analisis semiotika pesan moral islami dalam film …

118
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM IMPERFECT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: DINI YUNITASARI HOLIS NIM: 11170510000207 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1442 H

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI

DALAM FILM IMPERFECT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

DINI YUNITASARI HOLIS

NIM: 11170510000207

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI

DALAM FILM IMPERFECT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Dini Yunitasari Holis

NIM. 11170510000207

Di bawah bimbingan:

Thalitha Sacharissa Rosyidiani, M. I. Kom

NIP. 199102172018012004

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dini Yunitasari Holis

NIM : 11170510000207

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Strata 1 (S1) Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi

ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif idayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan

skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau merupakan hasil

jiplakan dari orang lain (plagiat), maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Mei 2021

Dini Yunitasari Holis

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI

DALAM FILM IMPERFECT disusun oleh Dini Yunitasari Holis

11170510000207 diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus

dalam Ujian Munaqasah pada 17 Juni 2021 di hadapan dewan penguji.

Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 17 Juni 2021

Tim Penguji Sidang Munaqasah

Ketua Penguji Sekertaris Penguji

Dr. Armawati Arbi, M.Si. Dr. H. Edi Amin, S.Ag, MA.

NIP. 196502071991032002 NIP. 197609082009011010

Penguji I Penguji II

Dr. H. M. Yakub, M.A. Dr. Rochimah Imawati, M.Psi.

NIP. 196210181993031002 NIP. 196612032014112001

Pembimbing

Thalitha Sacharissa Rosyidiani M. I.Kom.

NIP. 199102172018012004

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

iv

ABSTRAK

Dini Yunitasari Holis, 11170510000207

Analisis Semiotika Pesan Moral Islami dalam Film Imperfect

Film merupakan media komunikasi yang memiliki

kekuatan persuasi yang besar pengaruhnya kepada penonton atau

masyarakat yang menyaksikannya. Selain menjadi alat penghibur,

film dapat digunakan sebagai penyampaian pesan-pesan moral.

Film Imperfect adalah film drama komedi yang menceritakan kisah

hidup seorang wanita yang memiliki bentuk tubuh yang tidak ideal

mendapatkan diskriminasi dari lingkungan sekitarnya sehingga

merubah penampilannya serta sikapnya. Walaupun film ini tidak

mengandung unsur Islam, namun dalam film ini mengandung

pesan moral Islami didalamnya.

Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Charles

Sanders Peirce yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana

representamen (ikon, indeks, simbol), object, dan interpretan

dalam film Imperfect dan apa saja pesan moral Islami yang

terkandung dalam film Imperfect. Metode yang digunakan adalah

kualitaif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

bersumber dari DVD film dengan observasi pada setiap scene,

wawancara, serta dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah adanya representament (bentuk

tanda) memunculkan gambaran sifat tokoh. Object memunculkan

pada apa yang dilakukan oleh tokoh. Interpretant menunjukan

adanya pesan moral Islami yang disampaikan. Pesan moral Islami

yang terkandung dalam film ini terdiri dari sepuluh scene

diantaranya tentang menjauhi perilaku berburuk sangka, sabar,

jauhilah perkataan buruk, saling tolong menolong, toleransi antar

umat beragama, anjuran untuk berkata baik, jauhilah perbuatan

riya, saling memaafkan dan juga bersyukur.

Kata kunci: Semiotika, Pesan Moral Islami, Film Imperfect.

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil’alamin, penulis panjatkan segala

puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-Nya penulis

berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik. sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah menjadi

rahmatan lil’alamin bagi umatnya.

Tidak ada yang sempurna selain Allah SWT, karena

keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman serta kesempatan

yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna karena masih banyak kekurangan baik dari segi materi,

maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, segala kritik dan

saran yang membangun untuk perbaikan penulisan skripsi ini akan

penulis terima dengan senang hati sehingga dapat menghasilkan

karya tulis ilmiah yang jauh lebih baik lagi.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari keridhoan dan berkah

dari Allah SWT, serta doa, saran, arahan, dan bantuan dari

beberapa pihak kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan kali ini

penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan

terimaksih kepada:

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

vi

1. Kedua orang tua tercinta, Mama Lissuheti dan Papa

Enung Holis. Terimakasih atas segala doa, kasih

sayang, perhatian, dukungan dan tidak pernah bosan

untuk memberikan semangat kepada penulis serta

selalu menjadi garda terdepan untuk mendukung

penulis baik secara moral maupun materi kepada

penulis.

2. Kakak, adik, dan nenek tercinta, Nugraha Pratama

Holis, Mia Cempaka Holis dan Ibu Nasah. Terima

kasih selalu memberikan dukungan serta semangat

kepada penulis dan selalu mendoakan penulis.

3. Bapak Suprapto, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti

Napsiyah, BSW, MSW, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik. Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA sebagai

Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Bapak

Kemahasiswaan.

4. Ibu Armawati Arbi, M. Si, selaku Ketua Program Studi

Komunikasi Penyiaran Islam. Bapak Dr. Edi Amin,

M.A, selaku Sekertaris Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

5. Ibu Thalitha Sacharissa Rosyidiani, M. I.Kom, selaku

Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah memberikan

bimbingan, nasihat serta motivasi kepada penulis

selama proses pengerjaan skripsi ini.

6. Prof. Andi M. Faisal Bakti, M. A, Ph. D selaku Dosen

Penasihat Akademik yang selalu meluangkan

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

vii

waktunya untuk memberikan bimbingan kepada anak

didiknya dan memberikan dukungan selama proses

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Komunikasi Penyiaran

Islam dan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membuka wawasan dan memberikan ilmu serta

bimbingan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

8. Dr. H. M. Yakub, M.A selaku Dosen dan konsultan

agama yang sudah bersedia meluangkan waktunya dan

membantu penulis melakukan penelitian agar

mendapatkan data yang valid, akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan.

9. Girls Generation alias CAPEK. Faiqah Gempi, Shania

Sunny, Shafa Owie, Aurelia oreli, Raisa Yayak, Halwa

Wawak, Alifia Pya, Mega Memew, dan Maoizah Mojiy

yang selalu memberikan dukungan, dan berbagi keluh

kesah bersama dari awal perkuliahan hingga saat ini.

10. Ericsson Adrian yang selalu menjadi penyemangat dan

menyemangati serta menghibur penulis. Terima kasih

telah menemani berjuang.

11. Shasameilia, Angela, Salshabila, Rinita, Melisya yang

selalu memberikan semangat, dan mendengarkan keluh

kesah penulis.

12. Teman-teman Komunikasi Penyiaran Islam, khususnya

KPI D atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

viii

Penulis berdoa semoga amal baik dari orang-orang di atas

mendapatkan balasan dari Allah SWT. dan semoga hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 05 Mei 2021

Dini Yunitasari Holis

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................ i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .......................................... iii

ABSTRAK .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

E. Review Kajian Terdahulu .......................................................... 8

F. Metode Penelitian .................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ................................................... 17

A. Semiotika ................................................................................. 17

1. Pengertian Semiotika ............................................................ 17

2. Semiotika Charles Sanders Peirce ........................................ 19

B. Pesan Moral Islami .................................................................. 24

C. Tinjauan Tentang Akhlak......................................................... 28

1. Akhlak Baik (mahmudah) .................................................... 29

1. Akhlak Buruk (mazmumah) ................................................. 32

D. Tinjauan Tentang Film .............................................................. 35

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

x

1. Pengertian Film ....................................................................... 35

2. Unsur-unsur Pembentukan Film .............................................. 36

3. Jenis-Jenis Film ....................................................................... 37

2. Klasifikasi Film .................................................................... 39

3. Struktur Film ........................................................................ 40

E. Kerangka Berpikir ................................................................... 41

BAB III GAMBARAN UMUM FILM IMPERFECT ............ 43

A. Sekilas Tentang Film Imperfect ............................................... 43

B. Sinopsis Film Imperfect ........................................................... 45

C. Profil Sutradara Film Imperfect ............................................... 49

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................... 52

A. Temuan Data Penelitian ........................................................... 52

B. Analisis Semiotika Pesan Moral Islami Dalam Film Imperfect 54

BAB V PEMBAHASAN ........................................................... 63

A. Makna Representament, Object, dan Interpretant dalam film

Imperfect .......................................................................................... 63

B. Pesan Moral Islami Dalam Film Imperfect .............................. 89

BAB VI PENUTUP ................................................................... 90

A. Kesimpulan .............................................................................. 90

B. Saran ........................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 93

LAMPIRAN ............................................................................... 99

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

xi

DAFTAR TABEL

Table 1. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 9

Table 2. 1 Trikotomi Ikon/Indeks/Simbol Model Peirce ..................... 22

Table 4.1 scene 1 ................................................................................. 55

Table 4.2 Scene 2 ................................................................................. 55

Table 4.3 Scene 3 ................................................................................. 56

Table 4.4 Scene 4 ................................................................................. 57

Table 4.5 Scene 5 ................................................................................. 58

Table 4.6 Scene 6 ................................................................................. 59

Table 4.7 Scene 7 ................................................................................. 59

Table 4.8 Scene 8 ................................................................................. 60

Table 4.9 Scene 9 ................................................................................. 61

Table 4.10 Scene 10 ............................................................................. 62

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Model Semiotika .............................................................. 21

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 42

Gambar 3.1 Poster Film Imperfect ....................................................... 43

Gambar 3.4 Foto Ernest Prakasa .......................................................... 50

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film telah menjadi media komunikasi audio visual

yang akrab dinikmati oleh segenap masyarakat dari

berbagai rentang usia dan latar belakang sosial. Kekuatan

dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen

sosial, lantas membuat para ahli bahwa film memiliki

potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. 1

Media komunikasi juga dapat digunakan sebagai

sarana penyampaian pesan moral baik yang terkandung

dalam islam atau yang secara umum. Pesan moral

merupakan suatu pesan yang disampaikan seseorang baik

tersirat maupun tersurat. Moral sendiri merupakan kaidah

norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam

hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.2

Pesan moral sering kali kita jumpai dalam berbagai media

komunikasi, seperti salah satunya penyampaian pesan

melalui media film. Sebagai komunikasi (communication),

film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis semiotic, dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya, 2004, h. 127. 2 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja;

Perkembangan Peserta Didik, 2012. (Jakarta: PT Bumi Aksara), h.136.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

2

oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan

menerima pesan (send and receive messages).3

Film mengangkat realitas sosial yang ada disekitar

kita dengan sentuhan alur cerita yang menarik, fungsi

edukasi berupa kritik sosial mengenai keadaan sekitar.

Film juga mengandung muatan moral yang menjadi sebuah

pembelajaran bagi penonton. Pesan yang termuat dalam

film dapat membawa dampak positif maupun negatif.

Sebagian orang atau penonton mampu menangkap pesan

dalam sebuah film dengan mudah, namun tidak sedikit pula

ada yang kesulitan mengenai hal tersebut.4

Pesan-pesan yang terdapat dalam film, salah

satunya yaitu pesan moral jika kita mencoba memahami

suatu film tersebut, maka itu akan membantu kita dalam

menghadapi permasalahan yang ada di dalam kehidupan

kita dengan mencoba mencari kesamaan diri kita terhadap

karakter yang diperankan oleh pemain atau tokoh dalam

sebuah film, sehingga kita dapat memilah dan memilih

sikap yang benar untuk dilakukan dan yang salah untuk

dihindari.

Film yang menjadi perhatian penulis untuk penelitian

analisis ini adalah film Imperfect: Karier, Cinta dan

3 Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi:

Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta:

Jalasutra,2011), h. 190. 4 Jaquiline Melissa Renyoet, Pesan Moral dalam Film To Kill A

Mockingbird (Analisis Semiotika pada Film To Kill A Mockingbird). Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin Makassar. 2014.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

3

Timbangan adalah film drama komedi percintaan

Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Ernes

Prakarsa dan dialihwahanakan dari novel Imperfect: A

Journey to Self-Acceptance karya Meira Anastasia, istri

Ernest sendiri. Film ini dibintangi Jessica Mila dan Reza

Rahardian. Film ini ditayangkan pada 19 Desember 2019.5

Film tersebut menceritakan tentang perjalanan

seorang perempuan untuk dapat menerima

ketidaksempurnaan diri, setelah ia yang dikenal sebagai

seorang yang baik, sederhana, sabar dan apa adanya

mengalami perubahan karena adanya tekanan dan

pengaruh dari lingkungan sekitarnya sehingga mengacu

pada perubahan perilakunya.

Dimulai dari seorang perempuan (tokoh utama) yang

sedari kecil sudah terbiasa diejek karena penampilan

tubuhnya dan seringkali dibanding-bandingan membuat ia

sabar dan tidak perduli dengan perkataan orang lain, dan

lebih mementingkan kemampuannya dibandingkan dengan

penampilannya. Namun, ketidakperduliannya hilang ketika

bosnya menawarkan posisi yang lebih tinggi di kantornya

dengan sebuah syarat mengubah penampilannya. Ketika ia

mendapatkan keinginannya, sikapnya pun berubah.

Perlahan orang-orang disekelilingnya menjauh. Sadar akan

hal itu ia mengintropeksi diri dan memperbaiki

kesalahannya.

5https://id.wikipedia.org/wiki/Imperfect:_Karier,_Cinta_%26_Timban

gan diakses pada 16 November 2020.

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

4

Selain itu, film Imperfect memperlihatkan bagaimana

para tokoh-tokoh lainnya memerankan perilaku yang

beragam, dimulai dari perilaku terpuji, hingga perilaku

tercela. Banyak pesan yang terkandung dalam film

tersebut, yang terinspirasi dari kisah nyata tentang

fenomena yang dekat dengan realita yang terjadi pada saat

ini karena maraknya bullying dan body shaming.

Film ini mendapatkan sambutan positif dari kalangan

penonton. Sambutan positif dari pandangan penonton

bahwa melalui film ini kita dapat banyak belajar soal

bersyukur dengan keadaan fisik yang kita miliki, dan

bersyukur memiliki orang-orang disekitar kita yang mau

menerima bagaimanapun keadaannya.6 Ini berdampak

pada menggelembungnya jumlah penonton Imperfect:

Karier, Cinta dan Timbangan. Jumlah penonton film

Imperfect dikabarkan telah melibas Habibie dan Ainun 3.

