bab 1 poly hidramnion
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidramnion pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Cairan ketuban paling banyak dihasilkan oleh proses urinasi
atau produksi air seni janin. Si jabang bayi minum air ketuban dalam jumlah yang seimbang
dengan air seni yang dihasilkannya. Volume air ketuban tidak persis dari waktu ke waktu.
Volume ini mengalami dari puncak di umur kehamilan 33 minggu, yakni sekitar 1 – 1,5 liter
yang berangsur berkurang mendekati kehamilan cukup bulan (40 minggu) (Rachmuddin,
2006).
Menurut salah satu jurnal yang diterbitkan dalam Pubmed, insiden terjadinya hidramnion
adalah 0,4% dan berkaitan dengan prematur, kehamilan kembar, diabetes dan kelainan pada
janin. Berdasarkan penelitian, yang diterbitkan oleh British Medical Journal hidramnion akut
dapat diatasi dengan cara parasintensis uteri (rahim) (Manuaba, 2008).
Menurut WHO angka kejadian hidramnion berkisar 1,1 – 2,8% dari seluruh kehamilan
disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan 8 – 18% dengan kelainan
janin. Biggio dan kawan-kawan di University Of Alabama melaporkan insidensi kelebihan air
ketuban 1% diantara lebih dari 36.000 kehamilan. Sampai sekarang penyebab hidramnion
masih belum jelas, banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan janin
(Rachmuddin, 2006).
Menurut Hanifa Winknjosastro (2005), polihidromnion meningkatkan resiko kelahiran
prematur dan resiko komplikasi persalinan. Kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan
lebih tinggi dibanding dari pada perlekatannya sebelum operasi dan terjadinya kematian janin
didalam kandungan. Kejadian bedah caesar juga lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan
biasa karena lebih banyak yang tidak normal atau menurutnya kesejahteraan janin.
Menurut staf pengajar LAB/UPF obstetri dan ginekologi (1989), volume air ketuban
bervariasi menurut usia kehamilan, puncaknya di umur kehamilan sekitar 33 minggu, volume
air ketuban berkisar 1 - 1,5 liter. Pada kasus polihidromnion bisa sampai 3 liter, bahkan 5
liter. Produksi air ketuban yang abnormal baru biasa terjadi sebelum umur kehamilan
mencapai 22 minggu atau 5 bulan. Penyebab polihidromnion belum dipastikan secara benar,
salah satu yang dicurugai adanya proses infeksi. Dua per tiga kasus polihidromnion tidak
diketeahui sebabnya.
1
Dalam penelitian oleh Hill dan kawan-kawan dari Maya Clinic lebih dari 9000 persen
pasien prenatal menjalani evaluasi USG rutin menjelang awal trimester III insidensi
hidramnion yaitu 0,1% dari seluruh kehamilan dengan kelebihan air ketuban ringan atau
kantung yang berkurang 8-11 cm dan 80% cairan yang berlebihan hidramnion sedang 12-15
cm terdapat pada 15% sedangkan yang berat 16 cm terdapat 5% atau yang sering dijumpai
hidramnion pada kongential animaly sebesar 17,7-29%. (Dr. Hilmansyah).
Hidramnion juga dapat berkembang mendadak bila terjadi peningkatan air ketuban
dalam waktu 14 hari. Hidramnion juga menimbulkan gejala pada ibu hamil yang meliputi
dispnea (sesak napas), kaki tungkai bawah membengkak dan perut membesar dan tampak
mengilat dan ini terjadi dalam waktu yang sedikit / yang tidak lama dan diperlukan tindakan
untuk meringankan ibu hamil. (Manuaba, 2008).
Oleh karena angka kejadian hidramnion ibu dan janin yang cukup tinggi maka ibu hamil
dengan kelebihan air ketuban lebih sering dipantau sehinga dapat diambil sikap untuk
melakukan obeservasi dan penanganan yang tepat.
Dari paparan di atas kami tertarik untuk mengangkat kasus polihidramnion dengan
anenchepali karena kami baru menemukan kasus seperti ini dan ingin tahu lebih banyak
tentang kelainan pada kasus ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan dengan pendekatan menajement kebidanan varney
pada kasus polihydramnion dan anenchepali
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah pada Ny “S” dengan persalinan normal melalui
pengkajian data dan interpretasi data.
b. Menyusun rencana dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan kebutuhan Ny “S”
dengan persalinan normal
c. Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan tindakan terhadap Ny “S” dengan
persalinan normal.
