ash medicine

8
Penuntun Praktikum Blok 14 (Endokrin) 1. Diffuse nontoxic (simple) goiter / Colloid goiter Adalah goiter (pembesaran kelenjar tiroid)yang terjadi secara difus tanpa adanya nodul. Karena folikel yang membesar berisi kolloid, maka disebut juga colloid goiter. Kelainan ini dapat terjadi endemik pada daerah yang kekurangan yodium maupun sporadik yang dapat terjadi karena mengkonsumsi zat yang mengganggu sintesis hormon tiroid. Tujuan : Agar mahasiswa dapat melihatdan mengetahui perubahan histopatologik yang terjadi pada tiroid akibat gangguan sintesis hormon tiroid. Makroskopik : Terdapat 2 fase perubahan pada difuse nontoksik goiter: 1. Fase hiperplasi: Kelenjar tiroid membesar secara simetris dan difus 2. Fase involusi kolloid : Kelenjar tiroid pada fase ini pada potongan akan tampak berwarna coklat, agak mengkilat dan translusen. Fase ini terjadi jika asupan yodium meningkat atau jika kebutuhan akan hormon tiroid menurun Mikroskopik : 1. Fase hiperplasi : Folikel hiperplasi dilapisi oleh sel epitel kolumner yang dapat bertumpuk-tumpuk membentuk penonjolan kedalam lumen seperti pada Graves disease. Folikel bervariasi ukurannya ada yang kecil dan ada yang dilatasi berisi kolloid didalam lumennya. 2. Fase Involusi kolloid : stimulasi terhadap epitel folikel tiroid menurun sehingga terbentuk kelenjar yang membesar, sangat kaya akan kolloid. Epitel menjadi kuboid atau pipih, dengan lumen mengandung koloid yang sangat banyak. 2. Grave’s disease / struma basedow/ exophtalmic goiter Penyebab terbanyak hipertiroid endogen, ditanda trias grave’s disease : A. Hipertiroidism, serta pembesaran kelenjar tiroid difus B. Exophtalmus akibat dari optalmopathy infiltratif C. Lokal, tampak dermopathy infiltratif yang kadang-kadang disebut sebagai pretibial myxedema Merupakan kelainan autoimun, dimana dapat dijumpai antibodi terhadap reseptor TSH, periksosome tiroid, dan thyroglobulin 1

Upload: kristian-sudana-hartanto

Post on 16-Apr-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

medicine

TRANSCRIPT

Page 1: ash medicine

Penuntun Praktikum Blok 14 (Endokrin)

1. Diffuse nontoxic (simple) goiter / Colloid goiterAdalah goiter (pembesaran kelenjar tiroid)yang terjadi secara difus tanpa adanya nodul. Karena folikel yang membesar berisi kolloid, maka disebut juga colloid goiter. Kelainan ini dapat terjadi endemik pada daerah yang kekurangan yodium maupun sporadik yang dapat terjadi karena mengkonsumsi zat yang mengganggu sintesis hormon tiroid.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihatdan mengetahui perubahan histopatologik yang terjadi pada tiroid akibat gangguan sintesis hormon tiroid.

Makroskopik :Terdapat 2 fase perubahan pada difuse nontoksik goiter:

1. Fase hiperplasi: Kelenjar tiroid membesar secara simetris dan difus2. Fase involusi kolloid : Kelenjar tiroid pada fase ini pada potongan akan tampak

berwarna coklat, agak mengkilat dan translusen. Fase ini terjadi jika asupan yodium meningkat atau jika kebutuhan akan hormon tiroid menurun

Mikroskopik :1. Fase hiperplasi : Folikel hiperplasi dilapisi oleh sel epitel kolumner yang dapat

bertumpuk-tumpuk membentuk penonjolan kedalam lumen seperti pada Graves disease. Folikel bervariasi ukurannya ada yang kecil dan ada yang dilatasi berisi kolloid didalam lumennya.

