aperturemags

14
APERTUREMAGS Membedah Foto: LANDSCAPE STREET MODELING Edisi 1 |Juni 2011

Upload: rachmat-ramadhan

Post on 12-Mar-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

the magazine about photography

TRANSCRIPT

Page 1: aperturemags

APERTUREMAGS

Membedah Foto:

LANDSCAPESTREETMODELING

Edisi 1 |Juni 2011

Page 2: aperturemags

FEATURE :|3 |4 |5

|6 |7FASHION LIFESTYLE STREET MACRO STAGE LANDSCAPE

PINHOLE CAMERA LOMO

SEJARAH PERKEMBANGAN

FYI :|8 |9

THE HISTORY OF PHOTOGRAPHY :

|10 |11

REDAKSIONAL

APERTURE |01MAGZ

Behin The Scene

Page 3: aperturemags

Think Different

Page 4: aperturemags

Feature

APERTURE |03MAGZ

Fashion and LifestyleModeling Photography

Page 5: aperturemags

APERTURE |04MAGZ

Feature

Street Photography

Page 6: aperturemags

Feature

APERTURE |05MAGZ

Macro Photography

Page 7: aperturemags

Feature

APERTURE |06MAGZ

Stage Photography

Page 8: aperturemags

Bagi penyuka landscape photography, istilah hyperfocal distance (jarak hiperfocal) mungkin tidak begitu asing. Tetapi bagi pemula dan pembelajar yang memulai menyukai landscape photography seperti saya, tentu istilah ini perlu ditelusuri lebih lanjut. Selama ini prinsip yang saya pakai dalam landscape photography sangat sederhana dan amatir sekali: asal obyek masuk ke frame jepret. Ternyata ada hal-hal yang perlu dipahami secara lebih serius jika ingin memfokuskan diri ke dalam landscape photography.

Baiklah, langsung saja ke pokok permasalahan: Hyperfocal Distance. Dari beberapa sumber yang saya peroleh, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang hyperfocal distance. Pada bagian 1 ini pembahasan akan dibatasi

pada seputar pengertian dasar hyperfocal distance.

1. Fokuskan lensa pada hyperfocal distance dan segala sesuatu mulai dari jarak paling dekat sampai tak terhingga akan tajam. Foto landscape seringkali diambil menggunakan lensa ayng difokuskan pada hyperfocal distance; obyek yang dekat dan jauh akan tajam di dalam foto tersebut.

2. Jarak dari lensa ke suatu titik focus dimana dari titik focus tersebut ke infinity (tak terhingga) adalah tajam. Tambahan: setengah dari jarak dari titik tersebut kearah lensa juga ikut tajam (acceptable sharpness). Ini dikarenakan sebetulnya kita meletakkan titik focus dari kamera/lensa kita pada titik jarak hiperfocal tersebut untuk mendapatkan bidang DOF (depth of field) seluas-luasnya dari titik/jarak tersebut ke infinity (tak terhingga) tapi kurang lebih setengah jarak dari titik tersebut kedepan (kearah) lensa juga ikut tajam dalam batasan acceptable sharpness (ketajaman yang masih bisa diterima).

3. Hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek dapat dimasukkan ke dalam fokus “yang dapat diterima”. Berdasarkan nilainya, ada dua pengertian tentang hyperfocal distance. Pertama, hyperfocal distance adalah jarak terdekat dimana lensa dapat difokuskan sementara obyek pada jarak tak terhingga tetap tajam; yakni jarak fokus dengan depth of field maksimal. Ketika lensa difokuskan pada jarak ini, semua obyek pada jarak setengah hyperfocal distance sampai ke tak terhingga akan tajam. Pengertian kedua, hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek tampak tajam, untuk lensa yang difokuskan pada titik tak terhingga. Kedua pengertian ini tidak perlu menyebabkan kebingungan karena pada dasarnya sama.

Dari ketiga penjabaran di atas, pada dasarnya adalah sama. Intinya di sini adalah pada landscape photography, semua obyek yang akan difoto harus tajam, tidak ada out of focus, background blur (bokeh) atau apapun (dalam batas toleransi tertentu).

Gambar di bawah ini bisa dijadikan patokan.

Feature

APERTURE |07MAGZ

Landscape Photography

Page 9: aperturemags

For Your Info

APERTURE |08MAGZ

Pinholecamera

Kamera lubang jarum atau pinhole camera, pasti anda yang baru pertama

kali mendengar istilah ini akan bingung, apa itu karma lubang jarum dan kenapa sampai

bisa dinamakan lubang jarum?. Bila kita mengingat kembali apa yang dikatakan Leonardo Da

Vinci bahwa dari sebuah kecil kita dapat melihat alam semesta. Konsepnya tidak berbeda jauh

dengan hal tersebut. Konsep teknis penggunaan dan penangkapan gambar pada kamera lubang jarum

sangatlah sederhana, ini adalah konsep awal dimana sejarah fotografi ditemukan.

Kamera lubang jarum pertama ditemukan oleh Giambattista della Porta, seorang seniman itali pada pada

abad ke-14. pada saat itu teknologi kamera masih sangat sederhana, dengan sebuah kotak mereka menangkap

gambar dari sebuah lubang kecil seukuran lubang jarum. Maka dari itu kamera yang Giambattista sebut

“camera obscura” menjadi suatu hal yang sangat membantu seorang pelukis dalam menangkap bayangan

gambar. Sejak saat itulah teknologi fotografi berkembang dari era manual sampai ke era digital saat ini.

Kembali ke pembahasan kamera lubang jarum pada masa kini. Awal terangkatnya topic tentang kamera lubang

jarum di Indonesia adalah pada tahun 1997, saat percobaan seorang pendiri komunitas kamera lubang jarum

menangkap gambar pagar halaman rumahnya. Dan sampai saat ini kamera lubang jarum adalah sebuah hal yang

masih dihargai dan digemari oleh seniman fotografi, karena itulah konsep awal fotografi bisa ditemukan.

Bahkan saat ini anda bisa saja membuatnya, konsepnya yang sangat mudah juga bahan bahan yang sederhana

dan kita jumpai sehari hari adalah sebuah kekhasan kamera lubang jarum. Anda hanya membutuhkan kotak,

kaleng, atau media apapun yang bisa dikondisikan kedap cahaya, solatip, dan aluminum foil, dan tidak

ketinggalan film atau kertas film untuk menangkap gambar.

Media yang biasa dipakai bisa dari hal yang terkecil seperti tabung roll film, kotak film, kotak korek, bahkan

kaleng susu atau kardus kado. Hasil yang didapatkan pun akan berbeda tergantung media yang dipakai.

Contohnya, bila kita membandingkan kotak korek dan sebuah kardus kado, hasil yang didapatkan kardus kado

akan menangkap gambar dengan radius yang lebih luar daripada gambar yang didapatkan oleh kotak korek,

karena jarak antara lubang dan film akan mempengaruhi gambar yang dihasilkan,

Seperti yang disampaikan sebuah komuitas kamera lubang jarum dari Bandung yang melakukan workshop di

Fakultas Ilmu Komuikasi Universitas Padjajaran Jatinangor beberapa bulan yang lalu.

Workshop tentang kamera lubang jarum sering sekali dilakukan komunitas lubang jarum dalam penggalakan

penyelamatan lingkungan dan daur ulang barang bekas. Pemahaman kamera lubang jarum bisa menjadi landasan

dan ideology tersendiri bagi seniman fotografi kamera lubang jarum, karena penghargaan mereka terhadap

sejarah fotografi. Bisa jadi, kamera luang jarum ini menjadikan kita sadar betapa kita harus tetap melestarikan

dan mengingat dimana akar kita, dan juga menghargai lingkungan dengan mendaur ulang barang bekas menjadi

barang yang dapat kembali terpakai.

Page 10: aperturemags

For Your Info

APERTURE |09MAGZ

The

LOMOgraphy

Page 11: aperturemags

The History

APERTURE |10MAGZ

Awal Mula Konsep

Fotografi

Konsep fotografi awalnya memang sudah ditemukan pada abad ke-5 Sebelum Masehi oleh seorang lelaki kebangsaan China bernama Mo Ti. konsep fotografi yang diamati muncul berdasarkan pengamatan Mo pada ruangan gelap yang memiliki sebuah lubang kecil (pinhole). dari lubang itu cahaya masuk dan memancarkan gambar apa saja yang ada di luar ruangan yang berada di depan lubang kecil tersebut.

Sejak penemuan Mo Ti ditemukan, ilmuan sontak kagum dan menyadari bahwa fenomena ini adalah sebuah ide yang dapat membawa manusia pada perubahan besar. pada abad ke-3 sebelum masehi, Aristoteles mencari tahu dan melakukan beberapa percobaan terkait fenomena pinhole tersebut. Sampai pada akhirnya Aristoteles memperkenalkan konsep pinhole tersebut pada khalayak. Aristoteles menunjukan proses gerhana denga konsep pinhole pada khalayak.

Pada perkembangan selanjutnya, di abad 10 Masehi, Ilmuan Irak, Ibnu Al-Haitam juga menemukan prinsip kerja pinhole, dan menyamakan konsep tersebut dengan cara kerja mata pada manusia. Berkat penemuan Al-Haitam, Ad-Din memperkenalkan konsep obursca pada khalayak. Obscura adalah sebuah ruangan gelap yang memiliki lubang kecil pada salah satu sisinya hingga menumbulkan bayangan dari apa yang ada di depan lubang kecil tersebut kedalam ruangan. berkat hasil penemuan tersebut, pada abad 11 telah memakai konsep obscura pada tenda tinggal mereka dan menjadikannya sebuah hiburan.

Selanjutnya Obscura mulai diteliti lagi oleh ilmuan dan juga pelukis Italia pada abad ke-15 Leonardo da Vinci. Dia menyempurnakan kosep kamera yang belum diminati oleh khalayak pada saat itu sampai akhirnya ditemukan pada tahun 1550. dengan penemuan lensa ini, pengguna dapat menambahkan cahaya masuk kedalam kamera dan ketajaman gambar dapat disempurnakan dengan baik.

Kamera yang pada konsep awal masih berbentuk kurang praktis. Ilmuan kembali melakukan penggaliah hingga ditemukan kamera portabel pertama pada tahun 1575. dan penyempurnaan kamera lagi dan lagi dilakukan hingga pada tahun 1680 kamera refleks pertama ditemukan. Sampai pada masa itu, kamera masih digunakan sebagai alat bantu gambar para pelukis, karena pada masa itu media pengabadi gambar yang berada di dalam kamera masih belum ditemukan (Film).

Mo Ti, filsuf asal China(5 SM)

Ibnu Al Haitam, Ilmuan Irak (3 SM)

Aristoteles (10 M)

Leonardo da Vinci (15 M)

Penemu konsep awal Fotografi

Page 12: aperturemags

The History of Photography

APERTURE |11MAGZ

PerkembanganFotografi Dari Masa ke Masa

Kamera pertama dalam sejarah adalah

Page 13: aperturemags

PunAngkat Tangan

Page 14: aperturemags