api i (fase perkenalan)
TRANSCRIPT
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan Deskripsi pasien Tujuan komunikasi
: I Made Eka Santosa : 26 Maret 1999 : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit) : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta : Tn.O.T.B. : I (Fase Perkenalan) : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk. : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL P : Selamat sore Pak, boleh P: saya duduk di Bapak ?
KOMUNIKASI NON VERBAL Memandang K dan P
ANALISA BERPUSAT
ANALISA BERPUSAT
RASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN : Ingin membuka K masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya.
sebelah tersenyum K: Ekpresi datar
percakapan dengan klien orang baru yang masuk ke pembuka untuk memulai dan berharap dengan sapaan lingkungannya sederhana P bisa diterima oleh K.
K ragu terhadap orang baru K : Sore, silahkan. K: Ekpresi datar P: Memandang K P merasa senang atas ada salam belum memberikan respon Topik lanjut ringan akan tanggapan walaupun
diekpresikan secara tulus P : Wah, suasana sore ini P : Memandang ke halaman P ingin memulai K sejuk sekali ya Pak sambil melirik K
percakapan dengan topik sepintas dan menunjukkan memudahkan interaksi lebih
K : Ikut melihat ke halaman ringan sebelum masuk ke perhatian cukup terhadap P lalu menghisap rokoknya kondisi K K : (diam) dan menunduk lagi P : Oh ya, perkenalkan saya P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K Made, saya mahasiswa menjulurkan tangan ke K tangan kiri lalu tanpa diberikan praktek disini yang akan K : Mengalihkan rokok ke tentang kedatangan P merawat Bapak. K : (diam) memandang P menerima uluran tangan P P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan P ingin tahu nama pasien pasien dan mendekatkan diri ke-K K : Menoleh sebentar K ragu-ragu masih
memberikan Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya klien terhadap perawat
penjelasan tanggapan secara ragu-ragu
Mengenal nama pasien akan memudahkan interaksi
K : Ong. Ong Tian Bian.
K : Menyebut nama dengan P merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya menunduk dan menarik berkenalan formalitas belaka mencoba mengingat Nama panggilan merupakan nama akrab klien sehingga menciptakan rasa senang
P
:
Bapak
tangannya senangnya P : Memandang K K : Menoleh ke halaman
P ingin menjalin kedekatan K dengan pasien
dipanggil dengan nama apa K : Ong.
nama yang disukainya
K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban K mulai tertarik dengan akan adanya pengakuan atas menjawab singkat lalu singkat perkenalan dengan P berpikir namanya berguna untuk perawat hubungan
menunduk lagi P : Wah, kedengarannya P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K enak kalau saya manggil tersenyum Pak Ong K : Menunduk K : Menoleh ke P K : Iya P : Memperhatikan K P merasa pertanyaan suasana
sejenak, Pujian menjalin
mengngingat disukainya
nama yang mendekatkan
therapeutik dengan klien mendapatkan respon K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K P : Bapak asalnya dari mana P : Memandang K Pak Ong? K : Menunduk dan berpikir P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana membantu keakraban ingat menjalin kedekatan dengan klien
membangun
dengan topik sederhana K : Salatiga, Jawa Tengah K : Menoleh ke P dan P senang karena K memberi
tersenyum lalu menunduk respon lagi P : Memperhatikan K P : Wah, jauh juga ya. P : Memandang K sambil P Bapak Ong sudah berapa tersenyum lama disini? K : Menghisap rokok dan melemparkannya sudah habis K : Bicara tanpa menoleh P K : Lama! Dua puluh tahun. P : Memandang K P : Sejak tahun berapa P : Menunjukkan perhatian Bapak disini ? K : Menunduk memandang kakinya K : Yach, delapan puluh K : Masih menunduk tiga P : Memperhatikan karena mulai mengkaji
K
senang
karena
ingat daerah
daerah asalnya dan kembali membayangkan asalnya tersebut data K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan mengingat apakah klien kronis atau akut
umum pasien
P khawatir kalau pertanyaan K membayangkan keadaan membuat K tersinggung yang telah lama dijalaninya P berharap dapat K berusaha mengingat data lama rawat secara lebih pasti sambil mengkaji daya ingat pasien respon dari K K menjawab dengan P senang karena mendapat sekedarnya Daya ingat pasien dapat dikaji dengan menanyakan data-data sederhana pasien yang
sambil memperoleh
P : Sekarang Bapak Ong P : Mendekatkan diri ke K
P mengkaji daya ingat K
K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya
umurnya berapa?
