bab 1 klinik

69
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mukomuko 1.1. DASAR HUKUM RTRW KABUPATEN MUKOMUKO Pembentukan Kabupaten Mukomuko dalam dimensi pembagian kewenangan tidak hanya antara pemerintah pusat atau propinsi dengan pemerintah kabupaten, tetapi lebih luas lagi adalah pembagian kewenangan kepada seluruh komponen Kabupaten Mukomuko yakni swasta dan masyarakat. Kenyataan ini sebagai peluang bagi pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dalam menentukan sendiri arah pembangunan ke depan sesuai dengan aspirasi, potensi dan kebutuhan daerah. Dalam masa terbentuknya yang relatif baru Kabupaten Mukomuko membutuhkan banyak landasan-landasan pembangunan, guna menjaga pencapaian tujuan pembentukan kabupaten Mukomuko dapat terwujud di masa mendatang. Dan dengan kewenangan yang diberikan kesempatan untuk berkreasi dan berinisiatif dalam mempersiapkan landasan-landasan P e n d a h u l u a n 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

Upload: vegard-bravo

Post on 04-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

1.1. DASAR HUKUM RTRW KABUPATEN MUKOMUKO

Pembentukan Kabupaten Mukomuko dalam dimensi pembagian

kewenangan tidak hanya antara pemerintah pusat atau propinsi

dengan pemerintah kabupaten, tetapi lebih luas lagi adalah pembagian

kewenangan kepada seluruh komponen Kabupaten Mukomuko yakni

swasta dan masyarakat. Kenyataan ini sebagai peluang bagi

pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dalam menentukan sendiri

arah pembangunan ke depan sesuai dengan aspirasi, potensi dan

kebutuhan daerah.

Dalam masa terbentuknya yang relatif baru Kabupaten Mukomuko

membutuhkan banyak landasan-landasan pembangunan, guna

menjaga pencapaian tujuan pembentukan kabupaten Mukomuko dapat

terwujud di masa mendatang. Dan dengan kewenangan yang diberikan

kesempatan untuk berkreasi dan berinisiatif dalam mempersiapkan

landasan-landasan pembangunan sesuai kebutuhan dan potensi, tanpa

harus menunggu petunjuk dan arahan pemerintah pusat atau propinsi.

Secara teoritis dan praktis bagi sebuah daerah yang baru

dimekarkan dibutuhkan banyak jenis rencana pembangunan mulai

yang bersifat sektoral, instansional maupun kewilayahan. Paradigma

Perencanaan yang saat ini berkembang menempatkan bahwa Rencana

P e n d a h u l u a n 1-1

BAB 1PENDAHULUAN

Page 2: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tata Ruang Wilayah menjadi lokomotif bagi rencana lainnya, atau

dapat dikatakan bahwa Rencana-rencana pembangunan yang terpadu

(intergrated) tersebut di atas, diderivasi dari sebuah Rencana Tata

Ruang. Hal ini sedang dilaksanakan bagi Kabupaten Mukomuko,

sehingga dapat diharapkan Recana Tata Ruang yang disusun dapat

menjadi acuan bagi penyusunan rencana-rencana pembangunan di

Kabupaten Mukomuko.

Prinsip dasar dalam penataan ruang adalah membangun kinerja

ruang yang sesuai pemanfaatan daerah, dalam hal ini dimaksudkan

rencana tata ruang Kabupaten Mukomuko bertujuan untuk

mewujudkan ruang Kabupaten Mukomuko yang serasi, selaras dan

seimbang dimasa yang akan datang. Berdasarkan Undang-undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, disebutkan bahwa

Penataan Ruang meliputi Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Tata

ruang dan Pendalian Tata Ruang. Sedangkan dengan aspek legal ini

penataan ruang tidak hanya terbatas pada penyusunan rencana tetapi

lebih nyata hasilnya, bila diikuti dengan pemanfaatan dan

pengendalian ruang yang sesuai dengan rencana.

Sesuai dengan konteks pemanfaatan dan pengendalian ruang

dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah yang berpedoman

pada Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No 16 Tahun 2009. Namun

demikian perlu perundang-undangan yang lain sebagai dasar

penyusunan RTRW Kabupaten Muko-Muko tersebut. Perundang-

undangan dan peraturan lainnya yang dijadikan landasan dalam

P e n d a h u l u a n 1-2

Page 3: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko

adalah :

1. Undang-Undang No.5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar

Pokok-Poko Agraria.

2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, tentang Ketentuan

Pertambangan.

3. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan.

4. Undang-Undang No. 13 Tahun 1980, tentang Jalan.

5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1980, tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

6. Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan.

7. Undang-Undang No.04 Tahun 1992, tentang Perumahan dan

Permukiman.

8. Undang-Undang No.05 Tahun 1992, tentang Cagar Budaya.

9. Undang-Undang No.12 Tahun 1992, tentang Sistem

Budidaya Tanaman.

10. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, Tentang, Penataan

Ruang.

11. Undang-Undang No.14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

12. Undang-Undang No.23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

13. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi

14. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan

P e n d a h u l u a n 1-3

Page 4: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

15. Undang-Undang No.20 Tahun 2002, tentang

Ketenagalistrikan.

16. Undang-Undang No.03 Tahun 2003, tentang Pembentukan

Kabupaten Mukomuko.

17. Undang-Undang No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintah

Daerah (dh.UU No.22/1999).

18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007

Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

19. Undang-Undang No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang

Nasional, Provinsi dan Wilayah Kota/Kabupaten.

20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007

Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4739);

21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007

Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4746 );

22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

P e n d a h u l u a n 1-4

Page 5: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008

Tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4849);

24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4956);

26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun

1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk

Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang

P e n d a h u l u a n 1-5

Page 6: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3660);

29. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

No.1 Tahun 2004, tentang Perubahan UU No.41 Tahun 1999

tentang Kehutanan.

30. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1970, tentang

Perencanaan Hutan.

31. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985, tentang Jalan.

32. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985, tentang

Perlindungan Hutan.

33. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990, tentang

Pengendalian Pencemaran Air.

34. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1991, tentang Sungai.

35. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1996, tentang

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara

Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

36. Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1997, tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional.

37. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999, tentang

Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.

38. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999, tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan.

39. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000, tentang Tingkat

Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah.

P e n d a h u l u a n 1-6

Page 7: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

40. Peraturan Pemerintah No.77 Tahun 2001, tentang Irigasi.

41. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002, tentang Tata

Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan,

dan Penggunaan Kawasan Hutan.

42. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004, tentang

Penatagunaan Tanah.

43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2004 Tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4490);

45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun

2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4624);

P e n d a h u l u a n 1-7

Page 8: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4655);

48. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4696);

49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun

2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

51. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

52. Keputusan Presiden No. 62 Tahun 2000, tentang Koordinasi

Penataan Ruang Nasional.

P e n d a h u l u a n 1-8

Page 9: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

53. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

32/KPTS/M/2002, tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang

Penataan Ruang.

54. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

Ruang Daerah;

55. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor :

420/Kpts-Ii/1999 Tanggal : 15 Juni 1999 tentang :

Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu Seluas :

920.964 Ha sebagai Kawasan Hutan.

56. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2009

Tentang Pedoman Persetujuan Substansi Rancangan

Peraturan Daerah Tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah

Propinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,

beserta rencana rinciannya.

57. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2009,

Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten.

58. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 3 Tahun 2006

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi

Bengkulu Tahun 2005-2010.

59. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Tahun 2005 – 2025.

P e n d a h u l u a n 1-9

Page 10: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

1.2. PROFIL WILAYAH KABUPATEN MUKOMUKO

1.2.1. Gambaran Umum Kabupaten Mukomuko

Wilayah perencanaan didalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Mukomuko adalah Kabupaten Mukomuko.

Kabupaten ini berdiri berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 03 Tahun 2003. Pada awal pembentukannya kabupaten ini terbagi

menjadi 5 (lima) dan saat ini sudah berkembang menjadi 15 (lima

belas) kecamatan yaitu Kecamatan Ipuh, Kecamatan Air Rami,

Kecamatan Malin Deman, Kecamatan Pondok Suguh, Kecamatan

Sungai Rumbai, Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Teras

Terunjam, Kecamatan Penarik, Kecamatan Selagan Jaya, Kecamatan

Kota Mukomuko, Kecamatan Air Dikit, Kecamatan XIV Koto, Kecamatan

Lubuk Pinang, Kecamatan Air Majunto dan Kecamatan V Koto dengan

luasan Secara geografis 4.036,70 KM2..

Akan tetapi pada hakikatnya wilayah perencanaan dalam lingkup

wilayah yang lebih luas (makro) tidak hanya terbatas sampai kepada

wilayah Kabupaten Mukomuko, akan tetapi juga meliputi upaya

pemahaman dan mengevaluasi berbagai potensi dan interaksinya

terhadap wilayah Kabupaten Mukomuko dari wilayah di dalam

konstelasi yang lebih luas, maka perlu dilakukan pemahaman

mengenai posisi dan kedudukan Kabupaten Mukomuko didalam sistem

perwilayahan Provinsi Bengkulu.

P e n d a h u l u a n 1-10

Page 11: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Kabupaten Mukomuko termasuk dalam wilayah Propinsi Bengkulu yang

dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2003, tentang

pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma dan

Kabupaten Kaur. Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak pada

101001’15,1” – 101051’29,6” BT dan pada 02016’32,0” – 03007’46,0”LS.

Kabupaten Mukomuko terletak di pantai barat Sumatera dan membujur

sejajar Bukit Barisan.

Batas-batas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah:

a. Sebelah Utara :Kabupaten Pesisir selatan, Sumatera barat

b. Sebelah Timur :Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin

Jambi.

c. Sebelah Selatan :Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten

Bengkulu Utara.

d. Sebelah Berat :Dengan Samudera Hindia

P e n d a h u l u a n 1-11

Page 12: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

P e n d a h u l u a n 1-12

Page 13: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

DISINI PETA ORIENTASI

P e n d a h u l u a n 1-13

Page 14: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

DISINI PETA ADMINISTRASI

P e n d a h u l u a n 1-14

Page 15: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Luas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah 403.670 Ha atau 4.036,7 km2,

dan luas wilayah laut 72.760 ha atau 727,60 km2 (dihitung sejauh 4 mil dari

garis pantai). Diawal pembentukan Kabupaten Mukomuko memiliki 5 (lima)

Kecamatan definitif, 106 Desa dan 3 Kelurahan.

Seiring dengan perkembangan otonomi daerah kini kecamatan di

Mukomuko berjumlah 15 (lima) kecamatan Definitif. yaitu Kecamatan Air

Dikit, Air manjuto, Kecamatan Air Rami, Kecamatan Lubuk Pinang,

Kecamatan malin Deman, Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko,

Kecamatan Penarik, Kecamatan Pondok Suguh, Kecamatan Selagan Raya,

Kecamatan Sungai Rumbai, Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Teras

Terunjam, Kecamatan V Koto dan Kecamatan XIV Koto. Pada Tabel 1.1.

digambarkan luas wilayah pada 15 Kecamatan tersebut.

Tabel 1.1

Luas Wilayah Kecamatan Kabupaten Mukomuko

No KecamatanJumlah desa

Luas Area(KM2)

Ibukota Kecamatan

1 Ipuh 15 198,11 Ipuh2 Malin Deman 7 964,60 Talang Arah3 Air Rami 12 292,99 Arga Jaya4 Pondok Suguh 9 219,98 Pondok Suguh5 Sungai Rumbai 8 511,30 Gajah Mati6 Teramang Jaya 12 285,72 Pasar Bantal7 Teras Terunjam 8 144,36 Teras Terunjam8 Penarik 10 296,64 Penarik9 Selagan Jaya 12 339,00 Sungai Ipuh

10 Kota Mukomuko 8 227,00 Mukomuko11 Air Dikit 4 91,00 Dusun Baru12 XIV Koto 6 77,00 Lubuk Sanai13 Lubuk Pinang 7 92,71 Lubuk Pinang

P e n d a h u l u a n 1-15

Page 16: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

14 Air Majunto 8 127,29 Pondok Makmur15 V Koto 6 169,00 Lalang Luas

Sumber : Kabupaten Mukumuko dalam Angka 2009

Gambar 1.3. Prosentase Luas Kecamatan Kabupaten Mukomuko

4.9123.9

7.26

5.4512.677.083.58

7.35

8.4 5.622.25

1.912.3

3.154.19

IpuhMalin DemanAir RamiPondok SuguhSungai RumbaiTeramang JayaTeras TerunjamPenarikSelagan JayaKota MukomukoAir DikitXIV KotoLubuk PinangAir MajuntoV Koto

Selanjutnya keadaan topografi di wilayah Kabupaten Mukomuko didominasi

oleh kawasan landai sampai berbukit-bukit, sedikit sekali yang bergunung-

gunung. Berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut, maka

wilayah kabupaten Mukomuko mempunyai ketinggian dibawah 500 meter

diatas permukaan laut sekitar 83,12%, hanya sekitar 16,88% yang memiliki

ketinggian di atas 500 meter diatas permukaan laut.

Berdasarkan kelerengannya, Kabupaten Mukomuko didominasi oleh

kawasan yang mempunyai kelerengan antara 0 – 5% dengan luas 133.637

P e n d a h u l u a n 1-16

Page 17: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

ha, diikuti kawasan yang mempunyai kelerengan antara 8 – 15% dengan

luas 71.431,41 ha, diikuti kawasan yang mempunyai kelerengan antara 25-

45% dengan luas 68.465,63 ha, dan selanjutnya kawasan yang mempunyai

kelerengan paling kecil yaitu kelerengan > 45% dengan luas 15.675,95 ha.

Jenis tanah Kabupaten Mukomuko pada umumnya bukan merupakan jenis

tanah yang tunggal tetapi merupakan asosiasi dari beberapa jenis tanah

yang proporsinya berbeda, dari sangat dominan ( 75%), dominan (50-

75%), cukup dominan (25-49), sedikit dominan (10-24%) dan sedikit sekali

dominan ( 10%). Jenis tanah di Kabupaten Mukomuko adalah pada tingkat

klasifikasi Great Group asosiasi antara Dystropepts, Haplohumults dan

Humitropepts mempunyai kawasan yang paling luas yaitu 126.830,86 ha

atau 31,42% dari seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko.

P e n d a h u l u a n 1-17

Page 18: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Di sini Peta Tutupan Lahan

P e n d a h u l u a n 1-18

Page 19: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

DISNI PETA KELAS LERENG

P e n d a h u l u a n 1-19

Page 20: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Mukomuko didominasi oleh tekstur

tanah halus baik pada top soil maupun pada sub soil (sebesar 44,02%

dari seluruh wilayah). Kedalaman efektif tanah yang dominan untuk

masing-masing satuan lahan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu

kedalaman efektif tanah pada tanah mineral dan kedalaman efektif

tanah pada tanah gambut. Kedalam efektif tanah pada tanah mineral

didominasi oleh kawasan dengan kelas Sangat Dalam, yaitu dengan

kedalaman antara 101-150 cm, yang meliputi kawasan seluas

273.030,64 ha atau 67,64% dari wilayah Kabupaten Mukomuko.

Kemudian diikuti dengan kelas Dalam yaitu dengan kedalaman antara

76-100 cm, yang meliputi kawasan seluas 118.128,80 ha atau 29,26%

dari wilayah Kabupaten Mukomuko.

Kedalaman efektif tanah pada tanah gambut di wilayah Kabupaten

Mukomuko mempunyai kedalaman dengan kelas Sangat Dalam, yaitu

antara 76-200 cm. Kawasan gambut ini meliputi luas lebih kurang

14.016,70 hektar.

Keadaan iklim Kabupaten Mukomuko umumnya seragam dengan curah

hujan tinggi. Iklim di Kabupaten Mukomuko tidak dapat dipisahkan

dengan iklim di wilayah Propinsi Bengkulu secara keseluruhan.

Berdasarkan tipe iklim menurut kreteria Schmid dan Ferguson,

Oldeman serta tipe iklim menurut Koppen, iklim di Kabupaten

Mukomuko adalah sebagai berikut:

P e n d a h u l u a n 1-20

Page 21: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

1. Menurut Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Mukomuko

mempunyai tipe iklim A (sangat basah)

2. Menurut Oldeman, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim

B

3. Menurut Koppen, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A

dan B1

Curah hujan di kabupaten Mukomuko selama periode tahun 2008

tercatat cukup tinggi rata-rata 2.428 mm dan tertinggi pada bulan

desember yaitu 390 mm sedangkan yang terendah pada bulan juni

yaitu 55 mm. Rata-rata hari hujannya adalah 170 hari dalam setahun

atau rata-rata 14 hari/bulan. Kelembaban udara berkisar antara 84%-

90%.

Kabupaten Mukomuko mempunyai Daerah Aliran Sungai cukup luas

dengan kondisi bentuk wilayah tangkapan bergelombang sampai terjal.

Kondisi yang demikian, ditambah dengan jumlah curah hujan yang

tinggi serta perbedaan elevasi yang tinggi pada jarak hulu-hilir yang

relatif pendek, menyebabkan fluktuasi debit aliran sungai pada waktu-

waktu tertentu sangat besar. Pada daerah tertentu dengan debit yang

demikian akan menyebabkan sering terjadinya pelimpahan air sungai

ke darah disekitar aliran, sehingga beberapa daerah kadang terjadi

banjir pada musim hujan.

Sungai-sungai kecil dengan daerah tangkapan yang relatif lebih sempit

umumnya mempunyai debit air kecil, air bersifat masam, berwarna

P e n d a h u l u a n 1-21

Page 22: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

coklat sampai kehitaman yang menandakan kadar fenol yang tinggi.

Beberapa sungai mempunyai kawasan bergambut dengan sifat masam

dengan kedalam gambut yang beragam dari 25 cm hingga lebih dari

100 cm.

DISINI PETA HIDROLOGI

P e n d a h u l u a n 1-22

Page 23: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

DISINI PETA DAS

P e n d a h u l u a n 1-23

Page 24: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Memperhatikan fisiografi yang beragam, Kabupaten Mukomuko yang

memiliki keragaman topografi dari landai, berkelombang, berbukit

sampai bergunung dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh (kurang

dari 60 km), maka sungai-sungai yang bermuara di pantai relatif

pendek dengan perbedaan elevasi yang agak tinggi, sehingga aliran

sungai memiliki energi potensial yang tinggi, kecepatan tinggi,

sehingga kemungkinan membawa konsentrasi bahan-bahan terangkut

yang tinggi pula. Hal tersebut ditambah oleh sifat tanah di kawasan

bergelombang yang umumnya mempunyai erodibilitas yang tinggi.

Akibatnya sedimentasi di beberapa muara sungai yang terjadi di

kawasan pantai cukup tinggi. Hal demikian seharusnya menjadi

perhatian penting bagi pengelola kawasan. Pengelolaan daerah aliran

P e n d a h u l u a n 1-24

Page 25: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

sungai (DAS), khususnya kawasan hulu harus dilakukan dengan baik.

Apabila kerentanan lahan di daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten

Mukomuko ini tidak dikonservasi dengan baik, maka di masa yang

akan datang kerusakan lahan akan menghancur sumberdaya lahan

bagi pertanian dalam arti luas, dan lebih jauh akan mempengaruhi

kawasan muara dan pantai dengan sedimentasi yang sifatnya

merugikan.

Tabel 1.2. Sungai dan Anak Sungai Kabupaten MukomukoNo Nama Sungai Anak Sungai1 Air Rami2 Air Buluh

3 Air Ipuh

- Sungai Ikan- Air Ipuh Panjang- Air Ipuh Tengah- Air Ipuh Hijau

4 Air Retak- Sungai Puar- Air Retak

5 Air Hitam- Sungai Geregas- Air Hitam

6 Air Teramang

- Sungai Lupuh - Sungai Oba- Air Berau- Air Telon- Air Berau Kanan - Air Lubuk Panjang- Air Bengkok

7 Air Bantal - Air Bantal Kanan 8 Air Pelabuhan Gedang - Air dikit

9 Air selagan

- Sungai Betung- Sungai Deneh- Sungai Kepahyang- Sungai Hulu Ipuh- Sungai Mayan- Air Selagan

10 Air Manjunto

- Sungai Batu- Sungai Kehendak- Sungai Riang- Sungai serigigit- Sungai Jernih- Sungai Kiang

P e n d a h u l u a n 1-25

Page 26: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Sumber : Data Diolah, 2010

1.2.2. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Mukomuko tahun 2008 sebanyak 142.047 jiwa.

Apabila luas Kabupaten Mukomuko 4.036,7 km2 maka kepadatan

penduduk Kabupaten Mukomuko adalah 35,19 jiwa/km2. Kepadatan

penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan XIV Koto yaitu 140,70 jiwa/

km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Lubuk Pinang sebesar 126,43

jiwa/km2, dan yang panggil rendah terdapat di kiecamatan air rami

sebesar 10,15 jiwa/km2.

Tabel 1.11. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mukomuko

No Kecamatan

Luas

Wilayah

(KM2)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kepadata

n

(jiwa/

KM2)

1 Ipuh 198,11 15.671 79,10

2 Air Rami 964,60 9.794 10,15

3 Malin Deman 292,99 5.243 17,89

4 Pondok Suguh 219,98 8.591 38,05

5 Sungai Rumbai 511,30 6.100 11,93

6 Teramang Jaya 285,72 9.160 32,06

7 Teras Terunjam 144,36 6.795 47,07

8 Penarik 296,64 17.251 58,15

9 Selagan Jaya 339,00 8.306 24,50

10 Kota Mukomuko 227,00 12.469 54,93

11 Air Dikit 91,00 5.755 63,24

12 XIV Koto 77,00 10.843 140,70

13 Lubuk Pinang 92,71 11.720 126,43

14 Air Majunto 127,29 8.614 67,07

15 V Koto 169,00 5.744 33,99

P e n d a h u l u a n 1-26

Page 27: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Jumlah 4.046,7 142.047 35,19

Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka 2009

Perbandingan antara jumlah penduduk pria dengan jumlah penduduk

wanita (sex ratio) sebesar 107,60. Sex rasio di Kecamatan Air Rami

paling tinggi yaitu 118,42 dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Dominasi mata pencaharian masyarakat Kabupaten Muko-muko adalah

di sektor peretanian, baik sebagai petani baik petani kebun, ladang,

dan atau persawahan.

Disini Peta sebaran Penduduk

P e n d a h u l u a n 1-27

Page 28: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel 1.12. Jumlah Penduduk Dan Sex Ratio Kabupaten Mukomuko

P e n d a h u l u a n 1-28

Page 29: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

N

oKecamatan Laki-Laki

Perempua

nJumlah

Seks

Ratio

1 Ipuh 7.955 7.716 15.671 103,10

2 Air Rami 5.310 4.481 9.794 118,42

3 Malin Deman 2.792 2.451 5.243 113,91

4 Pondok Suguh 4.391 4.200 8.591 104,55

5 Sungai Rumbai 3.101 2.999 6.100 103,40

6 Teramang Jaya 4.755 4.405 9.160 107,95

7 Teras Terunjam 3.554 3.241 6.795 109,66

8 Penarik 9.002 8.249 17.251 109,19

9 Selagan Jaya 4.332 3.974 8.306 109,01

10 Kota Mukomuko 6.285 6.184 12.469 101,63

11 Air Dikit 3.018 2.737 5.755 110,27

12 XIV Koto 5.657 5.177 10.843 109,27

13 Lubuk Pinang 5.989 5,731 11.720 104,50

14 Air Majunto 4.571 4.043 8.614 113,06

15 V Koto 2.910 2.834 5.744 102,68

Jumlah 73.622 68.425 142.047 107,60

Sumber Data : KabupatenMukomuko Dalam Angka 2009

Laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu 2,5%,

Dengan demikian pada tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten

Mukomuko lebih kurang di proyeksikan sebesar 270.730 jiwa. Sejalan

dengan itu berbagai parameter kependudukan diperkirakan akan

mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan menurunnya angka

kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup, dan menurunnya angka

kematian bayi. Meskipun demikian pengendalian kuantitas dan laju

pertumbuhan penduduk penting diperhatikan untuk menciptakan

keseimbangan penduduk. Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara

P e n d a h u l u a n 1-29

Page 30: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

optimal untuk meningkatkan kualitas SDM, daya saing dan

kesejahteraan rakyat. Disamping itu persebaran dan mobilitas

penduduk perlu pula mendapatkan perhatian khusus, sehingga

ketimpangan persebaran dan kepadatan penduduk antara kabupaten

dan kecamatan serta perkotaan dan pedesaan dapat dikurangi.

Tantangan yang sangat besar disamping laju pertumbuhan penduduk

adalah banyaknya pengangguran baik bagi penduduk miskin yang

tingkat pendidikannya tidak tamat SD, maupun bagi penduduk yang

pendidikannya SMP ke atas. Oleh karena itu upaya penciptaan

lapangan kerja juga dikaitkan dengan pendidikan dan SDA yang ada

dan pengelolaan bantuan kepada penduduk miskin dan pengangguran,

baik melalui pendidikan, pelatihan, maupun dukungan dana seperti

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), PKPS BBM, dan Kompensasi

Daerah Tertinggal (KDT) yang bersih dari KKN.

Pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun

manusia, baik sebagai insan mupun sebagai sumberdaya

pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat dibentuk manusia

Indonesia yang berkualitas yang memiliki kemampuan untuk

memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi serta seni yang diperlukan untuk mendukung

pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.

Kualitas SDM yang tinggi akan menjadi faktor pendukung bagi

keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sebaliknya, rendahnya

P e n d a h u l u a n 1-30

Page 31: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

kualitas SDM dapat menjadi salah satu penyebab ketidak berhasilan

pembangunan.

1.2.3.Potensi Bencana Alam

Di dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah, pemerintah

daerah harus juga mempertimbangkan potensi bencana di samping

mempertimbangkan aspek-aspek yang menguntungkan. Dengan

mempertimbangkan potensi bencana diharapkan kemunculan potensi

itu bisa diminimalkan. Hal tersebut di amanatkan juga pada Permen PU

no 26 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten.Tantangan yang dihadapi setiap daerah di Indonesia di era

otonomi daerah, adalah keterbatasan sumber daya manusia dan

infrastruktur yang memadai. Keterbatasan itulah, yang seringkali

dijadikan alasan bagi daerah untuk melakukan pembangunan dan

mencari pendapatan, tanpa mempertimbangkan penataan ruang yang

benar.

Kabupaten Mukomuko rentan bencana khususnya kategori gempa dan

tsunami, karena berada di pertemuan lempeng aktif Indoaustralia dan

Eurasia. Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,

yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang

mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.

P e n d a h u l u a n 1-31

Page 32: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di

bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh

bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan

(tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik

seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai

kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)

menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan,

sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan

mengapung di lapisan. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga

berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang

menyebabkan terjadinya gempa.

P e n d a h u l u a n 1-32

Page 33: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

DISINI PETA RAWAN BENCANA

P e n d a h u l u a n 1-33

Page 34: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Selain itu potensi bencana lainnya di Kabupaten Mukomuko yang

terletak di pinggir kawasan pantai barat Bengkulu, sangat rawan

ancaman abrasi laut dan banjir dari beberapa anak sungai di wilayah

itu, terlebih kawasan hutannya sudah rusak akibat perambahan.

Longsor di Desa Gajah Makmur dan Talang Arah terancam kelaparan,

mereka tidak bisa lagi keluar menuju Kota Ipuh untuk membeli beras

dan kebutuhan lainnya. Diantara Desa Tanjung Alai Kecamatan Lubuk

Pinang yang berada di dekat daerah aliran sungai (DAS) Manjuto,

sedikitnya 80 rumah di desa tersebut nyaris terendam air setinggi 1,5

meter pada September 2010. Tak hanya merendam rumah, kerugian

juga harus ditanggung petani desa tersebut dengan rusaknya sekitar

15 hektar sawah yang baru saja ditanami padi. Selain, Tanjung Alai,

banjir juga melanda Desa Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko

yang berada di pinggir DAS Selagan. Hanya saja tak separah Desa

Tanjung Alai. Air merendam 5 rumah warga. Selain banjir yang

disebabkan meluapnya dua sungai besar (Manjuto dan Selagan),

beberapa kawasan lainnya yang berada di daerah dataran rendah dan

dekat rawa, tak luput dari potensi banjir.

Air merendam hingga seratus rumah lebih tersebar di beberapa lokasi.

Antara lain, Kelurahan Bandaratu, Kota Mukomuko, tepatnya di

kawasan dekat Danau Nibung.

Kadangkala bencana seperti gempa dan isu tsunami serta kejadian

bencana lainnya seperti banjir menyebabkan terjadinya gelombang

P e n d a h u l u a n 1-34

Page 35: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

pengungsian tinggi. Umumnya warga masih tetap bertahan di

rumahnya masing-masing. Terdapat Desa yang terendam banjir

memang sudah jadi langganan banjir setiap tahun. Warga sudah

sangat biasa karena jika terjadi hujan deras maka rumah akan

kebanjiran luapan sungai setempat. Kultur bencana muncul pada

beberapa masyarakat Mukomuko dimana warga masyarakat juga

sudah paham apa yang harus dilakukan menghadapi potensi banjir

tersebut, sehingga kerugian materi dapat ditekan.

Meluapnya sungai ini bisa jadi karena kerusakan hutan dan DAS, serta

masih buruknya sistem drainase yang ada. Air akan surut kembali jika

cuaca mulai membaik dan warga pun mulai bisa membersihkan

rumahnya masing-masing.

Selain itu, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko longsor berpotensi

di sungai Batang Muar. Pada musim hujan tebing dengan ketinggian

kurang lebih sekitar 20 meter dengan posisi landai itu akan semakin

cepat longsor dan memperpendek jarak dengan rumah penduduk.

Tentu saja apabila permasalahan ini tidak segera ditangani, maka

dalam waktu dekat puluhan rumah itu akan masuk ke sungai Muar

karena pada kawasan tersebut kondisi tebing penahan rumah yang

berbatasan dengan sungai.

Di samping puluhan rumah di desa itu yang akan menjadi korban

pengikisan tebing tebing, jalan lintas Sumatera yang melewati desa itu

juga terancam keselamatannya dimana jarak antara tebing dengan

P e n d a h u l u a n 1-35

Page 36: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

tebing sungai batang muar ini berkisar antara 25-30 meter dan terus

mendekati jalan nasional. Hal ini disebabkan musim hujan dan yang

mempercepat runtuhnya tebing juga faktor pembuangan air yang

berasal dari rumah tangga menyebabkan tebing semakin terkikis.

Sepanjang 800 meter jalan nasional yang melewati desa tersebut akan

ikut berpotensi runtuhnya tebing, karena posisi tebing semakin

mendekat dengan jalan lintas Sumatera.

Dari hasil pemetaan yang dilakukan tim Dinas Kimpraswil Provinsi

Bengkulu, terdapat titik daerah rawan longsor dan banjir yakni jalur

Ipuh-Bantal-Muko Muko-perbatasan dengan Sumatera Barat, daerah

yang rawan longsor berada pada kilometer 169+600 dan kilometer

301+000. Kemudian jalur Panarik-Lubuk Pinang, rawan longsor pada

kilometer 239+200 sampai kilometer 281+700.

1.2.4.Potensi Sumberdaya Alam

a. Pertanian

Sumberdaya alam kabupaten Mukomuko sangat didominasi oleh sektor

pertanian. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang sangat

signifikan terhadap PDRB yaitu sebesar 51,18 persen pada tahun 2008.

Lebih kurang 78 persen penduduk kabupaten ini bergerak di sektor

tersebut. Pertanian tanaman pangan meliputi padi, palawija, sayur-

sayuran dan buah-buahan. Padi merupakan tanaman pokok bagi petani

secara umum produksi padi di kabupaten mukomuko pada tahun 2008

sebesar 59,30 Ton. Tanaman palawija terdiri dari jagung, kedelai, ubi

P e n d a h u l u a n 1-36

Page 37: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau secara umum disebut

tanaman yang ditanam dilahan kering, dapat dilihat pada Tabel 1.13.

Tabel 1.13 Produksi Padi Ladang Dan Padi Sawah Menurut Kecamatan Di

Kabupaten Mukomuko Tahun 2008No KECAMATAN PADI SAWAH PADI LADANG1 Ipuh 4.156 962 Air rami 1.890 1003 Malin Deman 645 944 Pondok Suguh 1.824 1445 Sungai Rumbai 150 696 Teramang Jaya 1.792 1847 Teras Terunjam 600 1468 Penarik 1.245 1209 Selagan Raya 10.578 22

10 Kota Mukomuko 3.150 3011 Air Dikit 180 6412 XIV Koto 10.810 3413 Lubuk Pinang 13.250 2214 Air Manjunto 4.365 3815 V Koto 3.906 32

JUMLAH ¿∑ (ABOVE)58.541 1631,966

Sumber : Kabupaten Mukomuko Dalam Angka, 2009

P e n d a h u l u a n 1-37

Page 38: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Produksi sayur-sayuran di Kabupaten Mukomuko terutama adalah

kacang panjang, cabe dan terung. Namun produksi tanaman ini

berfluktuasi sama dengan hasil produksi buah-buahan, dapat dilihat

pada Tabel 1.14 dan Tabel 1.15.

b. Perkebunan

Selanjutnya adalah subsektor perkebunan yang memiliki potensi yang

cukup besar untuk dikembangkan di Kabupaten Mukomuko, hal ini

dapat dilihat pada beraneka ragam jenis tanaman di Kabupaten

Mukomuko. Pada umumnya kondisi tanaman berkategori muda dan

sebagian tanaman sudah menghasilkan. Jenis tanaman yang paling

dominan adalah kelapa sawit dan karet.

P e n d a h u l u a n 1-38

Page 39: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel 1.14. Produksi Sayuran Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko

No KECAMATANKacang

PanjangCabe Tomat Terung Buncis Ketimun Labu Siam

Kangkung

Bayam

1 Ipuh 207 910 150 1.950 - 1.080 - 96 60

2 Air rami 128 630 - 1.235 - 720 - 80 36

3 Malin Deman 135 420 - 1.105 - 660 - 72 42

4 Pondok Suguh 180 1.050 175 1.495 - 1.140 - 144 72

5 Sungai Rumbai 56 210 - 715 - 360 - 24 -

6 Teramang Jaya 117 630 - 975 - 900 - 96 42

7 Teras Terunjam 120 630 125 1.105 - 960 - 112 48

8 Penarik 162 490 - 1.365 - 1.140 - 128 90

9 Selagan Raya 36 - - - - - - - -

10 Kota Mukomuko 225 1.400 - 1.950 - 1.320 - 160 102

11 Air Dikit 189 700 - 1.885 - 1.620 - 168 96

12 XIV Koto 270 1.050 - 2.015 - 1.560 - 200 114

13 Lubuk Pinang 288 980 - 1.275 - 1.440 - 160 84

14 Air Manjunto 207 770 - 1.755 - 1.560 - 184 72

15 V Koto 198 840 75 1.820 - 1.080 - 120 54

JUMLAH 2.518 10.710 3292,45 21.645 - 15.540 - 1.744 912Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009

P e n d a h u l u a n 1-39

Page 40: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel 1.15Produksi Tanaman Buah-Buahan Dirinci Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Mukomuko

No Kecamatan Alpukat ManggaRambuta

nDuku Jeruk

Duria

nJambu

1 Ipuh 177 250 268 69 42 430 108

2 Air rami 69 92 104 126 39 280 78

3 Malin Deman 36 48 384 126 36 285 90

4 Pondok Suguh 33 96 352 15 96 480 69

5 Sungai

Rumbai

21 27 188 21 24 215 63

6 Teramang

Jaya

30 39 156 27 33 130 45

7 Teras

Terunjam

21 51 104 18 27 175 51

8 Penarik 36 66 124 9 18 210 54

9 Selagan Raya 18 36 86 21 9 130 78

10 Kota

Mukomuko

24 48 68 6 12 65 69

11 Air Dikit 28 39 64 6 5 80 135

12 XIV Koto 57 86 92 27 9 60 63

13 Lubuk Pinang 48 78 108 21 21 65 39

14 Air Manjunto 39 36 72 30 24 75 78

15 V Koto 36 33 80 34 13 85 75

JUMLAH 673 1.025 2.250 556 408 2.765 1.095

Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009

P e n d a h u l u a n 1-40

Page 41: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

P e n d a h u l u a n 1-41

Page 42: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel. 1.16Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko

No KECAMATAN Aren KemiriKelapa Sawit

Kapuk Cokelat Kopi Lada Karet KelapaKayu Manis

1 Ipuh - - 125.990,07

- - - - 1.315,00 250,20 -

2 Air rami - 2,00 45.259,00 - 4,00 - 3,15 425,05 - 15,25

3 Malin Deman - - 37.323,00 - 2,06 - - 343,06 - -

4 Pondok Suguh - - 48.475,00 - - - - 411,08 - -

5 Sungai Rumbai - 3,00 55.347,00 - - - - 433,08 - -

6 Teramang Jaya 17,00 - 56.225,20 - - 22,20 - 325,03 - -

7 Teras Terunjam 11,05 5,05 47.327,00 7,50 - 25,07 - 547,07 2.333,20 -

8 Penarik - - 52.470,00 - - - - 874,09 - 16,25

9 Selagan Raya - - 35.550,00 - - - - 445,08 - -

10 Kota Mukomuko - - 51.434,00 - - - - 569,07 236,20 -

11 Air Dikit - - 59.227,00 - - - - 332,05 - -

12 XIV Koto - - 56.523,00 2,10 - - - 425,04 121,20 -

13 Lubuk Pinang - - 40.263,00 3,00 - - - 379,05 - -

14 Air Manjunto - - 47.675,00 - - - - 333,03 - -

15 V Koto 5,50 - 50.775,00 - 1,30 10,1 - 450,02 - -

JUMLAH 33,55 10,05 0 12,60 7,36 57,35 3,15 7.606,8 829,80 31,50

P e n d a h u l u a n 1-42

Page 43: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

0Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009

P e n d a h u l u a n 1-43

Page 44: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

c. Peternakan dan Kelautan

Sub sektor peternakan mencakup ternak besar dan unggas, umumnya

ternak yang diusahakan di Kabupaten Mukomuko adalah sapi, kerbau,

kambing, dan jenis unggas.

Tabel 1.17

Jumlah Pemotongan Ternak di Kabupaten Mukomuko

JENIS TERNAKTAHUN

2006 2007 2008No (1) (2) (3) (4)1 Sapi - - -2 Kerbau 126 96 1033 Kambing 1.352 1.503 1.5354 Domba 189 189 1355 Babi 63 55 1936 Ayam Buras 145.754 - 7.2007 Ayam Petelur - - -8 Ayam Ras

Pedaging8.754 6.339 137.000

9 Itik 5.632 1.105 2.125Sumber : Mukomuko Dalam Angka, 2009

Kabupaten Mukomuko mempunyai garis pantai sepanjang 98,17 Km,

dengan demikian luas kawasan laut sejauh 4 mil dari garis pantai

meliputi wilayah seluas lebih kurang 72.760,106 Ha atau 727.601,06

Km2. Pantai Barat Kabupaten Mukomuko memanjang dari arah Barat

Laut (di perbatasan Propinsi Sumatera Barat) sampai arah Tenggara

(sebelah selatan Air Rami) membentuk garis pantai yang relatif lurus,

seperti halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan perairan

samudra.

Page 45: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Potensi lautan merupakan potensi penangakapan ikan di laut. Hingga

saat ini, belum tersedia data potensi sumberdaya ikan (SDI) yang ada

di laut Kabupaten Mukomuko. Untuk memberikan gambaran potensi,

maka akan didekati dengan potensi sumberdaya ikan di laut Propinsi

Bengkulu. Propinsi Bengkulu memiliki potensi perikanan pada laut

teritorial (0-12 mil) sebesar 46.195 ton dan pada ZEE sebesar 80.022

ton. Dengan demikian, total potensi SDI di Propinsi Bengkulu adalah

126.217 ton.

Panjang garis pantai Kabupaten Mukomuko sekitar 14% dari panjang

garis pantai Propinsi Bengkulu. Dengan menggunakan pendekatan

perbandingan yang proporsional, potensi SDI Kabupaten Mukomuko

sekitar 17.670 ton. Potensi ini memberikan peluang untuk

meningkatkan jumlah dan produktivitas nelayan. Apalagi, nelayan

tidak hanya menangkap ikan di laut Mukomuko saja, tetapi juga bisa

menjangkau wilayah yang lebih jauh, tergantung pada armada dan

teknologi penangkapan yang digunakan. Disamping memiliki SDI, laut

juga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi lainnya seperti

budidaya rumput laut.

a. Potensi Investasi sektor perikanan di Kabupaten Mukomuko

memiliki prospek yang cukup luas, hal ini terlihat dari wilayah

pantai yang dimiliki. Jenis-jenis ikan laut yang tedapat di wilayah

pantai Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut; Cakalang

(Katsuwomus pelamis), Tongkol (Euthiynmus sp), Tenggiri

(Scomberomorus sp), Madidihang (Thunmus albacares),

Page 46: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Albakora (Thunmus alalunga), Setuhuk hitam (Makaira indica),

Setuhuk loreng (Makaira nitsukurii), Setuhuk biru (Makaira

mazara), Layaran (Istiophorus platypterus), Ikan cucut (Isurus

glaucus), Ikan pelagis kecil, Udang Penaide dan ikan Demersal.

b. Pada perikanan darat, peluang investasi juga memiliki prospek

yang cukup luas, saat ini peluang ini belum sama sekali

tersentuh oleh investor, antara lain : Kolam air tawar, tambak

udang dan tambak ikan bandeng.

c. Potensi wisata bahari di Kabupaten Mukomuko adalah

konservasi penyu dan pusat penelitian penyu, daerah konservasi

penyu di Kabupaten Mukomuko berada di Desa Retak Ilir,

Kecamatan Ipuh.

Potensi sumberdaya ikan di Wilayah Perairan Laut Kabupaten

Mukomuko adalah ikan-ikan sebagaimana didiskripsikan dalam tabel

1.18.

Tabel 1.18 Jenis-Jenis Ikan di Perairan Laut Kabupaten Mukomuko

No Jenis Sumberdaya Ikan

1. Cakalang(Katsuwonus pelamis)

2. Tongkol (Euthynnus sp)

3. Tenggiri (scomberomorus sp)

4. Madidihang(thunnus albacores)

5. Albakora(Thunnusalalunga)

6. Setuhuk hitam(Makaira indica)

7. Setuhuk loreng(M.nitsukuri)

Page 47: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

8. Setuhuk biru(M.mazara)

9. Ikan Pedang(Xiphias gladius)

10. Layaran(Istiophorus platypterus)

11. Ikan cucut(Isurus Glaucus)

12. Ikan pelagis kecil

13. Udang penaid

14. Ikan Demersal

Tabel 1.19 Lokasi dan Jenis Ikan tuna Kabupaten Mukomuko

LOKASI JENIS TUNA

Samudera

Hindia Barat

Sumatera

Madidihang(yellow fin tuna)

TunaMataBesar(bigeye tuna)

Tuna albakora(albacore)

Rumput Laut

Dewasa ini usaha pengelolaan sumberdaya laut terus dilakukan.

Rumput laut salah satu jenis komoditi yang berpotensi meningkat pada

masa-masa akan datang di Kabupaten Mukomuko. Selama ini sebagian

kecil sudah di ambil oleh beberapa nelayan untuk dijual, namun

pemanfaatannya serta toknologi yang di gunakan masih sangat

rendah. Berikut ini jenis rumput laut yang berada di pesisir pantai

Kabupaten Mukomuko.

Page 48: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel 1.20 Jenis dan Species Rumpul Laut Mukomuko

Jenis Species

Alaga Merah- Euchema Spinosum- Glacilaria sp- Gelidium sp

Alga Coklat - Sargassum sp- Turbinaria sp

Terumbu Karang

Perairan pantai kabupaten Mukomuko Lebih kurang 234 Hektar

perairan dengan terumbu karang yang terdiri dari habitat berbagai

jenis ikan, gurita, lobster dan lain-lainnya. Kondisi wilyah Mukomuko

yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang biasanya

menjadi lahan pengembangan dan konservasi terumbu karang yang

potensial.

Terumbu karang adalah habitat beragam biota : avertebrata,

ganggang, ikan dan reptile. Terumbu karang, khususnya terumbu

karang tepi berperan sebaga pelindung pantai dari hempasan ombak

dan arus kuat yang berasl dari laut. Selain itu terumbu karang

mempunyai peran utama sebagai habitat tempat hidup,tempat

mencari makan, tempat asuhan dan pembebasan, tempat pemijahan

berbagai jenis biota laut.

Page 49: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Ekosistem terumbu karang yang ada pada suatu perairan yang

mempunyai 3 tipe yaitu terumbu karang tepi,penghalang da

atol.Terumbu karang di perairan Mukomuko termasuk dalam tipe

terumbu karang tepi atau pantai.Terumbu karang karang ini terdapat

di sepanjang pantai dan mencapai kedalaman tidak lebih dari 25 m

serta pertumbuhan baik terdapat di daerah yang menerima pukulan

ombak.

Terumbu karang mempunyai beberapa fungsi yaitu: sebagai habitat

biota laut, sebagai pelindung fisik pantai dan pulau-pulau. Sebagai

sumber keindahan, sumberdaya hayati(perikanan), sumber bahan

industri dan konstruksi serta sebagai daerah rekreasi wisata.

1.2.5.Potensi Ekonomi Wilayah

Struktur perekonomian Kabupaten Mukomuko dapat dilihat

berdasarkan kontribusi yang disumbangkan oleh masing-masing sektor

yang tercantum didalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Indikator Produk Domestik Regional Bruto terdapat 9 (sembilan )

sektor, dimana setiap sektor tersebut di dukung oleh masing-masing

sub sektor kegiatan/lapangan usaha. Masing-masing sektor tersebut

meliputi : 1). Sektor pertanian, 2). Sektor pertambangan dan

penggalian, 3). Sektor industri pengolahan, 4). Sektor listrik, gas dan

air bersih, 5). Sektor bangunan, 6). Sektor perdagangan, hotel dan

Page 50: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

restoran, 7). Sektor pengangkutan dan komunikasi, 8). Sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan 9). Sektor jasa-jasa.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

selama Tahun 2006-2008 menunjukkan kontribusi terbesar dari

sembilan sektor tersebut berada pada sektor pertanian, disusul oleh

sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian sektor jasa, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan, sektor keuangan,

sewa, dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan dan pada

nomor urut terakhir adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Apabila

dilihat berdasarkan pertumbuhhannya tidak selaras dengan besarnya

kontribusi pada masing-masing sektor. Sektor pertanian merupakan

sektor yang memberikan kontribusi terbesar namun sektor ini

pertumbuhannya berada pada nomor urut 6 atau dibawah

pertumbuhan industri pengolahan, Jasa-jasa, Hotel dan Restoran,

Bangunan dan Pengangkutan dan Komunaksi.

Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko tahun 2006-

2008 berdasarkan harga berlaku pertumbuhan rata-rata sebesar

11,28%. Apabila dirinci masing-masing sektor terdapat 6 sektor yang

pertumbuhannya diatas rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten

Mukomuko atas dasar harga berlaku yaitu Jasa-Jasa 18,67%, Industri

pengolahan sebesar 13,60%, Keuangan dan Sewa sebesar 12,80% ,

Bangunan 12,08%, Hotel dan Restoran 12,08% dan sektor pertanian

sebesar 11,74%.

Page 51: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Sedangkan sektor-sektor yang pertumbuhannya dibawah pertumbuhan

PDRB Kabupaten Mukomuko Tahun 2006-2008 atas dasar harga

berlaku meliputi sektor pertambangan dan pengalian sebesar 7,87%,

Listri dan Air Bersih 2,17%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi

sebesar 10,51%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.21.

Tabel 1.21.PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Mukomuko Tahun 2006-2008

Sektor

PDRB (juta Rupiah) Pertum-

buhan (%)

Kontribusi

2006 2007 2008 2006 2007 2008

Pertanian 420.736,00466,647,00

519.617,10 11,74 51,72 51,49 51,18

Pertambangan & Pengalian

49.663,00 53.445,00 57.614,87 7,87 6,10 5,90 5,67

Industri Pengolahan

51.445,00 57.102,00 66.775,15 13,60 6,32 6,30 6,58

Listrik Gas dan Air Bersih

1.594,00 1697,67 1.594,00 2,17 0,20 0,90 0,16

Bangunan 23.453,00 26,775,63 31.512,00 12,08 2,88 2,95 3,10

Perdangan Hotel dan Restoran

157.843,00178.703,30

194.205,00 12,08 19,40 19,72 19,13

Pengangkutan dan Komunikasi

32.070,00 34.872,02 39.380,00 10,51 3,94 3,85 3,88

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

27.380,00 30.495,24 34.781,00 12,80 3,37 3,36 3,43

Jasa – Jasa 49.388,00 56.607,08 69.844,00 18,67 6,07 6,25 6,88

Jumlah813.565,00

90.310,10

1.015.322,00

11,28 100 100 100

Sumber : Mukomuko Dalam Angka 2009

Selanjutnya dari sisi keuangan yang mencakup penerimaan dan

pengeluaran pemerintah daerah dan pertumbuhannya. Pada tahun

Anggaran 2008 jumlah realisasi penerimaan Kabupaten Mukomuko

Page 52: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

sebesar Rp. 333,46 Milyrad dan Realisasi pengeluaran Rp. 291,76

Milyard sehingga surplus sebesar 41,69 Milyar.

