anatomi+teknik
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
1/58
Agnestia ayu utami
2008730046
Anatomi saluran pernapasan
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
2/58
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
3/58
Saluran nafas dibagi menjadi dua:
- Saluran pernafasan atas
1. hidung
2. faring (nasofaring, orofaring, laringofaring)- Saluran pernafasan bawah
1. laring (epiglotis, glotis, kartilago thyroid,
kartilago krikoid, kartilago aritenoid)
2. trakea
3. bronchial tree
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
4/58
Saluran pernafasan atas
Hidung
Fungsi hidung dan cavitas nasi :
a. Fungsi penghidu
b. Pernafasanc. Penyaringan debu
d. Pelembapan udara pernapasan
e. Penampungan sekret dari sinus paranasales dan
ductus nasolacrimalis
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
5/58
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi
melalui rongga hidung akan menjalani tiga prosesyaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan
pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran
mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan
pembuluh darah dan glandula serosa yangmensekresikan mukus cair untuk membersihkan
udara sebelum masuk ke Oropharynx.
Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh
darah yang sangat kaya pada ephitel nasal danmenutupi area yang sangat luas dari rongga hidung.
Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu
area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
6/58
b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga
hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi
bau.c. Rongga hidung juga berhubungan dengan
pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonansi.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
7/58
Nasofaring - ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian
tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory
- ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior
nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada
permukaan posterior lidah- Mempunyai fungsi respiratorik.
Orofaring - Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid.
Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan,
makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan
secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masukke dalam saluran pernapasan (Seeley,2004)
-Mempunyai fungsi pencernaan makanan
Laringofarin
g
Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem
respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagianbelakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
8/58
Saluran pernafasan bawah
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
9/58
Laring
Epiglotis daun katup kartilago yang menutupi
ostium ke arah laring selama
menelan
Glotis ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago thyroid kartilago terbesar pada trakea,
sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adams Apple)
Kartilago krikoid satu-satunya cincin kartilago yang
komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago thyroid)Kartilago aritenoid digunakan dalam gerakan pita suara
dengan kartilago thyroid
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
10/58
2 fungsi laring :
a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan
untuk mencegah aspirasi cairan atau benda
padat masuk ke dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
11/58
Trakea
Panjang 11-12 cm,diameter 2,5 cm
Vertebrae cervicalis VI
vertebrae thoracal
V-VI
Terdiri 16-20 cincin
tulang rawan
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
12/58
Bronchial
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
13/58
Right principal bronchus
- Lebih pendek, lebar, dan lebihvertical dibanding kiri, panjang2.5cm, sudut : 22 - 25o darigaris tengah
- Lebih banyak benda asingmasuk ke Bronchus kanan.
Left principal bronchus
- Lebih sempit, Lebih panjang, danlebih horizontal dibanding kanan,panjang 5cm, Sudut : 35 - 36o darigaris tengah.
Bronchus Principalis Dexter &Sinister Setinggi Corpus VertebraTh 5.
Masing-masing principal bronchusbercabang menjadi lobar bronchi (2kiri, 3 kanan), sesuai lobus paru.
Masing-masing lobar bronchus akanbercabang menjadi segmentalbronchi, sesuai dengan segmentalparu.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
14/58
Teknik-teknik anestesi dan
komplikasi
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
15/58
Anestesi
Umum
Intravena
Inhalasi
Intramuscular
Rectal
Regional
Spinal
Epidural
Caudal
Blok
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
16/58
ANESTESIA UMUM
Adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentraldisertai hilangnya kesadaran & bersifat
reversible.
The triad of anesthesia.
Sedasi
Analgesi
Relaksasi
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
17/58
Persiapan Induksi S = Scope Stetoskop, untuk mendengarkan suara paru danjantung.
Laringo-Scope. Pilih bilah yang sesuai denganusia pasien.
T = Tubes Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia 5 tahun dengan balon.
A = Airway Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) ataupipa naso-tracheal airway. Pipa ini untuk menahan lidahsaat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidahtidak menyumbat jalan napas.
T = Tape Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorongatau tercabut.
I = Introducer Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic(kabel) yang mudah dibengkokkan untukpemandu masukknya pipa trakea.
C = Connector Penyambung antara pipa dan peralatananesthesia.
S = Suction Penyedot lendir, ludah, dan lain-lainnya
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
18/58
Induksi IntravenaNo Jenis Obat Dosis Keterangan
1 Tiopental (tiopenton,
pentotal)
37
mg/kgBB
-IV dng kepekatan 2,5 %
-Menyebabkan nyeri
2 Propofol (recopol,
diprivan)
23 mg/kg
BB
-IV dng kepekatan 1 %
-Nyeri1 sblmnya biasanya
diberi lidokain 1 mg/kgBB IV
3 Ketamin (ketalar) 12
mg/kgBB
-- Pasca anastesi halusinasidianjurkan sblmnyamenggunakan sedatif
;midazolam(dormicum)
-Tidak dianjurkan pd pasien TD
tinggi (> 160 mmHg)
-Pasien tidak sadar, mata
terbuka
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
19/58
Induksi Inhalasi
Hanya dikerjakan dengan halotan (fluotan) atausevofluran.
Cara induksi ini dikerjakan pada bayi atau anak
yang belum terpasang jalur intravena atau pasiendewasa yang takut disuntik.
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2
atau campuran N2O dan O2.
Induksi dimulai dengan aliran O2 > 4 liter/menit,dimulai dengan halotan 0,5 vol% sampai
konsentrasi yang dibutuhkan.
Induksi sevofluran langsung diberikan dengan
konsentrasi tinggi 8 vol% kemudian konsentrasi
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
20/58
Induksi Muskular (IM)
Cara ini hanya untuk anak atau bayi
menggunakan tiopental atau midazolam.
Induksi Per Rektal
Sampai sekarang hanya ketamin (ketalar) yang
dapat diberikan secara intramuskular
Dosis : 5-7 mg/kgBB dan setelah 3-5 menitpasien tidur
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
21/58
Pemeliharaan (Maintanance)
Dapat dikerjakan dengan scr intravena (IV) atauinhalasi atau dengan campuran keduanya
Rumatan IV : mis dengan opioid dosis tinggi,fentanil 1050 g/kgBB
Untuk mengembangkan paru + O2 atau N2O +O2
Rumatan inhalasi : campuran N2O dan O2 = 3 : 1
ditambah ; Halotan 0,5 2 vol %, atau Enfluran 2 4 vol %, atau Isofluran 2-4 vol %, atau
Sevofluran, 2-4 %.ber antun a akan asien berna as s ontan,/
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
22/58
Anestesia Regional
Penggunaan obat analgetik lokal untuk
menghambat hantaran saraf sensorik,
sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuhdiblokir untuk sementara (reversible). Fungsi
motorik dapat terpengaruh sebagian atau
seluruhnya. Penderita tetap sadar.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
23/58
ANALGESIA SPINAL Pemberian analgetik lokal ke dalam ruang
subaraknoid.
Indikasi:
Bedah ekstremitas bawah Bedah panggul
Bedah obstetri-ginekologi
Bedah urologi
Bedah abdomen bawah Tindakan sekitar rektum-perineum
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
24/58
Kontraindikasi Analgesia Spinal
Absolut Pasien menolak
Infeksi pada tempatsuntikan
Hipovolemia berat, syok
Koagulapati/ mdapatterapi antikoagulan
Tekanan intrakranialmeningkat
Fasilitas resusitasiminim
Kurang pengalaman/tanpa didampingikonsultan anestesia.
Relatif Infeksi sistemik (sepsis,
bakteremia)
Infeksi sekitar tempatsuntikan
Kelainan neurologis Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
Hipovolemia ringan Nyeri punggung kronis
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
25/58
Persiapan Analgesia Spinal
Informed consent Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan tulang punggung dan lain-lainnya.
Pemeriksaan laboratorium anjuran Hemoglobin
Hematokrit
Prothrombine time (PT)
Partial thromboplastine time (PTT)
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
26/58
Peralatan Analgesia Spinal
Peralatan monitor Tekanan darah, nadi,pulse oximeterdan EKG.
Peralatan resusitasi/ anestesi umum
Jarum spinal
Ujung tajam (ujung bambu runcing = Quincke-
Babcock)
Ujung pensil (pencil point, whitecare)
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
27/58
Teknik Analgesia Spinal
Monitoring tanda-tanda vital Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus.
Pasien membungkuk maksimal agar prosesusspinosus mudah teraba.
Tentukan perpotongan garis kedua krista iliakadengan garis tulang punggung adalah L4 atauL4-L5.
Tempat tusukan L2-L3; L3-L4; atau L4-L5.
Sterilkan tempat tusukan dengan alkohol atau
povidone iodine.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
28/58
Penyuntikan jarum spinal no.22 (no. 23, 25atau 26) pada bidang median dengan arah
10-30o terhadap bidang horisontal (ke arah
kranial).
Jarum akan menembus kulit, subkutis, lig.
supraspinosus, lig. interspinosus, lig. flavum,
ruang epidural, duramater & ruang
subaraknoid. Mandrin atau stilet dicabut dan diharapkan
likuor serebrospinalis menetes keluar.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
29/58
Bila likuor tidak keluar tetapi yakin ujung
jarum pada posisi benar, maka jarum diputar
90o
.
Setelah likuor menetes, obat analgetik lokal
dimasukkan ke ruang araknoid tersebut.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
30/58
Komplikasi Analgesia Spinal Komplikasi dini :
Sirkulasi
Hipotensi akibat vasodilatasi dan blok simpatis
(venous pooling).
Bradikardi akibat aliran balik berkurang atau bloksimpatis T1-T4
Respirasi
Apnea akibat blok spinal terlalu tinggi, hipotensi
berat, dan iskemik medula. Gastro-intestinal
Mual muntah
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
31/58
Komplikasi yang tertunda Post lumbal puncture headache dengan ciri
khas:
Terasa lebih berat pada perubahan posisi dari
tidur ke posisi yang bervariasi.
Mulai terasa 24-48 jam pasca pungsi lumbal.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
32/58
Tatalaksana Komplikasi
Hipotensi Kristaloid 10-15 ml/kgBB dalam 10 mnt.
Bila masih hipotensi : vasopresor. Efedrin intravena 10 mgdiulang tiap 3-4 mnt sampai tercapai TD yang diinginkan.
Bradikardi Diberikan sulfas atropin intravena 1/8-1/4 mg.
Post lumbal puncture headache Posisi berbaring terlentang minimal 24 jam.
Hidrasi adekuat.
Epidural blood patch (5-10 ml)
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
33/58
Anestesi Epidural
Adalah blokade saraf dengan menempatkan obat di
ruang epidural (peridural,ekstradural). Ruang ini
berada antara ligamentum flavum dan duramater.
Obat anestesi bekerja langsung pada akar saraf
spinal yang terletak di bagian lateral
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
34/58
Indikasi Anestesia Epidural
Pembedahan dan penanggulangan nyeri pascabedah
Tata laksana nyeri saat persalinan
Penurunan tekanan darah saat pembedahan
supaya tidak banyak perdarahan
Tambahan pada anestesia umum ringan karena
penyakit tertentu pasien.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
35/58
Teknik Analgesia Epidural
Posisi pasien saat tusukan seperti padaanalgesia spinal
Tusukan jarum epidural dikerjakan pada
ketinggian L3-4 karena jarak antara ligamentum
flavum-duramater merupakan yang terlebar
Jarumnya : jarum ujung tajam (Crawford) dan
jarum ujung khusus (Tuohy) untuk memandu
memasukkan kateter ke ruang epidural.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
36/58
Mengenali ruang epidural dengan teknik :hilangnya resistensi (loss of resistance) dan
teknik tetes tergantung (hanging drop)
Uji dosis (dilakukan setelah ujung jarum berada
dalam ruang epidural)
Dilakukan penyuntikan secara bertahap setiap 3-
5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis
total
Uji keberhasilan epidural
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
37/58
Komplikasi
Depresi kardiovaskular (hipotensi) Hipoventilasi
Mual-muntah
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
38/58
Anestesia Kaudal
Sebenarnya sama dengan anestesia epidural,karena kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari
ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang
kaudal melalui hiatus sakralis.
Indikasi : Bedah daerah sekitarperineum,anorektal misalnya hemoroid dan fistula
perianal.
Kontra indikasi : sama seperti analgesi spinal
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
39/58
Teknik Anestesia Kaudal
Posisi pasien telungkup dengan simfisisdiganjal (tungkai dan kepala lebih rendah dari
bokong)
Gunakan jarum biasa/jarum dengan kateter
vena ukuran 20-22 pada dewasa
Identifikasi hiatus sakralis dengan
menemukan kornu sakralis kanan dan kiri
serta spina iliaka superior posterior. Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik
ditusukkan jarum, mula-mula 90 derajat
setelah itu menjadi 45-60 derajat dan jarum di
dorong sedalam 1-2 cm. kemudian suntik
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
40/58
Anestesia Regional Intravena
(Bier Block)
Dapat dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45
menit pada lengan atau tungkai. Biasanya hanya
dikerjakan untuk orang dewasa dan pada lengan.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
41/58
Anestesia Spinal Total
Adalah anestesia spinal intratekal/epidural
yang naik sampai di atas daerah servikal.
Biasanya tidak disengaja, pasien batuk-batuk,dosis obat berlebihan,terutama pada
anestesia epidural.
Tanda klinisnya : Pasien merasa tanganyakesemutan,lidah kesemutan,napas
berat,mengantuk,kemudian tidak sadar,
bradikardi,hipotensi berat,henti napas dan
pupil midriasis
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
42/58
Tindakanya dengan menaikkan curah jantung,infus cairan koloid 2-3 liter,menaikkan kedua
tungkai,kendalikan pernapasan dengan O2 100%
kalau perlu intubasi trakea .
Beri atropin untuk bradikardi dan efedrin untukhipotensi
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
43/58
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
44/58
KOMPLIKASI ANESTESIA
Komplikasi yang terjadi pada periode perioperatifdapat dicetuskan oleh tindakan anestesia sendiridan/atau kondisi pasien.
Komplikasi anestesia dapat berakhir dengan
kematian atau cacat menetap jika tidak dideteksi danditolong segera dengan tepat.
Gejala-gejala komplikasi kadang-kadang datangnyatidak diduga kendatipun tindakan anestesi sudah
dilaksanakan dengan baik.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
45/58
Komplikasi anestesia :1. Kardivaskular
2. Respirasi
3. Mata
4. Perubahan cairan tubuh
5. Neurologi
6. Lain-lain
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
46/58
Komplikasi Kardiovaskular
Hipotensi Sistole < 70 mmHg atau turun 25% dari nilai sebelumnya.
Atasi dengan infus cairan kristaloid/ koloid dipercepat, bila perluvasopresor.
Hipertensi Karena anestesia tidak adekuat, dosis anestetika ditambah.
Karena kesakitan setelah anestesia, berikan analgesik. Bila persisten, berikan penghambat beta adrenergik (propanolol) atau
obat vasodilator (nitrogliserin).
Aritmia jantung Karena hipoksia, hiperkapnia, tindakan intubasi, ggn elektrolit dsb.
Terapi bervariasi.
Payah jantung Karena pemberian cairan berlebihan dengan gejala hipotensi, sesak
napas, ronki basah pada kedua paru. Terapi dengan restriksi cairan,diuretika, digitalis, pernapasan dgn tek. Positif.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
47/58
Komplikasi Respirasi
Obstruksi jalan napas Intubasi endotrakheal
Batuk
Cekukan (hiccup)
ApneaAtelektasis
Pneumotoraks
Muntah & regurgitasi
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
48/58
Muntah & Regurgitasi
Etiologi Masih terjadi sisa makanan dalam lambung atau
esofagus, disebabkan:
puasa terlalu singkat, obstruksi pilorus, rangsangan
peritonium (peritonitis) dan ileus obstruktif. Pengosongan lambung terlambat, terjadi pada:
Wanita hamil, trauma kepala, pasien ketakutan atau
kesakitan.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
49/58
Bahaya muntah dan regurgitasi Isi lambung padat dapat menyumbat jalan napas
dgn akibat asfiksia, hipoksia, dan hiperkapnia.Asam lambung masuk dalam bronkus
menyebabkan refleks depresi jantung.
