aplikasi klinis

Upload: aafloly

Post on 17-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

APLIKASI KLINIS

1.

TULI KONDUKTIF Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) merupakan jenis ketulian yang disebabkan oleh gangguan mekanik pada telinga luar dan telinga tengah. Gejala klinis yang muncul adalah pasien tidak dapat mendengar suara dengan frekuensi rendah. Paisen tidak dapat mendengar huruf U dari kata susu sehingga pasien hanya mendengar ss. Biasanya gangguan ini bersifat reversibel sehingga dapat sembuh seperti normal kembali. Etiologi tuli konduktif dapat berupa kelainan kongenital maupun kelainan yang didapat. Tuli konduktif yang berasal dari kongenital dapat disebabkan oleh kelainan Atresia liang telinga, hipoplasia telinga tengah, kelainan posisi tulang-tulang pendengaran dan otosklerosis. Tuli konduktif yang didapat disebabkan oleh kelainan pada tiga kartilago kecil pada telinga yaitu maleus, incus dan stapes, dimana ketiga kartilago tersebut gagal menghantarkan gelombang suara ke koklea. Penyebab lain adalah membran timpani yang tidak bergetar pada saat ada gelombang suara. Membran timpani yang tidak bergetar menyebabkan gelombang suara tidak dapat dihantarkan ke saluran selanjutnya sehingga tidak ada respon suara. Penumpukkan dan kelainan pada cairan dalam telinga juga dapat menyebabkan CHL. Etiologi tuli konduktif juga dapat dibedakan berdasarkan anatomi telinga yaitu pada telinga luar dan telinga dalam. Berbagai kelainan dan penyakit yang mengenai telinga luar maupun telinga dalam dapat menyebabkan tuli konduktif. Kelainan pada telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah astresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang telinga. Kelainan pada telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif adalah sumbatan tuba eustachius dan dislokasi tulang pendengaran (Merchant, et al, 2008). Gejala yang muncul pada tuli konduktif antara lain rasa penuh pada telinga, pembengkakan pada telinga bagian tengah dan luar, rasa gatal, dan tinnitus. Penatalaksanaan pada pasien dengan tuli konduktif adalah dengan terapi kausa berdasarnya penyebabnya dan terapi simtomatik sesuai keluhan. Apabila tuli konduktif disebabkan menumpuknya cairan atau serumen telinga maka pengobatannya dengan membersihkan liang telinga secara teratur dengan diberikan larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga atau salep anti jamur. Pemeriksaan berkala dengan tes suara bisikan dan tes garputala juga dilakukan untuk memonitor perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi ((Merchant, et al, 2008).

2.

HIPEROPIA Hiperopia atau hipermetropia adalah keadaan mata pada saat tidak berakomodasi yang memfokuskan bayangan di belakang retina. Hiperopia dapat disebabkan karena berkurangnya panjang sumbu (hiperopia aksial), seperti pada kelainan kongenital tertentu, atau menurunnya indeks refraksi (hiperopia refraktif) seperti pada afakia. Apabila hiperopia tidak terlalu berat maka pada orang yang berusia muda dapat memperoleh bayangan obyek jauh yang tajam dengan melakukan akomodasi, seperti yang dilakukan mata normal sewaktu membaca. Pada penderita dengan usia muda juga dapat membentuk bayangan tajam dari objek dekat dengan melakukan akomodasi lebih banyak atau jauh lebih banyak daripada orang tanpa hiperopia. Usaha ini dapat menyebabkan kelelahan mata yang lebih parah pada pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketelitian penglihatan. Hiperopia tiga dioptri mungkin dapat ditoleransi oleh seorang remaja, tetapi pada usia yang lebih lanjut mungkin memerlukan kacamata walaupun hiperopianya tidak meningkat. Apabila hiperopianya terlalu tinggi, mata mungkin tidak mampu mengoreksi bayangan dengan akomodasi. Hiperopia yang tidak dapat dikoreksi oleh akomodasi disebut hiperopia manifes. Hal ini merupakan salah satu penyebab ambliopia deprivasi pada anak-anak dan dapat bilateral. Hiperopia juga dapat menjadi penyebab esotropia (crossed eyes) dam ambliopia monokular (Eva, et al, 2009).

Referensi Eva, Paul Riordan. John P. Whitcher. 2009. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC. Hal.394. Merchant, Saumil N. John J. Rosowski. 2008. Conductive Hearing Loss Caused by ThirdWindow Lesions of the Inner Ear. Otol Neurotol, vol. 29(3): 282289. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2577191/ pada Selasa, 27 Maret 2012. 16.00