arga indera w-fkik
DESCRIPTION
jurnal tekianan darahTRANSCRIPT
-
GAMBARAN TEKANAN DARAH BERDASARKAN FAKTOR
PEMBERAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG
SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Meraih Sarjana S-1 Keperawatan (S.Kep.)
Oleh :
ARGA INDERA WAHYUDI
108104000046
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/2014 M
-
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tuhan mengirimkan bintang yang senantiasa menyinari tatasurya yang indah
Tuhan mengirimkan matahari yang senantiasa menyinari bumiyang selalu kita pijak
Tuhan mengirimkan bulan yang senantiasa menyinari kegelapandi setiap malam
Tuhanpun mengirimkan malaikat-malaikat tak bersayap yangsenantiasa menyinari jalan kehidupan
Untuk malaikat-malaikat tak bersayap yang telah menyinarikehidupanku ini
Engkau bukanlah sosok yang selalu berdiri didepanku
Engkau juga bukan sosok yang selalu berdiri di belakangkuNamun engkau adalah sosok yang senantiasa berdiri disampingkuuntuk selalu ada disaat aku membutuhkan arahan, dorongan dan
kasih sayang
Terima kasih atas semua kasih sayang yang tak pernah hentiengkau curahkan kepadaku selama ini
Ayah, ibu, adik dan engkau yang selalu ada dalam setiaphembusan nafas dan doaku terimalah kado kecil ini
Hanya ini yang bisa aku persembahkan untuk kalian, wahaimalaikat-malaikat tak bersayap yang telah Tuhan kirimkan
untuk menjagaku selama di dunia yang fana ini
With love
InFaNa
-
PERI\TYATAAI\T PERSETUJUAI\I
Sidang Skripsi demgan Judul
GAMBARAN TEKANAN DARAII BERDASARKAI\I FAKTOR PEMBERATIIIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI WILAYAII
KERJA PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAI\I
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSUN OLEH:ARGA INDERA WAITYUDI
108104000046
Pembimbing IIPembimbing I
4"")\\
Ns. Uswatun Khasanah. S.ken. MNSNIP: 1 9770401200912203
-Sry{tIlliq Damiati. S.Ko. MSN
NIP: 1 9790 1142005012007
PROGRAM STT]I}I ILMU KEPERAWATAITFAKI]LTAS KEDOKTERAN DAT\I ILMU KESEHATAI\
T]IN SYARIT' HII}AVATT]LLAHJAKARTA
2013
-
-LEMBAR PENGESAHANSkripsi dengan judul
GAMBARAN TEKANAN I}ARAH BURI'ASARKAII FAKTOR PEMBERATHIPORTENSI PADA PASIEN IIIPERTENSI Pf,ROKOK DI WILAYAH KNR.IA
PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAI\I
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :
Kamis,28 Februari 2013
Arsa Indera WahvudiflIM: 108104fi10045
Pembimbing I Pembimbing II
-Gil^tI_r_N
Nia Damiati" SJfu. MSNNIP: 197901 142005012007
Ns. Uswatun Khe$anflh. S.Ken.. MNSNIP. I 97704012009122003
Ita Yuanita. S.Kp.. M.Kep.NIP: I 9700 12220080120A 5
Penguji II
ge$Nia D,amiafi. S.Ko, MSN
NIP: 1 9790 I 1420050120CI7i
Penguji III
Ns. Uswatun Khasrnah. S.Ken.. MITSNIP. r 977040 12009 t22003
-
r:l
. LEMBAR PENGESAIIATI
-,."a STDANG UJIAN SKRTPSTPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT
*AK['LTAS Kf,DOIffERAN DAITI '"IWU
KESENATANT]NIVERSTTAS ISLAM I\TEGERI SYARIF IIIDAYATI,LLAII JAKAR'TA
Jakarte, Maret20l4
. Mengetahui,
Ketus Pnogram Studi Ilmu Keperawatur
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaxta
Del
-
RIWAYAT HIDUP
Nama : ARGA INDERA WAHYUDI
Jenis Kelamin : laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 5 November 1989
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : RT/RW 02/02 Desa Sukorejo, Kec. Pohjentrek, Kab.
Pasuruan, Jawa Timur 67171
Anak ke : Pertama dari dua bersaudara
Telepon : 085755106679
E-Mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1994-1996 : TK Dharma Rini VI Pasuruan
1996-2002 : SD Negeri Randusari 1 Pasuruan
2002-2005 : SMP Negeri 2 Pasuruan
2005-2008 : SMA Darul Ulum 2 Jombang
2008-2013 : S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2005-2006 : Paskibraka Kec. Peterongan, Kab. Jombang, Jawa
Timur
-
2005-2007 : Pengurus HIMSAPODA Asrama Pondok Tinggi PP
Darul Ulum Jombang
2006-2007 : Ketua Departemen Pengembangan Lomba UKIR
SMA Darul Ulum 2 Jombang
2006-2007 : Bendahara IKAPPDAR Komisariat Pasuruan-
Malang-Probolinggo PP Darul Ulum Jombang
2008-2012 : Pengurus BEM FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011-2012 : Pengurus CSS MoRA Nasional
2013-2014 : Pengurus PC PMII Ciputat
-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
l. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk mernenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas Kedokterandan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri ruf$ Syarif HidayatullahJakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakaq dalam penulisan ini tetrah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
.-. dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Of$ Syarif H dayatullahJakarta.
3.' Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli sayaalau merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia rnenerirnasanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret2014
Arga Indera Wahyudi
n:
'=1
l
'l
{1
1
.1
:.j
-
iFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTASkripsi, Februari 2013Arga Indera Wahyudi, NIM : 108104000046
Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensipada Pasien Hipertensi Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatKota Tangerang Selatanxiii+ 77 halaman, 17 tabel, 2 gambar, 4 lampiran
ABSTRAKRiskesdas 2007 menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi di Indonesiayaitu 31,7% dimana 7,2% mengetahui tentang penyakitnya dan 0,4% yangminum obat antihipertensi. Banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi,salah satunya merokok. Tingkat konsumsi rokok di Indonesia juga tinggi.Survei nasional 2004 menyebutkan 63,2% laki-laki adalah perokok. Untukmencegah terjadinya keparahan dan penderita hipertensi yang lain makaperlu diketahui gambaran tekanan darah berdasarkan faktor resiko hipertensi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkanfaktor resiko hipertensi. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desainpenelitian deskriptif. Jumlah sampelnya 106 orang, yaitu pasien hipertensiperokok yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Pengambilansampel dengan accidental sampling dimana pengumpulan data dilakukandengan pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah.Hasil penelitian ini seluruh responden berjenis kelamin laki-laki dengantekanan darah rata-rata 134,91/89,81mmHg dan mayoritas responden berusia41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23%). Rata-rata tekanan darah respondenyang merokok >20 batang perhari : 146,5/100,5 mmHg. Rata-rata tekanandarah responden yang merokok >10 tahun : 139,83/93,17 mmHg. Rata-ratatekanan darah responden yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak dantinggi garam : 146/99,5 mmHg dan 146/98 mmHg. Rata-rata tekanan darahresponden yang jarang/tidak pernah olahraga : 136,76/90,29 mmHg. Sertarata-rata tekanan darah responden yang tidak patuh dalam pengobatan :140/93,44 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak penderitahipertensi yang merokok dan memiliki kebiasaan hidup yang tidak baik.
Kata Kunci : Hipertensi, Rokok, Riwayat Keluarga, Konsumsi LemakTinggi, Konsumsi Garam Tinggi, olahraga, kepatuhanpengobatan.
Daftar Bacaan : 56 (1991-2012)
-
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCENURSING SCIENCE STUDYSTATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTAPaper, February 2013Arga Indera Wahyudi, NIM : 108104000046
A Description about Blood Tension Based on Hypertension SeriousFactors in Smooking Hypertensionpatients at Working Area of CiputatHealth Center South Tangerang Cityxiii+ 77 pages, 17 table, 2 picture, 4 attachment
ABSTRACTPrevalence of hypertension in Indonesia, based on Riskesdas 2007, ishigh(31,7%). But, just 7,2% people know about their disease and just 0,4%were taking antihypertensive medication. The risk factors of hypertension isso many kind, smoking is one of them. Level of cigarette consumption inIndonesia is high. National survey in 2004 found that 63,4% of men weresmokers. To prevent the occurence and severity of hypertension, we need toknow an overview of risk factors of hypertensionThe aim of the study is to describe blood pressure based on the risk factors ofhypertension. This descriptive research had 106 samples, which is smokershypertension patients in Working Area of Puskesmas Ciputat,SouthTangerang. Accidental sampling is used. Data collected by filling out thequestionnaire and blood pressure measurements.The result of the study is the blood pressure of smokers that have level ofcigarettes >20 per day is 146,5/100,5 mmHg. The blood pressure of >10years smokers 139,83/93,17 mmHg. The blood pressure of respondents thathave high level of fatty consumption is 146/99,5 mmHg, while saltyconsumption is 146/98 mmHg. The respondents with low level activity have136,76/90,29 mmHg. The respondents who do not take medication have140/93,44 mmHg. The conclusion is so many smoker hypertension patientswho have bad life style that can make their disease worse.
Keyword : Hypertension, Smoking, Genetics, High Fat Consumption,High Salt consumption, Exercise, Medication Adherence.
References : 56 (1991-2012)
-
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT,
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat beserta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Atas kekuasaan dan izin Allah SWT Skripsi dengan judul Gambaran
Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensi pada Pasien Hipertensi
Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan telah
selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan.
Namun, dengan bantuan berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan kecuali
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin Sp. And. Selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM. Selaku Kepala Program Studi
dan Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep., M.Sc. selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS. Selaku Dosen Pembimbing
pertama dan Ibu Nia Damiati, S.Kp., MSN. Selaku Dosen Pembimbing kedua
yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi ini.
-
iv
4. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan saran dan masukan selama penulis
melakukan study di Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Kepala UPT Puskesmas Ciputat beserta staff yang telah memberikan
waktu dan tempat untuk pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.
6. Bpk/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang
sangat berguna untuk perbekalan penulis nanti.
7. Ayah (Wahyudi), ibu (Lilik Surti P.) dan Adikku tersayang (Ainun Anugerah
W.) yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah, serta memberi nasehat dan
masukan yang sangat membantu.
8. Abi (Khariri Machmud), Umi (Nanik Nimatus S.) dan Mayli serta Fika yang
telah bersedia menjadi keluarga kedua penulis selama beberapa tahun
perantauan di ibu kota ini.
9. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang
Jawa Timur, atas segala doa dan petuah yang mengantar dan mengingatkan
penulis dalam perantauan ini.
10. Pihak Kementerian Agama RI seta pengelola PBSB yang telah memberi
kepercayaan kepada penulis untuk mendapatkan beasiswa dalam Program
Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga penulis bisa menempuh studi disini.
11. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRA
Nasional maupun CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberi
semangat, inspirasi, nasehat, canda, tawa, dan ilmu yang tak henti-hentinya.
-
v12. Sahabat-Sahabatiku dalam wadah kebersamaan PMII, yang memberi siraman
rohani dan mengingatkan akan indahnya syukur kepada-Nya.
13. Teman-teman matrikulasi 2008 pada umumnya, dan teman-teman
keperawatan angkatan 2008 khususnya, atas segala diskusi dan beda pendapat
yang selalu mewarnai.
14. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Kehadiran kalian, sekecil apapun, adalah bagian
yang tidak terpisahkan, yang dapat membentuk kepribadian penulis yang
sedemikian rupa ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya
dengan harapan semoga amal baik yang telah dicurahkan guna membantu
penyusunan skripsi ini mendapat balasan. Amiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jakarta, Maret 2014
Arga Indera Wahyudi
-
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1. Tujuan Umum ............................................................................... 52. Tujuan Khusus ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Tekanan Darah .................................................................................... 81. Pengertian Tekanan Darah ........................................................... 82. Mekanisme Kerja Jantung ............................................................ 10
-
vii
3. Pengaturan Tekanan Darah .......................................................... 114. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .................... 12
B. Hipertensi ............................................................................................. 131. Pengertian Hipertensi ................................................................... 132. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi ............................................... 143. Etiologi Hipertensi ...................................................................... 174. Patogenesis ................................................................................... 185. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Dirubah .................. 206. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dirubah ............................ 217. Penatalaksanaan Hipertensi .......................................................... 268. Pengukuran Tekanan Darah ......................................................... 29
C. Kerangka Teori ................................................................................... 32
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 33
A. Kerangka Konsep ................................................................................ 33B. Definisi Operasional ........................................................................... 34
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 37
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 37B. Variabel Penelitian ............................................................................. 37C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................. 37
1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 372. Waktu Penelitian .......................................................................... 38
D. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 381. Populasi ........................................................................................ 382. Sampel .......................................................................................... 383. Cara Pemilihan Sampel ................................................................ 40
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 40F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42G. Teknik Analisa Data ............................................................................ 42
1. Analisis Univariat ......................................................................... 42H. Pengolahan Data ................................................................................. 42
1. Editing .......................................................................................... 432. Coding .......................................................................................... 433. Entri data ...................................................................................... 434. Clening Data ................................................................................. 43
I. Etika Penelitian ................................................................................... 431. Lembar Persetujuan ...................................................................... 432. Tanpa Nama ................................................................................. 443. Kerahasiaan .................................................................................. 44
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 45
A. Gambaran Tempat Penelitian .............................................................. 451. Gambaran Umum ......................................................................... 452. Program Puskesmas ..................................................................... 46
-
viii
B. Karakteristik Responden ..................................................................... 471. Umur Responden .......................................................................... 472. Riwayat Keturunan Hipertensi dalam Keluarga .......................... 483. Frekuensi Merokok ...................................................................... 494. Lama Merokok ............................................................................. 495. Kebiasaan Konsumsi Makanan dengan Kadar Lemak Tinggi ..... 506. Kebiasaan Konsumsi Makanan dengan Kadar Garam Tinggi ..... 517. Aktifitas Olah Raga ..................................................................... 518. Kepatuhan Pengobatan ................................................................. 52
C. Analisis Univariat ................................................................................ 531. Tekanan Darah ............................................................................. 532. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok ...... 533. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok.............. 544. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Lemak ............................................................... 565. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Garam ................................................................. 576. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olah Raga ...... 587. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan...59
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 60
A. Karakteristik Responden ...................................................................... 601. Umur Responden .......................................................................... 602. Jenis Kelamin responden ............................................................. 613. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Riwayat Keturunan
Hipertensi dalam Keluarga ........................................................... 62B. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensi.. 63
1. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok ...... 632. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok ............. 653. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Lemak ................................................................ 664. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Garam ................................................................ 685. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olah Raga ...... 706. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan pengobatan...71
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 74
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 75
A. Simpulan ............................................................................................. 75B. Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ........................................ 15
Tabel 2. Definisi Operasional ................................................................................ 34
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .............................. 48
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Keturunan
Hipertensi dalam Keluarga ...................................................................... 48
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Merokok ......... 49
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Merokok ................ 49
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan dengan Kadar Lemak Tinggi ................................................... 50
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan dengan Kadar Garam Tinggi .................................................... 51
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Olahraga ......................... 52
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan... 52
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden .................................. 53
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok.. 54
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok ....... 55
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Lemak ........................................................................ 56
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Tinggi Garam ........................................................................... 57
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olahraga ... 58
-
xTabel 17. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan
Pengobatan .............................................................................................. 59
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 32
Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................. 33
-
xii
DAFTAR SINGKATAN
C.O = Cardiac Output
Ditjen = Direktorat Jenderal
HDL = High Density Lipoprotein
JNC = The Joint National Committee on Prevention, Detection
and Treathment of High Blood Pressure
KTP = Kartu Tanda Penduduk
LDL = Low Density Lipoprotein
mEq = mili Equivalen
mg/dL = mili gram per desi liter
ml = mili liter
mm = mili meter
mmHg = milimeter hydrargyrum
Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
SFA = Saturated Fatty Acid
SV = stroke volume
TD = Tekanan Darah
WHO = World Health Organization
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara Ukur Tekanan Darah
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuisioner
Lampiran 4. Surat Penelitian
-
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif)
seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak
terjadi di masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut digolongkan kedalam penyakit
tidak menular yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi, perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan
ekonomi bangsa (Bustan, 2000).
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini
dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah beban ganda penyakit, yaitu
disatu pihak masih adanya penyakit infeksi yang harus ditangani dan dilain pihak
semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian penyakit
tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun
2007 (Depkes RI., 2010).
Hipertensi sendiri merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan
angka kesakitan yang tinggi. Hipertensi akan memberi gejala yang berlanjut untuk
suatu target organ seperti otak (stroke), pembuluh darah jantung (penyakit jantung
koroner), otot jantung (left ventricle hypertrophy) (Bustan, 2000). Hipertensi
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk dalam
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2006).
-
2Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi.
Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak
menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi
ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau
datang dengan keluhan lain (Depkes RI, 2010).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar
kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil
pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah
mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
sphygmomanometer. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140
mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia
diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan
sistoliknya 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99 mmHg.
Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih
160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangkan hipertensi stadium
-
3III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya
lebih dari 116 mmHg (Sustrani, 2006).
Faktor risiko hipertensi antara lain adalah : faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi
bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria
memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih.
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat
menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran
berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam
meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum
diketahui secara pasti (Sitepoe, 1997).
Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa dari
10 pasien hipertensi, 7 diantaranya aktif merokok walaupun responden juga
mengetahui bahwa merokok dapat menganggu kesehatan dan meningkatkan
tekanan darah. Sedangkan 3 orang lainnya tidak merokok. Berdasarkan study
pendahuluan tersebut ditemukan fenomena bahwa walaupun responden telah
mengehaui bahwa dirinya terkena hipertensi namun responden tetap melakukan
kebiasaan yang dapat memperberat hipertensi responden, seperti merokok.
-
4Beberapa cara untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
antara lain dengan cara menurunkan berat badan berlebih (obesitas), pembatasan
asupan garam, melakukan olah raga teratur, berhenti merokok dan minum obat
secara teratur (Depkes, 2008). Sitepoe (1997) berpendapat bahwa beberapa zat
kimia dalam rokok bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama
dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang
ditimbulkannya. Sedangkan Sitorus (2005) menyatakan merokok sebatang setiap
hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg serta menambah
detak jantung 5-20 kali/menit.
Konsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis (Almatsier 2003). Asupan
garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah
(Sitepoe, 1997). Olahraga menyebabkan perubahan besar dalam sistem sirkulasi
dan pernapasan, dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari
respon homeostatik. Respon tubuh terhadap olahraga yang melibatkan kontraksi
otot dapat berupa peningkatan kecepatan denyut jantung (Amira, 2009). Menurut
Wolff (2006) menjelaskan bahwa diseluruh dunia sekitar 20% dari semua pasien
hipertensi yang di diagnosis untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter
sedangkan menurut Departemen Kesehatan 2006, hanya 50% pasien yang
diresepkan obat antihipertensi tidak minum obat sesuai anjuran tenaga kesehatan.
