widya nurlita - fkik
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
1/89
GAMBARAN TINGKAT
PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN
ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MI PEMBANGUNAN
SKRIPSI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
(S.Kep)
OLEH :
WIDYA NURLITA
NIM : 109104000040
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
2/89
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
3/89
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
4/89
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
5/89
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
6/89
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Widya Nurlita
Tempat, TanggalLahir: Garut, 9 Juli 1991
Status Pernikahan : Belummenikah
Alamat : Jl. Tajur Ds. Sindang Rasa rt4/10 No. 60 Bogor
Timur 16720
Telepon : 081297111963
Email : [email protected]
RiwayatPendidikan
1. TK. Tunas Harapan Garut [1996-1998]
2.
SDNPakuan Bogor [1998-2003]
3.
SMPN 3 Bogor [2003-2006]
4. SMA Plus YPHB Bogor [2006-2009]
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
7/89
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Desember 2013
Widya Nurlita, NIM: 109104000040
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ
Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan
xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan
reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genetalia sangat penting
dipelihara sedini mungkin, agar dapatterhindardari gangguan atau penyakit
padaorgangenetalia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran tingkat
pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia pada siswi
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional Pengambilandata dilakukan pada 39 siswi kelas 4, 5 dan 6 MI Pembangunan dengan teknik
stratified random sampling dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
inimenunjukan dari 39 responden terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki
pengetahuan kurang, 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan
sebanyak 17 orang (43,6%) memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan,
responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara 32
siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
instansi kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai
kebersihan organ genetalia eksterna secara dini untuk mengurangi terjadinya
gangguan atau masalah-masalah kesehatan reproduksiwanita yang disebabkanoleh kebersihan organ genital yangkurang baik dan bagi sekolah dasar supaya
memasukan materi tentang kesehatan reproduksidalam kurikulum pendidikan
supaya siswi mampu memahami cara menjaga kebersihan organ genetalia dengan
baik dan benar.
Kata kunci: kesehatan reproduksi, tingkat pengetahuan, perilaku, kebersihan
genetalia eksterna, sekolah dasar
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
8/89
vii
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
NURSERY STUDY PROGRAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Undergraduate Thesis, Desember 2013
WidyaNurlita, NIM : 109104000040
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ
Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan
xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran
ABSTRACT
Reproduction health should be maintained by every women. By having then
healthy we will avoid some dangerous diseases this is why the writer would like
to do research about externagenetal organ which is one of the part of reproduction
health.This research aimly to know the knowledge and behavior student of MI
Pembangunan to maintan the cleanliness of their genetal organ. The writer use
quantitative descriptive research with cross sectional design. The data is takingfrom 39 students of 4 grade, 5 grade, and 6 grade by using stratified random
sampling technique questioner. The result showed that 3 student have insuffient
knowledge, 19 students have sufficient knowledge, and 17 students have excellent
knowledge. Meanwhile 7 students have sufficient behavior, 32 students have
excellent behavior to maintan their externagenital.Hopefully this research will be
usefull not only to educated MI Pembangunan students how to maintan their
externagenetal organ but also for all students in Indonesia .in other words this
issue will be applird in curriculum started rfom elementary school to senior high
school.
Key word: reproduction health, knowledge, behavior, cleanliness of
genetalexterna, Elementary school
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
9/89
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilku Menjaga Kebersihan
Organ Genetalia Eksterna Pada Sisiwi Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Proses penyusunan proposal skripsiini, tidaksedikitkesulitan yang
penulishadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar
biasa dari berbagaipihak, baiksecaralangsungdantidaklangsung, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini,
penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terimakasih serta penghargaan
yang tidak yang tidak terhingga, kepada:
1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2.
BapakWaras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns.
EniNur’ainiAgustini,S.Kep,MSc Selaku Sekretaris Program Studi IImu
Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ns. UswatunKhasanah, S.Kep.,MSN., selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesaikannya
penulisan proposal skripsi ini.
4.
Ibu Ns.Puspita Palupi,S.Kep.,S.Mat., selaku pembimbing II yang telah
membimbingdanmemberikanmasukandalampenulisan proposal penelitianini.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
10/89
ix
5. IbuNa. Ernawati, S.Kep.,selakupembimbingakademik yang selalu
memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program
Studi Ilmu Keperawatan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan
keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi,
S,PsidanIbuSyamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.
7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki
skripsi penelitian ini.
8. Kedua orang tuadan Keluarg asaya. Terimakasih untuk Mama saya
(ibuSumartini) yang sangat saya cintai dan sayangi atas segala pengorbanan
yang telah diberikan, atas kasih dan saying serta atas do’a-do’a yang selalu
dipanjatkan untuk saya. Terimakasih untuk adikku (Satria&Naufal) serta Papa
(Bapak Yusuf) atas dukungan yang telah diberikan kepada saya selama ini.
Terimakasih untuk seseorang yang telah hadir dalam kehidupan saya
(IkhwanMaulana) beserta keluarga yang telah memberikan motivasi,
dukungan dan pelajaran berharga bagi kehidupan saya. Kalian lah yang
membuat saya bias seperti ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya tiada
henti saya haturkan kepada kalian semua.
9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika
kami belajarselama kurang lebih 4 tahun.
10.
Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalampembuatan surat
perizinan penelitian.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
11/89
x
11. Kepala sekolah MI Pembangunan yang telah memberikan izin sertabantuan
kepada sayadalam melakukan penelitian.
12.
Seluruhsiswi MI Pembangunan yang telahbersediamenjadiresponden
13. Semua teman dan sahabat yang telah memberikan dukungan, berbagi ilmu
dan mengisi hari-harisayaselama proses pembelajaran. Khususnya untuk Ami,
Ninta, dan Cici yang selalu memberi canda tawa di setiap perjalanan ini.
UntukUmmi, Ravita, Fitri, Sisca, Dian, Eriyn, Qomi, Rusmanto, Iqbal, Yuni,
Eva, Inggar, semua teman-teman yang sudah membantu dan berjuang
bersama dalam menyelesaikan perkuliahan saya ucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua
kebaikan yang telah di berikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua
kesalahan di ampuni oleh Allah. Amin.
Jakarta, Desember2013
Penulis
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
12/89
xi
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN2........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
A.
Kesehatan Reproduksi .............................................................................. 7B. Organ Genetalia Wanita ............................................................................ 9
C. Perawatan Organ Genetalia ...................................................................... 12
D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Genetal ............................................. 15
E.
Pengetahuan ............................................................................................ 17
F. Perilaku .................................................................................................... 20
G. Teori Lawrance Green .............................................................................. 21
H.
Kerangka Teori ......................................................................................... 23
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
13/89
xii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....... 24
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 24
B.
Definisi Operasional ................................................................................ 25
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 26
A.
