widya nurlita - fkik

Upload: ciciliadesynta

Post on 08-Jul-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    1/89

    GAMBARAN TINGKAT

    PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN

    ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MI PEMBANGUNAN

    SKRIPSI

    Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

    (S.Kep)

    OLEH :

    WIDYA NURLITA

    NIM : 109104000040

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H/2014 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    2/89

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    3/89

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    4/89

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    5/89

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    6/89

    v

    RIWAYAT HIDUP

     Nama : Widya Nurlita

    Tempat, TanggalLahir: Garut, 9 Juli 1991

    Status Pernikahan : Belummenikah

    Alamat : Jl. Tajur Ds. Sindang Rasa rt4/10 No. 60 Bogor

    Timur 16720

    Telepon : 081297111963

    Email : [email protected]

    RiwayatPendidikan

    1.  TK. Tunas Harapan Garut [1996-1998]

    2. 

    SDNPakuan Bogor [1998-2003]

    3. 

    SMPN 3 Bogor [2003-2006]

    4.  SMA Plus YPHB Bogor [2006-2009]

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    7/89

    vi

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Skripsi, Desember 2013

    Widya Nurlita, NIM: 109104000040

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ

    Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

    xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

    ABSTRAK

    Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang

    utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang

     berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan

    reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genetalia sangat penting

    dipelihara sedini mungkin, agar dapatterhindardari gangguan atau penyakit

     padaorgangenetalia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran tingkat

     pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia pada siswi

    Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penelitian ini merupakan penelitian

    kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional Pengambilandata dilakukan pada 39 siswi kelas 4, 5 dan 6 MI Pembangunan dengan teknik

     stratified random sampling   dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian

    inimenunjukan dari 39 responden terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki

     pengetahuan kurang, 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan

    sebanyak 17 orang (43,6%) memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan,

    responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara 32

    siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia eksterna.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

    instansi kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai

    kebersihan organ genetalia eksterna secara dini untuk mengurangi terjadinya

    gangguan atau masalah-masalah kesehatan reproduksiwanita yang disebabkanoleh kebersihan organ genital yangkurang baik dan bagi sekolah dasar supaya

    memasukan materi tentang kesehatan reproduksidalam kurikulum pendidikan

    supaya siswi mampu memahami cara menjaga kebersihan organ genetalia dengan

     baik dan benar.

    Kata kunci: kesehatan reproduksi, tingkat pengetahuan, perilaku, kebersihan

    genetalia eksterna, sekolah dasar

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    8/89

    vii

    FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE

    NURSERY STUDY PROGRAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Undergraduate Thesis, Desember 2013

    WidyaNurlita, NIM : 109104000040

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ

    Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

    xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

    ABSTRACT

    Reproduction health should be maintained by every women. By having then

    healthy we will avoid some dangerous diseases this is why the writer would like

    to do research about externagenetal organ which is one of the part of reproduction

    health.This research aimly to know the knowledge and behavior student of MI

    Pembangunan to maintan the cleanliness of their genetal organ. The writer use

    quantitative descriptive research with cross sectional design. The data is takingfrom 39 students of 4 grade, 5 grade, and 6 grade by using stratified random

    sampling technique questioner. The result showed that 3 student have insuffient

    knowledge, 19 students have sufficient knowledge, and 17 students have excellent

    knowledge. Meanwhile 7 students have sufficient behavior, 32 students have

    excellent behavior to maintan their externagenital.Hopefully this research will be

    usefull not only to educated MI Pembangunan students how to maintan their

    externagenetal organ but also for all students in Indonesia .in other words this

    issue will be applird in curriculum started rfom elementary school to senior high

    school. 

    Key word: reproduction health, knowledge, behavior, cleanliness of

    genetalexterna, Elementary school

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    9/89

    viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

     judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilku Menjaga Kebersihan

    Organ Genetalia Eksterna Pada Sisiwi Madrasah Ibtidaiyah

    Pembangunan”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

    memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

    Proses penyusunan proposal skripsiini, tidaksedikitkesulitan yang

     penulishadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar

     biasa dari berbagaipihak, baiksecaralangsungdantidaklangsung, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini,

     penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terimakasih serta penghargaan

    yang tidak yang tidak terhingga, kepada:

    1.  Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

    2. 

    BapakWaras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi

    Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns.

    EniNur’ainiAgustini,S.Kep,MSc Selaku Sekretaris Program Studi IImu

    Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3.  Ibu Ns. UswatunKhasanah, S.Kep.,MSN., selaku pembimbing I yang telah

    membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesaikannya

     penulisan proposal skripsi ini.

    4. 

    Ibu Ns.Puspita Palupi,S.Kep.,S.Mat., selaku pembimbing II yang telah

    membimbingdanmemberikanmasukandalampenulisan proposal penelitianini.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    10/89

    ix

    5.  IbuNa. Ernawati, S.Kep.,selakupembimbingakademik yang selalu

    memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program

    Studi Ilmu Keperawatan.

    6.  Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

    mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan

    keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi,

    S,PsidanIbuSyamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.

    7.  Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki

    skripsi penelitian ini.

    8.  Kedua orang tuadan Keluarg asaya. Terimakasih untuk Mama saya

    (ibuSumartini) yang sangat saya cintai dan sayangi atas segala pengorbanan

    yang telah diberikan, atas kasih dan saying serta atas do’a-do’a yang selalu 

    dipanjatkan untuk saya. Terimakasih untuk adikku (Satria&Naufal) serta Papa

    (Bapak Yusuf) atas dukungan yang telah diberikan kepada saya selama ini.

    Terimakasih untuk seseorang yang telah hadir dalam kehidupan saya

    (IkhwanMaulana) beserta keluarga yang telah memberikan motivasi,

    dukungan dan pelajaran berharga bagi kehidupan saya. Kalian lah yang

    membuat saya bias seperti ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya tiada

    henti saya haturkan kepada kalian semua.

    9.  Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika

    kami belajarselama kurang lebih 4 tahun.

    10. 

    Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalampembuatan surat

     perizinan penelitian.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    11/89

    x

    11. Kepala sekolah MI Pembangunan yang telah memberikan izin sertabantuan

    kepada sayadalam melakukan penelitian.

    12. 

    Seluruhsiswi MI Pembangunan yang telahbersediamenjadiresponden

    13. Semua teman dan sahabat yang telah memberikan dukungan, berbagi ilmu

    dan mengisi hari-harisayaselama proses pembelajaran. Khususnya untuk Ami,

     Ninta, dan Cici yang selalu memberi canda tawa di setiap perjalanan ini.

    UntukUmmi, Ravita, Fitri, Sisca, Dian, Eriyn, Qomi, Rusmanto, Iqbal, Yuni,

    Eva, Inggar, semua teman-teman yang sudah membantu dan berjuang

     bersama dalam menyelesaikan perkuliahan saya ucapkan terima kasih

    sebanyak-banyaknya.

    Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

    kebaikan yang telah di berikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

    kesalahan di ampuni oleh Allah. Amin.

    Jakarta, Desember2013

    Penulis 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    12/89

    xi

    DAFTAR ISI

    JUDUL HALAMAN

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PERSETUJUAN2........................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

    RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v

    ABSTRAK ....................................................................................................... vi

    ABSTRACT ..................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    A.  Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. 

    Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

    C.  Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

    D.  Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 7

    E.  Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

    F.  Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8

    BAB II TUNJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

    A. 

    Kesehatan Reproduksi .............................................................................. 7B.  Organ Genetalia Wanita ............................................................................ 9

    C.  Perawatan Organ Genetalia ...................................................................... 12

    D.  Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Genetal ............................................. 15

    E. 

    Pengetahuan ............................................................................................ 17

    F.  Perilaku .................................................................................................... 20

    G.  Teori Lawrance Green .............................................................................. 21

    H. 

