bab 2 landasan teori 2.1 teori data, informasi dan...
TRANSCRIPT
10
BAB 2
LANDASAN TEO RI
2.1 Teori Data, Informasi dan Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Data
Pengertian data menurut O’Brien (2005, p38) merupakan fakta atau
observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.
Lebih rincinya, data adalah pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dan
entitas seperti manusia, tempat, barang dan kejadian.
D’Vance mengatakan bahwa data sebagai pembawa informasi dan
pengetahuan. Dapat diklasifikasikan sebagai nomor baku, gam bar, kata-kata,
serta suara yang berasal dari pengamatan atau pengukuran (Liu, 2010).
Dari sudut pandang praktis, data meliputi ringkasan fakta atau angka
(pengetahuan yang sangat explicit) yang diperoleh dari operasi, eksperimen,
survei, dan lainnya. Dalam pandangan um um, data mentah berupa angka dan
fakta dalama pandangan konvensional yang hirarkis, dimana data dikumpulkan
untuk membent uk informasi dalam rangka memberikan pengetahuan (Freeze,
2007).
Data yang baik merupakan sesuatu yang valid yang berdasarkan penilaian
objektif dari suatu fakta yang berasal dari pengamatan atau eksperimen yan g
dapat diolah untuk membuat suatu informasi tepat.
11
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses sehingga lebih berarti dan lebih
bermanfaaat bagi pemakai tertentuyang biasanya mengarah pada proses
penambahan nilai (O’Brien, 2005, p13).
Pengertian informasi menurut Widayana (2009, p13) adalah data telah
disusun dan disertai dengan referensi terhadap suatu hubungan (konteks) yang
mempunyai arti, untuk membant u pengam bilan keputusan.
Proses perubahan data menjadi informasi dilakukan melalui beberapa
tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu (Davenport dan Prusak, 2007, p15-
16) :
• Contextualized : memahami manfaat data yang dikumpulkan.
• Categorized : memahami unit analisis atau komponen kunci dari data.
• Calculated : menganalisis data secara sistematik atau secara statistik.
• Corrected : menghilangkan kesalahan (error) dari data.
• Condensed : meringkas data dalam bent uk yang lebih singkat dan jelas.
Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
data yang telah diproses sehingga memiliki nilai dan manfaat, serta dapat
dipergunakan unt uk membantu dalam pengam bilan keputusan.
2.1.3 Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Knowledge adalah proses menerjemahkaninformasi (seperti data)
danpengalamanmasalalumenjadi serangkaian pengetahuan bermakna yang
dapatdimengertisertadiaplikasikanolehindividu (Debowski, 2006, p16).
12
Knowledge adalah informasi dilengkapi dengan pemahaman pola
hubungan dari informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok
dalam perusahaan. Knowledge merupakan penerapan informasi yang diyakini
dapat langsung digunakan unt uk mengam bil keput usan dalam bertindak
(Widayana, 2009, p13).
Menurut Davenport, Knowledge adalah proses transformasi informasi
menjadi knowledge melalui empat tahapan yang dim ulai dengan huruf C, yait u
(Tobing, 2007, p18) :
• Comparison : membandingkan informasi pada sit uasi tertentu dengan situasi-
siat uasi lain yang telah diketahui.
• Consequence : menem ukan implikasi-implikasi dari informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan.
• Connection : menemukan hubungan-hubungan bagian-bagian kecil dari
informasi dan hal-hal lainnya.
• Concervation : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain
terkait informasi tersebut.
Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa, knowledge
merupakan kumpulan informasi yang dimiliki oleh individu dan dijadikan
sebagai keahlian mereka serta digunakan unt uk menyelesaikan masalah atau
mengambil tindakan yang lebih efektif.
13
2.2 Teori Manajemen
Robbins dan Coulter (2005,p7) mengemukakan bahwa manajemen mengacu
pada proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan kerja secara efisien
dan efektif dengan dan melalui orang lain. Terdapat empat jenis fungsi management
sebagai berikut :
• Perencanaan (planning) mencakup proses merumuskan sasaran, menetapkan
suatu strategi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan menyusun
rencana guna mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
• Mengorganisasikan (organizing) mencakup proses menet ukan t ugas mana yang
harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa dan pada tingkat mana pengam bilan
keput usan diam bil.
• Kepemimpinan (leading) mencakup proses memotivasi karyawan, mengarahkan,
menyeleksi saluran kom unikasi yang paling efektif dan memecahkan suat u
masalah.
• Pengawasan (controlling) mencakup kegiatan memantau aktivitas-aktivitas yang
ada unt uk memastikan bahwa semua mencapai apa yang telah direncanakan dan
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.
2.3 Teori Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Menurut Debowski (2006, p16), knowledge management adalah proses
mengidentifikasi, menangkap, mengorganisir, dan menyebarkan aset intelektual
yang kritis bagi kinerja jangka panjang organisasi.
14
Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management adalah proses
aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, nam un tidak berususan
dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relatif pentingnya
pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Menjaga keseimbangan
pengetahuan yang berbeda dalam suat u organisasi sangatlah penting.
Definisi lain tentang knowledge management adalah sebagai proses yang
menciptakan atau menempatkan pengetahuan, mengelola penyebaran serta
penggunaan pengetahuan dalam organisasi, teori ini dikutip dari Darroch. Dari
penelitian telah menunjukan, knowledge management secara positif terkait dengan
keberhasilan suatu organisasi, terutama di perusahaan manufakt ur (Gregory, et al,
2010).
Mengutip dari pendapat Davenport dan Prusak, knowledge management
difokuskan pada proses dan mekanisme untuk menemukan serta berbagi apa yang
dikenal oleh organisasi atau stakeholder eksternal. Kemapuan untuk berbagi
pengalaman internal yang baik, dianggap penting untuk kinerja organisasi secara
keseluruhan. Michael et al (2009) juga mengem ukakan bahwa memanfaatkan
pengetahuan eksternal sangat penting dalam mengarahkan inovasi produk baru serta
kinerja organisasi secara umum.
Knowledge management membantu sebuah organisasi membeli, menyimpan
dan menggunakan pengetahuan untuk hal-hal seperti pemecahan masalah,
pembelajaran yang dinamis, perencanaan strategis, dan pengambilan keput usan.
Knowledge management juga membantu perusahaan unt uk melindungi aset
intelektual dan menerapkan budaya sharing knowledge antar karyawan dalam
perusahaan.
15
Turban, et al (2008, p390) mendefinisikan knowledge management sebagai
sebuah proses yang membant u perusahaan mengidentifikasi, memilih,
mengorganisasikan, menyebarkan, dan mentransfer informasi dan keahlian yang
merupakan bagian dari memori perusahaan dan biasanya berada di dalam perusahaan
dalam bentuk tidak terstruktur.
Gambar 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan
(Sumber : Turban, 2008, p390)
2.3.1 Jenis Knowledge
Dalam bukunya,Debowski (2006, p17-18) membagi pengetahuan organisasi
kedalam dua jenis, yait u :
1. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang diperoleh dari akum ulasi
pengalaman dan pembelajaran dari seseorang dan yang sulit untuk
direproduksi atau dibagikan dengan orang lain. Kesulitan dalam
menerjemahkan pengetahuan ini kedalam produk atau proses yang nyata
mengangkat dua isu bagi organisasi yait u : bagaimana untuk
mengidentifikasi pemilik dari pengtahuan itu dan bagaimana cara agar oran g
lain mampu mengakses ketika dibut uhkan.
