, Kecamatan Tilatang

Kamang, Kecamatan Palembayan 50 – 1425 m dpl, Kecamatan Palupuh

325 -1650 m dpl, Kecamatan Banuhampu 925-2750 m dpl dan

Kecamatan Sungai Pua 625-1150 m dpl,

c. Wilayah dengan ketinggian > 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi

sebagian Kecamatan IV Koto 850-2750 m dpl, Kecamatan Matur 825-

1375 m dpl dan Kecamatan Canduang, Sungai Pua 1150-2625 m dpl.

Kawasan sebelah barat merupakan daerah yang datar sampai landai (0 –

8%) mencapai luas 71.956 ha, sedangkan bagian tengah dan timur

merupakan daerah yang berombak dan berbukit sampai dengan lereng

yang sangat terjal (> 45%) yang tercatat dengan luas kawasan 129.352 ha.

Kawasan dengan kemiringan yang sangat terjal (> 45%) berada pada

jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Merapi dan Gunung

Singgalang yang terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.

Page 38: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

26

3. Klimatologi

Temperatur udara di Kabupaten Agam terdiri dari dua macam, yaitu

di daerah dataran rendah dengan temperatur minimum 25oC dan maksimum

33oC (Lubuk Basung), sedangkan di daerah tinggi yaitu minimum 20

oC dan

maksimum 29oC (Tilatang Kamang). Kelembaban udara rata-rata 88%,

kecepatan angin antara 4-20 km/jam dan penyinaran matahari rata-rata 58%.

B. Hasil Penelitian

1. Sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015

a. Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011

Kawasan Hutan di Kabupaten Agam Tahun 2011 merupakan daerah hutan

dengan kondisi hutan yang cukup merata dengan luas hutan Lindung dan hutan

Suaka Alam dan Wisata. Hal ini disebabkan karena kondisi hutan yang masih

terjaga dengan baik. Namun luas wilayah hutan Produksi, hutan Produksi

Konversi dan hutan Produksi Terbatas masih belum ada perubahan (tetap) seperti

yang terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel IV.1 Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011

No Jenis Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1

Hutan Lindung :

a. Hutan Lindung 22672.65 46.53

b. Hutan suaka alam & wisata 26055.94 53.47

Jumlah 45399.61 100.00

2

Hutan Produksi:

a. Hutan Produksi 3086.92 15.88

b. Hutan Produksi Konversi 8733.12 44.93

c. Hutan Produksi Terbatas 7616.26 39.19

Jumlah 19436.3 100.00

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

Page 39: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

27

Dari tabel diatas kita lihat bahwa fungsi kawasan hutan di Kabupaten Agam

tahun 2011, dengan luas lahan 26055,94 (Ha) atau sebesar 57,39% berupa hutan

suaka alam dan wisata, hutan lindung dengan luas lahan 22672.65 (Ha) atau

sebesar 46,53%. Hutan Produksi konversi dengan luas lahan sebesar 8733,12 (Ha)

atau 44,93%. Hutan produksi terbatas memiliki luas 7616,26 (Ha) atau sebesar

39,19% dan hutan produksi dengan luas lahan sebesar 3086,92 (Ha) atau sebaran

kawasan hutan sebanyak 15,88%.

Jadi sebaran fungsi kawasan hutan di Kabupaten Agam tahun 2011 pada

hutan Lindung dan hutan Suaka alam dan Wisata yang tertinggi luas kawasan

hutannya sebesar 45399.61 (Ha) dari pada hutan Produksi, produksi konversi,

dan Produksi Terbatas sebesar 19436.3 (Ha).

Page 40: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

28

Grafik IV. 1 Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kawasan hutan tahun

2011 penggunaan hutan yang paling dominan di wilayah Kabupaten Agam

adalah Hutan suaka alam dan wisata dngan luas 26055,94 (Ha) dan 57,39%.

Sedangkan hutan lindung dengan luas 22672.65 (Ha) atau 46.53%, hutan

produksi dengan luas 3086.92 (Ha) atau 15.88%, hutan Produksi konversi

dengan luas 8733.12 (Ha) atau 44.93%, dan hutan produksi terbatas dengan luas

7616.26 (Ha) atau 39.19%.

Jadi Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011 dapat disimpulkan

bahwa hutan Suaka Alam dan Wisata adalah luas hutan yang paling tertinggi

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

HutanLindung

Hutan suakaalam &wisata

HutanProduksi

HutanProduksiKonversi

HutanProduksiTerbatas

Luas

(H

a)

Jenis Hutan

Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2011

Luas hutan

Page 41: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

29

luasnya dari hutan Lindung , hutan Produksi, hutan Produksi Konversi, dan hutan

Produksi Terbatas. Hutan yang paling sedikit luasnya pada hasil dari grafik diatas

adalah hutan Produksi.

b. Sebaran Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Agam 2011

1. Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan.

Hutan lindung di Kabupaten Agam pada tahun 2011 bisa dibilang

masih terjaga (baik). Hutan lindung tersebut merupakan pengaruh yang baik

terhadap tanah dan alam sekeliling di Wilayah Kabupaten Agam pada tahun

2011. Pada masing – masing luas hutan Lindung dan hutan Suaka Alam dan

Wisata Berdasarkan Kecamatannya di Kabupaten Agam dapat di lihat dalam

tabel dibawah :

Page 42: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

30

Tabel IV.2 Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan

No Kecamatan Luas

Kecamatan

Hutan Lindung (Ha)

Hutan Lindung

Hutan Suaka Alam

& wisata

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1 Kec. Palembayan 33603.42 4875.72 2.26 3021.28 1.40

2 Kec. Tanjung Raya 23487.77 2454.18 1.14 4881.55 2.26

3 Kec. Palupuh 24179.24 3897.57 1.80 2846.46 1.32

4 Kec. Malalak 10813.94 1473.4 0.68 4911.06 2.27

5 Kec. Ampek Nagari 26959.32 1062.05 0.49 3532.23 1.63

6 Kec. Kamang Magek 8722.31 3984.89 1.84 0.00

7 Kec. IV Koto 7998.69 1425.99 0.66 1420.54 0.66

8 Kec. Lubuk Basung 26405.06 249.97 0.12 2135.68 0.99

9 Kec. Matur 9219.68 1042.5 0.48 949.3 0.44

10 Kec. Baso 7095.85 1000.61 0.46 0.00

11 kec. Canduang 5230.93 0.00 998.15 0.46

12 Kec. Tanjung Mutiara 20020.02 838.28 0.39 0.00

13 Kec. Banuhampu 3744.72 0.00 696.94 0.32

14 Kec. Sungai Pua 3045.76 0.00 662.71 0.31

15 Kec. Tilatang Kamang 5578.79 367.49 0.17 0.00

Jumlah 216105.5 22672.65 10.49 26055.9 12.06

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa terdapat 15 kecamatan di

Kabupaten Agam yang memiliki sebaran hutan lindung, dengan gambaran

data tersebut menyatakan bahwa dapat disimpulkan dengan luas kecamatan

sebesar 33603,42 (Ha) dan hutan lindung yang terluas sebesar 4875,72 (Ha)

atau 2,26% pada luas hutan di Kecamatan Palembayan dibandingkan pada

kawasan hutan yang ada di kecamatan lainnya dari 15 kecamatan tersebut,

Page 43: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

31

yaitu Kecamatan Tanjung Raya dengan luas Kecamatan 23487,77 (Ha) dan

luas hutan lindung 2454,18 (Ha) atau 1,14%.