Tabel 1.22.Realisasi Pengeluaran dan Penerimaan Daerah

Kabupaten MukomukoTAHUN

ANGGARANPENERIMAAN PENGELUARAN

SURPLUS/ DEFISIT

2005 114.998.900.087

106.464.933.566

8.533.966.521

2006 236.590.195.867

235.363.489.708

1.226.706.159

2007 307.068.651.436

415.446.914.534

108.378.263.098

2008 333.464.564.722

291.765.067.966

41.699.496.756

Sumber : Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko

Dari sektor perpajakan di Kabupaten Mukomuko tahun 2008 adalah

sebesar 30,015 untuk pedesaan, 21.507 untuk kawasan kota dan 16

untuk kawasan perkebunan. Wajib pajak di pedesaan adalah wajib

pajak terbesar. Selanjutnya untuk realisasi penerimaam PBB sebesar

174.664.034 di kawasan desa, Rp. 126.056.902 untuk kawasan kota.

Realisasi pajak netto perbulan pada tahun 2008 adalah 1.288.076.364.

Page 53: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Tabel 1.23Realisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB)

Di Kabupaten MukomukoN

oKecamatan Pedesaan Perkotaan

Perkebun

an

Kehutan

an

1 Ipuh 20.728.877 912.960

2 Air Rami 29.819.313 -

3 Malin Deman 6.821.748 -

4Pondok

Suguh14.894.859 2.485.904

5Sungai

Rumbai13.240.992 -

6Teramang

Jaya10.714.482 -

7Teras

Terunjam5.246.468 1.343.548

8 Penarik 20.923.363 34918145

9 Selagan Jaya 4.873.343

1

0

Kota

Mukomuko- 26.811.89

1

1Air Dikit - 24.877.506

1

2XIV Koto - 17.681.078

1

3

Lubuk

Pinang14.955.064

176.025.86

5

1

4Air Majunto 27.343.777

1

5V Koto 5.101.748

Page 54: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Jumlah174.664.0

34

126.056.9

22

Sumber : Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah

Dalam perencanaan wilayah, salah satu poin pentinga adalah

penentuan sector basis. Sektor basis tersebut dapat ditunjukan dengan

nilai Loquetion Question (LQ), dimana LQ besar 1 adalah merupakan

sektor basis. Formulasi nilai LQ menggunakan perbandingan dengan

data diatasnya dalam hal ini tentu juga melihat komposisi PDRB

provinsi Bengkulu.

Tabel 1.24 Nilai LQ sebagai Indikoator Sektor Basis

Kabupaten Mukomuko

Sektor PDRB (juta Rupiah)

KeteranganProvinsi Mukomuko LQ

Pertanian 5.187.162

519.617,101,26

Basis

Pertambangan & Pengalian

412.95057.614,87 0,86 Non Basis

Industri Pengolahan

510.46566.775,15 1,65 Basis

Listrik Gas dan Air Bersih

62.528 1.594,00 0,33 Non Basis

Bangunan

394.94331.512,00 1,01 Basis

Perdangan Hotel dan Restoran

2.548.023

194.205,00 0,96Berpotensi

Basis

Pengangkutan dan Komunikasi

1.155.840

39.380,00 0,43 Non Basis

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

576.692

34.781,00 0,76 Non Basis

Jasa – Jasa

1.971.71869.844,00 0,44 Non basis

Page 55: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

Jumlah12.820.32

1 1.015.322,00

Dengan memperhatikan sector basis yang ada maka dapat dijelaskan

terdapat 3 sektor utama yang berpotensi untuk dikembangakan, tentu

saja yang pertama adalah sector pertanian dengan indeks LQ 1,26.

Selanjutnya adalah Industri pengolahan dengan indek 1,01 dan

terakhir adalah sektor bangunan. Sektor perdagangan hotel dan

restoran mempunyai indek yang mendekati 1, walaupun sector ini

tidak sector basis tapi berpotensi untuk di kembangkan sebagai sector

ekonomi basis yang menunjang perekonomian regional di Kabupaten

Mukomuko.

1.3. ISU-ISU STRATEGIS

Beberapa isu strategis yang mempunyai pengaruh langsung maupun

tidak langsung terhadap perkembangan wilayah Provinsi ini

diantaranya :

Tabel 1.25 Isu-Isu Strategis

No.

Sektor Isu Strategis

1. Geografis 1. Aksesibilitas yang rendah terhadap jalur transportasi darat diketahui bahwa jalur barat hanya di lewati oleh kendaraan menuju Sumatera Barat saja

2. Rawan bencana gelombang laut, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang (Rob)

.2. Administratif Kabupaten Mukomuko pada Tahun 2003 hanya

Page 56: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

terdiri dari 5 Kecamatan sekarang telah mengalami pemekaran menjadi 15 Kecamatan. Sehingga menyebabkan permasalahan penetapan batas antara Kecamatan masih belum baku dan data-data administrasi kecamatan (terutama yang menyangkut luasan dan peta) belum dapat disajikan secara lengkap. Namun demikian tapal batas dengan Propinsi Sumatera Barat tidak menjadi isu krusial.

3. Sumber Daya Alam(Geologi, Topografi, Tanah)

Memiliki kesuburan tanah yang tinggi ,sehingga sangat sesuai untuk Pertanian tanaman pangan dan Perkebunan. Pertanian tanaman pangan terutama padi tadah hujan, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu. Perkebunan meliputi karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi dan teh.

Kaya akan sumber daya mineral tambang batu bara, timbal dan emas primer diutara dan Muko-Muko

Atraksi wisata alam pantai dan perkebunan Limitasi fisik berupa kawasan lindung TNKS Ancaman tsunami, gempa, banjir, abrasi dan

intrusi air laut di pesisir barat Kabupaten Mukomuko

4. Sosial Budaya Terdiri dari beragam suku bangsa dengan khasanah budaya yang beragam potensi untuk atraksi wisata budaya

Pertumbuhan penduduk dan kegiatan perkotaan masih sangat terkonsentrasi di Mukomuko Kota

5. Ekonomi Kegiatan ekonomi masih sangat bertumpu di sektor primer, sehingga kurang memberikan nilai tambah bagi masyarakat

Kegiatan pertanian belum didukung Terminal Agribisnis dan SAPRODI pertanian

Potensi wisata belum direncanakan secara terpadu dan terintegrasi

Potensi wisata belum didukung prasarana yang memadai

6. Infrastruktur Wilayah

Fasilitas infrastruktur (sarana dan prasarana) yang masih belum memadai dan harus terus dikembangkan seperti transportasi darat, transportasi laut dan udara dan energy listrik. Terutma sarana jalan Raya masih Banyak dalam kerusakan berat baik jalan Propinsi maupun Kabupaten

Page 57: Bab 1 Klinik

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Mukomuko

7 Lingkungan Hidup Banyak terjadi perambahan hutan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKAS)

Banyak kawasan rawan bencana seperti pinggiran sungai Air Majunto

Beberapa Perijinan Kawasan Pertambangan terletak di Kawasan Hutan

Pemanfaatan ruang kegiatan wilayah di beberapa kecamatan harus dikendalikan secara ketat karena banyak areal yang merupakan kawasan lindung (TNKS)

Jalan Negara sepanjang pesisir barat rentan terhadap abrasi dan intrusi air laut