2
C. MANFAAT
1) Bagi RSUD
Meningkatkan serta mempertahankan mutu pelayanan kebidanan umumnya dan
pelayanan antenatal care khususnya melalui penerapan manajemen kebidanan.
2) Bagi Pembimbing
Meningkatkan serta mempertahankan kualitas bimbingan terhadap mahasiswa
sehingga dapat memberikan bimbingan secara profesional, di lahan praktek.
3) Bagi Mahasiswa
Menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi
mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
POLIHIDRAMNION (HIDRAMNION)
Pengertian
Polihidramnion adalah kondisi di mana ibu hamil memiliki cairan ketuban terlalu banyak.
Dokter dapat mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode yang berbeda, paling sering
melalui pengukuran indeks cairan amnion (AFI) atau pengukuran kantung. Jika AFI
menunjukkan kadar cairan lebih dari 25 cm (atau di atas persentil ke-95), pengukuran
kantung mendalam. Menurut Rustam Muchtar (1998) penjelasan mengenai hidramnion
adalah sebagai berikut:
A. Definisi
Hidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal atau
lebih dari dua liter. Biasanya air ketuban paling banyak pada minggu ke 38 yaitu sebanyak
1030 cc,pada akhir kehamilan tinggal 790 cc dan terus berkurang sehingga pada minggu
ke 43 hanya 240 cc. Pada akhir kehamilan seluruh air ketuban diganti dalam 2 jam
berhubung adanya produksi dan pengaliran.
B. Klasifikasi hidramnion
Kita mengenal 2 macam hidramnion, yaitu:
1. Hidramnion yang kronis
Penambahan air ketuban perlahan-lahan, berangsur-angsur. Ini bentuk yang paling
umum.
2. Hidramnion yang akut
Penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari. Baiasanya terjadi pada kehamilan
muda pada bulan ke-4 atau ke-5.
Hidramnion sering terjadi pada:
a) Cacat janin terutama pada anensefal dan atresia esophagus.
b) Kehamilan kembar.
c) Beberapa penyakit, seperti diabetes, pre eklampsia, eklampsia, eritroblastosis
fetalis.
4
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut : Pembesaran uterus, lingkar
abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan
Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak
terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan. Ada thrill pada
cairan uterus Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea,
edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha;
nyeriulu hati, mual dan muntah
C. Etiologi
Etiologi hidramnion belum jelas. Secara teori hidramnion bisa terjadi karena:
1. Produksi air ketuban bertambah
Diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban juga
bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya air kencing
anak atau cairan otak pada anensefal.
2. Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dilahirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu
jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus dan dialirkan ke
plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak
tidak menelan, seperti pada atresia esophagus, anensefal, atau tumor-tumor plasenta.
Pada anencephalus dan spina bifida diduga bahwa hydramnion terjadi karena transudasi
cairan dari selaput otak dan selaput sumsum belakang.
Selain daripada itu anak anencephaly tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena
pusatnya kurang sempurna sehingga anak ini kencing berlebihan dan pada hydramnion sering
ditemukan plasenta yang besar.
Gejala-gejala :
Gejalanya biasanya disebaban karena tekanan oleh uterus yang sangat besar pada organ
sekitarnya maka timbullah :
1. Sesak nafas
2. Oedema Labia,vulva dan dinding perut
3. Regangan dinding rahim sendiri menimbulkan nyeri.
4. Palpasi anak sulit
5. Bunyi jantung sering tidak terdengar.
5
Diagnosa :
Hydramnionharus dibedakan dari ascites,cystoma,ovary dan mola hydatidosa.
Untuk membantu diagnostic dan untuk mencari etiologi dibuat foto rontgen atau
ultrasonografi yang dapat memperlihatkan anenchepalus ,gemeli dan lain-lain
Bahayanya untuk ibu hamil :
1. Solutio placenta
2. Inersia uteri
3. Perdarahan post partum
D. KONSEP MANAJEMEN VARNEY
a. KONSEP MANAJEMEN VARNEY
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. (Varney, Hellen,2007)
Langkah- langkah Manajemen Kebidanan
1) Langkah I (Pertama) : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang aksrat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien :
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
a) Anamnesa :
1. Biodata; Riwayat Menstruasi; Riwayat Kesehatan; Riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas; Biopsikososiospritual; Pengetahuan klien
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tand-tanda
vital
3. Pemeriksaan khusus
Inspeksi; Palpasi; Auskultasi; Perkus
4. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium; Catatan terbaru dan sebelumnya
6
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya. Sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya.
