askep lansiah kel 2 baru

Upload: budi-cahyono

Post on 03-Mar-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kelompok dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik dalam bentuk makalah. Adapun judul makalah ini yaitu Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia.Dalam penyelesaian makalah ini, kelompok banyak menemui kesulitan. Oleh karena itu, kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, diantaranya :1. Fajar Surahmi, SKM, M.Kes. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Gerontik.2. Titin Suheri, S.Kp., M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerontik.3. Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku yang dapat dijadikan refrensi dalam penyelesaian makalah.4. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu pembuatan hingga penyelesaian makalah.Kelompok sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini dan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Semarang.

Semarang, Desember 2014

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa manusia lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat perhatuan khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.Beberapa alasan timbulnya perhatian kepada lanjut usia, meliputi :1. Pensiun-pensiunan dan masalah-masalahnya2. Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke3. Meningkatkan jumlah lanjut usia4. Pemerataan pelayanan kesehatan5. Kewajiban Pemerintah terhadap orang cacat dan jompo6. Perkembangan ilmu :a. Gerontologi b. Geriatri7. Program PBB8. Konferensi Internasional di WINA tahun 1983.9. Kurangnya jumlah tempat tidur rumah sakit10. Mahal obat-obatan11. Tahun Lanjut Usia Internasional 1 Oktober 1999Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, penting bagi kita untuk mengetahui lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan yang perlu diberikan pada lansia yang di bahas pada bab selanjutnya. Hal ini penting karena agar lansia dapat hidup secara produktif dan dapat memberikan asuhan secara tepat pada lansia sesuai dengan asuhan yang diperlukannya.

B. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :1. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.2. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.3. Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia.4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA

A. KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANJUT USIAKegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. (Depkes, 1993 1b).Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.2. Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus.Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain :1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan.2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas.3. Menurunnya efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.4. Ada kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni :1. Status gizi2. Anemia3. Adanya hipoalbunemia4. Adanya penyakit-penyakit neurologik5. Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah6. Adanya dehidrasiFaktor ekstrinsik, yakni :1. Kurang kebersihan tempat tidur2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor3. Kurangnya perawaatan yang baik dari perawatan

B. PENDEKATAN KEPERAWATAN LANJUT USIA1. Pendekatan fisikPerawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberihan kurang mendapat perhatian.

2. Pendekatan psikisDi sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip Triple S, yaitu sabar, simpatik, dan service. Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan bahagia.

3. Pendekatan socialMengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain.Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv, mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.

4. Pendekatan spiritualPerawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti tidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.

C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri dengan :a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).b. Pencegahan penyakitc. Pemeliharaan kesehatan.Sehingga memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien lanjut usia (Life Support ).4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).

D. FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA1. Peningkatan kesehatan (health promotion)2. Oencegahan penyakit (preventif)3. Mengoptimalkan fungsi mental.4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN Tujuan : a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.b. Melengkapi dasar dasar rencana perawatan individu.c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.Meliputi aspek :a. Fisik1) Wawancaraa) Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.b) Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.d) Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.e) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.f) Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.g) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.i) Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan2) Pemeriksaan fisika) Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.b) Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :(1) Head to toe(2) Sistem tubuhb. Psikologis 1.) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.2.) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.3.) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.4.) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.5.) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.6.) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.7.) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.8.) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.c. Sosial ekonomi1) Darimana sumber keuangan lanjut usia2) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.3) Dengan siapa dia tinggal.4) Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.5) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.6) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.7) Siapa saja yang bisa mengunjungi.8) Seberapa besar ketergantungannya.9) Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.d. Spiritual 1.) Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.2.) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.3.) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa. 4.) Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.e. Psikososial1) Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan2) Fokus-fokus pada diri bertambah3) Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian4) Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Fisik / Biologi1) Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat.2) Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.3) Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri.4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.5) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret pada jalan nafas.b. Psikososial1) Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga.2) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.3) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.4) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.5) Coping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat secara tepat.6) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.c. Spiritual1) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.2) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian.3) Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.4) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.

3. RENCANA KEPERAWATANa. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan. b. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.c. Tentukan prioritas :1) Klien mungkin puas dengan situasi demikian.2) Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.3) Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.d. Cegah timbulnya masalah-masalah.e. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.f. Tulis semua rencana dan jadwal.Perencanaan :Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.3) Berikan makanan yang mengandung serat.4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.5) Batasi minum kopi dan teh.b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia :Tindakan mencegah kecelakaan :1) Klien (lansia)a) Biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.b) Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.c) Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.d) Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat bantu berjalan.e) Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat penenang / deuretik.f) Meggunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.g) Usahakan ada yang menemani jika berpergian.2) Lingkungan a) Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui.b) Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya.c) Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.d) Letakkan meja kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa digunakannya.e) Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.f) Pasang pegangan dikamar mandi / WCg) Hindari lampu yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.h) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat.c. Memelihara Kebersihan Diri Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain :1) Mengingatkan / membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri2) Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau berikan skin lotion3) Mengingatkan lansia untuk membersihkan telinga, mata, dan gunting kukud. Memelihara Keseimbangan Istirahat TidurUpaya yang dilakukan, antara lain :1) Menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman2) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan 3) Melatih lansia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot (dapat disesuaikan dengan hobi)4) Memberikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangate. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasiMasalah umum yang dikemukakan pada lansia adalah daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak adekuatUpaya yang dilakukan antara lain : 1) Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata2) Member stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan3) Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang pada lansia4) Memberikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap terhadap respond an verbal lansia5) Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia6) Menghargai pendapat lansia

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa fokus asuhan keperawatan lanjut usia terdiri dari: peningkatan kesehatan (health promotion), pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental dan mengatasi gangguan kesehatan yang umum. Konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia yaitu dari tahap pengkajian, penentuan diagnose, perencanaan, implementasi dan evaluasi.Tujuan pembuatan asuhan keperawatan pada lansia yaitu1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien lanjut usia (Life Support ).4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan tertentu ( kronis maupun akut ).5. Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).

B. SARANAdapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Singkawang, hendaknya memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC.

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC