attachment

Upload: singgih-wibowo-pratikto

Post on 19-Jul-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT

Nomor : Perkasad/ 64 / XI /2010 tentangBUKU PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG BUKU PEDOMAN KHUSUS JABATAN-1 KESEHATAN ANGKATAN DARAT

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT

Menimbang

:

1. Bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa Buku Petunjuk Pelaksanaan untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas bagi satuan dan sumber bahan ajaran bagi Lembaga Pendidikan di lingkungan Angkatan Darat. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu dikeluarkan Peraturan Kasad mengenai Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat.

2.

Mengingat

:

1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat. 2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/2/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku petunjuk. 3. Keputusan Kasad Nomor Kep/50/XII/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Kesehatan Angkatan Darat. 4. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Februari 2006 tentang Buku Petunjuk Pembinaan Doktrin TNI AD.

2

Memperhatikan

:

1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/252/II/2010 tanggal 16 Februari 2010 tentang perintah melaksanakan merevisi/menyusun Bujuk dan Bujuklak TNI AD TA. 2010. 2. Surat Perintah Dirkesad Nomor Sprin/7/I/2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang perintah melaksanakan penyusunan Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat. 3. Hasil Perumusan Kelompok Kerja Penyusunan Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat.MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

1. Mengesahkan berlakunya Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat dengan menggunakan Kode PP : CKM 04a 2. Buku Petunjuk Pelaksanaan ini berklasifikasi BIASA.

3. Direktur Kesehatan Angkatan Darat sebagai pembina materi Buku Petunjuk Pelaksanaan ini. 4. Ketentuan lain yang masih ada tetapi bertentangan dengan materi Buku Petunjuk Pelaksanaan Buku Pedoman Khusus Jabatan1 Kesehatan Angkatan Darat ini dinyatakan tidak berlaku. 5. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta di Jakarta Ditetapkan Pada tanggal tanggal 2010November Pada 23

2010 Darat

A.n. Kepala Staf Angkatan darat A.n. Kepala Staf Angkatan Asisten Operasi

Asisten Operasi

Distribusi : A dan B Angkatan Darat Tembusan : 1. 2. 3. 4. 5. Kasum TNI Irjen TNI Asrenum Panglima TNI Dirjen Renhan Kemhan RI Kapusjarah TNI

Haryadi Soetanto Haryadi Soetanto Mayor Jenderal TNI

Mayor Jenderal TNI

3TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

Lampiran Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 64 / XI / 2010 Tanggal 23 November 2010

BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN

tentangBUKU PEDOMAN KHUSUS JABATAN-1 KESEHATAN ANGKATAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN

1.

Umum. a. Buku Pedoman Khusus Jabatan (BPKJ) merupakan buku petunjuk

pelaksanaan bagi prajurit yang berisikan uraian tugas sesuai jabatan pada tiap-tiap tingkat kecakapan dan kepangkatan, dengan adanya perubahan Spesialisasi Jabatan Militer (SJM) dari 5 tingkat kecakapan menjadi 7 tingkat kecakapan, hal ini berpengaruh terhadap perubahan tingkat kepangkatan dan kecakapan dalam Buku Pedoman Khusus Jabatan (BPKJ). b. Bagi Prajurit yang berpangkat Prada, maka Buku Pedoman yang diperlukan

adalah BPKJ-1. Pada buku ini terjadi penyesuaian perubahan pada tingkat kepangkatan, pengelompokan jabatan, standar kemampuan dan uraian tugas yang harus dikuasai dan dilaksanakan oleh setiap Prajurit Kesad pada tingkat kecakapan-1 c. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, maka perlu peranti lunak

berupa buku petunjuk tentang BPKJ-1. Buku petunjuk ini sebagai pedoman bagi prajurit yang berpangkat Prada dan berdinas di Kesehatan Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas keterampilan jabatan. 2.a.

Maksud dan Tujuan. Maksud. Memberikan penjelasan tentang uraian tugas dan standar

kemampuan prajurit sesuai jabatannya yang ada di tingkat Kecakapan-1 di satuan Kesad.

4b.

Tujuan.

Sebagai

pedoman

dalam melaksanakan tugas sesuai jabatan

pada tingkat kecakapan-1 di satuan Kesad. 3.a.

Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup. Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus

Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat ini dibatasi pada tugas-tugas yang harus dikuasai dan dilaksanakan oleh prajurit sesuai pengelompokan jabatan yang ada pada tingkat kecakapan-1 di satuan Kesad.b.

Tata Urut. Bab I Bab II Bab III Bab IV Landasan.a.

Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Buku Pedoman Khusus Pendahuluan. Ketentuan Umum. Materi Pelaksanaan. Penutup.

Jabatan-1 Kesehatan Angkatan Darat ini disusun dengan Tata Urut sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 4.

Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5

Juli 2007 tentang

Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat. b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/2/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang Buku

Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku petunjuk.c.

Surat Keputusan Kasad nomor Skep/498/XII/2005 tanggal 6 Desember 2005

tentang Pengesahan berlakunya Buku Petunjuk dan Pelaksanaan tentang Spesialisasi Jabatan Militer Induk Bintara dan Tamtama TNI AD.d.

Surat Keputusan Kasad nomor Skep/161/VI/2006 tanggal 13 Juni 2006

tentang Pengesahan berlakunya Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Spesialisasi Jabatan Militer Bintara dan Tamtama Kesehatan.e.

Keputusan Kasad Nomor

Kep/28/IX/2006

tanggal 11 September 2006 Darat (Orgas

tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Kesehatan Angkatan Ditkesad). f.

Keputusan Kasad Nomor Kep/47/IX/2005 tanggal 27 September 2005 tentang

5 Organisasi dan Tugas Pusdikkes Kodiklatad (Orgas Pusdikkes Kodiklatad).g.

Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/265/XII/2007 tanggal

31 Desember 2007 tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Daerah Militer (Orgas Kesdam). h. Keputusan Kasad Nomor Kep/25/VIII/2006 tanggal 29 Agustus 2006 tentang

Organisasi dan Tugas Kesehatan Kostrad (Orgas Keskostrad).i.

Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/19/II/2004 tanggal 11 Pebruari 2004

tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Kopasus (Orgas Keskopasus).j.

Keputusan Kasad Nomor Kep/39/V/1985 tanggal 27 Mei 1985 tentang Tabel

Organisasi dan Peralatan Batalyon Kesehatan Divisi Infanteri Kostrad.5.

Pengertian (Sublampiran A). BAB II KETENTUAN UMUM

6.

Umum.

Agar uraian tugas yang diemban oleh setiap Prajurit pada

tingkat kecakapan-1 dengan kepangkatan Prada yang ada di satuan Kesad dapat dikuasai, dipahami dan dilaksanakan dengan benar, maka perlu adanya ketentuan umum yang berisikan tingkat Keterampilan, Tugas Khusus, Pengelompokan Jabatan serta Tanggung Jawab.7.

Tingkat Keterampilan.

Untuk Prajurit Kesad yang berpangkat Prada digolongkan

dalam tingkat Keterampilan Pelaksana Pemula pada tingkat Kecakapan-1.8.

Tugas Khusus. Uraian tugas pada tingkat kecakapan-1 dilaksanakan

sesuai jabatan yang ada dalam satuan Kesad baik jabatan fungsi maupun jabatan non fungsi Kesad sesuai DSPP/ TOP di Satuan Kesehatan Angkatan Darat.

6 9.a.

Pengelompokan Jabatan. Kelompok Jabatan Dilapangan Kekuasaan Teknis Kecabangan Kesehatan. 1) 2) 3)b.

Tatandu. Takestimpur. Takestimbankes.

Kelompok jabatan Dilapangan Kekuasaan Teknis Kecabangan lain diantaranya

Tayanrad. 10. Tanggung Jawab. a. 1) Komandan Satuan. Menentukan personel satuan sesuai pengelompokan jabatan pada tingkat 2) 3) Menentukan uraian tugas jabatan yang ada di satuan Kesad.

kecakapan-1 di satuan Kesad. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada personel tentang proses 4) b. 1) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

latihan sesuai uraian tugas dalam jabatan di satuan Kesad.

Pelatih. Menyiapkan materi sesuai uraian tugas yang harus dilatihkan kepada setiap 2) Melatih setiap materi dalarn uraian tugas sesuai standar kemampuan dan

prajurit pada tingkat kecakapan-1. waktu yang di tentukan. c. 1) 2) Prajurit. Mempelajari materi uraian tugas yang ada sesuai dengan jabatan dan tingkat Melaksanakan setiap materi dalam uraian tugas yang diberikan oleh pelatih

kecakapan hingga menguasai. sesuai standar kemampuan dan waktu yang ditentukan.

BAB III MATERI PELAKSANAAN

11.

Umum.

Materi uraian tugas sesuai penomoran kode yang ada dalam

tiap-tiap jabatan telah disusun sesuai kondisi, standar, petunjuk dan pelaksanaannya,

7 adapun jabatan-jabatan yang ada pada tingkat kecakapan-1 ini terdiri dari satuan Pusdikkes Kodiklat TNI AD, Keskopassus, Denkeslap Kesdam dan Yonkes Divif Kostrad. 12. Tatandu. a. Kode : 128 A1 b07-01. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh satu penolong dengan teknik menjulang. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian (1) (2) 3) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDLII.

Disediakan. Kat Pembantu Perawat Bulsi

Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu yang dilakukan

oleh satu penolong dengan teknik menjulang. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) f) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong Jarak yang ditempuh relatif jauh. Tidak boleh digunakan untuk memindahkan korban dengan cidera di Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan. orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik menjulang.

daerah dada dan perut.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik

menjulang.

8 b) Tahap kegiatan. (1) (2) (3) Pengangkut jongkok menyisipkan tangannya di bawah ketiak Pengangkut mengangkat korban lalu didudukkan di atas paha Sisipkan tangan kanan pengangkut di bawah di antara kedua korban, yang tidur terlentang. penolong. kaki korban, tangan kiri menahan tangan korban kemuadian tangan kanan pengangkut memegang tangan korban. (4) (5) (6) Tangan kiri pengangkut bertumpu ke tanah dan mulai berdiri Betulkan letak korban dan usahakan tulang kemaluan korban Mulailah berjalan.

terletak di pundak penolong.

Gb 1. Menjulang c) Keuntungan. (1) (2) Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun Prosedur pengangkutan sederhana sehingga dapat digunakan tidak sadar secara cepat. d) (1) (a) Kerugian. Jarak tempuh terbatas sampai dengan 300 m. Rawan cedera bagi pengangkut terutama pada medan yang tidak rata.

9 e) Larangan. (1) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera tulang belakang, cedera dada dengan gangguan pernafasan dan cedera perut dengan pendarahan hebat. (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah tulang paha. b. Kode : 128 A1 b07-02. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang dilakukan oleh satu penolong dengan teknik memapah. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian (1) (2) 3) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDLII.

Disediakan. Kat Pembantu Perawat . Bulsi

Standar. Mampu mengangkut orang luka tampa tandu yang dilakukan

oleh satu penolong dengan teknik memapah. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong Jarak yang ditempuh relatif jauh. Waktu yang diberikan sesuaikan dengan tugas yang diberikan. orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik memapah.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik

memapah.

10 b) Tahap kegiatan. (1) Pengangkut berdiri di samping tungkai korban yang sakit, sedangkan tungkai penolong disandarkan pada belakang tungkai korban. (2) (3) (4) Satu tangan penolong memegang pergelangan tangan korban Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang korban dari Kemudian korban disuruh berjalan dan penolong mengikuti lalu dirangkulkan melalui tengkuk dan dipegang. belakang. (tidak boleh mendahului). c) Keuntungan. (1) (2) d) Prosedur pengangkutan sederhana, sehingga dapat digunakan Jarak tempuh disesuaikan dengan kemampuan korban Tidak dapat digunakan untuk pengangkutan korban secara cepat.

Kerugian.

yang tidak sadar atau terlalu lemah sehingga tidak mampu berdiri e) Larangan. (1) (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah tulang belakang. tulang paha.

Gambar 2 .Memapah

11 c. Kode : 128 A1-b07-03. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh satu penolong dengan teknik membopong. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDLII. : Kat Pembantu Perawat .

3)

Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu yang dilakukan

oleh satu penolong dengan teknik membopong. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) 5) a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Waktu yang diperlukan sesuaikan dengan tugas yang diberikan. orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik membopong.

Pelaksanaan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik

Tahap Persiapan

membopong. b) Tahap kegiatan. (1) (2) Korban didudukkan di atas paha penolong. Pengangkut memangkunya (tangan penolong di bawah kedua

paha korban sedang tangan yang lain merangkul di belakang punggung korban). (3) Korban merangkul penolong, penolong berdiri perlahan-lahan.

12 Keuntungan . Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun tidak sadar. (1) Prosedur pengangkutan sederhana, sehingga dapat digunakan secara cepat d) Kerugian. (1) (2) Jarak tempuh terbatas sampai dengan 50 meter. Rawan cedera bagi pengangkut terutama pada medan yang

tidak rata. e) Larangan. Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan

cedera tulang belakang.

Gb.3 Membopong d. Kode : 128 A1 b07-04. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh satu orang dengan teknik mengendong. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian (1) (2) 3) Standar. : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDL II.

Disediakan. Kat Pembantu Perawat. Bulsi Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu oleh satu

penolong dengan teknik memgendong. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut

13 orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik mengendong. b) c) d) e) 5) POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik

menggendong. b) Tahap Kegiatan. (1) Menggendong cara biasa. Dilakukan terhadap korban yang sadar dan kuat untuk memegang pengangkut, tidak ada luka di bagian depan dan tidak ada patah tulang. (2) Menggendong cara ransel. (a) Gunakan dua buah kopelriem yang diperpanjang dan disambung. (b) Tempatkan sambungan kopel riem di bawah paha dan punggung korban pada posisi terlentang. (c) Buka kedua kaki korban secukupnya lalu penolong terlentang di atas korban di antara kedua kaki korban sambil memasukkan kopel ke kedua tangan penolong seperti menggendong ransel. (d) Pegang kedua tangan korban dilanjutkan berguling kesikap tiarap sehingga posisi korban berada di atas tubuh penolong. (e) Penolong lalu korban. c) Keuntungan. (1) (2) d) Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun Jarak tempuh relatif jauh sampai dengan 3000 meter Rawan cedera bagi pengangkut terutama pada tidak sadar. berdiri selanjutnya berjalan membawa

Kerugian.

medan yang tidak rata.

14 e) Larangan. (1) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera tulang belakang, cedera dada dengan gangguan pernafasan dan cedera perut dengan perdarahan hebat. (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah tulang paha.

b.4 e. Kode : 128 A1 b07-05. 1) Tugas.

Menggendong

Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh dua orang dengan teknik memapah. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) Kat Pembantu Perawat. Bulsi. : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDLII.

15 3) Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu yang dilakukan oleh dua penolong dengan teknik memapah. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) f) g) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Penolong 1 mengambil posisi di sebelah kanan korban. Penolong 2 mengambil posisi di sebelah kiri korban. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang dilberikan. orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik memapah.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik

memapah. b) Tahap kegiatan. (1) Pengangkut berdiri disamping tungkai korban yang sakit, sedangkan tungkai penolong disandarkan pada belakang tungkai korban. (2) (3) (4) Satu tangan penolong memegang pergelangan tangan korban Tangan pengangkut yang lain merangkul pinggang korban dari Kemudian korban disuruh berjalan dan penolong mengikuti lalu dirangkulkan ke tengkuk dan dipegang. belakang. (tidak boleh mendahului). c) Keuntungan. (1) (2) Prosedur pengangkutan sederhana, sehingga dapat digunakan Jarak tempuh relatif jauh sesuai kemampuan korban. secara cepat

16 d) Kerugian. Tidak dapat digunakan untuk mengangkut korban yang tidak sadar atau yang sangat lemah sehingga tidak mampu berdiri. e) Larangan. (1) (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah tulang belakang. tulang paha.

Gb 5. Memapah dua orang f. Kode : 128 A1-b07-06. 1) Tugas Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh dua penolong dengan teknik berbaring. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) Bulsi. : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDL II. :

Kat Pembantu Perawat.

17 3) Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu yang dilakukan oleh dua penolong dengan teknik berbaring. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan tidak sadar. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan. orang luka tanpa tandu oleh satu penolong dengan teknik berbaring.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu oleh satu penolong

dengan teknik berbaring. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Korban dalam keadaan sadar. Korban dibaringkan terlentang Penolong berdiri bersisian pada bagian anggota tubuh dari Aba-aba jongkok pengangkut berjongkok dengan patokan Aba-aba pegang pengangkut memasukan kedua tangan ke Pengangkut tertua bertanya siap .? bila tidak ada jawaban Aba-aba angkat korban diangkat diletakan di atas paha Aba-aba berdiri penolong bersama-sama berdiri, sambil Untuk pengangkutan korban tidak sadar atau pingsan dengan

korban. lutut yang di atas adalah searah kepala korban. bawah tubuh korban hingga batas siku. berarti sudah siap. penolong, sambil memperbaiki posisi tangan penolong. merapatkan tubuh korban ke badan penolong. dua orang, cara berbaring sama dengan cara pertama, hanya untuk pengangkut saling berhadapan sehingga posisi korban berada di antara kedua pengangkut. Begitu juga untuk aba-aba sama dengan pengangkutan berbaring pada korban masih sadar. c) Keuntungan.

18 (1) (2) Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun Prosedur pengangkutan sederhana sehingga dapat digunakan tidak sadar. secara cepat. d) Kerugian. (1) (2) e) Jarak tempuh terbatas sampai dengan 400 m. Rawan cedera bagi pengangkut terutama pada medan yang

tidak rata. Larangan. Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera tulang belakang.

Gb 6. Cara Berbaring Dua orang g. Kode : 128A1-b07-07. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh dua orang dengan teknik cara duduk. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDL II. : Kat Pembantu Perawat .

19 3) Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu oleh dua penolong dengan teknik cara duduk. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar dan masih kuat berpegangan pada penolong. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan. orang luka tanpa tandu oleh dua penolong dengan teknik cara duduk.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan teknik cara

duduk. b) Tahap kegiatan. (1) (2) (3) Korban didudukkan, kedua penolong berlutut di belakang korban sambil kedua lutut penolong saling merapat. Kedua penolong mengangkat korban dan mendudukkannya di Tangan penolong yang satu saling berpegangan di bawah atas paha penolong. paha korban sedang satu tangan yang lain saling berpegangan di punggung korban. (4) Mengangkat korban dan mendudukannya di atas paha penolong selanjutnya penolong berdiri dan berjalan. c) Keuntungan. (1) (2) Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun Prosedur pengangkutan sederhana, sehingga dapat digunakan tidak sadar secara cepat d) Kerugian. (1) Jarak tempuh terbatas sampai dengan 1000 meter.

20 (2) Rawan cedera bagi pengangkut terutama pada medan yang tidak rata. e) Larangan. (1) (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah paha. tulang belakang. tulang

Gb 7. Mengangkut Cara Duduk

h.

Kode : 128 A1-b07-08. 1) Tugas. Melaksanakan pengangkutan orang luka tanpa tandu yang

dilakukan oleh dua penolong pada lorong sempit. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) Kat Pembantu Perawat. Bulsi. : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDL II.

21 3) Standar. Mampu mengangkut orang luka tanpa tandu oleh dua penolong pada lorong sempit. 4) Petunjuk. a) b) c) d) e) f) 5) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut POL diberikan setelah dilakukan Longdarlap. Korban sadar atau tidak sadar. Jarak yang ditempuh relatif jauh. Cara ini dapat pula digunakan mengangkut korban pingsan Waktu yang diperlukan sesuai dengan tugas yang diberikan. dan orang luka tanpa tandu oleh dua penolong pada lorong sempit.

korban luka pada bagian dada.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur POL tanpa tandu dengan dua penolong

pada lorong sempit. b) Tahap kegiatan. (1) Penolong menempatkan diri satu di depan dan satu di belakang korban dengan posisi awal korban dalam keadaan terlentang. (2) Aba-aba JONGKOK pengangkut yang dibelakang jongkok sambil mendudukkan korban, sedang penolong yang di depan jongkok menempatkan diri diantara kedua kaki korban. (3) Aba-aba PEGANG pengangkut memasukan kedua tangan ke bawah ketiak dan saling berpegangan di dada korban, sedangkan pengangkut yang lain memegang kedua lutut korban. (4) Aba-aba ANGKAT pengangkut bersama-sama berdiri lalu berjalan. c) Keuntungan. (1) (2) Dapat digunakan untuk mengangkut korban sadar maupun Prosedur pengangkutan sederhana sehingga dapat digunakan tidak sadar. secara cepat.

22 d) e) Kerugian. Larangan. (1) (2) Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan cedera Tidak boleh dilakukan pada korban dengan dugaan patah tulang belakang. tulang paha. Jarak tempuh terbatas sampai dengan 1000 meter

Gb. 8 Mengangkut Pada Lorong Sempit i. Kode :128A1b0709 1) Tugas. Pengangkutan orang luka (POL) oleh tiga penolong dengan

teknik membopong. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) 3) Standar. Kat Pembantu Perawat Bulsi Mampu mengangkut orang luka oleh tiga penolong dengan : Siang hari atau Malam hari : Di Dilapangan : PDLII

teknik membopong.

23 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut orang luka oleh tiga penolong dengan teknik membopong. b) Pengangkutan dengan cara ini untuk mengangkut korban dalam

keadaan tak sadar. c) d) 5) POL dilalaksanakan setelah dilakukan Longdarlap. Waktu yang diperlukan sesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) b) c) Korban ditelentangkan, kedua tangan diletakkan di atas perut. Ketiga penolong berjongkok di salah satu sisi korban, masingKedua tangan para penolong diselipkan di bawah korban, masing-

masing di daerah dada, pinggang dan tungkai. masing memegang punggung, panggul dan tungkai korban (paha dan betis). d) d) e) Perlahan-lahan tubuh korban diangkat dan diletakkan di atas salah Ketiga penolong berdiri bersama-sama sambil tubuh korban Kemudian berjalan bersama-sama dipimpin oleh yang tertua dengan satu paha penolong (kiri semua atau kanan semua). dirapatkan ke dada ketiga penolong. langkah yang sama menuju ke tempat yang dituju.

Gb. 9.

Membopong dengan 3 penolong

24 j. Kode : 128A1 b07 10 1) Tugas. Pengangkutan orang luka (POL) dengan tandu melewati

berbagai rintangan. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) 3) Tandu. Kat Pembantu Perawat. Bulsi : Siang hari atau malam hari. : Dilapangan. : PDL II.

Standar. Mampu mengangkut orang luka dengan tandu melewati

berbagai rintangan. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengangkut orang luka oleh tiga penolong dengan teknik membopong. b) 5) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) b) Korban ditelentangkan dan kedua tangan diletakkan di atas perut. Ketiga penolong berjongkok di salah satu sisi korban, penolong

kesatu di samping daerah dada, kedua di daerah pinggang dan ketiga di daerah tungkai. c) d) e) f) Kedua tangan para ponolong diselipkan di bawah tubuh korban, Perlahan-lahan tubuh korban diangkat dan diletakkan di atas salah Ketiga penolong berdiri bersama-sama sambil tubuh korban Posisi Penolong nomor 1 (Danpok) jongkok menghadap ke masing-masing memegang punggung, panggul dan tungkai korban. satu paha para penolong (kiri semua atau kanan semua). dirapatkan ke dada ketiga penolong. anggotanya sambil mendekatkan tandu agar korban dapat diletakkan di atas tandu.

25 g) h) Setelah korban diletakkan di atas tandu maka difiksasi pada bagian Untuk membawa korban yang telah dibaringkan di tandu, keempat

badan dan kaki agar tidak terjatuh saat diangkat. penolong berdiri di samping kanan kiri pegangan tandu (depan dan belakang). Penolong yang berdiri di samping kanan memegang dengan tangan kiri, sedangkan yang berdiri di samping kiri memegang dengan tangan kanan. i) j) Keempat penolong jongkok dengan masing-masing memegang Kemudian berdiri bersama-sama dengan posisi tandu dijinjing, pegangan tandu. selanjutnya berjalan bersama-sama, dengan langkah pertama untuk pengangkut yang berkedudukan di sebelah kanan tandu dengan kaki kiri, sedang pengangkut yang berkedudukan di sebelah kiri tandu dengan kaki kanan dan seterusnya dengan aba-aba luar, dalam, luar dalam dan seterusnya. k) Bila korban diangkut di pundak dari posisi dijinjing, maka keempat pengangkut menghadap ke tandu kemudian bersama-sama mengangkat tandu dan pegangan tandu diletakkan di pundak kiri atau kanan pengangkut, baru berjalan bersama-sama. l) Tugas pokok pengangkut adalah memindahkan korban ke fasilitas kesehatan yang lebih aman dan betanggung jawab terhadap keamanan taktis maupun teknis selama proses pemindahan. m) Pada jalan menanjak. a) b) n) a) b) Posisi tandu dipertahankan rata-rata air dengan kepala korban Pengangkut belakang bertugas mengawasi kondisi korban. Posisi tandu dipertahankan rata-rata air dengan kepala korban Pengangkut belakang bertugas mengawasi kondisi korban diletakkan di depan. Pada jalan menurun. diletakkan di belakang.

26 o) Pada jalan sempit /parit. a) Pengangkut depan bertindak sebagai pengintai dan pembuka jalan sedangkan pengangkut paling belakang bertugas mengawasi kondisi medis korban. b) Posisi tandu dipertahankan rata-rata air.

p)

Pada rawa-rawa, sungai dan semak belukar. a) Apabila semak belukar demikian padat dan tidak memungkinkan secara medik untuk mengangkut korban dengan cara biasa, maka posisi korban diangkat dengan cara dijunjung tinggi. Hal yang sama juga dilakukan jika pengangkutan harus melintasi rawa-rawa atau sungai yang cukup dalam. b) Posisi tandu dipertahankan rata-rata air.

27 13. Takestimpur. a. Kode : 128 A1-b01-01. 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) 3) Kat Pembantu Perawat . Alins Simulasi Luka. Bulsi (Alins hidup) : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDLII. Longdarlap korban luka tembak pada dada kanan.

Standar. Mampu memberikan Longdarlap pada korban luka tembak

dada kanan dengan cepat dan tepat. 4) Petunjuk. a) b) yang Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan Menolong Pengertian luka tembak dada kanan adalah luka pada dada kanan disebabkan oleh tembakan yang dapat mengakibatkan

korban luka tembak perut dengan usus terburai.

pneumothorax terbuka, yaitu masuknya udara dari luar ke dalam ruangan pleura, sehingga terjadi kesukaran bernapas, bila masuknya udara ke dalam ruangan pleura tadi cukup banyak, maka paru-paru menjadi tertekan, sehingga korban akan kekurangan oksigen. c) Tanda-tandanya adalah. (1) (2) (3) (4) (5) (6) d) Sakit pada tempat cedera. Kesulitan bernapas. Sianosis. Batuk-batuk dan mengeluarkan darah. Jejas/luka pada dinding rongga dada. Gerakan dinding rongga dada asimetris pada saat bernapas.

Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

28 5) Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap luka tembak pada dada

kanan. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) Tindakan keamanan. Nilai kesadaran dan ABC. Korban ditidurkan dengan posisi setengah duduk. Cegah secepat mungkin agar udara tidak masuk ke dalam

rongga pleura dengan memasang kontra ventil menggunakan melolin atau plastik dan plester. (5) (6) b. Isi kartu luka. Laksanakan evakuasi segera.

Kode : 128 Ab0102. 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian (1) (2) (3) 3) : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDL II. Menolong korban luka tembak perut dengan usus terburai.

Disediakan. Kat Pembantu Perawat. Alins Simulasi luka tembak usus terburai.Bulsi (Alins hidup).

Standar. Mampu menolong korban luka tembak perut dengan usus

terburai. 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan Menolong Pengertian. Luka tembak perut adalah luka pada perut korban luka tembak perut dengan usus terburai. menembus peritoneum yang disebabkan oleh tembakan sehingga

29 menyebabkan pendarahan intra abdomen yang berasal dari organ dalam perut, seperti hati, limpa, lambung, usus dan pembuluh darah besar. c) Gejala luka tembak perut. (1) (2) (3) (4) (5) Sakit pada perut (kram), dinding perut kaku. Tampak organ dalam perut menonjol ke luar. Mual dan muntah. Ditemukan darah dalam air kencing atau feses. Tampak gejala-gejala shock ( muka dan bibir pucat, nadi cepat

dan melemah, tangan dan kaki dingin, tekanan darah menurun). 5) Pelaksanaan. a) b) c) Tahap persiapan. (1) terburai. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) (5) Tindakan keamanan. Nilai tingkat kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas, segera beri napas buatan dari mulut ke Bila korban bisa bernapas spontan, hentikan pendarahan Tutup organ yang keluar/usus dengan menggunakan kasa Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap luka tembak perut dengan usus

mulut. dengan menggunakan pembalut cepat. bersih yang dilembabkan, jangan sekali-kali menyentuh dan memasukkan kembali organ yang keluar/usus kedalam perut. (6) (7) (8) (9) Balut dengan dua kain segitiga dengan sudut puncaknya Posisikan korban tidur setengah duduk bila lukanya melintang Korban tidak boleh diberikan makan dan minum. Evaluasi tindakan yang telah diberikan. berlawanan. dan miringkan bila lukanya membujur.

(10) Isi kartu luka. (11) Laksanakan evakuasi.

30 c. Kode : 128 A1b0103. 1) Tugas. Menolong korban luka tembak pada paha disertai patah tulang

terbuka. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) 3) Kat Pembantu Perawat. Alins simulasi luka tembak pada paha. Bulsi (Alins hidup). : Siang atau malam hari. : Di Dilapangan. : PDLII.

Standar. Mampu menolong korban luka tembak pada paha disertai

patah tulang terbuka. 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan Menolong Pengertian. Patah tulang (fraktur) adalah putusnya korban luka tembak pada paha disertai patah tulang terbuka. kesinambungan jaringan tulang oleh sebab apapun (termasuk retak tulang maupun patah tulang). Sedangkan patah tulang terbuka adalah patah tulang disertai dengan kulit bagian luar dari tulang yang patah mengalami luka/robek. Kerusakan kulit tidak harus disebabkan karena tertusuk patahan tulang, tetapi bisa juga disebabkan karena benturan,gesekan, tusukan dan irisan atau luka tembak. c) Tidak harus ditandai dengan terlihatnya patahan tulang yang tersembul keluar. Patah tulang terbuka merupakan indikasi perawatan yang lebih serius, karena kemungkinan pendarahan lebih banyak dan infeksi. d) Tanda-tanda. (1) (2) (3) Bengkak. Deformitas (kelainan bentuk). Sakit dan nyeri tekan.

31 (4) (5) (6) (7) (8) (9) Hilang fungsi yaitu ketidak mampuan menggunakan bagian Prinsip dilaksanakan pembidaian. Pastikan masalah ABC telah teratasi. Pada korban sadar katakan terlebih dahulu apa yang akan Buka dan bebaskan daerah cedera yang akan dibidai. Periksa pulsasi, motorik dan sensorik.

yang cedera.

dilakukan.

(10) Bidai dengan cara melewati sendi proksimal dan distal tulang yg patah. (11) Gunakan bidai kaku minimal 2 sisi. (12) Pada bagian yg berlekuk gunakan bantalan lunak. (13) Periksa pembidaian. (14) Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau kendor. e. 5) Waktu yang diberikan sesuaikan dengan tugas yang diberikan. kembali pulsasi, motorik dan sensorik setelah

Pelaksanaan. a) Tahap Persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap luka tembak pada paha

disertai patah tulang terbuka. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) (5) Tindakan keamanan. Nilai kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke Lepaskan/gunting pakaian pada lokasi yang cedera. Hentikan pendarahan dengan menggunakan pembalut

mulut.

cepat/tekan dan jangan mendorong/mencoba memasukkan tulang yang terlihat. (6) (7) (8) Bidai dan ikat bagian yang patah merapat dengan tubuh yang Bila rasa sakit hebat berikan analgetik. Evaluasi tindakan yang diberikan. sehat.

32 (9) Isi kartu luka.

(10) Laksanakan evakuasi. d. Kode : 128 A-b01-04. 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) (4) 3) 4) Kat Pembantu Perawat. Alins macam jenis ular. Alins simulasi gigitan ular. Bulsi (Alins hidup). : Siang atau malam hari. : DiDilapangan. : PDL-II. Menolong korban gigitan ular.

Standar. Mampu menolong korban gigitan ular. Petunjuk. a) b) a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Gigitan ular adalah luka pada tubuh korban yang disebabkan oleh Macam-macam ular berbisa. (1) (2) (3) b) (1) Colubridae (Ular welang, ular totong, dan ular cabe) Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatra spitting Piperidae (Ular puspa dan ular tanah). Lokal. (a) (b) Adanya bekas gigitan, bila gigitan terdiri dari dua lobang Sedang gigitan yang membentuk setengah lingkaran layaknya gigitan vampire menandakan ular tersebut berbisa. cenderung tidak berbisa, selain itu dapat ditemui tand-tanda bengkak, melepuh, memar dan adanya bercak darah.

korban gigitan ular. gigitan ular baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa.

cobra). Tanda-tandanya adalah.

33 (2) (3) (4) Umum. Sistemik. Neurotoksik berupa : (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) e) 5) Tempat gigitan tidak nyeri. Kelumpuhan syaraf cranial (kelopak mata tertutup/ptosis, Kelumpuhan otot pernapasan (sesak napas). Hematotoksik Tempat gigitan terasa nyeri dan bengkak. Bercak merah. Batuk darah dan kencing darah. Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut, mual, muntah,

lumpuh dan shock.

juling/optalmoplegi).

Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap terhadap gigitan ular. Tindakan keamanan. Nilai cepat kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke Bila korban bisa bernapas spontan lakukan immobilisasi Anjurkan pasien untuk tenang. Bersihkan luka dengan menggunakan sabun. Berikan penekanan pada pembuluh limpe dengan membalut

Tahap kegiatan.

mulut. anggota tubuh yang digigit dan letakkan lebih rendah dari jantung.

pada bagian atas dan bawah luka untuk menghambat mengalirnya bisa kedalam jantung dan otak. (8) (9) Monitor terhadap kemungkinan gangguan napas akibat paralysis. Evaluasi tindakan yang diberikan. (10) Isi kartu luka. (11) Evakuasi segera untuk mendapatkan suntikan Anti Bisa Ular.

34 c) e. Bila memungkinkan identifikasi jenis ular yang menggigit.

Kode : 128 A1b0105 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) (4) 3) Standar. Tali. Selimut/kain penghangat. Kayu, bambu atau batang pisang. Bulsi (alins hidup). Mampu menolong korban tenggelam kategori A ( Awake) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDL-II. Menolong korban tenggelam kategori A (awake) sadar.

sadar. 4) Petunjuk. a) b) c) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Korban tenggelam secara spontan berusaha menyelamatkan diri pernapasan. Korban tenggelam dapat langsung meninggal, dikenal sebagai

korban tenggelam kategori A ( Awake) sadar. secara panik disertai berhentinya

tenggelam kering (dry drowning) karena tidak dijumpai aspirasi air didalam paru. d) e) Korban meninggal disebabkan oleh asphyxia karena terjadi spasme Pada korban tenggelam air laut akan mengurangi perkembangan laring yang diikuti penurunan kesadaran dan henti jantung. paru, kerena air laut bersifat hipertonis sehingga air bergeser dari plasma ke alveoli. f) g) Sedang air tawar bersifat hipotonis sehingga air yang masuk paru Namun demikian air laut dan air tawar dapat menyebabkan ventilasi dengan cepat diserap ke dalam sirkulasi dan segera didistribusikan. alveoli paru menjadi buruk dan sembab paru (oedem paru). Hal ini

35 berpengaruh terhadap atelectasis, bronchospasme dan infeksi paru. Hingga kini belum ada pengobatan klinis yang unggul pada keadaan hipoksia selain tindakan pencegahan dan resusitasi segera. Oleh karena itu apabila tidak memungkinkan mengangkat korban dari dalam air, secepatnya ventilasi mulut ke mulut harus segera dilakukan setelah penolong menarik korban. h) Resusitasi awal diluar rumah sakit difokuskan kepada menjamin oksigenasi, ventilasi, serta bebas dari bahan muntah dan benda asing yang dapat mengakibatkan aspirasi dan obstruksi. i) Penekanan perut tidak boleh dilakukan secara rutin untuk mengeluarkan cairan di paru apabila tidak terbukti efektif, karena bisa meningkatkan resiko regurgitasi dan aspirasi. j) Gambaran klinik korban tenggelam dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Kategori A (Awake)/sadar. Korban sadar tetapi tidak bernapas beberapa menit setelah dilakukan pertolongan kembali bernapas spontan, penurunan suhu badan (hipotermi) ringan dan bibir biru (Cyanosis ). (2) Kategori B (Blunted) atau setengah sadar. Kesadaran stupor, respon terhadap rangsangan menurun, bibir biru (Cyanosis), gagal napas dan nadi cepat (Tachypnoe). (3) k) 5) Kategori C (Comatese). Koma, respon abnormal terhadap rangsangan nyeri, tidak bernapas dan hipotermi. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap Persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap korban tenggelam kategori A

(Awake) atau sadar. Tahap kegiatan. (1) Bila korban timbul tenggelam. (a) (b) (c) Lemparkan tali atau bambu yang panjang ke arah korban. Setelah tali atau bambu terpegang oleh korban, baru tarik Periksa kesadaran dan ABC.

ke pinggir.

36 (d) (e) (f) (g) (2) (a) (b) (c) (d) (e) Bila ada gangguan napas segera bebaskan jalan napas Bila penderita telah sadar kembali, ganti pakaiannya, Evaluasi tindakan yang diberikan. Istirahatkan korban. Penolong segera masuk kedalam air untuk menolong Pegang leher baju atau rambut korban dari Tarik penderita keluar dari dalam air. Bila tidak mungkin mengangkat korban dari air, arah dan beri napas buatan. berikan minum hangat dan selimuti.

Bila korban tidak timbul ke permukaan air. si korban. belakang.

secepatnya beri napas buatan mulut ke mulut. Setelah sampai di darat tindakan yang dilakukan adalah : i) ii) iii) Bersihkan hidung, mulut dan kerongkongan dari Keluarkan air dari paru-paru korban dengan cepat Telungkupkan penderita di atas lutut hingga kepala kotoran yang menghalangi jalan pernapasan.

tergantung ke bawah, kemudian punggung dan sisi-sisi dada ditekan hingga air keluar dari hidung dan mulut. (f) Bisa juga dilakukan demikian cara lain yaitu : i) ii) iii) iv) v) Telungkupkan penderita. Penolong berdiri, dengan penderita berada

diantara kedua kakinya. Kemudian angkat pinggang penderita ke atas hingga Lakukan selama 15 sampai 20 detik. Tindakan ini tidak perlu diulang-ulang agar tidak air keluar dari paru melalui mulut dan hidung.

kehilangan waktu dalam memberikan napas buatan. Air yang masuk ke paru-paru akan diserap tubuh dan didistribusikan ke seluruh tubuh. (g) Apabila korban tidak bernapas dan henti jantung : i) ii) Lakukan segera pernapasan buatan dan KJL (RJP). Bila korban telah sadar kembali, ganti pakaiannya,

berikan minum hangat dan selimuti.

37 (1) (2) (3) f. Evaluasi tindakan yang diberikan. Isi kartu luka. Evaluasi.

Kode : 128 A1 b01 06. 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3) 4) Es. Kat prapas. Selimut. Bulsi (Alins hidup). Alins Boneka. : Siang hari : Dilapangan : PDL-II : Menolong korban sengatan panas.

Bak air/dekat kolam

Standar. Mampu menolong korban sengatan panas. Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Sengatan panas adalah kegagalan sistem pengaturan suhu

korban sengatan panas. tubuh akibat aktifitas di udara panas yang ditandai dengan suhu tubuh yang sangat tinggi serta gangguan kesadaran dan kejang-kejang otot. c) Gejala sengatan panas. (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penurunan kesadaran didahului perubahan kesadaran, disorientasi, gelisah, ketakutan atau kesurupan. Lemah, mual dan muntah. Kulit kemerahan, panas, kering dan suhu > 41C. Nadi sangat cepat dan lemah. Shock. Napas cepat dangkal hingga berhenti napas.

38 (7) (8) (9) d) 5) Kejang-kejang otot. Mengigau. Berak-berak tanpa disadari.

(10) Pendarahan di mata dan kulit. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) (1) (2) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap sengatan panas. Angkat penderita ke tempat yang teduh. Nilai kesadaran dan ABC. (a) (b) (3) (4) (5) Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari Bila telah bernapas secara spontan, kendorkan pakaian mulut ke mulut. yang mengikat. Masukkan ke dalam air (bak) dengan kepala di atas permukaan Pijit dan gerakkan tangan dan kaki korban. Setelah suhu badan turun, keluarkan penderita dari dalam air air atau kompres seluruh tubuh dengan air es berulang kali.

Tahap kegiatan

(bak), tidurkan dan tutup dengan selimut basah, bila suhu badan panas kembali rnasukkan kembali ke dalam air (bak). (6) (7) (8) (9) Temperatur rectal tidak boleh lebih rendah dari 38,5C. Monitor tanda-tanda vital. Lepaskan seluruh pakaian setelah kesadaran penderita

meningkat kemudian ganti dengan pakaian kering. Berikan garam dapur/oralit / tablet garam dalam air minum. (10) Evaluasi tindakan yang diberikan. (11) Isi kartu luka. c) Segera evakuasi korban ke rumah sakit atau satuan kesehatan terdekat dan selama diperjalanan usaha untuk menurunkan suhu badan harus terus dilakukan.

39 f. Kode : 128A1-b01-07 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) (3) 3) 4) : Siang hari atau Malam hari : Dilapangan : PDL-II : Resusitasi Jantung Paru

Kat Pembantu Perawat. Boneka Anne. Bulsi.

Standar. Mampu melakukan Resusitasi Jantung Paru. Petunjuk. a) b) c) lagi. d) Bila ditemukan korban dengan keadaan henti jantung, maka harus dilakukan pijat jantung luar yang merupakan bagian dari Resusitasi Jantung Paru (RJP). e) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan. Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan Resusitasi Henti Jantung adalah berhentinya denyut jantung. Pada keadaan ini denyut nadi arteri karotis tidak dapat dirasakan

Jantung Paru.

5)

Pelaksanaan. a) b) Lakukan Tindakan keamanan dengan membawa korban ke tempat Tentukan tingkat kesadaran korban. (1) ada. (2) (3) Bila tidak ada respon maka, segera panggil bantuan. Segera atur posisi korban secara hati-hati dalam keadaan Sapa, tepuk bahu, beri rangsangan nyeri pada bagian pinggang/pipi korban, bila korban menjawab maka kesadaran masih yang aman, rata dan keras.

terlentang di atas alas yang datar dan cukup keras.

40 c) d) e) f) g) Periksa jalan napas korban dengan teknik membuka jalan napas, Periksa pernapasan, lakukan dengan cepat sesuai urutan, lihat, Bila korban bernapas spontan maka RJP tidak diperlukan dan jaga Jika korban tidak bernapas segera berikan napas buatan

lihat ada tidaknya benda asing dan dengarkan suara tambahan korban. dengar dan rasakan adanya pernapasan dari korban. agar korban tetap bernapas. dengan cara mulut ke mulut sebanyak 2 - 5 kali. Evaluasi jalan napas sesuai ketentuan pemberian napas buatan.

Gambar 13 periksa napas

h)

Jika ada hambatan segera bebaskan jalan napas dengan cara

sapuan jari atau hentakan perut (Heimlic manuver) maupun tepukan punggung (back trush)

41 i) Periksa denyut nadi karotis (5 - 10 detik)

j) k) l)

Jika teraba denyut nadi karotis maka korban hanya membutuhkan Jika tidak teraba denyut nadi karotis maka korban memerlukan

penapasan buatan. pemijatan jantung luar dan napas buatan (RJP). Lakukan pemijatan Jantung dan pemberian napas buatan. (1) Cara melakukan pemijatan jantung luar (RJP) adalah : (a) (b) Posisi penolong berlutut berada di samping bahu korban. Tentukan titik kompresi sebagai berikut: i Ikuti lengkung tulang iga dengan ujung jari telunjuk ke arah tengah, sampai ditemukannya ujung tulang dada (processus ximpoideus) di ulu hati korban.

42 ii Letakkan jari telunjuk dan jari tengah rapat dari ujung tulang dada ke arah leher korban.

iii

Letakkan

dasar

telapak tangan kiri rapat dengan jari telunjuk tangan kanan. Titik tersebut ini titik pijat jantung.

iv

Letakkan telapak tangan kanan diatas punggung

tangan kiri, anyam kedua jari-jari tangan dan lakukan penekanan dengan kedalaman 3-5 cm untuk orang dewasa secara, teratur dan berirama serta tidak disentak.

v

Pemijatan dilakukan dengan gerakan pinggang

bukan siku

43

15 X Pemijatan Pemijatan dilakukan dengan gerakan pinggang bukan siku

2 X Napas Buatan Gb. Napas buatan

(2)

Cara melakukan hitungan pijatan dan (a) (b) Pijat JANTUNG satu dan, NAPAS BUATAN dua

pemberian napas tiga dan, empat kemudian karotis

buatan oleh satu penolong. dan, dan.. tiga belas dan, empat belas dan, lima belas dan ..... Napas I, Napas II ulangi kembali ke pijat jantung 15 kali, napas buatan 2 denyut nadi

kali dan seterusnya. Pemeriksaan (c)

dilakukan setiap 4 siklus pijat jantung dan napas buatan. Apabila korban mampu bernapas dengan spontan dan denyut nadi timbul kembali maka sambil menunggu evakuasi, korban diposisikan PSM (Posisi Sisi Mantap) (3) Resusitasi Jantung Paru diakhiri bila. (a) (2) Korban mampu bernapas dengan spontan dan denyut Penolong telah digantikan oleh petugas kesehatan. nadi timbul kembali.

44 (b) (c) (4) (a) (b) (c) Penolong kelelahan sehingga tidak mampu lagi melakukan RJP. Ditemukan tanda-tanda kematian pasti Patah tulang dada atau tulang rusuk akibat pijatan yang Perut korban kembung akibat napas buatan tidak masuk Pendarahan rongga perut akibat titik pijatan terlalu rendah Komplikasi Resusitasi Jantung Paru. terlalu dalam dan menyentak (kasar). ke paru-paru, tetapi masuk ke lambung korban. dan menyebabkan robekan hati atau limpa korban.

g.

Kode : 128A1-b01-08 1) Tugas. a) b) c) d) e) 2) Membalut dengan Mitella cara pos paket dengan

menggunakan kain segitiga untuk : Luka dagu, luka pelipis (pos paket) Mengistirahatkan tulang selangka Membalut siku dengan kain segitiga kecil atau sedang Membalut pengunci (Szymanowsky) Membalut kepala bagian atas dengan funda (funda ferticis).

Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan : (1) (2) Kat Pembantu Perawat. Bulsi : Siang hari atau Malam hari. : Dilapangan. : PDL-II.

3)

Standar. Mampu membalut dengan Mitella cara pos paket dengan a) b) c) d) e) Luka dagu, luka pelipis (pos paket) Mengistirahatkan tulang selangka Membalut siku dengan kain segitiga kecil atau sedang Membalut pengunci (Szymanowsky) Membalut kepala bagian atas dengan funda (funda ferticis).

menggunakan kain segitiga untuk :

45 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan membalut Membalut kepala dengan cara pos paket digunakan untuk : (1) (2) (3) (4) (5) c) 5) Menutup luka di bagian pelipis. Membalut tekan pada pendarahan pelipis. Fiksasi sendi rahang (menekan atau merapatkan rahang, yang Membalut kuping. Dan lain-lain. dengan Mitella cara pos paket dengan menggunakan kain segitiga

terkilir dan susah dibetulkan/direposisi).

Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Luka dagu dan luka pelipis (pos paket) (1) (2) (3) (4) (5) Kain Mitella dibuat menyerupai dasi kecil/sempit. Rawat luka, bila pendarahan hentikan dengan

pembalut cepat/penekan. Pasang dasi kecil dengan bagian tengah pada dagu dan Ujung yang satu melalui pelipis yang tidak sakit lalu putar di Silangkan kedua ujung (diputar) sehingga ujung dan arah ke atas melalui depan telinga (gambar -1). samping kepala sampai pada pelipis yang sakit. arah atas kepala menuju ke belakang kepala, sedangkan ujung yang lain ke kiri ke arah depan kepala sampai bertemu di samping (gambar - 2). (6) Buat simpul dipelipis yang sehat di atas kain pertama (gambar-3).

gambar -1 b)

gambar - 2

gambar - 3

Mengistirahatkan tulang selangka.

46 (1) (2) (3) (4) (5) Buat dasi panjang. Beri alas ditempat yang patah. Letakkan pertengahan dasi pada leher belakang. Balutkan kedua ujung dasi pada bahu kanan/kiri, ketiak, terus Selipkan salah satu ujung dasi pada pertengahan dasi

ke punggung dan buat simpul permulaan (Gambar-1). kemudian ditarik perlahan dan disimpulkan pada kedua ujungnya (sampai merasa nyaman) (Gambar-2).

Gambar 1 Gambar 2 c) Membalut siku dengan kain segitiga kecil (dasi). (1) (2) (3) (4) (5) Buat dasi panjang. Siku sedikit dilipat. Letakkan pertengahan dasi pada siku (Gambar 1.) Balutkan kedua ujung dasi pada lipatan siku (silang)

(Gambar 2). Ujung dasi yang dari arah bawah menindih sisi atas dan ujung dasi yang dari arah atas menindih sisi bawah (berhimpitan) (Gambar 3)

Gambar 1 d)

Gambar 2

Gambar 3

Membalut pengunci [Szymanowsky]

47 (1) (2) (3) Siapkan empat buah kain segitiga masing-masing dibuat dasi Dasi panjang ke 1, dibuat ring/cincin pada bahu yang tidak Dasi panjang ke 2, dibalutkan pada pergelangan tangan dari panjang. sakit (Gambar 1). bahu yang sakit, kemudian dihubungkan pada ring/cincin yang disimpulkan. (Gambar 1). (4) Dasi panjang ke 3, dilingkarkan diatas siku dari bahu yang sakit, bila perlu dibuat simpul permulaan, kemudian dihubungkan ke ring/cincin melalui punggung. (Gambar 1). (5) Dasi panjang ke 4, dilingkarkan dibawah siku dari bahu yang sakit, bila perlu buat simpul permulaan, kemudian dihubungkan ke ring/cincin melalui punggung. (Gambar 2).

(6)

Pembalut pengunci ini digunakan pada indikasi patah tulang

selangka dan pada sendi bahu.

Gambar 1 e)

Gambar 2

Membalut kepala bagian atas dengan funda (funda ferticis). (1) (2) Buat menyerupai dua dasi (tengah funda lebar). Letakkan pertengahan funda pada tengah atas kepala.

48 (3) Balutkan kedua ujung dasi yang dibelakang pada rahang melalui belakang telinga kanan kemudian miringkan ke kiri dan buat simpul. (4) Kedua ujung dasi yang di depan dibalutkan pada belakang kepala melalui atas telinga kanan/kiri dan buat simpul dibelakang kepala. (Gambar). (5) Digunakan untuk menutup luka di kepala bagian atas bila pendarahan.

Gambar Membalut dengan funda ferticis

14. Takestimbankes. a. Kode : 128 A1-b01-01 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDLII. : Longdarlap korban luka tembak pada dada kanan.

Kat Pembantu Perawat . Simulasi luka.

49 (3) 3) Bulsi.

Standar. Mampu memberikan Longdarlap korban luka tembak pada

dada kanan. 4) Petunjuk. a) b) yang Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan memberikan Pengertian luka tembak dada kanan adalah luka pada dada kanan disebabkan oleh tembakan yang dapat mengakibatkan

Longdarlap korban luka tembak pada dada kanan.

pneumothorax terbuka, yaitu masuknya udara dari luar ke dalam ruangan pleura, sehingga terjadi kesukaran bernapas, bila masuknya udara ke dalam ruangan pleura cukup banyak maka paru-paru menjadi tertekan, sehingga korban akan kekurangan oksigen. c) Tanda-tandanya adalah : (1) (2) (3) (4) (5) (6) d) Sakit pada tempat cedera. Kesulitan bernapas. Sianosis. Batuk-batuk dan mengeluarkan darah. Jejas atau luka pada dinding rongga dada. Gerakan dinding rongga dada asimetris pada saat bernapas..

Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

5)

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap korban luka tembak pada

dada kanan. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) Laksanakan tindakan keamanan. Nilai kesadaran dan ABC. Korban ditidurkan setengah duduk.

50 (4) Cegah secepat mungkin agar udara tidak masuk ke dalam rongga pleura dengan memasang kontra ventil menggunakan melolin atau plastik dan plester. (5) (6) b. Isi kartu luka. Laksanakan evakuasi segera.

Kode : 128 A1-b01-02 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) (3) 3) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDL-II. : Menolong korban luka tembak perut dengan usus terburai.

Kat Pembantu Perawat. Simulasi Luka. Bulsi.

Standar. Mampu menolong korban luka tembak perut dengan usus

terburai. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong

korban luka tembak perut dengan usus terburai. b) Pengertian. Luka tembak perut adalah luka pada perut

menembus peritoneum yang

disebabkan oleh tembakan

sehingga

menyebabkan pendarahan intra abdomen yang berasal dari organ dalam perut seperti hati, limpa, lambung, usus dan pembuluh darah besar. c) Gejala luka tembak perut : (1) (2) (3) (4) (5) Sakit pada perut (kram) dan dinding perut kaku. Tampak organ dalam perut menonjol ke luar. Mual dan muntah. Ditemukan darah dalam air kencing atau feses. Tampak gejala-gejala shock (muka dan bibir pucat, nadi cepat

dan melemah, tangan dan kaki dingin, tekanan darah menurun).

51 d) 5) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap korban luka tembak perut

dengan usus terbuai. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) (5) Lakukan tindakan keamanan. Menilai kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke Bila korban bisa bernapas dengan spontan hentikan

mulut. pendarahan dengan menggunakan pembalut cepat. Tutup organ yang keluar/usus dengan menggunakan kasa bersih yang dilembabkan, jangan menyentuh dan memasukkan kembali organ yang keluar/usus ke dalam perut. (6) (7) (8) (9) Buat ring verband untuk membatasi usus agar tidak bertambah Balut dengan dua kain segitiga dengan sudut puncaknya Posisikan korban tidur setengah duduk bila lukanya melintang, Korban tidak boleh diberikan makan dan minum. keluar dan tertekan. berlawanan. dan miringkan bila lukanya membujur. (10) Evaluasi tindakan yang telah diberikan. (11) Isi kartu luka. (12) Laksanakan evakuasi. c. Kode : 128 A1-b01-03 1) Tugas. Menolong korban luka tembak pada paha disertai patah tulang

terbuka. 2) Kondisi. a) b) c) Waktu Tempat Pakaian : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDLII.

52 d) Disediakan (1) (2) (3) (4) 3) Bidai. Simulasi luka. Bulsi. : Kat Pembantu Perawat.

Standar. Mampu menolong korban luka tembak pada paha disertai

patah tulang terbuka. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong korban luka tembak pada paha disertai patah tulang terbuka. b) Pengertian : (1) Patah tulang (fraktur) adalah putusnya kesinambungan jaringan tulang oleh sebab apapun (termasuk retak tulang maupun patah tulang). (2) Sedangkan patah tulang terbuka adalah patah tulang disertai dengan kulit bagian luar dari tulang yang patah mengalami luka/ robek . (3) Kerusakan kulit tidak harus disebabkan karena tertusuk patahan tulang tetapi bisa juga disebabkan karena benturan/ gesekan, tusukan dan irisan atau luka tembak. (4) Tidak harus ditandai dengan terlihatnya patahan tulang yang tersembul keluar.

(5)

Patah tulang terbuka merupakan indikasi perawatan yang lebih lebih banyak dan

serius, karena kemungkinan pendarahan akan terjadi infeksi. b) Tanda-tanda : (1) (2) (3) Bengkak. Deformitas (kelainan bentuk). Sakit dan nyeri tekan.

53 (4) c) Hilang fungsi (ketidak mampuan menggunakan bagian yang cedera). Prinsip pembidaian : (1) (2) (3) (4) d) (1) (2) (3) (4) (5) e) 5) Pastikan masalah ABC telah teratasi. Pada korban sadar katakan terlebih dahulu apa yang akan Buka dan bebaskan daerah cedera yang akan dibidai. Periksa pulsasi, motorik dan sensorik. Melewati sendi proksimal dan distal tulang yg patah. Gunakan bidai kaku, minimal 2 sisi. Pada bagian yg berlekuk gunakan bantalan lunak. Periksa kembali pulsasi, motorik dan sensorik setelah

dilakukan.

Bidai dengan cara :

pembidaian. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau kendor. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Pelaksanaan persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap luka tembak pada paha

disetai patah tulang terbuka. Tahap kegiatan. (1) (2) (3) (4) (5) Lakukan tindakan keamanan. Nilai kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke Lepaskan atau gunting pakaian pada tempat yang cedera. Hentikan pendarahan dengan menggunakan pembalut

mulut.

cepat/tekan dan jangan mendorong/mencoba memasukkan tulang yang terlihat. (6) (7) (8) (9) Bidai dan ikat bagian yang patah merapat dengan tubuh yang Bila terjadi rasa sakit yang hebat berikan analgetik. Evaluasi tindakan yang diberikan. Isi kartu luka. sehat.

54 (10) Laksanakan evakuasi. d. Kode : 128 A1-b01-04 1) 2) Tugas. Kondisi a) b) c) d) Menolong korban gigitan ular. : : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDLII. :

Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) (3) (4)

Kat Pembantu Perawat. Alins macam jenis ular. Alins simulasi gigitan ular. Bulsi (Alins hidup).

3) 4)

Standar. Mampu menolong korban gigitan ular. Petunjuk. a) b) c) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Gigitan ular adalah luka pada tubuh korban yang disebabkan oleh Macam-macam ular berbisa : (1) (2) (3) d) Colubridae (Ular welang, ular totong, dan ular cabe) Elapidae (King cobra, Blue coral snake dan Sumatra spitting Piperidae (Ular puspa dan ular tanah).

korban gigitan ular. gigitan ular baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa.

cobra).

Tanda-tandanya adalah : (1) Lokal. (a) (b) Adanya bekas gigitan, bila gigitan terdiri dari dua lobang Sedang gigitan yang membentuk setengah lingkaran layaknya gigitan vampire menandakan ular tersebut berbisa. cenderung tidak berbisa, selain itu dapat ditemui tand-tanda bengkak, melepuh, memar dan adanya bercak darah.

55 (2) (3) (4) Umum : Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut, mual, muntah, Sistemik. Neurotoksik : (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) e) 5) Tempat gigitan tidak nyeri. Kelumpuhan syaraf cranial (kelopak mata tertutup/Ptosis, Kelumpuhan otot pernapasan (sesak napas). Hematotoksik. Tempat gigitan terasa nyeri dan bengkak. Bercak merah. Batuk darah dan kencing darah. lumpuh dan shock.

Juling/Optalmoplegi).

Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) (1) (2) (3) (4) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap pada gigitan ular. Lakukan tindakan keamanan. Nilai cepat kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas segera beri napas buatan dari mulut ke Bila korban bisa bernapas dengan spontan lakukan

Tahap kegiatan.

mulut. immobilisasi anggota tubuh yang digigit dan letakkan lebih rendah dari jantung. (5) (6) Anjurkan pasien untuk tenang. Bersihkan luka dengan menggunakan sabun.

(7)

Berikan penekanan pada pembuluh limpe dengan membalut

pada bagian atas dan bawah luka untuk menghambat mengalirnya bisa kedalam jantung dan otak. (8) (9) Monitor terhadap kemungkinan gangguan napas akibat paralysis. Evaluasi tindakan yang diberikan. (10) Isi kartu luka.

56 (11) Evakuasi segera untuk mendapatkan suntikan Anti Bisa Ular. e. Kode : 128 A1-b01-05 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) (4) 3) Standar. Tali. Selimut/kain penghangat. Kayu, bambu atau batang pisang. Bulsi (alins hidup). Mampu menolong korban tenggelam kategori A ( Awake) : Siang atau malam hari. : Dilapangan. : PDL-II. Menolong korban tenggelam kategori A (awake) sadar.

sadar. 4) Petunjuk. a) b) c) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Korban tenggelam secara spontan berusaha menyelamatkan diri pernapasan. Korban tenggelam dapat langsung meninggal, dikenal sebagai

korban tenggelam kategori A ( Awake) sadar. secara panik disertai berhentinya

tenggelam kering (dry drowning) karena tidak dijumpai aspirasi air didalam paru. k) Korban meninggal disebabkan oleh asphyxia karena terjadi spasme laring yang diikuti penurunan kesadaran dan henti jantung.

l)

Pada korban tenggelam air laut akan mengurangi perkembangan

paru, kerena air laut bersifat hipertonis sehingga air bergeser dari plasma ke alveoli. m) n) Sedang air tawar bersifat hipotonis sehingga air yang masuk paru Namun demikian air laut dan air tawar dapat menyebabkan ventilasi Hal ini dengan cepat diserap ke dalam sirkulasi dan segera didistribusikan. alveoli paru menjadi buruk dan sembab paru (oedem paru).

57 berpengaruh terhadap atelectasis, bronchospasme dan infeksi paru. Hingga kini belum ada pengobatan klinis yang unggul pada keadaan hipoksia selain tindakan pencegahan dan resusitasi segera. Oleh karena itu apabila tidak memungkinkan mengangkat korban dari dalam air, secepatnya ventilasi mulut ke mulut harus segera dilakukan setelah penolong menarik korban. o) Resusitasi awal diluar rumah sakit difokuskan kepada menjamin oksigenasi, ventilasi, serta bebas dari bahan muntah dan benda asing yang dapat mengakibatkan aspirasi dan obstruksi. p) Penekanan perut tidak boleh dilakukan secara rutin untuk mengeluarkan cairan di paru apabila tidak terbukti efektif, karena bisa meningkatkan resiko regurgitasi dan aspirasi. q) Gambaran klinik korban tenggelam dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Kategori A (Awake)/sadar. Korban sadar tetapi tidak bernapas beberapa menit setelah dilakukan pertolongan kembali bernapas spontan, penurunan suhu badan (hipotermi) ringan dan bibir biru (Cyanosis ). (2) Kategori B (Blunted) atau setengah sadar. Kesadaran stupor, respon terhadap rangsangan menurun, bibir biru (Cyanosis), gagal napas dan nadi cepat (Tachypnoe). (3) k) 5) Kategori C (Comatese). Koma, respon abnormal terhadap rangsangan nyeri, tidak bernapas dan hipotermi. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tahap Persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan perorangan yang diperlukan. Mempelajari prosedur Longdarlap korban tenggelam kategori A

(Awake) atau sadar. Tahap kegiatan. (1) Bila korban timbul tenggelam. (a) (b) (c) Lemparkan tali atau bambu yang panjang ke arah korban. Setelah tali atau bambu terpegang oleh korban, baru tarik Periksa kesadaran dan ABC.

ke pinggir.

58 (d) (e) (f) (g) (2) (a) (b) (c) (d) (e) Bila ada gangguan napas segera bebaskan jalan napas Bila penderita telah sadar kembali, ganti pakaiannya, Evaluasi tindakan yang diberikan. Istirahatkan korban. Penolong segera masuk kedalam air untuk menolong Pegang leher baju atau rambut korban dari Tarik penderita keluar dari dalam air. Bila tidak mungkin mengangkat korban dari air, arah dan beri napas buatan. berikan minum hangat dan selimuti.

Bila korban tidak timbul ke permukaan air. si korban. belakang.

secepatnya beri napas buatan mulut ke mulut. Setelah sampai di darat tindakan yang dilakukan adalah : i ii iii Bersihkan hidung, mulut dan kerongkongan dari Keluarkan air dari paru-paru korban dengan cepat Telungkupkan penderita di atas lutut hingga kepala kotoran yang menghalangi jalan pernapasan.

tergantung ke bawah, kemudian punggung dan sisi-sisi dada ditekan hingga air keluar dari hidung dan mulut. (f) Bisa juga dilakukan demikian cara lain yaitu : i ii iii iv v Telungkupkan penderita. Penolong berdiri, dengan penderita berada

diantara kedua kakinya. Kemudian angkat pinggang penderita ke atas hingga Lakukan selama 15 sampai 20 detik. Tindakan ini tidak perlu diulang-ulang agar tidak air keluar dari paru melalui mulut dan hidung.

kehilangan waktu dalam memberikan napas buatan. Air yang masuk ke paru-paru akan diserap tubuh dan didistribusikan ke seluruh tubuh. (g) Apabila korban tidak bernapas dan henti jantung : i Lakukan segera pernapasan buatan dan KJL (RJP).

59 ii (3) (4) (5) f. Bila korban telah sadar kembali, ganti pakaiannya, berikan minum hangat dan selimuti. Evaluasi tindakan yang diberikan. Isi kartu luka. Evaluasi.

Kode : 128 A1-b01-06 1) Tugas. Menolong korban sengatan panas disertai henti napas dan

henti jantung. 2) Kondisi. a) b) c) d) Waktu Tempat Pakaian Disediakan (1) (2) (3) 3) Standar. Es. Selimut. Mampu menolong korban sengatan panas disertai henti : Siang hari. : Dilapangan. : PDL-II. :

Bak air/dekat kolam.

napas dan henti jantung. 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan menolong Pengertian sengatan panas adalah kegagalan sistem pengaturan korban sengatan panas disertai henti napas dan henti jantung. suhu tubuh akibat aktifitas di udara panas yang ditandai dengan suhu tubuh yang sangat tinggi serta gangguan kesadaran dan kejang-kejang otot. c) Gejala sengatan panas : (1) Penurunan kesadaran didahului perubahan kesadaran, disorientasi, gelisah, ketakutan dan kesurupan. (2) (3) (4) (5) Lemah, mual dan muntah. Kulit kemerahan, panas, kering dan suhu > 41C. Nadi sangat cepat dan lemah. Shock.

60 (6) (7) (8) (9) d) 5) Napas cepat dan dangkal. Kejang-kejang otot. Mengigau. Berak-berak tanpa disadari.

(10) Pendarahan di mata dan kulit. Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) b) c) d) e) f) g) Angkat penderita ke tempat yang teduh. Nilai kesadaran dan ABC. Bila terjadi henti napas dan henti jantung, lakukan Resusitasi Kendorkan pakaian yang mengikat. Masukkan ke dalam air (bak) dengan kepala di atas permukaan air Pijit dan gerakkan tangan dan kaki korban. Setelah suhu badan turun, keluarkan penderita dari dalam air

Jantung Paru (RJP.)

atau kompres seluruh tubuh dengan air es berulang kali.

(bak) lalu tidurkan dan tutup dengan selimut basah, bila suhu badan panas lagi, rnasukkan kembali ke dalam air (bak) atau kompres dengan air es. h) i) j) k) l) m) n) Periksa temperatur rectal jangan lebih rendah dari 38,5C. Perhatikan tanda-tanda vital. Lepaskan seluruh pakaian setelah kesadaran penderita

meningkat, kemudian ganti dengan pakaian kering. Berikan garam dapur,oralit dan tablet garam dalam air minum. Evaluasi tindakan yang diberikan. Isi kartu luka. Segera evakuasi penderita ke rumah sakit/satuan kesehatan

terdekat dan selama diperjalanan usaha untuk menurunkan suhu badan harus terus dilakukan.

g.

Kode : 128A1-b01-07 1) Tugas. Menunjukkan kegunaan Perangkat Kesehatan Lapangan

(Katkeslap) berupa perangkat pembantu perawat (Katbanwat). 2) Kondisi.

61 a) b) c) d) 3) Waktu Tempat Pakaian Disediakan : Siang hari atau malam hari. : Dilapangan. : PDL-II : Kat Pembantu Perawat. menunjukkan kegunaan Perangkat Kesehatan

Standar. Mampu

Lapangan (Katbanwat). 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan kegunaan Perangkat Kesehatan Lapangan adalah sejumlah materiil kesehatan

Perangkat Kesehatan Lapangan (Katbanwat). medis dan materiil kesehatan non medis, yang disusun dengan rumusan tertentu bagi satuan kesehatan Dilapangan, guna melaksanakan fungsi teknis kesehatan dalam rangka memberikan dukungan kesehatan kepada satuan tempur/satuan bantuan tempur yang bertugas operasi atau latihan. c) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

5)

Pelaksanaan. a) b) c) d) e) f) g) h) i) x 20cm x 26cm.

Spesifikasi Perangkat Pembantu Perawat ( Katbanwat ) :

Bentuk/ukuran : Tas bentuk ransel type A dengan ukuran 43,5cm Berat: 11 kg. Bahan : Kain kanvas nylon loreng. Isi: Bekal tidak habis pakai dan bekal habis pakai. Volume : 0,02262 m3. Penggunaan : Untuk membantu perawat dalam mendukung

tugas-tugas Yonif selama 3 bulan. Cara membawa : dipunggung, dijinjing dan disandang. Kemampuan : Pertolongan Pembawa (1) (2) (3) (4) (5) Taobring. Tasiapev. Danpoktandu. Takeski. Takestimpur. : darurat dilapangan (Longdarlap).

62 (6) h. Takestimbanpur.

Kode : 128A1-b01-08 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) 3) Waktu Tempat Pakaian Disediakan : Siang hari atau malam hari. : Dilapangan. : PDL-II. : Kat Pembantu Perawat. Menunjukkan kegunaan obat.

Standar. Mampu menunjukkan kegunaan obat dalam Kat Pembantu

Perawat. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan kegunaan obat dalam Kat Pembantu Perawat.

b)

Perangkat Pembantu Perawat (Katbanwat) adalah

perangkat

kesehatan

dilapangan, dibekalkan pada satuan yang melaksanakan

tugas operasi. a) 5) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan. a) Tanja Kekal/Bekal Khusus. (1) (2) (3) Kartu daftar isi dan petunjuk penggunaan. Ban lengan palang merah gunanya untuk tanda petugas Kantong obat kain parasut gunanya untuk tempat obat-obatan.

kesehatan.

(4) (5)

Pembungkus

Instrumen/roll

canvas

gunanya

untuk

menempatkan alkes. Tas model ransel canvas nylon loreng type A digunakan untuk semua isi Kat.

63 b) Tanja Habis. (1) Obat-obatan (a) (b) obat. (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) Salep Salep kulit kulit lafinazol tetrasiclin 10 3%-5 gr gr digunakan digunakan untuk untuk menyembuhkan luka/mencegah infeksi. menyembuhkan luka/mencegah infeksi. Salep mata garamycin 3,5 gr digunakan untuk mencegah Injeksi lafidril 10 ml digunakan untuk anti alergi. Injeksi silomidon 10 ml digunakan untuk menurunkan Injeksi oxytetraciclin 50 mg/ml10 ml digunakan untuk Tablet dextromethorpan HBR 15 mg digunakan untuk Tablet lafihistin 50 mg digunakan untuk anti alergi. Tablet lafimag digunakan untuk anti maag. Tablet loferamid 2 mg/imodiad digunakan untuk anti infeksi. Alkohol 70% - 100% digunakan untuk anti septik. Aquabidest steril 100 ml digunakan untuk melarutkan

panas. menyembuhkan luka. mengurangi batuk.

mencret. (m) Tablet papaverin HCL 40 mg digunakan untuk anti mulas. (n) (o) (p) (q) Tablet paracetamol 0,5 gr digunakan untuk mengurangi Tetes mata cloramphenicol digunakan untuk rasa sakit dan menurunkan panas. menyembuhkan luka pada mata. Insect repelent cair 60 ml digunakan untuk mencegah Solution betadine 15 ml digunakan untuk mencegah gigitan serangga. infeksi pada luka terbuka. (r) (s) Tab. Antalgin 500 mg. Jumlah 10 tablet digunakan untuk Tab. Chloret natric 500 mg. Jumlah 10 tablet, digunakan

mengurangi rasa sakit, pusing dan panas badan. sebagai campuran minum apabila kegiatan fisik sangat berat

64 dan keringat sangat banyak keluar. Cara penggunaan larutkan 1 2 tablet dalam satu veldples air minum dan minum sebanyak mungkin. (t) Tab. Chloroquin diphosphat 250 mg, jumlah 30 biji, digunakan sebagai obat pencegah malaria. Cara minum 2 tablet seminggu sekali pada hari yang sama. Misalnya 1 tablet setiap hari Senin dan 1 tablet setiap hari Kamis. (u) (v) Tab. Neopectad. Jumlah 10 biji, digunakan sebagai obat Tab. Puritab/aquatab. Jumlah 10 biji digunakan untuk diare. Cara minum 1 tablet 3 X sehari. mematikan bakteri yang terdapat dalam air minum. Tablet ini digunakan apabila tidak memungkinkan untuk merebus air sebelum diminum. Cara penggunaan : (w) masukkan 1 2 tablet dalam veldples, kocok dan diamkan selama 15 menit sebelum diminum. (x) (2) Tab. Stopfluad. Jumlah 10 biji, digunakan untuk mengobati flu. Cara minum 1 tablet 3 X sehari. Pembalut. (a) Pembalut cepat no 2 steril. Jumlah 1 bungkus, digunakan untuk membebat, menutup dan menghentikan pendarahan pada luka. (b) (c) (d) (e) (f) Tensoplast. Jumlah 5 helai digunakan untuk menutup luka Kasa pembalut digunakan untuk membersihkan luka dan Kasa steril digunakan untuk menutup luka. Pembalut kain katun untuk membalut luka. Peniti besar untuk bengkok mengunci dengan pada kepala pengaman tangan menggendong lecet/luka kecil yang telah dibersihkan dengan Betadine. menutup luka.

digunakan

menggunakan kain segitiga.

(g)

Penjepit

luka

michel

digunakan

sebagai

pengganti

menjahit luka. c) Tanja Tidak Habis Pakai.

65 (1) Alat Kesehatan. (a) (b) (c) Gunting verban universal 14 cm untuk menggunting Pincet anatomi 13 cm untuk menjepit jaringan atau kasa Pincet jepit luka michel 13 cm gunanya untuk menjepit verban/kain. pada waktu membersihkan luka. michel pada saat merapatkan luka dan digunakan untuk membuka michel (agraf). (2) Perbekalan Umum. Lampu senter kecil gunanya untuk penerangan dan pemeriksaan. 15. Tayanrad. a. Kode : 110 F2-ZNN-01 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Tempat Waktu Pakaian Disediakan. (1) (2) (3) (4) (5) 3) Standar. PRC yang sudah siap di gunakan. Antena panjang (batang). Antena pendek (daun). Alat pembersih Jam atau Stop watch Mampu melaksanakan pemeliharaan dan perawatan tingkat : Diruangan atau dilapangan. : Siang atau malam. : PDL-II Pemeliharaan dan perawatan radio taktis F. M (PRC).

nol sesuai dengan ketentuan yang ada. 4) Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan Pemeliharaan

dan perawatan radio taktis F. M (PRC). b) 5) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Pelaksanaan.

66 a) Tahap Persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur pemeliharaan dan perawatan radio.

Tahap Kegiatan. (1) Melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan radio. (a) Periksa kelengkapan radio: i) ii) iii) iv) v) vi) (b) Pesawat radio. Tempat baterai. Antena panjang dan dudukkanya. Antena pendek dan dudukkannya. Tas gendong radio. Handset.

Periksa permukaan luar dari bagian-bagian radio dan

apabila kotor segera bersihkan debu kotoran dan jamur dari permukaan dan dari jendela saluran. (c) (d) (2) Periksa bagian kontrol dan tombol apakah lengkap atau Periksa baterai apakah sudah bocor, berkarat atau penyetelan carima, hidupkan radio untuk ada kerusakan. mencair. Laksanakan mengetahui bahwa gerakan mekanik tiap kontrol lancar dan bebas dari hambatan luar dan dalam. (3) Laksanakan pemeliharaan mingguan : (a) (b) (c) Periksa handset, kabel dan persambungan kabel apakah Laksanakan pemeriksaan kanvas (tas gendong dan tas Laksanakan pemeriksaan kedua antena apakah ada ada kerusakan. antena) apakah ada yang sobek. kerusakan atau ada yang kendor dan berkarat.

(d)

Laksanakan pemeriksaan gasket pada kotak baterai

apakah ada kerusakan.

67 (e) Laksanakan pembersihan dengan cara memeriksa bagian luar radio set, permukaan luar harus bebas dari kotoran, minyak dan jamur. (f) (g) (h) (i) Buang debu dan kotoran dengan kain bersih yang lembut. Buang gemuk, jamur, kotoran dan tanah dengan

menggunakan kain basah. Buang debu dan kotoran dari pas penghubung dan Bersihkan panel dan alat kontrol menggunakan kain lobang penyambung. pembersih yang lembut, bila kotoran sukar dibuang basahkan kain dengan air sabun. b. Kode : 110 F2-ZNN-02 1) Tugas. Melaksanakan pembentukan jaring radio dan pemeriksaan

kekuatan. 2) Kondisi. a) b) c) d) Tempat Waktu Pakaian (1) (2) 3) : Diruangan atau dilapangan. : Siang atau malam hari. : PDL-II.

Disediakan. Pesawat PRC tiga set Meja Dilapangan tiga buah. melaksanakan pembentukan jaring radio dan

Standar. Mampu

pemeriksaan kekuatan sesuai ketentuan. 4) Petunjuk. a) b) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan pembentukan Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

jaring radio dan pemeriksaan kekuatan sesuai ketentuan.

5)

Pelaksanaan. a) Tahap persiapan.

68 (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan yang akan di gunakan. Mempelajari prosedur pembentukan jaring komunikasi.

Tahap kegiatan. (1) (2) Membuat Jaring radio. Menecek kekuatan, contoh sebagai berikut (a) (b) (c) Pos induk penerimaan ganti. Pos Ranting I : Arjuna disini Agus menerimaan 5/5 ganti. Pos ranting II : Agus disisni Giono penerimaan agus 5/5 : : Pendawa disini arjuna, bagaimana

ganti. c. Kode : 110 F2-ZNN-03 1) 2) Tugas. Kondisi. a) b) c) d) Tempat Waktu Pakaian Disediakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 3) 4) : Di ruangan atau dilapangan. : Siang atau malam hari. : PDL-II. : Mengatasi ganguan pesawat radio.

Pesawat PRC satu set. Batu baterai bekas 20 butir. Antena yang derajatnya telah rusak satu batang. Handset yang alat penerimaan/pengirimanya telah rusak 1 Cadangan batu baterai baru 20 butir. Cadangan antena dalam keadaan baik 1 batang. Cadangan Handset dalam keadaan baik 1 buah. Meja lapangan.

buah.

Standar. Mampu mengatasi gangguan pesawat radio sesuai ketentuan. Petunjuk. a) Pahami semua ketentuan yang berhubungan dengan mengatasi

gangguan pesawat radio sesuai ketentuan. b) Waktu yang diperlukan disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

69 5) Pelaksanaan. a) Tahap persiapan. (1) (2) b) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan. Mempelajari prosedur mengatasi gangguan pesawat radio.

Tahap kegiatan. (1) (2) Putar saklar ke ON dan tombol volume kontrol ke angka 5 Putar saklar ke Light, periksa lampu pada panel frekwensi ternyata pesawat tidak hidup. ternyata lampu berwarna redup kemerah-merahan (indikasi baterai lemah) (3) (4) (5) (6) (7) jelas. (8) (9) Angkat handset dan tiupkan pada mic ternyata suara tiupan Matikan pesawat dan periksa pemasangan/kondisi handset dan tidak terdengar pada phone (indikasi gangguan handset). lakukan penggantian dengan handset cadangan. (10) Hidupkan pesawat dan tiup mic maka suara tiupan akan tersengar pada phone. (11) Kegiatan mengatasi gangguan selesai, pesawat dinyatakan dalam keadaan baik dan siap digunakan. Matikan pesawat dan buka kotak baterai selanjutnya laksanakan penggantian baterai dengan yang baru. Pesawat dihidupkan dan putar saklar Light terlihat lampu pada Putar saklar ke ON ternyata suara desis pada handset tidak Matikan pesawat dan periksa pemasangan/kondisi antena dan Hidupkan pesawat dan suara desis pada handset terdengar panel frekwensi berwarna terang kebiruan. ada (indikasi gangguan antena) lakukan penggantian dengan antena cadangan.

70 BAB IV PENUTUP

16.

K e b e r h a s i l a n.

Di si p l i n u n tu k m en ta a ti k et e n t u an y an g ad a d a l a m

B u k u Petunjuk Pelaksanaan Tentang Buku Pedoman Khusus Jabatan-1 Kesad ini oleh

para pembina dan pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan di dalam pelaksanaan tugas.

17.

Penyempurnaan.

Hal-hal

yang

dirasakan

perlu

dalam

rangka

penyempurnaan

Buku Petunjuk Pelaksanaan Tentang Buku Pedoman Khusus

Jabatan-1 Kesad ini, agar disarankan kepada Kasad melalui Dirkesad sesuai dengan mekanisme umpan balik.

Autentikasi Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat Direktur Kesehatan

S. Aritonang Brigadir Jenderal TNI

dr. Chairunan Hasbullah, MARS Brigadir Jenderal TNI

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT KESEHATAN

Sublampiran A Lampiran Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 64 / XI / 2010 Tanggal 23 November 2010

71

PENGERTIAN 1. 2. 3. 4. Air Way (A). Breathing (B). Circulation (C). Cedera panas. Air Way (A) adalah jalan nafas. Breathing (B) adalah pernapasan. Circulation (C) adalah jantung dan peredaran darah. Cedera panas adalah gangguan kesehatan baik fisik dan atau

mental yang disebabkan oleh kegagalan pengaturan suhu tubuh akibat suhu lingkungan dan kelembaban udara yang tinggi serta pembentukan suhu tubuh yang meningkat. 5. Dislokasi. Dislokasi adalah perubahan atau berpindahnya suatu alat dari letak

asalnya terutama sendi tulang. 6. Evakuasi. kesehatan Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban/penderita dari terdepan ke instalasi kesehatan yang lebih tinggi untuk

instalasi

menmampukan pertolongan medik yang lebih sempurna. 7. 8. Fiksasi. Fiksasi adalah tindakan untuk mengurangi ruang gerak persendian. Gugat (Shock) adalah penurunan kesadaran yang lebih berat

Gugat (Shock).

dari Lena, dan diakibatkan oleh kegagalan pengaliran darah ke jaringan tubuh yang ditandai dengan rasa haus, mual dan muntah, kesadaran menurun, muka pucat, berkeringat dingin, tubuh terasa dingin, pernapasan cepat dan dangkal, nadi cepat dan kecil serta penderita gelisah dan ketakutan. 9. Keracunan. Keracunan adalah masuknya racun ke dalam tubuh, yang mampu

berupa benda padat, benda cair maupun gas dengan jalan melalui pernapasan, kulit atau luka pada kulit dan jalan makanan. 10. Kode SJM. Kode SJM adalah satuan huruf dan angka yang mengidenti-

fikasikan SJM, kelompok karier, tingkat kecakapan dan kualifikasi khusus.

72 11. Longdarlap (Pertolongan Darurat di Dilapangan). Longdarlap Kesehatan dengan bekal Katbanwat/Katwat/Katdokter. 12. Lena (Collaps). Lena (Collaps) adalah keadaan dimana kesadaran berkurang (Pertolongan Darurat di Dilapangan) adalah pertolongan (lanjutan) yang dilaksanakan oleh personel

akibat kegagalan aliran darah ke jaringan tubuh manusia. 13. Luka. Luka adalah terputusnya hubungan jaringan tubuh satu dengan yang

lainnya akibat suatu trauma atau penyakit. 14. Luka Tembak. Luka Tembak adalah luka yang disebabkan oleh senjata api. 15. Luka Bakar. karena suhu tinggi. 16. Luka Gigitan. Luka Gigitan adalah luka yang disebabkan oleh karena gigitan. 17. Pneumothorax. Pneumothorax adalah masuknya udara kedalam ruangan paru. Luka Bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan

18. Pingsan. Pingsan adalah keadan dimana kesadaran hilang sama sekali, sehingga korban sama sekali tidak mendengar dan tidak merasa sakit. 19. Pendarahan. dari pembuluh darah. 20. Patah tulang (Fraktur). utuh lagi. 21. Perangkat Kesehatan Dilapangan (Katkeslap). Perangkat Kesehatan Patah tulang (Fraktur) adalah suatu keadaan dimana Pendarahan adalah keluarnya darah dari tubuh karena kerusakan

terjadi kerusakan pada jaringan tulang sehingga kesinambungan tulang tersebut tidak

Dilapangan (Katkeslap) adalah sejumlah materiil kesehatan medis dan materiil kesehatan non medis yang disusun dengan rumusan tertentu bagi satuan kesehatan Dilapangan guna melaksanakan fungsi teknis kesehatan dalam rangka memberikan dukungan kesehatan kepada satuan tempur/satuan bantuan tempur yang bertugas operasi/latihan. 22. Resusitasi Jantung Paru (RJP). Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah tindakan

memberikan pernapasan buatan dan sekaligus memberikan pijatan jantung (dari luar ) pada korban dengan henti napas & jantung.

73 23. Spesialisasi Jabatan Militer (SJM). Spesialisasi Jabatan Militer (SJM) adalah

kelompok jabatan/kedudukan militer yang mempunyai hubungan sedemikian dekatnya sehingga diantara orang-orang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersebut terdapat derajat tukar menukar yang optimal.

24. Tingkat Kecakapan-1. kecakapan yang pangkat Prada.

Tingkat Kecakapan-1 adalah

macam

dan tingkat dengan

menunjukkan tingkat kualifikasi di dalam

SJM Kesad

Autentikasi Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat Direktur Kesehatan

S. Aritonang Brigadir Jenderal TNI

dr. Chairunan Hasbullah, MARS Brigadir Jenderal TNI