anatomi marmut

28
ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus ) Oleh : Nama : Seruni Tyas Khairunissa NIM : B1J011075 Rombongan : V Kelompok : 3 Asisten : Maryam Jamilah LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

Upload: chairunisa-fadhilah

Post on 02-Dec-2015

579 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANATOMI MARMUT

ANATOMI MARMUT(Cavia porcellus )

Oleh :

Nama : Seruni Tyas KhairunissaNIM : B1J011075Rombongan : VKelompok : 3Asisten : Maryam Jamilah

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: ANATOMI MARMUT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mamalia merupakan hewan vertebrata yang memiliki ciri – ciri yang

mempunyai rambut, kelenjar susu, daun telinga dan berdarah panas. Terdapat sekitar

4.000 spesies mamalia yang hidup di bumi ini. Ukuran tubuh mamalia umumnya

besar. Mamalia merupakan vertebrata yang tubuhnya tertutup oleh rambut dan dapat

menyusui anaknya karena memiliki kelenjar susu. Mamalia termasuk hewan vivipar,

dimana embrio anaknya dibesarkan di dalam rahim induknya dan mendapatkan

makanan melalui plasenta. Jika sudah waktunya melahirkan, maka induknya akan

melahirkan anaknya melalui vulva atau lubang peranakan.

Mamalia sebagian besar hidup di daratan , walau ada beberapa yang

hidup di air seperti ikan paus. Mamalia juga memiliki volume otak yang lebih besar

dibandingkan hewan lain, sehingga tingkat kecerdasan mamalia labih tinggi pula

dibandingkan hewan lain. Umumnya kulit mamalia memiliki kelenjar minyak dan

folikel rambut. Mamalia menggunakan paru – paru untuk pernafasannya.

Adapun klasifikasi marmut (Cavia porcellus) menurut Storer dan Usinger

(1961), sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Familia : Cavidae

Genus : Cavia

Page 3: ANATOMI MARMUT

Species : Cavia porcellus

Marmut (Cavia porcellus) merupakan mamalia pengerat sehingga

termasuk kedalam ordo rodentia, hal ini dapat terlihat dari gigi seri yang tumbuh

lebih besar dan kuat dibandingkan dengan gigi yang lain. Bagian tubuh marmut

dibagi atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), ekstrimitas anterior dan

ekstrimitas posterior serta ekor (cauda) yang tumbuh rudimen. Ekstrimitas anterior

memiliki empat digiti sedangkan ekstrimitas posterior memiliki tiga digiti.

Dijadikannya marmut sebagai objek penelitian pada praktikum kali ini dikarenakan

marmut mempunyai tubuh yang tidak terlalu besar dan banyak diperdagangkan

sehingga mudah untuk didapatkan.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari struktur

anatomi marmut (Cavia porcellus)

Page 4: ANATOMI MARMUT

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak preparat, pinset, pisau,

dan gunting bedah,. Bahan-bahan yang digunakan adalah marmut jantan (Cavia

porcellus ), air kran, kloroform, formalin, dan tissue.

B. Metode

1. Marmut dibius dengan menggunakan larutan kloroform sampai mati lemas.

2. Sebelum pembedahan dilakukan, rambut pada bagian ventral dibasahi dulu supaya

pada waktu dibedah rambut-rambut tidak beterbangan dan mengotori.

3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris

menuju anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai di ujung mandibula.

4. Kulit dibuka kesamping sampai kelihatan otot-otot daerah abdomen dan

thorax.

5. Selaput-selaput yang tidak diperlukan dipotong supaya struktur-struktur yang

akan diamati tampak jelas dan pendarahan sedapat mungkin dihindari agar

tidak terganggu.

6. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior

sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian dilanjutkan ke

lateral menyusuri difragma, sehingga otot-otot pada bagian abdomen dapat

dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat dilihat

dengan jelas.

