asesmen/ evaluasi/ penilaian paudpiaud.radenfatah.ac.id/download/file/b03d7ed3227e4333c54... · web...
TRANSCRIPT
Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering
disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik
maupun segala kemampuan anak sedang berkembang pesat. Salah satu
kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan pesat adalah
kemampuan fisik atau motorik. Proses tumbuh kembang kemampuan
motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan
gerak anak. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat
secara jelas melalui bebrbagai gerakan dan permainan yang dapat
mereka lakukan.
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak
tubuh. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Motorik halus adalah gerakan yang
dilakukan oleh bagian – bagian tubuh tertentu dan hanya melibatkan
sebagian kecil otot tubuh. Gerakan ini tidak memerlukan tenaga, tapi perlu
adanya koordinasi antara mata dan tangan. Gerak motorik halus
merupakan hasil latihan dan belajar dengan memperhatikan kematangan
fungsi organ motoriknya.
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan
pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan
kematangan syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang
dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh
yang dikontrol otak.
pengembangan motorik halus anak usia dini 1
PERTEMUAN 1
PENDAHULUAN
Di dalam modul ini terdapat beberapa pembahasan mengenai
perkembangan motorik halus pada anak usia dini. Setelah menempuh
mata kuliah pengembangan motorik halus anak usia dini diharapkan
mahasiswa/I memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Dapat memahami definisi, tujuan, hakikat, dan jenis-jenis motorik
2. Dapat memahami pengertian dan klasifikasi kemampuan motorik
halus
3. Dapat memahami faktor-faktor perkembangan motorik dan
mengklasifikasikan ciri-ciri perkembangan motorik AUD
4. Dapat menjelaskan pengertian metode pembelajaran motorik
halus
5. Dapat menjelaskan bentuk-bentuk pembelajaran dalam
mengembangkan motorik halus
6. Dapat memahami prinsip-prinsip pelaksanaan motorik halus
7. Dapat melaksanakan praktik kegiatan finger play dan bertepuk
dengan macam-macam pola
8. Dapat melaksanakan praktik kegiatan dengan krayon
9. Dapat melaksanakan praktik kegiatan dengan cat air
10. Dapat melaksanakan praktik dengan kertas lipat
11. Dapat melaksanakan praktik kegiatan dengan barang bekas
12. Dapat mengembangan kegiatan motorik halus
13. Dapat melaksanakan penilaian pelaksanaan kegiatan
pengembangan motorik halus AUD
pengembangan motorik halus anak usia dini 2
A. Definisi Motorik Elizabeth B Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan
motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan
pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara
jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus. Menurut Emdang Rini
Sukamti (200:15) bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses
kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak
dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan
dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu
menggerakan tubuhnya. Menurut Magill Richard A, (1989:11) adalah
berdasarkan kecermatan dalam melakukan gerakakn keterampilan dibagi
menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan
keterampilan motorik halus ( fine motor skill)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
motorik merupakan perubahan keterampilan motorik dari lahir sampai
umur lima tahun yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan
keterampilan motorik.
B. Tujuan MotorikDalam standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan
pendidikan di PAUD adalah membantu mengembangkan berbagai potensi
anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik-motorik, kemandirian, dan seni untuk
memasuki pendidikan dasar.
pengembangan motorik halus anak usia dini 3
PERTEMUAN 2
Definisi, Tujuan, dan Jenis-Jenis Motorik
Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan
fisik atau motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantu
meningkatkan keterampilan fisik atau motorik anak dalam hal
memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh, dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan
terampil.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak PAUD yang diharapkan
dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga
persekolahan/PAUD adalah anak mampu :
1. Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan
dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih
keberanian.
2. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan
imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu
karya seni.
Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak PAUD, guru dapat
menggunakan berbagai metode pembelajaran.
C. Prinsip Perkembangan MotorikProses tumbuh kemampuan motorik anak berhubungan dengan
proses kemampuan gerak anak. Perkembangan motorik anak akan dapat
terlihat secara jelas melalui permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh
Karena itu, peningkatan keterampilan motoriknya terutama motorik halus
anak berhubungan erat dengan bermain yang merupakan aktivitas utama
anak usia dini. Pada prinsipnya perkembangan anak memilki berbagai
perkembangan yang dimilikinya salah satunya koordinasi motorik.
Perkembangan ini merupakan koordinasi antara mata dan tangan yang
harus berkembang dengan baik, seiring dengan kematangan syaraf dan
pengembangan motorik halus anak usia dini 4
pengalaman yang dimiliki oleh anak maka perkembangan motorik anak
dapat berkembang atau terkoordinasi dengan baik.
Menurut Hurlock (2002:151) berdasarkan berbagai pandangan para
ahli tentang hakikat dan prinsip perkembangan motorik menyatakan
bahwa prinsip perkembangan motorik sebagai berikut:
1) Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan
syaraf perkembangan. Bentuk kegiatan motorik yang berbeda
sejalan dengan perkembangan daerah (area) sistem syaraf yang
berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah,
yang bertempat dalam urat syaraf tulang belakang, pada waktu lahir
berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi
yang berada dalam otak, maka gerak reflek pada waktu lahir lebih
baik dikembangkan dengan sengaja ketimbangkan dibiarkan
berkembang dengan sendiri.
2) Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik, upaya
untuk mengajarkan gerakan terampil bagi anak-anak akan sia-sia.
3) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan Pola
perkembangan yang dapat diramalkan terbukti dari adanya
perubahan kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat
syaraf, kegiatan masa digantikan dengan kegiatan spesifik, dan
secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus
gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat.
Beberapa prinsip yang telah dijelaskan oleh Hurlock di dalam buku
perkembangan anak bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik
yaitu perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan
syaraf, dimana perekembangan tersebut harus diberikan stimulus atau
rangsangan sesuai dengan tahap perkembangan, salah satunya
perkembangan motorik halus anak, perkembangan ini merupakan salah
satu perkembangan yang hendaknya dikembangkan dengan baik dan
memberikan kebutuhan anak tersebut harus sesuai dengan tahapan
pengembangan motorik halus anak usia dini 5
perkembangan anak masing-masing atau dengan kebutuhan anak, salah
satu kebutuhan anak itu sendiri adalah bermain dengan bermain anak
akan menjadi lebih matang yang sebelumnya tidak berkembang dengan
baik.
D. Jenis-Jenis MotorikHildebrand (dalam Kamtini, 2005:124) mengemukakan ada dua
macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasi otot kasar dan
keterampilan otot halus, yaitu:
1) Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan
keterampilan gerak yang menggunakan otot-otot besar, tujuan
kecermatan gerakan bukan merupakan suatu hal yang penting akan
tetapi koordinasi yang halus dalam gerakan adalah hal yang paling
penting. Motorik kasar meliputi melompat, memelempar, berjalan,
dan meloncat.
2) Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan
keterampilan motorik halus yang merupakan keterampilan yang
memerlukan control dari otot kecil dari tubuh untuk mencapi tujuan
dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus meliputi
koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan
kecermatan yang tinggi. contoh motori halus adalah: melukis,
menjahit, dan mengancingkan baju.
pengembangan motorik halus anak usia dini 6
A. Pengertian Klasifikasi Kemampuan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini
berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot-otot halus anak,
sehingga setiap gerakan sederhana merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat
syaraf dan otot.
Motorik halus menurut Arthur S. Rober (dalam Dewi Rosmala, 2005)
diartikan sebagai gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot otot
halus seperti menggambar, menggunting, dan membentuk. Keterampilan
motorik halus yang menggunakan jari jemari, tangan dan pergelangan
yang tepat, penguasaan motorik halus anak sama pentingnya dengan
motorik kasar. Dari penjelasan di atas, setiap anak memiliki keterampilan
yang berbeda, anak akan mampu mencapai tahap perkembangan motorik
halus yang optimal hendaknya mendapatkan stimulasi tepat, di setiap fase
anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan
motorik halusnya. Semakin banyak stimulus atau kegiatan yang diberikan
semakin banyak pula anak akan mengeksplor perkembangannya.
Menurut Magil (dalam Sumantri, 2005:143) yang menyatakan bahwa
keterampilan ini melibatkan koordinasi (syaraf otak) yang memerlukan
ketepatan untuk berhasilnya keterampilan ini.
Motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang
memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus
pengembangan motorik halus anak usia dini 7
PERTEMUAN 3-4 Hakikat Motorik Halus
untuk mencapai pelaksanaan keterampialan yang berhasil. Melalui
gerakan motorik halus yang dapat dilakukan sendiri dengan berbagai
kegiatan seperti menggambar, menggunting, mengayam, meronce dan
menggunting. Motorik halus anak akan berkembang dengan baik, sangat
berpengaruh pada stimulus yang diberikan, seperti yang kita ketahui
motorik halus ini untuk mempersiapkan anak untuk menulis dengan tepat
dan benar.
1. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Karakteristik
perkembangan motorik halus anak dapat dijelaskan dalam Sumantri
(2005:149) sebagai berikut:
a. Pada saat anak berusia tiga tahun Pada saat anak berusia tiga
tahun kemampuan gerakan halus pada masa bayi. Meskipun anak
pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan
menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri
masih kikuk.
b. Pada usia empat tahun Pada usia empat tahun koordinasi motorik
halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan
gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.
c. Pada usia lima tahun Pada usia lima tahun koordinasi motorik
halus anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh
bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu
membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti
kegiatan proyek.
d. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun Pada akhir masa
kanak-kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana
menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk
menggerakkan ujung pensilnya.
