anatomi+teknik

Upload: agnestiaayu

Post on 03-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    1/58

    Agnestia ayu utami

    2008730046

    Anatomi saluran pernapasan

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    2/58

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    3/58

    Saluran nafas dibagi menjadi dua:

    - Saluran pernafasan atas

    1. hidung

    2. faring (nasofaring, orofaring, laringofaring)- Saluran pernafasan bawah

    1. laring (epiglotis, glotis, kartilago thyroid,

    kartilago krikoid, kartilago aritenoid)

    2. trakea

    3. bronchial tree

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    4/58

    Saluran pernafasan atas

    Hidung

    Fungsi hidung dan cavitas nasi :

    a. Fungsi penghidu

    b. Pernafasanc. Penyaringan debu

    d. Pelembapan udara pernapasan

    e. Penampungan sekret dari sinus paranasales dan

    ductus nasolacrimalis

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    5/58

    Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :

    a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi

    melalui rongga hidung akan menjalani tiga prosesyaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan

    pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran

    mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan

    pembuluh darah dan glandula serosa yangmensekresikan mukus cair untuk membersihkan

    udara sebelum masuk ke Oropharynx.

    Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh

    darah yang sangat kaya pada ephitel nasal danmenutupi area yang sangat luas dari rongga hidung.

    Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu

    area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    6/58

    b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga

    hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi

    bau.c. Rongga hidung juga berhubungan dengan

    pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia

    berfungsi sebagai ruang resonansi.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    7/58

    Nasofaring - ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian

    tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory

    - ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior

    nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada

    permukaan posterior lidah- Mempunyai fungsi respiratorik.

    Orofaring - Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid.

    Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan,

    makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan

    secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masukke dalam saluran pernapasan (Seeley,2004)

    -Mempunyai fungsi pencernaan makanan

    Laringofarin

    g

    Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem

    respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagianbelakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    8/58

    Saluran pernafasan bawah

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    9/58

    Laring

    Epiglotis daun katup kartilago yang menutupi

    ostium ke arah laring selama

    menelan

    Glotis ostium antara pita suara dalam laring

    Kartilago thyroid kartilago terbesar pada trakea,

    sebagian dari kartilago ini membentuk

    jakun (Adams Apple)

    Kartilago krikoid satu-satunya cincin kartilago yang

    komplit dalam laring (terletak di bawah

    kartilago thyroid)Kartilago aritenoid digunakan dalam gerakan pita suara

    dengan kartilago thyroid

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    10/58

    2 fungsi laring :

    a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan

    untuk mencegah aspirasi cairan atau benda

    padat masuk ke dalam tracheobroncial

    b. Laring sebagai katup selama batuk

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    11/58

    Trakea

    Panjang 11-12 cm,diameter 2,5 cm

    Vertebrae cervicalis VI

    vertebrae thoracal

    V-VI

    Terdiri 16-20 cincin

    tulang rawan

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    12/58

    Bronchial

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    13/58

    Right principal bronchus

    - Lebih pendek, lebar, dan lebihvertical dibanding kiri, panjang2.5cm, sudut : 22 - 25o darigaris tengah

    - Lebih banyak benda asingmasuk ke Bronchus kanan.

    Left principal bronchus

    - Lebih sempit, Lebih panjang, danlebih horizontal dibanding kanan,panjang 5cm, Sudut : 35 - 36o darigaris tengah.

    Bronchus Principalis Dexter &Sinister Setinggi Corpus VertebraTh 5.

    Masing-masing principal bronchusbercabang menjadi lobar bronchi (2kiri, 3 kanan), sesuai lobus paru.

    Masing-masing lobar bronchus akanbercabang menjadi segmentalbronchi, sesuai dengan segmentalparu.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    14/58

    Teknik-teknik anestesi dan

    komplikasi

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    15/58

    Anestesi

    Umum

    Intravena

    Inhalasi

    Intramuscular

    Rectal

    Regional

    Spinal

    Epidural

    Caudal

    Blok

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    16/58

    ANESTESIA UMUM

    Adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentraldisertai hilangnya kesadaran & bersifat

    reversible.

    The triad of anesthesia.

    Sedasi

    Analgesi

    Relaksasi

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    17/58

    Persiapan Induksi S = Scope Stetoskop, untuk mendengarkan suara paru danjantung.

    Laringo-Scope. Pilih bilah yang sesuai denganusia pasien.

    T = Tubes Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia 5 tahun dengan balon.

    A = Airway Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) ataupipa naso-tracheal airway. Pipa ini untuk menahan lidahsaat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidahtidak menyumbat jalan napas.

    T = Tape Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorongatau tercabut.

    I = Introducer Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic(kabel) yang mudah dibengkokkan untukpemandu masukknya pipa trakea.

    C = Connector Penyambung antara pipa dan peralatananesthesia.

    S = Suction Penyedot lendir, ludah, dan lain-lainnya

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    18/58

    Induksi IntravenaNo Jenis Obat Dosis Keterangan

    1 Tiopental (tiopenton,

    pentotal)

    37

    mg/kgBB

    -IV dng kepekatan 2,5 %

    -Menyebabkan nyeri

    2 Propofol (recopol,

    diprivan)

    23 mg/kg

    BB

    -IV dng kepekatan 1 %

    -Nyeri1 sblmnya biasanya

    diberi lidokain 1 mg/kgBB IV

    3 Ketamin (ketalar) 12

    mg/kgBB

    -- Pasca anastesi halusinasidianjurkan sblmnyamenggunakan sedatif

    ;midazolam(dormicum)

    -Tidak dianjurkan pd pasien TD

    tinggi (> 160 mmHg)

    -Pasien tidak sadar, mata

    terbuka

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    19/58

    Induksi Inhalasi

    Hanya dikerjakan dengan halotan (fluotan) atausevofluran.

    Cara induksi ini dikerjakan pada bayi atau anak

    yang belum terpasang jalur intravena atau pasiendewasa yang takut disuntik.

    Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2

    atau campuran N2O dan O2.

    Induksi dimulai dengan aliran O2 > 4 liter/menit,dimulai dengan halotan 0,5 vol% sampai

    konsentrasi yang dibutuhkan.

    Induksi sevofluran langsung diberikan dengan

    konsentrasi tinggi 8 vol% kemudian konsentrasi

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    20/58

    Induksi Muskular (IM)

    Cara ini hanya untuk anak atau bayi

    menggunakan tiopental atau midazolam.

    Induksi Per Rektal

    Sampai sekarang hanya ketamin (ketalar) yang

    dapat diberikan secara intramuskular

    Dosis : 5-7 mg/kgBB dan setelah 3-5 menitpasien tidur

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    21/58

    Pemeliharaan (Maintanance)

    Dapat dikerjakan dengan scr intravena (IV) atauinhalasi atau dengan campuran keduanya

    Rumatan IV : mis dengan opioid dosis tinggi,fentanil 1050 g/kgBB

    Untuk mengembangkan paru + O2 atau N2O +O2

    Rumatan inhalasi : campuran N2O dan O2 = 3 : 1

    ditambah ; Halotan 0,5 2 vol %, atau Enfluran 2 4 vol %, atau Isofluran 2-4 vol %, atau

    Sevofluran, 2-4 %.ber antun a akan asien berna as s ontan,/

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    22/58

    Anestesia Regional

    Penggunaan obat analgetik lokal untuk

    menghambat hantaran saraf sensorik,

    sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuhdiblokir untuk sementara (reversible). Fungsi

    motorik dapat terpengaruh sebagian atau

    seluruhnya. Penderita tetap sadar.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    23/58

    ANALGESIA SPINAL Pemberian analgetik lokal ke dalam ruang

    subaraknoid.

    Indikasi:

    Bedah ekstremitas bawah Bedah panggul

    Bedah obstetri-ginekologi

    Bedah urologi

    Bedah abdomen bawah Tindakan sekitar rektum-perineum

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    24/58

    Kontraindikasi Analgesia Spinal

    Absolut Pasien menolak

    Infeksi pada tempatsuntikan

    Hipovolemia berat, syok

    Koagulapati/ mdapatterapi antikoagulan

    Tekanan intrakranialmeningkat

    Fasilitas resusitasiminim

    Kurang pengalaman/tanpa didampingikonsultan anestesia.

    Relatif Infeksi sistemik (sepsis,

    bakteremia)

    Infeksi sekitar tempatsuntikan

    Kelainan neurologis Kelainan psikis

    Bedah lama

    Penyakit jantung

    Hipovolemia ringan Nyeri punggung kronis

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    25/58

    Persiapan Analgesia Spinal

    Informed consent Pemeriksaan fisik

    Tidak dijumpai kelainan tulang punggung dan lain-lainnya.

    Pemeriksaan laboratorium anjuran Hemoglobin

    Hematokrit

    Prothrombine time (PT)

    Partial thromboplastine time (PTT)

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    26/58

    Peralatan Analgesia Spinal

    Peralatan monitor Tekanan darah, nadi,pulse oximeterdan EKG.

    Peralatan resusitasi/ anestesi umum

    Jarum spinal

    Ujung tajam (ujung bambu runcing = Quincke-

    Babcock)

    Ujung pensil (pencil point, whitecare)

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    27/58

    Teknik Analgesia Spinal

    Monitoring tanda-tanda vital Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus.

    Pasien membungkuk maksimal agar prosesusspinosus mudah teraba.

    Tentukan perpotongan garis kedua krista iliakadengan garis tulang punggung adalah L4 atauL4-L5.

    Tempat tusukan L2-L3; L3-L4; atau L4-L5.

    Sterilkan tempat tusukan dengan alkohol atau

    povidone iodine.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    28/58

    Penyuntikan jarum spinal no.22 (no. 23, 25atau 26) pada bidang median dengan arah

    10-30o terhadap bidang horisontal (ke arah

    kranial).

    Jarum akan menembus kulit, subkutis, lig.

    supraspinosus, lig. interspinosus, lig. flavum,

    ruang epidural, duramater & ruang

    subaraknoid. Mandrin atau stilet dicabut dan diharapkan

    likuor serebrospinalis menetes keluar.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    29/58

    Bila likuor tidak keluar tetapi yakin ujung

    jarum pada posisi benar, maka jarum diputar

    90o

    .

    Setelah likuor menetes, obat analgetik lokal

    dimasukkan ke ruang araknoid tersebut.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    30/58

    Komplikasi Analgesia Spinal Komplikasi dini :

    Sirkulasi

    Hipotensi akibat vasodilatasi dan blok simpatis

    (venous pooling).

    Bradikardi akibat aliran balik berkurang atau bloksimpatis T1-T4

    Respirasi

    Apnea akibat blok spinal terlalu tinggi, hipotensi

    berat, dan iskemik medula. Gastro-intestinal

    Mual muntah

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    31/58

    Komplikasi yang tertunda Post lumbal puncture headache dengan ciri

    khas:

    Terasa lebih berat pada perubahan posisi dari

    tidur ke posisi yang bervariasi.

    Mulai terasa 24-48 jam pasca pungsi lumbal.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    32/58

    Tatalaksana Komplikasi

    Hipotensi Kristaloid 10-15 ml/kgBB dalam 10 mnt.

    Bila masih hipotensi : vasopresor. Efedrin intravena 10 mgdiulang tiap 3-4 mnt sampai tercapai TD yang diinginkan.

    Bradikardi Diberikan sulfas atropin intravena 1/8-1/4 mg.

    Post lumbal puncture headache Posisi berbaring terlentang minimal 24 jam.

    Hidrasi adekuat.

    Epidural blood patch (5-10 ml)

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    33/58

    Anestesi Epidural

    Adalah blokade saraf dengan menempatkan obat di

    ruang epidural (peridural,ekstradural). Ruang ini

    berada antara ligamentum flavum dan duramater.

    Obat anestesi bekerja langsung pada akar saraf

    spinal yang terletak di bagian lateral

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    34/58

    Indikasi Anestesia Epidural

    Pembedahan dan penanggulangan nyeri pascabedah

    Tata laksana nyeri saat persalinan

    Penurunan tekanan darah saat pembedahan

    supaya tidak banyak perdarahan

    Tambahan pada anestesia umum ringan karena

    penyakit tertentu pasien.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    35/58

    Teknik Analgesia Epidural

    Posisi pasien saat tusukan seperti padaanalgesia spinal

    Tusukan jarum epidural dikerjakan pada

    ketinggian L3-4 karena jarak antara ligamentum

    flavum-duramater merupakan yang terlebar

    Jarumnya : jarum ujung tajam (Crawford) dan

    jarum ujung khusus (Tuohy) untuk memandu

    memasukkan kateter ke ruang epidural.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    36/58

    Mengenali ruang epidural dengan teknik :hilangnya resistensi (loss of resistance) dan

    teknik tetes tergantung (hanging drop)

    Uji dosis (dilakukan setelah ujung jarum berada

    dalam ruang epidural)

    Dilakukan penyuntikan secara bertahap setiap 3-

    5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis

    total

    Uji keberhasilan epidural

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    37/58

    Komplikasi

    Depresi kardiovaskular (hipotensi) Hipoventilasi

    Mual-muntah

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    38/58

    Anestesia Kaudal

    Sebenarnya sama dengan anestesia epidural,karena kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari

    ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang

    kaudal melalui hiatus sakralis.

    Indikasi : Bedah daerah sekitarperineum,anorektal misalnya hemoroid dan fistula

    perianal.

    Kontra indikasi : sama seperti analgesi spinal

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    39/58

    Teknik Anestesia Kaudal

    Posisi pasien telungkup dengan simfisisdiganjal (tungkai dan kepala lebih rendah dari

    bokong)

    Gunakan jarum biasa/jarum dengan kateter

    vena ukuran 20-22 pada dewasa

    Identifikasi hiatus sakralis dengan

    menemukan kornu sakralis kanan dan kiri

    serta spina iliaka superior posterior. Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik

    ditusukkan jarum, mula-mula 90 derajat

    setelah itu menjadi 45-60 derajat dan jarum di

    dorong sedalam 1-2 cm. kemudian suntik

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    40/58

    Anestesia Regional Intravena

    (Bier Block)

    Dapat dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45

    menit pada lengan atau tungkai. Biasanya hanya

    dikerjakan untuk orang dewasa dan pada lengan.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    41/58

    Anestesia Spinal Total

    Adalah anestesia spinal intratekal/epidural

    yang naik sampai di atas daerah servikal.

    Biasanya tidak disengaja, pasien batuk-batuk,dosis obat berlebihan,terutama pada

    anestesia epidural.

    Tanda klinisnya : Pasien merasa tanganyakesemutan,lidah kesemutan,napas

    berat,mengantuk,kemudian tidak sadar,

    bradikardi,hipotensi berat,henti napas dan

    pupil midriasis

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    42/58

    Tindakanya dengan menaikkan curah jantung,infus cairan koloid 2-3 liter,menaikkan kedua

    tungkai,kendalikan pernapasan dengan O2 100%

    kalau perlu intubasi trakea .

    Beri atropin untuk bradikardi dan efedrin untukhipotensi

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    43/58

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    44/58

    KOMPLIKASI ANESTESIA

    Komplikasi yang terjadi pada periode perioperatifdapat dicetuskan oleh tindakan anestesia sendiridan/atau kondisi pasien.

    Komplikasi anestesia dapat berakhir dengan

    kematian atau cacat menetap jika tidak dideteksi danditolong segera dengan tepat.

    Gejala-gejala komplikasi kadang-kadang datangnyatidak diduga kendatipun tindakan anestesi sudah

    dilaksanakan dengan baik.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    45/58

    Komplikasi anestesia :1. Kardivaskular

    2. Respirasi

    3. Mata

    4. Perubahan cairan tubuh

    5. Neurologi

    6. Lain-lain

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    46/58

    Komplikasi Kardiovaskular

    Hipotensi Sistole < 70 mmHg atau turun 25% dari nilai sebelumnya.

    Atasi dengan infus cairan kristaloid/ koloid dipercepat, bila perluvasopresor.

    Hipertensi Karena anestesia tidak adekuat, dosis anestetika ditambah.

    Karena kesakitan setelah anestesia, berikan analgesik. Bila persisten, berikan penghambat beta adrenergik (propanolol) atau

    obat vasodilator (nitrogliserin).

    Aritmia jantung Karena hipoksia, hiperkapnia, tindakan intubasi, ggn elektrolit dsb.

    Terapi bervariasi.

    Payah jantung Karena pemberian cairan berlebihan dengan gejala hipotensi, sesak

    napas, ronki basah pada kedua paru. Terapi dengan restriksi cairan,diuretika, digitalis, pernapasan dgn tek. Positif.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    47/58

    Komplikasi Respirasi

    Obstruksi jalan napas Intubasi endotrakheal

    Batuk

    Cekukan (hiccup)

    ApneaAtelektasis

    Pneumotoraks

    Muntah & regurgitasi

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    48/58

    Muntah & Regurgitasi

    Etiologi Masih terjadi sisa makanan dalam lambung atau

    esofagus, disebabkan:

    puasa terlalu singkat, obstruksi pilorus, rangsangan

    peritonium (peritonitis) dan ileus obstruktif. Pengosongan lambung terlambat, terjadi pada:

    Wanita hamil, trauma kepala, pasien ketakutan atau

    kesakitan.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    49/58

    Bahaya muntah dan regurgitasi Isi lambung padat dapat menyumbat jalan napas

    dgn akibat asfiksia, hipoksia, dan hiperkapnia.Asam lambung masuk dalam bronkus

    menyebabkan refleks depresi jantung.