2. Explicit Knowledge adalah pengetahuan yang dapat dibagikan dengan orang
lain – dapat didokumentasikan, dikategorisasikan, ditransmisikan kepada
16
orang lain sebagai informasi, dan diilustrasikan kepada orang lain melalui
demonstrasi, penjelasan, dan bentuk lain dari knowledge sharing. Ada dua
bent uk utama dari explicit knowledge antara lain declarative knowledge,
yaitu sekumpulan prinsip dan fakta yang dapat dijelaskan kepada orang lain,
serta procedural knowledge yaitu pengetahuan yang memampukan
pengaplikasian berbagai proses.
Pekerja yang bekerja dan mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk
menghasilkan, melakukan, atau menjelaskan pengetahuan disebut sebagai
knowledge worker (Debowski, 2006, p18)
Gambar 2.2 Sum ber pengetahuan organisasi
(Sumber : Debowski, 2006, p19)
2.3.2 Core Knowledge
Hal paling penting yang perlu diperhatikan dari Knowledge Management
adalah bahwa tujuan dari Knowledge Management itu sendiri adalah unt uk
17
mengembangkan strategi perusahaan yang memfasilitasi akses mudah terhadap
pengetahuan yang berharga. Karena hal tersebut, maka menurut Debowski
(2006, p170), penting untuk mengklarifikasikan pengetahuan apa yang sangat
penting sehingga memicu timbulnya kesadaran karyawan untuk mengelola
pengetahuan tersebut secara tepat. Core knowledge merupakan pengetahuan
strategis atau operasional yang berkontribusi kepada proses atau hasil utama dari
organisasi, seperti :
• Mendukung fokus dan kegiatan utama dari proses bisnis
• Memiliki nilai jangka panjang pada kegiatan organisasi
• Memberikan performas lebih pada kegiatan utama organisasi
• Menentukan biaya untuk mendapatkan dan mengelola knowledge
• Meminimalkan pengulangan, kesalahpahaman informasi, atau usaha yang
berulang-ulang pada bagian dari knowledge workers.
Core Knowledge merupakan konsep yang selalu berubah sesuai dengan
kebut uhan yang tercermin pada proses bisnis utama, knowledge domain dan
kemampuan pengguna pada saat itu.
18
Gambar 2.3 Framework pengem bangan pengetahuan inti
(Sumber : Debowski, 2006, p171)
Gambar 2.3 menunjukkan tiga fase didalam mengembangkan kerangka
kerja pengetahuan inti, dimana setiap fase terdiri dari beberapa langkah, yang
dit unjukkan oleh Debowski (2006, p172-p188).
Fase pertama, mengklarifikasi cakupan dari pengetahuan inti,
mengeksplorasi tipe-tipe pengetahuan inti dan bagaimana penggunaan
pengetahuan tersebut dalam perusahaan. Tiga aspek dari aktifitas organisasi yang
digunakan antara lain : pertama, bisnis inti, yaitu aktifitas dan prioritas yang
perlu didukung oleh pengetahuan yang akurat dan lengkap. Kedua, identifikasi
domain dari pengetahuan, yaitu pendeskripsian pengetahuan berdasarkan area
bisnis yang didukung dan didorong secara aktif. Ketiga, menggunakan
19
spesifikasi dari cakupan pengetahuan inti, peninjauan ulang terhadap kapasitas
dari karyawan unt uk membagi dan menghasilkan pengetahuan.
Fase kedua yait u mendefinisikan parameter pengetahuan inti yang
menetapkan batas pengetahuan dasar yang harus mendukung kegiatan bisnis.
Knowledge users memperoleh keuntungan dari pedoman yang jelas dan siap
diakses mengenai hubungan knowledge dengan Content Management System
(CMS). Parameter pengetahuan inti dibutuhkan untuk mengakomodasi perubahan
arah dan prioritas organisasi yang cukup fleksibel.
Fase ketiga, merancang sejumlah strukt ur pengetahuan inti. Strukt ur
pengetahuan inti merupakan sistem dan proses yang membantu dalam pemetaan
pengaturan pengetahuan inti dari sebuah organisasi. Knowledge mapping adalah
langkah yang penting dalam mengidentifikasi dimana pangetahuan tacit dan
eksplisit dapat ditemukan, dan menghubungkannya melalui sebuah sistem yang
terintegrasi.
2.3.3 Fase Pengembangan Knowledge
Menurut Debowski (2006, p32), proses pengem bangan knowledge
bersifat dinamis dan responsif, mengam bil masukan dan feedback dari sumber
yang bervariasi melalui berbagai tahap. Fase pengembangan knowledge dibagi
menjadi 5 tahap.
20
Gambar 2.4 Penciptaan Knowledge Organisasi
(Sumber : Debowski, 2006, p33)
Keterangan gambar :
1. Knowledge Sourcing
Knowledge Sourcing merupakan proses mengumpulkan sebanyak
mungkin sum ber knowledge yang diketahui. Identifikasi dari knowledgegap
antara apa yang diketahui dengan apa yang harus diketahui seringkali menjadi
stimulus unt uk memulai proses penciptaan knowledge. Sebagai respon atas hal
ini, organisasi umumnya melakukan review terhadap sumber panduan yang ada,
21
yang dimiliki oleh individu atau sumber daya organisasional lainnya. Sum ber
yang digunakan mungkin melibatkan knowledge yang terspesialisasi atau
knowledge yang sebelumnya dimiliki oleh individu dalam organisasi, panduan
dari ahli seperti konsultan, rekaman organisasi atau intranet perusahaan. Belajar
dari pengalaman masa lalu adalah sum ber panduan yang signifikan, terutama
dimana masalah yang sedang diinvestigasi memiliki implikasi resourcing yang
signifikan.
2. Knowledge Abstraction
Setelah menganalisa sumber knowledge, prinsip umum dan konsep
dihasilkan untuk membimbing konstruksi dari knowledge yang baru. Proses ini
dinamakan knowledge abstraction. Knowledge abstraction membantu unt uk
menyusun pengertian yang didapat dari knowledge sourcing dan unt uk
meramalkan knowledge baru dari panduan dasar dan masalah yang telah
muncul. Abstraksi dari berbagai sum ber mengurangi kompleksitas dari faktor-
faktor yang dipertimbangkan.
3. Knowledge Conversion
Setelah abstraksi, knowledge diubah menjadi berbagai bentuk aplikasi
yang berguna yang bisa diuji dan dibagi dengan orang lain. Knowledge
conversion mendeskripsikan fase berbagai ide dan prinsip diperhalus (refine)
menjadi outcome yang spesifik. Knowledge bisa dikodifikasi (codify) atau
ditambahkan (embodied). Codifiedknowledge merupakan knowledge yang bisa
direkam dan diakses oleh orang lain pada saat dibut uhkan. Embodied knowledge
adalah tacit knowledge daari seorang individu. Ini dapat dibagi melalui cerita,
kiasan, atau nasehat personal sesuai kebutuhan.
22
4. Knowledge Diffusion
Knowledge diffusion adalah penyebaran knowledge setelah dikodifikasi
atau ditambahkan. Dalam lingkup organisasional, difusi bisa muncul melalui
media komunikasi (contohnya newsletter, intranet, rapat, seminar atau video),
mencontohkan praktek baru, dan demonstrasi atau pengajaran dalam prosedur
yang terspesialisasi. Kesuksesan dari knowledge diffusion bergantung pada
tingkat knowledge sebelumnya dimiliki dari audiens dan efektivitasi jalur yang
tersedia unt uk berbagi knowledge. Difusi paling baik terjadi pada saat penerima
mengerti dan mengintegrasikan pengertian pada konsepsi mereka sendiri.