B. Tujuan dan Fungsi Mengembangkan Motorik Halus
pengembangan motorik halus anak usia dini 8
Tujuan motorik halus di usia 4-5 tahun adalah: a) Anak mampu
mengembangkan kemapuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak kedua tangan. b) Anak mampu menggerakkan
anggota tubuh yang berhubungan dengan jari jemari seperti kesiapan
menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda. c) Anak mampu
mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan. d) Anak mampu
mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus
tujuan mengembangkan motorik halus untuk anak usia 4-5 tahun adalah
anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya
dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan
untuk menulis. Sumantri (2005) Sedangkan fungsi mengembangkan
ketrampilan motorik halus adalah untuk mendukung aspek perkembangan
lainya seperti kognitif, bahasa, sosial karena pada hakikatnya setiap tahap
perkembagan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mengembangkan keterampilan
motorik halus dapat mendukung perkembangan anak yang lainnya yang
berguna untuk kehidupan yang akan datang.
pengembangan motorik halus anak usia dini 9
A. TUJUAN PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK TKDalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan
berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-
nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik-motorik, kemandirian,
dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari
kemampuan fisik atau motoriknya maka guru-guru TK akan membantu
meningkatkan keterampilan fisik atau motorik anak dalam hal
memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak,
meningktkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh, dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan
terampil.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan
dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga persekolahan/TK
adalah anak mampu :
1. Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan
dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih
keberanian.
pengembangan motorik halus anak usia dini 10
PERTEMUAN
5-7
Metode Pengembangan Motorik Halus
2. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan
imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu
karya seni.
Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat
menggunakan berbagai metode pembelajaran.
B. METODE PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK TKMetode merupakan bagian dari strategi kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, metode dipilih guru berdasarkan strategi kegiatan yang sudah
dipilih dan ditentukan. metode juga merupakan cara untuk mencapai
tujuan pembelajran tertentu.
Setiap guru akan menggunakan metode, sesuai dengan gaya
melaksakan kegiatan pembelajarannya. Namun, harus diingat bahwa
pendidikan di TK mempunyai ciri khas sendiri. Oleh karena itu, ada
metode-metode yang lebih sesuai untuk digunakan di TK dibandingkan
metode-metode lainnya. Misalnya guru TK jarang sekali menggunakan
metode ceramah dikelasnya. Pemilihan metode juga ditentukan oleh
karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang akan diajar.
Karakteristik tujuan kegiatan pengembangan motorik anak TK adalah
untuk mengembangkan kemampuan motorik anak, melatih anak gerakan-
gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh, dan cara hidup sehat.
Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak guru dapat
menetapkan metode-metode yang menjamin anak tidak mengalami
cedera. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan lingkungan yang aman
dan menentang, bahan dan alat dipergunakan dalam keadaan baik, serta
tidak menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.
Selain itu, dalam pemilihan metode untuk mengembangkan
keterampilan motorik anak, guru perlu menyusaikanya dengan
karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susahy untuk diam,
mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan
pengembangan motorik halus anak usia dini 11
menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai
imajinasi dan senang berbicara.
Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk megembangkan
keterampilan motorik anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah
didalam atau diluar kelas, keterampialan apaka yang hendak
dikembangkan melalui berbagai kegiatan, serta tema dan pola yang dipilih
dalam kegitsn pembelajaran itu.
Metode Pembelajaran Motorik Halus Adapun metode pembelajaran
motorik halus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: (Moedjono
dan Muh. Dimyati 1990 : 29-36)
1. Metode Tanya jawab Adapun format interaksi antara guru dan siswa
melalui kegitan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapat
respon lisan dari siswa, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan
baru pada diri siswa.
2. Metode pemberian tugas Suatu format interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan
oleh guru dimana penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan
secara perseorangan atau kelompok sesuai dengna perintah.
3. Metode demonstrasi Merupakan forma interaksi belajar mengajar
yang sengaja memperagakan proses atau prosedur yang dilakukan
oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa Penetuan tempat kegiatan akan menentukan pula peralatan yang
akan digunakan guru. Misalnya, untuk pengembangan motorik halus anak
yang bertujuan agar anak dapat dapat berlatih menggerakan pergelangan
tangan dengan menggambar dan mewarnai atau menggunting dan
menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang diperlukan setiap
anak, seperti gunting, kertas, pencil warna atau buku-buku untuk pola
yang akan diguting anak jumlah dan peralatan diharapkan sesuai dengan
jumlah ank sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri-sendiri.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh
keterampilan dan pola gerakan yang dilakukan anak, misalnya dalam
pengembangan motorik halus anak usia dini 12
kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau
sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari
kemampuan motorik halus anak belajar ketetapan organisasi tangan dan
mata. Anak juga belajar menggerakkan pergerakan pergelangan tangan
agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
Metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat
memacu semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, seperti
untuk kegiatan motorik halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar,
melipat, membentuk, meronce, dan sebagainya. Sedangkan utuk kegiatan
motorik kasar anak dapat belajar menangkap bola, menendang, melocat,
melompat, dan sebagainya. Guru saat mengembangkan perkembangan
motorik anak adalah keamanan anak. Misalnya, saat anak berlari-lari
diluar kelas, anak-anak perlu didampingi oleh beberapa guru untuk
menjaga keamananya.
Untuk menerapkan beberapa metode yang sesuai utuk
pengembangan motorik anak guru perlu menentukan dan merencanakan:
a. Tujuan kegiatan
b. Tema atau topic kegiatan
c. Metode
d. Tempat kegiatan
e. Peralatan dan bahan yang akan digambar
f. Urutan langkah kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan guru
dan anak didiknya.
Selanjutnya, guru perlu melaksanakan kegiatan yang meliputi:
a. Kegiatan pembukan/awal
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup.
Terakhir, guru perlu menentukan evaluasi hasil belajar anak dengan
menentukan dan mengembangan bentuk evaluasi untuk melihat
kemampuan anak. Ada beberapa metode pembelajaran yang sesuai
pengembangan motorik halus anak usia dini 13
untuk mengembangkan motorik anak, misalnya metode bermain, karya
wisata, demonstrasi, proyek atau pemberian tugas.
Pemilihan suatu metode pembelajaran ditentukan oleh tujuan yang
dicapai anak, sedankan metode merupakan cara untuk mencapai tujuan
pembelajran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak guru dapat
menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak yang tidak
mengalami cedera dan menyesusikannya degan karakteristik anak TK.
Hal- hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk
meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan lingkungan yang
aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan
akat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak
mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam
menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai
tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode ynag akan dipilih
harus memungkinkan anak bergerek dan bermain karena gerak adalah
unsure utama pengembangan motorik anak.
pengembangan motorik halus anak usia dini 14
A.
A. Kegiatan Finger Painting
Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang
dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna)
secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar,
batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai
pergelangan tangan (Sumanto, 2005). Finger painting didefinisikan pula
sebagai teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan
alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-jari tangannya secara
langsung (Pamadi, 2008) .
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
finger painting adalah kegiatan melukis secara langsung dengan jari
tangan di atas bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna
(bubur warna) secara bebas. Dalam melakukan finger painting, anak
dapat merasakan sensasi pada jari karena kegiatan ini langsung
menggunakan jari-jari tangan. Pada dasarnya kegiatanfinger painting
sangat mudah dilakukan oleh anak.
pengembangan motorik halus anak usia dini 15
PERTEMUAN
9-10
Kegiatan Praktik Motorik Halus
Di dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang harus
dipelajari. Dalam kegiatan finger painting yang penting dilakukan oleh guru
adalah bagaimana memotivasi dan menumbuhkan keberanian pada diri
anakuntuk berani menyentuhkan jarinya dengan cat warna. Kegiatan ini
juga melatih motorik halus anak khususnya jari-jari anak agar lebih lentur.
Melalui berbagai kegiatan kesenian, seperti menggambar, melukis,
menggunakan instrumen musik, dan merajut akan melatih kemampuan
motorik halus (Suyanto, 2005).
Oleh karena selain untuk melatih kesenian anak, kegiatan finger
painting termasuk dalam kegiatan yang dapat melatih kemampuan motorik
halus anak. Anak menggunakan otot-otot jarinya untuk berkreasi sehingga
kemampuan motoriknya berkembang. Biasanya untuk melatih anak
menulis, terlebih dahulu anak-anak dilatih untuk menggambar. Hal itu
secara tidak langsung akan melatih otot-otot halus anak pada tangan dan
jari yang sangat berguna sebagai bekal berlatih menulis.
Dengan kegiatan finger painting dapat melatih anak untuk
menggunakan indranya yaitu indra peraba karena kegiatan finger painting
ini mengharuskan anak untuk bersentuhan langsung dengan cat pewarna
untuk bahan melukis dengan menggunakan jari-jari mereka. Aktivitas
mereka bersentuhan langsung dengan cat dapat melatih anak untuk
menggunakan indra perabanya. Kegiatan ini juga dapat membantu anak
untuk mengenal warna dan pencampuran warna karena di dalam kegiatan
finger painting ini anak dapat bebas memilih dan mencampur cat warna
yang akan dipakai untuk kegiatan melukisnya.