Bahkan, mendepak Danur 3: Suayuri dari posisi 3 besar.

Hasil penonton Imperfect sampai dengan 11 Januari 2020

totalnya, 2.452.935.7

Film ini disutradarai oleh Ernest Prakarsa yang

merupakan seorang non muslim, namun dalam film ini

mengajarkan kebaikan serta bersinggungan dengan nilai-

nilai akhlak berupa akhlak yang terpuji dan akhlak yang

6 https://www.popbela.com/career/inspiration/niken-ari/review-film-

imperfect/4 diakses pada 20 Februari 2021. 7 https://www.liputan6.com/showbiz/read/4153949/imperfect-

kalahkan-habibie-amp-ainun-3-dan-danur-3-sunyaruri-berapa-penontonnya.

Diakses pada 20 Februari 2021.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

5

tercela. Dimana dalam hal ini dapat diambil pesan-pesan

yang baik berupa akhlak yang terpuji dan menghindari

akhlak yang buruk. Sebagaimana terdapat dalam Al-Quran

surat An-Nahl ayat 90:

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil

dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada

kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan

keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran.”

Dari banyaknya film yang ditayangkan, peneliti

tertarik menjadikan film Imperfect ini sebagai bahan

penelitian, karena cerita yang dikemas menarik untuk

diteliti dan banyak makna yang terkandung dalam film ini,

terutama makna dari adegan-adegan serta tanda-tanda

lainnya, yang dapat dikaji melalui teori semiotika Charles

Sanders Peirce.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

dengan memilih judul “Analisis Semiotika Pesan Moral

Islami dalam Film Imperfect.”

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

6

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar

belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah yang

muncul ialah:

1. Adanya pesan moral Islami yang disampaikan

melalui film Imperfect yag berkaitan dengan nilai-

nilai akhlak.

2. Pada film Imperfect terdapat makna dari suatu tanda

dan simbol didalamnya.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka skripsi

ini dibatasi dengan beberapa aspek di bawah ini:

a. Segi Konsep: Penulis menggunakan teori semiotika

Charles Sander Peirce yang memfokuskan pada

pesan moral Islami yang terdapat dalam film

Imperfect.

b. Periode: Film Imperfect: Karier, Cinta, dan

Timbangan ditayangkan perdana di bioskop pada 19

Desember 2019.

c. Geografi: Jakarta, Indonesia.

2. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut terdapat sejumlah

masalah yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini.

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

7

Maka dari itu, penulis akan merumuskan pertanyaan

yaitu:

a. Bagaimana representamen, object, dan

interpretant dalam film Imperfect?

b. Apa saja pesan moral Islami yang terkandung dalam

film Imperfect?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Sesuai dengan pendeskripsian rumusan

permasalahan di atas, maka tujuan utama penelitian

ini adalah untuk mengetahui dan menemukan

representamen, object, dan interpretan serta pesan

moral Islami dalam film Imperfect.

b. Sejalan dengan teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini, maka peneliti juga bertujuan untuk

mengetahui dan menemukan apa pesan moral

Islami yang ingin disampaikan yang dalam film

Imperfect dilihat dari teori semiotika Charles

Sanders Peirce.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan memberikan kontribusi

positif bagi pengembangan keilmuan

komunikasi khususnya mahasiswa Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

8

mengembangkan penelitian menganalisis film

dalam kajian semiotika.

2) Penelitian ini dapat meningkatkan minat kajian

ilmu komunikasi khususnya film dan

sejenisnya.

b. Segi Praktis

1) Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran dalam memahami dan

membaca makna yang terkandung dalam

sebuah film melalui kajian semiotika. Serta

dapat memberikan manfaat bagi praktisis

perfilman terutama utuk memberikan sudut

pandang lain dalam melihat sebuah film.

2) Bagi kalangan umum, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi literatur kepustakaan

tentang kajian film menggunakan analisis

semiotika model Charles Sanders Peirce.

E. Review Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan

pustaka sebagaimana tinjauan pustaka merupakan sebuah

langkah awal dari penyusunan skripsi yang diteliti guna

mengidentifikasi persamaan dan perbedaan kajian yang

diangkat dengan kajian lainnya sehingga tidak terjadi

duplikasi.

Penelitian ini mengacu pada buku, jurnal, dan skirpsi

sebelumnya membahas tentang ilmu komunikasi. Maka

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

9

dalam hal ini, mengacu pada skripsi-skripsi seperti

dibawah ini:

Table 1. 1 Penelitian Terdahulu

No. Penelitian

Terdahulu

Persamaan Perbedaan

1 Analisis Semiotika

Pesan Moral

Islam Dalam Film

“Dalam Mihrab

Cinta” skripsi

milik Jery Alpian,

jurusan ilmu

komunikasi,

Fakultas Dakwah

dan Komunikasi,

UIN Sultan Syarif

Kasim Riau 2014.

Meneliti pesan

moral Islami

yang terdapat

dalam film.

Menggunakan

teori semiotika

Roland Barthes,

sedangkan

peneliti akan

menggunakan

teori semiotika

Charles Sanders

Peirce.

2. “Analisis

Semiotika Pesan

Moral dalam Film

Parasite” skripsi

milik Rifa Alya,

jurusan Ilmu

Komunikasi,

Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu

Menggunakan

metode

kualitatif dan

paradigma

konstruktif.

Menggunakan

teori semiotika

Roland Barthes,

sedangkan

peneliti akan

menggunakan

teori semiotika

Charles Sander

Peirce.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

10

Politik, Universitas

Sumatera Utara,

Medan 2020.

3 “Analisis

Semiotika Body

Shaming Dalam

Film Imperfect”

skripsi milik Sheila

Melinda, Jurusan

Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu

Komunikasi,

Universitas

Gunadarma 2020.

Objek

penelitian

adalah film

Imperfect dan

menggunakan

pendekatan

kualitatif.

Penelitian ini

memfokuskan

pada body

shaming yang

terdapat dalam

film tersebut,

sedangkan

peneliti akan

memfokuskan

pada pesan moral

Islami.

F. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pola atau model tentang

bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan

hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian

berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks

khusus atau dimensi waktu). Harmon mendefinisikan

paradigm sebagai cara mendasar untuk mempresepsi,

berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

11

dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.8

Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah

konstruktivisme yang beranggapan bahwa dunia

empiris tidaklah independen, melainkan presepsi dan

interpretasi peneliti, itulah yang memengaruhi apa

yang dilihat peneliti pada saat meneliti.9

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian

deskriptif. Krik dan Miller mendefinisikan bahwa

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial secara fundamental bergantung

pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristilahannya.10 Dengan

menggunakan pendekatan ini, dapat mempermudah

peneliti dalam melakukan penelitian tentang

bagaimana pesan moral Islam yang terdapat didalam

sebuah film.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

8 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosadakarya, 2007), h. 8. 9 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), ce,1, h. 28. 10 Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

12

Data primer adalah data yang berasal dari

sumber asli pertama. Pada penelitian ini data primer

yang akan dikumpulkan bersumber dari tayangan

Film Imperfect yang ditonton melalui DVD.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini untuk

memperoleh informasi terkait objek yang akan

diteliti, diperoleh melalui studi kepustakaan berupa

buku, jurnal, artikel, website sebagai penunjang

data primer untuk melengkapi penelitian ini.

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Tayangan dalam film Imperfect.

b. Objek penelitian

Adegan atau potongan gambar dan dialog

yang terdapat dalam film Imperfect yang berkaitan

dengan pesan moral Islami.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dan penginderaan.11 Maka, dalam penelitian ini

peneliti melakukan observasi atau pengamatan

11Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Prenda Media Group, 2009), h.

115.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

13

secara mendalam dengan menonton berulang kali

film Imperfect. Kemudian peneliti mencatat dan

memilih beberapa adegan atau scene penting yang

merupakan inti dari permasalahan yang telah

dirumuskan kemudian dianalisis menggunakan

teori dan metode yang telah ditentukan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.12 Pada penelitian ini penulis

mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait

dengan film Imperfect, diantaranya adalah salinan

video dalam bentuk softcopy, dan beberapa review

atau dokumen lainnya yang relevan dengan

penelitian yang diteliti, guna melengkapi data-data

yang dibutuhkan dalam proses penelitian.

c. Wawancara

Teknik wawancara (interview), yaitu

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara (pengumpulan

data) kepada responden dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam dengan alat

12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 330.

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

14

perekam.13 Dalam hal ini peneliti melakukan

wawancara dengan dosen Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. M. Yakub, M.A

yang juga sebagai konsultan agama. Wawancara

dilakukan sebagai data penunjang pada penelitian

ini.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga

teknik analisis data kualitatif, yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses

ini berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangsung, bahkan sebelum data bener-bener

terkumpul.14

Analisis dalam penelitian ini dimulai

dengan mengklasifikasikan adegan-adegan dalam

Film Imperfect yang sesuai dengan rumusan

masalah penelitian. Kemudian dianalisis

menggunakan teori semiotika Charles Sanders

Peirce yaitu mencari makna suatu tanda bahasa

dari masing-masing adegan atau cuplikan yang

sesuai dengan penelitian yang diteliti.

13 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik

Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Lainnya. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995), h. 68. 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 243-252.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

15

G. Sistematika Penulisan

Penelitian skripsi ini akan disusun secara sistematis

sesuai ketentuan dan aturan yang ditetapkan. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Skripsi ini dimulai dengan BAB I, yaitu

pendahuluan. Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah,

Batasan dan Rumusan Masalah, Metodologi Penelitian,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Penelitian

Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

Selanjutnya di BAB II, pembahasan tentang kajian

pustaka yang membahas landasan teori, semiotika, teori

semiotika Charles Sanders Peirce, pesan moral islam,

tinjauan tentang akhlak, tinjauan tentang film.

Sebagai gambaran umum, subjek dan objek

penelitian penulis tempatkan pada BAB III. Pada bab ini

ini berisi gambaran umum film Imperfect, sekilas tentang

film Imperfect, sinopsis film Imperfect, profil sutradara

film.

Sebagai inti skripsi, penulis mengelaborasi data dan

temuan penelitian yang dibahas pada BAB IV. Pada bab

ini berisi hasil temuan dan analisis penelitian dan juga

analisis pada adegan scene yang terdapat dalam film

Imperfect, yang kemudian akan dibahas pada bab

selanjutnya.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

16

Sebagai layaknya tradisi karya ilmiah, maka mesti

ada analisis dan pembahasan yang di elaborasi pada BAB

V. Pada bab ini berisi uraian yang berkaitan dengan latar

belakang, teori dan rumusan masalah yang telah ditentukan

dalam penelitian.

Akhrinya skripsi ini ditutup dengan BAB VI yang

berisi kesimpulan, saran-saran peneliti, beserta bagian

terakhir memuat tentang daftar pustaka.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, isilah semiotika berasal dari

kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu

sendiri dikatakan sebagai suatu yang atas dasar

dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada

awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk

pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotika

dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

seluruh kebudayaan sebagai tanda.1

Semiotika didefinisikan sebagai studi tentang

tanda, atau produksi sosial makna dan kesenangan

dengan sistem tanda, atau studi tentang bagaimana

sesuatu menjadi penting. Dalam versi yang lebih

baru, aspek sosial ini ditekankan dengan menyebut

studi tersebut “semiotik sosial”. Ini menarik

Sebagian besar karya ahli bahasa Saussure, ahli

logika Peirce dan sastrawan ahli teori Barthes.2

1 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi-Aplikasi

Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Mitra

Wacana Media, 2013), h. 7. 2 Gill Branthson dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,

(London dan New York: Routledge, 2010), h. 12.

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

18

Menurut Charles S. Peirce, semiotika yakni

“doktrin formal tentang tanda-tanda” (the formal

doctrine of signs). Sementara bagi Ferdinan De

Saussure semiologi adalah ilmu umum tentang tanda,

“suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di

dalam masyarakat” (a sience that studies the life is

sisgns within society). Dengan demikian, bagi Peirce

semiotika adalah suatu cabang filsafat; sedangkan

bagi Saussure semiologi adalah bagian dari disiplin

ilmu psikologi sosial.1

Semiotika dapat dikatakan sebagai landasan

untuk manusia memaknai hal-hal. Dalam semiotika

ini mempelajari bagaimana aturan-aturan maupun

konveksi yang memungkinkan tanda-tanda

didalamnya memiliki makna ataupun arti. Karena

pada dasarnya semiotika merupakan ilmu tentang

tanda-tanda.2

Analisis semiotika dapat digunakan untuk

mencari tahu makna-makna dari teks yang berupa

tanda-tanda (sign). Maka pemaknaan tanda-tanda

dalam teks maupun visual ialah hal yang menjadi

pusat perhatian analisis semiotik.3

1 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra; 2011), h. 3. 2 Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2006) cet ke-2, h. 261. 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 11.

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

19

Film merupakan bidang kajian yang amat

relevan bagi analisis semiotik. Film umumnya

dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama

dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan.

Yang paling terpenting dalam film adalah gambar

dan suara, kata yang diucapkan (ditambah dengan

suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-

gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih

penting lagi dalam film adalah digunakan tanda-

tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang

menggambarkan sesuatu.4

2. Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce dikenal sebagai salah

satu seorang ahli filosof Amerika yang juga dikenal

sebagai ahli logika dengan pemahamannya terhadap

manusia dan penalaran (ilmu pasti). Logika yang

mengakar pada manusia ketika berpikir melibatkan

tanda sebagai keyakinan manusia. Baginya sinonim

dengan logika membuat ia mengatakan bahwasanya

manusia berpikir dalam tanda, yang juga menjadi

unsur komunikasi. Tanda akan menjadi tanda apabila

difungsikan sebagai tanda.5

4 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya.

2006), h. 128. 5 Ambarani Asriningsari dan Nazla Maharani Umaya, Semiotika Teori

Dan Aplikasi Pada Karya Sastra, (Semarang: Ikip PGRI Semarang Press,

2010), h. 73.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

20

Sebab menurut Peirce, semiotika merupakan

sebuah logika. Dimana dalam hal ini Peirce

berpendapat bahwa ketika manusia melakukan

penalaran dan berfikir, manusia hanya bisa lewat

tanda saja.6

Charles Sanders Peirce dikenal dengan model

triadic dan konsep trikotominya yang terdiri atas

berikut ini:

1. Representamen adalah bentuk yang diterima

oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda.

