anestesi umum.docx
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
1/38
ANESTESI UMUM
dr. Erwin Kresnoadi, M.Si.Med, SpAn
Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi
pada seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya rasa
sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran. Anestesi umum dapat
diberikan seara inhalasi, intravena, intramuskuler, subkutan, per!oral, per!rektal. Anestesi lokal
dapat diberikan seara topikal, infiltrasi,field block, blok saraf tepi, intravena "Biers technique#,
audal, epidural dan spinal analgesi.
$bat anestesi inhalasi dapat berbentuk gas misalnya %2$, ylopropane dan ethtylene.
&ang berbentuk air melalui alat penguap akan diubah menjadi gas. $bat anestesi inhalasi yang
berbentuk air dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu golongan halogen hidrokarbon misalnya
halotan dan halogen eter yang ontohnya adalah eter, enflurane, isoflurane, desfluran, dan
sevofluran. 'eknik anestesi umum inhalasi bisa dilakukan dengan napas spontan dengan sungkup
muka, nafas spontan diintubasi, nafas spontan dengan laringeal mask, nafas spontan dengan
($PA "Cuffed Oropharyngeal Airway# atau nafas kendali diintubasi.
$bat anestesi intravena antara lain ) tiopental, propofol, ketamine, etomidate, mida*olam,
dia*epam, dan sebagainya. $bat anestesi yang dapat diberikan seara intramuskuler adalahketamine, dia*epam, mida*olam. &ang dapat diberikan per!rektal adalah eter oil, ketamine,
pentotal.
Anestesi umum didefinisikan sebagai hilangnya rasa sakit diseluruh tubuh yang disertai
hilangnya kesadaran yang reversibel akibat pemberian obat anestesi. Pada anestesi umum ada
penekanan Susunan Saraf Pusat yang menurun seara ireguler. Anestesi umum dapat
didefinisikan lebih jauh sebagai suatu keadaan yang mana sistim fisiologi tertentu dari tubuh
dibawah kendali pengaturan luar oleh obat!obat anestesi. +rut!urutan Susunan Saraf Pusat yang
terdepresi selama anestesi umum adalah orteks dan pusat psikis, basal ganglia dan serebelum,
medulla spinalis dan terakhir medula oblongata Anestesi umum dapat diberikan seara inhalasi,
intravena, intra muskuler, per oral dan per rektal. &ang paling sering dipakai adalah pemberian
seara inhalasi dan intravena. Agak jarang yang diberikan seara intramuskuler dan lebih jarang
lagi yang diberikan seara per rektal atau per oral.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
2/38
$bat anestesi yang diberikan seara inhalasi adalah eter, halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran dan desfluran. &ang dapat diberikan seara intravena adalah pentotal, ketamin,
propofol, etomidat, dia*epam, mida*olam. &ang diberikan seara intramuskuler adalah ketamin.
(ontoh yang dapat diberikan per rektal adalah dia*epam, eter oil. &ang dapat diberikan seara
oral adalah ketamin dan mida*olam. engan ditemukannya obat!obat anestesi yang baru maka
definisi anestesi umum tidak sesederhana sebagai suatu -depresi SSP yang menurun.
Kemampuan untuk memberikan keadaan tidur terpisah dari keadaan analgesia dan relaksasai otot
menyebabkan dikenalnya keadaan yang disebut anestesi seimbang "balans anestesi# yaitu masing
!masing obat untuk setiap komponen anestesi umum.
Risiko Perioperatif
/isiko yang berhubungan dengan anestesia dan pembedahan dapat diklasifikasikan dalam)
0. risiko yang berhubungan dengan kondisi pasien
1. risiko yang berhubungan dengan prosedur pembedahan
2. risiko yang berhubungan fasilitas termasuk sumber daya manusia di rumah sakit
3. risiko yang berhubungan dengan obat atau teknik anestesia
'anggapan fisiologi yang terjadi akibat pembedahan )
0. Pengaruh langsung obat anestesi terhadap sekresi hormone!hormon) A('4,
ortisol, antidiuretik, tiroid, katekolamin, sistem renin!angiotensin!aldosteron,
insulin dan metabolisme glukosa.
1. Pengaruh langsung obat anestesi terhadap sistem respirasi dan kardiovaskuler
Penilaian prabedah meliputi)
0. penilaian terhadap keadaan pasien seara menyeluruh termasuk riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang mendukungnya
1. mengidentifikasi faktor!faktor risiko anestesi, dan bila bermakna pasien harus
diberitahu
2. mengoptimalkan kondisi kesehatan pasien sebelum tindakan anestesi dan
pembedahan, seperti melakukan fisioterapi dada, latihan nafas dsb.