Tujuan & Manfaat Finger Painting
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang akan dicapai oleh anak
yangmelakukan kegiatan tersebut. Selain tujuan yang dapat dicapai suatu
kegiatan juga dapat bermanfaat bagi anak yang melakukan kegiatan
tersebut.Finger painting memiliki banyak tujuan dan manfaat yang dapat
pengembangan motorik halus anak usia dini 16
diperoleh atau dirasakan oleh anak usia dini. Tujuan akan tercapai apabila
terjadi interaksi antara guru dengan murid sehingga ada proses timbal
baliknya.
Tujuan kegiatan finger painting yaitu dapat mengembangkan
ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan
fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan jari, koordinasi otot
dan mata, melatih kecakapan mengombinasikan warna, memupuk
perasaan terhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan (Montolalu,
2009: 17).
Secara khusus tujuan finger painting adalah melatih keterampilan
tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Sejalan dengan pendapat
Sumanto (2005:132) bahwa kegiatan finger painting dapat membantu
anakuntuk melatih gerakan tubuh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lentuk adalah berkeluk atau
mudah dibengkok-bengkokkan (tidak kaku). Sedangkan kerapian menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahbaik, teratur, dan bersih; apik. Hal
yang diamati peneliti adalah kerapian hasil finger painting anak. Dalam hal
ini peneliti mengamati kelentukan jari anak dalam proses finger painting.
Di dalam kegiatan finger painting yang dilakukan, anak diminta membuat
goresan di dalam pola lingkaran pada kertas yang telah disediakan. Untuk
dapat memenuhi pola lingkaran dengan cat dibutuhkan kelentukan jari
agar hasil finger painting anak dapat rapi. Sedangkan kerapian menurut
KamusBesarBahasaIndonesiaadalah baik, teratur, dan bersih; apik. Hal
yang diamati peneliti adalah kerapian hasil finger painting anak.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger
painting dapat bermanfaat sebagai kegiatan yang dapat melatih motorik
halus anak yang melibatkan otot-otot tangan atau jari, koordinasi otot dan
mata, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, serta dapat
mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan.
pengembangan motorik halus anak usia dini 17
Dalam hal memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dapat
dilihat saat anak berusaha memberikan warna terhadap pola pada kertas
tanpa keluar dari garis. Hal ini membutuhkan kehati-hatian agar hasil
karya anak terlihat rapi. Kelentukan jari sangat berperan peting dalam hal
ini untuk menghasilkan karya yang rapi. Karena itu, kelentukan dan
kerapian menjadi hal penting untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan motorik halus anak pada kegiatan finger painting. Oleh
karena kegiatan ini dapat membantu mengembangkan kemampuan
motorik anak maka kegiatan ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang
dapat dipilih oleh guru atau pendidik untuk membantu mengembangkan
kemampuan motorik anak.
Dengan kemampuan motorik yang baik maka kemampuan
keterampilan bantu diri seperti berpakaian dan merawat diri akan semakin
baik. Kegiatan finger painting ini dapat membantu anak untuk melatih
gerakan tubuh (Slamet Suyanto, 2005: 132). Menurut Slamet Suyanto
(2005: 132) kemampuan mengontrol gerakan tubuh sangat penting dalam
berbagai aspek kehidupan. Makan, minum, berlari, mengendarai sepeda,
dan menyetir mobil memerlukan koordinasi berbagai anggota tubuh. Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatanfinger painting
termasuk dalam kegiatan yang dapat melatih kemampuan untuk
mengontrol gerakan tubuh khususnya jari jemari.
Menurut teori Experential learning dari Roger (dalam Slamet
Suyanto, 2005), belajar melalui dua tahap yaitu tahap kognitif dan tahap
pengalaman. Tahap kognitif bersifat pengetahuan akademik sedangkan
tahap pengalaman ialah tahap bagaimana menggunakan pengetahuan
tersebut untuk kepentingannya.
Melalui kegiatan finger painting ini diharapkan anak akan belajar
tahap kognitif melalui pengetahuan dalam melakukan kegiatan finger
painting dalam pembelajaran yang dilakukan di sekolah seperti belajar
pengembangan motorik halus anak usia dini 18
menggerakkan jari jemari dengan menggunakan cat untuk menghasilkan
lukisan yang diinginkan, belajar mengenai warna-warna yang digunakan
dalamkegiatan finger painting, serta belajar mengendalikan jari jemari
untuk menggambar. Selain itu anak juga diharapkan dapat belajar
mengenai fungsi serta manfaat kegiatan yang telah dilakukan saat finger
painting seperti menggerakkan jari-jarinya saat melukis. Anak diharapkan
dapat menggunakan serta mengkoordinasikan jari-jarinya untuk kegiatan
lain seperti memakai sepatu, mengancingkan baju, menulis, dan lain-lain.
B. Kegiatan melukis dengan krayon1. Pengertian Melukis
Berdasarkan arti melukiskan adalah membayangkan, maka objek
yang ada di depan mata dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan,
diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk dalam ingatan. Suatu
contoh: misalnya, melihat kursi yang nyaman kemudian teringat kursi di
rumah yang telah rusak. Dari perpaduan bentuk ini, kita berniat
menciptakan dan membayangkan kursi yang masih baik, namun
dirasakan tidak nyaman diduduki. Atau melambangkan kursi yang
diduduki adalah jabatan yang menjanjikan, kursi lambang kedudukan dan
seterusnya. Dan juga contoh lainnya misalnya kubayangkan wajahmu
seperti bidadari dalam impianku semalam. Kata kubayangkan berarti
memberikan kemungkinan mengajak seseorang untuk melamun dan
meneruskan kepada hal yang hampir mirip dengan wajah yang di
bayangkan. Bentuk ungkapan ini dapat berupa gambar yang dapat dilihat
mata dengan realistis (nyata) maupun tidak (abstrak) yang mementingkan
ungkapan pikiran dan rasa seketika dengan spontan. Gambaran ini dapat
diubah warna maupun tampilan bentuknya sesuai dengan keinginan orang
yang melukiskan. Melukis adalah memvisualkan (menyatakan bentuk)
bayangan dalam bentuk gambar.
a. Perbedaan Melukis dan Menggambar
pengembangan motorik halus anak usia dini 19
Perbedaan utama melukis dengan menggambar adalah: objek yang
ditampilkan akan berbeda, walaupun objek yang diamati sama. Tujuan
menggambar adalah melatih ketelitian melalui pengamatan dengan
seksama. Contoh: Ketika seseorang menggambar alam benda, maka
hasil karya harus sama dengan yang digambar, baik sifat maupun
bentuknya. Namun, di dalam melukis, perupa diperbolehkan
membayangkan dan mengubah warna atau bentuk (jika perlu) sehingga
yang digambar adalah bayangan terhadap objek yang dihadapi. Melukis
mempunyai sifat lebih bebas daripada menggambar. Keterikatan
mencurahkan perasaan diperbolehkan sehingga objek yang dilihat seolah-
olah sebagai dorongan untuk mencipta karya seni. Namun demikian,
dalam konstelasi dunia seni lukis terdapat lukisan realis dan non-realis.
Lukisan realis, yaitu lukisan yang menggambarkan kondisi nyata, pelukis
mengarahkan objek lukisan kepada hal senyatanya. Lukisan non-realis,
yaitu lukisan yang menampilkan figure-figur yang tidak senyatanya, yang
tampak oleh mata secara wajar.
2. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak
Manfaat menggambar sama dengan melukis. Proses kerja kejiwaan
yang terjadi ketika anak melukis sama dengan menggambar. Oleh
beberapa ahli, perbedaan melukis dan menggambar terletak pada
hasilnya. Menggambar menghasilkan dominasi goresan atau garis dalam
gambarnya, sedangkan melukis menghasilkan kesan kuas yang lebih
menonjolkan warna. Melukis condong dikatakan lebih ekspresif
dibandingkan dengan menggambar.
a. Melukis sebagai Media Mencurahkan Perasaan
Dalam beberapa buku psikologi terungkapkan bahwa terdapat alasan
tertentu saat seseorang memilih warna. Bagi orang dewasa, pemilihan
warna dipengaruhi oleh lokasi atau tempat tinggalnya. Sedangkan pada
anak, sebagian anak telah mampu mengolah warna dengan jelas dan
enak, mereka telah dapat mencoba mengkombinasikan atau menyusun
warna sesuai dengan rasa, serta telah dapat menggunakan karya dan
pengembangan motorik halus anak usia dini 20
warna sebagai simbol untuk menyatakan sesuatu. Selain itu, sebagian
anak juga telah mampu mencampur warna, baik pastel maupun cat air
sebelum digunakan.
b. Melukis berfungsi sebagai Alat Bermain
Kadang-kadang anak melukis tidak untuk mengutarakan pendapat saja
melainkan juga untuk bermain. Warna yang dianggap menarik
diperlakukan sebagai alat atau media permainan dengan jalan: (a)
mencampur warna satu dengan warna yang lain sehingga menjadi
gelap dan sulit membedakan satu dari yang lain. (b) mengombinasikan
warna satu dengan warna lainnya, (c) menambahi bentuk dengan
bentuk baru, warna baru (mewarnai) atau menempel dengan bahan
lain. Kegiatan yang dilakukan anak merupakan kegiatan yang wajar
sebagai alat bermain. Namun, jika anak akan bermain warna dengan
barang-barang yang sudah baik, yang ada di rumah/di kelas maka
Anda perlu memberikan perhatian agar anak tidak terbiasa melakukan
kegiatan suka merusak.
c. Melukis dapat Melatih Ingatan
Melukis adalah menggambar bayangan yang ada di benak. Bayangan
di benak pelukis datang dari suatu peristiwa yang pernah dikenang,
baik kenangan yang susah ataupun kenangan manis yang selalu ada
dalam ingatan. Beberapa kejadian yang telah masuk dalam ingatan
anak (memori) biasanya akan muncul ketika bentuk, warna, baju,
permainan, perilaku orang atau kata-kata bujukan menuju ingatannya.