Asam lambung akan merusak jaringan paru danmenyebabkan pneumonia aspirasi (sindromaMendelson), dengan gejala: Sesak napas, syok, sianosis, ronki basah kedua
paru,edema paru. Biasanya pasien meninggal karena gagal jantung dan
napas.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
50/58
Pencegahan muntah & regurgitasi Puasa 6-8 jam untuk dewasa dan 4-6 jam untuk
bayi dan anak-anak.
Pengosongan lambung secara aktif denganpenghisapan melalui pipa lambung atau sengajamembuat muntah dgn rangsangan faring atau obatapomorfin.
Berikan antasid untuk mentralisir asam lambung.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
51/58
Tindakan pengobatan komplikasi muntah danregurgitasi: Posisi miring kepala atau seluruh badan. Posisi tredelenberg Segera lakukan penghisapan melalui pipa
endotrakea. Berikan O2 100% Suntikan hidrokortison 500-1000 mg intravena. Pemberian antibiotika Bila perlu dilakukan bronkoskopi.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
52/58
Obat-obat pencegah muntah pasca bedah: Obat antikolinergik
Atropin 0,5-1 mg; Hiosin 0,4-0,6 mg
Antihistamin prometazin 50 mg
Golongan fenitiazin klorpromazin 25 mg
Golongan buterofenon dehidrobenzperidol 5-10 mg
Lain-lain seperti primperan.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
53/58
Komplikasi Mata
Kekeringan kornea Laserasi kornea
Iritasi dari obat-obatan atau alat yang digunakanselama anestesi.
Penekanan bola mata terlalu kuat Kebutaan (aliran darah tertekan) Merangsang refleks okulokardiak (rangsangan vagal
bradikardia, syok & henti jantung).
Pencegahan komplikasi ini selama operasi mata
ditutup dengan plester atau dibasahi dengan garamfisiologis atau diberi salep.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
54/58
Perubahan Cairan Tubuh
HipovolemiaAtasi dengan pemberian infus atau bila perlu
dipantau dengan CVP (central venous pressure). Bila perdarahan harus diganti dengan transfusi.
anak > 10% volume darah (8 cc/kgbb)
dewasa > 20% volume darah Hipervolemia
Gejalanya: takikardi, hipertensi, pelebaran vena-vena leher, muka bengkak, paru berkrepitasi,
Atasi dengan restriksi cairan, diuretika, dan obat
inotropik.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
55/58
Komplikasi Neurologi
Konvulsi Berikan obat antikonvulsi (diazepam, tiopental)
Hentikan pemberian eter atau enfluran, kemudian
O2 ditinggikan.
Terlambat sadar Terjadi pada dosis premedikasi atau anetesia
berlebih, hipoglikemia, hipoksia.
Cedera saraf perifer
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
56/58
Komplikasi Lain-lain
Menggigil Terapi dengan pasang selimut tebal, petidin 15-25
mg i.v, dan klorpromazin 5-10 mg i.v
Gelisah setelah anestesia Terapi dengan analgetik/narkotik.
Mimpi buruk Dapat dicegah dengan premedikasi diazepam,
dehidrobenzperiodol.
Sadar selama operasi
Terjadi bila obat hipnotik kurang.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
57/58
Kenaikan suhu tubuh Demam (suhu > 37,5oC)
Hipertermia/ hiperpireksia (suhu > 40oC)
Hipertermia maligna (peningkatan suhu > 2oC dalam 1 jam).
Terapi:
hentikan obat anestetika dan berikan O2 100% Analisa gas darah, koreksi asidosis dgn natrium bikarbonat
koreksi hiperkalemia dengan glukosa dan insulin.
Oradekson dosis tinggi
Hipertensi maligna : dantrolene iv 1-2 mg/kgbb tiap 5-10 menit.
-
7/28/2019 Anatomi+Teknik
58/58
Hipersensivitas Gejala : kulit kemerahan dan timbul urtikaria, muka
menjadi sembab, vasodilatasi (nadi kecil hingga takteraba), bronkospasme, sakit perut, mual danmuntah.
Terapi: Hentikan obat anestetika Bila henti jantung, lakukan napas buatan dan kompresi
jantung luar. Adrenalin 0,3-0,5 cc intravena atau intratrakea. Cairan infus kristaloid dipercepat Operasi dihentikan sampai gejala-gejala hilang.