3. menentukan status fisik berdasarkan Amerian Soiety of Anesthesiologist "ASA#
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
3/38
5. merenanakan teknik anestesi dan pengelolaan perioperatif seperti terapi airan dan
transfusi darah
6. menmperkenalkan diri kepada pasien agar dapat megurangi keemasan dan akan
mempermudah dalam melakukan induksi anestesi
7. memberikan instruksi yang jelas tentang obat yang harus diteruskan atau dihentikan
pada hari pembedahan
8. mempersiapkan obat!obat premedikasi
9nstruksi praanestesi kepada perawat ruangan harus tertulis dengan jelas meliputi)
0. pemeriksaan penunjang tambahan
1. lamanya puasa
2. persiapan darah atau produk darah, golongan darah dan jumlah yang diperlukan
3. jenis obat yang harus terus diberikan atau dihentikan pada hari pembedahan
5. terapi inhalasi pada pasien PP$K atau riwayat asma
6. pemasangan infus dekstrosa pada pasien diabetes
7. obat premedikasi) dosis, ara dan waktu pemberian
Pemeriksaan penunjang rutin yang harus dilakukan)
0. pemeriksaan darah lengkap
1. urinalisis "bila gula positif harus ditambah pemeriksaan gula darah#
2. ureum, kreatinin, elektrolit) pada pembedahan besar
3. EK:) umur ; 3< tahun
5. =oto toraks) umur ; 6< tahun
6. uji fungsi hati) pada pembedahan besar pasien umur ; 5< tahun
Pemeriksaan penunjang berdasakan indikasi:
0. Pemeriksaan darah lengkap)
i. Anemia dan kelainan>penyakit hematologi lainnya
ii. :angguan ginjal
iii. Pasien dalam kemoterapi
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
4/38
1. +reum, kreatinin, dan elektrolit
i. :angguan>penyakit hati dan ginjal
ii. :angguan metabolik, seperti diabetes mellitus
iii. /iwayat diare, muntah
iv. Kondisi nutrisi buruk
v. Persiapan usus prabedah
vi. /iwayat pemberian obat!obat digitalis, diuretika, antihipertensi, steroid,
obat anti diabetes
2. :ula darah
i. iabetes mellitus
ii. Penyakit hati berat
3. Elektrokardiogram
i. 4ipertensi, penyakit jantung atau penyakit paru kronik
ii. iabetes mellitus
5. =oto toraks
i. :angguan pernafasan yang bermakna atau penyakit paru
ii. Penyakit jantung
6. Analisis gas darah arteri
i. $besitas
ii. Pasien dengan gangguan nafas
iii. Penyakit paru sedang sampai berat
iv. Sakit kritis atau sepsis
v. ?edah toraks
7. +ji fungsi paru
i. ?edah toraks
ii. Penyakit paru sedang sampai berat, seperti PP$K, bronkhiektasi, penyakit
paru restriksi
8. +ji fungsi hati
i. Penyakit hepatobilier
ii. /iwayat peminum alkohol
iii. 'umor dengan kemungkinan metastase ke hati
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
5/38
@. +ji hemostase dan koagulasi darah
i. Penyakit > kelainan darah
ii. Penyakit hati berat
iii. Koagulopati apapun sebabnya
iv. /iwayat terapi antikoagulan seperti heparin atau warfarin
0
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
6/38
b. fraksi protein plasma
Perhatian khusus harus diberikan pada hal!hal berikut yang ditemukan pada anamnesis
0. /iwayat penyakit terdahulu, operasi dan pembiusan sebelumnya.
1. 'erapi obat!obatan seperti kortikosteroid, insulin, obat
antihipertensi, transquillizers, antidepresan trisiklik, antikoagulan, barbiturat, diuretik dan
alergi obat.
2. :ejala!gejala yang berhubungan dengan sistim respirasi, seperti
batuk, sputum, bronkospasme, kemampuan untuk mengeluarkan lendir.
3. Sistem kardiovaskuler ) toleransi latihan, nyeri angina,
dekompensasi ordis, hipertensi yang tidak diterapi.
5. Keenderungan untuk muntah. Pilihan obat dan tindakan anestesi
untuk mengurangi mual muntah pasa operasi
6. /iwayat kehamilan dan menstruasi.
7. Kebiasaan pasien merokok, minum alkohol, adiksi obat.
Penilaian preoperatif seringkali kurang daripada yang seharusnya, dan terkadang adanya kurang
komunikasi antara dokter bedah dan anestesiolog.
Tes-tes yang tidak memerlukan peralatan
'es!tes ini hanya menyediakan informasi yang minimal tentang fungsi pernafasan dan terkadang
direkomendasikan sebagai tes skrining untuk menentukan fit untuk operasi. 'es sederhana
yang dapat dilakukan dalam klinik adalah )
a. Tes tahan nafas Sabrase) pasien dalam keadaan istirahat diminta untuk menarik nafas
dalam dan selanjutnya menahan nafasnya. Apabila dapat menahan nafas selama 15!2
diafragma yang paling akhir ditekan.
Pada hambatan refleks, terjadi penekanan refleks misalnya ada sistim respirasi untuk menegah
brokhospasme, laringospasme, pembentukan mukus. Pada sirkulasi untuk menegah terjadinya
aritmia dan pada gastrointestinal untuk menegah mual, muntah.
'ipnotik:
'erjadi hambatan mental. Ada beberapa tingkatan dimulai dari tenang, sedasi, light sleep atau
hipnosis, deep sleep atau narkosis, complete anaesthesia, dan terakhir terjadi depresi medulla
oblongata.
Indikasi anestesi umum :
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
9/38
0. (nfantdan anak!anak.
0. $perasi yang luas.
1. Pasien dengan kelainan mental.
2. ?ila pasien menolak anestesi lokal.
3. $perasi yang lama.
5. $perasi dimana dengan anestesi lokal tidak praktis dan tidak menguntungkan.
6. Pasien dalam terapi anti coagulant.
7. Pasien yang alergi terhadap obat anestesi lokal.
Pada anestesi umum terjadi trias anestesi, yaitu ) ! hipnotik "tidur#
! analgetik "hilangnya rasa sakit#
! relaksasi
Pada anestesi umum inhalasi atau intravena, trias anestesi dapat diperoleh dengan dosis besar
satu maam obat anestesi inhalasi atau intravena, tetapi akan disertai adanya efek samping.
Misalnya dengan pentothal saja atau dengan halothane saja. +ntuk menegah adanya efek
samping tersebut, maka anestesi umum dilakukan dengan konsep anestesi balans "anestesi
seimbang# dimana pasien diberikan obat untuk setiap komponen anestesi, yaitu hipnotik,
analgetik dan relaksasi.
"ontoh obat anestesi seimbangAnestesi inhalasi Anestesi intravena
4ipnotik %1$, halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran.
Pentothal, Propofol, ia*epam,
Mida*olam, Ketamine.