Semua ingatan ini akhirnya muncul ketika anak sedang melukis.
d. Melukis dapat Melatih Berpikir Komprehensif (Menyeluruh)
Kaitan melukis dengan perkembangan berpikir maupun perkembangan
perasaan tinggi. Ketika anak akan mencari ide dan gagasan, pikiran
anak akan menjangkau terlebih dahulu objek yang akan ditampilkan,
contohnya: Melukis keramaian kota. Saat berpikir, anak akan
membayangkan kota yang pernah dilihat, sehingga mungkin ada dalam
satu anak yang dalam lukisannya akan menampilkan hiruk-pikuknya
pengembangan motorik halus anak usia dini 21
suasana kota. Sedangkan pada lukisan dari anak yang lain, akan
menggambarkan hasil pikirannya tentang salah satu peristiwa yang
menarik perhatiannya dari keramaian kota, misalnya adanya tabrakan
mobil dan ditampakkan salah satu supir atau pengendara yang terluka.
Kemungkinan lukisan yang lain hanya mengungkapkan satu orang
anak yang lari mengejar orang tuanya sambil menangis.
Saat anak berpikir dan melukis keramaian kota, hal itu sebenarnya
didapat melalui dua imajinasi anak berikut. (a) melihat keramaian kota
dengan bentuk tiga dimensi serta hiruk-pikuknya akan dicatat dalam
medium dua dimensi, berarti terjadi berpikir abstraksi. Kejadian tersebut
dirangkai dengan imajinasi anak sebagai pernyataan subjektivitas,
dapat memberikan dan melatih kemampuan anak dalam
mengungkapkan peristiwa dan mengungkapkan dalam bentuk gambar.
(b) Suatu kejadian merupakan rangkaian peristiwa yang berlatar
belakang banyak. Melukis merupakan latihan mengamas berbagai
peristiwa, bentuk dan rasa menjadi catatan visual. Oleh karenanya,
beberapa ahli memberikan istilah melukis sebagai bahasa visual,
mencatat kejadian menjadi catatan bergambar. Menfaat melukis bagi
perkembangan daya nalar tinggi berupa pengembangan daya tangkap
kompherensif dan cara mengungkapkan secara sistematis namun
ekspresif.
e. Melukis sebagai Media Sublimasi Perasaan
Pada suatu ketika, anak diminta gurunya untuk melukis keadaan di
rumah. Namun, pada awalnya anak tidak bersedia untuk melukis
bahkan mengganggu teman-temannya yang sedang melukis, dan tiba-
tiba saja guru meminta anak untuk melukis, anak itu kemudian berlari
ke luar kelas dan mengekspresikan dirinya dengan berlari-lari dan
memainkan beberapa batu yang dibayangkan sebagai mobil. Tidak
lama kemudian, anak masuk ke kelas dan langsung melukis dengan
proses sebagai berikut.
pengembangan motorik halus anak usia dini 22
“Menggambar satu mobil dengan fasilitas lengkap dan diberi warna
kuning; gambar ini kemudian ditambahkan satu kendaraan lagi juga
berupa mobil berwarna biru. Ketika dua mobil sudah mulai digambar
dengan berlatar belakang rumah bertingkat tiba-tiba ditutup dengan cat
air berwarna merah dan kemudian menirukan suara
tabrakan...duar...seketika itu pula kedua lukisan mobil ini tidak tampak
lagi”
Setelah diketahui dua mobil tersebut tidak lagi berujud pada lukisannya,
maka guru segera menanyakan: “Nak, mana lukisan mobil itu?” Anak
segera menjawab, mobilnya rusakl terbakar karena tabrakan. Peristiwa
yang dilukiskan anak ini sebenarnya merupakan ungkapan rasa
marahnya ketika melihat satu mobil mewah ditabrak oleh mobil lain
yang menyebabkan perjalanan ke sekolah pada pagi hari kemarin
terlambat.
f. Melukis dapat Melatih Keseimbangan
Secara keseluruhan cara membayangkan sesuatu oleh anak dianggap
sebagai kegiatan menyeimbangkan antara objek dengan emosi. Pada
kesempatan ini terjadi peristiwa yang bersamaan, sebab pikiran dan
perasaan masih menyatu. Ketika pikiran dan perasaan telah mulai
memisah, unsur bentuk kemungkinan akan menonjol, karena berjalan
sesuai dengan perkembangan pengamatan anak. Pikiran anak dapat
tertuangkan dengan jelas, mungkin berupa keinginannya atau
kemungkinan pernyataan kesedihannya.
g. Melukis dapat Melatih Kreativitas Anak
Keadaan anak melukis ternyata mempunyai perilaku yang khas dan
tidak tetap, diantaranya (a) anak bernyayi kemudian melukis, (b) berlari
dan mencontohkan objek yang dilukiskan terlebih dahulu kepada
gurunya, (c) langsung melukis tanpa komentar, (d) melukis sambil
bercerita. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajar, seperti halnya
ketika orang dewasa bekerja.
h. Melukis Mengembangkan Rasa Kesetiakawanan Sosial yang Tinggi
pengembangan motorik halus anak usia dini 23
Ternyata kegiatan anak dalam melukis bersama menunjukkan variasi
kerja: (a) anak tidak pernah berbicara, (b) anak selalu menerangkan
dan menjelaskan karyanya kepada anak di sampingnya, (c) anak selalu
memberitahu kekurangan teman, (d) anak terbuka dan bertanya
keinginan temannya. Dalam kegiatan ini, seorang gruru dapat
melakukan kegiatan tindakan preventif. Dengan kegiatan ini dapat
diperoleh manfaat bahwa dengan melukis bersama, anak akan terlatih
memahami orang lain. Tujuan kompetensinya adalah memberikan rasa
tanggung jawab pada dirinya serta memahami hak orang lain sesuai
dengan kebutuhan.
B. Peralatan dan Teknik Melukisa. Medium dan Bahan Melukis
Berdasarkan teknik, berkarya seni rupa dapat dikerjakan dengan
cara konvensional dan inkonvensional. Cara konvensional adalah langkah
yang dilakukan dengan jalan menggunakan peralatan sesuai standar
pabrik serta sesuai dengan teknik yang diminta oleh pabrik. Misalnya:
menggambar dengan pensil, pastel, cat air atau yang lain. Sedangkan
teknik inkonvensional adalah cara yang digunakan seseorang untuk
menciptakan gambar atau pun lukisan dengan bervariasi teknik. Sebagai
contoh: teknik tutup lilin. Teknik ini mendahulukan menggambar dengan
lilin penerang setelah gambar sketsa sudah dinyatakan siap dikerjakan.
Kemudian menggambar dengan menggunakan pewarna cat air,
ditumpangkan di atas gambar berlilin tersebut. Bagi kertas yang tidak
tergores dengan lilin akan menyerap warna, sedang yang tidak, akan
menyesuaikan dengan warna lilin.
Secara garis besar bahan berkarya rupa terdiri dari dua jenis, yaitu:
(1) medium konvensional artinya medium yang sesuai dengan aturan
penggunaannya seperti kertas, kanvas, hardboard dan papan. (2) medium
inkonvensional, yaitu modifikasi medium yang sesuai dengan
keinginannya, misalnya melukis di atas kain blaco, terpal atau plastik .
Medium konvensional seperti kertas mempunyai aturan dan ukuran
pengembangan motorik halus anak usia dini 24
tertentu seperti ukuran A4 (kuarto), A3 2 x ukuran kuarto dan semakin
kecil angka semakin besar ukuran kertas. Penyebutan ini untuk
menyesuaikan dengan istilah percetakan. Kanvas adalah medium untuk
melukis cat minyak. Bahan dasar kanvas adalah kain yang ditutup dengan
cat minyak agar tidak mudah menyerap bahan warna minyak tersebut.
Kanvas yang baik adalah kanvas dari bahan kain yang tidak mudah sobek
serta tahan lama. Di samping itu kanvas diusahakan lentur sehingga
mudah pemasangannya serta nantinya tidak mudah retak.
Kemudian perlengkapan lain adalah warna. Warna mempunyai
banyak jenis, di antaranya adalah: (1) warna alami termasuk pensil, daun,
arang, (2) warna artificial (buatan) dari bahan minyak seperti pastel, cat
minyak dan cat ducco; dari bahan lilin berupa pastel lilin; dari bahan
pigmen kapur seperti cat air, cat poster, akrilik dan sintetik. Bahan lain
yang berupa pewarna kimiawi adalah bahan warna sintetik batik. Warna-
warna ini merupakan warna campuran dari dua jenis bahan kimia garam
dan naphtol, serta akan muncul ketika dicampur.
