askep pneumoni anak (tgs bunur)

Upload: mahala-wida-choiriyah

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    1/17

    ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

    PADA ANAK 

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatn yang tinggi

    diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan

    dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat

    perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut

    diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%.

    Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN diruangan umun, yaitu dijumpai pada

    hamper 25% dari semua infeksi pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Pneumonia

    dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan iminitas yang jelas. Namun pada

    kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih

    penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.

     

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi

    Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh

    bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia

    adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan

    didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi

    yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)

    Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

    Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    2/17

    tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium).

    (Wilson, 2006)

    B. Etiologi

    Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:

    1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.

    2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.

    3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,

    ryptococosis, pneumocytis carini.

    4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.

    5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.

    Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus

    influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks,

    Micoplasma (pada anak yang relatif besar). Pada bayi dan anak-anak penyebab yang

    paling sering adalah:

    1. virus sinsisial pernafasan

    2. adenovirus

    3. virus parainfluenza

    4. virus influenza.

    C. Patofisiologi

    Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa

    mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius

    difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di

    saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan

    berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    3/17

    humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal

    yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-

    organisme infeksius lainnya.

    Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalamipneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau

    kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan

    perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-

    faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan

    pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat

    virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas

    bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.

    Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahanyang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian

    bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal

    berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke

    orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis

    dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes

    simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau

    bakteremia/viremia generalisata.

    Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang

    meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli

    yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi

    lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan

    inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan

    interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti

    yang terjadi pada bronkiolitis.

     

    Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk

    mencegah infeksi dan terdiri dari:

    1. Susunan anatomis rongga hidung

    2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring

    3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek¬ ret

    fiat yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.

    4. Refleks batuk

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    4/17

    5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.

    6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.

    7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu¬noglobulin A (IgA).

    Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak

    mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mem¬pengaruhi

    timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misal¬nya akibat

    malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada

    paru, anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.

    D. Tanda Dan Gejala

    Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta,

    Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo

    menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak

    nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.

    Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:

    1. kulit yang lembab

    2. mual dan muntah

    3. kekakuan sendi.

    E. Pemeriksaan Penunjang

    1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis

    bergeser ke kiri.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    5/17

    2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan

    keadaan hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat

    rendah, normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis

    respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.

    3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat

    membantu pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.

    4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan

    paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat

    klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih

    berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :

     

    a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobari

    b. Penebalan pleura pada pleuritis

    c. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum,

    pneumotoraks, abses, pneumatokel

    F. Penatalaksanaan Terapi

    1. Bila dispnea berat berikan Oksigen

    2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam

    24 jam.

    3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75

    mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

    G. Konsep Asuhan Keperawatan

    1. PENGKAJIAN

    a. Data demografi

    b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,

    cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah

    menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).

    c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain sepertiISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    6/17

    penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat

    memperberat klinis penderita

    d. Pengkajian

    1) Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi

    sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

    2) Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk

    (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan

    diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii

    pada lapang paru,

    3) nSistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,

    kualitas darah menurun

    4) Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

    5) Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan

    penggunaan otot aksesoris pernafasan

    6) Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,

    7) Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare

    2. Diagnosa Keperawatan

    a. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.

    b. Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan

    Ketidakadekuatan pertahanan utama.

    c. Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

    3. Intervensi

    Dx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.

    KH:

    a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam

    rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.

    b. Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    7/17

      Intervensi:

    1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.

    R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan parudan status kesehatan umum.

    2) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk

    efektif.

    R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret

    untuk memperbaiki ventilasi.

    3) Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas

    senggang.

    R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk

    memudahkan perbaikan infeksi.

    4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah

    muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.

    R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan

    membutuhkan intervensi medik segera.

    Dx 2: Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan

    Ketidakadekuatan pertahanan utama.

    KH:

    a. Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.

    b. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.

    Intervensi:

    1) Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.

    R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.

    2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan

    pengeluaran daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau

    sekret.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    8/17

    R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau

    menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.

    3) Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.

    R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.

    4) Batasi pengunjung sesuai indikasi.

    R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.

    Dx 3: Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.

    KH:

    a. Tidak mengalami aspirasi

    b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-

    paru.

    Intervensi :

    1) Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

    R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena

    ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.

    2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas

    adventisius, mis., krekels, megi.

    R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas

    bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki,

    dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap

    pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.

    3) Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan

    batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.

    R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil.

    Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk

    mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada

    dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.