5. Knowledge Development and Refinement
Knowledge secara berkala dibentuk ulang dan diuji lebih jauh melalui
pengalaman tambahan dan feedback. Proses pengem bangan dan penghalusan
knowledge yang revolusioner ini adalah salah sat u fit ur kunci dari knowledge
management, memastikan knowledge tetap terbarukan dan berguna.
Hal yang perlu diperhatikan adalah, bagaimanapun juga walaupun lima
tahap pengembangan knowledge berkontribusi pada knowledgeorganisasional
yang efektif, kelima tahap ini tidak selalu diselesaikan. Pada beberapa situasi,
terutama dimana keahlian sangat terspesialisasi, m ungkin akan ada sedikit
konversi dan difusi. Pada saat pengguna tidak berpengalaman, tahap pertama
mungkin menjadi sat u-satunya tingkat dimana knowledge tercipta, dan hal
tersebut mungkin diturunkan dari sumber-sum ber yang diakses.
23
2.3.4 Manfaat Knowledge Management pada Perusahaan
Keuntungan dan manfaat Knowledge Management bagi perusahaan
menurut Tobing (2007, p38) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pengam bilan keputusan
b. Meningkatkan kualitas dalam penanganan pelanggan
c. Meningkatkan keterampilan karyawan
d. Meningkatkan profit
e. Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan
f. Cara kerja menjadi lebih baik dari sebelumnya
g. Meningkatkan pangsa pasar
h. Menyempurnakan pengembangan produk terbaru
i. Meningkatkan mutu produk dan layanan
2.4 Teori Knowledge Management System
Turban et al (2008, p400) mengemukakan bahwa Knowledge Management
System dikembangkan menggunakan tiga set teknologi, yaitu : komunikasi,
kolaborasi, serta penyimpanan dan pengambilan. Teknologi penyimpanan dan
pengambilan awalnya berarti menggunakan sistem basis data untuk menyimpan dan
mengatur pengetahuan. Pendekatan ini bekerja dengan baik pada masa awal
penyimpanan dan pengat uran sebagian besar explicit knowledge, dan bahkan explicit
knowledge mengenai tacit knowledge. Akan tetapi menangkap, menyimpan, dan
mengatur tacit knowledge biasanya membutuhkan perangkat peralatan yang berbeda.
Sistem manajemen dokumen elektronik dan sistem penyimpanan special yang
merupakan bagian dari sistem kolaboratif terkomputerisasi mengisi celah ini.
24
Dalam buku Knowledge Management yang dit ulis oleh Shelda Debowski (2006),
disebutkan empat (4) komponen dari sebuah KMS. Komponen tersebut digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Komponen Knowledge Management System
(Sumber : Debowski, 2006, p144)
2.4.1 Perancangan Knowledge Repository
Menurut Debowski (2006, p195), repositori bertindak sebagai
penghubung diantara users dan pengetahuan inti, beroperasi sebagai satu titik
masuk untuk membant u pengguna menemukan informasi yang relevan dari
berbagai sumber dalam organisasi. Fungsi dari repositori adalah
25
mengodifikasikan explicit knowledge ke dalam bentuk logical dan mengarahkan
pengguna unt uk mengakses sum ber-sumber (termasuk orang, kelompok
organisasi, halaman web, aturan-aturan, dan lainnya) yang dapat memandu dan
menyajikan kebut uhan pencari informasi. Repositori juga bertindak sebagai
penggerak untuk mengkontribusikan pengetahuan baru.
Pada permukaannya, repositori dapat terlihat seperti web-based index
atau pengkategorian berbasis web. Repositori menawarkan pilihan kepada
pengguna unt uk berekplorasi, dengan menu utama yang menawarkan akses
untuk mengidentifikasi sumber pengetahuan di dalam perusahaan dan sekitarnya.
Sebagai contoh, Debowski mengungkapkan bahwa sebuah repositori dapat
mengandung (2006, p196):
- Hubungan ke organisasi dan sumber eksternal
- Layanan pencarian data yang membant u pengguna menemukan objek
atau sumber yang diinginkan
- Forum komunikasi yang memberikan fasilitas untuk melakukan
diskusi dan review
- Materi dan layanan referensi
- Topic diskusi
- FAQs
- St udi kasus
- Real-life examles
- Situs yang menyajikan berbagai macam solusi
- Pedoman
26
- Help Service yang membant u pengguna yang belum familiar dengan
sistem
- penjelasan mengenai cakupan dan kegunaan sistem
Sebuah repositori tidak selalu memiliki fitur-fitur yang disebutkan diatas.
Rancangan dari sebuah repository mengikuti kebutuhan pengguna dan pengetuan
yang paling penting mengenai inti proses bisnis. Repositori harus dibangun
dengan sangat hati-hati supaya mampu menyediakan pedoman-pedoman
mengenai hal apa yang telah diketahui oleh perusahaan dan siapa pihak
penanggungjawabnya secara detil.
2.4.2 Implementasi Knowledge Management System
Ada tiga (3) kriteria yang harus diraih agar implementasi KMS berhasil
(Debowski, 2006, p151), yait u :
1. Sistem merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap kebut uhan perusahaan
2. Sistem merefleksikan prinsip dasar Knowledge Management, terutama
dorongan kolaborasi dan komunikasi.
3. Sistem juga merefleksikan perhatian yang sangat dalam terhadap individual
melalui seluruh fase pengem bangannya.
Secara um um, Debowski (2006, p151) menyebutkan ada beberapa
tahapan yang harus direncanakan dengan baik agar implementasi sistem
sekompleks Knowledge Management System dapat berjalan dengan baik.
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
27
Fase 1. Justify the need for KMS
Perumusan kebutuhan KMS adalah proses pengidentifikasian akan
kebut uhan KMS dalam perusahaan yang perlu dilakukan secara detil karena
KMS bukan investasi kecil, memerlukan tanggung jawab dan biaya yang besar
agar KMS dapat berjalan dengan baik.
Fase 2. Identify the KMS
Proses mengidentifikasi isi knowledge dari KMS yang akan diterapkan
dalam perusahaan, pada tahap ini akan dilakukan pembentukan knowledge dari
tacit menjadi eksplisit
Fase 3. Clarify the custom spesification
Tahap ini merupakan proses klarifikasi dari spesifikasi teknologi yang
dibut uhkan untuk menjalankan aplikasi KMS berdasarkan requirment dari
perusahaan.
Fase 4. System Selection.
Tahap system selection adalah proses untuk mendesain bent uk dari
knowledge repository, dan user interface yang akan digunakan dalam aplikasi
KMS.
Fase 5. Pilot study.
Sebelum diimplementasikan, aplikasi KMS akan di uji cobakan terlebih
dahulu ke salah satu bagian dari perusahaan dengan metode pilot study. Pilot
28
study adalah proses pengimplementasian sistem pada salah satu bagian kecil saja
dalam perusahaan.
Fase 6. Full implementation
Dalam fase ini dilakukan proses penerapan aplikasi KMS pada seluruh
bagian dalam perusahaan.
Setiap tahapan harus terarah dan memiliki fokus yang berkelanjutan
didalam bagaimana sistem dapat memberikan kontribusi secara menyeluruh
dalam perusahaan. Pada tabel berikut ini digambarkan lebih detail 6 fase
implementasi Knowledge Management System.