Kecamatan Palupuh dengan luas Kecamatan 24179,24 (Ha) dan luas

hutan lindung 3897.57 (Ha) atau 1,80%, Kecamatan Malalak dengan luas

Kecamatan 10813,94 (Ha) dan luas hutan lindung 1473,40 (Ha) atau 0,68% ,

Kecamatan Ampek Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan luas

hutan lindung 1062,05 (Ha) atau 0,49% , Kecamatan Kamang Magek dengan

luas Kecamatan 8722,31 (Ha) dan luas hutan lindung 3984,89 (Ha) atau

1,84% , Kecamatan IV Koto dengan luas Kecamatan 7998,69 (Ha) dan luas

hutan lindung 1425,99 (Ha) atau 0,66%.

Kecamatan Lubuk Basung dengan luas Kecamatan 26405,06 (Ha) dan

luas hutan lindung 249,97 (Ha) atau 0,12% , Kecamatan Matur dengan luas

Kecamatan 9219,68 (Ha) dan luas hutan lindung 1042.5 (Ha) atau 0,48% ,

Kecamatan Baso dengan luas Kecamatan 7095,85 (Ha) dan luas hutan

lindung 1000,61 (Ha) atau 0,46% , Kecamatan Tanjung Mutiara dengan luas

Kecamatan 20020,02 (Ha) dan luas hutan lindung 838,28 (Ha) atau 0,39% ,

dan Kecamatan Tilatang Kamang dengan luas Kecamatan 5578,79 (Ha) dan

luas hutan lindung 367,49 (Ha) atau 0,17%.

Pada Hutan Suaka Alam dan Wisata yang terluas sebesar 4911,06 (Ha)

atau 1,40% dengan luas Kecamatan 10813,94 (Ha) yaitu pada Kecamatan

Malalak, pada Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Palembayan dengan luas

Kecamtan 33603,42 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan Wisata 3021,28

Page 44: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

32

(Ha) atau 2,26% , Kecamatan Tanjung Raya dengan luas Kecamatan

23487,77 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan Wisata 4881,55 (Ha) atau

1,32%, Kecamatan Palupuh dengan luas Kecamatan 24179,24 (Ha) dan luas

hutan Suaka Alam dan Wisata 2846,46 (Ha) atau 2,27%.

Kecamatan Ampek Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan

luas hutan Suaka Alam dan Wisata 3532,23 (Ha) atau 1,63% , Kecamatan IV

Koto dengan luas Kecamatan 7998,69 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan

Wisata 1420,54 (Ha) atau 0,66% , Kecamatan Lubuk Basung dengan luas

Kecamatan 26405,06 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan Wisata 2135,68

(Ha) atau 0,99%.

Kecamatan Matur dengan luas Kecamatan 9219,68 (Ha) dan luas hutan

Suaka Alam dan Wisata 949,30 (Ha) atau 0,44% , Kecamatan Canduang

dengan luas Kecamatan 5230,93 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan

Wisata 998,15 (Ha) atau 0,46% , Kecamatan Banuhampu dengan luas

Kecamatan 3744,72 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan Wisata 696,94

(Ha) atau 0,32%, dan Kecamatan Sungai Pua dengan luas Kecamatan

3045,76 (Ha) dan luas hutan Suaka Alam dan Wisata 662,71 (Ha) atau

0,31%.

Page 45: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

33

Grafik IV.2 Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Hutan lindung di

Kabupaten Agam tahun 2011 penggunaan kawasan hutan lindung yang

paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Luas

(H

a)

Kecamatan di Kabupaten Agam

Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011

Berdasarkan Kecamatan

Luas Kecamatan Hutan Lindung Hutan Suaka Alam & wisata

Page 46: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

34

Palembayan dengan luas Kecamatan 33603.42 (Ha) dan luas hutan lindung

sebesar 4875,72 (Ha) atau 2,26%, dan penggunaan Kawasan hutan suaka

alam dan wisata yang paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam

adalah Kecamatan Malalak dengan luas Kecamatan 10813.94 (Ha) dan luas

hutan suaka alam dan wisata sebesar 4911,06 (Ha) atau 2,27%.

Jadi Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan disimpulkan bahwa hutan Lindung di Kabupaten Agam tahun

2011 berdasarkan Kecamatan menyatakan bahwa pada Kecamatan

Palembayan adalah kecamatan yang paling luas hutan Lindungnya sebesar

4875.72 (Ha) atau 2.26% dan pada Kecamatan Malalak adalah Kecamatan

yang paling luas hutan Suaka Alam dan Wisatanya sebesar 4911.06 (Ha)

atau 2,27%. Sedangkan Kecamatan Canduang, Banuhampu, dan Sungai Pua

adalah Kecamatan yang tidak ada mempunyai hutan Lindungnya dan

Kecamatan Kamang Magek, Baso, Tanjuung Mutiara, dan Kecamatan

Tilatang Kamang adalah Kecamatan yang tidak mempunyai kawasan hutan

Suaka Alam dan Wisata.

2. Hutan produksi di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan.

Hutan Produksi ini merupakan area hutan yang digunakan sebagai

penghasil hasil hutan bagi kepentingan masyarakat ataupun untuk

Page 47: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

35

kepentingan industri dan dikelola untuk menghasilkan nilai ekonomis. Hutan

memberikan banyak hasil yang bernilai ekonomi seperti kayu, getah

dammar, rotan, kemenyan, sawit dan lainnya.

Kalau hutan konversi ini merupakan hutan produksi yang dikonversi

diluar konteks kehutanan atau multifungsi, misalnya lahan tambang, ternak,

perkebunan, dan lain sebagainya. Dan bagaimana penyebaran kawasan hutan

produksi di Kabupaten Agam pada Tahun 2011, dapat dilihat pada tabel

dibawah ;

Tabel IV.3 Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan

No Kecamatan Luas

Kecamatan

Hutan Produksi

Hutan Produksi Hutan Konversi Hutan Terbatas

Luas

(Ha)

Persent

ase

(%)

Luas

(Ha)

Persent

ase

(%)

Luas

(Ha)

Perse

ntase

(%)

1

Kec.

Palembayan 33603.42 0.00 6116.9 4.15 1888.01 1.28

2 Kec. Palupuh 24179.24 0.00 0.00 5396.87 3.66

3 Kec. Ampek Nagari 26959.32 1756.58 1.84 1599.97 1.08 0.00

4 Kec. Baso 7095.85 115129 0.78 0.00 0.00

5

Kec. Lubuk

Basung 26405.06 179.05 0.38 525.62 0.36 0.00

6

Kec. Tanjung

Mutiara 20020.02 0.00 491.24 0.33 0.00

7 Kec. Matur 9219.68 0.00 0.00 331.57 0.22

Jumlah 147482.59 3086.92 3.00 8733.12 5.92 7616.45 5.16

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

Pada tabel diatas dapat diuraikan bahwa hutan produksi terdapat di 7

Kecamatan yang ada di Kabupaten Agam. Dari data tersebut hutan Produksi

Page 48: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

36

yang terluas sebesar 1756,58 (Ha) atau 1,84% dengan luas Kecamatan

26959,32 (Ha) hutan Produksi di Kecamatan Ampek Nagari dari Kecamatan

Baso dengan luas Kecamatan 7095,85 (Ha) dan luas hutan produksi 1151,29

(Ha) atau 0,78% dan Kecamatan Lubuk Basung dengan luas Kecamatan

26405,06 (Ha) dan luas hutan produksi 179,05 (Ha) atau 0,38%.