Desain Penelitian ..................................................................................... 26
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 26
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................. 26
D.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 29
F.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 30
G. Tahapan Penelitian ................................................................................... 32
H. Pengolahan Data ...................................................................................... 33
I. Analisis Data ............................................................................................ 34
J.
Etika Penelitian ........................................................................................ 34
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35
A. Profil Sekolah ........................................................................................... 35
B.
Analisa Univariat ..................................................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 41
A. Analisis Univariat .................................................................................... 41
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 45
BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 46
A. Kesimpulan .............................................................................................. 46
B.
Saran ........................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
14/89
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 DefinisiOperasionalPenelitian ............................................................. 25
Tabel 4.1Skor kuesioner perilaku ......................................................................... 30
Tabel5.1 Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Siswi MI
Pembangunan ....................................................................................... 37
Tabel5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia
Eksterna Siswi MI Pembangunan ......................................................... 38
Tabel 5.3Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI
Pembangunan ....................................................................................... 40
Tabel5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna
Pada Siswi MI Pembangunan ............................................................... 41
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
15/89
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian .................................................................. 23
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 24
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
16/89
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lampiran 1 LembarPersetujuanResponden
2.
Lampiran 2 KuesionerPenelitian
3. Lampiran 3 HasilUjiValiditas
4. Lampiran 4HasilPenelitian
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
17/89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(WHO,1992). Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya.
Organ genetalia sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air
cebok, pembalut dan cara memakainya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan
selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Nadesul,2008;
Pinem,2009).
Kebersihan organ genetalia sangat penting untuk dipelihara, bahkan
sebaiknya sudah disadari sejak dini akan pentingnya menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna. Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ genetalia
yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks,
keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Hal
tersebut berkaiatan dengan saluran kemih bawah pada wanita lebih pendek,
sehingga kedudukannya lebih dekat dengan dunia luar serta dapat dengan mudah
terpapar kuman dan bibit penyakit. Kuman tertentu dan dalam jumlah tertentu
dapat menimbulkan peradangan yang mengakibatkan rasa sakit. Maka dari itu,
sangat penting umtuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman
tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing wanita (Takasihaeng,
2005 ; Nadesul, 2008).
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
18/89
2
Kasus kanker serviks semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia.
Salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal higiene pada
organ genetalia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di
RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal
higine yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu
sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang
segnifikan antara kanker serviks dengan personal higiene genetalia yang kurang
baik (Pitriyani, 2012).
Banyak penelitian terkait kebersihan, sikap maupun perilaku dalam
menjaga kebersihan organ genetalia pada perempuan. Penelitian yang dilakukan
lebih banyak dilakukan di sekolah tingkat SMP dan SMA. Hasil penelitian
Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan ( 2004 ) sebagian besar responden (67%)
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perawatan organ reproduksi bagian
luar, penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapatkan hasil
bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
kebersihan organ genetalia sebanyak 93.4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA
Negeri 2 Semarang (2008), 96% siswi mengalami keputihan (Rabita,2010;
Handayani, 2003; ).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Sebuah penelitian mengenai
perilaku remaja saaat menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh
dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua,
pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman
sebaya (Suryati, 2012)
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
19/89
3
Pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi perlu diperhatikan
bagi para siswi. Dalam ICPD ( International Conference On Population and
Development ) 1994 di Kairo telah disepakati hak-hak reproduksi untuk semua
individu baik laki-laki maupun perempuan. Dalam hak reproduksi tersebut,
disebutkan bahwa para remaja (laki-laki/ perempuan) berhak memperoleh
informasi yang tepat dan benar mengenai reproduksi remaja, sehingga dapat
berprilaku sehat dan menjalani kehidupan sosial yang bertanggung jawab
(Pinem,2009).
Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya
pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin. Penelitian mengenai
kesehatan reproduksi sebelumnya banyak dilakukan di sekolah serata SMP dan
SMA, sementara masih jarang penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang
dilakukan di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu penulis tertarik
untuk meneliti tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genetalia
eksterna pada siswi Madrasah Ibtidaiyah kelas 4,5 dan 6.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MI Pembangunan karena
pada saat melakukan studi pendahulian di MI Pembangunan, Peneliti melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, guru BK dan siswi kelas 1-6 sebanyak 24
siswi yang terdiri dari siswi kelas 1-3 masing-masing sebanyak 5 orang dan kelas
4-6 sebanyak 3 orang. Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa siswi kelas
4-6 rata-rata sudah mengalami keputihan dan gatal pada daerah kewanitaannya.
Ketika melakukan wawancara siswi kelas 4 dan 5 cenderung memiliki
karakteristik lebih tertutup dalam membicarakan masalah reproduksi
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
20/89
4
dibandingkan kelas 6. Pada siswi kelas 6 sudah banyak terpapar dengan materi
pubertas dan seputar kesehatan reproduksi dalam program keputrian
dibandingkan dengan siswi kelas 4 dan 5 yang hanya mendapatkan materi
keputrian 1 kali dalam setahun. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ
reproduksi eksterna di MI Pembangunan pada kelas 4,5dan 6.
B. Rumusan Masalah
Kebersihan organ genetalia eksterna pada perempuan sangat penting
dipelihara sejak dini agar dapat terhindar dari penyakit genetalia seperti kanker
servik, keputihan abnormal, iritasi, infeksi saluran kemih, atau radang panggul.
Pengetahuan yang baik mengenai cara membersihan organ genetalia akan
berpengaruh pada perilaku para perempuan dalam menjaga kebersihan organ
genetalia.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
berpengaruh pada perilaku para remaja putri dalam menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna. Penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa pengetahuan
dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna
menyebabkan terjadinya keputihan pada sebagian besar remaja putri yang diteliti.
Penelitian mengenai kebersihan organ genetalia ini banyak diteliti pada
remaja putri tingkat SMP dan SMA yang rata-rata sudah memasuki masa pubertas
atau remaja tengah. Sedangkan, penelitian pada anak yang akan memasuki usia
sekolah masih sangat jarang.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, Siswi kelas 4, 5
dan 6 MI pernah mengalami keputihan serta gatal pada daerah kewanitaannya.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
21/89
5
Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui Gambaran Tingkat
Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada
Siswi Kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sisiwi MI Pembangunan mengenai
kebersihan organ genetaliaeksterna?
2. Bagaimana gambaran perilaku siswi MI Pembangunan dalam menjaga
kebersihan organ genetalia eksterna?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga
kebersihan organ genetalia pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pada siswi dalam menjaga
kebersihan organ genetalia
b. Diketahuinya gambaran perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ
genetalia
E. Manfaat Penelitian
a.
Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam bidang
kesehtan reproduksi, salah satunya menyelenggarakan penyuluhan atau
promosi kesehatan reproduksi pada kalangan anak sekolah dalam
rengka mempersiapkan pubertas dini.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
22/89
6
b. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan
penelitian dibidang perawatan dan kesehatan reproduksi,serta
memberikan perkembangan ilmu keperawatan dalam bidang kesehatan
reproduksi pada anak sekolah sehingga dapat memberikan pendidikan
kesehatan lebih dini.
c.
Bagi sekolah
Dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan
pengetahuan dan perilaku siswi mengenai kebersihan organ genetalia,
serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam membantu
meningkatkan kepedulian terhadap organ genital siswi dalam rangka
mempersiapkan kesehatan reproduksi di usia dini..
F. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Deskriptif
Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku
siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan dalam menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang
dibagikan kepada responden yang memungkinkan untuk diteliti.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
23/89
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya
(Pinem,2009).
2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi
Faktor-faktor yang mempengarruhi besaran masalah kesehatan reproduksi
meliputi faktor demografis/ sosial ekonomi, faktor budaya dan lingkungan,
psikologis dan biologis.
a. Faktor demografis dapat dinilai dari data: usia pertama melakukan
hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil.
Sedangkan faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan,
akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat
kemiskinan, rasio buta huruf, rasio remaja tidak sekolah.
b. Faktor budaya dan lingkungan mencangkup pandangan agama, status
perempuan, ketidaksetaraan jender, lingkungan tempat tinggal dan
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
24/89
8
bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi,hak dan tanggung
jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik.
c.
Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya,
tindak kekerasan di rumah/lingkungan, dan ketidak harmonisan orang
tua.
d.
Faktor biologis meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan
bawaan reproduksi, kelainan akibat radang panggul. Infeksi lain atau
keganasan (Pinem,2009).
3. Komponen Kesehatan Reproduksi
Terdapat tiga komponen kesehatan reproduksi , yaitu:
a. Mampu, yaitu mampu berfungsi baik sebagai alat hubungan seksual dan
sebagai alat reproduksi.
b. Berhasil, yaitu berhasil melahirkan bayi well born baby dan well health
mother
c. Aman, yaitu proses reproduksi berjalan dengan baik dan berhubungan
seks, hamil, bersalin, nifas, dan laktasi berlangsung dengan aman.
Selanjutnya, reproduksi berikutnya juga berlangsung aman tanpa
penyulit (Manuaba,2007).
Suatu penelitian di Mansoura menujukan bahwa terdapat perbedaan antara
pengetahuan anak perempuan di perkotaan dengan dipedesaan mengenai
kebersihan saat menstruasi masih kurang. Umumnya perempuan yang
berada di pedesaan memiliki perawatan kebersihan diri yang buruk, seperti
jarang mengganti pembalut khususnya di malam hari, mereka pun tidak
mandi selama menstruasi, serta kekurangan privasi sangat penting. Mereka
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
25/89
9
mengatakan butuh informasi yang lebih mengenai kebersihan menstruasi
(Abdel, 2005).
Suatu penelitian menyebutkan bahwa hanya 36,95% dari perempuan muda
yang peduli terhadap menstruasi sebelum mereka mengalami menarce. Lebih dari
34 perempuan dalam penelitian itu tidak mengetahui penyebab dan sumber
pendarahan menstruasi. Beberapa indeks kebersihan mens menunjukan perbedaan
yang signifikan antara perempuan di perkotaan dan pedesaan (Subhash, 2011).
B.
Organ Genetalia Wanita
1.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari empat komponen utama
yaitu genetalia eksterna, sepasang kelenjar seks primer (gonad), saluran
yang membentang dari gonad ke bagian tubuh eksterior dan kelenjar seks
sekunder (tambahan)
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak disalam
rongga pelvis dan ditopang pleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna yang
terletakdi perinium. Struktur reproduksi interna dan eksterna wanita
berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan hormon estrogen dan
progesteron. (Bobak dkk,2004)
2.
Struktur eksterna
Struktur eksterna atau vulva secara berurutan dari arah anterior keposterior
yaitu ; mons pubis, labia mayora&labia minora, klitoris, prepusium, klitoris,
vestibulum, fourchette dan perinium. (Bobak dkk,2004)
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
26/89
10
Gambar 2.1 Organ GenetaliaEksterna
3. Struktur Interna
Struktur organ genetalia interna antara lain, yaitu:
a. Vagina (saluran senggama)
b. Rahim (uterus)
c. Tuba Fallopii
d. Indung Telur (Ovarium)
e.
Parametrum (penyangga rahim) (Manuaba,2009).
Gambar 2.2 Organ GenetaliaInterna
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
27/89
11
4. Flora Normal Vagina
Segera setelah lahir, laktobasilus aerob tampak dalam vagina dan menetap
sepanjang pH tetap asam (beberapa minggu). bila pH menjadi netral
(menetap sampai pubertas) terdapat flora campuran, kokus dan basilus saat
pubertas, laktobasilus aerob dan anaerob tampak kembali dalam jumlah
banyak dan mempertahankan pH asam dengan menghasilkan asam dari
karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini tampaknya merupakan
mekanisme penting dalam mencegah timbulnya organisme yang lain, yang
mungkin membahayakan di dalam vagina .jika laktobasilus ditekan akibat
pemberian obat-obat antimikroba, ragi atau berbagai bakteri meningkat
jumlahnya dan menyebabkan iritasi serta peradangan.Setelah menopause,
laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran kembali
timbul. flora vagina normal termasuk streptococcus grup B terdapat
sebanyak 25% perempuan usia subur.selama proses kelahiran,bayi dapat
terpajan streptococcus grup B, yang kemudian dapat menyebakan sepsis
neonatal dan meningitis. flora vagina normal juga sering mencakup
streptococcus alfa hemolitik, streptococcus anaerob (peptostreptococus),
spesies prevotella, klostridia, gradnerella vaginalis, ureaplasma urealytikum
dan kadang-kadang listeria atau spesies mobilunkus.mukus servikal
mempunyai aktifitas antibakteri dan mengandung lisozim. pada beberapa
perempuan, introitus vagina mengandung flora yang banyak menyerupai
flora di perineum dan area perianal. keadaan tersebut dapat menjadi factor
predisposisi infeksi saluran kemih rekuren. organisme divagina yang
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
28/89
12
terdapat saat persalinan dapat mengionfeksi neonates
(misalnya,streptococcus grup B) (Jawetz, 2007).
C. Perawatan Organ Genetalia
Perawatan diri pada alat kelamin perempuan merupakan perawatan diri
pada organ eksterna yang terdiri dari mons veneris, terletak di simpisis pubis;
labia mayora, dua lipatan yang membentuk vulva; labia minora; dua lipatan kecil
diantaraa atas labia mayora; klitroris, sebuah jaringan erektil yang serupa
denganpenis laki-laki; kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti
uretra, vagina, perinium, dan anus (Uliyah, 2009).
Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memeperhatikan kebersihan diri.
di Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan cenderung
lembab sering membuat banyak berkeringat. dibagian tubuh yang tertutup dan
lipatan-lipatan kulit, seperti didaerah alat kelamin. kondisi ini menyebabkan
mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya
bisa menimbulkan infeksi
Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan
perempuan antara lain:
1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari
2.
Membersihkan kotoran yang keluardari alat kelamin dan anus dengan
air atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan anus
untuk perempuan adalah dari daerah vagina ke arah anus untuk
mencegah kotoran dari anus masukke vagina.
3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
29/89
13
4. Dianjurkan untuk mencukur atau merapihkan rambut kemaluan karena
bisa ditumbuhi jamur ataukutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan
tidak nyaman (Kusmiran, 2012).
Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja perempuan
antara lain sebagai berikut :
1.
Tidak memasukan benda asing ke dalam vagina
2.
Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat
3. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat
4. Penggunaan pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan (Kusmiran,
2012).
Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal
ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah
cara membersihkan alat kelamin wanita (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;
Kusmiran, 2012) :
1. Secara teratur bersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin
dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama
setelah Buang Air Besar (BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat
kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang
(anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa
terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih
atau tisu kering untuk mengeringkannya (Manuaba,2006; Manuaba,
2009; Kusmiran, 2012).
2. Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan
menggunkan kloset duduk maka siramlah terlebih dahulu untuk
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
30/89
14
mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual.
Bakteri,kuman,dan jamur bisa menempel di kloset yang sebelumnya
digunakan oleh penderita penyakit menular seksual (Manuaba,2006;
Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).
3. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina
sendiri sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan
keasamannya. Keseringan menggunakan sabun khusus ini justru akan
mematikan bakteri baik dan memicu berkembangbiaknya bakteri jahat
yang dapat menyebabkan infeksi (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;
Kusmiran, 2012).
4. jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai
dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak
sekali. Dan gunakan pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah
iritasi. sering-sering mengganti pantyliner saat keputihan
(Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).
5. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti
pakaian dalam. minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk
menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan (Manuaba,2006;
Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).
6. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.
hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi
susah bernafas dan akhirnya menyebakan daerah kewanitaan menjadi
lembab,berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur
yang dapat menimbulkan iritasi. infeksi sering kali terjadi akibat celana
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
31/89
15
dalam yang tidak bersih (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,
2012).
7.
Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. waktu
haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri
kalau lama tidak diganti.bila dipermukaan pembalut sudah ada segumpal
darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut.
Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat
sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.oleh karena itu
gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali
(Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).
8. Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaanpun perlu diperhatikan
kebersihannya. jangan mencabut-cabut rambut tersebut. lubang ini bisa
menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur,yang dikhawatirkan dapat
menimbulkan iritasi dan penyakit. perawatan rambut didaerah
kewanitaan cukup dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa
sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk
merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya
benda kecil ke dalam vagina (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,
2012).
D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna
1. Keputihan
Leukorea atau keputihan yaitu suatu cairan putih yang keluar dari lubang
senggama atau vagina secara berlebihan. Keputihan dibedakan menjadi dua
jenis yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
32/89
16
Keputihan yang normal biasanya terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresiantara hari ke 10-16 menstruasi, juga
terjadi pada rangsangan seksual.sedangkan, pada keputihan yang abnormal
ayau patologis terjadi pada infeksi alat kelamin (infeksi bibir kelamin, liang
senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi
penyakit hubungan kelamin) (Manuaba, 2009).
Hal yang harus dilakukan agar keputihan tidak terjadi adalah upaya untuk
mencegahnya. Terutama kebersihan pada organ intim yang harus dijaga. Mulai
dari pakaian yang digunakan, cara membersihkan diri sehabis buang air besar,
mencegah kelembaban pada organ intim, kebersihan kloset duduk yang
digunakan, penggunaan cairan pembersih vagina tidak berlebihan, terhindar
dari benda asing yang masuk (Djoerban,2009 dan Kusmiran, 2012).
2.
Iritasi
Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan
bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi,
gesekan baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi
karena orang terobsesi ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak
menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air
panas, membias dengan sabun terlalu banyak, dan menggunakan kompres
larutan obat yang terlalu pekat. Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ
intim lebih lembut dan tipis dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya
pun harus lebih hati-hati dan tidak boleh kasar.rambut organ intim yang
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
33/89
17
terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya,
2004).
Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosokorgan intim merupakan
sumber iritasi. Apalagi jika ada rambut diatasnya. Oleh karena itu, untuk
sementara rambut organ intim dicukur saja dan batasi penggunaan sabun.
3.
Infeksi
Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan
virus.
a. Infeksi jamur
Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur
dermofita dan jamur candida albicans.
b. Infeksi Bakteri
Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai
macam bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat,
dan spirochaeta berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada
kelaianan organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan
tempat yang terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardenerellabakteri
jenis ini dapat berubah bentuk sehingga disebut kokobasil. Ditemukan
dala jumlah keci dalam keadaan normal di dalam vagina.
E. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Prilaku yang disasari
pengetahuan biasanya bersifat langgeng. Proses adopsi prilaku, menurut Rogers
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
34/89
18
dalam notoatmodjo, sebelum seseorang mengadopsi sesuatu,di dalam diri orang
tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : (Notoatmodjo, 2003)
1.
Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus
2. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus
3. Evaluating (mengimbang-imbang), individu menimbang-nimbang
tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahapini
subjek memiliki sikap yang lebih baik
4. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencobaprilaku baru
5. Adaption, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
sikap dan kesadarannya terhadap stimulus
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencangkup 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu
Tahu dapat menjadi pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
meliputi pengetahuan, fakta, konsep, definisi,nama,peristiwa,
tahun,daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Maka dari itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo;
2003, 2007, 2010).
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham pada suatu
objekatau materimaka akan mampu menjeklaskan, menyebutkan
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
35/89
19
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapobjek
yang dipelajari (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
c.
Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan unytuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus, prinsip dan sebagainya dalamkonteks lain (Notoatmodjo; 2003,
2007, 2010).
d. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atrau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan mengelompokan, dan
sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
e. Sintesis
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas,
dapat menyesuaikan dan sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
36/89
20
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap siuatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria
tertentu (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
F. Perilaku
Menurut Notoatmodjo perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon
seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau
praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain
(Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
1. Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua:
a. Perilaku tertutup
Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
b. Perilaku Terbuka
Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
37/89
21
tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
2.
Proses Terjadinya Perilaku
Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
prilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
berurutan yaitu: (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).
a.
Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.
b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus
c. Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang
tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Pada tahap
ini subjek memiliki sikap yang lebih baik.
d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan,sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.