K : Menoleh ke halaman dan terdiam beberapa lama
ingat klien
K : Em56 tahun
K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan K menjawab sesuai dengan menunduk lagi sudah dapat dijawab jelas daya ingat yang dimilikinya karena K mengingat-ingat sangat takut K menjawab ragu-ragu Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa
P : Tersenyum oleh K P : Pak Ong ingat nggak, P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati kenapa pak Ong dirawat K : Menunduk disini K : Saraf, sakit saraf. ECT, menepuk-nepuk kepalanya ini di ECT. P : Pak Ong pernah P : Bertanya pelahan K : Menunduk pertanyaan spesifik tsb dan
K : Menoleh ke P dan menyinggung pasien P lega karena K tidak tersinggung P mengkaji lebih
jauh K mengingat-ingat
Halusinasi
dapat
terjadi
ngamuk?
alasan pasien dirawat mengalami halusinasi
kapan saja karena adanya stimulus tertentu
K : Menoleh ke halaman P kaget, dan sadar kalau K K : Nggak, nggak, saya lalu menunjuk-nunjuk suka ngelamun. Kakak sendirian. saya pasien pasien mengalami lihat Enak P : Memperhatikan respon halusinasi lihat
sudah meninggal tapi hidup lagi. Itu dia !!
P:-
P : Masih kaget
P
mendiamkan
karena K melihat kakaknya dan Dengan diam therapeutik, dan teringat kondisi bercerita tentang
K : Memandang ke halaman belum K : Kakak saya orangnya K : Menunjuk ke halaman K sukses, sayang mati, anak dan nyerocos saya tujuh belas semuanya P : Memperhatikan di Jerman. P : Bapak Ong sudah P : Mendekatkan diri berkeluarga? halaman K : Anak saya di Jerman K dan di Peking. ngajar di profesor, ke Jerman. P:: Menunduk sambil P Saya nyerocos UI, P : Memperhatikan
menemukan mencoba menceritakannya klien merasa didengarkan keadaannya
pertanyaan yang tepat untuk pada P P menemukan adanya flight K of ideas dan
berpikir keluarganya kemungkinan
tentang faktor penyebab P berusaha mengkaji data K membayangkan keadaan Waham tadi K menikmati waham yang menemukan adanya dirasakannya waham kemungkinan
K : Memandang kosong ke yang terkait kata-katanya keluarganya
terjadi karena menarik diri
bolak-balik dari Bandung P : Memperhatikan K : Menunduk
kebesaran pada pasien P mendiamkan dengan K membayangkan ank- Diam therapeutik akan pasien
harapan pasien akan lebih anaknya terbuka tetang dirinya
membantu mengungkapkan
perasaannya pada perawat K : Keadaan diluar perang, K : Berbisik pada P dengan P menemukan adanya fligt Ong pusing mikirin biaya nada sedih anak-anak, pada kuliah. P : Mendengarkan dengan of ideas K sedih tentang anaknya
serius P : Pak Ong, kegiatan bapak P : Menepuk bahu K sehari-hari ngapain saja Pak K : Menoleh P ? K itu. P : Kemudian? :
P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan Pengalihan agar klien tidak pembicaraan terkait waham baru larut dalam waham dan halusinasinya
Menggaruk-garuk P merasa senang karena pasien bisa beralih K bingung tentang yang dilakukannya sehari-hari P mencoba menggali data K mengingat-ingat lebih dalam Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan lebih banyak data terkait masalah
K : Mandi, makan ehmya kepalanya P : Memperhatikan respon K P : Menekankan pertanyaan K : Menunduk K : Baca-baca buku. Saya K : Menoleh P kan profesor. P : Memperhatikan P : Bapak Ong betah tinggal P : Melihat halaman di sini?Suasananya enak ya! K : menunduk K : Betah. K : Ikut melihat halaman P : memperhatikan P : Tentunya
P menemukan lagi adanya K merasa dirinya harus klien kemungkinan waham rajin belajar P mengalihkan perhatian K K masih terbawa dari waham P senang karena dapat berusaha menjawab mengingat Keluarga sehingga merupakan harus dikaji waham oleh Pengalihan halusinasinya interaksi ini mengalihkan perhatian K agar pada pasien fase
tidak larut pada waham dan
pasien keluarga P : Memandang K sambil P ingin keterlibatan K : Menoleh P
sekenanya mengkaji K berusaha keluarga keluarganya
Bapak Ong suka menjenguk tersenyum kesini.