2. Object merupakan sesuatu yang merujuk pada

tanda. Sesuatu yang diwakili oleh

representamen yang berkaitan dengan acuan.

3. Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak

seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah

tanda.7

6 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:

Jalasutra, 2013). h. 12. 7 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015), h. 22.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

21

Teori Triadik Charles Sanders Peirce

Peirce membagi tiga tahapan tanda, dimulai dari

penyerapan aspek tanda atau representamen melalui

pancaindra. Tahapan kedua, mengaitkan secara

representamen dengan pengalaman dalam kognisi

manusia yang disebut objek. Tahap ketiga

menafsirkan objek sesuai dengan keinginannya yang

disebut interpretan.8 Dalam hal ini, model segitiga

yang terdapat tiga elemen (representament,

interpretant, object) dari Peirce tersebut dapat

dikatakan saling berhubungan agar dapat membentuk

makna yang telah digambarkan oleh tanda yang telah

ditangkap dengan pancaindra.

8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdkarya,

2012), h. 115.

Representamen (X)

Interpretant (X=Y) Object (Y)

Gambar 1. 1 Model Semiotika

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

22

Table 2. 1 Trikotomi Ikon/Indeks/Simbol Model Peirce9

Jenis Tanda Teori Charles Sanders Peirce

Jenis

Tanda

Ditandai

dengan

Contoh Proses Kerja

Ikon - Persamaan

(kesamaan)

-Kemiripan

Gambar,

foto, dan

patung.

-Dilihat

Indeks -Hubungan

sebab akibat

-Keterkaitan

-Asap-

api,

-Gejala-

penyakit.

-Diperkirakan

Simbol -Konveksi atau

-Kesepakatan

sosial

-Kata-

kata

-Isyarat

-Dipelajari

Tanda-tanda yang menjadi dasar Peirce untuk

dapat menguraikan makna dibagi menjadi 3 model

utama berdasarkan objeknya, menjadi: ikon (icon),

indeks (index), dan simbol (symbol) yang didasarkan

atas relasi diantara representamen dan objeknya,

sebagai berikut:

9 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi

Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2013), h. 19.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

23

(1) Ikon

Ikon adalah tanda yang mendukung

kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu mudah

dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon

hubungan antara representamen dan objeknya

terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa

kualitas. Contohnya Sebagian besar rambu lalu

lintas merupakan tanda yang ikonik karena

‘menggambarkan’ bentuk yang memiliki

kesamaan dengan objek yang sebenarnya.

(2) Indeks

Indeks adalah tanda yang memiliki

keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara

representamen dan objeknya. Di dalam indeks,

hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat

kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara

yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak

telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya

merupakan indeks dari seseorang atau binatang

yang telah lewat di sana, ketukan pintu

merupakan indeks dari kehadiran seorang ‘tamu’

di rumah kita.

(3) Simbol

Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat

arbiter dan konvensional sesuai kesepatan atau

konvensi sejumlah orang atau masyarakat.

tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

24

simbol-simbol. Tak sedikit dari rambu lalu lintas

yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya

adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana

ini.10

B. Pesan Moral Islami

1. Pesan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan

diartikan sebagai perintah, nasihat, permintaan, dan

amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada

orang lain.11 Pengartian pesan menurut Onong Uchana

Effendy dapat diartikan sebagai seperangkat lambang

bermakna yang disampaikan komunikator. Lambang

yang dimaksud adalah bahasa, isyarat, gambar, warna

dan sebagainya yang secara langsung menerjemahkan

pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.12

Menurut Harold Laswell, pesan adalah sesuatu

yang dapat dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal

dan atau nonverbal yang mewakili perasaan nilai,

gagasan ataupun maksud dari sumber tadi.13

10 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi

Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2013), h. 18. 11 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h. 761. 12 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek. (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1994), cet. Ke-8, h. 18. 13 Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 70.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

25

Pesan dapat dibedakan menjadi dua jenis secara

garis besar, sebagai berikut:

a) Pesan Verbal

Merupakan pesan yang disampaikan lisan

melalui kata-kata dan simbol-simbol verbal yang

sudah disepakati oleh individu, kelompok, dan

negara.14

b) Pesan Nonverbal

Merupakan pesan yang disampaikan tidak

dengan kata-kata, melainkan menggunakan

isyarat. Pesan-pesan nonverbal sangat

berpengaruh terhadap komunikasi.15

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pesan memiliki peranan penting dalam kehidupan

manusia terutama untuk dapat melakukan komunikasi

kepada sesama manusia dengan menggunakan bahasa

atau kata-kata yang mudah dimengerti agar tujuan

penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan dapat dimengerti.

2. Moral Islam

Secara etimologi kata “etika” dengan kata “moral”

mempunya arti yang sama yaitu adat kebiasaan.16 Akan

14 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), cet. Ke-1, h. 110. 15 Desak Putu Yuli Kurniati, Modul Komunikasi Verbal dan Non verbal.

(Denpasar, Bali. 2016), h. 12. 16 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja:

Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 136.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

26

tetapi bahasa asalnya berbeda, yang pertama berasal

bahasa Yunani, dan yang kedua berasal dari bahasa

latin. Arti kata “moral” adalah nilai-nilai dan norma-

norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.17

Ajaran moral memuat tentang nilai dan norma yang

terdapat diantara sekelompok manusia. Adapun nilai

moral adalah kebaikan manusia. Norma moral tentang

bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik

sebagaimana manusia.18 Dalam hal ini sebagai manusia

yang beragama, kita harus bertingkah laku yang baik

dan menolak yang buruk. Moral juga memiliki

hubungan yang sangat erat dengan agama, agar

berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang telah

diperintahkan oleh Allah SWT.

Moral Islami sebenarnya memuat dua segi yang

berbeda yaitu segi batiniah dan segi lahiriah. Artinya

orang yang baik, akan memiliki sikap batin dan

perbuatan yang baik. Ajaran pesan moral memuat

pandangan tentang nilai dan norma yang terdapat

diantara sekelompok manusia. Adapun nilai moral

Islami adalah kebiasaan manusia sebagai manusia.19

17 H. Moh Toriquddin, Sekularitas Tasawuf Membumikan Tasawuf

dalam Dunia Modern, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 12. 18 Yadi Purwanto, Etika Profesi (Bandung: PT. Replika Aditama, 2007), h. 45.

19 Purwahdi Wardoyo, Moral dan Masalahnya, (Cet ke-9: Jogjakarta:

Kanisius 1990), h. 13.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

27

Tentunya dalam sebuah agama mengandung ajaran

moral. Ajaran tersebut harus diterapkan didalam

kehidupan kita sehari-hari, agar senantiasa mempunyai

akhlak yang mulia dan sifat yang terpuji.

Kategori berdasarkan pesan moral terbagi menjadi

tiga macam, yaitu: 20

a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

Kewajiban manusia sebagai makhluk Allah

SWT adalah beriman kepada-Nya. wujud iman

itu diimplementasikan melalui penegakan dan

pengalaman seluruh perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya. 21

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri.

Setiap anak harus memiliki landasan moral

yang kuat, dan tumbuh menjadi pribadi dengan

moral yang baik. Dengan memiliki moral yang

baik maka kemudahan dalam meraih

kebahagiaan hidup, kesuksesan dan kemajuan.

Al-quran, menunjukkan beberapa perilaku yang

menggambarkan kepribadian seseorang yaitu:

sabar, sederhana dalam tingkah laku, jujur,

20 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah

Mada University, 1998), h. 323. 21 Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 227-228.

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

28

berhati lembut, bertawakal kepada Allah, sopan,

adil, menepati janji dan memelihara amanat.22

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain

dalam lingkungan sosial termasuk dengan alam.

Manusia merupakan makhluk sosial, yang

tidak bisa hidup sendiri, yang berarti tidak ada

manusia yang dapat hidup tanpa bantuan dari

orang lain. Hubungan baik dengan masyarakat

sangat diperlukan, bermasyarakat sudah

merupakan fitrah manusia.

Moral memiliki kesamaan kedudukan dengan

istilah akhlak dan etika yang megajarkan kebaikan dan

keburukan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek

kehidupan bermasyarakat.23

C. Tinjauan Tentang Akhlak

Dalam ensiklopedia Islam, akhlak mencakup hal-

hal yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan sifat-sifat

manusia dalam berinteraksi dengan dirinya, dengan

sasarannya dengan makhluk-makhluk lain, dan bahkan

dengan tuhannya.24 Menurut para ahli ilmu akhlak,

akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang

menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang

22 Suhaimi, Membangun Moralitas Ummat Menurut Konsep Al-

Quran, (Pekanbaru: Pustaka UIN, 2001), h. 64. 23 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (Jakarta: Penerbit Plus, 2012), h.

17. 24 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

Ensiklopedia Islam (Jakarta: Departemen Agama RI, 1998), h. 81.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

29

dengan mudah. Dengan demikian, bilamana perbuatan,

sikap, dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya

baik.25 Akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak baik

(mahmudah) dan akhlak buruk (mazmumah).

1. Akhlak Baik (mahmudah)

Akhlak mahmudah menurut Al-Ghazali, berakhlak

mulia atau terpuji “menghilangkan semua adat

kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam

agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan

tercela tersebut, kemudian membiasakan adat

kebiasaan yang baik.26

Perilaku manusia yang baik ditunjukkan oleh sifat

dan gerak kehidupannya sehari-hari. Akhlak yang baik

ialah segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah).

Tingkah laku yang membuat orang lain senang dan

nyaman serta tidak merasa terganggu. Akhlak yang

baik berasal dari sifat-sifat yang baik pula. Sehingga

jiwa manusia dapat menghasilkan perbuatan-

perbuatan lahiriah yang baik27 kebaikan adalah sesuatu

yang berjalan sesuai dengan tuntunan atau ajaran

agama. Dalam perbuatan yang baik akan melahirkan

25 M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Akhlak, (Yogyakarta: Kota

Kembang, 1996), cet ke-3, h. 47. 26 Zahrudin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 158. 27 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al Qur’an (Jakarta

Amzah, 2007), ed-1, cet-1, h. 38.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

30

sifat-sifat yang dapat dengan mudahnya untuk diterima

oleh masyarakat dalam berinteraksi.

Yang dimaksud dengan akhlak mahmudah ialah

segala tingkah laku yang terpuji (baik) untuk

dikerjakan dan diusahakan, yang termuat dalam Al-

Quran dan As-Sunnah.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri)

Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia

banyak menyebut Allah.” (QS. Al -Azab [33]:

21)

Dalam ayat diatas, menjelasakan bahwa perilaku

Rasulullah sebagai contoh teladan yang baik bagi

orang-orang yang mengharapkan kasih sayang Allah

dan mengingat Allah, agar dapat melakukan perbuatan

yang baik.

Adapun yang termasuk dalam kategori akhlak

mahmudah diantaranya sebagai berikut:

1) Bersifat sabar, berarti menahan diri dalam amarah,

tahan menghadapi cobaan, tidak mudah putus asa

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

31

dan senantiasa menerima keadaan. Lawan dari

sifat sabar yaitu putus asa.

2) Bersifat benar, yaitu memberitahukan sesuatu

dengan apa yang terjadi. Betapa akhlaqul

mahmudah menimbulkan ketenangan batin, yang

dapat melahirkan kebenaran. Benar ialah

memberitahukan sesuatu yang sesuai dengan apa

yang terjadi, artinya sesuai dengan kenyataan.28

3) Memelihara amanah, yang berarti kepercayaan,

kesetiaan, kejujuran. Lawan dari sifat Amanah

yaitu khianat atau kemunafikan.

4) Bersifat adil, memberikan hak kepada yang

mempunyai hak tanpa mengurangi haknya.

5) Bersifat kasih sayang (ar-rahman) yaitu belas

kasih dan lemah lembut. Dapat menimbulkan

berbagai sikap seperti: pemurah, tolong-

menolong, pemaaf, damai, persaudaraan,

silaturahmi.

6) Al-Ikhwan dan Al-Ishlah, yaitu persaudaraan atau

perdamaian; menciptakan perdamaian

persaudaraan dan mencegah terjadinya konflik.

7) At-Taawun, yaitu tolong-menolong merupakan

akhlak yang terpuji yang mencerminkan kesucian

jiwa.

28 Hafidh Hasan Al-Masidi, Bimbingan Akhlak, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1987), h. 46).

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

32

8) Al-Afwu, yaitu sifat pemaaf. Tidak ada manusia

yang tidak punya salah. Apabila seseorang khilaf

berbuat salah, maka hendaknya membukakan

pintu hatinya dan berlemah lembut.

9) Ikhlas, merupakan syarat untuk diterimanya

ibadah kita kepada Allah SWT yang tujuannya

semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah

SWT.

10) Bersyukur, yaitu bentuk terima kasih dan

menyadari bahwa semua nikmat yang dimiliki

selama menjalani kehidupan di dunia adalah

rezeki dan karunia dari Allah SWT.

1. Akhlak Buruk (mazmumah)

Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah

laku yang tercermin dari tutur kata, tingkah laku, dan

sikap yang tidak baik.29 Akhlak mazmumah

merupakan perbuatan yang bertentangan dengan

norma-norma masyarakat yang berlaku, sesuatu yang

tercela dan lawan dari akhlak yang baik.

Akhlak yang buruk (sifat tercela) dapat dilihat dari

perbuatan yang tidak menyenangkan, tidak sopan dan

dapat merugikan orang lain. Dalam Islam sifat tercela

merupakan perbuatan yang tidak diridhoidan dibenci

oleh Allah SWT. Allah berfirman:

29 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al Qur’an (Jakarta

Amzah, 2007), h. 55.

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

33

Katakanlah: “ttidak sama yang baik dan yang

buruk itu, meskipun yang buruk itu menarik hatimu,

maka bertaqwalah kepada Allah SWT hai orang-

orang berakal, agar kamu mendapat

keberuntungan.” (Q.S Al-Ma’idah [5]: 100)

Adapun yang termasuk kedalam akhlak mazmumah

diantaranya sebagai berikut:

1) Sifat dengki, menurut etimologi berarti

menaruh perasaan marah (benci, tidak suka)

karena sesuatu yang amat sangat kepada

keberuntungan orang lain.30 Dengki merupakan

sifat yang tercela, yang termasuk dalam

penyakit hati yang dapat merugikan orang lain.