Pada kawasan Hutan Produksi Konversi yang terluas sebesar 6116,29

(Ha) atau 4,15% dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) Hutan Produksi

Konversi di Kecamatan Palembayan dari Kecamatan Ampek Nagari dengan

luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan luas hutan konversi 1599,97 (Ha) atau

1,08% , Kecamatan Lubuk Basung dengan luas Kecamatan 26405,06 (Ha)

dan luas hutan konversi 525,62 (Ha) atau 0,36% dan Kecamatan Tanjung

Mutiara dengan luas Kecamatan 20020,02 (Ha) dan luas hutan konversi

491,24 (Ha) atau 0,33%.

Sedangkan Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang terluas sebesar

5396,68 (Ha) atau 3,66% dengan luas Kecamatan 24179,24 (Ha) Hutan

Produksi Terbatas di Kecamatan Palupuh dari Kecamatan Palembayan

dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) dan luas hutan produksi terbatas

1888,01 (Ha) atau 1,28%, dan Kecamatan Matur dengan luas Kecamatan

9219,68 (Ha) dan luas hutan produksi terbatas sebesar 331,57 (Ha) atau

0,22%.

Page 49: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

37

Grafik IV.3 Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan

Kecamatan.

Sumber : Pengolahan Data Primer 2011

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Luas

(H

a)

Kecamatan di Kabupaten Agam

Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2011

Berdasarkan Kecamatan

Luas Kecamatan Hutan Produksi Hutan Konversi Hutan Terbatas

Page 50: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

38

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Hutan Produksi di

Kabupaten Agam tahun 2011 penggunaan kawasan hutan produksi yang

paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan Ampek

Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan luas hutan produksi

1756,58 (Ha) atau 1,84%, penggunaan Kawasan produksi konversi yang

paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan

Palembayan dengan luas kecamatan 33603.42 (Ha) dan luas hutan produksi

konversi 6116,29 (Ha) atau 4,15%, dan penggunaan Kawasan produksi

terbatas yang paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah

Kecamatan Palupuh dengan luas Kecamatan 24179.24 (Ha) dan luas hutan

produksi terbatas 5396,68 (Ha) atau 3,66% .

Jadi pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Hutan Produksi di

Kabupaten Agam Tahun 2011 Berdasarkan Kecamatan menyatakan pada

Kecamatan Ampek Nagari adalah Kecamatan yang terluas hutan

Produksinya. Kecamatan Palembayan adalah Kecamatan yang Paling terluas

hutan Produksi Konversi dan Kecamatan Palupuh adalah Kecamatan yang

terluas hutan Produksi Terbatas. Sedangkan Kecamatan Palembayan,

Palupuh, Tanjuung Mutiara, dan Kecamatan Matur adalah Kecamatan yang

tidak ada mempunyai luas kawasan hutan Produksinya. Kecamatan Palupuh,

Baso, dan Kecamatan Matur adalah Kecamatan yang tidak mempunyai luas

kawasan hutan Produksi Konversi dan Kecamatan Ampek Nagari, Baso,

Page 51: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

39

Lubuk Basung, dan Kecamatan Tanjung Mutiara adalah Kecamatan yang

tidak mempunyai luas kawasan Hutan Produksi Terbatas.

c. Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015

Kawasan Hutan di Kabupaten Agam Tahun 2011 merupakan daerah

hutan dengan kondisi hutan yang sudah mulai kurang merata dengan luas

hutan Lindung dan hutan Suaka Alam dan Wisata. Hal ini disebabkan

kondisi hutan yang sudah kurang terjaga dengan baik karena masyarakatnya

sudah mulai kurang mememtingkan alam sekeliling. Namun luas wilayah

hutan Produksi, hutan Produksi Konversi dan hutan Produksi Terbatas sudah

mulai meningkat seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel IV.4 Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015

No Jenis Luas (Ha) Persentase (%)

1

Hutan Lindung:

a. Hutan Lindung 18824.63 42.70

b. Hutan suaka alam & wisata 25264.87 57.30

Jumlah 44089.50 100.00

2

Hutan Produksi:

a. Hutan Produksi 4418.90 21.28

b. Hutan Produksi Konversi 8733.12 42.05

c. Hutan Produksi Terbatas 7616.45 36.67

Jumlah 20768.47 100.00

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Dari tabel diatas kita lihat bahwa fungsi kawasan hutan di Kabupaten

Agam tahun 2015, dengan luas lahan 25264,87 (Ha) atau sebesar 57,30%

berupa hutan suaka alam dan wisata, hutan lindung dengan luas lahan

18824,71 (Ha) atau sebesar 42,70%. Hutan Produksi konversi dengan luas

lahan sebesar 8733,12 (Ha) atau 42,05%. Hutan produksi terbatas memiliki

Page 52: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

40

luas 7619,45 (Ha) atau sebesar 36,67% dan hutan produksi dengan luas lahan

sebesar 4418,90 (Ha) atau sebaran kawasan hutan sebanyak 21,28 %.

Grafik IV.4 Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kawasan hutan tahun

2015 penggunaan hutan yang paling dominan di wilayah Kabupaten Agam

adalah Hutan suaka alam dan wisata dengan luas 25264,87 (Ha) dan

persentasenya 57,30% Sedangkan hutan lindung dengan luas 18824.63 (Ha)

atau 42.70%, hutan produksi dengan luas 4418.90 (Ha) atau 21.28%, hutan

Produksi konversi dengan luas 8733.12 (Ha) atau 42.05%, dan hutan

produksi terbatas dengan luas 7616.45 (Ha) atau 36.67%.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

HutanLindung

Hutansuaka

alam &wisata

HutanProduksi

HutanProduksiKonversi

HutanProduksiTerbatas

Lu

as

(Ha)

Jenis Hutan

Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015

Luas hutan

Page 53: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

41

Jadi Kawasan Hutan Kabupaten Agam Tahun 2015 dapat

disimpulakan bahwa pada hutan Suaka Alam dan Wisata adalah luas hutan

yang paling tertinggi luasnya dari hutan Lindung , hutan Produksi, hutan

Produksi Konversi, dan hutan Produksi Terbatas. Hutan yang paling sedikit

luasnya adalah hutan Produksi.

d. Sebaran Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Agam 2015

1) Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan.

Hutan lindung di Kabupaten Agam dengan wilayah kecamatan yang

luas dengan sebaran hutan dengan berbagai fungsi kawasan hutan. Terdapat

15 Kecamatan yang diteliti di Kabupaten Agam dengan luas Hutan Lindung

dan Hutan Suaka Alam dan Wisata yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini ;

Page 54: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

42

Tabel IV.5 Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan

No Kecamatan Luas

Kecamatan

Hutan Lindung (Ha)

Hutan Lindung Hutan Suaka Alam &

wisata

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1 Kec. Palembayan 33603.42 3652.52 1.69 3021.28 1.40

2 Kec. Tanjung Raya 23487.77 1975.51 0.91 4674.22 2.16

3 Kec. Palupuh 24179.24 3897.57 1.80 2846.46 1.32

4 Kec. Malalak 10813.94 1319.37 0.61 4911.06 2.27

5 Kec. Ampek Nagari 26959.32 260.31 0.12 3380.85 1.56

6 Kec. Kamang Magek 8722.31 3828.09 1.77 0.00

7 Kec. IV Koto 7998.69 838.28 0.39 1420.54 0.66

8 Kec. Lubuk Basung 26405.06 78.54 0.04 1703.31 0.79

9 Kec. Matur 9219.68 785.07 0.36 949.3 0.44

10 Kec. Baso 7095.85 983.6 0.46 0.00

11 kec. Canduang 5230.93 0.00 998.15 0.46

12 Kec. Tanjung Mutiara 20020.02 838.28 0.39 0.00

13 Kec. Banuhampu 3744.72 0.00 696.94 0.32

14 Kec. Sungai Pua 3045.76 0.00 662.71 0.31

15 Kec. Tilatang Kamang 5578.79 367.49 0.17 0.00

Jumlah 216105.5 18824.63 8.71 25264.82 11.69

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Dari tabel diatas dapat diuraikan bahwa terdapat 15 kecamatan di

Kabupaten Agam yang memiliki sebaran hutan lindung, dengan gambaran

data tersebut menyatakan dapat disimpulkan bahwa hutan lindung yang

terluas sebesar 3897,57 (Ha) atau 1,80% dengan luas Kecamatan 24179,24

(Ha) pada hutan lindung di Kecamatan Palupuh, dibandingkan pada kawasan

hutan lindung yang ada di kecamatan lainnya dari 15 kecamatan tersebut,

Page 55: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

43

yaitu Kecamatan Tanjung Raya dengan luas Kecamatan 23487,77( Ha) dan

luas hutan lindung 1975,51 (Ha) atau 8,41%.