2.5 Teori O bject O riented Analysis and Design (OOAD) Unified Process
2.5.1 Definisi OO AD-Unified Process
Menurut Satzinger et al.(2005, p60), Object-oriented analysis (OOA),
mendefinisikansemua jenisobjek yangmelakukan pekerjaandalam suat u
sistemdan menunjukkan interaksi dari pengguna yang dibutuhkan
untukmenyelesaikan tugas. Menurut Satzinger et al. (2005, p60), Object-oriented
design (OOD), mendefinisikan sem ua tipe objek dari objek yang diperlukan
untuk dapat berkomunikasi dengan orang dan perangkat yang ada di dalam
system, menggambarkan bagaimana objek dapat berinteraksi unt uk
menyelesaikan t ugas, dan menyesuaikan dan menyempurnakanmasing-masing
jenisobjeksehinggadapat diimplementasikan denganbahasa tertentuatau
lingkungan.
29
2.5.2 Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) menurut Satzinger et al. (2005, p48)
adalah serangkaian standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan
secara khusus untuk pengem bangan object-oriented. Model dari komponen
system yang menggunakan UML adalah :
Activity Diagram
Event Table
Use Case Diagram & Description
Domain Model Class Diagram
Sequence Diagram
Communication Diagram
User Interface and Navigation Diagram
Deployment and software architecture
30
2.5.2.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger et al. (2008, p141), activity diagram adalah sebuah tipe
dari workflow diagram yang menggambarkan aktivitas dari user dan flow nya
secara berurutan.
Gambar 2.5 Simbol Activity Diagram
Sum ber : Satzinger et al. (2005, p145)
2.5.2.2 Event Table
Event Table menurut Satzinger et al. (2005, p174), adalah catalog dari
use case yang yang berisi daftarevents dibaris dan informasi lainnya yang berada
di setiap kolom berdasarkan events tersebut.
Event adalah sebuah kejadian yang di suatu waktu dan tempat tertentu
yang dapat dideskripsikan dan layak untuk diingat (Satzinger, 2005, p167).
Trigger adalah sebuah isyarat yang memberitahu sistem bahwa sebuah kejadian
telah berlaku, baik kedatangan akan pemrosesan kebutuhan atau waktu tertentu.
31
Source adalah seorang agen eksternal yang menyediakan data untuk sistem. Use
case adalah apa yang dilakukan sistem pada saat kejadian berlaku. Response
adalah sebuah keluaran yang diproduksi oleh sistem, yang ditujukan unt uk
sebuah tujuan (destination). Destination adalah seorang agen eksternal yang
menerima data dari sistem (Satzinger, 2005, p175).
Event table digambarkan dalam bentuk tabel yang berisi kolom dan baris
untuk merepresentasikan kejadian-kejadian dan rinciannya. Berikut adalah
contoh event table.
Gambar 2.6 Informasi tentang event dan use case di dalam event table
Sum ber : Satzinger et al. (2005, p174)
2.5.2.3 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger et al (2005, p184), domain model class diagram
adalah sebuah class diagram UML yang menunjukkan hal-hal yang penting bagi
pekerjaan user: problem domain class, asosiasi-asosiasi mereka, dan atribut-
32
atributnya. Dijelaskan lebih lanjut oleh Satzinger et al (2005, p185), bahwa
simbol class pada domain class diagram adalah sebuah persegi dengan 3 bagian.
Bagian teratas berisi nama class, bagian tengah berisi atribut class, dan bagian
bawah berisi daftar method penting bagi class. Namun, method tidak
digambarkan pada domain model class diagram .Berikut ini adalah contoh
domain model class diagram .
Gambar 2.7 Contoh Domain Model Class Diagram
2.5.2.4 Usecase Diagram
Menurut Satzinger et al. (2005, p214), usecase diagram adalah fungsi
atau kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk menanggapi permintaan dari
user. Terdiri dari 4 notasi antara lain automation boundary, actor (stick person),
connecting line, dan usecase.
class A university course enrollment domain model class diagram
Course
- courseNumber- title- creditHours
CourseSection
- sectionNumber- startTime- roomNumber
Student
- studentID- name- major
0..*
1
0..*0..*
33
Gambar 2.8 Simple Use case with an Actor
Sum ber : Satzinger et al. (2005)
Gambar 2.9 Use Case Diagram with Automation Boundary
Sum ber : Satzinger et al. (2005)
2.5.2.4.1 Usecase Description
Menurut Satzinger et al (2005, p220), use case description merupakan
salah satu dari berbagai macam cara unt uk menguraikan use case. Pada
umumnya, use case description tertulis dalam 3 tingkatan rincian.
34
a) Brief Description
Menurut Satzinger et al (2005, p220), brief description dapat
digunakan untuk bent uk use case yang sederhana, khususnya aplikasi
yang dikembangkan berukuran kecil dan m udah dipahami.
Berikut adalah contoh brief use case description.
Create new order description
Ketika pelanggan menelfon untuk melakukan pemesanan, staff penjualan dan sis tem melakukan verifikasi terhadap informasi pelanggan, membuat pemesanan baru, menambah item ke pemesanan, melakukan verfikasi terhadap pembayaran, menciptakan transaksi pemesanan, dan memfinalisasi pemesanan.
b) Intermediate Description
Menurut Satzinger et al (2005, p221), intermediate description
mengembangkan brief description unt uk meliputi aliran internal dalam
aktivitas ke dalamnya. Kondisi-kondisi pengecualian juga dapat
didokumentasikan, jika diperlukan.
Berikut adalah contoh intermediate use case description.
Flow of activities for scenario of Order Clerk creates telephone order
Main flow: 1. Pelanggan menelfon RMO dan ditanggapi oleh staff penjualan. 2. Staff penjualan melakukan verifikasi informasi pelanggan. Bila pelanggan tersebut
pelanggan baru, maka ia akan memanggil usecase Maintain customer account information untuk menambah pelanggan baru.
3. Staff melakukan inisiasi pembuatan pemesanan baru. 4. Pelanggan meminta untuk menambah item pada pemesanannya. 5. Staff melakukan verifikasi terhadap item dan menambahnya ke order. 6. Ulangi step 4 dan 5 sampai semua item telah ditambahkan ke order. 7. Pelanggan menandakan kapan pemesanan se lesai; staff mengakhiri pemesanan;
sistem melakukan komputasi jumlah total. 8. Pelanggan membayar; staff memasukkan jumlah pembayaran; sistem melakukan
verifikasi pembayaran. 9. Sistem melakukan finalisasi pemesanan.
35
Exception Conditions:
1. Bila stok sebuah item kosong, maka pelanggan dapat a. Memilih untuk tidak membeli item tersebut, atau b. Meminta item untuk ditambahkan sebagai item back‐order. 2. Bila pembayaran item ditolak karena verifikasi kredit yang buruk, maka a. Pemesanan dapat dibatalkan, atau
b. Pemesanan dapat ditunda sampai cek te lah diterima.
c) Fully-Developed Description
Menurut Satzinger et al (2005, p221), fully-developed description
adalah bentuk paling formal dalam mendokumentasikan sebuah use case.
Dengan membuat fully-developed description, kita dapat lebih memahami
proses bisnis tersebut dan bagaimana sistem tersebut harus
mendukungnya.
Berikut adalah contoh fully-developed use case description.
Use Case Name: Create new order Scenario: Create new telephone order
Triggering Event: Pelanggan menelfon RMO untuk membeli item dari katalog.
Brief Description:
Ketika pelanggan menelfon untuk melakukan pemesanan, staff penjualan dan sistem melakukan verifikasi terhadap informasi pelanggan, membuat pemesanan baru, menambah item ke pemesanan, melakukan verfikasi terhadap pembayaran, menciptakan transaksi pemesanan, dan memfinalisasi pemesanan.
Actors: Staff penjualan telefon
Related Use Cases:
Includes : Check item availability
Stakeholders: Departemen penjualan : untuk menyediakan definisi utama Departemen pengiriman: untuk memverifikasi bahwa informasi yang diberikan cukup untuk dikerjakan
Departemen marketing: untuk mengumpullan statis tik pelanggan untuk mempela jari pola pembelian
Preconditions: Pelanggan mesti ada.