    Kerangka Teori ......................................................................................... 23

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    13/89

    xii

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....... 24

    A.  Kerangka Konsep ..................................................................................... 24

    B. 

    Definisi Operasional ................................................................................ 25

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 26

    A. 

    Desain Penelitian ..................................................................................... 26

    B.  Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 26

    C.  Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................. 26

    D. 

    Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28

    E.  Instrumen Penelitian ................................................................................ 29

    F. 

    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 30

    G.  Tahapan Penelitian ................................................................................... 32

    H.  Pengolahan Data ...................................................................................... 33

    I.  Analisis Data ............................................................................................ 34

    J. 

    Etika Penelitian ........................................................................................ 34

    BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35

    A.  Profil Sekolah ........................................................................................... 35

    B. 

    Analisa Univariat ..................................................................................... 37

    BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 41

    A.  Analisis Univariat .................................................................................... 41

    B.  Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 45

    BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 46

    A.  Kesimpulan .............................................................................................. 46

    B. 

    Saran ........................................................................................................ 46

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    14/89

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 DefinisiOperasionalPenelitian ............................................................. 25

    Tabel 4.1Skor kuesioner perilaku ......................................................................... 30

    Tabel5.1 Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Siswi MI

    Pembangunan ....................................................................................... 37

    Tabel5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia

    Eksterna Siswi MI Pembangunan ......................................................... 38

    Tabel 5.3Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI

    Pembangunan ....................................................................................... 40

    Tabel5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

    Pada Siswi MI Pembangunan ............................................................... 41

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    15/89

    xiv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian .................................................................. 23

    Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 24

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    16/89

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN 

    1. 

    Lampiran 1 LembarPersetujuanResponden

    2. 

    Lampiran 2 KuesionerPenelitian

    3.  Lampiran 3 HasilUjiValiditas

    4.  Lampiran 4HasilPenelitian

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    17/89

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

    sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala

    aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

    (WHO,1992). Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya.

    Organ genetalia sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air

    cebok, pembalut dan cara memakainya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan

    selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Nadesul,2008;

    Pinem,2009).

    Kebersihan organ genetalia sangat penting untuk dipelihara, bahkan

    sebaiknya sudah disadari sejak dini akan pentingnya menjaga kebersihan organ

    genetalia eksterna. Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ genetalia

    yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks,

    keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Hal

    tersebut berkaiatan dengan saluran kemih bawah pada wanita lebih pendek,

    sehingga kedudukannya lebih dekat dengan dunia luar serta dapat dengan mudah

    terpapar kuman dan bibit penyakit. Kuman tertentu dan dalam jumlah tertentu

    dapat menimbulkan peradangan yang mengakibatkan rasa sakit. Maka dari itu,

    sangat penting umtuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman

    tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing wanita (Takasihaeng,

    2005 ; Nadesul, 2008). 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    18/89

    2

    Kasus kanker serviks semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

    Salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal higiene pada

    organ genetalia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di

    RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal

    higine yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu

    sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang

    segnifikan antara kanker serviks dengan personal higiene genetalia yang kurang

     baik (Pitriyani, 2012). 

    Banyak penelitian terkait kebersihan, sikap maupun perilaku dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia pada perempuan. Penelitian yang dilakukan

    lebih banyak dilakukan di sekolah tingkat SMP dan SMA. Hasil penelitian

    Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan ( 2004 ) sebagian besar responden (67%)

    memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perawatan organ reproduksi bagian

    luar, penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapatkan hasil

     bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai

    kebersihan organ genetalia sebanyak 93.4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA

     Negeri 2 Semarang (2008), 96% siswi mengalami keputihan (Rabita,2010;

    Handayani, 2003; ). 

    Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Sebuah penelitian mengenai

     perilaku remaja saaat menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh

    dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua,

     pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman

    sebaya (Suryati, 2012) 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    19/89

    3

    Pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi perlu diperhatikan

     bagi para siswi. Dalam ICPD ( International Conference On Population and

     Development   ) 1994 di Kairo telah disepakati hak-hak reproduksi untuk semua

    individu baik laki-laki maupun perempuan. Dalam hak reproduksi tersebut,

    disebutkan bahwa para remaja (laki-laki/ perempuan) berhak memperoleh

    informasi yang tepat dan benar mengenai reproduksi remaja, sehingga dapat

     berprilaku sehat dan menjalani kehidupan sosial yang bertanggung jawab

    (Pinem,2009). 

    Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis

    menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya

     pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin. Penelitian mengenai

    kesehatan reproduksi sebelumnya banyak dilakukan di sekolah serata SMP dan

    SMA, sementara masih jarang penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang

    dilakukan di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu penulis tertarik

    untuk meneliti tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genetalia

    eksterna pada siswi Madrasah Ibtidaiyah kelas 4,5 dan 6. 

    Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MI Pembangunan karena

     pada saat melakukan studi pendahulian di MI Pembangunan, Peneliti melakukan

    wawancara dengan kepala sekolah, guru BK dan siswi kelas 1-6 sebanyak 24

    siswi yang terdiri dari siswi kelas 1-3 masing-masing sebanyak 5 orang dan kelas

    4-6 sebanyak 3 orang. Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa siswi kelas

    4-6 rata-rata sudah mengalami keputihan dan gatal pada daerah kewanitaannya.

    Ketika melakukan wawancara siswi kelas 4 dan 5 cenderung memiliki

    karakteristik lebih tertutup dalam membicarakan masalah reproduksi

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    20/89

    4

    dibandingkan kelas 6. Pada siswi kelas 6 sudah banyak terpapar dengan materi

     pubertas dan seputar kesehatan reproduksi dalam program keputrian

    dibandingkan dengan siswi kelas 4 dan 5 yang hanya mendapatkan materi

    keputrian 1 kali dalam setahun. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan

     penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ

    reproduksi eksterna di MI Pembangunan pada kelas 4,5dan 6. 

    B.  Rumusan Masalah

    Kebersihan organ genetalia eksterna pada perempuan sangat penting

    dipelihara sejak dini agar dapat terhindar dari penyakit genetalia seperti kanker

    servik, keputihan abnormal, iritasi, infeksi saluran kemih, atau radang panggul.

    Pengetahuan yang baik mengenai cara membersihan organ genetalia akan

     berpengaruh pada perilaku para perempuan dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia. 

    Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

     berpengaruh pada perilaku para remaja putri dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia eksterna. Penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa pengetahuan

    dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

    menyebabkan terjadinya keputihan pada sebagian besar remaja putri yang diteliti. 

    Penelitian mengenai kebersihan organ genetalia ini banyak diteliti pada

    remaja putri tingkat SMP dan SMA yang rata-rata sudah memasuki masa pubertas

    atau remaja tengah. Sedangkan, penelitian pada anak yang akan memasuki usia

    sekolah masih sangat jarang.

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, Siswi kelas 4, 5

    dan 6 MI pernah mengalami keputihan serta gatal pada daerah kewanitaannya.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    21/89

    5

    Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui Gambaran Tingkat

    Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada

    Siswi Kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan. 

    C.  Pertanyaan Penelitian

    1.  Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sisiwi MI Pembangunan mengenai

    kebersihan organ genetaliaeksterna?

    2.  Bagaimana gambaran perilaku siswi MI Pembangunan dalam menjaga

    kebersihan organ genetalia eksterna?

    D.  Tujuan Penelitian

    1.  Tujuan Umum 

    Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga

    kebersihan organ genetalia pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan.

    2.  Tujuan Khusus

    a.  Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pada siswi dalam menjaga

    kebersihan organ genetalia

     b.  Diketahuinya gambaran perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia

    E.  Manfaat Penelitian

    a. 