Kecamatan Palembayan dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) dan

luas hutan lindung 3652,52 (Ha) atau 10,87%, Kecamatan Malalak dengan

luas Kecamatan 10813,94 (Ha) dan luas hutan lindung 1319,37 (Ha) atau

12,20%, Kecamatan Ampek Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha)

dan luas hutan lindung 260,31 (Ha) atau 0,96%, Kecamatan Kamang Magek

dengan luas Kecamatan 8722,31 (Ha) dan luas hutan lindung 3828,09 (Ha)

atau 43,88%.

Kecamatan IV Koto dengan luas Kecamatan 7998,69 (Ha) dan luas

hutan lindung 838,28 (Ha) atau 10,48%, Kecamatan Lubuk Basung dengan

luas Kecamatan 26405,06 (Ha) dan luas hutan lindung 78,54 (Ha) atau

0,30%, Kecamatan Matur dengan luas Kecamatan 9219,68 (Ha) dan luas

hutan lindung 785.07 (Ha) atau 0,36%, Kecamatan Baso dengan luas

Kecamatan 7095,85 (Ha) dan luas hutan lindung 983,60 (Ha) atau 13,86%,

Kecamatan Tanjung Mutiara dengan luas Kecamatan 20020,02 (Ha) dan luas

hutan lindung 838,28 (Ha) atau 4,19%, dan Kecamatan Tilatang Kamang

dengan luas Kecamatan 5578,79 (Ha) dan luas hutan lindung 367,49 (Ha)

atau 6,59%.

Pada Hutan Suaka Alam dan Wisata yang terluas sebesar 4911,06 (Ha)

atau 45,41% dengan luas Kecamatan 10813,94 (Ha) terdapat pada

Kecamatan Malalak, dari pada Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan

Page 56: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

44

Palembayan dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) dan luas Hutan Suaka

Alam dan Wisata 3021,28 (Ha) atau 8,99%, Kecamatan Tanjung Raya

dengan luas Kecamatan 23487,77 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam dan

Wisata 4674,22 (Ha) atau 19,90%.

Kecamatan Palupuh dengan luas Kecamatan 24179,24 (Ha) dan luas

Hutan Suaka Alam dan Wisata 2846,46 (Ha) atau 11,77%, Kecamatan

Ampek Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan luas Hutan Suaka

Alam dan Wisata 3380,85 (Ha) atau 12,54% , Kecamatan IV Koto dengan

luas Kecamatan 7998,69 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam dan Wisata

1420,54 (Ha) atau 17,76%, Kecamatan Lubuk Basung dengan luas

Kecamatan 26405,06 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam dan Wisata 1703,31

(Ha) atau 6,45% ,

Kecamatan Matur dengan luas Kecamatan 9219,68 (Ha) dan luas

Hutan Suaka Alam dan Wisata 949,30 (Ha) atau 10,29%, Kecamatan

Canduang dengan luas Kecamatan 5230,93 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam

dan Wisata 998,15 (Ha) atau 19,08%, Kecamatan Banuhampu dengan luas

Kecamatan 3744,72 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam dan Wisata 696,94

(Ha) atau 18,61%, dan Kecamatan Sungai Pua dengan luas Kecamatan

3045,76 (Ha) dan luas Hutan Suaka Alam dan Wisata 662,71 (Ha) atau

21,76%.

Page 57: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

45

Grafik IV.5 Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Hutan lindung di

Kabupaten Agam tahun 2015 penggunaan kawasan hutan lindung yang

paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan Palupuh

dengan luas Kecamatan 24179.24 (Ha) dan luas hutan lindung sebesar

3897.57 (Ha) atau 1,80% dan penggunaan Kawasan hutan suaka alam dan

wisata yang paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah

Kecamatan Malalak dengan luas Kecamatan 10813.94 (Ha) dan luas hutan

suaka alam dan wisata sebesar 4911,06 (Ha) atau 19,43%.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Luas

(H

a)

Kecamatan di Kabupaten Agam

Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015

Berdasarkan Kecamatan

Luas Kecamatan Hutan Lindung Hutan Suaka Alam & wisata

Page 58: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

46

Jadi Hutan lindung di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan disimpulkan bahwa pada Kecamatan Palupuh adalah kecamatan

yang paling luas hutan Lindungnya sebesar 3897.57 (Ha) atau 1,80% dan

pada Kecamatan Malalak adalah Kecamatan yang paling luas hutan Suaka

Alam dan Wisatanya sebesar 4911.06 (Ha) atau 2,27%. Sedangkan

Kecamatan Canduang, Banuhampu, dan Sungai Pua adalah Kecamatan yang

tidak ada mempunyai hutan Lindungnya dan Kecamatan Kamang Magek,

Baso, Tanjuung Mutiara, dan Kecamatan Tilatang Kamang adalah

Kecamatan yang tidak mempunyai kawasan hutan Suaka Alam dan Wisata.

2) Hutan produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan.

Hutan Produksi ini merupakan area hutan yang digunakan sebagai

penghasil hasil hutan bagi kepentingan masyarakat ataupun untuk kepentingan

industri dan dikelola untuk menghasilkan nilai ekonomis. Hutan memberikan

banyak hasil yang bernilai ekonomi seperti kayu, getah dammar, rotan,

kemenyan dan lainnya.

Kalau hutan konversi ini merupakan hutan produksi yang dikonversi

diluar konteks kehutanan atau multifungsi, misalnya lahan tambang, ternak,

perkebunan, dan lain sebagainya. Dan bagaimana penyebaran kawasan hutan

Page 59: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

47

produksi di Kabupaten Agam pada Tahun 2015, dapat dilihat pada tabel

dibawah ;

Tabel IV.6 Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan

No Kecamatan Luas

Kecamatan

Hutan Produksi

Hutan Produksi Hutan Konversi Hutan Terbatas

Luas

(Ha)

Persen

tase

(%)

Luas

(Ha)

Persentas

e (%)

Luas

(Ha)

Persent

ase

(%)

1

Kec.

Palembayan 33603.42 0.00 6116.9 4.15 1888.01 1.28

2

Kec.

Palupuh 24179.24 0.00 0.00 5396.87 3.66

3

Kec.

Ampek

Nagari 26959.32 2709.7 1.84 1599.97 1.08 0.00

4 Kec. Baso 7095.85 1151.29 0.78 0.00 0.00

5

Kec. Lubuk

Basung 26405.06 557.91 0.38 525.62 0.36 0.00

6

Kec.

