bab 2 landasan teori 2.1 kerangka teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-0044… ·...
TRANSCRIPT
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
Dalam menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini,
maka diperlukan adanya gambaran yang objektif terhadap masalah pokok
tersebut. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan yang bersifat teoritis
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media pertelevisian, khususnya
Pengaruh Tayangan Ala Chef di Trans TV Terhadap Minat Memasak Ibu Rumah
Tangga. Teori-teori yang relevan tersebut diambil dari beberapa buku panduan
bidang komunikasi penyiaran media massa.
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Wilbur Schrarmm dalam buku Pengantar Teori
Komunikasi oleh Suprapto (2006:4) menyatakan komunikasi sebagai
suatu proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikannya
demikian: “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis
yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita
berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu
kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha
berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya
saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk
menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya
13
adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki
pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.
Dari uraian Schramm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan
kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source)
dengan penerima (audiene-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan
benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan
lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.
2.1.2 Definisi Komunikasi
Deddy Mulyana (2005:61) mengkategorikan definisi-definisi tentang
komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan
searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang
(sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)
ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar,
majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai
proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada
komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan
pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya
jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai
definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua
kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk
14
menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang
lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan
yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi
kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu
kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan
satu arah:
− Everet M. Roger : komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
− Gerald R. Miller : komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
− Carld R. Miller : komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (komunkate).
− Theodore M. Newcomb : Setiap tindakan komunikasi
dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
15
menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang
penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau
nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah
menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon
dan Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja
dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang
dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang
berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-orang
yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara
aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka
bertukar pesan verbal dan atau pesan non verbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
− Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss : Komunikasi adalah
proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
− Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson : Komunikasi adalah
proses memahami danberbagi makna.
− William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi
dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.
16
− Donald Byker dan Loren J. Anderson : Komunikasi adalah
berbagi informasi antara dua orang atau lebih.
2.1.3 Unsur – Unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas
behwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang
yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu,
artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa
disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu
mengetahui unsur-unsur komunikasi (Cangara, 2006:23).
Adapun unsur-unsur komunikasi sebagai berikut : 1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi
antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa
dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi atau
lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau
dalam bahasa Inggrisnya disebut source atau sender.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu
yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau dengan melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
17
informasi, nasehat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan
biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau
information.
3. Media
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada
yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya,
misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap
sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga
saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang
digolongkan sebagi media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat
menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya
terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan
mendengarkannya. Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media
elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku,
brosur, stiker, buletin, paster, spanduk, dan sebagainya.
Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video
recoding, audio cassette dan sebagainya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa
18
dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah
elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi
sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau
media.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh itu bisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu,
pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat
penerimaan pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah
salah satu bentuk dari pada pengaruh yang berasal dari penerima.
Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur
lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada
penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan
perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai
kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadikan tanggapan
balik yang diterima oleh sumber.
19
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang
dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat
digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi
waktu. Lingkungan fisik menunjukan bahwa suatu proses
komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintanganfisik
misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan
karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia
fasilitas komunikasi seperti telepon, kartu pos atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukan faktor sosial budaya,
ekonomi politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi,
misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status
sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang
digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik
yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang
sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi waktu
menunjukan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan
komunikasi.
Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan
waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi
waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi, setiap unsur memiliki
peranan yang sangat penting dalam membangun proses
20
komunikasi. Bahkan ketujuh unsur itu saling bergantung satu
sama lain.
2.1.4 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat
menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan.
Komunikasi adalah suatu proses, suatu proses dimana komponen-
komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan
bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Selanjutnya, ada lima
faktor yang mempengaruhi proses komunikasi menurut William G. Scott
dalam buku Pengantar Teori Komunikasi oleh Suprapto (2006:7), yakni:
1. The Act (Perbuatan)
Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang
yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang
dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut
dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda
lain dapat pula dipergunakan.
2. The Scene (Adegan)
Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan
hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini
menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti
dari apa yang dikatakan. Dengan kata lain, dengan menggunakan
simbol apa sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
21
3. The Agent (Pelaku)
Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan
komunikasi disebut pelaku komunikasi. Pengirim (komunikator) dan
penerima (komunikan) yang terlibat di dalamnya adalah contoh
pelaku komunikasi tersebut, dan peranannya seringkali saling
menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4. The Agency (Perantara)
Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun
terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat
berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi
tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan
jenis lainnya.
5. The Purpose (Tujuan)
Menurut Grace dalam Thoha (Suprapto, 2006:8) ada 4 macam tujuan
tersebut:
1. Tujuan Fungsional (The Functional Goals), ialah tujuan yang
secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
atau lembaga.
2. Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals), tujuan ini
dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau
menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai atau tidak sesuai
dengan nilai dan sikapnya sendiri.
3. Tujuan Keindahan (The Aesthetics Goals), tujuan ini bermaksud
untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif.
22
Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang
mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
4. Tujuan Keyakinan (The Confidence Goals), tujuan ini bermaksud
untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang
pada lingkungan.
2.1.5 Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut
(Effendy, 2004:8) :
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan sosial (social change)
Inti dari tujuan komunikasi di atas adalah untuk mengharapkan
pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikan.
2.1.6 Fungsi komunikasi
Pada umumnya fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi memberitahu (to inform)
Contohnya: rambu-rambu lalu lintas, pengumuman
melalui radio, televisi, dan lainnya.
2. Fungsi mendidik (to educate)
Contohnya: kuliah, ceramah, diskusi, dan lain-lain.
3. Fungsi membujuk (to persuade)
Contohnya: iklan, kampanye.
23
4. Fungsi menghibur (to entertaint)
Contohnya: pemutaran lagu atau musik, lawak.
2.2 Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah salah satu jenis komunikasi, selain komunikasi
intrapersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi.
2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Menurut Bittner, definisi komunikasi massa yang paling
sederhana dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2007 :3), yakni,
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people).
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa.
Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang
banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan,
bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka
itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media
massa adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media
elektronik, yaitu surat kabar dan majalah, keduanya disebut dengan media
cetak, yaitu serta media film. Film sebagai media komunikasi massa
adalah film bioskop.
24
2.2.2 Komponen Komunikasi Massa
Adapun komponen-komponen dari komunikasi adalah seperti
yang terdapat dalam buku Pengantar Komunikasi Massa oleh Ardianto
(2004:35) adalah:
a. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa pada umumnya adalah
suatu organisasi yang kompleks, yang dalam operasionalnya
membutuhkan biaya yang sangat besar.
b. Pesan
Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu
bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang.
c. Media
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu
media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan
untuk memikat perhatian khalayak secara serempak
(simultaneous) dan serentak (instantaneous).
d. Khalayak
Dalam strategi komunikasi massa khalayak diperlukan analisis
yang seksama karena banyaknya dan kompleksnya khalayak yang
dituju.
e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada
umumnya ditujukan kepada massa (khalayak yang heterogen).
Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media
25
sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama,
usia, budaya, dan sebagainya. Oleh karena itu, pesan tersebut
akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.
f. Gatekeeper (Penjaga Gawang)
Dalam proses perjalanan sebuah pesan dari sumber media massa
kepada penerimanya, gatekeepers ikut terlibat didalamnya. Istilah
gatekeepers pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin dalam
bukunya Human Relation (1974). Fungsi utama gatekeepers
adalah menyaring pesan yang diterima seseorang.
2.2.3 Ciri- ciri Komonikasi Massa
Melalui defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut, kita dapat
mengetahui ciri-ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya
Pengantar Ilmu Komunikasi Massa (2007:19), ciri-ciri dari komunikasi
massa adalah :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang,
tetapi kumpulan orang. Artinya, kumpulan antar berbagai macam
unsur dan kerja sama satu sama lain dalam sebuah lembaga.
Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem
itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan
suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan,
simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk
mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain
dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
26
Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa
setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-
individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam
media massa.
2) Pesan yang disebarkan atas nama media yang
bersangkutan, dan bukan atas nama pribadi unsur- unsur
yang terlibat.
3) Apa yang dikemukakan komunikator biasanya untuk
mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara
ekonomis.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam.
Artinya, komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki
agama atau kepercayaan yang berbeda pula. Herbert Blumer
pernah memberikan ciri-ciri tentang karakteristik
audience/komunikan sebagai berikut :
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen.
Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan.
Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai
kelompok dalam masyarakat.
27
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu
sama . Di samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu
sama lain secara langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi
formal.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada
satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain,
pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak plural. Oleh karena itu,
pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus.
Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk
golongan tertentu.
Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditujukan
untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum.
Misalnya dalam pemilihan kata-katanya, sebisa mungkin
menggunakan kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata
ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak
bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media
massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya
keserempakan dalam proses penyebaran pesannya. Serempak
28
berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir
bersamaan.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan
kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis.
Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media
elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa
yang kita bayangkan saat ini tidak terlepas dari pemancar.
Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa
dengan perantara satelit. Peran satelit akan memudahkan proses
pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi.
Bahkan saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung
(live) dan bukannya siaran yang direkam (recorded).
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini
berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami.
Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan,
menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya.
Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan
pengemasan sebauh pesan dari media massa. Semakin kompleks
29
sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula (pemalang pintu
atau penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan, bisa dikatakan,
gatekeeper sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi
yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang
disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisan informasi atau
pemalang pintu.
2.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2004, 7) adalah
sebagai berikut :
− Komunikator Terlembagaan
Komunikasi itu menggunakan media massa, baik media cetak
maupun elektronik. Menurut Wright, bahwa komunikasi itu
melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam
organisasi yang kompleks.
− Pesan Bersifat Umum
Komunikasi itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi
bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta,
peristiwa atau opini.
30
− Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.
Disamping itu, komunikan komunikasi massa adalah heterogen,
karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda,
yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat
ekonomi.
− Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu,
komunikan yang lebih banyak tersebut secara serempak pada
waktu ang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
− Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbangan Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan
sekaligus. Pada komunikasi antarpesona, unsur hubungan sangat
penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah
unsur isi.
− Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan atau
melalui media massa. Karena melalui media massa maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak
31
langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan
pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpesona. Dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu
arah.
− Stimulasi Alat Indra ”Terbatas”
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada
jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
melihat. Pada siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya
mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
− Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan
feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi
apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari
feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.2.5 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Sean MacBride (1980) yang dikutip oleh Cangara dalam
bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2003:63), mengemukakan bahwa
“komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan
tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok untuk mengenai
pertukaran data, fakta dan ide”. Karena itu, komunikasi massa dapat
berfungsi untuk :
32
1. Informasi
Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,
opini dan komentar. Sehingga orang bisa mengetahui keadaan
yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah,
nasional atau internasional.
2. Sosialisasi
Menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
sebagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta
bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi
Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui
apa yang mereka baca, liat, dengar lewat media massa.
4. Bahan diskusi
Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan
Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas
baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan non
formal, serta meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik
menarik dan mengesankan.
6. Memajukan kebudayaan
33
Media massa menyebarkanluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui
pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah tercetak
seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainya. Pertukaran ini
akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna
memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta
mempertinggi kerjasama hubungan antarnegara.
7. Hiburan
Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua
golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam
rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu,
lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada
situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainya.
8. Intergrasi
Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-
kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras, komunikasi
seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-
perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan
bangsa.
2.3 Media Massa
2.3.1 Pengertian Media Massa
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan
pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam
34
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,
radio, dan televisi (Cangara, 2003:134).
2.3.2 Karakteristik Media Massa
Media massa memiliki beberapa karakteristik seperti yang
dikemukakan oleh (Cangara, 2003:134) antara lain:
− Bersifat melembaga
− Bersifat satu arah
− Meluas dan serempak
− Memakai peralatan teknis atau mekanis
− Bersifat terbuka
Media massa seperti disebutkan di atas memiliki ciri-ciri tertentu,
antara lain ciri massif (massive) atau massa (massal), yakni tertuju kepada
sejumlah orang yang relatif banyak. Secara umum media massa adalah
alat yang di gunakan dalam proses penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi, baik cetak
maupun elektronik.
2.3.3 Efek Media Massa
Menurut M. Chaffee dalam buku Dasar-Dasar Public Relation
oleh Ardianto (2005:49), “media massa mempunyai efek yang berkaitan
dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dari komunikannya”.
Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa
mempunyai efek kognitif, efektif, dan konatif/behavioral .
35
1. Efek kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan
dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu
khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengmbangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa,
seseorang dapat memperoleh informasi tentang benda orang atau
tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
2. Efek afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang
sesuatu tetapi lebih dari itu khalayak diharapakan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan
sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas
rangsangan emosional pesan media massa adalah suasana
emosional, skema kognatif, suasana terpaan, predisposisi
individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media
massa.
3. Efek konatif/behaviorial
Efek konatif/behaviorial merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Seperti
misalnya, adegan kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi
pemicu seseorang berbuat seperti yang ada di televisi atau film
tersebut.
36
2.3.4 Bentuk-Bentuk Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori
(Ardianto, 2007:103), yakni media massa cetak dan media elektronik.
Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah
surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi
kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line
(internet).
2.3.5 Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memilih
televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita
dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh
jam dalam sehari (Ardianto, 2007:134).
2.3.6 Sejarah Singkat Televisi
Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui
berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19
dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan
Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow
dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode
pengiriman gambar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, 1975: 283)
dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi oleh
Ardianto (2007:135). Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada
tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins.
2.3.7 Karakteristik Televisi
37
Berikut ini adalah macam-macam karakteristik televisi (Ardianto,
2007,137) :
− Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya
mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak
televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian,
tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya
harus ada kesesuaian secara harmonis.
− Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar :
1. Visualisasi (visualization)
Visualisasi adalah proses menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara
individual.
2. Penggambaran (picturization)
Penggambaran adalah kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu. Dalam proses penggambaran
ada gerakan-gerakan kamera tertentu yang dapat
menghasilkan gambar sangat besar (big close-up), gambar
diambil dari jarak dekat (close-up), dan lain-lain.
38
Perpindahan dari satu gambar ke gambar lainnya pun
bermacam-macam, bisa secara menyamping (panning),
dari atas ke bawah atau sebaliknya (tilting), dan
sebagainya.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi
siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh
orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian
media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah
dan radio siaran.
2.3.8 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur
dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media
televisi sebagaimana pada umumnya tujuan utama khalayak menonton
televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh
informasi.
2.4 Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik /Judul yang dibahas
2.4.1 Teori Uses and Gratification
39
Teori Uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) pertama
kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz pada tahun 1974
dalam bukunya The Uses on Mass Communication : Current Perspectives
on Grativication Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut.
Dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses
komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media
yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori
uses and gratifications mengasusmsikan bahwa pengguna mempunyai
pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007:191).
Teori Uses and Gratification digambarkan sebagai a dramatic
break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari teori
jarum hipodermik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media
terhadap khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak
terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses dan
gratification (Rakhmat, 2002:65).
Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai
otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz
percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk
menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak
alasan khalayak untuk menggunakan media.
40
Menurut pendapat teori ini , konsumen media mempunyai
kebebasan untuk memututskan bagaimana (lewat media mana) mereka
menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada
dirinya (Nuruddin, 2007:192). Teori ini memusatkan perhatian pada
penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasaan (gratifications)
atas kebutuhan seseorang. Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain
pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional,
perolehan informasi, dan kontak sosial. Sebagian besar perilaku khalayak
akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu.
Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis
dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau
sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian
yang menggunakan uses dan gratifications memusatkan pehatian pada
kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan
kebutuhan (Ardianto, 2004:70).
Lihu Katz, Jay G. Blumle, dan Michael Gurevitch (Ardianto,
2004:71) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses
and Gratification Media sebagai berikut:
1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemiliham media terletak pada
khalayak.
41
3. Media massa harus saling bersaing dengan sumber-sumber lain
untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhannya yang dipenuhi
media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui
konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang
bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang
diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup
mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-
situasi tertentu..
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus
ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women,
Message and Media (1982) pernah memberikan formula untuk
menjelaskan bekerjanya teori uses and gratifications.
Gambar 2.1
Bagan Teori Uses and Gratifications
Sumber : Nurudin (2007)
Imbalan disini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima
(segera) atau imbalan yang tertunda. Imbalan itu memenuhi kebutuhan
Janji Imbalan
____________________ = Probabilitas Seleksi
Upaya yang Diperlukan
42
khayalak. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
sangat bergantung pada tersedia tidaknya media dan kemudahan
memanfaatkannya. Bila membagi janji imbalan dengan upaya yang
diperlukan, maka akan memperoleh probabilitas seleksi dari media massa
tertentu (Nurudin, 2003:182).