Sehingga dalam tahapan ini harus komprehensip meliputi data subyektif,
obyektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi/masalah klien yang sebenarnya atau valid.
2) Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah bukan
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data tang dikumpulkan.
a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur.
Diagnosa kebidanan yaitu :
1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
5. Dapat dijelaskan dengan pendekatan manajeman kebidanan
b) Masalah
Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose
c) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data.
7
3) Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
dan Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa potensial
ini benar-benar terejadi.
4) Langkah IV (Keempat) : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan
Segera, untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan
Lain Berdasarkan Kondisi Klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai
dengan kodisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
5) Langkah V (Kelima) : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang diidentifikasi atau antisipasi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tapijuga
jadi kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang akan
terjadi berikutnya.
6) Langkah VI (Keenam) : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan
Aman.
Pada langkah VI ini langkah V dilaksanakan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
8
7) Langkah VII (Ketujuh) : Mengevaluasi
Yang dilakukan adalah mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedang sebagian
belum efektif. Maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen
tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana tersebut.
9
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S ”
KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN POLI HYDRAMNION & ANENCHEPALI
DI POLI KEBIDANAN RSU DAERAH KOTA MATARAM
TANGGAL 17 JULI 2012
Tanggal pengkajian : 17 Juli 2012
Waktu : 09.00 wita
1. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Istri Suami
Nama : Ny “S” Nama : Tn “R”
Umur : 26 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kr. Baru Mataram Alamat : Kr. Baru Mataram
2. Keluha Utama : Ibu datang ingin memeriksa kehamilannya.
3. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Hamil ke : 2 ( kedua )
b. HPHT : 25-10-2011
c. HTP : 02-08-2012
d. Umur kehamilan : 9 bulan
e. Gerakan janin : ibu masih merasakan pergerakan pada janinnya.
f. Penyakit selama hamil : Tidak ada
10
g. ANC : 5 kali
h. TT : 2 kali lengkap TT1 : 12-12-2011
TT2 : 15-01-2012
i. Obat yang pernah dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh bidan seperti vitamin penambah
darah dan tablet tambah darah.
j. Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran
khusus pada kehamilannya
k. Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang dan dulu
1) Penyakit kardiovaskuler : Tidak pernah
2) Peyakit hipertensi : Tidak pernah
3) Penyakit Diabetes : Tidak pernah periksa laboraturium.
4) Penyakit kelamin/HIV/ AIDS : Tidak pernah periksa laboraturium
5) Penyakit Malaria : Tidak pernah
6) Penyakit Campak : Tidak pernah
7) Penyakit TBC : Tidak pernah
8) Penyakit Ginjal : Tidak pernah
9) Anemia berat : Tidak pernah
10) Gangguan mental : Tidak pernah
11) Penyakit Asma : Tidak perah
12) Riwayat kembar : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : tidak ada karena ini merupakan
kehamilan yang pertama.
Hamil
ke
Tempat
Persalinan
UK Jenis
Persalinan
Penolong
Persalinan
Riwayat Penyakit JK BBL
(gr)
Umur Ket.
Hamil Bersalin Nifas
1 RSUP 9bulan SC Dokter Sungsang - - P 2500 8 th H
2 Ini - - - - - - - - - -
11
5. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Status perkawinan : Nikah 1 kali, lama ± 10 tahun.
b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu dan keluarga merasa senang
dan bahagia dengan kehamilan
ibu saat ini.
c. Riwayat KB yang lalu : suntikan 3 bulan 2 tahun dan KB pil 1 tahun
d. Rencana KB : suntikan 3 bulan.
e. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : keluarga sangat mendukung terhadap
kehamilan ibu saat ini.
f. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
g. Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan :
Nutrisi (sebelum dan selama hamil)
Makan Sebelum hamil Selama hamil
- Porsi 1 piring 1 piring
- Komposisi Nasi, lauk (tahu, tempe,
ikan, telur), sayur.