Tanjung

Mutiara 20020.02 0.00 491.24 0.33 0.00

7 Kec. Matur 9219.68 0.00 0.00 331.57 0.22

Jumlah 147482.59 4418.9 3.00 8733.12 5.92 7616.45 5.16

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Pada tabel diatas dapat diuraikan bahwa hutan produksi terdapat di 7

Kecamatan yang ada di Kabupaten Agam. Dari data tersebut hutan Produksi

yang terluas sebesar 2709,70 (Ha) atau 1,84% dengan luas Kecamatan

26959,32 (Ha) pada hutan Produksi di Kecamatan Ampek Nagari, dari pada

Kecamatan Baso dengan luas Kecamatan 7095,85 (Ha) dan luas hutan

produksi 1151,29 (Ha) atau 0,78% dan Kecamatan Lubuk Basung dengan

luas Kecamatan 26405,06 (Ha) dan hutan produksi 557,91 (Ha) atau 0,38% .

Page 60: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

48

Pada kawasan Hutan Produksi Konversi yang terluas sebesar 6116,29

(Ha) atau 4,15% dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) pada Hutan

Produksi Konversi di Kecamatan Palembayan dari pada Kecamatan Ampek

Nagari dengan luas Kecamatan 26959,32 (Ha) dan hutan Produksi Konversi

1599,97 (Ha) atau 1,08%, Kecamatan Lubuk Basung dengan luas

Kecamatan 26405,06 (Ha) dan hutan Produksi Konversi 525,62 (Ha) atau

0,36% dan Kecamatan Tanjung Mutiara dengan luas Kecamatan 20020,02

(Ha) dan hutan Produksi Konversi 491,24 (Ha) atau 0,33%.

Sedangkan Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang terluas sebesar

5396,87 (Ha) atau 3,66% dengan luas Kecamatan 24179,24 (Ha) pada Hutan

Produksi Terbatas di Kecamatan Palupuh dari pada Kecamatan Palembayan

dengan luas Kecamatan 33603,42 (Ha) dan luas Hutan Produksi Terbatas

1888,01 (Ha) atau 1,28%, dan Kecamatan Matur dengan luas Kecamatan

sebesar 9219,68 (Ha) dan luas Hutan Produksi Terbatas 331,57 (Ha) atau

0,22%.

Page 61: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

49

Grafik IV.6 Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan.

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Hutan Produksi di

Kabupaten Agam tahun 2015 penggunaan kawasan hutan produksi yang

paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan Ampek

Nagari dengan luas Kecamatan 26959.32 (Ha) dan luas hutan produksi

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Lua

s (H

a)

Kecamatan di Kabupaten Agam

Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015

Berdasarkan Kecamatan

luas kecamatan Hutan Produksi Hutan Konversi Hutan Terbatas

Page 62: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

50

2709,70 (Ha) atau 1,84%, penggunaan Kawasan Hutan produksi konversi

yang paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam adalah Kecamatan

Palembayan dengan luas Kecamatan 33603.42 (Ha) dan luas Hutan produksi

konversi 6116,29 (Ha) atau 4,15%, dan penggunaan Kawasan hutan

produksi terbatas yang paling dominan di Kecamatan Kabupaten Agam

adalah Kecamatan Palupuh dengan luas Kecamatan 24179.24 (Ha) dan luas

hutan produksi terbatas 5396,68 (Ha) atau 3,66% .

Jadi Hutan Produksi di Kabupaten Agam Tahun 2015 Berdasarkan

Kecamatan dapat disimpulkan bahwa Hutan Produksi di Kabupaten Agam

Tahun 2015 Berdasarkan Kecamatan menyatakan pada Kecamatan Ampek

Nagari adalah Kecamatan yang terluas hutan Produksinya. Kecamatan

Palembayan adalah Kecamatan yang Paling terluas hutan Produksi Konversi

dan Kecamatan Palupuh adalah Kecamatan yang terluas hutan Produksi

Terbatas. Sedangkan Kecamatan Palembayan, Palupuh, Tanjuung Mutiara,

dan Kecamatan Matur adalah Kecamatan yang tidak ada mempunyai luas

kawasan hutan Produksinya. Kecamatan Palupuh, Baso, dan Kecamatan

Matur adalah Kecamatan yang tidak mempunyai luas kawasan hutan

Produksi Konversi dan Kecamatan Ampek Nagari, Baso, Lubuk Basung, dan

Kecamatan Tanjung Mutiara adalah Kecamatan yang tidak mempunyai luas

kawasan Hutan Produksi Terbatas.

Page 63: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

51

2. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun 2011 dan

2015

Pengelolaan hutan secara terpadu dan berkelanjutan masih merupakan

obsesi yang sulit diwujudkan. Hal ini karena rendahnya kesadaran dan

partisipasi masyarakat dalam konservasi pengelolaan kawasan hutan.

Perubahan fungsi kawasan hutan di Kabupaten Agam mengalami pemekaran

seperti terlihat dalam tabel dibawah ini ;

Tabel IV. 7 Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun 2011 Dan

2015

2011

2015

Hutan

Lindung

(Ha)

Hutan Suaka

Alam &

Wisata (Ha)

Hutan

Produksi

(Ha)

Hutan

Produksi

Konversi

(Ha)

Hutan

Produksi

Terbatas

(Ha)

Pengggunaan

Lain (Ha)

Hutan Lindung

(Ha) - - - - - -

Hutan Suaka

Alam & Wisata

(Ha)

- - - - - -

Hutan Produksi

(Ha) 801,74 530,22 - - - -

Hutan Produksi

Konversi

(Ha)

- - - - - -

Hutan Produksi

Terbatas

(Ha)

- - - - - -

Pengggunaan

Lain

(Ha)

3046.24 260.82 - - - -

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Page 64: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

52

Dari tabel diatas kita lihat bahwa perubahan fungsi kawasan hutan di

Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015, di tahun 2011 pada hutan lindung

tahun 2015 terjadinya perubahan menjadi hutan produksi sebesar 801,74

(Ha) dan Penggunaan lain sebesar 3046.24 (Ha). Ditahun 2011 pada hutan

suaka alam dan wisata tahun 2015 terjadi perubahan menjadi hutan produksi

sebesar 530,22 (Ha) dan penggunaan lain sebesar 260.82 (Ha). Sedangkan di

tahun 2011 pada hutan produksi, hutan produksi konversi, hutan produksi

terbatas dan penggunaan lain di tahun 2015 tidak ada terjadinya perubahan.

Jadi Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun

2011 Dan 2015 dapat disimpulkan yaitu terjadinya perubahan fungsi

kawasan hutan dari tahun 2011 ke tahun 2015 beralih fungsi kawasan hutan

dari hutan lindung ke hutan Produksi dengan luas 801,74 (Ha) dan

Penggunaan Lain dengan luas 3046.24 (Ha). Dari hutan Suaka Alam dan

Wisata ke hutan Produksi luasnya 530,22 (Ha) dan Penggunaan lain luasnya

260.82 (Ha).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data yang didapat dilapangan, gambaran penelitian

mengenai Analisis Perubahan Fungsi Kawasan Hutan di Kabupaten Agam Tahun

2011 dan 2015 adalah sebagai berikut :

Pertama, Sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011

dan 2015: sebaran fungsi kawasan hutan lindung di Kabupaten Agam pada tahun

2011 dan 2015 terdapat pada 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara

Page 65: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

53

luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 838,28 (Ha) di tahun 2015 sebesar 838,28

(Ha), Kecamatan Lubuk Basung luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 2385,65