Ada berbagai macam riset yang berangkat dari model Uses and
Gratifications, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Philip
Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset Uses and
Gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen
yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga
menggunakan dasar yang sama yaitu orang mengggunakan media
didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh
model Palmgreen ini lebih tidak berhenti disitu, dengan menanyakan
apakah motif-motif khalayak itu telah dipenuhi oleh media.
Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan
media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought)
dan GO (Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini
memunculkan teori yang merupakan varian dari teori Uses and
Gratifications, yaitu teori Expectancy Values (nilai pengharapan).
Gratification Sougth adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan
individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv,
koran). Gratification sougth adalah motif yang mendorong seseorang
mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained kepuasan yang
43
nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media
tertentu (Palmgreen, 1985:27) dalam Kriyantono (2006:206).
Dengan kata lain menurut Palmgreen, gratifications sougth
dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat
berikan dan evaluasi seesorang mengenai isi media. Gratification
obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang
telah diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan acara
atau rubrik tertentu secara spesifik.
Bisa dikatakan bahwa Uses & Gratifications bukanlah proses
komunikasi linier yang sederhana. Banyak faktor, baik personal maupun
eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang
(Kriyantono, 2006:206).
2.4.2 Hubungan Teori Uses and Gratifications dengan Topik yang
Dibahas
Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai teori Uses and
Gratifications, dapat diketahui bahwa teori tersebut mengasumsikan
bahwa pengguna media, yaitu seorang ibu rumah tangga memainkan
peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Ibu rumah
tangga mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi
kebutuhannya.
Seperti yang kita ketahui, tugas seorang ibu rumah tangga
tidaklah mudah. Mereka harus merawat suami serta anak-anaknya,
mengurusi pekerjaan rumah, dan juga memasak. Dengan kesibukan
44
seorang ibu rumah tangga, mereka tentu menyeleksi tontonan apa saja
yang kiranya dapat berguna dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Teori ini peneliti kaitkan dengan topik yang peneliti bahas dengan
judul “Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Minat
Memasak Ibu Rumah Tangga”. Banyak faktor pendukung dalam
tayangan Ala Chef yang dapat membuat para ibu rumah tangga memilih
acara tersebut sebagai untuk ditonton. Contohnya, masakan yang
disajikan unik dan bervariasi, host cantik yang juga adalah seorang ibu
rumah tangga dan pandai memasak, masakan yang disajikan bukan hanya
berasal dari masakan dalam negeri saja, bahkan terkadang masakan yang
disajikan merupakan paduan dari masakan dalam dan luar negeri.
Faktor-faktor tersebut juga dapat menimbulkan minat memasak
ibu rumah tangga. Mulai dari rasa penasaran terhadap masakan yang
disajikan dalam program tersebut, hingga rasa motivasi untuk menjadi
pandai memasak seperti sosok host dalam program tersebut, yaitu Farah
Queen, seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai artis,
model, dan koki.
2.4.3 Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to
action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut
Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (2003:305),
AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest
(minat), Desire (hasrat), Descicion (keputusan), Action
45
(tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model
ini adalah:
1. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk mencari
dan melihat sesuatu.
2. Ketertarikan (Interest) : Perasaan ingin mengetahui lebih
dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi
konsumen.
3. Keinginan (Desire) : Kemauan yang timbul dari hati tentang
sesuatu yang menarik perhatian.
4. Keputusan (Decision) : Kepercayaan untuk melakukan sesuatu
hal.
5. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan untuk merealisasikan
keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Gambar 2.2
Model Teori AIDDA
46
Attention
Interest
Desire
Decision
Action
Sumber: Effendy (2003)
Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak.
Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka
pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai
awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat
(interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat
adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan,
bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan
tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy,
2003:305).
2.4.4 Hubungan Teori AIDDA dengan Topik yang Dibahas
47
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa konsep dalam teori
AIDDA adalah proses psikologis dari diri khalayak. Bilamana jika
dikaitkan dengan topik yang dibahas oleh peneliti, seorang ibu rumah
tangga menemukan adanya sebuah program kuliner menarik perhatiannya
(attention), karena program tersebut bukan hanya menampilkan masakan
dari daerah-daerah tetapi juga terdapat demo masaknya. Selain itu
tayangan Ala Chef dibawakan oleh seorang host yang juga adalah seorang
chef yang cantik.