    Bagi Pelayanan Kesehatan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

     peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam bidang

    kesehtan reproduksi, salah satunya menyelenggarakan penyuluhan atau

     promosi kesehatan reproduksi pada kalangan anak sekolah dalam

    rengka mempersiapkan pubertas dini.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    22/89

    6

     b.  Bagi institusi pendidikan keperawatan

    Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan

     penelitian dibidang perawatan dan kesehatan reproduksi,serta

    memberikan perkembangan ilmu keperawatan dalam bidang kesehatan

    reproduksi pada anak sekolah sehingga dapat memberikan pendidikan

    kesehatan lebih dini.

    c. 

    Bagi sekolah

    Dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan

     pengetahuan dan perilaku siswi mengenai kebersihan organ genetalia,

    serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam membantu

    meningkatkan kepedulian terhadap organ genital siswi dalam rangka

    mempersiapkan kesehatan reproduksi di usia dini..

    F.  Ruang Lingkup Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian  Deskriptif

    Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku

    siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia eksterna. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang

    dibagikan kepada responden yang memungkinkan untuk diteliti. 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    23/89

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Kesehatan Reproduksi

    1.  Pengertian Kesehatan Reproduksi

    Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

    secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam

    semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya.

    Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara

    utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal

    yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya

    (Pinem,2009).

    2.  Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi

    Faktor-faktor yang mempengarruhi besaran masalah kesehatan reproduksi

    meliputi faktor demografis/ sosial ekonomi, faktor budaya dan lingkungan,

     psikologis dan biologis.

    a.  Faktor demografis dapat dinilai dari data: usia pertama melakukan

    hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil.

    Sedangkan faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan,

    akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat

    kemiskinan, rasio buta huruf, rasio remaja tidak sekolah.

     b.  Faktor budaya dan lingkungan mencangkup pandangan agama, status

     perempuan, ketidaksetaraan jender, lingkungan tempat tinggal dan

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    24/89

    8

     bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi,hak dan tanggung

     jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik.

    c. 

    Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya,

    tindak kekerasan di rumah/lingkungan, dan ketidak harmonisan orang

    tua.

    d. 

    Faktor biologis meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan

     bawaan reproduksi, kelainan akibat radang panggul. Infeksi lain atau

    keganasan (Pinem,2009).

    3.  Komponen Kesehatan Reproduksi

    Terdapat tiga komponen kesehatan reproduksi , yaitu:

    a.  Mampu, yaitu mampu berfungsi baik sebagai alat hubungan seksual dan

    sebagai alat reproduksi.

     b.  Berhasil, yaitu berhasil melahirkan bayi well born baby dan well health

    mother

    c.  Aman, yaitu proses reproduksi berjalan dengan baik dan berhubungan

    seks, hamil, bersalin, nifas, dan laktasi berlangsung dengan aman.

    Selanjutnya, reproduksi berikutnya juga berlangsung aman tanpa

     penyulit (Manuaba,2007).

    Suatu penelitian di Mansoura menujukan bahwa terdapat perbedaan antara

     pengetahuan anak perempuan di perkotaan dengan dipedesaan mengenai

    kebersihan saat menstruasi masih kurang. Umumnya perempuan yang

     berada di pedesaan memiliki perawatan kebersihan diri yang buruk, seperti

     jarang mengganti pembalut khususnya di malam hari, mereka pun tidak

    mandi selama menstruasi, serta kekurangan privasi sangat penting. Mereka

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    25/89

    9

    mengatakan butuh informasi yang lebih mengenai kebersihan menstruasi

    (Abdel, 2005).

    Suatu penelitian menyebutkan bahwa hanya 36,95% dari perempuan muda

    yang peduli terhadap menstruasi sebelum mereka mengalami menarce. Lebih dari

    34 perempuan dalam penelitian itu tidak mengetahui penyebab dan sumber

     pendarahan menstruasi. Beberapa indeks kebersihan mens menunjukan perbedaan

    yang signifikan antara perempuan di perkotaan dan pedesaan (Subhash, 2011).

    B. 

    Organ Genetalia Wanita

    1. 

    Sistem Reproduksi

    Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari empat komponen utama

    yaitu genetalia eksterna, sepasang kelenjar seks primer (gonad), saluran

    yang membentang dari gonad ke bagian tubuh eksterior dan kelenjar seks

    sekunder (tambahan)

    Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak disalam

    rongga pelvis dan ditopang pleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna yang

    terletakdi perinium. Struktur reproduksi interna dan eksterna wanita

     berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan hormon estrogen dan

     progesteron. (Bobak dkk,2004)

    2. 

    Struktur eksterna

    Struktur eksterna atau vulva secara berurutan dari arah anterior keposterior

    yaitu ; mons pubis, labia mayora&labia minora, klitoris, prepusium, klitoris,

    vestibulum, fourchette dan perinium. (Bobak dkk,2004)

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    26/89

    10

    Gambar 2.1 Organ GenetaliaEksterna

    3.  Struktur Interna

    Struktur organ genetalia interna antara lain, yaitu:

    a.  Vagina (saluran senggama)

     b.  Rahim (uterus)

    c.  Tuba Fallopii

    d.  Indung Telur (Ovarium)

    e. 

    Parametrum (penyangga rahim) (Manuaba,2009).

    Gambar 2.2 Organ GenetaliaInterna

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    27/89

    11

    4.  Flora Normal Vagina

    Segera setelah lahir, laktobasilus aerob tampak dalam vagina dan menetap

    sepanjang pH tetap asam (beberapa minggu). bila pH menjadi netral

    (menetap sampai pubertas) terdapat flora campuran, kokus dan basilus saat

     pubertas, laktobasilus aerob dan anaerob tampak kembali dalam jumlah

     banyak dan mempertahankan pH asam dengan menghasilkan asam dari

    karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini tampaknya merupakan

    mekanisme penting dalam mencegah timbulnya organisme yang lain, yang

    mungkin membahayakan di dalam vagina .jika laktobasilus ditekan akibat

     pemberian obat-obat antimikroba, ragi atau berbagai bakteri meningkat

     jumlahnya dan menyebabkan iritasi serta peradangan.Setelah menopause,

    laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran kembali

    timbul. flora vagina normal termasuk streptococcus grup B terdapat

    sebanyak 25% perempuan usia subur.selama proses kelahiran,bayi dapat

    terpajan streptococcus grup B, yang kemudian dapat menyebakan sepsis

    neonatal dan meningitis. flora vagina normal juga sering mencakup

    streptococcus alfa hemolitik, streptococcus anaerob (peptostreptococus),

    spesies prevotella, klostridia, gradnerella vaginalis, ureaplasma urealytikum

    dan kadang-kadang listeria atau spesies mobilunkus.mukus servikal

    mempunyai aktifitas antibakteri dan mengandung lisozim. pada beberapa

     perempuan, introitus vagina mengandung flora yang banyak menyerupai

    flora di perineum dan area perianal. keadaan tersebut dapat menjadi factor

     predisposisi infeksi saluran kemih rekuren. organisme divagina yang

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    28/89

    12

    terdapat saat persalinan dapat mengionfeksi neonates

    (misalnya,streptococcus grup B) (Jawetz, 2007).

    C.  Perawatan Organ Genetalia

    Perawatan diri pada alat kelamin perempuan merupakan perawatan diri

     pada organ eksterna yang terdiri dari mons veneris, terletak di simpisis pubis;

    labia mayora, dua lipatan yang membentuk vulva; labia minora; dua lipatan kecil

    diantaraa atas labia mayora; klitroris, sebuah jaringan erektil yang serupa

    denganpenis laki-laki; kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti

    uretra, vagina, perinium, dan anus (Uliyah, 2009).

    Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memeperhatikan kebersihan diri.

    di Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan cenderung

    lembab sering membuat banyak berkeringat. dibagian tubuh yang tertutup dan

    lipatan-lipatan kulit, seperti didaerah alat kelamin. kondisi ini menyebabkan

    mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya

     bisa menimbulkan infeksi

    Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan

     perempuan antara lain: 

    1.  Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

    2. 