2) Sifat sombong, menurut A. Mudjab Mahali

sombong adalah menolak kebenaran dan

meremehkan sesama manusia, disertai

anggappan bahwa dirinya memiliki kecerdasan

dan kepandaian yang lebih hebat, serta merasa

30 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Quran,

(Jakarta: Amzah, 2007), h. 61-62.

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

34

bahwa derajat dan martabatnya lebih tinggi dari

orang lain.31

3) Sifat riya, yaitu melakukan amal bukan karena

mengharapkan ridha Allah SWT. orang yang

riya berarti juga sum’ah, yakni ingin

memperoleh komentar baik atau pujian dari

orang lain atas kebaikan yang dilakukan.32

4) Sifat berburuk sangka, lawan dari baik sangka.

Orang yang berburuk sangka berarti adalah

orang yang memiliki anggapan, pendapat atau

sikap buruk terhadap suatu keadaan atau

seseorang dimana keadaan tersebut

sesungguhnya menunjukkan hal yang

sebaliknya.33

Pesan moral dapat dikatakan sebagai suatu

pelajaran tentang moral yang diperoleh dari suatu

peristiwa atau kejadian, pengalaman diri sendiri

maupun orang lain. Dapat disimpulkan bahwa pesan

moral Islami merupakan pesan yang isinya

mengandung nilai-nilai kebaikan terhadap Tuhan,

diri sendiri maupun hubungan sosial. Penyampaian

pesan moral dapat dikemas dan diperoleh melalui

31 A. Mujhab Mahali, Dosa-dosa Besar dalam Al-Quran dan Al-Hadits,

(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), h. 151. 32 Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlaq Kelas VII, (Solo: Tiga

Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), Jilid I, h. 98. 33 Imam Nawawi, Terjemahan Riyadush Shalihin, Vol 2. (Jakarta:

Pustaka Amani, 1994), h. 463.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

35

penafsiran cerita film melalui penampilan aktor-aktor

dalam cerita film.

D. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

Pengertian film menurut Undang-Undang No.

23 Tahun 2009 tentang perfilman pasal (1)

menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya

yang merupakan pranata sosial dan media

komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah

sinematografi dengan atau tanpa adanya suara dan

dapat dipertunjukkan.34 Film selalu mempengaruhi

dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan

pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku

sebaliknya. Film selalu merekam realitas yang

tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan

kemudian memproyeksikannya ke atas layar.35

Film telah menjadi audio visual yang banyak

dinikmati oleh masyarakat luas. Marcel Sumarno

menyebut fungsi film memiliki nilai edukasi. Nilai

edukasi dalam film mempunyai makna sebagai

pesan-pesan moral yang semakin halus

pembuatannya akan semakin baik.36

34 Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2011), h. 154. 35 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 127. 36 Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika dalam Film, Jurnal Ilmu

Komunikasi, Vol 1. No.1. 2011. h. 137.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

36

Sebagai salah satu media hiburan, film

memiliki kekuatan persuasi yang besar pengaruhnya

kepada penonton atau masyarakat yang

menyaksikannya. Pasalnya, film dapat menjadi alat

penghibur sekaligus sebagai alat informasi serta

dapat mengubah cara pandangan orang lain dan bisa

memengaruhi sikap juga perilaku seseorang di dunia

nyata setelah menonton sebuah film.

2. Unsur-unsur Pembentukan Film

Dalam pembentukan film, secara umum

pembentukan film terbagi atas dua unsur yaitu, unsur

naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif adalah

sebagai pencitraan dalam sebuah film, yang

didalamnya terdapat unsur cerita dan plot. Kemudian

secara umum naratif terbagi menjadi 3 tahap: yaitu

pendahuluan, dimana dalam titik permulaan ini

merupakan awal mula cerita film. Tahap kedua yaitu

pertengahan, pada tahap ini berisi alur cerita oleh

tokoh utama untuk menyelesaikan konflik yang ada

dalam sebuah cerita dan tahap ketiga yakni penutup,

disinilah klimaks dari konflik yang ada di tahap yang

sebelumnya.

Sedangkan unsur sinematik adalah cara atau

gaya seperti apa untuk mengolahnya. Yang terdiri

dari empat elemen pokok yaitu, mise-en-scene,

sinematografi, editing, dan suara. Mise-en-scene

adalah segala hal yang ada didepan kamera untuk

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

37

diambil gambarnya dalam proses produksi film.

Sinematografi merupakan aspek teknis dalam film

yang berhubungan dengan objek yang diambil oleh

kamera. Editing adalah transisi sebuah gambar

lainnya dalam prosuksi film. Dan suara adalah segala

hal yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran

dalam produksi film. Dari kedua unsur tersebut, dapat

membentuk sebuah maksud serta tujuan yang sama.37

3. Jenis-Jenis Film

Film merupakan hasil dari karya yang diolah

secara kreatif untuk dapat dinikmati visualnya.

Berdasarkan sifatnya, film terdiri dari jenis-jenis

sebagai berikut:38

a. Film Cerita

Film cerita adalah film yang sering kali kita

temukan dibioskop yang menyajikan kepada

publik sebuah cerita fiksi dapat berdasarkan dari

kisah nyata maupun khayalan, yang kemudian

dimodifikasi dan dioleh menjadi sebuah film. Film

jenis ini terikat pada plot, adegan, konflik yang

sudah dirancang dari awal.39

37 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, 2008), h. 1-2. 38 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 216. 39 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, 2008), h.6.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

38

b. Film Berita

Film berita atau newsreel adalah film yang

menyajikan sebuah peristiwa ataupun fakta yang

pernah terjadi yang harus mengandung nilai-nilai

berita (newsvalue), karena pada dasarnya sifatnya

berita. Dengan adanya televisi yang memiliki

kesamaan sifat dengan film, dibandingan bioskop

maka berita yang difilmkan lebih cepat dan luas

ditayangkan melalui media televisi.40

c. Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang

menyajikan fakta peristiwa yang benar-benar

terjadi. Dalam film dokumenter tokoh, peristiwa,

letak tempat berdasarkan kenyataan. Tujuan dari

film ini agar publik atau penonton dapat melihat

fakta akan sebuah peristiwa yang ada dalam

masyarakat.

d. Film Kartun

Titik berat pembuatan film kartun adalah

pada seni lukis.41 Lantaran dalam film kartun ini

harus memerhatikan detail, menghidupkan

gambar agar terlihat bergerak seolah-olah

gambar seperti hidup sehingga dapat

memengaruhi penonton. Film kartun seringkali

40 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

(Bandung: Citra Aditia Bakti, 1993), h. 213. 41 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 216.

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

39

ditujukan sebagai konsumsi anak-anak, selain

sebagai hiburan juga memiliki nilai edukasi

seperti film kartun Pada Zaman Dahulu, Nussa,

Upin dan Ipin, dan lain sebagainya.

e. Film Eksperimental

Film jenis ini tidak memiliki plot namun

memiliki struktur yang dipengaruhi gagasan, ide,

emosi, serta pengalaman batin mereka. Film ini

termasuk film yang tidak mudah dipahami

karena pembuatannya menggunakan simbol

yang diciptakan sendiri dan sifatnya abstrak.42

2. Klasifikasi Film

Berkembangnya perfilman, membuat semakin

banyaknya film yang diproduksi dengan bermacam-

macam gendre. Sejauh ini film diklasifikasikan

menjadi 5 jenis, yaitu:43

1) Komedi, film yang mendeskripsikan kelucuan,

kekonyolan pemain. Film ini memiliki tujuan

membuat penonton tertawa sehingga merasa

terhibur.

2) Drama, film yang menggambarkan realita di

sekeliling hidup manusia. Alur cerita film

42 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, 2008), h. 7-9.

43 Ekky Iman Jaya, why Not: remaja Doyan Nonton, (Bandung: PT.

Mizan Bunaya Kreativa, 2004), h. 104.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

40

drama, terkadang dapat membuat penonton

tersenyum, sedih dan meneteskan air mata.

3) Horror, film ini diciptakan untuk membuat

penontonnya takut dengan melibatkan hal-hal

mistis, ghaib dan supernatural.

4) Musikal, film yang alur ceritanya seperti drama

namun dipenuhi dengan nuansa musik. Adegan

dalam film ini menampilkan para pemainnya

berdialog dengan musik, bernyanyi, hingga

menari.

5) Action, pada film laga atau action ini alur

ceritanya sederhana, namun dengan

menghadirkan aksi perkelahian, tembak-

tembakan, hingga adegan berbahaya membuat

film ini dapat membuat jantung berdebar-debar.

3. Struktur Film

Film memiliki struktur fisik yang dibagi kedalam

tiga bagian, yaitu:44

a. Shot (gambar)

Shot selama produksi film memiliki arti

proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan

(on) hingga kamera dimatikan (0ff). Sekumpulan

Shot dapat dikelompokkan menjadi sebuah

adegan, satu shot dapat berdurasi kurang dari satu

detik, menit bahkan jam.

44 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 29-30.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

41

b. Scene (adegan)

Adegan adalah satu segmen yang pendek dari

keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi

berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu,

isi (cerita), tema, atau motif. Umumnya, satu

adegan terdiri dari beberapa shot yang saling

berhubungan. Dalam film biasanya terdiri dari 30-

35 adegan.

c. Sequence (sekuen)

Sekuen adalah satu segmen besar yang

memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang

utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa

adegan yang saling berhubungan. Biasanya dalam

film bisa berisi 8-15 sekuen.

E. Kerangka Berpikir

Penelitian ini diawali dengan menganalisis film

Imperfect. Kemudian peneliti memilih adegan (scene)

berdasarkan kriteria yang mengandung pesan moral

Islami, lalu dianalisis menggunakan metode Charles

Saders Peirce yang berfokus pada representament

(ikon, indeks, simbol), object dan interpretant.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

42

Analisis Semiotika

Pesan Moral Islami

dalam Film Imperfect

Adegan (scene) yang

mengandung pesan

moral Islami

Analisis Semiotika Charles

Sanders Peirce

Representament (ikon, indeks,

simbol), object, dan interpretant

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

43

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM IMPERFECT

A. Sekilas Tentang Film Imperfect

Sumber: Google Image

Film Imperfect: Karier Cinta dan Timbangan

diangkat dari salah satu buku best seller karya Meira

Anastasia yang dituangkan ke dalam film dengan judul

yang sama walaupun dengan cerita yang berbeda,

dimana didalamnya menceritakan tentang perjalanan

seorang perempuan yang berhasil menerima

kekurangannya dan tetap merasa bahagia dengan

ketidaksempurnaannya. Namun bukan suatu hal yang

Gambar 3. 1 Poster Film Imperfect

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

44

mudah dalam menerima hal tersebut, ada banyak cobaan

yang harus dihadapi oleh seorang Rara.

Film Imperfect: karier Cinta & Timbangan

diproduksi oleh StarVision, merupakan salah satu

perusahaan rumah produksi di Indonesia yang didirikan

pada 26 Februari 1995 melalui kolaborasi antara Chand

Parwez Servia pemilik rumah produksi Kharisma Jabar

Film, dengan Shankar RS dan Raj Indra Singh serta

Iman Tauhid. Saat ini Starvision Plus telah

memproduksi lebih dari 50 sinetron dan lebih dari 100

film layar lebar dalam berbagai genre. 1 Film Imperfect

ini mulai diayangkan pada tanggal 19 Desember 2019 di

seluruh bioskop Indonesia.

Film yang disutradarai oleh Ernest Prakasa ini

merupakan film yang bergenre komedi percintaan yang

mengangkat isu serius yang dekat dengan realita di

kehidupan sehari-hari kita. Ernest menyutradarai film

yang diangkat dari novel hasil karya istrinya sendiri,

Meira. Menceritakan tentang perjalanan seseorang

untuk dapat menerima ketidaksempurnaan diri. Ia

mengemas isu berat menjadi hangat lewat film

Imperfect.

1 Diakses dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Kharisma Starvision

Plus https://id.wikipedia.org/wiki/Kharisma_Starvision_Plus pada 24 Maret

2021.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

45

B. Sinopsis Film Imperfect2

Film Imperfect berkisah tentang Rara yang terlahir

dari ibu yang merupakan mantan seorang model. Ia

terlahir dengan kulit gelap kecoklatan, namun berbeda

dengan adiknya yang bernama Lulu, berkulit putih.

Sejak kecil Rara suka makan, dan ibunya sering

melarang Rara untuk makan yang berlebihan demi

kebaikan Rara, namun Rara tetap selalu makan

berlebihan dan sering ngemil jajanan juga coklat.

Sampai akhirnya Rara tumbuh dewasa dengan kulit

gelap sekaligus gendut. Sedangkan adiknya Lulu sangat

cantik, putih dan memiliki tubuh yang ideal.

Meskipun memiliki tubuh yang tidak sempurna,

Rara memiliki kekasih yang bernama Dika yang

mencintai Rara apa adanya dengan tulus. Ibu Dika pun

menyayangi dan perhatian dengan Rara bahkan

membuatkan banyak makanan untuknya. Rara dan Dika

suka menyempatkan waktu untuk mengajar anak-anak

jalanan, dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Lulu

berpacaran dengan cowok ganteng, George yang

merupakan selebgram terkenal yang selalu

memanfaatkan apapun untuk dijadikan bahan media

sosial. George juga sering mengatur Lulu untuk

2 Tentang Sinopsis Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (Film

Indonesia 2019). https://www.tentangsinopsis.com/imperfect-karier-cinta-

timbangan-film-indonesia-2019/ diakses pada 25 Maret 2021.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

46

melakukan banyak hal yang terkadang membuat Lulu

risih.

Rara memiliki teman-teman baik disekitarnya

selain Fey yang merupakan teman di kantornya, yakni

anak kos yang tinggal di tempat ibunya Dika yang

bernama Neti, Maria, Prita dan Endah. Mereka akrab

satu sama lain, namun mereka kerap kali merasa

insecure atau tidak percaya diri pada kekurangannya

masing-masing.