Katalog, Produk, dan Item Gudang mesti ada untuk item yang diminta.
Postconditions: Pemesanan dan isi pemesanan mesti tercipta. Transaksi pemesanan mesti diciptakan untuk pembayaran pemesanan. Item gudang mesti memiliki jumlah stok yang terbaharui.
36
Pemesanan yang dibuat mesti dihubungkan dengan pelanggan.
Flow of Events: Actor System
1. Staff penjualan menjawab telefon dan terhubung dengan pelanggan.
2. Staff penjualan melakukan verifikasi terhadap informasi pelanggan.
3. Staff melakukan inisiasi pembuatan pemesanan baru.
4. Pelanggan meminta untuk menambah item pada pemesanannya.
5. Staff melakukan verifikasi terhadap item (use case Check item availability).
6. Staff menambah item ke pemesanan. 7. Ulangi step 4, 5, dan 6 sampai semua
item telah ditambahkan ke order. 8. Pelanggan menandakan kapan
pemesanan selesai; staff mengakhiri pemesanan.
9. Pelanggan membayar; staff memasukkan jumlah peambayaran.
3.1. Membuat
pemesanan baru
5.1. Menampilkan informasi item
6.1. Menambah item pemesanan
8.1. Menyelesaikan pemesanan
8.2. Menghitung jumlah total
9.1. Memverifikasi
pembayaran
9.2. Membuat transaksi pemesanan
9.3. Memfinalisai pemesanan
Exception Conditions:
2.1 Bila pelanggan belum terdaftar, maka staff menunda use case ini dan memanggil use case Maintain customer information.
2.2 Bila pelanggan memiliki masalah dengan credit hold (kartu kredit tidak bisa di kredit lagi) maka staff akan meneruskan panggilan ke perwakilan customer service.
4.1 Bila sebuah item stoknya kosong, maka pelanggan dapat
a. memilih untuk tidak membeli item, atau b. meminta item untuk dipesan sebagai item back‐order.
9.1 Bila pembayaran pelanggan ditolak karena verifikasi kredit yang buruk, maka a. pemesanan dibatalkan, atau
b. pemesanan ditunda sampai pembayaran diterima.
Tabel 2.2 Contoh Fully-Developed Description
37
2.5.2.5 Sequence Diagram
Menurut Satzinger et al (2005, p315), sequence diagram digunakan unt uk
menjelaskan interaksi antar objek dan desain keput usan dokumen. Perbedaannya
dengan system sequence diagram adalah objek :System diganti dengan objek
internal dan pesan dalam sistem. Berikut adalah contoh sequence diagram .
Gambar 2.10 First-Cut Sequence Diagram
Sum ber : Satzinger et al. (2005, p315)
2.5.2.6 Communication Diagram
Menurut Satzinger et al (2005, p334), communication diagram ,
sama seperti sequence diagram , merupakan diagram interaksi dan
menampilkan informasi yang sama. Hanya saja, communication
sd First-cut sequence diagram for the Look up item availability usecase
Clerk
:Avai labilityHandler :Catalog :ProductItem :Catal ogProduct :InventoryItem
inquireOnItem(catalogID,prodID, size)
inquireOnItem(prodID,size) desc= getDescription()
price= getPrice()
quantity= getQty() quantity= getQOH()
(desc, price,quantity)(desc, price, quantity)
38
diagram lebih berguna dalam menampilkan sisi lain dari usecase—sisi
yang menekankan coupling.Unt uk aktor, objek, dan message,
communication diagram menggunakan simbol-sim bol yang sama
dengan sequence diagram . Akan tetapi, ia memiliki simbol lain, yaitu
simbol link.
Pada communication diagram¸ link menanandakan bahwa dua
objek memiliki message yang sama—salah sat u objek mengirimnya dan
yang lainnya menerimanya. Link hanya digunakan untuk membawa
message.Nomor-nomor pada link menandakan urutan dari message
tersebut. Penomoran dengan titik (5, 5.1, 5.1.1, 5.2, dan seterusnya) pada
message menandakan ketika suatu message bergantung pada message
lain. Berikut ini adalah contoh communication diagram .
Gambar 2.11Communication Diagram
Sum ber : Satzinger et al. (2005, p334)
2.5.2.7 User Interface
sd Communication diagram for Look up item availability
Clerk
:AvailabilityHandler :Catalog
:CatalogProduct
:ProductItem :InventoryItem
1: inquireOnItem()
2: desc, price, quanti ty= inquireOnItem(catalogID, prodID, size)
3: desc= getDescription() 4: price= getPrice()
5: quanti ty= getQty(size)
5.1: quanti ty= getQOH()
39
Menurut Satzinger et al (2005, p444), user interface merupakan semua
yang berhubungan secara langsung dengan user ketika user menggunaka
sistem—baik it u secara fisik, perseptual, dan konseptual. Bagi end user sebuah
sistem, user interface merupakan sistem itu sendiri.
2.5.2.7.1 AspekFisik User Interface
Menurut Satzinger et al (2005, p444), aspek fisik sebuah user
interface termasuk semua perangkat yang benar-benar disentuh secara
langsung oleh user, termasuk keyboard, mouse, touch screen, atau keypad.
Beberapa bagian fisik lain sebuah user interface yaitu manual referensi,
dokumen tercetak, form entri-data, dan lain lainnya yang mungkin digunakan
oleh user unt uk menyelesaikan tugasnya di komputer.
2.5.2.7.2 AspekPerseptual User Interface
Menurut Satzinger et al (2005, p444), aspek perset ual sebuah user
interface termasuk sem ua yang dilihat, didengar, atau disent uh (bukan secara
fisik) oleh end user. Apa yang dilihat termasuk semua data dan instruksi yang
ditampilkan di layar, termasuk bent uk-bentuk, garis, nomor, dan kata-kata.
User dapat bergantuk pada suara-suara yang dibuat oleh sistem, biarpun it u
hanya sekedar sebuah bunyi kecil atau klik yang memberitahukan bahwa
sistem telah menerima tekanan tombol atau seleksi. User “menyentuh” objek-
objek seperti menu, kotak dialog, atau tombol di layar dengan menggunakan
mouse, akan tetapi user juga menyent uh objek-objek seperti dokumen,
gam bar-gam bar, atau catatan transaksi dengan menggunakan mouse ketika
menyelesaikan suat u tugas.
2.5.2.7.3 AspekKonseptual User Interface
40
Menurut Satzinger et al (2005, p444), aspek konsept ual sebuah user
interface termasuk semua yang diketahui end user mengenai penggunaan
sistem, termasuk sem ua ‘hal-hal’ di dalam problem domain pada sistem yang
dimanipulasi oleh user, operasi-operasi yang dapat dijalankan, dan prosedur-
prosedur yang ditaati dalam menjalankan operasi.
2.5.2.8 Deployment and Software Architecture
2.5.2.8.1 Deployment Environment
Menurut Satzinger et al (2005, p270), deployment environment terdiri
dari perangkat keras, perangkat lunak sistem, dan lingkungan jaringan
dimana sistem akan beroperasi. Beberapa lingkungan jaringan yang umum
akan dijelaskan setelah ini.
2.5.2.8.1.1 Single-Computer and Multitier Architecture
Menurut Satzinger et al (2005, p270), single-computer architecture
adalah sebuah arsitektur yang menjalankan sat u sistem komputer saja unt uk
menjalankan sem ua perangkat lunak yang berhubungan dengan aplikasi.