support sistem bagi klien
terhadap perawatan K
keterlibatannya K : Menunduk lagi K : Sebulan sekali. P : Memperhatikan respon P K P : Kalau Pak Ong suka P : Memandang K pulang juga ya? K : Ya, sebulan sekali juga K : Menunduk K : Menoleh P senang jawaban K P mengkaji hubungan K K mengingat hubungannya Berada dengan keluarganya dan P senang dengan keluarga keluarga klien tersenyum jawaban sesuai pertanyaan berusaha pulang di akan melihat lingkungan membuat realitas atau K ingat terhadap mendapatkan keluarganya
mendapatkan K senang membayangkan menyenangkan malahan stressor di data
P : Memperhatikan P : Kalau di rumah, ngapain P : Memandang K sambil P aja Pak Ong tersenyum K : Menoleh P lalu melihat ke halaman K : Yah, tidur dan baca- K : Memandang P baca buku Profesor harus banyak baca. K P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K dengan keluarga K : Menunduk
mengkaji K mengingat aktivitasnya di Aktivitas rumah merupakan
rumah pantas
aktivitas K di rumah
tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga P menemukan pengulangan K menikmati waham yang dialaminya
penelitian. P : Memperhatikan respon terhadap waham pada K
P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasnya di Menarik diri membuat K terhadap K rumah asyik sendiri dengan dunianya
K : Enakan diem, soalnya K : Menunduk mengganggu saya baca P : Memperhatikan buku P : Bagaimana perasaan Pak P : Memandang K Ong sekarang? K : Menunduk : Menggaruk-garuk
P
mendapatkan
data K
menganggap
ngobrol
menarik diri pada K P mengalihkan
mengganggu wahamnya topik K bingung dengan Pengalihan agar K tidak larut dengan wahamnya
bahasan
pertanyaan yang diberikan K menjawab tentang
K : Saraf, sakit saraf. Kakak K saya hidup lagi, itu dia. P:-
kepala P : Memperhatikan P : Memandang halaman K : Ikut halaman
P bingung harus ngobrol keadaannya tentang apa lagi P memikirkan topik lain K keadaannya merenungkan Diam berguna untuk interaksi
memandang yang terkait P kaget karena kembali
memikirkan selanjutnya
K : Dia sukses. K : Menunjuk ke halaman P : Kaget memperhatikan respon K P : Pak Ong, kita tadi sudah P : Memandang K berkenalan, masih inget K : Menoleh nggak nama saya? K : Made
menemukan
adanya K
menikmati
halusinasi
dan halusinasi pada K
lihatnya
P ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P karena sudah cukup banyak data yang terkaji
Evaluasi fase I berhasil jika K dapat mengingat nama P sehingga nantinya terjalin trust
K : Memandang P dan P senang karena K ingat K mengingat-ingat nama P
tersenyum P : Memperhatikan P : Nah, saya senang sekali P : Menepuk bahu K bisa ngobrol dengan pak K : Menoleh dan tersenyum Ong. Bagaimana kalau selesai makan kita ngobrol lagi? Sebentar saja kok, yach cukup 20 menit saja. K : Tersenyum K : Boleh P : Tersenyum
nama P
P
memberikan K
senang
diberikan Kontrak berikutnya harus ditentukan mendapatkan klien agar terhadap kontrak dan klien harus ingat persetujuan
reinforcement pada K
reinforcement
P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak menentukan kontrak memikirkan tentang Kegiatan dilaksanakan mendapat kegiatan yang akan harus K bisa berikutnya P menentukan topik dan K aktivitas berikutnya pada
P : Nah kalau Pak Ong P : Memandang K setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk tentang perasaan Pak Ong terhadap keluarga Pak Ong. Sekalian saya periksa K : Mengangguk K : Ya, ya. P : Tersenyum tekanan darahnya ya.