(Ha) di tahun 2015 sebesar 1781,85 (Ha), Kecamatan Ampek Nagari luas hutan

lindung tahun 2011 sebesar 4594,28 (Ha) di tahun 2015 sebesar 3641,16 (Ha),

Kecamatan Tanjung Raya luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 7335,73 (Ha) di

tahun 2015 sebesar 6649,73 (Ha), Kecamatan Matur luas hutan lindung tahun

2011 sebesar 1991.80 (Ha) di tahun 2015 sebesar 1734,37 (Ha),

Kecamatan IV Koto luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 2846.53 (Ha) di

tahun 2015 sebesar 2258,82 (Ha), Kecamatan Malalak luas hutan lindung tahun

2011 sebesar 6384,46 (Ha) di tahun 2015 sebesar 6230,43 (Ha), Kecamatan

Banuhampu luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 696,94 (Ha) di tahun 2015

sebesar 696,94 (Ha), Kecamatan Sungai Pua luas hutan lindung tahun 2011

sebesar 662,71 (Ha) di tahun 2015 sebesar 662,71 (Ha), Kecamatan Canduang luas

hutan lindung tahun 2011 sebesar 998,15 (Ha) di tahun 2015 sebesar 998,15 (Ha),

Kecamatan Baso luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 1000,61 (Ha) di tahun

2015 sebesar 983,60 (Ha), Kecamatan Tilatang Kamang luas hutan lindung tahun

2011 sebesar 367,49 (Ha) di tahun 2015 sebesar 367,49 (Ha), Kecamatan Kamang

Magek luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 3984,89 (Ha) di tahun 2015 sebesar

3828,09 (Ha),

Kecamatan Palembayan luas hutan lindung tahun 2011 sebesar 7897,00 (Ha)

di tahun 2015 sebesar 6673,80 (Ha), dan Kecamatan Palupuh luas hutan lindung

tahun 2011 sebesar 6744,03 (Ha) di tahun 2015 sebesar 6744,03 (Ha). Kemudian,

Page 66: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

54

sebaran fungsi kawasan hutan Produksi di Kabupaten Agam pada tahun 2011 dan

2015 terdapat pada 7 kecamatan yaitu Kecamatan Palembayan luas hutan produksi

tahun 2011 sebesar 8004,91 (Ha) di tahun 2015 sebesar 8004,91 (Ha) , Kecamatan

Palupuh luas hutan produksi tahun 2011 sebesar 5396,87 (Ha) di tahun 2015

sebesar 5396,87 (Ha), Kecamatan Ampek Nagari luas hutan produksi tahun 2011

sebesar 3356,55 (Ha) di tahun 2015 sebesar 4309,67 (Ha), Kecamatan Baso luas

hutan produksi tahun 2011 sebesar 1151,29 (Ha) di tahun 2015 sebesar 1151,29

(Ha), Kecamatan Lubuk Basung luas hutan produksi tahun 2011 sebesar 704,67

(Ha) di tahun 2015 sebesar 1083,53 (Ha), Kecamatan Tanjung Mutiara luas hutan

produksi tahun 2011 sebesar 491,21 (Ha) di tahun 2015 sebesar 491,21 (Ha), dan

Kecamatan Matur luas hutan produksi tahun 2011 sebesar 331,57 (Ha) di tahun

2015 sebesar 331,57 (Ha).

Kecamatan yang terluas pada hutan lindung dan hutan produksi di

Kabupaten Agam tahun 2011 adalah terdapat di Kecamatan Palembayan dengan

luas hutan lindung 7897,00 (Ha) dan Kecamatan Palembayan dengan luas hutan

produksi sebesar 8004,91 (Ha). Sedangkan Kecamatan yang terluas pada hutan

lindung dan hutan produksi di Kabupaten Agam tahun 2015 adalah terdapat di

Kecamatan Palembayan dengan luas hutan lindung sebesar 6673,80 (Ha) dan

Kecamatan Palembayan dengan luas hutan produksi sebesar 8,004,91 (Ha).

Dari hasil penelitian peneliti kawasan hutan yang terluas di Kabupaten

Agam tahun 2011 dan 2015 adalah kawasan hutan Lindung sebesar + 44089,50

(Ha) dari pada hutan Produksi sebesar + 20768,47 (Ha). Di tahun 2011 dan 2015 hutan

Page 67: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

55

lindung dan hutan suaka alam dan wisata yang terluas di Kecamatan Palembayan,

Kecamatan Tanjung Raya, dan Kecamatan Palupuh. Pada hutan Produksi yang terluas di

Kecamatan Palembayan dan Palupuh.

Menurut Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Agam dimana

terdapat 16 Kecamatan, pada tahun 2015 fungsi kawasan hutan terdapat 16

Kecamatan yang memiliki fungsi/statusnya kawasan hutan, status luas wilayah

berdasarkan penggunaan lahan, luas kawasan hutan berdasarkan Kecamatan dalam

satuan hektar. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Badan Pengelola

Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, dimana terdapatnya fungsi kawasan hutan,

dan luas kawasan hutan berdasarkan Kecamatannya dalam satuan hektar.

Kedua, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun

2015. Perubahan fungsi kawasan hutan lindung pada tahun 2015 menurun dari

tahun 2011 dapat dilihat bahwasanya pada tahun 2015 luas hutan lindung 44089,50

(Ha) dan pada tahun 2011 luas hutan lindung 45399,61 (Ha). Kemudian perubahan

fungsi kawasan hutan Produksi pada tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun 2011

dapat dilihat bahwasanya pada tahun 2015 luas hutan produksi 20768,47 (Ha) dan pada

tahun 2011 luas hutan produksi 19436,30 (Ha).

Kecamatan yang terluas pada hutan lindung dan hutan produksi di

Kabupaten Agam tahun 2011 adalah terdapat di Kecamatan Palembayan dengan

luas hutan lindung 7897,00 (Ha) dan Kecamatan Palembayan dengan luas hutan

produksi sebesar 8004,3 (Ha). Sedangkan Kecamatan yang terluas pada hutan

lindung dan hutan produksi di Kabupaten Agam tahun 2015 adalah terdapat di

Page 68: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

56

Kecamatan Palembayan dengan luas hutan lindung sebesar 6673,80 (Ha) dan

Kecamatan 8,004,3 (Ha).

Di tahun 2011 pada hutan lindung tahun 2015 terjadinya perubahan menjadi

hutan produksi sebesar 801,74 (Ha) dan Penggunaan lain sebesar 3046.24 (Ha).

Ditahun 2011 pada hutan suaka alam dan wisata tahun 2015 terjadi perubahan

menjadi hutan produksi sebesar 530,22 (Ha) dan penggunaan lain sebesar 260.82

(Ha). Sedangkan di tahun 2011 pada hutan produksi, hutan produksi konversi,

hutan produksi terbatas dan penggunaan lain di tahun 2015 tidak ada terjadinya

perubahan.

Menurut Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2015 Perubahan

fungsi kawasan hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan dalam

satu atau beberapa kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain.

Perubahan fungsi kawasan hutan dilakukan untuk memantapkan dan

mengoptimalisasikan fungsi kawasan hutan. Perubahan fungsi kawasan hutan

lindung menjadi kawasan hutan konservasi atau kawasan hutan produksi dan lain-

lain.

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang di tetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetep. Hasil penelitian ini sesuai

dengan pendapat Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2015, dimana

perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan dalam satu atau beberapa kelompok

hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain.