2. Fase Involusi kolloid : stimulasi terhadap epitel folikel tiroid menurun sehingga terbentuk kelenjar yang membesar, sangat kaya akan kolloid. Epitel menjadi kuboid atau pipih, dengan lumen mengandung koloid yang sangat banyak.

2. Grave’s disease / struma basedow/ exophtalmic goiterPenyebab terbanyak hipertiroid endogen, ditanda trias grave’s disease :A. Hipertiroidism, serta pembesaran kelenjar tiroid difusB. Exophtalmus akibat dari optalmopathy infiltratifC. Lokal, tampak dermopathy infiltratif yang kadang-kadang disebut sebagai pretibial

myxedemaMerupakan kelainan autoimun, dimana dapat dijumpai antibodi terhadap reseptor TSH, periksosome tiroid, dan thyroglobulin

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik thyroid akibat penyakit autoimun yang menyebakan hiperthyroid.

Makroskopik :Kelenjar membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia difus, biasanya simetris. Kelenjar menjadi lunak dan kapsulnya intak. Pada potongan parenkim kelenjar menjadi padat seperti potongan daging

Mikroskopik :Acini atau folikel dilapisi epitel hiperplasi, kolumner tinggi, membentuk tonjolan papil kecil-kecil tanpa fibrovasculer core kedalam lumen. Dalam lumen berisi kolloid yang sering kali

1

Page 2: ash medicine

pucat, dengan tepi scalopping membentuk struktur seperti renda. Pada jaringan intersitium diinfiltrasi oleh sel limposit, sering kali membentuk sentrum germinativum.

3. Thyroiditis Hashimoto /Struma lymphomatosa/Lymphadenoid goiter/ Chronic lymphositic thyroiditis

Merupakan penyebab terbanyak hipotiroidisme pada daerah yang tidak kekurangan yodium. Ditandai dengan kegagalan fungsi tiroid yang terjadi secara berangsur karena destruksi folikel tiroid akibat proses autoimun, dimana sistem imun bereaksi terhadap berbagai antigen thyroid. Sering pada wanita, terutama yang berusia tua, tetapi dapat juga pada anak-anak.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik akibat peradangan yang disebabkan proses autoimun yang menyebabkan hipothyroid.

Makroskopik:Kelenjar membesar uniform, berkapsul intak, berbatas tegas dengan jaringan sekitarnya., Pada potongan, tampak berwarna kuning-coklat , agak pucat

Mikroskopik:Tampak parenkim kelenjar thyroid di infiltrasi oleh sel radang mononuklear secara luas, terdiri dari sel limfosit, sel plasma dengan pembentukan germinal center yang jelas. Sel folikel thyroid atrofik, atau epitel pelapis mengalami perubahan menjadi sel Hurthle.

4. Struma adenomatosa/ Adenomatous goiter/Multinoduar GoiterSebagai akibat dari diffuse nontoxic goiter yang telah berlangsung lama dan dapat menyebabkan thyromegali. Sering pada wanita dan berusia lebih tua. Walaupun dapat terjadi hipertiroid (Toxic multinodular goiter), tetapi biasanya euthyroid.

Tujuan:Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami gambaran mikroskopik pada multinodular goiter

Makroskopik :Kelenjar multinodular, tetapi nodularitas biasanya asimetris dan lebih menonjol pada satu lobus

Mikroskopik:Terdiri dari folikel hiperplasia berbagai ukuran berisi massa kolloid didala lumennya. Dapat pula mengalami perdarahan fokal, kalsifikasi dan membentuk microcyst

5. Follicular carcinoma thyroidMerupakan 5-15% karsinoma primer thyroid, sering pada wanita (3:1), pada usia lebih tua.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik kelenjar thyroid yang mengalami perubahan neoplastik

Makroskopik :

2

Page 3: ash medicine

Nodul tunggal, berbatas tegas atau infiltratif luas. Lesi yang lebih besar dapat menembus kapsul dan dapat menginfiltrasi lebih dalam sampai ke struktur di sekitarnya. Pada potongan dapat berwarna abu-abu coklat sampai merah muda, kadang-kadang agak translusen karena adanya folikel besar yang berisi kolloid. Perubahan degeneratif seperti fibrosis sentral dan fokus kalsifikasi kadang dijumpai.