kontrak kegiatan yang ditawarkan
persetujuan dimaksud,
sehingga bila K keluar dari diingatkan tentang batasan K setuju tentang kegiatan kegiatan sesuai kontrak P senang karena K setuju yang akan dilaksanakan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
P
:
Terimakasih
atas P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K : Menoleh, menjabat tangan P
K
menunjukkan
rasa Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya pada klien
kesediaan Pak Ong ngobrol mengulurkan jabat tangan dengan saya, selamat sore K : Sore. K : Tersenyum menunduk P : Tersenyum
percaya pada P
P senang karena K mau K menyambut salam P lalu berinteraksi dengan P
KESAN PERAWAT : Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta 1999 1. IDENTITAS KLIEN Initial Umur Informan Tanggal Pengkajian RM No 2. ALASAN MASUK Klien mengatakan karena sakit saraf 3. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983 2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil 3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji 4. FISIK 1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit 2. Ukur : TB/BB belum terkaji 3. Keluhan fisik : Tidak ada Masalah keperawatan : 5. PSIKOSOSIAL 1. Genogram : belum terkaji 2. Konsep diri a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa. d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin : Tn. O. T. B. : 56 Tahun : Klien sendiri : 26 Maret 1999 :TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret
baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak) e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses. Masalah keperawatan : Ideal diri terlalu tinggi Harga diri rendah
3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Belum terkaji b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri. Masalah keperawatan : - Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji 6. STATUS MENTAL 1. Penampilan : kurang rapi Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri 2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal 3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas 4. Alam perasaan : sedih Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara Masalah Keperawatan : Depresi 5. Afek : Datar Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan
hambar Masalah Keperawatan : Menarik diri 6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat 7. Persepsi : Halusinasi Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi 8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori 9. Isi pikir : Waham kebesaran Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran 10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada Selama wawancara, pasien tampak sadar Masalah Keperawatan : 11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung Masalah Keperawan : Demensia 12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat 13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji 14. Daya tilik diri : Belum terkaji 7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan : bantuan minimal 2. BAB/BAK : bantuan minimal 3. Mandi : bantuan minimal 4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal 5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun 6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji 8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja 9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif 8. MEKANISME KOPING Menghindari masalah, dan suka menyendiri Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif 9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN 1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien 3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor 4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji 5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji 6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji 7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji Masalah keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri Waham kebesaran
10. PENGETAHUAN KURANG TENTANG 1. Penyakit jiwa 2. Koping 3. Sistem pendukung 4. Faktor presipitasi Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan
11. ASPEK MEDIS 1. Diagnosa Medis : belum terkaji 2. Therapi Medik : belum terkaji 12. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat 4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi 5. Kurang pengetahuan 6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran 7. Koping individu tidak efektif 8. Koping keluarga tidak efektif 9. Gangguan komunikasi verbal 10. Resiko kurangnya perawatan diri
Pohon Masalah RESIKO PRILAKU KEKERASAN
RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI
HALUSINASI LIHAT
GGN. KOM. VERBAL
WAHAM
MENARIK DIRI Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis
KOPING IND. TDK., EFEKTIF
KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF IDEAL DIRI TINGGI KURANG PENGETAHUAN
13. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri 4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi 5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri 6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri 7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri 8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah 9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping
keluarga tidak efektif 10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan
RSJP Jakarta, 26 Maret 1999 Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
I Made Eka Santosa NIM : 1397210222
RENCANA KEPERAWATAN JIWA NAMA PASIEN : ONG TIAN BIAN, L 56 TAHUNNO/ TGL 1/26 Maret 1999 DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan konsep diri : harga diri rendah b/d ideal diri terlalu tinggi Data Subyektif : Klien mengatakan ia bercitacita menjadi profesor dan Tupen : a. bahwa Klien mengekspresikan perasaan persepsinya Data Obyektif : Klien selalu menyendiri. Klien banyak melamun. Klien tidak mau melakukan pekerjaan di ruangan rasa aman. dan dengan dapat a.1. Klien dapat menceritakan perasaan dan persepsinya setelah dilakukan 3x asuhan. mengatakan cita-citanya telah tercapai sekarang Klien mengatakan saudaranya sangat sukses TUJUAN Tupan : Setelah dilakukan klien asuhan dapat keperawatan diri rendah. PERENCANAAN KRITERIA EVALUASI
RUANG CENDRAWASIH RSJP JKTTINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
mengatasi perasaan harga
a.1.1.Bina hubungan saling percaya: Memanggil nama klien dgn nama yang disukainya. Menerima respon klien apa adanya. Bicara terbuka dan jujur kpd klien. Tepati janji / kontrak yang pernah dibuat bersama. Beri kesempatan klien utk mengekspresikan perasaannya.
