askep cad stemi

4
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional 1. Perubahan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema paru Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria : - Tidakadasesa k - Saturasi O 2 95-100% - Pola istirahat adekuat 1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernapasan. Contoh adanya dispnea, penggunaan otot bantu napas, pelebaran nasal 2. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk, tinggi atau semifowler. Bantu ambulasi dini/peningkatan waktu tidur 3. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi 1. Kecepatan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi, akumulasi sekret, hipoksia atau distensi gaster. 2. Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru 3. Meningkatkan oksigenasi maksimal yang menurunkan kerja jantung, alat dalam memperbaiki iskemia jantung dan

Upload: lidya-siahaan

Post on 19-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

NoDiagnosaTujuanIntervensiRasional

1.Perubahan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema paruSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengankriteria : Tidakadasesak Saturasi O2 95-100% Pola istirahat adekuat - RR stabil1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernapasan. Contoh adanya dispnea, penggunaan otot bantu napas, pelebaran nasal2. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk, tinggi atau semifowler. Bantu ambulasi dini/peningkatan waktu tidur3. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi1. Kecepatan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi, akumulasi sekret, hipoksia atau distensi gaster. 2. Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru3. Meningkatkan oksigenasi maksimal yang menurunkan kerja jantung, alat dalam memperbaiki iskemia jantung dan disritmia

2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantungSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah jantung membaik/stabil, dengan kriteria : Tidak ada edema Jumlah urine normal TTV dalam batas normal Tidak ada disritmia1. Pantau kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah. Khususnya mencatat hipotensi. Waspada terhadap batas sistolik/diastolik khusus pasien.

2. Pantau disritmia jantung. Observasi respon pasien terhadap disritmia, contoh: penurunan tekanan darah

3. Observasi perubahan status mental/orientasi/gerakan atau refleks tuuh. Contoh: timbulnya bingung, disorientasi, gelisah, penurunan respon terhadap rangsang, pingsan.Kolaborasi:1. Berikan elektrolit dan obat sesuai indikasi. Contoh cairan elektrolit/kaium, antidisritmia, penyekat beta, digitalis, antikoagulan1. Takikardi adalah respon umum untuk ketidaknyamanan dan cemas. Ketidakadekuatan penggantian darah/cairan dan stress pembedahan. Takikardi terus menerus meningkatkan kerja jantung dan dapat menurunkan curah jantung. Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan, disritmia, gagal jantung/syok2. Disritmia dapat terjadi sehubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit. Iskemia miokard atau gangguan pada konduksi elektrikal jantung3. Dapat mengindikasikan penurunan aliran darah atau oksigenasi serebral akibat penurunan curah jantung

1. Elektrolit, obat anti disritmia, dan jantung lain diperlukan pada jangka pendek atau jangka panjang untuk memaksimalkan kontraktilitas curah jantung