    4) Penghisapan sesuai indikasi.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    9/17

    R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang

    tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.

     

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh

    bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden

    pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi

    oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan

    meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi

    kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat

    tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis

    pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari

    1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat,kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai

    perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan

    hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa

    keperawatan dan tepat pada sasaran.

    B. Saran

    Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan

    keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.

     

    Laporan Pendahuluan

    ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

    I.  Pengertian.

    Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Imu !esehatan "nak #$U% %r. $oetomo, 199&

    merupakan saah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adaah radang

    paru'paru yang dapat disebabkan oeh berma(am'ma(am, seperti bakteri, )irus, *amur, dan benda'benda

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    10/17

    asing +Ngastiyah, 1997. -enurut Lab/UPF Imu !esehatan "nak #$U% %r. $oetomo, 199& pneumonia

    adaah radang pada parenkim paru.

    II.  Etiologi.

    1.  Bakteri Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak'anak serotipe 1&, 1, ,

    dan 9, $treptokokus dimana pada anak'anak dan bersi0at progresi0, $ta0iokokus, . In0uen2a, !ebsiea,

    -. 3uberkuosis, -ikopasma pneumonia.

    4.  5irus 5irus adeno, 5irus parain0uen2a, 5irus in0uen2a, 5irus respiratori sinsisia.

    6.  amur !andida, istopasma, !oksidioides.

    &.  Proto2oa Pneumokistis karinii.

    8.  Bahan kimia

    a.   "spirasi makanan/susu/isi ambung

    b.  !era(unan hidrokarbon +minyak tanah, bensin, dan sebagainya.

    III.  Gambaran Klinik

    -endadak panas tinggi, nyeri kepaa/dada +anak besar, batuk, sesak, takipnea, napas (uping hidung,

    sianosis, kaku kuduk, distensi perut.

    I5.  Penatalaksanaan.

    Pada penyakit yang ringan, mungkin )irus tidak peru antibioti(. Pada penderita yang raat inap +penyakit

    berat harus segera diberi antibioti(. Pemiihan *enis antibioti( didasarkan atas umur, keadaan umum

    penderita dan dugaan kuman penyebab.

    1.  Umur 6 buan'8 tahun, bia toksis mungkin disebabkan oeh $treptokokus pneumonia, emo0ius in0uen2a

    atau $ta0iokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka se(ara praktis

    dipakai

    !ombinasi

    Penisiin prokain 8:.:::'1::.::: !I/kg/4&*am I-, 1'4 kai sehari, dan !oram0eniko 8:'1:: mg/kg/4& *am

    I5/ora, & kai sehari.

     "tau kombinasi

     "mpisiin 8:'1:: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari dan !oksasiin 8: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari.

     "tau kombinasi

    ;ritromisin 8: mg/kg/4& *am, ora, & kai sehari dan !oram0eniko +dosis sda.

    4.  Umur < buan, biasanya disebabkan oeh $treptokokus pneumonia, $ta0iokokus atau ;ntero

    ba(teria(eae.

    !ombinasi

    Penisiin prokain 8:.:::'1::.::: !I/kg/4&*am I-, 1'4 kai sehari, dan =entamisin 8'7 mg/kg/4& *am, 4'6

    kai sehari.

     "tau kombinasi

    !oksasiin 8: mg/kg/4& *am I-/I5, & kai sehari dan =entamisin 8'7 mg/kg/4& *am, 4'6 kai sehari.

    !ombinasi ini *uga diberikan pada anak'anak ebih 6 buan dengan manutrisi berat atau

    penderita immunocompromized.

    6.   "nak'anak > 8 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oeh

    $treptokokus pneumonia

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    11/17

    '  Penisiin prokain I- atau

    '  Fenoksimetipenisiin 48.:::'8:.::: !I/kg/4& *am ora, & kai sehari atau

    '  ;ritromisin +dosis sda atau

    '  !otrimoksa2o /6: mg/kg/4& *am, ora 4 kai sehari.

    -ikopasma pneumonia ;ritromisin +dosis sda.

    &.  Bia kuman penyebab dapat diisoasi atau ter*adi e0ek samping obat +misanya aergi atau hasi

    pengobatan tidak memuaskan, peru diakukan ree)auasi apakah peru dipiih antibioti( ain.

    8.  Lamanya pemberian antibioti( bergantung pada

    '  kema*uan kinis penderita

    '   *enis kuman penyebab

    Indikasi raat inap

    1.   "da kesukaran napas, toksis.