Nasi, lauk, (tahu, tempe,
ikan, telur), sayur, buah-
buahan, (apel, jeruk, dll),
- Frekuensi 3x sehari 3-4x sehari
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
Minum Sebelum hamil Selama hamil
- Jenis Air putih Air putih
- Frekuensi 4-5x sehari 5-6x sehari
- Banyak ± 6-7 gelas ± 8-9 gelas air putih, 1 gelas
susu sehari
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
12
Eliminasi (sebelum dan selama hamil)
BAB Sebelum hamil Selama hamil
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Jumlah Normal Normal
- Warna Kuning Kuning kecoklatan
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
BAK Sebelum hamil Selama hamil
- Frekuensi 3-4x sehari 7-8x sehari
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Kesulitan Tidak ada Kuning jernih
Personal hygiene
Sebelum hamil Selama hamil
- Mandi 2x sehari 3x sehari
- Gosok gigi 3x sehari 3x sehari
- Ganti pakaian 2x sehari 3x sehari
- Cuci rambut 2x seminggu 2x seminggu
- Potong kuku 1x seminggu 1x seminggu
Istirahat dan tidur
Sebelum hamil Selama hamil
- Siang 1-2 jam 1-2 jam
- Malam 7-8 jam 6-7 jam
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
h. Kebiasaan hidup sehat : ibu megatakan tidak merokok, tidak minum-minuman
keras dan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
i. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : tidak ada
j. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu proses persalinan
di puskesmas / rumah sakit di tolong bidan / dokter.
B. DATA OBYEKTIF
13
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 153 cm
d. BB : selama hamil 65 kg
sebelum hamil 55 kg
e. Lila : 24 cm
f. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Respirasi : 20 kali / menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada luka atau lesi
b. Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
c. Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
d. Mulut dan gigi : Warna bibir tidak pucat, lidah tidak kotor, gusi tidak
berdarah, tidak ada lubang pada gigi.
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid dan
tidak ada bendungan vena jugularis
f. Abdomen
Inspeksi : ada luka bekas operasi, striae lipid dan linea nigra, perut
tegang dan tampak mengkilap
Palpasi
Leopold I : TFU 30 cm,teraba bokong pada fundus uteri
Leopold II : teraba punggung kiri
Leopold III : teraba kepala belum masuk PAP
Leopold IV : tidak dilakukan
PBBJ : 2945 gram
Auskultasi : DJJ (+),irama dan frekuensi tidak terdengar jelas
14
g. Genetalia : tidak dilakukan
h. Ekstremitas
Kuku jari tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises pada kaki, refleks
pattela (+/+)
C. Pemeriksaan Penunjang:
USG : O/37-38minggu/polihidramnion+anencepali
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa
Ibu : G2P1A0H1, hamil 37-38 minggu k/u ibu baik dengan polihydramnion
Janin : Janin T/H/IU/preskep, k/u janin baik dengan anencephali
Dasar
Subyektif
1. Ibu mengatakan hamil yang kedua
2. HPHT : 25-10-2011
Obyektif
1. HTP : 02-08-2012
2. Keadaan umum ibu baik, Kesadaran : komposmentis, dengan TD: 120/80
mmhg, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,5 oC, Respirasi : 20 kali / menit.
3. Abdomen :
- Inspeksi : Ada luka bekas operasi, terdapat striae lipid dan linea
nigra.
- Palpasi : TFU 30 cm teraba bokong pada fundus uteri
4. Pemeriksaan penunjang:
USG : O/37-38minggu/polihidramnion+anencepali
B. Masalah : cemas
Dasar : karena setelah mengetahui hasil USG ibu belum siap menerima
kondisi janinnya dan ibu menangis
C. Kebutuhan : memberikan penjelasan dan dukungan kepada ibu
15
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Ibu : atonia uteri, inersia uteri, HPP
Janin : kematian janin.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
- Mandiri : menganjurkan ibu untuk tirah baring / bad rest total
- Kolaborasi : dengan dokter mengenai pemberian terapi.
- Rujukan : Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN
1. informasikan hasil pemeriksaanya
2. KIE ibu dan suami
3. Anjurkan ibu untuk rawat inap
4. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan lebih lanjut.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 17 Juli 2012
Jam : 09.00 WITA
1.Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan k/u ibu
baik dan emosi stabil
a) TD 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, S 36,5oC, RR 24x/menit
b) Umur kehamilan ibu saat ini adalah 37-38 minggu, keadaan ibu baik dan keadaan
janin dengan anenchepali
c) Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang keadaan kehamilannya
mengenai polihydramnion dengan anencepali
d) Memberikan dukungan moril kepada ibu dan suami agar dapat menerima keadaan
janinnya
2.Menganjurkan ibu untuk dirawat inap dan persiapan SC
3.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan terminasi kehamilan.