Menurut Satzinger et al (2005, p271), multitier architecture adalah
sebuah arsitektur yang mendistribusikan perangkat lunak yang berhubungan
dengan aplikasi dan beban pemrosesan pada beberapa sistem komputer.
2.5.2.8.1.2 Centralized and Distributed Architecture
Menurut Satzinger et al (2005, p270), centralized architecture adalah
sebuah arsitektur yang mengalokasikan sem ua sumber daya komputasi pada
sebuah lokasi sentral.
41
Menurut Satzinger et al (2005, p270), distributed architecture adalah
sebuah arsitektur yang memencar sumber daya komputasinya pada beberapa
lokasi yang dihubungkan oleh jaringan komputer.
2.5.2.8.2 Computer Networks
Menurut Satzinger et al (2005, p272), computer network merupakan
kumpulan jalur transmisi, peralatan, dan protokol komunikasi yang
memungkinkan berbagi informasi dan sumber daya.
2.5.2.8.2.1 Local Area Network (LAN)
Menurut Satzinger et al (2005, p272), local area network adalah
sebuah jaringan komputer yang mencakup jarak lokal, contohnya seperti
lokasi-lokasi di dalam bangunan yang sama.
2.5.2.8.2.2 Wide Area Network (WAN)
Menurut Satzinger et al (2005, p272), wide area network adalah
sebuah jaringan komputer yang terbentang mencakupi area yang luas, seperti
kota, provinsi, atau negara.
2.5.2.8.3 Software Architecture
2.5.2.8.3.1 Client/Server Architecture
Menurut Satzinger et al (2005, p277), client-server arhitecture
membagi perangkat lunaknya menjadi dua: client dan server. Server adalah
sebuah proses, modul, objek atau komputer yang menyediakan jasa atas
sebuah jaringan. Client adalah sebuah proses, modul, objek atau komputer
yang meminta jasa dari satu atau lebih server.
42
2.5.2.8.3.2 Three-Layer Client/Server Architecture
Menurut Satzinger et al (2005, p279), three-layer client/server
acrhitecture merupakan sebuah arsitektur client/server yang membagi
aplikasi menjadi view layer, business logic layer, dan data layer.
2.6 Internet, Intranet, dan Halaman Web Portal
2.6.1 Pengertian Internet (Interconnection Network)
Menurut Laudon (2004, p282), internet adalah jaringan internasional dari
jaringan-jaringan yang merupakan kumpulan dari jaringan publik dan privat.
Internet memungkinkan suat u jaringan komunikasi global yang tidak hanya
menghubungkan para pelaku bisnis, tetapi juga mencakup pelanggan (McLeod,
2001, p73).
Menurut McLeod (2007,p117), Internet mempunyai pengaruh yang lebih
baik dibandingkan cara komunikasi lainya. Internet adalah kumpulan jaringan
yang dapat bergabung bersama-sama. Dianalogikan dengan menggambarkan
perjalanan. Dengan interconnection Anda dapat melakukan perjalanan hampir di
mana saja di seluruh dunia. Ini adalah contoh dari internet. Skala interkoneksi
adalah perbedaan antara internet dan Internet. Inilah sebabnya mengapa “I” di
Internet untuk mengacu ke jaringan global yang saling terkoneksi.
Sedangkan internet menurut Dewanto (2006, p3) merupakan sebuah
sistem komunikasi global yang menghubungkan computer-komputer dan
jaringan di seluruh dunia. Setiap computer dan jaringan terhubung secara
langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut dengan
43
internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lainnya menggunakan nama
unik yang biasa disebut dengan IP Address.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa internet adalah sebuah
jaringan yang menghubungkan pengguna dari seluruh dunia melalui internet
service provider (ISP).
Fasilitas yang dapat dimanfaatkan dengan penggunaan internet
diantaranya adalah :
World Wide Web (WWW), mengutip dari buku Willliams dan Sawyer (2010,
p18), internet telah ada lebih dari 40 tahun. Tetapi yang membuatnya terkenal
di tahun 1990 an adalah world wide web, sering disebut sebagai web. Web
adalah system terinterkoneksi dari internet computer (yang disebut server)
yang dapat mendukung format dokumen bahkan multimedia. Multimedia
berasal dari “multiple media” yang berarti teknologi yang dapat
menghasilkan informasi lebih dari satu medium, seperti teks, gambar,
perpindahan gambar, dan suara. Dapat dikatakan, web dapat menyediakan
informasi lebih dari saru cara.
E-mail (Electronis Mail), fasilitas ini dapat digunakan unt uk mengirim dan
menerima surat eletronik pada/dari pengguna computer lainnya yang
terhubung dengan internet.
Newsgroup, fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita,
tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai internet lain yang
tergabung dengan kelompok diskusi unt uk topic tertentu. Dengan fasilitas ini
pengguna juga dapat melakukan diskusi, seminar ataupun konferensi dengan
cara elektronik tanpa terikat wakt u, tempat dan ruang.
44
FTP (File Transfer Protocol), fasilitas ini digunakan unt uk menghubungkan
pengguna ke server computer tertentu dan bila perlu menyalin (download)
file yang dibut uhkan pengguna dari server tersebut, yang kem udian disimpan
didalam computer pengguna.
2.6.2 Pengertian Intranet
Intranet adalah sebuah jaringan berbasis protokol T CP/IP seperti internet,
hanya saja digunakan dalam internal perusahaan, kantor dan organisasi lainnya.
Antar intranet dapat berkom unikasi sat u dengan yang lainnya melalui sambungan
internet yang memberikan t ulang punggung komunikasi jarak jauh. Akan tetapi
sebet ulnya sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet unt uk
berfungsi dengan benar. Intranet menggunakan sem ua protokol T CP/IP, alamat
IP, klien dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya
(FTP, POP3, atau SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering
digunakan. Sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah “versi pribadi dari
sebuah jaringan internet”, atau sebagai sebuah versi dari sebuah internet yang
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tertentu (Figallo, et al., 2004, p107).
Badan usaha/perusahaan dapat memblokir akses ke intranet mereka
melalui router dan membuat sebuah firewall. Proteksi dilakukan melalui
berbagai parameter jaringan apakah itu alamat IP, nomor port, dan lainnya.
Intranet biasanya merupakan alat bantu paling potensial bagi perusahaan
dan memberikan dua kegunaan utama, yaitu :
a. Meningkatkan efisiensi dari suat u perusahaan, pendekatan yang dilakukan
biasanya dengan membuat sistem informasi manajemen yang berbasis web
dan database.
45
b. Membuat perusahaan atau organisasi menjadi semakin kompetitif dalam
bidangnya, atau bahkan menjadi pemimpin di bidang usahanya. Menjadikan
perusahaan yang mampu bersaing dengan sangat baik hanya m ungkin apabila
pihak internal perusahaan dapat mengolah dengan baik sumber daya manusia
dan sumber daya pengetahuan yang ada dalam lingkungan internal
perusahaan. Ilm u dan konsep yang berkaitan dengan hal ini adalah
perancangan dan penerapa knowledge management dengan dasar bagaimana
teknik percepatan proses daur ulang, analisis dan sintesa dari pengetahuan
baik yang bersifat taci maupun pengetahuan explicit.
2.6.3 Pengertian Halaman Portal
Halaman portal adalah sit us web yang menyediakan kemampuan tertentu
yang dibuat sedemikian rupa didalam suatu organisasi sesuai dengan visi dan
misi organisasi tersebut.
Portal web mulai popular di akhir tahun 1990. Setelah perkembangan
perambah web pada pertengahan tahun 1990, banyak perusahaan mencoba
membangun portal unt uk mendapat perhatian khusus dari para pengguna.