    Asam lambung akan merusak jaringan paru danmenyebabkan pneumonia aspirasi (sindromaMendelson), dengan gejala: Sesak napas, syok, sianosis, ronki basah kedua

    paru,edema paru. Biasanya pasien meninggal karena gagal jantung dan

    napas.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    50/58

    Pencegahan muntah & regurgitasi Puasa 6-8 jam untuk dewasa dan 4-6 jam untuk

    bayi dan anak-anak.

    Pengosongan lambung secara aktif denganpenghisapan melalui pipa lambung atau sengajamembuat muntah dgn rangsangan faring atau obatapomorfin.

    Berikan antasid untuk mentralisir asam lambung.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    51/58

    Tindakan pengobatan komplikasi muntah danregurgitasi: Posisi miring kepala atau seluruh badan. Posisi tredelenberg Segera lakukan penghisapan melalui pipa

    endotrakea. Berikan O2 100% Suntikan hidrokortison 500-1000 mg intravena. Pemberian antibiotika Bila perlu dilakukan bronkoskopi.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    52/58

    Obat-obat pencegah muntah pasca bedah: Obat antikolinergik

    Atropin 0,5-1 mg; Hiosin 0,4-0,6 mg

    Antihistamin prometazin 50 mg

    Golongan fenitiazin klorpromazin 25 mg

    Golongan buterofenon dehidrobenzperidol 5-10 mg

    Lain-lain seperti primperan.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    53/58

    Komplikasi Mata

    Kekeringan kornea Laserasi kornea

    Iritasi dari obat-obatan atau alat yang digunakanselama anestesi.

    Penekanan bola mata terlalu kuat Kebutaan (aliran darah tertekan) Merangsang refleks okulokardiak (rangsangan vagal

    bradikardia, syok & henti jantung).

    Pencegahan komplikasi ini selama operasi mata

    ditutup dengan plester atau dibasahi dengan garamfisiologis atau diberi salep.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    54/58

    Perubahan Cairan Tubuh

    HipovolemiaAtasi dengan pemberian infus atau bila perlu

    dipantau dengan CVP (central venous pressure). Bila perdarahan harus diganti dengan transfusi.

    anak > 10% volume darah (8 cc/kgbb)

    dewasa > 20% volume darah Hipervolemia

    Gejalanya: takikardi, hipertensi, pelebaran vena-vena leher, muka bengkak, paru berkrepitasi,

    Atasi dengan restriksi cairan, diuretika, dan obat

    inotropik.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    55/58

    Komplikasi Neurologi

    Konvulsi Berikan obat antikonvulsi (diazepam, tiopental)

    Hentikan pemberian eter atau enfluran, kemudian

    O2 ditinggikan.

    Terlambat sadar Terjadi pada dosis premedikasi atau anetesia

    berlebih, hipoglikemia, hipoksia.

    Cedera saraf perifer

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    56/58

    Komplikasi Lain-lain

    Menggigil Terapi dengan pasang selimut tebal, petidin 15-25

    mg i.v, dan klorpromazin 5-10 mg i.v

    Gelisah setelah anestesia Terapi dengan analgetik/narkotik.

    Mimpi buruk Dapat dicegah dengan premedikasi diazepam,

    dehidrobenzperiodol.

    Sadar selama operasi

    Terjadi bila obat hipnotik kurang.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    57/58

    Kenaikan suhu tubuh Demam (suhu > 37,5oC)

    Hipertermia/ hiperpireksia (suhu > 40oC)

    Hipertermia maligna (peningkatan suhu > 2oC dalam 1 jam).

    Terapi:

    hentikan obat anestetika dan berikan O2 100% Analisa gas darah, koreksi asidosis dgn natrium bikarbonat

    koreksi hiperkalemia dengan glukosa dan insulin.

    Oradekson dosis tinggi

    Hipertensi maligna : dantrolene iv 1-2 mg/kgbb tiap 5-10 menit.

  • 7/28/2019 Anatomi+Teknik

    58/58

    Hipersensivitas Gejala : kulit kemerahan dan timbul urtikaria, muka

    menjadi sembab, vasodilatasi (nadi kecil hingga takteraba), bronkospasme, sakit perut, mual danmuntah.

    Terapi: Hentikan obat anestetika Bila henti jantung, lakukan napas buatan dan kompresi

    jantung luar. Adrenalin 0,3-0,5 cc intravena atau intratrakea. Cairan infus kristaloid dipercepat Operasi dihentikan sampai gejala-gejala hilang.