Rara bekerja di sebuah perusahaan di bidang

kosmetik bernama Malathi. Sudah bekerja lama tetapi ia

masih menjadi pegawai biasa dan belum menjadi

manajer. Rara tidak pernah berdandan, cenderung cuek

akan penampilan dan lebih mengandalkan otak. Rara

sering makan banyak dan membawakan makanan juga

untuk sahabatnya Fey. Terkadang orang-orang di kantor

sering mengejek Rara akan penampilannya. Seperti

Marsha dan kedua sahabatnya serta pria-pria di kantor

yang selalu memandang rendah Rara.

Marsha adalah wanita cantik di kantornya Rara.

Suatu hari manajer kantor Rara bernama Sheila

mengundurkan diri. Sedangkan Pak Kelvin selaku boss

kantor akan mencari penggantinya. Rara mengajukan

diri, tetapi tidak bisa karena selain otak, penampilan pun

harus cantik. Kelvin mengakui kinerja Rara tetapi ia

tidak bisa menjadikan manajer karena Rara

berpenampilan kurang menarik. Karena itu, Kelvin

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

47

mengajukan Marsha yang masih merupakan anak baru

untuk menggantikan Sheila. Namun Rara tidak

menyerah dan meminta waktu untuk diberikan

kesempatan merubah penampilannya dengan diet ketat.

Akhirnya ia mendapatkan waktu satu bulan untuk

merubah penampilannya.

Selain itu masalah datang di keluarga Dika,

dimana ibunya harus membayar bunga hutang ayahnya

padahal hutangnya sudah lunas. Karena itu Dika harus

mencari banyak job fotografer untuk membantu ibunya

membayar bunga hutang ayahnya yang dibantu oleh

Teddy, teman baik Dika.

Rara mulai merubah pola makannya, berolahraga,

melakukan diet yang ketat dan meminta bantuan Lulu

untuk mempercantik dirinya. Dalam waktu singkat

penampilan Rara berubah total membuat semua orang di

kantornya kagum dan akhirnya Kelvin menjadikan Rara

sebagai manajer utama perusahaan mereka. Seiring

waktu, perubahan penampilan Rara ternyata merubah

juga kepribadiannya. Hubungan Rara menjauh dengan

sahabatnya Fey, semenjak Rara dekat dengan Marsha

dan kedua temanya. Perlahan banyak hal yang Rara

lupakan, Dika pun ikut merasakan perubahan Rara.

Setelah mendapatkan gelar sebagai manajer

kantor, tentu tidak selalu berjalan mulus. Rara bekerja

dengan baik, namun tidak menunjukan target dan hasil

yang memuaskan untuk perusahaan yang sedang

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

48

mengalami kondisi krisis. Hal ini dimanfaatkan oleh

Marsha untuk menyalahkan Rara bahwa apa yang terjadi

karena Rara.

Suatu ketika, hari ulang tahun Rara tiba. Dika

meminta ibunya untuk mempersiapkan makanan serta

mempersiapkan segalanya bersama anak-anak sebagai

bentuk perayaan ulang tahun Rara. Namun di hari itu,

Rara diajak pergi dengan Marsha dan minum wine

sehingga Rara mabuk dan telat datang ke tempat anak-

anak. Anak-anak menunggu hingga tertidur karna sudah

larut malam, hal ini membuat Dika sangat kecewa.

Perdebatan dan perselisihan mulai terjadi ketika

sikap Rara mulai berubah. Rara bahkan curiga kalau

Dika memiliki hubungan dengan Lulu, karena melihat

sebuah momen yang mengakibatkan kesalahpahaman

hingga hubungannya sedikit renggang. suatu ketika saat

bertengkar dengan Lulu karena kesalahpahaman, sebuah

cerita masa lalu diungkap oleh ibunya Rara, kenapa Rara

bisa terlahir seperti itu. Alasan itu membuat Rara

tersadar dan mulai tidak memperdulikan hal itu lagi.

Rara mulai menyadari kesalahannya. Ia sadar bahwa

sikapnya selama ini membuat ia menjauh dari orang-

orang terdekatnya dan ia mulai memperbaiki hubungan

dengan orang-orang terdekatnya.

Untuk mengatasi krisis yang dialami oleh Malathi,

Rara memiliki konsep baru tentang kecantikan dan

kepercayaan diri wanita masing-masing atas dirinya

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

49

dengan menunjukkan wajah baru Malathi. Ia

menjadikan Lulu serta teman-teman baiknya model.

Lulu dengan wajahnya yang terlihat bulat, Neti dengan

dadanya besar, Prita dengan tompel pada dahinya, Maria

yang memiliki rambut keriting, dan Endah dengan gigi

yang tidak rapih. Mereka menampilkan itu dengan

percaya diri, dan tidak lagi merasa minder akan diri

mereka masing-masing.

Rara sekarang lebih mementingkan kebahagiaan

ketimbang kecantikan. Karena menurutnya

kesempurnaan belum tentu dapat membuat bahagia. Dan

kekurangan yang ada bukan menjadi sebuah masalah,

tapi harus dapat diterima dan disyukuri.

C. Profil Sutradara Film Imperfect

a) Biodata:

Nama Lengkap: Ernest Prakasa

Lahir : Jakarta 29 Januari 1982

Profesi : Seniman

Pasangan : Meira Anastasia (sejak 2007)

Nama judul film: Imperfect: Karier, Cinta &

Timbangan

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

50

Sumber: Google Image

b) Biografi:

Mengawali kariernya sebagai komika dengan

mengikuti ajang Stand Up Comedy Indonesia dan

mendapatkan peringkat 3 pada ajang tersebut pada

2011. Ernest pun sukses menjadi komika terkenal

dan menekuni profesinya tersebut bersama dengan

komika lainnya yang lebih senior seperti Raditya

Dika, Panji Pragiwaksono, dan lainnya.

Jauh sebelum sukses menjadi komika, Ernest

sudah nyaris 6 tahun menekuni dunia music. Ia

mengawali karier musik dengan bergabung dengan

Universal Music, kemudian melanjutkan kiprahnya

dengan Sony Music. Ernest merupakan ketua

Gambar 3.4 Foto Ernest Prakasa

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

51

pertama sekaligus perintis komunitas komika yang

bernama Stand Up Indonesia hingga Juni 2013.3

Beberapa tahun mengawali karier sebagai

komika, Ernest mulai mengembangkan bakatnya

merambah menjadi presenter, penulis buku, aktor,

hingga sutradara. Dalam dunia perfilman, awalnya

ia hanya menjadi peran figuran di film Make Money

(2013) dan Ku Kejar Cinta di Negeri Cina (2014).

Lalu ia diangkat menjadi tokoh utama di film

Ngenest The Movie (2012), yang juga diambil dari

bukunya yang berjudul sama. Karena

kesuksesannya dalam meyutradarai sebuah film,

tawaran berakting pun turut menambah Panjang

daftar film dalam profil Ernes Prakasa. Sampai

akhirnya, diberi tanggung jawab sebagai suteradara

dan penulis di Cek Toko Sebelah (2012) dan Stip

dan Pensil (2017).4

3Biodata Ernest Prakasa dan Daftar Film yang Disutradarainya

diakses melalui https://tirto.id/biodata-ernest-prakasa-dan-daftar-film-yang-

disutradarainya-f676 pada 5 April 2021. 4 Profil & Biodata Ernest Prakasa, diakes melalui

https://www.kepogaul.com/seleb/biodata-ernest-prakasa/ pada 5 April 2021.

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

52

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Data Penelitian

Film selalu memengaruhi dan membentuk

masyarakat berdasarkan pesan (message) di baliknya,

tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film selalu merekam

realitas yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas

layar.1 Film yang merupakan bagian dari media

komunikasi massa memiliki kemampuan yang kuat

dalam menjangkau banyak segmen sosial.

Imperfect merupakan film drama komedi

percintaan diangkat dari sebuah novel karya Meira

Anastasia. Perbedaan yang dibuat di novel dan film

terletak pada cerita yang dibuat di novel seorang tokoh

utamanya telah menikah dan punya anak sedangkan

dalam film sebaliknya.

Menurut Meira, penulis scenario film ini

menceritakan tentang penerimaan diri, dan juga body

positivity, tentang body shaming juga, dimana seorang

karakter Rara yang diperankan oleh Jesicca Mila, jadi

ada sesuatu yag terjadi dengan kariernya yang

berpengaruh dengan percintaannya dan juga sepanjang

1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya< 2006), h. 127.

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

53

film ini dia ada struggle dengan timbangan, itu yang

menjadi struggle hampir semua perempuan sudah

khawatir duluan kalau mau naik timbangan. Inilah

sebabnnya judul yang diberikan adalah Imperfect itu

Karier, Cinta dan timbangan.2

Film Imperfect bukan hanya menyajikan drama

percintaan dengan paduan komedi saja di dalamnya,

tetapi film ini memiliki tujuan tertentu berupa

penyampaian pesan. Dalam penelitian ini, yang dikaji

adalah pesan yang mengandung nilai moral Islami yang

bersumber dari film Imperfect. Memang jika dilihat film

ini tidak ada unsur Islamnya, namun dalam film ini

menyangkut tentang karakter para pemain yang

berhubungan dengan nilai akhlak dan mengandung

ajaran moral.

Dalam sebuah agama tentunya mengandung ajaran

moral. Ajaran tersebut harus diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari agar mempunyai akhlak yang

mulia dan sifat yang terpuji. Dalam film ini

memperlihatkan nilai-nilai akhlak seperti akhlak

mahmudah dan akhlak mazmumah yang dapat diambil

pelajaran baiknya untuk diterapkan dalam kehidupan.

2 Diki Mujianto, Skripsi: “Analisis Konsep Diri Dalam Film Imperfect:

Karier Cinta, dan Timbangan”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 145.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

54

B. Analisis Semiotika Pesan Moral Islami Dalam Film

Imperfect

Dari banyaknya scene yang ada di film ini, penulis

hanya mengkategorikan scene yang mengandung pesan

moral berupa akhlak mahmudah dan mazmumah saja.

Pesan itu bisa disampaikan lewat dialog-dialog yang

terdapat di film yang kontennya itu berhubungan dengan

materi akhlak seperti kata-kata yang santun atau kata-kata

yang memberikan nasehat. Kata-kata yang mungkin

mengingatkan seseorang kepada sesuatu yang baik. kira-

kira seperti itu pesan yang berorientasi dengan moral dan

akhlak.3

Dilihat dari tabel-tabel yang sudah ada itu sudah

memenuhi kriteria pesan moral, walaupun tidak secara

eksplisit disebutkan pesan moral Islam atau akhlak, tetapi

dari scene yang ada adegan-adegan yang ada itu dapat

disimpulkan bahwa sudah memiliki pesan moral. Karena

dari adegan-adegan itu bisa terlihat apa yang didefinisikan

sebagai pesan moral. Dan kita melakukan analisisnya

berdasarkan teori semiotika saya kira sudah tepat.4

Berikut terdapat 10 scene yang penulis temukan

dalam film Imperfect yang mengandung pesan-pesan

akhlak atau moral Islami:

3 Wawancara oleh Dr. H. M. Yakub, M.A dosen dan konsultan

Agama, 24 April 2021. 4 Wawancara oleh Dr. H. M. Yakub, M.A dosen dan konsultan

Agama, 24 April 2021.

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

55

1. Scene 1 (Suudzon)

Table 4.1 scene 1

Visual Dialog

(Terlihat ketiga orang rekan cewek

menghampiri Dika yang sedang

bersama Rara)

Rekan 1:“Dik kita mau nongkrong,

Kalu ulang tahun. Makan yuk.”

Dika: “Wah, gue mau nganterin

cewek gue balik.”

Rekan 1: “Itu cewek lo?.”

Dika: “Iyah, duluan ya.” (Dika

bersiap pergi meninggalkan

mereka)

Rekan 1: “Oh, iya.”

RekanS2: “Beneran cewenya?”

Rekan 1: “Fix, itu sih fix banget

dipelet”.

2. Scene 2 (Sabar)

Table 3.2 Scene 2

Visual Dialog

(Rara yang baru saja sampai di

kantor pagi hari)

Wiwid: “wih bubur lagi ya?.”

Irene: “Ra, inget lemak. Eh tapi

gapapa deh nutrisi buat

ibu hamil.”

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

56

(Tanpa berkomentar, Rara menuju

meja kerjanya)

Fey: “Lo diem aja tuh dikatain

hamil?.”

Rara: “Ntar kalo gua protes

dibilang baper. Serba

salah.”

3. Scene 3 (Tidak Jujur)

Table 4.3 Scene 3

Visual Dialog

Rara: “Misi mas, sharing meja nya

boleh?.”

Pegawai 1: “Emm, kita lagi nunggu

temen ya.”

Pegawai 2: “Iya nunggu temen.”

Rara: “Yaudah kita duduk dulu deh,

nanti temennya dateng kita

pindah lagi aja gapapa.”

Pegawai 1: “ya tapi temen kita udah

deket ya.”

Pegawai 2: “iya, deket banget.”

Pegawai 1dan 2: “noh...” (sambal

menunjuk kea rah yang

berbeda)

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

57

Fey: “Ra.”

(Fey memberi kode ke Rara untuk

pergi karena ada tempat duduk

yang kosong di tempat lain)

4. Scene 4 (Menolong Sesama)

Table 4.4 Scene 4

Visual Dialog

(Terlihat di depan rumah Dika, Ali

sedang mengganggu Endah yang

melintas, lalu Dika menolong

Endah agar Endah lekas pergi)

Ali: “Endaah will always love

you...”

Dika: “Kamu gapapa Endah?.”

Endah: “Gapapa bang Dika, saya

duluan ya.”

Dika: “Hati-hati ya.”

(melihat Endah sudah aman, Dika

berputar arah dan berbicara pada

Ali)

Dika: “Gua udah bilang sama lu

kan, jangan gangguin anak

kosan nyokap gua.”

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

58

Ali: “Orang tadi gua ga gangguin,

orang ngajakin nyanyi

berdua. Featuringan, duet.”

5. Scene 5 (Toleransi)

Table 4.5 Scene 5

Visual Dialog

(Terlihat anak kosan bu Ratih

sedang duduk santai ngobrol di

malam hari)

Prita: “Terus gimana tempat kerja

baru lu Mar?.”

Maria: “Enak sih, bosnya asik.”

Endah: “Emangnya dia teh gapapa

kamu Kristen tapi kerja di

toko jilbab?.”

Maria: “Dianya tidak apa, tapi

sebenarnya justru saya yang

takut.”

Neti: “Lah takut ngapa lu?”