Analgetik %arkotik analgetik "Petidin, Morphin,
=entanyl, Sufentanil, Alfentanil#.
%arkotik analgetik.
/elaksasi Semua obat pelemas otot "Suinylholine,
/ouronium, euronium, Atraurium#
Semua obat pelemas otot.
+ntuk terjadinya trias ini, maka pada anestesi umum inhalasi terjadi blok sensoris, blok motoris,
blok refleks dan blok mental.
Blok sensoris%
Stimuli pada endorgan diblok seara sentral dan stimuli tidak masuk ke dalam orteF
tingkatan bervariasi, dari stadium 9 sampai dengan stadium 999 dimana semua sensasi hilang
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
10/38
yang ditekan adalah orteF, hipothalamus, subortial thalami nulei, semua sel sensoris
ranial.
Blok motoris
&ang ditekan adalah premotor dan motor orteF subortial dan eFtrapyramidal. &ang
terakhir dipengaruhi adalah otot pernafasan. Mula!mula pada otot interostal bawah, lalu otot
interostal atas, dan kemudian otot diaphragma.
Blok refleks%
/efleks yang tidak menyenangkan harus diblok, misalnya pada sistem respirasi adalah
pembentukan mukus, spasme laring, spasme bronhus. Pada sistem kardiovaskuler adanya
aritmia, dan pada sistem gastrointestinal adanya salivasi dan muntah.
Blok mental %
+ntuk menapai tidur ada beberapa tahapan )
0. 'enang.
0. Sedasi "ngantuk#.
0. 4ipnosis "light sleep#.
0. %arkosis "deep sleep#.
0. Anestesi penuh "complete anesthesia#.
0. Paralisis pada medula "medullary paralysis#.
Pada pemberian anestesi umum inhalasi, urutan bagian SSP yang terdepresi adalah )
0. Corte! cerebridan pusat psikis.
0. ?asal ganglia dan cerebellum.
0. Medula spinalis.
0. Medula oblongata.
'eori terjadinya anestesi umum belum jelas benar sehingga terdapat bermaam!maam teori
anestesi antara lain )
0. (olloid 'heory "0875#.
0. Bipid Solubility 'heory "08@@#
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
11/38
0. Surfae 'ension atau Adsorpsion 'heory "0@ gas makin tinggi koefislen partisi, makin poten
obat itu
STA&IUM ANESTESI%
Pada anestesi umum dikenal stadium anestesi dari *uedel, stadium ini untuk mengetahui
kedalaman anestesi dan lebih jelas bila digunakan eter.
Stadium Anestesi terdiri dari )
Stadium 9 )disebut stadium analgesia atau disorientasi. Stadium ini berlangsung mulai induksi
sampai kesadaran hilang. Pada stadium ini rasa nyeri belum hilang sama sekali,
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
12/38
sehingga hanya dapat dilakukan pembedahan ringan. Akhir stadium ini ditandai
oleh hilangnya refleks bulu mata.
Stadium 99 ) disebut stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium. imulai dari hilangnya
kesadaran dan hilangnya refleks bulu mata sampai ventilasi kemball teratur.
'erdapat depresi ganglia basalis sehingga refleks!refleks tidak terkontrol atau reaksi
berlebihan terhadap berbagai rangsangan.
Stadium 999 ) disebut stadium pembedahan. Mulai respirasi teratur sampai apnea.
Stadium ini dibagi menjadi 3 plana )
! P'ana () respirasi teratur dan bersifat thorakoabdominal, bola mata terfiksir tapi
kadang eksentris, pupil myosis, refleks ahaya positif, lakrimasi meningkat, refleks faring
dan muntah hilang, tonus otot mulai menurun.
! P'ana 2) respirasi teratur bersifat abdominothorakal, tidal volume menurun,
frekuensi nafas meningkat, bola mata terfiksir di sentral, pupil mulai midriasis, refleks
ahaya mulai menurun dan refleks kornea hilang.
! P'ana )) respirasi teratur dan bersifat abdominal akibat kelumpuhan nervi
interostals, lakrimasi hilang, pupil melebar dan sentral, refleks laring dan peritonium
hilang dan tonus otot semakin menurun.
! P'ana *) respirasi tidak teratur dan tidak adekuat "tersendat!sendat# karena otot diafragma
lumpuh dan makin nyata pada akhir plana 3. 'onus otot sangat menurun, pupil midriasis,
refleks spingter ani dan refleks kelenjar air mata hilang.
Stadium 9 ) disebut stadium paralisis atau kelebihan obat. Mulai henti nafas sampai henti
jantung.
SISTEM SIR!UIT A+AT ANESTESI%
Pada anestesi umum dikenal ada 3 sistem sirkuit )
(% Sistem terbuka ,open system-:
igunakan sungkup yang menutup hidung dan mulut. Memakai agent eter atau hloraethyl yang
diteteskan perlahan!lahan pada sungkup tersebut dan dibawah sungkup dialirkan $1. Pada sistem
ini tidak ada rebreathing.
2% Sistem setengah terbuka"semi open# dan sistem setengah tertutup"semi closed#)
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
13/38
Kedua sistem ini dapat digunakan untuk anestesi dengan menggunakan sungkup saja maupun
intubasi, dengan nafas spontan maupun kontrol. iperlukan ($1 absorber "soda lime#. Pada
sistem semi open) terdapat inspirasi dari udara luar sebagian dan rebreathing sebagian. Pada
sistem semi losed) tidak terjadi inspirasi dari udara luar, tetapi terjadi ekspirasi ke udara luar
dan rebreathing.
)% Sistem tertutup ,closed system-:
Pada sistem ini udara ekspirasi dihirup kembali seluruhnya, masuk kedalam alat anestesi jadi
hanya ada rebreathing. isini ($1absober sangat berperan.