Mikroskopik :Terdiri dari sel-sel yang umumnya uniform membentuk folikel kecil-kecil berisi koloid menyerupai tiroid normal. Pada kasus lain dijumpai sarang-sarang atau lembaran yang dibentuk oleh sel-sel epitel folikel tanpa koloid. Kadang tumor didominasi oleh sel Hurhtle.Sel tumor menembus kapsul dan pembuluh darah di kapsul atau di bawah kapsul

6. Papillary carcinoma thyroidMerupakan karsinoma thyroid yang paling sering dijumpai .Paling sering dijumpai antara usia 25-50 tahun.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami peerubahan morfologik kelenjar thyroid yang mengalami keganasan papiler

Makroskopik :Dapat soliter atau multifokal, berbatas tegas atau berkapsul, tetapi dapat tumbuh infiltratif ke jaringan sekitar sehingga tidak berbatas tegas. Lesi dapat mengandung area fibrosis, kalsifikasi atau kistik. Padapotongan sering tampak fokus papiler

Mikroskopik :Tampak bentukan papil yang bercabang-cabang dengan fibrovaskular stalk /core dilapisi selapis atau beberapa lapis sel epitel kuboid. Inti sel berkromatin halus tersebar memberi gambaran kosong atau ground glass atau annnie orphan eye nuclei. Pada potonngan melintang, invaginasi sitoplasma kedalam memberi gambaran inklusi intranuclear (pseudoinclusions) atau parit intranuklear (intranuclear grooves). Diagnosis papilary carcinoma thyroid berdasar kepada gambaran inti walaupun tak dijumpai gambaran papil. Dapat dijumpai psamoma bodies.

7. Fibroadenoma mammaAdalah tumor jinak yang sering terjadi pada mamma, terutama pada wanita muda yang mungkin dimulai pada masa pubertas. Lebih sering pada nullipara daripada wanita yang pernah melahirkan. Tumbuhnya lambat tetapi dapat menjadi cepat selama masa akil baliq, kehamilan dan menjelang menopause dimana konsentrasi estrogen meningkat Biasanya unilateral, dapat juga bilateral, soliter. Tumor berbatas tegas, berkapsul.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik tumor jinak pada payudara

Mikroskopik :1. Perikanalikuler : Tampak proliferasi kelenjar dan jaringan ikat. Jaringan ikat

baru mengelilingi duktus tanpa invaginasi ke dalam duktus.3

Page 4: ash medicine

2. Intrakanalikuler : Tampak proliferasi hebat dari jaringan ikat longgar yang menginvaginasi dinding duktus mendesak kedalam lumen. Duktus menjadi dilatasi memanjang serata dilapisi epitel.

8. Fibrocystic change (nonprolifeerative breast changes)Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan nonneoplastik yang sering dijumpai pada payudara

Morfologi :Terdapat 3 perubahan morfologi utama :

1. Perubahan kistik, sering disertai metaplasia apokrin2. Fibrosis3. Adenosis

Kista : terbentuk oleh dilatasi lobulus , kista yang tertutup mengandung cairan kental, semitranslusen yang menyebabkannya berwarna coklat atau kebiruan, kista dilapisi oleh epitel atrofik atau sela metaplasia apokrin.Fibrosis : Kista seringkali ruptur, melepaskan sejumlah material ke stroma di sekitarnya, yang berakibat terjadinya radang dan diikuti dengan fibrosis.Adenosis : Adenosis adalah penambahan jumlah acini perlobulus. Acini dilapisi oleh sel-sel kolumnar yang kadang tampak jinak atau menunjukkan gambaran atipik.

9. Ductal Carcinoma Insitu/ Intraductal CarcinomaDuctal carcinoma insitu terdiri dari populasi sel malignan yang terbatas didalam ductus atau lobulus dengan mebran basalis yang masih intak. Sel mioepitelial masih baik walaupun jumlahnya sedikit.