Pensil merupakan bahan warna dan sekaligus sebagai alat. Pensil
tersebut mempunyai berbagai ukuran sesuai dengan karakteristiknya,
ukuran karakter tertera pada pangkal pensil seperti H, HB, atau 2B.
Masing-masing kode menunjukkan sifat keras lunaknya pensil.
Peralatan Melukis1. Pensil
Hasil lukisan dengan teknik kering seperti pensil tampak pada arsir
atau goresan. Pada umumnya anak-anak suka menggambar dengan
cepat. Jika alat yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat
kecepatannya berekspresi, maka anak akan segera kehilangan ide
berikutnya. Oleh karenanya, dengan memahami sifat anak dalam
menggambar, seorang guru perlu memilihkan pensil warna yang
cocok serta bahan kertas yang sesuai.
2. Arang
pengembangan motorik halus anak usia dini 25
Pada prinsipnya alat gambar arang ini sama dengan pensil konte,
yaitu dengan menghitamkan terlebih dahulu kertas gambar,
kemudian menghapusnya. Karya gambar dengan arang relative
mudah terhapus oleh tangan, oleh karenanya dapat ditutup dengan
fixative yang dapat dibeli dari toko langsung berupa car laquer
(liquid) yang bening atau sering disebut dengan cat semprot tangan
(pilox) clear.
3. Pena, Spidol
Alat ini digunakan untuk mengantarkan tinta sebagai pewarna
gambar. Ujung pena berbentuk runcing, tumpul bulat atau tumpul
patah lurus. Hasil penggunaan alat ini bisa berbentuk tipis-runcing,
tebal berkesan tidak teratur dan blok besar. Beberapa penggunaan
pena ini mengatakan bahwa pena cocok untuk membuat gambar
berbentuk blok dan garis (runcing).
4. Ranting Pohon
Kesan yang ditimbulkan pena berbentuk formal, artinya garis yang
dihasilkan sesuai dengan bentuk ujung pena yang tersedia. Untuk
membuat bentuk yang artistic dengan kesan bervariasi dapat
menggunakan ranting pohon yang dipatahkan. Patahan ini akan
membentuk kesan yang dikehendaki sesuai dengan keinginan
(ekspresi).
5. Potongan Papan
Beberapa karya lukis juga dapat diselesaikan dengan peralatan
sederhana seperti di bawah ini: papan yang dipotong segi empat
mirip dengan batangan papan kecil dan digunakan untuk
menyelesaikan melukis secara blok warna. Bahan warna bisa
berasal dari cat air ataupun cat minyak dengan tujuan menghasilkan
kesan blok. Biasanya dipilih papan yang mudah menyerap bahan
dasar air.
6. Kuas
pengembangan motorik halus anak usia dini 26
Terdapat bermacam-macam ukuran kuas; mulai kuas yang
mempunyai efek runcing sampai dengan tebal seperti efek yang
dihasilkan oleh batangan papan. Secara normal, jenis kuas untuk cat
air berbeda dengan jenis kuas untuk cat acrylic serta cat minyak.
Unsur yang membedakan adalah bahan dasar dan penyerapan
bahan warna. Untuk cat air biasanya kuas lebih halus dan mudah
menyerap air seperti bulu kuda atau sejenisnya. Sedangkan untuk
cat minyak dan poster kuas cenderung lebih berserat tebal.
7. Karet Tebal dan Karet Tipis
Jika papan kayu tersebut bersifat keras dan kurang dapat menyerap
bahan warna maka kuas dengan karet batangan lebih dapat
menyerap air, sehingga dapat digunakan lebih lama. Namun, bahan
ini mempunyai kelemahan karena setiap akan berganti warna berarti
anda harus berganti alat, karena tidak praktis harus mencuci alat
tersebut setiap saat. Kesan yang diperoleh dari goresan karet ini
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan anda.
8. Krayon Pastel
Alat menggambar ini sekaligus berfungsi sebagai pewarna berbentuk
batangan. Kesan pastel sesuai dengan pegangannya, jika anda ingin
membuat blok kertas pembungkus pastel dilepas terlebih dahulu.
Cara memegang krayon pastel tidak berdiri tetapi dibuat tidur.
Selanjutnya, penggunaan krayon pastel berdasarkan jenis krayon
pastel: (a) krayon pastel minyak atau disebut oil krayon pastel, sifat
pastel ini lunak dan warna yang dipergunakan memberi kesan pekat
oleh karenanya disenangi oleh anak untuk melukis. (b) krayon pastel
lilin atau (wax), yaitu krayon pastel yang sulit mengeluarkan warna.
Kesan yang ditimbulkan transparan. (c) krayon pastel kapur atau
sering disebut jenis chalk pastel ini mudah terhapus oleh tangan,
sehingga diperlukan kertas yang berserat tebal.
9. Pup
pengembangan motorik halus anak usia dini 27
Pup adalah sejenis alat buatan sendiri yang terbuat dari bahan kain
dan isi dari kain perca, busa (spons) atau kapas. Cara membuatnya:
sediakan kain ukuran 25 x 25 cm di tengah diisi dengan kain perca
atau busa kemudian tutupkan atau bungkuskan sehingga
membentuk bulatan. Bulatan yang sudah jadi tadi diikat dengan
kencang agar isi yang terbungkus tidak mudah lepas.
10. Jari Tangan
Sifat anak usia dini ketika melukis ingin cepat agar ide dan
gagasannya tidak kandas dan menghilang. Oleh karena itu, anak
dengan nekat mengambil warna yang ada secara langsung dari
warna yang telah disediakan. Dengan jari-jarinya anak merasakan
bahwa ia dapat lebih cepat menyelesaikan lukisannya. Akhirnya,
anak mencelupkan tangannya sendiri ke cat warna. Teknik melukis
langsung dengan pewarna tersebut dinamakan finger painting, yaitu
teknik melukis dengan jari tangan secara langsung tanpa
menggunakan bantuan alat.
C. Melukis InkonvensionalPada prinsipnya melukis inkonvensional merupakan cara berkreasi
menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya seperti
eksperimentasi (percobaan). Cara ini juga disenangi oleh anak karena
sifat bermainnya lebih banyak dan anak dapat menginterpretasi
bermacam-macam teknik dan mencoba dan menggabungkan sendiri.
a. Teknik Tutup
Teknik tutup merupakan teknik campuran antara teknik basah dengan
teknik kering. Teknik basah karena menggunakan medium cat air.
Sedangkan teknik kering karena medium lain yang akan digunakan
adalah medium pastel. Teknik tutup ini dapat dimanfaatkan oleh anak
tipe ekspresif karena membutuhkan kecepatan berekspresi. Teknik
tutup ini juga dapat diartikan menutup sebagian gambar dengan
berbagai macam bahan dan kemudian diselesaikan dengan
pewarnaan secara menyeluruh.
pengembangan motorik halus anak usia dini 28
b. Teknik Campur Warna Kering dan Warna Basah
Teknik ini melalui dua proses yang bersifat tidak terduga karena
gambar yang dihasilkan tidak dapat dirancang terlebih dahulu. Lukisan
yang dihasilkan berupa kombinasi cat kayu atau cat minyak dengan
pemisah air.
c. Melukis dengan Teknik Gesek Benang
Teknik ini memerlukan persiapan banyak yaitu: mewarnai masing-
masing benang dengan warna yang dikehendaki. Benang-benang
tersebut disusun sedemikian rupa dengan bertumpuk-tumpuk, namun
ujung benang diperlihatkan. Tumpukan benang tersebut ditutup
dengan kertas guna penekanan. Dalam hal ini langkah dilanjutkan
dengan menutup dan menekan kertas penutup dengan tangan dan
selanjutnya benang ditarik satu persatu. Hasil yang ditimbulkan
berupa bentuk bunga terompet.
d. Melukis dengan Teknik Ikat-Celup
Sebagian orang mengatakan bahwa teknik ikat celup tidak termasuk
melukis, karena tidak secara langsung membuat lukisan. Teknik ini
menggunakan cara membuat ikatan-ikatan terlebih dahulu, dan
hasilnya pun belum dapat diduga seperti apa. Oleh karenanya tidak
digolongkan ke dalam melukis. Sebagian orang mengatakan prinsip
melukis dengan teknik ikat celup terletak pada penempatan ikatan
serta variasi celupan dengan beberapa warna. Teknik ini dapat
digolongkan ke dalam melukis inkonvensional, karena tergantung
pada kelihaian seseorang dalam memprediksi hasil ikatan tersebut.
e. Melukis dan Menempel
Untuk membuat gambar dengan cara menempel pada kertas, anda
harus memperhatikan jenis bahan yang akan ditempelkan. (a) jika
bahan yang ditempelkan berupa kertas sejenis dan potongan kertas
tersebut merupakan blok bentuk, maka dinamakan azaleyo. (b)
namun, jika potongan kertas yang ditempel berfungsi sebagai butiran
warna-warna maka disebut dengan mozaik, (c) jika yang ditempelkan
pengembangan motorik halus anak usia dini 29
berupa benda trimatra dan jenis yang berbeda untuk bahan tersebut
disebut dengan kolase.
f. Melukis dengan Kibasan Warna Cat Air
Melukis dengan teknik kibasan warna cat air ini digolongkan teknik
inkonvensional. Hasil kibasan warna cat air tidak dapat diramalkan.