    Membersihkan kotoran yang keluardari alat kelamin dan anus dengan

    air atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan anus

    untuk perempuan adalah dari daerah vagina ke arah anus untuk

    mencegah kotoran dari anus masukke vagina.

    3.  Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    29/89

    13

    4.  Dianjurkan untuk mencukur atau merapihkan rambut kemaluan karena

     bisa ditumbuhi jamur ataukutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan

    tidak nyaman (Kusmiran, 2012).

    Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja perempuan

    antara lain sebagai berikut :

    1. 

    Tidak memasukan benda asing ke dalam vagina

    2. 

    Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat

    3.  Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat

    4.  Penggunaan pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan (Kusmiran,

    2012).

    Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal

    ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah

    cara membersihkan alat kelamin wanita (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;

    Kusmiran, 2012) :

    1.  Secara teratur bersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin

    dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama

    setelah Buang Air Besar (BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat

    kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang

    (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa

    terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih

    atau tisu kering untuk mengeringkannya (Manuaba,2006; Manuaba,

    2009; Kusmiran, 2012).

    2.  Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan

    menggunkan kloset duduk maka siramlah terlebih dahulu untuk

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    30/89

    14

    mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual.

    Bakteri,kuman,dan jamur bisa menempel di kloset yang sebelumnya

    digunakan oleh penderita penyakit menular seksual (Manuaba,2006;

    Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

    3.  Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina

    sendiri sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan

    keasamannya. Keseringan menggunakan sabun khusus ini justru akan

    mematikan bakteri baik dan memicu berkembangbiaknya bakteri jahat

    yang dapat menyebabkan infeksi (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;

    Kusmiran, 2012).

    4.   jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai

    dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak

    sekali. Dan gunakan pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah

    iritasi. sering-sering mengganti pantyliner saat keputihan

    (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

    5.  Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti

     pakaian dalam. minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk

    menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan (Manuaba,2006;

    Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

    6.  Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.

    hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi

    susah bernafas dan akhirnya menyebakan daerah kewanitaan menjadi

    lembab,berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur

    yang dapat menimbulkan iritasi. infeksi sering kali terjadi akibat celana

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    31/89

    15

    dalam yang tidak bersih (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,

    2012).

    7. 

    Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. waktu

    haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri

    kalau lama tidak diganti.bila dipermukaan pembalut sudah ada segumpal

    darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut.

    Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat

    sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.oleh karena itu

    gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali

    (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

    8.  Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaanpun perlu diperhatikan

    kebersihannya. jangan mencabut-cabut rambut tersebut. lubang ini bisa

    menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur,yang dikhawatirkan dapat

    menimbulkan iritasi dan penyakit. perawatan rambut didaerah

    kewanitaan cukup dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa

    sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk

    merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya

     benda kecil ke dalam vagina (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,

    2012).

    D.  Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

    1.  Keputihan

    Leukorea atau keputihan yaitu suatu cairan putih yang keluar dari lubang

    senggama atau vagina secara berlebihan. Keputihan dibedakan menjadi dua

     jenis yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    32/89

    16

    Keputihan yang normal biasanya terjadi pada masa menjelang dan sesudah

    menstruasi, pada sekitar fase sekresiantara hari ke 10-16 menstruasi, juga

    terjadi pada rangsangan seksual.sedangkan, pada keputihan yang abnormal

    ayau patologis terjadi pada infeksi alat kelamin (infeksi bibir kelamin, liang

    senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi

     penyakit hubungan kelamin) (Manuaba, 2009).

    Hal yang harus dilakukan agar keputihan tidak terjadi adalah upaya untuk

    mencegahnya. Terutama kebersihan pada organ intim yang harus dijaga. Mulai

    dari pakaian yang digunakan, cara membersihkan diri sehabis buang air besar,

    mencegah kelembaban pada organ intim, kebersihan kloset duduk yang

    digunakan, penggunaan cairan pembersih vagina tidak berlebihan, terhindar

    dari benda asing yang masuk (Djoerban,2009 dan Kusmiran, 2012).

    2. 

    Iritasi

    Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan

     bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi,

    gesekan baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi

    karena orang terobsesi ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak

    menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air

     panas, membias dengan sabun terlalu banyak, dan menggunakan kompres

    larutan obat yang terlalu pekat. Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ

    intim lebih lembut dan tipis dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya

     pun harus lebih hati-hati dan tidak boleh kasar.rambut organ intim yang

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    33/89

    17

    terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya,

    2004).

    Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosokorgan intim merupakan

    sumber iritasi. Apalagi jika ada rambut diatasnya. Oleh karena itu, untuk

    sementara rambut organ intim dicukur saja dan batasi penggunaan sabun.

    3. 

    Infeksi

    Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan

    virus.

    a.  Infeksi jamur

    Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur

    dermofita dan jamur candida albicans.

     b.  Infeksi Bakteri

    Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai

    macam bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat,

    dan  spirochaeta  berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada

    kelaianan organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan

    tempat yang terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardenerellabakteri

     jenis ini dapat berubah bentuk sehingga disebut kokobasil. Ditemukan

    dala jumlah keci dalam keadaan normal di dalam vagina.

    E.  Pengetahuan

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

    khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Prilaku yang disasari

     pengetahuan biasanya bersifat langgeng. Proses adopsi prilaku, menurut Rogers

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    34/89

    18

    dalam notoatmodjo, sebelum seseorang mengadopsi sesuatu,di dalam diri orang

    tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : (Notoatmodjo, 2003) 

    1. 

    Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus

    2.  Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

    3.  Evaluating (mengimbang-imbang), individu menimbang-nimbang

    tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahapini

    subjek memiliki sikap yang lebih baik

    4.  Trial (mencoba), individu sudah mulai mencobaprilaku baru

    5.  Adaption, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    sikap dan kesadarannya terhadap stimulus

    Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencangkup 6 tingkatan, yaitu:

    a.  Tahu

    Tahu dapat menjadi pengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

    mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari

    meliputi pengetahuan, fakta, konsep, definisi,nama,peristiwa,

    tahun,daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Maka dari itu, tahu ini

    merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo;

    2003, 2007, 2010).

     b.  Memahami

    Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

     benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

    materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham pada suatu

    objekatau materimaka akan mampu menjeklaskan, menyebutkan

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    35/89

    19

    contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapobjek

    yang dipelajari (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

    c. 

    Aplikasi

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan unytuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

    Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

    rumus, prinsip dan sebagainya dalamkonteks lain (Notoatmodjo; 2003,

    2007, 2010).

    d.  Analisis

    Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atrau suatu

    objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

    organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan

    analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

    menggambarkan, membedakan, memisahkan mengelompokan, dan

    sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

    e.  Sintesis

    Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

     baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas,

    dapat menyesuaikan dan sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    36/89

    20

    f.  Evaluasi

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

    terhadap siuatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria

    tertentu (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

    F.  Perilaku

    Menurut Notoatmodjo perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon

    seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau

    terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau

     praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain

    (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010). 

    1.  Bentuk Perilaku

    Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

    dibedakan menjadi dua:

    a.  Perilaku tertutup

    Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon

    terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

     pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang

    menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh

    orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

     b.  Perilaku Terbuka

    Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

    terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    37/89

    21

    tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

    oleh orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

    2. 

    Proses Terjadinya Perilaku

    Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

     prilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

     berurutan yaitu: (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

    a. 

     Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.

     b.   Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

    c.   Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang

    tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Pada tahap

    ini subjek memiliki sikap yang lebih baik.

    d.  Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.

    e.   Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan

     pengetahuan,sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.

    G.  Teori Lawrance Green 

    Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan.

    Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu

    faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior

    causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

    1.  Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

     pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya

    2.  Faktor-faktor pendukung (enabling factor), tang terwujud dalam

    fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat, dan sebagainya

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    38/89

    22

    3.  Faktor-faktor pendorong (renforsing factor) yang terwujud dalam sikap

    dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

    kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

    Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    Keterangan :

    B = behavior

    PF= Predisposisi Factor

    EF = Enebeling Factor

    RF = Reinforcing Factor

    F = Fungsi

    G.  Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)

    Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model

    sosiopsikologis seperti pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian

    keseluruhan dari penyakit, keuntungan yang diharapakan dari pengambilan

    tindakan dalam menghadapi penyakit, kesiapan tindakan individu (Notoatmodjo,

    2007). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem

    kesehatan ditandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima

    usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh

     provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku

     pencegahan penyakit (preventive health behaviour), yang oleh Becker (1974)

    dikembangkan dari teori lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954) menjadi model

    kepercayaan kesehatan (health belief models). Apabila individu bertindak untuk

    B=F (PF,EF,RF)

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    39/89

    23

    melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di

    dalam tindakan tersebut, yakni :

    1.  Kerentanan yang dirasakan ( perceived susceptibility) 

    Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya,

    ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit

    tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu

     penyakit akan timbul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia atau

    keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. 

    2.  Keseriusan yang dirasakan ( perceived seriousness) 

    Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan

     penyakitakan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap

    individu atau masyarakat. Penyakit polio misalnya, akan dirasakan lebih

    serius bila dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan

     pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan apabila dibandingkan

    dengan pencegahan (pengobatan) flu.

    3.  Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan ( perceived benafis

    andbarriers).

    Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang

    dianggap gawat (serius), ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.

    Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan

    rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.

    Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-

    rintangan yang mungkin ditemukan didalam manentukan tindakan

    tersebut.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    40/89

    24

    4.  Isyarat atau tanda-tanda

    Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan,

    kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang

     berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya pesan-

     pesan pada media massa,nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota

    keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya.

    Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa

     pengambilan tindakan tepat untuk perilaku sehat dipengaruhi oleh 3

    variabel, yaitu:

    a) 

    Variabel demografis, yang terwujud dalam umur, jenis kelamin,

    suku bangsa atau kelompok etnis. Dalam penelitian ini, peneliti

    akan mengambil umur dan jenis kelamin sebagai faktor yang

    mempengaruhi sikap dan perilaku. Suku bangsa dan etnis tidak

     peneliti ambil dikarenakan di daerah tersebut hanya ada suku Jawa,

    Sunda, dan Betawi sehingga dinilai kurang ada keragaman.

     b) Variabel sosial psikologis yang dapat dilihat dari  peer dan

    reference group, kepribadian, pengalaman sebelumnya. Dalam

     penelitian ini, peneliti akan mengambil satu komponen pengalaman

    yaitu pengetahuan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap

    dan perilaku.

    c) Variabel struktur yang dapat dilihat dari kelas sosial ekonomi,

    akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya. Variabel yang akan

    diteliti dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi yang dilihat dari

     pendapatan. Sedangkan untuk akses ke pelayanan kesehatan tidak

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    41/89

    25

    diteliti dikarenakan sudah terdapat keseragaman pada semua

    masyarakat yaitu, petugas kesehatan mendatangi seluruh penduduk.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    42/89

    26

    H.  Kerangka Teori

    Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai

     berikut:

    Bagan 2.1

    (Dimodifikasi dari: Health Belief Model (Field, Lewin, 1954) dalam Notoatmodjo

    2005)

    Variabel demografis:

      Usia

      Jenis kelamin

      Pendidikan

      Pengetahuan

    Variable social psikologis:

      Peer danreferensi group

     

    Kepribadian

      PengalamansebelumnyaVariable struktur:

      Kelasekonomi

      Fasilitas, dsb

    Kecenderungan yang

    dilihat mengenai

    manfaat dan

    kerugian

    Manfaat menjaga

    kebersihan organ

    genetalia eksterna

    AncamanatauAkibat yang

    timbul jika tidak menjagakebersihan organ genetalia

    eksterna

    Pendorong untuk bertindak :

    Media masa, koran, pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman

    orang lain

    Kemungkinan

    mengambil

    tindakan tepat

    dalam

    membersihkan

    Perilaku

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    43/89

    27

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    A.  Kerangka Konsep

    Berdasarkan kerangka teori yang sudah dibuat dalam bab sebelumnya,

     bahwa praktek menjaga kebersihan organ genetal dapat dipengaruhi oleh

     pengetahuan dan perilaku sesorang. Untuk itu peneliti menggambarkan karangka

    konsep sebagai berikut:

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep

    Pengetahuan tentang :

    1. 

    Pengertiaan kesehatan reproduksi

    2.  Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

    3.  Akibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ

    genetalia eksterna

    4.  Cara menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang tepat

    Perilaku Mengenai :

    1. 

    Cara membersihan organ genetaliaeksterna secara umum

    dengan tepat

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    44/89

    28

    B.  Definisi Operasional

    Tabel 3.1 Definisi OperasionalVariabel Definisi

    operasional

    Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

    Pengetahuan Hal-hal yangdiketahuiresponden berkaitan dengankebersihan organgenetaliaeksterna, yangmeliputi:

      Pengertian

    kebersihan

    organgenetalia

      Manfaatmenjagakebersihanorgangenetalia

      Cara

    membersihkanorgangenetalia

    eksterna yang baikdanbenar

      Akibat yang

    timbuljikatidakmembersihkanorgangenetaliaeksterna

    Menghitungskor pada pertanyaanyang sudahdijawabresponden

    Kuesioner 1.  Baik, denganskor ≥76%

    2.  Cukup,dengan skor56-75%

    3.  Kurang,dengan skor≤55% (Arikunto,2010).

    Ordinal

    Perilaku Suatu tindakan

    responden dalam

    menjagakebersihan organgenetalia eksterna

    Menghitung

    skor pada

     pertanyaanyang sudahdijawabresponden

    Kuesioner 1.  Baik,

    dengan skor

    ≥76%2.  Cukup,

    dengan skor56-75%

    3.  Kurang,dengan skor

    ≤55%(Arikunto, 2010)

    Ordinal

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    45/89

    29

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A.  Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

    desain deskriptif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

    tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

     pada remaja awal di SD Madrasah Pembangunan. Penelitian ini dilakukan dengan

    mengumpulkan data menggunakan kuisioner penelitian.

    B.  Populasi dan Sampel

    1.  Populasi

    Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang

    diteliti (Notoatmodjo, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi

    MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah 380 siswi.

    2.  Sampel

    Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

     jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Kriteria inklusi yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu :

    a.  Kriteria sampel

    Kriteria inkulsi :

    1)  Siswi MI Pembangunan kelas 4, 5dan 6

    2)  Bisa membaca dan menulis

    3)  Bersedia menjadi responde

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    46/89

    30

    Kriteria ekskulsi :

    1)  Responden tidak kooperatif

    2) 

    Responden mendadak sakit

    3)  Responen mengundurkan diri ditengah-tengah proses penelitian

     b.  Jumlah sampel

    Jumlah populasi siswi kelas 4,5 dan 6 adalah 380 siswi. Yang terdiri dari

    119 siswi kelas 4, 132 siswi kelas 5 dan 129 siswi kelas 6 . Untuk menentukan

     jumlah sample, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:

    Keterangan :

     N = ukuran populasi

    n = ukuran sampel

    e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

     pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

    Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

    n = 380

    1 + 380 (5%)

    2

    n = 380

    1 + 380 (0,05)2

    n = 380

    10,5

    n = 36,1dibulatkan menjadi 36 siswi

    n = N

    1+N e2 

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    47/89

    31

    Untuk mengantisipasi responden yang dropout , maka total sampel yang

    diambil sebanyak 36 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak

    39 orang. Supaya penyebaran data siswi kelas 4, 5, 6 merata dan seimbang, maka

    digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu:

    Jumlah sampel strata =

     

    Kelas 4 :

    siswi, dibulatkan menjadi 12 siswi

    Kelas 5 :

      siswi, dibulatkan menjadi 14 siswi

    Kelas 6 :

      siswi, dibulatkan menjadi 13 siswi

    C.  Tehnik Pengambilan Sampel 

    Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode acak stratifikasi (stratified random sampling) yang sesuai dengan kriteria

    inkulsi dan ekslusi. Metode acak stratifikasi merupakan metode pemilihan sampel

    dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen

    yang disebut strata, kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata

    tersebut (Notoatmodjo, 2006).

    Penggambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan siswi

     perempuan dari setiap kelas. Selanjutnya meberikan nomer berdasarkan nomer

    absen siswi pada kelas masing-masing. Setelah penomeran, peneliti melakukan

     pengocokan berdasarkan kelas untuk diambil sempel yang dibutuhkan sesuai

     jumlah yang sudah ditentukan untuk masing-masing kelas. Setelah sampel

    didapatkan, selanjutnya memanggil sampel pada masing-masing kelas untuk

    melakukan pengisian kuesioner di tempat yang sudah ditentukan.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    48/89

    32

    D.  Lokasi dan Waktu Penelitian

    1.  Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan yang

    teletak di Tangerang Selatan. MI tersebut terpilih karena merupakan salah satu

    Sekolah Dasar yang memiliki program khusus keputrian yang memiliki materi

    tentang menstruasi dan cara menjaga kebersihan genetalia

    2. 

    Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan

    Desember 2013.

    E.  Instrumen Pengumpulan Data

    Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat

    untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku siswi tentang kebersihan

    organ reproduksi. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaaan yang mudah

    dimengerti oleh siswi tingkat Sekolah Dasar. Kuesioner ini tersiri dari tiga bagian,

    yaitu : 

    1.  Data Responden

    Bagian ini terdiri dari data siswi meliputi nama (inisial), umur, kelas dan

     jenis kelamin.

    2. 

    Kuesioner pengetahuan tentang kebersihan organ genetalia eksterna

    Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan

    kebersihan organ genetalia eksterna ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

     pengetahuan siswi mengenai kebersihan genetalia eksterna. Kuesioner ini

    menggunakan skala Gutmann yang terdiri dari dua katagori jawaban yaitu

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    49/89

    33

     benar (B) dan tidak (T). Untuk pernyataan positif ( favourable)  bernilai 1

    untuk jawaban Benar (B) dan 0 untuk jawaban tidak (T). Untuk pernyataan

    negatif (unfavourable)  bernilai 0 untuk jawaban benar (B) dan 1 untuk

     jawaban Salah (S). Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari 14pernyataan,

    yang terdiri dari 11 pernyataan positif (1,2,3,4,5,8,9,10,11,13,14) dan 3

     pernyataan negatif (6,7,12)

    3. 

    Kuesioner perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

    Kuesioner ini berisi pertanyan-pertanyaan mengenai kebiasaan atau

    tindakan yang siswi lakukan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

    Kuisioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri 13 pertanyaan, 8 pertanyaan

     fourable(1,2,4,5,9,10,11,12)dan 5 pertanyaan unfourable(3,6,7,8,13). Setiap

     pertanyaan memilikiempat katagori jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR),

    Sering Sekali (SS), Jarang (J), Jarang Sekali (JS). Nilai atau skor jawaban untuk

     pertanyaan positif, yaitu:

    Jawaban Skor Fourable Skor Unfourable

    Selalu (SL) 5 1

    Sering (SR) 4 2

    Seringsekali (SS) 3 3

    Jarang (J) 2 4

    Jarangsekali (JS) 1 5

    4.1 Tabel Skor Kuesioner Perilaku

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    50/89

    34

    F.  Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 

    1.  Hasil Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau

    kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas

    setiap pertanyaan angket. Instrumen yang valid memiliki validitas yang

    tinggi, begitu juga sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki

    validitas rendah. Untuk mengetahui apakah korelasi tiap pertanyaan tersebut

    signifikan, maka dilihat perbandingan antara r tabel dan r hitung. Jika r

    hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat kemaknaan 5% maka

    dikatakan valid (Hidayat, 2008).

    Uji validitas ini dilakukan di MI Pembanguan Jakarta pada tanggal 26

    september 2013. Responden dalam uji validitas ini adalah sebanyak 49

    orang, dimana responden tersebut memilik ikriteria inkulsi dan ekskulsi

    yang sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.

    Hasil uji kuesioner dianalisis menggunakan rumus teknik faktor analisa

    dengan  software komputer. Dari hasil analisa tersebut didapatkan r tabel

    adalah 0,5 dengan n=49 orang. Ketika r hitung > r tabel maka kuesioner

    dikatakan valid.

    Adapun jumlah pernyataan kuesioner tingkat pengetahuan adalah 14

     pernyataan. Hasil uji validitas menunjukan bahwa pada pernyataan

    mengenai tingkat pengetahuan masih banyak yang belum valid, maka

     peneliti melakukan validity content dan expert validitySehingga instrumen

     perilaku ini tetap dapat digunakan karena rentang kevalidan instrumen

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    51/89

    35

     berada pada rentang “cukup tinggi”, sebagaimana rentang kevalidan 

    menurut Hidayat (2008) sebagai berikut :

    0,800-1,000 : sangat tinggi

    0,600-0,799 : tinggi

    0,400-0,599 : cukup tinggi

    0,200-0,399 : rendah

    0,000-0,199 : sangat rendah (tidak valid)

    Pada pertanyaan mengenai perilaku siswi dalam menjaga

    kebersihan organ genetalia eksterna yang terdiri dari 13 pertanyaan,

    didapatkan hasil dengan menggunakan analisa faktor semua pernyataan

    tersebut memiliki nilai r tabel >0,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    semua pertanyaan sudah valid.

    2. 

    Hasil Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

     pengukur dapat dipercaya atau diandalkan atau apakah alat ukur bisa digunakan

    atau tidak. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah hasil pengukuran tersebut tetap

    konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

    menggunakan alat ukur yang sama (Hidayat, 2008).

    Uji reliabilitas ini menggunakan teknik  Alpha Crombach (α), dalam uji

    reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut

    reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika

    memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Azwar, 2008).

     Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitianuntuk tingkat pengetahuan

    adalah 0,224 karena nilai Alpha Cronbach

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    52/89

    36

    tidak reliabel. Sedangkan, Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitian untuk

     perilaku adalah 0,516 karena nilai Alpha Cronbach > 0,50, maka instrumen ini

    dianggap reliabel.

    G.  Tahap Penelitian 

    1. 

    Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapatkan

     persetujuan dan mendapatkan surat permohonan izin penelitian dari institusi

    Setelah mendapatkan izin dari institusi, maka peneliti memohon izin pada

    kepala sekolah MI Pembangunan untuk melakukan penelitian pada beberapa

    siswi di sekolah.

    2.  Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti dibantu guru yang

     berwenang untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan agar dapat

    meminta bantuan dalam mengumpulkan siswi yang akan menjadi responden

    yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian

    3.  Setelah responden penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah

    memberikan lembar persetujuan (informed consent ) dengan tanpa paksaan.

    Setelah itu peneliti memberikan kuisioner yang sudah dilakukan uji validitas

    dan reliabilitas.

    4. 

    Setelah kuesioner diisi, peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi

    oleh siswi MI Pembangunan yang menjadi responden.

    5.  Setelah lembar kuisioner terkumpul lengkap, selanjutnya dilakukan

     pengolahan data menggunakan program komputer.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    53/89

    37

    H.  Pengolahan Data

    1.  Editing

    Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti

    kebenaran data yangdiperoleh. Editing dilakukan saat tahap

     pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti tidak menemukan

    data yang kurang maupun tidak sesuai dengan yang ketentuan.