Pada anestesi umum penderita dapat bernafas spontan atau dibantu. ?ila dengan ara
nafas kontrol, penderita harus diberikan obat pelumpuh otot. Adapula bernafas spontan, tetapi
kadang dibantu, ini disebut assist respiration. ikenal pula istilah balane anesthesia, yaitu
menggunakan kombinasi beberapa jenis obat anestesi untuk memperoleh hasil yang optimal,
sehingga dosis keil dan efek samping keil tetapi trias anesthesia dapat terapai. Trias
anesthesia adalah hypnoti, analgeti dan relaFation.
$#AT PE+UMPU. $T$T%
Ada 2 go'ongan obat pe'umpuh otot :
i. +epolarizing) suFamethonium, suksamethonium halides, deamathonium
ii. ,on depolarizing) tubourarine, panuronium, aluronium, gallamine, veuronium
Pada suatu keadaan, obat golongan depolari*ing dapat menjadi berefek non depolari*ing,
Keadaan ini disebut dual block atau biphasic block. /elaksasi otot dapat disebabkan oleh)
entral, anestesi umum, perifer "local ner"e block# dan pelumpuh otot. /elaksan yang dipakai di
klinik pada umumnya highly ioni*ed dan terbatas pada airan ekstra seluler.
/isio'ogi neuromus0u'ar jun0tion%
Pada saat datang impuls, syaraf terminal pada myoneural juntion dari syaraf motorik akan
melepas aethylholine. Aethylholine masuk melalui juntional left kedalam juntional fold
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
14/38
pada endplate membrane. isini akan terikat lipoprotein reeptor. Karena ada impuls maka
permeabilitas membran terhadap ion %aG akan meningkat, sehingga %aG masuk dan
mengadakan depolarisasi seara mendadak dan serabut otot akan mengeluarkan ion KG. Motor
endplate sangat peka terhadap aethylholine dan mengakibatkan depolarisasi "karena terjadi
electrically negati"e#. Arus depolarisasi ini akan menggerakkan bagian yang berdekatan pada
serabut otot "aksi potensial otot# dan berjalan sepanjang membran serabut otot dan final stimulus
untuk menimbulkan kontraksi pada bagian kontraktil serabut otot. Pelepasan aethylholine
hanya sebentar karena dihidrolisa oleh aethylholine esterase pada motor endplate, sehingga
terjadi periode refrakier. Sintesa aethylholine mengambil tempat utama pada motor nerve
ending oleh transfer aethyl group dari o!en*yme A dibawah pengaruh en*im holine
aethylase. (holine dihasilkan oleh airan ekstraseluler.
1angguan transmisi neuromusku'er%
apat disebabkan oleh)
0. 4ambatan pelepasan aethylholine pada nerve ending oleh) proaine, antibiotika golongan
aminoglyoside, hipokalsemia, hipermagnesemia dan toksi botulinum.
1. Menegah penggabungan dengan spesifik reeptor pada endplate oleh) tubourarine,
panuronium, gallamine dan aluronium.
2. Menurunkan e!citability muscle membrane dekat endplate oleh) suFamethonium dan
deamethonium.
Perbedaan !'inis:
Non depo'ariing &epo'ariing
0. 'idak terjadi fasikulasi 0.'erjadi fasikulasi
1. Efek berkurang oleh) 1.Efek berkurang oleh)! antiholine esterase ! eter
! depolari*ing relaFant ! halothane
! adrenaline ! aidosis
! repeated bursts of titani stimuli ! non depolari*ing relaFant2. Paralisis meningkat oleh) 2. Potensiasi dengan)
! non depolari*ing relaFant ! antiholine esterase
! eter ! aethylholine! halothane ! hypothermia
! enflurane ! alkalosis respiratory
! 4ypothermia H 2
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
15/38
menurunnya konsentrasi dalam plasma seara
mendadak.
Penggunaan non depolari*ing )
0. 9ntubasi endotraheal, optimal setelah 2 menit
1. Membantu relaksasi otot selama operasi
2. Menghilangkan spasme laring dan upper respiratory tract refle!selama anestesi
3. Memudahkan kontrol respirasi, akibat paralisis
5. Menegah refleks otot pada anestesi dangkal " light anesthesia#
6. Menegah efek samping suksamethonium
7. Menegah menggigil selama induksi pada hipotermi
8. Menegah ketegangan selama respirasi spontan, sehingga tidal volume meningkat
Efek samping non eplori*ing )
0. Aktivitas autonom ) ganglion blokade pada tubuurarine dan tahyardia pada gallamine
1. 4istamine relase, tubuararine
2. Paralise respirasi
3. Prologed ation
&eporiing :
SU""IN+".$+INE%
Sifat)
! struktur mirip aethylholine
! depolari*ing 3 fasikulasi
! menyebabkan pengeluaran ionKG dari intrsel
! mempunyai efek niotini dan musarini
! histamine release
! meningkatkan tekanan intraokuler
!ontra indikasi :
a. Absolut )
! hiperkalemia, ; 5,5 meJ>B
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
16/38
! kelainan otot) malignant hyperthermia, myasthenia gravis, musular dystrophy
! trauma otot massive
! luka bakar, 7!6< hari
! luka tusuk orbita, karena meningkatkan tekanan intraokuler
! gagal ginjal, karena KG tinggi
! gangguan neurology) paraplegia, neurodegenerati"e disease
b. /elatif )
! hepati dysfuntion
! holinesterser rendah "n) 8
gravis malnutrisi dan insektisida organofosfat
osis) 0!0,5 mg>kg i.v
Komplikasi) dual blok dan ardia standstill.
Setelah pemberiansingle dosesuksamethonium akan terjadi)
0. Atypial holinesterase
1. ehidrasi dan gangguan elektrolit mendahului dual blok
2. $ver dosis "pada infus ; 0 g#.
+ntuk menegah over dosis suFamethonium dianjurkan assisted ventilation
3. Kadar serum holinesterase rendah.
Darang terjadi prolonged apneabila pemberian tidak lebih dari 5< mg. Suatu dosis yang
adekuat untuk pasien E(' dan intubasi tidak akan terjadi prolonged apnea lebih dan 1
menit dan bila kadar serum holinesterase ; 15 unit. Kadar serum holinesterase rendah
pada) liver disease, anemia gravis, seondary arinomatous, malnutrisi, starvation, whole
body irradiation dan terkontaminasi insektisida organophosphate " holinesterase inhibitor#.
Kadar menurun menyertai regular ingestion dan beberapa pil kontrasepsi dan proaine,
dimana diperlukan holinesterase untuk hidrolisa amide linked. Bignoaine dan
prometha*ine juga menyebabkan prolonged apnea.
'indakan)!blood transfusion, memakai stored blood berisi 2< unit holinesterase per ml dan
menyimpan 8
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
17/38
! ml
5. Kelebihan suinylmonoholine ) efek relaksasi 0>15< dari induknya, tetapi dihidrolisa
sangat lambat dan terkumpul didalam sirkulasi darah. 'erjadi pada pemberian infus drips 0,5!
1 gr.
6. ual blok) endplate bereaksi saat initial depolari*ing blok berubah meniadi non depo!
lari*ing blok.
'indakan ) beri antiholinesterase "neostigmine atau edrophonium#
'erjadi setelah pemberian dosis ulang.
7. Myoneural bloking effet.
Non depo'ariing
PAN"UR$NIUM%
Sifat)
! non depolari*ing
! ateholamine releasemeningkatkan tekanan darah, heart rate
! inotropi positive dan vagolyti
! struktur mirip steroid
! ekskresi terutama melalui ginjal
! long ating
!ontra indikasi :
! hipertensi
! kelainan otot) malignant hyperthermia, myasthenia gravis, musular dystrophy
Mula kerja) 1!2 menit
osis) ! prekurarisasi) 0 mg i.v
! initial dose)
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
18/38
! homolog panuronium
! tidak histamine release
! perubahan kardiovaskuler tidak bermakna
! ekskresi sebagian besar lewat ginjal
! medium ating
Mula kerja) 1!2 menit.
Barut dalam aJuadest, /B, %a(l dan 5.
osis) kg i.v, drips) kg>jam.
)% ATRA"URIUM%
%ama dagang) trarium.
Keistimewaan)0. Metabolisme didalam plasma "eliminasi 4offman, seara kimiawi#, sehingga tidak
tergantung fungsi ginjal dan hepar.
1. Perubahan kardiovaskuler tidak bermakna.
2. 'idak terjadi akumulasi.
'erpilih untuk geriatry dan kelainan) jantung, ginjal, hepar.
apat pulih spontan tanpa reverse, bila efek obat habis.
Mula keria) 1!2 menit, durasi) 05!2< menit "medium ating#
osis) ! prekurarisasi) 6 mg
! initial)
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
19/38
osis) initial dose)
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
20/38
ara meningkatkan ambang rangsang neuron terhadap eksitasi. (orteF erebri dan aktivitas
asending retiular lebih dulu mengalami depresi sebelum medullary enter. 'ekanan
intraranial dan B(S menurun. Bebih mendepresi tranmisi simpatis dibanding parasimpatis.
Respirasi :
Mendepresi pusat pernafasan seara langsung dan kepekaan terhadap ($1 berkurang.
/angsang pernafasan terutama berasal dari aroti bodies dan refleks terhadap hipoksia. Pada
dosis premedikasi opiat depresi akan jelas. Anestesi ringan dengan pentothal dapat terjadi
bronhospasme, laryngospasme akibat rangsangan lendir, darah atau menipulasi lain.
!ardio5asku'er :
Bangsung mendepresi myoardium, sehingga kekuatan kontraksi menurun yang
mengakibatkan ardia output berkurang serta dilatasi jantung, keadaan ini tidak akan terjadi
pada orang dengan kondisi prima. Penyuntikan yang terlalu epat akan memperbesar
kemungkinan terjadinya aritmia. enyut ektopik dan aritmia timbul sekunder akibat
hipoksemia yang disebabkan oleh depresi respirasi. 'ekanan darah akan turun akibat delatasi
perifer. Penderita hipertensi akan lebih peka, terutama pada larutan pekat dan penyuntikan
terlalu epat. asodilatasi ini dikompensir dengan konstnLksi pembuluh darah ginual dan
splannius.
+aring :
apat terjadi .pasme larynF akibat rangsangan daerah operasi stimuli vagal nerve ending
pada mukosa oleh darah, regurgitasi asam lambung. apat pula terjadi bronhospasme.
Pregnant uterus :
'idak mempengaruhi tonus uterus, dosis keil dapat diberikan untuk versi luar. Pada dosis
besar akan melewati plaenta barriere sehingga dapat mempengaruhi fetus.
1inja' :
/enal blood flow menurun, filtrasi berkurang dan sekresi A4 meningkat, sehingga produksi
urine berkurang.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
21/38
Mata :
'erjadi dilatasi pupil. Sensitivitas terhadap ahaya tetap ada sampai pasien tertidur. 'ekanan
intraokuler menurun, refleks ornea, onjuntiva , eye lash dan eye lid menghilang.
Redistribusi :
Setelah penyuntikan single dose dengan dosis keil, kadar didalam plasma epat menurun
sehingga pasien epat sadar. /edistribusi ke jaringan lemak lambat. /edistribusi terbanyak
pada visera dan lean body mass "$tot dll.# 2< menit setelah penyuntikan i.v. (epat
menembus blood brain barriere dan konsentrasi dalam B(S mendekati konsentrasi plasma
dalam waktu 05 menit. Keseimbangan antara plasma dan otak diapai dalam waktu 0 menit
setelah pemberian intravena. Kadar kalium plasma sedikit menurun. alam jumlah keil
masih terdapat didalam plasma selama 13 jam. 7kg i.v, hamil) 2 mg>kg i.v
!omp'ikasi :
a. Bokal )
0. 9njeksi perivena.