Oleh karena itu, yang di pentingkan dalam penampilannya adalah tata
letak dan komposisi warna yang akan dilihat dengan keseimbangan
semu (occult axial balance).
D. Gagasan Melukis bagi AUD1. Prinsip Memotivasi Aud Untuk Melukis
Kegiatan melukis bagi seseorang umumnya dapat dilakukan melalui
3 tahapan,yaitu: (a) Eksplorasi : mencari ide dengan berbagai cara,
berdasarkan referensi atau buku. Buku yang dibaca harus anda pahami
isi dan maknanya kemudian bayangkan isi buku tersebut, dan akhirnya
wujudkanlah menjadi karya lukis. (b) Eksperimentasi : tahap mencoba
untuk mencari pengalaman, cara yang ditempuh bermacam-macam:
1) Mencoba alat yang paling disukai, kemudian mencoba berkarya
tanpa merasa takut jika terdapat kesalahan.
2) Mencoba mengubah bentuk dari bentuk realistic menuju abstrak,
demikian juga sebaliknya. Bentuk-bentuk tersebut kemudian dibuat
menjadi fungsi baru atau yang berbeda dari pada yang lain.
3) Mencoba membuat eksperimen bahan atau medium berkarya.
Biasanya terdapat medium konvensional seperti kertas dan kanvas.
4) Kreasi/Mencipta : Anak harus diberi banyak motivasi oleh pendidik
sebagai jalan membuka ide dan pikiran yang baru untuk mencipta.
Sesuai dengan teori motivasi. Kata motivasi memiliki 3 bentuk
dasar,yaitu:
a) Motivasi Artistik : dorongan menggambar karena melihat sesuatu
objek yang indah, sehingga tampak dalam gambar berupa tata
susunan yang artistik.
pengembangan motorik halus anak usia dini 30
b) Motivasi Penalaran : dorongan berkarya seni dari pandangan
objek yang mempunyai struktur menarik, sehingga anak
berkeinginan menggambar.
c) Motivasi Imajinasi : dorongan menggambar dari imajinasi anak.
Anak membayangkan sesuatu, mungkin cita-cita atau bentuk yang
lain hingga terwujud lukisan.
Bentuk motivasi adalah internal dan eksternal. Motivasi internal
adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan
perasaan anak. Hal ini sangat dibutuhkan karena dorongan internal ini
akan menumbuhkan alam pikiran yang imajinatif serta memberikan
dorongan untuk menyeimbangkan pikiran dan perasaan. Kegiatan
ekspresi dengan melukis dapat ditumbuhkan dengan jalan memotivasi
anak sedini mungkin, yaitu dengan memberikan gagasan baru.
Sebenarnya anak telah mempunyai gagasan sebelum diberi motivasi.
Namun, karena terdapat kesenjangan antara persepsi dengan gagasan
maka gagasan sering tak muncul. Kekaburan persepsi tersebut dapat
disentuh dengan berbagai cara, misalnya melalui sentuhan cerita ataupun
gambar yang diberikan kepada anak untuk ditebak maknanya. Sentuhan
tersebut juga dapat muncul melalui suara-suara yang menjadikan ingatan
serta gambaran yang akan datang muncul, bisa berupa suara halus
maupun suara kasar. Misalnya memperdengarkan suara musik dan suara
hewan tertentu yang dapat mengundang ingatan dan asosiasi anak untuk
berimajinasi bentuk berdasarkan suara.
E. Model Pemberian Motivasi MelukisAgar pendidik dapat memotivasi anak usia dini untuk
melukis,pendidik dapat melakukan model-model berikut.
a. Melukis Cerita
Cerita merupakan wacana yang paling disukai oleh anak, terutama di
masa pertumbuhan untuk pengenalan dirinya. Cerita yang diberikan
kepada anak dapat disesuaikan dan dikondisikan kepadanya seiring
dengan perkembangan pikiran dan daya emosinya. Anak usia 2
pengembangan motorik halus anak usia dini 31
tahun senang melihat dan mencoba menghafal situasi sekitarnya,
sehingga cerita tentang situasi sekitarnya dapat dipersonifikasikan.
Beberapa pendidik mengartikan belajar melukis hanya peningkatan
teknik membuat bentuk serta pewarnaannya. Anak pada usia
perkembangan, yaitu anak pada usia 2 tahun termasuk usia yang
sensitive karena sedang mengalami usia perkembangan kosakata
dan pengetahuannya. Mereka memparkaya pengetehuan dengan
bertanya kepada siapa saja dan yang paling kuat pengaruhnya
adalah orang terdekat.
b. Melukis dengan Berdiskusi Terlebih Dahulu
Anak harus berdiskusi dengan pendidik atau pendampingnya tenteng
objek yang akan dilukis. Setelah mengetahui tugas yang diberikan,
tugas tersebut ditanyakan kepada anak lain, untuk mengetahui
kejelasannya. Selajutnya anak dapat melanjutkan tugas melukisnya.
c. Objek dan Isi Lukisan
Sebelum melukis, pendidik memberi gambaran atau lukisan yang
realistik. Lalu anak diminta mengamati dan member komentar atau
lukisan yang diperlihatkan pendidik. Setelah itu anak-anak baru
diminta untuk melukis apa yang telah dilihatnya.
d. Melukius Lagu
Guru mengajarkan anak untuk bernyanyi “bintang kecil”. Setelah
selesai bernyanyi, pendidik dapat meneruskan dengan bercerita
pada anak-anak tentang angkasa yang berisi planet serta dapat pula
digunakan untuk pesawat terbang.
e. Melukis Puisi
Prosedur melukis puisi sama dengan melukis nyanyian. Puisi yang
ditampilkan merupakan sentuhan yang dapat memotivasi anak untuk
berkarya. Puisi tersebut dapat diciptakan oleh anak atau dibuat oleh
pendidik. Selanjutnya anak disuruh mengomentarinya.
f. Melukis Gerakan dan Tarian
pengembangan motorik halus anak usia dini 32
Sebelum memulai melukis,ajak anak-anak untuk memperhatikan
suatu tarian yang di peragakan didepan kelas, kemudian arahkan
anak-anak agar dapat memberikan komentar pada tarian tersebut.
g. Melukis Kesedihan dan Kesenangan
Untuk model melukis kesedihan dan kesenangan, sebelum memulai
melukis, ajak anak-anak merenungkan hal-hal yang telah membuat
hati mereka sedih atau senang. Atau, adakan kegiatan tanya jawab
dengan anak-anak tentang hal-hal yang dapat membuat mereka
bersedih hati atau sebaliknya.
A. Kegiatan dengan Cat Air
Macam-macam Cat Air :
1. Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah
medium lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut
air dengan sifat transparan. Meskipun medium permukaannya
bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas.
2. Dinamakan cat minyak karena media pengencernya adalah
minyak. Untuk media diatas kanvas bahan cat minyak ini
sangat populer digunakan oleh pelukis-pelukis. Kelebihannya
adalah cocok dipakai melukis diatas kanvas dan
ketahanannya juga bagus. Kekurangannya adalah selain
kurang ramah lingkungan, media cat minyak ini lebih lama
keringnya di banding cat air maupun acrylic.
pengembangan motorik halus anak usia dini 33
PERTEMUAN
11-12Kegiatan
Praktik Motorik
3. Seperti halnya Cat Air, Cat Acrylic ini menggunakan media air
sebagai pengencernya. Kelebihannya di bandingkan Cat Air
maupun Cat Minyak, Acrylic bisa menggunakan media baik
kertas maupun kanvas. Kekurangan Cat Acrylic adalah bagi
sebagian pelukis karena sifatnya yang lebih cepat kering
justru kurang bagus digunakan untuk teknik sapuan yg
mengandalkan transparansi gambar dengan teknik tebal/tipis
nya sapuan kuas.
4. Airbrush adalah sebuah teknik seni rupa yang menggunakan
tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada
bidang kerja.
Contoh kegiatan menggunakan cat air:
Alat dan Bahan
1. Sisir
2. Sikat gigi (bulu halus)
3. Pola gambar
4. Cat air
5. Buku gambar A3
6. Koran (sebagai alas)
7. Pallet
8. Lap
Langkah-langkah Kegiatan
1. Letakkan koran sebagai alas.
2. Siapkan alat dan bahan.
pengembangan motorik halus anak usia dini 34
3. Tuangkan beberapa cat air ke wadah (pallet), isi sedikit air
pada setiap warna, aduk hingga warna dan air menyatu
dengan rata.
4. Letakkan pola gambar pada buku gambar A3, upakan agar
pola tidak bergeser dan adanya celah untuk mendapatkan
hasil pola yg sempurna.
5. Celupkan sikat gigi pada warna yang sudah disediakan.
6. Gunakan sisir, lalu sikat gigi digosokkan maju mundur dengan
cepat untuk mendapatkan hasil yang halus.
7. Gosok secara berulang dengan warna sesuai selera.
8. Apabila sudah merasa cukup puas, pola gambar dibuka
secara perlahan agar tidak ada warna yang merusak pola
gambar.
9. Hasil Akhir
Tahapan Melukis
pengembangan motorik halus anak usia dini 35
B. Kegiatan dengan kertas Lipat
Kata Origami adalah berasal dari bahasa Jepang dengan kata “ori”
yang berarti “lipat”, dan “kami” yang berarti “kertas” merupakan seni
tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk
kesenian yang modern. Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal
dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang
biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil
kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas
biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus
untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami
hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga
membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak
berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah
dan sebagainya.