Maria: “Takut.. tergoda pengen

pake. Awalnya sih Cuma

coba-coba. Liat dikaca kok

kayaknya cantik begitu.”

(semua tertawa)

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

59

6. Scene 6 (Berkata Buruk)

Table 4.6 Scene 6

Visual Dialog

Rara: “White apa Bahasa Indonesia

nya?.”

Anak-anak: “Putiih.”

Rara: “Kalau blue?.”

Anak-anak: “Biruu.”

Rara: “Kalau black?.”

Anak-anak: “Hitaam.”

Anak1: “Kayak muka lu tuh item.”

Anak2: “Daripada lu matanya sipit.”

Rara: “Eh eh gaboleh kayak gitu, itu

namananya body shamming.

Mempermalukan tubuh orang

lain. Jangan ya.”

Vina: “Si Gugun tuh kak.”

Gugun: “Ih apaan.”

Edo: “Lu suka ngatain gigi gua

tonggos.”

Rara: “Eh pokoknya gaboleh ya

ngata-ngatain kayak gitu.

Ngerti ya.”

7. Scene 7 (Riya)

Table 4.7 Scene 7

Visual Dialog

George: “Tan aku cabut dulu mau

ke panti asuhan bikin acara

give away itu lah, sekalian

aku disana mau kasi

motivasi biar anak-anak

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

60

work hard and stay

humble.”

Mama Rara: “Wih, hebat loh

Geogre, diem-diem ternyata

berjiwa sosial.”

George: “Gak kok tan, ga diem-

diem. Aku kan bawa

wartawan.”

8. Scene 8 (Kurang Bersyukur)

Table 4.8 Scene 8

Visual Dialog

(terlihat Prita sedang mencatok

rambut Maria)

Prita: “Tuh kan mar, gua bilang

juga apa udah gausah

dicatok lagi ya ntar palalu

botak.”

Maria: “Ya habis gimana, saya

juga malu kalau rambut

macam brokoli begini.”

(Neti datang memberikan nasihat)

Neti: “Mar, yaudahlah it’s okey,

kalau emang rambut dari

sananya udah begitu yaudah

terima aja. Bagus atau

ngganya kan tergantung elu.

Kalo lu pede mah keren-

keren aja. Liat tuh

Ronaldinho.”

Maria: “Kenapa kau Jdi bawa-

bawa Ronaldinho?”

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

61

Neti: “Ya intinya mah, yaudahlah

lo tuh gausah ngerasa

insesyor”.

(Endah datang menghampiri)

Endah: “Insecureee.”

Neti: “Ya”.

Maria: “Jadi tuh apasih

sebenarnya.”

Prita: “Ndah, kasi tau.”

Endah: “Jadi, insecure teh kaya ga

pede gitu. Selalu merasa

dirinya the kurang.”

Neti: “That’s right baby. Jadi

daripada kita ngerasa

insecure lebih baik kita

bersyukur.”

9. Scene 9 (Pemaaf)

Table 4.9 Scene 9

Visual Dialog

Rara: “Maafin aku yah.”

Dika: “Karena?.”

Rara: “Aku nyebelin, dan karena

aku udah ngancurin sesi

foto kamu sama lulu.”

Dika: “Nyebelin sih. Gimana ya,

maafin gak ya?.”

Rara: “Maafin aja deh.”

Dika: “Maafin deh.”

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

62

10. Scene 10 (Bersyukur)

Table 4.10 Scene 10

Visual Dialog

Voice Over:

Dulu kalo mau naik timbangan

waktu itu takut, takut kalo angka

yang muncul akan bikin gue

ngerasa ga berarti. Tapi sekarang

gue belajar, kalo timbangan itu

cuma nunjukin angka, bukan nilai.

Gue belajar untuk jadi versi terbaik

untuk diri sendiri, karena

sesungguhnya kita ga perlu

sempurna untuk bisa bahagia.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

63

BAB V

PEMBAHASAN

A. Makna Representament, Object, dan Interpretant

dalam film Imperfect

a) Makna Representament

1. Scene 1 (Suudzon)

Representament:

a. Ikon: Dika yang bersiap untuk pulang, dihampiri

oleh ketiga rekan kerja perempuannya untuk

makan bersama. Namun Dika menolak dan lebih

memilih untuk mengantar Rara pulang. Ketiga

perempuan terlihat tidak senang dengan Rara

dan membicarakannya.

b. Indeks: Ketiga perempuan itu tidak senang dan

berburuk sangka kepada Rara.

c. Simbol: Berburuk sangka atau suudzon

merupakan perbuatan yang tidak terpuji atau

tercela. Dalam Islam berburuk sangka tentunya

merupakan perbuatan yang dosa.

Dalam scene ini ketiga perempuan rekan

kerja Dika telah berburuk sangka kepada Rara.

Mereka berbicara buruk terhadap Rara tanpa tau

kebenarannya, padahal mereka tidak mengenal

Rara.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

64

2. Scene 2 (Sabar)

Representament:

a. Ikon: Rara hanya diam dan tersenyum sambil

melewati temannya saat temannya mengejek

Rara seperti orang hamil saat ia membawa bubur

sebagai sarapan paginya di kantor.

b. Indeks: Rara tidak membalas ejekan temannya

dan lebih memilih diam, dan pergi karena tidak

mau mempermasahkannya.

c. Simbol: Memilih diam dan tersenyum saat

menahan amarah serta tidak membalas ejekan

orang lain adalah cara umat muslim untuk

bersabar menahan diri dari amarah.

Dalam scene ini Rara menerapkan rasa

sabar terhadap perkataan buruk orang lain

dengan tidak membalas dengan perkataan buruk

juga.

3. Scene 3 (Tidak Jujur)

Representament:

a. Ikon: Rara meminta izin untuk berbagi tempat

duduk kepada dua lelaki yang disampingnya

masih ada tempat kosong. Kedua lelaki tersebut

menolak dengan alasan.

b. Indeks: Kedua lelaki itu menolaknya dengan

berkata tidak jujur.

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

65

c. Simbol: Tidak jujur adalah perbuatan yang

dosa. Dalam Islam tidak jujur berarti menipu,

dan merupakan salah satu ciri orang yang

munafik.

Dalam scene ini kedua lelaki berbohong

agar Rara tidak dapat duduk di tempatnya.

Mereka beralasan bahwa akan ada temannya

menyusul dan menempati kursi tersebut,

padahal sebenarnya merka hanya berdua dan

tidak akan ada teman yang datang.

4. Scene 4 (Menolong Sesama)

Representament:

a. Ikon: Endah yang berjalan melewati rumah

tetangga. Disana ada tiga orang preman

kampung yang tengah duduk, lalu megganggu

Endah. Dika yang melihatnya bergegas

menghampiri.

b. Indeks: Dika segera menolong Endah ketika

melihat Endah sedang diganggu preman

kampung.

c. Simbol: Menolong sesama atau sikap saling

peduli menjadi ciri khas dalam budaya Islam.

Dimana dalam ajaran Islam kita diajarkan

untuk mengerjakan kebaikan, salah satunya

tolong menolong.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

66

Dalam scene ini Endah yang diganggu oleh

preman kampung pada saat ia berjalan

melewatinya, langsung ditolong oleh Dika,

karena Dika memiliki sikap peduli kepada

sesama.

5. Scene 5 (Toleransi)

Representament:

a. Ikon: Keempat remaja perempuan penghuni

kosan bu Ratih duduk sambil berbincang tentang

pekerjaan salah satu temannya yang beragama

Kristen kerja di toko jilbab dengan penuh canda

tawa. Pertemanan yang rukun dan

menyenangkan.

b. Indeks: Hubungan pertemanan yang terjalin

tidak memandang ras maupun agama, mereka

saling menghargai.

c. Simbol: Menjalin kerukunan silaturahmi atau

persaudaraan terhadap umat beragama tanpa

membeda-bedakan dan saling menghormati

merupakan bentuk toleransi.

Scene ini merepresentasikan keakraban

serta kerukunan pertemanan antara umat muslim

dan umat kristiani. Maria merupakan satu-

satunya umat kristiani yang ada didalam

pertemanan mereka, diperlihatkan pula dengan

kalung salib yang dikenakannya. Endah, Prita

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

67

dan Neti menerima serta menyayangi Maria

layaknya saudara tanpa melihat perbedaan

agama, suku maupun ras dalam pertemanan

tersebut.

6. Scene 6 (Berkata Buruk)

Representament:

a. Ikon: Salah satu anak mengolok-olok perkataan

buruk kepada anak lain, beberapa anak lainnya

memberitahu kepada gurunya dengan ekspresi

kesal saat mereka sedang belajar di lokasi tempat

pembuangan sampah. Rara yang pada saat itu

menjadi guru mereka memberitahu kepada anak-

anak untuk tidak melontarkan perkataan buruk.

b. Indeks: Perkataan anak-anak yang memanggil

anak lain dengan perkataan yang buruk.

c. Simbol: Pentingnya menjaga lisan, agar tidak

berkata buruk.

Dalam scene ini anak-anak melontarkan

perkataan buruk dengan memanggil nama anak

lainnya dengan kekurangan fisik yang

dimilikinya. Hal ini membuat anak lain kesal,

dan Allah SWT pun tidak menyukai perkataan

buruk. Ini merupakan perilaku mazmumah atau

perilaku tercela.

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

68

7. Scene 7 (Riya)

Representament:

a. Ikon: George yang merupakan selebriti

Instagram (selebgram) pamit kepada ibu

kekasihnya pergi ke panti asuhan untuk

mengadakan give away dan memberikan

motivasi. Ibu kekasihnya merasa senang karena

George diam-diam berjiwa sosial, padahal

George memanggil wartawan untuk meliput

kegiatan tersebut.

b. Indeks: George melakukan kegiatan baik bukan

semata-mata karena Allah SWT, tetapi punya

maksud tertentu.

c. Simbol: Riya adalah perbuatan tercela,

melakukan ibadah untuk mendapatkan pujian

dari manusia, bukan karena Allah SWT.

Dalam scene ini George melakukan ibadah

dengan tujuan agar terlihat sebagai orang yang

baik hati peduli sosial, terutama pada

pengikutnya di Instagram. Bukan

mengharapkan pahala dari Allah SWT.

8. Scene 8 (Kurang Bersyukur)

Representament:

a. Ikon: Prita sedang membantu Maria untuk

meluruskan rambutnya yang keriting dengan

catokan, karena merasa dirinya kurang percaya

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

69

diri. Ketiga temannya memberikan nasihat

kepada Maria.

b. Indeks: Maria mencatok rambutnya karena

merasa malu dan tidak percaya diri.

c. Simbol: Insecure merupakan rasa tidak percaya

diri. Maria terlihat malu dengan rambut

keritingnya, hal tersebut termasuk kedalam ciri

orang yang kurang bersyukur.

Scene ini merepresentasikan bagimana

Maria yang kurang bersyukur memiliki rambut

keriting bawaannya sejak ia lahir, hingga ia

harus mengubah rambutnya menjadi lurus

dengan menggunakan alat pelurus rambut atau

catokan. Sebagai umat manusia hendaknya kita

bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan

Allah terhadap kita, karena jika kita bersyukur

maka Allah SWT akan menambahkan

nikmatnya.

9. Scene 9 (Pemaaf)

Representament:

a. Ikon: Rara menghampiri Dika dan meminta

maaf kepada Dika atas kesalahan yang pernah ia

buat kepadanya.

b. Indeks: Sikap Dika yang memaafkan kesalahan

Rara.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

70

c. Simbol: Memaafkan merupakan taqwa yang

mulia dan hal yang dianjurkan dalam Islam.

Dalam scene ini, Rara mengakui

kesalahannya lalu meminta maaf kepada Dika

telah membuatnya kecewa. Dika memafkan

Rara, dan kembali bercanda tawa bersama.

10. Scene 10 (Bersyukur)

Representament:

a. Ikon: Rara menyadari ketidaksempurnaannya

yang sempat membuatnya takut dan tidak

percaya diri, namun akhirya ia menerima

keadaan dan menyadari bahwa untuk bahagia

tidak harus sempurna.

b. Indeks: Rara menerima ketidaksempurnaan dan

belajar menjadi versi terbaik dirinya.

c. Simbol: Bersyukur adalah menyukuri dan

menerima segala karunia yang Allah SWT

berikan.

Scene ini merepresentasikan Rara yang

telah mensyukuri dengan menerima dan

mencintai diri sendiri tanpa merasa tidak

percaya diri. Dan merasa bahagia denga napa

yang ia miliki karena untuk bahagia tidak harus

sempurna.

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

71

b) Makna Object

1. Scene 1 (Sudzon)

Object: Ketiga perempuan yang membicarakan

Rara di studio tempat Dika bekerja.

Ketiga perempuan yang melihat Dika lebih

memilih pergi bersama Rara terlihat tidak senang,

lalu mereka membicarakan hal buruk tentang Rara.

2. Scene 2 (Sabar)

Object: Sikap Rara yang tidak membalas ejekan

buruk temannya, memilih diam dan tersenyum.

Rara yang baru datang ke kantor membawa

bubur sebagai sarapannya, ia hanya diam dan tidak

membalas ejekan teman kantornya saat ia diejek

bahwa makan bubur cocok untuk ibu hamil.

3. Scene 3 (Tidak Jujur)

Object: Kedua lelaki yang menolak Rara dengan

memberikan alasan.

Rara yang meminta izin untuk duduk di

kursi kosong kepada kedua lelaki itu ditolak dengan

memberikan alasan bahwa temannya yang lain akan

segera datang dan menempati kursi tersebut, namun

pada kenyataannya kedua lelaki itu hanya berdua

dan tidak ada temannya yang datang menyusulnya.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

72

4. Scene 4 (Menolong Sesama)

Object: Dika yang membantu Endah dari preman

kampung.

Endah yang sedang berjalan dekat kosan

nya, diganggu oleh preman kampung. Dika yang

melihatnya langsung membantu Endah agar ia bisa

terbebas dari gagguan preman, dan melanjutkan

perjalanannya.

5. Scene 5 (Toleransi)

Object: Keakraban keempat remaja perempuan

kosan Bu Ratih, tanpa memandang perbedaan

keyakinan.

Maria yang merupakan seorang umat

kristiani bercerita tentang bekerja di toko hijab.