Banyak portal yang mengawali keberadaannya sebagai penyedia direktori
internet maupun fasilitas mesin pencari. Ekspansi cakupan layanan dilakukan
sebagai strategi untuk mengamankan basis pengguna dan memperpanjang masa
kunjungan pengguna pada suatu portal.
2.7 Microsoft Sharepoint 2010
Menurut Rajagukguk (2010, p1), sharepoint dapat didefinisikan sebagai
sebuah platform kolaborasi di dalam sebuah organisasi maupun berbasis web yang
46
berbentuk portal. Sharepoint 2010 merupakan generasi keempat dari keluarga
sharepoint yang sudah muncul pertama kali sejak tahun 2001, kemudian 2003, 2007
dan yang terakhir adalah 2010. Pemanfaatan sharepoint 2010 saat ini sudah
menyentuh berbagai macam aspek kegiatan kerja operasional sehari-hari.
Sharepoint 2010 dapat digunakan untuk beberapa kegunaan sebagai berikut :
1. Internet Portal untuk organisasi dan departemen yang ada didalamnya,
2. Internet site yang bersifat publik,
3. Ekstranet Portal untuk pelanggan dan juga relasi kerja,
4. Document Management System yang sesuai dengan standar Sarbanes-Oxley serta
ISO 9000,
5. Personal Site unt uk setiap anggota dari sebuah site,
6. Digital dashboard unt uk menampilkan Business Inteligence Data,dan
7. Record Management System .
Berikut adalah tampilan standar dari sebuah team site yang dibangun dengan
sharepoint 2010 :
47
Gambar 2.12 Tampilan standar team site menggunakanSharepoint 2010
Penjelasan gambar 2.12 :
Pada versi sharepoint yang baru saat ini Microsoft mengeluarkan dua
versi aplikasi yang berbayar dan yang gratis, yaitu Sharepoint 2010 Server dan
Sharepoint Foundation 2010 yang bisa didapatkan secara cuma-cuma. Microsoft
juga menyebutkan bahwa sharepoint mempunyai kemampuan di beberapa area
diantaranya adalah :
1. Collaborate.
Karena sharepoint memberikan kemampuan kepada beberapa orang secara
bersama-sama untuk dapat bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Interoperability.
Dapat bekerja sama antar aplikasi dengan salah sat u fitur utamanya adalah
custom solutions dengan LOB (line of business), aplikasi yang sudah berada
diluar bisa diintergrasikan dengan sharepoint.
48
3. Platform.
Sharepoint dikenal sebagai sebuah application developer platform karena
kemampuannya untuk mengem bangkan berbagai macam aplikasi berbasiskan
sharepoint, seperti Visual Studio 2010, Sharepoint Designer, dan Microsoft
Product Intergration.
2.7.1 Enam Pilar dalam Sharepoint 2010
Sharepoint 2010 mengusung 6 pilar utama untuk mendukung
fungsionalitas sebagai platform kolaborasi yang tangguh. Keenam pilar tersebut
adalah (Rajagukguk, 2010, p3) :
1. Sites
Sites atau situs adalah jant ung dari Sharepoint 2010. Ada tiga filosofi penting
yang harus diperhatikan dalam Sharepoint 2010, sebagai berikut :
Rich User Experience
Pengalaman pengguna tentunya menjadi salah satu faktor yang
menentukan baik atau tidaknya sebuah situs web. Hal ini tentunya tidak
luput dari perhatian developer sharepoint. Ribbon yang merupakan
teknologi tampilan yang telah terbukti sangat memudahkan pengguna
ketika sedang berinteraksi dengan aplikasi. Sem ua halaman dalam situs
sharepointtelah menerapkan ribbon unt uk mempermudah sem ua proses
interaksi pengguna.
Anywhere Access
49
Di era yang menuntut mobilitas tinggi, tentu saja tidak semua orang dapat
duduk di depan PC untuk berkolaborasi. Telepon genggam pun dapat
dijadikan sarana unt uk berkolaborasi. Sharepoint tetap mendukung situasi
tersebut dengan menyediakan fasilitas mobileweb secara baik, yang dapat
diakses melalui browser pada telepon genggam. Selain itu dukungan
Office Web Application di Sharepoint oun memastikan bahwa pengguna
dapat menulis dan membaca dokumen Office seoerti Word atau Excel
langsung pada browser telepon genggam.
Single Platform
Dukungan terhadap kolaborasi melalui intranet, extranet dan internet pun
semuanya didukung oleh Sharepoint. Meskipun t ujuan utama
Sharepointadalah untuk mendukung kolaborasi dalam organisasi, nam un
semua situs sharepoint dapat juga ditampilkan ke internet.
2. Communities
Sebuah portal kolaborasi tentunya tidak akan berarti apapun tanpa komunitas
atau pengguna dari portal it u sendiri. Pilar ini akan membuat setiap pengguna
sharepoint merasa nyaman unt uk mengunjungi dan berinteraksi dengan
portal. Tiga hal berikut akan dijabarkan akomodir kebut uhan unt uk
membangun kom unitas pengguna portal sharepoint unt uk saling berinteraksi.
Informal Knowledge
Membagi informasi ke sesame pengguna Sharepoint adalah sebuah kunci
penting dalam membangun sebuah komunitas. Dukungan terhadap wiki
dan blog juga tersedia untuk mendukung kolaborasi informasi informal
ini.
50
Social Connections
Koneksi antara tiap pengguna dalam Sharepoint dapat diakukan dengan
adanya fit ur my sites, yang memungkinkan tiap pengguna untuk membuat
halaman situsnya sendiri. Hal ini tentunya akan menarik karena setiap
pengguna dapat membuat sit usnya sendiri yang dapat juga dilihat oleh
pengguna lain.
Participation Anywhere
Kemudahan untuk berpartisipasi dalam berbagai macam konten juga
dapat didefinisikan sebagai salah sat u faktor pem bangun komunitas. Fit ur
tagging dan rating juga tersedia untuk mendukung hal ini, dimana setiap
pengguna dapat melakukan tagging terhadapa konten serta memberikan
rating.
3. Content
Konten atau isi tentunya menjadi perhatian penting dalam sebuah portal
karena dibalik sebuah portal yang sukses terdapat konten atau isi dari portal
yang baik. Ketiga hal dibawah ini adlaah hal yang dapat dilakukan oleh
Sharepoint untuk mendukung konten :
User-centric
Interaksi yang int uitif dengan office ketika sedang mengisi sebuah konten
menjadi andalan Sharpoint. Kem udahan untuk menemukan sebuah
konten terjadi karena adanya dukungan metadata dan tagging. Hal ini
yang membuat proses penerbitan sebuah konten web menjadi cepat.
Flexibility and Compliance
51
Manajemen konten yang sesuai dengan kebijakan legal dapat diat ur
dalam sharepoint. Kebijakan tersebut dapat diterapkan secara antar-
farmserver sharepoint dan untuk seluruh tipe konten dalam menjamin
kesesuaian konten dengan aturan yang ada dalam organisasi.
Management Efficiency
Efisiensi dalam manajemen konten dapat dilakukan dengan adanya
dukungan tagging dan metadata dari konten yang diat ur oleh layanan
yang sama. Media penyimpanan untuk berkas office dan binary yang
lebih kecil juga tersedia di Sharepoint.
4. Search
Pencarian sebuah konten tentu menjadi salah satu aksi yang paing sering
dilakukan oleh pengguna sebuah portal. Beberapa pengayaan dalam
sharepoint adalah sebagai berikut :
Better Answer, Faster
Perhitungan relevansi dari sebuah konten telah memperhitungkan aspek
penggunaan dan juga sejarah pengguna. Navigasi yang lebih kaya pun
turut hadir untuk mempermudah proses pencarian. Hal ini masih
ditambah dengan dukungan terhadap lebih dari 400 tipe konten dan 85
bahasa.