Kemaren dalam diklat pendidik PAUD diberikan materi pelatihan
tentang seni kertas atau origami dan kirigami ini. Ada beberapa bentuk
origami yang menarik, cantik dan lucu-lucu dibuat peserta, di sini juga
diajarkan bagaimana cara menyusun origami tersebut di atas kertas
karton untuk dibuat pajangan sehingga dapat dipasang di lembaga PAUD
masing-masing :
pengembangan motorik halus anak usia dini 36
Adapun kegunaan dan manfaat jika anak diajarkan origami secara
konsisten sejak usia dini adalah:
1. Anak akan semakin akrab dengan konsep-konsep dan istilah-istilah
Matematika geometri, karena pada saat bunda atau sorang guru
menerangkan origami akan sering menggunakan istilah matematika
geometri contohnya : garis, titik, perpotongan 2 buah garis, titik pusat,
segitiga, dll.
2. Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak,
menekan kertas dengan ujung-ujung jari adalah latihan efektif untuk
melatih motorik halus anak.
3. Meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi, saat membuat
model origami terkadang kita harus membagi 2, 3 atau lebih kertas, hal
ini membuat Anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang
diinginkan serta keakuratannya.
4. Meningkatkan citra diri dan bakat Anak secara intens.
5. Saat bermain origami Anak akan terbiasa Belajar mengikuti instruksi
yang runut dan sistematis.
6. Mengembangkan kemapuan berpikir logis dan analitis anak walaupun
masih dalam tahap awal yang sederhana
7. Bermain origami secara konsisten juga merupakan latihan
berkonsentrasi, membuat sebuah model origami tentu saja
membutuhkan konsentrasi,dan hal ini dapat dijadikan sebagai ajang
latihan untuk memperpanjang rentang konsentrasi seorang anak,
dengan syarat origaminya dilakukan secara kontinyu dan model yang
pengembangan motorik halus anak usia dini 37
diberikan bertahap dari yang paling mudah yang dapat dikerjakan oleh
Anak lalu terus ditingkatkan sesuai kemampuanya.
8. Meningkatkan persepsi visual dan spasial yang lebih kuat.
9. Mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang hewan dan
lingkungan mereka, karena bentuk origami yang dibuat dapat dililih
oleh kita dengan bentuk-bentuk dan dapat dijadikan sebagai media
pengenalan hewan dan lingkungan Anak.
10.Memperkuat ikatan emosi antara orang tua dan anak, bermain origami
disertai komunikasi yang menyenangkan ini akan membangun ikatan
yang sungguh baik antara anak dan orang tua atau guru pendidik dan
anak didik.
C.
A. Media Pembelajaran Melalui Bahan Daur Ulang Koran Bekas
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwamedia pembelajaran adalah
pengembangan motorik halus anak usia dini 38
PERTEMUAN
13-14Kegiatan
Praktik Motorik
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalahsebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan
bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para ahli
tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Asosociation of Education and Communication Technology
(AECT).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Sedangkan daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kacajika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and
Replace).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari
sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.
Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak
dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan
pengembangan motorik halus anak usia dini 39
kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi
pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah
proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan
pemprosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus
menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material
yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas
yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirenadengan
kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal
dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi,
daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk
yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material
berharga dari sampah, seperti emas dari prosesor komputer, timah
hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya
bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari
sampah. Proses daur ulang aluminium dapat menghemat 95% energi dan
mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan
ekstraksi aluminium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.
Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan
mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastic.
a. Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran Melalui Bahan
Daur Ulang Koran Bekas
Bahan : Koran bekas beberapa lembar, tepung kanji, lem kayu, cat
warna, tiner
Alat : lembaran plastik, kuas, baki yang telah diisi pasir
Langkah-langkah:
a. Pertama, koran direndam di dalam bak berisi air kemudian
disobek sampai menjadi bubur
b. Kedua, tepung kanji dimasak di dalam air hingga mendidih
pengembangan motorik halus anak usia dini 40
c. Ketiga, campurkan bubur koran yang sedikit diperas agar tidak
mengandung banyak air dengan tepung kanji yang sudah masak
dengan lem kayu, perbandingannya 2:1:1
d. Keempat, aduk hingga adonan menjadi rata kemudian letakkan
di atas lembaran plastik kemudian pipihkan adonan dan bentuk
sesuai media yang dikehendaki
e. Kelima, jemur media
f. Keenam, cat media pembelajaran dengan warna yang menarik
(cat warna ditambahi dengan tiner supaya tidak terlalu kental)
g. Ketujuh, jemur kembali hingga cat mengering
b. Cara Penggunaan Media Pembelajaran Bahan Daur Ulang Koran
Bekas
Pertama, pasir dituang ke dalam baki kemudian media pembelajaran
diletakkan diatas pasir tersebut, media pembelajaran bahan daur ulang
koran bekas digunakan untuk kegiatan pengenalan angka sekaligus
belajar cara menulis angka menggunakan jari tangan, anak-anak menulis
mengikuti pola lubang pada media pembelajaran. Setelah menulis
mengikuti pola lubang, media pembelajaran diambil, setelah media
pembelajaran diambil pasir akan tampak goresan-goresan tulisan angka,
tulisan tersebut kemudian dikuatkan dengan media pembelajaran angka 3
dimensi, guru menunjukkan angka 3 dimensi kepada anak-anak agar
ingatan anak tentang angka menjadi kuat.
c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran Melalui Bahan Daur Ulang
Koran Bekas
Tujuan penggunaan media pembelajaran melalui bahan daur ulang
koran bekas bagi lingkungan adalah untuk mengurangi kuantitas sampah
koran bekas. Tujuan penggunaan media pembelajaran melalui bahan daur
ulang koran bekas bagi PAUD kelas A adalah pada dasarnya usia dini
belajar melalui bermain, dengan dibuatnya media tersebut maka anak
akan belajar mengenal dan menulis angka dengan cara yang unik dan
menyenangkan, selain menyenangkan pembelajaran tersebut dapat
pengembangan motorik halus anak usia dini 41
mengembangakan lima aspek pembelajaran, aspek tersebut meliputi: (1)
aspek nilai agama dan moral, yaitu guru menjelaskan bahwa pasir (salah
satu media ajar) merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang sehingga kita harus menjaga tanah dengan cara tidak
membuang sampah sembarangan, sebelum pembelajaran, anak-anak
juga diajarkan berdoa terlebih dulu; (2) aspek psikomotor, yaitu anak-anak
belajar menulis menggunakan/menggerakkan jari tangan sesuai pola
media pembelajaran; (3) aspek sosial dan emosional, yaitu anak-anak
belajar menulis mengikuti pola sesuai dengan langkah-langkah atau
mengikuti pola secara berurutan; (4) aspek kognitif, yaitu anak-anak
belajar mengenal dan menulis angka-angka; (5) aspek bahasa, yaitu pada
kegiatan evaluasi, anak-anak menceritakan kembali kegiatan yang
dilakukan.
Selain mengembangkan kelima aspek, pembelajaran tersebut juga
dapat menciptakan hidden kurikulum, yaitu dengan menulis menggunakan
jari dan tanah maka akan menciptakan pembelajaran yang unik dan
menciptakan rasa senang belajar pada anak-anak sehingga berdampak
anak menjadi senang menulis sampai pada usia selanjutnya.
d. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Media Pembelajaran
Melalui Bahan Daur Ulang Koran Bekas
Kelebihan:
1) Suasana pembelajaran akan menjadi lebih menarik bagi anak
2) Membuat guru menjadi lebih kreatif dalam menciptakan APE dari
produk daur ulang
3) Pembelajaran tidak melupakan bahwa usia anak usia dini
merupakan masa bermain
4) Melatih 5 aspek perkembangan anak secara bersamaan dalam satu
pembelajaran
pengembangan motorik halus anak usia dini 42
5) Media dapat digunakan pula untuk anak berkebutuhan khusus
(tunanetra) melalui angka 3 dimensi/ indera peraba
6) Meminimalisir sampah kertas pada lingkungan
7) Pembelajaran menjadi efisien dan efektif
8) Membuat anak lebih mencintai lingkungan
Kekurangan:
1) Media tidak dapat tahan lama jika terkena air terus menerus
(terendam air)
B. Kegiatan StempelPerkembangan motorik halus pada bayi dan anak usia dini
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Anak membutuhkan belajar menggunakan tangan dengan baik agar dapat
menggerakkan mainan dan untuk keterampilan hidup seperti makan dan
memakai pakaian sendiri. Mereka belajar mengkoordinasikan mata dan
gerakkan tangan sehingga dapat menggunakan bermacam alat
permainan.
Pendidikan anak usia dini haruslah dilandasi dengan kesadaran
bahwa anak memerlukan konstribusi positif dari orang dewasa agar dapat
memberikan stimulasi yang tepat untuk tumbuh dan berkembang. Orang
tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat
perkembangan anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa
menstimulasinya. Pemberian stimulasi untuk mengembangkan
kemampuan motorik merupakan hal yang penting.
Bahan untuk melakukan aktivitas ini adalah Pewarna makanan,
potongan buah belimbing dan pelepah ubi/talas (Bulan sabit).