    2. 

    Coding

    Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data

    yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting

     bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Peneliti

    memberikan kode yang sesuai dengan kategorik yang ditentukan.

    3.  Entry data

    Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah terkumpul

    kedalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

    frekuensi sederhana.

    4.  Cleaning data

    Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

    sudah di-entry, agar terlihatadanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat

    terjadi kesalahan pada saat meng-entry data.

    I.  Analisa Data

    Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat.

    Menganalisa variabel-variabel dalam penelitian secara deskriptif dengan

    menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Konsep metodologi yang

    digunakan adalah statistik katagorik. Dalam penelitian ini analisa digunakan

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    54/89

    38

    untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

    J.  Etika Penelitian

    Penelitian yang akan dilakukan menekankan masalah etik yang meliputi :

    1.  Lembar persetujuan (informed consent) 

    Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

    akan diteliti yang memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian

    serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti tujuan dan

    maksud penelitian dilakukan. Bila subjek menolak maka peneliti tidak

    memaksa kehendak dan menghormati hak-hak subyek.

    2. 

    Tanpa Nama ( Anonymity) 

    Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

    mencantumkan nama jelas subyek pada lembar penelitia melainkan hanya

    mencantumkan inisial dari subyek yang diteliti.

    3.  Kerahasiaan (Confidentiality) 

    Kerahasian informasi mengennai responden dijamin peneliti, hanya

    kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    55/89

    39

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    A.  Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

    Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN merupakan sekolah swasta

    yang sudah terakreditasi A. MI Pembangunan terletak di Jl.Ibnu Taimia IV

    Komplek UIN Jakarta kelurahan pondok pinang, kecamatan kebayoran lama,

    Jakarta Selatan. Drs. Yon Sugiono sebagai kepala sekolah saat ini menyebutkan

     bahwa MI Pembangunan didirakan pada tahun 1974, dengan status tanak milik

     pemerintah (9790 m2) dan tanah wakaf/hibah (7000 m2). Sekolah ini memiliki

     banyak program yang memiliki tujuan sangat baik bagi siswinya dalam berbagai

     bidang terutama bidang kesehatan. MI Pembangunan memiliki UKS yang

    didalamnya terdapat seorang dokter dan perawat sebagai tenaga kesehatan. MI

    Pembangunan juga memiliki program khusus bagi siswi perempuan dalam rangka

    memperhatikan kesehatan reproduksi para siswi, salah satu programnya yaitu

    Program Keputrian. Program ini diadakan untuk siswi kelas 4-6 yang sudah

    mengalami menstruasi, biasanya program ini dilakukan pada waktu shalatbagi

    siswi yang sedang mengalami haid. Program ini juga memberikan bekal

     pengetahuan pada seluruh sisiwi kelas 6 setiap tahunnya. Pengetahuan yang

    diberikan pada siswi berkaitan dengan reproduksi kewanitaan, yang terdiri dari

     penjelasan mengenai menstruasi, kebersihan vagina, gangguan pada kelamin dsb.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    56/89

    40

    B.  Analisa Univariat

    1.  Pengetahuan kebersihan organ genetalia eksterna

    Tabel dibawah ini merupakan gambaran tingkat pengetahuan mengenai

    kebersihan organ genetalia eksterna yang disajikan dalam bentuk data

    kategorik. 

    Tabel 5.1

    Distribusi Frekuensi

    Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi

    MI Pembangunan (November 2013) Pengetahuan Frekuensi Persen

    Kurang 3 7,7

    Cukup 17 43,6

    Baik 19 48,7

    Total 39 100,0

    Berdasarkan hasil dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden

    terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang, 19 orang

    (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 17 orang (43,6%)

    memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebersihan organ genetalia

    eksterna. Hal tersebut didapatkan dari hasil jawaban responden tentang

     pengetahuannya tentang kebersihan organ genetalia.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    57/89

    41

    2.  Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

    Tabel dibawah ini merupakan gambaran perilaku responden dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dalam bentuk data kategorik.

    Tabel 5.3

    Distribusi frekuensi

    Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI

    Pembangunan (November 2013) 

    Perilaku Frekuensi Persen

    Cukup 7 17,9

    Baik 32 82,1

    Total 39 100

    Pada tabel 5.3 terlihat bahwa perilaku sebagian besar siswi dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sudah baik sebanyak 32 (82,1%)

    dan sebagian lainya 7 (17,9%) memiliki perilaku cukup.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    58/89

    42

    BAB VI 

    PEMBAHASAN

    A.  Analisa Univariat

    1.  Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi MI Pembangunan Mengenai

    Kebersihan Organ Genetalia eksterna

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

    khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Menurut

     Notoatmodjo perilaku yang disasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng

    (Notoatmodjo,2003). Hasil yang didapat dari penelitian ini ternyata dari 39

    responden terdapat terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan

    kurang sementara terdapat 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup

    mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Hal tersebut ditunjukan

    dengan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui akibat yang timbul

     jika tidak menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dan cara

    membersihkan organ genetalia eksterna yang tepat . Mungkin beberapa hal

    tersebut yang menyebabkan masih tingginya angka kejadian keputihan pada

    sisiwi seperti yang disebutkan dalam sebuah penelitia sebanyak (96%) siswi

    mengalami keputihan (Rabita, 2010). Hasil penelitian ini berbanding terbalik

    dengan penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur tahun 2003 yang

    mendapatkan hasil sebagian besar siswi SLTP di sana memiliki pengetahuan

    kurang sebanyak (93,4%) (Handayani, 2003). Dan ada penelitian lain yang

    dilakukan di Madrasah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tahun 2004

    yang mendapatkan hasil sebagian besar remaja putri disana memiliki

     pengetahuan baik (53,4%) dan kurang (46,6%) (Rejaningsih, 2004).

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    59/89

    43

    Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lainnya

    seperti informasi yang didapatkan para responden dari media, teman, orang

    tua, maupun sumber informasi lainnya.

    Sebuah penelitian meenunjukan hasil bahwa pengetahuan seseorang

    mengenai perawatan organ genetalia dapat berubah setelah diberikan

     pendidikan kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang

    menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan

    siswi putri dalam kategori cukup yaitu (90,0%). Namun sesudah diberikan

     pendidikan kesehatan, pengetahuan siswi dalam kategori baik yaitu (95,0%)

    (Dewa, 2012).

    2.  Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

    Pada Sisiwi MI Pembangunan

     Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku terbuka (overt behavior ) adalah

    respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau

    terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau

     praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain

    (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010). Hasil penelitian ini menunjukan dari 39

    responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara

    32 siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan

    organ genetalia eksterna. Penelitian lain menunjukan hasil yang sejalan,

    sebagian besar siswi Madrasah Tsanawiyah memiliki perilaku baik dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 51 responden

    (50%),perilaku cukup 39 responden (38,2%), dan perilaku kurang 12

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    60/89

    44

    responden (11,8%). Berbeda hal nya dengan hasil yang didapatkan dari

     penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur, kelompok terbesar

    responden berperilaku kurang baik (86,8%) terhadap kebersihan alat kelamin

    (Handayani, 2003). Sebuah penelitian mengenai perilaku remaja saaat

    menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh dalam perilaku

    kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan,

    sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya

    (Suryati, 2012). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang

    menyebabkan perbedaan perilaku pada siswi dalam menjaga kebersihan organ

    genetalia, sehingga terdapat perbedaan dalam hasil setiap penelitian.

    Pada hasil penelitian terlihat masih banyaknya siswi yang jarang

    membersihkan alat kelamin dengan baik, mengeringkan kelamin setelah BAB

    dan BAK, memastikan kebersihan toilet dan mencuci tangan sebelum

    menyentuh alat kelamin. Hal tersebut mungkin bersangkutan dengan

     pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang, sehingga sangat diperlukan

    untuk memberikan informasi yang benar dan mendalam mengenai hal

    tersebut.