4.Memberikan inform consent kepada suami untuk menandatangani surat persetujuan
SC
16
VII. EVALUASI
Tgl. 17 Juli 2012
Jam: 10.00 WITA
1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaannya.
2. Ibu dan suami belum siap menerima keadaan janinnya.
3. Ibu belum ingin rawat inap karena ingin memusyawarahkan terlebih dahulu dengan
keluarga.
17
PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI PERTAMA
Hari/tanggal : Kamis,19 juli 2012 pukul : 09:50
Tempat : Ruang Oprasi RSUD Kota Mataram
PRO SECTIO CESAREA
S: a. ibu sudah melakukan persiapan oprasi termasuk donor darah sebanyak 2 kolf dan
pemeriksaan laboratorium serta cukup pubis
b. Ibu sudah puasa dari jam 12 sampai jam 6 pagi tadi
c. Ibu sudah siap menjalankan oprasi
O: a. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,emosi stabil.
b. Tanda-tanda Vital: TD: 140/70 mmHg,Nadi:80 x/menit,S:36,50C,R:22x/menit
c. Pemeriksaan Fisik:
1) Mata : Konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterus
2) Payudara : Simetris, puting susu menonjol,tidak ada retraksi/dimpling,tidak ada
benjolan,tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
3) Abdomen : TFU : 30 cm,punggung kiri,DJJ(+),presentase kepala, kepala belum
masuk PAP.
4) Ekstermitas atas : kuku tidak pucat, oedema (-)
5) Ekstermitas bawah : kuku tidak pucat,oedema (-),tidak ada varises.
6) Genetalia : Bersih, tidak oedema,tidak ada tanda-tanda infeksi.
d. Pemeriksaan penunjang :
1) Protein urine : ++
2) HB : 10 gr/%
3) Golda :O
4) HbsAg : -
A : G2P1AOH1, Hamil 37-38 minggu dengan polihydramnion dan anencephali
P : a. Persiapan Oprasi
1. Pasang infuse RL dan Dower Cateter
2. scintes zibac,
3. injeksi zibac 1 gram/IV/12
b. pasien di antar keruang oprasi jam 09:50
18
POST SECTIO CESAREA
Hari/tanggal : kamis,19 juli 2012 pukul 10:35
Tempat : Ruang Oprasi RSUD Kota Mataram
S : a. Ibu msih merasakan nyeri luka oprasi
b. ibu belum bisa menggerakkan badannya
c. ibu masih takut makan dan minum
O : a. Keadaan umum ibu baik kesadaran composmentis, emosi stabil
b. Tekanan darah 130/70 mmHg,N: 80x/menit,S: 36,50C,R:22x/menit.
c. konjungtiva tidak pucat dan skelera tidak ikterus
d. Terdapat luka bekas operasi, TFU : 2 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus baik,
e. Genetalia : perdarahan ± 10 cc, jumlah urine tamping 200 cc
f. Ekstermitas atas : tangan tidak oedema,kuku dan telapak tngan tidak pucat,dan
terpasang infuse RL ditangan kiri ibu
g. Ekstermitas bawah : kaki tidak oedema,kuku dan telapak kaki tidak pucat.
A : P2A0H2 dengan post oprasi srctio cesarean hari pertama.
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu baik,
TD: 130/70 mmHg,N: 80x/menit,S: 36,50C,R:22x/menit,ibu sudah mengetahui
keadaannya.
2. Oprasi telah dilaksanakan dan ibu akan dipindahkan keruang nifas. Ibu bersedia
dipindahkan keruang nifas.
3. Memberikan ibu terapi post oprasi sesuai dengan advice dokter :
a. Terapi injeksi
1. cettriaxone 1 gram/IV/12 jam
2. ketorolak 1 ampul/IV/8 jam
3. Transamin 1 ampul/IV/8 jam
4. Metrinidazol 1 ampul/IV/8jam
19
PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI KEDUA
Hari/tanggal : jum’at 20 juli 2012 pukul 09:00
Tempat : Ruang nifas RSUD Kota Mataram
S : a. Ibu masih merasakan nyeri pada luka bekas jahitan.
b. ibu sudah bisa berjalan kekamar mandi sendiri.
c. ibu sudah bisa makan dan minum seperti biasa.