Hubungan saling percaya dapat menghindari sehingga terjalin akrab. rasa terancam akan hubungan
a.2.Ekspresi wajah klien tenang saat mengekspresikan pera-saan dan perepsinya.
a.2.1.Pelihara ber-sahabat.
ketenangan
ling-
Lingkungan menarik berinteraksi.
yang minat
bersahabat untuk
kungan suasana yg hangat dan
a.2.2.Gunakan komunikasi verbal
Komunikasi verbal jelas dan
yang jelas dan langsung. a.2.3.Dorong kesempatan mengungkapkan serta dengan rasa empaty b. Klien mampu melihat b.1.Klien dapat mengidentifikasi aspek dirinya. positif yang ada pada b.1.1.Diskusikan hal-hal apa saja yang dapat klien lakukan dengan memberikan pan-dangan bahwa masih banyak hal yang positif pada diri klien dan perawat hanya me-ngarahkan dan lebih banyak menjadi pendengar b.1.2.Bantu klien untuk mengevaluasi diri dan melihat aspek positif yang ada pada diri klien. b.2.Klien dapat menjelaskan yg b.2.1.Bantu klien untuk melihat kembali keberhasilan yang pernah dicapai. b.2.2.Beri kakan klien. reinforcement positif dan klien beri untuk klien
langsung mudah utk dimengerti. Respon positif dan ada keterbukaan akan menarik klien untuk perasaan-nya. minat menyampaikan
perasaannya
mendenganrkan
Untuk kemam-puan mengatasi dihadapi.
mengembangkan klien masalah dlm yang
aspek-aspek yang positif yang ada pada dirinya.
Bila klien dapat melihat bahwa punya banyak kemampuan pada dirinya, maka akan timbul perasaan berharga. Mermotivasi klien utk
keberhasilan-keberhasilan pernah dialaminya.
mempertahankan dan mengembangkan aspek positif Penghargaan akan meningkatkan motivasi untuk melakukan hal yang sama.
atas hal-hal yang telah dikemu-
c.
Klien
mampu
mengpelajaran
c.1.Klien
dapat
menceritakan
c.1.1.Gali perasaan klien atau minta pendapat klien ttg masalah yg menyebabkan klien sakit. c.1.2.Anjurkan menyebabkan klien gagal. untuk
Untuk mengetahui pandangan klien tentang masalahnya.
evaluasi masalah untuk dijadikan dimasa sekarang.
masa lalunya yang traumatik.
Membantu klien untuk dapat mengevaluasi diri dan dapat menyadari kelemahannya. Memiliki membuat rencana klien akan
menceritakan faktor -faktor lain yg
c.2. Klien dapat menyusun rencana agar kejadian kejadian yang menyakitkan kembali. c.3.Klien dapat memilih cara yang baik dalam mengatasi masalah yang menyakitkan. tidak terulang
c.2.1.Anjurkan klien untuk menulis rencana agar pengalaman pahit tidak terulang kembali.
bersemangat
dalam mencapainya.
c.3.1.Kaji koping yang digunakan klien dalam mengatasi masalah c.3.2.Beri alternatif yang dapat dilakukan dalam menghadapi masalah yang menyedihkan. c.3.3.Gali sumber yang ada pada keluarga yg dapat membantu menyelesaikan masalah klien. c.3.4.Beri pujian pada klien bila memilih koping yg konstruktif.