-
5B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang ditemukan peneliti dalam study pendahuluan
dan berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
gambaran tekanan darah berdasarkan faktor-faktor yang memperberat hipertensi
pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota
Tangerang Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah
berdasarkan faktor-faktor yang memperberat resiko hipertensi pada pasien
hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang
Selatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui karakteristik responden, antara lain berdasarkan usia,
jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi dalam keluarga, frekuensi dan
lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan
garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.
b. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan frekuensi
merokok pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat.
c. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan lama merokok
pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
-
6d. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kebiasaan
konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi pada pasien hipertensi
perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
e. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kebiasaan
konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi pada pasien hipertensi
perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
f. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan aktifitas olahraga
pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
g. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kepatuhan
pengobatan pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas
Ciputat.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk klien dan masyarakat :
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada klien dan masyarakat untuk
merubah gaya hidupnya ke arah yang lebih sehat.
2. Untuk institusi pendidikan :
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menambah wawasan
tentang gambaran tekanan darah berdasarkan faktor-faktor yang memperberat
hipertensi pada pasien hipertensi perokok bagi semua mahasiswa
keperawatan sebagai sumber ilmu dan informasi.
3. Untuk peneliti :
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti
untuk melakukan penelitian.
-
74. Untuk penelitian yang akan datang :
Hasil penelitian dapat dijadikan data dasar dalam pengembangan penelitian
lain dengan ruang lingkup yang sama.
-
8BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di
dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding
pembuluh yang bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama
dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama,
tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel,
volume sekuncup darah masuk arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya
sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk
masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke
dalam arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka, terdorong oleh
recoil elastik. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah
disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-
rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah
mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg.
Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung
berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar
(Sherwood, 2001).
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik (arteri
-
9darah), merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator
yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang
tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung
mendorong darah dengan tekanan tinggi aorta. Puncak dari tekanan
maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel
relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau
minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding
arteri setiap waktu (Poter & Perry, 2005).
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa
(mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku
untuk pengukuran tekanan darah dalam sejarah Fisiologi. Kadang-kadang
tekanan juga dinyatakan dalam sentimeter air (Guyton, 1997). Tetapi, unit
standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm Hg).
Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai
kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum
diastolik (misal : 120/80 mmHg). Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan
dalam suatu pembuluh darah adalah 50 mm Hg, maka berarti bahwa kekuatan
yang dikerahkan adalah cukup untuk mendorong suatu kolom air raksa ke atas
sampai setinggi 50 mm. Bila tekanan adalah 100 mm Hg, maka kolom air
raksa akan didorong setinggi 100 mm. (Guyton, 1997). Perbedaan antara
sistolik dengan diastolik adalah tekanan nadi. Untuk tekanan darah 120/80
mmHg, tekanan nadi adalah 40 (Poter & Perry, 2005)
-
10
2. Mekanisme Kerja Jantung
Dalam melakukan kerjanya jantung mempunyai tiga periode yaitu:
a. Periode Konstriksi (periode sistole)
Periode konstriksi merupakan suatu keadaan dimana jantung bagian
ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalam
keadaan tertutup valvula semilinaris aorta dan valvula semilunaris arteri
pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke
arteri pulmonalis masuk ke paruparu kiri dan kanan, sedangkan darah dari
ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian dialirkan ke seluruh tubuh
(Lawson, 2007).
b. Periode dilatasi (periode diastole)
Periode diastole merupakan suatu keadaan dimana jantung
mengembang. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka sehingga darah
dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium
dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-
paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan
darah dari seluruh tubuh melalui vena cava masuk ke atrium dekstra
(Lawson, 2007).
c. Periode istirahat
Peride istirahat yaitu waktu antara periode konstriksi (sistole) dan
dilatasi (diastole) dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik (Lawson,
2007).
-
11
3. Pengaturan Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara sebagai berikut: (Aditama, 2005)
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding
arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara
yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormone di dalam darah.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat. Sebaliknya jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri
mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka
tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian
terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang
mengatur berbagai fungsi secara otomatis).
-
12
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang
untuk sementara waktu berfungsi untuk: (Aditama, 2005)
a. Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik
tubuh terhadap ancaman dari luar).
b. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga
mempersempit sebagian besar arteiola, tetapi memperlebar arteriola di
daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak).
c. Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh.
d. Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin),
yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Suatu tekanan darah dipengaruhi oleh Cardiac Output (C.O) dan
resistensi perifer (TPR). Bila salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan
darah mengalami kenaikan, maka tekanan darah akan mengalami peningkatan.
Bisa disebabakan oleh C.O yang meningkat dan atau TPR yang meningkat.
a. Cardiac Output merupakan volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
dalam unit waktu. C.O dapat dihitung melalui denyut jantung (Heart Rate)
yang dikalikan dengan stroke volume (SV). Stroke Volume merupakan
jumlah darah yang dipompakan dalam sekali denyut jantung, yaitu sekitar
70 mL (Majid, 2005).
-
13
b. Resistensi perifer total dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu, viskositas
(kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Viskositas
mengarah pada pergeseran antara molekul suatu cairan yang timbul ketika
molekul tersebut bergesekan satu sama lain selama cairan mengalir.
Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran.
Jadi, semakin kental suatu cairan maka semakin tinggi pula tingkat
viskositasnya. Pergesekan darah yang terjadi pada lapisan dalam pembuluh
sewaktu mengalir, menyebabkan semakin besar luas permukaan yang
berkontak dengan darah, sehingga resistensi terhadap aliran pun
meningkat. Luas permukaan dipengaruhi oleh panjang (L) dan jari-jari (r)
pembuluh. Pada kenyataannya, jari-jari arteriol adalah pembuluh resistensi
utama pada pohon vaskuler. Berbeda dengan resistensi arteri yang rendah,
resistensi arteriol yang tinggi menyebabkan penurunan yang bermakna
terhadap tekanan rata-rata ketika darah mengalir melalui pembuluh-
pembuluh ini (Sherwood, 2001).
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price &
Wilson, 2006). Sedangkan menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah
tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg,
diastole di atas 90 mmHg (Mansjoer, 2000). Hipertensi merupakan tekanan
darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
-
14
kesempatan yang berbeda (dilakukan 4 jam sekali). Dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik (Corwin, 2000).
Selain itu menurut The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC VII) hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik >
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah 120-
139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi. Seseorang yang
memiliki tekanan darah pada batas tersebut memiliki risiko dua kali lipat
untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan mereka yang tekanan
darahnya normal.
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Basha, 2008).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2006).
2. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,
yaitu (Mansjoer, 2000) :
-
15
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor
yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom
Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dan lain-lain.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi
Derajat 1
Derajat 2
< 120
120-139
140-159
>160
< 80
80-89
90-99
>100
Sumber : Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa dengan
Usia diatas 18 Tahun Menurut The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure (JNC 7), Tahun 2003.
-
16
Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi
sistolik dan hipertensi diastolik. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah
jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik.
Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung
berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri
pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai
tekanan atas yang nilainya lebih besar. Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi
apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga
memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi
diantara dua denyutan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi prevalensi
hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya
riwayat hipertensi dalam keluarga (Arjatmo, 2001).
Klasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu
primer dan sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis yang penyebab
spesifik tidak diketahui. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan jenis yang
penyebab spesifiknya dapat diketahui. Penderita hipertensi sekunder ada 5%-
10% kasus. Pada hipertensi penyebab dan patofisiologinya sudah diketahui
sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau pembedahan (Arjatmo
& Hendra, 2001). Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah
adanya kelainan dan keadaan dari sistem organ lain seperti ginjal (gagal ginjal
kronik, glomerolus nefritis akut), kelainan endokrin (tumor kelenjar adrenal,
-
17
sindroma cushing) serta bisa diakibatkan oleh penggunaan obat-obatan
(kortikosteroid dan hormonal) (Sustrani, 2006).
Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu
hipertensi Benigna dan hipertensi Maligna. Hipertensi Benigna adalah
keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya
ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan
hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan
yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan
ginjal (Wardoyo, 1996).
3. Etiologi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang
beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya tidak diketahui
(essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari populasi dengan
persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai
hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun
eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi
pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial (Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik
normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90%
-
18
dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan
oleh faktor tunggal, melainkan karena berbagai faktor yang saling
berkaitan. Salah satu faktor yang paling mungkin berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi esensial adalah faktor genetik karena hipertensi
sering turun temurun dalam suatu keluarga. (Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, 2006).
b. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi
sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan
menghentikan obat atau mengobati/mengoreksi penyakit yang menyertai
merupakan tahap awal penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).
4. Patogenesis
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer.
Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor
genetik, stres, obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan
perifer sebenarnya tekanan darah dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium
-
19
kanan, tetapi tidak mempunyai banyak pengaruh. Dalam tubuh terdapat
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang. (Beevers et al, 2002).
Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian
dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek
kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia,
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos.
Dari sistem pengendalian yang bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem
pengendalian yang bereaksi kurang cepat, misalnya perpindahan cairan antara
sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol hormon angiotensin dan
vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem yang poten dan berlangsung dalam
jangka panjang misalnya kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer
dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada
ginjal dan membrane sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang
mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme
natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. (Beevers et al, 2002).
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain
penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini
disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan
atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada
bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu
-
20
rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ
mata yang dapat mengakibatkan kebutaan (Beevers et al, 2002). Gejala
gejala hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit
bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar
(Sustrani, 2006).
5. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Dirubah
Berikut ini adalah beberapa faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dirubah :
a. Faktor Keturunan atau Gen
Kasus hipertensi esensial 70%-80% diturunkan dari orang tuanya.
Apabila riwayat hipertensi di dapat pada kedua orang tua maka dugaan
hipertensi esensial lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya
menderita hipertensi ataupun pada kembar monozygot (sel telur) dan salah
satunya menderita hipertensi maka orang tersebut kemungkinan besar
menderita hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada orang kembar yang
dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga terdapat pada anak-anak
bukan adopsi telah dapat mengungkapkan seberapa besar tekanan darah
dalam keluarga yang merupakan akibat kesamaan dalam gaya hidup.
Berdasarkan penelitian tersebut secara kasar, sekitar separuh tekanan darah
di antara orang-orang tersebut merupakan akibat dari faktor genetika dan
separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal
kanak-kanak (Beevers et al, 2002).
-
21
b. Faktor Jenis Kelamin (Gender)
Wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-laki.
Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan
pembuluh darah. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita
hipertensi dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak disebabkan
oleh pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan.
Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi terkena hipertensi
dibandingkan wanita. Menurut Edward D. Frohlich seorang pria dewasa
akan mempunyai peluang lebih besar yakni satu di antara 5 untuk
mengidap hipertensi (Sustrani, 2006).
c. Faktor Usia
Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia,
kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Pada
umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang yang berusia 40 tahun
namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang berusia
muda. Boedhi Darmoejo dalam tulisannya yang dikumpulkan dari
berbagai penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa
1,8%-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita
hipertensi (Beevers at al, 2002).
6. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dirubah
Faktor-faktor resiko hipertensi dibawah ini dapat menjadi faktor yang
dapat memperberat keadaan hipertensi seseorang apabila pasien hipertensi
tidak dapat mengendalikan gaya hidup sehat. Berikut adalah faktor resiko
-
22
hipertensi yang dapat dirubah atau juga bisa diesebut sebagai faktor yang
dapat memperberat hipertensi :
a. Frekuensi Merokok
Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak
per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1) Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari
10 batang per hari.
2) Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang
per hari.
3) Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20
batang per hari (Bustan, 2000).
b. Lama Merokok
Adanya dampak lama merokok terhadap tekanan darah sangat
beralasan, sebab semakin awal seseorang merokok, makin sulit untuk
berhenti merokok. Rokok juga mempunyai dose-respone effect, dimana
semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena
akan lebih banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada
kurun waktu yang lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga
kelihatan gejala yang ditimbulkannya (Smet, 1994).
Walaupun peningkatan tekanan darah tidak begitu tampak namun
dalam waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga
dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang berbahaya seperti stroke,
infark miokardium, jantung, impotensi, kanker dan lain-lain (Rustan,
2006)
-
23
Sitepoe (1997) berpendapat bahwa beberapa zat kimia dalam rokok
bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama dosis racun akan
mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang ditimbulkannya.
Akumulasi yang berlebihan ini lama-kelamaan dapat mengganggu tekanan
darah si perokok hingga akhirnya dapat terjadi hipertensi.
c. Faktor Konsumsi Lemak
Konsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis. Lemak
yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asam lemak jenuh rantai
panjang (long-saturated fatty acid). Keberadaannya yang berlebih di
dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan dan pembentukan plak di
pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi semakin sempit dan
elastisitasnya berkurang. Kandungan lemak atau minyak yang dapat
mengganggu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah :
kolesterol, trigliserida, low density lipoprotein (LDL) (Almatsier 2003).
Jeroan (usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru) banyak
mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acid/ SFA). Jeroan
mengandung kolesterol 4-15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan daging.