    4.  $ianosis

    6.  Umur kurang dari buan&.   "danya penyuit seperti empiema

    8.  %iduga in0eksi $ta0iokokus

    .  Peraatan di rumah kurang baik.

    Pengobatan simptomatis

    1.  ?at asam dan uap.

    4.  ;kspetoran bia peru

    Fisioterapi

    1.  Postura drainase.

    4.  Fisioterapi dengan menepuk'nepuk.

    5.  Asuhan Keperawatan.

    A.  Pengkajian keperawatan.

    1.  Identitas.

    Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia beruang atau tidak dapat

    mengatasi penyakit ini dengan sempurna. $eain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat !;P, penyakit

    menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

    4.  #iayat !eperaatan.

    a.  !euhan utama.

     "nak sangat geisah, dispnea, pernapasan (epat dan dangka, diserai pernapasan (uping hidupng, serta

    sianosis sekitar hidung dan muut. !adang disertai muntah dan diare.atau diare, tin*a berdarah dengan

    atau tanpa endir, anoreksia dan muntah.

    b.  #iayat penyakit sekarang.

    Bronkopneumonia biasanya didahuui oeh in0eksi sauran pernapasan bagian atas seama beberapa hari.

    $uhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 69'&:o@ dan kadang disertai ke*ang karena demam yang

    tinggi.

    (.  #iayat penyakit dahuu.

    Pernah menderita penyakit in0eksi yang menyebabkan sistem imun menurun.

    d.  #iayat kesehatan keuarga.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    12/17

     "nggota keuarga ain yang menderita penyakit in0eksi sauran pernapasan dapat menuarkan kepada

    anggota keuarga yang ainnya.

    e.  #iayat kesehatan ingkungan.

    -enurut Aison dan 3hompson, 199: pneumonia sering ter*adi pada musim hu*an dan aa musim semi.

    $eain itu pemeiharaan ksehatan dan kebersihan ingkungan yang kurang *uga bisa menyebabkan anak

    menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun ingkungan dengan anggota

    keuarga perokok.

    0.  Imunisasi.

     "nak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit in0eksi sauran

    pernapasan atas atau baah karena system pertahanan tubuh yang tidak (ukup kuat untuk meaan

    in0eksi sekunder.

    g.  #iayat pertumbuhan dan perkembangan.

    h.  Nutrisi.

    #iayat gi2i buruk atau meteorismus +manutrisi energi protein -;P.6.  Pemeriksaan persistem.

    a.  $istem kardio)askuer.

    3akikardi, iritabiity.

    b.  $istem pernapasan.

    $esak napas, retraksi dada, meaporkan anak suit bernapas, pernapasan (uping hdidung, ronki,

    hee2ing, takipnea, batuk produkti0 atau non produkti0, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak

    teratur/ireguer, kemungkinan 0ri(tion rub, perkusi redup pada daerah ter*adinya konsoidasi, ada

    sputum/sekret. Crang tua (emas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan piek.

    (.  $istem pen(ernaan.

     "nak maas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, emah. Pada orang tua yang dengan tipe

    keuarga anak pertama, mungkin beum memahami tentang tu*uan dan (ara pemberian makanan/(airan

    personde.

    d.  $istem eiminasi.

     "nak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin beum memahami aasan anak

    menderita diare sampai ter*adi dehidrasi +ringan sampai berat.

    e.  $istem sara0.

    %emam, ke*ang, sakit kepaa yang ditandai dengan menangis terus pada anak'anak atau maas minum,

    ubun'ubun (ekung.

    0.  $istem okomotor/muskuoskeeta.

    3onus otot menurun, emah se(ara umum,

    g.  $istem endokrin.

    3idak ada keainan.

    h.  $istem integumen.

    3urgor kuit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pu(at, akra hangat, kuit kering, .

    i.  $istem penginderaan.

    3idak ada keainan.

    &.  Pemeriksaan diagnostik dan hasi.

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    13/17

    $e(ara aboratorik ditemukan ekositosis, biasanya 18.::: ' &:.::: / m3 dengan pergeseran ke kiri. L;%

    meninggi. Pengambian sekret se(ara bron(oskopi dan 0ungsi paru'paru untuk preparat angsungD biakan

    dan test resistensi dapat menentukan/men(ari etiooginya. 3etapi (ara ini tidak rutin diakukan karena

    sukar. Pada punksi misanya dapat ter*adi saah tusuk dan memasukkan kuman dari uar. Foto roentgen

    +(hest E ray diakukan untuk meihat •  !ompikasi seperti empiema, ateektasis, perikarditis, peuritis, dan C-".