Dengan mengetahui masalah dengan jelas dpt merencanakan alternatif digunakan. koping yang
d.
Klien mampu berperan serta dalam kegiatan ruangan selama klien di rumah sakit
d.1.Klien mampu memilih tugastugas kegiatan yang disukai. d.2.Klien mampu melaksanakan
d.1.1.Diskusikan dengan klien ttg tugas/kegiatan yang suka dilakukan sesuai kemampuan klien. d.2.1.Berikan kesempatan pada
Dengan
dapat
menjalankan
kegiatan, klien merasa dihargai. Klien akan merasa dirinya dapat
tugas/ mandiri.
kegiatannya
dengan
klien untuk mengambil keputusan dalam sesuai. memilih kegiatan yang
mengontrol hidupnya dan memiliki otonomi.
e.
Klien menetapkan
mampu rencana
e.1.Klien rencana
mampu yang
menjelaskan dilakukan
e.1.1.Bantu klien mengidentifi-kasi keinginan dan cita-cita dimasa yang akan datang. f.1.1.Diskusikan dengan keluar-ga dalam mengidentifikasi sumbersumber yang ada dalam keluarga f.1.2.Bersama keluarga menyusun rencana dimasa yang akan datang.
Evaluasi cita-cita dan keinginan klien, klien mampu merencanakan cita-cita yang sesuai dengan kemampuan klien.
akan
untuk masa depannya. f. Keluarga mampu
setelah kembali dari rumah sakit. f.1.Keluarga dapat memfasilitasi tentang rencana klien.
Mendukung sumber pasien Keluarga untuk
pemanfaatan kesembuhan sangat
memberi dukungan moril /materiil tentang rencana klien
berperan
penting bagi pasien
3/26 Maret 1999
Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat menarik diri. Data Subyektif : Klien melamun Klien dengan Klien mengatakan kakaknya ia yang sering melihat dan ngobrol sudah meninggal mengatakan kakaknya sudah meninggal mengatakan pekerjaannya hanya duduk b/d perilaku
Tupan : Klien dapat mengontrol halusinasinya Tupen : a. Klien dapat membina saling hubungan percaya. a.1. Sesudah 1 kali pertemuan, klien dapat berinteraksi dan terbina hubungan saling percaya a.1. Bina hubungan saling Dengan terbinanya hubungan saling percaya dan berfokus pada hal-hal yang disukai klien, diharapkan klien merasa bahwa peawat klien memperhatikan, terbuka dan mau sehingga
percaya : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal, Perkenalkan diri klien dengan menyebut nama nama secara jelas. Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan. Buat kontrak dan tepati janji
memudahkan intervensi
tapi hidup lagi Data Obyektif: Klien menyendiri di pojok ruangan Klien terlihat memandang ke kejauhan a.2. Klien mau berkomunikasi
Selalu interaksi
kontak
mata
selama
Tunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien Terima klien apa adanya. Mulai interaksi dengan hal yang disukai klien a.2.Kontrol penampilan perawat Selalu siap bila dibutuhkan klien Jawab pertanyaan klien secara jujur Perhatikan perilaku yang sesuai oleh semua tim kep. seperti;sama-sama menggunakan komunikasi trapeutik dlm mendenkati klien. Hindari pola komunikasi yang memaksa, bersikap rahasia di dekat klien, sikap tidak menghargai klien. b. Klien dapat mengenal yang perilaku b.1.Klien akan mengekspresikan perasaannya setelah pertemuan 2 kali. b.1.1.Dorong klien untuk Dengan mengungkapkan masalahnya identifikasi jika tidak Sikap perawat yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa tidak berharga pda klien dan merusak hubungan saling percaya.
dengan perawa.
perasaan menyebabkan sosial.
mengungkapkan perasaannya b.1.2.Gunakan tehnik komunikasi terapeutik b.1.3.Bersama-sama mengidentifikasi kerugian klien jika
perasaannya berarti klien dapat mengungkapkan untuk meng sehingga klien mau/termotivasi kerugiannya
menarik diri dari lingkungan
klien tidak berhubungan dengan orang lain. b.1.4Beri atas reinforcement kemampuan positif klien
berhubungan dengan orang lain, dan akan meningkatkan harga diri klien.