Tujuan :Agar mahasiswa melihat dan memahami perubahan morfologi pada karsinoma insitu dan membedakannya dengan karsinoma invasif

Mikroskopik :DCIS terbagi menjadi 5 subtipe gambaran arsitektur : comedocarcinoma, solid, cribiform, papilary dan micropapillary. Pada sediaan tampak ductus yang dilapisi oleh sel-sel pleomorfik yang solid dengan inti mengalami atipia berderajat tinggi , dengan bagian sentral dijumpai nekrosis. Pada bagian periduktal tampak fibrosis yang konsentris maupun infiltrat radang khronik.

10. Karsinoma Duktal invasifMerupakan jenis yang paling sering dijumpai (70-80%)

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologik proses keganasan pada payudara

Makroskopik :

4

Page 5: ash medicine

Secara makroskopik kebanyakan tumor padat sampai keras, dengan tepi ireguler, tetapi dapat juga berbatas tegas maupun konsistensi lunak.

Mikroskopik :Gambarannya sangat bervariasi mulai dari yang berdiferensiasi baik sampai yang berdiferensiasi buruk. Yang berdeferensiasi baik tampak bentukan tubulus banyak, inti bulat, kecil, mitosis jarang dijumpai. Yang berdeferensiasi sedang dapt dijumpai bentukan tubulus, kluster sel malignant yang menginfiltrasi stroma, inti lebih atipik, pleomorfik dan banyak mitosis. Karsinoma yang berdeferensiasi buruk sering menginvasi stroma dalam bentuk sarang-sarang yang tidak beraturan, atau lembaran solid dengan sel berinti besar dan ireguler. Sering dijumpai pula area nekrosis maupun area yang sangat proliferatif.

11. Karsinoma Lobular InvasifSering dijumpai bilateral

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami gambaran morfologi karsinoma lobular invasif , dengan gambaran invasinya yang khas

Mikroskopik :Gambaran khasnya adalah dijumpai sel tumor diskohesif yang menginfiltrasi stroma jaringan ikat, seringkali memberi gambaran single file/ indiana file, atau dalam kluster yang longgar. Gambaran sel tumornya menyerupai sel hiperplasia lobular atipik dan LCIS. Desmoplasi dapat minimal atau tak dijumpai.

12. GynecomastiaPembesaran payudara pada laki-laki dapat unilateral maupun bilateral yang dijumpai di subareolar.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami gambaran mikroskopik pembesaran payudara pada laki-laki yang disebabkan pengaruh ketidak seimnabangan hormonal

Mikroskopik :Tampak penambahan jaringan ikat fibrokolagen yang padat, serta hiperplasia epitel pelapis duktusmembentuk gambaran miropapiler. Sel individualnya relatif teratur, kuboid sampai kolumnaer dengan inti teratur. Jarang dijumpai pembentukan lobulus

5

Page 6: ash medicine

13. Adrenocortical carcinomaNeoplasma yang jarang terjadi, dapat terjadi pada berbagai usia termasuk usia anak-anak. Lebih sering bersifat fungsional dibandingkan dengan adrenocortical adenoma, dengan manifestasi klinik hiperadrenalisme seperti hiperaldosteronisme, cushing syndrome, virilisme.

Tujuan :Agar mahasiswa dapat melihat dan memahami perubahan morfologi kelenjar adrenal, terutama bagian korteks yang mengalami keganasan.

Makroskopik :Sediaan diambil dari anak perempuan, usia 6 tahun dengan manifestasi klinik virilisme, hipertensi, usia tulang setara dengan anak usia 12 tahun. Makroskopik tumor berukuran sangat besar, batas tidak jelas, telah menginfiltrasi struktur di sekitarnya. Pada potongan berwarna kekuningan, tampak area nekrosis dan hemorhagi

Mikroskopik :Sediaan terdiri dari sel yang berdeferensiasi baik menyerupai sel pada adrenocortical adenoma, berupa sel dengan sitoplasma vacuolated sampai eosinofilik, inti kecil, sampai sel- sel bizare, giant cell berinti besar, pleomorfik.

6