Untuk itu timbullah minat (desire) dari para ibu rumah tangga
untuk menyaksikan tayangan Ala Chef tersebut. Setelah menyaksikan
makanan-makanan yang terlihat menarik dan terlihat lezat, timbul hasrat
(desire) untuk mencoba memasak masakan tersebut di rumah masing-
masing. Kemudian, datanglah keputusan bahwa para ibu rumah tangga
akan mencoba untuk memasak masakan (action)yang didemo masakkan
oleh chef dalam tayangan Ala Chef tersebut.
2.4.5 Konsep Minat
Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat
orang tersebut. Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat (Hardjana, 2004:88).
48
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Minat terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang
perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau
perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat, tentu haruslah
menarik minat (manusia cenderung menyukai yang menarik bagi dirinya
dan menguntungkannya). Agar stimulus dapat menarik haruslah melalui
proses :
a) Adanya perhatian terhadap stimulus
b) Stimulus dapat dimengerti
c) Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan).
Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap
stimulus. Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya
minat terhadap objek. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tayangan Ala Chef di TRANS TV.
Adapun minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat
memasak. Memasak adalah penggunaan panas pada bahan makanan agar
bahan makanan tersebut bisa dimakan. Memasak menjadikan suatu
bahan makanan menjadi matang, mudah untuk dicerna, menjadi enak, dan
merubah bahan makanan dari segi rasa, rupa, warna, dan lain-lain.
49
Dengan demikian, dari beberapa pengertian tentang minat dan memasak,
minat memasak adalah aspek psikologis seseorang untuk menaruh
perhatian yang tinggi terhadap kegiatan yang menjadikan bahan makanan
bisa dimakan.
Minat memasak dapat ditentukan oleh tiga komponen (Soemanto,
2001:35).
1. Kognitif, yang berhubungan dengan gejala mengenai wujud
pengolahan, pengetahuan dan keyakinan serta harapan individu
tentang objek atau produk tertentu. Aspek kognitif dapat diartikan
sebagai letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada
dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi disini akal sebagai
kekuatan yang mengendalikan pikiran.
2. Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu
ditunjukkan pada objek tertentu. Aspek afektif dapat diartikan
sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam
situasi dengan jalan membuka diri terhadap suatu yang berbeda
dengan keadaan atau nilai dalam diri.
3. Konatif, proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat atau
tindakan suatu objek.
Jadi minat khalayak dalam penulisan ini adalah perhatian atau
kecenderungan yang terarah secara tertentu terhadap setiap episode
dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV yang pada akhirnya mampu
50
menimbulkan keinginan khalayak untuk mengikuti kegiatan memasak
dalam tayangan Ala Chef.
2.5 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
2.6 Operasionalisasi Konsep
Media Elektronik
Komunikasi Massa Media Massa
TRANS TV
Acara Kuliner ALA CHEF
Mempengaruhi Minat Memasak Para Ibu Rumah
Tangga
Televisi Swasta
Televisi
51
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu ditentukan variabel-
variabel yang akan diteliti. Menurut Bilson Simamora (2004:2006), variabel
adalah karakteristik, sifat, atau atribut yang memiliki berbagai nilai. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yang dijadikan objek penelitian
yaitu:
1. Tayangan Ala Chef (Variabel X), sebagai variabel bebas atau variabel
yang mempengaruhi. Skala yang digunakan adalah ordinal.
2. Minat Memasak (Variabel Y), yaitu sebagai variabel tidak bebas atau
variabel yang dipengaruhi. Skala yang digunakan adalah ordinal.
Definisi dan penjelasan tentang variabel X dan variabel Y dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.1
52
Operasionalisasi Konsep
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Variabel Bebas
(Indipenden) :
Tayangan Ala Chef
- Gambar jelas
- Suara jelas
- Warna terang
- Lighting
- Pembawa Acara
- Jenis makanan yang
disajikan
Variabel Terikat
(Dependen) :
Minat Memasak
1. Perasaan (Afektif)
2. Ketertarikan (Behaviour)
3. Pikiran (Kognitif)
- Perasaan terhibur
- Rasa penasaran
- Keahlian host
mengkreasikan makanan
- Intensitas Menonton
- Keinginan memasak
makanan yang dimasak
oleh host.