    B.  Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

    mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu :

    1.  Kurangnya referensi yang didapatkan mengenai kesehatan reproduksi pada

    siswi setara SD/MI karena masih sangat jarang sekali terdapat penelitian

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    61/89

    45

    mengenai kesehatan reproduksi pada siswi SD/MI khususnya mengenai

    kebersihan organnya.

    2.  Tidak diketahuinya batasan perilaku dalam hal kebersihan dan perawatan

    alat kelamin bagi siswi yang belum mengalami menstruasi.

    3.  Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

     penyebaran kuesioner saja sehingga sulit mengetahui kebenaran dari

     jawabannya.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    62/89

    46

    BAB VII 

    KESIMPULAN DAN SARAN 

    A.  Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapatkan dari Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) Pembangunan tahun 2013 dapat diambilkesimpulan sebagai

     berikut:

    1. 

    Pada siswi MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 sebagian besar memiliki

     pengetahuan yang cukup mengenai kebersihan organ genetalia eksterna yaitu

    sebanyak 19 orang (48,7%) sementara terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki

     pengetahuan kurang.

    2. 

    Pada siswi kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan sebagian besar memiliki perilaku

    yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 32

    siswi (82,1%). Dan terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup

    dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

    B.  Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat

    diajukan antara lain :

    1.  Bagi Pelayanan Kesehatan

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelayanan

    keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

    memberikan pelayanan kesehatan baik maternitas, keperawatan anak

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    63/89

    47

    maupun komunitas pendidikan kesehatan kepada anak serata SD/MI tentang

     pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang baik disadari

    dan dijaga secara dini agar dapat menekan jumlah terjadinya gangguan

    terhadap kesehatan reproduksi pada perempuan.

    2.  Bagi Madrasah Tsanawiyah (MI) Pembangunan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah

    dalam menambahkan kurikulum untuk kesehatan reproduksi serta

     pengembangan program keputrian dan UKS sekolah untuk membahas

     pentingnya menyadari dan menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

    secara dini untuk menghindari gangguan pada organ reproduksi perempuan.

    Dari hasil penelitian, disarankan untuk pihak sekolah agar membahas lebih

    mendalam mengenai cara membersihkan alat kelamin yang tepat.

    3. 

    Bagi Peneliti Selanjutnya

    Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian.

    Penelitian selanjurnya dapat dilakukan untuk melihat faktor-faktor lain yang

    dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan serta perilaku siswi dalam

    menjaga kebersihan organ genetalia.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    64/89

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdel Hady, dkk. Menstrual Hygiene Among Adolescent Schoolgirls in Mansoura,Egypt;

    reproductive Health Matters; Egypt: 2005.

    Adrini,Maya. Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat

    Menstruasi di SMPN 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan tahun 2010.Skripsi;2010.

    Arikunto, Suharsimi. Manajement Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

    Benson&Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: ECG; 2009

    Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG; 2004.

    Budiman, Agus Rianto. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian

    Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,2013.Dewa, Ayu. Perbedaan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Dan

    Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa Di MT’s Al-Asroh Gunung

    Pati Semarang (Skripsi). Semarang, 2012.

    Djajadilaga, dkk. Langkah-langkah Praktis Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial

    Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Kesehatan Reproduksi FKUI; 2007.

    Djoerban, Zubairi. Tanya Jawab Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia; 2007

    Dwikarya, Maria. Menjaga Organ Intim (Penyakit&Penanggulangannya). Tangerang; PTKawan pustaka: 2004.

    Fitriani, Tapparan. Gambaran Perilaku Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Siswi Kelas X

    SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kwangkoan, 2012.

    Glasier & Gebbie. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG; 2006.

    Handayani, Hani. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri Tentang

    Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan

    Tahun 20011. (Skripsi). Jakarta; 2011.

    Handayani, Ikke. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi SLTP di Jakarta Timur (Skripsi).

    Jakarta,2003.

    Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:

    Salemba Medika; 2008.

    Ida Ayu Chandranita,dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG; 2009

    Jawetz,Melnick,&Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23.Jakarta:EGC;2007.

    Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta; Salemba Medika,2012.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    65/89

    Linda J. Heffer,&Danny J. Schust. The Reproductive System At a Glance Third Edition.

    USA: Wiley-Blackwell; 2010

    Mardiyanti, Etty. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Karakteristik Demografi Terhadap

    Praktek Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Eksterna Pada Remaja Putri SMPN 2

    Limbangan (Skripsi). Kendal, 2004.

     Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta; Kompas; 2008.

     Narendra, dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Agung Seto; 2010.

     Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka

    Cipta; 2006.

     Notoatmodjo, Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta; 2003.

     Notoatmodjo,Soekidjo.Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam:Promosi Kesehatan

    Teori&Aplikasi edisi revisi 2010.Jakarta:Rineka Cipta;2010.

     Notoatmodjo,Soekidjo.Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta;2007.

     NS Salika.Serba-serbi Kesehatan Perempuan,Apa Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang

    Tubuhmu.Jakarta:Bukune;2010

    Pinem, saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: TIM; 2009 

    Purwanti, Sugi. Deskripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam

    Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyungan Kabupaten

    Brebes Tahun 2011. Brebes; 2011.

    Rabita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genetalia Eksterna.

    (Skripsi). Medan; 2010

    Rachihadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo;2009.

    Sari, Bonita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Alat Genetalia Interna Dan Eksterna

    Di Kelas X SMK Batik I Surakarta (Skripsi). Surakarta, 2013.

    Setiadi. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.

    Soetjiningsih, IBCLC. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung

    Seto; 2004.

    Subhashi, dkk. Menstrual Hygiene: Knowledge and Practice among Adolescent School Girls

    of Saoner, Ngapur Distric (Artikel); 2011.

    Suriyati, B. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi (Skripsi). Depok, 2012.

    Takasihaeng,Tan. Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Harian Kompas; 2005

    Tatik Indrawati&Heni Pitriyani. Hubungan Personal Higiene Organ Genetalia Dengan

    Kejadian Kanker Serviks Di RSUP Dr.Kariadi Kota Semarang (Skripsi). Semarang:

    2012.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    66/89

    Uliyah, Musrifatul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

    Medika; 2009.

    Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; Rajawali Pers;

    2011.

    Widyastuti Y. Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya;2009.

  • 8/19/2019 WIDYA NURLITA - fkik

    67/89

     

    LAMPIRAN

    Tabel 5.2

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjagakebersihan OrganGenetalia

    No PernyataanB S

    Frekuensi Persen Frekuensi persen

    1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang

    sehat pada organ reproduksi37 94,9 2 5,1

    2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu

    agar terhindar dari penyakit pada alat

    kelamin

    35 89,7 4 10,3

    3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34 87,2 5 12,8

    4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan

    yang menyerap keringat dan air 30 76,9 9 23,1

    5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan

     baik digunakan setiap habis membersihkan

    alat kelamin

    31 79,5 8 29,5

    6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat

    kelamin perempuan terjadi karena keadaan

    yang lembab pada alat kelamin

    33 87,6 6 15,4

    7 Arah membersihkan alat kelamin

     perempuan yang benar adalah dari arah

    anus menuju alat kelamin

    25 64,1 14 35,8

    8 Keputihan yang normal berwarna bening,tidak berbau dan tidak gatal

    27 69,2 12 30,8

    9 Membersihkan alat kelamin dengan

    menggunakan air hangat dapat

    menyebabkan kulit kelamin perih dan

    kemerahan

    26 66,2 13 33,3

    10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat

    kelamin perempuan yang sangat

     berbahaya dan mengancam nyawa

    36 92,3 3 7,7

    11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat

    kelamin agar terhindar dari masuknya

    kuman pada alat kelamin

    22 56,4 17 43,6

    12 Toilet yang digunakan un