:ejala) sakit, kemerahan , bengkak, hematome, ulerasi, median nerve injury.
'indakan) suntikan 0< ml proaine 0 ditempat injeksi.
1. 9njeksi intra arteri.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
22/38
:ejala) rasa terbakar, sakit hebat, spasme arteri dan thrombosis.
'indakan )
! biarkan jarum ditempat
! larutkan dengan %a(l
b. +mum )
0. epresi respirasi) disebabkan oleh relatif over dosis, laryngospasm, lidah jatuh
kebelakang.
1. Sirkulasi ollapse) akibat vasodilatasi perifer dan depresi myoardium
'indakan) naikan kaki, 9PP, infus plasma eFpander, vasokonstriktor
2. Baringospasme! akibat stimulasi daerah operasi "spingter ani, erviF uteri#brewer
lukard refleF, stimulasi saliva 'indakan) suinylholine 1
3. Bainnya) batuk, vertigo, euphoria, disorientasi dan anaphylati.
2% #EN6$&IA6EPINE%
Sifat)! hypnoti!sedative
! amnesia anterograde
! atropine like effetheart rate meningkat
! pelemas otot ringananti kejang
! vasodilatasi periferterjadi ollapse
! epat melewati barriere plaenta
Kontra indikasi) porfiria dan hamil "S( dan inpartu#
osis)
ia*epam Mida*olam
Premedikasi kg i.m
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
23/38
)% PR$P$/$+%
Merupakan ampuran 0 obat dalam air dan emulsi, yang berisi) 0kg i.v, ; 6< tahun) 0,6 mg>kg i.v
*% !ETAMIN%
Merupakan rapid acting non barbiturate general anesthesia.
/armako'ogi%
Susunan S4araf Pusat :
Efek analgesik sangat kuat. Efek hypnoti kurang dan disertai penerimaan keadaanlingkungan yang salah "dissosiative anesthesia#. Sering terjadi mimpi buruk, halusinasi,
disorientasi waktu dan tempat, gaduh!gelisah tak terkendali.
!ardio5asku'er :
'ekanan darah meningkat 1
Keadaan ini akibat aktivitas simpatis meningkat dan depresi baroreeptor. Darang terjadi
aritmia.
Respirasi :
epresi pernafasan ringan dan hanya sementara, keuali dosis terlalu besar. Menyebabkan
bronhodilatasi dan bersifat antagonis terhadap bronhoonstrition akibat histamine.
"erebra' :
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
24/38
(erebral blood flow dan tekanan intraranial meningkat. Pada pemberian jangka lama dapat
terjadi peningkatan srangan epilepsy.
Mata:
'ekanan intraokuler meningkat. 'erjadi gerakan bola mata dan nystagmus
'erjadi analgesia, sedasi, katalepsi, tonus otot skelet meningkat, stimulir kardiovaskuler,
Baryngopharyngeal refleF menurun sedikit, salvias meningkat sehingga harus diberikan
atropine.
4alusinasi dan gelisah diatasi dengan) mengurangi rangsangan pada periode reovery,
premedikasi dengan opiat dan hyosine, droperidol i.v segera sebelum operasi selesai,
dia*epam 5!0< mg i.v, mida*olam atau pentothal 5
Ketamin kerja dengan meningkatkan ion KG menembus membran. Kadar norepinephrineplasma meningkat, ini dapat direduksi dengan droperidol. Ketamine menegah adrenergi
response dari pembuluh darah perifer terhadap stimulir pembedahan.
Penggunaan :
0. Prosedur dimana pengendalian nafas sulit
1. Prosedur diagnostik
2. 'indakan ringan) reposisi tertutup, biopsy
3. Pasien resiko tinggi
5. Minor surgery
6. Penderita asthma bronhiale
7. 'idak tersedia alat anestesi
Kontra indikasi)
0. 4ipertensi) ; 060
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
25/38
osis)
!induksi) 0!1 mg>kg i.v atau 0< mg>kg i.m, hamil) kg>jam
nafas spontan) 1!2 mg>kg>jam
Ingat :
Ketamin lebih dahulu, baru kemudian 4alothane, karena)
!ketamine) stimulir Simpatik
!halothane) simpatik blok dan inotropik negatif sehingga resultante nya inotropik negatif
arrhythmia.
$#AT ANESTESI IN.A+ASI%
$bat anestesi ada 1 jenis)
0. 0.Anestetik gas ) %1$ dan ylopropane.
1. 1.Anestetik volatil ) eter, halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane dan desflurane.
(% N2$
%ama lain) gas gelak.
Merupakan satu!satunya anestetik organik, sweet smelling dan tidak berwama.
?M 33, titik didih 8@I (, titik krisis 26,5I ( dan ? 0,5 kali udara. 'idak mudah terbakar,
tetapi merupakansupport combustion. Kelarutan dalam plasma 0
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
26/38
'indakan )
! terapi oksigen untuk mengkompensir hipoksia
! methylene blue untuk reovert met4b
! menegah dan mengatasi hemial pneumonitis dengan antiblotika, steroid dan 9PP
! koreksi gangguan asam!basa
irulatory support ) obat!obatan vasopressor
! dimeraprol untuk mengatasi aksi o!ide of ,
%1$ adalah analgetik kuat, tetapi anestetik lemah. Pada pemberian gas murni dapat menekan
sirkulasi sehingga terjadi dilatasi jantung. Kegagalan sirkulasi ini menyebabkan (%S
anoksia, sehingga harus diberikan bersama oksigen. Pengaruh terhadap saluran nafas
minimal, tidak iritasi dan tidak menyebabkan sekresi. ?ila diberikan bersama pentothal
dapat terjadi depresi respirasi. Pada anestesi yang lama dapat terjadi mual, muntah dan
lambat bangun. :ejala sisa dapat terjadi bila hipoksia atau alkalosis akibat hiperventilasi.