mengungkapkan perasaannya
b.2.Klien dengan
akan atas
menyatakan hubungan
b.2.1.Dorong
klien
meng-
Perasaan hubungan
puas /interaksi
terhadap dengan
kepuasannya pertemuan. c. diri Klien menunjukkan
ungkapkan perasaanya terhadap hubungan dengan perawat.
perawat sesudah 2 kali
perawat memotivasi klien untuk melanjutkan tahap interaksi
c.1.Setelah 5 kali pertemuan klien dapat ruangan berhubungan dengan perawat dan klien lain yang ada di
c.1.1.Secara
bertahap
libatkan
Dengan mengikutsertakan satu atau dua perawat, klien klien komunikasi untuk yang memungkinkan Memudahkan memahami disampaikan. Menghindari kejenuhan klien
penurunan perilaku menarik
klien dalam kelompok, misalnya menghadirkan 1 - 2 orang dengan klien lain dalam berkomunikasi. c.1.2.Usahakan pesan verbal dan non verbal secara singkat, jelas dan konsisten selama komunikasi c.1.3.Lakukan interaksi sering c.1.4.Beri reinforcement tehnik positif bermain klien percakapan singkat dan dan secara
berkomunikasi secara bertahap.
Meningkatkan harga diri klien. Bermain salah peran satu merupakan atau
atas apa yang telah dicapai klien c.2.1.Gunakan peran untuk membantu curahan
mengenal perasaan, pikiran, serta
ekspresi perasaan seseorang
respon
yang
dialami
dalam
menghadapi situasi berhubungan dengan orang lain c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan klien dapat mengembangkan hubungan melalui; Keikutsertaan dalam aktifitas di ruangan Keikutsertaan kelompok terapi Inisiatip berinteraksi dengan orang lain dalam c.2.2.Motivasi membersihkan menyapu, c.2.3.Beri penjelasan klien untuk ruangan, mengepel, tentang Meningkatkan harga diri klien melalui pemenuhan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain dan menurunkan kemungkinan menarik diri Memberikan untuk pujian berguna pasien memotivasi
mengikuti aktivitas di ruangan;
membersihkan kamar mandi tindakan dan beri reinforcement positip atas keikutsertaan klien dalam kelompok c.2.4.Beri keikutsertaan penjelasan klien dari dalam
mengulang tindakan yang positif Therapi kelompok memotivasi pasien berhubungan dengan orang lain
kelompok dan diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang c.2.5.Anjurkan klien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari Pengetahuan keluarga tentang perilaku menarik diri merupakan d. Keluarga dapat berpartisipasi diri dalam perawatan klien d.1. Keluarga hal-hal dapat yang menyeharus d.1.1.Diskusikan dengan anggota keluarga penyebab menarik diri d.2.Menjenguk klien minmal satu d.2.1.Anjurkan keluarga tentang perilaku perilaku, dan cara Dukungan keluarga merupakan reinforcement bagi pasien bekal untuk berpartisipasi dalam perawatan klien berhubungan dengan orang lain. Menggali perasaan klien setelah berhubungan dengan orang lain
butkan
dilakukan selama klien di rawat di rumah sakit
keluarga menghadapi klien yang
kali seminggu
menjenguk
dan
memberikan
dukungan pada pasien
2/26 Maret 1999
Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik Subyektif : Klien Klien mengatakan mengatakan suka malas
Tupan : Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya Tupen : a. Klien dapat memperluas kesadaran setelah pertemuan tiga dirinya kali a.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal : Saat sedih atau gembira Membalas perawat Menyebutkan interaksi Dapat mengungkapkan perasaannya sapaan tujuan a.1.1.Beri kesempatan klien klien Dengan berkurang mengungkapkan mengungkapkan perasaannya : Bimbing mengungkapkan perasaannya Gunakan terbuka Dengarkan ungkapan klien dengan aktif a.1.2.Beri b. Klien mengidentifikasi kemampuan minggu yang dimiliki dalam waktu dua dapat b.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang masih dimiliki Kemampuan interpersonal Kemampuan melaksanakan ADL dalam b.1.2.Motivasi mengungkapkan klien pikiran, Membuka wawasan klien tentang pemecahan masalah hubungan respon yang tidak Respon merusak menyalahkan diri klien menghakimi hubungan dapat saling pertanyaan perasaannya beban klien akan
melamun bergaul dengan pasien atau petugas Obyektif : Saat wawancara kontak mata kurang Respon terhadap sapaan perawat lambat Tidak berinteraksi dengan perawat dan klien lain Beranjak dari tempatnya hanya waktu makan
menghakimi : Tidak pendapat klien Menerima pendapat klien
percaya dan menurunkan harga
b.1.1. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal yang berlebihan dalam interaksi
Lingkungan
yang
tenang
mampu membantu klien dalam memfokuskan pikiran
perasaan, dan prilaku klien yang
d.