Secara umum, asam lemak jenuh cenderung meningkatkan kolesterol
darah, 25-60% lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan
asam lemak jenuh. Setiap peningkatan 1% energi dari asam lemak jenuh,
diperkirakan akan meningkatkan 2.7 mg/dL kolesterol darah, akan tetapi
hal ini tidak terjadi pada semua orang. Lemak jenuh terutama berasal dari
minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung,
-
24
minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan
berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan
kadar LDL kolesterol (Almatsier 2003).
d. Faktor Konsumsi Garam
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur
hingga 6 gram sehari (sama dengan 2400 mg Natrium). Konsumsi garam
memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. Masyarakat yang
mengkonsumsi garam yang tinggi dalam pola makannya juga adalah
masyarakat dengan tekanan darah yang meningkat seiring bertambahnya
usia. Sebaliknya, masyarakat yang konsumsi garamnya rendah
menunjukkan hanya mengalami peningkatan tekanan darah yang sedikit,
seiring dengan bertambahnya usia (Beevers et al, 2002).
Natrium bersama klorida yang terdapat dalam garam dapur dalam
jumlah normal dapat membantu tubuh mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh untuk mengatur tekanan darah. Namun natrium dalam jumlah
yang berlebih dapat menahan air (retensi), sehingga meningkatkan volume
darah. Akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya
dan tekanan darah menjadi naik (Sustrani, 2006).
e. Aktivitas Fisik (Olahraga)
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah.
Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan
memudahkan timbulnya hipertensi (Arjatmo & Hendra, 2001). Meskipun
-
25
tekanan darah meningkat secara tajam ketika sedang berolahraga, namun
jika berolahraga secara teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan
darah lebih rendah dari pada mereka yang melakukan olah raga. Olahraga
yang teratur dalam jumlah sedang lebih baik dari pada olahraga berat
tetapi hanya sekali (Beevers et al, 2002).
f. Stres Pekerjaan
Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress
berhubungan dengan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi karena
tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras dan sering kerja
lembur) dan jenis pekerjaan yang harus memberikan penilaian atas
penampilan kerja bawahannya atau pekerjaan yang menuntut tanggung
jawab bagi manusia. Stres pada pekerjaan cenderung menyebabkan
hipertensi berat. Sumber stres dalam pekerjaan (Stressor) meliputi beban
kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, peran dalam pekerjaan yang
tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas, masalah dalam hubungan
dengan orang lain, tuntutan kerja dan tuntutan keluarga (Smet, 1994).
Beban kerja meliputi pembatasan jam kerja dan meminimalkan kerja
shift malam. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya.
Sisanya (16-18 jam setiap harinya) digunakan untuk keluarga dan
masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Dalam satu minggu seseorang
bekerja dengan baik selama 40-50 jam, lebih dari itu terlihat
kecenderungan yang negatif seperti kelelahan kerja, penyakit dan
kecelakaan kerja (Suma mur dalam Rezky, 2011) Stres dapat
meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi
-
26
kemungkinan bukan penyebab meningkatnya tekanan darah dalam waktu
yang panjang. Dalam suatu penelitian, stres yang muncul akibat
mengerjakan perhitungan aritmatika dalam suatu lingkungan yang bising,
atau bahkan ketika sedang menyortir benda berdasarkan perbedaan ukuran,
menyebabkan lonjakan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba
(Beevers et al, 2002).
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan farmakologi dan non
farmakologi.
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan tekanan darah
tinggi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Beberapa jenis obat
antihipertensi yang beredar saat ini, antara lain:
1) Diuretik
Diuretik adalah obat antihipertensi yang efeknya membantu
ginjal meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air (Setiawati
dalam Rezky, 2011). Meningkatkan ekskresi pada ginjal akan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah (Sheps, 2002).
2) Penghambat Adrenergik
Menurut Sheps (2002), penghambat adrenergik merupakan
sekelompok obat yang terdiri dari alfa-bloker, beta-bloker, dan alfa-
-
27
beta-bloker (abetol). Penghambat adrenergik berguna untuk
menghambat pelepasan rennin, angiotensin juga tidak akan aktif.
Angiotensin I tidak akan dibentuk dan angiotensin II juga tidak akan
berubah. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan TD (Setiawati dalam Rezky, 2011).
3) Vasodilator
Vasodilator adalah obat-obat antihipertensi yang efeknya
memperlebar pembuluh darah dan dapat menurunkan tekanan darah
secara langsung (Setiawati dalam Rezky, 2011). Obat vasodilator
mempengaruhi pembuluh darah untuk melebar dengan merelaksasikan
otot-otot polos arteriol (Setiawati dalam Rezky, 2011).
4) Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Penghambat enzim konversi angiotensin mengurangi
pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya ekskresi
natrium dan air, serta retensi kalsium. Akibatnya terjadi penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi (Setiawati dalam Rezky,
2011).
5) Antagonis Kalsium
Menurut Sheps (2002), cara kerja antagonis kalsium hamper
sama dengan vasodilator. Antagonis kalsium adalah obat
antihipertensi yang memperlebar pembuluh darah.
-
28
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Penatalksanaan non farmakologis merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Beberapa contoh
penatalaksanaan non farmakologis antara lain:
7.2.1. Berhenti Merokok
Rokok dapat mempengaruhi kerja beberapa obat antihipertensi.
Obat bisa tidak bekerja dengan optimal atau tidak memberi efek sama
sekali. Dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat
(Sheps, 2002).
7.2.2. Tidak Mengkonsumsi Alkohol
Alkohol dalam darah merangsang pelepasan epineprin
(adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah
menyempit dan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Minum
minuma beralkohol yang berlebihan juga menyebabkan kekurangan
gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium (Sheps, 2002).
7.2.3. Diet
Penurunan diet natrium dari 180 mmol (10,5 gr) per hari
menjadi 80-100 mmol (4.7 - 5.8 gr) per hari dapat menurunkan
tekanan darah sistolik 4-6 mmHg (Joewono, 2003). Untuk
mengendalikan hipertensi, kita harus membatasi asupan natrium
dalam makanan. Selain membatasi natrium, mengurangi makanan
berlemak, makan lebih banyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan
produk susu rendah lemak akan meningkatkan kesehatan kita secara
-
29
menyeluruh dan memberikan manfaat khusus bagi penderita tekanan
darah tinggi (Sheps, 2002).
7.2.4. Olahraga teratur
Olahraga teratur mampu menurunkan jumlah lemak serta
meningkatkan kekuatan otot terutama otot jantung. Berkurangnya
lemak dan volume tubuh, berarti mengurangi resiko tekanan darah
tinggi juga (Shep, 2002).
7.2.5. Penanganan Faktor Psikologis dan Stress
Hormon epineprin dan kortisol yang dilepaskan saat stress
menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan
pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya
peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan sejauh
mana kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat dapat
berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah (Sheps, 2002).
8. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer
dan stetoskop. Ada tiga tipe dari sphygmomanometer yaitu dengan
menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksa
adalah jenis sphygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana
detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan
tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik.
Sphygmomanometer aneroid prinsip penggunaanya yaitu menyeimbangkan
tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan
-
30
udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik merupakan pengukur
tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar
yang menggunakan air raksa tetapi, akurasinya juga relatif rendah (Sustrani,
2006). Sebelum mengukur tekanan darah yang harus diperhatikan yaitu :
a. Jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran
dilakukan.
b. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan
sejajar dengan jantung (istirahat).
c. Pakailah baju lengan pendek.
d. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh
dapat mempengaruhi hasil pengukuran (Sustrani, 2006).
Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada pasien setelah
istirahat yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit.
Pengukuran dilakukan pada posisi terbaring, duduk, dan berdiri sebanyak 2
kali atau lebih dengan interval 2 menit. Ukuran manset harus cocok dengan
ukuran lengan atas. Manset harus melingkari paling sedikit 80% lengan atas
dan lebar manset paling sedikit 2 atau 3 kali panjang lengan atas, pinggir
bawah manset harus 2 cm diatas fosa cubiti untuk mencegah kontak dengan
stetoskop. Sebaiknya disediakan barbagai ukuran manset untuk dewasa, anak
dan orang gemuk. Balon dipompa sampai ke atas tekanan diastolik kemudian
tekanan darah diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg tiap
denyut jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang
pertama (korotkoff I) sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi tidak
terdengar lagi (korotkoff V). Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan
-
31
pada kedua lengan, pada posisi berbaring, duduk dan berdiri (Arjatmo &
Hendra, 2001).
-
32
C. Kerangka TeoriKonsumsi Lemak
Berlebih Stres Rokok
Munculnya plak dalampembuluh darah
Aktifitas sarafsimpatis meningkat
Nikotin
Tekanan periferberkurang
Aktifitas SarafSimpatis meningkat
Pelepasan Norepinefrinmeningkat
Penurunantekanan perifer
Pelepasan renin
Substrat renin(protein plasma)
Angiotensin I
Angiotensin II
Aldosteron Vasokontriksiarteri perifer
Retensi natriumdan H2O
Volume plasmameningkat
Tekanan darahmeningkatGambar 1. Kerangka Teori
Modifikasi Arjatmo T, dan Hendra U. (2001), Gyton dan Hall (1997), MangkuSitepoe (1997).
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Aktifitas Fisik
Konsumsi GaramBerlebih
Pengobatan
FarmakologiNon
Farmakologi
-
33
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2008).
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada studi pustaka, maka
peneliti membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-
konsep sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti.
Gambar 2. Kerangka Konsep
Variabel :Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan :
1. Frekuensi merokok
2. Lama Merokok
3. Kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi4. Kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi
5. Aktifitas olahraga6. Kepatuhan pengobatan
-
34
B. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil SkalaTekanan
Darah
suatu nilai yang
dinyatakan dalamsatuan mmHg danterdiri dari dua angka,yaitu sistole dandiastole. Untuk tekanansistolik nilai normalnya
adalah < 120 mmHg,sedangkan untuktekanan diastolik nilainormalnya adalah < 80mmHg.
Pengukuran
dilakukan padaposisi duduksebanyak 2 kaliatau lebih denganinterval 2 menit.
Carapengukurannya
seperti pedomanyang berlaku(terlampir)
Sphygmomanomete
r air raksa
Data numerik
(mmHg)Rasio
Frekuensi
merokok
Dalam satu hari, beraparata-rata jumlah batangrokok yang dihisap olehresponden
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. Perokok ringan
: 1-10 batang
sehari
2. Perokok Sedang
: 11-20 batang
sehari
3. Perokok Berat :
lebih dari 20
batang sehari.
(Bustan, 2000).
Ordinal
-
35
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil SkalaLama
merokok
Waktu sejak pertamakali responden merokoksampai saat ini
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. Kurang dari 5tahun
2. 5-10 tahun3. Lebih dari 10
tahun
Ordinal
Kebiasaankonsumsi
makanan
dengankadarlemak
tinggi
Rata-rata jumlahmakanan dengan kadarlemak tinggi (sepertisusu, jeroan, goreng-gorengan, dan dagingkambing) yangdikonsumsi olehresponden dalam 1minggu
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. 1-2x/minggu2. 3-6x/minggu3. 1x/hari4. > 1x/minggu
Ordinal
Kebiasaankonsumsi
makanan
dengankadarlemak
tinggi
Rata-rata jumlahmakanan dengan kadargaram tinggi (sepertimie instan, ikan asin,
telur asin, kecap asin,
keju, dan saus tomat)yang dikonsumsi olehresponden dalam 1minggu
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. 1-2x/minggu
2. 3-6x/minggu3. 1x/hari
4. > 1x/minggu
Ordinal
Aktifitas
olahraga
Rata-rata waktu yang
dihabiskan olehresponden untukberolahraga dalam 1minggu
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. Jarang/tidakpernah
2.
-
36
hari/minggu
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil `SkalaKepatuhan
pengobatan
Kemauan respondendalam mengkonsumsiobat anti hipertensisesuai dengan resepdokter dalam 3 bulanterakhir
Meminta
responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.
Kuesioner 1. Ya
2. TidakOrdinal
-
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
yaitu penelitian untuk menggambarkan tekanan darah berdasarkan frekuensi
merokok dan faktor-faktor resiko hipertensi.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti meliputi tekanan darah, dan faktor-faktor yang dapat
memperberat keadaan hipertensi responden seperti : frekuensi merokok dalam
sehari, lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan atau
garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan
bahwa belum pernah dilakukannya penelitian tentang gambaran tekanan
darah berdasarkan faktor yang dapat memperperat hipertensi pada pasien
hipertensi perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
-
38
2. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, survei awal,
mempersiapkan proposal penelitian, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian sampai penyusunan laporan akhir. Penelitian ini dilaksanakan
bulan November 2012 sampai dengan Desember 2012.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,
2008). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang telah terdaftar
dalam laporan administrasi Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian
keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
(Hidayat, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Pasien hipertensi laki-laki yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
b. Pasien hipertensi yang merokok, yaitu seseorang yang menyatakan dirinya
adalah perokok.
c. Usia pasien 30 tahun.
d. Bersedia menjadi responden penelitian.