Page 5: ANATOMI MARMUT

7. Pembedahan daerah thorax dilakukan dengan memotong rusuk-rusuk di kiri

sternum pada bagian anterior dekat pangkal leher (sampai rusuk pertama),

kemudian dilanjutkan ke lateral pada bagian anterior sampai daerah ketiak

(aksiler), sedangkan sebelah posterior digunting lateral menyusuri diafragma.

8. Setelah pembedahan selesai, semua organ diamati terlebih dahulu tanpa

mengubah tempat masing-masing.

9. Setelah memperhatikan viscera insitu, saluran pencernaan makanan

direntangkan dengan hati-hati, kemudian dipelajari dan digambar yang ada

didiktat diberi keterangan.

Page 6: ANATOMI MARMUT

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Caput Marmut (Cavia porcellus)

Keterangan Gambar :

1. Nares externa

2. Palpebra superior

3. Organon fisus

4. Pina auricula

5. Palpebra inferior

6. Vivrisae

7. Labia superior

8. Incisivi

9. Labia inferior

Page 7: ANATOMI MARMUT

Gambar 2. Morfologi Truncus Ventral Marmut Jantan (Cavia porcellus♂)

Keterangan Gambar :

1. Papila mammae

2. Glans penis

3. Penis

4. Lekuk pirenium

5. Extrimitas posterior

Page 8: ANATOMI MARMUT

Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Marmut (Cavia porcellus)

Keterangan Gambar :

1. Oesophagus

2. Pars cardia

3. Pars fundus

4. Pars pylori

5. Gastrum

6. Pylorus

7. Duodenum

8. Haustrae

9. Incisura

10. Ileum

11. Thaenia

12. Pancreas

13. Ductus

hepaticus

14. Hepar

15. Vesica felea

16. Ductus

cysticus

17. Jejunum

18. Colon

ascenden

19. Colon

descenden

20. Colon

transversum

21. Colon

sigmoideum

22. Caecum

23. Rectum

24. Anus

Page 9: ANATOMI MARMUT
Page 10: ANATOMI MARMUT

Gambar 5. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Jantan (Cavia porcellus♂)

Keterangan Gambar :

1. Kelenjar adrenal

2. Ren

3. Ureter

4. Vesica seminalis

5. Kelenjar prostat

6. Vesica urinaria

7. Testis

8. Corpus adiposum

9. Vas defferens

10. Urethra

11. Penis

Page 11: ANATOMI MARMUT

Gambar 6. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Betina(Cavia porcellus♀)

Keterangan Gambar :

1. Kelenjar adrenal

2. Ren

3. Ureter

4. Osteum tuba

5. Tuba fallopii

6. Uterus

7. Vesica urinaria

8. Urethra

9. Vulva

10. Vagina

Page 12: ANATOMI MARMUT

B. Pembahasan

Pengamatan anatomi marmut (Cavia porcellus ♂) didapatkan hasi bahwa

tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor

(cauda). Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik

mammalia. Daerah kepala terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan

telinga. Daerah anggota badan terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior

(kaki depan) yang berjari empat digiti, abdomen (perut), dan extrimitas posterior

(kaki belakang) yang berjari tiga digiti. Daerah ekor tumbuh rudimen.

Sesuai dengan pernyataan Hildebran (1995), bahwa tubuh Marmut

dibungkus oleh kulit yang berbulu dan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda

yang tumbuh rudimenter. Caput terdiri atas rima oris yang dibatasi oleh labium

superior dan labium inferior. Organon visus memiliki pelpebra superior dan pelpebra

inferior. Bagian belakang organon visus terdapat auriculae (daun telinga) sebagai

corong dari porus austicus externa yang selanjutnya ke alat pendengaran.

Marmut (Cavia porcellus) termasuk mamalia yaitu hewan yang memiliki

kelenjar mammae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka

dilahirkan. Ciri lain dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit

mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku dan

telapak (Brotowidjoyo, 1990).

Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus

dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada

bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakhea berupa

rongga yang disebut larink. Cabang dari trakhea adalah broncus, yang

kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri

Page 13: ANATOMI MARMUT

dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural , selaput yang

membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980).

Marmut mempunyai ciri-ciri yaitu pentadactyl (jari-jari bercakar),

satu dens incisivus pada tiap rahang berbentuk pahat dan tumbuh terus, tidak

ada dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars variable,

lengan bawah dapat pronasi dan subminasi. Gigi marmut pada masing-

masing rahang ada dua. Lengan bawah dapat pronasi dan supinasi, sedangkan

khususnya untuk genus cavia, memiliki ciri tidak berekor (Parker, 1962).

Cavia porcellus merupakan hewan rodentia yang tdak berekor (rudiment),

berjari-jari cakar (pentadactyl), satu incisivus pada tiap bedah rahang,

berbentuk padat, dapat tumbuh terus, tidak ada dentes caciini, jumlah dentes

premolars dan dentes molars ialah variabel, lengan bawah dapat berpronasi

dan bersupinasi (Radiopoetro, 1986).

Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari

sistem urinaria dan sitem genitalia. Menurut Villee et al. (1988), salah satu

alat ekskresi pada mamalia adalah ginjal yang disebut metanerfos. Jumlah

nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi

menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir

ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran

arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros, dan

metanefros. Dalam perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm

nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio,

tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros

dewasa.

Page 14: ANATOMI MARMUT

Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna

merah tua, brbentuk seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal

dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial

ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah

ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria aitu tempat penampungan

urine sementara yang akhirnya urin akan dikeluarkan melalui uretra (ductus

urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989).

Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang

testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut.

Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens

berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara

pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis (Storer and

Usinger, 1961). Sepasang papilla mammae (muara glandula mammae)

terletak diantara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula

mammae tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk

pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor.

Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai

tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo,

1993).

Mamalia betina memiliki ovarium yang terletak di belakang

ginjal. Ujung lateral ovarium terdapat saluran yang disebut osteum yang

menuju oviduct. Saluran ini berlanjut sebagai kantung tebal yang merupakan

tanduk dari uterus, kedua tanduk menyatu pada bagian posterior sebagai

badan uterus, dimana vagina terletak diantara kopulasi (Storer and Usinger,

1951).

Page 15: ANATOMI MARMUT
Page 16: ANATOMI MARMUT

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tubuh Cavia porcellus dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput, truncus, dan

caudal.

2. Cavia porcellus mempunyai anggota badan bersifat pentadactyl, jari-jarinya

mempunyai cakar dan memiliki satu dens incisipus pada tiap rahang dan dapat

tumbuh terus .

3. Gigi marmut terdapat di dalam kantung gigi (alveolar) yang berbentuk dan

besarnya berbeda-beda dalam satu individu (heterodon).

4. Sistem pernafasan marmut terdiri trachea, broncus dan paru-paru.

5. Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal terletak di daerah lumbar sebelah

dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian

medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine.

6. Sistem genitalia pada marmut jantan terdiri atas sepasang testis, epididymis,

ductus defferens dan penis.

7. Sistem genitalia pada marmut betina tediri atas ovarium yang terletak di

belakang ginjal, osteum, oviduct, uterus, dan vagina.

Page 17: ANATOMI MARMUT

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Djuhanda, T. 1980. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Amrico,

Bandung.

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 1. Amrico,

Bandung.

Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son, Inc,

New York.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata . Sinar Wijaya,

Surabaya.

Parker, T. J. 1962. Text Book of Zoologi Volume II. Mac Millan and Company LTD,

Hongkong.

Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Storer, and Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc.,

London.

Suwenda, I. 1983. Belajar Mudah Biologi. Pustaka PSITB, Bandung.

Villee, C. A, Walker, W. F, and Smith, F. E. 1988. General Zoology. W. B. Saunders

Company, Phiadelphia.