    •  Luas daerah paru yang terkena.

    •  ;)auasi pengobatan

    Pada bron(hopnemonia ber(ak'ber(ak in0itrat ditemukan pada saah satu atau beberapa obur.

    Pada pemeriksaan "B=s ditemukan PaC4 < : mmg.

    -asaah pemenuhan kebutuhan dasar +pohon masaah

     ".  Diagnosa keperawatan.

    1.  !etidake0ekti0an bersihan *aan napas b.d. produk mukus berebihan dan kenta, batuk tidak e0ekti0.

    4.  =angguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane a)eoar.

    6.  #isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.

    &.  ipertermi b.d proses in0amasi paru

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    14/17

    B.  Perencanaan Keperawatan

    %iagnosa !eperaatan

    Peren(anaan !eperaatan

    3u*uan dan kriteria

    hasi Inter)ensi

    !etidake0ekti0an bersihan *aannapas b.d. produk mukus berebihan

    dan kenta, batuk tidak e0ekti0.

    aan napas pasien

    akan paten dengan

    kriteria hasi *aannapas bersih, batuk

    hiang, E ray bersih,

    ## 18 68 G/menit.

    1.   "uskutasi bunyi napas

    4.  !a*i karakteristik se(ret

    6.  Beri posisi untuk pernapasan

    yang optima yaitu 68'&8 :

    &.  Lakukan nebui2er, dan

    0isioterapi napas

    8.  Beri agen antiin0eksi sesuaiorder 

    .  Berikan (airan per ora atau i)

    ine sesuai usia anak.

    Menetukan ade

    luasnya obstruksi

    Infeksi ditandai

    kekuningan

    Meningkatkan pn

    Nebulizer memb

    mengencerkan s

    merontokan secr Menghambat per 

    Cairan adekuat

    secret sehingga

    =angguan pertukaran gas b. d.peerubahan membrane a)eoar.

    Pertukaran gas norma

    bagi pasien dengan

    (riteria PaC4  H:'1::

    mmg, p darah7,68'7,&8 dan bunyi

    napas bersih.

    1.  !a*i tingkat kesadaran

    4.  Cbser)asi arna kuit dan

    (apiary re0i

    6.  -onitor "B=s

    &.   "tur oksigen sesuai order 

    8.  !urangi akti)itas anak

    Tanda ini menunj 

    Menentukan ad 

     penting untuk per

    Deteksi jumlah

    infeksi 

    Meningkatkanmengurangi kerja

    Mengurangi kebu

    Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b.d intake

    inadekuat.

    $tauts nutrisi daam

    batas norma dengan

    (riteria BB bertambah1 kg/minggu, tidak

    pu(at, anoreksia

    hiang, bibir embab

       "uskutasi bunyi usus

      !a*i kebutuhan harian anak

      Ukur ingkat engan,

    ketebaan trisep

      3imbang berat badan setiap

    hari.

      Berikan diet pada anak sesuai

    kebutuhannya

    Mendokumentasi 

    dibutuhkan untuk

    Membantu menet

    al ini menentuk 

     protein.

    Nutrisi mening  peningkatan bera

    Memenuhi kebut 

    ipertermi b.d proses in0amasi paru $uhu tubuh daam

    batas norma dengan

    (riteria hasi suhu 674

    :@, kuit hangat dan

    embab, membrane

    mukosa embab.

    1.  Ukur suhu tubuh setiap & *am

    4.  -onitor *umah AB@

    6.   "tur agen antipiretik sesuai

    order.

    &.  3ingkatkan sirkuasi ruangan

    dengan kipas angina.

    Indikasi jika ada

    "eukositosis indi 

    atau proses infek 

    Megnurangi dem

    hipotalamus

    Memfasilitasi

    kon!eksi 

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    15/17

    8.  Berikan kompres air biasa

    Memfasilitasi

    konduksi 

    DAFTAR PUSTAKA

    Biddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

    Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

    Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    16/17

    MAKALAH PNEUMONIA PADA ANAK 

  • 8/17/2019 Askep Pneumoni Anak (Tgs Bunur)

    17/17

    DISUSUN OLEH:

    1.DIAN RAHAYU (13066)

    2. ELIS RESTIANINGSIH (13020)

    3. RATNA YULIANA (13039)

    4. SITI FATIMAH (1304)

    AKADEMI KEPERAWATAN INSAN HUSADA SURAKARTA 201