G. Teori Lawrance Green
Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior
causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor), tang terwujud dalam
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat, dan sebagainya
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
38/89
22
3. Faktor-faktor pendorong (renforsing factor) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
B = behavior
PF= Predisposisi Factor
EF = Enebeling Factor
RF = Reinforcing Factor
F = Fungsi
G. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)
Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model
sosiopsikologis seperti pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian
keseluruhan dari penyakit, keuntungan yang diharapakan dari pengambilan
tindakan dalam menghadapi penyakit, kesiapan tindakan individu (Notoatmodjo,
2007). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem
kesehatan ditandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima
usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh
provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku
pencegahan penyakit (preventive health behaviour), yang oleh Becker (1974)
dikembangkan dari teori lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954) menjadi model
kepercayaan kesehatan (health belief models). Apabila individu bertindak untuk
B=F (PF,EF,RF)
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
39/89
23
melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di
dalam tindakan tersebut, yakni :
1. Kerentanan yang dirasakan ( perceived susceptibility)
Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya,
ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit
tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu
penyakit akan timbul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia atau
keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
2. Keseriusan yang dirasakan ( perceived seriousness)
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan
penyakitakan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap
individu atau masyarakat. Penyakit polio misalnya, akan dirasakan lebih
serius bila dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan
pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan apabila dibandingkan
dengan pencegahan (pengobatan) flu.
3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan ( perceived benafis
andbarriers).
Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang
dianggap gawat (serius), ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.
Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan
rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.
Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-
rintangan yang mungkin ditemukan didalam manentukan tindakan
tersebut.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
40/89
24
4. Isyarat atau tanda-tanda
Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan,
kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang
berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya pesan-
pesan pada media massa,nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota
keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya.
Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa
pengambilan tindakan tepat untuk perilaku sehat dipengaruhi oleh 3
variabel, yaitu:
a)
Variabel demografis, yang terwujud dalam umur, jenis kelamin,
suku bangsa atau kelompok etnis. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengambil umur dan jenis kelamin sebagai faktor yang
mempengaruhi sikap dan perilaku. Suku bangsa dan etnis tidak
peneliti ambil dikarenakan di daerah tersebut hanya ada suku Jawa,
Sunda, dan Betawi sehingga dinilai kurang ada keragaman.
b) Variabel sosial psikologis yang dapat dilihat dari peer dan
reference group, kepribadian, pengalaman sebelumnya. Dalam
penelitian ini, peneliti akan mengambil satu komponen pengalaman
yaitu pengetahuan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap
dan perilaku.
c) Variabel struktur yang dapat dilihat dari kelas sosial ekonomi,
akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya. Variabel yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi yang dilihat dari
pendapatan. Sedangkan untuk akses ke pelayanan kesehatan tidak
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
41/89
25
diteliti dikarenakan sudah terdapat keseragaman pada semua
masyarakat yaitu, petugas kesehatan mendatangi seluruh penduduk.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
42/89
26
H. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai
berikut:
Bagan 2.1
(Dimodifikasi dari: Health Belief Model (Field, Lewin, 1954) dalam Notoatmodjo
2005)
Variabel demografis:
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
Pengetahuan
Variable social psikologis:
Peer danreferensi group
Kepribadian
PengalamansebelumnyaVariable struktur:
Kelasekonomi
Fasilitas, dsb
Kecenderungan yang
dilihat mengenai
manfaat dan
kerugian
Manfaat menjaga
kebersihan organ
genetalia eksterna
AncamanatauAkibat yang
timbul jika tidak menjagakebersihan organ genetalia
eksterna
Pendorong untuk bertindak :
Media masa, koran, pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman
orang lain
Kemungkinan
mengambil
tindakan tepat
dalam
membersihkan
Perilaku
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
43/89
27
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang sudah dibuat dalam bab sebelumnya,
bahwa praktek menjaga kebersihan organ genetal dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan perilaku sesorang. Untuk itu peneliti menggambarkan karangka
konsep sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Pengetahuan tentang :
1.
Pengertiaan kesehatan reproduksi
2. Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia eksterna
3. Akibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna
4. Cara menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang tepat
Perilaku Mengenai :
1.
Cara membersihan organ genetaliaeksterna secara umum
dengan tepat
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
44/89
28
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi OperasionalVariabel Definisi
operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan Hal-hal yangdiketahuiresponden berkaitan dengankebersihan organgenetaliaeksterna, yangmeliputi:
Pengertian
kebersihan
organgenetalia
Manfaatmenjagakebersihanorgangenetalia
Cara
membersihkanorgangenetalia
eksterna yang baikdanbenar
Akibat yang
timbuljikatidakmembersihkanorgangenetaliaeksterna
Menghitungskor pada pertanyaanyang sudahdijawabresponden
Kuesioner 1. Baik, denganskor ≥76%
2. Cukup,dengan skor56-75%
3. Kurang,dengan skor≤55% (Arikunto,2010).
Ordinal
Perilaku Suatu tindakan
responden dalam
menjagakebersihan organgenetalia eksterna
Menghitung
skor pada
pertanyaanyang sudahdijawabresponden
Kuesioner 1. Baik,
dengan skor
≥76%2. Cukup,
dengan skor56-75%
3. Kurang,dengan skor
≤55%(Arikunto, 2010)
Ordinal
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
45/89
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain deskriptif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna
pada remaja awal di SD Madrasah Pembangunan. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data menggunakan kuisioner penelitian.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi
MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah 380 siswi.
2. Sampel
Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Kriteria inklusi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Kriteria sampel
Kriteria inkulsi :
1) Siswi MI Pembangunan kelas 4, 5dan 6
2) Bisa membaca dan menulis
3) Bersedia menjadi responde
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
46/89
30
Kriteria ekskulsi :
1) Responden tidak kooperatif
2)
Responden mendadak sakit
3) Responen mengundurkan diri ditengah-tengah proses penelitian
b. Jumlah sampel
Jumlah populasi siswi kelas 4,5 dan 6 adalah 380 siswi. Yang terdiri dari
119 siswi kelas 4, 132 siswi kelas 5 dan 129 siswi kelas 6 . Untuk menentukan
jumlah sample, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:
Keterangan :
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :
n = 380
1 + 380 (5%)
2
n = 380
1 + 380 (0,05)2
n = 380
10,5
n = 36,1dibulatkan menjadi 36 siswi
n = N
1+N e2
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
47/89
31
Untuk mengantisipasi responden yang dropout , maka total sampel yang
diambil sebanyak 36 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak
39 orang. Supaya penyebaran data siswi kelas 4, 5, 6 merata dan seimbang, maka
digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu:
Jumlah sampel strata =
Kelas 4 :
siswi, dibulatkan menjadi 12 siswi
Kelas 5 :
siswi, dibulatkan menjadi 14 siswi
Kelas 6 :
siswi, dibulatkan menjadi 13 siswi
C. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode acak stratifikasi (stratified random sampling) yang sesuai dengan kriteria
inkulsi dan ekslusi. Metode acak stratifikasi merupakan metode pemilihan sampel
dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen
yang disebut strata, kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata
tersebut (Notoatmodjo, 2006).
Penggambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan siswi
perempuan dari setiap kelas. Selanjutnya meberikan nomer berdasarkan nomer
absen siswi pada kelas masing-masing. Setelah penomeran, peneliti melakukan
pengocokan berdasarkan kelas untuk diambil sempel yang dibutuhkan sesuai
jumlah yang sudah ditentukan untuk masing-masing kelas. Setelah sampel
didapatkan, selanjutnya memanggil sampel pada masing-masing kelas untuk
melakukan pengisian kuesioner di tempat yang sudah ditentukan.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
48/89
32
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan yang
teletak di Tangerang Selatan. MI tersebut terpilih karena merupakan salah satu
Sekolah Dasar yang memiliki program khusus keputrian yang memiliki materi
tentang menstruasi dan cara menjaga kebersihan genetalia
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan
Desember 2013.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat
untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku siswi tentang kebersihan
organ reproduksi. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaaan yang mudah
dimengerti oleh siswi tingkat Sekolah Dasar. Kuesioner ini tersiri dari tiga bagian,
yaitu :
1. Data Responden
Bagian ini terdiri dari data siswi meliputi nama (inisial), umur, kelas dan
jenis kelamin.
2.
Kuesioner pengetahuan tentang kebersihan organ genetalia eksterna
Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan
kebersihan organ genetalia eksterna ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan siswi mengenai kebersihan genetalia eksterna. Kuesioner ini
menggunakan skala Gutmann yang terdiri dari dua katagori jawaban yaitu
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
49/89
33
benar (B) dan tidak (T). Untuk pernyataan positif ( favourable) bernilai 1
untuk jawaban Benar (B) dan 0 untuk jawaban tidak (T). Untuk pernyataan
negatif (unfavourable) bernilai 0 untuk jawaban benar (B) dan 1 untuk
jawaban Salah (S). Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari 14pernyataan,
yang terdiri dari 11 pernyataan positif (1,2,3,4,5,8,9,10,11,13,14) dan 3
pernyataan negatif (6,7,12)
3.
Kuesioner perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna
Kuesioner ini berisi pertanyan-pertanyaan mengenai kebiasaan atau
tindakan yang siswi lakukan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.
Kuisioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri 13 pertanyaan, 8 pertanyaan
fourable(1,2,4,5,9,10,11,12)dan 5 pertanyaan unfourable(3,6,7,8,13). Setiap
pertanyaan memilikiempat katagori jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR),
Sering Sekali (SS), Jarang (J), Jarang Sekali (JS). Nilai atau skor jawaban untuk
pertanyaan positif, yaitu:
Jawaban Skor Fourable Skor Unfourable
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Seringsekali (SS) 3 3
Jarang (J) 2 4
Jarangsekali (JS) 1 5
4.1 Tabel Skor Kuesioner Perilaku
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
50/89
34
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas
setiap pertanyaan angket. Instrumen yang valid memiliki validitas yang
tinggi, begitu juga sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki
validitas rendah. Untuk mengetahui apakah korelasi tiap pertanyaan tersebut
signifikan, maka dilihat perbandingan antara r tabel dan r hitung. Jika r
hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat kemaknaan 5% maka
dikatakan valid (Hidayat, 2008).
Uji validitas ini dilakukan di MI Pembanguan Jakarta pada tanggal 26
september 2013. Responden dalam uji validitas ini adalah sebanyak 49
orang, dimana responden tersebut memilik ikriteria inkulsi dan ekskulsi
yang sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.
Hasil uji kuesioner dianalisis menggunakan rumus teknik faktor analisa
dengan software komputer. Dari hasil analisa tersebut didapatkan r tabel
adalah 0,5 dengan n=49 orang. Ketika r hitung > r tabel maka kuesioner
dikatakan valid.
Adapun jumlah pernyataan kuesioner tingkat pengetahuan adalah 14
pernyataan. Hasil uji validitas menunjukan bahwa pada pernyataan
mengenai tingkat pengetahuan masih banyak yang belum valid, maka
peneliti melakukan validity content dan expert validitySehingga instrumen
perilaku ini tetap dapat digunakan karena rentang kevalidan instrumen
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
51/89
35
berada pada rentang “cukup tinggi”, sebagaimana rentang kevalidan
menurut Hidayat (2008) sebagai berikut :
0,800-1,000 : sangat tinggi
0,600-0,799 : tinggi
0,400-0,599 : cukup tinggi
0,200-0,399 : rendah
0,000-0,199 : sangat rendah (tidak valid)
Pada pertanyaan mengenai perilaku siswi dalam menjaga
kebersihan organ genetalia eksterna yang terdiri dari 13 pertanyaan,
didapatkan hasil dengan menggunakan analisa faktor semua pernyataan
tersebut memiliki nilai r tabel >0,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua pertanyaan sudah valid.
2.
Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan atau apakah alat ukur bisa digunakan
atau tidak. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah hasil pengukuran tersebut tetap
konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Hidayat, 2008).
Uji reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Crombach (α), dalam uji
reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut
reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika
memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Azwar, 2008).
Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitianuntuk tingkat pengetahuan
adalah 0,224 karena nilai Alpha Cronbach
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
52/89
36
tidak reliabel. Sedangkan, Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitian untuk
perilaku adalah 0,516 karena nilai Alpha Cronbach > 0,50, maka instrumen ini
dianggap reliabel.
G. Tahap Penelitian
1.
Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapatkan
persetujuan dan mendapatkan surat permohonan izin penelitian dari institusi
Setelah mendapatkan izin dari institusi, maka peneliti memohon izin pada
kepala sekolah MI Pembangunan untuk melakukan penelitian pada beberapa
siswi di sekolah.
2. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti dibantu guru yang
berwenang untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan agar dapat
meminta bantuan dalam mengumpulkan siswi yang akan menjadi responden
yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian
3. Setelah responden penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah
memberikan lembar persetujuan (informed consent ) dengan tanpa paksaan.
Setelah itu peneliti memberikan kuisioner yang sudah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
4.
Setelah kuesioner diisi, peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi
oleh siswi MI Pembangunan yang menjadi responden.
5. Setelah lembar kuisioner terkumpul lengkap, selanjutnya dilakukan
pengolahan data menggunakan program komputer.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
53/89
37
H. Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti
kebenaran data yangdiperoleh. Editing dilakukan saat tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti tidak menemukan
data yang kurang maupun tidak sesuai dengan yang ketentuan.
2.
Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data
yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Peneliti
memberikan kode yang sesuai dengan kategorik yang ditentukan.
3. Entry data
Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah terkumpul
kedalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana.
4. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang
sudah di-entry, agar terlihatadanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat
terjadi kesalahan pada saat meng-entry data.
I. Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat.
Menganalisa variabel-variabel dalam penelitian secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Konsep metodologi yang
digunakan adalah statistik katagorik. Dalam penelitian ini analisa digunakan
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
54/89
38
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.
J. Etika Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan menekankan masalah etik yang meliputi :
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian
serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti tujuan dan
maksud penelitian dilakukan. Bila subjek menolak maka peneliti tidak
memaksa kehendak dan menghormati hak-hak subyek.
2.
Tanpa Nama ( Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama jelas subyek pada lembar penelitia melainkan hanya
mencantumkan inisial dari subyek yang diteliti.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasian informasi mengennai responden dijamin peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
55/89
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN merupakan sekolah swasta
yang sudah terakreditasi A. MI Pembangunan terletak di Jl.Ibnu Taimia IV
Komplek UIN Jakarta kelurahan pondok pinang, kecamatan kebayoran lama,
Jakarta Selatan. Drs. Yon Sugiono sebagai kepala sekolah saat ini menyebutkan
bahwa MI Pembangunan didirakan pada tahun 1974, dengan status tanak milik
pemerintah (9790 m2) dan tanah wakaf/hibah (7000 m2). Sekolah ini memiliki
banyak program yang memiliki tujuan sangat baik bagi siswinya dalam berbagai
bidang terutama bidang kesehatan. MI Pembangunan memiliki UKS yang
didalamnya terdapat seorang dokter dan perawat sebagai tenaga kesehatan. MI
Pembangunan juga memiliki program khusus bagi siswi perempuan dalam rangka
memperhatikan kesehatan reproduksi para siswi, salah satu programnya yaitu
Program Keputrian. Program ini diadakan untuk siswi kelas 4-6 yang sudah
mengalami menstruasi, biasanya program ini dilakukan pada waktu shalatbagi
siswi yang sedang mengalami haid. Program ini juga memberikan bekal
pengetahuan pada seluruh sisiwi kelas 6 setiap tahunnya. Pengetahuan yang
diberikan pada siswi berkaitan dengan reproduksi kewanitaan, yang terdiri dari
penjelasan mengenai menstruasi, kebersihan vagina, gangguan pada kelamin dsb.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
56/89
40
B. Analisa Univariat
1. Pengetahuan kebersihan organ genetalia eksterna
Tabel dibawah ini merupakan gambaran tingkat pengetahuan mengenai
kebersihan organ genetalia eksterna yang disajikan dalam bentuk data
kategorik.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi
MI Pembangunan (November 2013) Pengetahuan Frekuensi Persen
Kurang 3 7,7
Cukup 17 43,6
Baik 19 48,7
Total 39 100,0
Berdasarkan hasil dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden
terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang, 19 orang
(48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 17 orang (43,6%)
memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebersihan organ genetalia
eksterna. Hal tersebut didapatkan dari hasil jawaban responden tentang
pengetahuannya tentang kebersihan organ genetalia.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
57/89
41
2. Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna
Tabel dibawah ini merupakan gambaran perilaku responden dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dalam bentuk data kategorik.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi
Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI
Pembangunan (November 2013)
Perilaku Frekuensi Persen
Cukup 7 17,9
Baik 32 82,1
Total 39 100
Pada tabel 5.3 terlihat bahwa perilaku sebagian besar siswi dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sudah baik sebanyak 32 (82,1%)
dan sebagian lainya 7 (17,9%) memiliki perilaku cukup.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
58/89
42
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi MI Pembangunan Mengenai
Kebersihan Organ Genetalia eksterna
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Menurut
Notoatmodjo perilaku yang disasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng
(Notoatmodjo,2003). Hasil yang didapat dari penelitian ini ternyata dari 39
responden terdapat terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan
kurang sementara terdapat 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup
mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Hal tersebut ditunjukan
dengan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui akibat yang timbul
jika tidak menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dan cara
membersihkan organ genetalia eksterna yang tepat . Mungkin beberapa hal
tersebut yang menyebabkan masih tingginya angka kejadian keputihan pada
sisiwi seperti yang disebutkan dalam sebuah penelitia sebanyak (96%) siswi
mengalami keputihan (Rabita, 2010). Hasil penelitian ini berbanding terbalik
dengan penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur tahun 2003 yang
mendapatkan hasil sebagian besar siswi SLTP di sana memiliki pengetahuan
kurang sebanyak (93,4%) (Handayani, 2003). Dan ada penelitian lain yang
dilakukan di Madrasah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tahun 2004
yang mendapatkan hasil sebagian besar remaja putri disana memiliki
pengetahuan baik (53,4%) dan kurang (46,6%) (Rejaningsih, 2004).
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
59/89
43
Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lainnya
seperti informasi yang didapatkan para responden dari media, teman, orang
tua, maupun sumber informasi lainnya.
Sebuah penelitian meenunjukan hasil bahwa pengetahuan seseorang
mengenai perawatan organ genetalia dapat berubah setelah diberikan
pendidikan kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan
siswi putri dalam kategori cukup yaitu (90,0%). Namun sesudah diberikan
pendidikan kesehatan, pengetahuan siswi dalam kategori baik yaitu (95,0%)
(Dewa, 2012).
2. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna
Pada Sisiwi MI Pembangunan
Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku terbuka (overt behavior ) adalah
respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau
praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain
(Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010). Hasil penelitian ini menunjukan dari 39
responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara
32 siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan
organ genetalia eksterna. Penelitian lain menunjukan hasil yang sejalan,
sebagian besar siswi Madrasah Tsanawiyah memiliki perilaku baik dalam
menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 51 responden
(50%),perilaku cukup 39 responden (38,2%), dan perilaku kurang 12
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
60/89
44
responden (11,8%). Berbeda hal nya dengan hasil yang didapatkan dari
penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur, kelompok terbesar
responden berperilaku kurang baik (86,8%) terhadap kebersihan alat kelamin
(Handayani, 2003). Sebuah penelitian mengenai perilaku remaja saaat
menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh dalam perilaku
kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan,
sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya
(Suryati, 2012). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan perilaku pada siswi dalam menjaga kebersihan organ
genetalia, sehingga terdapat perbedaan dalam hasil setiap penelitian.
Pada hasil penelitian terlihat masih banyaknya siswi yang jarang
membersihkan alat kelamin dengan baik, mengeringkan kelamin setelah BAB
dan BAK, memastikan kebersihan toilet dan mencuci tangan sebelum
menyentuh alat kelamin. Hal tersebut mungkin bersangkutan dengan
pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang, sehingga sangat diperlukan
untuk memberikan informasi yang benar dan mendalam mengenai hal
tersebut.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu :
1. Kurangnya referensi yang didapatkan mengenai kesehatan reproduksi pada
siswi setara SD/MI karena masih sangat jarang sekali terdapat penelitian
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
61/89
45
mengenai kesehatan reproduksi pada siswi SD/MI khususnya mengenai
kebersihan organnya.
2. Tidak diketahuinya batasan perilaku dalam hal kebersihan dan perawatan
alat kelamin bagi siswi yang belum mengalami menstruasi.
3. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran kuesioner saja sehingga sulit mengetahui kebenaran dari
jawabannya.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
62/89
46
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapatkan dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Pembangunan tahun 2013 dapat diambilkesimpulan sebagai
berikut:
1.
Pada siswi MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 sebagian besar memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai kebersihan organ genetalia eksterna yaitu
sebanyak 19 orang (48,7%) sementara terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki
pengetahuan kurang.
2.
Pada siswi kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan sebagian besar memiliki perilaku
yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 32
siswi (82,1%). Dan terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup
dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat
diajukan antara lain :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelayanan
keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan baik maternitas, keperawatan anak
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
63/89
47
maupun komunitas pendidikan kesehatan kepada anak serata SD/MI tentang
pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang baik disadari
dan dijaga secara dini agar dapat menekan jumlah terjadinya gangguan
terhadap kesehatan reproduksi pada perempuan.
2. Bagi Madrasah Tsanawiyah (MI) Pembangunan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah
dalam menambahkan kurikulum untuk kesehatan reproduksi serta
pengembangan program keputrian dan UKS sekolah untuk membahas
pentingnya menyadari dan menjaga kebersihan organ genetalia eksterna
secara dini untuk menghindari gangguan pada organ reproduksi perempuan.
Dari hasil penelitian, disarankan untuk pihak sekolah agar membahas lebih
mendalam mengenai cara membersihkan alat kelamin yang tepat.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian.
Penelitian selanjurnya dapat dilakukan untuk melihat faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan serta perilaku siswi dalam
menjaga kebersihan organ genetalia.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
64/89
DAFTAR PUSTAKA
Abdel Hady, dkk. Menstrual Hygiene Among Adolescent Schoolgirls in Mansoura,Egypt;
reproductive Health Matters; Egypt: 2005.
Adrini,Maya. Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat
Menstruasi di SMPN 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan tahun 2010.Skripsi;2010.
Arikunto, Suharsimi. Manajement Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Benson&Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: ECG; 2009
Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG; 2004.
Budiman, Agus Rianto. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,2013.Dewa, Ayu. Perbedaan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa Di MT’s Al-Asroh Gunung
Pati Semarang (Skripsi). Semarang, 2012.
Djajadilaga, dkk. Langkah-langkah Praktis Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Kesehatan Reproduksi FKUI; 2007.
Djoerban, Zubairi. Tanya Jawab Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007
Dwikarya, Maria. Menjaga Organ Intim (Penyakit&Penanggulangannya). Tangerang; PTKawan pustaka: 2004.
Fitriani, Tapparan. Gambaran Perilaku Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Siswi Kelas X
SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kwangkoan, 2012.
Glasier & Gebbie. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG; 2006.
Handayani, Hani. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri Tentang
Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
Tahun 20011. (Skripsi). Jakarta; 2011.
Handayani, Ikke. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi SLTP di Jakarta Timur (Skripsi).
Jakarta,2003.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.
Ida Ayu Chandranita,dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG; 2009
Jawetz,Melnick,&Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23.Jakarta:EGC;2007.
Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta; Salemba Medika,2012.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
65/89
Linda J. Heffer,&Danny J. Schust. The Reproductive System At a Glance Third Edition.
USA: Wiley-Blackwell; 2010
Mardiyanti, Etty. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Karakteristik Demografi Terhadap
Praktek Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Eksterna Pada Remaja Putri SMPN 2
Limbangan (Skripsi). Kendal, 2004.
Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta; Kompas; 2008.
Narendra, dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Agung Seto; 2010.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta; 2006.
Notoatmodjo, Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Notoatmodjo,Soekidjo.Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam:Promosi Kesehatan
Teori&Aplikasi edisi revisi 2010.Jakarta:Rineka Cipta;2010.
Notoatmodjo,Soekidjo.Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta;2007.
NS Salika.Serba-serbi Kesehatan Perempuan,Apa Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang
Tubuhmu.Jakarta:Bukune;2010
Pinem, saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: TIM; 2009
Purwanti, Sugi. Deskripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam
Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyungan Kabupaten
Brebes Tahun 2011. Brebes; 2011.
Rabita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genetalia Eksterna.
(Skripsi). Medan; 2010
Rachihadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2009.
Sari, Bonita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Alat Genetalia Interna Dan Eksterna
Di Kelas X SMK Batik I Surakarta (Skripsi). Surakarta, 2013.
Setiadi. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
Soetjiningsih, IBCLC. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung
Seto; 2004.
Subhashi, dkk. Menstrual Hygiene: Knowledge and Practice among Adolescent School Girls
of Saoner, Ngapur Distric (Artikel); 2011.
Suriyati, B. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi (Skripsi). Depok, 2012.
Takasihaeng,Tan. Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Harian Kompas; 2005
Tatik Indrawati&Heni Pitriyani. Hubungan Personal Higiene Organ Genetalia Dengan
Kejadian Kanker Serviks Di RSUP Dr.Kariadi Kota Semarang (Skripsi). Semarang:
2012.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
66/89
Uliyah, Musrifatul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika; 2009.
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; Rajawali Pers;
2011.
Widyastuti Y. Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya;2009.
-
8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik
67/89
LAMPIRAN
Tabel 5.2
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjagakebersihan OrganGenetalia
No PernyataanB S
Frekuensi Persen Frekuensi persen
1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang
sehat pada organ reproduksi37 94,9 2 5,1
2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu
agar terhindar dari penyakit pada alat
kelamin
35 89,7 4 10,3
3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34 87,2 5 12,8
4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan
yang menyerap keringat dan air 30 76,9 9 23,1
5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan
baik digunakan setiap habis membersihkan
alat kelamin
31 79,5 8 29,5
6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat
kelamin perempuan terjadi karena keadaan
yang lembab pada alat kelamin
33 87,6 6 15,4
7 Arah membersihkan alat kelamin
perempuan yang benar adalah dari arah
anus menuju alat kelamin
25 64,1 14 35,8
8 Keputihan yang normal berwarna bening,tidak berbau dan tidak gatal
27 69,2 12 30,8
9 Membersihkan alat kelamin dengan
menggunakan air hangat dapat
menyebabkan kulit kelamin perih dan
kemerahan
26 66,2 13 33,3
10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat
kelamin perempuan yang sangat
berbahaya dan mengancam nyawa
36 92,3 3 7,7
11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat
kelamin agar terhindar dari masuknya
kuman pada alat kelamin
22 56,4 17 43,6
12 Toilet yang digunakan un