:as ini mudah berdifusi melalui membran sel sehingga menembus jaringan atau merangsang
jaringan yang mengakibatkan pneumothoraF, pneumoperitonium, pneumoenephal,
kembung dan tuli pasa operasi "karena perubahan tekanan mekanik di telinga tengah#.Pada
penderita tetanus dan poliomyelitis dapat terjadi aplasia bone marrow, agranuloytosis dan
thromboytopenia akan fatal. Mempunyai efek teratogenikpada umur kehamilan 6 minggu.
%1$ dalam $1mempunyai efek sesuai morfin. Konsentrasi optimum untuk efek anakgesik
maksimal adalah 25. :as ini dikenal sebagai asphy!iating agent, karena pada konsentrasi
tinggi dapat terjadi asfiksia dan hipoksia. Kebutuhan %1$ dipengaruhi oleh respiratory
minute volume, yaitu tidal volume kali respiratory rate. 'idal volume rata!rata 0< ml>kg.
Sehingga bila dengan alat Dakson /ees dibutuhkan 1!2 kali minute volume.
&osis :
! induksi ) 8
! maintenane ) %1$ ) $1 O 5
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
27/38
! meningkatkan kepekaan terhadap) ateholaminedisritmia
insulinehipoglikemi
! depresi myoardiumkontraksi menurunardia output turun
! vasodilatasihipotensi
! ?lok simpatikbradiardia
! atonia uteri pada dosis ; 5 vol.
! meningkatkan erebral blood flow dan intraranial pressure
! bronkhodilator
Indikasi :
! bila diperlukan respirasi spontan yang tenang
! diperlukan teknik hipotensi untuk mengurangi perdarahan
! bila musle relaFant merupakan kontra indikasi
! penderita bronhitis, bronhospasm dan emphysema
! versi luar
! kasus tertentu) operasi gigi, bronhosopy dan ystosopy
! mengurangi mual dan muntah
!ontra indikasi :a. Absolut )
! panas tak diketahui sebabnya
! malignant hyperthermia
! hepati dysfuntion
! hyperarbiamyoard instability
b. /elatif
! beta bloker therapy
! kardiovaskuler tak stabil
7 penggunaan adrenaline 0)1
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
28/38
0. 4ipotensi) akibat dilatasi otot polos pembuluh darah, depresi pusat vasomotor, blokade
sympathi dan depresi miokardium.
1. isritmia) meningkatkan kepekaan terhadap ateholamine.
2. 4epatotoksik) en*yme gluuroni sulphate transverase.
!euntungan :
! rapid smooth indution and reovery
! tidak iritasi saluran nafas
! bronhodilator
! tidak menyebabkan mual dan muntah
!erugian :
! sangat potent, sehingga mudah terjadi over dosis
! analgetik kurang
! hipotensi
! terjadi dysrhythmia
! penggunaan ulang setelah 0 tahun
! kemungkinan hepatotoFi
! myardium peka terhadap ateholamine
osis) ! induksi) 0!3 vol.
! maintenane)
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
29/38
!ontra Indikasi :
a. Absolut )
! renal dysfuntion
! epilepsi
! tekanan intrakranial meninggi
! hamil, H 6 bulan
b. /elatif
! beta bloker therapy
! adrenalin0 ) 1
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
30/38
! tidak mudah terbakar>meledak
! MA() 0,05
! irama jantung relatif stabil dan tidak terpengaruh adrenaline
! (?= dan 9(P tidak terpengaruh
! tidak menyebabkan atonia uteri
! tidak hepatotoFi maupun nephrotoFi tidal volume dan respiratory rate menurun
! brohodilatasi
8% ETER
Sifat)
! bau merangsang
! mudah terbakar, meledak dan teroksidir jadi proksida! ateholamine release, stimuli sympathiheart rate meningkat
! terjadi hyperglyemia
! mempunyai efek trias anesthesia
!ontra indikasi :
! hepati dysfuntion
! asthma bronhiale
! hyperphyreFia
! renal dysfuntion
&osis : ! induksi) 0
! maintenane) 5!05
Eter "on5u'sion%
Sering terjadi pada anak dan dewasa muda.
apat disebabkan oleh) belladonna "over dosis#, dehidrasi, hyperthermia, toFemia,
asidosis>alkalosis, retensi ($1 dan hipoksia jaringan.
'indakan ) stop eter, ventilasi dengan $1, beri suinylholine dan pentothal, atasi
hiperpireksia.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
31/38
9% SE3$/+URANE
Seperti esflurane
K ) depresi miokard minimal
/espirasi ) ' , // , bronhodilator
(erebral ) aliran darah otak dan '9K ringan
%euromuskular ) relaksasi otot
:injal ) aliran darah renal minimal
4epar ) tidak ada efek
Eliminasi ) ($ 1absorber, ginjal
Kontra indikasi ) hipovolemi berat, hipertermi maligna, hipertensi intrakranial
% &ES/+URANE
K ) depresi miokard minimal
Mirip isoflurane
/espirasi ) ' , // , iritasi jalan nafas
(erebral ) aliran darah otak Q '9K " ; 0 MA( #
%euromuskular ) relaksasi otot
:injal ) tidak ada efek
4epar ) tidak ada efek
Eliminasi ) ($ 1absorber
Kontra indikasi ) hipovolemi berat, hipertermi maligna, hipertensi intrakranial
/aktor 4ang mempengaruhi dosis obat :
0. +sia.
Merupakan variabel yang penting didalam kerja obat.
Pada usia 3< tahun keatas efek narkotik dan sedative akan meningkat, sedang rasa sakit
berkurang dengan meningkatnya usia. Keadaan ini merupakan akibat dari menurunnya
persepsi nyeri, kepekaan terhadap rangsang sensorik menurun. Aktifitas refleks jalan nafas
menurun.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
32/38
1. 'emperatur.
Setiap kenaikan suhu 0 I ( maka basal metabolisme akan naik 01.
2. Emosi.
Kemungkinan merupakan penyebab terbanyak kenaikan laju basal metabolisme pre anestesi.
'akut dan tegang akan meningkatkan kepekaan terhadap rasa sakit.
3. Penyakit.
Penderita penyakit khronis dan gi*i buruk akan mudah mengalami kelebihan dosis obat,
seperti morphine. Pada anemiapun dosis obat harus dikurangi.
!$MP+I!ASI ANESTESI%
Komplikasi dapat terjadi durante dan paska anestesi.
A% !$MP+I!ASI &URANTE ANESTESI%
0. /espirasi) obstruksi jalan nafas, respirasi abnormal, batuk, apnea, singultus, spasme
"laringospasme, bronhospasme#.
1. Kardiovaskuler) hipotensi, hipertensi, emboli, disritmia sampai henti jantung.
2. 'hermi) hypothermia, hyperthermia
3. Awareness during operation
#% !$MP+I!ASI PAS"A ANESTESI%
0. /espirasi) ateletase, pneumothoraF, hiup, aspirasi pneumonitis
1. Kardiovaskuler ) hipotensi, hipertensi, deompensatio ordis
2. Mata) laserasi ornea, blepharospasm
3. (airan tubuh) hipovolemia atau hipervolemia
5. %eurologi) kejang, bangun lambat, trauma syaraf perifer
6. Menggigil
7. Malignant hyperthermia
8. Mimpi buruk
@. :aduh!gelisah
0
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
33/38
PR$#+EM ANESTESI PA&A ANA!%
Anatomi :
! lubang hidung sempit
! rongga hidung berbentuk orong, makin kedalam makin sempit
! lidah besar
! rima glottis tinggi
! "ocal cordmiring
! epiglotis sempit dan berbentuk + terbalik
! rioid ring sempit
! tulang rusuk lebih datar, sehingga gerakan kurang bebas
! abdomen lebih besar dari thoraF
/isio'ogi :
0. /espirasi )
! bayi bernafas lewat hidung, tipe abdominal
! dead spaceanatomi besar
tidal volume pada neonatus 1< ml>kg
1. Kardiovaskuler )
! heart rate) pada neonatus 1 kali dewasa, turun seara progresif sampai usia 01 tahun
! stroke volume fiFed) sehingga ardia output tergantung heart rate, bradyardia
harus epat diatasi
2.'emperatur )
! neonatus sangat peka terhadap heat loss, karena surfae area relatif luas, lak of
subutaneous fat,
! poor vasomotor ntrole sehingga mudah menggigil
! respons terhadap old envlrinment dengan meningkatkan metabolisme
! hypothermia akan menurunkan dosis obat anestesi, sehingga bila dosis tak
diturunkan akan terjadi depresi kardlovaskuler dan disritmia
! Kehilangan panas pada bayi seara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
34/38
3.(airan tubuh) pada neonatus total body water 8
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
35/38
! tidal volume turun
! vital apaity turun, =E 0 turun) 1tahun
! residual volume turun) 0tahun
! Pa$1 turun) Pa$1 O 0
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
36/38
ANESTESI +$!A+
Teori kerja obat 'oka' anestesi%
0. 'eori reseptor )
obat loal anestesi bekerja internal reeptor sodium hannel yang masuk melalui membukanya
pintu sodium hannel atau melalui penetrasi membran lipid "lidoaine derivate#.
1. 'eori muatan permukaan )
9nteraksi bagian molekul lipophyli dengan membran lipid muatan positif "proton Amine
terminal#penetrasi muatan negatif pada eFternal membrane "bagian dalam tidak berubah#
potensial aksi permukaan membran meningkat menegah aksi impuls dari sekitar yang tak
teranestesi.
2. 'eori ekspansi membran )
9nteraksi bagian molekul lipophyli dengan membran lipid perubahan organisasi membran
lipid ekspansi membran menjerat sodium hannel menegah sodium masuk ke
hannelmenegah depolarisasi "ben*oalne derivate#.
3. 'eori 4ille)
Adanya biotoFin dan tetradotoFin berinteraksi dengan reseptor spesifik dipintu keluar sodium
hannel, menapai reseptor dekat pintu keluar sodium hannel dan pindah kebagian luar pintu,
sehingga mengganggu permeabilitas terhadap ion %aG.
5. 'eori p4 dan pKa)
$bat loal anestesi berada dalam larutan yang bermuatan atau tidak bermuatan, bentuknya
relatif tergantung pada p4 larutan dan pKa tempat suntikan obat.
Mekanisme kerja 'oka' anestesi :
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
37/38
$bat loal anestesi disuntikan "infiltrasi# 3 (aGG keluar dari reseptor obat anestesi menempati
reseptorterjadi blokade sodium hannel terjadi hambatan konduksi ion %aG terjadi depresi
keepatan induksi tak dapat menapal nilai ambang potensial tak terjadi potensial aksi
terjadi blokade konduksi.
Perbedaan :
Pro0aine +ido0aine #upi5a0aine
:rup Ester Amide Amide
Aksi Short Medium Bong ating
Potensi 0 2 05
'oksisitas 0 1 0kg 1 mg>kgMula kerja 1!2R 5R 05R
'eknik loal anestesi ada 1 ara) infiltrasi dan blok.
-
7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx
38/38