Teman-temannya yang merupakan umat muslim

antusias mendengarkan dan saling menghormati

serta terjalin keakraban tanpa memandang ras

maupun agama.

6. Scene 6 (Berkata Buruk)

Object: Anak-anak yang melontarkan perkataan

ejekan kepada anak lain.

Salah satu anak memberikan perkataan

buruk kepada anak lainnya dengan kalimat ejekan

tentang fisiknya pada saat jam pelajaran

berlangsung.

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

73

7. Scene 7 (Riya)

Object: George yang hendak terlihat baik dan

perduli sosial dimata para pengikutnya (followers)

Instagram.

George pamit izin kepada ibu kekasihnya

untuk pergi ke panti asuhan dalam rangka

memberikan give away dan motivasi. Ibu

kekasihnya bangga dan menyangka bahwa George

diam-diam berjiwa sosial. Namun nyatanya, George

tidak secara diam-diam, bahkan memanggil

wartawan untuk meliputnya.

8. Scene 8 (Kurang Bersyukur)

Object: Maria yang merasa tidak percaya diri dan

malu karena rambutnya.

Maria sedang berupaya meluruskan

rambutnya dengan catokan dibantu oleh Prita, ia

merasa malu karena memiliki rambut keriting

seperti brokoli sehingga Maria merasa tidak

percaya diri atau insecure.

9. Scene 9 (Pemaaf)

Object: Dika dan Rara kembali bercanda tawa

bersama.

Rara yang sudah menyadari kesalahannya

meminta maaf kepada Dika. Dika yang baik hati

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

74

memaafkan kesalahan Rara dan keduanya pun

kembali bercanda tawa.

10. Scene 10 (Bersyukur)

Object: Rara yang menerima kondisi yang ia miliki.

Rara sudah menyadari bahwa terlihat

sempurna belum tentu bahagia, karena walaupun

dengan ketidaksempurnaan fisik yang dimiliki ia

tetap bisa bahagia dengan menerima semua

keadaannya.

c) Makna Interpretant

1. Scene 1 (Suudzon)

Interpretant: Sikap tidak baik yang dilakukan

seseorang dengan menilai dan menerka-nerka

orang lain tanpa mencari tahu kebenarannya

terlebih dahulu.

Dalam scene ini penulis

menginterpretasikan gambaran orang melakukan

prasangka buruk kepada orang lain. Suudzon

merupakan perkataan yang dilontarkan secara

yakin tanpa adanya pengetahuan atau kebenaran.

Selain itu juga dapat berarti tuduhan, misalnya

Zanna bihi Al-nas. Sedangkan secara terminology

berarti pada sebuah hadits muttafaq ‘alaih ialah

menetapkan sangkaan buruk lalu

membenarkannya dan hal itu adalah dosa. Namun

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

75

terkecuali untuk yang hanya terbesit di dalam jiwa,

yang demikian itu tidak berdosa.1

Prasangka buruk seringkali kita jumpai di

lingkungan sekitar kita, dimana dalam hal ini

masyarakat lebih memilih membenarkan apa yang

ia lihat atau mendengar dari orang lain ketimbang

mencari tahu kebenaran dari prasangka tersebut.

Jelas, sikap ini merupakan sikap yang tercela dan

harus dihindari karena berburuk sangka merupakan

perbuatan dosa. Sebagaimana dijelaskan dalam

Q.S Al-Hujurat ayat 12:

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah

kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena

sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan

janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan

orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah

seorang di antara kamu yang suka memakan daging

saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian

merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat

lagi Maha Penyayang."

1 Ahmad Muadz Haqqi, Al-Arba’una Hadithan Fi Al-Akhlaq Ma’a

Syarhiha, terj. Abu Azka, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), h. 220.

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

76

2. Scene 2 (Sabar)

Interpretant: Seorang yang berusaha menahan diri

dari amarahnya.

Scene ini memperlihatkan Rara yang

menahan amarahnya dengan tetap diam dan

memberikan senyum kepada temannya yang telah

mengejeknya. Sabar merupakan salah satu terapi

penyakit hati, karena dengan menerapkan sabar

kita akan menjalani kehidupan dengan lebih

tenang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

sabar berarti tahan menghadapi cobaan (tidak lekas

marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati,

tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu).2

Dalam ajaran Islam, terdapat keutamaan sikap

sabar bilamana seorang tersebut menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari, maka Allah akan

memberikan pahala serta kemuliaan bagi

hambanya yang menghadapi segala sesuatu dengan

kesabaran. Dari scene ini baik secara visual

maupun dialog menunjukan bahwa Rara bersikap

sabar menahan dirinya dari perkataan buruk orang

lain tanpa membalas dan pergi meninggalkan

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 763.

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

77

orang tersebut dengan senyuman. Oleh karena itu

dari scene ini kita dapat mengambil pesan bahwa

kita harus menerapkan sabar dalam kehidupan kita.

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Muzzamil

ayat 10:

Artinya:

“Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa

yang mereka katakan dan tinggalkan dengan cara

yang baik.”

Ayat ini menjadi pengingat bagi kita untuk

selalu sabar menahan diri, dari amarah tanpa

membalas hal atau perkataan buruk orang lain

terhadap kita dan senantiasa menyikapinya dengan

ketenangan.

3. Scene 3 (Tidak Jujur)

Interpretant: Sikap tidak baik dari kedua laki-laki

yang membohongi orang lain.

Penulis menginterpretasikan Scene ini

sebagai pengingat agar manusia senantiasa berkata

jujur.

Dalam bahasa Arab, Tabrani Rusyan

mengatakan bahwa jujur merupakan terjemahan

dari kata shidiq yang berarti benar, dapat

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

78

dipercaya. Itu berarti bahwa jujur adalah

kesesuaian dan kebenaran dari perkataan dan

perbuatan yang sesuai dengan kenyataan.3 Orang-

orang yang beriman salah satunya yang dapat

menerapkan jujur dalam dirinya. Allah SWT

memerintahkan hambanya untuk selalu jujur dalam

perkataan serta perbuatan dalam segala hal.

Perilaku jujur merupakan sifat dari orang-orang

yang mukmin dan perbuatan terpuji yang

mendapatkan pahala, sedangkan ketidak jujuran

adalah perbuatan tercela yang mendapatkan dosa.

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S An-Nahl ayat

105:

Artinya:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan

kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman

kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah

pembohong.”

Pada ayat ini dijelaskan bahwasanya orang

yang berbohong merupakan orang yang tidak

beriman. Pesan yang dapat diambil ialah jauhilah

perkataan dusta (bohong) dan hendaknya selalu

berkata jujur agar terhindar dari dosa.

3 A. Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, (Jakarta: Inti Cipta

Media Nusantara, 2006), h. 25.

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

79

4. Scene 4 (Menolong Sesama)

Interpretant: Seorang yang membantu orang lain

dalam kesulitan.

Penulis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat sebagai makhluk Allah

hendaknya saling membantu atau menolong.

Islam menyuruh umatnya untuk saling

menolong dalam arti yang lengkap, yakni tolong

menolong dengan segala masyarakat dengan tidak

membedakan golongan. Agama menghendaki

supaya kita memberikan pertolongan kepada

segala hamba Allah, masing-masing menurut

kebutuhannya.4 Saling membantu atau tolong-

menolong dalam agama Islam disebut juga dengan

istilah ta’awun. Ta’awun ini adalah suatu amal

yang sangat dianjurkan dalam agama Islam untuk

mengerjakan kebaikan. Sebagaimana dijelaskan

dalam Q.S Al-Maidah ayat2:

Artinya:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam

mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan

4 Mohammad Rifai, Membina Pribadi Muslim, (Semarang:

Wicaksana, 1993), h. 26-27.

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

80

tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan

permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Ayat diatas dijelaskan bahwa kita sebagai

umat muslim dianjurkan untuk memiliki sikap

peduli dengan menolong sesama dalam kebaikan.

5. Scene 5 (Toleransi)

Interpretant: Menjalin kerukunan dengan

menghormati tanpa memandang perbedaan suku

maupun agama.

Dalam scene ini memperlihatkan keakraban

yang dijalin keempat perempuan terasa hangat

walaupun salah satu dari mereka berbeda ras dan

agama. Penulis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat agar kita sebagai manusia harus

memiliki sikap toleransi dan saling menghormati.

Toleransi berasal dari bahasa latin,

“tolerare” yang berarti menahan diri, bersikap

sabar, menghargai orang lain berpendapat lain,

berhati lapang dan tenggang rasa terhadap orang

yang berlainan pandangan atau agama. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia diterangkan bahwa

toleransi adalah bersifat atau bersikap menenggang

(menghargai, membiarkan, membolehkan)

pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,

kebiasaan, dan kelakuan) yang berbeda atau

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

81

bertentangan dengan pendiriannya sendiri.5 Umat

Islam dianjurkan untuk senantiasa hidup dalam

kedamaian, memiliki sikap toleransi dan menjalani

kerukunan. Seperti yang dijelaskan dalam Al-

Quran esensi dalam kehidupan adalah

menghilangkan perbedaan agar tidak

menimbulkan permusuhan yang mengakibatkan

perpecahan antar umat manusia.

Dari scene di atas baik secara verbal

maupun visual menunjukan pesan moral yang

diberikan yaitu; Toleransi antar umat beragama

dan menjalin kerukunan walaupun adanya

perbedaan. Berbuat baik kepada sesama manusia

dan saling menghormati tanpa harus membeda-

bedakan. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-

Hujurat ayat 13:

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu

5 Muhammad Yasir, Makna Toleransi Dalam Al-Qur’an (Riau, JURNAL

USHULUDDIN Vol. XXII No. 2, Juli 2014), h. 171.

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

82

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu

saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia

di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang

paling bertakwa. Sungguhnya Allah Maha

Mengetahui, lagi Maha Mengenal.”

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa sudah

ketetapannya manusia diciptakan berbeda-beda.

Allah senantiasa mengingatkan kita akan

keberagaman manusia, dengan adanya perbedaan

bukan menjadikan hal yang harus diperselisihkan,

melainkan menjaga kerukunan agar tercapainya

kedamaian antar sesama manusia.

6. Scene 6 (Berkata Buruk)

Interpretant: Sikap tidak baik anak-anak yang

melontarkan perkataan tidak terpuji.

Penulis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat bahwa pentingnya berkata baik,

dan menghindari perkataan buruk, agar tidak

menyakiti hati orang lain. Islam mengajak umatnya

agar senantiasa menjaga lisan agar digunakan

untuk sesuatu yang baik. Islam memandang lisan

sebagai masalah serius, karena jika lisan

dipergunakan untuk sesuatu yang buruk maka akan

menghantarkan kita pada murka Allah SWT. Dari

scene di atas baik secara verbal maupun visual

menunjukan pesan moral yang diberikan yaitu;

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

83

anjuran untuk berkata baik kepada sesama.

Walaupun kita tahu setiap manusia pasti memilki

kekurangan yang ada pada dirinya, namun

kekurangan tersebut tidak boleh untuk disalah

gunakan dengan mengejek atau melontarkan

perkataan yang buruk, karena Allah tidak

menyukai perkataan buruk. Sebagaimana

dijelaskan dalam Q.S An-Nisa ayat 148:

Artinya:

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang

diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang

yang dianiaya (dizalimi). Allah itu Maha

mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah

tidak menyukai perkataan buruk yang dapat

menyakiti perasaan orang lain. Dan dari scene ini

kita dapat mengambil pelajaran untuk dapat

menjaga lisan agar menjauhi perkataan buruk.

7. Scene 7 (Riya)

Interpretant: Melakukan suatu perbuatan baik

dengan niat yang salah

Penulis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat untuk dapat meluruskan niat

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

84

dalam melakukan setiap perbuatan baik dengan

mengharapkan ridha Allah SWT.

Riya adalah salah satu di antara dua

perbuatan syirik yang samar. Perbuatan riya ini

bersumber dari rasa keinginan seseorang untuk

memperoleh perhatian dari sesama makhluk

sehingga orang bisa memperoleh jabatan,

kedudukan, dan sanjungan dari orang lain.6 Riya

adalah salah satu perbuatan tercela dalam Islam.

Riya berarti memperlihatkan atau pamer, dengan

melakukan amalan bukan karena mengharapkan

ridha Allah, tetapi memperlihatkan amalan kepada

orang lain dengan maksud agar orang lain dapat

melihat dan setelah itu memujinya.

Dari scene ini diperlihatkan seorang yang

termasuk kedalam kategori riya, dimana ia ingin

melakukan perbuatan baik namun memanggil

wartawan agar diketahui orang banyak agar

mendapatkan pujian. Hukum perbuatan Riya

adalah haram dan digolongkan dalam syirik kecil

kepada Allah yang dapat merusak dan membuat

kebaikan yang dilakukan tidak bernilai di mata

Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-

Anfal ayat 47:

6 Al-Ghazali, Membersihkan Hati dari Akhlak yang Tercela,

Penerjemah Ahmad Sunarto (Jakarta: Pustaka Amani, tt), h. 155.

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

85

Artinya:

“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-

orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa

angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia

serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan

(ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.”

Dari scene di atas baik secara verbal

maupun visual menunjukan pesan moral yang

diberikan yaitu: jauhilah perbuatan riya. Berbuat

baiklah dengan tulus mengharapkan ridha Allah

SWT, bukan semata-mata menjalankan perbuatan

baik untuk popularitas agar dipandang baik oleh

manusia.

8. Scene 8 (Kurang Bersyukur)

Interpretant: Sikap yang kurang baik karena tidak

merasa cukup

Dalam scene ini diperlihatkan manusia yang

kurang bersyukur denga napa yang ia miliki.

Penulis menginterpretasikan scene ini sebagai

pengingat agar sebagai manusia senantiasa lebih

mensyukuri segala pemberian yang maha kuasa

berikan. Orang yang tidak pandai dalam bersyukur

dan selalu merasa kurang, akan membuat ia

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

86

mendapatkan azab dari Allah dan akan berkurang

nikmatnya. Dengan bersyukur dapat membuat

hidup lebih berkah. Scene ini memperlihatkan

bagaimana Maria merasa malu karena memiliki

rambut keriting yang membuat ia merasa tidak

percaya diri, ini merupakan sikap orang yang

kurang bersyukur. Sikap seperti ini tentu tidak

patut untuk diterapkan. Sebagai umat Islam kita

harus bersyukur kepada Allah. Sebagaimana

dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 152:

Artinya:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya

Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah

kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari

(nikmat)-Ku.”

Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu

bersyukur kepada Allah. Dari scene ini

menunjukan pesan moral yang diberikan yaitu:

anjuran untuk bersyukur. Sebagai umat Islam kita

harus bersyukur kepada Allah atas apa yang telah

Allah berikan kepada kita.

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

87

9. Scene 9 (Pemaaf)

Interpretant: Orang yang memaafkan kesalahan

orang lain

Penulis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat bahwa kita sebagai sesama

manusia hendaknya saling memafkan, karena

manusia memang tak luput dari salah. Dan

hendaknya kita dapat memaafkan kesalahan orang

lain karena itu merupakan akhlak yang mulia.

Memaafkan kesalahan orang lain tanpa

membencinya adalah hal yang disukai dan

mendapatkkan ridha dari Allah SWT.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S Al-A’raf

ayat 199:

Artinya:

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan

yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang

yang bodoh.”

Dari ayat diatas menganjurkan kita sebagai

umat manusia harus memiliki sifat pemaaf dan

memgerjakan hal yang baik. Dari scene ini

menunjukan pesan moral yang diberikan yaitu:

yaitu menjadi orang yang pemaaf. Memaafkan

merupakan taqwa yang mulia, sebagai umat Islam,

Allah SWT mengajarkan untuk saling memaafkan.

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

88

10. Scene 10 (Bersyukur)

Interpretant: Seseorang yang menerima dan

mensyukuri apa yang dimiliki

Penullis menginterpretasikan scene ini

sebagai pengingat bahwa kita harus selalu

mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah

SWT.

Syukur merupakan bentuk terima kasih

serta menyadari nikmat yang telah didapatkan dari

Allah Ta’ala. Maka dari itu, selayaknya kita

sebagai manusia harus bersyukur, mencintai dan

menerima segala yang ada dalam diri kita, karena

manusia adalah makhluk paling sempurna diantara

makhluk lainnya. Bersyukur merupakan cara

meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT,

dan dengan bersyukur akan membuat hidup

menjadi lebih berkah dan bahagia. Sebagaimana

dijelaskan dalam QS. Ibrahim ayat 7:

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu

memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

89

kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-

Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa dengan

bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat

dan memberikan keahagiaan kepada kita, serta

sebaliknya jika kita tidak bersyukur maka Allah

akan mengurangi nikmat yang telah didapatkan.

Dari scene ini menunjukan pesan moral yang

diberikan yaitu: bersyukur. Terlihat sempurna

belum tentu bahagia, namun jika dapat menerima

segala kekurangan menjadi kelebihan, itulah

namanya kesempurnaan.

B. Pesan Moral Islami Dalam Film Imperfect

Berdasarkan pemaparan hasil analisis semiotika

Charles Sanders Peirce tersebut, peneliti menemukan 10

Scene yang mengandung pesan moral Islami dalam film

Imperfect yang sesuai dengan perumusan masalah dalam

penelitian ini. Dimana pesan-pesan yang terkandung dalam

film ini terdapat nilai-nilai akhlak serta mengajak kita

untuk melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal

yang buruk. Pesan-pesan yang dimaksud, diantaranya

adalah jauhilah berburuk sangka, sabar, jauhilah perkataan

dusta, saling tolong menolong sesama, mengajak untuk

bertoleransi, anjuran untuk berkata baik, jauhilah perbuatan

riya, anjuran untuk bersyukur, saling memaafkan dan

menanamkan rasa bersyukur.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

90

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penemuan data dan analisis

penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, mengenai

Analisis Semiotika Pesan Moral Islami dalam Film

Imperfect sesuai dengan fokus pada rumusan masalah yang

diajukan dengan teori yang digunakan. Dalam penelitian

ini terdapat sepuluh scene atau adegan yang dianalisis

menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce untuk

menganalisa dan menemukan pesan moral Islami dalam

film Imperfect. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Representament

Representament atau bentuk tanda yang

didalamnya terdapat (ikon, indeks, simbol). Dalam

film Imperfect tanda yang dimunculkan mengenai

pesan moral Islami mengenai akhlak terpuji yaitu

sabar, orang yang menolong sesama, toleransi.

Terdapat juga contoh akhlak tidak terpuji yang harus

dihindari seperti suudzon (berburuk sangka) dan

sebagainya.

2. Object

Object merupakan sesuatu yang dirujuk oleh tanda.

Hal tersebut mengacu kepada apa yang dilakukan oleh

tokoh yang terdapat dalam film Imperfect. Contohnya

seperti Rara yang sabar ketika orang lain berkata

Page 104: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

91

perkataan yang buruk, ketiga perempuan yang

membicarakan Rara, dan lain sebagainya.

3. Interpretant

Interpretant merupakan tanda yang ada dalam

benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah

tanda. Interpretant yang ada di dalam film menunjukan

adanya pesan yang berlandaskan pesan moral Islami,

diantaranya adalah tentang menjauhi perilaku

berburuk sangka, sabar, jauhilah perkataan buruk,

saling tolong menolong, toleransi antar umat

beragama, anjuran untuk berkata baik, jauhilah

perbuatan riya, saling memaafkan dan juga bersyukur.

Hal ini mengajarkan kita untuk dapat menerapkan

perilaku atau akhlak yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti mengenai pesan moral Islami, adapun saran-

saran yang peneliti ingin sampaikan untuk penelitian

selanjutnya, berikut diantaranya:

1. Untuk para pembuat film diharapkan agar

mempertahankan dan meningkatkan kualitas

perfilman. Terlebih, kedepannya dapat menyajikan

suatu karya-karya yang diperkaya dengan pesan-pesan

yang positif, serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan.

Yang mana dalam film Imperfect ini, pesan moral yang

Page 105: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

92

ditampilkan dalam tayangan film ini mudah dimengerti

dan tersampaikan dengan baik.

2. Bagi para penonton film (masyarakat umum), peneliti

berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat

tentang pesan moral Islami, serta bisa lebih cermat

dalam memaknai isi pesan yang disampaikan dalam

film Imperfect.

3. Bagi penelitian selanjutnya yang meneliti dengan

model semiotika, diharapkan untuk dapat memahami

dengan memperbanyak literasi terkait semiotika serta

pesan moral Islami.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

93

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdullah, Yatimin. 2006. Pengantar Studi Etika. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Prespektif Al

Qur’an ed-1, cet-1. Jakarta: Amzah.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja;

Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Al-Masidi, Hafidh Hasan. 1987. Bimbingan Akhlak. Surabaya: Al-

Ikhlas.

Amin, M. Mayhur dkk. 1996. Aqidah dan Akhlak cet ke-3.

Yogyakarta: Kota Kembang.

Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

AR. Zahrudin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Asriningsari, Ambarani dan Nazla Maharani Umaya. 2010.

Semiotika Teori Dan Aplikasi Pada Karya Sastra.

Semarang: Ikip Pgri Semarang Press.

Branthson, Gill dan Roy Stafford, 2010. The Media Student’s

Book. London dan New York: Routledge.

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Page 107: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

94

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif, Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta:

Prenda Media Group.

DEPDIKNAS. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1998.

Ensiklopedia Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.

Djakfar, Muhammad. 2012. Etika Bisnis. Jakarta: Penerbit Plus.

Effendy, Onong Uchana. 1994. Ilmu Komunikasi dan Praktek.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik cet. Ke-

1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghazali, Al. Membersihkan Hati dari Akhlak yang Tercela,

Penerjemah Ahmad Sunarto. Jakarta: Pustaka Amani.

Haqqi, Ahmad Muadz. 2003. Al-Arba’una Hadithan Fi Al-Akhlaq

Ma’a Syarhiha, terj. Abu Azka. Jakarta: Pustaka Azzam.

Ibrahim. 2009. Membangun Akidah dan Akhlaq Kelas VII. Solo:

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Ibrahim, Idy Subandy. 2011. Budaya Populer sebagai Komunikasi:

Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia

Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.

Iman, Jaya Ekky. 2004. why Not: remaja Doyan Nonton. Bandung:

PT. Mizan Bunaya Kreativa.

Page 108: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

95

Jumroni. 2006. Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta:

UIN Jakarta Press.

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Cet

ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kurniati, Desak Putu Yuli. Modul Komunikasi Verbal dan

Nonverbal. 2016. Denpasar, Bali.

Mahali, Mujhab. 2001. Dosa-dosa Besar dalam Al-Quran dan Al-

Hadits. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Moleong, Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.

Moleong, Lexy, J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Imam. 1994. Terjemahan Riyadush Shalihin, Vol 2.

Jakarta: Pustaka Amani.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

Gajah Mada University.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian

Pustaka.

Purwanto, Yadi. 2007. Etika Profes. Bandung: PT. Replika

Aditama.

Rifai, Mohammad. 1993. Membina Pribadi Muslim. Semarang:

Wicaksana.

Page 109: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

96

Rusyan, Tabrani. 2006. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Inti

Cipta Media Nusantara.

Shobihah, Ida Fitri. 2013. “Dinamika Syukur pada Ulama

Yogyakarta”, Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora Sunan Kalijaga.

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk

Analisis Wacana, Analisis semiotic, dan Analisis Framing,

Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya.

Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik

Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Lainnya.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif dan kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhaimi. 2001. Membangun Moralitas Ummat Menurut Konsep

Al-Quran. Pekanbaru: Pustaka UIN.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa. 1993. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 110: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

97

Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika Komunikasi Visual.

Yogyakarta: Jalasutra.

Toriquddin, H. Moh. 2008. Sekularitas Tasawuf Membumikan

Tasawuf dalam Dunia Modern. Malang: UIN-Malang

Press.

Vera, Nawiroh. 2015. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Wardoyo, Purwahadi. 1990. Moral dan Masalahnya. Cet ke-9:

Jogjakarta: Kanisius.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi-

Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi.

Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Jurnal:

Mudjiono, Yoyon. Kajian Semiotika dalam Film, Jurnal Ilmu

Komunikasi, Vol 1. No.1. 2011.

Yasir, Muhammad. 2014. Makna Toleransi Dalam Al-Qur’an.

Riau: Jurnal Ushuluddin Vol. XXII No. 2.

Skripsi:

Diki Mujianto, 2020. Analisis Konsep Diri Dalam Film Imperfect:

Karier, Cinta dan Timbangan. Skripsi. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Page 111: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

98

Jaquiline Melissa Reneyoet, Pesan Moral dalam Film To Kill A

Mockingbird (Analisis Semiotika pada Film To Kill A

Mockingbird). Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Makassar.

Sumber Website:

https://id.wikipedia.org/wiki/Imperfect:_Karier,_Cinta_%26_Tim

bangan

https://www.popbela.com/career/inspiration/niken-ari/review-film-

imperfect/4.

https://www.tentangsinopsis.com/imperfect-karier-cinta-

timbangan-film-indonesia-2019/

https://tirto.id/biodata-ernest-prakasa-dan-daftar-film-yang-

disutradarainya-f676

https://www.kepogaul.com/seleb/biodata-ernest-prakasa/

Sumber Wawancara

Yakub, M. 2021. Wawancara dengan M. Yakub, M.A selaku

dosen dan konsultan agama.

Page 112: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

99

LAMPIRAN

Page 113: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

100

Lampiran 1

Surat Izin Bimbingan Skripsi

Page 114: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

101

Lampiran 2

Surat Izin Permohonan Data Wawancara Penelitian Skripsi

Page 115: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

102

Lembar Transkrip Wawancara

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2021

Waktu : 10:18- 10:27 WIB

Narasumber : Dr. H. M. Yakub Amin, MA

1. Peneliti : Apa itu pesan moral Islami menurut Prof?

Narasumber : Baik, pesan itu bisa disampaikan lewat

dialog-dialog yang terdapat di film yang kontennya itu

berhubungan dengan materi akhlak seperti kata-kata yang

santun atau kata-kata yang memberikan nasehat, kata-kata

yang mungkin mengingatkan seseorang kepada sesuatu

yang baik. Kira-kira pesan yang berorientasi dengan moral

atau akhlak tuh seperti itu.

2. Peneliti : Dari film ini saya menemukan 10 scene

yang mengandung pesan moral Islami menurut saya Prof,

yang kemudian saya menganalisisnya dengan semiotika

Charles Sanders Peirce, menurut Prof apakah sudah benar

yang saya teliti itu termasuk kedalam pesan moral Islami?

Saya juga meminta pendapat Prof tentang hasil observasi

saya Prof.

Narasumber : Kalau dilihat dari tabel-tabel yang ada itu

sudah memenuhi kriteria pesan moral, walaupun tidak

secara eksplisit disebutkan pesan moral Islam atau akhlak,

Page 116: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

103

tetapi dari scene yang ada adegan-adegan yang ada itu

dapat disimpulkan bahwa sudah memiliki pesan moral.

Dan kalau analisis yang dibuat berdasarkan teori tertentu,

hemat bapak teori yang dipakai sudah sesuai. Namun kalau

nanti didapatkan beberapa adegan di scene yang ada itu

memerlukan analisis dengan teori yang lain supaya lebih

sempurna, itu boleh digunakan teori yang lain, tapi kalau

memang dengan satu teori itu sudah memadai hemat bapak

itu sudah bisa.

3. Peneliti : Jadi ini sudah termasuk kedalam pesan

moral Islami ya Prof walaupun memang tidak ada unsur

Islam di film ini?

Narasumber : Iya, karena dari adegan-adegan itu bisa

terlihat apa yang didefinisikan sebagai pesan moral ya. Dan

kita melakukan analisisnya berdasarkan teori semiotika

saya kira sudah tepat. Kalau memang analisisnya

berdasarkan teori sudah memadai maka dicukupkan, tetapi

kalau ternyata ada hal-hal lain di dalam scene yang

dianalisis itu mendekatkan teori yang lain bisa dicari

analisisnya berdasarkan teori semiotika yang lain. Tapi

kalau memang sudah cukup ya gapapa.

Page 117: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

104

Lampiran 4

Sreenshots chat dengan Dr. H. M. Yakub Amin, MA selaku

Dosen dan Konsultan Agama melalui whatsapp

Page 118: ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM …

105

Screenshot wawancara dengan Dr. H. M. Yakub, M.A selaku

Dosen dan Konsultan Agama melalui whatsapp.