Page 69: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

57

Berdasarkan cek lapangan yang penulis lakukan di Kawasan Hutan Di

Kabupaten Agam dimana Kawasan hutan di Kabupaten Agam pada tahun 2015

dengan menentukan beberapa daerah lokasi untuk menentukan alih fungsi hutan di

Kabupaten Agam. Untuk menentukan perubahan alih fungsi hutan dengan

menggunakan metode interpretasi citra, metode ini merupakan alat bantu untuk

memperoleh hasil pada peta. Disini dilihat bagaimana perubahan alih fungsi hutan

dengan menggunakan metode tersebut dan apakah sama dengan kondisi yang

terjadi di lapangan atau eksisting. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;

Tabel IV. 8 Lokasi Cek Lapangan Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam

No Lokasi

Penggunaan Lahan

di menurut

Interpretasi Citra

Penggunaan Lahan

Eksisting

1 Sungai Jariang Penggunaan Lain Penggunaan Lain

2 Batu kambiang H. Produksi H. Produksi

3 Sitanang H. Produksi H. Produksi

4 Malabua H. Produksi H. Produksi

5 Sungai Pua Penggunaan Lain Penggunaan Lain

6 Kandih Bulaan Penggunaan Lain Penggunaan Lain

7 Dama Gadang H. Suaka Alam H. Suaka Alam

8 Koto Malintang Penggunaan Lain Penggunaan Lain

9 Puncak Lawang Hutan Lindung Hutan Lindung

10 Matur H. Suaka Alam H. Suaka Alam

11 Baso H. Produksi H. Produksi

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

Dari tabel diatas kita lihat bahwa ada 11 Lokasi yang penulis lakukan

di lapangan untuk melihat hasil dari penelitian peneliti apakah sama atau

tidaknya hasil penggunaan lahan di menurut interpretasi citra dengan

penggunaan eksisting. Kita dapat lihat di tabel dimana pada penggunaan lain

Page 70: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

58

ada 4 lokasi yaitu Sungai Jariang, Sungai Pua, Kandih Bulaan, Koto

Malintang. Pada hutan produksi juga ada 4 lokasi yaitu Batu Kambiang,

Sitanang, Malabua, dan Baso. Hutan suaka alam ada 2 lokasi yaitu

Damagadang dan Matur , dan lokasi hutan lindung terdapat pada Puncak

Lawang.

Jadi dari hasil lokasi yang penulis lakukan dilapangan untuk melihat

hasil dari penelitian peneliti dimana dari penggunaan lahan di menurut

interpretasi citra dengan penggunaan eksisting semua hasilnya sama dan

Tidak ada yang berbeda.

Page 71: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebaran fungsi kawasan hutan Di Kabupaten Agam tahun 2011 dan 2015:

sebaran fungsi kawasan hutan lindung di Kabupaten Agam pada tahun 2011 dan

2015 terdapat pada 15 Kecamatan, Dan sebaran fungsi kawasan hutan Produksi

di Kabupaten Agam pada tahun 2011 dan 2015 terdapat pada 7 kecamatan.

Kecamatan yang terluas pada hutan lindung dan hutan produksi di Kabupaten

Agam tahun 2011 adalah terdapat di Kecamatan Palembayan dengan luas hutan

lindung 7897,00 (Ha) dan Kecamatan Palembayan dengan luas hutan produksi

sebesar 8004,3 (Ha). Sedangkan Kecamatan yang terluas pada hutan lindung dan

hutan produksi di Kabupaten Agam tahun 2015 adalah terdapat di Kecamatan

Palembayan dengan luas hutan lindung sebesar 6673,80 (Ha) dan Kecamatan

Palembayan dengan luas hutan produksi sebesar 8,004,3 (Ha).

2. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Di Kabupaten Agam Tahun 2015. Perubahan

fungsi kawasan hutan lindung pada tahun 2015 menurun dari tahun 2011 dapat

dilihat bahwasanya pada tahun 2015 luas hutan lindung 44089,50 (Ha) dan pada

tahun 2011 luas hutan lindung 45399,61 (Ha). Kemudian perubahan fungsi kawasan

hutan Produksi pada tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun 2011 dapat dilihat

59

Page 72: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

60

bahwasanya pada tahun 2015 luas hutan produksi 20768,47 (Ha) dan pada tahun 2011

luas hutan produksi 19436,30 (Ha).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah Kabupaten Agam agar dapat lebih memperhatikan kawasan

hutan agar tidak terjadinya ilegal loging.

2. Kepada Dinas Kehutanan Kabupaten Agam agar dapat bekerja sama dengan

masyarakat yang ada disekitar kawasan hutan di Kabupaten Agam untuk

menjaga kelestarian di sekitar kawasan hutan tersebut.

Page 73: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

62

DAFTAR PUSTAKA

Airlangga Dkk. 2014. Pemetaan Objek Wisata Di Wilayah Kabupaten Langpung

Barat. Jurnal

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Agam. 2015. Status Lingkungan

Hidup Kabupaten Agam

F. Nagel, P. Julius. 2011. Pelestarian Hutan Dalam Hubungannya Dengan

Lingkungan dan Potensi Ekonomi. Jurnal “PROCEEDING PESAT”. Fakultas

Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya Vol. 4, Oktober 2011

Hutauruk, F. H Dkk. 2004. Evaluasi Kawasan Lindung Dengan Menggunakan Citra

Landsat Tm Tahun 2oo1 Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Di

Wilayah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat). Jurnal “MEDIA

KONSERVASI”. Fakultas Kehutanan IPB Vol. IX, No. 1, Januari – Juni 2004

Idjudin, A. Abas. 2011. Peranan Konservasi Lahan Dalam Pengelolaan Perkebunan.

Jurnal “SUMBERDAYA LAHAN”. Balai Penelitian Tanah Vol. 5, No. 2,

Desember 2011

Laporan Akhir. 2009. Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten

Pelalawan. 19 April 2016

Maspiyanti, Febri Dkk. 2013. Klasifikasi Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Citra

Hiperspektral Dengan Modifikasi Logika Fuzzy. Jurnal “PENGINDERAAN

JAUH”. Fakultas Ilmu Komputer Vol. 10, No. 1. Juni 2013

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep – Konsep Dasar SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

Jakarta: INFORMATIKA Bandung

RTRW Provinsi Sumatera Barat. 2009 – 2029. 19 April 2016

Somantri, Lili. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh Untuk

Mengidentifikasi Kerentanan Dan Risiko Banjir. Jurnal “GEA”. Jurusan

Pendidikan Geografi Vol. 8, No. 2, Oktober 2008

61

Page 74: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

62

Syahadat, Epi Dkk. 2012. Permasalahan Penataan Ruang Kawasan Hutan Dalam

Rangka Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Jurnal “ANALISIS

KEBIJAKAN KEHUTANAN”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan

Iklim dan Kebijakan Vol 9, No. 2, Agustus 2012

Yusuf. A. Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Zulkarnain. 2013. Analisis Penetapan Kriteria Kawasan Hutan. Jurnal “AGRIFOR”.

Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Vol 7, No. 2, Oktober 2013

Page 75: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

63

Lampiran 1

DOKUMENTASI PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DARI TAHUN

2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM

Nama : Nela Yulidianti

NPM : 12030121

Program Studi : Pendidikan Geografi

Gambar 1. Fungsi kawasan Penggunaan lain Sungai Jariang di Kec. Ampek Nagari.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

63

Page 76: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

64

Gambar 2. Fungsi kawasan hutan Produksi Batukambiang di Kec. Ampek Nagari.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Gambar 3. Fungsi kawasan hutan Produksi Sitanang di Kec. Ampek Nagari.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Page 77: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

65

Gambar 4. Fungsi kawasan hutan Produksi Malabua di Kec. Ampek Nagari.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Gambar 5. Fungsi kawasan hutan Penggunaan Lain Sungai Pua di Kec. Ampek

Nagari. Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Page 78: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

66

Gambar 6. Fungsi kawasan penggunaan lain Kandih Bulaan di Kec. Lubuk Basung.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Gambar 7. Fungsi kawasan hutan Suaka Alam Dama Gadang di Kec. Lubuk Basung.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Page 79: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

67

Gambar 8. Fungsi kawasan Penggunaan lain Koto Malintang di Kec. Tanjung Raya.