O: a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran composmentis
c. Emosi stabil
d. Tanda-tanda vital :
TD: 120/80 mmHg N; 80 x/menit
S : 36,50C R : 22 x/menit
e. pemeriksaan fisik :
a. Mata : Konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterus
b. Payudara : Simetris, puting susu menonjol,tidak ada retraksi/dimpling,tidak ada
benjolan,tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
c. Abdomen : luka bekas oprasi masih basah TFU : 2 jari bawah pusat,kontraksi
uterus baik,kandung kemih kosong.
d. Ekstermitas atas : kuku tidak pucat, oedema (-)
e. Ekstermitas bawah : kuku tidak pucat,oedema (-),tidak ada varises.
f. Genetalia : Bersih, tidak oedema,tidak ada tanda-tanda infeksi.
A: P2A0H1 dengan post oprasi section cesarean hari kedua
P : a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD:120/80
mmHg,N:80x/menit,S:36,50C,R:22x/menit. Ibu sudah mengetahui keadaannya sekarang
b. jam 05:00 wita injeksi ketorolak,transamin/IV/8jam
c. jam 07:00 wita injeksi zibac 1gram/IV/12 jam
BAB IV
20
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana
jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah
sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara
4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air
ketuban.
Hidramnion derajat ringan sampai sedang yaitu 2 sampai 3 liter, relative sering
dijumpai.Karenacairansulit dikumpulkan dan diukur secara lengkap, diagnosis biasanya
ditegakkan secara klinis dan dikonvirmasi dengan perkiraan sonografik. Frekuensi deagnosis
cukup bervariasi dengan pemeriksa yang berbeda.
Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung
(2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena :
a. Produksi air jernih berlebih
b. Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu
hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital
c. Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban.
d. Alhasil volume ketuban meningkat drastis
e. Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
f. Ada proses infeksi
g. Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat
sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
h. Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut : Pembesaran uterus, lingkar
abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan
Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak
terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.
Ada thrill pada cairan uterus Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan
timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung,
abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan muntah Letak janin sering berubah (letak janin
tidak stabil) (HelenVarney,2006:634)
Riwayat kesehatanPada polyhidramnion,ibu yang memiliki penyakit seperti :Riwayat
kesehatan yang lalu Penyakit jantung = penyakit jantung merupakan penyakit keturunan yang
21
akan diturunkan pada janinnya Diabetes melitus = bahwa hiperglikemia ibu menyebabkan
hiperglikemia pada janin yang menimbulkan diuresis osmotic ( peningkatan produksi air
kencing janin ). Riwayat kesehatan sekarang Diabetes melitus = bahwa hiperglikemia ibu
menyebabkan hiperglikemia pada janin yang menimbulkan diuresis osmotic ( peningkatan
produksi air kencing janin)
Gemelli uniovulair = pada gemelli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada
kehamilan mengalami kelainan pada jantungnya, sehingga janin ini akan merampas sebagian
besar sirkulasi bersama yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan pengeluaran urine.
Oedema umum = akibat penekanan system vena besar oleh uterus yang sangat besar
terutama di ekstremitas bawah, vulva dan dinding abdomen. Mal nutrisi = bisa menyebabkan
kelainan congenital karena kekurangan asupan gizi yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, contohnya asam folat ( kekurangan asam folat bisa menyebabkan
kelainan spina bifida )
a) Riwayat kesehatan keluarga
b) Penyakit jantung
c) Keturunan kembar
d) Diabetes mellitus
Karena Penyakit ini bisa diturunkan kepada anaknya
2. Saran
Makalah ini terdapat banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
22
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: EGC, 1998.
Prawirhadjo, Sarwono . Ilmu Kebianan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta, 2008, hal;588-595
Sastrawinata,S.dkk.2004.obsetri patologi.jakarta:ECG
Sastrawinata, S. 2005. obsetri patologi. bandung: bagian obsetri dan gynekologi.
FK.UNPAD. Edisi ke-2.jakarta: ECG
Varney, Helen. dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed.4 Vol.2. JakartaEGC
Wiknjosastro H.2005. Ilmu Kebidanan. YBPSP : Jakarta
23