Klien melaksanakan yang telah dibuat
dapat rencana
d.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan
d.1.1.Beri kesempatan klien untuk sukses : Beri Beri waktu waktu untuk untuk berinteraksi beraktivitas d.1.2.Bimbing klien untuk mencari bantuan, informasikan bahwa perawat siap membantu klien d.1.3.Kuatkan keterampilan dan aspek positif yang dicapai, beri reinforcement
Kesempatan
untuk
sukses
dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetapkan keterampilan dimilikinya yang sudah
Bimbingan
yang
tepat
dan
sesuai dapat membantu klien meningkatkan harga diri Untuk memotivasi dan
mempertahankan aspek positif
e.
Klien dukungan dalam harga dirinya
mendapat keluarga meningkatkan
e.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya
e.1.1.Anjurkan dapat
keluarga klien
untuk untuk
Keluarga
mempunyai
arti
memotivasi
penting bagi klien
melakukan aktivitas e.1.2.Anjurkan agar keluarga Mendukung klien dalam
dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan
melakukan aktivitas
Lampiran 3.
CATATAN KEPERAWATAN
NO
TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI RESPON KLIEN (S DAN O) MODIFIKASIKlarifikasi keluarga dengan tentang
TANDA TANGA N
1
26 Maret 1999
Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah kronik
a.1.1.
Memberi
kesempatan
klien
untuk
S
:
Klien
mengatakan
suka
mengungkapkan perasaannya Coba Pak Ong ceritakan, mengapa Pak Ong melamun saja?
melamun karena kakaknya sukses O : Menunduk S:-
kebenaran data
a.1.2. Memberikan respon yang tidak menghakimi Saya tahu Pak Ong belum mau ikut membantu teman mengambil makanan. Tidak apa-apa!
O : Memandang ke halaman
Pertahankan
S a.1.3. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang Bagaimana kalau kita duduk disana, suasananya enak 2. 26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat b/d perilaku menarik diri kan?! a.1.1. Membina hubungan saling percaya Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan nama saya?! Kita kan janji mau ngobrol, masih ingat dengan janji kita?!
: Klien mengatakan senang Pertahankan
duduk di tempat yang ditunjuk O : Klien mau duduk di tempat yang disarankan S : Klien mengatakan ingat nama perawat dilakukan O : Klien menyebut nama perawat S : Klien mengatakan kakaknya dan kontrak yang
Pertahankan
b.1.1.
Mendorong
klien
untuk
mengungkapkan
hidup lagi O : Klien menunjuk ke halaman dan
Kaji kembali adanya data menunjang
perasaannya
Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?. Saya lihat Pak Ong sedang melihat sesuatu?.Saya sendiri tidak melihatnya. Coba Pak Ong ceritakan!
tersenyum
halusinasi dan berikan intervensi tidak halusinasi therapeutik dengan mendukung yang
dirasakan klien secara
S : Klien mengatakan senang bisa c.2.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan berhubungan ngobrol dengan perawat O : Klien tersenyum dan menjabat tangan perawat perasaannya terhadap keuntungan
Pertahankan
dengan perawat Gimana rasanya setelah Pak Ong ngobrol dengan saya dan teman-teman saya?!