Knowledge Amplification
Pengayaan informasi dalam bentuk fonetic dan multibahasa juga tersedia
di pencarian dalam sharepoint. Koneksi sosial yang digerakkan oleh
52
kesamaan minat dan keahlian dari pengguna juga turut mempermudah
proses pencarian.
Enterprise Deployment
Kemudahan dalam sisi pemasangan fit ur pencarian dipermudah dalam
sharepoint sebagai contoh peningkatan skala pencarian, dapat dilakukan
untuk volume pencarian yang diinginkan.
5. Insight
Sebuah portal kolaborasi yang tangguh harus dapat menyediakan sebuh fit ur
yang memberikan wawasan mengenai apa yang terjadi dalam organisasinya.
Hal tersebut dapat didukung oleh sebagai berikut :
Data Interaction
Sharepoint dapat digunakan untuk melakukan interaksi terhadpa data
dengan nyaman. Hal ini didukung oleh adanya fit ur Excel services yang
dapat digunakan sebagai sumber analisis data lengkap dengan
visualisasinya.
Decision Making
Kemudahan untuk menent ukan sebuah keputusan berdasarkan data yang
ada didukung oleh Sharepoint dengan fitur dashboard. Fitur dashboard
didrancang secara menarik untuk menampilkan berbagai laporan yang
berasal dari jutaan data.
Organizational Effectiveness
Efektivitas sebuah organisasi dapat ditampilkan secara menyeluruh
dengan dukungan scorecard yang ada dalam sharepoint. Isu dan
kesempatan yang ada pun dapat diidentifikasikan secara cepat.
53
6. Composites
Sharepoint mendukung sistem komposit, yang berarti bahwa baik konten
maupun fit ur dari sharepoint dapat dikembangkan dengan solusi dari pihak
ketiga.
User-drive Solutions
Kemudahan untuk mengembangkan fit ur dalam sharepoint semakin
dipermudah untuk pengguna bersifat end-user. Salah satu contohnya
adalah integrasi dengan Visio services untuk proses visualisasi data.
Data Connectivity
Konektivitas unt uk mengambi data dari pihak lain diperm udah dengan
adanya Business Conenctivity Services yang dapat mengambil data dari
tempat lain. Data dari sharepoint dapat dikonsumsi oeh pihak lain
menggunakan Web Services dan API.
Solution Deployment
Pengujian solusi atau fit ur yang dibuat oleh pihak ketiga dapat dipasang
tanpa mengganggu situs yang sedang berjalan. Hal ini didukung oleh fit ur
sand box dimana fitur tersebut dapat diuji terlebih dahulu sebelum
dipasang untuk penggunaan secara menyeluruh.
2.7.2 Developer Sharepoint
Berdasarkan fungsi dan peran serta aplikasi yang sudah ada didalam
Microsoft Sharepoint 2010 saat ini tentunya dapat dilihat bahwa hampir semua
fungsinya sudah tersedia dengan lengkap. Untuk membagi tugas dan sampai
dimana peran developer Microsoft Sharepoint 2010 dibagi menjadi tiga
tingkatan, yait u :
54
1. Applications
Menggunakan aplikasi standar yang sudah ada dalam Microsoft Sharepoint
2010, berarti untuk kondisi seperti ini memanfaatkan kondisi aplikasi standar
dari Sharepoint. Pada level ini bisa disimpulkan yang dibutuhkan hanyalah
end user saja.
2. Customization
Dengan kondisi standar tersebut tentunya akan ada beberapa perubahan-
perubahan yang tidak terlalu banyak seperti tampilan atau yang lainnya.
Akan tetapi peran developer sangat besar dalam tingkatan ini misalkan
mengubah master pages dan CSS file. Maka di tingkatan ini sangat jelas
peranan dari developer atau Power User.
3. Application Development
Pada tingkatan level ini, fungsi seorang developer sangat penting dan
terutama karena hampir semuanya butuh pengembangan. Seorang developer
pada tingkatan ini harus dapat mengembangkan sharepointsesuai dengan
kebut uhan yang diinginkan oleh sebuah organisasi.
2.7.3 Platform Sharepoint 2010
Gambar 2.13 Platform Sharepoint 2010
55
Gambar 2.14 Diagram Platform Sharepoint 2010
Pada gambar 2.13 hanya menyebutkan platform dasar dari teknologi
Sharepoint 2010 secara umum saja, yaitu menggambarkan dasar apa saja yang
harus dipersiapkan dalam Sharepoint 2010 berdasarkan perspektif professional
IT. Sedangkan pada gam bar 2.14 menggambarkan sebuah diagram yang
menunjukkan kebutuhan platform dari Sharepoint 2010 dari sisi developer.
2.7.3.1 Enterprise Content Management (ECM)
Sharepoint 2010’s Enterprise Content Management (ECM) merupakan
salah satu feature dari Microsoft SharePoint Server 2010 yang konsep dan
fungsinya hampir sama dengan mayoritas CMS(Content Management System )
yang ada dipasaran. Dengan ECM user dapat dengan mudah menam bah, meng-
edit, menghapus informasi, mengatur tampilan, dan mengintegrasikannya dengan
feature SharePoint yang lain.
2.7.3.2 Sharepoint Designer 2010
SharePoint Designer 2010 adalah sebuah tools yang paling populer
digunakan oleh developer untuk membangun aplikasi sharepoint, hal ini
dikarenakan kem udahan dakam pemakainanya. Dengan tools ini developer dapat
56
dengan mudah membangun aplikasi SharePoint yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Keuntungan yang paling utama adalah bahwa SharePoint Designer 2010
dan Visual St udio 2010 saling terintegrasi sat u sama lain, dengan kata lain
developer dapat menggunakan workflow activities yang dibuat dengan Visual
St udio 2010 di SharePoint Designer, begitu juga sebaliknya SharePoint Designer
dapat meng-export site ke Visual St udio 2010,dll.
2.7.3.3 Visual Studio 2010
Seperti diketahui Microsoft Visual Studio 2010 adalah sebuah tools yang
digunakan developer untuk membangun aplikasi baik itu windows-base
application, web-base application, mobile application ataupun sharePoint
application. Visual St udio 2010 dilengkapi dengan 14 template unt uk
membangun aplikasi SharePoint, seperti visual Web Part, packaging designer,dll.
2.7.3.4 SQ L Server 2008 R2
SQL Server 2008 R2 adalah serverbasis data yang digunakan sebagai
tempat penyipanan data yang bersifat metadata atau konfigurasi berbasis data
dari sharepoint farm . Disamping it u terdapat juga content database tempat
menyimpan isi dari sebuah situs.
2.7.3.5 ASP.Net
Merupakan framework dari sebuah aplikasi berbasis web yang digunakan
untuk melakukan rendering engine terhadap perintah-perintah yang diterima dari
server side script. Hampir semua proses dari Sharepoint menggunakan
pemograman ASP.NET dikarenakan Sharepoint memanfaatkan atau
57
menggunakan IIS (Internet Information Services) sebagai web server-nya dan
menggunakan framework 3.5 SP1.
2.7.3.6 Microsoft Sharepoint Foundation
Microsoft Sharepoint Foundation merupakan dasar dari segala aktifitas
pekerjaan di dalam keluarga Sharepoint. Dapat diartikan bahwa Sharepoint
Server 2010 bekerja diatas Sharepoint Foundation.
2.8 Kerangka Berpikir