- Keinginan untuk pandai
memasak seperti host.
- memiliki nilai positif
- memiliki manfaat
53
2.6.1 Variabel
Variabel adalah konsep yang memiliki variasi atau memiliki lebih
dari satu nilai (Martono, 2010:50). Variabel adalah bagian empiris dari
sebuah konsep yang merupakan penghubung dari dunia teoritis dengan
dunia empiris. Variabel adalah fenomena dan peristiwa yang dapat
diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dalam penelitian
ini adalah variabel independen (X) yaitu Tayangan Ala Chef, dan variabel
dependen (Y) yaitu minat memasak.
− Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Kamus Dasar Bahasa Indonesia
(2001:849), yaitu, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang. Dari pengertian yang telah
dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan suatu daya yang dapat mengubah apa membentuk
sesuatu yang lain. Sehubungan dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh penulis, pengaruh merupakan bentuk sebab-akibat
antar variabel.
− Program
Kata program berasal dari bahasa Inggris , “programme” atau
‘program’ yang artinya acara atau rencana. Undang-undang di
Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
54
menggunakan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan
sebagai segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang
disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk
mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu
radio atau televisi (Morissan, 2005:97).
− Ala Chef
Ala Chef adalah sebuah tayangan kuliner yang
menampilkan perjalanan seorang chef perempuan mengelilingi
Indonesia dan mengeksplorasi kekayaan kuliner serta budaya
suatu daerah. Keunikan tayangan ini adalah host akan
melakukan demo masak yang akan menggabungkan resep
masakan tradisional Indonesia dan Eropa (Fusion) ala Chef
Farah Quinn. Hasil masakannya akan dicicipi oleh penduduk
lokal dan bahan-bahan masakan yang akan digunakan pun adalah
hasil bumi daerah yang dikunjungi.
Content (Durasi program 45 menit dan terbagi atas 3
segmen) :
- Host melakukan traveling ke berbagai daerah di
Indonesia
- Eksplorasi budaya & kuliner khas dari suatu daerah yang
dikemas lebih fun dan menarik
- Selalu ada interaksi/ aktivitas dengan penduduk lokal.
55
- Mengkombinasikan kekuatan dari format reality dan
magazine membuat program kuliner ini menjadi
berbeda, informatif dan menarik perhatian penonton.
- Selain kekuatan kuliner, adanya demo memasak yang
simple dan praktis bisa dijadikan salah satu referensi
resep masakan oleh pemirsa.
− TRANS TV
TRANS TV adalah stasiun televisi yang menyiarkan acara Ala
Chef, PT TRANS TV memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober
1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan
oleh tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15
Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.
− Minat memasak
Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat
(Hardjana, 2004:88).
Pengertian memasak adalah penggunaan panas pada bahan
makanan agar bahan makanan tersebut bisa dimakan. Memasak
56
menjadikan suatu bahan makanan menjadi matang, mudah untuk
dicerna, menjadi enak, dan merubah bahan makanan dari segi rasa,
rupa, warna, dan lain-lain. Jadi minat memasak adalah aspek
psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi
terhadap kegiatan yang menjadikan bahan makanan bisa dimakan.
− Ibu Rumah Tangga
Menurut Melly G. Tan dalam Sukarni (2003:15) rumah tangga
adalah sekelompok orang yang tinggal dibawah satu atap atau
dalam satu bangunan dan mempunyai dapur dan anggaran rumah
tangga yang sama. Jadi ibu rumah tangga adalah seorang status
bagi seorang wanita yang telah menikah dan tinggal bersama
seorang kepala keluarga dibawah satu atap atau dalam suatu
bangunan.
− RW O6 kelurahan Kapuk Muara
RW 06 adalah sebuah RW yang terletak di wilayah perumahan
Pantai Indah Kapuk, Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara. RW
06 ini mencakup 15 RT yang terdiri dari 1068 kepala keluarga.
Kantor RW 06 terletak di Jalan Walet Indah 6, Pantai Indah
Kapuk. Saat ini Bapak Sutedi Djunaedi menjabat sebagai Ketua
RW 06.