Cara melakukan aktivitas ini adalah:
a. Siapkan belimbing, dan potong bagian ujung-ujungnya.
b. Potong pelepah ubi, lalu potong sepanjang 6-10 cm per batang.
pengembangan motorik halus anak usia dini 43
c. Beri warna pada bagian ujung potongan buah belimbing, lalu capkan
pada sebuah kertas putih.
C. Kegiatan MozaikMozaik merupakan pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi
yang menggunakan material atau bahan dari kepingan-kepingan yang
sengaja di buat dengan cara dipotong – potong atau sudah berbentuk
potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar
dengan cara di lem. Kepingan benda-benda tersebut antara lain kepingan
pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun,
potongan kayu, atau kacang-kacangan. Tetapi untuk sebuah tema gambar
menggunakan saju jenis material, kemudian disusun sesuai dengan pola
yang diinginkan dengan cara ditempel.
Susunan atau potongan harus sesuia dengan bentuk tema yang kita
inginkan. Untuk membuat garis kontur yang membatasi ruangan (bidang)
tidak menggunakan pewarna dioleskan, tetapi menggunakan tempelan -
tempelan yang berbeda warna.
a. Fungsi Seni Mozaik terhadap kreativitas Anak Usia dini
Sebagai seorang guru dituntut tidak hanya menguasai
aspek/keterampilan dalam seni rupa pada umumnya, melainkan
harus memahami pula tentang aspek pengetahuan yang terintegrasi
di dalamnya sehingga usaha-usaha kita dalam menstimulus
perkembangan berbagai kemampuan dasar, dapat terlaksana secara
optimal sehingga dapat memiliki dasar dan konsep yang kuat.
pengembangan motorik halus anak usia dini 44
b. Fungsi Praktis artinya karya seni rupa mozaik selain bersifat
induvidual juga sebagai media ekpresi buat anak.
c. Fungsi Edukatif artinya melalui penerapan metode pembelajaran
melalui pendidikan seni mozaik dalam upaya untuk membantu
pengembangan berbagai fungsi perkembangan dalam diri seorang
anak, yang meliputi kemampuan : fisik, daya pikir, daya serap,
emosi, cita rasa keindahan, kreativitas.
d. Fungsi ekspresi artinya unsur – unsur seni rupa pada karya mozaik
seperti garis, warna, benruk dan tekstur merupakan bahasa rupa
yang digunakan dalam cara mengungkapkan ide – ide atau gagasan,
imajinasi, pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan
berwujud ekspresi simbolis yang sangat pribadi.
D. Langkah-langkah Pembuatan MozaikAdapun beberapa lagkah dalam pembuatan mozaik akan penulis
jabarkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan mozaik. Peralatannya yaitu:
a) Kertas gambar.
b) Pensil digunakan untuk membuat pola gambar.
c) Lem
d) Koran bekas yang berwarna/ketas origami
e) Dan bahan alam seperti berbagai jenis kacang-kacangan.
2. Buatlah pola gambar pada kertas gambar, bola dibuat sesuai kreasi
anak dapat berupa buah, hewan, tumbuhan, ataupun bagunan.
3. Lalu tepelkan berbagai jenis kacang-kacangan atau koran bekas
ataupun kertas origami, bahan daar ini dapat dipilih salah satu atau
digunakan seluruhnya sesuai keinginan anak. Tempelkan
menggunakan lem.
4. Setelah semua pola gambar telah tertutupi. Lalu kemudian jemur
kertas gambar tersebut hingga lem mengering.
5. Setelah lem mengering. Jadilah hasil karya mozaik.
Contoh Gambar Hasil Karya Mozaik
pengembangan motorik halus anak usia dini 45
A. Penilaian Pengembangan Motori HalusEvaluasi dan penilaian dalam pembelajaran PAUD. Cara Evaluasi/
Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini (PAUD) baik untuk TK KB TPA
maupun satuan PAUD sejenis lainnya. Teknik penilaian PAUD, bagan
prosedur penilaian perkembangan anak usia dini disajikan lengkap
dibawah ini. Kita mulai dengan definisi penilaian pembelajaran anak usia
dini.
a. Asesmen/ Evaluasi/ Penilaian PAUDPengertian Evaluasi pembelajaran PAUD adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis,
pengembangan motorik halus anak usia dini 46
Penilaian Kegiatan
PERTEMUAN 15
terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Perlu dipahami bahwa penilaian di PAUD lebih menekankan untuk
mendeskripsikan tingkat pencapaian perkembangan anak yang mencakup
perkembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan
sosial emosional sesuai Standar Nasional PAUD. Oleh karena itu kata
yang lebih tepat pada penilaian anak usia dini adalah asesmen atau
evaluasi.
Jika dalam proses evaluasi perkembangan anak usia dini ditemukan
seorang anak yang hasil belajarnya belum mencapai kompetensi yang
sesuai dengan potensinya, maka pendidik perlu membuat program
kegiatan yang lebih lanjut (remedial) untuk mendorong pencapaian
potensi yang optimal. sebaliknya Jika ada anak yang mencapai
kompetensi yang lebih dari standar yang ada, maka pendidik perlu
membuat program kegiatan lebih lanjut (pengayaan) agar seluruh potensi
anak berkembang.
b. Tujuan Evaluasi/ Penilaian PAUDDalam menilai atau mengevaluasi pembelajaran anak usia dini
terdapat beberapa tujuan diantaranya adalah :
a) Memberikan informasi pada pendidik/orangtua tentang pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama mengikuti
PAUD.
b) Menggunakan informasi yang didapat sebagai bahan umpan balik
bagi pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan
meningkatkan layanan pada anak agar sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berkembang secara optimal.
c) Memberikan masukan pada orang tua untuk melaksanakan
pengasuhan di lingkungan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan
proses pembelajaran di PAUD.
pengembangan motorik halus anak usia dini 47
d) Memberikan bahan masukan kepada berbagai pihak yang relevan
untuk turut serta membantu pencapaian perkembangan anak secara
optimal.
c. Teknik-Teknik Evaluasi/ Penilaian PAUD1. Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang
dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar observasi,
catatan menyeluruh atau jurnal, dan rubrik.
2. Percakapan merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan baik
pada saat kegiatan terpimpin maupun bebas.
3. Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas
yang akan dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara individu
maupun kelompok baik secara mandiri maupun didampingi.
4. Unjuk kerja adalah teknik penilaian yang melibatkan anak dalam
bentuk pelaksanaan suatu aktivitas yang dapat diamati.
5. Penilaian hasil karya merupakan teknik penilaian dengan melihat
produk yang dihasilkan oleh anak setelah melakukan suatu kegiatan.
6. Pencatatan anekdot adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
mencatat sikap dan perilaku khusus pada anak ketika suatu
peristiwa terjadi secara tiba-tiba/insidental baik positif maupun
negatif.
7. Portofolio merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil
kegiatan anak secara berkesinambungan atau catatan pendidik
tentang berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
sebagai salah satu bahan untuk menilai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
d. Prosedur Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini
Dalam melakukan penilaian pada anak usia dini ada beberapa
prosedur yang harus dilalui sebagai mana bagan penilaian perkembangan
anak diatas. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
pengembangan motorik halus anak usia dini 48
1. Mengacu pada kompetensi dan dilakukan seiring dengan kegiatan
pembelajaran yang diprogramkan dalam RPPH.
2. Mencatat semua hasil perkembangan anak dengan menggunakan
instrumen penilaian, seperti observasi, percakapan, unjuk kerja, hasil
karya, dan melakukan pencatatan terhadap sikap dan perilaku anak
yang terjadi secara insidental pada format catatan anekdot.
3. Merangkum semua hasil perkembangan anak dan dipindahkan ke
dalam format yang telah disiapkan baik harian,mingguan maupun
semester.
4. Mengolah hasil rangkuman selama satu semester menjadi bentuk
laporan deskripsi secara singkat meliputi 3 kompetensi yaitu
kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan.
5. Merumuskan deskripsi secara objektif sehingga tidak menimbulkan
persepsi yang salah bagi orang tua atau wali dalam bentuk LPPA
(Laporan Pencapaian Perkembangan Anak)
e. Pola Penulisan LPPA – Laporan Perkembangan Anak
1. Deskripsi keistimewaan anak pada semua aspek.
2. Deskripsi keberhasilan belajar anak.
3. Deskripsi tentang hal-hal yang penting dalam pengembangan diri
anak selanjutnya.
4. Deskripsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan guru dan orangtua
dalam rangka pengembangan diri anak.
pengembangan motorik halus anak usia dini 49
REFERENSI
Beal, Nancy& Miller, Gloria Bley. 2003. Rahasia Mengajarkan Seni pada
Anak. Yogyakarta: Pripoenbooks
Budiningsih, C., Asrih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Hainstock, Elizabeth G. 1999. Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak
Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delapratasa
Hurlock E. B. (1978). Perkembangan Anak Jilid I (Med Meitasari
Tjandrasa. Terjemahan). Yogyakarta: Erlangga.
Moedjiono dan Dimyati M.1990. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud,
Dirjen Dikti. Jakarta
Santrock, John W. 2007. Child Development. Texas: Mc. Graw Hill.
Slamet Suyanto. (2005). Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan
pengembangan motorik halus anak usia dini 50
Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi
Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Dinas Pendidikan.
pengembangan motorik halus anak usia dini 51