-
39
Jumlah sampel ditentukan dengan memakai rumus estimasi proporsi pada
populasi dari Paul Leedy sebagai berikut :
N.Z2 1- P( 1-P )
n =
( N-1 ).d2 + Z 2 1-
Keterangan:
N : jumlah populasi dalam penelitian
n : besar sampel minimum
Z1-/2 : nilai kepercayaan dalam penelitian ditetapkan sebesar 95 %P : harga proporsi di populasi 40% (Alamsyah, 2009)
d : tingkat kesalahan atau presisi dalam penelitian ini ditetapkan 5 %.
Dalam penelitian ini, populasi penderita hipertensi yang ada diwilayah
Puskesmas Ciputat sebanyak 147 orang sehingga didapatkan perhitungan
sebagai berikut:
n = 147 x (1,96)2 x 0,4 x (1 0,4 )
(147 1) x (0,05)2 + (1,96)2 x 0,4 x (1 0,4)
= 147 x 3,84 x 0,24
146 x 0,0025 + 3,84 x 0,24
= 135,4752
0,365 + 0,9216
-
40
= 135,4752
1,2866
= 105,29706 = 106 orang
3. Cara Pemilihan Sampel
Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara accidental
sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel dan sempel diambil
seadanya saja tanpa direncanakan terlebih dahulu (Notoadmodjo 2005). Pada
cara ini dihitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi yang akan
dipilih sebagai sampel, kemudian setiap pengunjung yang memenuhi syarat
termasuk sampel.
Secara teknis pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Peneliti mengambil sampel penderita hipertensi yang ada di wilayah
puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
b. Mendata 106 orang yang akan dijadikan sampel sesuai nomor antrian di
Puskesmas.
c. Sampel yang didapat sebanyak 106 orang akan di ukur tekanan darahnya
dan akan disebar kuisioner untuk dilakukan penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
-
41
(Nursalam, 2008). Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuisioner. Penggumpulan data akan dilaksanakan di Puskesmas
Ciputat Kota Tangerang Selatan. Adapun tahapan pengumpulan data yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti memberikan
penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan menjamin
kerahasiaan jawaban yang diberikan dalam kuisioner kepada calon responden
tersebut.
2. Kemudian responden mengisi formulir persetujuan wawancara.
3. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang hal-hal
yang tidak dipahami dan tidak jelas di dalam kuisioner.
4. Data primer, berupa jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, lama merokok,
riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar
garam dan lemak tinggi, aktifitas olahraga, kepatuhan pengobatan dan
tekanan darah pasien, dikumpulkan dengan wawancara menggunakan
kuesioner dan pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer jenis
air raksa yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu. Untuk
pengukuran langsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa
orang yang sebelumnya dilakukan pengujian dan penyamaan persepsi dengan
peneliti sehingga hasil pengukuran antara peneliti dengan yang membantu
menghasilkan data yang sama. Waktu pengukuran adalah saat pasien datang
ke Puskesmas dan dipersilakan untuk istirahat terlebih dahulu untuk
kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.
-
42
5. Data sekunder, berupa riwayat hipertensi pasien dan keluarga pasien,
diperoleh dari pencatatan dan laporan administrasi Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan Tahun 2012.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari delapan pertanyaan yang akan ditanyakan langsung pada pasien dan
sphygmomamometer jenis air raksa yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.
G. Teknik Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan
dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam
bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tekanan darah berdasarkan faktor pemberat hipertensi.
Dari data ini diperoleh faktor pemberat hipertensi, antara lain berupa lama
merokok, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan konsumsi makanan dengan
kadar garam dan lemak tinggi, aktifitas olahraga, kepatuhan pengobatan
H. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang
terdiri dari:
1. Editing
-
43
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di
tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera
dilengkapi.
2. Coding
Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
3. Entri Data
Data entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket
program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
4. Cleaning Data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari
kesalahan sehingga data siap dianalisa (Hidayat, 2008).
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menekankan masalah etika penelitian yang
meliputi:
1. Lembar Persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan
-
44
tujuan penelitian. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.
2. Tanpa nama (anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data yang telah
diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ciputat ini ditampilkan
dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, dan gambar distribusi frekuensi
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini.
-
45
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tekanan
darah berdasarkan faktor yang memperberat hipertensi pada pasien hipertensi
perokok di Puskesmas Ciputat. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan
kuisioner secara accidental sampling kepada setiap pengunjung yang berobat di
puskesmas dan melakukan kunjungan rumah kepada pasien yang telah
terdiagnosis hipertensi dan merokok kemudian dilakukan pengukuran tekanan
darah.
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum
Sejarah berdirinya Puskesmas Ciputat berawal dari balai pengobatan
yang dipimpin oleh H. Kamsari Kadri tamatan Sekolah Perawat RSUP Jakarta
tahun 1935. Pada tahun 1950-1955, balai pengobatan ini semakin berkembang,
pasien yang berobat bukan saja warga masyarakat Kecamatan Ciputat, akan
tetapi dari Serpong, pondok Aren, Pondok Betung, bahkan dari Pondok Pinang
sampai masyarakat kemang,sebab pada waktu itu Kedinasan Kesehatan masih
bergabung dengan Kebayoran Lama. Pada tahun 1956 sampai dengan
sekarang, setelah menjadi Puskesmas Ciputat, gedung, sarana dan prasarana
bertambah lengkap begitu juga tenaga paramedik.
Puskesmas Ciputat merupakan salah satu dari 3 Puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan ciputat, letak berbatasan dengan :
-
46
a. Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah
b. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
c. Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
d. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur
Puskesmas Ciputat terletak 27 km sebelah tenggara Kota Tangerang,
Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha dengan sebagian besar
berupa tanah darat/kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/danau.
2. Program Puskesmas
Adapun program yang terdapat di Puskesmas Ciputat yaitu: program
kesehatan dasar, pengembangan wajib, dan pengembangan pilihan.
1) Pengembangan kesehatan dasar meliputi :
a) Promosi kesehatan
b) Kesehatan lingkungan
c) Kesehatan ibu dan anak
d) Perbaikan gizi
e) P2PL
f) Pengobatan
2) Pengembangan wajib meliputi:
a) Usaha Kesehatan Sekolah
b) Lansia
c) NAPZA
3) Pengembangan pilihan meliputi:
a) Kesehatan jiwa
b) UKGMD
-
47
c) Laboratorium
Untuk