Dokumentasi Penelitian, 27 September 2016.

Gambar 9. Fungsi kawasan hutan Lindung Puncak Lawang di Kec. Matur.

Dokumentasi Penelitian, 28 September 2016.

Page 80: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

68

Gambar 10. Fungsi kawasan hutan Suaka Alam di Kec. Matur. Dokumentasi

Penelitian, 28 September 2016.

Gambar 11. Fungsi kawasan hutan Produksi di Kec. Baso. Dokumentasi Penelitian,

28 September 2016.

Page 81: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

69

Gambar 12. Titik Koordinat kawasan penggunaan lain Sungai Jariang di Kec. Ampek

Nagari Dan kawasan hutan Produksi Batukambiang di Kec. Ampek Nagari.

Dokumentasi Penelitian,

Gambar 13. Titik Koordinat kawasan hutan produksi Sitanang di Kec. Ampek Nagari

Dan kawasan hutan Produksi Malabua di Kec. Ampek Nagari. Dokumentasi

Penelitian,

Page 82: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

70

Gambar 14. Titik Koordinat kawasan hutan Penggunaan Lain Sungai Pua di Kec.

Ampek Nagari Dan kawasan hutan Penggunaan Lain Kandih Bulaan di Kec. Lubuk

Basung. Dokumentasi Penelitian,

Gambar 15. Titik Koordinat kawasan hutan suaka alam Damagadang di Kec. Lubuk

Basung Dan kawasan Penggunaan lain Koto Malintang di Kec. Lubuk Basung.

Dokumentasi Penelitian,

Page 83: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

71

Gambar 16. Titik Koordinat kawasan hutan lindung Puncak Lawang di Kec. Matur,

Dan kawasan hutan Suaka Alam di Kec. Matur. Dokumentasi Penelitian,

Gambar 17. Titik Koordinat kawasan hutan produksi di Kec. Baso. Dokumentasi

Penelitian.

Page 84: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

! !!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

! !

!!

!!

!!

! !

!!

!

!!!!

!

!

!

!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!

! ! !!

! !

!!

! !

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!!

!

!!

!

!!!

!!!!

!!!!

!!

!!

!!!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

! !

!! ! ! ! !

! !

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

! !

!!

! !

!!

!!

! !!

!

!

!

!

KABUPATENLIMA PULUH

KOTA

KABUPATENPADANG

PARIAMAN

KABUPATENPASAMAN

KABUPATENPASAMAN

BARAT

KABUPATENTANAHDATAR

KecamatanAmpekNagari

KecamatanBaso

KecamatanCanduang

KecamatanIV Koto

KecamatanKamangMagek

KecamatanLubuk

Basung

KecamatanMalalak

KecamatanMatur

KecamatanPalembayan

KecamatanPalupuh

KecamatanTanjungMutiara Kecamatan

TanjungRaya

KecamatanTilatangKamang

100°30'0"E

100°30'0"E

100°20'0"E

100°20'0"E

100°10'0"E

100°10'0"E

100°0'0"E

100°0'0"E

99°50'0"E

99°50'0"E0°0

'0"

0°0'0"

0°10'0

"S

0°10'0

"S

0°20'0

"S

0°20'0

"S

0°30'0

"S

0°30'0

"S

0°40'0

"S

0°40'0

"S

Sumber:Peta RBI Kabupaten Agam Skala 1:250.000Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten AgamTahun 2012 - 2032Disalin Oleh:NELA YULIDIANTI12030121Pendidikan Geografi

KecamatanSungai Pua

KecamatanBanuhampu

KecamatanIV AngkekKOTA

BUKITTINGGI

KOTAPARIAMAN

KOTAPADANG PANJANG

DanauManinjau

ADMINISTRASIKABUPATEN AGAMPROVINSI SUMATERA BARAT

SKALA 1 : 500.000km

0 5 10 15 20 25

3U

KETERANGAN

Sungai

Batas KecamatanGaris PantaiJalan

!! !! !!

Batas Kabupaten/Kota

Laut

102°0'0"E

102°0'0"E

100°0'0"E

100°0'0"E

98°0'0"E

98°0'0"E

0°0'0"

0°0'0"

2°0'0"

S

2°0'0"

S

Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera BaratSkala 1:13.000.000

S E L A T M E N TA W A I

Page 85: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

N

EW

S

600000

600000

630000

630000

660000

660000

9960000

9960000

9990000

9990000

PETA FUNGSI KAWASAN HUTAN KABUPATEN AGAM TAHUN 2011

Skala 1 : 420.000

Legenda

Penggunaan Lain

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Konversi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Suaka alam & Wisata

Danau Maninjau

Dibuat Oleh : Nela YulidiantiNpm : 12030121

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Sumber : Citra lansad 7 ETM, Dinas Kehutanan Kabupaten Agam

Kab. Pasaman Barat Kab. 50 Kota

Kab. Padang Pariaman

Page 86: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

N

EW

S

600000

600000

630000

630000

660000

660000

9960000

9960000

9990000

9990000

PETA FUNGSI KAWASAN HUTAN KABUPATEN AGAM TAHUN 2015

Skala 1 : 410000

Legenda

Penggunaan Lain

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Konversi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Suaka Alam & Wisata

Danau Maninjau

Dibuat Oleh : Nela Yulidianti Npm : 12030121

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Sumber : Citra Lansad 8 ETM, Dinas Kehutanan Kabupaten Agam

Kab. Pasaman Barat Kab. 50 Kota

Kab. Padang Pariaman

Page 87: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

#

#

#

#

##

#

#

#

#

#

Lokasi 1.

Lokasi 5.

Lokasi 6.

Lokasi 2.

Lokasi 3.

Lokasi 4.

Lokasi 7.

Lokasi 8.

Lokasi 9.Lokasi 10

Lokasi 11

600000

600000

620000

620000

640000

640000

660000

660000

9940000 9

940000

9960000 9

960000

9980000 9

980000

10000000

10000000

N

EW

S

PETA GROUND CEK

Skala 1 : 450000

Lokasi Cek#

Legenda

Penggunaan Lain

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Konversi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Suaka Alam & Wisata

Danau Maninjau

Dibuat Oleh : Nela Yulidianti Npm : 12030121

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Sumber : Citra Lansad 8 ETM, Dinas Kehutanan Kabupaten Agam

Kab. Padang Pariaman

Kab. Pasaman Barat

Kab. 50 Kota

Page 88: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …

N

EW

S

600000

600000

620000

620000

640000

640000

660000

660000

9940

000 9940000

9960

000 9960000

9980

000 9980000

1000

0000

10000000

Kab. Pasaman BaratKab. 50 Kota

Kab. Padang Pariaman

PETA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 DAN 2015

Skala 1: 450000

Kawasan Tidak Berubah

Kawasan Yang Berubah

Legenda

Dibuat Oleh : Nela Yulidianti Npm : 12030121

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Sumber : Citra Lansad 8 ETM, Dinas Kehutanan Kabupaten Agam

Page 89: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …
Page 90: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …
Page 91: ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN …